Anda di halaman 1dari 124

HUBUNGAN OCCUPATIONAL SKILL DAN SELF-PERCEIVED

EMPLOYABILITY TERHADAP KEMAMPUAN ADAPTASI UNTUK


MENGHADAPI DUNIA KERJA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
SISWA SMK KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK OTOMASI INDUSTRI
SE-KABUPATEN MALANG

SKRIPSI

OLEH
DIDI AJI SAPUTRO
NIM 160534611655

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
OKTOBER 2021
HUBUNGAN OCCUPATIONAL SKILL DAN SELF-PERCEIVED
EMPLOYABILITY TERHADAP KEMAMPUAN ADAPTASI UNTUK
MENGHADAPI DUNIA KERJA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
SISWA SMK KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK OTOMASI INDUSTRI
SE-KABUPATEN MALANG

SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana
Pendidikan Teknik Elektro

OLEH
DIDI AJI SAPUTRO
NIM 160534611655

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
OKTOBER 2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi oleh Didi Aji Saputro ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Malang, 2021
Pembimbing I,

Dr. Setiadi Cahyono Putro, M.Pd., M.T.


NIP. 195803241990011001

Malang, 2021
Pembimbing II,

I Made Wirawan, S.T. S.S.T., M.T.


NIP. 196907171998021001

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi oleh Didi Aji Saputro, telah dipertahankan didepan dewan penguji pada
tanggal, 2021

Dewan Penguji

Dr. Yuni Rahmawati, S.T., M.T. Ketua


NIP. 197206071999032002

Dr. Setiadi Cahyono Putro, M.Pd., M.T. Anggota


NIP. 195803241990011001

I Made Wirawan, S.T. S.S.T., M.T. Anggota


NIP. 196907171998021001

Mengesahkan, Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Elektro

Prof. Dr. Marji. M. Kes Aji Prasetya W., S. T., M.M.T., Ph.D.
NIP. 195902031984031001 NIP. 197912182005011001

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Didi Aji Saputro
NIM : 160534611655
Jurusan / Prodi : Teknik Elektro / S1 Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas : Teknik

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini


benar-benar tulisan saya dan bukan merupakan plagiasi/ falsifikasi/ fabrikasi baik
sebagian atau seluruhnya.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini
hasil plagiasi/ falsifikasi/ fabrikasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai ketentuan yang berlaku.

Malang, 2021
Yang membuat pernyataan,

Didi Aji Saputro

v
ABSTRAK

Saputro, Didi Aji. 2021. Hubungan Occupational Skill dan Self-Perceived


Employability terhadap Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia
Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 Siswa SMK Kompetensi Keahlian
Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang. Skripsi, Jurusan Teknik
Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr.
Setiadi Cahyono Putro, M.Pd., M.T., (II) I Made Wirawan, S.T. S.S.T.,
M.T.

Kata Kunci: Hubungan, Occupational Skill, Self-Perceived Employability,


Kemampuan Adaptasi Untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri
4.0

Industri saat ini membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan memiliki
kualitas pekerjaan sesuai bidang. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai
lembaga penghasil tenaga kerja sebagiknya menanggapi dan mendukung upaya
pemerintah dalam komitmennya tentang revitalisasi SMK untuk menghadapi
perubahan era. Salah satu skill yang dibutuhkan oleh industri adalah Occupational
Skill dan Self-Perceived Employability. Tujuan penelitian ini yaitu: (1)
Mendeskripsikan Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era
Revolusi Industri 4.0 (Y), Occupational Skill (X1), dan Self-Perceived
Employability (X2), serta mengungkap signifikansi (X1) dengan (Y), (X2) dengan
(Y), (X1) dan (X2) dengan (Y).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional dengan
pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah siswa SMK kompetensi
keahlian teknik otomasi industri di Kabupaten Malang kelas 13 sebanyak 105
responden. Teknik penghimpunan data menggunakan angket yang sebelumnya
diuji validitas dan reliabilitasnya. Tingkat reliabilitas variabel Y, X1, dan X2,
beruntun 0,905; 0,920; 0,884. Hasil analisis menggunakan teknik regresi linier
ganda dengan berbantuan SPSS. Pedoman taraf signifikansi ialah 5% untuk
pengambilan keputusan.
Hasil penelitian menunjukkan variabel Y termasuk kategori sangat tinggi
dengan persentase 70,47%. Variabel X1 termasuk kategori tinggi dengan
persentase 82,85%. Variabel X2 termasuk kategori tinggi dengan persentase
56,2%. Kontribusi masing-masing variabel terhadap kemampuan adaptasi untuk
menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0 untuk sumbangan relatif
Occupational Skill 39,53% dan sumbangan relatif Self-Perceived Employability
60,47%. Sumbangan efektif Occupational Skill 7,86% dan sumbangan efektif
Self-Perceived Employability 12,02%.
Penelitian ini memiliki kesimpulan yaitu terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara X1 dengan Y, X2 dengan Y, serta X1 dan X2 secara simultan
dengan Y.

vi
vii
ABSTRACT
Saputro, Didi Aji. 2021. Relation of Occupational Skill and Self-Perceived
Employability to Adaptability to Facing the World of Work in the
Industrial Revolution Era 4.0 SMK Students Competence in Industrial
Automation Engineering Skills in Malang Regency. Thesis, Department of
Electrical Engineering, Faculty of Engineering, State University of
Malang. Supervisor: (I) Dr. Setiadi Cahyono Putro, M.Pd., M.T., (II) I
Made Wirawan, S.T. S.S.T., M.T.
Keywords: Relationships, Occupational Skills, Self-Perceived Employability,
Adaptability to Facing the World of Work in the Era of the Industrial Revolution
4.0
Today's industry requires a skilled workforce and has quality work
according to the field. Vocational High Schools (SMK) as labor-producing
institutions should respond to and support the government's efforts in its
commitment to revitalizing Vocational High Schools to face the changing era.
One of the skills needed by the industry is Occupational Skill and Self-Perceived
Employability. The objectives of this study are: (1) to describe the Adaptation
Ability to Face the World of Work in the Industrial Revolution Era 4.0 (Y),
Occupational Skill (X1), and Self-Perceived Employability (X2), as well as reveal
the significance of (X1) with (Y), (X2) with (Y), (X1) and (X2) with (Y).
This study uses a descriptive correlational method with a quantitative
approach. The sample of this research is vocational students of industrial
automation engineering competency skills in Malang Regency class 13 as many
as 105 respondents. The data collection technique used a questionnaire that had
previously been tested for validity and reliability. The level of reliability of the
variables Y, X1, and X2, respectively 0.905; 0.920; 0.884. The results of the
analysis using multiple linear regression with the help of SPSS. The guideline
level of significance is 5% for decision making.
The results showed that the variable Y was included in the very high
category with a percentage of 70.47%. Variable X1 is included in the high
category with a percentage of 82.85%. Variable X2 is included in the high
category with a percentage of 56.2%. The contribution of each variable to the
ability to adapt to the world of work in the era of the industrial revolution 4.0 for
the relative contribution of Occupational Skills is 39.53% and the relative
contribution of Self-Perceived Employability is 60.47%. The effective
contribution of Occupational Skill is 7.86% and the effective contribution of Self-
Perceived Employability is 12.02%.
This study concludes that there is a positive and significant relationship
between X1 and Y, X2 and Y, and X1 and X2 simultaneously with Y.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat
berupa kesempatan belajar, kesehatan, dan nikmatnya hidup dalam keadaan Islam,
sehingga dapat diselesaikannya skripsi yang berjudul “Hubungan Occupational
Skill dan Self-Perceived Employability terhadap Kemampuan Adaptasi untuk
Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 Siswa Kompetensi
Keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang” dapat terselesaikan
dengan baik.
Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peran berbagai pihak yang
telah memberikan bantuan dan bimbingan secara langsung maupun tidak
langsung. Sehingga ungkapan terima kasih disampaikan kepada:
1. Dr. Setiadi Cahyono Putro, M.Pd., M.T. selaku pembimbing I yang dengan
sabar menyediakan waktu bimbingan, memberi masukan, serta motivasi demi
perbaikan dan penyelesaian skripsi ini.
2. I Made Wirawan, S.T. S.S.T., M.T. selaku pembimbing II yang dengan sabar
menyempurnakan, menyediakan waktu bimbingan, memberi masukan, serta
motivasi demi perbaikan dan penyelesaian skripsi ini.
3. Prof. Dr. AH. Rofi'uddin M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Malang
yang telah memberikan izin studi.
4. Prof. Dr. Marji, M. Kes. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Malang yang telah memberikan surat pengantar dalam pelaksanaan penelitian
di sekolah.
5. Aji Prasetya Wibawa, S.T., M.M.T., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Teknik
Elektro Universitas Negeri Malang yang telah memberikan kelancaran
pelayanan dan urusan akademik.
6. Dr. Yuni Rahmawati, S.T., M.T. selaku ketua Program Studi S1 Pendidikan
Teknik Elektro Universitas Negeri Malang yang telah memberikan
kelancaran pelayanan dan urusan akademik.
7. Seluruh dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri
Malang yang ikhlas memberi ilmu pengetahuan.
Teruntuk Bapak dan Ibu serta keluarga yang telah senantiasa mendukung,
mendoakan, dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Kemudian untuk

ix
teman-teman S1 PTE 2016 yang telah membantu, berjuang bersama dan
memberikan dukungan semangat yang sangat berarti. Serta semua pihak yang
tidak dapat disebutkan yang telah memberikan saran dan nasehat untuk kelancaran
penelitian. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas kebaikan dan
keikhlasan hati yang telah banyak tercurah demi terselesaikannya skripsi ini.
Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan yang dimiliki, masih banyak
kelemahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, sehingga saran dan kritik
yang membangun sangat diharapkan. Harapan dari penyelesaian skripsi ini,
semoga dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun semua pihak yang terlibat dan
bagi penelitian selanjutnya.

Malang, 2021

Didi Aji Saputro


NIM. 160534611655

x
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...............................................................v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
D. Hipotesis Penelitian........................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
F. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ............................................ 6
G. Definisi Operasional.......................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................9
A. Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era
Revolusi Industri 4.0 ................................................................................. 9
B. Occupational Skill ........................................................................... 13
C. Self-Perceived Employability ......................................................... 14
D. Penelitian yang Relevan .................................................................. 16
E. Kerangka Berpikir ........................................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................22
A. Rancangan Penelitian ...................................................................... 22
B. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 23
C. Instrumen Penelitian........................................................................ 24
D. Uji Coba Instrumen ......................................................................... 25
E. Hasil Uji Coba Instrumen................................................................ 27
F. Pengumpulan Data .......................................................................... 27
G. Analisis Data ................................................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................................35
A. Hasil Deskripsi Data Occupational Skill, Self-Perceived
Employability, dan Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia
Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 .......................................................... 35
B. Hasil Uji Prasyarat Analisis ............................................................ 39
C. Hasil Uji Hipotesis Occupational Skill dan Self-Perceived
Employability terhadap Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia
Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 .......................................................... 42

xi
D. Sumbangan Prediktor ...................................................................... 45
BAB V PEMBAHASAN .......................................................................................46
A. Interpretasi Hasil yang Bersifat Deskriptif ..................................... 46
B. Interpretasi Hasil yang Bersifat Hubungan ..................................... 50
BAB VI PENUTUP ...............................................................................................54
A. Kesimpulan ..................................................................................... 54
B. Saran ................................................................................................ 55
DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................57
LAMPIRAN ...........................................................................................................60

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
3.1 Data Populasi Siswa Masing-Masing Sekolah ....................................... 23
3.2 Skor Skala Likert ................................................................................... 25
3.3 Kriteria Validitas ................................................................................... 26
3.4 Kriteria Reliabilitas ................................................................................. 26
3.5 Rentang Kategori Skor Ideal .................................................................. 29
3.6 Kategori Skor Ideal Variabel .................................................................. 29
4.1 Statistik Deskriptif Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja
di Era Revolusi Industri 4.0 .................................................................... 35
4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi
Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0
................................................................................................................ 36
4.3 Statistik Deskriptif Occupational Skill .................................................. 37
4.4 Distribusi Frekuensi Occupational Skill ................................................ 37
4.5 Statistik Deskriptif Self-Perceived Employability .................................. 38
4.6 Distribusi Frekuensi Self-Perceived Employability ................................ 39
4.7 Hasil Uji Normalitas .............................................................................. 40
4.8 Hasil Uji Linieritas ................................................................................ 40
4.9 Hasil Uji Coba Linieritas ....................................................................... 41
4.10 Hasil Uji Autokolerasi ........................................................................... 41
4.11 Hasil Analisis Korelasi Parsial antara Variabel Bebas dan Terikat ....... 42
4.12 Hasil Analisis Korelasi Persial antara Variabel Bebas dan Terkait ....... 44
4.13 Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif ........................................... 45

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
3.1 Rancangan Penelitian ............................................................................. 22
4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Adaptasi untuk
Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 .......................... 36
4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Variabel Occupational Skill ................... 38
4.3 Diagram Distribusi Frekuensi Variabel Self-Perceived Employability.. 39
4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas .................................................................. 42

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi Instrumen ................................................................................... 61
2. Instrumen Uji Coba Penelitian ................................................................. 64
3. Data Uji Coba dan Validasi Instrumen .................................................... 73
4. Hasil Analisis Deskriptif .......................................................................... 92
5. Hasil Analisis Uji Prasyarat ..................................................................... 100
6. Hasil Analisis Uji Hipotesis ..................................................................... 103
7. Surat Ijin Penelitian .................................................................................. 107
8. Lembar Bimbingan Skripsi ...................................................................... 111
9. Riwayat Hidup ......................................................................................... 114

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dinamika industri di Indonesia pada era revolusi industri saat ini


mengalami perubahan yang cukup pesat, penyebabnya tidak luput dari
dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah disepakati bersama
oleh pemerintah Indonesia dan Negara ASEAN lainnya. Perdagangan diantara
negara perserta MEA semakin bebas dan pintu masuk tenaga kerja asing semakin
terbuka, sehingga menambah ketat persaingan dunia kerja. Momentum ini
membuat Negara Indonesia harus memilih antara berupaya meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) atau berdiam diri yang hanya akan menimbulkan
angka pengangguran semakin meningkat.
Kualitas SDM perlu ditingkatkan mengingat perannya yang vital dalam
dunia industri, tanpa mengesampingkan teknologi yang membantu
pelaksanaannya. Perubahan era revolusi industri 3.0 ke industri 4.0 menutut
perusahaan meningkatkan standar tenaga kerja, sehingga perusahaan
membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan mumpuni untuk mengimbangi
kemajuan teknologi sesuai bidangnya. Permintaan kualifikasi tenaga kerja terus
meningkat inilah yang menyebabkan para lulusan baik dari pendidikan menengah
maupun pendidikan tinggi semakin sulit mendapat pekerjaan.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis persentase tingkat pengangguran
terbuka bulan Agustus 2019 dengan status pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) sebesar 10,42% menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan
status pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 7,92% dan status
pendidikan Universitas sebesar 5,67%. Di wilayah Malang, tingkat pengangguran
Kabupaten Malang sebesar 4,95%, lebih rendah 2,33% dari Kota Malang yaitu
sebesar 7,28%. Angka tersebut dapat dikatakan besar apabila dibandingkan
dengan tingkat pengangguran di Jawa Timur yang hanya 3,99% (Badan Pusat
Statistik, 2019).

1
2

Pendidikan sebagai upaya yang paling efektif meningkatkan kualitas SDM


seharusnya mendapat perhatian lebih dari pemerintah dalam perencanaan sistem
maupun pelaksanaannya. Langkah pemerintah dalam mengembangkan pendidikan
di Indonesia salah satunya mengkhususkan pembelajaran sesuai bidang pekerjaan
berupa pendidikan kejuruan menengah atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Harapan SMK terhadap siswanya memiliki keterampilan kerja serta profesional
dalam bidangnya, dapat berkompetensi, dan mampu beradaptasi pada perubahan
keadaan lingkungan kerja.
Komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas lulusan SMK
termaktub dalam Inpres No.9 (2016) tentang revitalisasi SMK yang bertujuan
meningkatkan kualitas dan daya saing SDM dan menyempurnakan kurikulum
dengan kompetensi sesuai kebutuhan pengguna lulusan. Liputan6.com (2019)
merilis capaian pelaksanaan revitalisasi SMK dalam 3 tahun terakhir, terbukti
angka partisipasi kerja lulusan SMK mengalami peningkatan dari 12,37 juta
menjadi 14,56 juta, angka ini menunjukkan kenaikan walau tidak terlalu
signifikan. Peningkatan angka partisipasi kerja setelah kebijakan revitalisasi
mengindikasikan bahwa perbaikan kompetensi siswa SMK diperlukan dalam
menghadapi dinamika perubahan era industri.
SMK sebagai lembaga penghasil tenaga kerja sebaiknya menanggapi dan
mendukung revitalisasi yang dicanangkan pemerintah untuk menghadapi
perubahan era. Hal ini merasa penting karena lulusan SMK ditujukan langsung ke
dunia kerja yang sesuai dengan kompetensinya selama menempuh pembelajaran
di sekolah. Kesesuaian kompetensi di sekolah dengan dunia kerja kurang lebih
dapat membantu adaptasi individu terhadap lingkungan kerja maupun pekerjaan
secara teknis.
Dunia kerja mengikuti perubahan setiap era industri yang sedang
ditempuh, era industri saat ini telah mencapai kemajuan sektor tekonlogi Smart
Factory, Cyber Physical System (CPS), Internet of Things (IoT), dan Internet of
Service (IoS). SMK sebagai salah satu pencetak tenaga kerja yang terampil dan
mumpuni diharuskan mengadaptasi kebutuhan industri dengan menyesuaikan
antara kurikulum dan standar kompetensi kerja di perusahaan maupun lapangan
kerja lain yang bergerak pada sektor industri. Penyesuaian yang dimaksud dalam
3

kelengkapan kebutuhan tenaga kerja bukan hanya menyangkut tentang


kemampuan secara teknis, melainkan juga secara psikologis.
Teknik Otomasi Industri sebagai salah satu motor penggerak dan
penghasil tenaga kerja yang memiliki peran utama di dunia industri telah
melangkah maju, dibuktikan dalam pengantar Teknik Otomasi Industri Direktorat
Pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan yang menuntut siswa untuk bekerja
secara cepat, optimal, menghasilkan jumlah industri yang banyak, ketelitian, dan
akurasi dalam pengoperasian Hardware maupun Software.
Proses penyesuaian diri lulusan SMK dengan dunia kerja tidak berhenti
hanya pada kemampuan pengoperasian alat atau dapat disebut Hard Skill, namun
seseorang dalam melakukan pekerjaan tidak lepas dari faktor Soft Skill yang
banyak mempengaruhi hasil. Keyakinan diri dalam melakukan pekerjaan lebih
kurang dapat menimbulkan hubungan yang optimal, baik antara manusia dengan
sesuatu yang sedang dikerjakannya maupun mendalami perannya dalam suatu
kelompok kerja.
Pemaparan di atas menimbulkan dugaan bahwa memiliki kemampuan
khusus atau keterampilan kerja pada bidang yang ditempuh pada pendidikan
kejuruan akan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Jika didukung oleh persepsi
bahwa dirinya layak untuk bekerja sesuai pengalaman selama masa pendidikan,
maka muncul kepercayaan diri sebagai pekerja. Kombinasi dua aspek tersebut
dapat menjadi bekal untuk beradaptasi dalam dunia kerja era revolusi industri 4.0.
Berdasar permasalahan yang diuraikan, industri membutuhkan tenaga
kerja yang terampil dan memiliki kualitas pekerjaan sesuai bidang masing-
masing. Masalah tersebut selaras dengan judul penelitian ini, yaitu “Hubungan
Occupation Skill dan Self-Pereceived Employability terhadap Kemampuan
Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 Siswa
Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa masalahan sebagai


berikut:
4

1. Bagaimana deskripsi Kemampuan Adaptasi Untuk Mengahadapi Dunia Kerja


di Era Revolusi Industri 4.0 pada siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik
Otomasi Industri se-Kabupaten Malang?
2. Bagaimana deskripsi Occupational Skill pada siswa SMK Kompetensi
Keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang?
3. Bagaimana deskripsi Self-Perceived Employability pada siswa SMK
Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang?
4. Bagaimana signifikansi hubungan Occupational Skill dengan Kemampuan
Adaptasi Untuk Mengahadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 pada
siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten
Malang?
5. Bagaimana signifikansi hubungan Self-Perceived Employability dengan
Kemampuan Adaptasi Untuk Mengahadapi Dunia Kerja di Era Revolusi
Industri 4.0 pada siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri
se-Kabupaten Malang?
6. Bagaimana signifikansi hubungan Occupational Skill dan Self-Perceived
Employability dengan Kemampuan Adaptasi Untuk Mengahadapi Dunia Kerja
di Era Revolusi Industri 4.0 pada siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik
Otomasi Industri se-Kabupaten Malang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasar rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut:


1. Mendeskripsikan Kemampuan Adaptasi Untuk Mengahadapi Dunia Kerja di
Era Revolusi Industri 4.0 pada siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik
Otomasi Industri se-Kabupaten Malang.
2. Mendeskripsikan Occupational Skill pada siswa Kompetensi Keahlian Teknik
Otomasi Industri se-Kabupaten Malang.
3. Mendeskripsikan Self-Perceived Employability pada siswa Kompetensi
Keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang.
4. Mengungkap signifikansi hubungan Occupational Skill dengan Kemampuan
Adaptasi Untuk Mengahadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 pada
siswa Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang.
5

5. Mengungkap signifikansi hubungan Self-Perceived Employability dengan


Kemampuan Adaptasi Untuk Mengahadapi Dunia Kerja di Era Revolusi
Industri 4.0 pada siswa Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri se-
Kabupaten Malang.
6. Mengungkap signifikansi hubungan Occupational Skill dan Self-Perceived
Employability dengan Kemampuan Adaptasi Untuk Mengahadapi Dunia Kerja
di Era Revolusi Industri 4.0 pada siswa Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi
Industri se-Kabupaten Malang.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasar rumusan masalah dan tujuan penelitian, dapat dideskripsikan


hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha1 : Terdapat hubungan signifikan Occupational Skill dengan Kemampuan


Adaptasi Untuk Mengahadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 pada
siswa Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang.

