Anda di halaman 1dari 11

IBADAH KONTEKSTUAL

Bentuk Ibadah : Suatu rangkaian di dalamnya terdapat Narasi, Puisi , Tari dan Lagu.

JUDUL : Pengembara “ Rangkaian Rindu Dalam Nada “

Menceritakan : Seorang pengembara yang menggambarkan serta mengungkapkan kehidupan saat


melihat keterpurukan, kecemasan dan kegelisahan manusia akan segala yang terjadi, dalam
prosesnya dengan 1 bintang yang bersinar diantara kekelaman dunia, pengembara menguatkan dan
mengingatkan kita untuk selalu berinstropeksi dan melakukan komunikasi dengan Tuhan, menjadikan
kesesakan sebagai harapan dan sukacita untuk merindukan Tuhan.

I. Ungkapan Pengembara Tentang Keterpurukan, kecemasan dan kegelisahan manusia.


II. Tentang Adanya Harapan Manusia
III. Tentang Kelegaan

Kelengkapan :

- Pengembara : Jubah putih, tongkat , kantong kain.


- Penari kontemporer : Kaos panjang putih, celana legging putih , sabuk ( selendang merah ) .
- Penari modern : ( idem )
- Anak anak : Jubah merah membawa lilin

Pendukung kelengkapan :

- Lampu sorot.
- Dry ice
- Kipas angin

Dekor :

- Mimbar tertutup kain besar.


- Pohon natal di depan ( mimbar ) dan di halaman depan gereja ( beranda ).

================ Ibadah Natal dan HUT =====================

KEHADIRAN ( 17.00 – 17.30 )


- Persiapan make up
- Persiapan kostum
- Persiapan pengecekan ulang

PERSIAPAN ( 17.30 – 17.45 )


- Persiapan semua pendukung acara di konsistori
- Musik natal di kumandangkan hingga terdengar di halaman gereja, menyambut kedatangan
jemaat.
- Penjelasan rangkaian acara / ibadah kontemporer
- Doa bersama

ACARA DIMULAI ( 17.45 – 18.00 )

Pendukung acara mempersiapkan diri di masing masing posisi

---------------------
Petugas ( Majelis ) : menyambut Jemaat dengan sukacita dan mengucapkan selamat datang mengikuti
Ibadah Natal dan HUT GKJW Tanjung Perak.
(Lampu terang).

---------------------

Lampu kuning menyala..


Slide menampilkan musik ( seperti awalan perkenalan ) dan judul “ Pengembara : Rangkaian Rindu
dalam Nada ) “
( Bila ada dan bisa ) ayat alkitab / tema bentuk suara disampaikan …………………….

PEMBUKA ( 18.00 – 18.30 )

Suasana hening , Lampu setengah gelap… musik mengalun dengan gitar akustik lagu “ Aku Ada Karena
Kau Ada “ oleh SL ( laki ).

Cinta adalah anugerah Yang Kuasa


Yang bila terasa betapa indahnya
Sungguh lemah diriku
Tak berarti hidupku
Bila tak ada dirimu

Andai 'ku bisa


Akan kubalas semua
Yang pernah engkau berikan
Terima kasih dariku
Atas ketulusanmu
Menyayangi diriku

Aku ada karena kau pun ada


Dengan cinta kau buat diriku hidup
Selamanya
Aku ada karena kau pun ada
Dengan cinta kau buat diriku hidup
Selamanya

Narator : ( musik tetap mengalun )

Setiap hati ada rasa


Setiap detik ada waktu
Setiap kata ada kalimat
Dan
Setiap rintihan ada Harapan

Pengembara berjalan dari arah penonton, dalam hening tongkat pengembara memecah kesunyian
saat itu…

( Tok.. tok.. sesekali hembusan nafas berat keluar dari mulutnya ) “ohhh .. “ .. tok.. tok..
( menggelengkan kepala dg sedih , musik tetap mengalun ) “ Mengapa ..ohh Mengapa hatiku sedih,
mengapa dadaku sungguh teramat sesak...setiap perjalanan dan setiap hentian pijakan langkah ku, yang
kutemui hanyalah teriakan, kegelisahan , ketakutan, kekecewaan, bahkan tangisan yang hampir
mengering , .. gelombang kematian di sana sini, sekumpulan anak tanpa orang tua, bahkan belahan hati
yang sudah tak bersama lagi … dan itu ehmmm… menyisakan sayatan dalam hati ku , Dengan jalan yang
sudah kutapaki ini haruskah aku marah ! haruskah aku benci ! ataukah.. haruskah aku berteriak kepada
semua keadaan untuk diam dan tanpa coretan merah pada kanvas kehidupan ”

( musik mulai mengalun,,,, ( lagu ebiet ) layar menampilkan kobaran api , nakes yang melayani
pasien, tangisan kehilangan ….)

