Anda di halaman 1dari 8

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : PENGEMBANGAN PROFESI GURU


B. Kegiatan Belajar : KODE ETIK GURU (KB 3)
C. Refleksi :

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


Kode Etik Guru dalam Modul Pengembangan Profesi Guru

Kode etik profesi ialah sistem peraturan yang telah diterima


oleh kelompok orang-orang yang tergabung dalam himpunan
Konsep (Beberapa istilah organisasi keprofesian tertentu. Sedangkan tujuan kode etik
1 yaitu untuk menjamin agar tugas pekerjaan keprofesian itu
dan definisi) di KB
terwujud sebagaimana mestinya dan kepentingan semua pihak
terlindungi sebagaimana layaknya.

Kode Etik Profesi Keguruan


Keguruan adalah suatu jabatan yang profesional karena
pelaksanaannya menuntut keahlian yang ditempuh melalui
pendidikan formal yang khusus dan rasa tanggung jawab tertentu
dan para pelaksananya. Suatu profesi merupakan posisi yang
dipegang oleh orang-orang yang mempunyai dasar pengetahuan
dan keterampilan dan sikap khusus tertentu dan mendapat
pengakuan dan masyarakat sebagai suatu keahlian.
Keahlian harus dipenuhinya standar persiapan profesi melalui
pendidikan khusus, dan dilandasi oleh bidang keilmuan yang
secara terus-menerus dikembangkan melalui penelitian, serta
pengalaman kerja dibidangnya. Selanjutnya keanggotaan profesi
menuntut keikutsertaan secara aktif dalam ikatan profesi dan
usaha-usaha pengembangan profesi melalui penelitian dan
pelayanan.
Kode etik profesi yaitu tatanan menjadi pedoman dalam
menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi.
Keterbatasan dalam kode etik:
a) beberapa isu tidak dapat diselesaikan dengan kode etik;
b) ada beberapa kesulitan dalam menerapkan kode etik;
c) kadang-kadang timbul konflik dalam lingkup kode etik;
d) ada beberapa isu legal dan etika yang tidak dapat tergarap
oleh kode etik;
e) ada beberapa hal yang dapat diterima dalam waktu atau
tempat tertentu, mungkin tidak cocok dalam waktu atau
tempat lain;
f) kadang-kadang ada konflik antara kode etik dan ketentuan
hukum;
g) kode etik sulit untuk menjangkau lintas budaya;
h) kode etik sulit untuk menembus berbagai situasi.
Menurut UNESCO/ILO tanggal 5 Oktober 1988 menyatakan
bahwa “Status Guru” menegaskan status guru sebagai tenaga
profesional yang harus mewujudkan kinerjanya di atas landasan
etika profesional serta mendapat perlindungan profesional.
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menetapkan Kode
etik guru di Indonesia, menetapkan sebagai salah satu
kelengkapan organisasi sebagaimana tertuang dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PGRI dalam 4 tahap
pengembangan yaitu sebagai berikut:
(1) tahap pembahasan/perumusan (tahun 1971-1973);
(2) tahap pengesahan (Kongres PGRI ke XIII November
1973);
(3) tahap penguraian (Kongres PGRI XIV, Juni 27 1979)
(4) tahap penyempurnaan (Kongres XVI, Juli 1989).
Lingkup isi kode etik guru di Indonesia mencakup dua hal yaitu
preambul sebagai pernyataan prinsip dasar pandangan terhadap
posisi, tugas, dan tanggung jawab guru, dan pernyataan-
pernyataan yang berupa rujukan teknis operasional yang
termuat dalam sembilan butir batang tubuhnya.
Kesembilan butir itu memuat hubungan guru atau tugas guru
dengan:
a) pembentukan pribadi siswa;
b) kejujuran profesional;
c) kejujuran dalam memperoleh dan menyimpan informasi
tentang siswa;
d) pembinaan kehidupan sekolah
e) orang tua siswa dan masyarakat;
f) pengembangan dan peningkatan kualitas diri;
g) sesama guru (hubungan kesejawatan);
h) organisasi profesi, dan
i) pemerintah dan kebijakan pemerintah di bidang pendidikan

Etos Kerja dan Profesionalisme Guru


Kualifikasi profesi yaitu: profesi, semi profesi, terampil tidak
terampil, dan quasi profesi. Menurut Gilley dan Eggland (1989)
menyatakan bahwa profesi merupakan bidang usaha manusia
berdasarkan pengetahuan, dimana keahlian dan pengalaman
pelakunya diperlukan oleh masyarakat. Pengertian tersebut itu
meliputi aspek yaitu: 1) Ilmu pengetahuan tertentu; 2) Aplikasi
kemampuan/kecakapan; dan 3) Berkaitan dengan kepentingan
umum.

