Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak merger dan akuisisi terhadap kinerja
keuangan perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian yang
digunakan adalah tahun 2010-2013. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif komparatif.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah paired sample t-test. Hasil pengujian
untuk current ratio, fixed assets turnover, debt to total assets ratio, net profit margin dan return on assets
pada 1 dan 2 tahun sesudah merger dan akuisisi memiliki nilai Asymp.Sig (2-tailed) lebih besar
dibandingkan nilai signifikansi yang ditetapkan α=0,05 (> 0,05). Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan
signifikan pada CR, FATO, DTAR, NPM, dan ROA. Total asset turnover pada 1 tahun dan 2 tahun
sesudah merger dan akuisisi memiliki nilai Asymp.Sig (2-tailed) 0,013 dan 0,006 lebih kecil daripada
0,05 (<0,05). Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan signifikan pada total asset turnover pada 1 dan 2
tahun setelah perusahaan melakukan merger dan akusisi.
Abstract
This research aimed to analyze the effects of merger and acquisition on the financial performance
of public companies listed in Indonesia Stock Exchanges. The period used in this research was 2010 to
2013. This research design was quantitative comparative. Data analysis method used in this research was
Paired Samples T-Test. The results showed that current ratio, fixed assets turnover, debt to total assets
ratio, net profit margin and return on assets in 1st and 2nd year after merger and acquisition had
Asymp.Sig (2-tailed) greater than α=0,05 (>0,05). It can be concluded that there were no significant
differences in the CR, FATO, DTAR, NPM, and ROA. Total assets turnover in 1st and 2nd years after
merger and acquisition had Asymp. Sig (2-tailed) 0,013 and 0,006 smaller than α=0,05 (<0,05). It means
that there was significant difference in the total assets turnover in 1st and 2nd years after merger and
acquisition.
PENDAHULUAN
Era globalisasi menuntut perusahaan satu strategi eksternal yang dapat dilakukan
saat ini untuk inovatif agar tetap bertahan serta perusahaan adalah dengan mengadakan
mampu bersaing dengan perusahaan lain. kerjasama dengan pihak ketiga atau
Untuk itu diperlukan beberapa strategi penggabungan usaha melalui merger dan
perusahaan agar perusahaan dapat tetap akuisisi. Dalam pernyataan standar akuntansi
bertahan serta terus maju dan berkembang. keuangan (2007) dijelaskan bahwa
Salah satu strategi yang dapat dilakukan penggabungan usaha adalah penyatuan dua
adalah menggunakan strategi eksternal. Salah atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi
Analisis Kinerja Keuangan… (Linda Finansia) 44
satu entitas ekonomi karena satu perusahaan Banyak penelitian yang sama yang telah
menyatu dengan perusahaan lain atau dilakukan sebelum penelitian ini,
memperoleh kendali (kontrol) atas aktiva dan menunjukkan hasil tidak adanya pengaruh
operasi perusahaan lain. Menurut Ruddy merger dan akusisi terhadap kinerja keuangan
(1991), salah satu strategi yang dapat perusahaan. Lako (2004) menyatakan bahwa
dilakukan oleh perusahaan agar perusahaan meskipun dorongan untuk melakukan merger
dapat bertahan atau bahkan berkembang dan akuisisi dipengaruhi oleh sejumlah motif,
adalah dengan melakukan merger dan akuisisi. baik yang terungkap maupun tidak terungkap
Secara teori, keputusan merger dan (unspoken motives) secara eksplisit, namun
akuisisi mempunyai pengaruh yang besar hasil-hasil dari sejumlah riset empiris
dalam memperbaiki kondisi dan kinerja menunjukkan bahwa pelaksanaan merger dan
perusahaan, karena dengan bergabungnya dua akuisisi tidak selalu memberikan hasil akhir
atau lebih perusahaan dapat menunjang yang menyenangkan. Hal ini menunjukkan
kegiatan usaha, sehingga keuntungan yang ketidaksesuaian antara teori dan kenyataan
dihasilkan juga lebih besar dibandingkan jika dilapangan mengenai perubahan kinerja
dilakukan sendiri-sendiri. Merger dan akuisisi keuangan perusahaan yang membaik setelah
juga dianggap dapat memberikan beberapa melakukan aktivitas merger dan akuisisi.
keuntungan bagi perusahaan antara lain Tujuan utama dari penggabungan
peningkatan kemampuan dalam pemasaran, usaha adalah perolehan bermacam sinergi,
riset, skill manajerial, transfer teknologi, dan baik sinergi ekonomi, sinergi teknologi,
efisiensi berupa penurunan biaya produksi maupun sinergi manajerial. Namun dibanyak
(Hitt, 2002). Dengan demikian, tujuan penelitian, penghitungan kinerja keuangan
menggabungkan usaha malalui merger dan menunjukkan tidak adanya perubahan, bahkan
akuisisi diharapkan dapat meningkatkan cenderung menurun, seperti penelitian yang
kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dilakukan oleh Harjito dan Sulong (2004)
mengintepretasikan prestasi yang dicapai menunjukkan bahwa kinerja keuangan untuk
perusahaan dalam periode tertentu yang semua rasio yang dihitung menunjukkan
mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan. bahwa tidak ada perbaikan dalam salah satu
Perubahan-perubahan kinerja keuangan yang ukuran kinerja setelah merger dan akuisisi.
terjadi setelah perusahaan melakukan merger Demikian juga dengan penelitian tentang
dan akuisisi ini, dapat dilihat dengan merger dan akuisisi yang dilakukan oleh
menganalisis rasio-rasio keuangan yang ada peneliti lain yang menggunakan rasio
pada laporan keuangan perusahaan yang keuangan adalah Usadha dan Yasa (2009)
bergabung. Pasca merger dan akuisisi kondisi yang menggunakan rasio keuangan yang
dan posisi keuangan perusahaan seharusnya dikelompokkan ke dalam tiga rasio, yaitu rasio
mengalami perubahan yang membaik. likuiditas rasio profitabilitas dan rasio
Suatu merger dikatakan berhasil solvabilitas. Penelitian dilakukan terhadap 10
apabila kondisi dan posisi keuangan perusahaan go public yang tercatat di Bursa
perusahaan meningkat yang dapat dilihat Efek Indonesia selama tahun 2001-2002.
dengan melakukan pengamatan terhadap Penelitian tersebut menemukan bahwa current
rasio-rasio keuangannya (Sudarsanam, 1999). ratio dan return on investment secara statistik
Berdasarkan teori yang ada, merger dan mengalami penurunan secara siginifikan
akuisisi akan memperbaiki kinerja keangan setelah melakukan merger dan akuisisi,
perusahaan, namun pada kenyataannya tidak sedangkan debt to equity ratio yang
semua perusahaan yang melakukan merger mengalami peningkatan yang signifikan pada
dan akuisisi membaik kinerja keuangannya. periode satu tahun setelah merger dan akuisisi.
Analisis Kinerja Keuangan… (Linda Finansia) 45
perusahaan sebelum dan setelah merger dan hutang. Debt to total assets ratio
akuisisi. menunjukkan seberapa besar asset yang
dimiliki perusahaan selama periode tertentu
2. Terdapat Perbedaan Rasio Aktivitas dibiayai oleh hutang. (Riyanto, 1998).
Sebelum dan Setelah Merger dan Setelah perusahaan melakukan aktivitas
Akuisisi merger dan akusisi, diharapkan dicapai
Rasio aktivitas mengukur seberapa sinergi sehingga penggunaan hutang oleh
efektif manajemen perusahaan mengelola perusahaan dapat diminimalisir. Hutang
aktivanya. Semakin besar tingkat rasio perusahaan yang semakin besar, berisiko
aktivitas maka semakin baik kinerja pada kegagalan perusahaan untuk
perusahaan dalam pengelolaan asetnya. mengembalikan pinjaman yang semakin
Setelah melakukan aktivitas merger dan besar pula. Nilai debt ratio yang semakin
akusisi seharusnya efektifitas manajemen kecil menunjukkan hutang yang dimiliki
dalam mengelola asetnya semakin perusahaan kecil, ini berarti risiko
meningkat karena adanya penggabungan kegagalan perusahaan mengembalikan
manajemen perusahaan. Rasio aktivitas pinjaman juga semakin kecil. Untuk itu,
yang digunakan dalam penelitian ini adalah seharusnya terdapat perbedaan signifikan
total assets turnover dan fixed assets pada rasio solvabilitas yang diproksikan
turnover yang digunakan untuk mengukur dengan debt to total assets ratio perusahaan
sejauh mana kemampuan dana yang sebelum dan setelah merger dan akuisisi
tertanam dalam keseluruhan aktiva serta yang menandakan adanya peningkatan
aktiva tetap perusahaan berputar dalam kinerja keuangan perusahaan.
suatu periode tertentu dalam menghasilkan
penjualan. Penelitian ini menggunakan 4. Terdapat perbedaan rasio profitabilitas
rasio aktivitas sebagai salah satu indikator sebelum dan setelah merger dan akuisisi
penilaian kinerja keuangan perusahaan Rasio profitabilitas yang digunakan
karena dengan dilakukannya merger dan untuk mengukur kinerja keuangan
akuisisi, aset-aset perusahaan digabungkan, perusahaan dalam penelitian ini adalah Net
manajemen yang bergabung juga Profit Margin (NPM) dan Return on Assets
diharapkan semakin efektif dan efisien, (ROA) yang menunjukkan kemampuan
maka seharusnya kemampuan perusahaan perusahaan dalam memperoleh laba apabila
untuk mengelola asetnya semakin baik, dihubungkan dengan penjualan dan total
yang ditandai dengan adanya perbedaan aktiva. Rasio-rasio ini memperlihatkan
signifikan pada rasio aktivitas yang sejauh manakah kemampuan aset
diproksikan dengan total assets turnover perusahaan dalam menghasilkan laba
dan fixed assets turnover perusahaan operasi, serta mengukur tingkat keuntungan
sebelum dan setelah merger dan akuisisi. dari investasi yang telah dilakukan pemilik
modal sendiri atau pemegang saham
3. Terdapat Perbedaan Rasio Solvabilitas perusahaan. Perusahaan yang melakukan
Sebelum dan Setelah Merger dan merger dan akuisisi, tentu mengharapkan
Akuisisi. tercapainya sinergi, baik dalam hal
Rasio solvabilitas dalam penelitian ini ekonomi maupun manajemen perusahaan
diproksikan dengan debt to total assets yang akan semakin memudahkan dalam
ratio. Debt to total assets ratio adalah peningkatan laba perusahaan ditunjukkan
bagian dari setiap rupiah aktiva yang dengan angka pada rasio profitabilitas yang
dijadikan jaminan untuk keseluruhan tinggi. Untuk itu, seharusnya terdapat
Analisis Kinerja Keuangan… (Linda Finansia) 48
Tabel 2. Uji Normalitas TATO normalitas. Untuk itu, uji beda yang akan
Variabel/Periode Asymp. Sig. Simpulan digunakan dalam penelitian ini adalah uji
(2-tailed) parametrik paired sampel t-test.
TATO t-2 0,668 Normal
TATO t-1 0,565 Normal Uji Hipotesis
TATO t+1 0,524 Normal 1. Pengujian hipotesis pertama
TATO t+2 0,565 Normal Periode T-hit Sig. Kesimpulan
Sumber: data diolah (2016) (2-
Tabel 3. Uji Normalitas FATO tailed)
Variabel/Periode Asymp. Sig. Simpulan CR t-1 dan -0,433 0,671 Ha1.1
(2-tailed) CR t+1 ditolak
FATO t-2 0,201 Normal CR t-2 dan -0,365 0,720 Ha1.2
FATO t-1 0,281 Normal CR t+2 ditolak
FATO t+1 0,980 Normal Sumber: data diolah (2016)
FATO t+2 0,887 Normal Berdasarkan hasil uji paired sample
Sumber: data diolah (2016) t-test untuk current ratio, yaitu pada1 dan 2
Tabel 4. Uji Normalitas DTAR tahun sesudah merger dan akuisisi
diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari
Variabel/Periode Asymp. Sig. Simpulan
nilai signifikansi yang telah ditetapkan
(2-tailed)
(>0,05). Hipotesis alternatif pertama (Ha1.1
DTAR t-2 0,998 Normal
dan Ha1.2) ditolak. Dapat disimpulkan
DTAR t-1 0,953 Normal
bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan
DTAR t+1 0,850 Normal
pada rasio likuiditas yang diproksikan
DTAR t+2 0,978 Normal
dengan current ratio perusahaan sebelum
Sumber: data diolah (2016)
dan setelah merger dan akuisisi. Hal
Tabel 5. Uji Normalitas NPM
tersebut mengindikasikan bahwa tidak
Variabel/Periode Asymp. Sig. Simpulan terdapat perbedaan kinerja keuangan
(2-tailed) perusahaan yang diproksikan dengan
NPM t-2 0,347 Normal current ratio pasca merger dan akuisisi,
NPM t-1 0,557 Normal dikarenakan kemampuan perusahaan
NPM t+1 0,518 Normal menggunakan aktiva lancar untuk
NPM t+2 0,950 Normal memenuhi kewajiban jangka pendeknya
Sumber: data diolah (2016) tidak mengalami perbedaan secara
Tabel 6. Uji Normalitas ROA signifikan dari sebelum perusahaan
Variabel/Periode Asymp. Sig. Simpulan melakukan aktivitas merger dan akuisisi.
(2-tailed)
ROA t-2 0,618 Normal 2. Pengujian hipotesis kedua
ROA t-1 0,359 Normal Periode T-hit Sig. Kesimpulan
ROA t+1 0,459 Normal (2-
ROA t+2 0,312 Normal tailed)
Sumber: data diolah (2016) TATO t-1 2,836 0,013 Ha2.1
Dari hasil uji normalitas yang dan TATO diterima
diringkas peneliti pada tabel 1-6, t+1
menunjukkan seluruh sampel yang diuji TATO t-2 3,180 0,006 Ha2.2
berdistribusi normal yang berarti seluruh dan TATO diterima
variabel yang diuji memenuhi asumsi t+2
Sumber: data diolah (2016)
Analisis Kinerja Keuangan… (Linda Finansia) 51
diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari return on assets perusahaan sebelum dan
nilai signifikansi yang telah ditetapkan setelah merger dan akuisisi.
(>0,05). Data tersebut menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan signifikan pada SIMPULAN DAN SARAN
rasio profitabilitas yang diproksikan dengan Simpulan
debt to total assets ratio perusahaan Berdasarkan hasil analisis dan
sebelum dan setelah merger dan akuisisi. pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
Untuk itu, hipotesis alternatif kelima (Ha5.1 1. Tidak terdapat perbedaan signifikan pada
dan Ha5.2) ditolak. Laba bersih yang likuiditas perusahaan yang diproksikan
diperoleh perusahaan tidak berubah dengan Current Ratio (CR) sebelum dan
signifikan pasca merger dan akuisisi sesudah melakukan merger dan akusisi.
mengindikasikan kegagalan perusahaan 2. Terdapat perbedaan signifikan pada rasio
dalam memperoleh keuntungan ekonomis aktivitas perusahaan yang diproksikan
jangka pendeknya. dengan Total Asset Turnover (TATO)
sebelum dan sesudah melakukan merger
6. Pengujian hipotesis keenam dan akusisi.
Periode T-hit Sig. Kesimpulan 3. Tidak terdapat perbedaan signifikan pada
(2- rasio aktivitas perusahaan yang diproksikan
tailed) dengan Fixed Asset Turnover (FATO)
ROA t-1 -0,311 0,760 Ha6.1 sebelum dan sesudah melakukan merger
dan ROA ditolak dan akusisi.
t+1 4. Tidak terdapat perbedaan signifikan pada
ROA t-2 0,269 0,792 Ha6.2 rasio solvabilitas perusahaan yang
dan ROA ditolak diproksikan dengan debt to total assets
t+2 ratio sebelum dan sesudah melakukan
Sumber: data diolah (2016) merger dan akusisi.
Berdasarkan hasil uji paired sample 5. Tidak terdapat perbedaan signifikan pada
t-test untuk return on assets pada 1 dan 2 rasio profitabilitas perusahaan yang
tahun sesudah merger dan akuisisi diproksikan dengan net profit margin
diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari sebelum dan sesudah melakukan merger
nilai signifikansi yang telah ditetapkan dan akusisi.
(>0,05). Data tersebut menunjukkan bahwa 6. Tidak terdapat perbedaan signifikan pada
Ha6.1 dan Ha6.2 yang menyatakan bahwa rasio profitabilitas perusahaan yang
terdapat perbedaan return on assets pada diproksikan dengan return on assets
perbandingan 1 dan 2 tahun sebelum dan sebelum dan sesudah melakukan merger
setelah aktivitas merger dan akuisisi, dan akusisi.
ditolak. Hal ini dimungkinkan karena pihak
perusahaan kurang mampu Keterbatasan Penelitian
mengoptimalkan penggunaan keseluruhan 1. Perusahaan yang dijadikan sampel
aktiva yang bertambah besar sehingga penelitian hanya terbatas pada perusahaan
tingkat pengembalian yang diharapkan juga yang melakukan aktivitas merger dan
tidak meningkat secara signifikan. Dapat akuisisi pada tahun 2010-2013.
disimpulkan bahwa tidak terdapat 2. Penelitian ini hanya menggunakan 6 alat
perbedaan signifikan pada rasio ukur kinerja keuangan perusahaan yaitu
profitabilitas yang diproksikan dengan current ratio, total assets turnover, fixed
Analisis Kinerja Keuangan… (Linda Finansia) 53
assets turnover, debt to total assets ratio, 1. Edisi 8. Penerjemah: Dodo Suharto dan
net profit margin, dan return on assets. Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga.
3. Penelitian ini tidak memperhatikan Dyaksa, Widyaputra. (2006). Analisis
perbedaan apakah perusahaan melakukan perbandingan kinerja perusahaan dan
merger atau akuisisi, sehingga sampel yang abnormal return saham sebelum dan
diuji dijadikan satu. sesudah merger dan akuisisi (Di bursa efek
4. Penelitian ini hanya meneliti efek jangka Jakarta periode 1998-2004). Skripsi
pendek dari aktivitas merger dan akuisisi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis
Saran Multivariate dengan Program IBM SPSS 1.
1. Bagi Investor Semarang: Badan Penerbit Universitas
Bagi investor, sebaiknya memperhatikan Diponegoro.
rasio keuangan perusahaan terutama pada Hanafi M., Muhammad dan Abdul Halim.
variabel total assets turnover pada (2003). Analisis Laporan Keuangan. Edisi
perusahaan yang akan melakukan merger kedua, Cetakan Pertama. Yogyakarta:
dan akuisisi. BPFE.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya Harianto & Sudomo. (2001). Perangkat dan
a. Bagi Peneliti selanjutnya yang Analisis Investasi di Pasar Modal
menggunakan penelitian yang sama Indonesia. Jakarta: PT. Bursa Efek
disarankan untuk menambahkan dapat Indonesia.
menambah jumlah sampel dengan Harjito, D., Agus & Zunaidah, Sulong. (2006).
memperpanjang periode pengamatan The Effect of Merger and Acquisition
penelitian sehingga range data yang diolah Announcements on Stock Price Behaviour
lebih mewakilkan perbedaan yang didapat and Financial Performance Changes: A
pasca perusahaan memutuskan untuk Case of Banks in Malaysia. Jurnal Sinergi.
bergabung dengan perusahaan lain. 8(I). Hlm. 1-12.
b. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk Hitt, A., Michael. (2002). Merger dan
menambahkan variabel penelitian. Akuisisi: Panduan Meraih Laba Bagi Para
c. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan Pemegang Saham. Edisi 1. Jakarta: PT.
dapat memisahkan uji analisis data yakni Raja Grafindo Persada.
mengumpulkan serta menganalisis data Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar
perusahaan yang melakukan merger atau Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
akuisisi secara terpisah. Empat.
Indriantoro, N. & Supomo, B. (2004).
DAFTAR PUSTAKA Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Andreas, Lako. (2004). Kepemimpinan dan Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta:
Kinerja Organisasi Isu Teori dan Solusi. BPFE.
Yogyakarta: Amara Book Moin, Abdul. (2003). Merger, Akuisisi dan
Azizudin, Agis. (2003). Analisis Pengaruh Divestasi. Jilid 1. Yogyakarta: Ekonisia.
Merger dan akuisisi terhadap kinerja Nurdin, D. (1996). Analisis Kinerja Keuangan
keuangan perusahaan.Yogyakarta: Gajah Sebelum dan Sesudah Akuisisi Pada
Mada. Perusahaan Go Publik di Indonesia. Jurnal
Brigham, Eugene F. & Houston, Joel F. Siasat Bisnis. Vol 1.
(2001). Fundamentals of Financial Payamta & Setiawan, Doddy. (2004). Analisis
Management (Manajemen Keuangan). Jilid Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap
Analisis Kinerja Keuangan… (Linda Finansia) 54