Anugerah dan bencana adalah kehendak-Nya


Kita mesti tabah menjalani
Hanya cambuk kecil, agar kita sadar
Adalah Dia di atas segalanya
Ho-oh, adalah Dia di atas segalanya

Anak menjerit-jerit,
Asap panas membakar ,
Lahar dan badai menyapu bersih ….

Memang bila kita kaji lebih jauh..Dalam kekalutan


Masih banyak tangan yang tega berbuat nista….
Musik tetap mengalun , Pengembara berbicara kembali..

“ ( berpikir ) Tapi, tunggu .. tunggu kenapa aku harus marah ? kenapa aku harus benci ? bukan kah
karena dalam ruang kehidupan ini , segala coretan merah itu bukan suatu hukuman, melainkan isyarat
untuk kita tetap lalui, banyak berbenah dan berinstropeksi…

Menyanyi kembali :

Tuhan pasti telah memperhitungkan


Amal dan dosa yang kita perbuat
Ke manakah lagi kita 'kan sembunyi?
Hanya kepada-Nya kita kembali
Tak ada yang bakal bisa menjawab

“ hanya runduk sujud pada-Nya, tetap berjuang untuk selalu tersenyum bersamanya .. Ahhh… sebaiknya
kulanjutkan perjalanan ini … “

Votum dan Salam ( 18.30 – 18.45 )

Narator : Setiap langkah kehidupan yang kita jalani saat ini adalah sementara, karena itu jadilah seperti
batu karang yang tetap keras dan jadilah sang pemenang yang tak pernah terkalahkan. Bertahanlah dan
jalanilah sesuai yang Tuhan inginkan. Seperti dalam Firman Mazmur 37 : 23 -24 demikian lah “ Tuhan
menetapkan langkah - langkah orang yang hidupnya berkenan kepada Nya, apabila ia jatuh, tidaklah
sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangan Nya. Amin.

Dengan ibadah kita malam hari ini.. Kemuliaan bagi Allah Yang Maha Tinggi dan Damai sejahtera
senantiasa membawa terang bagi kita semua sekarang sampai selama- lamanya.

SL langsung menyanyi : KJ 64. ( Jemaat Bangkit Berdiri )

Maka Jiwaku Pun Memuji Mu


Sungguh besar kau allahku 2x.

SL mengajak menyanyi jemaat KJ. 64. Bait . 1


“ Mari bapak Ibu yang dikasihi Tuhan, bersama sama kita ucap syukur dengan memuji … “.

Bila kulihat bintang gemerlapan.


Dan Bunyi guruh riuh kudengar,
Ya Tuhanku tak putus aku heran
melihat ciptaan Mu yang besar.

Maka Jiwaku Pun Memuji Mu


Sungguh besar kau allahku 2x.
Pengakuan Dosa dan Berita Anugerah ( 18.45 – 19.00 ) Jemaat Duduk

Narator : Bapak , ibu dan saudara saudari yang terkasih , Marilah dengan litani kita mengaku dosa kita ,
bahwa dalam kehidupan ini , terlebih saat kita merasa sesak, getir , hampa, dan putus asa seringkali kita
hanya mementingkan diri kita sendiri , berpikir pintas dan acuh terhadap penderitaan yang ada di sekitar
kita , kita bahkan tidak berani untuk melangkah menghadapi tantangan untuk berlaku benar. Oleh
sebab itu…kami mohon….

Jemaat : Dengan kebesaran MU, Ya Tuhan.. ajar kami untuk dapat tetap setia dan percaya atas
Kehendak Mu……

Narator : Ada tertulis dalam “ EFESUS 4 : 31-32 “


“ Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu,
demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih
mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu .”

Jemaat : Syukur kepada Allah..

Menyanyi : “ Pelangi Kasih Nya “ (jemaat )


Musik : di gembirakan

Apa yang kau alami kini


Mungkin tak dapat engkau mengerti
Cobaan yang engkau alami
Tak melebihi kekuatanmu

Tuhanmu tak akan memberi


Ular beracun pada yang minta roti
Satu hal tanamkan di hati
Indah semua yang Tuhan beri

Tangan Tuhan sedang merenda


Suatu karya yang agung mulia
Saatnya 'kan tiba nanti
Kau lihat pelangi kasih-Nya
Kau lihat pelangi kasih-Nya
Kau lihat pelangi kasih-Nya

FIRMAN ( 19.00 – 20.00 )

Narator : “ Ketika cakrawala membentang luas, di kejauhan terlihat seseorang berjalan tanpa henti,
jejak kakinya terlihat menyeret setiap debu pada jalanan dan kerikil kerikil halus bergetar pada setiap
pijakannya. Sesekali tetesan air di keningnya mengalir mengikuti lekukan garis wajah nya… yang terlihat
lelah.

