Anda di halaman 1dari 163

HUBUNGAN WAWASAN DUNIA KERJA DAN VOCATIONAL SKILL

DENGAN KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA ABAD 21 PADA


SISWA SMK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA
LISTRIK DI KABUPATEN JOMBANG

SKRIPSI

Oleh:
AIZA RAHMAN
160534611687

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKIK ELEKTRO
MEI 2020
HUBUNGAN VOCATIONAL SKILL DAN WAWASAN DUNIA KERJA
DENGAN KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA ABAD 21 PADA
SISWA SMK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA
LISTRIK DI KABUPATEN JOMBANG

SKRIPSI
diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana
Pendidikan Teknik Elektro

OLEH
AIZA RAHMAN
160534611687

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
MEI 2020

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi oleh Aiza Rahman ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Malang, Mei 2020


Pembimbing I

Drs. Wahyu Sakti Gunawan Irianto, M.Kom.


NIP. 196301141988031001

Malang, Mei 2020


Pembimbing II

Dr. Yuni Rahmawati, S.T., M.T.


NIP. 197206071999032002

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi oleh Aiza Rahman ini telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal Mei 2020

Dewan penguji

Drs. Hari Putranto, M.Pd Ketua,


NIP 196106161986011002

Drs. Wahyu Sakti Gunawan Irianto , M.Kom. Anggota,


NIP. 196301141988031001

Dr. Yuni Rahmawati, S.T., M.T. Anggota,


NIP. 197206071999032002

Mengesahkan, Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Elektro

Prof. Dr. Marji, M.Kes Aji Prasetya Wibawa, S.T., M.M.T., Ph.D
NIP 19590203 198403 1 001 NIP 97912182005011001

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Aiza Rahman

NIM : 160534611687

: Teknik Elektro / S1 Pendidikan Teknik


Jurusan / Prodi
Elektro

Fakultas : Teknik

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini


benar-benar tulisan saya dan bukan merupakan plagiasi/ falsifikasi/ fabrikasi baik
sebagian atau seluruhnya.Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan
bahwa skripsi ini hasil plagiasi/ falsifikasi/ fabrikasi, baik sebagian atau
seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
ketentuan yang berlaku.

Malang, Mei 2020


Yang membuat pernyataan

Aiza Rahman

v
ABSTRAK

Rahman. Aiza, 2019. Hubungan Wawasan Dunia Kerja dan Vocational Skill Terhadap
Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Abad 21 pada Siswa SMK Program Keahlian
Teknik Instalasi Tenga Listrik di Kabupaten Jombang. Skripsi, Program Studi
S1 Pendidikan Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Wahyu Sakti G.I., M.Kom.
(II) Dr. Yuni Rahmawati, S.T., M.T
Kata Kunci: Wawasam Dunia Kerja, Vocational Skill, Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Abad 21

Dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan siswa SMK, pentingnya memberi


wawasan dunia kerja secara baik, terarah, terencana, antara dunia pekerjaan dan
pendidikan sehingga setelah lulus siswa dapat mengetahui peluang dan mencari daftar
pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya. Selain itu siswa harus dipersiapkan untuk
menguasai berbagai keterampilan sesuai dengan perkembangan zaman pada program
keahlian yang dipelajari. Namun pada kenyataannya lulusan SMK belum mendapatkan
pekerjaan sesuai bidang keahliannya dan menambah pengangguran. Hal ini dikarenakan
siswa tidak mengetahui kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja dan kurang menguasai
keterampilan pada program keahliannya. Oleh karena itu, sebelum lulus siswa harus
memiliki wawasan dunia kerja dan vocational skill yang tinggi untuk memasuki dunia
kerja. Dengan demikian siswa dapat memiliki kesiapan yang matang untuk memasuki
dunia kerja dan memiliki daya saing seiring dengan perkembangan zaman.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) mendeskripsikan wawasan dunia kerja yang
dimiliki oleh siswa kelas XII (X1); (2) mendeskripsikan vocational skill yang dikuasai
siswa untuk terjun di dunia kerja abad 21 (X2); (3)mendeskripsikan kesiapan memasuki
dunia kerja abad 21 siswa sebagai calon tenaga kerja pada era abad 21 (Y); (4)
mengungkap signifikansi hubungan antara (X1) dan (Y); (5) mengungkap signifikansi
hubungan (X2) dan (Y); (6) mengungkap signifikansi hubungan secara simultan antara
(X1) dan (X2) dengan (Y); pada Siswa SMK Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga
Listrik di Kabupaten Jombang.
Penelitian ex-post facto dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas XII SMK
Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di Kabupaten Jombang107 siswa.
Metode pengumpulan data dengan metode kuesioner. Teknik analisis data menggunakan
analisis regresi sederhana yang sebelumnya dilakukan uji persyaratan analisis, uji korelasi
parsial dan uji hipotesis simultan untuk mengungkap hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi parsial dan
regresi ganda, analisis uji prasyarat,dan analisis sumbangan efektif-relatif menggunakan
bantuan SPSS. Hasil penelitian tersebut adalah: (1) wawasan dunia kerja siswa kelas XII
SMK TITL di Kabupaten Jombang dikategorikan sedang yaitu sebanyak 43 responden
40,18%, vocational skill siswa kelas XII SMK TITL di Kabupaten Jombang
dikategorikan sedang yaitu sebanyak 44 responden 41,92% , dan kesiapan memasuki
dunia kerja abad 21 siswa kelas XII SMK TITL di Kabupaten Jombang dikategorikan
sedang yaitu sebanyak 44 responden 41,13%, (2) koefisien determinasi R=0,035,
koefisien determinasi R2=0,481, hal ini menunjukkan indeks determinasi, besarnya
hubungan antara wawasan dunia kerja dan vocational skill terhadap kesiapan memasuki
dunia kerja abad 21 sebesar 51,9% sedangkan sisanya 48,1% dipengaruhi faktor lain.

vi
ABSTRACT

Rahman. Aiza, 2019 The Relationship between the World of Work Insight and
Vocational Skills to the Readiness to Enter the 21st Century Work World in
Vocational Students in the Power Electricity Engineering Program in Jombang.
Thesis, S1 Electrical Engineering Education Study Program Department of
Electrical Engineering, Faculty of Engineering, State University of Malang.
Mentor: (I) Drs. Wahyu Sakti G.I., M.Kom. (II) Dr. Yuni Rahmawati, S.T., M.T

Kata Kunci: Work of World Insights, Vocational Skills, Readiness to Enter the 21st
Century Work World

Efforts to improve the quality of the Vocational High School graduates,


especially human resources need to be given a good, directed and planned insight into the
world of work, between the world of work and education so that after graduating students
can find opportunities and look for a list of jobs that are appropriate to their field. Human
resources that can be able to compete and have quality human resources who have the
skills and competence of expertise to complete a job or a given task. The skill possessed
by each student is in accordance with the development of the age of the 21st century.
Students' readiness to enter the world of work in the 21st century is influenced by insight
into the world of work and vocational skills.
The objectives of this study are: (1) to describe the insights of the world of work
owned by students of class XII (X1); (2) describe vocational skills mastered by students
to get involved in the world of work in the 21st century (X2); (3) describe the readiness to
enter the 21st century workforce as students as candidates for labor in the 21st century era
(Y); (4) reveal the significance of the relationship between (X1) and (Y); (5) reveal the
significance of the relationships (X2) and (Y); (6) revealing the significance of the
simultaneous relationship between (X1) and (X2) with (Y); in Vocational High School
Students Electric Power Engineering Skills Program in Jombang.
Ex-post facto research with research subjects, namely students of class XII
Vocational High School Electrical Engineering Engineering Program in Jombang. 107
students, then sampled using the simple random sampling technique. The method of
collecting data using the questionnaire method. Validity test. While the reliability test.
The data analysis technique uses simple regression analysis which was previously tested
by the analysis requirements, partial correlation test and simultaneous hypothesis test to
reveal the relationship between the independent variable and the dependent variable. Data
analysis techniques used are partial correlation analysis and multiple regression,
prerequisite test analysis, and analysis of relative-relative contributions using SPSS
assistance. The results of the study are: (1) insight into the world of work of students of
class XII SMK TITL in Jombang Regency categorized as moderate as many as 43
respondents 40.18%, vocational skills of class XII students of SMK TITL in Jombang are
categorized as moderate as many as 44 respondents 41.92% , and readiness to enter the
21st century work world of grade XII students of SMK TITL in Jombang are categorized
as moderate, namely 44 respondents 41.13%, (2) the coefficient of determination R =
0.035, the coefficient of determination R2 = 0.481, this shows the determination index,
the magnitude of the relationship between insight into the world of work and vocational
skills on readiness to enter the 21st century work world by 51.9% while the remaining
48.1% is influenced by other factors.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Berkat
limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini yang berjudul “Hubungan
Vocational Skill dan Wawasan Dunia Kerja Dengan Kesiapan Memasuki Dunia
Kerja Abad 21 Pada Siswa SMK Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga
Listrik di Kabupaten Jombang” ini dapat terselesaikan. Skripsi ini dimaksudkan
untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana S1 Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Negeri Malang.
Pada penulisan tugas akhir ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Marji, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan,
2. Aji Prasetya Wibawa, S.T., M.M.T., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Elektro
Fakultas Teknik,
3. Drs. Hari Putranto, M.Pd selaku Penguji Utama yang telah memberikan
bimbingan, nasihat serta saran yang berguna selama proses pengujian dan
revisi skripsi.
4. Drs. Wahyu Sakti Gunawan Irianto, M.Kom. selaku Dosen Pembimbing I,
yang telah membimbing dan meluangkan waktu hingga terselesainya
skripsi ini,
5. Dr. Yuni Rahmawati, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
membimbing dan meluangkan waktu hingga terselesainya skripsi ini,
6. Seluruh dosen fakultas teknik elektro yang tidak bisa disebutkan satu
persatu saya ucapkan banyak terimakasih atas ilmu bermanfaat yang sudah
disampaikan,
7. Kepala dan guru SMKN 3 Jombang, SMKS PGRI 2 Jombang, SMKS
DWIJABHAKTI 1 Jombang, yang telah memberikan ijin dan fasilitas
kepada penulis selama mengadakan penelitian,
8. Ayah dan Ibu. Ayah Kasiyanto dan Ibu Rini yang selalu mendidik dan
memberikan yang terbaik dalam hidup ini,
9. Saudara tercinta, beserta keluarga besar yang telah mengingatkan dan
memberikan bantuan, semangat serta doa dalam menyelesaikan skripsi ini,

viii
10. Teruntuk Dhera Andhini. R, yang telah memberikan inspirasi dan motivasi
selama ini,
11. Teruntuk sahabatku, Gembiraloka, dan Bolotuhan yang telah
mendengarkan keluh kesah selama proses pengerjaan skripsi ini, terima
kasih atas bantuan dan dukungan yang sudah diberikan,
12. Seluruh teman-teman PTE UM angkatan 2016 khususnya keluarga kecil
PTE Offering A tercinta yang selalu memberikan bantuan, doa, dan
dukungan moril yang tak terhingga,
13. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan masih banyah
kekurangan. Oleh karena itu apabila ada kesalahan dalam penulisan proposal
skripsi ini mohon dimaafkan.

Malang, Mei 2020

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................ v
ABSTRACT ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
D. Hipotesis ...................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan................................................ 7
G. Definisi Operasional .................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Abad 21 ................................. 10
B. Vocational Skill............................................................................ 20
C. Wawasan Dunia Kerja ................................................................. 27
D. Penelitian Relevan ....................................................................... 32
E. Kerangka Berpikir ....................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian .................................................................. 39
B. Populasi Penelitian ...................................................................... 40
C. Instrument Penelitian ................................................................... 41
D. Uji Coba Instrument .................................................................... 42
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 43
F. Analisa Data ................................................................................ 45

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN


A. Hasil Deskripsi Data .................................................................... 51
B. Hasil Uji Prasyarat Analisis ......................................................... 55
C. Hasil Uji Hipotesis....................................................................... 58
D. Sumbangan Variabel Bebas (Predictor) ...................................... 60

x
BAB V PEMBAHASAN
A. Intepretasi Hasil yang Bersifat Deskriptif ..................................... 62
B. Intepretasi Hasil yang Bersifat Hubungan ................................... 73

BAB VI PENUTUP
A. Simpulan ...................................................................................... 79
B. Saran ............................................................................................ 80
DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 82
LAMPIRAN…………………………………………………………………….87
RIWAYAT HIDUP…………………………………………………………..146

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Indikator Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Abad 21 .............................. 18
2.2 Indikator Vocational Skill ........................................................................ 26
2.3 Indikator Wawasan Dunia Kerja .............................................................. 32
3.1 Data Jumlah Populasi Siswa Masing-Masing Sekolah ............................ 40
3.2 Skor Pernyataan ....................................................................................... 44
3.3 Kategori skor ideal .................................................................................. 44
3.4 Kategori Kelas Interval Masing-Masing Variabel .................................. 45
3.5 Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan .................... 49
4.1 Statatistik Deskriptif Wawasan Dunia Kerja ........................................... 51
4.2 Hasil Kategori Wawasan Dunia Kerja ..................................................... 52
4.3 Statatistik Deskriptif Vocational Skill ...................................................... 53
4.4 Hasil Kategori Vocational Skill................................................................ 53
4.5 Statatistik Deskriptif Kesiapan Memasuki Dunia Kerja di Abad 21 ....... 54
4.6 Hasil Kategori Kesiapan Memasuki Dunia Kerja di Abad 21 ................ 54
4.7 Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 56
4.8 Hasil Uji Multikolinearitas ...................................................................... 56
4.9 Hasil Uji Multikolinearitas ...................................................................... 57
4.10 Hasil Uji Autokorelasi............................................................................. 57
4.11 Hasil Analisis Korelasi Parsial Variabel Bebas Dengan Variabel
Terikat ...................................................................................................... 58
4.12 Hasil Analisis Regresi Hipotesis Ketiga ................................................. 60
4.13 Hasil Sumbangan Efektif Dan Sumbangan Relative
Variabel Penelitian Hipotesis Ketiga .................................................... 61

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Rancangan Penelitian .............................................................................. 39
4.1 Diagram Hasil Kategori Wawasan Dunia Kerja...................................... 52
4.2 Diagram Hasil Kategori Vocational Skill ................................................ 54
4.3 Diagram Hasil Kategori Kesiapan Memasuki
Dunia Kerja Di Abad 21 ......................................................................... 55
4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas ..................................................................... 58

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi instrumen ................................................................................. 85
2. Instrumen uji coba penelitian ................................................................. 90
3. Data Uji Coba dan Validasi Instrumen .................................................. 104
4. Hasil Analisis Deskriptif ........................................................................ 115
5. Hasil Analisis Uji Prasyarat ................................................................... 122
6. Hasil Analisis Uji Hipotesis ................................................................... 125
7. Surat Izin Penelitian ............................................................................... 128
8. Lembar Bimbingan Skripsi .................................................................... 137
9. Dokumentasi........................................................................................... 144
9. Riwayat Hidup........................................................................................ 146

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan keterampilan dapat


berkontribusi dalam pembangunan suatu negara. Indonesia merupakan negara
yang sedang berkembang, berusaha untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja.
Kualitas sumberdaya manusia dapat ditingkatkan dengan bantuan pedidikan yang
bermutu (Kristina, 2014:02). Secara umum pedidikan merupakan pengubah dari
kebiasaan yang bernilai buruk yang terdapat pada diri setiap individu dan
menjadikan kebiasaan baik yang berguna untuk menghadapi tantangan di masa
depan. Dengan itu menurut Basuki, (2017:63) dalam bukunya menyatakan bahwa
pendidikan di era global merupakan kebutuhan bagi manusia yang amat
menentukan bagi masa depan, sulit kiranya bagi seseorang untuk menyesuaikan
dengan perkembangan zaman bahkan pendidikan tidak hanya penting untuk
kehidupan per-individu, tetapi juga berpengaruh bagi tata kehidupan dalam rangka
membangun fondasi yang kokoh menuju terwujudnya masyarakat yang makmur
berkembang dan mandiri.
Pendidikan memiliki tujuan mecerdaskan kehidupan bangsa dan
megembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap individu serta bertaqwa kepada
Tuhan yang maha Esa, memiliki kepribadian yang berbudi luhur (Siswoyo dkk,
2013:24). Menurut undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan pasal 1 menyebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa, dan
Negara.

1
2

Pendidikan merupakan investasi bagi suatu negara dalam jangka panjang


dapat menimbulkan berbagai dampak yang signifikan, sehingga individu yang
terdidik berguna sebagai meningkatkan kualitas tenaga pada suatu bangsa
(Herjuna, 2015:01). Undang-undang Nomor 10 Tahun 2003 menyebutkan bahwa
Pendidikan Nasional mempuyai fungsi sebagai mengembangkan keterampilan dan
kemampuan, membentuk karakter serta peradaban suatu negara yang berdasarkan
mecerdaskan kehidupan bangsa. Pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan hal yang sangat signifikan dan berpengaruh bagi suatu bangsa dan
Negara.
Menurut UU sistem pendidikan Nasional pasal 15 Depdiknas, (2006:08)
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) merupakan sebuah lembaga pedidikan yang
memiliki tujuan yaitu mempersiapkan siswa dalam memasuki dunia kerja,
memiliki daya saing dan menjadikan lulusan sebagai tenaga kerja tingkat
menengah yang mengisi kebutuhan didunia industri maupun di dunia usaha.
Djohar (2007:1285) mengartikan bahwa pendidikan kejuruan adalah suatu
program pendidikan yang bertujuan mempersiapkan peserta didik untuk terjun
dalam dunia pekerjaan dan memiliki sifat yang profesional. Jadi, sekolah
menengah kejuruan berguna mempersiapkan peserta didik memiliki Vocational
skill. Peserta didik juga harus memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
pengendalian pribadi, kepribadian, kecerdasan, akhlak yag mulia, serta
kemampuan yang diperlukan individu, masyarakat, bangsa dan negara. Senada
dengan tujuan SMK menurut pada pasal 3 ayat 2 peraturan pemerintah No. 29
tahun 1990 meyatakan bahwa pendidikan sekolah menengah kejuruan
mengutamakan kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja dan membantu
siswa dalam mengembangkan potensi individu pada jenis pekerjaan tertentu.
Menurut Wibowo, (2011) menyatakan bahwa pendidikan di SMK memiliki
karakter yang berbeda dari sekolah menengah yang lainnya dalam menghasilkan
lulusan yansg siap kerja. Tujuan SMK menurut Dikmenjur, (2008:9) menciptakan
lulusan memasuki lapangan pekerjaan dan dapat mengembangkan sifat
professionalnya, mampu memilih karier serta mampu berkompetensi menjadi
tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia kerja atau dunia
usaha, tetapi pada era sekarang jumlah pengangguran SMK di Jawa timur pada
3

Oktober 2019, menurut data dari BPS terdapat 16.820 orang pengangguran,
sebanyak 6,84 persen merupakan tamatan SMK.
Banyaknya pengangguran disebabkan oleh beberapa faktor yaitu salah
satunya adalah kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja, hal ini diperkuat
dengan penelitian yang dilakukan Sasmito, (2015:26) yang menyatakan bahwa
adanya penyimpangan kurang terserapnya lulusan SMK adalah kurangnya
kompetensi dan mental lulusan SMK sehingga menyebabkan ketidak siapan
memasuki dunia kerja, ditambah banyaknya daya saing yang tinggi dalam
memasuki pekerjaan di industri juga menjadikan salah satu penyabab kurang
terserapnya lulusan SMK. Hal ini menjadikan penting adanya kesiapan kerja
yang menunjang siswa memasuki dunia kerja.
Kesiapan memasuki dunia kerja kerja adalah keseluruhan kondisi pada
individu meliputi pengetahuan, kematangan fisik, dan mental serta adanya
kemauan dan kemampuan yang digunakan untuk menyelesaikan kegiatan (Emi,
2012:3). Kesiapan kerja sangatlah penting bagi siswa dalam memasuki dunia
kerja sehingga siswa dapat beradaptasi dengan mudah ada beberpa faktor yag
dapat mempengaruhi kesiapan memasuki dunia kerja yang dimiliki oleh setiap
siswa yaitu vocational skill atau keterampilan kejuruan dan wawasan dunia kerja .
Wawasan dunia kerja merupakan suatu pegetahuan terkait dengan dunia kerja.
Keterampilan kejuruan atau vocational skill merupakan kompetensi sesuai
dengan bidang kerja.
Kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 dapat dipengaruhi oleh seberapa
besar wawasan dunia kerja yang dimiliki oleh siswa SMK. Pada dasarnya
wawasan dunia kerja pada setiap masing-masing siswa tidaklah sama. Wawasan
dunia kerja dapat memberikan gambaran dunia kerja diantara lain yaitu meliputi
lowongan pekerjaan, kompetensi yang dibutuhkan oleh industri, pegetahuan
ketenagakerjaan, cara memasuki dunia pekerjaan, dan sebagainya yang terkait
dengan dunia kerja (Muhaimil, 2018:04). Dunia kerja menuntut setiap siswa
memiliki keahlian atau keterampilan berkerja yang sesuai dengan bidang
keahliannya. Upaya yang dilakukan SMK adalah dengan kurikulum yang
disesuaikan dengan tuntutan dunia industri masa kini sesuai dengan bidang
4

kejuruannya dengan menyesuaikan kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan


oleh industri.
Program keahlian TITL (Teknik Instalasi Tenaga Listrik) di Kabupaten
Jombang terdapat tiga SMK yang memiliki program keahlian tersebut, yaitu
SMKN 3 Jombang, SMKS Dwijabakti Jombang, dan SMKS 2 PGRI Jombang.
Program keahlian TITL dituntut untuk memiliki keterampilan atau kecakapan
sesuai dengan bidang keahliannya yaitu ketenaga listrikan, sehingga setelah lulus
siswa memilki kompetensi dan keahlian dalam ketenagalistrikan yang digunakan
dalam memasuki dunia kerja. Vocational skill atau keterampilan kejuruan yang
diperoleh oleh siswa akan menunjukkan bahwa siswa sudah memilki bekal
dalam program keahlian.Oleh karena itu perlunya penelitian terhadap kesiapan
memasuki dunia kerja abad 21 pada siswa SMK yang diprogramkan menjadi
tenaga kerja setelah lulus. Lulusan SMK dianggap sudah mampu memasuki dunia
kerja karena sudah memperoleh vocational skill sesuai dengan bidang keahliannya
yang dibutuhkan oleh industri. Berdasarkan uraian diatas wawasan dunia kerja
dan vocational skill diduga sebagai pedukung kesiapan siswa dalam memasuki
dunia kerja abad 21. Karena dugaan tersebut maka pentingnya dilakukan
penelitian tersebut degan judul “Hubungan Vocational Skill dan Wawasan Dunia
Kerja dengan Kesiapan Memasuki Dunia Kerja pada Siswa SMK Program
keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di Kabupaten Jombang”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka didapatkan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana deskripsi vocational skill pada Siswa SMK Program keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik di Kabupaten Jombang?.
2. Bagaimana deskripsi wawasan dunia kerja pada Siswa SMK Program keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik di Kabupaten Jombang?.
3. Bagaimana deskripsi kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 pada Siswa
SMK Program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di Kabupaten
Jombang?.
5

4. Bagaimana hubungan positif dan signifikan antara vocational skill dengan


kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 pada siswa SMK Program keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik di Kabupaten Jombang?
5. Bagaimana hubungan positif dan signifikan antara wawasan dunia kerja dengan
kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 pada siswa SMK Program keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik di Kabupaten Jombang?.
6. Bagaimana hubungan positif dan signifikan vocational skill dan wawasan dunia
kerja secara simultan dengan kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 pada
siswa SMK Program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di Kabupaten
Jombang ?.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusa masalah diatas dapat dirumuskan Tujuan penelitian
sebagai berikut :
1 Mendiskripsikan vocational skill pada siswa SMK program keahlian teknik
instalasi tenaga listrik di Kabupaten Jombang.
2 Mendiskripsikan wawasan dunia kerja pada siswa SMK program keahlian
teknik instalasi tenaga listrik di Kabupaten Jombang.
3 Mendiskripsikan kesiapan memasuki dunia kerja pada siswa SMK program
keahlian teknik instalasi tenaga listrik di Kabupaten Jombang.
4 Mengungkap hubungan positif dan signifikan antara vocational skill dengan
kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 pada siswa SMK program keahlian
teknik instalasi tenaga listrik di Kabupaten Jombang.
5 Mengungkap hubungan positif dan signifikan antara wawasan dunia kerja
dengan kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 pada siswa SMK program
keahlian teknik instalasi tenaga listrik di Kabupaten Jombang.
6 Mengungkap hubungan positif dan signifikan antara vocational skill dan
wawasan dunia kerja secara simultan dengan kesiapan memasuki dunia kerja
abad 21 pada siswa SMK program keahlian teknik instalasi tenaga listrik di
Kabupaten Jombang .
6

D. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat Hipotesis alternatif (Ha) berdasarkan tujuan
nomor 4,5,dan 6 sebagai berikut:;
1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara vocational skill dengan
kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 pada Siswa SMK program keahlian
teknik instalasi tenaga listrik di Kabupaten Jombang
2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara wawasan dunia kerja dengan
kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 pada siswa SMK program keahlian
teknik instalasi tenaga listrik di Kabupaten Jombang.
3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Vocational skill dan
wawasan dunia kerja secara simultan dengan kesiapan memasuki dunia kerja
abad 21 pada siswa SMK program keahlian teknik instalasi tenaga listrik di
Kabupaten Jombang.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini terdapat dalam segi teoristis
dan praktis sebagai berikut:
1. Secara teoristis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai kontribusi pada
perkembangan ilmu pendidikan dan rujukan untuk penelitian lanjutan
terutama pada kompetensi Elektro.
2. Secara Praktis, Secara praktis penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
beberapa pihak terkait yaitu :
a. Bagi sekolah, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk
membuat kebijakan dalam memberikan wawasan dunia kerja pada siswa
dengan menunjukkan berbagai lapangan pekerjaan yang cocok sesuai dengan
bidang keahlian yang ditempuh, serta menyiapkan program silabus yang
relevan dengan dunia kerja sehingga dapat membantu meningkatkan
keterampilan kejuruan memberikan kontribusi terhadap kesiapan siswa .
b. Bagi guru SMK program keahlian TITL, hasil penelitian ini dapat
memberikan informasi untuk memberikan kesiapan siswa dalam memasuki
dunia kerja, dengan memberikan pengenalan dan mengembangkan wawasan
terhadap dunia kerja dan meningkatkan keterampilan kejuruan .
7

c. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat memberikan infrmasi kepada siswa
untuk mempersiapkan dirinya untuk memasuki dunia kerja denga menambah
wawasan dunia kerja dan meningkatkan keterampilan kejuruan sesuai dengan
bidang keahliannya.
d. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi
untuk melakukan penelitian dibidang yang sama dan diharapkan peneliti
selanjutnnya dapat mengembangkan variabel yang relevan dengan kesiapan
memasuki dunia kerja

F. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah


Agar penelitian tetap pada fokus pembahasan dan terarah maka , dibatasi
dengan sesuai tujuan penelitian ini, membatasi masalah sebagai berikut:
1. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah pegaruh vocational skill,
pengetahuan wawasan dunia kerja, serta kesiapan dalam memasuki dunia
kerja. Wawasan dunia kerja sebagai variabel bebas (X1) adalah kemampuan
atau keterampilan siswa dalam menerapkan ilmu yang didapat selama di
SMK. Vocational skill sebagai variabel bebas (X2) adalah wawasan yang
berguna bagi siswa dalam memasuki dunia kerja terkait dengan dunia
pekerjaan. Sedangkan kesiapan memasuki dunia kerja abad 21sebagai variabel
terikat (Y) adalah kondisi dimana siswa memiliki kemantapan dalam
memasuki dunia kerja.
2. Penelitian ini dilakukan pada SMK siswa kelas XII program keahlian Teknik
Instalasi Tenaga Listrik di Kabupaten Jombang.
3. Lokasi dari penelitian ini bertempat di SMKN 3 Jombang, , dan SMKS
Dwijabakti 1 Jombang, dan SMKS PGRI 2 Jombang.
4. Kesiapan siswa memasuki dunia kerja formal berdasarkan kompetensi yang
diajarkan pada program keahlian TITL yaitu termasuk golongan ahli teknik
instalasi tenaga listrik: teknisi listrik, petugas pemasangan dan pemeliharaan
instalasi listrik, operator produksi, teknisi service dan pengusaha di bidang
listrik.
8

5. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuisoner yang dibagikan


kepada siswa SMK kelas XII program keahlian Teknik Instalasi Tenaga
Listrik di Kabupaten Jombang.

G. Definisi Operasional
Definisi Operasional pada penelitian digunakan sebagai penekanan istilah
yang berguna menghindari adanya kesalahan persepsi makna dalam penafsiran
penelitian atau pengkajian penelitian ini. Definisi Operasional dalam penelitian
ini yaitu:
1. Kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 adalah keadaan dimana siswa
memiliki kemantapan untuk berkerja yang meliputi: kesiapan mental siswa
dan (b) pegetahuan dan keterampilan. kesiapan siswa dalam memasuki dunia
kerja abad 21 dipengaruhi beberapa faktor yaitu Vocational skill dan wawasan
dunia kerja.
2. Wawasan dunia kerja yang dibahas wawasan mencakup: (a) pengetahuan
keterampilan kerja; (b) pengetahuan dunia kerja; (c) keselamatan dan
kesehatan kerja (K3); (d) informasi mengenai dunia kerja; dan (e)
kesejahteraan tenaga kerja.
3. Vocational skill atau keterampilan kejuruan merupakan keterampilan kejuruan
yang dimiliki oleh setiap siswa SMK kelas XII program keahlian Teknik
Instalasi Tenaga Listrik dimana setiap siswa memiliki keterampilan dalam
menerapkan ilmu yang didapat di sekolah berdasarkan kurikulum untuk
digunakan bersaing di dunia kerja setelah lulus dari SMK mencakup: (a)
kompetensi instalasi tenaga listrik; (b) memiliki kemampuan berkomunikasi;
(c) kemampuan berpikir kritis; (d) kemampuan berpikir kreatif; dan (e)
kemampuan untuk kolaborasi.
4. Siswa SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) kelas XII di kabupaten Jombang
adalah peserta didik yang menempuh pedidikan kejuruan pada tahap akhir
berada di Kabupaten Jombang.
9

5. Program keahlian TITL (Teknik Instalasi Tenaga Listrik) adalah salah satu
program keahlian pendidikan yang tersedia di SMK yang berada di Kabupaten
Jombang.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Abad 21


1. Pengertian kesiapan kerja
Kesiapan menurut (Chaplin, 2006: 419) mengemukakan bahwa tingkat
perkembangan dari kematangan atau kedewasaan seseorang yang dapat
menguntungkan untuk melakukan sesuatu. Mengemukakan juga bahwa kesiapan
meliputi kemampuan yang digunakan untuk menempatkan dirinya saat akan
memulai gerakan yang berkaitan dengan kesiapan mental dan jasmani. Slameto,
(2010:113) mendefinisikan kesiapan adalah dimana kondisi yang membuat
individu siap untuk memberikan respon dengan cara tertentu mencakup tiga
aspek yaitu: (1) kondisi fisik, (2) kebutuhan-kebutuhan motif dan tujuan, (3)
keterampilan dan pengetahuan yang telah dipelajari.
Kesiapan (radiness) mengacu asumsi bahwa kepuasan individu berasal
dari pendayagunaan satuan pengantar (conduction skill) , dimana setiap individu
ini dapat mendorong individu untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
(Yudhawati dan Haryanto, 2011). Menurut Hamalik, (2008:94)” kesiapan adalah
keadaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan pada
tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial, dan emosional”. Menurut Dalyono,
(2005:52) kesiapan merupakan kemampuan yang cukup baik dalam hal mental
dan fisik, kesiapan fisik berartii memiliki tenaga yang cukup dan kesehatan untuk
melakukan sebuah kegiatan , sedangkan kesiapan mental berarti memiliki minat
dan motivasi yang cukup dalam melakukan sebuah kegiatan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2005: 554) menyatakan kerja
diartikan sebagai suatu tindakan untuk melakukan sesuatu yang dilakukan dan
melakukan untuk mencari nafkah atau mata pencahariaan. Menurut Renita,
(2006:125) kerja dalam aspek sosial merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan umum, terutama bagi orang-
orang terdekat seperti keluarga dan masyarakat, digunakan untuk bertahan dan
mengembangkan kehidupan,

10
11

sedangkan jika dilihat dari sudut pandang religius kerja merupakan suatu upaya
untuk mengatur dunia sesuai dengan perintah sang pencipta, berkerja merupakan
sebuah komitmen hidup yang harus dipertanggung jawabkan kepada tuhan.
Menurut Kartini, (1991:77) kesiapan memasuki dunia kerja adalah kemampuan
sesorang untuk melakukan pekerjaan dengan baik di dalam maupun di luar
hubungan kerja yang berguna menghasilkan barang atu jasa. Agus fitriyanto
dalam Ade, (2017) berpendapat bahwa “kesiapan kerja adalah kondisi yang
menunjukkan adanya keserasian antara kematangan fisik, mental, serta
pengalaman sehingga individu mempunyai kemampuan untuk melaksanakan
kegiatan tertentu didalam hubungan degan pekerjaan”. Catherine, (2010)
menyatakan bahwa kesiapan kerja merupakan potensi lulusan dalam hal kinerja
dan karier dalam jangka panjang, sehingga perlunya untuk memperbaiki dan
membangun lulusan yang memiliki kesiapan kerja yang menjadikan kriteria
sebagai pengembangan keputusan yang lebih efektif dan berpotensi
memprediksi kapasitas kerja dan kinerja lulusan
Kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 ini tentunya menuntut siswa
untuk menguasai beberapa keterampilan-keterampilan yang penting pada abad
21 ini, empat keterampilan yang harus di kuasai oleh siswa empat keterampilan
tersebut yaitu keterampilan berkomunikasi, berpikir kritis, berpikir kreatif,
berkolaborasi (Zubaida, 2016). Menurut National Education Association,(2010)
menyatakan bahwa 75,7% survei yang dilakukan menjelaskan bahwa
keterampilan four cs(critical thingking, collaboration, communication, creativ
thingking) menjadi sangat penting bagi perusahaan, terutama untuk
meningkatkan perekonomian perusahaan dalam pasar global dengan penguasaan
empat keterampilan tersebut yang dimiliki, siswa lebih siap memasuki dunia
kerja pada abad 21 ini.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kesiapan
memasuki dunia kerja abad 21 adalah kondisi individu yang meliputi kemauan,
keinginan,dan kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan dan mengusahakan
suatu kegiatan tertentu untuk diselesaikan yang bergantung pada tingkat
kematangan fisik, mental, kemampuan dalam bidang keahlian tertentu, dan
penguasaan empat keterampilan abad 21 oleh siswa sebagai bekaluntuk
12

memasuki dunia kerja abad 21 ini. Kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja
merupakan kondisi dimana siswa telah dilatih dan dipersiapkan melakukan
suatu pekerjaan atau kegiatan yang akan dihadapinya dengan sebaik-baiknya
menggunakan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.

2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja


Menurut Slameto (2010:113) menyatakan bahwa terdapat 3 aspek yang
mempengaruhi kesiapan diantaranya:
a. Kondisi fisik, mental, dan emosional.
b. Kebutuhan-kebutuhan, motif, dan tujuan.
c. Keterampilan, pengetahuan, dan pengertian lain yang dipelajari
Ketiga aspek diatas mempengaruhi kesiapan kerja siswa dan juga semua
aspek yang saling mempengaruhi . menurut kartini dalam Nugrahaini, (2014:23)
mengemukakn bahw faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja adalah
faktor dalam dirinya sendiri (intern ) dan faktor luar dirinya sendiri , faktor
dalam dirinya sendiri yitu meliputi kecerdasan, keterampilan, kecakapan, tujuan
dalam berkerja, motivasi, kepribadian, cita-cita, bakat,dan kemampuan
sedangkan dari faktor luar meliputi lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat, lingkungan dunia kerja, kesempatan mendapatkan kemajuan, rekan
seperkejaan.
Menurut Dewa, (1993: 44) faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan
memasuki dunia kerja yaitu :
a. Faktor-faktor yang bersumber pada individu meliputi:
1) Kemampuan intelejensi
Setiap individu memiliki intelejensi yang berbeda-beda, dimana setiap
individu memiliki taraf intelejensi yang tinggi dapat lebih cepat memecahkan
masalah yang sama dibandingkan dengan individu yang memiliki taraf
intelejensi yang lebih rendah. Taraf intelejensi memiliki peran yang
signifikan dalam kesiapan dalam berkeja.
2) Bakat
Bakat adalah kondisi kualitas yang dimiliki setiap individu yang dapat
membantu setiap individu berkembang pada masa yang akan datang,
sehingga perlu diketahui sedini mungkin bakat-bakat yang dimiliki oleh
13

bsetiap siswa di SMK sehingga dapat mempersiapkan peserta didik


sesuaidengan bidang keahlian dan posisi karir setelah lulus SMK.
3) Minat
Minat adalah suatu mental yang terdiri dari kombinasi dari perasaan,
harapan, prasangka, dan kecenderungan lain yang ada pada setiap individu
yang dapat mempengaruhi minat kepada suatu pemilihan tertentu. Minat
memiliki pengaruh dalam mencapai kesiapan kerja dalam memilih pekerjaan
tertentu.
4) Motivasi
Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri setiap individu yang
diindakasikan dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Motivasi meiliki peran penting dalam kesiapan dalam memasuki dunia kerja
5) Sikap
Sikap adalah suatu kesiapan yang terdapat pada individu untuk bertindak
secara tertentu dengan hal tertentu. Sikap postif setiap individu dapat
mempengaruhi kesiapan kerja siswa untuk mel;akukan suatu kegiatan
pekerjaan yang dilakukan oleh siswa.
6) Kepribadian
Kepribadian adalah sesorang memiliki peranan yang penting dalam
penentuan arah jabatan dan kesiapan seseorang dalam memasuki dunia kerja
7) Nilai
Nilai adalah suatu hal yang dianut oleh setiap individu bepengaruh terhadap
pekrjaan yang dip[ilih dan prestasi dalam melakukan pekerjaan sehingga
menimbulkan kesiapan kerja.
8) Hobi atau kegemaran
Hobi adaldh kegiatan yang dilakukan setiap individu didasarkan oleh
kesenangan dalam melaksanakannya sehingga dapat menentukan pemilihan
pekerjaan.
9) Prestasi
Prestasi adalah penguasaan terhadap suatu materi pelajaran dalam
pendidikan yang ditempuh oleh setiap siswa yang berpengaruh terhadap
kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja.
14

10) Keterampilan
Keterampilan merupakan kecakapan yang dimiliki oleh peserta didik dalam
melakukan sesuatu.
11) Penggunaan waktu senggang
Kegiatan yang dilakukan diluar jam sekolah digunakan untuk penunjang
dalam hobinya atau rekreasi.
12) Aspirasi dan pengetahuan sekolah atau pendidikan sambungan.
Aspirasi dengan pendidikan sambungan yang diinginkan yang memiliki
keterkaitan dengan mewujudkan cita-cita.
13) Pengetahuan tentang dunia kerja
Pengetahuan tentang dunia kerja merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh
setiap siswa termasuk dunia kerja, persyaratan,kualifikasi, jabatan, jabatan
structural, promosi jabatan, hak dan kewajiban, dan lain-lain.
14) Pengalaman kerja
Pengalam kerja merupakan suatu hal atau kegiatan yang dilakukan oleh
setiap siswa yaitu terjun dalam dunia kerja diperoleh melaui praktik kerja
industri.
15) Kemampuan dan keterbatasan fisik ilmiah
Kemampuan fisik seperti memiliki badan yang kekar, tinggi badan dan
penampilan serta lain-lainnya.
16) Masalah dan keterbatasan pribadi
Maslah adalah problema yang timbul dan bertentangan dalam diri individu,
lalu keterbatasan pribadi merupakan tidak dapat mengendalikan diri, mau
menang sendiri, dan lain-lainnya.
b. Faktor sosial yang mempengaruhi yang meliputi bimbingan dari orang tua,
keadaan teman sebaya, dan keadaan masyarakat sekitar.

3. Indikator kesiapan kerja abad 21 pada siswa SMK


Pendidikan menengah kejuruan adalah pendididkan pada jenjang
pendidikan menengah yang mengutamakan perkembangan kemampuan yang
diguanakan untuk melaksanakan suatu bidang pekerjaan tertentu, SMK memiliki
fungsi untuk menyiapkan sisiwa untuk memasuki lapangan kerja serta
15

membentuk sikap professionalitas (Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 1990).


Siswa dituntut untuk memilki kesiapan kerja yang berguna dalam memasuki
dunia kerja, menurut Imron dalam Utama, (2008:65) mengemukakan bahwa
setiap individu siswa SMK mempunyai ciri- ciri kesiapan kerja yaitu: memiliki
sifat optimis, berpikir logis, memiliki rasa tanggung jawab, mempunyai ambisi
untuk maju dan sanggup beradaptasi pada lingkungan pekerjaan maupun
lingkungan sekitar. Keterampilan abad 21 menurut Wagner (2008)
mengemukakan bahwa memasuki new world of work pada abad ke-21
keterampilan yang diperlukan dalam dunia industri dan dunia kerja
membutuhkan keterampilan : (a) kreatifitas dengan indikator dapat membuat
ide-ide baru dan bermanfaat, dapat mengimplementasikan ide untuk orang lain
secara efektif, dan melihat kegagalan untuk peluang belajar; (b) berpikir kritis
dengan indikator yaitu menganalisis dan mengevaluasi bukti, argument, klaim,
dan mampu membuat kesimpulan dari informasi dan argumen dengan analisis
terbaik.; (c) kolaborasi dengan indikator dapat melakukan kerja sama secara
efektif dan hormat dengan tim yang beragam, kemauan untuk kompromi dan
membatu team dalam mencapai tujuan bersama; (d) Komunikasi dengan
indikator dapat menggunakan lisan atau tulisan dalam melakukan komunikasi,
dapat mendengarkan secara efektif untuk memahami makna, menggunakan
komunikasi untuk menginformasikan, dan memotivasi, dan dapat berkomunikasi
dengan beragam lingkungan. Ciri-ciri siwa yang telah mempunyai kesiapan
kerja meiliki berbagai pertimbangan menurut Imron dalam Agus, (2006:9),
antara lain :
a. Memiliki pertimbangan yang logis dan objektif
Siswa akan memiliki pertimbangan yang tidak hanya dilihat dari suatu
sudut saja tetapi siswa akan menghubungkan dengan nalar dan bersifat logis
b. Mempunyai kemauan dan kemampuan berkerja
Ketika siswa dituntut untuk bisa berinteraksi dan menjalin kerjasama
dengan orang lain
c. Mampu mengendalikan emosi
Pengendalian diri atau emosi sangat dibutuhkan agar proses menyelesaikan
sebuah perkerjaan dengan baik dalam Edward, dkk (2006) menjabarkan
16

bahwa kondisi emosional setiap individu berpengaruh dalam kesiapan kerja


hal ini dikarenakan dapat mengurangi gejala stres, rasa cemas dan
kesehatan, sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat optimal.
d. Memiliki sikap kritis
Dibutuhkan karena penting dalam mengoreksi kesalahan yang selanjutnya
dapat menemukan solusi atau pemecahan masalah yang dihadapi
e. Mempunyai keberanian tanggung jawab secara individual
Tanggung jawab akan timbul pada diri individu ketika melampaui
kematangan fisik dan mental dengan kesadaran yang timbul dalam dirinya.
f. Mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan perkembangan
teknologi
Dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan kerja merupakan modal untuk
dapat berinteraksi dalam lingkungan tersebut, hal ini dapat diperoleh dari
praktik industri.
g. Mempunyai ambisi untuk maju dan berusaha mengikuti perkembangan
program keahlian.
Kompetensi atau hard skill yang harus dimiliki oleh siswa dalam
memasuki dunia kerja sesuai dengan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia) sub sektor ketenaga listrikan bidang instalasi pemanfaatan
tenaga listrik beberapa aspek yang harus dikuasai oleh siswa menurut
Kepmenker RI Nomor 170 Tahun 2007 :
a. Merakit dan memasang PHB dan instalasi listrik penerangan bangunan
sederhana (Rumah tinggal, Sekolah, Rumah Ibadah)
Aspek kompetensi ini adalah berkaitan dengan perakitan, pemasangan, dan
pemeliharaan PHB dan instalasi listrik pada tempat tinggal, sekolah, dan
tempat ibadah sesuai dengan pesyaratan dan standar konstruksi
pemasangan.
b. Merakit dan memasang PHB dan instalasi listrik penerangan bangunan
gedung (Gedung Olahraga, Kampus, Perkantoran, Hotel, Pasar Swalayan,
Apartemen)
17

Aspek diatas merupakan kompetensi yang harus dimiliki sisiwa dalam


membuat perakitan dan pemasangan PHB dan instalasi listrik secara
prosedural sesuai dengan persyaratan dan standar kontruksi pemasangan.
c. Merakit dan memasang PHB dan instalasi listrik penerangan bangunan
industri
Aspek ini berkaitan dengan merakit, pemeriksaan, dan perakitan pada PHB
dan instalasi listrik penerangan bangunan industri sesuai dengan standar
kontruksi dan persyaratan pemasangan.
d. Memasang sistem pembumian
Aspek ini berkaitan dengan persiapan dan pemasangan sistem pembumian
yang dikerjakan sesuai dengan persyaratan dan standar kontruksi
pemasangan.
e. Memasang penangkal petir
Aspek ini berkaitan dengan prosedur pemasangan dan pemeriksaan pada
pemasangan penangkal petir sesuai dengan kontruksi dan persyaratan
pemasangan.
f. Memasang lampu tanda
Aspek berkaitan dengan persiapan pemasangan dan perakitan lampu tanda
(lampu lalu lintas, papan reklame, lampu kabut) sesuai dengan standar
persyaratan dan konstruksi pemasangan.
g. Memasang instalasi PLC
Aspek ini berkaitan dengan perencanaan, persiapan dan penerapan
prosedural pemasangan instalasi PLC sesuai dengan persyaratan dan standar
kontruksi pemasangan.
h. Memasang instalasi otomasi listrik industri
Aspek komptensi kerja ini berkaitan dengan perencanaan, penerapan
pemasangan, dan pemeriksaan yang dibutuhkan dalam pemasangan instalasi
otomasi listrik industry sesuai dengan kontruksi dan persyaratan
pemasangan.

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa kesiapan


memasuki dunia kerja abad 21 merupakan keseluruhan kemampuan dan kondisi
individu meliputi: (1) kemampuan mental siswa dalam memasuki dunia kerja
18

abad 21 yaitu siswa dapat mempersiapkan keadaan kesehatan jasmani, memiliki


pertimbangan yang logis, mempunyai kemauan bekerja, mampu mengendalikan
emosi, memiliki sikap kritis, mempunyai rasa tanggung jawab dalam pekerjaan,
mempunyai ambisi untuk maju, mampu berkerja sama dengan orang lain,
mampu mencari informasi lowongan pekerjaan, dapat beradaptasi dengan
lingkungan baru, memiliki jiwa kepemiminan, produktif dalam melakukan
pekerjaan, dan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi; (b) kompentensi
kerja Instalasi tenaga listrik merupakan kemampuan dalam melaksanakan
pekerjaan di bidang instalasi tenaga listrik yaitu siswa dapat melakukan
perbaikan dan pemeliharaan instalasi litrik bangunan atau gedung, mampu
melakukan perbaikan dan pemeliharaan perlengkapan PHB penerangan
bangunan atau gedung, dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan instalasi
pembumian, memelihara dan memperbaiki instalasi PLC, memelihara dan
memperbaiki instalasi lampu tanda, dan pemeliharaan dan perbaikan lampu PJU

Tabel 2.1 Indikator Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Abad 21


Indikator Deskriptor
Kemampuan 1. Siswa menjaga kesehatan jasmani
mental siswa 2. Memilki pertimbangan logis dan subjektif
dalam
memasuki dunia 3. Mempunyai kemauan bekerja
kerja di abad 21 4. Mampu mengendalikan emosi
5. Memiliki sikap kritis
6. Mempunyai rasa tanggung jawab pada pekerjaan
7. Mempunyai ambisi untuk maju
8. Mampu berkerjasama dengan orang lain
9. Mencari informasi lowongan pekerjaan
10. Mempunyai kemampuan beradaptasi
11. Berjiwa kepemimpinan
12. Produktifitas kerja
13. Kemampuan berkomunikasi
Kompetensi 1. Memperbaiki dan memelihara instalasi listrik bangunan dan
kerja gedung
2. Memelihara dan memperbaiki Perlengkapan Hubung Bagi
(PHB) penerangan bangunan, gedung dan industri
3. Memelihara dan memperbaiki Instalasi Sistem Pembumian
4. Memelihara dan memperbaiki Penangkal/Penangkap Petir
5. Memelihara dan memperbaiki instalasi Programable Logic
Control (PLC)
6. Memelihara dan Memperbaiki instalasi lampu tanda
7. Memelihara dan Memperbaiki Lampu Penerangan Jalan
Umum (PJU)
19

B. Vocational Skill
1. Pengertian Vocational Skill
. Menurut Dernutte dalam Famela, dkk. (2015 ) menyatakan bahwa
vocational skill diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengembangkan
pengetahuan yang dimilikinya melalui pengalaman melaksanakan tugas
keterampilan. Suhartini dalam Sisco (2018:15), menyatakan bahwa vocational
skill merupakan kapasitas atau kemampuan individu dalam melaksanakan suatu
tugas yang berkembang dari hasil pelatihan dan pengalaman. Pengembangan
pengetahuan dan kemampuan siswa dapat ditingkatkan dalam pembelajaran
menurut Sufairoh (2016) mengemukakan bahwa proses pembelajaran siswa
sekarang menggunakan Pendekatan Saintifik yaitu proses pembelajaran dengan
penerapannya siswa dapat membuat konsep, menemukan atau mengidentifikasi
masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis dari masalah yang dihadapi,
mengumpulkan data dari berbagai teknik, menganalisis data yang telah didapat,
menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep dari analisis yang didapat.
Kemendikbud (2016) mengungkapkan Proses pembelajaran K-13 (Kurikulum
2013) menggunakan Pendekatan Saintifik meliputi 5 langkah:
a. Mengamati, kegiatan siswa dalam mengidentifikasi suatu masalah dengan
menggunakan indera, alternatif lain dengan menggunakan observasi,
mengamati gambar, video, garafik dan tabel, mengamati melalui media
massa dan internet. Dalam kegiatan ini diharapkan siswa dapat
menngidentidikasi masalah.
b. Menanya, kegiatan siswa untuk mengemukakan apa yang ingin
diketahuinya, baik berkenaan pada suatu objek, peristiwa dan pada proses
yang dilakukan, dari kegiatan tersebut siswa dapat merumuskan suatu
masalah dan membuat hipotesis.
c. Mengumpulkan data, kegiatan siswa dalam mengumpulkan informasi untuk
digunakan dalam menganalisis. Pengumpulan data dapat diperoleh dari
membaca buku, observasi di lapangan, wawancara, dan lain-lain. Dalam
kegiatan ini siswa dapat menguji hipotesis yang didapat.
d. Mengasosiasi, kegiatan siswa dalam mengolah dan menganalisis data yang
diperoleh oleh siswa melalui mengklasifikasi, menyusun data dalam bentuk
20

yang informatif, pengurutan, dan menghitung. Setalah itu siswa menganalisis


untuk membandingkan atu menentukan hubungan antar data yng diperoleh
dengan teori yang diperoleh sehingga dapat menarik kesimpulan serta
menambah wawasan pengetahuan, menemukan prinsip dan konsep penting
dalam menambah skema kognitif. Dalam kegiatan siswa tersebut siswa
dapat menyimpulkan hasil dari kajian hipotesis.
e. Mengomunikasikan, yaitu kegiatan siswa dalam mempresentasikan dan
mendeskripsikan dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data,
dan mengasosiasi dalam bentuk lisan maupun non lisan dengan
menggunakan diagram, gambar, dan alat bantu lainnya. Dalam kegiatan ini
siswa dapat mempertanggung jawabkan hipotesis yang telah dirumuskan.
Penggunan model pembelajaran dalam meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan siswa terdapat berbagai model pembelajaran yaitu Discovery
Learning pada model ini siswa dituntut aktif dan berfikir kritis dan
menumbuhkan kemampuan untuk kolaborasi dengan teman sekelas untuk
menyimpulkan suatu pemecahan masalah yang dihadapi(Hendrawati, 2017).
Surya, (2002:193) mengemukakan bahwa model Discovery learning
mengarahkan siswa dimana mampu untuk mengasimilasikan suatu prinsip antara
lain mengamati, mencerna, menggolongkan mengukur dan membuat
kesimpulan.
Project Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang
digunakan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh siswa
dalam permasalahan yang kompleks, dengan menggunakan pembelajaran
investigasi, kolaborasi, dan eksperimen dari sebuah masalah atau proyek
(Syarifuddin, 2018). Project Based Learning adalah suatu pendekatan model
pembelajaran yang memberikan kebebasan terhadap siswa untuk merancang
aktivitas belajar, melakukan proyek dengan kolaboratif atau kerjasama dengan
anggota kelompok akhirnya menghasilkan produk kerja yang dipresentasikan
kepada siswa lainnya. (Habibi, 2012).
Teaching factory merupakan terobosan dalam proses pembelajaran
keahlian dan keterampilan dijalankan berdasarkan prosedur dan standar kerja
yang sesungguhnya (real job) sesuai dengan dunia kerja sebagai sarana alih
21

teknologi dan budaya industry dalam membentuk karakter siswa (Abdul, 2013).
Syarifuddin, (2018) mengemukakan bahwa teaching factory merupakan model
pembelajran yang berbasis produk dan jasa mengacu pada standar dan prosedur
yang berlaku di industri. Pelaksanaan teaching factory melibatkan pihak
industri sebagai penilai kualitas siswa SMK. Kegaiatan teaching factory terdiri
dari dua prinsip yaitu pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran
berbasis produksi menurut. Dobson dalam Wibowo, (2016) menyebutkan
bahwa pembelajaran berbasis kompetensi yakni pemebelajaran yang bertujuan
membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga
siswa dapat melakukan tugas sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Pembelajaran berbasis produksi adalah sebuah pembelajaran dimana siswa
terlibat langsung dalam proses produksi. (Harianto dan Saefudin dalam
Wibowo, 2016).
Peningkatan kemampuan dan pengetahuan siswa melalui Prakerin
(Praktek Kerja Industri) sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas siswa
sesuai dengan dunia kerja, peran Prakerin dalam membentuk siswa untuk
menjadi pekerja. Menurut Hamalik, (2007:93) mengemukakan bahwa praktik
kerja indusrti memiliki manfaat bagi peserta didik yaitu melatih keterampilan-
keterampilan menejemen dalam kondisi yang real penting dalam rangka
belajar untuk menerapkan teori yang dimiliki dan bertujuan mengembangkan
aspek keterampilan peserta didik dan kemampuan professional khususnya
aspek fungsi menejemen (perencanaan, penggerakan, pengorganisasian,
koordinasi, pengawasan, penilaian) melalui penggunaan prinsip ilmu
pengetahuan dan teknologi, penggunaan teknik sebagai metode kerja.
Kurikulum SMK Depdiknas, (2005) menyatakan bahwa prakerin adalah suatu
pola dalam menyelenggarakan pendidikan dan latihan dikelola bersama antara
SMK bersama dengan industri sebagai instansi pasangan, mulai pada tahapan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat di simpulkan bahwa vocational
skill merupakan kemampuan dan keterampilan yang harus diberikan kepada
siswa agar dapat mengembangkan dan menguasai sebuah bidang keahlian
tertentu sesuai dengan tuntutan dan keahlian yang berkembang pada dunia
22

pekerjaan, sehingga kemampuan yang telah dimiliki dapat digunakan sebagai


bekal dalam memasuki dunia kerja. Menurut uraian di atas maka vocational skill
bagi siswa SMK merupakan bekal yang digunakan dalam melakukan atau
menghadapi masalah karir dan pekerjaan yang dihadapi setelah lulus

2. Aspek Aspek Vocational Skill Bagi Siswa Program Keahlian TITL


Rachmawati dalam Sisco, (2018:15) menyatakan bahwa vocational skill
dapat dipengaruhi dari hal hal berikut yaitu: (a)pengetahuan (b)pengalaman
(c)keinginan dan motivasi. Pengetahuan merupakan istilah yang digunakan
dalam menuturkan apabila seseorang mengenal sesuatu, oleh karena itu setiap
individu dituntut untuk mempunyai kesadaran dalam mengetahui tentang sesuatu
dan segala perlakuan untuk memahami objek yang dihadapinya.
Al-ghazali dalam Suryani dan Hendryani, (2015:02) mengemukakan
bahwa pengetahuan sebagi aktivitas mengetahui yaitu dapat membuktikan suatu
kenyataan ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguaan terhadapnya.
Pengetahuan adalah sebuah keterampilan yang dapat ditangkap oleh panca indra
manusia yang akan diperoses dan dikembangkan dengan kemampuan berfikir.
Menjadikan siswa dapat berfikir kritis dan logis. Pengalaman merupakan
keterampilan atau pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa akibat dari
perbuatan dan hal yang dilakukan selama waktu selang waktu tertentu (Trijoko
Dalam Sisco, 2018:24) . Dapat disimpulkan bahwa setiap pengalaman
keterampilan yang diberikan terhadap siswa SMK akan meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan. Pendidikan vocational skill ditempuh dengan
lima tahapan menurut Slamet, (2002) yaitu: (a)definisikan pada hasil penelitian
atau dugaan dari ahli dengan nilai-nilai kehidupan yang berlaku pada masa kini,
(b)informasi dari nilai-nilai tersebut dikembangkan untuk mengembangkan
kompentensi vocational skill meliputi kemampuan, keterampilan, dan
kesanggupan sebagai menjaga kelangsuangan dalam hidup dan penyesuaian
dalam perkembangan dunia, (c)kurikulum dikembangkan berdasarkan
kompetensi vocational skill yang memungkinkan untuk dikembangkan terhadap
peserta didik disusun dengan kompetensi yang dipilih (d)proses pendidikan
vocational skill perlu dilaksanakan secara cermat dan jitu, (e)evaluasi perlu
dibuat sesuai dengan kompetensi yang dipilih.
23

Depdiknas, (2002) mengungkapkan bahwa vocational skill


menjembatani antara kurikulum atau program pembelajaran yang ada pada SMK
dengan kebutuhan yang dihadapi pada zaman terkini dan tidak merubah
keseluruhan kurikulum yang telah ada. Zumrotul, (2017) mengemukakan bahwa
tuntutan dunia global saat ini sangatlah kompleks, siswa dituntut dapat
menghadapi berbagai tantangan hidup yang ada pada era abad ke-21.
Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa vocational skill merupakan
kompetensi kejuruan untuk mengerjakan sebuah pekerjaan tertentu berdasarkan
ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesuai seiring perkembangan zaman
maka vocational skill SMK program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik
adalah kemampuan siswa dalam bidang ketenaga listrikan mengerjakan tugas
atau pekerjaan yang berdasarkan kompetensi keterampilan dan keterampilan
yang berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Kompetensi
keterampilan instalasi tenaga listrik menurut Kemendikbud, (2017) yaitu:
a. Instalasi motor listrik:
1) Jenis dan macam- macam karakteristik motor listrik.
2) Macam-macam pengendali motor listrik
3) Sitem proteksi motor listrik
4) Penerapan instalasi motor listrik
5) Menerapkan smart relay pada motor litrik
6) Menerapkan PLC pada motor listik
b. Teknik Instalasi Penerangan Listrik.
1) Instalasi penerangan listirk satu fasa
2) Instalasi penerangan listrik 3 fasa
c. Perawatan dan Perbaikan Peralatan Listrik
1) Perbaikan peralatan pemanas.
2) Perbaikan peralatan pendinngin
3) Perbaikan peralatan pada motor listrik AC

3. Indikator Vocational Skill


Berdasarkan KKNI level II pada kompetensi keahlian Teknik Instalasi
Tenaga Listrik tahun 2017 yaitu berada pada bagian operator yang dituntut
24

untuk dapat melakukan pekerjaan yang spesifik, dengan menggunakan


informasi, alat, dan prosedur pekerjaan. KKNI pada kompetensi keahlian Teknik
Instalasi Tenaga Listrik berguna untuk memamastikan adanya link and match
dengan kompetensi yang ada pada SMK dengan kebutuhan dunia industri,
membantu meyakinkan kepada industri bahwa tenaga kerja berkompenten pada
bidang pekerjaannya, dan membantu tenaga kerja untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi dalam proses belajar pada lembaga pendidikan maupun
secara mandiri (BNSP, 2017:03). Unit kompetensi pada kompetensi keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik meliputi:
a. Merakit dan memasang PHB penerangan bangunan sederhana (Rumah
Tinggal, Sekolah, Rumah Ibadah)
b. Memasang instalasi listrik bangunan sederhana (Rumah Tinggal, Sekolah,
Rumah Ibadah)
c. Merakit dan memasang PHB penerangan bangunan gedung (Apartemen,
Pasar, Perkantoran, Hotel )
d. Memasang instalasi listrik bangunan gedung (Apartemen, Pasar,
Perkantoran, Hotel)
e. Mengoperasikan perlengkapan PHB (Panel Hubung Bagi) bangunan
sederhana (Rumah Tinggal, Sekolah, Rumah Ibadah)
f. Mengoperasikan perlengkapan PHB (Panel Hubung Bagi) bangunan gedung
(Apartemen, Pasar, Perkantoran, Hotel)
g. Memasang lampu Penerangan Jalan Umum (PJU)
h. Mengoperasikan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU)
i. Memasang sistem pembumian
j. Memasang instalasi PLC
k. Mengoperasikan PLC
l. Memasang pembumian
m. Mengoperasikan pembumian
Wagner (2008) mengemukakan bahwa memasuki new world of work
pada abad ke-21 keterampilan yang diperlukan dalam dunia industri dan dunia
kerja membutuhkan keterampilan (a) kreatifitas, (b) berpikir kritis, (c)
25

kolaborasi dan (d) komunikasi. Menurut Redhana, (2019) keterampilan di era


abad ke-21 terkait dengan itu maka peserta didik harus menguasai:
a. Berpikir kreatif yaitu merupakan kemampuan yang dimiliki ileh siswa dalam
berbuat dan melakukan masalah yang dihadapi dengan cara-cara yang baru
dan efisisen. Siswa dapat memunculkan berbagai gagasan atau ide serta
dapat menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri, hal ini yang akan
berguna saat siswa memasuki dunia kerja. Jadi berpikir kreatif adalah
kemampuan yang dimiliki siswa untuk menciptakan , gagasan, ide-ide, dan
konsep dalam usahanya memecahkan suatu masalah. Indikator didasakan
pada sejauh mana siswa memiliki rasa ingin tahu, mempunyai daya
imajinasi, orisinil dalam menyampaikan gagasan, dan mempunyai sikap
untuk mengambil resiko (Kurnia, 2015:35).
b. Kolaborasi yaitu merupakan suatu keterampilan yang harus dimiliki oleh
peserta didik dalam kerja sama (team work) mampu berkerjasama secara
efektif, menghargai kontribusi setiap anggota tim. Kolaborasi dibutuhkan
oleh setiap siswa bertujuan untuk mempercepat atau mempermudah dalam
menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan tertentu sehingga mendaptakan
hasil yang maksimal (Utami, 2017)
c. Berpikir kritis diharapkan siswa mampu berfikir secara logis dan dapat
mencari makna dan dapat menemukan informasi atau menarik kesimpulan
dari kegiatan atau aktivitas yang dilakukan. Facione, (2006) mengemukakan
bahwa berpikir kritis merupakan pengaturan dalam membuat pengaturan diri
termasuk memutuskan yang dapat mengahasilkan evaluasi, inferensi, dan
analisis maupun dengan cara Berpikir kritis merupakan sebuah tujuan dari
proses pendidikan hal tersebut dilatarbelakangi kajian-kajian yang
mengemukakan bahwa berperan dalam perkembangan moral, perkembangan
social dan juga merupakan perkembangan dalam kognitif dan sains
(Zubaida, 2010)
d. Berkomunikasi secara efektif yaitu dapat menggambarkan atau
menyampaikan ide-ide yang dimiliki dengan menggunakan komunikasi
secara tertulis, verbal, non verbal dan berbagai media komunikasi.
Komunikasi merupakan salah satu aspek yang berperan penting dalam
26

menguasai sebuah pelajaran atau materi yng diajarkan di sekolah


kemampuan untuk berkomunikasi juga merupakan kemampuan intrapersonal
yang akan menentukan kesuksesan hidup seseorang (Sumaryanta dalam
Maya, 2015)

Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpukan bahwa indikator


vocational skill di era abad 21 meliputi: (1) memiliki kemampuan kompentensi
keterampilan Instalasi tenaga listrik ; (2) memiliki kemampuan berpikir kritis;
(3) memiliki kemampuan berkolaborasi; (4) memiliki kemampuan berpikir
kreatif; (5) mempunyai kemampuan berkomunikasi.

Tabel. 2.2 Indikator Vocational Skill


Indikator Deskriptor
Kompetensi 1. Memasang PHB penerangan bangunan atau gedung
Keterampilan 2. Memasang instalasi listrik penerangan bangunan
Instalasi Tenaga 3. Memasang instalasi listrik penerangan gedung
Listrik
4. Memasang Sistem pembumian
5. Memasang instalasi PLC
6. Memasang lampu PJU
Berpikir kreatif 1. Dapat menghasilkan ide-ide baru
2. Dapat Memandang kegagalan sebagai kesempatan
belajar
3. Berani dalam mengambil resiko
4. Memiliki rasa ingin tahu
Kolaborasi 1. Mampu menghargai pendapat teman
2. Tidak memaksakan kehendak tanpa keputusan bersama
3. Mampu berkerja dengan kelompok
Berpikir Kritis 1. Dapat berpikir dengan logis
2. Mampu menganalisis kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan
3. Mampu menarik kesimpulan dari hasil analisis yang telah
dilakukan
4. Mampu mencari atau menggunakan sumber-sumber yang
terpercaya
Berkomunikasi 1. Mampu menyampaikan ide-ide kepada sesama siswa
dengan lisan atau tulisan
2. Mampu mendengar untuk memahami makna yang
disampaikan
3. Mampu berkomunikasi pada lingkungan yang berbeda
4. Mampu berkomunikasi dengan memanfaatkan teknologi
27

C. Wawasan Dunia Kerja


1. Pengertian Wawasan Dunia Kerja
Wawasan dunia kerja merupakan bekal yang penting bagi siswa SMK
dalam memasuki dunia kerja , wawasan dunia kerja memiliki arti yaitu terdapa
dua kata “wawasan” dan “dunia kerja” . wawasan memiliki arti meneliti,
meninjau, habibi (2012:10) menyatakan bahwa wawasan adalah sebuah
pandangan atau tinjauan, konsepsi cara pandang , (Burhanuddin 2003:5
)menyatakan bahwa wawasan adalah suatu informasi atau pengetahuan yang
muncul dari upaya individu membuktikan suatu realitas yang memungkinkan
untuk saling menghubungkan satu sama lain membangun komunikasi dengan
mengakui yang lain, dan meningkatkan harkat manusia. Wawasan dapat
diartikan sebagai sebagai kumpulan informasi dan pengetahuan tentang suatu
hal tertentu, yang merupakan satu kesatuan memberikan sebab akibat kejadian
tersebut. (Burhanuddin dalam Habibi 2018 : 10).
Dunia kerja adalah lapangan pekerjaan atau bidang kegiatan dari
perkerjaan/usaha/perusahaan, tempat individu berkerja , dengan demikian
wawasan dunia kerja dapat diartikan sebagai pandangan atau kumpulan
informasi tentang lapangan pekerjaan dimana ia akan berkerja. Wawasan dunia
kerja merupakan cara pandang atau pengertian setiap individu terhadap dunia
kerja yang didasarkan dengan informasi yang diperoleh dan diyakini
kenbenarannya dengan tujuan agar tidak terjadi adanya kesalahan dalam rangka
mencapai mewujudkan tujuan hidup.
2. Pengembangan Wawasan Dunia Kerja
Menurut Habibi, 2012:20 mengemukakan bahwa pengembangan
wawasan dunia kerja dapat didapatkan oleh siswa melalui : (a) pengalaman
langsung yaitu melalui prakerin, (b) bimbingan karir yang didapat disekeloh,
dan (c) lingkungan keluarga dan masyarakat.
a. Pengalaman langsung
Pembinaan tentang tenaga kerja di SMK dapat dilakukan dengan
pengalaman langsung yaitu dengan program prakerin. Menurut Depdiknas
dalam Habibi, (2012:20) menyatakan bahwa prakerin adalah suatu program
28

pembelajaran yang dilaksanakan pada siswa SMK agar mempunyai wawasan


lebih di dunia kerja sebagai pengalaman langsung terjun kelapangan,
diharapkan siswa dapat mengetahui berbagai jenis-jenis lapangan pekerjaan,
sikap yang harus dimiliki oleh tenga kerja dalam proses menyelesaikan suatu
masalah atau pekerjaan tertentu, dan disiplin kerja, sehingga siswa dapat
menerapkan ilmu yang didapat untuk memasuki dunia kerja. Praktek Kerja
Industri merupakan bagian dari kurikulum SMK. Prakerin merupakan pola
penyelenggaraan program pendidikan yang dikelola bersama SMK dengan
industri digunakan sebagai institusi pasangan. Pelaksanaan Prakerin digunakan
siswa akan dapat mengembangkan potens yang ada pada dirinya, serta
menambah wawasan dan pengalaman di dunia industri dapat dijadikan bekal
sebagai menghadapi perkembangan tantangan dunia kerja dunia. Prakerin
merupakan jenis latihan kerja siswa yang menjadi program dari SMK.
Pelaksanaan program prakerin dilakukan dengan memberikan siswa
kesempatan untuk terjun langsung pada dunia industri, sehingga secara
langsung menghadapi pekerjaan yang sesuai dengan bidang kejuruannya. Oleh
karena itu setelah melaksanakan prakerin siswa dapat menambah wawasan
dunia kerja karena siswa terjun langsung di industri dengan begitu siswa dapat
memahami dan menambah wawasan dunia kerjanya, sehingga dapat
mempersiapkan apa saja yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja
b. Bimbingan karir
Bimbingan karier adalah salah satu layanan bimbingan dan konseling
yang diperoleh oleh siswa di sekolah untuk memperoleh pemahaman pada
dunia kerja dan siswa dapat menyusun perencanaan karir (Munadir, 1996).
Bimbingan karir membantu siswa dalam perkembangan karier dengan
menggunakan cara yang sistematis (Ufi dan Ketut, 2017). Bimbingan karier
adalah salah satu layanan dalam bimbingan dan konseling di sekolah adaupun
lingkup kehidupan yang dibantu meliputi aspek kemampuan untuk
mengembangkan diri dengan karakteristik yang khas, mengembangkan
berbagai hubungan yang menyangkut lingkungan kelompok, individu lain, dan
masyarakat, mengembangkan pemahaman tentang perkembangan dunia kerja
sebagai gambaran diri individu dan dunia kerja pilihannya yang akan ditempuh
29

(Mamat dan Nandang, 2009). Minat siswa yang dimiliki perlu mendapatkan
bimbingan sehingga mendapatkan pengarahan membentuk pribadi
berkompenten dan siap menjadi tenaga ahli yang siap bersaing dan
berkompenten dalam bidangnya. Berkerja atas dasar inisiatif setiap individu,
lebih mantap dalam tugas-tugas rutin, mempelajari dengan proses mekanis,
menyukai tugas- tugas yang tidak dimengerti (Habibi, 2012). Menurut Albino,
(2017 : 25) menyatakan bahwa bimbingan karir adalah suatu bimbingan yang
dilakukan oleh sekolah dengan gerakan secara menyeluruh meliputi kesehatan,
dan mental suatu siswa yang sedang mencari identitasnya. Dengan
dilakukannya bimbingan karir ini dapat diharapkan siswa memounyai
gambaran mengenai berbagai jenis-jenis pekerjaan, pengetahuan mengenai karir
didunia kerja, mengetahui kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan pada
dunia kerja. Sukardi, (1987) menyatakan bahwa dengan adanya bimbingan karir
siswa dapat ,memiliki pandangan tentang dunia kerja, serta memberi dorongan
kepada siswa untuk menjadi tenaga kerja yang professional dan bertanggung
jawab.
c. Lingkungan keluarga dan masyarakat
Selain dari kegiatan atau program yang dilakukan oleh SMK untuk
meningkatkan wawasan dunia kerja peserta didik seperti bimbingan karir dan
prakerin, wawasan dunia kerja dapat ditingkatkan dengan interaksi social yang
dilakukan siswa melaui lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat, hal
ini merupakan pendidikan secara informal yang diperoleh oleh peserta didik
memperoleh pendidikan berbentuk kegiatan secara mandiri (UU SPN No. 20
tahun 2003). Proses pendidikan secara mandiri yang dilakukan siswa pada
lingkungan masyarakat ataupun keluarga dalam menceritakan
pengalaman,memberikan bimbingan, memberikan pemahaman yang diperoleh
pada dunia industri, sehingga siswa dapat memahami dan mendapat wawasan
dunia kerja. Menurut Habibi, (2012:24) menyatakan bahwa pada masa ini
keadaan dunia kerja berjalan secara dinamis, diperlunya pemahaman yang
diberikan bersifat lengkap, akurat , dan dapat membantu siswa dalam
pemahaman tentang lingkungan dunia kerja.
30

3. Aspek-Aspek Wawasan Dunia Kerja


Yulianti dalam Istiana (2018:05) menyatakan bahwa wawasan dunia
kerja merupakan sesuatu pengetahuan atau kemampuan setiap individu dalam
mengartikan dan menambah pemeikiran yang menjadikan individu dapat
menganalisis yaitu: (a)persyaratan yang ada pada saat memasuki dunia kerja,
(b)informasi dunia kerja terkait dengan keterangan suatu pekerjaan guna untuk
mempersiapkan, memilih, dan memasuki dunia kerja, (c)dan informasi ketenaga
kerjaan yangvtermasuk hak dan kewajiban indvidu dalam memasuki dunia kerja.
Menurut Habibi, (2012: 24) mengemukakan bahwa perubahan yagcepat
didunia kerja sebagai akibat dari globalisasi dunia dan dipengaruhi juga oleh
revolusi dibidang teknologi, sehingga perlu adanya evaluasi yang dilakukan
pada dunia pendidikan, sehingga antara dunia kerja dan dunia pendidikan tidak
terpisah jauh. Pergeseran dalam kompetensi dunia kerja meliputi hubungan
antara pendidikan dan dunia kerja sehinggga adanya perubahan yang mendasar
dalam hal kompetensi, kulaifikasi dan tentang dunia kerja. Aspek –aspek yang
digunakan sebagai tolak ukur tingkat wawasan dunia kerja siswa SMK adalah:
a. pengetahuan dunia kerja
Pengetahuan dunia kerja mencakup dalam bidang pekerjaan dari suatu
perusahaan atau dari dunia industri , setiap siswa harus mempunyai pengetahuan
dunia kerja, pengetahuan tersebut dapat dilihat dalam spectrum kurikulum yang
memuat tentang informasi jenis-jenis pekerjaan yang akan ditugaskan pada
lulusan SMK, selain itu siwa harus dapat memahami syarat-syarat yang harus
dipenuhi dalam memasuki dunia kerja yaitu meliputi syarat kompetensi, syarat
nilai, syarat fisik, dan syarat lain (Sari dalam Albino 2017). Jenis-jenis
pekerjaan formal bidang Teknik Instalasi Tenaga Listrik menurut KBJI
(Klasifikasi Baku Jabatan Indonesia) yaitu golongan ahli teknik instalasi tenaga
listrik: teknisi listrik, petugas pemasangan dan pemeliharaan instalasi listrik,
operator produksi, teknisi service dan pengusaha di bidang listrik
b. Informasi pekerjaan
Informasi pekerjaan terkait dengan jabatan atau jenjang karir, kewajiban
atau tugas-tugas, persyaratan memasuki dan kondisi kondisi kerja. Imbalan yang
di tawarkan, syarat-syarat promosi penawaran dan permintaan yang dapat
31

diprediksi terhadap pekerja-pekerja (Sukardi dalam Albino, 2017:25).


Informasi pekerjaan dibidang ketenaga listrikan berhubungan dengan keterangan
dari aspek pekerjaan tersebut sebagai membentuk siswa dalam mempersiapkan,
memilih, dan memasuki pekerjaan tersebut. Manfaat memberi kejelasan,
kewajiban wewenang dan tanggung jawab sebagai pekerja (Yulianti dalam
Albino 2017 : 25 ).
Indikator dari pemahaman tentang informasi pekerjaan antara lain :
(a)siswa dapat mencari tahu cara mencari lowongongan pekerjaan, wawasan
terkait lembaga, atau media yang dapat digunakan untuk mencari lowongan
pekerjaan, (b)siswa dapat mengetahui seleksi-seleksi atau tahapan dalam
memasuki dunia pekerjaan , (c)siswa dapat mengidentifikasi berbagai maacam
pekerjaan di bidang ketenaga listrikan.
c. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja merupakan usaha untuk
melindungi kesehatan tenaga kerja dan mencegah adanya kecelakaan dalam
pekerjaan (Habibi 2012 : 27). Berdasar pada undang-undang keselamatan dan
kesehatan kerja , pemilik usaha harus memberikan jaminan terhadap kesehatan
dan keselamatan kerja pada setiap pekerjanya, juga ada perlatan penunjang.
Perusahaan merekrut tenaga kerja dengan diberikannya pengetahuan mengenai
kesehatan den keselamatan kerja, termasuk langkah- langkah dalam
memperkecil resiko kecelakaan kerja dan penolongan saat terjadi kecelakaan
kerja dan lain-lainnya yang dihadapi dalam proses pekerjaan. Perlunya
pengetahuan siswa menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja saat memasuki
lingkungan kerja.
d. Profesionalitas kerja
Profesionalitas menurut KBBI adalah kemampuan individu dalam
bertindak sesuai dengan profesi yang tengah digelutinya. Siswa harus memiliki
kemampuan di bidang ketenaga listrikan sehingga dapat bertindak atau
melakukan sesuai dengan bidang pekerjaannya yaitu meliputi : (a) siswa dapat
mematuhi instruksi yang ada pada lingkungan pekerjaanya, (b) bekerja sesuai
denga standar operasional prosedur, (c) menyelesaikan pekerjaan yang tengah
dihadapi, (d) mematuhi aturan dan bertanggung jawab dalam pekerjaanya.
32

e. Kesejahteraan tenaga kerja


Undang-undang ketenagakerjaan nomor 13 tahun 2003 pasal 99 ayat 1
menyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh dan keluarganya berhak untuk
mendapatkan jaminan sosial tenaga kerja. Jaminan sosial di Indonesia dikelola
oleh badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS). Siswa harus mempunyai
penegetahuan mengenai jaminan ketenagakerjaan yang diberikan oleh
perusahaan saat terjadi kecelakaan maupun tunjangan hari tua.

Berdasarkan pemaparan wawasan dunia kerja yaitu wawasan yang harus


dimiliki siswa dalam memberikan pandangan pada dunia pekerjaan meliputi: (1)
memiliki pengetahuan dunia kerja, (2) dapat mencari informasi pekerjaan, (3)
memiliki professionalitas kerja, (4) mengetahui dan menerapkan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3), (5) mengetahui kesejahteraan kerja.

Tabel 2.3 Imdikator Wawasan Dunia Kerja


Indikator Deskriptor

Pengetahuan dunia 1. Mengetahui pekerjaan sesuai dengan bidang keahlian


kerja 2. Mengetahui kompetensi ahli instalasi tenaga lsitrik
3. Mengetahui syarat memasuki pekerjaan instalasi tenaga
lsitrik
4. Pemahaman tentang dunia industri instalasi tenaga listrik
5. Pemahaman tentang bidang jasa instalasi tenaga listrik
6. Mengetahui perkembangan teknologi dibidang teknik
instalasi tenaga listrik
Informasi 1. Mencari lowongan pekerjaan, melalui komunikasi atau
Pekerjaan media yang dapat digunakan untuk mencari lowongan
pekerjaan
2. Siswa dapat memilih jenis pekerjaan di bidang instalasi
tenaga listrik setelah lulus
3. Mengetahui tahap-tahap seleksi
4. Mengetahui kemampuan yang di butuhkan untuk bekerja
Profesionalitas 1. Mengetahui penerapan SOP
kerja 2. Siswa dapat melaksanakan instruksi dalam pekerjaan
3. Siswa dapat mengetahui dan melaksanakan ciri-ciri pekerja
yang professional
4. Mengetahui kompetensi pekerjaan yang harus dikuasai
33

Indikator Deskriptor
Keselamatan dan 1. Dapat menggunakan peralatan K3
kesehatan kerja 2. Siswa menerapkan pemakaian peralatan K3dari pengalaman
(K3) atau instruksi yang diperoleh dari kerja praktik lapangan,
( kunjungan industri dan lainnya
3. Menerapkan rambu-rambu bahaya pada pekerjaan dan
pencegahan terjadinya bahaya
4. Mengetahui resiko pekerjaan di bidang teknik instalasi tenaga
listrik
1. Mengetahui jaminan ketenaga kerjaan
Kesejahteraan 2. Mengetahui upah kerja
tenaga kerja 3. Mengetahui jenjang karir
(UU nomor 13
4. Mengetahui hak yang dimiliki oleh tenaga kerja
tahun 2003)
(Habibi, 2012) 5. Mengetahui kewajiban yang dimiliki oleh tenaga kerja
(Yulianti, 2014) 6. Mengetahui fasilitas apa saja yang diperoleh di tempat kerja

D. Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL)


Teknik instalasi tenaga listrik merupakan program keahlian yang
berkaitan tentang kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan di bidang :
(a) instalasi motor listrik, (b) teknik instalasi penerangan listrik, (c) perawatan
dan perbaikan peralatan listrik, dan (d) produk dan kewirausahaan (sumber :
SMKN 2 yogyakarta). Tujuan program keahlian teknik instalasi tenaga listrik
mengacu pada isi undang-undang sistem pendidikan nasional (UU SPN) pasal 3
dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama
untuk memasuki dunia kerja . secara khusus tujuan program keahlian teknik
instalasi tenaga listrik adalah membekali pesrta didik dengan ketermapilan,
pengetahuan, dan sikap agara berkompenten dalam bidang ketenaga listrikan

E. Penelitian yang Relevan


Penelitian yang terdahulu yang berhubungan dengan variabel yang
terdapat pada penelitian ini.hasil dari penelitian dari ega putriatama dkk (2016)
dengan judul “Kontribusi Pengalaman Prakerin, WawasanDunia Kerja Dan
34

Kompetensi Kejuruan Melalui Employability Skill Serta Dampaknya Terhadap


Kesiapan Kerja Lulusan Smk Kompetensi Keahlian Teknik Komputer Dan
Jaringan Di Probolinggo” menyatakan bahwa wawasan dunia kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhada kesiapan kerja besaran pengaruh
parsial wawasan dunia kerja terhadap kesiapan kerja sebesar 0,130 dibulatkan
menjadi 13%, artinya tinggi rendahnya kesiapan kerja siswa dipengaruhi oleh
wawasan dunia kerja sebesar 13%. Sahid (2008) dengan judul penelitian “
pengelolaan pendidikan kecakapan vokasional (vocational skill) di SMPN 13
Magelang” dari data pada penelitian diperoleh perencanaan (planning) antara
lain : (a) materi keterampilan pembuatan souvenir fiberglass, (b) objective
sesuai tujuan dari PKH yaitu siswa SMPN 13 Magelang mampu, sanggup, dan
terampil menjaga kelangsungan hidupnya. Ayu indah P (2014) menyatakan
dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Belajar Fisika
Terhadap Kecakapan Vokasional Dan Kecakapan Sosial Siswa Kelas XII Ipa
SMA Negeri 21 Makassar” siswa kelas XII IPA SMA Negeri 21 Makassar
mempunyai tingkat kecakapan vokasional score 55,7, sehingga skor yang
berada pada kategori cukup . hal ini disebabkan karena sebagian besar siswa
dapat merencanakan bekal masa depan, siswa juga dapat membuat pilihan dan
menentukan sikap sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, dan menyesuaikan
dengan potensi yang mereka miliki. Nur Ali.I (2014) dengan judul “Pengaruh
Kecakapan Akademik dan Kecakapan Vokasional Terhadap Kesiapan Kerja
Siswa Kelas Xi Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Bunda Satria
Wangon”. Dari hasil penelitian yang dilakukan 5,2% nilai kesiapan kerja
dimiliki oleh siswa dipengaruhi oleh kecakapan vokasional. Kecakapan
vokasional erat hubungannya dengan kesiapan kerja. Mengingat kecakapan
vokasional sebagai kecakapan yang dikaitkan dengan bidang perkerjaan tertentu
dan dapat mngembangkan keahlianya disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.
Yulianti (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “ Hubungan
Wawasan Dunia Kerja dan Minat Belajar Siswa Terhadap Kesiapan Memasuki
Dunia Kerja Pada Siswa SMK Program Keahlian Teknologi Informasi di SMKN
1Turen, SMKN 2 Turen, SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen dan SMK NU sunan
ampel poncokusumo “ menyatakan bahwa adanya hubungan yang positif dan
35

signifikan antara wawasan dunia kerja terhadapa kesiapan siswa dalam


memasuki dunia kerja. Habibi (2018) dalam penelititiannya yang berjudul
“Hubungan Wawasan Dunia Kerja dan Kompetensi Akademik dengan Kesiapan
Memasuki Dunia Kerja Siswa Kelas XII Program Studi Elektronika SMK di
Malang” pada penelitian ini terdapat indikator dalam wawasan dunia kerja
meliputi: (a)pengetahuan dunia kerja meliputi pengetahuan yang mencakup
bidang kerja dari suatu perusahaan, (b)klasifikasi pekerjaan yang dapat
dikembangkan oleh siswa sehingga dapat bertanggung jawab pada pekerjaan dan
dapat bertanggung jawab membimbing orang lain, (c)kualifikasi dunia kerja
meliputi syarat-syarat yang dibutuhkan untuk memasuki dunia kerja,
(d)kesejahteraan tenaga kerja terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja dalam hal
asuransi pekerjaan sebagai tunjangan dan upah dari pekerjaan yang dikerjakan,
dalam analisisinya menyatakan bahwa adanya hubngan yang postif dan
signifikan antara wawasan dunia kerja dengan kesiapan memasuki dunia kerja
siswa kelas XII program kealian elektronika SMK di Malang . Redhana, (2019)
dalam penelitiannya yang berjudul “Mengembangkan Keterampilan Abad Ke-21
Dalam Pembelajaran Kimia” mengungkapkan berbagai keterampilan yang
harus dikuasai pada abad ke-21 yaitu: (a)berfikir kreatif, (b)komunikasi,
(c)kolaborasi, (d)berfikir kritis.
Alfi dan Sandy, (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Efikasi Diri, Minat Kerja, dan Bimbingan Karier Terhadap Kesiapan Kerja
Siswa SMK Program Keahlian Akuntansi dalam penelitian ini mengartikan
bahwa menghadapi perkembangan zaman di masa depan karena siswa memiliki
usia lebih cepat dan jelas memahami hubungan-hubungan, bekerja dengan dasar
rencana dan inisiatif yang ada pada setiap individu, mantap dengan tugas yang
rutin dan lebih sederhana, lebih cepat dalam mempelajari proses mekanis, tidak
menyukai tugas yang sulit dan tidak mudah dimengerti. Hal kecil tersebut yang
mendorong diperlukannya bimbingan karir pada siswa untuk menjadi tenaga
ahli.
36

F. Kerangka Berpikir
1. Hubungan Wawasan Dunia Kerja Dengan Kesiapan Memasuki Dunia
Kerja
Disebutkan bahwa wawasan dunia kerja Habibi (2018:20) sebagai
pedoman, motivasi maupun dorongan serta rambu-rambu dalam menetukan
langkah atau kebijakan, keputusan maupun tindakan yang dilakukan sebelum
memasuki dunia kerja. Persiapan dalam memasuki dunia kerja yaitu mengenali
berbagai aspek yang diperhatikan yang meliputi wawasan dunia kerja yaitu
pengetahuan dunia kerja setiap siswa harus memiliki pengetahuan tentang dunia
kerja yang akan dihadapi yang berguna untuk mengetahui syarat dan kententuan
dalam memasuki industri tersebut sebagai contoh syarat dalam fisik yang
dibutuhkan pada industri memiliki minimal tinggi badan maupun badan yang
ideal dan memiliki fisik yang prima. Informasi pekerjaan berguna sebagai
penjelasan karir yang akan dipilih oleh siswa terkait dengan pekerjaan yang
berhubungan dengan ketenaga listrikan dan siswa dapat menggunakan media-
media sebagai mencari lowongan pekerjaan sesuai dengan karir dan lemabaga
terkait. Siswa dapat mengetahui berbagai macam pengetahuan tentang kesehatan
dan keselamatan kerja sesuai dengan bidang ketenaga listrikan mnegetahui
peralatan dan simbol-simbol sebagai acuan dalam keselamatan kerja, bukan
hanya itu siswa dapat mengatahui jaminan yang diberikan pada perkeja di suatu
perusahaan yang menunjang kesejahteraan pekerja. Siswa juga harus memiliki
profesionalitas dalam pekerjaanya memiliki kompetensi dan kemampuan yang
sesuai sehingga dapat menyelesaikan tugas dengan peraturan dan standar
operasinal yang digunakan dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya.

2 Hubungan Vocational Skill Dengan Kesiapan Memasuki Dunia Kerja


Vocational skill biasanya disebut dengan kecakapan kejuruan artinya
kecakapan yang dikaitakan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di
masyarakat, keterampilan kejuruan digunakan untuk memeproleh serta
mengembangkan pekerjaan dan profesi sehingga dapat memperoleh kompensasi
finansial dan status yang layak, dapat diartikan bahwa keterampilan kejuruan
bagi siswa SMK program keahlian TITL adalah merupakan kompetensi
keterampilan dibidang ketenaga listrikan yang didapat oleh siswa berdasarkan
37

kompetensi keahlian dibidang ketenagalistrikan yaitu meliputi : (a) instalasi


motor listrik, (b) teknik instalasi penerangan listrik, (c) perawatan dan perbaikan
peralatan listrik, dan (d) produk dan kewirausahaan. Keterampilan siswa yang
harus dimiliki bukan hanya pada segi keterampilan komptensinya saja melainkan
vocational skill yang harus dimiliki siswa harus berjalan selaras dengan
perkembangan zaman pada abad ke-21 siswa dituntut untuk memiliki
keterampilan berfikir kritis, kreatif, komunikasi dan kolaborasi merupakan
Penguasaan keterampilan kejuruan yang diperoleh oleh siswa dapat menunjang
dalam mengahadapi tuntutan dunia kerja sehingga siswa dapat memilih karir
sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya serta memiliki daya saing yang
tinggi. Sesuai dengan aspek yang mempengaruhi kesiapan kerja siwa yaitu
kompetensi keahlian, keterampilan dan pengertian yang dimiliki oleh siswa.

4. Hubungan wawsan dunia kerja dan vocational skil terhadap kesiapan


memasuki dunia kerja.
Berdasarkan kerangka berfikir di atas yaitu wawasan dunia kerja dan
vocational skill. Wawasan dapat diartikan sebagai sebagai kumpulan informasi
dan pengetahuan tentang suatu hal tertentu, yang merupakan satu kesatuan
memberikan sebab akibat kejadian tersebut. (Burhanuddin dalam Habibi,
2018:10). Wawasan dunia kerja dapat digunakan sebagai pedoman, motivasi dan
acuan dalam emenentukan segala keputusan, tindakan, dan perbuatan yang
digunakan dalam mempersiapakan dalam memasuki dunia kerja. Memiliki
wawasan mengenai dunia kerja, siswa dapat mempersiapkan berbagai
persyaratan yang akan digunakan sebagai penunjang untuk memasuki dunia
kerja. Siswa juga memiliki kecakapan kejuruan di bidang kompetensi ketenaga
listrikan sebagai bekal kemampuan, keterampilan, dan pengertian yang
membekali siswa untuk terjun dalam dunia kerja.
Semakin luas wawasan dunia kerja dan vocational skill yang dimiliki
oleh siswa maka diharapkan kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja
semakin tinggi, maka dari itu perlunya dicari hubungan antara wawasan dunia
kerja dan vocational skill dengan kesiapan memasuki dunia kerja. Meneliti
hubungan tersebut dapat diguanakan uji korelasi. Uji kerolasi merupakan salah
satu cara untuk mengunji hubungan dari suatu hal yang saling mempengaruhi
38

(Habibi 2012:37). Kesimpulan terakhir apabila terdapat suatu hubungan, maka


kesiapan memasuki dunia kerja tinggi dapat dipengaruhi oleh wawasan dunia
kerja dan vocational skill yang dimiliki oleh setiap siswa SMK program
keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah perencanaan atau penyelidikan yang
berjalan secara terstruktur sedemikian rupa untuk memperoleh jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang ada pada penelitian tersebut, (Kerlinger, 2003).
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara wawasan
dunia kerja dan vocational skill dengan kesiapan kerja siswa SMK kelas XII
program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di kabupaten Jombang.
Penelitian ini termasuk dalam metode pendekatan kuantitatif karena dalam
menemukan keterkaitan variabel penilitian menggunakan data.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian diskriptif
korelasional. Penelitian diskriptif bertujuan untuk membuat
gambaran/lukisan/deskripsi mengenai fakta yang didapat dari data penelitian.
Penelitian korelasional memiliki tujuan mendeteksi atau mengungkap beberapa
variasi pada suatu fakta berkaitan atau berkolerasi dengan beberapa faktor lain
berdasarkan koefisien korelasional,(Trihono Kadri, 2018:08). Penelitian
deskriptif korelasional adalah penelitian memiliki tujuan untuk mendeskripsikan
wawasan dunia kerja dan vocational skill siswa terhadap kesiapan kerja dalam
memasuki dunia kerja dibidang teknik elektro dan mengungkap hubungan antar
variabel tersebut .
Variabel penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel bebas,
sedangkan menurut Sugiyono, (2013:16) variabel bebas adalah variabel yang
berhubungan dengan variabel lain yang menjadi faktor penyebab. Variabel bebas
pada penelitian ini adalah : (a) wawasan dunia kerja (X1) dan (b) vocational skill
(X2). Variabel terikat (Yl) pada penelitian ini adalah kesiapan kerja siswa dalam
dunia kerja dibidang elektro.

39
40

r1
X1

R Y

X2 r2

Gambar 3.1 : Rancangan Penelitian

Keterangan :

X1 = Wawasan dunia kerja

X2 = Vocational Skill

Y = Kesiapan Kerja Siswa dibidang Teknik Elektro

r1 = Hubungan Parsial X1dan Y

r2 = Hubungan Parsial X2 dan Y

R = Hubungan Simultan antara X1dan X2 dengan Y

B. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalilsasiyang terdiri atas objek atau objek


dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang dapat digunakan untuk dipelajari
dan dapat ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2016:297). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa SMK program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di
Kabupaten Jombang. Data populasi penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 data
jumlah populasi.

Tabel 3.1 Data Jumlah Populasi Siswa Masing-Masing Sekolah


Nama Sekolah Alamat Jumlah Siswa
41

Jl. Patimura No. 6


SMK Negeri 3 Jombang 60
Kabupaten Jombang
Jl Dr Soetomo 84
SMKS PGRI 2 Jombang 30
Kabupaten Jombang
Jl Kusuma Bangsa 74
SMKS Dwijabakti 30
Kabupaten Jombang
Total 120

Menurut Arikunto, (2010:174) sempel adalah sebagian dari wakil


populasi yang diteliti. Sampel sering disebut sebagai contoh merupakan bagian
(subset) dari populasi penelitian yang digunakan, sampel memberikan gambaran
mengenai populasi pengambilan sampel dari populasi dapat digunakan metode
penarikan sampel atau sampling (Gulo, 2000:78). Teknik sampling adalah sebuah
metode dalam menentukan populasi dan besar populasinya, sedangkan teknik
pengambilan sampling adalah sautu cara yang dilakukan untuk mengambil sampel
yang dapat menggambarkan keadaan dan mewakili dari populasi tersebut (Ishaq,
2018). Untuk menentukan sampel penelitian digunakan teknik simple random
sampling. Simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono,
2013). Kriteria sampel yang digunakan adalah siswa SMK di Kota Malang dengan
kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang telah melakasanakan
prakerin. Pertimbangan menggunakan simple random sampling dikarenakan
adanya batasan dari sekolah yang diteliti dalam memberikan angket kepada siswa
yang termasuk dalam populasi penelitian
Penentuan sampel yang dilakukan pada penelitian ini dengan
menggunakan rumus dari Slovin menggunakan toleransi kesalahan 5% dengan
persamaan sebagai berikut:

............................................................................. (3.1)

Keterangan :

n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
e : Batas toleransi kesalahan
Berdasarkan rumus di atas maka sampel minimum yang diambil dapat
dihitung sejumlah 120 siswa, dari SMKN 3 Jombang, SMKS PGRI 2 Jombang
42

dan SMKS Dwijabakti Jombang. Sampel menggunakan teknik perhitungan Slovin


dari jumlah populasi 120 siswa, menjadi jumlah sampel sebanyak 92 siswa.

C. Instrument Penelitian
Istrumen penelitian merupakan sebuah metode untuk memperoleh,
mengolah dan menginterpretasikan segala informasi yang diperoleh dari
pnarasumber atau responden penelitian (Siregar,2014:161). Instrumen yang
digunakan pada penelitian ini adalah angket atau kuisoner.
1. Instrument Wawasan Dunia Kerja
Instrument yang digunakan pada penelitian kali ini mengungkap variabel
X1 yaitu wawsan dunia kerja. Berdasarkan teori yang telah dipaparkan pada kajian
pustaka maka dapat diperoleh kisi-kisi angket yang ditunjukkan pada Lampiran
3.3.
2. Instrumen Vocational Skill
Instrument yang digunakan untuk mengungkap variabel X2 yaitu
vocational skill pada siswa SMK kelas XII dengan menggunakan angket yang
dibagikan pada setiap responden. Kisi-kisi angket dibuat berdasarkan indikator-
indikator vocational skill yang telah dipaparkan pada daftar pustaka ditunjukkan
pada Lampiran 3.3
3. Instrument Kesiapan Memasuki Dunia Kerja
Instrument yang digunakan untuk mengungkapkan variabel Y dengan
menggunakan angket kesiapan memasuki dunia kerja. Berdasarkan pada teori
yang dipaparkan pada kajian pustaka, maka kisi-kisi instrument kesiapan kerja
memasuki dunia kerja ditunjukkan pada Lampiran 3.3
4. Skala Pengukuran
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, maka penelitian ini
harus diubah menjadi angka-angka yaitu dalam bentuk penskoran Penetapan skor
diberikan kepada setiap jawaban responden pada tiap-tiap item. Untuk angket kali
ini menggunakan skala pengukuran adalah skala likert. Sugiyono (2013:134)
mengemukakan bahwa skala likert berguna untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau kelompok orang tertentu mengenai fenomena sosial.
Masing-masing angket terdiri dari dua kategori yaitu kategori siswa memilih
jawaban yang sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman dalam bidang
43

kejuruan, adaupun pemberian skor berdasarkan pernyataan yang diberikan


ditunjukkan pada tabel 3.6.

Tabel 3.2 Skor Pernyataan


Kategori Jawaban Skor
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Sesuai (SS) 4 1
Sesuai (S) 3 2
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sangat Tidak Sesuai 1 4
(Sumber: Sugiyono, 2015:135)

D. Uji Coba Instrumen


Uji coba instrument dilakukan dalam rangka mengtahui apakah instrument
yang disusun sebagai memenuhi persyaratan yang akan digunakan dalam
pengukuran. Uji coba instrument dilakukan pada subjek yaitu siswa SMK TITL
pada tiga sekolah.
1. Uji Validitas Instrumen
“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah.” (Arikunto 2006:168). Pernyataan diatas dapat
diartikan bahwa alat ukur valid yang dapat mengukur secara tepat apa yang
hendak diukur. Pada uji coba validitas signifikansi yang digunakan yaitu sebesar
5% dengan menggunakan rumus korelasi product moment suatu item dikatakan
valid apabila rhitung>rtabel, sebaliknya apabila rhitung<rtabel maka item dapat
dikatakan tidak valid. Pengujian data menggunakan bantuan computer agar
memberikan hasil yang akurat dengan memanfaatkan program SPSS versi 16.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas merupakan suatu pengukuran untuk mengetahuitingkat
keajegan atau ketetapan hasil pengukuran instrument terhadap aspek yang akan
diukur oleh peneliti (Sukmadinata 2013:229). Suatu angket dikatakan reliable atau
handal jika jawaban dari responden terhadap pertanyaan adalah konsiten atau ajeg
dari eaktu ke waktu, dalam menguji reliabilitas dapat menggunakan Cronbach
Alpha (α>0,70).
44

Uji reliabilitas ini apabila nilai dari alpha yang didapat lebih besar dari
(0,7) maka tes dpat dikatakan reliable, sebaliknya jika nilai alpha lebih kecil dari
(0,7) maka dapat dikatakan bahwa tes tidak reliabel. Pengujian ini menggunakan
bantuan program komputer SPSS versi 22.

E. Teknik Pengumpulan Data


Data variabel yang dikumpulkan menggunakan angket/kuisoner.
Angket/kuisoner adalah suatu teknik pengumpulan data dilakukan dengan
memberikan seperangkat pernyataan atau pertanyaan yang diberikan kepada
responden. Pembagian kuisoner telah berstruktur responden telah disediakan
jawaban pada setiap pertanyaan yang ada pada kuisoner tersebut, kuisoner
tersebut berguna untuk memudahkan responden dalam mengisi angket atau
kuisoner.
Menurut Wargito (dalam Sisco, 2018) menyatakan bahwa bentuk
pertanyaan dalam angket atau kuisoner dipengaruhi oleh tujuan penelitian.
Pemberian kuisoner pada variabel ini digunakan sebagai mengetahui wawasan
dunia kerja dan vocational skill terhadap kesiapan memasuki dunia kerja abad 21
siswa. Adaupun langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut :
1. Perencanaan waktu pengumpulan data.
2. Membuat surat permohonan izin melakukan penelitian dari fakultas teknik
universitas negeri malang dan SMKS PGRI 2 Jombang, SMKS Dwijabakti,
SMKN 3 Jombang.
3. Mempersiapkan instrumen angket atau kuisoner yang digunakan untuk
penelitian.
4. Menyebarkan dan menjelaskan tata cara pengisian kuisoner atau angket
kepada responden.
5. Mengumpulkan kemabali kuisoner yang telah dibagikan oleh responden.
6. Melakukan analisis dan tarbulasi dari data yang diperoleh.
7. Melakukan pembahasan dari hasil analisis yang telah dilakukan.

F. Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
45

Analisis deskripsi berguna untuk memberikan gambaran dari data


hasil penelitian yaitu nilai-nilai sebaran dari responden dalam bentuk
parameter statistic tanpa ada maksud membuat kesimpulan yang belaku untuk
umum (Sugiyono, 2015:207). Instrumen penelitian ini dapat diukur dengan
rentang nilai 1 sampai 4 sesuai dengan alternatif jawaban pada instrumen
penelitian. Perhitungan rentang nilai dan kategori nilai pada angket untuk
variabel wawasan dunia kerja, vocational skill, dan kesiapan memasuki dunia
kerja.
Untuk memberikan rentangan pada masing-masing kategori, dapat
menggunakan dari konsep distribusi normal. Setelah menemukan Mean(M) dan
Standart Deviasi(SD) dapat ditentukan rentangan pada penetepan kategori dengan
mengacu pada Tabel 3.
Tabel 3.3 Kategori skor ideal
No Rentangan Ketegori
1 (M+1,5SD) sampai dengan (Top Skor) Sangat Tinggi
2 (M+0,5SD) sampai dengan (M+1,5SD) Tinggi
3 (M-0,5SD) sampai dengan (M+0,5SD) Sedang
4 (M-1,5SD) sampai dengan (M-0,5SD) Rendah
5 Nol sampai dengan (M-0,5SD) Sangat Rendah
Sumber: Sudjiono ( 2011:39)

Besar rata-rata ideal (M) dapat diperoleh melalui Rumus 3.2 dengan simpangan
baku pada Rumus 3.3.
M= (Nilai Ideal Tertinggi + Nilai IdealTerendah)..........................................3.2

SD = (Nilai Ideal Tertinggi – Nilai Ideal Terendah)........................................3.3

Setelah dihitung panjang dari kelas interval, total setiap nilai butir
dimasukkan ke kelas interval maka, dihasilkan frekuensi tiap kategori atau
klasifikasi yang kemudian dipersentasekan menggunakan rumus berikut :

P = x 100% 3.4

Keterangan:
P = persentase
f = frekuensi
n = jumlah responden
46

Penentuan panjang rentangan pada masing-masing kategori, dari konsep


distribusi normal dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kategori Kelas Interval Masing-Masing Variabel


Variabel Interval Kriteria
Wawasan Dunia Kerja 144.1-149 Sangat Tinggi
131.1 -144 Tinggi
117.1-131 Sedang
104.1-117 Rendah
83-104 Sangat Rendah
Vocational Skill 131,1-135 Sangat Tinggi
118,2 -131 Tinggi
104,1-118 Sedang
91,1-104 Rendah
56-91 Sangat Rendah
Kesiapan Memasuki 102,1-110 Sangat Tinggi
93,025 -102 Tinggi
Dunia Kerja Abad 21
83,1-93 Sedang
74.1-83 Rendah
65-74 Sangat Rendah

2. Uji Prasyarat Analisis


Uji prasyarat analisis merupakan langkah-langkah yang dilakukan
sebelum melakukan uji hipotesis dengan data yang didapatkan. Uji prasyarat
analisis pada penelitian terdiri dari: (a) Uji Normalitas; (b) Uji Linieritas; (c) Uji
Multikolinearitas; (d) Uji Autokorelasi; dan (e) Uji Heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan sebagai tujuan untuk mengetahui apakah sampel
yang didapat terdistribusi normal atau tidak normal. Untuk mengetahui
signifikansi dari hasil uji normalitas dengan melihat pada signifikansi probabilitas
(p) dengan bantuan dari SPSS. Pedoman digunakan agar mengetuhi normalitas
sebaran data sampel adalah jika p > 0,05 maka data sampel dapat dikatakan
normal dan jika p < 0,05 maka data sampel dapat dikatakan tidak normal.
b. Uji Linearitas
Sugiyono (2011:150) menyatakan bahwa asumsi yang harus memenuhi
dalam analisis regresi adalah lineritas. Pengujian linearitas menggunakan analisis
varian regresi yaitu dengan membandingkan nilai sig (phitung). Jika phitung ≤ 0,05,
artinya data sampel berpola linear dan jika phitung ≥ 0,05, artinya data sampel
47

berpola tidak linear Pengujian dilakukan pada data variabel bebas penelitian X1
dan X2 dengan variabel terikat dengan berbantuan SPSS.
c. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi pada
setiap variabel bebas (X1) wawasan dunia kerja dan (X2 ) vocational skill
menggunakan model regresi. Uji multikolineritas menggunakan uji VIF (Value of
Inflation Factor) pada. Jika nilai pada VIF kurang dari 10 maka dapat dikatakan
tidak terjadi multikolinearitas (Nisifiannoor, 2009:92)
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi d untuk menguji pada model regresi linier adanya
korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Model regresi baik apabila tidak adanya masalah
autokorelasi. Autokorelasi diketahui menggunakan uji Durbin Watson (DW)
dengan bantuan SPSS. Pengambilan keputusan dari autokorelasi yaitu: (1) jika
nilai dU ≤ DW ≤ (4-dU), tidak terjadi autokorelasi dan (2) jika nilai dL ≥ DW ≥
(4-dL), maka terjadi autokorelasi.
e. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan mengetahui adanya data (group)
penelitian memiliki variansi berbeda. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilihat dari
grafik plots antara prediksi variabel terikat, yaitu (ZPRED) (sumbu X) dengan
residualnya (SRESID)(sumbu Y) dengan menggunakan analisis sebagai berikut:
(1) jika pola tertentu yaitu ada titik-titik membentuk pola-pola tertentu secara
teratur (menyempit, bergelombang, melebar) maka telah terjadi
heteroskedastisitas; dan (2) jika terjadi pola yang jelas atau teratur, serta titik-titik
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi adanya
heteroskedastisitas (Nisfiannoor, 2009:92).
3. Uji hipotesis
a. Hubungan yang positif dan signifikan antara Vocational skill dengan Kesiapan
Memasuki Dunia Kerja pada Siswa SMK Jurusan Teknik Instalasi Tenaga
Listrik di Kabupaten Jombang.
Menguji hipotesis pertama yang dilakukan adalah dengan menggunakan
analisis korelasi parsial. Korelasi parsial digunakan untuk menganalisis hubungan
48

antara masing-masing variabel bebas dan terikat. Untuk menguji analisis ini
digunakan bantuan program SPSS. Adapun untuk hipotesis pertama yang diajukan
dalam penelitian ini yaitu:
H0 = Tidak terdapat hubungan hubungan yang positif dan signifikan antara
Vocational skill dengan Kesiapan Memasuki Dunia Kerja pada Siswa SMK
Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik di Kabupaten Jombang.
Ha = Terdapat hubungan hubungan yang positif dan signifikan antara Vocational
skill dengan Kesiapan Memasuki Dunia Kerja pada Siswa SMK Jurusan
Teknik Instalasi Tenaga Listrik di Kabupaten Jombang.
b. Hubungan yang positif dan signifikan antara wawasan dunia kerja dengan
kesiapan memasuki dunia kerja pada siswa SMK Jurusan Teknik Instalasi
Tenaga Listrik di Kabupaten Jombang.
Menguji hipotesis kedua yang dilakukan adalah dengan menggunakan
analisis korelasi parsial. Korelasi parsial digunakan untuk menganalisis hubungan
antara masing-masing variabel bebas dan terikat. Untuk menguji analisis ini
digunakan bantuan program SPSS.
H0 = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara wawasan dunia kerja dengan
kesiapan memasuki dunia kerja pada siswa SMK Jurusan Teknik Instalasi
Tenaga Listrik di Kabupaten Jombang.
Ha = Terdapat hubungan yang signifikan antara wawasan dunia kerja dengan
kesiapan memasuki dunia kerja pada siswa SMK Jurusan Teknik Instalasi
Tenaga Listrik di Kabupaten Jombang.
c. Hubungan Positif dan Signifikan antara Vocational skill dan Wawasan Dunia
Kerja secara simultan dengan kesiapan memasuki dunia kerja pada siswa SMK
Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik di Kabupaten Jombang.
H0 = Tidak ada Hubungan Positif dan Signifikan antara Vocational skill dan
Wawasan Dunia Kerja secara simultan dengan kesiapan memasuki dunia
kerja pada siswa SMK Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik di Kabupaten
Jombang.
Ha = Terhadap Hubungan Positif dan Signifikan antara Vocational skill dan
Wawasan Dunia Kerja secara simultan dengan kesiapan memasuki dunia
49

kerja pada siswa SMK Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik di Kabupaten
Jombang.
Pengujian hipotesis ketiga menggunakan analisis regresi ganda yang
mengacu pada tabel anova dengan bantuan SPSS. Pengambilan keputusan untuk
uji hipotesis dengan cara membandingkan signifikansi F dengan F standar.
Selanjutnya mengetahui signifikansi koefisien (R) dari setiap variabel
bebas terhadap variabel terikat, maka dicari nilai probabillitas phitung setelah itu
dibandingkan dengan 0.05. Jika nilai phitung < ptabel = 0.05, maka dapat
dikatakan hubungan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat
diinterpretasikan signifikan. Sedangkan untuk mengetahui signifikansi kedua
variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat dilakukan dengan uji
signifikansi terhadap nilai R yaitu dilakukan dengan melihat sig. F < 0.05, maka
dapat dikatakan hubungan dua variabel bebas dengan variabel terikat dapat
diinterpretasikan signifikan.
Untuk kekuatan hubungan, nilai koefisien korelasi berada diantara -1 dan
+1.Untuk bentuk arah hubungan, nilai koefisien korelasi dinyatakan dalam positif
(+) dan negatif (-), atau (-1 < r > + 1). Semakin dekat nilai r (koefisien korelasi)
ke +1, semakin kuat korelasi positifnya dan semakin dekat nilai r (koefisien
korelasi) ke-1, maka semakin kuat korelasi negative yang diperoleh. Jika koefisien
bernilai 0, maka tidak menunjukkan korelasi pada variabel dan jika koefisien
korelasi bernilai -1 atau +1, maka variabelvariabel menunjukkan korelasi positif
atau negatif sempurna. Tabel 3.7 menunjukkan interval nilai-nilai r sebagai
patokan untuk menentukan kekuatan hubungan antar variabel.

Tabel 3.5 Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan


No Koefisien Reliabilitas Kategori
1 0,00 – 1,999 Sangat rendah
2 0,20 – 0,399 rendah
3 0,40 – 0,599 sedang
4 0,60 – 0,799 kuat
5 0,80 – 1.000 Sangat kuat
(Sumber: Sugiyono, (2011:231)

4. Sumbangan Variabel Bebas (Prediktor)


Sumbangan variabel bebas digunakan untuk mengukur seberapa besar
kontribusi setiap variabel bebas. Sumbangan prediktor terdapat dua jenis yaitu
50

sumbangan efektif dan sumbangan relatif. Sumbangan efektif untuk mengetahui


seberapa besar nilai sumbangan pada setiap variabel bebas dengan variabel terikat
dengan adanya pengaruh variabel bebas yang lain. Sumbangan relatif yaitu untuk
mengetahui seberapa besar nilai sumbangan pada setiap variabel bebas dengan
variabel terikat. Jumlah sumbangan efektif dengan koefisien determinasi pada
semua variabel terdapat kesamaan. Besarnya sumbangan relatif dapat diketahui
menggunakan Rumus 3.5 dan 3.6.
( )
SR (X1) = ....................................................................................... (3.5)

( )
SR (X2) = ...................................................................................... (3.6)

Sedangkan untuk besarnya sumbangan efektif diperoleh dari Rumus 3.6 dan
Rumus 3.7.
SE (X1)% = x x 100% ................................................................ (3.7)
SE (X2)% = x x 100% ................................................................ (3.8)
Keterangan:
SE% = sumbangan efektif variabel bebas
SR% = sumbangan relatif variabel
X1 = prediktor 1
X2 = prediktor 2
= koefisien regresi
= koefisien korelasi
R2 = koefisien determinasi
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Deskripsi Data Wawasan Dunia Kerja, Vocational Skill, dan


Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Abad 21 Siswa Kelas XII Kompetensi
Keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang
Hasil data analisis diskriptif menyajikan paparan data pada setiap variabel
Wawasan Dunia Kerja (X1), Vocational Skill (X2), dan Kesiapan Memasuki Dunia
Kerja Abad 21. Pengambilan data diperoleh menggunakan berupa angket yang
disebarkan kepada siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL di Kabupaten
Jombang.

1. Deskripsi Wawasan Dunia Kerja Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian


TITL di Kabupaten Jombang
Berikut paparan analisis dekriptif pada wawasan dunia kerja dengan
bantuan SPSS diperoleh Mean atau rata-rata 124,49, skor tertinggi adalah 149,
standar deviation 13,539 dan skor terendah 83. Wawasan dunia kerja siswa kelas
XII kompetensi keahlian TITL di Kabupaten Jombang dapat diurutkan dengan
dilihat dari nilai mean dan median yang diperoleh pada setiap indikator dengan
demikian urutan setiap indikator yaitu (1) pengatahuan dunia kerja, (2)
kesejahteraan tenaga kerja, (3) keselamatan dan kesehatan kerja, (4) informasi
pekerjaan, dan (5) profesionalitas kerja. Untuk lebih lengkap dapat dilihat pada
Tabel 4.1 dan Tabel 4.2

Tabel 4.1 Statatistik Deskriptif Wawasan Dunia Kerja


Ideal Aktual
Variabel SRL Rentang Median Min Maks Mean
41-164 125 83 149 124,49
Indikator
(1) Pengetahuan Dunia
11-44 32 14 42 32,33(1)
Kerja
(2) Informasi Pekerjaan 7-28 22 14 28 21,92(4)
(3) Profesionalitas Kerja 5-20 16 10 20 15,35(5)
(4) Keselamatan Dan
8-32 26 16 32 25,41(3)
Kesehatan Kerja
(5) Kesejahteraan
10-40 29 20 38 29,50(2)
Tenaga Kerja

51
52

Tabel 4.2 Hasil Kategori Wawasan Dunia Kerja


No Kritea Interval(I) Frekuensi(F) Persentase(%)
1 Sangat Tinggi 144,1-149 7 6,54%
2 Tinggi 131,1 -144 28 26,16%
3 Sedang 117,1-131 43 40,18%
4 Rendah 104,1-117 21 19,62%
5 Sangat Rendah 83-104 8 7,5%
Total 107 100%

Tabel 4.2 dibedakan lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,
rendah, dan sangat rendah. Gambar 4.1 menggambarkan wawasan dunia kerja
pada siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL di Kabupaten Jombang dapat
dilihat pada Tabel 4.2 terdapat 7 responden (6,54%) masuk kategori sangat tinggi,
28 responden (26,16%) masuk kategori tinggi, 43 responden (40,18%) masuk
kategori sedang, 21 responden (19,62%) masuk kategori rendah, 8 responden
(7,5%) masuk kategori sangat rendah. Jadi dapat disimpulkan bahwa wawasan
dunia kerja yang dimiliki oleh siswa SMK kelas XII kompetensi keahlian TITL di
Kabupaten Jombang dapat dikatakan sedang.

Wawasan Dunia Kerja

7.50% 6.54% Sangat


19.62% Tinggi
26.16%
Tinggi

Sedang

Rendah
40.18%
Sangat
Rendah
Gambar 4.1 Diagram Hasil Kategori Wawasan Dunia Kerja

2. Deskripsi Vocational Skill siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL di


Kabupaten Jombang
Berikut paparan analisis dekriptif pada vocational skill dengan bantuan
SPSS diperoleh Mean atau rata-rata 111,6 skor tertinggi adalah 135, standar
deviation 13.066 dan skor terendah 56. Vocational skill siswa kelas XII
kompetensi keahlian TITL di kabupaten jombang dapat diurutkan dengan dilihat
dari nilai mean dan median yang diperoleh pada setiap indikator dengan demikian
urutan setiap indikator yaitu (1) kompetensi keterampilan instalasi tenaga listrik,
53

(2) kolaborasi, (3) berpikir kritis, (4) informasi pekerjaan, dan (5) berkomunikasi.
Untuk lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4

Tabel 4.3 Statatistik Deskriptif Vocational Skill


Ideal Aktual
Variabel SRL
Rentang Median Min Maks Mean
35-140 133 56 135 111,6
Indikator
(1) Kompetensi keterampilan
15-60 47 17 60 45.,9(1)
instalasi tenaga listrik
(2) Berpikir kreatif 7-28 14 7 16 13,15(5)
(3) Kolaborasi 5-20 21 11 24 20,02(2)
(4) Berpikir Kritis 8-32 19 6 24 18,72(3)
(5) Berkomunikasi 10-40 14 8 16 13,54(4)

Tabel 4.4 Hasil Kategori Vocational Skill


No Kritea Interval(I) Frekuensi(F) Persentase(%)
1 Sangat Tinggi 131,1-135 5 4,60%
2 Tinggi 118,2 -131 31 28,30%
3 Sedang 104,1-118 44 41,92%
4 Rendah 91,1-104 19 17,71%
5 Sangat Rendah 56-91 8 7,47%
Total 107 100%

Tabel 4.4 dibedakan lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,
rendah, dan sangat rendah. Gambar 4.2 menggambarkan wawasan dunia kerja
pada siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL di Kabupaten Jombang dapat
dilihat pada Tabel 4.4 terdapat 5 responden (4,6%) masuk kategori sangat tinggi,
31 responden (28,30%) masuk kategori tinggi, 44 responden (41,92%) masuk
kategori sedang, 19 responden (17,71%) masuk kategori rendah, 8 responden
(7,47%) masuk kategori sangat rendah. Jadi dapat disimpulkan bahwa vocational
skill yang dimiliki oleh siswa SMK kelas XII kompetensi keahlian TITL di
Kabupaten Jombang dapat dikatakan sedang

Vocational Skill

7.47% 4.60%
28.30% Sangat
17.71% Tinggi
Tinggi

Sedang

Rendah
41.92%

Gambar 4.2 Diagram Hasil Kategori Vocational Skill


54

3. Deskripsi Kesiapan Memasuki Dunia Kerja di Abad 21 siswa kelas XII


kompetensi keahlian TITL di Kabupaten Jombang
Berikut paparan analisis dekriptif pada kesiapan memasuki dunia kerja di
abad 21 dengan bantuan SPSS diperoleh Mean atau rata-rata 88.4, skor tertinggi
adalah 110, standar deviation 9,161 dan skor terendah 65. Kesiapan kerja di abad
21 siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL di Kabupaten Jombang dapat
diurutkan dengan dilihat dari nilai mean dan median yang diperoleh pada setiap
indikator dengan demikian urutan setiap indikator yaitu (1) kemampuan mental
siswa dalam memasuki dunia kerja di abad 21, dan (2) kompetensi kerja. Untuk
lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6

Tabel 4.5 Statatistik Deskriptif Kesiapan Memasuki Dunia Kerja di Abad 21


Ideal Aktual
Variabel SRL
Rentang Median Min Maks Mean
28-112 88 65 110 88,4
Indikator
(1) Kemampuan mental siswa 17-68 55 40 78 55,59(1)
dalam memasuki dunia kerja
di abad 21
(2) Kompetensi kerja 11-44 30 19 39 29,69(2)

Tabel 4.6 Hasil Kategori Kesiapan Memasuki Dunia Kerja di Abad 21


No Kritea Interval(I) Frekuensi(F) Persentase(%)
1 Sangat Tinggi 102,1-110 8 7,47%
2 Tinggi 93,025 -102 31 22,43%
3 Sedang 83,1-93 44 41,13%
4 Rendah 74,1-83 23 21,50%
5 Sangat Rendah 65-74 8 7,47%
Total 107 100%

Tabel 4.4 dibedakan lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,
rendah, dan sangat rendah. Gambar 4.3 menggambarkan kesiapan memasuki
dunia kerja di abad 21 pada siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL di
Kabupaten Jombang dapat dilihat pada Tabel 4.6 terdapat 8 responden (7,47%)
masuk kategori sangat tinggi, 31 responden (22,43%) masuk kategori tinggi, 44
responden (41,13%) masuk kategori sedang, 23 responden (21,50%) masuk
kategori rendah, 8 responden (7,47%) masuk kategori sangat rendah. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kesiapan memasuki dunia kerja di abad 21 yang dimiliki
oleh siswa SMK kelas XII kompetensi keahlian TITL di Kabupaten Jombang
dapat dikatakan sedang.
55

Kesiapan Memasuki Dunia Kerja di


Abad 21

7.47% 7.47% Sangat


22.43% Tinggi
21.50%
Tinggi

Sedang

Rendah
41.13%
Sangat
Rendah
Gambar 4.3 Diagram Hasil Kategori Kesiapan Memasuki
Dunia Kerja Di Abad 21

B. Hasil Uji Prasyarat Analisis


1. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran data dari setiap
variabel bahwa telah terdistribusi dengan normal atau tidak terdistribusi dengan
normal. Penerapan uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov dengan berbantuan aplikasi SPSS Statistic 22. Berdasarkan
uji normalitas yang dilakukan diketahui bahwa data dari penelitian yang telah
dilakukan terdistribusi dengan normal sesuai dengan syarat sebaran data sampel
adalah p (sig) > 0,05 maka data sampel dapat dikatakan normal. Tabel 4.7
merupakan ringkasan hasil uji normalitas dan untuk selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 5.1

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas


No Variabel P(sig) Kesimpulan Interpretasi
1 Wawasan Dunia Kerja 0,200 P > 0,05 Normal
2 Vocational Skill 0,200 P > 0,05 Normal
3 Kesiapan Memasuki Dunia Kerja di
0,132 P > 0,05 Normal
Abad 21

Hasil dari uji normalitas dapat disimpulkan dari variabel wawasan dunia
kerja memiliki sig(p) bernilai 0,200 lebih besar dari 0,05. Variabel vocational skill
memiliki nilai sig(p) bernilai 0,200 lebih besar dari 0,05 dan variabel kesiapan
memasuki dunia kerja di abad 21 memiliki nilai sig(p) bernilai 0,132 lebih besar
dari 0,05. Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa data terdistribusi
normal.
56

2. Uji linearitas
Uji linearitas berguna menunjukkan adanya hubungan yang linear antara
variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yaitu X1 dengan Y dan X2 dengan
Y. Ringkasan hasil uji linearitas dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan untuk hasil
lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.2

Tabel 4.8 Hasil Uji Linearitas


No Variabel P(sig) Kesimpulan Interpretasi
1 X1 dengan Y 0,000 P > 0,05 linier
2 X2 dengan Y 0,000 P > 0,05 linier

Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa P(sig) antara X1 dengan Y dan X2


dengan Y bernilai 0,00 yaitu dibawah taraf signifikan 0,5. Dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)
terikat secara parsial menunjukkan adanya hubungan yang linear.

3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas berguna untuk menunjukkan apakah terdapat
hubungan yang linear antara variabel bebas yaitu X1 dan X2. Ringkasan hasil uji
multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.9 hasil uji multikolinearitas yang
lebih lengkap dapat dilihat di Lampiran 5.3

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas


Colinearity statistic
No Variabel
Tolarance VIF
1 Wawasan Dunia Kerja 0,597 1,657
2 Vocational Skill 0,597 1,657

Hasil uji multikolinearitas terdapat tolerance 0,597 dengan VIF 1,657


maka dapat diambil ketentuan sebagai berikut: (1) jika nilai VIF < 10, maka
dapat disimpulkan bahwa variabel bebas X1 dan X2 tidak terjadi multikolinearitas
dan (2) jika nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas X1 dan
X2 terjadi multikolinearitas. Berdasarkan data menunjukkan VIF > 10, dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara wawasan dunia kerja
(X1) dan vocational skill (X2).
57

4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi mempunyai tujuan untuk menunjukkan terjadinya
korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi dilihat dari uji Durbin Watson (DW)
dengan bantuan SPSS diketahui nilai DW 2,102, nilai dU 1,715, dan dL 1,634.
Pengambilan keputusan dari autokorelasi nilai dU ≤ DW ≤ (4-dU), 1,715 ≤ 2,102
≤ 2,285 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. Ringkasan hasil
uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.9, sedangkan untuk hasil lengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 5.4

Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi


Uji Autokorelasi Variabel Bebas Durbin-Watson Interpretasi
X1 dan X2 2,102 Tidak terjadi autokorelasi

5. Uji heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan menggunakan cara melihat persebaran
pola titik dengan menggunakan regresi scatterplos. Apabila titik-titik menyebar
dan membentuk pola yang tidak jelas dan letak titik-titik berada diatas dan
dibawah angka 0 sumbu Y maka di asumsikan tidak terjadi masalah
heterokedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.4
pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa pola titik-titik menyabar dan tidak
membentuk pola tertentu tepat berada di atas dan di bawah angka 0 sumbu Y
maka dapat diasumsikan tidak terjadi masalah heterokedastisitas.
58

Gambar 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas

C. Hasil Uji Hipotesis


Pengujian hipotesis dapat dilakukan setelah melakukan uji prasyarat
analisis dan lolos uji tersebut. Terdapat tiga uji hipotesis yang dilakukan, uji
hipotesis pertama dan kedua menggunakan analisis korelasi parsial, sedangkan
untuk uji hipotesis ketiga menggunakan analisis regresi berganda. Uji hipotesis
dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS statistic 22. Tabel 4.10
menunjukkan ringkasan dari hasil uji hipotesis pertama dan kedua untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.5

Tabel 4.10 Hasil Analisis Korelasi Parsial Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat
Probabilitas
No Hubungan parsial Interpretasi
Phitung Pstandar
1 X1 - Y 0,00 0,05 Hubungan positif dan signifikan

2 X2 - Y 0,00 0,05 Hubungan positif dan signifikan

1. Uji Hipotesis Pertama


Hasil uji coba hipotesis pertama dapat dilihat pada Tabel 4.10 dengan
variabel wawasan dunia kerja dengan kesiapan memasuki dunia kerja di abad 21.
Diperoleh nilai Phitung 0,00 sehingga dapat dikatakan sudah memenuhi syarat yang
menunjukkan bahwa Ha= Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
59

wawasan dunia kerja dengan kesiapan memasuki dunia kerja di abad 21 pada
siswa SMK Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik di Kabupaten Jombang
diterima karena nilai Phitung 0,00 < 0,05 Pstandar dan H0 = Tidak terdapat hubungan
positif dan signifikan antara wawasan dunia kerja dengan kesiapan memasuki
dunia kerja pada siswa SMK Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik di
Kabupaten Jombang ditolak. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
positif dan signifikan signifikan antara wawasan dunia kerja dengan kesiapan
memasuki dunia kerja di abad 21 pada siswa SMK Jurusan Teknik Instalasi
Tenaga Listrik di Kabupaten Jombang

2. Uji Hipotesis Kedua


Hasil uji hipotesis kedua yaitu antara Vocational skill dengan Kesiapan
Memasuki Dunia Kerja di Abad 21 diperoleh nilai Phitung 0,00 sehingga Ha=
Terdapat hubungan hubungan yang positif dan signifikan antara Vocational skill
dengan Kesiapan Memasuki Dunia Kerja pada Siswa SMK Jurusan Teknik
Instalasi Tenaga Listrik di Kabupaten Jombang dapat diterima dan H0 = Tidak
terdapat hubungan hubungan yang positif dan signifikan antara Vocational skill
dengan Kesiapan Memasuki Dunia Kerja pada Siswa SMK Jurusan Teknik
Instalasi Tenaga Listrik di Kabupaten Jombang ditolak karena nilai Phitung 0,00 <
0,05 Pstandar. Oleh karena itu terdapat Terdapat hubungan hubungan yang positif
dan signifikan antara Vocational skill dengan Kesiapan Memasuki Dunia Kerja
pada Siswa SMK Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik di Kabupaten Jombang

3. Uji Hipotesis Ketiga


Uji hipotesis ketiga yaitu H0 = Tidak ada Hubungan Positif dan Signifikan
antara Vocational skill dan Wawasan Dunia Kerja secara simultan dengan
kesiapan memasuki dunia kerja pada siswa SMK Jurusan Teknik Instalasi Tenaga
Listrik di Kabupaten Jombang, Ha = Terhadap Hubungan Positif dan Signifikan
antara Vocational skill dan Wawasan Dunia Kerja secara simultan dengan
kesiapan memasuki dunia kerja pada siswa SMK Jurusan Teknik Instalasi Tenaga
Listrik di Kabupaten Jombang, Pada Tabel 4.11 dapat dilihat ringkasan hasil uji
hipotesis ketiga untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.6.
Signifikansi F pada hipotesis ketiga diperoleh nilai 0,00 sehingga H0 ditolak dan
60

Ha diterima, sehingga terdapat hubungan positif dan signifikan antara vocational


skill dan wawasan dunia kerja secara simultan dengan kesiapan memasuki dunia
kerja pada siswa SMK jurusan teknik instalasi tenaga listrik di Kabupaten
Jombang.

Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Hipotesis Ketiga


Coefficient
Sig. F R R square
Const X1 X2
0,000 30,215 0,035 0,481 0,720 0,519

Nilai koefisien realibilitas pada Tabel 4.11 menunjukkan nilai 0,72 maka
dapat dikategorikan terdapat kekuatan hubungan yang kuat kategori dapat dilihat
pada Tabel 3.6 interval nilai koefisien korelasi. Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan maka diperoleh persamaan yaitu : Y= 30,215+0,035X1+0,481X2 dapat
disimpulkan pada persamaan tersebut bahwa kesiapan memasuki dunia kerja
bernilai 30,125 saat tidak terpengaruhi oleh nilai wawasan dunia kerja dan
vocational skill. Secara simultan dapat diartikan antara wawasan dunia kerja dan
vocational skill dapat mempengaruhi besar nilai kesiapan memasuki dunia kerja
di abad 21 bertambah 0,035 setiap kenaikan pada satuan wawasan dunia kerja
secara simultan diikuti dengan bertambahnya 0,481 setiap kenaikan satuan
vocational skill.

D. Sumbangan Variabel Bebas (Predictor)


Sumbangan variabel bebas digunakan untuk mengukur seberapa besar
kontribusi setiap variabel bebas. Sumbangan prediktor terdapat dua jenis yaitu
Sumbangan Efektif (SE%) dan Sumbangan Relatif (SR%). Sumbangan efektif
untuk mengetahui seberapa besar nilai sumbangan pada setiap variabel bebas
dengan variabel terikat dengan adanya pengaruh variabel bebas yang lain. Tabel
4.12 dijabarkan pada penelitian sumbangan relatif dan sumbangan efektif.

Tabel 4.12 Hasil Sumbangan Efektif Dan Sumbangan Relative


Variabel Penelitian Hipotesis Ketiga
No Prediktor SE% SR%
1 X1 2.6% 4.93%
2 X2 49.2% 95.07%
Total 51,9% 100%
Tabel 4.12 dapat disimpulkan bahwa sumbangan Efektif wawasan dunia kerja
(X1) sebesar 2,6% dan sumbangan efektif pada vocational skill (X2) sebesar
61

49,2% . Sumbangan relatif wawasan dunia kerja (X1) dengan kesiapan memasuki
dunia kerja di abad 21(Y) sebesar 4,93% dan sumbangan relatif vocational
skill(X2) dengan kesiapan memasuki dunia kerja di abad 21(Y) sebesar 95,07%.
kedua variabel X memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y,
walaupun hanya sebesar 51,9%. Sedangkan untuk 48,1% dapat dipengaruhi oleh
faktor lainnya yang tidak diselidiki oleh peneliti.
BAB V

PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI VARIABEL WAWASAN DUNIA KERJA, VOCATIONAL


SKILL, DAN KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA ABAD 21

1. Deskripsi Variabel Wawasan Dunia Kerja


Wawasan dunia kerja merupakan bekal yang penting untuk setiap siswa
smk dalam memasuki dunia kerja. wawasan dunia kerja diperoleh dari
pengalaman langsung yang di oleh setiap siswa contohnya melalui program
prakerin, dalam pelaksanaan prakerin siswa dituntut untuk terjun dalam dunia
kerja terutama pada dunia industri, meningkatkan potensi yang dimiliki oleh
setiap siswa, dan bekal untuk menghadapi perkembangan tantangan di dunia
kerja. Oleh karena itu pelaksanaan prakerin menambah wawasan dunia kerja
siswa yang digunakan untuk mempersiapkan apa saja yang diperlukan untuk
terjun di dunia kerja. Kedua yaitu bimbingan karir merupakan suatu layanan yang
diberikan oleh smk untuk memberikan pengarahan maupun memberikan materi
tentang dunia kerja sehingga memberikan gambaran siswa untuk terjun di dunia
kerja dan meberikan dorongan kepada siswa untuk menjadi tenaga kerja yang
berkualitas dan professional serta memiliki rasa bertanggung jawab pada
pekerjaan yang dilakukan. Ketiga yaitu lingkungan keluarga dan masyarakat
merupakan pendidikan mandiri yang diperoleh siswa dalam memberikan
bimbingan serta pengarahan terkait dunia kerja melalui pengalaman yang
diperoleh anggota keluarga atau masyarakat. Siswa berpeluang untuk
mendapatkan peluang kerja yang diperoleh dari keluarga atau masyarakat.
Wawasan dunia kerja memiliki arti yaitu terdapat dua kata “wawasan”
dan “dunia kerja” (Burhanuddin, 2003:5) menyatakan bahwa wawasan adalah
suatu informasi atau pengetahuan yang muncul dari upaya individu membuktikan
suatu realitas yang memungkinkan untuk saling menghubungkan satu sama lain
membangun komunikasi dengan mengakui yang lain, dan meningkatkan harkat
manusia. Dunia kerja adalah lapangan pekerjaan atau bidang kegiatan dari

62
63

perkerjaan/usaha/perusahaan, tempat individu berkerja , dengan demikian


wawasan kerja dapat diartikan sebagai pandangan atau kumpulan informasi
tentang lapangan pekerjaan dimana ia akan berkerja.(Habibi, 2012:10) Wawasan
dunia kerja merupakan cara pandang atau pengertian setiap individu terhadap
dunia kerja yang didasarkan dengan informasi yang diperoleh dan diyakini
kenbenarannya dengan tujuan agar tidak terjadi adanya kesalahan dalam rangka
mencapai mewujudkan tujuan hidup.
Penelitian ini mengungkapkan terdapat lima indikator berguna untuk
menilai atau menjadi tolak ukur wawasan dunia kerja siswa kompetensi keahlian
TITL SMK di Kabupaten Jombang. Indikator wawasan dunia kerja dirincikan
sebagai berikut ururt sesuai dengan nilai dari tinggi ke rendah sebagai berikut: (1)
Pengetahuan dunia kerja; (2) kesejahteraan tenaga kerja; (3) keselamatan dan
kesehatan kerja; (4) informasi pekerjaan; dan (5) professionalitas kerja.
Berdasarkan indikator yang telah dijabarkan dalam instrument wawasan
dunia kerja diketahui bahwa pengetahuan dunia kerja mendapatkan nilai yang
tinggi. Oleh karena itu siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di
Kabupaten Jombang memiliki pengetahuan dunia kerja yang tinggi. Tingkat
pengetahuan dunia kerja yang tinggi mengungkapkan bahwa siswa memiliki
pemahan yang baik pada pemahaman pekerjaan sesuai dengan bidang keahlian
listrik Albino, (2017:24) menyatakan bahwa siswa mendapatkan informasi terkait
pengetahan dunia kerja melaui program praktik kerja industri, pengalaman
praktikum bengkel, dan mecari pekerjaan sesuai bidang keahlian di bursa efek.
Bidang keahlian teknik instalasi tenaga listrik sesuai dengan SKKNI bahwa
lulusan kompetensi keahlian TITL SMK bekerja sebagai teknisi instalasi listrik
pada bangunan dan gedung, pegawai mitra perusahaan listrik, operator otomasi
industri. pemahaman kompetensi ahli instalasi tenaga lsitrik. Pemahaman syarat
memasuki pekerjaan instalasi tenaga listrik menurut (Albino, 2017:24)
menjelaskan sebagai lulusan SMK TITL siswa harus mengetahui berbagai syarat
yang harus dipenuhi untuk memasuki dunia kerja meliputi syarat fisik, syarat
kompetensi, dan syarat lainnya. Jadi, siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL
SMK di Kabupaten Jombang sebelum terjun dalam dunia kerja harus mengatahui
syarat untuk bekerja dibidang instalasi listrik, Contoh dari syarat untuk memasuki
64

dunia kerja dibidang TITL yang dimaksud adalah tidak buta warna, berkompeten
dibidang TITL, memiliki disiplin kerja dan lain sebagainya. Pemahaman tentang
dunia industri instalasi tenaga listrik dan pemahaman tentang bidang jasa instalasi
tenaga listrik secara umum pengetahuan dunia kerja mencakup bidang kerja dari
perusahaan atau dunia kerja sehingga bidang kerja terdapat dua macam yaitu
bidang produksi dan jasa (Habibi, 2012:25), pemahaman perkembangan teknologi
dibidang teknik instalasi tenaga listrik contohnya yaitu dalam dunia industri salah
satu teknologi yang banyak digunakan di industry dengan banyak keunggulan
menggunakan perpaduan antara teknologi pneumatik dan teknologi listrik yaitu
PLC (Afandi. dkk, 2019:42) untuk menyelaraskan antara kebutuhan di dunia kerja
terutama bagi siswa yang terjun di industri perlu untuk mempelajari teknologi
yang sedang marak digunakan sebagai bekal siswa untuk terjun ke dunia kerja.
Urutan kedua kesejahteraan tenaga kerja pada penelitian ini terungkap
bahwa pengetahuan kesejahteraan tenaga kerja yang dimiliki oleh siswa kelas XII
kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang memiliki tingkat baik
pengetahuan siswa mengenai jaminan kerja, mengetahui upah kerja, hak dan
kewajiban tenaga kerja, dan mengetahui fasilitas apa saja yang diberikan oleh
perusahaan tempat kerja. Habibi, (2012:29) menyatakan bahwa kesejahteraan
tenaga kerja meliputi kebutuhan yang diberikan oleh pihak perusahaan agar setiap
pekerja mempunyai rasa aman dan bergairah dalam melaksanakan
pekerjaanyaUndang undang ketenagakerjaan nomor 13 tahun 2003 pasal 99 ayat 1
mengemukakan bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan jaminan dari tempat
dia bekerja contoh jaminan kerja yaitu jasa raharja, jamsostek, bumiputera, BPJS
ketenagakerjaan, dan lainnya. UU nomor 13 tahun 2003 juga mengemukakan
bahwa terdapat hak dan kewajiban dari salah satu contoh dari hak sebagai tenaga
kerja adalah jam kerja khusus, mendapatkan cuti, pembatasan waktu kerja, dan
mendapatkan pesangon. Kewajiban sebagai tenaga kerja salah satu contohnya
yaitu perusahaan dan tenag kerja wajib untuk melaksanakan ketentuan dalam
janjian kerja sama, dan penyelesain perselisihan hubungan industri antara
perusahaan dan tenaga kerja diselesaikan secara mufakat. Yulianti, (2014:13)
menyatakan bahwa informasi tenegakerjaan menyangkut hak dan kewajiban
pekerja sebelum,selama, dan sesudah masa kerja salah satunya yaitu jenjang karir
65

yang dimiliki oleh setiap pekerja. Jenjang karir merupakan bentuk pemeberian
tanggung jawab baru yang di amanatkan dan merupakan penghargaan yang
diberikan oleh perusahaan atas kompetensi dimiliki pekerja atau karyawan
(Habibi, 2012:26).
Urutan ketiga keselamatan dan kesehatan kerja di dunia kerja memiliki
indikator dapat menggunakan peralatan K3, menerapkan pemakaian peralatan
K3dari pengalaman atau instruksi yang diperoleh dari kerja praktik lapangan,
kunjungan industri dan lainnya, Menerapkan rambu-rambu bahaya pada pekerjaan
dan pencegahan terjadinya bahaya, dan Mengetahui resiko pekerjaan di bidang
teknik instalasi tenaga listrik. Menurut Albino, (2017:26) pemilik usaha wajib
memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja yang dibutuhkan saat di
tempat kerja, selain perlatan K3 di area kerja juga menyediakan peralatan
perseorangan. Perlunya peran aktif dalam kesehatan dan keselamatan kerja dari
siswa dengan mengetahui dan menerapkan perlengkapan K3 yang dibutuhkan saat
melakukan pekerjaan instalasi contoh saat melakukan pemasangan instalasi listrik
seperti helem, sepatu safety, baju kerja, sarung tangan. Resiko pekerjaan dalam
instalasi listrik harus dipahami oleh siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL
SMK di Kabupaten Jombang terdapat berbagai resiko pekerjaan seperti tersengat
listrik, kerusakan panca indera, bahaya kebakar, dan bahaya tersayat benda tajam
Dongka (2019:02) menyatakan penerapan K3 mempunyai dampak dalam
pengurangan resiko pekerjaan hasilnya menekan angka kecelakaan kerja yang
terjadi. Perlunya siswa untuk memahami dan menerapkan peralatan K3 saat
melakukan pekerjaan instalasi litrik menakan resiko terjadinya kecelakaan kerja
dan selalu waspada dalam melakukan pekerjaan serta kelangkapan alat K3 seperti
P3K sebagai penolong pertama saat terjadi kecelakaan kerja. Penelitian ini
mengungkapkan bahwa kemampuan dan pengetahuan keselamatan dan kesehatan
kerja yang dimiliki oleh siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di
Kabupaten Jombang dikategorikan cukup baik.
Urutan keempat informasi pekerjaan memiliki indikator sebagai berikut
Mencari lowongan pekerjaan, melalui komunikasi atau media yang dapat
digunakan untuk mencari lowongan pekerjaan, Siswa memilih jenis pekerjaan di
bidang instalasi tenaga listrik setelah lulus, Mengetahui tahap-tahap seleksi,
66

Mengetahui kemampuan yang di butuhkan untuk bekerja. Sony, (2013:20)


menyatakan bahwa di era modern ini informasi pekerjaan diperoleh melalui
berbagai media seperti media cetak contohnya lowongan pekerjaan yang
ditawarkan melalui Koran, majalah, dan mading. Media elektronik melalui
internet, tv, dan radio. Informasi pekerjaan juga diperoleh dari keluarga, sekolah,
dan masyrakat. Siswa memilih informasi lowongan pekerjaan dan memilih
pekerjaan yang sesuai dengan teknik instalasi tenaga listrik. Informasi pekerjaan
beguna sebagai tahap untuk membantu siswa dalam mempersiapkan, memilih, dan
memasuki pekerjaan (Yulianti, 2014:20). Persiapan yang dilakukan siswa yaitu
dengan mempersiapkan dirinya untuk menghadapi seleksi dengan meningkatkan
pengetahuan serta kesehatan fisik nya contoh tahap seleksi yaitu tes kesehatan
menyangkut kriteria kesehatan atau kondisi fisik yang diharapkan untuk menjadi
pekerja di suatu perusahaan Penelitian ini mengungkapkan bahwa informasi
pekerjaan yang dimiliki oleh siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di
Kabupaten Jombang memiliki informasi pekerjaan yang kurang.
Urutan kelima profesionalitas kerja memiliki indikator sebagai berikut
mengetahui penerapan SOP, melaksanakan instruksi dalam pekerjaan,
mengetahui dan melaksanakan ciri-ciri pekerja yang professional, kompetensi
pekerjaan yang harus dikuasai, professionalitas kerja bukan hanya sebatas sebagai
ahli di bidangnya tetapi juga terkait juga dengan kepribadiannya sesorang yang
dipadu dengan kepemilikan teknis suatu perkerjaan (Anggarda, 2012:17).
Professionalitas kerja harus dimiliki oleh siswa kelas XII kompetensi keahlian
TITL SMK di Kabupaten Jombang dalam menghormati peraturan yang ada pada
perusahaan atau tempat kerja seperti mematuhi intruksi dari atasan, melakukan
pekerjaan instalasi listrik sesuai dengan SOP yang berlaku, memiliki rasa
tanggung jawab atas semua pekerjaan yang dilakukan, dan mengetahui
kompetensi yang digunakan dalam melakukan pekerjaan contohnya melakukan
perbaikan pada instalasi maka harus paham rangkaian yang digunakan pada
instalasi tersebut. Penelitian ini mengungkapkan bahwa informasi pekerjaan yang
dimiliki oleh siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten
Jombang memiliki pengtahuan kesejahteraan tenaga kerja yang kurang.
67

2. Vocational Skill Abad 21


Vocational skill abad 21 merupakan menjebatani antara program
pembelajaran di SMK dengan kebutuhan yang dihadapi pada perkembangan
zaman terhadap tenaga kerja yang dibutuhkan pada masa kini Depdiknas, (2002).
Masa sekarang biasa disebut dengan abad 21 Wagner (2008) mengemukakan
bahwa keterampilan yang harus dikuasai pada abad 21 empat keterampilan yaitu
berpikir kreatif, berpikir kritis, kolaborasi, dan komunikasi. Vocational skill yang
harus dikuasai siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten
Jombang tidak hanya keterampilan mengenai instalasi tenaga listrik melainkan
keterampilan yang lain sesuai dengan pekermbangan zaman. Vocational skill
merupakan kemampuan dan keterampilan yang harus diberikan kepada siswa
agar mengembangkan dan menguasai sebuah bidang keahlian tertentu sesuai
dengan tuntutan dan keahlian yang berkembang pada dunia pekerjaan, sehingga
kemampuan yang telah dimiliki digunakan sebagai bekal dalam memasuki dunia
kerja. Vocational skill siswa meningkatkan vocational skill siswa oleh beberapa
faktor yaitu pembelajaran K-13 SMK menggunakan pendekatan saitifik, model
pembelajaran, teaching factory, dan prakerin.
Aspek atau indikator sebagai tolak ukur vocational skill siswa kelas XII
kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang 5 aspek yang digunakan .
Tolak ukur kategori vocational skill diurutkan dari nilai tertinggi ke rendah yaitu:
(1) Kompetensi keterampilan instalasi tenaga listrik; (2) Kolaborasi; (3) Berpikir
Kritis; (4) Berkomunikasi; (5) Berpikir kreatif.
Indikator yang dijabarkan pada instrument vocational skill diketahui nilai
dari Kompetensi keterampilan instalasi tenaga listrik memiliki nila sangat tinggi.
Hal ini dikatakan bahwa siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di
Kabupaten Jombang memiliki penguasaan Kompetensi keterampilan instalasi
tenaga listrik sangat tinggi menandakan bahwa siswa kelas XII kompetensi
keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang memiliki keterampilan dan
menguasai keahlian TITL sebagai standart untuk bekerja sebagai ahli instalasi
tenaga listrik. Komptensi instalasi tenaga listrik merujuk pada KKNI berguna
untuk memastikan adanya link and match dengan kompetensi yang ada pada SMK
dengan kebutuhan dunia industri meyakinkan kepada industri bahwa tenaga kerja
68

berkompenten pada bidang pekerjaannya, dan membantu tenaga kerja untuk


mengukur tingkat pencapaian kompetensi dalam proses belajar pada lembaga
pendidikan maupun secara mandiri (BNSP, 2017:03). Berdasarkan KKNI
kompetensi keahlian teknik instalasi tenaga listrik kompetensi yang harus dikuasai
oleh siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang
seperti melakukan pemasangan PHB (Panel Hubung Bagi) penerangan pada
bangunan atau gedung, melakukan pemasangan instalasi listrik penerangan
bangunan, melakukan pemasangan instalasi listrik penerangan gedung,
melakukan pemasangan dan pengecekan pada sistem pembumian, melakukan
pemasangan instalasi PLC, dan melakukan pemasangan lampu PJU (Penerangan
Jalan Umum).
Urutan kedua tingkat vocational skill pada indicator kolaborasi pada
penelitian ini mengemukakan bahwa tingkat kolaborasi siswa kelas XII
kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang adalah tinggi. Menurut
Zubaidah(2018:05) menyatakan bahwa kolaborasi yang efektif adalah ketika
beberapa kelompok atau beberapa siswa untuk saling melengkapi berbagai tugas
tertentu. Kolaborasi merupakan suatu keterampilan yang harus dimiliki oleh
peserta didik dalam kerja sama (team work) mampu berkerjasama secara efektif,
menghargai kontribusi setiap anggota tim. Menurut Utami, (2017) Kolaborasi
dibutuhkan oleh setiap siswa bertujuan untuk mempercepat atau mempermudah
dalam menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan tertentu sehingga mendaptakan
hasil yang maksimal. Siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di
Kabupaten Jombang yang tinggi membuktikan bahwa siswa mampu untuk saling
menghargai pendapat ketika melakukan kerja proyek atau dalam kelompok
prakerin untuk saling melengkapi tugas yang diberikan, siswa memiliki sikap
untuk tidak selalu memaksakan kehendak atau memaksa pemikirannya,
melakukan kerja secara berkelompok dalam melaksanakan praktikum contohnya
saat melakukan praktikum memasang instalasi motor dapat melakukan pembagian
tugas dan saling membantu tidak mengandalkan salah satu temannya.
Urutan ketiga tingkat vocational skill pada indicator Berpikir Kritis pada
penelitian mengemukakan bahwa tingkat berpikir kritis siswa kelas XII
kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang adalah sedang. Berpikir
69

kritis merupakan sebuah tujuan dari proses pendidikan hal tersebut


dilatarbelakangi kajian-kajian yang mengemukakan bahwa berperan dalam
perkembangan moral, perkembangan social dan juga merupakan perkembangan
dalam kognitif dan sains (Zubaida, 2010). Membuat berpikir seperti sistem
membuat berbagai pertimbangan yang digunakan untuk membuat keputusan
dengan menganalisis, mengevaluasi permasalahan, dan melakukan refleksi pada
permasalahan yang dihadapi (Redhana, 2019:2244) contoh diatas tersebut
merupakan ciri berpikir kritis dalam proses memecahkan suatu masalah
disimpulkan bahwa tingkat berpikir kritis siswa kelas XII kompetensi keahlian
TITL SMK di Kabupaten Jombang yang sedang menunjukkan bahwa siswa kelas
XII kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang mampu dalam
berpikir logis dan struktur dalam melakukan penyelesaian masalah, menganalisis
kegiatan yang dilakukan dan menggunakan sumber yang terpecaya untuk
menjawab atau menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi contoh siswa
menjawab pertanyaan atau permasalah dengan berpedoman pada sumber yang
terpecaya seperti buku, orang yang ahli dan sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan, siswa menarik kesimpulan dari permasalahan yang dihadapi.
Urutan keempat tingkat vocational skill pada indicator berkomunikasi
pada penelitian mengemukakan bahwa tingkat berkomunikasi siswa kelas XII
kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang adalah cukup. Tingkat
kemampuan berkomunikasi siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di
Kabupaten Jombang yang cukup menunjukkan bahwa siswa kelas XII kompetensi
keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang cukup mampu untuk menyampaikan
ide atau gagasan secara lisan maupun tulisan contoh siswa menyampaikan arahan
pembimbing prakerin kepada kelompok prakerin. Memahami makna yang
diterima dari orang lain dan mampu melakukan komunikasi atau interaksi dengan
lingkungan yang berbeda contoh saat melakukan prakerin siswa mudah bergaul
dan melakukan komunikasi pada karyawan ditempat prakerin. Memanfaatkan
teknologi sebagai media komunikasi contoh siswa menggunakan aplikasi seperti
whats app untuk berdiskusi atau berbicara dengan teman. Komunikasi merupakan
salah satu aspek yang berperan penting dalam menguasai sebuah pelajaran atau
materi yng diajarkan di sekolah kemampuan untuk berkomunikasi juga
70

merupakan kemampuan intrapersonal yang akan menentukan kesuksesan hidup


seseorang (Sumaryanta dalam Maya, 2015). Menurut Redhana (2019:2244)
menyatakan bahwa siswa dikatakan memiliki kemampuan berkomunikasi yang
baik yaitu: (1) mampu mengartikan atau memaparkan ide-ide dalam bentuk
komunikasi secara lisan, tertulis, dan nonverbal. (2) menemukan ide atau makna
saat mendengarkan. (3) Menggunakan teknologi untuk media berkomunikasi.
Urutan kelima tingkat vocational skill pada indicator berpikir kreatif pada
penelitian mengemukakan bahwa tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa kelas
XII kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang adalah rendah.
Berpikir kreatif adalah kemampuan yang dimiliki siswa untuk menciptakan,
gagasan, ide-ide, dan konsep dalam usahanya memecahkan suatu masalah
menurut Purwati, dkk (2016) mengemukakan bahwa bepri. Siswa memunculkan
berbagai gagasan atau ide serta menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri,
hal ini yang akan berguna saat siswa memasuki dunia kerja. Menurut Zubaida
(2019:08) menyatakan keterampilan berpikir kreatif dilatih dengan binaan guru
dan lingkungan yang mendorong siswa untuk membuat ide-ide baru dan belajar
dari kegagalan untuk melakukan pekerjaan lebih baik dari sebelumnya. Tingkat
kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di
Kabupaten Jombang yang rendah menunjukkan bahwa siswa kelas XII
kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang kemampuan yang rendah
dalam menghasilkan ide-ide baru salah satu contohnya siswa melakukan variasi
rangkaian listrik motor dengan cara kerja yang sama dengan contoh rangkaian dari
guru atau soal praktikum, kurang memandang kegagalan sebagai kesempatan
belajar contohnya yaitu siswa belajar dari kegagalan atau kesalahan yang
dilakukan saat melakukan praktikum dan tidak mengulangi kesalahan tersebut
melainkan digunakan untuk evaluasi, kurang memiliki rasa ingin tahu untuk
mencoba hal baru.

3. Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Abad 21


Kesiapan memasuki dunia kerja merupakan kondisi yang dimiliki oleh
individu meliputi kematangan fisik, mental, dan kemampuan untuk melakukan
pekerjaan sesuai dengan peerkembangan zaman. Kesiapan memasuki dunia kerja
71

siswa SMK merupakan suatu kondisi dimana siswa SMK memiliki kemantapan
mampu bekerja pada dirinya dengan pengetahuan dan keterampilan maupun
keahlian yang dimiliki sesuai bidangnya sehingga merespon dan memberikan
reaksi terkait dengan dunia kerja (Istiana, 2018:12). Kesiapan memasuki dunia
kerja siswa SMK kompetensi keahlian TITL bukan hanya pengetaguan dibidang
TITL saja melaikan keterampilan yang dibutuhkan untuk memasuki dunia
kerja, maka dari itu siswa harus mengikuti perkembangan zaman pada masa
sekarang memasuki era abad 21 dimana menurut Wagner (2008) mengemukakan
bahwa memasuki new world of work pada abad ke-21 keterampilan yang
diperlukan dalam dunia industri dan dunia kerja membutuhkan keterampilan (a)
kreatifitas, (b) berpikir kritis, (c) kolaborasi dan (d) komunikasi. Pemaparan pada
Bab IV, dilihat bahwa kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 yang dimiliki
siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang berada
pada kategori sedang
Kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 merupakan kesiapan siswa dalam
memasuki dunia kerja pada abad 21 kesiapan dalam hal pengetahuan, sikap kerja,
mencari atau mengidentifikasi informasi pekerjaan, menentukan pekerjaan sesuai
dengan budang keahliannya, dan keterampilan yang akan digunakan bekerja
sesuai dengan bidang keahlian TITL.
Penelitian ini mengemukakan ter 2 indikator yang digunakan untuk tolak
ukur kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 siswa kelas XII kompetensi keahlian
TITL SMK di Kabupaten Jombang. Indicator dari kesiapan memasuki dunia kerja
abad 21 lebeih rincinya di urutkan dari yang tertinggi ke rendah yaitu: (1)
Kemampuan mental siswa dalam memasuki dunia kerja di abad 21; (2)
Kompetensi kerja. Berdasarkan dua indicator yang telah dikemukakan diketahui
bahwa Kemampuan mental siswa dalam memasuki dunia kerja di abad 21 meiliki
hasil bahwa kemampuan yang dimiliki siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL
SMK di Kabupaten Jombang cukup tinggi. mempersiapkan diri kesehatan jasmani
yaitu mempersiapkan sesorang dalam kondisi fisik agar tetap sehat untuk menjaga
kesehatan jasmani dilakukan dengan melakukan olahraga atau menerapkan hidup
sehat (istiana, 2014:14), dan US-based Apollo Education Group menyebutkan
bahwa keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa untuk memasuki dunia kerja
di abad 21 yaitu memiliki keterampilan berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi,
72

berkomunikasi, memiliki jiwa kepemimpinan, dan memiliki produktifitas (Barry,


2012). Mencari lowongan pekerjaan siswa dituntut untuk mencari pekerjaan
dengan bantuan internet atau keluarga dan masyarakat, memiliki sikap kritis,
memilki pertimbangan yang logis dan subjektif untuk mempertimbangkan
pekerjaan yang sanggup dan berkompenten untuk dilakukan oleh dirinya, siswa
harus mempunyai kemauan kerja yang ada pada dirinya membuatnya untuk selalu
melakukan pekerjaan dengan senang hati, siswa mampu mengendalikan emosi
dengan menghadapi orang lain yang memiliki karakter berbeda-beda, mempunyai
ambisi untuk maju, memiliki jiwa kepemimpinan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dan mampu memimpin anggota atau kelompok dalam melakukan
pekerjaan, produktif dalam kerja, mampu berkomunikasi dan mampu berdaptasi di
lingkungan yang berbeda.
Urutan terakhir adalah Kompetensi kerja yang dibutuhkan untuk
memasuki pekerjaan dibidang instalasi tenaga listrik siswa kelas XII kompetensi
keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang memiliki menguasai Kompetensi
kerja dengan baik. Menunjukkan bahwa siswa memiliki penguasaan kompetensi
intalasi tenaga listrik cukup baik yang diperoleh selama mengikuti program
pendidikan di SMK yaitu cukup baik. Kompetensi atau hard skill yang harus
dimiliki oleh siswa dalam memasuki dunia kerja sesuai dengan SKKNI (Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) sub sektor ketenaga listrikan bidang teknik
instalasi tenaga listrik beberapa aspek yang harus dikuasai oleh siswa menurut
Kepmenker RI Nomor 170 Tahun 2007 antara lain: (1) siswa mampu melakukan
perbaikan dan pemeliharaan instalasi listrik bangunan dan gedung. (2) siswa
mampu melakukan perbaikan dan pemeliharaan pada perlengkapan PHB
penerangan bangunan dan gedung. (3) siswa mampu melakukan perbaikan dan
pemeliharaan instalasi pembumian. (4) siswa mampu melakukan perbaikan dan
pemeliharaan penangkal petir. (5) siswa mampu melakukan pemeliharaan dan
perbaikan pada instalasi Programable Logic Control (PLC). (6) siswa mampu
melakukan perbaikan dan pemeliharaan pada instalasi lampu tanda.

B. Interpretasi Hasil Yang Bersifat Hubungan


1. Hubungan Wawasan Dunia Kerja dengan Kesiapan Memasuki Dunia
Kerja Abad 21
73

Berdasarkan uji hipotesis pertama dipaparkan pada Bab IV bahwa terdapat


hubungan yang positif dan signifikan antara wawasan dunia kerja dengan dengan
kesiapan memasuki dunia kerja abad 21
Kajian teori mengemukakan bahwa wawasan dunia kerja adalah salah
satu faktor yang mempengaruhi kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 siswa
kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang. Hasil
perhitungan menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistic 21 menunjukkan
nilai koefisien parsial untuk rx1y sebesar 0.491 dengan nilai probabilitas
0.00<0.05. oleh karena itu disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif(+)
dan signifikan antara wawasan dunia kerja dengan kesiapan memasuki dunia kerja
siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang pada
taraf signifikansi 5% menghasilkan hasil yang sama dengan penelitian
Anggarda(2015) bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
wawasan dunia kerja dengan kesiapan memasuki dunia kerja.
Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesiapan memasuki
dunia kerja pada abad 21 siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di
Kabupaten Jombang adalah dengan memberikan wawasan dunia kerja secara baik,
terencana, dan terarah diharapkan siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL
menyesuailan diri dengan kondisi yang ada didunia kerja. Selaras dengan
Caterine, (2010) menjelaskan kesiapan memasuki dunia kerja merupakan hal
yang perlu dimiliki oleh lulusan dalam hal kinerja dan karier dalam jangka
panjang, sehingga perlunya untuk memperbaiki dan membangun lulusan yang
memiliki kesiapan memasuki dunia kerja yang menjadikan kriteria sebagai
pengembangan keputusan yang lebih efektif dan berpotensi memprediksi
kapasitas kerja dan kinerja lulusan.
Wawasan dunia kerja memiliki hubungan dengan kesiapan memasuki
dunia keja abad 21 berguna untuk memberikan pandangan serta gambaran dalam
memilih dan merencanakan pekerjaan yang dituju. Wawasan dunia kerja yang
diberikan kepada siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL menyesuaikan
kemampuan yang sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan saat terjun di
dunia kerja sehingga siswa memilih pekerjaan yang sesuai dengan bidang teknik
instalasi tenaga listrik dan memahami syarat-syarat untuk terjun di pekerjaan
74

tersebut, siswa memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan yang


dimilikinya dan mendapatkan lowongan pekerjaan dengan memanfaatkan media
sosial maupun melalui hubungan keluarga maupun pertemanan, memiliki
kemampuan penggunaan penerapan K3 sebagai penunjang keselamatan yang
harus diterapkan pada proses pelaksanaan kerja yang dilakukan dan mengetahui
resiko pekerjaan yang dihadapi , mampu dalam merencanakan perkembangan
karir yang akan dihadapi dalam dunia kerja saat ini sesuai dengan penelitian
Habibi (2012) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa wawasan dunia kerja
pada siswa berpengaruh tingkat kesiapan memasuki dunia kerja dalam melakukan
pemilihan pekerjan yang sesuai dengan kemampuan, mampu merancang
perkembangan karir untuk masa depan..
Hasil penelitian, disimpulkan wawasan dunia kerja mempunyai hubungan
yang positif dan signifikan dengan kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 siswa
kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang. Menunjukkan
bahwa pemberian wawasan dunia kerja siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL
SMK di Kabupaten Jombang dapat dipastikan kesiapan memasuki dunia kerja
abad 21 dimiliki oleh siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di
Kabupaten Jombang dapat meningkat

2. Hubungan Vocational Skill dengan Kesiapan Memasuki Dunia Kerja


Abad 21

Faktor lain yang mempengaruhi kesiapan memasuki dunia kerja abad 21


pada siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang
yaitu vocational skill. Berdasarkan teoriyang telah dipaparkan vocational skill
yang harus dimiliki oleh siswa pada abad 21 ini ditandai dengan memiliki
kemampuan berfikir kritis, kreatif, mampu berkerjasama, dan berkomunikasi serta
memiliki kemampuan dalam instalasi ketenaga listrikan sesuia dengan KKNI
Sesuai dengan penelitian (Zubaidah, 2016) bahwa kesiapan memasuki dunia kerja
abad 21 menuntut siswa untuk tidak terlalu fokus untuk mengetahui atau
melakukan kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya saja, pada abad 21 ini
siswa harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, berbagi, dan
75

menggunakan informasi untuk memecahkan masalah yang kompleks, beradaptasi


dalam menanggapi tuntutan baru dan memperluas kekuatan teknologi.
Siswa yang memilili vocational skill yang baik maka akan berpengaruh
dalam kemampuan siswa untuk meningkatkan kesiapan memasuki dunia kerja
abad 21 Vocational skill kompetensi kejuruan untuk mengerjakan sebuah
pekerjaan tertentu berdasarkan ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesuai
seiring perkembangan zaman. Menurut penelitian Dernutte dalam Famela, dkk.
(2015 ) menyatakan bahwa vocational skill diartikan sebagai kemampuan
seseorang dalam mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya melalui
pengalaman melaksanakan tugas keterampilan. Siswa yang memiliki vocational
skill yang tinggi dalam penguasaan keterampilan pada abad 21 ini yaitu memiliki
kemampuan berfikir kritis, kreatif, mampu berkerjasama, dan berkomunikasi serta
memiliki kemampuan dalam instalasi ketenaga listrikan sesuia dengan KKNI
memiliki bekal untuk terjun pada dunia kerja pada abad 21 ini karena bukan pada
kompetensi instalasi tenaga listrik saja yang harus dikuasai melaikan keterampilan
yang saat ini dibutuhkan atau kata lainnya memiliki penguasaan keterampilan
sesuai dengan perkembangan zaman Menurut Sisco, (2012) mengemukakan untuk
mempersiapkan tenaga kerja untuk lulusan SMK maka diberikannya vocational
skill kepada siswa memanfaatkannya sebagai bekal dan lemampuan dasar dalam
memasuki dunia kerja..
Berdasarkan hasil paparan tersebut dan hasil penelitian, disimpulkan
vocational skill mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan
kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 siswa kelas XII kompetensi keahlian
TITL SMK di Kabupaten Jombang, terindikasikan bahwa siswa yang memiliki
tingkat kemampuan vocational skill yang tinggi maka siswa tersebut lebih siap
dalam memasuki dunia kerja abad 21. Apabila siswa memiliki tingkat vocational
skill yang tergolong rendah maka kesiapan memasuki dunia kerja abad 21
terpengaruhi menjadi rendah selaras dengan penelitian Sisco, (2012) bahwa
vocational skill memiliki pengaruh terhadap kesiapan kerja yang dimiliki oleh
setiap individu.

3. Hubungan Wawasan Dunia Kerja dan Vocational Skill dengan Kesiapan


Memasuki Dunia Kerja Abad 21
76

Pemaparan dari hasil uji hipotesis ketiga dapat dilihat pada Bab IV
diketahui bahwa terdapat hubungan secara simultan dan positif antara wawasan
dunia kerja dan vocational skill dengan kesiapan memasuki dunia kerja abad 21
pada siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang.
Bagian ini akan dibahas hubungan antara wawasan dunia kerja dan vocational
skill dengan kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 pada siswa kelas XII
kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan memasuki dunia kerja abad
21 pada siswa SMK program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Berdasar
pada kajian teori, wawasan dunia kerja dan vocational skill merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 pada siswa
kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang. Menunjukkan
kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 dengan memberikan wawasan dunia kerja
yang lebih kepada siswa SMK program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik
dan memberikan peningkatan kemampuan vocational skill secara simultan maka
kesiapan memasuki dunia kerja pada siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL
SMK di Kabupaten Jombang. Karena sesuai hasil uji hipotesis secara parsial
wawasan dunia kerja dan vocational skill memiliki hubungan signifikan dengan
kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 pada siswa kelas XII kompetensi keahlian
TITL SMK di Kabupaten Jombang, dipastikan secara simultan dua faktor
tersebut hubungan yang positif dan signifikan dengan kesiapan kerja abad 21
siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang. Selaras
dengan penelitian Kartini dalam Nugrahaini, (2014:23) mengemukakn bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja adalah faktor dalam dirinya
sendiri (intern ) dan faktor luar dirinya sendiri , faktor dalam dirinya sendiri yitu
meliputi kecerdasan, keterampilan, kecakapan, tujuan dalam berkerja, motivasi,
kepribadian, cita-cita, bakat,dan kemampuan sedangkan dari faktor luar meliputi
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan dunia kerja, kesempatan
mendapatkan kemajuan, rekan seperkejaan.

. Hubungan yang terjadi antara variabel bebas dan variabel terikat


memiliki penyebab dari bayaknya faktor lain yang mempunyai pengaruh terhadap
77

kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 pada siswa kelas XII kompetensi keahlian
TITL SMK di Kabupaten Jombang. Bashofy (2011:16) menyatakan bahwa
kesiapan memasuki dunia kerja dipengaruhi dari beberapa unsur yaitu unsur
kesiapan secara akademis dan non akademis berupa soft skill sesuai dengan
penelitian Muhaimil (2018:14) bahwa siswa yang memiliki kesiapan memasuki
dunia kerja dan mampu bekerja sesuai dengan keahliannya memiliki: (a) kesiapan
mental untuk bekerja dan (b) memiliki keterampilan dan pengetahuan kerja yang
sesuai dengan bidang keahliannya. Artinya apabila wawasan dunia kerja yaitu
cara pandang atau pengertian setiap individu terhadap dunia kerja yang didasarkan
dengan informasi yang diperoleh dan diyakini kenbenarannya dengan tujuan agar
tidak terjadi adanya kesalahan dalam rangka mencapai mewujudkan dan
vocational skill yaitu kemampuan dan keterampilan yang harus diberikan kepada
siswa agar mengembangkan dan menguasai sebuah bidang keahlian tertentu,
sehingga kemampuan yang telah dimiliki digunakan sebagai bekal dalam
memasuki dunia kerja. Oleh karena itu vocational skill dan wawasan dunia kerja
ditingkatkan secara simultan maka berpengaruh terhadap kesiapan kerja abad 21
siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang juga
akan meningkat.

Hasil analisis yang telah dilakukan, secara simultan wawasan dunia kerja
dan vocational skill memiliki kekuatan hubungan 47,4% terhadap kesiapan
memasuki dunia kerja pada siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di
Kabupaten Jombang. Persentase tersebut dikatan kekuatan hubungan yang terjadi
antara dua variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) cukup berpengaruh..
Sumbangan relatif pada prediktor adalah wawasan dunia kerja memiliki
sumbangan sebanyak 4,93% menyatakan bahwa sumbangan yang diberikan oleh
wawasan dunia kerja terhadap kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 tergolong
rendah sedangkan vocational skill memiliki sumbangan sebanyak 95,07%.
Perhitungan sembangan relative tersebut menentukan sumbangan efektif dari
predictor. diketahui sumbangan efektif dari prediktor adalah wawasan dunia kerja
memiliki sumbangan sebanyak 2.6% dan vocational skill memiliki sumbangan
sebanyak 49.2%.
78

Wawasan dunia kerja memiliki sumbangan relative dalam kategori rendah


yaitu 2.6% terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi wawasan dunia kerja
siswa kelas XII SMK program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di
kabupaten Jombang yaitu kurangnya kerja sama antara sekolah dengan pihak
industri sehingga siswa melaksanakan prakerin ditempat yang sama setiap tahun
dan kurangnya program kunjungan industri atau kuliah tamu membuat kurangnya
pengalaman siswa dalam wawasan pekerjaan yang berpengaruh pada kesiapan
siswa memasuki dunia kerja pada indicator wawasan dunia kerja yaitu
professionalitas kerja berada pada tingkat rendah membuktikan bahwa kurang nya
siswa dalam mengetahui dan menguasai kompetensi yang akan digunakan untuk
memasuki dunia kerja sesuai dengan Dalyono, (2005) dalam penelitiannya
pengalaman merupakan salah satu pengaruh dari kesiapan peserta didik SMK
dalam memasuki dunia kerja penagalaman merupakan pengetahuan atau
keterampilam yang didapat dari program prakerin maupun kunjungan industri
sehingga siswa memiliki tingkat penguasaan dan keterampilan yang sesuai dengan
bidang pekerjaannya
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan memasuki dunia kerja abad
21 pada siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang
melakukan kombinasi berguna untuk mencari cara atau strategi yang digunakan
dalam upaya meningkatkan kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 pada siswa
kelas XII kompetensi keahlian TITL SMK di Kabupaten Jombang. Walaupun
mempunyai sumbangan yang tergolong cukup, secara simultan wawasan dunia
kerja dan vocational skill terdapat hubungan yang positif dan signifikan dengan
kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 pada siswa kelas XII kompetensi keahlian
TITL SMK di Kabupaten Jombang. Jadi, disimpulkan bahwa kedua faktor
tersebut digunakan sebagai pertimbangan dalam upaya mempersiapkan lulusan
SMK TITL di Kabupaten Jombang memasuki dunia kerja pada abad 21.
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Deskripsi wawasan dunia kerja, vocational skill, dan kesiapan memasuki
dunia kerja abad 21 sebagai berikut:
a. Wawasan dunia kerja siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL di Kabupaten
Jombang, berdasarkan hasil distribusi frekuensi dari 107 siswa menunjukkan
bahwa wawasan dunia kerja yang tergolong sangat tinggi 7 siswa, tinggi 28
siswa, sedang 43 siswa, rendah 21 siswa, sangat rendah 8 siswa.
b. Vocational skill siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL di Kabupaten
Jombang, berdasarkan hasil distribusi frekuensi dari 107 siswa menunjukkan
bahwa terdapat sangat tinggi 5 siswa, tinggi 31 siswa, sedang 44 siswa, rendah
19 siswa, sangat rendah 8 siswa.
c. Kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 siswa kelas XII kompetensi keahlian
TITL di Kabupaten Jombang, berdasarkan hasil distribusi frekuensi dari 107
siswa menunjukkan bahwa 8 siswa masuk dalam kategori sangat tinggi,
31siswa masuk dalam kategori tinggi, 44 siswa masuk dalam kategori sedang.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara wawasan dunia kerja
terhadap kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 siswa siswa kelas XII
kompetensi keahlian TITL di Kabupaten Jombang.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara vocational skill terhadap
kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 siswa siswa kelas XII kompetensi
keahlian TITL di Kabupaten Jombang.
4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara wawasan dunia kerja
dan vocational skill terhadap kesiapan memasuki dunia kerja abad 21 pada
siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL di Kabupaten Jombang.

79
80

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
diberikan peneliti sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Secara keseluruhan, vocational skill, wawasan dunia kerja, dan kesiapan
memasuki dunia kerja abad 21 pada siswa kelas XII kompetensi keahlian TITL di
Kabupaten Jombang dominan dalam kategori sedang. Untuk itu, sebaiknya
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah serta memberikan peningkatan
program seperti Teaching factory dan menjalin hubungan dengan mitra sekolah
(dunia industri atau dunia usaha).
2. Bagi Guru
Guru dapat berperan dalam memperbaiki kemampuan vocational skill dan
wawasan dunia kerja yang sebagian besar siswa masih dalam kategori sedang.
Sebaiknya yang dilakukan oleh guru dengan menjaga pembelajaran dengan
kondusif, meningkatkan kaulitas pembelajaran dengan cara menyesuaikan gaya
mengajar sesuai perkembangan zaman untuk melatih kemampuan yang
dibutuhkan dalam dunia kerja, melakukan pemantauan siswa melalui proses
pembelajaran dan hasil belajar, dan guru memberi bimbingan kepada siswa untuk
memberikan gambaran atau wawasan dunia kerja setelah lulus dari sekolah
3. Bagi Siswa
Berdasarkam analisis penelitian menunjukkan bahwa kemampuan
wawasan dunia kerja, vocational skill, dan kesiapan memasuki dunia kerja abad
21 sebagian besar masih tergolong sedang. Perlu diperhatikan oleh setiap siswa
untuk meningkatkan kemampuan diri melalui pengembangan keterampilam,
pengetahuan, dan meningkatkan relasi atau hubungan pada keluarga atau
masyarakat, sehingga lebih siap dalam memasuki dunia kerja setelah lulus dari
sekolah
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menemukan
variabel lain yang berhubungan dengan kesiapan memasuki dunia kerja, banyak
faktor lain yang dapat mempengaruhi kesiapan memasuki dunia kerja apalagi
dengan perkembangan zaman yang selalu berubah, tentunya kesiapan memasuki
81

dunia kerja pada masa sekarang akan berbeda dengan masa berikutnya. Bagi
peneliti yang respondennya siswa kelas XII akan lebih baik bila melaksanakan
penelitian sebelum semester II, sehingga mendapatkan izin oleh pihak sekolah
melaksanakan penelitian karena pada semester II siswa kelas XII terutama SMK
melakukan program intensif yang tidak bisa diganggu.
DAFTAR RUJUKAN

Agus, Fitriyanto. 2006. Ketidakpastian Memasuki Dunia Kerja Karena


Pendidikan. Jakarta: Dineka Cipta.

Albino, A. 2017. Hubungan Etos Kerja Dan Wawasan Dunia Kerja Dengan
Mental Kerja Siswa Kelas XII SMK Program Keahlian TITL Se
Kabupaten Tulungagung. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas
Negeri Malang.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka


Cipta.

Arohman, H. 2015. Hubungan Pengetahuan Dunia Kerja Dan Dunia Industri


Dengan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kejuruan Kelas
XI Program Keahlian Teknik Mesin di SMK Muhammadiyah
Prambanan. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.

Barry, M. 2012. What skills will you need to succeed in the future? Phoenix
Forward Temp, AZ, University of Phoenix. (online).

Basuki, W. 2017. Manajemen Pendidikan Teknologi Kejuruan dan Vokasi.


Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Renita, B. 2006. Bimbingan dan Konseling SMA I untuk Kelas X. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Cabalerro, dkk. 2010. “Developing a measure to assess work readiness in college


graduates”. Journal of Teaching and Learning for Graduate
Employability 2(2): 41‐54

Chaplin J.P. 2011. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dalyono. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.


Badan Standar
Nasional Pendidikan: Jakarta.

Dewa Ketut. 1993. Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia


Indonesia.

Dikmenjur. 2008. Pelaksanaan Prakerin. Jakarta: Departemen Pendidikan


Nasional.

82
83

Djohar, A. 2007. Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Dalam Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press. Hal. 1285-1300

Dwi Siswoyo, dkk. 2013. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY PresEdward, dkk.
2006. The Effect Of A “Training On Work Readiness” Programfor
Workers With Musculoskeletal Injuries: A Randomized Control Trial
(RCT). Study J Occup Rehabil 16:529–541.

Famella., Setyanti, S. W. L. H., dan Mufdah,A. 2015. Pengaruh Keterampilan


Kerja, Pengalaman Kerja, dan Sikap Kerja terhadap Kinerja Karyawan
pada Perusahaan Rokok Gagak Hitam Kabupaten Bondowoso. Tesis
tidak diterbitkan. Jember: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jember.

Fitri, Ade. 2017. Hubungan Presepsi Tentang Dunia Kerja Dengan Kesiapan
Memasuki Dunia Kerja Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik
Informatika dan Komputer FKIP Universitas Bung Hatta Padang. Pakar
Pendidikan. 15(1): 1-14

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Salatiga: Grasindo.

Habibi. 2012. Hubungan Wawasan Dunia Kerja Dan Kompetensi Akademik


Dengan Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Pada Siswa Kelas XII
Program Studi Elektronika SMK di Malang. Malang: Universitas
Negeri Malang.

Handayani, Sri. 2009. Muatan Life Skills dalam Pembelajaran di Sekolah: Upaya
Menciptakan Sumber Daya Manusia Yang Bermutu. Konferensi
Internasional Pendidikan. Dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ARSITEKTU
R/196609301997032-
SRI_HANDAYANI/MUATAN_LIFE_SKILLS_DALAM_PEMBELAJARA
N_DI_SEKOLAH_Sri.pdf

Hamalik, O. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika.

Istiana, M. 2018. Hubungan wawasan dunia kerja, pengetahuan keteknikan, dan


social persuasion dengan kesiapan memasuki dunia kerja pada siswa
SMK Jurusan Teknik Elektronika Industri di Kabupaten Malang. Skripsi
tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Imron ,N. 2014. Pengaruh Kecakapan Akademik Dan Kecakapan Vokasional


Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik
Audio Video SMK Bunda Satria Wangon. Skripsi tidak diterbitkan.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
84

Ishaq. A, 2018. Pengaruh Vocational Skill, Self Determination dan Bimbingan


Karir Terhadap Kemampuan Memilih Karir pada Siswa Kelas XII SMK
Jurusan Teknik Listrik di Kota Probolinggo. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: Universitas Negeri Malang.

Kartini, K.1991. Menyiapkan dan Memandu Karier. Jakarta: Rajawali Pers

Kristina, N. 2014. Peranan Pengetahuan Tentang Dunia Kerja Terhadap


Kesiapan Kerja Siswa Jurusan Teknik Pengolahan Hasil Pertanian
(TPHP) di SMK 1 Pandak. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.

Kerlinger, F. N. 2006. Asas-asas penelitian behavioral (terjemahan). Jogjakarta:


Gajahmada University Press.

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).2005 . Jakarta: PT (Persero) Penerbitan


dan Percetakan.

Mulyadi, M. 2011. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar


Menggabungkannya. Jurnal Studi Komunikasi dan Media. 15(1): 127-
138

National Education Association. 2010. Preparing 21st Century Students for a


Global Society: An Educator’s Guide to the “Four Cs”. 215. National
Education Association. tersedia [online]
:https://www.nea.org/assets/docs/A-Guide-to-Four-Cs.pdf (Diakses pada
20
Desember 2019)

Patsiotis, dkk. 2019. Internship and Employability Prospects: Assessing Student’s


Work Readiness. Emerald Publishing Limitedee 9(4): 538-549.

Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor: 1/BNSP/II/2017 Tentang


Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Bagi Lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)

Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 Tentang. Pendidikan Menengah.

Purwanti, A. 2014. Pengaruh Bimbingan Belajar Fisika Terhadap Kecakapan


Vokasional Dan Kecakapan Sosial Siswa Kelas XII Ipa SMA Negeri 21
Makassar. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar : UIN Alauddin Makassar.

Ega, Putriatama, dkk. 2016. Kontribusi Pengalaman Prakerin, Wawasan Dunia


Kerja dan Kompetensi Kejujuran Melalui Employability Skill Serta
Dampaknya Terhadap Kesiapan Kerja Lulusan SMK Kompetensi
85

Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan di Probolinggo. Jurnal


Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan. 1(2): 1544-1554.

Redhana, I. 2019. Mengembangkan Keterampilan Abad ke-21 Dalam


Pembelajaran Kimia. Jurnal inovasi pendidikan kimia 13(1): 2239-
2253.

Sisco, F. 2017. Hubungan Self-Regulated Learning, Kemampuan Komunikasi,


Dan Vocational Skill Dengan Kemampuan Adaptasi Terhadap Dunia
Kerja Pada Siswa SMK Progam Keahlian Ketenagalistrikan Di Kota
Malang.Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Siswoyo, dkk. 2013. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.


Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.

Slamet, P. H. 2002. Pendidikan kecakapan hidup: konsep dasar. Jurnal


Pendidikan dan Kebudayaan, 8(37), 23-37.

Sriesti W.D. 2002. Psikologi Pendididkan. Malang: PT Grasindo.

Sufairoh. 2016. Pendekatan Saintifik & Model Pembelajaran K-13.


JurnalPendidikan Profesional, 14 (2), 62-68. Dari
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpji

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta

Sulistyarini, E. 2012. Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja dan Pengalaman


Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Peserta Didik Kelas XII
Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Tempel. Skripsi tidak
diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sumaryanta. 2008. Pengembangan Soft Skills dalam Pembelajaran Matematika.


(online). http://www.p4tkmatematika.org (diakses pada 3 April 2020).

Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Suryani, & hendryadi. 2015. Teori Dan Aplikasi Pada Penelitian Bidang
Menejemen Dan Ekonomi Islam. Jakarta: Prenada Media Grup.

Trihono, K. 2018. Rancangan Peneliitian. Yogyakarta: Deepublish.

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan.


86

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2007 tentang Perlindungan Bagi Pendidik Dan


Tenaga Kependidikan.

Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

Wibowo, 2016. Manajemen Kinerja, Edisi Kelima, PT.Rajagrafindo Persada:


Jakarta-14240

Yudhawati dan Haryanto. 2011. Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan. Jakarta:


Prestasi Pustaka.

Zubaidah, Siti (2016). Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan yang Diajarkan


Melalui Pembelajaran. Universitas Negeri Malang. tersedia [online] :
https://www.researchgate.net/publication/318013627 (Diakses pada 20
Desember2019)
LAMPIRAN
85

LAMPIRAN 1

KISI – KISI INSTRUMEN

1.1 Instrument Wawasan Dunia Kerja

Tabel Kisi-kisi Instrumen Wawasan Dunia Kerja


Indikator Deskriptor SEBELUM SESUDAH
Kategori A Kategori B Kategori A Kategori B
Pengetahuan 7. Mengetahui pekerjaan sesuai 1. 1,2 - 1,2
dunia kerja dengan bidang keahlian
(Albino,
8. Mengetahui kompetensi ahli 2. 3 1 3
2017) (Dian,
instalasi tenaga lsitrik
2014)
(Habibi, 9. Mengetahui syarat memasuki 3. 4 2 4
2012) pekerjaan instalasi tenaga
lsitrik
10. Pemahaman tentang dunia 4. 5 - 5
industri instalasi tenaga listrik
11. Pemahaman tentang bidang jasa 5. 6 3 6
instalasi tenaga listrik
12. Mengetahui perkembangan 6. 7 4 7
teknologi dibidang teknik
instalasi tenaga listrik
Informasi 5. Mencari lowongan pekerjaan, 7. 8 5 8
Pekerjaan melalui komunikasi atau media
(Yulianti, yang dapat digunakan untuk
2017) (Sony, mencari lowongan pekerjaan
2013)
6. Siswa dapat memilih jenis 8. 9 - 9
pekerjaan di bidang instalasi
tenaga listrik setelah lulus
7. Mengetahui tahap-tahap seleksi 9. 10 6 10

8. Mengetahui kemampuan yang 10. 11 7 11


di butuhkan untuk bekerja
86

Nomor Item SESUDAH


Indikator Deskriptor
Kategori A Kategori B Kategori A Kategori B
Profesionalitas 5. Mengetahui penerapan 11. 12 8 12
kerja SOP
(Albino, 2017) 6. Siswa dapat 12. 13 - 13
(Istianami, melaksanakan instruksi
2018) (Herjuno, dalam pekerjaan
2014) 7. Siswa dapat mengetahui 13. 14 9 -
dan melaksanakan ciri-
ciri pekerja yang
professional
8. Mengetahui kompetensi 14. 15 - 14
pekerjaan yang harus
dikuasai
Keselamatan 5. Dapat menggunakan 15. 16 10 15
dan kesehatan peralatan K3
kerja (K3) 6. Siswa menerapkan 16. 17 11 16
(Habibi, 2012), pemakaian peralatan
(Anggarda, K3dari pengalaman atau
2012) instruksi yang diperoleh
(Dian, 2014) dari kerja praktik
lapangan, kunjungan
industri dan lainnya
7. Menerapkan rambu- 17. 18 12 17
rambu bahaya pada
pekerjaan dan
pencegahan terjadinya
bahaya
8. Mengetahui resiko 18. 19 13 18
pekerjaan di bidang
teknik instalasi tenaga
listrik
7. Mengetahui jaminan 19. 20 14 19
Kesejahteraan ketenaga kerjaan
tenaga kerja 8. Mengetahui upah kerja 20. 21 15 20
(UU nomor 13 9. Mengetahui jenjang 21. 22 16 21
tahun 2003) karir
(Habibi, 2012) 10. Mengetahui hak yang 22. 23 - 22
(Yulianti, 2014) dimiliki oleh tenaga
kerja
11. Mengetahui kewajiban 23,24 - 17 -
yang dimiliki oleh
tenaga kerja
12. Mengetahui fasilitas apa 25 24 18 23
saja yang diperoleh di
tempat kerja
Total 25 24 18 23
87

1.2 Instrument Vocational Skill

Sebelum Sesudah
Indikator Deskriptor
Kategori A Kategori B Kategori A Kategori B
Kompetensi 7. Memasang PHB 1,2,3 25 1,2,3 24
keterampilan penerangan bangunan
instalasi tenaga atau gedung
listrik hard skill 8. Memasang instalasi 4,5 26 4 25
(Kemendibud, listrik penerangan
2017) bangunan
(BNSP, 2017) 9. Memasang instalasi 6,7 27,30 5,6 26,28
listrik penerangan
gedung
10. Memasang Sistem 8,9 28 7 27
pembumian
11. Memasang instalasi 10,11 29 8,9
PLC
12. Memasang lampu PJU 12,13 10 -
Berpikir kreatif 5. Dapat menghasilkan 14,15 - 11 -
( Kurnia, 2015) ide-ide baru
(Anggarda, 2012) 6. Dapat Memandang 16,17 - 12 -
(Ratna, 2016) kegagalan sebagai
kesempatan belajar
7. Berani dalam 18,19 - 13 -
mengambil resiko
8. Memiliki rasa ingin tahu 20,21 - 14,15 -
Kolaborasi 4. Mampu menghargai 22,23 - 16,17 -
(Wagner, 2008) pendapat teman
(Imron, 2014)
5. Tidak memaksakan 24,25 - 18,19 -
kehendak tanpa
keputusan bersama
6. Mampu berkerja dengan 26,27 - 20,21 -
kelompok
Berpikir Kritis 5. Dapat berpikir dengan 28,29 - 22 -
(Zubaida, 2010) logis
(Redhana, 2019) 6. Mampu menganalisis 30,31 - 23 -
kegiatan atau aktivitas
yang dilakukan
7. Mampu menarik 32,33 - 24 -
kesimpulan dari hasil
analisis yang telah
dilakukan
8. Mampu mencari atau 34,35 - 25 -
menggunakan sumber-
sumber yang terpercaya
88

Sebelum Sesudah
Indikator Deskriptor
Kategori A Kategori B Kategori A Kategori B
Berkomunikasi 5. Mampu menyampaikan 36,37 - 26 -
(Wagner, 2008) ide-ide kepada sesama
(Redhana, 2019) siswa dengan lisan atau
tulisan
6. Mampu mendengar 38,39 - 27 -
untuk memahami makna
yang disampaikan
7. Mampu berkomunikasi 40,41 - 28,29 -
pada lingkungan yang
berbeda
8. Mampu berkomunikasi 42,43 - 30 -
dengan memanfaatkan
teknologi
Total 43 6 30 5
Tabel Kisi-kisi Instrumen Variabel instrumen Vocational Skill
89

1.3 Instrument Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Abad 21

Tabel Kisi-kisi Instrumen Variabel Kesiapan Memasuki Dunia Kerja


Sebelum Sesudah
Indikator Deskriptor
Kategori A Kategori B Kategori A Kategori B
14. Siswa menjaga kesehatan 1,2 - 1 -
Kemampuan jasmani
mental siswa 15. Memilki pertimbangan logis dan 3,4 - 2 -
dalam subjektif
memasuki 16. Mempunyai kemauan bekerja 5,6 - 3,4 -
dunia kerja 17. Mampu mengendalikan emosi 7,8 - 5,6 -
di abad 21 18. Memiliki sikap kritis 9,10 - 7 -
(Barry, 19. Mempunyai rasa tanggung jawab 11,12 - 8 -
2012) pada pekerjaan
(Kurnia,201 20. Mempunyai ambisi untuk maju 14,13 - 9,10 -
5) 21. Mampu berkerjasama dengan 16,15 - 11,12 -
(Istianami, orang lain
2018) 22. Mencari informasi lowongan 17,18 - 13 -
pekerjaan
23. Mempunyai kemampuan 19,20 - 14 -
beradaptasi
24. Berjiwa kepemimpinan 21,22 - 15,16 -
25. Produktifitas kerja 23,24 - 17 -

26. Kemampuan berkomunikasi 25,26 - 18 -


Kompetensi 8. Memperbaiki dan memelihara 27,28 - 19,20 -
kerja instalasi listrik bangunan dan
(SKKNI gedung
Kepmenker 9. Memelihara dan memperbaiki 29,30,31 - 21,22 -
RI Nomor Perlengkapan Hubung Bagi
170 Tahun (PHB) penerangan bangunan,
2007) gedung dan industri
10. Memelihara dan memperbaiki 32,33 - 23 -
Instalasi Sistem Pembumian

11. Memelihara dan memperbaiki 34,35 - 24 -


Penangkal/Penangkap Petir
12. Memelihara dan memperbaiki 36,37 - 25 -
instalasi Programable Logic
Control (PLC)
13. Memelihara dan Memperbaiki 38,39 - 26 -
instalasi lampu tanda

14. Memelihara dan Memperbaiki 40,41 - 27,28 -


Lampu Penerangan Jalan
Umum (PJU)
Total 41 28
90

LAMPIRAN 2

UJI COBA INSTRUMENT PENELITIAN

2.1 Angket Kategori A

2.2 Angket Kategori B


91

2.1 Angket Penelitian Kategori A

ANGKET PENELITIAN

HUBUNGAN VOCATIONAL SKILL DAN WAWASAN DUNIA KERJA


DENGAN KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA ABAD 21 PADA SISWA
SMK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK DI
KABUPATEN JOMBANG

Nama : …………………………
Kelas : …………………………
Sekolah : …………………………

A. Petunjuk Pengisian Angket


 Awali setiap aktivitas dengan membaca doa agar diberi kemudahan.
 Isilah identitas anda dengan lengkap
 Bacalah setiap pernyataan yang ada pada angket penelitian dengan teliti.
 Pilih salah satu jawaban dengan jujur sesuai dengan kondisi yang anda
rasakan.
 Berilah tanda cek [√] pada kolom jawaban yang akan anda pilih.
 Apabilah mengganti jawaban yang telah dipilih, tambahkan tanda double strip
[=] pada pilihan yang dibatalkan dan beri tanda cek untuk jawaban yang [√]
baru.
 Tidak ada jawaban yang dianggap salah, semua sesuai dengan pendapat
pribadi anda maka jawaban tersebut dianggap benar.
 Adapun alternative jawaban setiap pertanyaan dijabarkan sebagai berikut
Pilihan jawaban
4 = Sangat mampu/ Sangat setuju/ Sangat mudah
3 = Mampu/ Setuju/ Mudah
2 = Cukup mampu/ Tidak setuju/ Sulit
1 = Tidak mampu/ Sangat tidak setuju/ Tidak bisa

B. Cara pengisian Angket Kategori A


Tabel 1. Contoh Pengisian Agket sesuai dengan pilihan alternative jawaban
PILIHAN
NO PERNYATAAN
4 3 2 1
1 Saya bersemangat dalam mengerjakan tugas √

C. Cara Mengganti Jawaban


92

PILIHAN
NO PERNYATAAN
4 3 2 1
1 Saya bersemangat dalam mengerjakan tugas √ √
ANGKET WAWASAN DUNIA KERJA

PILIHAN
NO PERNYATAAN
4 3 2 1
1 Lulusan SMK TITL dapat berkerja sebagai
teknisi instalasi tenaga listrik
2 Instalasi penerangan merupakan salah satu
kompetensi ahli instalasi tenaga listrik
3 Saya memiliki kemampuan memasang
instalasi smart relay sebagai syarat bekerja di
perusahaan listrik
4 Instalatir di industri semen melakukan
Pemasangan instalasi smart relay untuk
menjalankan mesin
5 Instalatir listrik penyedia jasa memasang
instalasi listrik di rumah
Menurut saya Teknologi yang banyak
6 digunakan di pabrik contohnya adalah
instalasi menggunakan PLC.
Saya dapat mengetahui Lowongan pekerjaan
7 melalui saudara
8 Saya dapat memilih jenis pekerjaan instalasi
tenaga listrik sesuai dengan kompetensi yang
saya miliki.
9 Untuk lolos wawancara di industri saya harus
mencari informasi atau pengalaman kerja
10 Menurut saya salah satu kemampuan yang
harus dimiliki oleh instalartir rumah yaitu
dapat melakukan troubleshooting
11 Saya selalu memperhatikan SOP saat berkerja
di tempat Prakerin
12 Saya selalu melaksanakan arahan dari
pembimbing prakerin
13 Saya melakukan pemasangan PHB dengan
penuh tanggung jawab
14 Menirut saya bekerja di instalasi penerangan
listrik setidaknya menguasai instalasi listrik
satu fasa
15 Saya selalu memakai peralatan K3 seperti
Helm dan baju kerja saat melakukan
93

pemasangan instalasi di tempat Prakerin

16 Saat melakukan pemasangan penangkal petir


saya selalu menggunakan safety shoes dan
helm
17 Menurut saya Jika bekerja di wilayah yang
bising maka wajib menggunakan penutup
telinga
18 Menurut saya bejerja sebagai instalatir
mempunyai resiko pekerja tersengat listrik
bertegangan tinggi
19 Saya mengetahui instansi penjamin perawatan
saat terjadi kecelekaan kerja di industri
20 Saat terjadi PHK maka pekerja memperoleh
pesangon
21 Saya Mengetahui penjejangan karir di
perusahaan yang akan saya tuju setelah lulus
22 Sebagai Tenaga kerja saya mempunyai hak
untuk mendapatkan jaminan kesehatan
23 Menurut saya Tenaga kerja wajib melakukan
pekerjaan dengan waktu kerja sesuai
kebutuhan
24 Menurut saya apabila terjadi perselisihan
antara pihak industry dan tenaga kerja
diselesaikan secara musyawarah untuk
mufakat
25 Menurut saya fasilitas yang didapat dari
perusahaan salah satunya peralatan pelindung
diri

ANGKET VOCATIONAL SKILL

PILIHAN
NO PERNYATAAN
4 3 2 1
Saya dapat menentukan Layout PHB
1. penerangan bangunan sesuai dengan
rancangan atau standar yang berlaku
Saya dapat memasang Kwh meter sesuai
2.
dengan syarat pemasangan
Saya menggunakan terminal untik
3.
Penyambungan saluran masuk dan keluar
94

PHB
Saya dapat menerapkan 2 buah lampu pijar
4.
dilayani dengan sebuah sakelar seri
Saya dapat memasang instalasi penerangan
5.
rumah 1 fasa, 2 group
Saya dapat memasang kabel handel
6.
pemindah listrik 3 fasa
Saat pemasangan instalasi penerangan
7. Gedung saya dapat menentukan panjang
penghantar yang dibutuhkan
Kedalaman pipa arde pembumian yang saya
8.
pasang sesuai dengan PUIL
Saya dapat memimilih area pertanahan
9. dengan resistansi sesuai dengan PUIL

Saya melakukan Pemasangan kabel koneksi


10. dari PLC ke konektor peralatan output sesuai
dengan struktur
Saya melakukan pengecekan wiring PLC
11.
sesuai dengan SOP
Sebelum memasang Lampu PJU saya
12. menentukan ketinggian yang ideal sesuai
dengan prosedur pemasangan
Baterai yang saya gunakan pada PJU solar
13.
charge sesuai dengan syarat yang berlaku
Jika rangkaian instalasi motor dari guru sudah
14. berhasil saya kerjakan, saya mencoba
membuat variasi rangkaian instalasi motor
Ketika mengerjakan praktikum instalasi listrik
15. saya mencoba membuat rangkaian yang lebih
mudah
Saya dapat mengetahui kekurangan saya dari
16. kegagalan dalam pemasangan instalasi saat
praktikum
Ketika melakukan praktikum selanjutnya saya
17. selalu memperbaiki kesalahan yang dilakukan
di praktikum sebelumnya
Setelah praktikum rangkaian instalasi litrik
18. Saya mencoba memasang lagi dengan waktu
yang lebih singkat
Saya mengerjakan tugas praktikum dengan
19.
langkah-langkah yang terperinci
Saya belum bisa mengukur resistansi tanah
20.
pembumian saat praktikum, tetapi saya tetap
95

berusaha mempelajarinya

Saya bertanya kepada guru apabila tidak


21. faham dengan penyambungan kabel saat
praktikum
Saya selalu menghargai pendapat yang
22. berbeda saat menentukan komponen yang
ddigunakan saat praktikum
Saya selalu menghargai keputusan kelompok
23. praktikum dalam menggambar single line
instalasi penerangan gedung
Saya ikut mengerjakan praktikum
24. pemasangan komponen instalasi secara
berkelompok dengan sebaik-baiknya
Saya dapat mengerjakan praktikum
25. pemasangan instalasi yang sulit jika banyak
berlatih
Saya dapat memperkirakan kesulitan yang
26.
dihadapi saat melakukan praktikum
Saya dapat menyimpulkan teori pengaman
27. pada PHB yang disampaikan guru dengan
bahasa saya sendiri
Saya mengetahui perkembangan teknologi
28. melalui website Kemendikbud
Saat memberikan pendapat pada praktikum
29. pemasangan PHB saya dapat memberikan
bukti berdasarkan teori yang benar
Saya dapat memperkirakan kesulitan yang
30. saya hadapi saat melakukan praktikum

Saya dapat menentukan cara menyelesaikan


31. penyebab permasalahan tugas praktikum yang
diberikan oleh guru
Saya sering menyampaikan arahan
32. pembimbing prakerin kepada kelompok saya
saat melakukan pemasangan instalasi listrik
Saya dapat meringkas beberapa permasalahan
33. saat praktikum

Saya mengetahui perkembangan teknologi


34. melalui website yang terpercaya

Saya dapat menentukan cara menyelesaikan


35. penyebab permasalahan tugas praktikum yang
diberikan oleh guru
96

Saya sering menulis laporan kegiatan


36. kelompok untuk pembimbing prakerin

Saya sering menulis laporan perbaikan


37. peralatan untuk pembimbing prakerin

Saya selalu mengerti arahan yang diberikan


38. oleh pembimbing prakerin saat memasang
pengaman di PHB
Saya dapat membuat laporan peminjaman
barang dengan mendengarkan tata cara
39.
penulisan yang disampaikan oleh
pembimbing prakerin
Saya mudah bergaul dengan pekerja di tempat
40.
prakerin
Saya menggunakan bahasa yang sopan saat
41.
berbicara pada pekerja di tempat prakerin
Saya sering menggunakan sosial media untuk
42. berkomunikasi dengan teman
Saya sering mengirimkan hasil pekerjaan
43. pemasangan instalasi melalui e-mail kepada
pembimbing prakerin

ANGKET KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA ABAD 21

PILIHAN
NO PERNYATAAN
4 3 2 1
1. Saya mampu menjaga kesehatan fisik untuk
meningkatkan kerja di prakerin
2. Saya selalu mengkonsumsi makanan yang
sehat untuk menjaga stamina ketika
melakukan pekerjaan
3. Saya selalu bertanya kepada yang
berpengalaman ketika menemukan kesulitan
mengukur beban instalasi
4. Saya yakin dapat menyelesaikan yang sulit
5. Saya dapat menyelesaikan praktik yang sulit
dengan banyak berlatih
6. Saya mengerjakan tugas yang diberikan
dengan senang hati
7. Saya selalu berfikir tenang dalam menghadapi
97

seseorang
8. Bisa menghadapi orang lain yang berbeda
karakter
9. Saya selalu bertanya ketika terdapat
penyampaian yang kurang jelas
10. Saya selalu mencermati setiap pekerjaan yang
akan dilaksanakan
11. Saya tidak menunda-nunda pengerjaan tugas
sekolah
12. Selalu bertanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan oleh guru
13. Saya selalu mengikuti kunjungan industri di
SMK untuk menambah pengetahuan dimiliki
14. Saya sering bertukar pikiran dengan teman
setelah mendengarkan penjelasan guru
15. Menurut saya Berkerja tim dapat
meringankan pekerjaan saat praktikum

16. Saya selalu membantu teman yang


memperlukan bantuan
17. Informasi pekerjaan dapat saya peroleh
melalui berbagai media massa atau cetak
maupun melalui orang lain
18. Saya sering mendapatkan tawaran pekerjaan
sesuai dengan bidang instalasi tenga listrik
dari saudara atau guru
19. Saya sering menggunakan gadget untuk
mempelajari perkembangan teknologi di
bidang imstalasi tenaga listrik
20. Saya mudah berinteraksi dengan teman-teman
baru ditempat prakerin
21. Sebagai ketua prakerin saya
selalumemberikan arahan dan dorongan
kepada anggota dalam mengerjakan tugas dari
pembimbing industri
22. Sebagai ketua kelompok prakerin saya harus
memiliki hubungan baik dengan anggota
kelompok
23. Pemasangan instalasi yang saya lakukan
selalu memenuhi target yang diberikan oleh
pembimbing prakerin
24. Saya menguasai keterampilan dalam
melaksanakan pekerjaan instalasi tenaga
listrik yang ditugaskan oleh pembimbing
98

prakerin
25. Laporan prakerin saya dapat dipahami oleh
kelompok saya
26. Saya mampu menjelaskan teknis pekerjaan
pemasangan sistem pembumian dengan
bahasa yang mudah dipahami kelompok
prakerin
27. Saya dapat menerapkan cara penyambungan
terminasi kabel saat putusnya penghantar
28. Saya melaksanakan pemeriksaan manual
sesuai dengan SOP pada peralatan pengaman
instalasi
29. Saya melakukan pengukuran penghantar
pembumian PHB sesuai dengan SOP
30. Saya melaksanakan perbaikan pembatas arus
yang rusak sesuai SOP
31. Menurut saya box panel PHB industri perlu
dibersihkan dengan jangka waktu tertentu
32. Saya dapat menggunakan alat pengukuran
untuk mengukur tahanan pembumian
33. Saya dapat mengganti elektroda sistem
pembumian seusai dengan SOP
34. Pemasangan instalasi penangkal petir
diperiksa menggunakan pedoman SOP
35. Saya dapat melakukan perbaikan penagkal
petir berdasarkan standar kontruksi dan
intruksi yang berlaku
36. Menurut saya sebelum melepas atau
menghubungkan konektor PLC harus
mematikan catu daya ke PLC
37. Saya dapat mengganti Output PLC yang rusak
sesuai dengan intruksi yang berlaku
38. Saya melakukan penggantian lampu lalu
lintas yang rusak sesuai dengan prosedur
39. Saya dapat melakukan pemeriksaan tegangan
pada panel lampu tanda sesuai prosedur
dengan menggunakan alat ukur
40. Saya dapat mengganti lampu jalan sesuai
dengan persyaratan yang berlaku
41. Menurut saya pemeriksaan solar cell lampu
jalan dilakukan secara berkala
99

2.2 Angket Kategori B

JAWABAN PADA PERNYATAAN KATEGORI B BISA LEBIH DARI SATU

Contoh pengisian instrument kategori B

1. Saya mendapatkan informasi pekerjaan dibidang TITL melalui


1. Media cetak
2. Media masa memilih dua pernyataan jawaban yang tersedia
3. Job fair

4. √ Internet

1. Saya mendapatkan informasi pekerjaan dibidang TITL melalui


5. Media cetak
6. Media masa memilih semua pernyataan jawaban yang tersedia
7. Job fair

8. √ Internet

1. Setelah saya lulus saya dapat berkerja sebagai…….


2. Teknisi Kelistrikan Di Industri
3. Instalartir Listrik Rumah Tinggal
4. Operator Otomasi Industri
5. Pegawai Mitra Perusahaan Listrik

2. Jika anda ditugaskan sebagai instalasi mesin industri, tugas anda adalah…….
6. Memasang Pengaman mesin
7. Memelihara istalasi mesin
8. Memperbaiki instalasi mesin
9. Memantau kerja mesin

3. Kompetensi yang harus saya miliki sebagai ahli teknik instalasi listrik
adalah…….
10. Instalasi listrik satu fasa
11. instalasi listrik 3 fasa
12. instalasi motor listrik
13. Instalasi lampu tan
4. Syarat yang saya ketahui untuk berkerja sebagai instalartir listrik rumah tinggal
adalah…….
14. Tidak buta warna
100

15. Sehat jasmani


16. Memiliki kompetensi instalasi listrik
17. Disiplin kerja

5. Contoh dari bidang industri manu faktur yang saya ketahui adalah…….
18. Indsutri semen
19. Industri obat-obatan
20. Indsutri Otomotif
21. Industri makanan dan minuman

6. Contoh dari bidang jasa yang cocok untuk saya sebagai lulusan SMK TITL
adalah…….
22. Desain Instalasi Listrik Industri
23. Desain Instalasi Litrik Bangunan
24. Service Peralatan Listrik
25. Instalatir Rumah Tangga

7. Teknologi yang saya ketahui banyak digunakan di indsutri adalah…….


26. Progammable Logic Control (PLC)
27. Smart Relay
SCADA
28. Mesin listrik

8. saya dapat memperoleh lowongan pekerjaan melalui….


29. Koran
30. Internet
31. Masyarakat
32. Bursa Kerja
9. Jenis pekerjaan dapat saya kerjakan sebagai lulusan SMK TITTL adalah …….
Pemasangan Komponen Listrik
33. Menggambar Pengawatan Instalasi Listrik
34. Memasang instalasi Motor Listrik
35. Instalasi Penerangan
10. Tahapan tes seleksi kerja di industri yang saya ketahui yaitu …….
36. Tes wawancara
37. Tes tulis
38. tes kesehatan
39. Tes psikologi
101

11. Menurut saya contoh pekerjaan di industri yang harus dikuasai oleh karyawan
lulusan SMK TITL adalah…….
40. Memasang instalasi pembumian
41. Memeriksa komponen instalasi listrik
42. Memasang instalasi smart relay
43. Instalasi pompa air
12. Contoh Standart Operasional Prosedur (SOP) di industri yang saya ketahui
adalah…….
44. Petunjuk perawatan alat
45. Cara kerja pemeliharaan
46. Identitas alat
47. Jenis-Jenis peralatan
13. Intruksi saat melakukan pekerjaan di perusahaan yang saya ketahui
adalah…….
48. Waktu mulai bekerja
49. Tahapan kerja
50. Alat penunjang kerja
51. Arahan dari atasan
14. Ketika saya berkerja di industri harus memiliki sifat…….
52. Disiplin kerja
53. Semangat
54. Bertanggung jawab
55. Mendengarkan arahan atasan
15.Saya karyawan di bagian otomasi industri maka kompetensi apa yang harus
dikuasai adalah…….
56. Mengoperasikan PLC
57. Memasang Kontaktor
58. Mengoperasikan Timer
59. Perawatan dan Perbaikan mesin
16. Peralatan K3 yang harus ada di tempat saya bekerja adalah…….
60. Alat pelindung diri
61. P3K
62. Pemadam kebakaran
63. Simbol bahaya
17. Perlengkapan yang saya gunakan sebagai pelindung diri saat memperbaiki
instalasi penerangan di industri adalah…….
64. Helm
65. Sepatu safety
66. Baju Kerja
102

67. Sarung tangan


18. pencegahan terjadinya resiko tersengat aliran listrik saat saya melakukan
perbaikan instalasi listrik adalah…….
68. Melakukan kegiatan sesuai intruksi
69. Memastikan tidak ada aliran listrik
70. Memakai APD
71. Mengetahui kondisi lapangan

19. Saya bekerja di instalasi listrik maka resiko pekerjaan yang saya hadapi
adalah…….
72. Tersengat listrik
73. Bahaya kerusakan panca indera
74. Bahaya Kebakaran
75. Bahaya tersayat peralatan tajam
20. berikut ini merupakan instansi penjamin tenaga kerja yang saya ketahui
yaitu…….
76. Jasa Raharja
77. Jamsostek
78. Bumiputera
79. Bpjs Ketenagakerjaan
21. upah kerja yang saya ketahui didapat dari …….
80. Bonus
81. Gaji Pokok
82. Lembur
83. Perjalanan Dinas
22. saya dapat meningkatkan jabatan atau karir dengan…….
84. Mengikuti pelatihan
85. Peningkatan kinerja
86. Memiliki loyalitas
87. tanggung jawab
23. Hak yang saya miliki sebagai tenaga kerja adalah …….
88. Jam kerja untuk wanita
89. Mendapatkan cuti
90. Pemabatasan waktu kerja
91. mendapatkan pesangon
24. Fasilitas yang saya dapatkan dari perusahaan…….
92. Baju kerja
93. Perlengkapan kerja
103

94. Program Pelatihan


95. Laptop
25. saya akan memasang PHB gedung atau bangunan maka memerlukan peralatan
PHB seperti…..
96. Miniatur Circuit Breaker
97. Earth Circuit Breaker
98. Isolasi dan Pengaman Listrik
99. Pengaman arus lebih

26. Saat saya memasang instalasi listrik peneragan bangunan maka hal yang
harus diperhatikan adalah…….
material instalasi sesuai spesifikasi
memeriksa kebenaran pengawatan
menguji setiap rangkaian listrik
menerapkan prosedur keselamatan
27. Persyaratan pemasangan instalasi penerangan gedung yang harus saya
perhatikan yaitu….
komponen harus dipasang rapi
bagian yang bertegangan harus terlindung
Mempunyai keandalan yang tinggi
Menggunakan kawat penghantar sesuai kebutuhan
28. beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan sistem pembumian
yang saya lakukan yaitu…….
Menggunakan kabel konduktor berbahan tembaga (kabel BC/BCC)
kabel pertanahan memeiliki diameter minimal 50 mm2
memastikan kabel pembumian terhubung ke bumi
mengukur resistansi grounding kurang dari 5 Ohm
29. saat saya memasang instalasi PLC maka hal yang dilakukan yaitu…….
menetapkan Material instalasi PLC
memasang peralatan instalasi PLC
Melakukan pemeriksaan pengawatan
Menguji setiap rangkaian PLC
30. Salah satu karakteristik instalasi penerangan tiga phasa yang saya ketahui
…….
Memiliki daya listrik yang besar
Digunakan di industri dan hotel
104

Menggunakan 4 kabel(R,S,T,N)
Tegangan listrik mencapai 380 Volt
105

LAMPIRAN 3

DATA UJI COBA DAN UJI VALIDASI INSTRUMEN

6.1 Validasi Instrument


6.2 Data Uji Coba Instrument Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Abad 21
6.3 Data Uji Coba Instrument Vocational Skill
6.4 Data Uji Coba Wawasan Dunia Kerja
6.5 Validitas dan Realibilitas Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Abad 21
6.6 Validitas dan Realibilitas Vocational Skill
6.7 Validitas dan Realibilitas Wawasan Dunia Kerja
106

3.1 Validasi Instrumen

SURAT KETERANGAN KETERANDALAN


VALIDASI INSTRUMEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Drs. Wahyu Sakti G.I.,
M.Kom. NIP :
196301141988031001
Setelah membaca, menelaah, dan mencermati dengan seksama instrumen penelitian
berupa Angket yang akan digunakan untuk penelitian “Hubungan Vocational Skill
dan Wawasan Dunia Kerja dengan Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Abad 21 pada
Siswa SMK Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di Kabupaten
Jombang” yang dibuat oleh:
Nama : Aiza Rahman
NIM : 160534611687
Prodi : S1 Pendidikan Teknik Elektro
Dengan ini menyatakan bahwa instrumen tersebut
(√):
[ ] Layak digunakan mengambil data tanpa revisi
[ √ ] Layak digunakan mengambil data dengan revisi sesuai
saran [ ] Tidak Layak
Catatan (apabila perlu):
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Demikian surat keterangan ini untuk digunakan sebagai mestinya.
Malang, .........................

Validator,
107

3.2 Data Uji Coba Instrument Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Abad 21

KATEGORI A KATEGORI B
Nama Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 JUMLAH
Achmad Atok 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 1 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 162
Ach. Fidler F 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 1 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 177
Anton bagaskara 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 3 4 3 3 1 4 1 3 2 1 4 2 2 4 1 2 4 1 4 3 4 4 2 4 4 3 3 3 3 147
Candra Budiman 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 1 4 3 3 3 3 4 3 3 1 2 3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 135
Erfin Harianto 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 175
Ferry Ardian Prasetya 3 4 3 1 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 2 2 3 4 2 2 2 2 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 1 1 3 2 2 3 152
Ferry Deni Hermawan 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 1 1 1 3 3 4 2 4 3 2 4 3 2 2 3 4 3 4 3 2 3 4 4 2 151
Gayo Wardhana Putra 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 1 3 4 4 3 4 4 4 4 1 2 2 2 2 4 4 4 3 2 3 3 4 3 168
Haris Yoga Pratama 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 1 2 3 4 4 157
Imam Puji 3 3 2 3 1 3 4 4 2 2 3 3 3 4 3 2 4 2 2 4 3 1 3 4 4 3 2 2 4 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 2 3 4 2 3 2 1 3 1 2 139
Jefry Fajar Pamula 4 1 3 3 2 1 1 4 3 2 3 4 3 4 4 2 3 4 4 1 3 4 4 4 1 3 4 3 4 2 2 1 3 2 2 1 2 2 4 3 1 1 2 2 1 2 1 2 1 123
Jefry Setiawan 3 3 1 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 2 4 4 4 4 4 3 4 2 1 1 1 1 1 3 3 3 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 123
Kurdiaz Dirga 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 1 4 4 4 175
Miftahul Aziz 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 174
Mikael Bima Firmansyah 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 2 4 2 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 170
Moch. Nur Arif 4 3 3 2 1 3 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 4 4 2 1 3 2 4 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 2 1 3 1 2 136
Mochamad Setyo Bayu 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 4 3 4 2 2 3 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 169
Mochammad Pupung 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 1 3 3 2 4 4 4 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 4 2 1 1 1 1 119
Mochammad Efendi 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 179
Mohamad Riski Mahendra 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 172
Muhammad Bagas Saputra 4 4 4 4 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 3 2 2 1 4 2 2 2 3 3 4 4 4 1 1 3 1 1 1 2 2 1 3 135
Muhammad Fahmi Firman 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 174
Pendi Perdana Putra 4 3 4 4 4 4 2 4 2 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 2 4 4 4 2 3 2 1 4 2 3 3 3 4 2 4 4 2 1 4 4 4 2 1 3 1 1 150
Rizky Akbar f 3 3 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 2 2 2 4 2 3 2 4 4 4 1 4 2 4 1 3 1 1 4 2 4 4 3 4 1 1 4 2 1 3 4 1 1 1 4 1 3 136
Riski Riga Ananta 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 182
Riswanto 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 179
Riyan Nuryanto 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 5 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 172
Rizal Ferdiansyah 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 3 2 3 3 4 2 3 2 4 4 2 4 4 4 3 3 3 3 4 171
Ruzky Akbar Febrian 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 178
Yan Sastra wiguna 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 1 3 2 3 4 4 3 2 2 3 2 1 4 2 1 3 3 2 2 2 155
Yanuar Adi Nugroho 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 1 4 1 4 4 4 2 1 1 4 4 4 4 4 2 3 2 3 4 4 167
108

3.3 Data Uji Coba Instrument Vocational Skill

KATEGORI A KATEGORI B
Nama Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 25 26 27 28 29 30 JUMLAH
Achmad Atok 1 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 159
Ach. Fidler F 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 173
Anton bagaskara 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 2 4 169
Candra Budiman 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 1 2 2 3 3 2 136
Erfin Harianto 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 171
Ferry Ardian Prasetya 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 2 1 4 3 2 173
Ferry Deni Hermawan 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3 2 3 1 3 3 2 153
Gayo Wardhana Putra 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 4 1 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 168
Haris Yoga Pratama 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 2 4 3 1 3 2 1 2 3 4 3 2 3 4 2 4 2 1 3 4 2 3 4 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 4 145
Imam Puji 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 1 3 3 2 3 3 3 4 2 4 2 2 3 3 3 3 4 150
Jefry Fajar Pamula 4 2 4 2 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 1 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 172
Jefry Setiawan 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 1 4 3 4 1 4 172
Kurdiaz Dirga 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 1 4 4 4 4 4 4 173
Miftahul Aziz 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 3 1 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 168
Mikael Bima Firmansyah 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 3 3 4 1 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 1 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 169
Moch. Nur Arif 1 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 2 2 3 3 3 3 4 155
Mochamad Setyo Bayu 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 174
Mochammad Pupung 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4 1 166
Mochammad Efendi 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 4 4 2 2 4 4 162
Mohamad Riski Mahendra 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 1 4 4 4 3 3 4 3 1 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 162
Muhammad Bagas Saputra 1 4 4 4 1 4 3 3 3 4 4 3 3 1 3 1 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3 3 4 3 2 151
Muhammad Fahmi Firman 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 1 4 4 3 3 3 3 1 2 4 3 3 3 3 4 4 4 2 2 1 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 150
Pendi Perdana Putra 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 1 3 2 4 3 4 180
Rizky Akbar f 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 4 4 4 2 3 3 4 4 4 1 4 4 3 4 3 3 170
Riski Riga Ananta 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 179
Riswanto 4 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 1 4 4 2 4 4 3 3 3 4 2 2 4 3 2 4 3 3 4 1 3 3 4 5 2 153
Riyan Nuryanto 3 2 3 4 3 1 4 4 4 1 3 4 3 4 4 4 1 1 3 4 3 3 3 1 1 2 2 1 3 2 4 3 3 3 3 1 4 3 4 3 3 3 4 2 1 2 3 3 1 134
Rizal Ferdiansyah 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 185
Ruzky Akbar Febrian 4 2 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 1 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 1 2 3 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 3 167
Yan Sastra wiguna 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 181
Yanuar Adi Nugroho 4 4 3 4 1 1 1 3 4 4 3 2 2 3 4 1 4 4 4 4 1 4 4 3 2 3 2 1 2 1 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 2 3 3 1 1 1 4 4 140
109

3.4 Data Uji Coba Wawasan Dunia Kerja

KATEGORI A
Nama Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 TT
Achmad Atok 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 146
Ach. Fidler F 4 4 3 4 4 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 142
Anton bagaskara 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 142
Candra Budiman 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 1 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 129
Erfin Harianto 3 3 2 4 4 1 4 4 4 3 3 2 1 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 135
Ferry Ardian Prasetya 4 4 4 3 3 3 4 3 2 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 148
Ferry Deni Hermawan 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 1 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 4 135
Gayo Wardhana Putra 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 158
Haris Yoga Pratama 4 3 4 2 2 3 3 4 4 1 4 3 1 3 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 2 1 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 1 124
Imam Puji 3 3 4 3 3 3 4 1 4 3 1 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 119
Jefry Fajar Pamula 4 3 3 3 3 1 3 1 4 3 2 4 3 4 2 2 3 3 4 3 1 3 2 4 3 4 4 2 3 1 3 2 1 3 3 4 3 4 4 3 2 117
Jefry Setiawan 4 4 2 4 4 1 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 135
Kurdiaz Dirga 4 3 4 4 4 3 3 1 4 4 3 3 1 3 4 3 4 4 4 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 2 4 4 3 4 3 4 133
Miftahul Aziz 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 144
Mikael Bima Firmansyah 4 4 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 2 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 133
Moch. Nur Arif 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 1 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 133
Mochamad Setyo Bayu 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 1 3 4 3 4 4 4 4 3 3 2 3 144
Mochammad Pupung 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 146
Mochammad Efendi 3 4 2 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 1 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 133
Mohamad Riski Mahendra 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 3 3 141
Muhammad Bagas Saputra 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 143
Muhammad Fahmi Firman 4 4 2 4 4 4 1 3 4 2 3 2 1 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 2 2 1 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 128
Pendi Perdana Putra 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 4 4 4 3 1 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 149
Rizky Akbar f 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 147
Riski Riga Ananta 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 148
Riswanto 3 4 2 4 4 3 3 2 3 4 4 4 2 3 1 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 132
Riyan Nuryanto 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 148
Rizal Ferdiansyah 4 4 4 4 4 1 3 4 3 1 3 4 3 4 4 3 4 2 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 2 1 2 3 4 4 4 2 3 3 132
Ruzky Akbar Febrian 3 2 3 4 4 2 3 4 2 2 3 3 1 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 130
Yan Sastra wiguna 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 158
Yanuar Adi Nugroho 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 141
110

3.5 Validitas dan Realibilitas Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Abad 21


111
112

3.6 Validitas dan Realibilitas Vocational Skill


113
114

3.7 Validitas dan Realibilitas Wawasan Dunia Kerja


115
116

LAMPIRAN 4

HASIL ANALISIS DESKRIPTIF

8.1 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian


8.2 Analisis Statistik Deskriptif Wawasan Dunia Kerja (X1), Vocational
Skill (X2), dan Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Abad 21 (Y)
8.3 Tabel frekuensi wawasan dunia kerja
8.4 Tabel frekuensi Vocational skill
8.5 Tabel frekuensi Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Abad 21
117

3.1 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian

No X1 X2 Y No X1 X2 Y
1. 123 119 90 28. 148 130 104
2. 124 96 78 29. 127 118 94
3. 106 121 100 30. 113 87 77
4. 99 92 77 31. 142 122 94
5. 128 101 73 32. 135 126 98
6. 129 124 99 33. 123 110 83
7. 121 111 80 34. 83 91 71
8. 125 100 79 35. 104 108 90
9. 117 108 87 36. 119 112 91
10. 132 106 89 37. 118 110 85
11. 122 92 71 38. 129 115 92
12. 144 120 97 39. 118 111 87
13. 145 122 96 40. 111 94 69
14. 118 99 75 41. 102 105 91
15. 119 120 107 42. 139 123 105
16. 119 118 95 43. 130 116 98
17. 108 87 76 44. 120 125 88
18. 111 104 76 45. 103 92 88
19. 138 118 85 46. 149 133 104
20. 136 127 87 47. 129 121 91
21. 127 105 89 48. 120 120 94
22. 130 83 68 49. 88 56 65
23. 126 109 82 50. 118 111 90
24. 133 117 87 51. 140 119 95
25. 109 104 89 52. 111 117 79
26. 116 101 89 53. 111 90 82
27. 124 105 86 54. 107 91 78
118

No X1 X2 Y No X1 X2 Y
55. 115 95 81 82. 114 113 98
56. 118 108 80 83. 141 120 83
57. 135 116 93 84. 130 108 96
58. 118 105 88 85. 121 109 74
59. 101 100 94 86. 123 121 89
60. 132 105 74 87. 140 120 105
61. 110 101 88 88. 129 115 78
62. 113 114 94 89. 143 118 88
63. 135 133 89 90. 125 115 90
64. 132 132 98 91. 120 104 82
65. 141 123 87 92. 145 112 87
66. 130 106 87 93. 109 113 83
67. 128 135 101 94. 141 131 97
68. 118 125 78 95. 115 106 89
69. 120 99 81 96. 117 106 89
70. 127 116 92 97. 126 120 96
71. 141 127 98 98. 148 126 101
72. 130 119 84 99. 138 122 94
73. 135 111 86 100. 133 126 110
74. 143 125 92 101. 145 129 106
75. 126 111 89 102. 138 127 102
76. 112 105 82 103. 136 130 91
77. 132 113 87 104. 102 110 83
78. 139 114 84 105. 110 109 88
79. 140 86 87 106. 109 95 86
80. 120 104 85 107. 118 102 77
81. 115 115 99
119

3.2 Analisis Statistik Deskriptif Wawasan Dunia Kerja (X1), Vocational


Skill (X2), dan Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Abad 21 (Y)
120

3.3 Tabel frekuensi wawasan dunia kerja


121

3.4 Tabel frekuensi Vocational skill


122

3.5 Tabel frekuensi Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Abad 21


123

LAMPIRAN 5
HASIL UJI PRASYARAT ANALISIS

5.1 Hasil Analisis Uji Normalitas


5.2 Hasil Uji Linearitas
5.3 Hasil Uji Multikolinearitas
5.4 Hasil Analisis Uji Autokorelasi
5.5 Hasil Uji Heterokedastisitas
124

5.1 Hasil Analisis Uji Normalitas

5.2 Hasil Uji Linearitas


125

5.3 Hasil Uji Multikolinearitas

5.4 Hasil Analisis Uji Autokorelasi

5.5 Hasil Uji Heterokedastisitas


126

LAMPIRAN 6

HASIL ANALISIS UJI HIPOTESIS

6.1 uji hipotesis pertama dan kedua

6.2 Uji Hipotesis Ketiga

6.3 Sumbangan Prediktor


127

12.1 Uji Hipotesis Pertama Dan Kedua

12.2 Uji Hipotesis Ketiga

12.3 Sumbangan Prediktor


128

Variabel Koefisien Koefisien R square


regresi korelasi
X1 0,052 0,491 51,9
X2 0,685 0,719

SE (X1)% = x x 100%
SE (X1)% = x x 100%
SE (X1)%= 2.6%
SE (X2)% = x x 100%
SE (X2)% = x x 100%
SE (X2)% = 49.2%

SR (X1) = = 4.93%

SR (X2) = = 95.07%
129

LAMPIRAN 7

SURAT IZIN PENELITIAN

14.1 Surat Permohonan Izin Penelitian


14.2 Surat Balasan Permohonan Izin Penelitian
130

Lampiran 7.1 Surat Permohonan Izin Penelitian


131
132
133
134

Lampiran 7.2 Surat Balasan Permohonan Izin Penelitian


135
136
137
138

LAMPIRAN 8

LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

8.1 Lembar Bimbingan Dosen 1

8.2 Lembar Bimbingan Dosen 2


139

8.1 Lembar Bimbingan Dosen 1


140
141
142

8.2 Lembar Bimbingan Dosen 2


143
144

Lampiran 9 Dokumentasi
145
146

Riwayat hidup

Aiza Rahman lahir di Kediri padatanggal 16


Mei 1998. Sering disapa dengan sapaan Aiza itu
merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara. Ayahnya
bernama Kasiyanto, ibunya bernama Sri Budi Asmara
Rini, dan saudara bernama Denis, Rizal,Dan Karina.
Riwayat pendidikannya, diantaranya RA Perwanida,
Sekolah Dasar Negeri 1 Kwaron, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Jombang,
Sekolah Menengah Atas Negeri Ngoro. Usai lulus dari SMA Negeri Ngoro, aiza
melanjutkan studi S1 di Universitas Negeri Malang. Program studi yang
ditempuhnya adalah S1 Pendidikan Teknik elektro. Selama menjadi mahasiswa,
Aiza aktif dalam kegiatan kemahasiswaan yang diselenggarakan oleh Jurusan
Teknik Elektro maupun kegiatan kampus lainnya. Aiza merupakan seorang
aktivis kampus, yaitu pengurus aktif Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Teknik Elektro UM selama dua periode. Keahlian khususnya selama menjabat
sebagai pengurus HMJ adalah bidang bakat dan minat (WSE). Selain menjadi
pengurus HMJ, Aiza aktif menjadi anggota ikatan mahasiswa jombang UM.
Berbagai kegiatan yang diikutinya, baik dalam bidang akademik maupun bidang
sosial.Selama menjadi mahasiswa, Aiza pernah melaksanakan Praktik Industri
(PI) di PT. Schneider selama tiga bulan. Otomasi dan pengaman tenaga listrik
pernah Aiza pelajari pada saat melaksanakan PI. Sebagai seorang calon guru,
Aiza pernah melaksanakan Kuliah Praktik Lapangan (KPL) di salah satu SMK
swasta ternama di kota Malang. SMK tersebut ialah SMK PGRI 3 Malang.
Berbagai ilmu pedagogic maupun ilmu praktis yang didapatkan saat kuliah
diterapkan saat melaksanakan KPL.

Anda mungkin juga menyukai