Bentuk Ibadah : Suatu rangkaian di dalamnya terdapat Narasi, Puisi , Tari dan Lagu.
Kelengkapan :
Pendukung kelengkapan :
- Lampu sorot.
- Dry ice
- Kipas angin
Dekor :
---------------------
Petugas ( Majelis ) : menyambut Jemaat dengan sukacita dan mengucapkan selamat datang mengikuti
Ibadah Natal dan HUT GKJW Tanjung Perak.
(Lampu terang).
---------------------
Suasana hening , Lampu setengah gelap… musik mengalun dengan gitar akustik lagu “ Aku Ada Karena
Kau Ada “ oleh SL ( laki ).
Pengembara berjalan dari arah penonton, dalam hening tongkat pengembara memecah kesunyian
saat itu…
( Tok.. tok.. sesekali hembusan nafas berat keluar dari mulutnya ) “ohhh .. “ .. tok.. tok..
( menggelengkan kepala dg sedih , musik tetap mengalun ) “ Mengapa ..ohh Mengapa hatiku sedih,
mengapa dadaku sungguh teramat sesak...setiap perjalanan dan setiap hentian pijakan langkah ku, yang
kutemui hanyalah teriakan, kegelisahan , ketakutan, kekecewaan, bahkan tangisan yang hampir
mengering , .. gelombang kematian di sana sini, sekumpulan anak tanpa orang tua, bahkan belahan hati
yang sudah tak bersama lagi … dan itu ehmmm… menyisakan sayatan dalam hati ku , Dengan jalan yang
sudah kutapaki ini haruskah aku marah ! haruskah aku benci ! ataukah.. haruskah aku berteriak kepada
semua keadaan untuk diam dan tanpa coretan merah pada kanvas kehidupan ”
( musik mulai mengalun,,,, ( lagu ebiet ) layar menampilkan kobaran api , nakes yang melayani
pasien, tangisan kehilangan ….)
Anak menjerit-jerit,
Asap panas membakar ,
Lahar dan badai menyapu bersih ….
“ ( berpikir ) Tapi, tunggu .. tunggu kenapa aku harus marah ? kenapa aku harus benci ? bukan kah
karena dalam ruang kehidupan ini , segala coretan merah itu bukan suatu hukuman, melainkan isyarat
untuk kita tetap lalui, banyak berbenah dan berinstropeksi…
Menyanyi kembali :
“ hanya runduk sujud pada-Nya, tetap berjuang untuk selalu tersenyum bersamanya .. Ahhh… sebaiknya
kulanjutkan perjalanan ini … “
Narator : Setiap langkah kehidupan yang kita jalani saat ini adalah sementara, karena itu jadilah seperti
batu karang yang tetap keras dan jadilah sang pemenang yang tak pernah terkalahkan. Bertahanlah dan
jalanilah sesuai yang Tuhan inginkan. Seperti dalam Firman Mazmur 37 : 23 -24 demikian lah “ Tuhan
menetapkan langkah - langkah orang yang hidupnya berkenan kepada Nya, apabila ia jatuh, tidaklah
sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangan Nya. Amin.
Dengan ibadah kita malam hari ini.. Kemuliaan bagi Allah Yang Maha Tinggi dan Damai sejahtera
senantiasa membawa terang bagi kita semua sekarang sampai selama- lamanya.
Narator : Bapak , ibu dan saudara saudari yang terkasih , Marilah dengan litani kita mengaku dosa kita ,
bahwa dalam kehidupan ini , terlebih saat kita merasa sesak, getir , hampa, dan putus asa seringkali kita
hanya mementingkan diri kita sendiri , berpikir pintas dan acuh terhadap penderitaan yang ada di sekitar
kita , kita bahkan tidak berani untuk melangkah menghadapi tantangan untuk berlaku benar. Oleh
sebab itu…kami mohon….