( musik sendu dan syahdu mengalun “ satu bintang di langit “ )..

Pengembara : “ Perjalanan ini membuat ku lelah..ehmmm.. alangkah baiknya aku beristirahat di


rerumputan ini diantara tebing terjal agar aku dapat beristirahat dengan tenang.

Musik “ satu bintang di langit “ ( Gitar Akustik / piano )

Penari tunggal kontemporer masuk, ada asap es kering, layar slide menampilkan bintang, suasana
redup, Lampu sorot mengarah ke penari tunggal kontemporer, setengah tarian kontemporer, masuklah
tarian modern dengan kain ) – SL ( asri menyanyi “ satu bintang di langit “ / lagu by maudy ayunda ).

Angkasa tanpa pesan


Merengkuh semakin dalam
Berselimut debu waktu
Ku menanti Cemas

Kau datang dengan sederhana


Satu bintang di langit kelam
Sinarmu rimba pesona

Dan kutahu T'lah tersesat ( penari modern masuk di tengah )


Ku kejar kau takkan bertepi
Menggapaimu takkan bersambut
Sendiri membendung rasa ini
Sementara kau membeku

Musik sedikit/ interlude ( pengembara bangun )

3 orang masuk :

Ku kejar kau takkan bertepi


Menggapaimu takkan bersambut
Sendiri membendung rasa ini
Sementara kau membeku ( semua penari keluar )

Lagu di atas berhenti berganti musik “ Winter Sonata “( suasana terang , Background : tebing dan
awan )

Pengembara : “ Hai… Sedang apakah kalian di sini ? “

Orang 1 : “ Kami ( sambil menunjuk yang lain ).. mengikuti sebuah petunjuk yang menurut orang
orang mengarah pada harapan kami..., sebuah Bintang ”
Orang 2 : “ saat kami merasa kan ketakutan, kecemasan dan iman kami telah mati, Kehampaan
mulai mengalir di kehidupan kami dan merasakan harapan kami telah hilang ..”

Pengembara berjalan menghampiri 3 org tersebut dan menepuk bahu masing masing, sambil berkata :

Pengembara : “ Tidak saudaraku. Di tengah-tengah kondisi yang mencekam ini, Memang Rasa takut
itu sesuatu yang wajar, namun perasaan itu janganlah menghancurkan iman dan pengharapan kita
kepada Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan tidak menempatkan kita untuk hidup dalam ketakutan,
melainkan hidup beriman dan berpengharapan kepada-Nya yang memberi hidup . “

Orang 3 : “ Kemudian apa yang harus kita lakukan ? “

Pengembara : “ ( sambil terseyum pengembara mendekati org ke 3 dan menepuk bahunya ) Lihat lah
di atas… ada sukacita yang telah ditunjukkan kepada kita, sebuah harapan yang membawa kita kepada
Dia yang mengendalikan waktu dan kehidupan, serta membawa dan memberikan kedamaian buat kita
semua. Untuk itu saudara ku, mari kita berjalan mengikuti pentunjuk bintang menuju sukacita.”

3 orang majus dan pengembara : menyanyi “ Di Ujung Rindu “ oleh Harvey Malaiholo.
( menyanyi bergantian saat reff bersamaan ).

Dalam duka masa lalu


Nyata sudah salahku
Tak sanggup ku menghapuskan bayangmu
Kuyakin memang dirimu
Yang terbaik untukku
Bilakah tiba sang waktu kembali kepadamu

Diujung rindu
Kini kutahu
Ternyata bersamamu
Ku tak pernah ragu
Seribu lagu kasih sayangmu
Tiada kan pernah jemu
Memanggilmu
Diujung rindu

( pengembara menepuk satu persatu dan membawa keluar panggung )

PENYALAAN LILIN ( 20.00 – 20.30 )

Lampu dimatikan … background cahaya lilin , 4 anak masuk dari pintu depan dg menyanyikan first
noel dan baris di depan pohon terang kemudian mengajak jemaat menyanyi jg dibantu SL, penari
modern 1 gambaran malaikat di depan slide , background penyalaan lilin dan kelahiran Tuhan ).

Di malam g’lap, sunyi senyap nyanyian malak menggegap,


mewartakan hal lahirnya Sang Jurus’lamat dunia.
Reff
Noel, noel, noel, noel,
lahirlah Raja Israel!

( SL, 4 anak dan jemaat menyanyi )


Saat jemaat menyanyi dan SL , 4 anak turun memberikan nyala lilin ke jemaat )

Dan bintang t’rang bersinarlah di langit tinggi yang cerah.


