Anda di halaman 1dari 18

1

Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal dan Umur Perusahaan Terhadap
Return On Asset (ROA) Perusahaan Mining and Mining Service
yang terdaftar di BEI periode 2006-2010

Rafnida Ahmad
Kirmizi
Rofika

ABSTRAC

The purpose of thyis study is to analyze of independency appearance of profitability
which consist of some variables, such as working capital turnover, debt equity ratio
and business age. This research at two variables, tahat as dependent variable and
independent variables. This research applied on Mining and Mining service business
at BEI. Samples is 12 businees whom listing at 2006-2010 periode. The model
analize used was double linear regression. The test of Clasic Assumtion test used was
normality test. Multicolinearity test, heteroscedastisity test, and autocorealition test.
Hypothesis test used was t-test, f-test and adjusted R square. The result of f-test
showed independent variables is working capital turnover, debt equity ratio
influenced to dependent variables, but business age not influenced to dependent
variable. The R Square effect by all independent variables are 51,6% and48,4%
influenced by other variables.
Keyword : Return On Asset (ROA), Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal,
Umur Perusahaan

PENDAHULUAN
Pada umumya semua perusahaan bertujuan untuk mendapatkan laba. Tanpa
diperolehnya laba, perusahaan tidak akan dapat memenuhi tujuan lainnya yaitu
pertumbuhan yang terus menerus (going concern)l. Laba yang menjadi tujuan utama
perusahaan dapat dicapai dengan penjualan barang dan jasa, maka dengan begitu laba
yang dihasilkan oleh perusahaan juga akan semakin besar. Agar dapat
memaksimalkan laba yang didapat oleh perusahaan, manajer keuangan perlu
mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap profitabilitas
perusahaan. Dengan mengetahui pengaruh dari masing-masing faktor terhadap
profitabilitas, perusahaan dapat menentukan langkah-langkah apa saja yang harus
dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah dan meminimalisir dampak negatif yang
yang timbul.
Profitablitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba
pada periode tertentu. Profitabilitas diproksikan ke dalam return on asset (ROA).
Semakin tinggi ROA maka semakin baik keadaan suatu perusahaan itu,


2

(Syamsuddin, 2009). Hal ini berarti dengan meningkatkan laba yang dihasilkan dan
baiknya keadaan perusahaan maka investor akan tertarik untuk berinvestasi.
Untuk mengetahui keberhasilan suatu perusahaan dalam memperoleh laba
dapat dilihat dari kesuksesan dan kemampuan perusahaan menggunakan modal kerja
secara produktif. Hal ini dikarenakan perputaran modal kerja merupakan salah satu
komponen terpenting dari aktiva yang harus dikelola dan dimanfaatkan secara efektif
dan efisien. Seperti halnya yang dinyatakan oleh Munawir (2004), selain efisiensi dari
pengelolaan modal kerja profitabilitas perusahaan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain seperti jenis, skala, umur perusahaan, struktur modal dan produk yang dihasilkan.
Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profit (ROA) seperti yang disebutkan
diatas, tetapi di dalam penelitian ini yang mempengaruhi profit atau yang menjadi
variabel independennya adalah perputaran modal kerja, struktur modal, dan umur
perusahaan. Modal kerja disini merupakan investasi suatu perusahaan yang
digunakan untuk membiayai kegiatan operasi sehari-hari, atau secara konsep
fungsional modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi
yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Investasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan diharapkan dapat kembali dalam waktu singkat. Modal kerja yang terlalu
besar dari kebutuhan nyata akan mengakibatkan tidak efisiennya penggunaan dana
perusahaan. Sebaliknya bila modal perusahaannya terlalu kecil juga akan
mengganggu jalannya kegiatan operasional perusahaan.
Selain penggunaan modal kerja yang efisien dan perputaran siklus modal
kerja yang singkat, faktor lain yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan
adalah struktur modal. Struktur modal adalah gambaran antara modal sendiri (equity)
dan utang perusahaan (debt). Modal sendiri berasal dari common stock, paid in
capital, retained earning dan dikurangi treasury stock (internal equity). Modal
sendiri dapat pula berasal dari eksternal equity yaitu apabila perusahaan menjual
sahamnya kepada investor. Secara umum struktur modal suatu perusahaan menurut
Brigham (2006) adalah hutang jangka panjang (long term debt) yaitu hutang yang
masa jatuh temponya lebih dari sepuluh tahun dan modal sendiri,
Selain itu, dalam penelitian ini umur perusahaan juga menjadi variable
independen yang juga dapat mempengaruhi ROA. Umur perusahaan dhitung mulai
dari didirikannya perusahaan sampai perusahaan tersebut masih mampu menjalankan
kegiatan operasinya. Dari segi umur, biasanya perusahaan yang sudah lama berdiri
akan stabil dbandingkan dengan perusahaan yang baru berdiri (Sulistianingsih, 2001).
Perusahaan dengan umur makin lama/tua, cenderung untuk terampil dalam
pengumpulan, pemprosesan dan menghasilkan informasi ketika diperlukan karena
telah memperoleh pengalaman yang cukup (Rachmat Saleh, 2004). Hasil penelitian
ini sama dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wahyuni (2009), Lexinta
(2010), Devi (2006) dan Imelga (2008) yang mana variabel umur perusahaan ini tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas.
Penelitian lainnya yang pernah dilakukan oleh Arioctafianti (2007) yang
meneliti tentang pengaruh tingkat perputaran modal kerja, struktur modal dan umur


3

perusahaan terhadap profitablitas pada perusahaan wholeshale and retail trade di
BEJ , yang hasil penelitiannya adalah umur perusahaan mempunyai pengaruh
signifikan terhadap profitablitas (ROA) perusahaan. Dengan demikian peneliti
memasukkan variabel umur perusahaan sebagai variabel independen didalam
penelitian ini.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Wahyuni (2009), yang meneliti tentang
pengaruh tingkat perputaran modal kerja, struktur modal, umur perusahaan dan skala
perusahaan terhadap profit pada perusahaan property and real estate di BEI. Dan
hasilnya dalah bahwa tingkat perputaran modal kerja perbengaruh terhadap
profitabiltas (ROA) perusahaan, sama halnya seperti penelitian yang dilakukan oleh
Iis Larasati (2010) meneliti tentang pengaruh perputaran modal kerja, struktur modal
dan umur perusahaan terhadap profitabilitas pada perusahaan automotive and allied di
BEI. Hasilnya adalah bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap
profitabilitas/keuntungan perusahaan, sama halnya seperti penelitian yang dilakukan
oleh Rani Z(2006) tentang pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas pada
perusahaan manufaktur di BEI, yang hasilnya mengatakan bahwa perputaran modal
kerja berpengaruh terhadap profit perusahaan.
Penelitian yang juga dilakukan oleh Wahyuni (2009), Devi (2006) dan Imelga
(2008) yang meneliti tentang pengaruh struktur modal terhadap profit/keuntungan
perusahaan, yang mana hasilnya menyatakan bahwa struktur modal signifikan
berpengaruh terhadap profit/keuntungan perusahaan. Dengan demikian disini peneliti
menjelaskan bahwa, penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Iis Larasati
(2010) meneliti tentang pengaruh perputaran modal kerja, struktur modal dan umur
perusahaan terhadap profitabilitas pada perusahaan automotive and allied di BEI.
Hasilnya adalah bahwa yang berpengaruh terhadap profitabilitas adalah hanya
perputaran modal kerja saja, sementara struktur modal dan umur perusahaan tidak
berpengaruh.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perputaran
modal kerja, struktur modal, dan umur perusahaan terhadap return on asset (ROA)
pada perusahaan Mining and Mining Service yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sedangkan manfaat peneloitian ini adalah Bagi peneliti sebagai salah satu syarat
untuk memeperoleh gelar sarjana ekonomi di fakultas ekonomi Universitas riau,
tetapi juga sebagai sarana untuk membantu para praktis dan manajemen perusahaan
dalam menganalisis pengaruh perputaran modal kerja, strukrur modal, dan umur
perudahaan terhadap profitablitas pada perusahaan Mining and Mining Service di
Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. Pengembangan ilmu pengetahuan dan
sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya.





4

KERANGKA TEORITIS
Profitabilitas (ROA)
Profitabilitas (ROA) suatu perusahaan dapat mencerminkan kemampuan suatu
perusahaan dalam memperoleh laba. Apabila ROA suatu perusahaan tinggi, berarti
efisiensi suatu perusahaan juga tinggi. Rasio ini memberikan gambaran tentang
tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya.
Efektivitas manajemen ini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan
investasi perusahaan.
J adi Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan memperoleh laba
dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas
sendiri, dipengaruhi oleh banyak faktor. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
faktor-faktor tersebut terhadap profitabilitas (ROA) suatu perusahaan, dapat
digunakan rasio keuangan. Menurut Bambang Riyanto (2001).

Komponen perhitungan ROA:
a. Tingkat Profitabilitas
Tingkat profitabilitas dapat dievaluasi dengan menggunakan indikator margin
keuntungan (profit margin). Ukuran tingkat profit margin adalah rasio antara laba
bersih setelah pajak dibagi dengan pendapatan total.
Profit margin yang semakin besar menunjukkan pertumbuhan laba bersih
setelah pajak lebih tinggi dibanding pertumbuhan pendapatan total. Laba bersih
setelah pajak akan semakin besar bila selisih positif antara total pendapatan dikurangi
dengan total biaya semakin besar. Untuk memperbesar selisih keduanya maka perlu
perbaikan di sisi biaya dan pendapatan. Pada pendapatan, perusahaan harus
meningkatkan jumlah dan kualitas aktiva produktif. Sementara pada biaya,
penghematan tanpa menurunkan kualitas pelayanan, karena biaya total terdiri atas
biaya bunga dan non bunga. Maka efisiensi penggunaan dana dan penggunaan faktor
non dana terutama tenaga kerja sangat dibutuhkan.
b. Tingkat Penggunaan Aktiva
Ukuran tingkat penggunaan aktiva (assets utilization) adalah rasio antara total
pendapatan dibagi dengan total aktiva.
Tingkat penggunaan aktiva yang semakin baik disebabkan pertumbuhan
pendapatan yang lebih tinggi dari pertumbuhan aktiva. Karena itu pendapatan bunga
dan non bunga harus ditingkatkan dengan cara memperbanyak dan meningkatkan
kualitas dan kuantitas produk perusahaan.




5

Perputaran Modal Kerja
Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau
dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan
operasi perusahaan sehari-hari (Sawir, 2005). Sedangkan perputaran modal kerja
adalah perbandingan antara jumlah penjualan perusahaan dengan modal kerja (aktiva
lancar didalamnya), (Raharjo, 2007).
Menurut Benny (2008) periode perputaran modal kerja adalah dimulai dari
saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat
dimana kembali menjadi kas.
Lama periode perputaran modal kerjanya tergantung pada berapa lama
periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut. Periode
perputaran modal kerja dimulai dari saat kas diinvestasikan untuk melakukan
kegiatan perusahaannya. Selanjutnya dilakukan proses produksi dan sampai pada
tahap barang tersedia untuk dijual secara tunai ( cash ) maupun kredit . Penjualan
dengan kredit akan menimbulkan piutang yang akhirnya akan kembali lagi menjadi
kas. Kegiatan perputaran ini dinamakan lingkaran modal kerja. Makin pendek periode
perputaran modal kerja maka makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat
perputarannya (turn-over-rate).
Fungsi dan Pentingnya modal kerja
Modal kerja berperan dalam menopang operasi atau kegiatan perusahaan,
karena tanpa modal kerja maka kegiatan operasional suatu perusahaan tidak dapat
berjalan lancar. Pada dasarnya modal kerja adalah sebagian dari dana perusahaan
yang berfungsi sebagai jembatan antara saat pengeluaran uang dengan saat
penerimaanya. Modal kerja yang terlalu besar dari kebutuhan nyata akan
mengakibatkan tidak efisiennya penggunaan dana perusahaan. Sebaliknya bila modal
kerjanya terlalu kecil juga akan mengganggu jalannya operasi perusahaan (Benny,
2008).
Pentingnya suatu modal kerja menurut Munawir (2004) bagi suatu perusahaan
adalah:
a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari
aktiva lancar.
b. Memungkinkan untuk membayar semua kewajiban-kewajiban tepat ada
waktunya.
c. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan
memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau
kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
d. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk
melayani para konsumennya.


6

e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih
menguntungkan kepada para langganannya.
f. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien
karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang
dibutuhkan.
Jenis-jenis modal kerja
Modal kerja menurut Sawir (2005) dapat digolongkan atas:
1. Modal kerja permanen (permanent working capital) yaitu modal kerja yang
harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau
dengan kata lain modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk
kelancaran usaha. Permanent working capital ini dapat dibedakan dalam :
a. Modal kerja primer (primary working capital) yaitu jumlah modal kerja
minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas
usahanya.
b. Modal kerja normal (normal working capital) yaitu jumlah modal kerja
yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
2. Modal kerja variable (variable working capital) yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan.
Modal kerja ini dibedakan atas :
a. Modal kerja musiman (seasonal working capital) yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
b. Modal kerja siklis (cyclical working capital) yaitu modal kerja yang
kebutuhannya sangat bergantung dengan adanya fluktuasi kerja, sehingga
sifat modal kerja ini sangat kompleks.
c. Modal kerja darurat (emergency working capital) yaitu modal kerja yang
besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak
diketahui sebelumnya (misalnya ada pemogokan buruh, banjir, perubahan
keadaan ekonomi yang mendadak).
Faktor yang menentukan besarnya modal kerja
1. Sifat atau Tipe dari Perusahaan
2. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang
akan dijual serta harga persatuan dari barang tersebut.
3. Syarat pembelian bahan atau barang dagangan
4. Syarat penjualan
5. Tingkat perputaran persediaan
Struktur Modal
Struktur modal suatu perusahaan merupakan gabungan antara modal sendiri
(equity), dan utang perusahaan (debt).


7

Menurut Bambang Ryanto (2001:53) struktur modal perusahaan dipengaruhi
oleh banyak faktor-faktor utama yaitu :
a. Tingkat Bunga
b. Stabilitas Pendapatan
c. Kadar Resiko dan Aktiva
d. Besarnya J umlah Modal yang Dibutuhkan
e. Keadaan Pasar Modal
f. Sifat Manajemen
Unsur-Unsur Struktur Modal
Secara umum struktur modal suatu perusahaan menurut Brigham (2006)
adalah sebagai berikut:
a. Hutang J angka panjang (long term debt) yaitu hutang yang masa jatuh
temponya lebih dari sepuluh tahun. Komponen ini terdiri dari:
- Hutang hipotek (mortgages), yaitu bentuk hutang jangka panjang yang
dijamin dengan aktiva tidak bergerak (tanah dan bangunan).
- Obligasi (bond), adalah sertifikat yang menunjukkan pengakuan bahwa
perusahaan meminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya kembali
dalam jangka waktu tertentu. Hutang jangka panjang ini umumnya
digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan atau modernisasi dari
perusahaan karena kebutuhan modal untuk keperluan perluasan ini
meliputi jumlah yang besar.
b. Modal sendiri, yang terdiri dari saham-saham biasa dan saham prefer,
revaluasi surplus, laba ditahan dan agio saham.
Umur Perusahaan.
Umur perusahaan adalah sejak berdirinya hingga perusahaan tersebut masih
mampu menjalankan operasinya. Pada dasarnya perusahaan didirikan untuk jangka
waktu yang tidak terbatas/panjang tidak didirikan hanya untuk beberapa tahun saja
(Donald, 2002).
Menurut Sulistianingsih (2001) dari segi umur, biasanya perusahaan yang
sudah lama berdiri akan stabil dibandingkan dengan perusahaan yang baru berdiri.
Secara teorotis perusahaan yang ukurannya vesar dan telah lama akan dipercaya oleh
penanaman modal (investor) dari perusahaan kecil. Karena perusahaan yang lebih
lama berdiri diasumsikan akan dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi daripada
perusahaan yang baru berdiri. Akibatnya perusahaan kecil akan kesulitan dalam
memperoleh dana dipasar modal sehingga lebih mengandalkan modal sendiri.




8

Hipotesis Penelitian
1. Hubungan Perputaran Modal Kerja terhadap ROA
Dengan tingkat perputaran modal kerja yang tinggi maka tingkat penjualan uga
akan tinggi. Tingkat penjualan yang tinggi tentu saja akan memberikan keuntungan
yang juga lebih besar sehingga dapat mempengaruhi ROA perusahaan.
Dari uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis:
H1 = Terdapat pengaruh perputaran modal kerja terhadap ROA perusahaan
Mining and Mining Service di BEI

2. Hubungan Struktur Modal terhadap ROA
Struktur modal merupakan komposisi penggunaan modal sendiri dan hutang
sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan. Besarnya profitabilitas modal sendiri
selain dipengaruhi profitabilitas ekonomi juga dipengaruhi oleh struktur modal dalam
hal ini rasio hutang jangka panjang dengan modal sendiri..
Dari uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis:
H2 = Terdapat pengaruh struktur modal terhadap ROA perusahaan Mining
and Mining Service di BEI

3. Hubungan Umur Perusahaan terhadap ROA
Suatu perusahaan yang sudah lama berdiri akan stabil dibandingkan dengan
perusahaan yang baru berdiri. Secara teorotis perusahaan yang ukurannya vesar dan
telah lama akan dipercaya oleh penanaman modal (investor) dari perusahaan kecil.
Karena perusahaan yang lebih lamberdiri diasumsikan akan dapat menghasilkan laba
yang lebih tinggi daripada perusahaan yang baru berdiri
Dari uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis:
H3 = Terdapat pengaruh Umur Perusahaan terhadap ROA perusahaan
Mining and Mining Service di BEI

METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah peusahaan pertambangan (Mining and
Mining Service) yang terdaftar di BEI. Perusahaan pertambangan yang masih
terdaftar di BEI dari 2006-2010 berjumlah 27 perusahaan, perusahaan yang tidak
memenuhi kriteria sebanyak 15 perusahaan dikarenakan perusahaan ini hanya mulai
listing dari 2008-2010, sementara ditahun 2006-2007 tidak listing. Sehingga
perusahaan yang terpilih menjadi sampel sebanyak 12 perusahaan Mining and Mining
Service yang terdaftar di BEI periode 2006-2010.

Jenis dan Sumber Data
J enis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter, yaitu
berupa laporan keuangan pada tahun penelitian 2006-2010. Menurut Indrianto dan


9

Supoma (2002) data dokumenter memuat apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi
serta siapa yang terlibat dalam suatu kejadian.
Defenisi dan Pengukuran Variabel
Variabel Independen
1. Peputaran Modal Kerja
Modal kerja disini adalah jumlah dana yang digunakan selama periode
akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Perputaran
modal kerja adalah perbandingan antara penjualan dibagi dengan modal kerja
bersih, sehingga dapat dirumuskan dibawah ini:
Perputaran modal kerja
naIan


2. Struktur Modal
Struktur modal adalah gambaran antara modal sendiri (equity) dan utang
perusahaan (debt). Struktur modal perbandingan antara total liabilities(hutang)
dibagi dengan total equity, sehingga dapat dirumuskan dibawah ini:
DER (Debt Equity Ratio)
otaILIaIIItI
otaIEIt

3. Umur Perusahaan
Umur perusahaan dihitung sejak berdirinya perusahaan hingga perusahaan
tersebut mampu menjalankan operasinya.

Variabel Dependen
Return On Asset (ROA)
ROA
Laa ItIa aa
otaIat
x 100 %
Persamaan Regresi
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+
Dimana:


10

Y =ROA Perusahaan
a =Konstanta
X1 =Perputaran Modal Kerja
X2 =Struktur Modal
X3 =Umur Perusahaan
b1,b2,b3 =Koefisien regresi variabel independen
=Variabel Pengganggu (Error) di asumsikan 0
Uji Data
Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residul mempunyai distribusi normal (Imam, 2001). Model
regresi yanhg baiki adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
J ika distribusi data tidak normal, maka tes statistic yang dihasilkan tidak valid.
Untuk mengujuji normalitas data pada penelitian ini, digunakan grafik normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya
dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan:
- J ika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal maka asumsi normalitas terpenuhi
- J ika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal maka asumsi normalitas tidak terpenuhi
Uji Asumsi Klasik
Menurut model regresi yang diperoleh dari metode OLS (Ordinary Least
Square Method) merupakan metode regresi yang menghasilkan estimator linear tidak
basis yang terbaik (Best Linear Unbias Estimator/BLUE). Kondisi ini akan terjadi
jika dipenuhi beberapa asumsi yang disebut dengan asumsi klasik sebagai berikut:
Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini digunakan uji t dalam uji H1, H2, dan H3. Uji T
digunakan untuk menguji atau membandingkan rata-rata nilai suatu sampel dengan
nilai lainnya. Membandingkan dengan Thitung dengan Ttable, apabila Thitung lebih besar
dari Ttabel berarti variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel tidak bebas.
Begitu juga sebaliknya, apabilan Thitung lebih kecil dari Ttable, maka variabel bebas


11

tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Untuk menentukan nilai statistic
table, ditentukan dengan tingkat signifikan = 0,005.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengujian Hipotesis
1. Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap ROA (H1)
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa t hitung perputaran modal kerja
sebesar 3,298, sedangkan t tabel sebesar 2,00. Dengan demikian t-hitung(3,298) >t-
tabel(2,00). Hasil ini menyebabkan hipotesis nol ditolak dan hipotesisi alternative
diterima, dan p value sebesar 0,002, sedangkan =0,05, maka dapat diamati p value
(0,002)<0,05. Hasil ini memperkuat penerimaan hipotesis pertama. Artinya variabel
perputaran modal kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA.
Berpengaruhnya perputaran modal kerja terhadap ROA perusahaan karena
perputaran modal kerja (WCTO) adalah perbandingan antara penjualan perusahaan
dengan modal kerja (aktiva lancar didalamnya). Untuk menggambarkan hubungan
perputaran modal kerja dengan ROA adalah pada saat perusahaan mampu
melaksanakan penjualan produk dengan periode yang singkat. Makin singkat periode
penjualannya maka makin cepat kas yang telah dikeluarkan dari modal kerja yang
digunakan akan kembali. Uang yang masuk yang berasal dari penjualan produk akan
segera dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi perusahaan selanjutnya. Dengan
demikian maka dana tersebut akan terus berputar setiap periodenya. Semakin cepat
periode perputaran modal kerja suatu perusahaan maka laba yang dihasilkan akan
semakin besar. Dengan singkatnya periode perputaran modal kerja, maka perusahaan
tidak lagi mengeluarkan biaya-biaya operasional yang dapat menurunkan profit
perusahaan.
2. Pengaruh Struktur Modal terhadap ROA (H2)
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa t hitung struktur modal sebesar -
2,817, sedangkan t tabel sebesar 2,00. Dengan demikian t-hitung(-2,817) > t-
tabel(2,00). Hasil ini menyebabkan hipotesis nol ditolak dan hipotesisi alternative
kedua diterima. DER menyebabkan memiliki pengaruh negative terhadap ROA, dan
p value sebesar 0,007, sedangkan =0,05, maka dapat diamati p value (0,007) <
0,05. Hasil ini tidak memperkuat penerimaan hipotesis kedua. Artinya secara parsial
variabel struktur modal memiliki pengaruh negative terhadap ROA.
Hubungan struktur modal terhadap ROA memiliki hubungan berbanding
terbalik. Artinya semakin besar rasio hutang, maka secara otomatis beban bunga pun
besar dan akan mempengaruhi laba yang akan dihasilkan perusahaan tersebut, jadi
semakin tinggi hutang, maka profit yang diperoleh perusahaan sedikit karna adanya
beban bunga yang besar, dan semakin sedikit hutang maka beban bunga pun sedikit
dan profit perusahaan akan besar.


12

3. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap ROA (H3)
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa t hitung struktur modal sebesar
0,247, sedangkan t tabel sebesar 2,00. Dengan demikian t-hitung(0,247) < t-
tabel(2,00). Hasil ini menyebabkan hipotesis nol diterima dan hipotesisi alternative
ketiga ini ditolak, dan p value sebesar 0,806, sedangkan =0,05, maka dapat
diamati p value (0,806) >0,05. Hasil ini memperkuat penerimaan hipotesis nol..
Artinya, secara parsial variabel umur perusahaan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ROA.
Tidak berpengaruhnya umur perusahaan terhadap ROA perusahaan mining
and mining service dikarenakan investor dalam menanamkan investasi di suatu
perusahaan tidak melihat umur perusahaan tersebut. Akan tetapi, investor lebih
melihat dari variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model seperti misalnya
laba bersih yang didapatkan oleh perusahaan atau kemampuan perusahaan
membagikan deviden dalam jumlah yang besar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk bukti empiris tentang pengaruh perputaran
modal kerja, struktur modal dan umur perusahaan terhadap return on assets (ROA)
pada perusahaan mining and mining service yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2006-2010.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel Perputaran
Modal Kerja (WCTO) memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap ROA
perusahaan. Hal ini memberikan arti bahwa semakin cepat periode perputara modal
kerja maka ROA/profit yang dihasilkan oleh suatu perusahaan besar/tinggi. Sama
halnya variabel Struktur modal (DER) memiliki pengaruh negative signifikan
terhadap ROA. Hal ini memberikan arti bahwa semakin besar hutang yang dimiliki
oleh perusahaan maka ROA perusahaan tersebut kecil. Maksudnya, dengan
banyaknya hutang maka tingkat bunga pun besar begitu juga sebaliknya semakin
kecil tingkat penggunaan hutang maka tingakat beban bunga kecil sehingga
ROA/profit tidak akan berkurang. Yang terakhir variabel Umur perusahaan tidak
memiliki pengaruh terhadap ROA. Hal ini disebabkan karena tidak semua investor
melihat ukmur suatu perusahaan untuk mau menanamkan modalnya, melainkan dari
variabel lain seperti laba bersih yang didapat perusahaan atau kemampuan perusahaan
dalam membagikan dividen dalam jumlah yang besar. Karena belum tentu
perusahaan dengan umur lama laba yang diperolehnya besar.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka penulis menyarankan
agar: Bagi investor hendaknya mempelajari dan menganalisa kinerja perusahaan
selama beberapa tahun belakangan untuk melihat kemampuan operasional perusahaan


13

dalam mendaptkan laba, khususnya dengan menggunakan rasio Working Capital
Turnover dan Debt to Equity Ratio yang telah terbukti berpengaruh terhadap
ROS/profit suatu perusahaan. Peneliti selanjutnya hendaknya memperpanjang tanhun
pengamatan untuk mempertinggi daya uji empiris, menggunakan variabel lain yang
juga bisa mempengaruhi ROA seperti skala perusahaan, jenis perusahaan, biaya
produksi dan sebagainya, serta menggunakan jenis perusahaan yang berbeda untuk
melihat apakah tingkat perputaran modal kerja, struktur modal dan umur perusahaan
berpengaruh secara signifikan di sector usaha yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim, 2007. Manajemen Keuangan Bisnis. Ghalia Indonesia. Bogor.
Ahmad Afandi, 2010. Pengaruh Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan.
Moh.Benny Alexandri, 2008. Manajemen Keuangan Bisnis. Alfabeta, Bandung.
Anas, 2010. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Tingkat Profitabilitas
PadaPerusahaan-Perusahaan yang Terdaftar Di BEI. Skripsi
Mahasiswa FE UR.
Arioctafianti. 2007. Analisisi Penagaruh Tingkat Perpurarna Modal
Kerja,Struktur Modal, dan Umurb Perusahaan Terhadap Profitabilitas
pada Perusahaan Wholesale and Retail Trade di Bursa Efek Jakarta.
Skripsi Mahasiswa FE UR.
Bambang Ryanto, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Ketiga.
BPFE, Yogyakarta.
Bambang Ryanto, 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.BPFE,
Yogyakarta.
Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian BisnisUntuk Akuntansi dan
Manajemen. Edisi Pertama, BPFE. Yogyakarta.
Benny (2008), Raharjo, (2007). Analisis Perputaran Modal Kerja
Brigham dan Houston, 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Salemba
Empat.J akarta
Budi Raharjo, 2007. Keuangan & Akuntansi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Yogyakarta:BPFE UGM.
Cooper R, Donal and Emory C, William, 1998. Metodologi Penelitian Bisnis.
Erlangga.Jakarta.
Dendawijaya, (2005:120). Perhitungan Pengukuran Rasio Return On Assets.


14

Devi, 2006. Pengaruh Struktur Modal,Skala Prusahaan Dan Umur Perusahaan
Terhadap Retabilitas Modal Sendiri Pada Perusahaan Automotive And
Allied Yang Terdaftar Di BEI. Mahasiswi FE Universitas Riau.
DiPietre, D., et al,. 1997. Critical Control Points: Managing Assets, Expenses and
Leverage.
Dita Ika Puteri, UDN J ATIM, 2012. Pengaruh Perputaran kas, aktiva tetap pada
PT. Elektronik Jatim Tahun 2012.
Donald Kieso, 2002. Akuntansi Intermediete Edisi kesepuluh Jilid 1. J akarta.
Erlangga.
Halim, 2007. Pengukuran dan Rumus Struktur Modal (DER).
Helen Imelga, 2008. Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal,
UmurPerusahaan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas
padaPerusahaan Automotive and Allied yang Terdaftar di BEI. Skripsi
Mahasiswa FE UR.
Horne dan Wachowicz. 2009:229. Pengertian Return On Asset (ROA)
Imam Ghozali, 2005. Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
UniversitasDiponegoro. Semarang
Indonesian Capital Market Directory (ICMD). 2010. Pusat Informasi Pasar
Modal.
Institute For Economic Finance Research, JSX Fack Book 200602010, Jakarta.
Indonesian Capital Market Directory.
Indrianto, dan Supoma, 2002. Jenis dan Sumber Data.
Iis Larasati, 2010. Pengaruh Perputaran Modal, Struktur Modal, Umur
Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Automotive and Allied
yang terdaftar di BEI. Skripsi Mahasiswa FE UR.
Lukiman Syamsuddin, 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. PT
RajaGrafindo Persada. J akarta.
Munawir, S, 2002. Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta : Liberty.
Niken Astuti, 2010. Analisis Pengaruh Periode Perputaran Persediaan,
Periode Perputaran Hutang Dagang, Rasio Lancar, Leverge, Pertumbuhan
Penjualan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2006-2008. Skripsi Mahasiswa FE
Universitas Diponegoro Semarang.



15

Rani Z,2006. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan
Manufaktur di BEI. Mahasiswa FE Universitas Riau.

Sawir, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.
PT. Gramedia Pustaka Utama. J akarta.
Syamsudin, 2009. Perhitungan ROA (Return On Asset).
Singigih Santoso, 2001. SPSS Versi 11.00. PT Alex Media Komputindo, J akarta.
Sitanggang, Seprina, USU, 2012. Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang
Terhadap Profitabilitas Pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang
Medan.
Sugeng Wahyudi, 2003. Analisis Pasar Modal Prospektus dan Ramalan
Laba.Suara merdeka. J awa Tengah.
Sulistianingsih, 2001. Analisis Pengaruh Perputaran Modal, Struktur Modal dan
Umur Perusahaan Pada Perusahaan Manufakrur yang Terdaftar di BEI.
Wahyuni, 2009. Pengaruh Tingkat Perputaran Modal Kerja,Struktur
Modal,Umur Perusahaan Dan Skala Perusahaan Terhadap Profitabilitas
Perusahaan Manufaktur Di BEI. Mahasiswi FE Universitas Riau.











16

LAMPIRAN




17


Hasil Descriptive Statistic

Mean Std. Deviation N Min Max
ROA .1334 .11811 60 -0.204 0.2676
Perputaran Modal Kerja (WCTO) 8.4798 14.27217 60 -13.393 21.921
DER 2.2157 6.72182 60 -4.678 8.372
Umur Perusahaan 27.4167 11.39773 60 3 40


Hasil Pengujian Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)

Perputaran Modal
Kerja
0.998 1.002
DER 0.998 1.002
Umur Perusahaan 0.997 1.003


Tabel Hasil Pengujian Regresi Berganda
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. t-tabel B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 0.108 0.040

0.283 0.008
2.00
Perputaran Modal
Kerja
0.055 0.001 0.296 3.298 0.002
DER -0.033 0.002 -0.102 -2.817 0.007
Umur Perusahaan 0.006 0.001 0.013 0.247 0.806




18


Hasil koefisien Determinasi
Model Summary
b

Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .541
a
.516 .508 .11399 .508 4.832 3 56 .005 1.884

Anda mungkin juga menyukai