Jemaat : Dengan kebesaran MU, Ya Tuhan.. ajar kami untuk dapat tetap setia dan percaya atas
Kehendak Mu……
Narator : “ Ketika cakrawala membentang luas, di kejauhan terlihat seseorang berjalan tanpa henti,
jejak kakinya terlihat menyeret setiap debu pada jalanan dan kerikil kerikil halus bergetar pada setiap
pijakannya. Sesekali tetesan air di keningnya mengalir mengikuti lekukan garis wajah nya… yang terlihat
lelah.
Penari tunggal kontemporer masuk, ada asap es kering, layar slide menampilkan bintang, suasana
redup, Lampu sorot mengarah ke penari tunggal kontemporer, setengah tarian kontemporer, masuklah
tarian modern dengan kain ) – SL ( asri menyanyi “ satu bintang di langit “ / lagu by maudy ayunda ).
3 orang masuk :
Lagu di atas berhenti berganti musik “ Winter Sonata “( suasana terang , Background : tebing dan
awan )
Orang 1 : “ Kami ( sambil menunjuk yang lain ).. mengikuti sebuah petunjuk yang menurut orang
orang mengarah pada harapan kami..., sebuah Bintang ”
Orang 2 : “ saat kami merasa kan ketakutan, kecemasan dan iman kami telah mati, Kehampaan
mulai mengalir di kehidupan kami dan merasakan harapan kami telah hilang ..”
Pengembara berjalan menghampiri 3 org tersebut dan menepuk bahu masing masing, sambil berkata :
Pengembara : “ Tidak saudaraku. Di tengah-tengah kondisi yang mencekam ini, Memang Rasa takut
itu sesuatu yang wajar, namun perasaan itu janganlah menghancurkan iman dan pengharapan kita
kepada Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan tidak menempatkan kita untuk hidup dalam ketakutan,
melainkan hidup beriman dan berpengharapan kepada-Nya yang memberi hidup . “
Pengembara : “ ( sambil terseyum pengembara mendekati org ke 3 dan menepuk bahunya ) Lihat lah
di atas… ada sukacita yang telah ditunjukkan kepada kita, sebuah harapan yang membawa kita kepada
Dia yang mengendalikan waktu dan kehidupan, serta membawa dan memberikan kedamaian buat kita
semua. Untuk itu saudara ku, mari kita berjalan mengikuti pentunjuk bintang menuju sukacita.”
3 orang majus dan pengembara : menyanyi “ Di Ujung Rindu “ oleh Harvey Malaiholo.
( menyanyi bergantian saat reff bersamaan ).
Diujung rindu
Kini kutahu
Ternyata bersamamu
Ku tak pernah ragu
Seribu lagu kasih sayangmu
Tiada kan pernah jemu
Memanggilmu
Diujung rindu
Lampu dimatikan … background cahaya lilin , 4 anak masuk dari pintu depan dg menyanyikan first
noel dan baris di depan pohon terang kemudian mengajak jemaat menyanyi jg dibantu SL, penari
modern 1 gambaran malaikat di depan slide , background penyalaan lilin dan kelahiran Tuhan ).
Pengembara dan 3 org majus masuk bersama sama sambil bercakap cakap : penegasan pesan natal
sekaligus Penutup dan Berkat
Orang 2 : “ memang , kami terkadang lupa untuk berserah dan percaya kepada Tuhan akan
harapan kami. “
Orang 1 : “ kami kini tahu, bahwa Tuhan siap memberikan kelegaan dan sukacita agar kita bisa
lebih kuat dalam menghadapi hidup ini.”
Pengembara : “ ya…. Saudara ku semua , jika kita memiliki iman yang teguh kita akan tahu bahwa
menaruh harapan pada Tuhan tidak akan pernah berakhir sia-sia. Menaruh pengharapan penuh di
dalam Tuhan akan membuat kita tidak mudah goyah meski angin sedang kencang menerpa, dan dengan
demikian kita tidak harus kehilangan sukacita walau sedang berada dalam keadaan yang tidak baik.”
Pengembara : ( sambil tertawa ) “ Baiklah … marilah kita kembali dg sukacita , Tuhan kita kiranya
memperlengkapi kita dengan kasih karunia untuk melakukan kehendak-Nya, memberkati kita semua
dengan damai sejahtera. Amin “
MC :