Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin meningkatnya perkembangan perekonomian yang terjadi di

Indonesia, perusahaan diwajibkan untuk mempersiapkan dan memaksimalkan

keunggulan daya saingnya agar mampu bertahan dalam persaingan yang semakin

ketat, karena adanya persaingan yang tidak sehat dan saling menjatuhkan antar

perusahaanakan mengakibatkan beberapa perusahaan mengalami penurunan

bahkan kebangkrutan. Dalam menghadapi masalah tersebut, perusahaan harus

mampu meningkatkan kinerja perusahaan yaitu strategi yang digunakan tepat dan

dikembangkan untuk mencapai keberhasilan dan dapat mempertahankan

eksistensinya. Salah satu strategi yang dapat digunakan perusahaan untuk

memperbaiki kinerjanya adalah dengan cara melakukan restrukturisasi.

Restrukturisasi adalah suatu cara dan tindakan yang digunakan untuk

mengatur kembali struktur didalam perusahaan yang bertujuan untuk menjadikan

perusahaan lebih baik agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan (Edratna,

2008). Restrukturisasi ini tidak hanya dilakukan pada saat perusahaan mengalami

penurunan, perbaikan didalam perusahaan dapat dilakukan untuk mengantisipasi

persaingan yang semakin ketat. Proses restrukturisasi memiliki tujuan dalam

memperbaiki kinerja perusahaan secara menyeluruh dan manfaat dari

restrukturisasi ini adalah untuk mengetahui langkah tepat yang harus dilakukan

perusahaan, agar dapat bertahan dan berkembang secara efektif dan efisien. Pada

umumnya terdapat beberapa bentuk restrukturisasi yang digunakan perusahaan,

1
yaitu merger, akuisisi, konsolidasi, divestasi, leveraged buyout (LBO). Menurut

Tarigan (2017) terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam proses

restrukturisasi perusahaan untuk menjual seluruh bisnisnya atau disebut juga

(divestiture), kemudian menjual beberapa dari sebagian yang dimiliki (equity

carveouts), dan melakukan pemisahan atau menjual anak perusahaan dari induk

perusahaan (spin-off).

Spin-off merupakan tindakan yang dilakukan perusahaan untuk melakukan

pemisahan anak perusahaan dari induk perusahaannya (Moin, 2010). Spin-off

menggunakan manejemen yang terpisah dari induk perusahaan sehingga dapat

melakukan kinerja perusahaan secara terpisah. Alasan perusahaan menggunakan

strategi spin-off yaitu untuk mengutamakan kegiatan yang sesuai di bidang

operasionalnya sehingga perusahaan dapat berfokus pada ruang lingkup bisnis

yang tepat. Spin-off merupakan tindakan yang digunakan untuk mewujudkan

keinginan perusahaan dalam memperkuat kinerja maupun finansialnya.

Pada penelitian ini menggunakan kinerja keuangan sebagai cara untuk

mengukur pencapaian perusahaan agar mendapat kesimpulan yang baik. Kinerja

keuangan adalah kondisi kuangan perusahaan pada periode tertentu yang saling

berkaitan dengan baik dan buruknya keadaan keuangan serta prestasi kerja yang

dicapai perusahaan untuk mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan. Beberapa

cara yang digunakan pada penelitian ini untuk menilai kinerja keuangan

perusahaan yang melakukan spin-off berdasarkan pada rasio-rasio keuangan.

Rasio keuangan yang digunakan adalah rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio

solvabilitas dan rasio aktivitas.

2
Rasio profitabilitas merupakan kemampuan yang dimiliki perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan. Pada penelitian ini untuk mengukur

profitabilitas menggunakan return on assets. Return on assets yaitu mengukur

keuntungan yang dihasilkan dari seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio

likuiditas merupakan sebuah ukuran yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya. Dalam

penelitian ini menggunakan current ratio, untuk membandingkan aktiva lancar

dengan hutang lancar. Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk

menunjukkan seberapa besar aktiva perusahaan yang di biayai oleh hutang. Rasio

ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh

kewajibannya. Pada penelitian ini menggunakan debt to equity ratio untuk

membandingkan total hutang dengan total assets. Rasio Aktivitas merupakan

kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva dengan mengukur aktivitas

manajemen perusahaan. Total assets turnover digunakan dalam penelitian ini

untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk

menghasilkan pendapatan dari kegiatan operasional perusahaan.

Di Indonesia terdapat perusahaan yang melakukan beberapa strategi

melalui spin-off untuk meningkatkan kinerja yang baik dalam jangka panjang.

Menurut Moin (2010) menyatakan bahwa terdapat beberapa contoh perusahaan

yang melakukan spin-off yaitu pemerintah indonesia telah melakukan spin-off PT

Semen Gresik (PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa) terhadap Swasta asing.

Masyarakat Minang mengungkapkan kepada pemerintah bahwa mereka tidak

merelakan tanah adat yang digunakan untuk penambangan semen dikuasai oleh

3
pihak swasta asing. Masyarakat Tonasa memiliki alasan yang sama yaitu tidak

ingin pabrik semen yang berada di daerah Tonasa (Sulawesi) dikuasai oleh swasta

asing, karena kedua daerah tersebut ingin mensejahterakan keuangan daerah agar

menjadi lebih baik.

Aktivitas spin-off terjadi pada perusahaan PepsiCo yang telah melakukan

spin-off terhadap Kentucky Fried Chicken (KFC), Taco Bell dan juga Pizza Hut,

kemudian perusahaan tersebut menerapakan manajemen yang baru bernama

Tricon Global Restaurants (Moin, 2010).

Beberapa penelitian yang meneliti tentang perbedaan kinerja keuangan

sebelum dan sesudah spin-off, memaparkan hasil yang diperoleh memiliki

keragaman yaitu tidak selalu sejalan maupun konsisten. Berdasarkan penelitian

perbandingan FDR sebelum dan sesudah spin-off pada Bank BCA Syariah, Bank

Mandiri Syariah, BRI Syariah, BNI Syariah dan BTPN Syariah menunjukkan ada

perbedaan yang signifikan (Kuncoro & Yulianto, 2018). Menurut Nasuha (2012)

meneliti dampak kebijakan spin-off terhadap kinerja bank syariah. Dalam analisis

ini menggunakan Wilcoxon Match Pairs Test, menggunakan sembilan variabel

yaitu aset, pembiayaan, dana pihak ketiga, pendapatan bersih, dan lima rasio

keuangan (CAR, NPF, FDR, ROA, dan ROE). Hasilnya menunjukkan dari empat

variabel yang digunakan menunjukkan adanya perbedaan kinerja keuangan.

Sedangkan Tanjung dkk. (2017) menyatakan bahwa penelitian yang

diukur menggunakan metode Economic Value Added (EVA), Market Value Added

(MVA), Financial Value Added (FVA) sebelum dan setelah melakukan divestasi.

4
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dari sample yang diteliti hasilnya

tidak terdapat perbedaan secara signifikan sebelum dan setelah divestasi. Serta

penelitian yang dilakukan oleh Naomi (2017) Variabel yang digunakan ada

beberapa rasio yaitu ROA, Net Profit Margin (NPM), dan rasio Total Asset

Turnover, serta rasio efisiensi dalam menjalankan bisnis diwakili oleh Cost to

Income Ratio (CIR). Hasil menunjukkan bahwa: spin-off Unit Usaha Syariah

menjadi Bank Umum Syariah berhasil meningkatkan pangsa pasar setiap Bank

Umum Syariah, tidak ada perbedaan signifikan dalam profitabilitas sebelum dan

setelah spin-off di sebagian besar sampel, tidak ada perbedaan signifikan terkait

efisiensi operasional.

Penemuan Prezs dan Simonyan (2015) menunjukkan bahwa perusahaan

yang melakukan divestasi melalui spin-off memiliki kinerja operasi pra-divestasi

yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan melakukan divestasi melalui

aksi jual.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan diatas maka diperoleh

hasil yang berbeda-beda dari beberapa penilitian yang telah dilakukan. Kemudian

akan dijadikan permasalahan untuk mengkaji ulang penelitian sebelumnya dengan

memperbaharui periode penelitian. Kebaruan dari penelitian ini didukung oleh

penelitian sebelumnya yang memberikan hasil yang beragam terkait dengan

kinerja keuangan perusahaan yang digunakan untuk mengetahui perbedaan kinerja

keuangan perusahaan pada saat sebelum dan sesudah melakukan spin-off yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, berdasarkan pada beberapa penelitian yang

telah dilakukan memiliki perbedaan hasil mengenai perbandingan kinerja

perusahaan yang melakukan spin-off. Dengan melihat hasil penelitian tersebut,

maka dihasilkan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah rasio profitabilitas berbeda antara sebelum dan sesudah

melakukan spin-off pada perusahaan yang terdaftar di BEI?

2. Apakah rasio likuiditas berbeda antara sebelum dan sesudah

melakukan spin-off pada perusahaan yang terdaftar di BEI?

3. Apakah rasio solvabilitas berbeda antara sebelum dan sesudah

melakukan spin-off pada perusahaan yang terdaftar di BEI?

4. Apakah rasio aktivitas berbeda antara sebelum dan sesudah

melakukan spin-off pada perusahaan yang terdaftar di BEI?

1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan dengan perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian

ini, maka tujuan dari penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada rasio profitabilitas

sebelum dan sesudah melakukan spin-off pada perusahaan yang

terdaftar di BEI.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada rasio likuiditas

sebelum dan sesudah melakukan spin-off pada perusahaan yang

terdaftar di BEI.

6
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada rasio solvabilitas

sebelum dan sesudah melakukan spin-off pada perusahaan yang

terdaftar di BEI.

4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada rasio aktivitas

sebelum dan sesudah melakukan spin-off pada perusahaan yang

terdaftar di BEI.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat atau kegunaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan untuk meningkatkan kinerja keuangan pada perusahaan

yang melakukan spin-off.

2. Bagi akademisi dan peneliti

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran dan berbagi

informasi akademisi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan terkait

spin-off. Penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur tambahan

untuk penelitian selanjutnya yang memiliki tema yang sama.

Anda mungkin juga menyukai