PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
AULIA ARIEF GIFFARI
NIM 160534611661
PROPOSAL SKRIPSI
diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana
Pendidikan Teknik Elektro
OLEH
AULIA ARIEF GIFFARI
NIM 160534611661
Dosen Pembimbing I,
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, karunia dan
hidayah-Nya, sehingga proposal skripsi yang berjudul “Hubungan antara
Adversity Intelligence dan Entrepreneurial Literacy terhadap Kepercayaan Diri
dalam Berwirausaha di Era Revolusi Industri 4.0 pada Mahasiswa Program Studi
S1 Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang” dapat diselesaikan.
Proposal skripsi ini disusun sebagai syarat penyelesaian Program Sarjana
Pendidikan Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Negeri Malang. Proses penyelesaian proposal skripsi ini tidak terlepas dari
dukungan, semangat, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
pengantar ini disampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Marji, M. Kes. Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Malang.
2. Aji Prasetya Wibawa, S.T.,M.M.T.,Ph.D selaku Ketua Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.
3. Dr. Yuni Ramawati, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi S1 Pendidikan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.
4. Dr. Yuni Rahmawati, S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, tenaga, arahan, bimbingan, motivasi, dan memberikan
pengarahan sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Heru Wahyu Herwanto, S.T., M.Kom. selaku dosen pembimbing II yang
telah meluangkan waktu, tenaga, arahan, bimbingan, dan motivasi selama
penyelesaian proposal skripsi ini.
Disampaikan terimakasih juga kepada kedua orang tua, Bapak Jati Suroso
dan Ibu Siti Mamlu’ah yang telah memberikan dukungan dan telah mendo’akan
dalam menyelesaikan proposal skripsi ini. Serta teman-teman S1 PTE 2016 yang
senantiasa memberikan semangat dan motivasi.
Semoga atas ketulusan semua pihak dalam memberikan do’a dan
dukungan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulisan
proposal skripsi ini disadari bahwa ada banyak kekurangan. Oleh karena itu,
diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir
vi
kata, semoga proposal skripsi ini dapat diterima dan memberikan manfaat bagi
semua pihak.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI ......................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian .................................................................... 7
F. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ...................................... 8
G. Definisi Operasional .................................................................. 9
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Instrumen Pengumpulan Data ......................................................... 30
Tabel 3.2 Skor Pilihan Jawaban pada Angket .................................................. 30
Tabel 3.3 Kategori Reliabilitas ....................................................................... 32
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian ................................................................. 28
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Revolusi industri merupakan perubahan cara hidup dan proses kerja
manusia secara fundamental, dimana dengan kemajuan teknologi dapat
mengintregrasikan dalam dunia kehidupan dengan digital yang dapan memberikan
dampak bagi seluruh disiplin ilmu. Dengan lahirnya teknologi digital saat ini
Perkembangan dunia industri saat ini telah mencapai tahap ke empat yaitu era
revolusi industri 4.0. lahirnya revolusi industri 4.0 menjadikan semua proses
dilakukan secara sistem otomatisasi, dimana perkembangan teknologi internet
semakin berkembang tidak hanya menghubungkan manusia seluruh dunia namun
juga menjadi suatu basis bagi proses transaksi perdagangan dan transportasi
secara online. (Tjandrawinata,2016) Perkembangan teknologi informasi dengan
pesat saat ini terjadi otomatisasi yang terjadi disulurh bidang, teknologi dan
pendekatan baru yang menggabungkan secara nyata, digital dan secara
fundamental. Menghadapi gelombang revolusi industri 4.0 dikaitkan dengan
keadaan dan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini dan di masa yang
akan datang, pastilah merupakan tantangan yang tidak mudah dan harus dihadapi
secara tepat dan sistematis. Selain menghadapi revolusi industri 4.0, Indonesia
juga turut bergabung dengan masyarakan ekonomi ASEAN (MEA), sehingga ini
menjadi sebuah tantangan bagi Indonesia. Pesiapan yang matang untuk
meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi calon tenaga kerja dalam
menghadapi persaingan bukan dari negara sendiri, melainkan negara anggota
ASEAN. Seperti penjelasan Hendarman, dkk. (2016:2) pada tahun 2010 sampai
dengan 2025 permintaan tenaga terampil dikawasan ASEAN akan naik sekitar
41% atau 14 juta orang. Separuh angka tersebut adalah kebutuhan Indonesia dan
disusul oleh Filipina dengan kebutuhan pekerjaan terampil sebesar 4,4 juta orang.
Sesuai dengan skenario MEA, pada tahun 2025 di Indonesia akan terjadi kenaikan
peluang kerja sebanyak 1,9 juta.
1
2
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas dapat ditarik ke dalam beberapa
rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat kepercayaan diri dalam berwirausaha di era revolusi
industri 4.0 pada mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Malang?
2. Bagaimana tingkat Adversity Intelligence pada mahasiswa Program Studi S1
Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang?
3. Bagaimana tingkat Entrepreneurial Literacy pada mahasiswa Program Studi
S1 Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang?
4. Bagaimana signifikansi hubungan secara parsial antara Adversity Intelligence
dengan kepercayaan diri dalam berwirausaha di era revolusi industri 4.0 pada
mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri
Malang?
5. Bagaimana signifikansi hubungan secara parsial antara Entrepreneurial
Literacy dengan kepercayaan diri dalam berwirausaha di era revolusi industri
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian tersebut
dapat digunakan untuk:
1. Mendeskripsikan tingkat kepercayaan diri dalam berwirausaha di era revolusi
industri 4.0 pada mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Malang.
2. Mendeskripsikan tingkat Adversity Intelligence pada mahasiswa Program
Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang.
3. Mendeskripsikan tingkat Entrepreneurial Literacy mahasiswa Program Studi
S1 Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang.
4. Mengungkap signifikansi hubungan secara parsial antara Adversity
Intelligence dengan kepercayaan diri dalam berwirausaha di era revolusi
industri 4.0 pada mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Malang.
5. Mengungkap signifikansi hubungan secara parsial antara Entrepreneurial
Literacy dengan kepercayaan diri dalam berwirausaha di era revolusi industri
4.0 pada mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro Universitas
Negeri Malang.
6. Mengungkap adanya signifikansi hubungan secara simultan antara Adversity
Intelligence dan Entrepreneurial Literacy terhadap kepercayaan diri dalam
berwirausaha di era revolusi industri 4.0 pada mahasiswa Program Studi S1
Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang.
D. Hipotesis Penelitian
7
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian pada nomor 4,5 dan 6
yang akan dikaji, maka hipotesis alternatif Ha dalam penelitian ini adalah:
Ha1 = Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Adversity
Intelligence dengan kepercayaan diri dalam berwirausaha di era revolusi
industri 4.0 pada mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Malang.
Ha2 = Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Entrepreneurial
Literacy dengan kepercayaan diri dalam berwirausaha di era revolusi
industri 4.0 pada mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Malang.
Ha3 = Terdapat hubungan secara simultan yang positif dan signifikan antara
Adversity Intelligence dan Entrepreneurial Literacy terhadap kepercayaan
dalam diri berwirausaha di era revolusi industri 4.0 pada mahasiswa
Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang.
E. Manfaat Penelitian
Menurut hasil penelitian yang akan dilakukan diharapkan mampu
mengungkap hubungan antara Adversity Intelligence dan Entrepreneurial Literacy
terhadap kepercayaan diri dalam berwirausaha di era revolusi industri 4.0 pada
mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri
Malang. Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi
dan pengembangan ilmu untuk memperoleh dan mengimplementasikan
pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik
Elektro Universitas Negeri Malang sehingga memiliki tingkat kepercayaan diri
dalam berwirausaha di era revolusi industri 4.0 untuk menjadi wirausahawan
melalui Adversity Intelligence dan Entrepreneurial Literacy mahasiswa.
2. Manfaat Praktis
8
Lokasi dari penelitian ini adalah Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang yang beralamat Jl. Semarang No.5, Sumbersari,
Lowokwaru, Kota Malang Provinsi Jawa Timur.
2. Batasan Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kepercayaan diri dalam berwirausaha di era revolusi industri 4.0 dalam
penelitian ini mengukur tingkat Kepercayaan diri untuk berwirausaha
mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri
Malang Tahun Angkatan 2016 di era revolusi industri 4.0 melalui
kemampuan yang dimiliki dan pengendalian diri dalam berbagai situasi.
Proses pengambilan data dengan melakukan dokumentasi dan penyebaran
angket.
b. Adversity Intelligence dalam penelitian ini mengukur tingkat ketangguhan
dalam menghadapi kesulitan mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik
Elektro Universitas Negeri Malang Tahun Angkatan 2016. Proses
pengambilan data dengan penyebaran angket.
c. Entrepreneurial Literacy dalam penelitian ini mengukur pengetahuan
mahasiswa tentang dunia berwirausaha, sikap dan karakter calon
wirausahawan mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang Tahun
angkatan 2016.
G. Definisi Operasional
Definisi berikut ini digunakan untuk memperoleh kesamaan pengertian
terhadap beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, perlu adanya
penegasan beberapa istilah, diantaranya:
1. Kepercayaan diri dalam Berwirausaha di Era Revolusi Industri 4.0
Kepercayaan diri dalam berwirausaha adalah kondisi dimana seseorang
memiliki keyakinan di dalam dirinya untuk melakukan tindakan yang berkaitan
dengan dunia kewirausahaan, khususnya dalam memlilih karir untuk menjadi
wirausahawan. Kepercayaan diri berwirausaha dapat diukur dari beberapa aspek,
10
antara lain: (a) yakin terhadap kemampuan yang dimiliki; (b) kemampuan dalam
pengendalian diri; dan (c) memiliki optimisme diri.
2. Adversity Intelligence
Adversity Intelligence adalah suatu kemampuan bertahan dan menghadapi
kesulitan hidup sera tantangan yang dialami dalam kehidupan. Adversity
Intelligence dapat diukur dari beberapa aspek, diantaranya: (a) kecerdasan dalam
menghadapi rintangan; (b) bertahan dalam menghadapi rintangan; dan (c)
kemampuan dalam mengembangkan potensi diri. pengetahuan ini dapat diperoleh
dari mata kuliah kewirausahaan dan pengalaman dari tugas kewirausahaan
maupun pengalaman yang dimiliki oleh mahasiswa itu sendiri..
3. Entrepreneurial Literacy
Entrepreneurial Literacy merupakan pengetahuan seseorang seputar
kewirausahaan di era revolusi industri 4.0 yang mencakup diantaranya: (a) sikap
dan karakter seorang wirausaha; (b) perencanaan usaha; dan (c) teknik pemasaran.
pengetahuan ini dapat diperoleh dari mata kuliah kewirausahaan dan pengalaman
dari tugas kewirausahaan maupun pengalaman yang dimiliki oleh mahasiswa itu
sendiri.
11
12
lingkungan pendidikan formal. Sama seperti orang tua, sikap pengajar atau dosen
yang menunjukkan penerimaan, perhatian yang tulus akan membuat mahasiswa
merasa dirinya berharga, memiliki hal-hal positif, yang pada akhirnya akan
mempengaruhi kepercayaan dirinya.
Bagi remaja, kelompok teman sebaya merupakan pihak yang paling
berpengaruh dalam kehidupannya karena teman sebaya merupakan tempat remaja
biasa bergaul dan mengungkapkan perasaan serta pikiran. Dengan demikian
penerimaan kelompok teman sebaya bagi remaja menjadi sangat penting bagi
pembentukan rasa percaya diri seorang individu.
Sebagai anggota masyarakat, individu memiliki kewajiban untuk
berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku dalam msyarakat ia tinggal. Norma
akan menjadi tolak ukur masyarakat pada perilaku individu tersebut. Semakin
individu mampu memenuhi kewajibannya berperilaku sesuai norma, maka akan
semakin besar dia diterima dilingkungan masyarakat. Perlakuan dan penerimaan
dari masyarakat ini yang berpengaruh terhadap pembentukan rasa percaya diri
individu.
Setiap individu mempunyai pengalaman, baik itu merupakan pengalaman
buruk maupun pengalaman yang baik. Perasaan gagal saat mengalami sesuatu
yang buruk, cenderung akan membentuk gambaran atau pikiran diri yang buruk
pada individu. Sedangkan perasaan bahagia saat mengalami sesuatu yang baik
akan membuat individu merasa bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu
yang lebih menantang kedepannya. Perasaan yang menyertai pengalaman tersebut
yang mempengaruhi rasa percaya diri setiap individu.
4. Kepercayaan Diri Mahasiswa dalam Berwirausaha di era revolusi
industri 4.0
Berdasarkan uraian diatas, kepercayaan diri dalam berwirausaha
merupakan kondisi mental seseorang yang memiliki keyakinan terhadap diri
sendiri untuk melakukan dan mengendalikan tindakan yang terkait dengan dunia
kerja khususnya dalam memilih karir untuk berwirausaha di era industri 4.0.
sebagai mahasiswa lulusan perguruan tinggi yang dipersiapkan untuk mandiri dan
terjun di dalam persaingan dunia kerja era industri 4.0 sudah selayaknya seorang
mahasiswa memiliki kepercayaan diri yang tinggi, hal ini bertujuan untuk dapat
15
langsung terjun ke dunia kerja dan menghadapi tantangan di era industri 4.0
khususnya dalam berwirausaha. Di era industri 4.0 yang serba digitalisasi dan
membutuhkan inovasi pembaharuan dan kreatifitas agar dapat bersaing
dibutuhkan juga kepercayaan diri yang tinggi selain wawasan serta keterampilan.
Dengan kepercayaan diri ini, mahasiswa yakin dengan apa yang dimiliki didalam
dirinya untuk mampu bersaing dalam era industri 4.0 serta menaruh harapan yang
besar untuk menggapai cita-citanya sebagai pengusaha sukses.
Kepercayaan diri yang dimiliki mahasiswa untuk berwirausaha dapat
diketahui dari bebrapa aspek yaitu: (a) yakin terhadap kemampuan yang dimiliki
(Setiawan,2014); (b) kemampuan dalam pengendalian diri (Fatimah,2010); dan
(c) memiliki optimisme diri (Lautser,2003). Yakin tehadap kemampuan yang
dimiliki dijabarkan menjadi: memiliki keyakinan untuk berwirausaha; memiliki
pengalaman untuk berwirausaha; memiliki keterampilan untuk dapat mengelola
suatu usaha; merasa mampu menjalankan tugas dengan baik; dan bertanggung
jawab terhadap tugas yang diberikan. Aspek kemampuan dalam pengendalian diri
dijabarkan menjadi: dapat menerima saran dari ornag lain; menjaga hubungan
baik dengan orang disekitar; tidak mudah emosi dalam menghadapi segala kondisi
di lingkungan; dan cenderung menyesuaikan diri dengan kondisi dan lingkungan.
Sedangkan untuk aspek memiliki optmisme diri diantaranya: tidak takut salah
dalam mengerjakan sesuatu; selalu ingin mencoba hal baru; tidak takut dengan
kegagalan; dan berpikir positif terhadap masalah yang dihadapi.
B. Adversity Intelligence
1. Pengertian Adversity Intelligence
Santrock dalam Setyawan (2011:41) hal positif yang diperoleh mahasiswa
diantaranya: dewasa, berpengetahuan, menikmati kemandirian yang lebih luas,
banyak waktu,ekspolorasi gaya hidup, dan tantangan intelektual tugas akademik.
Salah satu lembaga yang dibutuhkan oleh mahasiswa adalah Penguruan Tinggi.
Karena Perguruan Tinggi mampu dijadikan sebagai lembaga pendidikan formal
yang diharapkan mampu membekali mahasiswa dengan berbagai pengetahuan dan
pengalaman.
16
Indikator adversity intelligence berdasarkan paparan diatas antara lain yaitu : (a)
ketangguhan menghadapi kesulitan (Stolz dalam Asfarina,2016); (b) bertahan
dalam menghadapi tantangan (Setyawan,2011); dan (c) proses mengembangkan
diri (Setyawan,2011).
C. Entrepreneurial Literacy
1. Pengertian Entrepreneurial Literacy
Entrepreneurial dalam kamus Inggris-Indonesia artinya adalah
kewirausahaan, sedangkan Literacy artinya dalam kamus Inggris-Indonesia
artinya literasi, merujuk dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online,
literasi berarti pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu.
Menurut scribner (1984) “…entrepreneurial literacy is regarded as structural
knowledge that is relevant when someone is setting up a company’’.
Entrepreneurial literacy merupakan pengetahuan yang harus dimiliki dan berguna
secara langsung bagi seseorang wirausahawan. Literasi saat ini tidak hanya
diartikan dengan aktifitas membaca dan menulis, menurut Donald dalam Musfiroh
(2016), perubahan secara sederhana sampai dengan kompleks pada diri manusia
merupakan dampak dari pemikiran literasi.
Suryana (2006:18) berpendapat bahwa kewirausahaan adalah suatu
kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan sebagai dasar, sumber daya,
proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang
dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko. Menurut Soemanto
kewirausahaan adalah keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi
kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada
diri sendiri. Menurut Hisrich (2008: 9) kewirausahaan diartikan sebuah proses
guna menciptakan tambahan kekayaan oleh individu yang telah siap menanggung
resiko dalam hal modal dan waktu, selain itu juga menambah nilai dari suatu
barang atau jasa.
Menurut teori diatas, dapat disimpulkan entrepreneurial literacy
merupakan kemampuan yang didapatkan dari proses pembelajaran membaca dan
memahami dunia kewirausahaan. Hal ini digunakan unuk meningkatkan
pengetahuan diri sehingga dapat direpresentasikan melalui tulisan, serta
19
mengubah pola pikir dan sikap seseorang terhadap hal yang dipelajari.
Entrepreneurial literacy akan membuat seseorang memiliki pola pikir baik
terhadap dunia kewirausahaan. Hal ini dapat memotivasi seseorang mahasiswa
untuk mengembangkan usaha berskala kecil, menengah hingga besar sesuai
dengan kompetensi keahlian yang dimiliki orang individu tersebut.
memiliki kemampuan berteknologi.
2. Entrepreneur Literacy melalui Mata Kuliah Kewirausahaan
Pembekalan entrepreneurial literacy kepada mahasiswa sangat perlu
dilakukan. Semakin tinggi pengetahuan kewirausahaan atau entrepreneurial
literacy seorang mahasiswa akan semakin terbuka wawasannya tentang dunia
kewirausahaan. Tinggi rendahnya tingkat pengetahuan seseorang menurut
Notoadmojo (dalam Wawan dan Dewi,2010:12-14) dipengaruhi oleh mengetahui,
memahami, aplikasi, analisi, sintesis dan evaluasi.
Mata kuliah Kewirausahaan di S1 PTE UM merupakan salah satu mata
kuliah wajib yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa. Mata kuliah
kewirausahaan yang diajarkan di perguruan tinggi khususnya di program studi S1
PTE UM membentuk kebiasaan-kebiasaan, memberikan pengetahuan terkait
kewirausahaan, dan sikap kewirausahaan yang terdapat kreatifitas dan inovatif
dalam memahami peluang usaha, mengorganisasi sumber daya, serta membentuk
peserta didik untuk mampu mengelola peluang sehingga dapa membuat suatu
usaha yang berguna baginya dan bagi orang banyak.
Dengan adanya pengetahuan memungkinkan manusia mengembangkan
keterampilan yang berguna bagi kehidupannya. Demikian halnya dengan
pengetahuan kewirausahaan juga memiliki peran yang sangat penting dalam
kegiatan kewirausahaan karena pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari
sumber daya kewirausahaan yang terdapat dalam diri individu.
Jusmin (2012) mengemukakan tujuan pembelajaran mata pelajaran
kewirausahaan yaitu: (a) pemikiran yang diisi oleh pengetahuan tentang nilai-
nilai, semangat, jiwa, sikap dan perilaku agar peserta didik memiliki pemikiran
kewirausahaan; (b) perasaan yang diisi oleh penanaman empatisme sosial
ekonomi, agar peserta didik dapat merasakan suka-duka berwirausaha dan
memperoleh pengalaman empiris dari para wirausaha terdahulu; (c) keterampilan
20
yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk berwirausaha, oleh karena itu dalam
konteks ini pembelajaran kewirausahaan membekali peserta didik dengan teknik
produksi managemen; (d) kesehatan fisik, mental dan sosial. Sehubungan dengan
hal ini, peserta didik hendaknya dibekali oleh teknik-teknik antisipasi terhadap
berbagai hal yang mungkin timbul dalam berwirausaha, baik berupa persoalan,
masalah maupun resiko lainnya sebagai wirausaha; (e) pengalaman langsung
berupa pemagangan atau melakukan aktivitas didampingi mentor yang kemudian
akan dijadikan role model bagi peserta didik.
Tujuan yang telah dipaparkan di atas sesuai dengan Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia atau KKNI. KKNI merupakan kerangkan penjenjangan
kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan
mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan serta
pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai
dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Oleh karena itu, dengan adanya
mata pelajaran kewirausahaan dan KKNI dapat meningkatkan SDM di Indonesia
yang terampil dan ahli dalam bidangnya.
3. Entrepreneurial Literacy yang harus dimiliki
Dalam memulai karir berwirausaha, mahasiswa harus memiliki dasar-dasar
pengetahuan berwirausaha. Untuk dapat menciptakan branding sebuah usaha yang
akan selalu di ingat oleh masyarakat maupun konsumen, seorang wirausaha harus
memiliki pengetahuan berwirausaha yang baik. Pengetahuan berwirausaha didapat
dari banyaknya pengalaman berwirausaha serta banyaknya ilmu tentang
berwirausaha yang dimiliki. Pengetahuan berwirausaha bisa didapatkan melalui
mata kuliah kewirausahaan yang terprogram oleh pihak perguruan tinggi. Selain
melalui dari mata kuliah kewirausahaan yang disajikan oleh perguruan tinggi,
pengetahuan berwirausaha juga didapat melalui pengalaman mahasiswa dalam
melakukan suatu kegiatan berwirausaha seperti berjualan baik di lingkungan
mereka. Seseorang dapat membangun sebuah usaha dengan baik dan sukses jika
memiliki pengetahuan berwirausaha diantaranya: (a) sikap dan karakter seorang
wirausaha; (b) perencanaan usaha; (c) teknik pemasaran produk; dan (d)
pengelolaan keuangan usaha. Dengan seorang wirausaha mengetahui 4
pengetahuan berwirausaha, setidaknya saat memulai usaha mereka dapat
21
menjalankan strategi penjualan yang lebih efisien dan efektif (Wulan, 2012:31;
Puntoadi, 2011).
Karakteristik wirausaha merupakan faktor yang berasal dari kepribadian
masing-masing individu. Gambaran ideal seorang wirausahawan menurut Alma
(2010: 21) adalah orang yang dalam keadaan bagaimanapun daruratnya, tetap
mampu berdiri atas kemampuan sendiri untuk menolong dirinya keluar dari
kesulitan yang dihadapinya. Karakteristik dalam kewirausahaan merupakan
fondasi bagi pengetahuan dan kecerdasan bagi seorang wirausahawan.
Berdasarkan pemaparan diatas entrepreneurial literacy atau literasi
berwirausaha seseorang peserta didik dapat diketahui dari beberapa aspek yaitu:
(a) sikap dan karakter seorang wirausaha (Suryana,2013); (b) perencanaan usaha
(Wulan,2012); dan (c) teknik pemasaran (Wulan,2012). Aspek sikap dan karakter
seorang wirausaha dijabarkan menjadi: sikap dan perilaku wirausaha sesuai
dengan karakter wirausahawan; cara memilih usaha sesuai minat; memiliki jiwa
kepemimpinan sebagai wirausahawan; dan cara mengatasi masalah.
Aspek perencanaan usaha dijabarkan menjadi: memiliki ide atau konsep
usaha yang akan dirintis; merencanakan kebutuhan usaha meninjau dari pasaran;
pelayanan terhadap konsumen; dan perencanaan anggaran. Untuk aspek teknik
pemasaran dijabarkan menjadi: strategi pemasaran produk baru; sasaran dari
pemasaran produk; strategi tempat pemasaran produk; target keuntungan yang
akan didapat; dan strategi menjaga usaha yang ditekuni.
E. Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir yang baik yaitu apabila mengidentifikasi variabel-
varibel penting yang sesuai dengan permasalahan penelitian, dan secara logis
mampu menjelaskan ketertarikan antar variabel (Riduwan 2012:185). Hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat, dijelaskan secara rinci dan masuk akal.
Dalam penelitian ini dapat dibuat kerangka pemikiran yang menunjukan
hubungan antar variabel yang akan diteliti. Penelitian ini intinya akan membahas
tentang variabel kepercayaan diri dalam berwirausaha di era revolusi industri 4.0
pada mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Elektro jurusan Teknik Elektro
Universitas Negeri Malang.
1. Hubungan antara Adversity Intelligence dengan Kepercayaan Diri dalam
Berwirausaha di Era Revolusi Industri 4.0
Telah dipaparkan di atas dalam kajian pustaka bahwa sangat penting bagi
seorang mahasiswa untuk memiliki adversity intelligence yang baik sebelum
memasuki dunia wirausaha era revolusi industri 4.0. setiap mahasiswa memiliki
kecerdasan dalam menghadapi kesulitan dan tantangan yang ada dalam
kehidupan, namun pasti kecerdasan itu berbeda-beda pada setiap individu.
Kecerdasan dalam menghadapi kesulitan dan tantangan seseorang dapat dilihat
dari bagaimana mereka memecahkan kesulitan dan mampu bertahan di berbagai
kesulitan dalam kehidupan mereka. Seorang individu yang memiliki adversity
intelligence yang baik, cenderung memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam
menghadapi tantangan dan mengatasi masalah.
Adversity intelligence adalah kemampuan bertahan dan menghadapi
kesulitan hidup serta tantangan yang dialami serta terus mampu memanfaatkannya
untuk proses pengembangan diri, potensi sehingga dapat mencapai tujuan hidup
(Setyawan,2011:43). Di dalam seorang mahasiswa kemampuan ini dapat
dikembangkan melalui kegiatan sehari hari yang dilakukan nya seperti di
perkuliahan. Dalam mengikuti atau menempuh suatu perkuliahan pasti mahasiswa
mendapatkan kesulitan serta tantangan, untuk dapat menuntaskan sebuah mata
kuliah mahasiswa dituntut untuk menyelesaikan kesulitan atau tantangan yang
menghampiri nya dalam bentuk tugas atau ujian di mata kuliah tersebut. Maka
dengan mendorong mahasiswa bisa menyelesaikan tugas atau ujian dapat
24
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian berisi paparan tentang pendekatan dan rincian
metode penelitian yang digunakan disertai alasan pemilihannya. Rancangan yang
dipaparkan adalah rancangan yang secara operasional digunakan dalam penelitian,
bukan paparan yang dikutip dari buku (PPKI UM, 2017 : 16). Metode penelitian
yang digunakan adalah Ex Post Facto. Metode Ex Post Facto adalah penelitian
yang berguna untuk mengungkap faktor – faktor kejadian yang telah terjadi.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang variabel yang diteliti
dan untuk mengetahui hubungan antara variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono
(2017:2) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini menggunakan model
penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional untuk mengetahui
hubungan dari tiga variabel, yang terdiri dari dua variabel bebas yaitu Adversity
Intelligence (X1) dan Entrepreneurial Literacy (X2), dengan Kepercayaan diri
dalam berwirausaha di era revolusi industri 4.0 (Y) sebagai variabel terikatnya.
Sugiyono (2017:8) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif adalah suatu
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Menurut Sugiyono (2017:35)
penelitian deskriptif adalah suatu metode yang dilakukan untuk mengetahui
keberadaan variabel mandiri baik hanya pada satu variabel atau lebih tanpa
membuat perbandingan variabel itu sendiri dan mencari hubungan dengan
variabel lain. Penelitian korelasional dapat dikategorikan sebagai penelitian
deskriptif. Arikunto (2013:247) menjelaskan bahwa penelitian korelasi merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
dua atau beberapa variabel.
Adapun rancangan deskriptif korelasional ini digunakan untuk
mengungkap hubungan antara Adversity Intelligence dan Entrepreneurial Literacy
27
28
X1 r1y
R12y
Y
X2
r2y
Keterangan:
X1 = Adversity Intelligence
X2 = Entrepreneurial Literacy
Y = Kepercayaan diri dalam berwirausaha
r1y = Hubungan parsial antara X1 dan Y
r2y = Hubungan parsial antara X2 dan Y
R12y = Hubungan secara simultan antara X1 dan X2 dengan Y
6. Sampel
Sugiyono (2017:81) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu.
Berdasarkan data populasi dari mahasiswa aktif Program Studi S1
Pendidikan Teknik Elektro angkatan 2016, maka penelitian ini mengambil semua
populasi yang ada didalamnya agar memperoleh hasil yang akurat dan sesuai
dengan apa yang diharapkan. Metode untuk pengambilan sampel yaitu
menggunakan jenis sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2017:122) teknik
sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua populasi digunakan
sebagai sampel. Teknik sampling jenuh dipilih karena jumlah populasi hanya 86
mahasiswa, sehingga keseluruhan populasi dijadikan sampel.
C. Instrumen Penelitian
Arikunto (2013:203) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah alat
atau fasilitas yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga data tersebut mudah
diolah. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan
kuisioner. Menurut Sugiyono (2017:142) kuisioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Rancangan instrumen
pengumpulan data terdapat pada Tabel 3.1
30
2. Uji Reliabilitas
Sugiyono (2017:199) menjelaskan bahwa instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama
akan menghasilkan suatu data yang sama. Cara menguji reliabilitas instrumen
penelitian menggunakan bantuan Software SPSS untuk mengetahui nilai dari
koefisien Cronboch’s Alpha. Instrumen dikatakan reliabel dan dapat digunakan
bila nilai reliabilitas Cronboch’s Alpha > 0,7. Untuk menentukan tingkat tinggi
rendahnya reliabilitas suatu instrumen digunakan kategori Guilford seperti pada
Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kategori Reliabilitas
No. Koefisien Reliabilitas Kategori
1 0,9 < rxy ≤ 1 Sangat Tinggi
2 0,7 < rxy ≤ 0,9 Tinggi
3 0,4 < rxy ≤ 0,7 Cukup
4 0,2 < rxy ≤ 0,4 Rendah
5 0,00 < rxy ≤ 0,2 Sangat Rendah
33
Tahap akhir dilakukan dengan analisis data. Analisis data dilakukan untuk
menjawab rumusan masalah dan membuktikan hipotesis penelitian. Selanjutnya
menyusun laporan dan melengkapi lampiran yang dibutuhkan dalam penyusunan
laporan.
F. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil rekaman angket kemudian diperoleh dan
diolah dengan menggunakan bantaun program komputer SPSS untuk memenuhi
tujuan penelitian. Tahapan analisa data pada penelitian ini adalah analisis
deskriptif, uji prasyarat analisis, dan uji hipotesis.
1. Analisis Deskriptif
Sugiyono (2017:147) menjelaksan bahwa analisis deskriptif merupakan
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Analisis deskripsi yang digunakan adalah analisis presentase untuk menentukan
presentase skor perolehan dengan menghitung distribusi frekuensi, skor total,
harga skor rata-rata, serta simpangan skor maksimal dan minimum.
Pada setiap variabel dalam penelitian ini memiliki jumlah item angket
yang berbeda. Interval kelas atau panjang kelas dapat dilihat pada persamaan 3.1.
banyak kelas dibagi menjadi empat, yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat
rendah.
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
Panjang Kelas Interval = ........................................(3.1)
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
Setelah panjang kelas interval diketahui, total tiap data nilai mahasiswa
dimasukkan ke kelas interval. Sehingga didapatkan frekuensi tiap klasifikasi atau
kategori yang kemudian dipresentasekan dengan menggunakan persamaan 3.2.
𝐹
P = 𝑁 𝑥 100% ....................................................................................................(3.2)
Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi Responden
N =Jumlah Responden
sampai 4 – dU maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, artinya tidak ada
autokorelasi; (2) jika nilai DW lebih kecil daripada dL maka koefisien
autokorelasi lebih daripada nol, artinya autokorelasi positif; (3) jika nilai DW
diantara dL dan dua maka tidak dapat disimpulkan; (4) jika DW lebih besar
daripada 4 – dL maka koefisien lebih besar daripada nol artinya ada autokorelasi
negatif; dan (5) jika DW terletak diantara 4 – dU dan 4 – dL maka tidak dapat
disimpulkan (Priyanto, 2013:62).
e. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas merupakan keadaan dimana dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang
baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas karena menyebabkan
nilai koefisien deterninasi akan sangat tinggi. Deteksi heteroskedastisitas dengan
melihat pola titik pada Scaterplots regresi. Jika titik-titik menyebar pada pola
yang tidak jelas dibawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas (Priyanto, 2013:60). Uji heteroskedastisitas ini
menggunakan bantuan Sofware SPSS.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk memastikan adanya hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat baik secara parsial dan secara simultan.
Maka untuk menganalisa data hasil penelitian akan digunakan uji hipotesis
sebagai berikut:
a. Uji Hipotesis Pertama
Uji hipotesis pertama digunakan untuk mengungkap adanya hubungan
antara variabel bebas X1 yaitu adversity intelligence dengan variabel terikat Y
yaitu kepercayaan diri dalam berwirausaha di era revolusi industri 4.0. Pengujian
ini digunakan teknik analisis korelasi parsial dengan bantuan SPSS. Analisis
korelasi parsial digunakan untuk mengetahui hipotesis pertama dan kedua dengan
melihat tabel Coefficient pada kolom Sig. Jika p < 0,05, maka terjadi hubungan
positif dan signifikan antara kedua variabel, yang diinterpretasikan bahwa H a
diterima dan Ho ditolak. Namun jika p > 0,05, maka tidak terjadi hubungan yang
37
G. Sumbangan Prediktor
Sumbangan prediktor digunakan untuk mengetahui berapa besaran
sumbangan (kontribusi) dari masing-masing variabel bebas. Terdapat dua jenis
sumbangan, yaitu sumbangan efektif (SE) dan sumbangan relatif (SR). Jumlah
sumbangan efektif untuk semua variabel sama dengan koefisien determinasi,
sedangkan jumlah sumbangan relatif digunakan untuk semua variabel yang
besarnya sama dengan 1 atau 100% (Budiyono, 2009:293). Sumbangan relatif
menghitung besarnya sumbangan masing-masing variabel bebas tanpa
memperhatikan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Sehingga
besarnya sumbangan masing-masing variabel bebas dapat diprediksi. Persamaan
untuk mencari sumbangan relatif (SR) dapat dilihat pada rumus 3.4 dan 3.5.
39
a1(X1Y)
SR%X1 = 𝐽𝐾 𝑟𝑒𝑔
𝑥 100%...................................................................... (3.4)
a2(X2Y)
SR%X2 = 𝐽𝐾 𝑟𝑒𝑔
𝑥 100%...................................................................... (3.5)
Keterangan :
SR = Sumbangan relatif variabel bebas
JKreg = Jumlah kuadrat regresi
Sedangkan jumlah sumbangan efektif (SE) masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat diperoleh langsung dari koefisien determinan (R 2)
dengan menggunakan persamaan pada Rumus 3.6 dan 3.7.
𝑆𝐸%𝑋1 = SR%X1 𝑥 R2 .......................................................................... (3.6)
𝑆𝐸%𝑋2 = SR%X2 𝑥 R2........................................................................... (3.7)
Keterangan :
SE% = Sumbangan efektif dari suatu variabel bebas
R2 = Koefisien determinan
DAFTAR RUJUKAN
Budiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian Edisi ke-2. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Hakim, T. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.
Hakim, T. 2005. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.
Lauster, P. 2003. Tes Kepribadian (alih Bahasa: D.H. Gulo). Jakarta: PT. Bumi
Askara.
Lindenfield, G. 1997. Mendidik Anak Agar Percaya Diri. Jakarta: Penerbit Arcan.
Martono, N. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Musfiroh. 2016. Kontruk Kompetensi Literasi Untuk Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Universitas Negeri Yogyakarta. 15(1), 4-10, Dari
http://journal.uny.ac.id/index.php/litera/article/viewFile/9751/pdf
40
41
Scribner, S. 1984. Literacy in three metaphors. In Kintgen, E.R., Kroll, B.M and
Rose, M. (eds), Perspectives on literacy (pp.71-81). Carbondale, IL:
Southern Illinois University Press.
Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika