Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PERUSAHAAN

MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI


(Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar Pada BEI dan Melakukan
Merger dan Akuisisi Pada Periode 2012-2014)

Aliyah Nafilah
Cacik Rut Damayanti
Fakultas Ilmu Administrasi
Univеrsitas Brawijaya
Malang
Email: aliyahnafilah19@gmail.com

ABSTRACT
Free trade that began to enter Indonesia, such as MEA, forced business people to compete with more
companies, either local or overseas, to maintain its existence. One of the strategists that can be done is by
doing an expansion, namely by doing merger or acquisition. Merger or acquisition are done to provide a
positive impact on the company, one of them is in the aspect of company financial performance. This study
aims to know whether the company’s performance after the merger or acquisition provide positive impact that
can be seen by the financial ratios, which are current ratio , total asset turnover , fixed asset turnover, debt
to equity, debt to asset, net profit margin, return on equity, return on asset, earning per share . The sample on
this study uses every company that reports their merger and acquisition activities to Business Competition
Supervisory Commission (BCSC) period of 2012-2014 and the listing, then 21 companies are selected as the
sample. This study uses data analysis which is divided into three parts, namely descriptive statistic test,
normality test, and hypothesis test, which consists of Paired Sample T-test/ Wilxocon Signed Rank Test for a
partial test, and Manova test.
.
Kеywords: Financial Performance, Aqcuisition, Merger

АBSTRАK
Perdagangan bebas yang mulai masuk ke Indonesia seperti MEA memaksa para pelaku bisnis bersaing dengan
lebih banyak perusahaan baik dari dalam maupun dari luar negeri, untuk mempertahankan eksistensinya salah
satu strategi yang dapat dilakukan dengan cara melakukan ekspansi yaitu dengan melakukan meger atau
akuisisi. Merger atau akuisisi dilakukan untuk memberikan pengaruh positif terhadap perusahaan salah
satunya dalam aspek kinerja keuangan perusahaan. Tujuan dari penelitian ini dalah untuk mengetahui apakah
kinerja perusahaan setelah melakukan merger atau akuisisi memberikan dampak positif yang dilihat dari ratio-
ratio keuangan yaitu curret ratio (CR), total asset turnover (TATO), fixed asset turnove r (FATR), debt to
equity (DER), debt to asset (DAR), net profit margin (NPM), return on euqity (ROE), return on asset (ROA),
earning per share (EPS). Sampel dalam penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan yang melaporkan
kegiatan merger dan akuisisinya ke komisi pengawasan persaingan usaha pada tahun 2012-2014 dan listing,
kemudian terpilih 21 perusahaan yang menjadi sampel. Penelitian ini menggunakan analisis data yang terbagi
tiga yaitu uji statistik deskriptif, uji normalitas, dan uji hipotesis yang teridiri dari uji Paired Sampel T-test/
uji Wilxocon Signed Rank Test untuk parsial, dan uji Manova.

Kаtа Kunci: Kinerja Keuangan, Akusisi, Merger

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 192


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PЕNDAHULUAN dengan menggunakan total asset turn over serta
Merger dan Akuisisi merupakan jenis dari rasio pasar menggunakan earning per share,
penggabungan usaha. Tarigan, dkk (2016:7) sehingga dalam penelitian ini dipilih rasio-rasio
mendefinisikan bahwa merger merupakan sebuah terebut untuk menilai kinerja perusahaan.
tindakan penggabungan antara dua organisasi atau Penjelasan diatas menjadi latar belakang
lebih, dimana hanya ada satu perusahaan yang dilakukannya penelitian ini, dengan tujuan melihat
bertahan. Salah satu contoh perusahaan yang apakah kinerja keuangan semakin membaik atau
melakukan merger adalah Bank Lippo dan Bank menjadi semakin memburuk setelah dilakukannya
Niaga. Kedua perusahaan ini melakukan merger dan akuisisi sebagai strategi dengan melihat
penggabungan usaha pada tahun 2008, dalam kasus kondisi keuangan tiga tahun sebelum dengan tiga
ini yang dihilangkan badan hukumnya adalah tahun sesudah merger atau akuisisi serta juga
Bank Lippo dan yang bertahan adalah Bank Niaga. melihat apakah adanya peningkatan kinerja
Adanya penggabungan ini maka seluruh saham perusahaan setelah dilakukannya merger/akuisisi.
milik Bank Lippo beralih menjadi hak milik Bank Jika kinerja keuangan perusahaan semakin
Niaga. Kedua bank ini melakukan penggabungan memburuk maka strategi merger dan akuisisi yang
usaha dengan alasan adanya kebijakan kepemilikan dilakukan untuk mengembangkan perusahaan
tunggal (single presence policy/SPP) yang kurang efektif dan efesien.
dikeluarkan oleh Bank Indonesia
(nasional.kompas.com,2008) KAJIAN PUSTAKA
Akuisisi merupakan salah satu jenis merger Kinerja Perusahaan
dimana salah satu perusahaan mengambil alih Kinerja keuangan perusahaan merupakan
kepemilikan perusahaan lain sehingga meskipun prestasi yang diperoleh perusahaan pada periode
nama target perusahaan tetap ada tetapi tertentu yang mencerminkan keadaan dari
kepemilikannya telah beralih kepada perusahaan perusahaan tersebut (Sutrisno, 2009:53). Kinerja
yang mengakuisisi (Tarigan, dkk 2016:8). Contoh perusahaan merupakan hasil dari dilakukannya
perusahaan di Indonesia yang melakukan analisis laporan keuangan yang di interpertasikan
penggabungan jenis ini adalah Semen Gresik dan melalui laporan keuangan sehingga dapat
Semen Padang, dalam kasus ini yang di akuisisi ditentukan baik buruknya kinerja sebuah
adalah Semen Padang sehingga hak milik sebagian perusahaan. Menurut Utari,dkk (2014:53) analisis
besar saham Semen Padang beralih ke Semen laporan keuangan ialah kegiatan untuk
Gresik tanpa menghilangkan badan hukum Semen membandingkan kinerja perusahaan dalam bentuk
Gresik itu sendiri. Operasi kedua perusahaan angka-angka keuangan dengan perusahaan sejenis
tersebut masih berjalan sacara masing-masing ataupun dengan keuangan periode sebelumnya.
hanya saja sebagian besar saham Semen Padang Laporan keuangan adalah laporan yang
telah beralih (ekonomi.kompas.com, 2012). menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada
Umumnya menilai tingkat keberhasilan saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir,
perusahaan yang melakukan merger atau akuisisi 2010:66). Rasio merupakan alat yang digunakan
yaitu dengan menganalisis laporan keuangan yang untuk membandingkan suatu hal dengan hal
dikeluarkan oleh perusahaan setiap tahunnya. lainnya sehingga dari hasil rasio ini dapat
Laporan keuangan adalah hasil dari proses menunjukkan ada tidaknya peningkatan kinerja
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat perusahaan. Ada beberapa rasio yang digunakan
komunikasi antara data keuangan atau aktivitas untuk menilai kinerja perusahaan, yaitu :
dari perusahaan tersebut (Munawir, 2004:2). 1) Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang mengukur
Analisis laporan keuangan yang dilakukan dapat seberapa kemampuan perusahaan dalam
memperlihatkan keberhasilan dan prestasi kinerja memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo
keuangan perusahaan. (Utari, 2014:60).
Kinerja keuangan dapat dinilai dari rasio
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
keuangan. Rasio yang digunakan adalah rasio CR = 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan
rasio profitabilitas serta rasio pengukuran pasar. Sumber : Utari,dkk (2014:60)
Dalam Moin (2003) mengatakan bahwa dapat 2) Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang mengukur
menggunakan return on assets dan return on equity efektivitas penggunaan aktiva yang dimiliki
dalam perhitungan rasio profitabilitas, perhitungan perusahaan (Kasmir,2013:172)
rasio likuiditas dengan current ratio, rasio aktivitas

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 193


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Akuisisi merupakan salah satu jenis merger
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
TATO = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 dimana salah satu perusahaan mengambil alih
kepemilikan perusahaan lain sehingga meskipun
Sumber : Utari,dkk (2014:60) nama target perusahaan tetap ada tetapi
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 kepemilikannya telah beralih kepada perusahaan
FATR = yang mengakusisi (Tarigan, dkk 2016:8).
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
Sitanggang (2013:202-203) mengatakan
Sumber : Utari,dkk (2014:60) ada beberapa alasan perusahaan melakukan merger
3) Rasio Solvabilitas, yaitu rasio yang mengukur dan akuisisi, sabagai berikut:
tingkat kemampuan sejauh mana aktiva yang 1) Pengembangan Usaha atau Diversifikasi
dimiliki perusahaan (Kasmir, 2014:151) 2) Sinergitas
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
3) Memperkuat Posisi Keuangan
DER = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 4) Menambah Keterampilan Manajemen
5) Pertimbangan Pajak
Sumber : Utari,dkk (2014:61) 6) Meningkatkan Likuidasi Saham
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
DAR = Menurut Davy et al. dalam Sobirin
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
(2001:40) menyatakan bahwa 33% sampai 50%
Sumber : Utari,dkk (2014:61) kegagalan merger dan akuisisi karena faktor
4) Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang manusia dan budaya. Akibatnya tidak hanya
digunakan dalam menilai keberhasilan tujuannya tidak tercapai, merger dan akuisisi sering
perusahaan mencapai keuntungan (Utari, menjadi bumerang yakni menjadi bencana bagi
2014:63). perusahaan tersebut. Seperti dikatakan Schweiger,
et.al dalaam Sobirin (2001:40) kunci keberhasilan
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
NPM = 𝑇𝑜𝑡𝑠𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 merger dan akuisisi selain karena pemilihan strategi
yang tepat dan harga pembelian yang wajar juga
Sumber : Utari,dkk (2014:63) bergantung pada efektifitas implementasinya yang
tidak lain adalah bagaimana mengelola manusia
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ dan budaya, baik sebelum maupun sesudah merger
ROE = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
dan akuisisi.

Sumber : Utari,dkk (2014:63) MЕTODE PЕNЕLITIAN


𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Jenis penelitian yang dipergunakan dalam
ROA = penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Dalam
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
penelitian ini tempat yang digunakan yaitu di
Sumber : Utari,dkk (2014:63) Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI)
5) Rasio Pasar, merupakan rasio yang digunakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
untuk mengestimasi nilai intiristik (nilai Brawijaya, Jl. MT. Haryono no. 165 Malang, selain
saham) suatu perusahaan (Hery, 2016:144) itu data yang digunakan dalam penelitian juga
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 diperoleh melalui website Bursa Efek Indonesia
EPS = (idx.co.id) dan Komisi Pengawasan Persaingan
𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 𝑩𝒊𝒂𝒔𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒆𝒅𝒂𝒓
Usaha (kppu.go.id). Populasi dari penelitian ini
Sumber : Hery (2016:144) adalah semua perusahaan yang melakukan merger
atau akuisisi dan tercatat dalam komisi pengawasan
Merger dan akuisisi persaingan usaha pada tahun 2012-2014 dengan
Merger menurut Tampubolon (2013:226) sampel sebanyak 21 perusahaan.
merupakan kombinasi dari dua atau lebih korporasi
menjadi satu korporasi; dimana korporasi yang HASIL PENELITIAN
mengambilalih yang tetap mempunyai identitas. Penelitian ini di lakukan dengan maksud
Tarigan, dkk (2016:7) mendefinisikan bahwa dan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat
merger merupakan sebuah tindakan penggabungan perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang
antara dua organisasi atau lebih, dimana hanya ada melakukan aktivitas merger atau akuisisi, baik
satu perusahaan yang bertahan. sebelum dan sesudah aktivitas tersebut dilakukan.
Penelitian ini digunakan untuk membuktikan hal

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 194


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
tersebut secara empiris. Pengaruh merger dan Return on Tidak Tidak
3 Tahun Berbeda
Asset Berbeda Berbeda
akuisisi terhadap kondisi kinerja keuangan Earning per Tidak Tidak Tidak
perusahaan dapat terlihat dari dilakukannya uji 1 Tahun
Share Berbeda Berbeda Berbeda
terhadap hasil perhitungan rasio-rasio kinerja Earning per
2 Tahun Berbeda
Tidak Tidak
Share Berbeda Berbeda
keuangan yang dimana uji ini dilakukan dengan
Earning per Tidak Tidak Tidak
menggunakan uji Paired Sampel T-test untuk data 3 Tahun
Share Berbeda Berbeda Berbeda
yang berdistribusi normal dan uji Wilcoxon Paired Sumber : Data diolah, 2019
Rank Test untuk data yang tidak berdistribusi
normal, serta pengujian menggunakan Uji Manova Hasil uji hipotesis yang telah di lakukan
untuk kinerja keuangan secara keseluruhan atau menunjukan ada beberapa rasio yang mengalami
secara simultan. Berikut hasil interpertasi dari uji perbedaan yang signfikan dan ada beberapa rasio
Paired Sampel T-test dan Wilcoxon Paired Rank yang tidak mengalami perbedaan yang signifikan
Test : sesudah dilakukan merger atau akuisisi, berikut
dijelaskan rasio yang mengalami perbedaan dan
Tabel 1 Hasil interpertasi dari Uji Paired Sampel T- rasio yang tidak mengalami perubahan :
test dan Uji Wilcoxon Paired Rank Test 1. Hasil uji hipotesis yang telah dilakukan
Sesudah
Variabel 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun membuktikan tidak adanya perbedaan yang
Sebelum signifikan terhadap beberapa rasio-rasio berikut
Current Tidak Tidak Tidak current ratio, debt to equity ratio, dan debt to asset
1 Tahun
Ratio Berbeda Berbeda Berbeda
Current Tidak Tidak Tidak ratio, pada semua periode perbadingan. Artinya
2 Tahun
Ratio Berbeda Berbeda Berbeda merger dan akuisisi tidak berpengaruh terhadap
Current Tidak Tidak Tidak kinerja keuangan perusahaan dengan
3 Tahun
Ratio Berbeda Berbeda Berbeda
Total Asset Tidak Tidak
menggunakan rasio-rasio tersebut. Hasil ini
1 Tahun Berbeda mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan
Turnover Berbeda Berbeda
Total Asset
2 Tahun Berbeda
Tidak Tidak oleh Dewi (2018) dengan judul Analisis
Turnover Berbeda Berbeda
Total Asset Tidak Tidak Tidak
Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan
3 Tahun Sesudah Merger dan Akuisisi, yang dimana hasil
Turnover Berbeda Berbeda Berbeda
Fixed Asset
1 Tahun Berbeda Berbeda Berbeda penelitian menunjukkan bahwa Current Rasio
Turnover (CR) dan Debt Ratio (DR) menunjukkan tidak ada
Fixed Asset
Turnover
2 Tahun Berbeda Berbeda Berbeda perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah merger
Fixed Asset
3 Tahun
Tidak Tidak
Berbeda
dan akuisisi. Berikut penjelasan setiap rasio :
Turnover Berbeda Berbeda a) Curret rasio mengalami penurunan satu dan dua
Debt to Tidak Tidak Tidak
Equity Ratio
1 Tahun
Berbeda Berbeda Berbeda tahun setelah merger atau akuisisi, penuruan
Debt to Tidak Tidak Tidak current ratio ini dapat disebabkan oleh
2 Tahun
Equity Ratio Berbeda Berbeda Berbeda penuruan aktiva dan diikuti kenaikan utang
Debt to Tidak Tidak Tidak
Equity Ratio
3 Tahun
Berbeda Berbeda Berbeda
lancar atau adanya kenaikan aktiva lancar yang
Debt to Tidak Tidak Tidak tidak sebanding dengan kenaikan utang lancar.
1 Tahun
Asset Ratio Berbeda Berbeda Berbeda Pada dua tahun sesudah merger atau akuisisi
Debt to Tidak Tidak Tidak current ratio sempat mengalami kenaikan, hal
2 Tahun
Asset Ratio Berbeda Berbeda Berbeda
Debt to Tidak Tidak Tidak ini menunjukkan adannya usaha perusahaan
3 Tahun
Asset Ratio Berbeda Berbeda Berbeda mulai memperbaiki kemampuannya dalam
Net Profit Tidak Tidak Tidak memenuhi utang jangka pendekknya walaupun
1 Tahun
Margin Berbeda Berbeda Berbeda
Net Profit Tidak Tidak Tidak pada tahun selanjutnya mengalami penurunan.
2 Tahun Jika dibandingkan nilai rasio sebelum dan
Margin Berbeda Berbeda Berbeda
Net Profit Tidak sesudah merger atau akuisisi current ratio tidak
3 Tahun Berbeda Berbeda
Margin Berbeda
Return on Tidak
ada perbedaan yang signifikan seperti hasil uji
1 Tahun Berbeda Berbeda hipotesis yang telah dilakukan. Yang dimana
Equity Berbeda
Return on
2 Tahun Berbeda Berbeda
Tidak seharusnya aktiva lancar perusahaan bertambah
Equity Berbeda karena adanya penggabungan namun mungkin
Return on Tidak Tidak Tidak
3 Tahun pertambahan aktiva tidak terlalu besar karena
Equity Berbeda Berbeda Berbeda
Return on
1 Tahun Berbeda Berbeda
Tidak adanya biaya-biaya tambahan saat
Asset Berbeda pengambilalihan.
Return on Tidak Tidak
2 Tahun Berbeda
Asset Berbeda Berbeda

