Anda di halaman 1dari 26

PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU

PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI


SIAGA KUNKER DPR RI

PEDOMAN OPERASI
SIAGA KUNJUNGAN KERJA DPR RI
1 -2 SEPTEMBER 2023
PT PLN (Persero) UP3 PEKANBARU

DALAM RANGKA
MENJAGA KEANDALAN PASOKAN LISTRIK
DI BEBERAPA LOKASI KEGIATAN
TERSEBAR UP3 PEKANBARU
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

KATA PENGANTAR 2

Dalam rangka “ kunjungan Kerja DPR RI di Provinsi Riau” dituntut agar


pelayanan ke pelanggan / pemakai listrik tetap terjamin. Selain itu, jika terjadi
pemadaman yang disebabkan karena gangguan sistem 20 kV (kewenangan Up3)
agar diupayakan sesegera mungkin dapat teratasi.

Secara umum Sistem Kelistrikan Pekanbaru sudah terdapat dalam panduan operasi
dan masih berlaku, namun untuk lokasi-lokasi yang terdapat rangkaian acara
harus disusun secara khusus pengamanan pada lokasi-lokasi acara.

Untuk lebih memudahkan dan menjamin pasokan daya ke pelanggan serta rasa
amannya petugas / pelaksana operasi dalam menjaga kontinuitas ketersediaan
tenaga listrik, khususnya pada lokasi-lokasi acara, maka dibuatkan Standard
Operation Procedure / SOP.

Demikian SOP ini dibuat sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Operasional Sistem
dan untuk dapat digunakan sebagaimana mestinyaSelanjutnya diharapkan petugas
yang ditunjuk untuk bertanggung jawab demi menjaga CITRA PT PLN
(Persero) UP3 Pekanbaru.

Pekanbaru, 30 AGUSTUS 2023

PT PLN (PERSERO) UP3 PEKANBARU

MANAJER

HENDRATUA PARULIAN MANURUNG


PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

SOP SIAGA PASOKAN LISTRIK UNTUK KUNJUNGAN KERJA DPR RI 3

Sehubungan dengan pengamanan pasokan daya listrik dan usaha mempercepat


pemulihan/penormalan penyulang bila terjadi pemadaman akibat gangguan maupun pengurangan beban
dalam rangka kunjungan Kerja DPR RI di Provinsi Riau yang jatuh pada tanggal 1 – 2 September
2023, maka dari itu disusun Standing Operation Procedure (SOP) Distribusi 20kV Sistem Grid Riau dan
Kepri.

SOP event khusus ini terdiri dari:


1. Daftar penyulang dan lokasi prioritas
2. SOP manuver penyulang
3. Alur komunikasi untuk internal maupun external UP2D Riau

Dalam masa siaga khusus setiap penanggung jawab di masing-masing lokasi prioritas bertanggung
jawab dalam seluruh aktifitas operasional untuk menjaga kehandalan supply tenaga listrik baik dari sistem
Grid maupun melalui backup supply genset. SOP ini berlaku selama masa siaga berlangsung sesuai
dengan tanggal yang telah ditetapkan, selama masa siaga seluruh unit PLN tidak diperkenankan
untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan maupun investasi di sisi distribusi dan penyaluran yang
dapat mengakibatkan padam pelanggan.
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

1. DAFTAR LOKASI DAN PENYULANG PRIORITAS 4

STANDING OPERATION PROSEDURE


PENGAMANAN SUPPLY LISTRIK
KUNJUNGAN KERJA DPR RI

1.1.LOKASI – LOKASI PRIORITAS :


1. VIP LANCANG KUNING
2. PT. PERTAMINA PATRA NIAGA
3. RUMAH MAKAN PONDOK YUNUS
4. HOTEL NOVOTEL

I. VIP LANCANG KUNING ( KEDATANGAN + KEBERANGKATAN)


A. PROFIL LOKASI
 IDPEL : 181200053049
 DAYA KONTRAK : 82,5 KVA
 SUPPLY UTAMA : GENSET 1 X 200 KVA
 SUPPLY BACKUP I : P. MAHONI GITL (GH MTQ JUR TERATAK BULUH)
 SUPPLY BACKUP II : P. PARKIT GIPP
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

B. PETUGAS STANDBY 5

NO LOKASI TITIK SIAGA PIC HP KET

DWI
'+62 822-8856-5511
GH VIP LANCANG ZAINURI
+62 898-4411-145
KUNING ARDI
+62 852-7144-8251
ANDRI
1 VIP LANCANG KUNING
'+62 823-8920-9627
MARPOYAN 2,3
+62 813-7151-3800
GH MTQ HP 8
+62 822-8561-4355
PKU 7.2

C. POLA OPERASI
C.1 KONDISI NORMAL SUPPLY VIP LANCANG KUNING :

POLA OPERASI NORMAL :


1. PMT Penyulang mahoni GITL posisi masuk (NC)
2. Incoming GH MTQ Kubikel posisi masuk (NC)
3. Jurusan teratak Buluh posisi masuk (NC)
4. Inc Mahoni GH UIR posisi lepas (NO) stopan P.Parkit
5. PMT Penyulang Parkit GIPP Posisi Masuk (NC)
6.LBS Lawolo Posisi Masuk (NC)
7.Inc Parkit di GH UIR posisi Lepas (NO)

C.2 KONDISI APABILA TERJADI GANGGUAN SUPPLY VIP LANCANG KUNING (BACKUP
1) :
- BACKUP 2 MANUVER KE P.PARKIT VIA GH UIR :
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

1. PMT Penyulang mahoni GITL posisi Lepas (NO) 6


2. Incoming GH MTQ Kubikel posisi Lepas (NO)
3. Jurusan teratak Buluh posisi masuk (NC)
4. Inc Mahoni GH UIR posisi Masuk (NC) stopan P.Parkit
5. PMT Penyulang Parkit GIPP Posisi Masuk (NC)
6.LBS Lawolo Posisi Masuk (NC)
7.Inc Parkit di GH UIR posisi Masuk (NC)

II. PT.PT. PERTAMINA PATRA NIAGA (PERTEMUAN)


A. PROFIL LOKASI
 IDPEL : 181100321068
 DAYA KONTRAK : 345 KVA
 SUPPLY UTAMA : P. SUNGKAI PMT GI
 SUPPLY BACKUP I : P. SINGA LBS 3 WAYS HARAPAN

B. PETUGAS STANDBY

NO LOKASI TITIK SIAGA PIC HP KET

FAYA '+62 812-2811-1152


GH PT. PERTAMINA
1 PT. PERTAMINA PATRA NIAGA OKTA +62 831-8547-4737
PATRA NIAGA
HABI +62 852-7891-6641

C. POLA OPERASI
C.1 KONDISI NORMAL SUPPLY PERTAMINA PATRA NIAGA :

- SUPPLY PT.PERTAMINA PATRA NIAGA DARI PENYULANG SUNGKAI (PMT GI ) :


PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

1. PMT Penyulang Sungkai GITL posisi masuk (NC) 7


2. Recloser RGM posisi Masuk (NC)
3.LBS Three Way Posisi Lepas (NO) Stopan dengan Singa
4.PMT Penyulang Singa GI NGS Posisi Masuk (NC)
5.Inc GH HALL B Posisi Masuk (NC)
6.Jur GH HALL B Posisi Masuk (NC)
7.LBS Three Way Posisi Lepas (NO) Stopan dengan Sungkai

C.2 KONDISI APABILA TERJADI GANGGUAN SUPPLY VIP LANCANG KUNING (BACKUP
1) :
- BACKUP 2 MANUVER KE P.SINGASARI VIA LBS THREE WAY :
1. PMT Penyulang Sungkai GITL posisi Lepas (NO)
2. Recloser RGM posisi Masuk (NC)
3.LBS Three Way Posisi Lepas (NC) Stopan dengan Singa
4.PMT Penyulang Singa GI NGS Posisi Masuk (NC)
5.Inc GH HALL B Posisi Masuk (NC)
6.Jur GH HALL B Posisi Masuk (NC)
7.LBS Three Way Posisi Masuk (NC) Stopan dengan Sungkai

III. RUMAH MAKAN PONDOK YUNUS ( MAKAN MALAM )


A. PROFIL LOKASI
 IDPEL :-
 DAYA KONTRAK :-
 SUPPLY UTAMA : P. MAHONI GITL (JUR TERATAK BULUH)
 SUPPLY BACKUP I : UPS 250 KVA
 SUPPLY BACKUP II :GENSET PELANGGAN 1 X 150 KVA

B. PETUGAS STANDBY

NO LOKASI TITIK SIAGA PIC HP KET

DWI
'+62 822-8856-5511
UPS RUMAH MAKAN ZAINURI
1 RUMAH MAKAN PONDOK YUNUS +62 898-4411-145
PONDOK YUNUS ARDI
+62 852-7144-8251
ANDRI

C. POLA OPERASI
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

C.1 KONDISI NORMAL SUPPLY RUMAH MAKAN PONDOK YUNUS : 8

POLA OPERASI NORMAL :


1. PMT Penyulang mahoni GITL posisi masuk (NC)
2. Incoming GH MTQ Kubikel posisi masuk (NC)
3. Jurusan teratak Buluh posisi masuk (NC)
4. Inc Mahoni GH UIR posisi lepas (NO) stopan P.Parkit
5.UP2 250 KVA Posisi Masuk (NC) Sincron dengan Suplai Penyulang Mahoni

C.2 KONDISI APABILA TERJADI GANGGUAN SUPPLY RUMAH MAKAN PONDOK


YUNUS (BACKUP 1) :
- BACKUP 2 SINCRON DENGAN UPS 250 KVA :
1. PMT Penyulang mahoni GITL posisi lepas (NO)
2. Incoming GH MTQ Kubikel posisi masuk (NC)
3. Jurusan teratak Buluh posisi masuk (NC)
4. Inc Mahoni GH UIR posisi lepas (NO) stopan P.Parkit
5.UP2 250 KVA Posisi Masuk (NC) Sincron dengan Suplai Penyulang Mahoni

IV. HOTEL NOVOTEL ( PERTEMUAN DENGAN PT.PLN + MENGINAP )


A. PROFIL LOKASI
 IDPEL :-
 DAYA KONTRAK : 865 KVA
 SUPPLY UTAMA : P. KERAPU GIGS (PMT GI)
 SUPPLY BACKUP I : P.SINGASARI GIS KTPKU
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

 SUPPLY BACKUP II : GENSET PELANGGAN 2 X 670 KVA 9

B. PETUGAS STANDBY

NO LOKASI TITIK SIAGA PIC HP KET

'+62 813-7446-5117
HOSEN
+62 812-8283-0817
SANJA
1 HOTEL PEKANBARU GH HOTEL PEKANBARU +62 822-7787-5506
AMAR
+62 813-7104-1428
NOVRIZAL

C. POLA OPERASI
C.1 KONDISI NORMAL SUPPLY HOTEL NOVOTEL :

POLA OPERASI NORMAL :


1. PMT Penyulang Kerapu GIGS posisi Masuk (NC)
2. Incoming GH Novotel Kubikel posisi masuk (NC)
3. Jurusan GH Novotel posisi masuk (NC)
4. lbs Nusa Indah Posisi Lepas (NO) Stopan dengan F.Singasari
5. PMT Penyulang Singasari GIS KTPKU Posisi Masuk (NC)

C.2 KONDISI APABILA TERJADI GANGGUAN SUPPLY HOTEL NOVOTEL (BACKUP 2) :


1. PMT Penyulang Kerapu GIGS posisi Lepas(NO)
2. Incoming GH Novotel Kubikel posisi Masuk (NC)
3. Jurusan GH Novotel posisi masuk (NC)
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

4. LBS Nusa Indah Posisi Masuk (NC) Stopan dengan F.Singasari 10


5. PMT Penyulang Singasari GIS KTPKU Posisi Masuk (NC)

1. SOP MANUVER PENYULANG


SOP penormalan penyulang mengacu pada SOP 20 kV Gardu Induk yang berlaku saat ini
A. Tegangan pada Busbar 20 kV: 20,6 kV s/d 21,0 kV
 Dispatcher UP2D meminta Operator GI untuk menyesuaikan tegangan disisi 20 kV.
Untuk pencapaian tegangan tersebut diatas harus disesuaikan dengan tegangan sistem sisi
150 kV dan kondisi tap changer trafo daya.
 Jika tegangan sisi 20 kV tidak tercapai sesuai ketentuan di atas, maka Operator GI
berkoordinasi dengan Dispatcher UP2B Sumbagteng untuk melaksanakan pengaturan
tegangan sisi 150 kV.

B. Kondisi Terjadi Gangguan Pada Penyulang


a) Gangguan Penyulang Indikasi OCR 2 Phasa, GFR dan None (tanpa indikasi)
(mengacu pada SOP 20 kV Gardu Induk yang berlaku)
1. Dispatcher UP2D akan melakukan penormalan penyulang pada kesempatan pertama
secara remote, dengan terlebih dahulu melepas keypoint terintegrasi pertama dari GI
(segment pertama) atau menginstruksikan Command Center untuk melepas pemutus
tersebut jika tidak dapat dilepas secara remote oleh Dispatcher.
2. Bila pada penyulang tersebut tidak terdapat pemutus terintegrasi SCADA, maka
Dispatcher UP2D dapat langsung melakukan penormalan pada kesempatan pertama.
3. Jika gagal, maka dapat dipastikan gangguan berada pada segment pertama penyulang
tersebut dan kemudian Dispatcher UP2D Riau menginstruksi Command Center untuk
melakukan pemeriksaan dan perbaikan gangguan di jaringan.
4. Ketika segment gangguan sudah ditemukan dan dilokalisir atau dalam kurun waktu
selambat-lambatnya 30 menit gangguan belum ditemukan maka Dispacther UP2D Riau
akan melakukan tindakan manuver penyulang secara remote atau menginstruksikan
petugas Command Center untuk melakukan manuver penyulang baik melalui keypoint
titik manuver maupun melakukan jumper antar jaringan TM.

b) Gangguan Penyulang Indikasi OCR 3 phasa, 2 phasa instant, 3 phasa instant dan
GFR instant (mengacu pada SOP 20 kV ardu Induk yang berlaku)
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

1. Apabila arus gangguan terbaca > 3000A untuk indikasi OCR instant dan atau > 270A 11
untuk indikasi GFR instant, maka UP3 terkait harus menemukan titik gangguan dan
melakukan pengujian serta perbaikan sebelum dilakukan penormalan.
2. Dispatcher UP2D akan melepas pemutus terintegrasi pertama dari GI (segment pertama)
atau menginstruksikan Command Center untuk mengisolasi daerah gangguan dengan
melepas pemutus terdekat dari GI secara manual (bila pada segment pertama tidak
terdapat pemutus terintegrasi SCADA) untuk melakukan penormalan penyulang secara
bertahap (dari pangkal sampai ujung penyulang) pada kesempatan pertama.
3. Jika segment gangguan sudah ditemukan, Dispatcher UP2D menangguhkan sementara
penormalan dan menginformasikan kepada Operator GI serta Command Center.
4. Command Center melaksanakan pemeriksaan dan perbaikan serta menginformasikan
kepada Dispatcher UP2D penyebab serta lokasi gangguan.
5. Ketika segment gangguan sudah ditemukan dan dilokalisir atau dalam kurun waktu
selambat-lambatnya 30 menit gangguan belum ditemukan maka Dispacther UP2D Riau
akan melakukan tindakan manuver penyulang secara remote atau menginstruksikan
petugas Command Center untuk melakukan manuver penyulang baik melalui keypoint
titik manuver maupun melakukan jumper antar jaringan TM.
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

12

Catatan: SOP lokal pengoperasian genset disediakan oleh masing-maisng UP3


PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

13
C. PMT Penyulang 20 kV Trip dengan indikasi DEFENCE SCHEME:
1. Operator GI melakukan pemeriksaan dan catat indikasi relay yang bekerja kemudian
direset.
2. Operator GI melaporkan kepada Dispatcher UP2B Sumbagteng dan diinformasikan
ke Dispatcher UP2D.
3. Dispatcher UP2D menginformasikan kepada Command Center agar tidak
melakukan pekerjaan di jaringan pada saat pemadaman akibat DEFENCE SCHEME.
4. Penormalan akan dilakukan oleh Dispatcher UP2D atas instruksi Dispatcher UP2B
Sumbagteng setelah berkoordinasi dengan Operator GI.
5. Dispatcher UP2B Sumbagteng menginformasikan kepada Operator GI penyebab
gangguan diteruskan ke Dispatcher UP2D.

D. PMT Incoming 20 kV Trip indikasi OCR 2 phasa, OCR 3 phasa dan GFR:
1. Operator GI memeriksa dan mencatat indikasi relay yang bekerja kemudian direset.
2. Operator GI melaporkan kepada Dispatcher UP2B Sumbagteng dan diinformasikan
ke Dispatcher UP2D.
3. Operator GI melakukan pemeriksaan relay penyulang apakah ada indikasi pick up
atau trip, bila ada dicatat dan dipastikan PMT penyulang tersebut dalam keadaan lepas dan
menginformasikan kepada Dispatcher UP2D.
4. Operator GI berkoordinasi dengan Dispatcher UP2D untuk melepaskan semua PMT
20 kV penyulang melalui fasilitas SCADA.
5. Dispatcher UP2D melepas semua penyulang melalui SCADA yang ada pada trafo
daya yang terganggu.
6. Bila ada penyulang dengan indikasi relay trip namun PMT tidak melepas sempurna
(tidak trip), maka PMT 20 kV penyulang tersebut harus di tarik keluar dan selector switch
diposisi local “L” untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh Operator GI dan
menginformasikan ke Dispatcher UP2D.
7. Operator GI berkoordinasi dengan UP2B Sumbagteng untuk penormalan PMT
incoming 20 kV dan memastikan bahwa kondisi keseluruhan kubikel tidak ada kelainan
(ada asap keluar, api, bau terbakar atau suara desiran, flash over).
8. Bila terindikasi ada kelainan, Operator GI tidak diperbolehkan untuk melakukan
pemulihan sebelum berkoordinasi dengan Manager ULTG atau Manager Bagian
Pemeliharaan UPT Pekanbaru.
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

9. Jika trafo daya yang terganggu sudah dapat dioperasikan dan dibebani maka 14
Operator GI berkoordinasi dengan Dispatcher UP2D untuk penormalan semua penyulang
melalui SCADA, kecuali penyulang yang terganggu.
10. Untuk penormalan penyulang yang terganggu akan dioperasikan oleh Operator GI
dengan berkoordinasi dengan Dispatcher UP2D.

E. Early Warning Sistem NGR Alarm.


1. Operator GI segera memeriksa apakah ada penyulang yang bebannya tidak seimbang
2. Bila ada beban tidak seimbang, maka Operator GI segera melepas penyulang tersebut
dan menginformasikan ke Dispatcher UP2D.
3. Apabila tidak diketemukan maka Operator GI melepas penyulang berdasarkan
penyulang yang terpanjang sampai indikasi yang muncul hilang.
4. Operator GI menginformasikan ke Dispatcher UP2D.

F. Jika terjadi Brown Out atas instruksi Dispatcher UP2B Sumbagteng, Operator GI
melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Operator GI menanyakan besar tegangan dan periode pelaksanaan brown out ke


Dispatcher UP2B Sumbagteng.
2. Operator GI menyampaikan kepada Dispatcher UP2D rencana brown out pada sisi
20 kV dengan besar tegangan dan periode pelaksanaannya.
3. Operator GI menurunkan tap trafo sampai didapat tegangan sistem 20 kV yang
diminta UP2B Sumbagteng.
4. Operator GI menyampaikan kepada Dispatcher UP2D untuk trafo daya dilakukan
brown out tegangan.
5. Operator GI segera menormalkan kembali tegangan sisi 20 kV sesuai kondisi
sebelum dilaksanakan brown out pada trafo daya setelah mendapatkan instruksi dari
Dispatcher UP2B Sumbagteng dan kemudian menginformasikannya ke Dispatcher UP2D
Riau.
6. Dispatcher UP2D menginformasikan ke Command Center terkait point 1-5.
G. Kondisi Black Out (Padam Total) Sistem Sumbagteng/Sub Sistem Riau :
1. Operator GI melaporkan kepada Dispatcher UP2B Sumbagteng bahwa GI kehilangan
tegangan.
2. Dispatcher UP2D melepas semua penyulang 20 kV (kecuali penyulang prioritas) melalui
SCADA.
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

3. Dispatcher UP2D menginformasikan ke Piket Command Center terkait terjadi hilangnya 15


tegangan pada GI atau kondisi black out.
4. Dispatcher UP2D menginformasikan kepada Command Center agar tidak melakukan
pekerjaan di jaringan pada saat pemadaman akibat BLACK OUT.
5. Penormalan penyulang 20 kV untuk kondisi awal dilakukan oleh Operator GI atas instruksi
Dispatcher UP2B Sumbagteng secara manual sampai kondisi sistem stabil.
6. Setelah kondisi sistem stabil, Dispatcher UP2B Sumbagteng menginstruksikan Dispatcher
UP2D untuk menormalkan penyulang 20 kV (melalui fasilitas SCADA) secara bertahap.
7. Dispatcher UP2B Sumbagteng menginformasikan kepada Dispatcher UP2D dan Operator
GI penyebab Black Out, yang kemudian informasi tersebut akan diteruskan oleh
Dispatcher UP2D ke Command Center.
H. Kondisi Defisit Daya.
1. Dispatcher UP2B Sumbagteng menginformasikan kepada Dispatcher UP2D kuota
padam/manajemen beban untuk Sub Sistem Riau.
2. Dispatcher UP2D akan menyampaikan rencana penyulang 20 kV yang akan di
eksekusi terkait kuota padam/manajemen beban kepada Dispatcher UP2B Sumbagteng dan
Command Center serta UPT Pekanbaru.
3. Dispatcher UP2D melepas PMT penyulang melalui SCADA setelah berkoordinasi
dengan Operator GI, kemudian menginformasikan ke Dispatcher UP2B Sumbagteng dan
Command Center serta beban sebelum dan sesudah penormalan.
4. Selama pemadaman akibat kondisi defisit daya, Command Center tidak
diperkenankan untuk melakukan pekerjaan di jaringan yang padam akibat kondisi tersebut
tanpa pemberitahuan terlebih dahulu ke Dispatcher UP2D.

I. Kondisi Darurat.
Jika terjadi kondisi darurat yang dapat membahayakan pada instalasi GI atau pada jaringan
tegangan menengah yang dekat dengan gardu induk (kebakaran, flash over, atau banjir yang
masuk keruangan kubikel 20 kV dsb), Operator GI dapat segera membebaskan peralatan dari
tegangan dan selanjutnya melaporkan kepada Dispatcher UP2B Sumbagteng dan Dispatcher
UP2D.
2. KOMUNIKASI RADIO
A. KONDISI NORMAL
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

1. Sebelum melakukan komunikasi, pastikan terlebih dahulu frekuensi yang akan digunakan tidak 16
sedang digunakan oleh pihak lain. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi benturan
komunikasi.
2. Bila frekuensi ternyata sedang dipakai dan anda harus menggunakannya, maka anda tidak
dibenarkan untuk memotong pembicaraan yang sedang berlangsung. Memotong pembicaraan
yang sedang berlangsung dapat dilakukan jika informasi yang akan disampaikan bersifat
emergency.
3. Sebutkan Nama Panggilan/NP Station anda sesering mungkin. Sebelum melakukan
pembicaraan usahakan berikan jeda kurang lebih 2 detik setelah bunyi bip pada radio
komunikasi anda dan selalu berbica tepat dimuka mike, agar pendengar dapat menerima
informasi dengan jelas. Penyampaian informasi harus dilakukan secara to the point, dilarang
melakukan pembicaraan diluar norma kesopanan.
4. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang dapat dipahami oleh
seluruh kalangan.
5. Sistem ini dibangun untuk menunjang komunikasi seluruh personil yang terlibat dalam operasi
kelistrikan di wilayah kerja PT PLN (Persero) UIW Riau dan Kepri, maka komunikasi yang
diizinkan pada sistem ini adalah mengenai seluruh kondisi kondisi kelistrikan disisi Distribusi
(20kV) maupun Transmisi (150kV). Baik mengenai Gangguan, Pekerjaan Pemeliharaan
ataupun kondisi Emergency.
6. UP2D Riau tidak dapat berkomunikasi dengan Manajemen ULP, Manajemen Group dan
Petugas Yantek (dalam hal apapun). Begitupun sebaliknya, Manajemen ULP, Manajemen
Group dan Petugas Yantek tidak dapat melakukan komunikasi dengan UP2D Riau.
7. UP2D Riau (DCC Riau) dapat berkomunikasi secara langsung dengan UP2B Sumbagteng
untuk kondisi emergency di sistem 150kV. UP2D Riau tidak diperkenankan untuk turut serta
dalam menangani permasalahan penyaluran/pembangkitan di sistem grid Riau (kewenangan
UP2B Sumbagteng).
8. UP2D Riau (DCC Kepri) dapat turut serta dalam menangani permasalahan
penyaluran/pembangkitan di Sistem Bintan berkoordinasi dengan PLN Batam.
9. Command Center melakukan broadcast komunikasi terkait pengoperasian peralatan ataupun
kejadian di jaringan 20 kV ke Petugas Yantek, Manajemen ULP dan Manajemen Group.
10. Command Center tidak dapat melakukan komunikasi langsung dengan Operator Gardu Induk.
11. Command Center melakukan broadcast komunikasi ke seluruh yantek dan manajemen ULP di
empat UP3 yakni, Pekanbaru, Dumai, Rengat dan Tanjung Pinang.
12. Manajemen Group terdiri dari General Manager, SRM Distribusi, Man Op dan Har Sis
Dist, Manager UP3, Manajemen UP3 dan Manajemen ULP.
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

13. Manajemen UP3 terdiri dari ASMAN Jaringan UP3 dan TL Operasi UP3 17
14. Manajemen ULP terdiri dari : Manajer ULP dan TL Teknik ULP.
15. Untuk pola komunikasi UP2D Riau dibagi menjadi dua, Sistem Grid Riau ditangani oleh
Dispatcher Riau sedangkan untuk Sistem Bintan ditangani oleh Dispatcher Kepri.
16. Petugas PDBK dapat berkomunikasi langsung dengan DCC Riau maupun Kepri dalam hal
penyampaian informasi terkait pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan.

Gambar 1.1: Bagan alur komunikasi


Catatan:
 DCC Riau tidak dapat berkomunikasi dengan Batam Control Center maupun KIT 20kV
(komunikasi ini khusus untuk DCC Kepri).
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

 DCC Kepri tidak dapat berkomunikasi dengan UP2B Sumbagteng (komunikasi ini khusus DCC 18
Riau).

B. Hirarki Dibagi Atas:


1.Komunikasi antara UP2B Sumbagteng dan UP2D Riau (DCC Riau) sebagai berikut:
Guna kelancaran komunikasi radio ini telah ditetapkan frekuensi kerja sesuai dengan
frekuensi kerja UP2B Sumbagteng.
a. Jalur Informasi
 Dalam hal-hal khusus Dispatcher UP2B Sumbagteng diperkenankan untuk
berkomunikasi dengan Dispatcher UP2D Riau, demikian juga sebaliknya. Dalam
hal khusus yang dimaksud disini adalah informasi mengenai kondisi kondisi
pemadaman bersifat emergency yang disebabkan oleh gangguan di sistem 150kV.
b. Jalur Instruksi
 Digunakan oleh Dispatcher UP2B Sumbagteng untuk menginstruksikan Dispatcher
UP2D Riau terkait pelepasan penyulang yang diakibatkan oleh gangguan di sistem
150kV sesuai dengan kuota padam yang diberikan.

2. Komunikasi antara Batam Control Center (BCC) dan UP2D Riau (DCC Kepri) sebagai
berikut:
Guna kelancaran komunikasi radio ini telah ditetapkan frekuensi kerja sesuai dengan
frekuensi kerja Batam Control Center.
a. Jalur Informasi
 Dalam hal-hal khusus Dispatcher BCC diperkenankan berkomunikasi dengan
Dispatcher UP2D Riau, demikian juga sebaliknya. Dalam hal khusus yang
dimaksud disini adalah informasi mengenai kondisi kondisi pemadaman bersifat
emergency yang disebabkan oleh gangguan di sistem 150kV.
b. Jalur Instruksi
 Digunakan oleh Dispatcher BCC menginstruksikan Dispatcher UP2D Riau sesuai
dengan SOP Sistem Batam – Bintan untuk Request Order Pembangkit di Bintan dan
pelepasan Manual Load Shedding (MLS).

3. Komunikasi antara UP2D Riau dengan Gardu Induk adalah sebagai berikut:
Guna kelancaran komunikasi radio ini telah ditetapkan frekuensi kerja sesuai dengan
frekuensi kerja UP2D Riau.
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

a. Jalur Informasi 19
 Digunakan oleh Operator Gardu Induk untuk memberikan informasi kepada
Dispatcher UP2D Riau, tentang seluruh kondisi penyulang (lepas, masuk,
pembebanan, kondisi kubikel GI dan kondisi lain yang berpengaruh pada pola
operasi penyulang) disebabkan oleh pekerjaan pemeliharaan, gangguan dengan
indikasi tertentu ataupun kondisi emergency.
 Digunakan Dispatcher UP2D Riau untuk menginformasikan pengurangan beban
pada penyulang tertentu terkait pekerjaan pemeliharaan, gangguan dengan indikasi
tertentu ataupun kondisi emergency.
 Khusus untuk sub sistem Bintan, Operator Gardu Induk dapat memberikan
informasi kepada DCC Kepri terkait kondisi penghantar di sisi transmisi masing-
masing Gardu Induk (lepas, masuk pembebanan dan kondisi lain yang berpengaruh
pada pola operasi penghatar transmisi).

b. Jalur Instruksi
 Digunakan oleh Operator Gardu Induk untuk menginstruksikan Dispatcher UP2D
Riau sesuai dengan SOP 20kV Gardu Induk mengisolir daerah gangguan, jika
terbaca arus gangguan melebihi ketentuan ataupun PMT penyulang tidak dapat
dinormalkan pada kesempatan pertama.
 Dispatcher UP2D Riau dapat menginstruksikan Operator Gardu Induk
memasukan/melepas penyulang terkait pekerjaan pemeliharaan atau kondisi
gangguan sesuai dengan SOP 20kV Gardu Induk.

4. Komunikasi antara UP2D Riau (DCC Kepri) dengan Pembangkit 20kV adalah sebagai
berikut:
Guna kelancaran komunikasi radio ini telah ditetapkan frekuensi kerja sesuai dengan
frekuensi kerja UP2D Riau.
a. Jalur Informasi
 Digunakan oleh Operator Pembangkit 20 kV untuk memberikan informasi kepada
Dispatcher UP2D Riau (DCC Kepri), tentang kondisi kesiapan instalasi pembangkit
(jika ada kondisi abnormal), menginformasikan derating pada masing-masing
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

pembangkit 20kV pada di sub sistem Bintan, kondisi pembebanan, tegangan dan 20
paramaeter lainnya.

b. Jalur Instruksi
 Dispatcher UP2D Riau dapat menginstruksikan Operator Pembangkit untuk
mengoperasikan pembangkit baik dalam kondisi normal maupun emergency, serta
menon aktifkan pembangkit baik dalam kondisi normal maupun emergency.

5. Komunikasi antara UP2D Riau dengan Command Center adalah sebagai berikut:
Guna kelancaran komunikasi radio ini telah ditetapkan frekuensi kerja sesuai dengan
frekuensi kerja UP2D Riau
a. Jalur Informasi
 Digunakan oleh Dispatcher UP2D Riau untuk memberikan informasi kepada
Command Center tentang seluruh kondisi penyulang maupun keyppoint (lepas,
masuk, pembebanan, kondisi kubikel GI dan kondisi lain yang berpengaruh pada
pola operasi penyulang) disebabkan oleh pekerjaan pemeliharaan, gangguan dengan
indikasi tertentu ataupun kondisi emergency.

 Command Center dapat memberikan informasi kepada Dispatcher UP2D Riau


tentang seluruh kondisi penyulang maupun keypoint (kondisi peralatan di lapangan
yang dapat berpengaruh pada pola operasi penyulang) disebabkan oleh pekerjaan
pemeliharaan, gangguan dengan indikasi tertentu ataupun kondisi emergency.

b. Jalur Instruksi
 Digunakan Dispatcher UP2D Riau menginstruksikan Command Center untuk
mencari titik gangguan dan mengisolirnya jika memang lepasnya penyulang maupun
keypoint disebabkan oleh gangguan dan peralatan operasi TM tidak dapat
dinormalkan (PMT GI, Recloser maupun LBS).
 Dispatcher UP2D Riau dapat menginstruksikan Command Center untuk memasukan
ataupun melepas keypoint tertentu secara local/manual guna pekerjaan ataupun
kondisi emergency, jika peralatan tersebut tidak dapat dioperasikan secara remote.
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

6. Komunikasi antara Command Center dengan Manajemen UP3, Manajemen ULP, 21


Manajemen Group dan Petugas Yantek adalah sebagai berikut:
Guna kelancaran komunikasi radio ini telah ditetapkan frekuensi kerja sesuai dengan
frekuensi kerja UP2D Riau.
a. Jalur Informasi
 Digunakan oleh Command Center untuk menginformasikan segala kegiatan yang
berhubungan dengan pengoperasian jaringan distribusi yang disebarkan langsung
(broadcast) ke Petugas Yantek, Manajemen UP3, Manajemen ULP dan juga
Manajemen Group.
 Digunakan oleh Manajemen ULP untuk mengkoreksi jika terjadi kesalahan
penyampaian informasi dari Command Center ke Petugas Yantek maupun
sebaliknya, sebelum diteruskan ke UP2D Riau.

b. Jalur Instruksi
 Digunakan oleh Command Center dalam memberikan instruksi kepada Petugas
Yantek untuk melakukan segala aktifitas yang berkaitan dengan pengoperasian
peralatan jaringan distribusi.
 Digunakan oleh Manajemen UP3 dalam memberikan instruksi kepada RCC terkait
pemadaman penyulang/keypoint yang tidak terdapat pada jadwal pekerjaan bulanan
UP3/tidak terencana atau emergency

C. PERALATAN KOMUNIKASI YANG DIGUNAKAN

1. Seluruh komunikasi yang dilakukan oleh personil dalam pengoperasian jaringan tegangan
menengah diutamakan menggunakan radio base dengan frekuensi/channel yang sudah disediakan
di masing-masing unit kerja.
2. Radio base dengan frekuensi/channel UP2D Riau dan UP2B Sumbagteng yang ditempatkan pada
gardu induk.
3. Radio base dengan frekuensi/channel Batam Control Center yang ditempatkan pada UP2D Riau
(DCC Kepri).
4. Radio Base dengan frekuensi/channel UP2D Riau yang ditempatkan pada Command Center.
5. Peralatan komunikasi cadangan menggunakan pesawat telepon (PTT).
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

3. HIRARKI OPERASIONAL 22

Gambar 1.2: Hirarki operasional


4. PENGATURAN TEGANGAN KIRIM
a) Bila tegangan kirim penyulang di Gardu Induk turun < 20.6 KV atau naik ˃ 21.0 kV,
Dispatcher UP2D Riau menginformasikan ke operator Gardu Induk dan menginstruksikan agar
Operator GI mengatur/menjaga posisi Tap Trafo tegangan sekunder Trafo 150/20 kV Gardu
induk pada range pelayanan tegangan kirim normal 20.6 kV ≤ kV normal ≤ 21.0 kV.
b) Operator GI menjaga kualitas tegangan kirim penyulang di Gardu Induk pada range tegangan
kirim normal 20.6 kV ≤ kV normal ≤ 21.0 kV sesuai dengan kondisi sistem pada saat itu.
c) Dispatcher UP2D Riau memantau kembali tegangan setelah diatur oleh operator GI.
d) Khusus untuk pengaturan tegangan 20 kV yang terdapat pembangkit, maka pengaturan
tegangan dilakukan atas intruksi dari Dispatcher UP2B Sumbagteng.
5. MANUVER JARINGAN
5.1. Prosedur Manuver Jaringan tertuang dalam SOP 20 kV Manuver Penyulang PT PLN (Persero)
Unit Pelaksana Pengatur Distribusi Riau.
5.2. Manuver Jaringan Pada Penyulang hanya diperbolehkan untuk mengurangi daerah padam saat
terjadi Gangguan dan Pemeliharaan.
5.3. Tidak Diperkenankan melakukan pekerjaan pemeliharaan ataupun manuver beban saat kondisi
pemadaman dikarenakan relay defense scheme bekerja, defisit daya, black out dan brown out.
6. PENUTUP
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

1. Untuk manuver beban dari penyulang satu ke penyulang lainnya agar memperhatikan 23
kemampuan dan kondisi penyulang yang akan ditambah bebannya.
2. Tetap mempelajari lay out/single line diagram yang ada untuk menghindari salah pengoperasian
/ manuver.
3. Disiplin komunikasi dalam menggunakan peralatan / perangkat komunikasi radio agar
memperhatikan kaidah/SOP telekomunikasi yang telah ditetapkan.
a. Sampaikan status pemutus yang lepas, yakni nama pemutus, waktu lepas, indikasi gangguan,
arus gangguan dan beban lepas ke UP3.
b. Konfirmasi ke Command Center/UP3 jika hendak melakukan proses penormalan (sesuai
dengan SOP 20 kV Gardu Induk yang berlaku) dan pastikan kembali untuk kesiapan K3 di
lapangan baik dari segi petugas maupun peralatan kerja.
c. Sampaikan kembali status pemutus normal, yakni nama pemutus, waktu normal, beban masuk,
segment yang terganggu untuk dilakukan proses manuver (diinstruksikan oleh Dispatcher
UP2D Riau).
4. SOP nomor 08.01/SOP-20kV/2023/RI78 ini berlaku selama masa siaga berlangsung.
5. Pembaharuan SOP akan dilakukan sesuai dengan pemberitahuan secara legal yang disampaikan
oleh pelaksana sistem operasi bila terdapat perubahan konfigurasi peralatan yang berpengaruh
pada pengaturan pola operasi.
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

24

8. LAMPIRAN
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

KOSAKATA: 25
Black Out : Padam Total
PMT : Pemutus Tenaga (Ciscuit Braker)
UP3 : Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan
UP2D : Unit Pelaksana Pengatur Distribusi
UP2B : Unit Pelaksana Pengatur Beban
UPT : Unit Pelayanan Transmisi
GI : Gardu Induk
GH : Gardu Hubung
SCADA : Supervisory Control and Data Acquisition
Key Point : Pemutus yang dapat di Remote (GH / LBS / Recloser yang telah terintegrasi
SCADA)
L/R : Switch Local Remote
LBS : Load Break Switch
Recloser : Pemutus Berpengaman
SOP : Standing Operation Prosedur
UFR : Under Frequecy Relay
OLS : Over Load Shedding
OCR : Over Current Relay
GFR : Over Current Ground Relay
NGR : Neutral Ground Resistant
Rack-In : Memasukkan PMT Penyulang 20 kV ke Kubikel 20 kV
Rack-Out : Mengeluarkan PMT Penyulang 20 kV dari Kubikel 20 kV
Pengawas Pekerjaan: Petugas PT PLN (Persero) yang memiliki atau pengalaman mengawasi pekerjaan
yang diawasi, memahami accident prevention, kemampuan berkomunikasi dan
mendapat penugasan dari unit setempat.
PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR DISTRIBUSI RIAU
PEDOMAN OPERASI (SOP) No. Dokumen : 01/SOP-20kV/2023/KUNKER_DPRRI
SIAGA KUNKER DPR RI

 UP3 PEKANBARU 26

Anda mungkin juga menyukai