Agama merupakan sumber norma dan etika kerja telah banyak


dicontohkan oleh para nabi dan ulama terdahulu seyogyanya
dapat memberikan energi dan spirit dalam melakukan pekerjaan
secara profesional.
Slogan landasan etika kerja para guru dalam melaksanakan tugas
pembelajaran:
a) Menjadi guru adalah meneruskan perjuangan para ulama.
Ulama adalah pewaris para nabi.
b) Menjadi guru adalah Ibadah.
c) Menjadi guru adalah berkah.
d) Menjadi guru adalah pengabdian ilmu.
e) Menjadi guru adalah amanah.
Semua pekerja dan suatu lingkungan pekerjaan sejenis
memerlukan adanya perangkat kode etik yang dirumuskan dan
disepakati oleh semua anggotanya. Kode etik ini diperlukan
dengan beberapa alasan, antara lain seperti berikut:
a) Untuk melindungi pekerjaan sesuai dengan ketentuan dan
kebijakan yang telah ditetapkan berdasarkan perundang-
undangan yang berlaku.
b) Untuk mengontrol terjadinya ketidakpuasan dan
persengketaan dan para pelaksana, sehingga dapat menjaga
dan meningkatkan stabilitas internal dan eksternal pekerjaan.
c) Melindungi para praktisi di masyarakat, terutama dalam hal
adanya kasus-kasus penyimpangan tindakan.
d) Melindungi anggota masyarakat dan praktek-praktek yang
menyimpang dan ketentuan yang berlaku

Etos bersumber dan pengertian yang sama dengan etika, yaitu


sumber-sumber nilai yang dijadikan rujukan dalam pemilihan
dan keputusan perilaku. Etos kerja merujuk kepada kualitas
kepribadian pekerjaan yang tercermin melalui unjuk kerja secara
utuh dalam berbagai dimensi kehidupannya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa etos kerja lebih kepada kondisi internal yang
mendorong dan mengendalikan perilaku pekerja ke arah
terwujudnya kualitas kerja yang ideal.
Etos kerja mengandung beberapa unsur antara lain:
1. Disiplin maksudnya bukan disiplin yang mati dan pasif, tetapi
disiplin yang hidup dan aktif yang didasari oleh penuh
pemahaman, pengertian, dan keikhlasan.
2. Perwujudan unjuk kerja yang baik, didasari oleh sikap dasar
yang positif dan wajar terhadap pekerjaannya.
3. Kebiasaan kerja adalah pola-pola perilaku kerja yang
ditunjukkan oleh pekerja secara konsisten. Beberapa unsur
kebiasaan kerja antara lain: kebiasan mengatur waktu,
kebiasaan pengembangan diri, disiplin kerja, kebiasaan
hubungan antarmanusia, kebiasaan bekerja keras, dan
sebagainya.
Etos kerja yang baik dan kuat, sangat diharapkan seorang pekerja
akan senantiasa melakukan pekerjaannya secara efektif dan
produktif dalam kondisi pribadi sehat dan berkembang.
Perwujudan unjuk kerja ini bersumber pada kompetensi aspek
kepribadian yang mencakup aspek yaitu:
a) Aspek religi yaitu etos kerja bersumber pada kualitas
ketaqwaan.
b) Aspek sosial yaitu kemampuan melakukan hubungan sosial
secara efektif.
c) Aspek intelektual pribadi yaitu etos kerja tercermin dan
kualitas diri yang sedemikian rupa dapat menunjang
keefektivan dalam pekerjaan.
d) Fisik yaitu etos kerja bersumber dan tercermin dalam kualitas
kondisi fisik yang memadai sesuai dengan tuntutan
pekerjaannya.
e) Moral yaitu etos kerja bersumber dan kualitas nilai moral yang
ada dalam dirinya dan sebagainya.

Kode etik Guru Indonesia


1) Guru berbakti membimbing siswa untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2) Guru melaksanakan kejujuran profesional.
3) Guru berusaha memperoleh informasi tentang siswa sebagai
bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
4) Guru membuat suasana sekolah yang mampu menunjang
berhasilnya proses pembelajaran.
5) Guru menjaga hubungan baik dengan orang tua siswa dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa
tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6) Guru mengembangkan meningkatkan mutu dan martabat
profesinya.
7) Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan
dan kesetiakawanan sosial.
8) Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan
mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan
pengabdian.
9) Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam
bidang pendidikan.
Menurut PGRI, Ikrar Guru Indonesia:
“Kami Guru Indonesia, adalah insan pendidik Bangsa yang
beriman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; Kami Guru
Indonesia, adalah pengemban dan pelaksana cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Pembela dan pengamal Pancasila yang
setia pada UUD 1945; Kami Guru Indonesia, bertekad bulat
mewujudkan tujuan nasional dalam mencerdaskan kehidupan
Bangsa; Kami Guru Indonesia, bersatu dalam wadah organisasi
perjuangan kesatuan Bangsa yang berwatak kekeluargaan; Kami
Guru Indonesia, menjunjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia
sebagai pedoman tingkah laku profesi dalam pengabdian
terhadap Bangsa, Negara serta kemanusiaan(AD/ART PGRI,
1994).

Karakter Guru Abad 21


Guru efektif abad 21 yaitu guru yangbekerja secara kolaboratif
dan bisa membimbing siswa untuk berkolaborasi dalam
pembelajaran. Kolaborasi ialah keterampilan yang cukup penting
pada era ini. Keterampilan ini bisa meningkatkan efektivitas
suatu kegiatan. Pujiriyanto mengatakan bahwa “guru abad 21
idealnya canggih, berempati, mampu memahami siswa, selalu
tampil memesona dan menjadi mitra belajar yang dekat bagi
siswa”. Karakteristik Guru Abad 21: Berpikir kritis dan
penyelesaian masalah; Kreatifitas dan inovasi; Pemahaman
lintas budaya; Komunikasi, literasi informasi dan media;
Komputer dan literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi;
Karir dan kehidupan serta Karakter Moderat Indonesia adalah
negara dengan keragaman etnis, suku, budaya, bahasa, dan
agama yang nyaris tiada tandingannya di dunia.

Karakteristik untuk guru Abad 21adalah :


a. Memiliki semangat dan etos kerja yang tinggi disertai kualitas
keimanan dan ketakwaan yang mantap.
b. Mampu memanfaatkan iptek sesuai tuntutan lingkungan sosial
dan budaya di sekitarnya.
c. Berperilaku profesional tinggi dalam mengemban tugas dan
menjalankan profesi.
d. Memiliki wawasan ke depan yang luas dan tidak picik dalam
memandang berbagai permasalahan.
e. Memiliki keteladanan moral serta rasa estetika yang tinggi.
f. Mengembangkan prinsip kerja bersaing dan bersanding.
Untuk dapat berperilaku profesional dalam mengemban tugas
dan menjalankan profesi maka terdapat lima faktor yang harus
senantiasa dipelihara, yaitu: 1) Sikap keinginan untuk
mewujudkan kinerja ideal. 2) Sikap memelihara citra profesi. 3)
Sikap selalu ada keinginan untuk mengejar kesempatan-
kesempatan profesionalisme. 4) Sikap mental selalu ingin
mengejar kualitas cita-cita profesi. 5) Sikap mental yang
mempunyai kebanggaan profesi.

Kompetensi Guru Abad 21


Kualifikasi akademik Guru harus memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1)
dalam bidang pendidikan (D-IV/S1) yang diperoleh dari program
studi yang terakreditasi. Sedangkan kompetensi guru yaitu :
a. Kompetensi Pedagogik yaitu adalah kemampuan mengelola
pembelajaran siswa yang meliputi pemahaman terhadap
siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
b. Kompetensi Sosial yaitu kemampuan yang harus dimiliki
guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara aktif dengan
siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali
siswa, dan masyarakat sekitar.
c. Kompetensi kepribadian bagi guru merupakan kemampuan
personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, berakhlak mulia dan berwibawa, dan
dapat menjadi teladan bagi siswa.
d. Kompetensi Profesional yaitu memiliki pengetahuan yang
luas pada bidang studi yang diajarkan, memilih dan
menggunakan berbagai metode mengajar di dalam proses
belajar mengajar yang diselenggarakan.

1. Sikap keinginan untuk mewujudkan kinerja ideal.


2. Sikap memelihara citra profesi.
Daftar materi pada KB 3. Sikap selalu ada keinginan untuk mengejar kesempatan-
2
yang sulit dipahami kesempatan profesionalisme.
4. Sikap mental selalu ingin mengejar kualitas cita-cita
profesi.
5. Sikap mental yang mempunyai kebanggaan profesi.
Berpikir kritis dan penyelesaian masalah
Daftar materi yang sering
Pemahaman lintas budaya dan Komunikasi, literasi informasi
3 mengalami miskonsepsi
dan media (media literacy, information, and communication
dalam pembelajaran
skill).

Anda mungkin juga menyukai