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 195


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
c) Debt to Asset Ratio selalu mengalami kenaikan
CR baik pada satu, dua, maupun 3 tahun sesudah
melakukan merger atau akuisisi walaupun
10 kenaikan ini tidak banyak namun artinya adanya
7,15262
5 usaha perusahaan untuk memperbaiki
2,23329 1,85205 1,59967 1,90342 1,86081 kemampuannya dalam memenuhi utang jangka
0 pendek maupun utang jangka panjangnya. Jika
T-3 T-2 T-1 T+1 T+2 T+3 dibandingkan nilai rasio sebelum dan sesudah
CR merger atau akuisisi debt to asset ratio tidak ada
perbedaan yang siginifikan seperti hasil uji
hipotesis yang telah dilakukan.
Gambar 1 Current Ratio Pada Periode Sebelum dan
Sesudah Merger atau akuisisi DAR
Sumber : Data diolah, 2019 1
0,65533
b) Debt to Equity Ratio mengalami kenaikan pada 0,5 0,44857 0,44229 0,44086 0,4699 0,47267
satu dan dua tahun sesudah melakukan merger
0
atau akuisisi yang kemudian mengalami
T-3 T-2 T-1 T+1 T+2 T+3
penurunan pada tahun ketiga sesudah merger
atau akuisisi. Jika dibandingkan nilai rasio DAR
sebelum dan sesudah merger atau akuisisi debt
to equity ratio tidak ada perbedaan seperti hasil
Gambar 3 Debt to Asset Ratio Pada Periode Sebelum
uji hipotesis yang telah dilakukan. Debt to dan Sesudah Merger atau akuisisi
equity ratio digunakan untuk menilai Sumber : Data diolah, 2019
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
penjangnya dilihat dari jumlah modal. 2. Hasil uji hipotesis yang telah dilakukan juga
Penelitian ini mendukung penelitian yang membuktikan adanya perbedaan yang
dilakukan Widjanarko (2006) yang menduga hal signifikan terhadap beberapa rasio-rasio berikut
ini disebabkan adanya penerapan akuisisi yang total asset turnover, fixed asset turnover, net
salah atau pemilihan perusahaan target dan profit margin, return on equity, return on asset
perusaaan pengakuisisi tidak memiliki dan earning per share, pada beberapa periode
pengalaman dalam melakukan merger dan perbadingan. Berikut pembahasan setiap rasio
akuisisi. Perusahaan lebih banyak menggunakan yang mengalami perbedaan :
dana yang berasal dari luar/hutang untuk a) Uji hipotesis yang telah dilakukan terhadap
membiayai operasional perusahaan dan atau rasio total asset turnover (TATO) menunjukkan
transaksi dalam kegiatan merger dan akuisisi, adanya perbedaan kinerja keuangan
dana yang dipergunakan dalam membiayai menggunakan rasio TATO pada periode
merger dan akuisisi membutuhkan banyak biaya perbandingan, satu tahun sebelum dengan dua
sehingga tidak terjadi perubahan signifikan pada tahun sesudah merger atau akuisisi, dua tahun
leverage perusahaan. sebelum dengan satu tahun sesudah merger atau
DER akuisisi. TATO digunakan untuk melihat
seberapa jumlah penjualan yang didapat dari
1,5 setiap rupiah aktiva yang dimiliki perusahaan,
1,3061
1 1,00838 0,90714 1,063 maka dari itu jika TATO semakin meningkat ini
0,5 0,36857 mengartikan bahwa penggunaan asset
0,18795
0 perusahaan semakin efektif dan efesien. TATO
T-3 T-2 T-1 T+1 T+2 T+3 menurun pada perbandingan satu tahun sebelum
DER dengan dua tahun sesudah merger atau akuisisi,
satu tahun sebelum merger atau akuisisi rata-
rata TATO sebesar 0,72105 sedangkan sesudah
Gambar 2 Debt to Ratio Equity Pada Periode dua tahun merger atau akuisisi rata-rata TATO
Sebelum dan Sesudah Merger atau akuisisi sebesar 0,57181. TATO juga menurun pada
Sumber : Data diolah, 2019 perbandingan dua tahun sebelum dengan satu
tahun sesudah merger atau akuisisi, dua tahun

