Lusiarti Dak BPK - Go.id BPK Ri
Lusiarti Dak BPK - Go.id BPK Ri
bpk.go.id/news/bpk-dan-bakn-gelar-konsinyering-terkait-lhp-atas-dak
Dalam sambutannya, Pius Lustrilanang mengungkapkan DAK non fisik selama periode
tahun 2017 sampai tahun 2019 pagu anggarannya selalu mengalami peningkatan
berkisar 6% sampai 7%. Namun, pada tahun 2020 pagu anggaran DAK non fisik sedikit
mengalami penurunan.
"Pada tahun 2020 pagu anggaran DAK non fisik sedikit mengalami penurunan sebesar
1,37 % dibandingkan dengan tahun 2019, yang antara lain disebabkan karena adanya
penyesuaian postur APBN tahun 2020, namun realisasi DAK non fisik selama periode
2017 sampai 2019 selalu mengalami kenaikan," jelasnya.
1/3
Lebih lanjut, Anggota BPK juga menyampaikan bahwa salah satu permasalahan dalam
penyaluran DAK adalah realisasi belanja DAK yang tidak sesuai dengan alokasi
anggaran. Menurutnya, penyebab masalah tersebut antara lain adalah tidak terpenuhinya
persyaratan penyaluran DAK oleh Pemeritah Daerah (Pemda).
Oleh karena itu, Pius Lustrilanang berharap, untuk kedepannya BPK dan BAKN dapat
bersama-sama mengawal dan mendorong pemerintah dengan meningkatkan
akuntabilitas dan kinerja pengelolaan keuangan Negara, khususnya yang terkait dengan
pengelolaan belanja transfer daerah.
Usai sambutan oleh Anggota BPK, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi diskusi dan
paparan oleh para peserta konsinyering. Dalam kegiatan itu BPK juga memberikan
kesempatan kepada BAKN untuk memberikan masukan dan tanggapannya terkait hasil
pemeriksaan BPK atas DAK.
2/3
Hadir dalam kegiatan tersebut di antaranya, Wahyu Sanjaya (Ketua BAKN), Anis
Byarwati (Wakil Ketua BAKN), Ahmad Najib Qodratullah (Anggota BAKN) beserta
jajarannya serta Laode Nusriadi (Auditor Utama Keuangan Negara II BPK/Tortama KN
II), Akhsanul Khaq (Tortama KN V), dan para pemeriksa di lingkungan BPK.
3/3