Ha2 : Terdapat hubungan signifikan Self-Perceived Employability dengan


Kemampuan Adaptasi Untuk Mengahadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri
4.0 pada siswa Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten
Malang.

Ha3 : Terdapat hubungan signifikan Occupational Skill dan Self-Perceived


Employability dengan Kemampuan Adaptasi Untuk Mengahadapi Dunia Kerja di
Era Revolusi Industri 4.0 pada siswa Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi
Industri se-Kabupaten Malang.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada beberapa pihak.


Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
6

Memberi wawasan keilmuan mengenai kemampuan khusus siswa SMK,


keyakinan dirinya sebagai calon pekerja, dan lebih khusus lagi menyangkut
upaya beradaptasi siswa lulusan SMK pada era revolusi industri 4.0.
2. Secara Praktis
a. Bagi lembaga sekolah
Diharapkan hasil penelitian ini memberi gambaran kepada lembaga sekolah
untuk menjadi bahan pertimbangan kepada siswa dalam menentukan karir
selanjutnya dan siap beradaptasi di dunia kerja.
b. Bagi guru
Diharapkan hasil penelitian ini bagi guru dapat membimbing dan
mengarahkan siswa agar memiliki rasa percaya diri sebagai pekerja pada
bidang keahliannya.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam mengerjakan
penelitian berikutnya.

F. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Ruang lingkup dan batasan pada penelitian ini dimaksudkan agar objek
dan permasalahan tidak menyimpang dan keluar dari cakupan penelitian.
1. Ruang lingkup
Berikut adalah ruang lingkup pada penelitian ini yaitu:
a. Variabel yang Diteliti
Variabel yang diteliti meliputi Occupational Skill dan Self-Perceived
Employability sebagai variabel bebas, sedangkan Kemampuan Adaptasi untuk
Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 sebagai variabel terikat.
b. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini dilakukan di SMK Kompetensi Keahlian Teknik


Otomasi yaitu SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen dan SMK Negeri 1 Singosari.

2. Batasan
Di bawah ini adalah batasan yang dibahas pada penelitian ini:
7

a. Kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri


4.0 dalam penelitian ini membahas tentang: (1) hubungan interpersonal; (2)
gambaran diri; dan (3) kemampuan belajar.
b. Occupational Skill dalam penelitian ini membahas tentang: (1) pengetahuan
siswa terhadap materi; (2) keterampilan kerja praktikum, dan (3) sikap kerja
selama praktikum.
c. Self-Perceived Employability dalam penelitian ini membahas tentang
penilaian diri sendiri terhadap perannya dalam pekerjaan praktikum dan
kesesuaian diri sendiri terhadap pekerjaan praktikum.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional dari penelitian ini dimaksudkan untuk menghindari


kesalahpahaman dalam menafsirkan variabel. Definisi operasional penelitian ini
berdasar pada tiga variabel yang diteliti, meliputi: (a) Kemampuan adaptasi untuk
menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0; (b) Occupational Skill; (c)
Self-Perceived Employability.
Kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi
industri 4.0 merupakan kesanggupan individu untuk bereaksi terhadap perubahan
lingkungan dunia kerja era abad ke-21. Aspek kemampuan adaptasi yang akan
diungkap adalah: (a) hubungan interpersonal yang baik; (b) persepsi terhadap
kenyataan; (c) gambaran diri yang baik; (d) kemampuan mengekspresikan emosi
dengan baik; dan (e) kemampuan belajar.
Occupational Skill adalah keterampilan kerja khusus siswa dalam
pengerjaan praktikum. Penilaian keterampilan di SMK meliputi: (a) proyek untuk
mengetahui kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan; (b) kinerja untuk
mengukur capaian belajar berupa hasil dan keterampilan berproses; (c) portofolio
untuk mendeksripsikan capaian kompetensi keterampilan selama satu semester.
Occupational Skill diindikasikan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja
selama melaksanakan praktikum di kelas.
Self-Perceived Employability adalah keyakinan dan kemampuan dalam diri
untuk mempertahankan pekerjaan atau mendapatkan pekerjaan sesuai keinginan.
Persepsi kepada diri sendiri bahwa layak menjadi pekerja juga dapat dikaitkan
8

dengan Self-Perceived Employability. Terdapat dua indikator dalam Self-


Perceived Employability yaitu indikator internal yang berasal dari penilaian
individu terhadap perannya dan indikator eksternal yang muncul dari kesesuaian
individu terhadap pekerjaan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi


Industri 4.0

1. Pengertian Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era


Revolusi Industri 4.0
European Parliamentari Research Service mengungkapkan bahwa
revolusi industri terjadi sebanyak empat kali. Revolusi industri pertama terjadi di
Inggris pada tahun 1784 dengan penemuan mesin uap dan mekanisasi yang
menggantikan pekerjaan manusia. Revolusi industri kedua terjadi pada akhir abad
ke-19 dimulai dengan penggunaan mesin-mesin untuk kebutuhan produksi secara
masal. Tanda revolusi industri ketiga dimulai saat teknologi komputer digunakan
untuk otomasi manufaktur pada tahun 1970 (Davies, 2015). Penyebutan istilah
industri 4.0 secara resmi berasal dari Jerman saat Hannover Fair diadakan tahun
2011 (Kagermann, dkk., 2011).
Industri 4.0 adalah sebutan untuk sekumpulan teknologi dan komponen
yang saling terhubung dalam bentuk: (a) Smart Factory; (b) Cyber Physical
System (CPS); (c) Internet of Things (IoT); dan (d) Internet of Service (IoS)
(Hermann, dkk., 2016). Industri 4.0 menghadirkan berbagai keunggulan
dibanding era sebelumnya, akan tetapi juga meningkatkan persaingan dan
tantangan yang harus dialami sebagai konsekuensinya. Drath dan Horch (2014)
mengungkapkan tantangan suatu negara dari penerapan industri 4.0 meliputi
timbulnya hambatan perubahan lingkungan sosial, perubahan demografi, kondisi
politik yang belum stabil, dan keharusan penerapan teknologi ramah lingkungan.
Tantangan era revolusi industri 4.0 yang dijabarkan oleh para ahli
menuntut masyarakat untuk dapat menyesuaikan dirinya atau disebut adaptasi.
Menurut KBBI adaptasi berarti penyesuaian diri terhadap pelajaran, pekerjaan,
dan lingkungan yang bisa mencakup lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat, dan lingkungan sekolah. Manusia dapat digambarkan dengan
makhluk yang mampu berkembang secara dinamis sesuai kebutuhan berdasar
tempat, waktu, maupun kondisi lingkungan. Fahmi menjelaskan pembentukan
proses adaptasi berdasar kebutuhan antara individu dengan lingkungannya dan

9
10

tuntutan individu mengubah kelakuan diri dengan adanya orang lain melalui
beragam kegiatan (Desmita, 2009).
Widya (2017) menyatakan adaptasi atau penyesuaian diri adalah proses
dinamis yang bertujuan untuk menyesuaikan perilaku individu antar individu
dengan lingkungannya. Penyesuaian diri juga dapat didefinisikan sebagai proses
yang mencakup respon perilaku dan mental untuk berusaha agar dapat
menghadapi kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut: (a) Internal; (b) Konflik; (c)
Frustasi; (d) Ketegangan; dan (e) Menghasilkan kesesuaian antara tuntutan
lingkungan individu dengan dunia luar. Adaptasi juga dapat dilihat dari 3 sudut
pandang, antara lain: (a) Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas
(Conformity); (b) Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (Mastery); dan (c)
Penyesuaian diri sebagai bentuk adaptasi (Adaptation).
Putro (2016) menjabarkan konsep mengenai teori adaptasi yang
diindikasikan melalui berbagai aspek, antara lain: (a) penyesuaian emosi; (b)
penyesuaian perilaku; (c) penyesuaian kognitif; (d) penyesuaian biofisiologik; dan
(e) penyesuaian psikologis dengan perubahan yang menyesuaikan bentuk
lingkungan baru dalam waktu secara terus menerus.
Peran dunia otomasi dalam industri dapat meningkatkan pengalaman
kinerja sehari-hari, sehingga hasil yang dibuahkan dari pengembangan otomasi
industri tidak lepas dari kebutuhan manusia dalam mencapai keinginannya. Proses
penggalian pengetahuan di bidang otomasi bukan hanya secara teknikal,
melainkan juga dapat digali dari apa yang dibutuhkan oleh khalayak umum.
Pemaparan di atas membentuk definisi bahwa adaptasi muncul dari
perubahan lingkungan yang mempengaruhi reaksi individu untuk berusaha
menyesuaikan dirinya. Tuntutan individu untuk bereaksi dengan lingkungannya
meliputi penyesuaian fisik maupun penyesuaian sosial mencakup kenyamanan
dan penguasaan. Reaksi diperlukan dalam rangka memenuhi kebutuhan baik
untuk dirinya sendiri maupun kebutuhan terhadap sesamanya.

2. Faktor-faktor Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja


untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0
Individu sebagai sebagai calon pekerja pada era revolusi industri 4.0
memiliki penyebab untuk beradaptasi terhadap setiap perubahan kondisi.
11

Schneiders menyatakan bahwa adapatasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara


lain: (a) Kondisi fisik; (b) Perkembangan, kematangan sosial, intelektual, dan
emosi; (c) Pengalaman dan belajar; (d) Keadaan lingkungan; dan (e) Budaya, adat
dan agama (Puspitasari, 2015).
Pertama, faktor kondisi fisik yang meliputi hereditas, konstitusi fisik,
sistem utama tubuh, dan kesehatan fisik mempengaruhi proses adaptasi individu.
Kedua, faktor perkembangan dan kematangan sosial, intelektual, dan emosi
membantu dalam mengatasi penyesuaian diri dengan dunia sosial maupun dengan
lingkungannya. Ketiga, faktor pengalaman memiliki pengaruh terhadap proses
adaptasi berupa pengalaman traumatik dan pengalaman menyehatkan, sedangkan
belajar menimbulkan reaksi dan cara menyikapi permasalahan.
Keempat, faktor keadaan lingkungan yang baik, damai, tentram, aman,
menerima, dan mengerti dapat mendukung proses adaptasi, cakupan lingkungan
yang dimaksud adalah lingkungan keluarga, kondisi keluarga, dan lingkungan
sosial. Kelima, faktor budaya, adat, dan agama dapat memunculkan tujuan hidup
dan keyakinan manusia yang kurang lebih memberi pengaruh terhadap
penyesuaian diri.
Pendapat lain mengenai faktor penunjang kemampuan adaptasi seseorang
mengkategorikan berdasar kelompoknya. Faktor yang mempengaruhi adaptasi
dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor terebut
di atas meliputi: (a) Faktor motif; (b) Faktor Konsep diri remaja; (c) Faktor
persepsi remaja; (d) Faktor sikap remaja; (e) Faktor intelegensi dan minat; (f)
Faktor kepribadian (Sanjaya, 2010).

3. Aspek Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja


untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0
Runyon dan Haber meyatakan penyesuaian diri atau adaptasi yang
dilakukan pada setiap manusia memiliki lima aspek antara lain: (a) Hubungan
interpersonal yang baik; (b) Persepsi terhadap kenyataan; (c) Gambaran diri yang
baik; (d) Kemampuan mengekspresikan emosi dengan baik, (e) Kemampuan
mengatasi stres dan rasa cemas (Marganingtias, 2009).
Aspek tersebut di atas dijabarkan oleh Runyon dan Haber sebagai berikut:
Pertama, manusia sebagai makhluk sosial memiliki kemampuan yang baik dalam
12

berkomunikasi terhadap lingkungan sosial dapat membantu mengatasi


permasalahan yang dihadapi. Kedua, individu menginterpretasikan dan memberi
penilaian terhadap kenyataan hidup, sehingga dapat menyesuaiakan antara tujuan
dengan keadaan dan mampu menggambarkan akibat dari tindakannya.
Ketiga, pemberian persepsi oleh dirinya sendiri maupun dari orang lain
untuk memiliki gambaran diri yang baik menimbulkan rasa nyaman secara
psikologis dan menambah percaya diri. Keempat, kemampuan memberi respon
dan mengendalikan emosi terhadap permasalahan yang dihadapi, kontrol emosi
yang baik memunculkan kecerdasan menghadapi masalah. Kelima, kemampuan
untuk menerima kegagalan yang pernah dialami dan menghadapi masalah
mendatang, sehingga individu dapat mengatasi stres dan rasa cemas
(Marganingtias, 2009).
Schneiders mengungkapkan bahwa penyesuaian diri atau adaptasi yang
baik terdapat beberapa aspek meliputi: (a) rasa frustasi yang rendah; (b)
pertimbangan rasional; (c) kemampuan belajar di masa lalu; (d) respon umum; (e)
kontrol emosi (Puspitasari, 2015). Pertama, rasa frustasi yang rendah, individu
seharusnya memiliki semangat berjuang yang tinggi atau tidak mudah putus asa
mengenai masalah. Rendahnya frustasi bisa membantu mengorganisasi perasaan,
kemampuan berfikir, menambah motivasi, dan perilaku menghadapi situasi sulit.
Kedua, pertimbangan rasional, individu memiliki kemampuan dalam
mempertimbangkan suatu penyelesaian secara rasional pada konflik dirinya.
Ketiga, kemampuan belajar dari masa lalu dapat dijadikan pembelajaran
untuk memecahkan masalah agar individu mampu menganalisis gangguan
penyesuaiannya dalam mengatasi masalah. Keempat, respon umum yang
dilakukan individu terhadap penyelesaian masalah menggunakan berbagai
mekanisme pertahanan diri didukung tindakan mengubah kondisi. Respon umum
yang dimaksud adalah mau mengakui kegagalan masa lalu dan berjuang bangkit
mencapai tujuan mendatang. Kelima, kontrol emosi yang sedang melunjak,
merupakan kemampuan individu mengatur emosi secara cerdas untuk menghadapi
permasalahan di sekitarnya.
Kesimpulannya indikator yang muncul dalam aspek Kemampuan adaptasi
untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0 meliputi: (1)
13

kemampuan merespon pada perubahan lingkungan; (2) kemampuan memperbaiki


diri; dan (3) kemampuan belajar berdasar pengetahuan yang dimiliki.

B. Occupational Skill

1. Pengertian Occupational Skill


Peningkatan keterampilan dan kemampuan bagi generasi saat ini calon
tenaga kerja adalah tanggung jawab semua komponen yang terlibat dalam
pendidikan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari upaya penyiapan SDM
yang unggul, terampil, tangguh, dan berkualitas (Widarto, dkk., 2012). Melalui
pendidikan juga menghasilkan calon tenaga kerja yang dapat bersaing pada
bidang masing-masing.
Merlinroute (2017) menyebut Occupation Skill adalah kata lain yang biasa
digunakan untuk meningkatkan pemahaman, pembelajaran, keterampilan, dan
pengalaman dalam kurun waktu tertentu. Occupation Skill yang relevan dapat
memfokuskan untuk memiliki karakter dan keterampilan khusus pada bidang dan
cakupan yang sesuai. Terdapat beberapa prasyarat sebelum memiliki keterampilan
tinggi atau Occupation Skill. Penunjang Occupation Skill dapat diperoleh dengan
mengikuti pengajaran, les, faksi, dan lainnya.
Yahudi mengungkapkan bahwa keterampilan kerja adalah kemahiran atau
keahlian dalam melakukan pekerjaan yang hanya diperoleh dari pengalaman atau
dari kegiatan praktek. Pelatihan khusus juga diperlukan untuk meningkatkan
Occupation Skill dan pengalaman yang dimiliki seseorang, pelatihan khusus
meliputi les privat, kegiatan praktikum di kelas, kegiatan ekstrakurikuler, dan
lain-lain (Maringan, dkk., 2016).
Pengartian Otomasi Industri adalah sistem dengan mekanisme kerja yang
dikendalikan oleh alat elektronik berdasar urutan perintah dalam bentuk program
perangkat lunak yang disimpan dalam unit memori kontroler elektronik
(Putranto, dkk., 2008:4). Occupational Skill dalam Teknik Otomasi Industri
berorientasi pada kemampuan mengoperasikan Hardware dan Software yang
meliputi: (a) komponen elektronik; (b) program komputer; (c) pengukuran; (d)
sensor; (e) aktuator; dan (e) sistem pengaturan.
14

Pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Occupation


Skill siswa Teknik Otomasi Industri adalah keterampilan kerja yang dimiliki dari
proses dan pengalaman pembelajaran selama menempuh pendidikan menengah
kejuruan. Peningkatan Occupation Skill pada siswa didapat melalui kegiatan
praktikum di kelas dengan cara memahami dasar teori Hardware dan Software
serta pelaksakan praktikum. Jika pemahaman teori dan prosedur kerja diterapkan
sesuai dengan instruksi, maka siswa akan menguasai Occupation Skill yang
dibuktikan berupa produk dan jasa dari hasil praktikum.

2. Indikator Occupation Skill


Arisandra (2016) menyatakan Occupation Skill dalam dunia kerja meliputi
keterampilan teknis, keterampilan konsepsi, dan keterampilan dalam hubungan
sesama manusia dengan indikator sebagai berikut: (a) Keterampilan teknis dalam
kesesuaian penempatan kerja; (b) Keterampilan konseptual; (c) Keterampilan
sesuai dengan pekerjaan; dan (d) Keterampilan hubungan kemanusiaan.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2018) menyebut
teknik penilaian keterampilan di SMK meliputi: (a) Proyek untuk mengetahui
kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan; (b) Kinerja untuk mengukur
capaian belajar berupa hasil dan keterampilan berproses; (c) Portofolio untuk
mendeskripsikan capaian kompetensi keterampilan selama satu semester yang
terdapat per KD pada KI-4.
Dapat disimpulkan Indikator yang muncul dalam Occupational Skill pada
Teknik Otomasi Industri meliputi: (a) pengetahuan materi Hardware dan
Software; (b) Pengoperasian alat otomasi selama praktikum; dan (c) Sikap kerja
praktikum.

C. Self-Perceived Employability

1. Pengertian Self-Perceived Employability


Employability bagi calon pekerja yang saat ini masih melaksanakan
pendidikan sebagai pelajar diartikan perasaan individu terhadap kemampuan
untuk dapat melengkapi dan mencukupi pekerjaan sesuai dengan kualifikasi
bidang yang telah dipelajari. Employability digambarkan dengan konsep yang
15

berfokus pada kemampuan dan komponen lain yang dimiliki seseorang untuk
dapat menemukan pekerjaan dan berusaha mempertahankannya (Choirunnisa dan
Suhariadi, 2017). Penjelasan Employability mendasari penelitian ini yang
ditekankan lebih pada konsep pribadi yaitu persepsi individu dalam memandang
kemampuannya sebagai pekerja.
Self-Perceived Employability menjadi salah satu hal penting untuk diteliti
pada saat ini karena setiap individu sudah mulai menentukan cita-cita,
memikirkan cara strategis dalam mencapai cita-cita, dan membuat keputusan
tentang pekerjaan yang akan dijalankan (Shulman dan Nurmi, 2010). Tingkat
pemahaman terhadap Perceived Employability yang baik akan menimbulkan
kepuasan kinerja pada calon pekerja dan lebih mencintai apa yang dikerjakannya.
Rothwell, dkk mendefinisikan Self-Perceived Employability sebagai
kemampuan yang dirasakan oleh manusia dalam upaya mendapatkan pekerjaan
yang bersifat berkelanjutan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki (Sawitri
dan Dewi, 2018). Fugate dan Kinicki (2008) menyebut Self-Perceived
Employability berhubungan dengan sikap adaptif yang akan berkembang pada
dirinya dan kemampuan mengendalikan kontrol diri dalam bekerja, sehingga
dapat memunculkan kinerja terbaik yang dimiliki pada organisasi.
Fugate, dkk menyebut konsep Self-Perceived Employability sebagai
pribadi adaptasi aktif memiliki aspek sebagai berikut: (a) Adaptasi pribadi, yaitu
kemampuan dalam menghadapi perubahan kondisi pada karir melalui peningkatan
kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan karakteristik yang berpengaruh,
misal pemikiran optimis, tindakan aktif, efikasi diri, dan kemauan belajar secara
fleksibel; (b) kapital sosial, merupakan salah satu jaringan sosial mengarah pada
kemampuan interpersonal dan keberadaan informasi melalui jaringan kerja yang
dapat membantu individu memahami perkembangan organisasi dan peluang karir;
dan (c) Identitas karir, merupakan kemampuan dalam mengenali diri pada lingkup
pekerjaan yang terdiri dari identitas pekerjaan, identitas peran, dan identitas
organisasi (Cuyper dan Witte, 2010).
Teknik Otomasi Industri pada SMK mengedepankan praktik siswa secara
langsung setelah melalui proses pembelajaran dan pemahaman materi, sehingga
dalam proses pengerjaan praktikum selain siswa harus menguasai materi secara
16

teknis maupun pengetahuan, namun juga perlu pengkondisian psikis secara baik.
Keyakinan diri merupakan salah satu penyokong utama dalam suatu pengerjaan
praktikum untuk mencapai hasil yang maksimal, baik berupa hasil produk, hasil
olah data, maupun keberhasilan memenuhi peran dalam suatu kelompok
praktikum.
Pernyataan dari berbagai ahli membentuk kesimpulan Self-Perceived
Employability yaitu persepsi yang dimiliki individu dalam meyakini bahwa
dirinya mampu dan pantas sebagai pekerja untuk memenuhi tuntutan pekerjaan
pada suatu organisasi. Keyakinan ini diharap mampu membantu adaptasi dirinya
terhadap lingkungan kerja terdiri dari aspek sosial dan teknis yang berubah sesuai
era masing-masing.

2. Indikator Self-Perceived Employability


Cuyper & Witte (2010) mengungkapkan indikator Self-Perceived
Employability dapat muncul dari dalam diri atau internal dan dari luar atau
eksternal. Indikator berasal dari: (a) Penilaian individu terhadap perannya sebagai
pekerja; (b) Kecocokan dirinya di dunia kerja dengan menggunakan strategi karir
yang adaptif; dan (c) Kesesuaian individu dengan pekerjaan yang lebih baik
secara kesamaan bentuk organisasi.

Rothwell & Arnold (2007) memunculkan indikator pada Self-Perceived


Employability dalam tulisannya yang meliputi: (a) Penilaian diri pada organisasi
saat ini; (b) Nilai persepsi dari Occupation pada organisasi saat ini; (c) Penilaian
diri pada luar organisasi saat ini; dan (d) Nilai persepsi dari Occupation pada luar
organisasi saat ini. Dapat disimpulkan bahwa indikator yang muncul pada Self-
Peceived Employability dalam Siswa Teknik Otomasi Industri meliputi: (a)
Penilaian diri saat praktikum; (b) Kesesuaian peran terhadap kelompok
praktikum; dan (c) Identitas diri.

D. Penelitian yang Relevan

Agustian (2018) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Self


Regulated Learning, Kemampuan Komunikasi, dan Vocational Skills dengan
17

Kemampuan Adaptasi Dunia Kerja pada Siswa SMK Program Keahlian


Ketenagalistrikan di Kota Malang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif dan signifikan antara Vocational Skills dengan kemampuan
adaptasi terhadap dunia kerja.
Apriliani (2016) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Kematangan Vokasional dan Efikasi Diri terhadap Motivasi Berwirausaha Siswa
Kelas XI SMK Negeri 8 Muaro Jambi”. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat
pengaruh antara Kematangan Vokasional terhadap Motivasi Berwirausaha yang
memiliki nilai signifikansi yang masuk kategori tinggi.
Putri (2014) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Prestasi Praktik
Kerja Industri dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan
terhadap Kesiapan Kerja”. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh
antara Prestasi Belajar Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan terhadap
Kesiapan Kerja dengan dasar hasil uji korelasi Person Product Moment yang
memiliki signifikansi tinggi.
Rohmatulloh (2018) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Kematangan Vokasional dan Kemandirian Menentukan Karir terhadap Adaptasi
Dunia Kerja pada Siswa SMK Kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi
Tenaga Listrik di Kota Malang”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pengaruh kematangan vokasional dengan adaptasi dunia kerja memiliki nilai
signifikansi yang masuk kategori tinggi.
Susanti (2018) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara
Occupation Skill dan Entrepreneurial Literacy terhadap Minat Enterpreneurship
di Bidang TKI Siswa SMK di Kota Malang”. Hasil penelitian ini menunjukkan
terdapat hubungan antara Occupation Skill terhadap Minat Enterpreneurship
dalam kategori cenderung tinggi dengan angka sumbangan efektif dan relatif lebih
besar dibanding variabel lain.
18

E. Kerangka Berpikir

1. Hubungan Occupational Skill terhadap Kemampuan Adaptasi untuk


Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 Siswa Kompetensi
Keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang
Occupational Skill merupakan kecakapan bekerja yang meliputi
keterampilan perencanaan, perancangan, penguasaan, dan penerapan proses
pekerjaan sehingga menghasilkan produk. Kecakapan bekerja penting dimiliki
siswa SMK selama proses pembelajaran di sekolah sebagai latihan keterampilan
maupun setelah terjun ke dunia kerja. Indikasi bahwa siswa cakap dalam bekerja
dapat dilihat dari perencanaan dan perancangan saat pembelajaran teori di kelas
atau bagaimana siswa menanggapi penjelasan dari guru dan membuat
rancangannya sendiri. Penguasaan dan penerapan proses pekerjaan juga dapat
diindikasikan dari bagaimana siswa bekerja selama pelaksanaan praktikum dan
hasil laporan pekerjaan.
Perbedaan tuntutan dan tanggung jawab antara dunia kerja dengan dunia
sekolah yang dihadapi oleh siswa secara individu dapat menjadi permasalahan
yang harus diselesaikan menggunakan pola berfikir kompleks dan rasional
(Widodo, 2019:2). Harapan lulusan siswa SMK adalah dihadapkan dengan tugas
yang berhubungan dengan perawatan, perbaikan, perencanaan, persiapan, dan
pengoperasian alat yang sesuai dengan bidang keahliannya. Tuntutan pada era
revolusi industri 4.0 yaitu kemampuan adaptasi agar siswa mudah dalam
berencana dan menyesuaikan bidang keahlian dengan kebutuhan kerja dengan
sebaik mungkin.
Pemerintah telah berusaha menyesuaikan kompetensi selama belajar di
SMK dengan dunia kerja pada era revolusi industri 4.0 ini, sehingga pada aspek
Occupational Skill siswa yang mampu belajar dengan baik di SMK akan
beradaptasi di dunia kerja dengan cepat. Arisandra (2016) menyatakan
Occupation Skill dalam dunia kerja meliputi keterampilan teknis, keterampilan
konsepsi, dan keterampilan dalam hubungan sesama manusia dengan indikator
sebagai berikut: (a) Keterampilan teknis dalam kesesuaian penempatan kerja, (b)
Keterampilan konseptual, (c) Keterampilan sesuai dengan pekerjaan, dan (d)
Keterampilan hubungan kemanusiaan.
19

Berdasar uraian di atas diharapkan dengan memiliki Occupational Skill


yang tinggi dapat menunjang kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja
siswa. Siswa dapat bersaing dengan kompetitornya dan dapat beradaptasi melalui
pengalaman dan pembelajaran di masa sekolah. Keterampilan yang dimiliki siswa
akan mempermudah dalam mewujudkan karir masa depan siswa sesuai dengan
minat siswa. Pengembangan hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1= Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Occupational Skill dengan
kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0
siswa kompetensi keahlian teknik otomasi industri se-Kabupaten Malang.

2. Hubungan Self-Perceived Employability terhadap Kemampuan Adaptasi


untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 Siswa
Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang
Self-Perceived Employability merupakan perasaan individu terhadap
kemampuan untuk dapat melengkapi dan mencukupi pekerjaan sesuai dengan
kualifikasi bidang yang telah dipelajari atau dapat dikatakan kepercayaan diri
terhadap kemampuannya sendiri. Siswa SMK dapat diketahui kepercayaan dirinya
melalui indikasi internal dan eksternal. Indikasi internal dapat dilihat dari
penilaian diri sendiri terhadap perannya di oraganisasi pekerjaan, pada lingkup
SMK biasanya dalam suatu kelompok praktikum. Indikasi eksternal dapat dilihat
melalui kesesuaiannya terhadap pekerjaan lebih baik secara kesamaan organisasi
atau dalam lingkup SMK yaitu kelompok kerja praktikum.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persepsi individu untuk
memasuki dunia kerja agar mendapat pekerjaan yang diinginkan. Faktor yang
mempengaruhi persepsi individu yaitu: (a) latar belakang ilmu; (b) tempat
individu belajar; (c) kondisi pasar tenaga kerja; dan (d) Self Belief (Anestia, 2017).
Faktor tersebut di atas dirasa penting untuk diperhatikan guna membuka
pandangan siswa terhadap dunia kerja pada era revolusi industri 4.0.
Setiap individu yang memiliki minat untuk bekerja sesuai dengan
keinginan masing-masing, jika tidak didukung dengan kemampuan adaptasi untuk
menghadapi dunia kerja, maka individu kurang memiliki Self-Perceived
Employability. Meningkatkan kepercayaan diri dalam mempersepsikan dunia
20

kerja akan meningkatkan kemampuan adaptasi di dunia kerja dan membantu


persaingan dengan kompetitornya.
Berdasar penjabaran tersebut di atas, peneliti berpendapat bahwa siswa
yang mempunyai Self-Perceived Employability berpengaruh terhadap kemampuan
adaptasi untuk menghadapi dunia kerja. Pengembangan hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikut:
H1= Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Self-Perceived Employability
dengan kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi
industri 4.0 siswa kompetensi keahlian teknik otomasi industri se-Kabupaten
Malang.

3. Hubungan Occupational Skill dan Self-Perceived Employability terhadap


Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi
Industri 4.0 Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri se-
Kabupaten Malang
Occupational Skill merupakan kecakapan bekerja yang meliputi
keterampilan perencanaan, perancangan, penguasaan, dan penerapan proses
pekerjaan sehingga menghasilkan produk. Kecakapan bekerja penting dimiliki
siswa SMK selama proses pembelajaran di sekolah sebagai latihan keterampilan
maupun setelah terjun ke dunia kerja. Indikasi bahwa siswa cakap dalam bekerja
dapat dilihat dari perencanaan dan perancangan saat pembelajaran teori di kelas,
bagaimana siswa menanggapi penjelasan dari guru dan membuat rancangannya
sendiri. Penguasaan dan penerapan proses pekerjaan juga dapat diindikasikan dari
bagaimana siswa bekerja selama pelaksanaan praktikum dan hasil laporan
pekerjaan.
Self-Perceived Employability adalah perasaan individu terhadap
kemampuan untuk dapat melengkapi dan mencukupi pekerjaan sesuai dengan
kualifikasi bidang yang telah dipelajari atau dapat dikatakan kepercayaan diri
terhadap kemampuannya sendiri. Siswa SMK dapat diketahui kepercayaan dirinya
melalui indikasi internal dan eksternal.
Berdasar penjabaran tersebut di atas, peneliti berpendapat bahwa siswa
yang mempunyai Occupational Skill dan Self-Perceived Employability
21

berpengaruh terhadap kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja.


Pengembangan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1= Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Occupational Skill dan Self-
Perceived Employability dengan kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia
kerja di era revolusi industri 4.0 siswa kompetensi keahlian teknik otomasi
industri se-Kabupaten Malang.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode pendekatan


kuantitatif, karena pengungkapan variabel penelitian didapat dari data berupa
angka. Berdasar tujuan penelitian termasuk dalam penelitian Expost Facto karena
terdapat hubungan sebab akibat berdasar kajian bahwa suatu variabel
mengakibatkan variabel lain. Variabel bebas tidak terkontrol karena berdasar fakta
yang telah terjadi saat peneliti memulai observasi variabel terikat pada penelitian
(Sukmadinata, 2013).
Berdasar hakekat masalah yang diteliti, penelitian ini bersifat deskriptif
korelasional. Arikunto (2010:3) menjelaskan penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang bertujuan untuk mengungkap suatu fenomena, kondisi, atau hal
lain yang disebutkan sehingga memiliki hasil untuk dijelaskan dalam bentuk
laporan. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan korelasional, karena
sesuai tujuan yaitu mengungkap seberapa besar variasi faktor dengan variabel
lain. Rancangan penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.1

X1 r1Y

r12Y
r12 Y
r2Y
X2

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian


Keterangan:
X1: Occupation Skill
X2: Self-Perceived Employability
Y: Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja
r1Y: Hubungan Parsial antara X1 dengan Y
r2Y: Hubungan Parsial antara X2 dengan Y
r2Y: Hubungan Simultan antara X1 dan X2 dengan Y
r12: Hubungan Interkorelasi antara X1 dan X2

22
23

Gambar 3.1 merupakan paradigma ganda dengan dua variabel independen


yaitu Occupational Skill (X1) dan Self-Perceived Employability (X2) dan satu
variabel independen yaitu kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja
(Y). Teknik korelasi sederhana digunakan untuk mencari hubungan X1 dengan Y
dan X2 dengan Y, sedangakan teknik korelasi ganda digunakan untuk mencari
hubungan X1 dan X2 bersama-sama terhadap Y. Ketiga variabel tersebut
diharapkan mampu memberikan pandangan tentang besar kecilnya hubungan
antara ketiga variabel.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi
Sugiyono (2016:297) menjelaskan bahwa populasi adalah cakupan umum
yang terdiri dari objek dan subjek dengan karakteristik dan kualitas yang
ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan disimpulkan. Populasi penelitian ini
adalah semua siswa Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri di SMK se-
Kabupaten Malang. Data populasi sebanyak 135 siswa sebagaimana dijabarkan
pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Data Populasi Siswa Masing-Masing Sekolah
Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa
SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen XII TOI 65
SMK Negeri 1 Singosari XII TOI 70
Total 135

Berdasar jumlah siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi


Industri di Kabupaten Malang diperoleh jumlah populasi sebanyak 135 siswa
kelas XII, terdiri dari 65 siswa SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen dan 70 siswa
SMK Negeri 1 Singosari.
2. Sampel
Siregar (2013:30) mengungkapkan bahwa sampel adalah suatu tahapan
dalam proses pengambilan data dengan cara mengambil sebagian populasi yang
digunakan untuk menentukan sifat dan ciri yang dikehendaki dari populasi.
Arikunto (2010:174) menjelaskan secara singkat bahwa sampel adalah bagian
yang mewakili dari populasi.
24

Sampel terdiri dari perwakilan responden penelitian atau subjek yang


menjadi sumber data, sehingga dapat merepresentatif responden pada penelitian
(Darmawan, 2014). Menentukan sampel penelitian menggunakan teknik Simple
Random Sampling, teknik ini mengambil sampel secara acak tanpa melihat strata
yang terdapat pada populasi (Sugiyono, 2013).
Sampel yang digunakan adalah siswa SMK di Kabupaten Malang
Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri kelas XII. Penggunaan teknik
Simple Random Sampling dikarenakan terdapat batasan dari sekolah yang diteliti
untuk memberi angket kepada siswa yang masuk dalam populasi. Penentuan
ukuran sampel menggunakan teknik Slovin dengan Persamaan 3.1
N
n= .......................................................................................................... (3.1)
1+Ne2

Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Perkiraan tingkat kesalahan (0,05)
Sampel memiliki tingkat kesalahan sebesar 0,05 atau 5%, jadi:
135
n= = 101 ≈ 105
1+135(0,052 )

sehingga setelah dibulatkan dapat disimpulkan bahwa sampel pada


penelitian ini menggunakan 105 orang responden.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berfungsi untuk mendapat, mengolah, dan


menginterpretasikan informasi yang didapat dari responden penelitian (Siregar,
2014:161). Instrumen pada penelitian ini berfungsi mengukur Occupational Skill,
Self-Perceived Employability, dan Kemampuan Adaptasi di Dunia Kerja.
Instrumen yang digunakan adalah angket atau kuesioner terstruktur tertutup,
responden memilih salah satu jawaban yang telah disediakan pada setiap butir
pertanyaan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, berarti hasilnya
akan diubah dalam bentuk angka atau skor, sedangkan skala yang digunakan
adalah skala Likert. Sugiyono (2013:134) menjelaskan skala Likert digunakan
untuk mengukur pendapat, sikap, dan persepsi individu maupun kelompok
25

tertentu mengenai fenomena sosial. Instrumen penelitian disusun berdasar


indikator agar tercapai tujuan penelitian yang meliputi mengungkap signifikansi
hubungan secara parsial dan simultan antara variabel X1 dan X2 terhadap Y.
Instrumen bersifat tertutup dan berupa angket/ kuesioner yang terdiri dari
pernyataan hasil pengembangan oleh peneliti. Bentuk jawaban skala Likert
ditunjukkan pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Skor Skala Likert
Skor Keterangan
4 Sangat Setuju
3 Setuju
2 Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju
(Sumber: Sugiyono, 2013:134)

Berdasar Tabel 3.2 terdapat empat skor pada angket untuk dipilih
responden, dari yang tertinggi adalah sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju. Pemberian skor sesuai dengan variabel yang dijabarkan pada
angket penelitian berbentuk pernyataan-pernyataan. Pengisian angket oleh
responden menggunakan sistem Checklist dengan skor 1-4.

D. Uji Coba Instrumen

Instrumen harus melalui proses uji coba sebelum digunakan dalam suatu
penelitian, uji coba dilakukan kepada subjek yang memiliki karakteristik sama
atau hampir sama. Tujuan perlakuan ini adalah mengetahui validitas dan
reliabilitas instrumen. Menurut Sugiyono (2013:173) instrumen merupakan syarat
mutlak yang berguna untuk mendapat hasil penelitian yang valid dan reliabel.
Pengujian pada penelitian ini meliputi instrumen Kemampuan Adaptasi (Y),
Occupational Skill (X1), dan Self-Perceived Employability (X2).
1. Uji Validitas
Uji validitas instrumen adalah penggambaran aspek yang diukur dari hasil
pengukuran. Sukmadinata (2013, 228-229) menyatakan kuosioner disebut
mempunyai validitas tinggi apabila pertanyaan pada kuesioner dapat
mengindikasikan hal yang diukur oleh kuesioner. Rumus yang digunakan untuk
mengetahui validitas instrumen penelitian adalah rumus korelasi Product Moment.
26

Product Moment merupakan rumus kolerasi yang digunakan untuk mengetahui


validitas instrumen. Arikunto (2010:211) menyebutkan hasil penilaian uji
validitas kuantitatif dapat dihitung menggunakan persamaan 3.2 dan kriteria
validitas soal yang dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut:

𝑇𝑆𝐸𝑉
V = 𝑆−𝑀𝑎𝑥 𝑥 100% ……………………………………….…………..(3.2)

Keterangan:
V = Validitas
TSEV = Total skor empirik validator
S-Max = Skor maksimal yang diharapkan

Tabel 3.3 Kriteria Validitas


Rentang Nilai Tingkat Validitas
0,80-1,00 Sangat Tinggi
0,60-0,79 Tinggi
0,40-0,59 Cukup
0,20-0,39 Rendah
0,00-0,19 Sangat Rendah
(Sumber: Arikunto, 2010:211)
Tingkat validitas instrumen dapat diketahui menggunakan rumus korelasi
Product Moment. Signifikansi yang digunakan sebesar 5%, jika item memiliki
rhitung>rtabel, maka item dikategorikan valid. Sebaliknya, jika item memiliki
rhitung<rtabel, maka item dikategorikan tidak valid. Pengujian tingkat validitas dapat
dilakukan menggunakan bantuan Software SPSS.

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen merupakan tingkat konsistensi hasil ukur dari
instrumen yang digunakan untuk mengukur objek sama secara berulang kali
(Sugiyono, 2016:173). Reliabilitas yang tinggi mengindikasikan bahwa instrumen
reliabel. Uji reliabilitas menggunakan analisis Alpha Cronbach pada Software
SPSS. Kriteria reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.4

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas


Alpha Tingkat Reliabilitas
0,80-1,00 Sangat Tinggi
0,60-0,80 Tinggi
0,40-0,60 Cukup
0,20-0,40 Rendah
0,00-0,20 Sangat Rendah
(Sumber: Arikunto, 2009:75)
27

E. Hasil Uji Coba Instrumen

Uji coba angket kuesioner variabel Occupational Skill, Self-Perceived


Employability, dan kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era
revolusi industri 4.0 dilakukan kepada 30 responden siswa SMK Negeri 1
Singosari kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri kelas 12 TOI 1.
Berdasar hasil uji coba angket instrumen pada variabel kemampuan
adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0 terdapat item
soal yang valid dan tidak valid. Dari 34 pernyataan, terdapat 1 item tidak valid
dan 33 item valid. Item pernyataan dari angket kuesioner dapat mewakili indikator
yang akan diukur. Hasil uji reliabilitas mendapatkan nilai cronbach alpha 0,905
atau lebih dari 0,7 artinya instrumen kemampuan adaptasi untuk menghadapi
dunia kerja di era revolusi industri 4.0 dinyatakan reliabel.
Berdasar hasil uji coba angket instrumen pada variabel Occupational Skill
terdapat item soal yang valid dan tidak valid. Dari 37 pernyataan, terdapat 2 item
tidak valid dan 35 item valid. Item pernyataan dari angket kuesioner dapat
mewakili indikator yang akan diukur. Hasil uji reliabilitas mendapatkan nilai
cronbach alpha 0,920 atau lebih dari 0,7 artinya instrumen Occupational Skill
dinyatakan reliabel.
Berdasar hasil uji coba angket instrumen pada variabel Self-Perceived
Employability semua item dinyatakan valid. Dari 21 pernyataan, terdapat 0 item
tidak valid dan 21 item valid. Item pernyataan dari angket kuesioner dapat
mewakili indikator yang akan diukur. Hasil uji reliabilitas mendapatkan nilai
cronbach alpha 0,884 atau lebih dari 0,7 artinya instrumen Self-Perceived
Employability dinyatakan reliabel.

F. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar yang


digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Pada
penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner atau angket.
Maolani & Cahyana (2015) memaparkan bahwa metode kuisioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada responden. Pemberian kuisioner
28

ini, responden diberikan pertanyaan dan harus menjawab salah satu jawaban yang
disediakan karena bentuk kuisioner penelitian ini adalah kuisioner terstruktur
(bentuk tertutup). Kuisioner terstruktur ini berguna untuk memudahkan peneliti
dalam menganalisis data dan mendapatkan informasi dari hasil kuisioner yang
telah terkumpul.
Langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data antara lain: (a)
Merencanakan waktu yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan kerja
sama lembaga tempat penelitian; (b) Mengurus dan membuat surat permohonan
izin untuk penelitian dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang; (c)
Menyiapkan instrumen penelitian berupa kuesioner atau angket; (d) menyebar
kuesioner atau angket pada responden; (e) Mengumpulkan data yang sudah diisi
responden; (f) Analisis data; (g) Membuat kesimpulan.

G. Analisis Data

Analisis data adalah pengelompokkan, pentabulasian, dan penyajian data


berdasarkan variabel yang diteliti dan ditindak lanjuti dengan menghitung data
supaya memperoleh hasil penelitian berupa jawaban dari hasil penelitian yang
telah dilakukan.Implementasi hasil atau data dari kuisioner menggambarkan
kondisi dari variabel yang diteliti dengan memenuhi uji persyaratan yang harus
dilakukan. Setelah melakukan uji terhadap tiap variabel tersebut, data dapat
mewakili gambaran dari hasil penerlitian yang telah dilakukan.
Tahapan dalam penelitian ini adalah uji deskriptif data, uji prasyarat
analisis, dan uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan beberapa
rumus/persamaan statistik dan software SPSS.

1. Analisis Deskriptif
Sugiyono (2016:207) menjelaskan bahwa analisis deskriptif adalah proses
analisis dengan cara mendeskripsikan data yang sudah terkumpul apa adanya
tanpa pembuatan kesimpulan secara umum. Variabel yang dideskripsikan pada
penelitian ini meliputi variabel Occupational Skill (X1), Self-Perceived
Employability (X2), dan kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di
era revolusi industri 4.0 (Y).
29

Hasil analisis frekuensi dari responden ditampilkan pada tebale frekuensi


bertujuan untuk mempermudah pembacaan. Nilai Mean (M) dan Standar Deviasi
(SD) digunakan sebagai acuan norma penilaian dari data yang dikonversikan.
Nilai M dan SD ditentukan oleh rumus berikut:
1
Mideal = 2 (Nilai ideal terendah + Nilai ideal tertinggi ....................................(3.2)
1
SDideal = 6 (Nilai ideal terendah + Nilai ideal tertinggi ...................................(3.3)

Rentangan kategori skor ideal digambarkan pada tabel 3.5 berikut:


Tabel 3.5 Rentang Kategori Skor Ideal
No Rentangan Keterangan
1 (M+1,5SD) sampai dengan top skor Sangat tinggi
2 (M+0,5SD) sampai dengan (M+1,5SD) Tinggi
3 (M-0,5SD) sampai dengan (M+0,5SD) Sedang
4 (M-1,5SD) sampai dengan (M-0,5SD) Rendah
5 Nol sampai dengan (M-1,5SD) Sangat Rendah
Sumber: Sudijono (2014: 174)
Keterangan:
M = Mean Ideal
SD= Standar Deviasi Ideal
Tabel 3.6 Kategori Skor Ideal Variabel
Variabel Interval Kategori
Kemampuan Adaptasi untuk 110,5 - 136 Sangat Tinggi
Menghadapi Dunia Kerja di Era 93,5 – 110,5 Tinggi
Revolusi Industri 4.0 76,5 – 93,5 Sedang
59,5 – 76,5 Rendah
34 – 59,5 Sangat Rendah
Occupational Skill 120,3 - 148 Sangat Tinggi
101,8 – 120,3 Tinggi
83,3 – 101,8 Sedang
64,8 – 83,3 Rendah
37 – 64,8 Sangat Rendah
Self-Perceived Employability 68,3 – 84 Sangat Tinggi
57,8 – 68,3 Tinggi
47,3 – 57,8 Sedang
36,8 – 47,3 Rendah
21 – 36,8 Sangat Rendah

Setelah panjang interval diketahui, total nilai dimasukkan ke dalam kelas


interval, sehingga didapat nilai frekuensi dari setiap interval yang dapat
dirumuskan pada Persamaan 3.3
f
P = n × 100% .................................................................................................... (3.4)

Keterangan:
P = Persentase frekuensi
30

f = Frekuensi (jumlah responden yang menjawab)


n = Jumlah responden

2. Uji Prasyarat Analisis


Uji prasyarat analisis digunakan untuk mendapat informasi berupa data
yang sudah dikumpulkan, dikategorikan sudah memenuhi persyaratan untuk
dilanjutkan ke pengujian hipotesis atau belum. Persyaratan analisis meliputi:

a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui besaran data sudah
terdisitribusi secara normal atau belum (Priyatno, 2016:36). Nilai normalitas dapat
ditentukan dengan mengetahui taraf signifikansi atau nilai probailitas (p). Jika
nilai p > 0,05 maka distribusi dikatakan normal dan jika p < 0,05 maka distribusi
dikatakan tidak normal.

b. Uji Linieritas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui hubungan dua variabel yang
diteliti linier atau tidak linier. Pengambilan keputusan untuk menguji linearitas
ditentukan dengan mengetahui nilai signifikansi. Jika nilai signifikansi dari
deviation from linearity lebih dari 0,05 maka hubungan antara dua variabel tidak
linier. Apabila nilai signifikansi dari deviation from linearity kurang dari 0,05
maka hubungan antara dua variabel linier.

c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara
variabel bebas dalam model regresi. Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan
mengetahui nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari variabel
bebas terhadap variabel terikat. Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas.

d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui adanya korelasi antar
kesalahan distraktor pada periode t dengan periode t sebelumnya. Pengujian
31

autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW) dengan


bantuan software SPSS. Adanya autokorelasi dapat diketahui dengan persyaratan
sebagai berikut: (1) jika nilai dU ≤ DW ≤ (4-dU) maka tidak terjadi autokorelasi
dan (2) jika nilai dL ≥ DW ≥ (4-dL) maka terjadi autokorelasi.

e. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui adanya data yang
memiliki variasi sama atau berbeda. Pengujian heteroskedastisitas menggunakan
bantuan software SPSS dengan melihat diagram Scatterplot. Jika terdapat pola
tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar, menyempit) maka mengindikasikan bahwa terjadi
heteroskedastisitas. Jika terdapat pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar di
atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka mengindikasikan tidak terjadi
heteroskedastisitas (Nisfianmoor, 2009:92).

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ada atau tidaknya
hubungan dalam dua variabel atau lebih dan satu variabel terikat secara parsial
dan simultan. Penjelasan antar variabel bebas dengan variabel terikat adalah
sebagai berikut:

a. Uji Hipotesis Hubungan Occupational Skill dengan Kemampuan Adaptasi


untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 pada Siswa
SMK Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten
Malang
Uji hipotesis pertama bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
variabel X1 dengan variabel Y. Uji hipotesis pertama dilakukan dengan
menggunakan analisis korelasi parsial. Analisis korelasi parsial digunakan untuk
menguji hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis statistik
parsial dilakukan dengan melihat kolom Sig pada tabel Coefficient dengan
bantuan software SPSS. Jika nilai p pada kolom Sig lebih kecil dari 0,05 (p ≤
0,05) maka terjadi hubungan antara variabel X1 dengan variabel Y dan H0 ditolak,
32

artinya ada hubungan yang signifikan antara Occupational Skill dengan


kemampuan adaptasi menghadapi dunia kerja.
Adapun hipotesis pertama yang dijatuhkan pada penelitian ini, yaitu:
H0 = Tidak terdapat hubungan yang signnifikan antara Occupational Skill dengan
kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0
pada siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten
Malang.
Ha = Terdapat hubungan yang signnifikan antara Occupational Skill dengan
kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0
pada siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten
Malang.

b. Uji Hipotesis Hubungan Self-Perceived Employability dengan Kemampuan


Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0
pada Siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri se-
Kabupaten Malang
Uji hipotesis kedua bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel
X2 dengan variabel Y. Uji hipotesis kedua dilakukan menggunakan analisis
korelasi parsial. Analisis korelasi parsial digunakan untuk menguji hubungan
antara variabel bebas dan terikat. Analisis statistik parsial dilakukan dengan
melihat kolom Sig pada tabel Coefficient dengan bantuan software SPSS. Jika
nilai p pada kolom Sig lebih kecil dari 0,05 (p ≤ 0,05) maka terjadi hubungan
antara variabel X2 dengan variabel Y dan H0 ditolak, artinya ada hubungan yang
signifikan antara Self-Perceived Employability dengan kemampuan adaptasi
menghadapi dunia kerja.
Adapun hipotesis pertama yang dijatuhkan pada penelitian ini, yaitu:
H0 = Tidak terdapat hubungan yang signnifikan antara Self-Perceived
Employability dengan kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era
revolusi industri 4.0 pada siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi
Industri se-Kabupaten Malang.
Ha = Terdapat hubungan yang signnifikan antara Self-Perceived Employability
dengan kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi
33

industri 4.0 pada siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-
Kabupaten Malang.

c. Uji Hipotesis Hubungan Occupational Skill dan Self-Perceived


Employability dengan Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia
Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 pada Siswa SMK Kompetensi Keahlian
Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang
Uji hipotesis ketiga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel
X1 dan variabel X2 dengan variabel Y. Uji hipotesis ketiga dilakukan
menggunakan analisis regresi ganda. Analisis ini dilakukan dengan melihat tabel
Anova pada kolom Sig dengan bantuan software SPSS. Uji hipotesis ini dilakukan
dengan membandingkan signifikansi pada kolom Sig.
Adapun hipotesis pertama yang dijatuhkan pada penelitian ini, yaitu:
H0 = Tidak terdapat hubungan yang signnifikan antara Occupational Skill dan
Self-Perceived Employability dengan kemampuan adaptasi untuk menghadapi
dunia kerja di era revolusi industri 4.0 pada siswa SMK kompetensi keahlian
Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang.
Ha = Terdapat hubungan yang signnifikan antara Occupational Skill dan Self-
Perceived Employability dengan kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia
kerja di era revolusi industri 4.0 pada siswa SMK kompetensi keahlian Teknik
Otomasi Industri se-Kabupaten Malang.
Setelah didapat hasil dari analisis software SPSS, persamaan regresi ganda
dapat diperoleh dengan rumus 3.5
Y = a + b1X1 + b2X2 ........................................................................................... (3.5)
Keterangan:
Y = Variabel terikat
a = Konstanta
X1 = Variabel bebas 1
X2 = Variabel bebas 2
b1 = Koefisien regresi linier berganda variabel 1
b2 = Koefisien regresi linier berganda variabel 2
34

4. Sumbangan Prediktor
Sumbangan prediktor digunakan untuk mengetahui seberapa besar
kontribusi dari masing-masing variabel bebas. Sumbangan prediktor
dikategorikan menjadi dua, yaitu sumbangan relatif (SR%) dan sumbangan efektif
(SE%). Sumbangan relatif digunakan untuk mengetahui nilai sumbangan yang
diberikan oleh masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat. Sumbangan
efektif digunakan untuk mengetahui sumbangan dari masing-masing variabel
bebas dengan variabel terikat dengan adanya hubungan dari variabel bebas yang
lain.
Jumlah sumbangan efektif untuk semua variabel sama dengan koefisien
determinasi. Besarnya sumbangan relatif dapat diketahui dengan menggunakan
Persamaan 3.5 dan 3.6
a1 X1 Y
SR%X1 = × 100 ...................................................................................... (3.5)
JKreg

a2 X2 Y
SR%X2 = × 100 ...................................................................................... (3.6)
JKreg

Keterangan:
SR = Sumbangan relatif
JKreg = Jumlah kuadrat regresi
Sedangkan untuk memperoleh besaran sumbangan efektif menggunakan
Persamaan 3.7 dan 3.8, dimana nilai determinasi (R) diperoleh dari kolom R
Square pada program di software SPSS.

SE%X1 = SR%X1 × R2 ..................................................................................... (3.7)

SE%X2 = SR%X2 × R2 ..................................................................................... (3.8)

Keterangan:
SE% = Sumbangan efektif dan sumbangan prediktor
SR% = Sumbangan relatif
R2 = Koefisien determinasi
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Hasil Deskripsi Data Occupational Skill, Self-Perceived Employability, dan


Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi
Industri 4.0

Dari hasil penelitian variabel Occupational Skill (X1), Self-Perceived


Employability (X2), dan Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di
Era Revolusi Industri 4.0 (Y) dideskripsikan sebagai berikut dan untuk data
lengkapnya terdapat pada Lampiran 4.
1. Deskripsi Data Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di
Era Revolusi Industri 4.0
Hasil dari analisis statistik deskriptif untuk data variabel Kemampuan
Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 dengan
bantuan SPSS diperoleh rata - rata 115,17 dengan skor tertinggi 134 dan skor
terendah 92. Tingkat Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di
Era Revolusi Industri 4.0 siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi
Industri di Kabupaten Malang secara berturut - turut dari tertinggi ke terendah
(ditinjau dari jarak nilai rerata dan mediannya) adalah pada indikator: (a)
Kemampuan memperbaiki diri; (b) Kemampuan belajar yang tinggi berdasar
pengalaman; dan (c) Kemampuan merespon pada perubahan lingkungan.
Hasil lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia
Kerja di Era Revolusi Industri 4.0
Ideal Aktual
Variabel
Rentang Median Min Maks Rerata
KAUMDKERI
34 – 136 113 92 134 115,17
Indikator
(1) KMPL 14 – 56 46 36 55 47,43 (3)
(2) KMD 13 – 52 43 35 51 44,04 (1)
(3) KBTBP 7 – 28 25 21 28 23,72 (2)

35
36

Gambaran secara umum sebaran data variabel Kemampuan Adaptasi


untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 dapat dilihat pada
Tabel 4.2 dan Gambar 4.1, dengan acuan panjang kelas interval yang telah
dijabarkan pada Bab III.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Adaptasi untuk
Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0
No Kriteria Interval (i) Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Sangat Tinggi 110,5 - 136 74 70,47
2 Tinggi 93,5 – 110,5 29 27,62
3 Sedang 76,5 – 93,5 2 1,91
4 Rendah 59,5 – 76,5 0 0
5 Sangat Rendah 34 – 59,5 0 0
Total 105 100

Tabel 4.2 dan Gambar 4.1 menggambarkan bahwa tingkat Kemampuan


Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 siswa SMK
Kompetensi Keahlian Otomasi Industri di Kabupaten Malang dengan kategori
sangat tinggi sejumlah 74 responden (70,47%), tinggi sejumlah 29 responden
(27,62%), sedang sejumlah 2 responden (1,91%), rendah sejumlah 0 responden
(0%), sangat rendah sejumlah 0 responden (0%). Jadi tingkat kemampuan adaptasi
untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0 siswa SMK Kompetensi
Keahlian Teknik Otomasi Industri di Kabupaten Malang dapat dikatakan sangat
tinggi.

1,91% 0% 0%

Sangat Tinggi
27,62% Tinggi
Sedang
70,47% Rendah
Sangat Rendah

Gambar 4.1. Diagram Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Adaptasi untuk


Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0
37

2. Deskripsi Data Occupational Skill


Hasil dari analisis statistik deskriptif untuk data variabel Occupational
Skill dengan bantuan SPSS diperoleh rata - rata 107,47 dengan skor tertinggi 123
dan skor terendah 91. Tingkat Occupational Skill siswa SMK Kompetensi
Keahlian Teknik Otomasi Industri di Kabupaten Malang secara berturut - turut
dari tertinggi ke terendah (ditinjau dari jarak nilai rerata dan mediannya) adalah
pada indikator: (a) Pengetahuan materi Hardware dan Software; (b) Penyelesaian
proyek praktikum; dan (c) Kemampuan Analisis gangguan alat praktikum. Hasil
lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Occupational Skll
Ideal Aktual
Variabel OS Rentang Median Min Maks Rerata
37 – 148 107 91 123 107,47
Indikator
(1) PMHS 21 – 84 60 51 69 61,01 (1)
(2) KAGAP 8 – 32 19 12 26 23,04 (3)
(3) PPP 8 – 32 20 12 28 23,44 (2)

Gambaran secara umum sebaran data variabel Occupational Skill dapat


dilihat pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.1, dengan acuan panjang kelas interval yang
telah dijabarkan pada Bab III.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Variabel Occupational Skill
No Kriteria Interval (i) Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Sangat Tinggi 120,3 - 148 2 1,91
2 Tinggi 101,8 – 120,3 87 82,85
3 Sedang 83,3 – 101,8 16 15,24
4 Rendah 64,8 – 83,3 0 0
5 Sangat Rendah 37 – 64,8 0 0
Total 105 100

Tabel 4.2 dan Gambar 4.1 menggambarkan bahwa tingkat Occupational


Skill siswa SMK Kompetensi Keahlian Otomasi Industri di Kabupaten Malang
dengan kategori sangat tinggi sejumlah 2 responden 1,91%), tinggi sejumlah 87
responden (82,85%), sedang sejumlah 16 responden (15,24%), rendah sejumlah 0
responden (0%), sangat rendah sejumlah 0 responden (0%). Jadi tingkat
Occupational Skill siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri di
Kabupaten Malang dapat dikatakan tinggi.
38

0% 0% 2%
15,24%

Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
82,85% Rendah
Sangat Rendah

Gambar 4.2. Diagram Distribusi Frekuensi Variabel Occupational Skill

3. Deskripsi Self-Perceived Employability


Hasil dari analisis statistik deskriptif untuk data variabel Self-Perceived
Employability dengan bantuan SPSS diperoleh rata - rata 66,8 dengan skor
tertinggi 80 dan skor terendah 53. Tingkat Self-Perceived Employability siswa
SMK Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri di Kabupaten Malang secara
berturut - turut dari tertinggi ke terendah (ditinjau dari jarak nilai rerata dan
mediannya) adalah pada indikator: (a) Identitas diri; (b) Penilaian diri saat
pengerjaan praktikum; dan (c) Kesesuaian peran praktikum. Hasil lebih lengkap
dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Self-Perceived Employability
Ideal Aktual
Variabel SPE Rentang Median Min Maks Rerata
21 - 84 67 53 80 66,8
Indikator
(1) PDSPP 9 – 36 29 23 34 28,6 (2)
(2) KPP 6 – 24 20 15 24 19,3 (3)
(3) ID 6 – 24 19 15 22 18,9 (1)

Gambaran secara umum sebaran data variabel Self-Perceived


Employability dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.1, dengan acuan panjang
kelas interval yang telah dijabarkan pada Bab III.
39

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Variabel Self-Perceived Employability


No Kriteria Interval (i) Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Sangat Tinggi 68,3 – 84 38 36,2
2 Tinggi 57,8 – 68,3 59 56,2
3 Sedang 47,3 – 57,8 8 7,6
4 Rendah 36,8 – 47,3 0 0
5 Sangat Rendah 21 – 36,8 0 0
Total 105 100

Tabel 4.2 dan Gambar 4.1 menggambarkan bahwa tingkat Self-Perceived


Employability siswa SMK Kompetensi Keahlian Otomasi Industri di Kabupaten
Malang dengan kategori sangat tinggi sejumlah 38 responden (36,2%), tinggi
sejumlah 59 responden (56,2%), sedang sejumlah 8 responden (7,6%), rendah
sejumlah 0 responden (0%), sangat rendah sejumlah 0 responden (0%). Jadi
tingkat Self-Perceived Employability siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik
Otomasi Industri di Kabupaten Malang dapat dikatakan tinggi.

Sangat Tinggi
0%
7,60%
Tinggi
36,20%
Sedang
56,20% Rendah
Sangat Rendah

Gambar 4.3 Diagram Distribusi Frekuensi Variabel Self-Perceived Employability

B. Hasil Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas
Data harus dilakukan pengujian normalitas untuk melihat tingkat
penyebaran dari data dapat dinyatakan wajar atau tidak. Data diuji normalitasnya
menggunakan Kolmogarov-Smirnov. Hasil dari pengujian dilihat Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas
No. Variabel Psig Kesimpulan Interpretasi
1 Kemampuan Adaptasi untuk 0,166 p > 0,05 Normal
Menghadapi Dunia Kerja di Era
Revolusi Industri 4.0
2 Occupational Skill 0,200 p > 0,05 Normal
3 Self-Perceived Employability 0,143 p > 0,05 Normal
40

Hasil pengujian diperoleh nilai sig (p) setiap variabel memiliki nilai
signifikansi dari taraf signifikansi 0,05. Hasil uji menyatakan data terdistribusi
normal karena bedasarkan ketentuan mendapatkan nilai signifikansi phitung > 0,05.
Sebaliknya, hasil uji menyatakan data terdistribusi tidak normal karena
bedasarkan ketentuan mendapatkan nilai signifikansi phitung < 0,05. Berdasarkan
pernyataan dan hasil pengujian disimpulkan semua data setiap variabel
terdistribusi normal.

2. Uji Linieritas
Penelitian ini dilakukan pengujian linieritas untuk melihat antara variabel
X1 dengan Y dan variabel X2 dengan Y terjadinya signifikansi yang linier.
Pengujian linieritas pada penelitian ditinjau Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Uji Linieritas
No. Variabel Psig Kesimpulan Interpretasi
1 X1 dengan Y 0,001 psig < 0,05 Linier
2 X2 dengan Y 0,000 psig < 0,05 Linier

Hasil pengujian memperoleh nilai signifikansi antara variabel X1 dengan Y


serta X2 dengan Y adalah phitung < 0,05. Berdasarkan pernyataan dan hasil uji
disimpulkan setiap variabel X1 dan X2 dengan Y secara parsial menunjukan
hubungan yang linier.
41

3. Uji Multikolinieritas
Penelitian ini dilakukan pengujian multikolinearitas untuk melihat
signifikansi liner antar variabel occupational skill (X1) dan Self-Perceived
Employability (X2). Uji multikolineritas pada penelitian ditinjau Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Uji Coba Linieritas
Collinearity Statistics
No. Variabel
Tolerance VIF
1 Occupational Skill 0,940 1,064
2 Self-Perceived Employability 0,940 1,064

Hasil pengujian diperoleh apabila besar VIF < 10,00 maka tidak timbul
multikolinearitas. Apabila besar tolerance > 0,10 maka tidak timbul
multikolinearitas.. Berdasarkan pernyataan dan hasil uji diatas disimpulkan bahwa
hubungan variabel Occupational Skill (X1) dan Self-Perceived Employability (X2)
tidak terjadi multikoliearitas.

4. Uji Autokorelasi
Penelitian ini dilakukan pengujian autokorelasi untuk melihat korelasi
antar periode 1 dengan kesalahan periode sebelumnya. Pengujian autokorelasi
diperoleh dari nilai Durbin-Watson yang sudah ditentukan dalam pengambilan
keputusan. Keputusan uji autokorelasi diketahui degan menggunakan cara nilai
dU < d < 4 – dU. Uji autokorelasi ditinjau Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokolerasi
Variabel Bebas Durbin-Watson Interpretasi
X1 dan X2 1,896 Tidak Timbul Autokorelasi

Pengujian menghasilkan nilai Durbin-Watson (d) yakni 1,896.


Berdasarkan tabel Durbin-Watson diperoleh taraf dL adalah 1,5969 dan taraf dU
adalah 1,6942. Keputusan diperolen dengan ketentuan dari dU<d<4–dU, sehingga
1,6942 < 1,896 < 2,3058. Berdasarkan pernyataan dan hasil uji diatas disimpulkan
bahwa tidak terjadi autokorelasi.

5. Uji Heterokedastisitas
Pengujian heterokedastisitas dilaksanakan dengan melihat pola scatterplots
regresi. Pengujian dapat dinyatakan tidak terjadi heterokedastisitas adalah titik-
42

titik pada hasil pengujian menyebar diatas dan dibawah 0 sumbu Y. Uji
heterokedastisitas pada penelitian ditinjau pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas

Hasil pengujian diperoleh pada Gambar 4.4 menunjukkan adanya titik-titik


menebar dipuncak dan didasar 0 sumbu Y. Titik-titik pada Gambar 4.4 tidak
membentuk pola. Berdasarkan hasil uji disimpulkan tidak terjalin
heterokedastisitas.

C. Hasil Uji Hipotesis Occupational Skill dan Self-Perceived Employability


terhadap Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era
Revolusi Industri 4.0

Uji hipotesis dapat dilakukan setelah uji prasyarat analisis menyatakan


bahwa setiap variabel bebas dan variabel terikat telah memenuhi syarat. Pengujian
hipotesis terdapat tiga tahap untuk menguji hipotesis variabel X1 dan X2 dan Y.
Pengujian hipotesis pertama dan kedua memanfaatkan analisis korelasi parsial
sedangkan pengujian hipotesis ketiga memanfaatkan analisis regresi liner
berganda. Pengujian hipotesis penelitian pertama dan kedua ditinjau Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Hasil Analisis Korelasi Parsial antara Variabel Bebas dan Terkait
Probabilitas
No. Hubungan Parsial R Interpretasi
phitung pstandar
1 X1 - Y 0,256 0,009 0,05 Hubungan
signifikan
2 X2 - Y 0,326 0.001 0,05 Hubungan
signifikan
43

1. Uji Hipotesis Occupational Skill dan Kemampuan Adaptasi untuk


Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 Pada Siswa SMK
Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri se- Kabupaten Malang
Ha1 = Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Occupational Skill
terhadap Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi
Industri 4.0 pada siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-
Kabupaten Malang. H0 = Tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara
Occupational Skill terhadap Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia
Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 pada siswa SMK kompetensi keahlian Teknik
Otomasi Industri se-Kabupaten Malang. Berdasarkan Tabel 4.11 signifikansi X1
dan Y memperoleh nilai 0,009 < 0,05 dapat diasumsikan bahwa nilai phitung <
pstandar. Kesimpulan ialah H0 ditolak berarti terdapat hubungan positif dan
signifikan antara Occupational Skill terhadap Kemampuan Adaptasi untuk
Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 pada siswa SMK
kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang.

2. Uji Hipotesis Self-Perceived Employability dan Kemampuan Adaptasi


untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 Pada Siswa
SMK Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten
Malang
Ha2 = Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Self-Perceived
Employability terhadap Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di
Era Revolusi Industri 4.0 pada siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi
Industri se-Kabupaten Malang. H0 = Tidak terdapat hubungan positif dan
signifikan antara Self-Perceived Employability terhadap Kemampuan Adaptasi
untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 pada siswa SMK
kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang. Berdasarkan
Tabel 4.11, signifikansi X2 dan Y memperoleh nilai 0,001 < 0,05 dapat
diasumsikan bahwa nilai phitung < pstandar. Kesimpulan ialah H0 ditolak berarti
terdapat signifikansi positif dan signifikan antara Self-Perceived Employability
terhadap Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi
Industri 4.0 pada siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-
Kabupaten Malang.
44

3. Uji Hipotesis Occupational Skill dan Self-Perceived Employability


terhadap Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era
Revolusi Industri 4.0 Pada Siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik
Otomasi Industri se-Kabupaten Malang
Ha3 = Terdapat hubungan positif dan signifikan secara simultan antara
Occupational Skill dan Self-Perceived Employability terhadap Kemampuan
Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 pada siswa
SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang. H0 =
Tidak hubungan positif dan signifikan secara simultan antara Occupational Skill
dan Self-Perceived Employability terhadap Kemampuan Adaptasi untuk
Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 pada siswa SMK
kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang. Berdasarkan
Tabel 4.12 signifikansi F memperoleh nilai 0,000 < 0,05 dapat diasumsikan H0
ditolak berarti terdapat hubungan positif dan signifikan secara simultan antara
Occupational Skill dan Self-Perceived Employability terhadap Kemampuan
Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 pada siswa
SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang.
Uji hipotesis penelitian ketiga ditinjau Tabel 4.12.
Tabel 4.1 Hasil Analisis Korelasi Persial antara Variabel Bebas dan Terkait
Probabilitas
Sig. F R R Square
Constant X1 X2
0,000 47,581 0,342 0,462 0,446 0,199
Hasil pengujian regresi berganda diperoleh pada Tabel 4.12 terdapat
persamaan sebagai berikut Y = 47,581 + 0,342 X1 + 0,462 X2 berarti Kemampuan
Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 mempunyai
nilai 47,581 ketika tidak dipengaruhi Occupational Skill dan Self-Perceived
Employability. Occupational skill dan Self-Perceived Employability memberikan
pengaruh besar nilai dari Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di
Era Revolusi Industri 4.0 secara simultan. Setiap kenaikan satu kesatuan
Occupational Skill dapat menambahkan 0,462 dari nilai Kemampuan Adaptasi
untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0. Setiap kenaikan satu
kesatuan Self-Perceived Employability dapat menambahkan 0,342 dari nilai
Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri
4.0. Berdasarkan analisis dengan aplikasi SPSS menyatakan bahwa R parsial pada
45

setiap variabel bebas Occupational Skill (X1) bernilai 0,256 dan Self-Perceived
Employability (X2) bernilai 0,326.

D. Sumbangan Prediktor

Sumbangan prediktor untuk melihat kontribusi variabel X1 dan X2.


Sumbangan prediktor dibagi menjadi 2 yaitu SE% (sumbangan efektif) dan SR%
(sumbangan relatif). Sumbangan variabel X1 dan X2 dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 4.12 Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif
No. Prediktor SE% SR%
1 X1 7,86% 39,53%
2 X2 12,02% 60,47%
Total 19,88% 100%

Berdasarkan Tabel 4.13 Diperoleh nilai sumbangan efektif Occupational


Skill (X1) sebesar 7,86% dan sumbangan efektif Self-Perceived Employability (X2)
sebesar 12,02%. Sumbangan relatif Occupational Skill (X1) dengan Kemampuan
Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 (Y) sebesar
39,53% dan sumbangan relatif Self-Perceived Employability (X2) dengan
Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri
4.0 (Y) sebesar 60,47%. Variabel Occupational Skill dan Self-Perceived
Employability menyodorkan efek signifikan terhadap variabel terikat sebesar
80,12% dapat disebabkan karena variabel dan komponen lain tidak diselidiki bagi
peneliti.
46

BAB V
PEMBAHASAN

A. Interpretasi Hasil yang Bersifat Deskriptif

1. Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi


Industri 4.0
Kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi
industri 4.0 merupakan kemampuan yang muncul dari perubahan lingkungan
dunia kerja di era revolusi industri saat ini sehingga mempengaruhi reaksi
individu untuk berusaha menyesuaikan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dianalisis dan dipaparkan pada BAB IV, dijelaskan bahwa sebagian besar siswa
SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang
memiliki kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi
industri 4.0 yang sangat tinggi.

Menurut Widya (2017) adaptasi atau penyesuaian diri adalah proses


dinamis yang bertujuan untuk menyesuaikan perilaku individu antar individu
dengan lingkungannya. Siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri
se-Kabupaten Malang memiliki tingkat kemampuan adaptasi untuk menghadapi
dunia kerja di era revolusi industri 4.0 yang dikategorikan sangat tinggi. Artinya,
siswa sebagai calon pekerja mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan era
revolusi industri saat ini, penyesuaian individu yang diteliti adalah antara
lingkungan di sekolah baik praktikum maupun kehidupan sosial dengan
lingkungan praktik industri.

Penelitian ini mengungkap tiga aspek indikator yang menjadi tolok ukur
tingkat kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi
industri 4.0 siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-
Kabupaten Malang. Berikut susunan indikator kemampuan adaptasi untuk
menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0 dari tertinggi ke terendah: (a)
kemampuan memperbaiki diri; (b) kemampuan belajar yang tinggi berdasar
pengalaman (c) kemampuan merespon pada perubahan lingkungan.

Berdasar penjabaran tiga aspek indikator pada instrument kemampuan


adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0 dapat diketahui
47

bahwa indikator kemampuan memperbaiki diri memiliki nilai tertinggi. Hal ini
dapat diartikan bahwa siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri
se-Kabupaten Malang memiliki kemampuan memperbaiki diri yang tinggi untuk
bekal beradaptasi menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0.
Kemampuan memperbaiki diri digambarkan bahwa siswa SMK kompetensi
keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang mampu menghadapi dan
mengatasi ketertinggalan berupa pengetahuan keteknikan dan hubungan sosial
antar individu di praktik industri.

Urutan kedua tingkat kemampuan adaptasi untuk mengadapi dunia kerja di


era revolusi industri 4.0 adalah indikator kemampuan belajar yang tinggi berdasar
pengalaman. Kemampuan belajar yang tinggi berdasar pengalaman dimiliki oleh
siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang
menandakan bahwa siswa mampu menyesuaikan pola kerja dan pola interaksi
sosial yang sudah didapat di sekolah sebagai acuan bekerja ketika praktik industri.

Urutan ketiga tingkat kemampuan adaptasi untuk mengadapi dunia kerja di


era revolusi industri 4.0adalah indikator kemampuan merespon pada perubahan
lingkungan yang memiliki nilai terendah. Berdasar hal tersebut dapat dilihat
bahwa siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten
Malang perlu meningkatkan kemampuan menanggapi setiap perubahan yang
terjadi pada perbedaan sistem kerja baik di sekolah maupun tempat praktik
industri.

2. Occupational Skill
Occupational Skill siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi
Industri merupakan keterampilan kerja yang dimiliki berupa pengoperasian
Hardware dan Software dari proses belajar praktikum selama menempuh
pendidikan menengah kejuruan. Berdasar hasil penelitian yang telah dianalisis dan
dipaparkan pada BAB IV, dijelaskan bahwa sebagian besar siswa SMK
kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang memiliki
Occupational Skill yang tinggi.

Menurut Merlinroute (2017) Occupational Skill adalah sebutan untuk


merujuk pada peningkatan pemahaman, pembelajaran, keterampilan, dan
48

pengalaman dalam kurun waktu tertentu. Siswa SMK kompetensi keahlian Teknik
Otomasi Industri se-Kabupaten Malang memiliki Occupational Skill dengan
kategori tinggi. Artinya, siswa sebagai calon pekerja mampu memahami dan
mengoperasikan Hardware dan Software yang dipelajari di praktikum dengan
menyesuaikan kompetensi alat dan sistem kerja di era revolusi industri 4.0.

Penelitian ini mengungkap tiga aspek indikator yang menjadi tolok ukur
tingkat Occupational Skill siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi
Industri se-Kabupaten Malang. Berikut susunan indikator Occupational Skill dari
tertinggi ke terendah: (a) pengetahuan materi Hardware dan Software; (b)
penyelesaian proyek praktikum; (c) kemampuan analisis gangguan alat praktikum.

Berdasar penjabaran ketiga aspek indikator pada instrumen Occupational


Skill dapat diketahui bahwa indikator pengetahuan materi Hardware dan Software
memiliki nilai tertinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa SMK kompetensi
keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang mampu memahami
Hardware dan Software yang dijelaskan pada pembelajaran teori di kelas.

Urutan kedua tingkat Occupational Skill adalah indikator penyelesaian


proyek praktikum. Kemampuan dalam menyelesaian proyek praktikum yang
dimiliki oleh siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-
Kabupaten Malang menandakan bahwa siswa mampu mengoperasikan Hardware
dan Software sampai proyek selesai di kelas praktikum sesuai kebutuhan dunia
kerja era revolusi industri saat ini.

Urutan ketiga tingkat Occupational Skill adalah indikator kemampuan


analisis gangguan alat praktikum yang memiliki nilai terendah. Berdasar hal
tersebut dapat dilihat bahwa siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi
Industri se-Kabupaten Malang masih perlu meningkatkan pemahaman dan
pengalaman dalam penyelidikan terhadap suatu permasalahan yang terjadi pada
alat kerja di kelas praktikum maupun di tempat praktik industri. Analisis
gangguan alat praktikum diperlukan guna melatih Occupational Skill siswa untuk
menghadapi segala kemungkinan terburuk dari pengoperasian alat kerja ketika
terjun ke dunia kerja pada era revolusi industri 4.0.
49

3. Self-Perceived Employability
Self-Perceived Employability merupakan kemampuan mempersepsikan
bahwa dirinya mampu dan pantas sebagai pekerja untuk memenuhi tuntutan
pekerjaan pada suatu lingkup organisasi. Berdasar hasil penelitian yang telah
dianalisis dan dipaparkan pada BAB IV, dijelaskan bahwa sebagian besar siswa
SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang
memiliki Self-Perceived Employability yang tinggi.

Menurut Sawitri dan Dewi (2018) Self-Perceived Employability


merupakan kemampuan yang dirasakan oleh induvidu dalam upaya mendapat
pekerjaan yang bersifat berkelanjutan sesuai dengan bidang yang dimiliki. Siswa
SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang
memiliki tingkat Self-Perceived Employability yang tinggi. Artinya, siswa SMK
sebagai calon pekerja di era revolusi industri saat ini memiliki kemampuan
mempersepsikan dirinya untuk mampu dan pantas sebagai pekerja sesuai
kualifikasinya ketika belajar di sekolah demi memenuhi tuntutan dunia kerja.

Penelitian ini mengungkap tiga aspek indikator yang menjadi tolok ukur
tingkat Self-Perceived Employability siswa SMK kompetensi keahlian Teknik
Otomasi Industri se-Kabupaten Malang. Berikut susunan indikator Self-Perceived
Employability dari tertinggi ke terendah: (a) identitas diri; (b) penilaian diri saat
pengerjaan praktikum; (c) kesesuaian peran praktikum.

Berdasar penjabaran ketiga indikator pada instrumen Self-Perceived


Employability dapat diketahui bahwa indikator identitas diri memiliki nilai
tertinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa SMK kompetensi keahlian
Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang mampu mengenali diri pada
lingkup pekerjaan termasuk pengenalan pekerjaan dan sistem organisasi.

Urutan kedua tingkat Self-Perceived Employability adalah indikator


penilaian diri saat pengerjaan praktikum. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa
SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang mampu
menilai individunya sendiri dengan persepsi yang baik, motivasi dan dorongan
mental dari diri sendiri selalu tercipta sekalipun untuk menghadapi situasi
terpuruk yang disebabkan kemampuan maupun hubungan sosial di dunia kerja.
50

Urutan ketiga tingkat Self-Perceived Employability adalah indikator


kesesuaian peran praktikum yang memiliki nilai terendah. Berdasar hal tersebut
menunjukkan bahwa siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri
se-Kabupaten Malang masih perlu meningkatkan kemampuan menyesuaikan
posisi dan fungsi dari setiap kelompok kerja yang berbeda baik antara praktikum
satu dengan selanjutnya maupun antara praktikum dengan dunia kerja di industri.

B. Interpretasi Hasil yang Bersifat Hubungan

1. Occupational Skill dan Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia


Kerja di Era Revolusi Industri 4.0
Berdasar pemaparan hasil uji hipotesis pertama pada BAB IV dapat
diketahui bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara Occupational
Skill dan kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi
industri 4.0 siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-
Kabupaten Malang. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai Phitung < Pstandar (0,009 <
0,005) yang artinya terdapat hubungan positif dan signifikan.

Kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi


industri 4.0 merupakan kemampuan yang dimiliki siswa calon pekerja yang
muncul dari perubahan lingkungan dunia kerja di era revolusi industri saat ini
sehingga mempengaruhi reaksi individu untuk berusaha menyesuaikan. Desmita
(2009) mengungkapkan pembentukan proses adaptasi berdasar kebutuhan
individu dengan lingkungannya, tuntutan individu mengubah kelakuan diri
dengan adanya orang lain melalui kegiatan.

Occupational Skill siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi


Industri merupakan keterampilan kerja yang dimiliki berupa pengoperasian
Hardware dan Software dari proses belajar praktikum selama menempuh
pendidikan menengah kejuruan. Maringan, dkk (2016) mengungkapkan pelatihan
yang diperlukan untuk menambah dan meningkatkan Occupational Skill meliputi
les privat, kegiatan praktikum kelas, kegiatan ekstrakurikuler, dan lain-lain.
Penelitian hanya difokuskan kepada tingkat peningkatan Occupational Skill
melalui praktikum kelas supaya tetap berada pada lingkup spesifik yaitu
Hardware dan Software.
51

Berdasar pemaparan di atas dapat diindikasikan bahwa siswa SMK


kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri sebagai calon pekerja dengan
tingkat Occupational Skill yang tinggi akan memiliki tingkat kemampuan adaptasi
untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0 yang tinggi pula.
Sebaliknya, jika siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri
sebagai calon pekerja memiliki tingkat Occupational Skill yang rendah, maka
tingkat kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi
industri 4.0 juga rendah.

2. Self-Perceived Employability dan Kemampuan Adaptasi untuk


Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0
Berdasar pemaparan hasil uji hipotesis kedua pada BAB IV dapat
diketahui bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara Self-Perceived
Employability dengan kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era
revolusi industri 4.0 siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri se-
Kabupaten Malang. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai Phitung < Pstandar (0,001 <
0,005) yang artinya terdapat hubungan positif dan signifikan.

Individu yang memiliki Self-Perceived Employability dapat memunculkan


kinerja terbaik yang dimiliki pada organisasi, hal ini dikaitkan hubungannya
dengan sikap adaptif yang terus berkembang dan kemampuan kendali kontrol
terhadap diri sendiri dalam suatu pekerjaan (Fugate dan Kinicki, 2008). Hal
tersebut menandakan bahwa individu dengan Self-Perceived Employability yang
baik dapat menyokong proses adaptasi dengan lingkungan baru, dalam kasus
penelitian ini tempat baru yang dimaksud adalah dunia kerja pada era revolusi
industri 4.0.

Pendapat yang sejalan diungkapkan Cuyper dan Witte (2010) bahwa Self-
Perceived Employability memiliki hubungan dengan pribadi adaptif, yaitu
kemampuan menghadapi perubahan kondisi karir melalui peningkatan
keterampilan, kemampuan, pengetahuan, dan karakteristik Softskill. Hal ini
dikarenakan seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempersepsikan diri
untuk selalu mampu menghadapi pekerjaan yang dihadapi dapat membantu
kelancaran pengenalan lingkungan baru termasuk pengenalan berupa interaksi
sosial maupun kemampuan yang berkaitan dengan Hardskill.
52

Berdasar pemaparan di atas dapat diindikasikan bahwa Self-Perceived


Employability memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Siswa SMK
kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri yang memiliki tingkat Self-
Perceived Employability yang tinggi akan memiliki tingkat kemampuan
kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0
yang tinggi pula. Sebaliknya, jika siswa SMK kompetensi keahlian Teknik
Otomasi Industri memiliki tingkat Self-Perceived Employability yang rendah,
maka tingkat kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi
industri 4.0 juga rendah

3. Occupational Skill dan Self-Perceived Employability dengan Kemampuan


Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0
Berdasar pemaparan hasil uji hipotesis ketiga pada BAB IV diketahui
bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan secara simultan antara
Occupational Skill dan Self-Perceived Employability dengan kemampuan adaptasi
untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0 siswa SMK kompetensi
keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang. Hal tersebut dibuktikan
dengan nilai signifikansi F < 0,05 yang artinya terdapat hubungan positif dan
signifikan secara simultan.

Hubungan secara parsial antara Occupational Skill dengan kemampuan


adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0 dan Self-
Perceived Employability dengan kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia
kerja di era revolusi industri 4.0 juga menunjukkan hubungan yang positif dan
signifikan.

Occupational Skill atau keterampilan dalam pekerjaan merupakan


kemampuan seseorang untuk dapat mengerjakan tugas yang telah direncanakan
baik secara individu maupun kelompok dengan memenuhi standar kompetensi
yang telah ditentukan. Occupational Skill diperlukan bagi siswa SMK sebagai
calon pekerja sebagai upaya peningkatan respons adaptif dalam hal Hardskill
untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0 ini, sehingga siswa lebih
mudah dalam menyesuaikan diri dengan pekerjaan baru yang sesuai atau serupa
dengan pembelajaran di kelas praktikum maupun praktik industri. Hal ini sejalan
dengan pendapat ahli bahwa proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari upaya
53

penyiapan SDM yang unggul, terampil, tangguh, dan berkualitas (Widarto, dkk.,
2012).

Self-Perceived Employability merupakan kemampuan individu untuk


mempersepsikan diri untuk mampu menghadapi pekerjaan sesuai kompetensi
yang telah diasah dari pengalaman. Self-Perceived Employability diperlukan bagi
siswa SMK sebagai calon pekerja sebagai upaya peningkatan respons adaptif
dalam hal Softskill untuk membuat keputusan dalam pekerjaan dalam dunia kerja
di era revolusi industri 4.0 ini, sehingga siswa lebih mudah dalam menyesuaikan
diri dengan pekerjaan baru sesuai lingkungan dan pola pikir individu dari masa
sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pendapat ahli bahwa Employability penting
diteliti karena setiap individu mulai menentukan cita-cita, memikirkan cara
strategis dalam menentukan cita-cita, dan membuat keputusan tentang pekerjaan
yang akan dijalankan (Shulman dan Nurmi, 2010).

Berdasar hasil pemaparan di atas dapat diidikasikan bahwa siswa SMK


kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri yang memiliki tingkat
Occupational Skill dan Self-Perceived Employability yang tinggi akan memiliki
kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0
yang tinggi pula. Sebaliknya, jika siswa SMK kompetensi keahlian Teknik
Otomasi Industri tingkat Occupational Skill dan Self-Perceived Employability
yang rendah, maka tingkat kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di
era revolusi industri 4.0 juga rendah.
54

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasar pemaparan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh


inferensi sebagai berikut:
1. Kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri
4.0 pada penelitian tergolong sangat tinggi. Indikator tingkat kemampuan
adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0 pada siswa
SMK Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang
dari tertinggi ke terendah sebagai berikut: (a) kemampuan memperbaiki diri;
(b) kemampuan belajar yang tinggi berdasar pengalaman; dan (c) kemampuan
merespon pada perubahan lingkungan.
2. Occupational Skill pada penelitian tergolong tinggi. Indikator tingkat
Occupational Skill pada siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi
Industri se-Kabupaten Malang dari tertinggi ke terendah sebagai berikut: (a)
pengetahuan Hardware dan Software; (b) penyelesaian proyek praktikum;
dan (c) kemampuan analisis gangguan alat praktikum.
3. Self-Perceived Employability pada penelitian tergolong tinggi. Indikator
tingkat Self-Perceived Employability pada siswa SMK Kompetensi Keahlian
Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang dari tertinggi ke terendah
sebagai berikut: (a) identitas Diri; (b) penilaian diri saat pengerjaan
praktikum; dan (c) kesesuaian peran praktikum.
4. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Occupational Skill dengan
kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri
4.0 pada siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri se-
Kabupaten Malang. Sehingga Occupational Skill yang digenggam oleh siswa
calon pekerja di era revolusi industri 4.0 memiliki pengaruh dengan
kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri
4.0
5. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Self-Perceived Employability
dengan kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi
55

industri 4.0 pada siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri
se-Kabupaten Malang. Sehingga Self-Perceived Employability yang dimiliki
oleh siswa calon pekerja di era revolusi industri 4.0 berpengaruh dengan
kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri
4.0
6. Terdapat hubungan positif dan signifikan secara simultan antara
Occupational Skill dan Self-Perceived Employability dengan kemampuan
adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0 pada siswa
SMK Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri se-Kabupaten Malang.
Sehingga Occupational Skill dan Self-Perceived Employability siswa calon
pekerja di era revolusi industri 4.0 saling berpengaruh dengan kemampuan
adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0
7. Terdapat sumbangan relatif (SR) sebesar 39,53% pada Occupational Skill
dengan kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja di era revolusi
industri 4.0. Self-Perceived Employability memiliki sumbangan relatif (SR)
sebesar 60,47% dengan kemampuan adaptasi untuk menghadapi dunia kerja
di era revolusi industri 4.0. Sumbangan efektif (SE) dari Occupational Skill
dan Self-Perceived Employability dengan kemampuan adaptasi untuk
menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0 memiliki pengaruh
sebesar 19,88%.

B. Saran

Berdasar kesimpulan pada penelitian ini, didapat saran sebagai berikut:

1. Bagi waka kesiswaan, diharapkan untuk membina, mengarahkan,


membimbing, dan memotivasi siswa untuk mengembangkan perilaku
adaptatif untuk meningkatkan kemampuan adaptasi siswa.
2. Bagi waka kurikulum, diharapkan untuk menyusun program perencanaan
pembelajaran seefektif mungkin untuk mengembangkan kemampuan siswa
dalam memperoleh, mengembangkan keterampilan keteknikan di era revolusi
industri saat ini dengan memanfaatkan berbagai macam media untuk
menunjang pembelajaran baik teori maupun praktikum.
56

3. Bagi guru, diharapkan melakukan evaluasi terhadap kegiatan belajar


mengajar untuk mengembangkan Hardskill maupun Softskill siswa SMK.
Evaluasi dapat dilakukan secara berkala untuk mengetahui perkembangan
kemampuan siswa maupun perubahan bahan ajar yang semakin
menyesuaikan terhadap era revolusi industri 4.0.
4. Bagi peneliti, diharapkan kepada para peneliti selanjutnya untuk
mengembangkan berbagai indikator yang digunakan karena hasil sumbangan
efektif yang digunakan menunjukkan variabel bebas yang memiliki pengaruh
kecil yaitu sebesar 19,88% terhadap variabel terikat. Peneliti selanjutnya
dapat lebih selektif dalam memilih indikator agar mendapat pengaruh dari
sumbangan efektif variabel bebas yang lebih besar.
DAFTAR RUJUKAN

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka


Cipta
Arisandra, M. L. 2016. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Keterampilan Kerja dan
Sikap Kerja Karyawan terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. BPR
Nusamba Brondong Lamongan. Jurnal Ekonomi Universitas Kadiri, 1(2),
103-106
Badan Pusat Statistik. 2019. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar 5,28
Persen. (Online),
(https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/11/05/1565/agustus-2019--
tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-28-persen), diakses 14
Februari 2020
Choirunnisa, A.R., & Suhariadi, F. 2017. Hubungan Self Efficacy dengan Self-
Perceived Employability pada Mahasiswa Psikologi di Universitas
Airlangga. Surabaya: Universitas Airlangga. Jurnal Psikologi Pendidikan,
6, 19-27
Cuyper, N.D., & Witte, H.D. 2010. Temporary Employment and Perceived
Employability: Mediation by Impression Management. Belgium: K.U
Leuven. Journal of Career Development, 37(3), 635-652
Darmawan, D. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Cetakan Kedua. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Davies, R. 2015. Industry 4.0 Digitalisation for Productivity and Growth.
(Online),
(http://www.europarl.europa.eu/RegData/etudes/BRIE/2015/568337/EPRS
_BRI(2015)568337_EN.pdf), diakses 20 Februari 2020
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya
Drath, R., & Horch, A. 2014. Industrie 4.0: Hit or hype?. Industry Forum. IEEE
industrial electronics magazine, 8(2) 56-58
Fugate, M., & Kinicki, A.J. 2008. A Dispotitional Approach to Employability:
Development of a Measure and Test of Implication for Employee
Reactions to Organizational Change. Journal of Occupational &
Organizational Psikology, 81(3), 503-527
Hermann, M., Pentek, T., & Otto, B. 2016. Design Principles for Industrie 4.0
scenarios. System Sciences (HICSS). 49th Hawaii International
Conference, 3928-3937
Instruksi Presiden, 2016. Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka
Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
(Online), (kemdikbud.go.id), diakses 17 Februari 2020

57
58

Kagerman, H., Lukas, W.D., & Wahlster , W. 2011. Industrie 4.0: Mit dem
Internet der Dinge auf dem Weg zur 4. Industriellen Revolution. (Online),
(http://www.vdinachrichten.com/Technik-Gesellschaft/Industrie-40-
Mit-Internet-Dinge-Weg-4-industriellen-Revolution), diakses 20 Februari
2020
Liputan6. 2019. Revitalisasi SMK Tunjukkan Dampak Positif, Lulusan SMK yang
Bekerja Meningkat. (Online),
(https://www.liputan6.com/news/read/3956943/revitalisasi-smk-
tunjukkan-dampak-positif-lulusan-smk-yang-bekerja-meningkat), diakses
18 Februari 2020
Marganingtias, P.E. 2009. Hubungan Penyesuaian Diri dengan Kekerasan Teman
Sebaya Pada Siswa SMK Negeri Kota Probolinggo. Skripsi tidak
diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang
Maringan, K., Pongtuluran, Y., & Maria, S. 2016. Pengaruh Tingkat Pendidikan,
Sikap Kerja dan Keterampilan Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pt.
Wahana Sumber Lestari Samarinda. Jurnal Ekonomi dan Keuangan,
13(2), 135-150
Merlinroute. 2017. Occupation Skills: A Guide to Character Advancement.
(Online), (https://www.lorientrust.com/wp-content/uploads/2019/02/A-
Guide-to-Occupational-Skills-V311-1-1.pdf) diakses 11 maret 2020
Nisfianmoor, M. 2009. Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba
Priyatno, D. 2016. Teknik Mudah dan Cepat Analisis Data Penelitian dengan
SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Yogyakarta: Gava Media
Puspitasari. 2015. Hubungan Kecemasan dengan Kemampuan Penyesuaian Diri
Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas 1 Malang. Skripsi.
Malang: Universitas Negeri Malang
Rothwell, A. & Arnlod, J. 2007. Self-Perceived Employability: Development and
Validation of a Scale. Personel Review, 36(1), 23-41
Sanjaya, Bayu. 2010. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Keterampilan
Komunikasi Interpersonal dengan Penyesuaian Diri Siswa SMA Negeri se
Kabupaten Tulungagung. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas
Negeri Malang
Sawitri, D.R., & Dewi, K.S. 2018. Aspirasi Karir, Regulasi Diri, dan Self-
Perceived Employability pada Mahasiswa. Semarang: Universitas
Diponegoro. Jurnal Psikologi, 17(1), 68-76
Shulman, S., & Nurmi, J.-E. 2010. Dynamics of Goal Persuit and Personality
Make-Up among Emerging Adults. In S. Shulman & J.-E. Nurmi (Eds).
San Francisco, CA: Wiley. The role of goals in navigating individual lives
during emerging adulthood, 57-77
59

Siregar, S. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Fajar Interpratama


Mandiri
Sudijono, A. 2014. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, N.S. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Widarto., Pardjono., & Widodo, N. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran
Soft Skills dan Hard Skills untuk Siswa SMK. Yogyakarta: FT Universitas
Negeri Yogyakarta. E-Journal, 31(3), 409-423
Widya, Y.P. 2017. Hubungan Kemampuan Adaptasi dan Etos Kerja Praktikum
dengan Animo Memasuki Dunia Kerja pada Siswa SMK Negeri Kelas XI
Program Keahlian Teknologi Informasi di Kota Probolinggo. Skripsi.
Universitas Negeri Malang
LAMPIRAN
61

LAMPIRAN 1
KISI-KISI INSTRUMEN
Hubungan Occupational Skill dan Self-Perceived Employability terhadap
Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi
Industri 4.0 Siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri se-
Kabupaten Malang

1.1 Instrumen Kemampuan Adaptasi Untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era


Revolusi Industri 4.0
Tabel Kisi-Kisi Instrumen Variabel Kemampuan Adaptasi Untuk
Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0
Item Pernyataan Item Pernyataan
Indikator Deskriptor Favorabel Unfavorabel
Kemampuan merespon 1. Mampu menyesuaikan terhadap
pada perubahan lingkungan industri
lingkungan 2. Mengakui kesalahan masa lalu
(Marganingtias, 2009) 3. Berjuang dan bangkit mencapai
dan (Puspitasari, 2015) tujuan mendatang
Kemampuan 1. Mampu belajar terhadap
memperbaiki diri kesalahan diri
(Marganingtias, 2009) 2. Menggunakan emosi secara
dan (Puspitasari, 2015) positif
3. Menyikapi kritik dengan hati
terbuka
4. Menerima perubahan kondisi
pada lingkungan industri

Kemampuan belajar 1. Analisis gangguan pada masa


yang tinggi berdasar lalu
pengalaman 2. Pemilihan tindakan dalam
(Marganingtias, 2009) menyikapi permasalahan
dan (Puspitasari, 2015) 3. Mampu menentukan tujuan
62

1.2 Instrumen Occupational Skill


Tabel Kisi-Kisi Instrumen Variabel Occupational Skill
Item Pernyataan Item Pernyataan
Indikator Deskriptor
Favorabel Unfavorabel
Pengetahuan 1. Penguasaan PLC
materi Hardware 2. Penguasaan
dan Software mikroprosesor
(Arisandra, 2016) 3. Penguasaan sensor dan
dan (Direktorat transduser
Pembinaan
Sekolah
Menengah
Kejuruan, 2018)
Kemampuan 1. Analisis gangguan
Analisis dipengaruhi faktor
gangguan alat Human Error
praktikum 2. Analisis gangguan
(Arisandra, 2016) dipengaruhi faktor
dan (Direktorat internal komponen
Pembinaan 3. Analisis gangguan
Sekolah dipengaruhi faktor
Menengah eksternal komponen
Kejuruan, 2018)
Penyelesaian 1. Merencanakan
proyek praktikum pengerjaan praktikum
(Arisandra, 2016) PLC, mikroprosesor, dan
dan (Direktorat sensor dan transduser
Pembinaan 2. Mengoperasikan PLC,
Sekolah mikroprosesor, dan
Menengah sensor dan transduser
Kejuruan, 2018) 3. Memelihara sistem PLC
63

1.3 Instrumen Self-Perceived Employability


Tabel Kisi-Kisi Instrumen Variabel Self-Perceived Employability
Item Pernyataan Item Pernyataan
Indikator Deskriptor
Favorabel Unfavorabel
Penilaian diri saat 1. Merasa mampu
pengerjaan melaksanakan pekerjaan
praktikum praktikum
(Cuyper & Witte, 2. Merasa tetap termotivasi
2010) dan dalam kondisi tertekan
(Rothwell & 3. Merasa telah berusaha
Arnold, 2007) memaksimalkan potensi
diri dalam tim
Kesesuaian peran 1. Merasa sesuai dengan
praktikum siswa lain pada satu tim
(Cuyper & Witte, 2. Merasa sesuai dengan
2010) dan bagian pekerjaan yang
(Rothwell & diberi oleh rekan tim
Arnold, 2007) 3. Merasa sesuai antara
pelaksanaan praktikum
dengan pengetahuan
yang dipelajari
Identitas diri 1. Merasa mengenali
(Cuyper & Witte, identitas pekerjaan
2010) dan 2. Merasa mengenali
(Rothwell & identitas peran
Arnold, 2007) 3. Merasa mengenali
identitas kelompok kerja
64

LAMPIRAN 2
ANGKET PENELITIAN
Hubungan Occupational Skill dan Self-Perceived Employability terhadap
Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi
Industri 4.0 Siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri se-
Kabupaten Malang

A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Kelas :
3. Sekolah :

B. Petunjuk Pengisian Angket


1. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap pernyataan yang ada pada angket
penelitian!
2. Pengisian angket penelitian tidak mempengaruhi nilai raport
3. Isilah angket penelitian dengan jujur sesuai dengan kondisi yang anda
rasakan!
4. Angket penelitian terdiri dari …. butir pernyataan.
5. Jawablah setiap pernyataan sesuai dengan kondisi anda dengan memberi
tanda centang (√) pada kolom yang sudah tersedia!
6. Adapun alternatif jawaban dan pemberian skor setiap pernyataan dijabarkan
sebagai berikut:
4 = Sangat Setuju
3 = Setuju
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat Tidak Setuju
65

ANGKET KEMAMPUAN ADAPTASI UNTUK MENGHADAPI DUNIA


KERJA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
PILIHAN
NO PERNYATAAN
1 2 3 4
Kemampuan Merespon Pada Perubahan Lingkungan
1 Saya selalu berantusias untuk berbicara
dengan orang baru untuk pengenalan
industri saat PSG
2 Saya selalu kesulitan menjalin hubungan
baik dengan orang baru saat PSG
3 Saya selalu berinisiatif mempelajari sistem
kerja peralatan mutakhir industri 4.0 di PSG
4 Saya kesulitan menerima jenis pekerjaan
yang menggunakan sistem kerja industri 4.0
di PSG
5 Saya selalu mampu mengikuti perbedaan
antara pola bekerja praktikum dengan
tuntutan kerja industri 4.0 di PSG
6 Saya selalu mengejar ketertinggalan
pengetahuan teknis dengan sistem kerja
industri 4.0 terhadap pekerja senior ketika
PSG
7 Saya selalu menyerahkan kepada orang lain
ketika terjadi disfungsi alat saat PSG
8 Saya selalu berinisiatif berbicara tatap muka
dengan orang yang terlibat masalah dengan
saya dalam PSG
9 Saya tidak pernah berupaya mengungkapkan
maaf kepada supervisor ketika terjadi
kesalahan kerja tim saat PSG
10 Saya selalu kesulitan menerima konsekuensi
kesalahan saya sendiri ketika di PSG
11 Saya selalu menyadari realitas dengan tidak
berlarut pada ketertinggalan pengetahuan
termutakhir era revolusi industri 4.0 ketika
PSG
12 Saya merasa malu dengan kondisi saya
sebagai pendatang baru pada PSG
13 Saya selalu berinisiatif menyusun rencana
baru sesuai bidang kerja saat PSG untuk
menyesuaikan dengan peralatan mutakhir
14 Saya tidak bisa menerima capaian kinerja
saya dalam PSG
Kemampuan Memperbaiki Diri
15 Saya selalu membandingkan kemampuan
dengan pekerja lain dalam PSG
66

16 Saya selalu menjadikan kritik kinerja oleh


rekan kerja di PSG sebagai inspirasi untuk
memperbaiki diri
17 Saya selalu meremehkan kompetensi
otomasi saya ketika menghadapi pekerjaan
yang mengandalkan teknologi industri 4.0 di
PSG
18 Saya selalu menempatkan masalah
pekerjaan dalam perspektif yang sewajarnya
ketika di PSG
19 Saya selalu mengandalkan orang disekitar
untuk membantu menyelesaikan masalah
yang saya hadapi di PSG
20 Saya selalu meluapkan emosi negatif kepada
orang yang saya hadapi di PSG
21 Saya selalu memandang masalah teknis di
PSG adalah sebagai pembelajaran
menghadapi dunia kerja pada era revolusi
industri saat ini
22 Saya selalu tertekan ketika orang lain
mengkritik sikap kerja saya di PSG
23 Saya selalu memandang pendapat orang lain
mengenai pola bekerja di industri yang tidak
sesuai dengan saya adalah salah
24 Saya selalu menelaah kritik yang saya
terima dari pekerja lain ketika menghadapi
pekerjaan di PSG
25 Saya tidak dapat menyesuaikan pikiran saya
secara terbuka terhadap perubahan
lingkungan PSG yang menerapkan teknologi
industri 4.0
26 Saya selalu meninggalkan kebiasaan buruk
pembelajaran di sekolah ketika PSG
27 Saya selalu mengacuhkan evaluasi kinerja
dari pekerja lain di PSG
Kemampuan Belajar yang Tinggi Berdasar Pengalaman
28 Saya selalu mengklarifikasi penyebab
masalah pribadi yang berhubungan dengan
pekerjaan di PSG
29 Saya tidak pernah menganalisis secara
mendalam terkait masalah teknologi industri
4.0 yang digunakan selama PSG
30 Saya kesulitan menerima kondisi
lingkungan baru yang menggunakan
teknologi lebih mutakhir dari yang saya
pelajari
67

31 Saya selalu tetap kebingungan ketika


menghadapi pekerjaan di PSG yang mirip
pembelajaran di sekolah
32 Saya selalu menghadapi tuntutan pekerjaan
secara profesional sesuai pembelajaran yang
didapat di sekolah
33 Saya tidak mampu bertindak cekatan untuk
mempelajari sistem kerja industri dalam
upaya beradaptasi di PSG
34 Saya kesulitan membedakan prioritas antara
pekerjaan dan kehidupan pribadi ketika PSG
68

ANGKET OCCUPATIONAL SKILL


PILIHAN
NO PERNYATAAN
1 2 3 4
Pengetahuan Hardware dan Software
1 Saya dapat mengidentifikasi setiap
komponen PLC
2 Saya kesulitan memahami fungsi setiap
komponen PLC
3 Saya dapat menentukan pengalamatan pada
leadering PLC
4 Saya kesulitan memahami prinsip kerja
komponen PLC
5 Saya dapat mengidentifikasi port
Mikrokontroler
6 Saya kesulitan memahami fungsi masing-
masing komponen Mikrokontroler
7 Saya dapat menentukan port yang sesuai
dengan kegunaan komponen pendukung
Mikrokontroler
8 Saya kesulitan memahami prinsip kerja
Mikrokontroler beserta komponen
pendukungnya
9 Saya dapat mengidentifikasi jenis sensor dan
transduser
10 Saya kesulitan memahami fungsi sensor dan
transduser yang dipelajari
11 Saya dapat menentukan transduser sesuai
dengan jenis sensor
12 Saya kesulitan memahami prinsip kerja pada
masing-masing sensor dan transduser
Kemampuan Analisis Gangguan Alat Praktikum
13 Saya dapat mengidentifikasi jenis gangguan
masing-masing alat praktikum yang
disebabkan oleh Human Error
14 Saya kesulitan menentukan tingkat
kelayakan setiap alat praktikum
15 Saya dapat menentukan solusi penyelesaian
gangguan alat praktikum yang disebabkan
oleh Human Error
16 Saya kesulitan menentukan metode
Maintenance pencegahan gangguan alat
praktikum yang disebabkan oleh Human
Error
17 Saya mampu mengidentifikasi jenis
gangguan masing-masing alat praktikum
yang disebabkan oleh faktor kinerja
komponen alat itu sendiri
69

18 Saya kesulitan menentukan solusi


penyelesaian gangguan masing-masing alat
praktikum yang disebabkan oleh faktor
kinerja komponen alat itu sendiri
19 Saya mampu mengidentifikasi jenis
gangguan masing-masing alat praktikum
yang disebabkan oleh faktor di luar kinerja
alat
20 Saya kesulitan menentukan solusi
penyelesaian gangguan masing-masing alat
praktikum yang disebabkan oleh faktor di
luar kinerja alat
Penyelesaian Proyek Praktikum
21 Saya dapat menentukan komponen yang
dibutuhkan praktikum PLC, mikroprosesor,
dan sensor dan transduser
22 Saya kesulitan merencanakan langkah kerja
praktikum PLC, mikroprosesor, dan sensor
dan transduser
23 Saya kesulitan membuat leadering PLC
24 Saya mampu membuat program
Mikrokontroler
25 Saya kesulitan menghitung nilai keluaran
sensor dan transduser secara akurat dengan
alat ukur
26 Saya mampu melaksanakan pengkabelan
PLC sesuai alamat dengan lancar
27 Saya kesulitan menentukan pin untuk
dihubungkan mikrokontroler sesuai fungsi
28 Saya mampu membuat rangkaian sesuai
jenis sensor

ANGKET B OCCUPATIONAL SKILL


Beri tanda √ pada kotak jawaban! (boleh lebih dari satu jawaban sesuai
pengetahuan)

29. Saya menguasai materi komponen PLC:


Central Processing Unit (CPU)
Unit catu daya (Konverter)
Perangkat yang digunakan dalam pemrograman
Input/Output (Misal: saklar, sensor, katup, lampu, dlsb)

30. Saya bisa mengerjakan instalasi PLC dengan benar:


Penempatan komponen PLC
Pengelompokan modul Input/Output
Tata letak Duct (Pengkabelan)
70

Grounding

31. Saya menguasai tipe komunikasi PLC:


RS-485
Ethernet
USB Adapter
PC Adapter

32. Saya menguasai logika dasar PLC:


Konsep biner (0 dan 1)
Fungsi logika (AND, OR, NOT)
Aljabar boolean (Penyederhanaan kombinasi fungsi)
Pembuatan gerbang logika

33. Saya menguasai Software PLC:


Dasar penguasaan Software
Bit Logic
Timer Counter
Increment dan Decrement

34. Saya menguasai modul PLC:


Digital Input
Digital Output
Analog Input
Analog Output

35. Saya menguasai materi komponen Mikrokontroler:


Timer Counter
Serial Input/Output
Interrupt Control
AC/DC Converter

36. Saya menguasai pemanfaatan Mikrokontroler sebagai:


Timer Counter
Coverter
Encoder Decoder
Flip Flop

37. Saya menguasai materi Sensor dan Transduser


Identifikasi jenis sensor
Prinsip kerja sensor
Pengukuran output sensor (Tegangan/ Arus/ Hambatan)
Penyetelan output sensor (Tegangan/ Arus/ Hambatan)
71

ANGKET SELF-PERCEIVED EMPLOYABILITY


PILIHAN
NO PERNYATAAN
1 2 3 4
Penilaian Diri Saat Pengerjaan Praktikum
1 Saya merasa kesulitan melakukan pekerjaan
praktikum kelas sesuai kompetensi saya
2 Saya merasa memiliki kemampuan di bawah
rekan kelompok pada pengerjaan praktikum
3 Saya merasa ketertinggalan era pada alat
praktikum dapat disiasati dengan keahlian
penyesuaian alat
4 Saya merasa tekanan yang diberikan oleh
guru adalah untuk membentuk kesiapan
mental siswa menghadapi dunia kerja era
revolusi industri 4.0
5 Saya merasa jika mengerjakan praktikum
dengan sepenuh hati maka tidak mengurangi
beban pengerjaan alat yang semakin
mutakhir
6 Saya beranggapan bahwa mengerjakan hal
yang sesuai keinginan dapat mengurangi
stres saat praktikum
7 Saya merasa ketika menikmati pekerjaan
praktikum yang saya pahami tidak
berpengaruh meringankan tuntutan dunia
kerja era revolusi indsutri 4.0
8 Saya merasa mengerjakan praktikum dengan
maksimal dapat memenuhi tuntutan industri
4.0
9 Saya merasa potensi diri tidak berpengaruh
dalam pengerjaan praktikum secara
kelompok
Kesesuaian Peran Praktikum
10 Saya merasa mendapat kelompok dengan
siapapun tetap berhasil ketika dapat bekerja
secara kompak
11 Saya merasa bahwa diri sendiri tidak perlu
menyesuaikan karakter dengan teman
kelompok
12 Saya beranggapan pekerjaan selalu sesuai
dengan kapasitas saya dalam kelompok
13 Saya merasa keberatan ketika diberi
pekerjaan menggunakan teknologi industri
4.0
14 Saya beranggapan bahwa mempelajari teori
dasar akan membantu mempermudah
mengerjakan praktikum
72

15 Saya beranggapan teori selalu dapat


diimplementasikan dalam pengerjaan
praktikum
Identitas Diri
16 Saya merasa bahwa mempergunakan
internet dalam setiap aktivitas pekerjaan
dapat membantu mempermudah
mengerjakan tugas
17 Saya merasa bahwa memahami peralatan di
tempat kerja tidak berpengaruh untuk dapat
menambah pengetahuan alat mutakhir
18 Saya merasa bahwa mengenali peran dalam
kelompok tidak berpengaruh untuk
menambah percaya diri untuk mengerjakan
proyek berorientasi industri 4.0
19 Saya merasa bahwa memahami peran dalam
kelompok tidak berpengaruh pada karir
20 Saya merasa bahwa mengenali rekan
kelompok secara mendalam dapat
mempercepat komunikasi untuk
mengimbangi kecanggihan teknologi (AI,
IoT, dlsb)
21 Saya merasa bahwa mengenali rekan
kelompok secara mendalam dapat
berpengaruh pada suasana kerja yang
harmonis
73

LAMPIRAN 3
DATA UJICOBA DAN UJI VALIDITAS INSTRUMEN

Data Uji Coba Instrumen Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0

No. Item A
Total
Rsp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 2 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 123
2 3 2 2 2 3 3 4 2 3 4 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 4 3 4 4 2 2 3 3 3 3 2 94
3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3 2 4 4 2 3 3 2 2 3 4 3 4 2 104
4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 2 2 4 4 3 3 4 4 2 4 4 120
5 3 3 2 4 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 2 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 2 99
6 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 124
7 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 2 2 3 4 2 4 3 2 3 3 4 4 2 4 3 4 3 4 2 108
8 2 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 4 2 4 2 2 4 2 3 4 2 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 103
9 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 2 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 117
10 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 91
11 1 4 1 1 2 2 3 1 3 4 1 3 1 1 2 3 1 4 3 1 3 1 2 1 2 1 2 1 4 1 4 1 1 1 67
12 3 3 2 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 2 2 3 4 2 4 3 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 110
13 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 126
14 3 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 4 3 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 116
74

15 3 4 2 3 2 2 3 2 3 4 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 90
16 4 3 4 4 2 3 4 4 4 3 3 2 3 2 3 4 4 4 3 2 4 3 2 4 3 4 4 2 4 3 3 4 3 4 112
17 4 1 4 4 1 1 3 4 4 1 4 2 4 1 4 4 2 4 1 4 4 4 1 4 2 4 1 4 4 4 1 4 4 1 99
18 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 114
19 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 2 3 2 4 3 2 4 4 2 3 3 2 4 4 2 3 2 2 4 4 4 4 4 111
20 4 3 2 3 3 3 4 2 2 4 3 2 3 2 2 2 2 4 3 2 3 4 2 2 3 3 4 4 2 4 4 3 4 2 99
21 4 4 2 4 2 4 3 2 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 122
22 3 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 124
23 3 3 3 2 2 4 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 111
24 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 108
25 3 1 2 4 2 3 1 3 1 3 3 1 3 1 3 1 3 1 3 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 4 1 3 1 3 69
26 4 3 2 3 2 2 4 3 2 3 2 2 4 4 4 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 109
27 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 2 4 3 2 4 3 4 4 2 2 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 107
28 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 2 2 3 4 2 3 2 4 114
29 3 3 3 2 2 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 2 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 106
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 2 2 125
75

Data Uji Coba Instrumen Occupational Skill


No Item A Item B
.
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 Total
RS 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7
P
1 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 107
2 3 3 2 3 3 3 1 3 3 2 1 2 2 2 2 1 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 85
3 3 4 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 104
4 2 4 2 4 4 3 2 4 2 2 3 2 2 2 4 2 2 2 4 2 4 2 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 2 4 3 2 4 108
5 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 97
6 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 111
7 3 3 2 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 106
8 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 4 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 94
9 3 3 2 2 3 3 1 2 2 3 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 79
10 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 93
11 1 3 1 3 3 1 3 4 3 3 4 2 2 3 1 4 4 3 1 4 1 2 3 3 2 1 2 3 2 3 3 2 3 3 1 3 4 94
12 3 3 2 4 4 3 2 3 3 3 2 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 127
13 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 135
14 4 4 2 4 4 4 2 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 132
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 131
16 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 4 3 102
17 4 4 4 1 4 1 4 1 3 3 2 1 3 4 2 1 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 1 2 4 4 4 1 4 109
18 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 120
19 4 3 3 2 4 4 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 109
20 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 96
76

21 3 4 2 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 2 4 4 3 3 4 2 2 4 2 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 4 3 3 4 118
22 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 1 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 130
23 2 2 3 3 2 4 4 3 2 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4 2 4 4 4 2 3 3 3 3 2 3 3 2 113
24 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 117
25 2 2 2 3 3 2 1 1 3 3 1 1 3 2 1 1 1 2 1 1 1 3 1 3 1 4 3 4 4 1 1 3 1 3 4 1 1 75
26 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 124
27 3 2 3 3 4 3 4 1 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 119
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 135
29 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 116
30 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 2 3 3 2 4 4 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 2 3 112
77

Data Uji Coba Instrumen Self-Perceived Employability

No. Item A
Total
Rsp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78
2 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 72
3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 77
4 3 2 3 4 2 4 4 2 4 2 3 4 2 2 2 2 2 2 4 4 2 59
5 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 62
6 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 2 72
7 2 3 2 2 4 4 4 2 4 3 3 2 4 3 2 3 3 2 3 3 3 61
8 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 61
9 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 2 3 68
10 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57
11 2 4 2 1 3 2 3 1 4 4 2 1 3 2 4 1 2 3 4 1 4 53
12 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 68
13 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 78
14 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 74
15 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 53
16 2 3 3 2 4 3 4 4 2 3 3 2 4 4 4 3 3 2 3 3 2 63
17 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 76
18 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 74
19 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 72
20 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 75
21 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
22 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 49
78

23 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 52
24 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 70
25 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 75
26 2 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 60
27 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 2 3 2 4 4 68
28 4 3 4 4 2 2 4 2 2 2 2 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 66
29 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 67
30 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 2 4 4 4 4 71
79

Validitas dan Reliabilitas


Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri
4.0

Skor Ket
Item_1 Pearson ,608** Valid
Correlation 0,000
Sig (2-
tailed) N 30
Item_2 Pearson ,422* Valid
Correlation 0,020
Sig (2-
tailed) N 30
Item_3 Pearson ,566** Valid
Correlation 0,001
Sig (2-
tailed) N 30
Item_4 Pearson ,484** Valid
Correlation 0,007
Sig (2-
tailed) N 30
Item_5 Pearson ,426* Valid
Correlation
0,019
Sig (2-
tailed) N 30
Item_6 Pearson ,490** Valid
Correlation
0,006
Sig (2-
tailed) N 30
Item_7 Pearson ,524** Valid
Correlation
0,003
Sig (2-
tailed) N 30
Item_8 Pearson ,487** Valid
Correlation
0,006
Sig (2-
tailed) N 30
Item_9 Pearson ,420* Valid
Correlation
0,021
80

Sig (2- 30
tailed) N
Item_10 Pearson 0,098 Tidak
Correlation Valid
0,607
Sig (2-
tailed) N 30
Item_11 Pearson ,600** Valid
Correlation 0,000
Sig (2-
tailed) N 30
Item_12 Pearson ,606** Valid
Correlation 0,000
Sig (2-
tailed) N 30
Item_13 Pearson ,532** Valid
Correlation 0,002
Sig (2-
tailed) N 30
Item_14 Pearson ,629** Valid
Correlation 0,000
Sig (2-
tailed) N 30
Item_15 Pearson ,578** Valid
Correlation
0,001
Sig (2-
tailed) N 30
Item_16 Pearson ,424* Valid
Correlation
0,020
Sig (2-
tailed) N 30
Item_17 Pearson ,503** Valid
Correlation
0,005
Sig (2-
tailed) N 30
Item_18 Pearson ,482** Valid
Correlation
0,007
Sig (2-
tailed) N 30
Item_9 Pearson ,473** Valid
Correlation
0,008
81

Sig (2- 30
tailed) N
Item_20 Pearson ,447* Valid
Correlation
0,013
Sig (2-
tailed) N 30
Item_21 Pearson ,446* Valid
Correlation 0,014
Sig (2-
tailed) N 30
Item_22 Pearson ,456* Valid
Correlation 0,011
Sig (2-
tailed) N 30
Item_23 Pearson ,481** Valid
Correlation 0,007
Sig (2-
tailed) N 30
Item_24 Pearson ,485** Valid
Correlation 0,007
Sig (2-
tailed) N 30
Item_25 Pearson ,544** Valid
Correlation
0,002
Sig (2-
tailed) N 30
Item_26 Pearson ,509** Valid
Correlation
0,004
Sig (2-
tailed) N 30
Item_27 Pearson ,548** Valid
Correlation
0,002
Sig (2-
tailed) N 30
Item_28 Pearson ,588** Valid
Correlation
0,001
Sig (2-
tailed) N 30
Item_29 Pearson ,403* Valid
Correlation
0,027
82

Sig (2- 30
tailed) N
Item_30 Pearson ,433* Valid
Correlation
0,017
Sig (2-
tailed) N 30
Item_31 Pearson ,419* Valid
Correlation 0,021
Sig (2-
tailed) N 30
Item_32 Pearson ,533** Valid
Correlation 0,002
Sig (2-
tailed) N 30
Item_33 Pearson ,581** Valid
Correlation 0,001
Sig (2-
tailed) N 30
Item_34 Pearson ,584** Valid
Correlation 0,001
Sig (2-
tailed) N 30
Reliabilitas N %
Case Processing Summary Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 0,0
Total 30 100,0

Reliability Statistics Cronbach' N of


s Alpha Items
,905 34
83

Data Uji Coba Validitas dan Reliabilitas


Occupational Skill

Skor Ket
Item_1 Pearson ,488** Valid
Correlation 0,006
Sig (2-
tailed) N 30
Item_2 Pearson ,385* Valid
Correlation 0,036
Sig (2-
tailed) N 30
Item_3 Pearson ,486** Valid
Correlation 0,006
Sig (2-
tailed) N 30
Item_4 Pearson ,545** Valid
Correlation 0,002
Sig (2-
tailed) N 30
Item_5 Pearson ,470** Valid
Correlation
0,009
Sig (2-
tailed) N 30
Item_6 Pearson ,433* Valid
Correlation
0,017
Sig (2-
tailed) N 30
Item_7 Pearson ,494** Valid
Correlation
0,005
Sig (2-
tailed) N 30
Item_8 Pearson 0,165 Tidak
Correlation Valid
0,382
Sig (2-
tailed) N 30
Item_9 Pearson ,547** Valid
Correlation
0,002
Sig (2-
tailed) N 30
84

Item_10 Pearson ,482** Valid


Correlation
0,007
Sig (2-
tailed) N 30
Item_11 Pearson ,414* Valid
Correlation 0,023
Sig (2-
tailed) N 30
Item_12 Pearson ,477** Valid
Correlation 0,008
Sig (2-
tailed) N 30
Item_13 Pearson ,596** Valid
Correlation 0,001
Sig (2-
tailed) N 30
Item_14 Pearson ,533** Valid
Correlation 0,002
Sig (2-
tailed) N 30
Item_15 Pearson ,471** Valid
Correlation
0,009
Sig (2-
tailed) N 30
Item_16 Pearson ,434* Valid
Correlation
0,017
Sig (2-
tailed) N 30
Item_17 Pearson ,455* Valid
Correlation
0,012
Sig (2-
tailed) N 30
Item_18 Pearson ,631** Valid
Correlation
0,000
Sig (2-
tailed) N 30
Item_19 Pearson ,422* Valid
Correlation
0,020
Sig (2-
tailed) N 30
85

Item_20 Pearson ,449* Valid


Correlation
0,013
Sig (2-
tailed) N 30
Item_21 Pearson ,474** Valid
Correlation 0,008
Sig (2-
tailed) N 30
Item_22 Pearson ,677** Valid
Correlation 0,000
Sig (2-
tailed) N 30
Item_23 Pearson 0,198 Tidak
Correlation 0,294 Valid
Sig (2-
tailed) N 30
Item_24 Pearson ,673** Valid
Correlation 0,000
Sig (2-
tailed) N 30
Item_25 Pearson ,616** Valid
Correlation
0,000
Sig (2-
tailed) N 30
Item_26 Pearson ,605** Valid
Correlation
0,000
Sig (2-
tailed) N 30
Item_27 Pearson ,626** Valid
Correlation
0,000
Sig (2-
tailed) N 30
Item_28 Pearson ,546** Valid
Correlation
0,002
Sig (2-
tailed) N 30
Item_29 Pearson ,482** Valid
Correlation
0,007
Sig (2-
tailed) N 30
86

Item_30 Pearson ,560** Valid


Correlation
0,001
Sig (2-
tailed) N 30
Item_31 Pearson ,696** Valid
Correlation 0,000
Sig (2-
tailed) N 30
Item_32 Pearson ,468** Valid
Correlation 0,009
Sig (2-
tailed) N 30
Item_33 Pearson ,586** Valid
Correlation 0,001
Sig (2-
tailed) N 30
Item_34 Pearson ,636** Valid
Correlation 0,000
Sig (2-
tailed) N 30
Item_35 Pearson ,636** Valid
Correlation
0,000
Sig (2-
tailed) N 30
Item_36 Pearson ,543** Valid
Correlation
0,002
Sig (2-
tailed) N 30
Item_37 Pearson ,525** Valid
Correlation
0,003
Sig (2-
tailed) N 30 N %
Cases Valid 30 100,0
Reliabilitas Excludeda 0 0,0
Total 30 100,0
Case Processing Summary

Cronbach' N of
s Alpha Items
Reliability Statistics
,920 37
87

Data Uji Coba Validitas dan Reliabilitas


Self-Perceived Employability

Skor Ket
Item_1 Pearson ,551** Valid
Correlation 0,002
Sig (2-
tailed) N 30
Item_2 Pearson ,504** Valid
Correlation 0,005
Sig (2-
tailed) N 30
Item_3 Pearson ,517** Valid
Correlation 0,003
Sig (2-
tailed) N 30
Item_4 Pearson ,470** Valid
Correlation 0,009
Sig (2-
tailed) N 30
Item_5 Pearson ,594** Valid
Correlation
0,001
Sig (2-
tailed) N 30
Item_6 Pearson ,614** Valid
Correlation
0,000
Sig (2-
tailed) N 30
Item_7 Pearson ,504** Valid
Correlation
0,005
Sig (2-
tailed) N 30
Item_8 Pearson ,519** Valid
Correlation
0,003
Sig (2-
tailed) N 30
Item_9 Pearson ,465** Valid
Correlation
0,010
Sig (2-
tailed) N 30
88

Item_10 Pearson ,569** Valid


Correlation
0,001
Sig (2-
tailed) N 30
Item_11 Pearson ,596** Valid
Correlation 0,001
Sig (2-
tailed) N 30
Item_12 Pearson ,489** Valid
Correlation 0,006
Sig (2-
tailed) N 30
Item_13 Pearson ,485** Valid
Correlation 0,007
Sig (2-
tailed) N 30
Item_14 Pearson ,577** Valid
Correlation 0,001
Sig (2-
tailed) N 30
Item_15 Pearson ,569** Valid
Correlation
0,001
Sig (2-
tailed) N 30
Item_16 Pearson ,703** Valid
Correlation
0,000
Sig (2-
tailed) N 30
Item_17 Pearson ,681** Valid
Correlation
0,000
Sig (2-
tailed) N 30
Item_18 Pearson ,544** Valid
Correlation
0,002
Sig (2-
tailed) N 30
Item_19 Pearson ,571** Valid
Correlation
0,001
Sig (2-
tailed) N 30
89

Item_20 Pearson ,572** Valid


Correlation
0,001
Sig (2-
tailed) N 30
Item_21 Pearson ,510** Valid
Correlation 0,004
Sig (2-
tailed) N 30

Reliabilitas N %
Case Processing Summary Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 0,0
Total 30 100,0

Reliability Statistics Cronbach' N of


s Alpha Items
,884 21
90

Tabulasi dan Deskripsi Hasil Uji Coba Instrumen


1. Uji Validitas Instrumen
Hasil uji coba instrumen akan diuji validitas menggunakan software SPSS (Statistical
Product and Service Solutions) dengan metode korelasi Pearson. Kriteria yang
digunakan adalah jika butir soal yang digunakan memiliki nilai positif dan rhitung >
rtabel pada taraf signifikansi (α) = 0,05 dengan uji 2 sisi maka soal dikatakan valid.
Begitupun sebaliknya jika butir soal memiliki rhitung < rtabel pada taraf signifikansi
(α) = 0,05 dengan uji 2 sisi maka soal dikatakan tidak valid. Nilai rtabel pada taraf
signifikansi (α) = 0,05 dengan uji 2 sisi dengan jumlah responden 30 adalah 0,361.
Tabulasi data instrumen dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Tabulasi Data Validitas Instrumen

Jumlah Tidak Nomor Item


Variabel Valid
item Valid Tidak Valid
1. Kemampuan Adaptasi untuk
Menghadapi Dunia Kerja di Era 34 33 1 10
Revolusi Industri 4.0
2. Occupational Skill 37 35 2 8, 23
3. Self-Perceived Employability 21 21 - -
Total 92 89 3

Berdasar Tabel 1 di atas, dapat dilihat hasil uji validitas instrumen Kemampuan
Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4 menunjukan
bahwa dari 34 item tes terdapat 33 tes item valid dan 1 item tes tidak valid. 33 item
yang valid akan digunakan untuk pengambilan data. Hasil uji validitas instrumen
Occupational Skill menunjukan bahwa dari 37 item tes terdapat 35 tes item valid dan
2 item tes tidak valid Hasil uji validitas instrumen Self-Perceived Employability
menunjukan bahwa dari 21 semua item tes dinyatakan valid.
Peneliti menjaga konsistensi jumlah item terhadap konsep teoritis dan keseimbangan
antar indikator pada instrumen, total 89 item yang valid digunakan untuk
pengambilan data. Item soal tersebut telah mewakili semua indikator dan deskriptor
sehingga sudah memenuhi ketersebaran secara konsep teoretis dan keseimbangan
antar indikator pada instrumen
91

2. Uji Realibilitas Instrumen


Pengujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan rumus
Cronbach’s Alpha pada software SPSS dengan batas minimal α > 0,7. Pada uji
reliabilitas, suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha yang diperoleh lebih
besar dari 0,7. Sebaliknya, jika nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh kurang dari
0,7 maka instrumen dinyatakan tidak reliabel. Tabulasi data realibilitas instrumen
dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Tabulasi Data Realibilitas Instrumen


Cronbach’s
Variabel Keterangan
Alpha
1. Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi ,905 Reliabel
Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0
2. Occupational Skill ,920 Reliabel
3. Self-Perceived Employability ,884 Reliabel

Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dilihat hasil uji coba reliabilitas instrumen
Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0
diperoleh koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,905 dan lebih besar dari batas
minimal α (0,7), sehingga instrumen variabel Kemampuan Adaptasi untuk
Menghadapi Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 dapat dikatakan reliabel dengan
tingkat realibilitas sangat tinggi.
Hasil uji coba reliabilitas instrumen Occupational Skill diperoleh koefisien
Cronbach’s Alpha sebesar 0,920 dan lebih besar dari batas minimal α (0,7), sehingga
instrumen variabel Occupational Skill dapat dikatakan reliabel dengan tingkat
realibilitas sangat tinggi.
Hasil uji coba reliabilitas instrumen Self-Perceived Employability diperoleh
koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,884 dan lebih besar dari batas minimal α(0,7),
sehingga instrumen variabel Self-Perceived Employability dapat dikatakan reliabel
dengan tingkat realibilitas sangat tinggi.
92

LAMPIRAN 4
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF

4.1. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian


4.2. Analisis Statistik Deskripsi Occupational Skill (X1), Self-Perceived
Employability (X2), dan Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia
Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 (Y)
4.3. Tabel Frekuensi Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di
Era Revolusi Industri 4.0
4.4. Tabel Frekuensi Occupational Skill
4.5. Tabel Frekuensi Self-Perceived Employability
93

4.1 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian


No. Y X1 X2 No. Y X1 X2
1 119.00 105.00 65.00 38 118.00 109.00 65.00
2 93.00 115.00 59.00 39 106.00 104.00 75.00
3 99.00 100.00 60.00 40 116.00 107.00 73.00
4 117.00 102.00 70.00 41 113.00 115.00 72.00
5 129.00 99.00 64.00 42 123.00 109.00 68.00
6 114.00 107.00 66.00 43 122.00 103.00 71.00
7 119.00 112.00 75.00 44 119.00 105.00 67.00
8 117.00 109.00 68.00 45 121.00 110.00 73.00
9 113.00 105.00 66.00 46 110.00 110.00 73.00
10 129.00 98.00 75.00 47 110.00 94.00 58.00
11 103.00 119.00 63.00 48 116.00 112.00 75.00
12 115.00 102.00 71.00 49 110.00 104.00 62.00
13 130.00 110.00 74.00 50 121.00 100.00 74.00
14 120.00 106.00 70.00 51 129.00 106.00 68.00
15 111.00 102.00 68.00 52 105.00 108.00 69.00
16 109.00 97.00 71.00 53 124.00 112.00 70.00
17 121.00 97.00 71.00 54 122.00 108.00 67.00
18 129.00 116.00 72.00 55 134.00 109.00 73.00
19 119.00 104.00 68.00 56 110.00 111.00 61.00
20 106.00 102.00 63.00 57 124.00 111.00 57.00
21 127.00 111.00 73.00 58 120.00 105.00 68.00
22 127.00 112.00 57.00 59 120.00 107.00 68.00
23 120.00 102.00 67.00 60 123.00 113.00 67.00
24 125.00 119.00 73.00 61 114.00 109.00 67.00
25 108.00 117.00 64.00 62 124.00 115.00 76.00
26 114.00 105.00 66.00 63 118.00 107.00 67.00
27 119.00 99.00 59.00 64 128.00 107.00 66.00
28 113.00 104.00 66.00 65 115.00 104.00 79.00
29 118.00 103.00 58.00 66 98.00 96.00 78.00
30 92.00 98.00 57.00 67 112.00 108.00 61.00
31 120.00 107.00 63.00 68 123.00 117.00 69.00
32 121.00 108.00 67.00 69 119.00 115.00 58.00
33 116.00 103.00 55.00 70 115.00 107.00 66.00
34 114.00 99.00 71.00 71 110.00 106.00 68.00
35 110.00 109.00 66.00 72 114.00 109.00 64.00
36 111.00 107.00 68.00 73 108.00 121.00 78.00
37 120.00 117.00 80.00
94

No. Y X1 X2
74 95.00 94.00 62.00
75 112.00 109.00 64.00
76 102.00 105.00 59.00
77 116.00 117.00 68.00
78 108.00 116.00 54.00
79 110.00 111.00 65.00
80 133.00 118.00 75.00
81 102.00 110.00 61.00
82 110.00 111.00 67.00
83 118.00 112.00 65.00
84 125.00 116.00 61.00
85 113.00 107.00 67.00
86 125.00 120.00 72.00
87 101.00 106.00 73.00
88 123.00 107.00 68.00
89 120.00 105.00 58.00
90 102.00 99.00 54.00
91 113.00 109.00 65.00
92 113.00 110.00 74.00
93 119.00 111.00 69.00
94 106.00 104.00 61.00
95 101.00 91.00 53.00
96 119.00 123.00 73.00
97 131.00 111.00 80.00
98 123.00 110.00 62.00
99 111.00 106.00 69.00
100 101.00 98.00 57.00
101 97.00 98.00 65.00
102 113.00 105.00 66.00
103 110.00 102.00 59.00
104 107.00 116.00 58.00
105 113.00 107.00 70.00
95

4.2 Analisis Statistik Deskripsi Occupational Skill (X1), Self-Perceived


Employability (X2), dan Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia
Kerja di Era Revolusi Industri 4.0 (Y)

Descriptive Statistics
Std.
N Range Minimum Maximum Mean Deviation Variance
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Error Statistic Statistic
y 105 42.00 92.00 134.00 115.1714 .87176 8.93293 79.797
x1 105 32.00 91.00 123.00 107.4667 .62284 6.38217 40.732
x2 105 27.00 53.00 80.00 66.8000 .60012 6.14942 37.815
Valid N 105
(listwise)

4.3 Tabel Frekuensi Kemampuan Adaptasi untuk Menghadapi Dunia Kerja di


Era Revolusi Industri 4.0
y
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 92.00 1 1.0 1.0 1.0
93.00 1 1.0 1.0 1.9
95.00 1 1.0 1.0 2.9
97.00 1 1.0 1.0 3.8
98.00 1 1.0 1.0 4.8
99.00 1 1.0 1.0 5.7
101.00 3 2.9 2.9 8.6
102.00 3 2.9 2.9 11.4
103.00 1 1.0 1.0 12.4
105.00 1 1.0 1.0 13.3
106.00 3 2.9 2.9 16.2
107.00 1 1.0 1.0 17.1
108.00 3 2.9 2.9 20.0
109.00 1 1.0 1.0 21.0
110.00 9 8.6 8.6 29.5
111.00 3 2.9 2.9 32.4
96

112.00 2 1.9 1.9 34.3


113.00 8 7.6 7.6 41.9
114.00 5 4.8 4.8 46.7
115.00 3 2.9 2.9 49.5
116.00 4 3.8 3.8 53.3
117.00 2 1.9 1.9 55.2
118.00 4 3.8 3.8 59.0
119.00 8 7.6 7.6 66.7
120.00 7 6.7 6.7 73.3
121.00 4 3.8 3.8 77.1
122.00 2 1.9 1.9 79.0
123.00 5 4.8 4.8 83.8
124.00 3 2.9 2.9 86.7
125.00 3 2.9 2.9 89.5
127.00 2 1.9 1.9 91.4
128.00 1 1.0 1.0 92.4
129.00 4 3.8 3.8 96.2
130.00 1 1.0 1.0 97.1
131.00 1 1.0 1.0 98.1
133.00 1 1.0 1.0 99.0
134.00 1 1.0 1.0 100.0
Total 105 100.0 100.0
97

4.4 Tabel Frekuensi Occupational Skill


x1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 91.00 1 1.0 1.0 1.0
94.00 2 1.9 1.9 2.9
96.00 1 1.0 1.0 3.8
97.00 2 1.9 1.9 5.7
98.00 4 3.8 3.8 9.5
99.00 4 3.8 3.8 13.3
100.00 2 1.9 1.9 15.2
102.00 6 5.7 5.7 21.0
103.00 3 2.9 2.9 23.8
104.00 6 5.7 5.7 29.5
105.00 8 7.6 7.6 37.1
106.00 5 4.8 4.8 41.9
107.00 11 10.5 10.5 52.4
108.00 4 3.8 3.8 56.2
109.00 9 8.6 8.6 64.8
110.00 6 5.7 5.7 70.5
111.00 7 6.7 6.7 77.1
112.00 5 4.8 4.8 81.9
113.00 1 1.0 1.0 82.9
115.00 4 3.8 3.8 86.7
116.00 4 3.8 3.8 90.5
117.00 4 3.8 3.8 94.3
118.00 1 1.0 1.0 95.2
119.00 2 1.9 1.9 97.1
120.00 1 1.0 1.0 98.1
121.00 1 1.0 1.0 99.0
123.00 1 1.0 1.0 100.0
Total 105 100.0 100.0
98

4.5 Tabel Frekuensi Self-Perceived Employability


x2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 53.00 1 1.0 1.0 1.0
54.00 2 1.9 1.9 2.9
55.00 1 1.0 1.0 3.8
57.00 4 3.8 3.8 7.6
58.00 5 4.8 4.8 12.4
59.00 4 3.8 3.8 16.2
60.00 1 1.0 1.0 17.1
61.00 5 4.8 4.8 21.9
62.00 3 2.9 2.9 24.8
63.00 3 2.9 2.9 27.6
64.00 4 3.8 3.8 31.4
65.00 6 5.7 5.7 37.1
66.00 8 7.6 7.6 44.8
67.00 9 8.6 8.6 53.3
68.00 11 10.5 10.5 63.8
69.00 4 3.8 3.8 67.6
70.00 4 3.8 3.8 71.4
71.00 5 4.8 4.8 76.2
72.00 3 2.9 2.9 79.0
73.00 8 7.6 7.6 86.7
99

74.00 3 2.9 2.9 89.5


75.00 5 4.8 4.8 94.3
76.00 1 1.0 1.0 95.2
78.00 2 1.9 1.9 97.1
79.00 1 1.0 1.0 98.1
80.00 2 1.9 1.9 100.0
Total 105 100.0 100.0
100

LAMPIRAN 5
HASIL ANALISIS UJI PRASYARAT

5.1 Hasil Analisis Uji Normalitas


5.2 Hasil Analisis Uji Linieritas
5.3 Hasil Analisis Uji Multikolinearitas
5.4 Hasil Analisis Uji Autokorelasi
5.5 Hasil Analisis Uji Heterokedastisitas
101

5.1 Hasil Analisis Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
y x1 x2
N 105 105 105
Normal Parametersa,b Mean 115.1714 107.4667 66.8000
Std. Deviation 8.93293 6.38217 6.14942
Most Extreme Differences Absolute .075 .061 .077
Positive .044 .061 .061
Negative -.075 -.055 -.077
Test Statistic .075 .061 .077
Asymp. Sig. (2-tailed) .166c .200c,d .143c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

5.2 Hasil Analisis Uji Linieritas


ANOVA Table
Sum of Mean

Squares df Square F Sig.

y * x1 Between Groups (Combined) 2407.785 26 92.607 1.226 .243

Linearity 860.826 1 860.826 11.398 .001

Deviation from 1546.959 25 61.878 .819 .707


Linearity

Within Groups 5891.130 78 75.527

Total 8298.914 104

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
y * x2 Between (Combined) 2735.358 25 109.414 1.554 .073
Groups Linearity 1183.696 1 1183.696 16.808 .000
Deviation from 1551.662 24 64.653 .918 .578
Linearity
Within Groups 5563.556 79 70.425
Total 8298.914 104
102

5.3 Hasil Analisis Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 47.581 14.445 3.294 .001
x1 .342 .128 .244 2.672 .009 .940 1.064
x2 .462 .133 .318 3.478 .001 .940 1.064
a. Dependent Variable: y

5.4 Hasil Analisis Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .446a .199 .183 8.07420 1.896
a. Predictors: (Constant), x2, x1
b. Dependent Variable: y

5.5 Hasil Analisis Uji Heterokedastisitas


103

LAMPIRAN 6
HASIL ANALISIS UJI HIPOTESIS

6.1 Uji Hipotesis Pertama dan Kedua


6.2 Uji Hipotesis Ketiga
6.3 Sumbangan Prediktor
104

6.1 Uji Hipotesis Pertama dan Kedua


Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Correlations Statistics
Std. Zero-
Model B Error Beta t Sig. order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 47.581 14.445 3.294 .001
x1 .342 .128 .244 2.672 .009 .322 .256 .237 .940 1.064
x2 .462 .133 .318 3.478 .001 .378 .326 .308 .940 1.064
a. Dependent Variable: y

6.2 Uji Hipotesis Ketiga


ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1649.253 2 824.626 12.649 .000b
Residual 6649.662 102 65.193
Total 8298.914 104
a. Dependent Variable: y
b. Predictors: (Constant), x2, x1

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Correlations Statistics
Std. Zero-
Model B Error Beta t Sig. order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 47.581 14.445 3.294 .001
x1 .342 .128 .244 2.672 .009 .322 .256 .237 .940 1.064
x2 .462 .133 .318 3.478 .001 .378 .326 .308 .940 1.064
a. Dependent Variable: y

Model Summaryb
Std. Error Change Statistics
R Adjusted of the R Square F Sig. F
Model R Square R Square Estimate Change Change df1 df2 Change
1 .446a .199 .183 8.07420 .199 12.649 2 102 .000
a. Predictors: (Constant), x2, x1
b. Dependent Variable: y
105

6.3 Sumbangan Prediktor


Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 47.581 14.445 3.294 .001
x1 .342 .128 .244 2.672 .009
x2 .462 .133 .318 3.478 .001
a. Dependent Variable: y

Correlations
y x1 x2
Pearson Correlation y 1.000 .322 .378
x1 .322 1.000 .245
x2 .378 .245 1.000
Sig. (1-tailed) y . .000 .000
x1 .000 . .006
x2 .000 .006 .
N y 105 105 105
x1 105 105 105
x2 105 105 105

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .446a .199 .183 8.07420
a. Predictors: (Constant), x2, x1

Tabel Rangkuman
Koefisien Koefisien
Variabel Regresi (Beta) Korelasi (r) R Square
X1 .244 .322
.199
X2 .318 .378

𝑆E(𝑋1)% = 𝐵𝑒𝑡𝑎𝑥1 ×𝑟𝑥1 ×100%


= 0.244×0.322×100%
=7.86%
106

𝑆E(𝑋2)% = 𝐵𝑒𝑡𝑎𝑥2 ×𝑟𝑥2 ×100%


=0.318×0.378×100%
=12.02%
𝑆R(𝑋1)% =𝑆𝐸(𝑋1)%÷𝑅2 ×100%
=7.86÷0,199 ×100%
=39,53%
𝑆R(𝑋2)% =𝑆𝐸(𝑋2)%÷𝑅2 ×100%
=12,02÷0,199 ×100%
=60,47%
107

LAMPIRAN 7
SURAT IJIN PENELITIAN

7.1 Surat Ijin Cabang Dinas Pendidikan


7.2 Surat Keterangan Penelitian SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen
7.3 Surat Keterangan Penelitian SMK Negeri 1 Singosari
108

LAMPIRAN 8
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

8.1 Lembar Bimbingan Dosen Pembimbing 1


8.2 Lembar Bimbingan Dosen Pembimbing 2
109

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Didi Aji Saputro yang


berasal dari Desa Genengan Doko
Kabupaten Blitar Jawa Timur, peneliti lahir
pada tanggal 13 Juli 1997. Riwayat
pendidikan peneliti yang pertama yaitu
menempuh pendidikan formal di TK Al-
Hidayah Doko selama 2 tahun. Setelah itu
peneliti melanjutkan ke SDN Sidorejo 1
selama 6 tahun. Kemudian peneliti
melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Wlingi
dan SMAN 2 Blitar masing-masing menempuh pendidikan selama 3 tahun dan lulus
pada tahun 2016. Selanjutnya peneliti mendapat kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan Perguruan tinggi di Universitas Negeri Malang dengan Program Studi S1
Pendidikan Teknik Elektro.

Anda mungkin juga menyukai