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 196


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
sebelum merger atau akuisisi nilai rata-rata penggunaan dana semakin efektif. Jika dilihat
TATO sebesar 0,80229 sedangkan sesudah satu perbandingan nilai rata-rata FATR menurun
tahun merger atau akuisisi nilai rata-rata TATO pada perbandingan satu tahun sebelum dengan
menjadi sebesar 0,64162. Dari penjelasan satu, dua, dan tiga tahun sesudah merger atau
tersebut dapat disimpulkan bahwa TATO akuisisi. Satu tahun sebelum merger atau
memiliki nilai yang lebih baik pada saat akuisisi nilai rata-rata FATR sebesar 1,47762
sebelum melakukan merger atau akuisisi sedangkan sesudah satu tahun merger atau
dibandingkan saat sesudah melakukan meger akuisisi nilai rata-rata FATR sebesar 1,19119,
atau akuisisi. Penurunan ini menunjukkan dua tahun sesudah nilai rata-rata FATR sebesar
bahwa perusahaan menggunakan asset dan 1,06914, dan tiga tahun sesudah nilai rata-rata
aktiva perusahaan yang ada kurang efektif dan FATR sebesar 0,9241. Perbandingan rata-rata
efesien pada sesudah dilakukannya merger atau FATR juga menurun pada perbandingan dua
akuisisi, hal ini bisa terjadi akibat dari karena tahun sebelum dengan satu, dua, dan tiga tahun
penggabungan usaha karena penggabungan sesudah merger atau akuisisi. Dua tahun
usaha butuh mensinergritaskan segala bagian sebelum merger atau akuisisi nilai rata-rata
dari perusahaan baik dari segi keuangan, budaya FATR sebesar 1,77671 sedangkan sesudah satu
dan sumber daya manusianya yang dimana tahun merger atau akuisisi nilai rata-rata FATR
dapat berpengaruh terhadap operasional sebesar 1,19119, dua tahun sesudah nilai rata-
perusahaan sehingga butuh waktu yang lebih rata FATR sebesar 1,06914, dan tiga tahun
dari tiga tahun untuk menstabilkan asset dan sesudah nilai rata-rata FATR sebesar 0,9241.
aktivanya kembali. Serta FATR mengalami penurunan pada
perbandingan tiga tahun sebelum dengan tiga
TATO tahun sesudah merger atau akuisisi, tiga tahun
2 sebelum merger atau akuisisi nilai rata-rata
1,53633 FATR sebesar 1,51976 sedangkan sesudah tiga
1 1,16381 tahun sesudah nilai rata-rata FATR sebesar
0,80229 0,72105 0,64162
0,57181 0,9241. Dari penjelasan tersebut dapat
0 disimpulkan bahwa FATR memiliki nilai yang
T-3 T-2 T-1 T+1 T+2 T+3 lebih baik pada saat sebelum melakukan merger
TATO atau akuisisi dibandingkan saat sesudah
melakukan meger atau akuisisi. Penurunan ini
menunjukkan bahwa perusahaan tidak
Gambar 4 Total Asset Turnover Pada Periode menggunakan aset tetapnya secara efesien
Sebelum dan Sesudah Merger atau akuisisi
sesudah dilakukan kegiatan merger atau
Sumber : Data diolah, 2019
akuisisi. Penurunan ini dapat disebabkan oleh
investasi aktiva tetap yang terlalu banyak,
b) Uji hipotesis yang telah dilakukan terhadap
namun tidak digunakan secara efektif oleh
rasio fixed asset turnover (FATR) menunjukkan
perusahaan.
adanya perbedaan kinerja keuangan
menggunakan rasio FATR pada periode FATR
perbandingan, satu tahun sebelum dengan satu,
2
dua, dan tiga tahun sesudah merger atau 1,51976
1,77671
1,47762
akuisisi, dua tahun sebelum dengan satu, dua, 1 1,19119 1,06914
0,9241
dan tiga tahun sesudah merger atau akuisisi, tiga
tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah 0
T-3 T-2 T-1 T+1 T+2 T+3
merger atau akuisisi. Hal ini berarti dapat
dikatakan bahwa FATR berbeda paling cepat FATR
satu tahun sesudah merger atau akuisisi. FATR
digunakan untuk melihat seberapa efektifitas
Gambar 5 Fixed Asset Turnover Pada Periode
perusahaan dalam menggunakan pendanaan
Sebelum dan Sesudah Merger atau akuisisi
yang ada pada aktiva tetap perusahaan, yang
Sumber : Data diolah, 2019
berarti jika nilai FATR semakin baik artinya
semakin baik juga perputaran persediaan dalam
c) Uji hipotesis yang telah dilakukan terhadap
satu periode dan dapat dikatakan bahwa
rasio net profit margin (NPM) menunjukkan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 197


