SETTING PENELITIAN
Asal usul Desa Bangsring berawal dari kisah seorang pelaut dari Makassar yang
terdampar di tempat yang sangat gersang dan kering, tidak ada mata air, pepohonan
kering meranggas tak berdaun. Pelaut yang terdampar tersebut bingung dan pusing
karena tidak ada mata air untuk mandi dan minum demikian pelaut tersebut tetap
bertahan di tempat itu dan bila butuh air minta ke tempat lain, penduduk setempat
menyebut keadaan pelaut ini dengan memberi nama "Bangsring" yang artinya abang
Bangsring pada masanya terbagi menjadi 2 (dua), sebelah Utara masuk Desa
Wongsorejo dan sebelah Selatan Masuk Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro. namun
pada tanggal 25 Juli 1944, dijadikan sebuah Desa yang diakui keberadaannya sebagai
1. Dusun Krajan I
2. Dusun Krajan II
39
Desa Bangsring merupakan salah satu dari 12 desa yang terletak wilayah
1. Aspek Geografi
Wilayah Desa bangsring terletak pada wilayah dataran rendah Dengan kordinat
berikut:
40
Pusat pemerintahan desa bagsring terletak di dusun/RT/RW Krajan I, 04/05
2. Aspek Demografi
Jumlah penduduk desa bagsring sebanyak 5.192 jiwa yang tersebar di, dusun
krajan 1 RW 5 dan RT, 20 Dari jumlah tersebut, terdiri dari laki-laki 1096 jiwa dan
perempuan 1500 jiwa dengan tingkat pertumbuhan rata-rata selama 6 (enam) tahun
41
penduduk di desa bangsrig Dalam 6 (enam) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel
42
Salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap perkembangan jumlah
dilihat dari perkembangan jumlah kb aktif di desa bangsring pada tahun 2009-2014
mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3 Perkembangan Jumlah Peserta KB dan PUS (Tahun 2009 – 2014)
Penduduk
Wilayah Jumlah A-RTM Keterangan
Lk. Pr.
1 2 3 4 5 6 7
1. Dusun
1. Krajan I 1200 1396 2596 33
2. Krajan II 525 675 1200 36
3. Paras Putih 608 788 1396 24
Sumber: Profil Desa Bangsring
desa yang direncanakan dengan baik. Sumber daya alam di desa bangsring dapat
43
Tabel 3.5 Daftar Sumber Daya Alam di Desa bangsring
Peran serta dan daya dukung sumber daya manusia menjadi bagian terpenting
Indonesia yang terdiri dari berbagai budaya merupakan modal pendukung untuk
mempromosikan diri desa dalam kancah persaingan tingkat lokal, daerah, nasional
maupun internasional. Sumber daya sosial budaya di desa bangsring dapat dilihat
44
Tabel 3.7 Daftar Sumber Daya Sosial Budaya di Desa Bangsring
A. Wilayah Desa
Wilayah Desa Bangsring terdiri dari Tiga dusun, 10 RW dan 41 RT, yang
merupakan wilayah administrasi desa. Data wilayah administrasi desa dapat dilihat
3.2 Gambaran Umum Kelompok Nelayan Ikan Hias Samudera Bakti (KNIH
SB)
Wongsorejo dengan daerah pesisir dan pantai yang memiliki sumberdaya laut yang
sangat tinggi. Desa bangsring merupakan penghasil ikan hias dan terumbu karang
yang tidak diragukan lagi. Namun beberapa tahun kemudian laut bangsring menjadi
rusak. Penyebab dari kerusakan ekosistem Laut Bangsring salah satunya yaitu dari
kegiatan penangkapan ikan yang salah oleh nelayan setempat. Penangkapan ikan
45
dengan menggunakan bahan peledak maupun menggunakan racun merupakan cara
tahun 1980 – tahun 2000. Hal tersebutseperti yang dinyatakan oleh Ikhwan Arief
Potasium sianida dan bahan peledak (Bom) dan pengambilan terumbu karang yang
berlebihan yang dapat merusak habitat ikan, yang kesemuanya ini pada akhirnya akan
berdampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan dan laut pada umumnya
Fenomena ini dapat terlihat dari semakin menurunnya hasil tangkapan nelayan
Permasalahan tersebut diatas langsung disikapi dengan cepat oleh kami dengan
pada Hari Minggu, 06 Januari 2008 bertempat diruangan MTs Miftahul Arifin,
Kelompok Nelayan Ikan Hias Samudera Bakti yang disingkat KNIH-SB dengan
KNIH-SB dibentuk oleh, dari dan Nelayan Ikan Hias itu sendiri yang terdiri
dari beberapa pengurus, yaitu: Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan seksi-
46
seksi yang sesuai dengan kebutuhan dengan masa Kepengurusan Lima (5) Tahun,
kelompok ini merupakan salah satu kelompok Masyarakat ditingkat Desa yang
pengurus lain yang terpilih dari kelompok ini berasal dari pengepul ikan hias, hal ini
seperti semula lagi. Yaitu dengan cara mengajak nelayan untuk merubah pola tangkap
dengan alat yang ramah lingkungan. Usaha itu akhirnya membuahkan hasil, beberapa
nelayan banyak yang bergabung dalam kelompok nelayan ikan hias SAMUDERA
BAKTI pada tahun 2008. Kemudian kelompok nelayan ini mempunyai banyak
karang buatan dari semen (beton), pembuatan rumah ikan, dan tranplantasi terumbu
karang. Sehingga kegiatan yang di lakukan dapat mengembalikan sedikit demi sedikit
Melihat kenyataan tersebut, dimana bahwa upaya pelestarian sumber daya ikan
merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat, maka KNIH-
atau habitat ikan kembali ke kondisi semula. keinginan ini tidak mudah dan tidak bisa
47
hanya dilakukan sendiri oleh beberapa orang saja, namun harus dengan kekompakan
nelayan, pemerhati kelautan dan tokoh masyarakat untuk bersatu guna memahami
anti Potas dan anti perusakan lingkungan terhadap nelayan lainnya. Hal ini
Perubahan Iklim Desa Bangsring. Tindak lanjut dari kegiatan tersebut adalah
membentuk area konservasi terumbu karang (Marine Protectik Area), dengan Zona
Inti seluas 1 (satu) Ha dan Zona Pendukung disekitar Zona Inti yang diawasi bersama
Masyarakat dengan dasar hukum PERDES (Peraturan Desa) No.2 tahun 2009
yang kini juga dikukuhkan dalam perda no 8 tahun 2012 tentang RTRW kabupaten
Banyuwangi.
Semenjak terbentuknya KNIH-SB hingga kini, sudah berjalan dengan pesat, hal
ini dibuktikan dengan bertambahnya anggota, tingkat kesadaran nelayan tinggi, dan
juga telah dirasakan oleh masyarakat sekitar dengan berdirinya KNIH-SB, Kuantitas
dan kualitas hasil perikanan yang meningkat, dan jika dilaut terdapat pelaku
48
Berdasarkan pernyataan tersebut kelompok nelayan ikan hias Samudera Bakti
telah melakukan kegiatan kegiatan yang positif dan memiliki pemikiran yang lebih
baik. kembalinya ekosistem laut seperti semula menjadikan banyaknya ikan yang
berdatangan dan terumbu karang yang tumbuh subur sehingga menjadi daya tarik
tahun 2013. Perkembangan ekowisata Bunder ini semakin pesat dengan didukung
adanya edukasi tentang lingkungan laut dan terdapat fasilitas-fasilitas dan sarana
prasarana yang mendukung seperti peralatan renang, snorkling, diving, wahana air,
toilet, musholla, home stay, dan warung.Visi dan misi Ekowisata bunder yaitu
meningkatkan kegiatan konservasi darat maupun laut agar ekosistem semakin baik,
ikan-ikan dan terumbu karang semakin berkembang pesat sehingga menjadi surganya
“Di laut bangsring kaya akan biota lautnya, sehingga tidak heran apabila
laut bangsring dikatakan sebagai surganya penyelam. Namun sebelum tahun 2008
laut bangsring rusak, hal tersebut disebabkan oleh nelayan yang melakukan
karang yang dapat berakibat tershadap perginya ikan-ikan dari laut bangsring.
Lambat laun nelayan mulai sadar, Potensi-potensi yang ada di laut bangsring antara
lain ikan hias dan terumbu karang bahkan semakin kesini semakin mengalamii
49
Kutipan diatas dapat diartikan bahwa Sumberdaya ikan hias di laut bangsring
sudah tak diragukan lagi dan tersohor di banyak kalangan. Di kawasan bangsring
ini memiliki berbagai macam jenis ikan hias yang indah. Karena potensi ikan
hias di kawasan di desa bangsring tergolong baik, dan peningkatan ikan hias di
kawasan bangsring ini sampai sekarang mencapai 40%, maka kawasan bangsring
juga berpotensi sebagai sentral pusat ikan hias. Diantaranya ikan hias tersebut
seperti ikan angel, sadar, platax, parrotfish, sedangkan biota lainnya yaitu bulu babi.
potassium yang tidak ramah lingkungan. Namun sekarang mulai pulih dan
karang atau adopsi terumbu karang, dan keadaan terumbu karang di laut
bangsring mulai pulih sampai 70%. Sehingga alangkah baiknya jika terus
terumbu karang yang juga berperan sebagai habitat ikan-ikan sehingga pertumbuhan
melibatkan nelayan dan masyarakat sekitar yang non kelompok yang berada di sekitar
Samudera Bakti.
50
“struktur organisasi atau pengurusnya sementara saya sebagai ketua, kemudian
p.sukir sebagai wakil ketua, mas yanto sebagai skertaris dan p.zaelani sebagai
koordinasi dan pelaporan kegoatan setiap satu bulan sekali bersama pengurus dan
anggota. Dalam rapat itu membahas hasil pendapatan masuk dalam kas kelompok
yang digunakan untuk biaya pengembangan dan pengelola kawasan konservasi serta
kepada petugas ekowisata yang mengelola pantai Bangsring setiap harinya. Hal ini
dapat dilihat jelas struktur organisasinya yang menunjukkan pembagian tugas secara
Keterangan:
Pembagian tugasnya yaitu, ada tiga pos di wisata pantai yang dikelola oleh
KNIH-SB. Pos yang pertama yaitu loket, pos keduanya penyebrangan atau dermaga
dan pos ketigannya adalah rumah apung. Masing-masing pos jika hari biasa ada 3-5
51
orang penjaga, jika weekend dirolling lagi dan ada penambahan penjaga. Jadi cara
keranya yaitu dibagi rata, antara anggota KNIH-SB dengan pihak pengelola pantai
dengan cara dari loket satu ke loket dua dan lanjut keloket tiga di ganti penjaganya
Ada 15 (lima belas) guide di dalam pengelolaan wisata ini, diantaranya yaitu:
No Nama Guide
1. P. Lili
2. Giyanto
3. P. Sabu
4. P.Samsul
5. P.Busrai
6. Hariyanto
7. P.Sanawi
8. Alim
9. P. Edi
10. P. Yuyu
11. Ahmad
12. P.Cekli
13. Zurik
14. Zuhrri
15. P. Yadi
Sumber: Data Wawancara
memiliki ketua dan kenapa dibagi menjadi regu-regu, karena hanya untuk
mempermudah dalam mengumumkan info-info yang peroleh pada saat rapat. Regu-
regu tersebut dibagi berdasarkan wilayah daerah, di Desa bangsring ada tiga dusun
jadi setiap dusunnya ada satu regu dan ada satu ketua.
52
3.2.2.2 Peta Wilayah Pengelolaan KNIH-SB
Keterangan :
Garis kotak merah adalah lingkungan wilayah konservasi, titik kuning adalah
fish appartement, titik merah adalah zona inti, titik hitam adalah rumah apung, titik
hijau spot snorkeling, warna hijau adalah daratan dan warna biru adalah lautan.
53
3.2.2.3 Fasilitas dan Produk Wisata Pantai
No Fasilitas Produk
1. Pusat Informasi/Loket Rumah apung
2. Musholla Snorkeling
3. Toilet Diving
4. Warung Klinik hiu
5. Tempat sampah Fish appartement
6. Home stay Marine education
7. Parking area Banana boat
8. Dermaga Jet ski
9. Jukung Kano
10. Kapal nelayan Taman baca
11. Ketamaran Speed boat
Sumber: Data Wawancara
- LANAL Banyuwangi
- BPPP Banyuwangi
- KEMENKOKESRA
- DISPORA Banyuwangi
54
- WWF
- FMIPA UNISMA
a) International :
b) Nasional :
Hias
55
- Kerjasama dengan Taman Nasional Bali Barat dalam pengembangan
c) Regional :
pengaruh pellet lamun terhadap kadar protein pada gonat bulu babi,
Jember
UNIBRAW
- FMIPA UNISMA
d) Lokal :
Kab. Banyuwangi.
56
- Membentuk dan Membina Kelompok Nelayan Armada Timur Desa
Alasbuluh Banyuwangi
Banyuwangi
Paket Resmi plus donasi perbaikan pesisir dan pengawasan Pulau tabuhan:
maximal 4 Orang, Life Jacket, Soft Drink, Lunch, tiket masuk menjangan dan
maximal 10 Orang, Life Jacket, Soft Drink, Lunch, Alat Snorkling, Tiket
57
1. Rp. 1.500.000 fasilitas: (kapal PP Bunder-Menjangan dengan kapasitas
Tabuhan dengan kapasitas maximal 10 Orang, Life Jacket, Soft Drink, Lunch,
Asuransi Jasaraharja).
3. Bunder Rumah Apung plus Pulau Tabuhan plus Pulau menjangan Rp.
150.000/guide.
58
7. Perahu Kano tunggal Rp. 30.000,- /60 menit
59