Terang besar di dunia sekarang dan selamanya.
Reff
Noel, noel, noel, noel,
lahirlah Raja Israel!

Narator : ( alunan musik untuk ke persembahan )

“ Rangkaian nada telah kami tuturkan,


ungkapan hati telah kami haturkan,
Dentang waktu kehidupan t’lah berputar,
Bawa asa dalam lagu ‘tuk bergetar,
Mari bapak ibu dan saudara semua , kita siapkan ungkapan syukur kita dalam lagu dan doa :

Nyanyian KJ. 99 “ Gita Sorga Bergema ”

Gita sorga bergema "Lahir Raja Mulia!"


Damai dan sejahtera
Turun dalam dunia
Bangsa-bangsa bangkitlah
Dan bersoraklah serta
Permaklumkan kabar baik
Lahir Kristus terang ajaib
Gita sorga bergema "Lahir Raja Mulia!"

DOA SYAFAAT ( Petugas Majelis )

PENUTUP DAN BERKAT

Pengembara dan 3 org majus masuk bersama sama sambil bercakap cakap : penegasan pesan natal
sekaligus Penutup dan Berkat

Pengembara : “ Bagaimana saudara ku ? sudahkah “ virus” kekhawatiran , ketakutan dan


kehampaanmu sudah pudar ? buruk-baiknya hari ternyata bukanlah bergantung pada situasi, kondisi
atau keadaan, tapi dari sikap hati kita. Kita yang memutuskan apakah kita mau terus bergelut dalam
kesusahan atau mau memiliki sukacita dalam hati, terlepas dari apa yang tengah membebani kita. 

Orang 2 : “ memang , kami terkadang lupa untuk berserah dan percaya kepada Tuhan akan
harapan kami. “
Orang 1 : “ kami kini tahu, bahwa Tuhan siap memberikan kelegaan dan sukacita agar kita bisa
lebih kuat dalam menghadapi hidup ini.”

Pengembara : “ ya…. Saudara ku semua , jika kita memiliki iman yang teguh kita akan tahu bahwa
menaruh harapan pada Tuhan tidak akan pernah berakhir sia-sia. Menaruh pengharapan penuh di
dalam Tuhan akan membuat kita tidak mudah goyah meski angin sedang kencang menerpa, dan dengan
demikian kita tidak harus kehilangan sukacita walau sedang berada dalam keadaan yang tidak baik.”

Orang 3 : “ Amin… sungguh ada sukacita dalam diriku “

Pengembara : ( sambil tertawa ) “ Baiklah … marilah kita kembali dg sukacita , Tuhan kita kiranya
memperlengkapi kita dengan kasih karunia untuk melakukan kehendak-Nya, memberkati kita semua
dengan damai sejahtera. Amin “

Nyanyian KJ. 120 “ Hai, Siarkan di Gunung ”

Hai, siarkan di gunung


Di bukit dan di mana jua
Hai, siarkan di gunung
Lahirnya Almasih

Di waktu kaum gembala


Menjaga dombanya
Terpancar dari langit
Cahaya mulia ( kembali ke Hai… )

==================== HUT GKJW ===========================


( 20.30 – 21.00 )

MC :

1. Menyampaikan acara belum selesai.


2. Sebelum ke acara selanjutnya , marilah kita mendengarkan sambutan sambutan :
a. Perwakilan dari PHMJ
Menyampaikan : Perwakilan PHMJ menyampaikan selamat natal dan HUT
Mengucapkan terimakasi h kepada Panitia
Harapan untuk GKJW Perak ke depan
b. Koordinator Natal : Ucapan terimakasih atas dukungan jemaat
Penyampaian laporan dan kegiatan
3. Prosesi Penyalaan dan peniupan lilin
MC memanggil :
a. Bpk Stefi. ( selaku Pendeta GKJW Tg Perak )
b. Bpk Ibu Majelis yang hadir di sini untuk mendampingi Bpk Pendeta Stefi.
Pembawa kue : penari dan penyanyi anak masuk membawa kue diiringi lagu “ Selamat Ulang
Tahun “.
Penayangan Ucapan dari Bapak Pendeta kita sebelumnya .
4. Pemotongan kue diserahkan kepada lintas generasi :
a. Perwakilan generasi I berdirinya GKJW yaitu Bp. Seger Suyatno
b. Perwakilan generasi berikutnya yaitu warga Dewasa …………………
c. Perwakilan generasi masa depan sebagai penerus melanjutkan tugas pelayanan adalah
generasi anak anak yang diwakili oleh ……….
5. Penutup dan Doa ( oleh Bpk Pdt. Stefi Kristian Rumere, S. Si. Teol ).

Anda mungkin juga menyukai