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
adanya perbedaan kinerja keuangan dan dua tahun sesudah merger atau akuisisi, dan
menggunakan rasio NPM pada periode periode perbandingan dua tahun sebelum
perbandingan, tiga tahun sebelum dengan dua dengan satu dan dua tahun sesudah merger atau
dan tiga tahun sesudah merger atau akuisisi. Hal akuisisi. ROE digunakan untuk mengukur laba
ini berarti dapat dikatakan bahwa NPM berbeda bersih yang sudah dikurangi pajak dengan
paling cepat dua tahun sesudah merger atau modal sendiri, yang berarti jika nilai ROE
akuisisi. NPM digunakan untuk melihat prestasi semakin baik maka semakin baik juga
laba atas setiap penjualan setelah dikurang perusahaan dalam mendapatkan laba . Nilai
biaya-biaya (seperti ajak, bunga, dan dividen rata-rata ROE menurun baik pada perbandingan
preferred stock), yang berarti jika nilai NPM satu tahun sebelum dengan satu dan dua tahun
semakin baik maka semakin baik juga sesudah maupun perbandingan dua tahun
perusahaan dalam membiayai penjualan. Nilai sebelum dengan satu dan dua tahun sesudah
rata-rata NPM menurun baik pada perbandingan merger atau akuisisi. Satu tahun sebelum merger
tiga tahun sebelum dengan dua dan tiga tahun atau akuisisi nilai rata-rata ROE sebesar
sesudah merger atau akuisisi. Tiga tahun 0,14143 sedangkan satu tahun sesudah merger
sebelum merger atau akuisisi nilai rata-rata atau akuisisi nilai rata-rata ROE sebesar
NPM sebesar 0,49814 sedangkan sesudah dua 0,03639, dam pada dua tahun sesudah merger
tahun merger atau akuisisi nilai rata-rata NPM atau akuisisi nilai rata-rata ROE sebesar
sebesar -0,84019, dan tiga tahun sesudah nilai 0,00252. Dua tahun sebelum merger atau
rata-rata NPM menurun sampai ke -15,4219. akuisisi nilai rata-rata ROE sebesar 0,1591
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan sedangkan satu tahun sesudah merger atau
bahwa NPM memiliki nilai yang lebih baik pada akuisisi nilai rata-rata ROE sebesar 0,03639,
saat sebelum melakukan merger atau akuisisi dam pada dua tahun sesudah merger atau
dibandingkan saat sesudah melakukan meger akuisisi nilai rata-rata ROE sebesar 0,00252.
atau akuisisi. Penurunan ini menunjukkan Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan
bahwa adanya ketidak berhasilan perusahaan bahwa ROE memiliki nilai yang lebih baik pada
meningkatkan keutungan terhadap penjualan saat sebelum melakukan merger atau akuisisi
bersih pada saat sesudah dilakukan kegiatan dibandingkan saat sesudah melakukan meger
merger atau akuisisi. Maka dari itu hasil ini atau akuisisi. Penurunan ini menunjukkan
tidak mendukung tujuan perusahaan untuk bahwa adanya ketidak berhasilan perusahaan
mencapai economic of scale dimana tujuan meningkatkan laba bersih pada saat sesudah
utama dari dilakukannya merger atau akuisisi, dilakukan kegiatan merger atau akuisisi.
seharusnya perusahaan dapat meningkatkan Peningkatan laba bersih yang kurang mungkin
output sehingga dapat meningkatkan hasil dari terjadi akibat hasil dari penjualan yang tidak
penjualan bersihnya. terlalu tinggi disertai beban perusahaan yang
bertambah karena adannya penggabungan usaha
NPM yang dimana pembeliannya terlalu tinggi
10 artinya hasil ini tidak mencapai tujuan
perusahaan untuk economic of scale dan
0 0,49814 0,16757 0,16476 0,14733 -0,84019
T-3 T-2 T-1 T+1 T+2 T+3 mendukung hubris teori. Hasil ini mendukung
-10 hasil penelitian Prisya (2017) bahwa terdapat
-15,4219
-20 perbedaan yang signifikan terhadap rasio ROA.
NPM

Gambar 6 Net Profit Margin Pada Periode Sebelum


dan Sesudah Merger atau akuisisi
Sumber : Data diolah, 2019

d) Uji hipotesis yang telah dilakukan terhadap


rasio return on equity (ROE) menunjukkan
adanya perbedaan kinerja keuangan
menggunakan rasio ROE pada periode
perbandingan, satu tahun sebelum dengan satu

