Anda di halaman 1dari 21

BAB III

SETTING PENELITIAN

3.1 GAMBARAN UMUM DESA BANGSRING

3.1.1 Kondisi Desa

A. Sejarah Desa Bangsring/Asal Usul Desa Bangsring

Asal usul Desa Bangsring berawal dari kisah seorang pelaut dari Makassar yang

terdampar di tempat yang sangat gersang dan kering, tidak ada mata air, pepohonan

kering meranggas tak berdaun. Pelaut yang terdampar tersebut bingung dan pusing

karena tidak ada mata air untuk mandi dan minum demikian pelaut tersebut tetap

bertahan di tempat itu dan bila butuh air minta ke tempat lain, penduduk setempat

menyebut keadaan pelaut ini dengan memberi nama "Bangsring" yang artinya abang

yang menetap di tanah kering.

Bangsring pada masanya terbagi menjadi 2 (dua), sebelah Utara masuk Desa

Wongsorejo dan sebelah Selatan Masuk Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro. namun

seiring dengan perkembangan Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi, maka Bangsrig

pada tanggal 25 Juli 1944, dijadikan sebuah Desa yang diakui keberadaannya sebagai

Desa yang masuk Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi.

Adapun Desa Bangsring terdiri menjadi 3 Dusun yaitu :

1. Dusun Krajan I

2. Dusun Krajan II

3. Dusun Paras Putih

39
Desa Bangsring merupakan salah satu dari 12 desa yang terletak wilayah

administrasi kecamatan Wogsorejo kabupaten Banyuwangi.

Setelah Indonesia merdeka, kemudian desa Bangsring mengalami beberapa

masa kepemimpinan, yaitu:

Tabel 3.1 Masa Kepemimpinan Kepala Desa

No. Nama Kepala Desa Dari Tahun Sampai Tahun Keterangan


1 Markacung - - Kepala Desa
2 Zakaria 1982 1986 Kepala Desa
3 Embi 1986 1990 Kepala Desa
4 P.Matjurit 1989 1991 Kepala Desa
5 Samsul Arifin 1991 1996 Kepala Desa
Pj.Kepala
6 Iwayan Madia 1996 1998
Desa
7 Samsul arifin 1998 2007 Kepala Desa
Pj.Kepala
8 Nawari 2007 2010
Desa
9 Drs. Singhan 2010 2016 Kepala Desa
Pj.Kepala
10 Turik 2016 -
Desa
Sumber: profil desa Bangsring

3.2.2 Aspek Geografi dan Demografi.

1. Aspek Geografi

Wilayah Desa bangsring terletak pada wilayah dataran rendah Dengan kordinat

antara 135 , dengan 6 Km atau 1.558.377, dengan batas-batas wilayah, sebagai

berikut:

 Sebelah Utara : Desa Bengkak

 Sebelah Timur : Selat Bali

 Sebelah Selatan : Desa Ketapang

 Sebelah Barat : Hutan Perhutani / Kab.Bondowoso

40
Pusat pemerintahan desa bagsring terletak di dusun/RT/RW Krajan I, 04/05

dengan menempati areal lahan seluas 1.600 M2.

Gambar 3.1 Peta Desa Bangsring

( Sumber: Profil Desa Bangsring )

2. Aspek Demografi

Jumlah penduduk desa bagsring sebanyak 5.192 jiwa yang tersebar di, dusun

krajan 1 RW 5 dan RT, 20 Dari jumlah tersebut, terdiri dari laki-laki 1096 jiwa dan

perempuan 1500 jiwa dengan tingkat pertumbuhan rata-rata selama 6 (enam) tahun

terakhir 79 %, dengan tingkat kepadatan sebesar 500 jiwa/km2. Perkembangan jumlah

41
penduduk di desa bangsrig Dalam 6 (enam) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel

berikut:Tabel 3.2 Perkembangan Kependudukan (Tahun 2010 – 2015)

Uraian Satuan 2009 2010 2011 2012 2013 2014


277. 277.5 277. 277. 277. 277.
Luas Wilayah km2
594 94 594 594 594 594
5.07 5.14 5.19 5.09 5.19
Jumlah Penduduk Jiwa 5.091
8 2 3 2 2
2.40 2.42 2.46 2.46 2.46
Jumlah Laki-Laki Jiwa 2.412
1 2 9 7 7
Jumlah 2.67 2.72 2.72 2.72 2.72
Jiwa 2.679
Perempuan 7 0 4 5 5
Jumlah A-RTM Orang 234 566 332 112 221 102
Pertumbuhan
% 7 7 7 6 7 8
Penduduk
Kelahiran
Jiwa 20 15 34 33 14 20
Penduduk
Kematian
Jiwa 15 13 20 15 12 17
Penduduk
Kepadatan Jiwa/
101 198 198 201 203 230
Penduduk km2

Sumber : Profil Desa Bangsring

42
Salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap perkembangan jumlah

penduduk adalah keberhasilan program keluarga berencana di desa bangsring Jika

dilihat dari perkembangan jumlah kb aktif di desa bangsring pada tahun 2009-2014

mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3 Perkembangan Jumlah Peserta KB dan PUS (Tahun 2009 – 2014)

Uraian Satuan 2009 2010 2011 2012 2013 2014


PUS Pasangan 55 67 69 71 70 55
Peserta KB Aktif Orang 1570 1566 1568 1477 1467 1678
Peserta KB dan PUS % 76 % 77% 79% 80% 82% 80%
Peserta KB Mandiri Orang 19 20 33 32 44 37
Sumber : Profil Desa Bangsring

Data sebaran penduduk desa bangsring yang mendiami wilayah Dusun/RW/RT

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4 Data Sebaran Penduduk Desa Per Wilayah

Penduduk
Wilayah Jumlah A-RTM Keterangan
Lk. Pr.
1 2 3 4 5 6 7
1. Dusun
1. Krajan I 1200 1396 2596 33
2. Krajan II 525 675 1200 36
3. Paras Putih 608 788 1396 24
Sumber: Profil Desa Bangsring

3. Aspek Sumber Daya Alam.

Sumber daya alam sebagai modal dasar pelaksanaan pembangunan di desa

Bangsring mutlak diperlukan untuk mendukung tercapainya program pembangunan

desa yang direncanakan dengan baik. Sumber daya alam di desa bangsring dapat

dilihat pada tabel berikut ini

43
Tabel 3.5 Daftar Sumber Daya Alam di Desa bangsring

No. Uraian Sumber Daya Alam Volume Satuan


1 Luas Wilayah Menurut Pegunaan 31.620,5 Ha/m2
2 Tanah Kering 416.709 Ha/m2
3 Tanah Basah 0 Ha/m2
4 Tanah Perkebunan 125 Ha/m2
5 Tanah Fasilitas Umum 69.8 Ha/m2
6 Tanah Hutan 4.500 Ha/m2
Sumber: Profil Desa Bangsring

4. Aspek Sumber Daya Manusia.

Peran serta dan daya dukung sumber daya manusia menjadi bagian terpenting

suksesnya pelaksanaan pembangunan. Untuk itu Sumberdaya Manusia di desa

bangsring dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Daftar Sumber Daya Manusia di Desa bangsring

No. Uraian Sumber Daya Manusia Volume Satuan


1 Jumlah Laki-laki 2.467 Orang
2 Jumlah Perempuan 2.725 Orang
3 Jumlah Kepala Keluarga 2.117 Orang
4 Kepadatan Penduduk 712 Per Km2
Sumber: Profil Desa Bangsring

5. Aspek Sumber Daya Sosial Budaya

Indonesia yang terdiri dari berbagai budaya merupakan modal pendukung untuk

mencapai suksesnya pembangunan di desa, terutama sebagai modal dasar untuk

mempromosikan diri desa dalam kancah persaingan tingkat lokal, daerah, nasional

maupun internasional. Sumber daya sosial budaya di desa bangsring dapat dilihat

pada tabel berikut:

44
Tabel 3.7 Daftar Sumber Daya Sosial Budaya di Desa Bangsring

No. Uraian Sumber Daya Sosial Budaya Volume Satuan


1. Hadrah 4 Kelompok
2. Lomba Perahu Layar Mini 1 Lokasi
Sumber: Profil Desa Bangsring

3.2.3 Kondisi Pemerintahan Desa

A. Wilayah Desa

Wilayah Desa Bangsring terdiri dari Tiga dusun, 10 RW dan 41 RT, yang

merupakan wilayah administrasi desa. Data wilayah administrasi desa dapat dilihat

dari tabel berikut:

Tabel 3.8 Data Wilayah Administrasi Desa Bangsring

No. Wilayah Nama Ketua Keterangan


1. Dusun Krajan I Wiliyanto Kadus Krj. 1
2. Dusun Krajan II H.Ach Edy Siswanto Kadus Krj. 2
3. Dusun Paras Putih Acep Supriyanto Kadus P.Putih
Sumber: Profil Desa Bangsring

3.2 Gambaran Umum Kelompok Nelayan Ikan Hias Samudera Bakti (KNIH

SB)

3.2.1 Sejarah KNIH-SB

Desa Bangsring merupakan merupakan salah satu desa di kecamatan

Wongsorejo dengan daerah pesisir dan pantai yang memiliki sumberdaya laut yang

sangat tinggi. Desa bangsring merupakan penghasil ikan hias dan terumbu karang

yang tidak diragukan lagi. Namun beberapa tahun kemudian laut bangsring menjadi

rusak. Penyebab dari kerusakan ekosistem Laut Bangsring salah satunya yaitu dari

kegiatan penangkapan ikan yang salah oleh nelayan setempat. Penangkapan ikan

45
dengan menggunakan bahan peledak maupun menggunakan racun merupakan cara

yang sering dilakukan oleh nelayan di dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan

khususnya di dalam melakukan penangkapan ikan. Kerusakan terjadi pada sekitar

tahun 1980 – tahun 2000. Hal tersebutseperti yang dinyatakan oleh Ikhwan Arief

ketua Kelompok Nelayan Ikan Hias Samudera Bakti:

“cara-cara penangkapan ikan yang tidak bertangung jawab seperti penggunaan

Potasium sianida dan bahan peledak (Bom) dan pengambilan terumbu karang yang

berlebihan yang dapat merusak habitat ikan, yang kesemuanya ini pada akhirnya akan

berdampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan dan laut pada umumnya

dan diselat Bali khususnya.”

Fenomena ini dapat terlihat dari semakin menurunnya hasil tangkapan nelayan

dari tahun ke tahun dan semakin jauhnya lokasi penangkapan sehingga

mengakibatkan biaya operasional penangkapan yang tinggi.

Permasalahan tersebut diatas langsung disikapi dengan cepat oleh kami dengan

beberapa sekelompok Nelayan, dengan mengadakan pertemuan ditingkat Nelayan

pada Hari Minggu, 06 Januari 2008 bertempat diruangan MTs Miftahul Arifin,

dengan menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan kelompok yang diberi nama

Kelompok Nelayan Ikan Hias Samudera Bakti yang disingkat KNIH-SB dengan

tujuan, usaha, dan kepentingan yang sama.

KNIH-SB dibentuk oleh, dari dan Nelayan Ikan Hias itu sendiri yang terdiri

dari beberapa pengurus, yaitu: Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan seksi-

46
seksi yang sesuai dengan kebutuhan dengan masa Kepengurusan Lima (5) Tahun,

kelompok ini merupakan salah satu kelompok Masyarakat ditingkat Desa yang

menjadikan Ikhwan Arief untuk menjadi ketuanya. Sedangkan Sebagian besar

pengurus lain yang terpilih dari kelompok ini berasal dari pengepul ikan hias, hal ini

terjadi dikarenakan memang orang terpilih menjadi pengurus sudah terbiasa

mengkoordinir mereka ketika bekerja sebagai nelayan ikan hias.”. (wawancara

tanggal 22 maret 2017)

Berdasarkan pernyataan tersebut, Berawal dari inisiasi seorang pemuda yang

mencari cara bagaimana mengembalikan ekosistem laut Bangsring agar kembali

seperti semula lagi. Yaitu dengan cara mengajak nelayan untuk merubah pola tangkap

dengan alat yang ramah lingkungan. Usaha itu akhirnya membuahkan hasil, beberapa

nelayan banyak yang bergabung dalam kelompok nelayan ikan hias SAMUDERA

BAKTI pada tahun 2008. Kemudian kelompok nelayan ini mempunyai banyak

kegiatan pelestarian lingkungan antara lain penanaman cemara, pembuatan terumbu

karang buatan dari semen (beton), pembuatan rumah ikan, dan tranplantasi terumbu

karang. Sehingga kegiatan yang di lakukan dapat mengembalikan sedikit demi sedikit

ekosistem yang telah rusak.

Melihat kenyataan tersebut, dimana bahwa upaya pelestarian sumber daya ikan

merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat, maka KNIH-

SB harus melaksanakan penangkapan ikan yang berwawasan lingkungan dan

memperbaiki kondisi pantai disekitar lokasi penangkapannya agar tempat berpijahnya

atau habitat ikan kembali ke kondisi semula. keinginan ini tidak mudah dan tidak bisa

47
hanya dilakukan sendiri oleh beberapa orang saja, namun harus dengan kekompakan

nelayan, pemerhati kelautan dan tokoh masyarakat untuk bersatu guna memahami

dan melaksanakan pengelolaan laut yang bersifat lestari.

“Dalam perjalanannya Selanjutnya, KNIH-SB juga ikut melakukan kampanye

anti Potas dan anti perusakan lingkungan terhadap nelayan lainnya. Hal ini

diwujudkan dengan ikatan kerjasama diantara KNIH-SB dengan Pemda Banyuwangi,

Yayasan PELANGI INDONESIA, dan Lembaga PILANG dalam program Adaptasi

Perubahan Iklim Desa Bangsring. Tindak lanjut dari kegiatan tersebut adalah

membentuk area konservasi terumbu karang (Marine Protectik Area), dengan Zona

Inti seluas 1 (satu) Ha dan Zona Pendukung disekitar Zona Inti yang diawasi bersama

Masyarakat dengan dasar hukum PERDES (Peraturan Desa) No.2 tahun 2009

(No.02/429.405.01/2009) tentang pengelolaan Zona Perlindungan Bersama (ZPB)

yang kini juga dikukuhkan dalam perda no 8 tahun 2012 tentang RTRW kabupaten

Banyuwangi.

Semenjak terbentuknya KNIH-SB hingga kini, sudah berjalan dengan pesat, hal

ini dibuktikan dengan bertambahnya anggota, tingkat kesadaran nelayan tinggi, dan

juga telah dirasakan oleh masyarakat sekitar dengan berdirinya KNIH-SB, Kuantitas

dan kualitas hasil perikanan yang meningkat, dan jika dilaut terdapat pelaku

pelanggaran, masyarakat sudah berani memberikan informasi kepada KNIH-SB

untuk disikapi dan ditindaklanjuti”. ( wawancara 22 april 2017)

48
Berdasarkan pernyataan tersebut kelompok nelayan ikan hias Samudera Bakti

telah melakukan kegiatan kegiatan yang positif dan memiliki pemikiran yang lebih

baik. kembalinya ekosistem laut seperti semula menjadikan banyaknya ikan yang

berdatangan dan terumbu karang yang tumbuh subur sehingga menjadi daya tarik

tersendiri bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

“awal dirintisnya menjadi ekowisata semenjak di bangunnya rumah apung pada

tahun 2013. Perkembangan ekowisata Bunder ini semakin pesat dengan didukung

adanya edukasi tentang lingkungan laut dan terdapat fasilitas-fasilitas dan sarana

prasarana yang mendukung seperti peralatan renang, snorkling, diving, wahana air,

toilet, musholla, home stay, dan warung.Visi dan misi Ekowisata bunder yaitu

meningkatkan kegiatan konservasi darat maupun laut agar ekosistem semakin baik,

ikan-ikan dan terumbu karang semakin berkembang pesat sehingga menjadi surganya

ikan dan biota laut lainnya”. (wawancara tanggal 22 maret 2017)

“Di laut bangsring kaya akan biota lautnya, sehingga tidak heran apabila

laut bangsring dikatakan sebagai surganya penyelam. Namun sebelum tahun 2008

laut bangsring rusak, hal tersebut disebabkan oleh nelayan yang melakukan

penangkapan ikan dengan menggunakan potas yang dapat merusak terumbu

karang yang dapat berakibat tershadap perginya ikan-ikan dari laut bangsring.

Lambat laun nelayan mulai sadar, Potensi-potensi yang ada di laut bangsring antara

lain ikan hias dan terumbu karang bahkan semakin kesini semakin mengalamii

peningkatan sekitar 40%” ( wawancara pada 22 maret 2017)

49
Kutipan diatas dapat diartikan bahwa Sumberdaya ikan hias di laut bangsring

sudah tak diragukan lagi dan tersohor di banyak kalangan. Di kawasan bangsring

ini memiliki berbagai macam jenis ikan hias yang indah. Karena potensi ikan

hias di kawasan di desa bangsring tergolong baik, dan peningkatan ikan hias di

kawasan bangsring ini sampai sekarang mencapai 40%, maka kawasan bangsring

juga berpotensi sebagai sentral pusat ikan hias. Diantaranya ikan hias tersebut

seperti ikan angel, sadar, platax, parrotfish, sedangkan biota lainnya yaitu bulu babi.

Terumbu karang Walaupun sebelum tahun 2008 terumbu karang dikawasan

bangsring sempat rusak karena aktivitas penangkapan nelayan menggunakan

potassium yang tidak ramah lingkungan. Namun sekarang mulai pulih dan

bahkan kelompok nelayan samudera bakti melakukan transpalansi terumbu

karang atau adopsi terumbu karang, dan keadaan terumbu karang di laut

bangsring mulai pulih sampai 70%. Sehingga alangkah baiknya jika terus

dikembangkan adopsi terumbu karang berpotensi meningkatkan pertumbuhan

terumbu karang yang juga berperan sebagai habitat ikan-ikan sehingga pertumbuhan

ikan pun juga dapat terus meningkat.

3.2.2 Struktur Organisasi Kelompok Nelayan Ikan Hias (KNIH-SB)

Pantai Bangsring (underwater) dikelola oleh kelompok nelayan ikan hias

Samudera Bakti dengan model kepengurusan pengelolaan dan pengembangan serta

melibatkan nelayan dan masyarakat sekitar yang non kelompok yang berada di sekitar

pantai. Pengelolaan dilakukan dengan swadaya kelompok nelayan ikan hias

Samudera Bakti.

50
“struktur organisasi atau pengurusnya sementara saya sebagai ketua, kemudian

p.sukir sebagai wakil ketua, mas yanto sebagai skertaris dan p.zaelani sebagai

bendahara. Dan yang lain sebagai anggota”.(wawancara dengan ketua KNIH-SB

tanggal 24 april 2017)

Berdasarkan pernyataan tersebut, Pengelola secara teknis meliputi ketua, wakil

ketua, skretaris, bendahara dan konservasi. Dengan demikian dilakukan rapat

koordinasi dan pelaporan kegoatan setiap satu bulan sekali bersama pengurus dan

anggota. Dalam rapat itu membahas hasil pendapatan masuk dalam kas kelompok

yang digunakan untuk biaya pengembangan dan pengelola kawasan konservasi serta

kepada petugas ekowisata yang mengelola pantai Bangsring setiap harinya. Hal ini

dapat dilihat jelas struktur organisasinya yang menunjukkan pembagian tugas secara

terstruktur. Berikut ini bagan organisasi pengelolaan pantai Bangsring(underwater).

Keterangan:

Pembagian tugasnya yaitu, ada tiga pos di wisata pantai yang dikelola oleh

KNIH-SB. Pos yang pertama yaitu loket, pos keduanya penyebrangan atau dermaga

dan pos ketigannya adalah rumah apung. Masing-masing pos jika hari biasa ada 3-5

51
orang penjaga, jika weekend dirolling lagi dan ada penambahan penjaga. Jadi cara

keranya yaitu dibagi rata, antara anggota KNIH-SB dengan pihak pengelola pantai

dengan cara dari loket satu ke loket dua dan lanjut keloket tiga di ganti penjaganya

sekitar satu bulan sekali.

3.2.2.1 Jumlah Guide Kelompok Nelayan Samudera Bakti (KNIH-SB)

Ada 15 (lima belas) guide di dalam pengelolaan wisata ini, diantaranya yaitu:

Tabel 3.9 Nama-Nama Guide

No Nama Guide
1. P. Lili
2. Giyanto
3. P. Sabu
4. P.Samsul
5. P.Busrai
6. Hariyanto
7. P.Sanawi
8. Alim
9. P. Edi
10. P. Yuyu
11. Ahmad
12. P.Cekli
13. Zurik
14. Zuhrri
15. P. Yadi
Sumber: Data Wawancara

Anggota nelayan KNIH-SB dibagi menjadi tiga regu,namun regu tersebut

tidak termasuk dalam pengurus KNIH-SB. Masing-masing dari regu tersebut

memiliki ketua dan kenapa dibagi menjadi regu-regu, karena hanya untuk

mempermudah dalam mengumumkan info-info yang peroleh pada saat rapat. Regu-

regu tersebut dibagi berdasarkan wilayah daerah, di Desa bangsring ada tiga dusun

jadi setiap dusunnya ada satu regu dan ada satu ketua.

52
3.2.2.2 Peta Wilayah Pengelolaan KNIH-SB

Peta lokasi penelitian:

Sumber: Profil Pantai Bamgsring

Keterangan :

Garis kotak merah adalah lingkungan wilayah konservasi, titik kuning adalah

fish appartement, titik merah adalah zona inti, titik hitam adalah rumah apung, titik

hijau spot snorkeling, warna hijau adalah daratan dan warna biru adalah lautan.

53
3.2.2.3 Fasilitas dan Produk Wisata Pantai

Tabel 3.10 Nama Fasilitas dan Produk

No Fasilitas Produk
1. Pusat Informasi/Loket Rumah apung
2. Musholla Snorkeling
3. Toilet Diving
4. Warung Klinik hiu
5. Tempat sampah Fish appartement
6. Home stay Marine education
7. Parking area Banana boat
8. Dermaga Jet ski
9. Jukung Kano
10. Kapal nelayan Taman baca
11. Ketamaran Speed boat
Sumber: Data Wawancara

3.2.2.4 Mitra Kerja dan Jalinan Kerja Sama.

- Mitra Kerja : - Yayasan Pelangi yang bergerak di bidang Lingkungan

- Yayasan Pilang yang bergerak dibidang Lingkungan

- DKP Kab. Banyuwangi

- DKP Kab. Situbondo

- DKP Prov. Jawa Timur

- LANAL Banyuwangi

- SATKER PSDKP Banyuwangi

- BPPP Banyuwangi

- KEMENKOKESRA

- TBBM PERTAMINA Banyuwangi

- DISPORA Banyuwangi

54
- WWF

- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi

- Rumah Literasi Banyuwangi

- UPT Perikanan Bawean Gresik

- UPT Pariwisata Bawean Gresik

- FMIPA UNISMA

- Jalinan Tingkat kerjasama :

a) International :

- Kerjasama dengan National Geograpich dalam proses penelitian dan

pengambilan gambar tentang ekploitasi hasil kelautan di Indonesia

b) Nasional :

- Menjadi Penyaji dalam kegiatan Temu Forum Mitra Praja 2012

- Survey pengukuran arus Selat Bali Bersama Departemen PU.

BALITBANG Balai Pantai

- Kerjasama dengan Transcop Media, Liputan jejak Petualang di Selat Bali

- Kerjasama dengan Transcop Media, “Asal-Usul” sejarah asal usul ikan

Hias

- Kerjasama dengan Transcop Media, “Dunia Air”

- Kerjasama dengan Transcop Media, “Laptop si-Unyil”

- Kerjasama dengan Transcop Media, “Sang Pemburu”

- Kerjasama dengan TV One, “Ikhwan Arief-Manusia Indonesia”

- Kerjasama Dengan SCTV, “Ubek-ubek”

- Kerjasama Dengan Metro TV “Kick Andy”.

55
- Kerjasama dengan Taman Nasional Bali Barat dalam pengembangan

wisata Bangsring Underwater dan pembukaan Paket Jawa To Menjangan.

c) Regional :

- Penelitian bersama PKM Universitas Muhammadiyah Surabaya, tentang

pengaruh pellet lamun terhadap kadar protein pada gonat bulu babi,

tempat di perairan laut Kampe Bangsring

- Pemasangan Terumbu karang buatan, Fish Apartement, Restocking

dengan DKP Prov. Jawa Timur

- Membentuk dan Membina Kelompom Nelayan Samudera Bakti Puger

Jember

- Program Coral Nanny Dengan Fakultas Perikanan Ilmu Kelautan

UNIBRAW

- FMIPA UNISMA

d) Lokal :

- Kerjasama dengan Radar Banyuwangi (Jawa Pos Group) weekend 4

oktober 2009 Surga Tropis Pulau Tabuhan

- Membahas Renstra Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau kecil, BAPPEDA

Kab. Banyuwangi.

- Pemasangan Rumpon Laut Dangkal dengan DKP Kab. Banyuwangi

- Sosialisasi penegakan Hukum terkait pengawasan Selat Bali bersama

DKP Kab. Banyuwangi, dan SATKER PSDKP Banyuwangi

- Membentuk dan Membina Kelompok Nelayan Ikan Jaring Bina

Samudera Desa Bangsring Banyuwangi

56
- Membentuk dan Membina Kelompok Nelayan Armada Timur Desa

Alasbuluh Banyuwangi

- Membentuk dan Membina Kelompok Nelayan Mina Bakti Desa Bengkak

Banyuwangi

3.2.2.4 Harga Penyewaan Fasilitas Pantai Bangsring

Paket Resmi plus donasi perbaikan pesisir dan pengawasan Pulau tabuhan:

1. 1 Kapal wisata dengan kapasitas maximal 10 orang Rp. 500.000,-

2. 1 pack alat snorkling Rp. 30.000,-

Paket Pulau Menjangan:

1. Rp. 1.300.000 fasilitas: (kapal PP Bunder-Menjangan dengan kapasitas

maximal 4 Orang, Life Jacket, Soft Drink, Lunch, tiket masuk

menjangan, Asuransi Jasaraharja)

2. Rp. 1.400.000 fasilitas: (kapal PP Bunder-Menjangan dengan kapasitas

maximal 4 Orang, Life Jacket, Soft Drink, Lunch, tiket masuk menjangan dan

Alat snorkeling, Asuransi Jasaraharja)

3. Rp. 1.900.000 fasilitas: (kapal PP Bunder-Menjangan dengan kapasitas

maximal 10 Orang, Life Jacket, Soft Drink, Lunch, Alat Snorkling, Tiket

Masuk Menjangan, tiket aktifitas menjangan, Asuransi Jasaraharja)

Paket Pulau Menjangan Plus Tabuhan:

57
1. Rp. 1.500.000 fasilitas: (kapal PP Bunder-Menjangan dengan kapasitas

maximal 4 Orang, Life Jacket, Soft Drink, Lunch, tiket masuk

menjangan, Asuransi Jasaraharja)

2. Rp. 1.600.000 fasilitas: (kapal PP Bunder-Menjangan plus Pulau

Tabuhan dengan kapasitas maximal 4 Orang, Life Jacket, Soft Drink,

Lunch, tiket masuk menjangan dan Alat Snorkling, Asuransi Jasaraharja)

3. Rp. 2.100.000 fasilitas: (kapal PP BUNDER-Menjangan plus Pulau

Tabuhan dengan kapasitas maximal 10 Orang, Life Jacket, Soft Drink, Lunch,

Alat Snorkling, tiket aktivitas di menjangan dan Tiket Masuk Menjangan,

Asuransi Jasaraharja).

Jasa Guide Snorkeling:

1. Bunder Rumah Apung Rp. 30.000/guide

2. Bunder Rumah Apung plus Pulau Tabuhan Rp. 50.000/guide

3. Bunder Rumah Apung plus Pulau Tabuhan plus Pulau menjangan Rp.

150.000/guide.

Jasa Fasilitas Lain:

1. Camera Underwater Rp. 150.000/unit

2. 1 Chasing Water Proof Rp. 35.000,-

3. 1 set Fin Rp. 15.000,-

4. 1 set alat diving Rp. 400.000,- (khusus yang berlisensi diving).

5. set alat diving plus guide Rp. 800.000,-

6. Try Diving khusus pemula Rp. 150.000,- / 15 menit

58
7. Perahu Kano tunggal Rp. 30.000,- /60 menit

8. Perahu Kano Double Rp. 40.000,-/60 menit

9. Banana Boat Rp.5.000,-/orang (PP Rumah Apung)

10. Bola Air Rp.30.000,-/Pakai

11. Kursi Pantai Rp.5.000,-/60 menit

59

Anda mungkin juga menyukai