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 198


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
atau akuisisi. Penurunan ini menunjukkan
ROE bahwa adanya ketidak berhasilan perusahaan
0,4 0,37986
meningkatkan laba bersih pada saat sesudah
dilakukan kegiatan merger atau akuisisi, hal ini
0,2
0,1591 0,14143 mengartikan jika motif perusahaan melakukan
0,10519 merger atau akuisisi dengan tujuan untuk
0 0,03629 0,00252
mencapai economic of scale maka tidak berhasil
T-3 T-2 T-1 T+1 T+2 T+3
karena seharusnya perusahaan dapat
ROE meningkatkan laba, karena output yang
dikeluarkan bisa dua kali lipat lebih banyak
Gambar 7 Return on Equity Pada Periode Sebelum
sesudah dilakukannya merger atau akuisisi dari
dan Sesudah Merger atau akuisisi
Sumber : Data diolah, 2019 biaya yang dikeluarkan yang dimana
peningkatan output ini seharusnya dapat
e) Uji hipotesis yang telah dilakukan terhadap meningkatkan laba. Penurunan ini bisa jadi
rasio return on asset (ROA) menunjukkan diakibatkan adannya penggabungan usaha yang
adanya perbedaan kinerja keuangan dimana nilai aktiva bertambah namun tidak
menggunakan rasio ROA pada periode diimbangin dengan peningkatan laba bersih. Hal
perbandingan, satu tahun sebelum dengan satu ini disebabkan karena perusahaan butuh periode
dan dua tahun sesudah merger atau akuisisi, dua yang lebih lama lagi agar benar-benar bisa
tahun sebelum dengan dua tahun sesudah meningkatkan kemampuan perusahaan untuk
merger atau akuisisi, dan periode tiga tahun menghasilkan laba dari aktiva yang tersedia.
sebelum dengan dua tahun sesudah merger atau ROA
akuisisi. Hal ini berarti dapat dikatakan bahwa
ROA berbeda paling cepat satu tahun sesudah 0,2
0,1659
merger atau akuisisi. ROA digunakan untuk 0,1 0,09181 0,08329
mengukur kemampuan perusahaan dalam 0,04171 0,02543
0 0,00738
penggunanaan Asset untuk menghasilkan laba T-3 T-2 T-1 T+1 T+2 T+3
bersih, yang berarti jika nilai ROA semakin baik
maka semakin baik juga perusahaan dalam ROA
mendapatkan laba. Nilai rata-rata ROA
menurun baik pada perbandingan satu tahun Gambar 8 Return on Asset Pada Periode Sebelum
sebelum dengan satu dan dua tahun sesudah dan Sesudah Merger atau akuisisi
merger atau akuisisi, satu tahun sebelum merger Sumber : Data diolah, 2019
atau akuisisi nilai rata-rata ROA sebesar
0,08329 sedangkan satu tahun sesudah merger f) Uji hipotesis yang telah dilakukan terhadap
atau akuisisi nilai rata-rata ROA sebesar rasio earning per share (EPS) menunjukkan
0,04171, dan pada dua tahun sesudah merger adanya perbedaan kinerja keuangan
atau akuisisi nilai rata-rata ROA sebesar menggunakan rasio EPS pada periode
0,02543. Nilai rata-rata ROA juga menurun perbandingan dua tahun sebelum dengan satu
pada periode perbandingan dua tahun sebelum tahun sesudah merger atau akuisisi. EPS
merger atau akuisisi nilai rata-rata ROA sebesar digunakan untuk mengukur kemampuan
0,09181 dibandingkan dua tahun sesudah perusahaan memberikan keuntungan kepada
merger atau akuisisi nilai rata-rata ROA sebesar para pemegang saham semakin tinggi maka
0,02543. Perbandiangan tiga tahun sebelum semakin baik. Nilai rata-rata EPS menurun pada
dengan dua tahun sesudah nilai rata-rata ROA perbandingan dua tahun sebelum dengan satu
juga menurun, pada tiga tahun sebelum merger tahun sesudah, dua tahun sebelum merger atau
atau akuisisi nilai rata-rata ROA sebesar 0,1659, akuisisi nilai rata-rata EPS sebesar 232,5651
sedangkan pada dua tahun sesudah nilai rata- sedangkan pada satu tahun sesudah merger atau
rata ROA sebesar 0,02543. Dari penjelasan akuisisi nilai rata-rata EPS sebesar 120,3089.
tersebut dapat disimpulkan bahwa ROA Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
memiliki nilai yang lebih baik pada saat EPS memiliki nilai yang lebih baik pada saat
sebelum melakukan merger atau akuisisi sebelum melakukan merger atau akuisisi
dibandingkan saat sesudah melakukan meger dibandingkan saat sesudah melakukan meger

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 199


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
atau akuisisi. Dilihat dari kesimpulan hasil signifikan hasil ini memberikann indikasi bahwa
pengujian hipotesis ini mendukung hubris teori tujuan ekonomis dilakukannya merger atau akuisisi
yang dimana merger dan akuisisi dapat untuk medapatkan sinergi tidak tercapai.
menurunkan kesejahteraan pemegang saham Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
karena biaya pengambilalihan terlalu tinggi Roll (1986) yang berjudul the hubris hypothesis of
yang disebabkan tanpa ada perhitungan corporate takeover juga mendukung hasil dari
pembelian dari pihak manajerial karena penelitian ini, di dalam penelitiannya disebutkan
pengambilalihan atas dasar ego pihak dengan hubris hypothesis bahwa merger dan
manajerial. akuisisi tidak akan menaikkan kesejahteraan
pemegang saham karena adanya kesalahan dalam
EPS mengestimasi nilai akuisisi yang ternyata terlalu
300 284,36181 tinggi. Hal ini mendukung teori yang disebutkan
232,5651 oleh Schweiger dalam Sobirin (2001:40) bahwa
200
100
134,075 120,3089140,8341137,79219 kunci keberhasilan merger dan akuisisi selain
karena pemilihan strategi yang tepat dan harga
0
T-3 T-2 T-1 T+1 T+2 T+3
pembelian yang wajar juga bergantung pada
efektifitas impelementasinnya yang tidak lain
EPS adalah bagaimana mengelola manusia dan budaya
antara dua perusahaan yang memilih bergabung.
Gambar 9 Earning per Share Pada Periode Sebelum Tarigan,dkk (2016:143) juga menyebutkan
dan Sesudah Merger atau akuisisi keberhasilan dan kegagalan merger atau akuisisi
Sumber : Data diolah, 2019 tergantung pada tiga faktor yaitu : pertama due
diligence penilaian mendalam mengenai hukum,
Hasil penelitian ini juga didukung oleh keuangan dan juga risiko bisnisnya, kedua aspek
Sajow (2017) yang melakukan penelitian mengenai budaya yang dimana aspek ini harus benar-benar
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum menjadi acuan dan aturan sebuah organisasi untuk
Dan Sesudah Merger, studi kasus pada PT. XL bertindak, ketiga aspek kepemimpinan yang
Axiata Tbk. Penelitian tersebut menyebutkan dimana aspek ini membahas mengenai gaya
bahwa hasil uji yang telah dilakukan memberikan kepemimpinan yang harus disesuaikan dengan
hasil kinerja keuangan yang ditunjukan oleh situasi perusahaan.
PT.XL Axiata Tbk, sebelum merger adalah lebih
baik dari pada sesudah merger, karena sesudah KЕSIMPULAN DAN SARAN
perusahaan melakukan merger kinerja keuangan Kеsimpulan
perusahaan memburuk yakni mengalami banyak Berdasarkan hasil pengujian, uraian, dan
penurunan pada sebagian besar rasio keuangan. pembahasan yang telah di jelaskan sebelumnya
Pada uji simultan yang dilakukan terahadap dapat di ambil kesimpulan bahwa tidak ada
semua rasio keuangan menggunakan uji Manova perbedaan yang signifikan dari kinerja keuangan
memberikan hasil yang menunjukkan tidak adanya jika dilihat secara simultan pada saat sebelum dan
perbedaan yang signifikan terhadap kinerja sesudah dilaksankannya penggabungan perusahaan
keuangan sebelum dan sesudah terlaksananya baik secara merger maupun secara akuisisi.
kegiatan merger atau akuisisi, di semua periode Perusahaan butuh periode yang cukup lama untuk
perbandingan yaitu pada perbandigan satu tahun menstabilkan kembali kondisi keuangannya,
sebelum dengan satu, dua, dan tiga tahun sesudah manajemennya, serta sumber daya manusiannya.
merger atau akuisisi, dua tahun sebelum dengan Sedangkan hasil pengujian yang dilakukan
satu, dua, dan tiga tahun sesudah merger atau secara parsial menunjukan bahwa untuk variabel
akuisisi, tiga tahun sebelum dengan satu, dua, tiga current ratio, debt to equity ratio, dan debt to asset
tahun sesudah merger atau akuisisi. ratio tidak mengalami perbedaan yang signifikan
Hasil penelitian ini mendukung penelitian dan untuk variabel-variabel lainnya yaitu total
sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Sundari asset turnover, fixed asset turnover, net profit
(2016) yang berjudul Pengaruh Merger dan margin , return on equity, return on asset, earning
Akuisisi pada Perusahaan Go-Public, yang dimana per share yang digunakan pada penilitian ini,
hasil penelitian menunjukkan bahwa merger dan menunjukan adannya perbedaan yang signifikan
akusisi jika dilihat dari rasio fundamental yaitu dan mengalami penurunan pada variabel tersebut.
ROI, ROE, OPM, DER, dan FATO terbukti tidak

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 200


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Saran Fakultas Ekonomi, Universitas Widya
Mataram, Yogyakarta
1. Bagi Investor, dapat melakukan kajian atau
analisis secara mendalam terhadap kinerja Syaichu, Muhammad. 2006. Merger dan Akuisisi:
perusahaan yang pernah melakukan merger dan Alternatif Meningkatkan Kesejahteraan
akuisisi jika ingin melakukan investasi pada Pemegang Saham. Jurnal Studi
perusahaan-perusahaan tersebut. Manajemen dan Organisasi Fakultas
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat Ekonomika dan Bisnis Universitas
menambah periode perbandingan penelitian Diponegoro, Semarang.
terlebih periode sesudah kegiatan merger atau Tampubolon, Manahan P. 2013. Manajemen
akuisisi, sehingga dapat menemukan hasil uji Keuangan (finance management). Jakarta:
yang lebih baik terhadap perusahaan yang Mitra Wacana Media
melakukan merger atau akuisisi serta juga tidak
hanya memperhatikan aspek ekonomis, namun Tarigan, Josua, Swenjiadi Yenewan, dan Grace
juga aspek non ekonomis. Natalia. 2016. Merger dan Akuisisi: dari
perspektif strategis dan kondisi indonesia
(Pendekatan Konsep dan Studi Kasus).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Niaga dan Lippo resmi merger. Yogyakarta : Ekuilibria.
(Online), (https://nasional.kompas.com/ Utari, dewi, Ari Purwati, dan Darsono
diakses 17 Oktober 2018) Prawironegoro. 2014. Manajemen
Dewi, Putu Yulia Kumalasari. 2018. Analisis Keuangan (Kajian Praktrik dan Teori
Perbandingan Kinerja Keuangan dalam Mengelola Keuangan Perusahaan.
Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Jakarta: Mitra Wacana Media.
Akuisisi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Udayana, Bali.
Hery. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta :
Bumi Aksara.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan.
Jakarta : Kencara Prenada Media Group.
Moin, Abdul. 2007. Merger, Akuisisi, & Dipestasi.
Yogyakarta: Ekonisia.
Munawir, S. 2010. Analisis Laporan Keuangan.
Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.
Sajow, Yunita Elsadai. 2017. Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum
Dan Sesudah Merger (studi kasus pada PT
XL Axiata Tbk). Fakultas Administrasi
Bisnis, Universitas Sam Ratulangi,
Manado.
Sitanggang, J.P. 2013. Manajemen Keuangan
Perusahaan Lanjutan. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Sobirin, Achmad. 2001. Merger dan Akuisisi:
Sebuah Perkawinan Paradoks. Jurnal
Siasat Bisnis nomor enam volume satu.
Sundari, Retno Ika. 2016. Kinerja Merger dan
Akuisisi Pada Perusahaan Go Public Studi
pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2001-2011. Jurnal

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 201


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai