Anda di halaman 1dari 20

EFEK RELATIVITAS

Disusun oleh :

Mathias Gabriel Sianto (21)

XI MIPA

SMA KRISTEN KANAAN TANGERANG

JALAN SUKAMANAH V NO. 11

Telp. 021-5525428

2021/2022
Konsep Relativitas dari Film Genius

EPISODE 1

1. Apa itu waktu ?

-> Menit 06:30

-> Pada menit ini, Einstein mengajarkan sebuah konsep Dilatasi Waktu kepada murid-murid di
mata kuliahnya. Di papan tulisnya tertulis rumus berikut :

Untuk memahami relativitas, ia mengatakan bahwa kita harus terlebih dahulu mengenal waktu,
dan waktu dapat didefinisikan sebagai cahaya yang bergerak dengan kecepatan yang amat sangat
cepat. Einstein membayangkan bahwa dirinya menjadi sebuah satu sinar cahaya matahari yang
bergerak dengan sangat cepat menuju bumi melalui luar angkasa yang hampa.
-> Dilanjutkan di menit 17:35

-> Einstein berbincang dengan muridnya dan menyatakan bahwa sinar cahaya tidak dapat
bergerak melalui luar angkasa yang kosong. Einstein mendefinisikan bahwa cahaya merupakan
gelombang yang memerlukan medium untuk dapat bergerak di luar angkasa sama seperti
gelombang suara yang bergerak melalui udara. Einstein menjelaskan bahwa dulunya ilmuwan
berkata bahwa cahaya ini bergerak melalui medium Eter. Eter dipercayai sebagai unsur yang
tidak terlihat dan tersebar di luar angkasa. Namun, apakah ini benar ?

EPISODE 2

2. Ruang dan Waktu

-> Menit 38:00

-> Albert Einstein melakukan debat dengan dosennya untuk mempertimbangkan bagaimana
hubungan kecepatan dan percepatan dengan waktu. Dosen di kampus tersebut menyuruh Einstein
untuk membayangkan sebuah kasus bola di bumi yang dilontarkan ke langit dan bola yang
dilontarkan di luar angkasa dengan kekuatan yang sama. Dari kedua kasus tersebut, Einstein
harus mempertimbangkan manakah bola yang lebih cepat.

-> Albert Einstein menyatakan bahwa bola yang berada di luar angkasa lah yang lebih cepat
dikarenakan bola tersebut bergerak melalui ruang hampa, namun Einstein membayangkan
sebuah kasus lain yaitu bola yang dilontarkan pada ruang yang lebih luas tanpa bintang dan
planet yang mengelilinginya. Saat ia berpikir bahwa kelajuan adalah bentuk dari percepatan dan
waktu (menggunakan prinsip derivatif), muncul pertanyaan dari dalam pikirannya :

“Bagaimana bola itu dapat dikatakan bergerak jika tidak ada benda yang bisa dibandingkan
geraknya ?”

Saat ia membandingkan prinsip Newton dalam kasus tersebut, maka ia menemukan kejanggalan
dari prinsip Newton mengenai ruang dan waktu yang mutlak. Apakah Newton keliru dengan
teorinya ?

3. Bagaimana bisa suatu benda melintasi sebuah kehampaan ?

-> Menit 42:20

-> Einstein membayangkan dirinya yang sedang ngebut naik sepeda ini merupakan gelombang
sinar cahaya yang bergerak menuju bumi melalui sebuah medium eter dengan kecepatan 300.000
km/detik. Kemudian disusul oleh Marie yang diasumsikan juga bergerak dengan kecepatan yang
sama dengan kecepatan cahaya dan bergerak menghampiri Einstein (yang merupakan sinar
cahaya), saat mereka berdua memiliki kecepatan yang sama, maka mereka merasa bahwa mereka
berdua membeku dalam waktu dan tidak bergerak satu sama lain.
EPISODE 3

4. Bagaimana cara gelombang merambat ?

-> Menit 28:50

-> Albert Einstein bertemu dengan seseorang bernama Solovine yang melihat iklan les fisika
yang dipasang oleh Einstein di tembok tembok. Kemudian Eisntein pergi ke tempatnya dan
bertemu dengan Conrad Habicht. Disini dia menjelaskan salah satu teori fisika mengenai
gelombang.

-> Conrad bertanya kepada Einstein “Ketika aku mandi, aku mencelupkan kepalaku ke dalam
bak mandi dan menendang sisir secara bersamaan. Ketika sisir tersebut mengenai pipa besi,
suaranya sangat keras saat kepalaku berada di dalam air. Mengapa itu bisa terjadi ?”. Jawaban
Einstein mengenai hal yang Conrad alami mengacu ke dalam prinsip gelombang. Einstein
menggunakan piano di sekitar situ sebagai penghasil getaran yang menyebar sebagai wujud
gelombang bunyi (Palu yang mengetuk senar piano). Dalam kasus ketukan jari Einstein ke piano,
getaran yang menyebar menjadi gelombang bergerak dalam medium udara yang masuk ke
gendang telinga Solovine dan juga Conrad (Gelombang ini dikenal sebagai suara). Einstein
mengatakan bahwa gelombang merambat jauh lebih baik pada materi yang lebih padat. Hal ini ia
katakan dibuktikan ketika kita menempel telinga kita ke rel kereta api, maka suara kereta api dari
jauh, dan ketika kita mengangkat telinga kita dari rel, maka suara kereta api tidak akan terdengar
dimana ia menganalogikan hal ini dengan kasus sisir yang mengenai pipa besi dapat terdengar
lebih keras di telinga Conrad (Air merupakan materi yang lebih padat daripada udara). Namun,
Einstein mengambil hal yang ia pikirkan selama ini yaitu cahaya. Ia membakar lilin dan
mengangkat tangannya ke arah lilin. Kemudian ia bertanya kepada dirinya (sekaligus Solovine
dan Conrad) “Jika gelombang merambat lebih baik dari materi yang lebih padat, kenapa saat
kita mengangkat tangan ke arah lilin, cahaya nya malah terhalangi ?”. Penjelasan ilmuwan
mengenai cahaya yang merambat melalui medium yang bernama eter pun berkontradiksi
dikarenakan eter ini tidak terlihat dan tidak dapat dirasakan, lalu bagaimana cara kita tau bahwa
eter itu ada ? Lalu apakah gelombang memperlukan medium untuk merambat ?

-> Mengenai kontradiksi dari percakapan Einstein dengan Solovine dan Conrad, ada hal yang
bisa dijadikan kesimpulan. Sifat gelombang yang merambat lebih baik dari materi yang lebih
padat, tetapi ketika kita menghalangi cahaya dengan tangan kita, cahaya nya menjadi tidak
terlihat. Saya mengambil kesimpulan bahwa cahaya ini sebenarnya merambat sebagai
gelombang elektromagnetik yang artinya cahaya tidak memerlukan medium apapun. Itu
sebabnya cahaya dapat merambat di ruang hampa sekalipun.

EPISODE 4

5. DILATASI WAKTU !!

-> Menit 03:12

-> Disini, Einstein mengamati sebuah jam di depannya dan lagi-lagi orang kurang kerjaan ini
bertanya tanya mengenai prinsip apa yang bekerja di balik jam yang berdetak di posisi yang
berbeda. Sesampainya di kantor hak paten, ia bertemu dengan 2 orang sepekerjanya (yang
tampaknya tidak tau apa-apa) yang ingin melakukan permohonan kepada Einstein untuk
menyetujui hak paten dari sebuah alat yaitu sinyal menara jam, kemudian Einstein pun
menjelaskan dan berdiskusi dengan 2 orang yang menurut saya merupakan target yang salah
besar untuk diajak berdiskusi. Ia menjelaskan bahwa alat ini bekerja untuk menyinkronkan
menara jam di Swiss dengan mengirim sinyal berupa gelombang elektrogmanetik dengan
kecepatan cahaya. Lalu apakah jam ini dapat bekerja dengan baik jika mengirim sinyal di tempat
dan posisi yang berbeda ?

-> Menurut Newton, jawabannya adalah iya, dikarenakan dalam prinsipnya mengatakan bahwa
waktu adalah mutlak. Betul saja alat ini bekerja dengan benar jika kita mengirim sinyal dari Bern
ke Zurich. Tapi bagaimana jika kita mengirim sinyal dari Bern ke jam yang berada di kereta
yang berjalan.

-> Menit 30:50

-> Kali ini, Einstein pun berdiskusi dengan orang yang menurut saya tepat yaitu teman
kampusnya, Michele. Ia mengatakan hal yang sama :

Menara jam tersebut mengirim sinyal dengan kecepatan cahaya ke jam di Jenewa, Basel, dan
Zurich kemudian menyamakannya.

Pertanyaannya pun juga sama :

Bagaimana jika menara jam yang diam tersebut mengirim sinyal ke jam yang berada di kereta
yang berjalan ? Apakah jam tersebut dapat menyamakannya ?

-> Jawabannya adalah iya, apabila mengacu kepada hukum Newton yang mengatakan bahwa
ruang dan waktu bersifat absolut. Namun, jika hal itu benar, maka cahaya harus bergerak lebih
cepat ataupun lebih lambat untuk membuat jamnya tetap sama. Hal inipun berkontradiksi dengan
teori James Clerk Maxwell yang menyatakan bahwa cahaya hanya memiliki satu kecepatan. Jadi
siapakah yang salah ? Maxwell atau Newton ?

-> Menit 40:05

-> Albert Einstein pergi ke kantor hak paten tempat ia bekerja, lalu out of nowhere ia langsung
menyuruh Michele untuk melakukan simulasi (Saya pun ikut melakukan simulasi)
membayangkan jika kita menghadap sebuah kereta yang melaju dengan kecepatan dengan sangat
sangat cepat melebihi kecepatan apapun. Diseberang kereta tersebut, ada dua petir yang berjarak
100 meter satu sama lain menyambar secara bersamaan. Di sudut pandangan kita yang diam
menghadap kereta dan melihat dua petir itu menyambar di seberang kereta, maka kita dapat
melihat bahwa kedua petir tersebut menyambar secara bersamaan. Namun apabila kita berdiri di
tengah-tengah kereta yang bergerak dalam kecepatan sangat cepat tersebut, apakah kita melihat
petir tersebut menyambar secara bersamaan ? Jawabannya adalah tidak apabila cahaya bergerak
dalam satu kecepatan sesuai teori James Clerk Maxwell. Lalu bagaimana ?

-> Jika kita melihat kedua petir tersebut menyambar dengan satu kecepatan yang sangat amat
cepat, maka kita tidak akan melihat petir itu menyambar secara bersamaan. Yang kita lihat
adalah petir yang berada di depan kita terlebih dahulu disusul oleh petir yang dibelakang kita
dikarenakan kita bergerak mendekati petir yang satunya dan menjauhi petir yang satunya lagi.
Lalu bagaimana orang yang diam berdiri di seberang kereta dengan orang yang diam di dalam
kereta yang bergerak memiliki kejadian yang sama dengan cara yang berbeda ? Itu artinya teori
Newton yang berkata bahwa waktu bersifat absolut adalah keliru, dan bukan Maxwell yang
keliru. Waktu tidak bersifat absolut !

(Maafkan saya bang Newton), mungkin dalam hati Einstein.


-> Setelah itu di menit akhir, lahirlah rumus yang dapat kita lihat di bus-bus pariwisata saat kita
field trip dahulu yaitu :

Postulat Einstein

Teori relativitas khusus berdasar pada dua buah postulat yang dikemukakan oleh Albert Einstein,
yaitu :

1. Hukum-hukum fisika mempunyai bentuk yang sama untuk setiap kerangka acuan yang
inersial.

2. Cepat rambat cahaya di ruang hampa ( ) berlaku universal, tidak bergantung pada kecepatan
sumber maupun kecepatan pengamat.
Konsekuensi Postulat Einstein

Transformasi Lorentz

Sebagai akibat dari postulat Einstein, besaran-besaran fisis seperti waktu, panjang, dan massa
tidak lagi berlaku universal, tetapi bergantung pada pengamat. Faktor pengali yang akan kita
temukan dalam perubahan besaran-besaran tersebut disebut dengan Faktor Lorentz, yang
dilambangkan dengan γ (gamma) dan besarnya adalah :

γ

Dari perumusan tersebut, bisa didapat bahwa γ

Dilatasi Waktu

Karena cepat rambat cahaya berlaku universal, maka selang waktu menjadi salah satu besaran
yang nilainya bergantung pada pengamat. Selang waktu yang diukur oleh pengamat yang diam
disebut dan selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak dengan kelajuan
(terhadap pengamat yang diam) adalah . Maka, berlaku hubungan berikut antara dan .

Kontraksi Panjang

Konsekuensi satu ini lumayan mirip dengan konsekuensi sebelumnya (Dilatasi Waktu), panjang
juga termasuk dalam besaran yang nilainya bergantung pada pengamat. Dimensi panjang yan
mengalami kontraksi adalah dimensi yang sumbunya sejajar dengan kecepatan benda tersebut.
Jika adalah panjang suatu benda menurut pengamat yang diam dan adalah panjang suatu
benda menurut pengamat yang bergerak dengan kecepatan (terhadap pengamat yang diam)
yang sejajar , hubungan antara dan adalah sebagai berikut :

Kecepatan Relativistik

Jika benda bergerak mendekati kecepatan cahaya, untuk menghitung kecepatan relatif diperlukan
sedikit ubahan dari kinematika klasik, yaitu:

Dengan modifikasi tersebut, kecepatan relatif suatu benda terhadap benda lain tidak mungkin
melebihi kecepatan cahaya. Namun jika kecepatan cukup rendah, maka nilai γ akan mendekati 1.

Massa Relativistik

Massa juga merupakan besaran yang tergantung pada pengamat. Misal adalah massa benda
yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap benda dan adalah massa benda yang diukur
oleh pengamat yang bergerak terhadap benda.

Momentum Relativistik

Karena massa relativistik tergantung pada pengamat, maka momentum juga tergantung pada
pengamat. Ini dikarenakan massa dengan momentum merupakan hal yang saling berhubungan.
Misal adalah momentum benda yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap benda dan
adalah momentum benda yang diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap benda. Maka
berlaku hubungan :

dan

Sehingga, dengan mengganti ’ sesuai persamaan pada massa relativistik, didapatkan persamaan
berikut ini :

Energi Relativistik

Kesetaraan massa-energi mematahkan pandangan fiska klasik tentang kekekalan massa dan
kekekalan energi. Menurut Einstein, suatu massa yang diam mempunyai energi diam yang
setara dengan:

Ketika benda tersebut bergerak, maka benda tersebut mempunyai energi kinetik relativistik.
Jumlah dari energi diam dan energi kinetik relativistik kita sebut sebagai energi total relativistik
, yaitu :

Nilai massa relativistik pada E bisa dinyatakan dalam massa diam, sehingga juga bisa ditulis:

γ γ

Hubungan antara energi diam, energi total, dan energi kinetik bisa diliat sebagai berikut.

γ γ
Aplikasi Teknologi Menggunakan Hukum Relativistik

Magnetisme

Magnetisme adalah efek relativistik, dan fakta bahwa sampai saat ini kita masih menggunakan
listrik, hal itu merupakan berkat dari relativitas atas bekerjanya alat yang bernama generator.

Hmm… Mari kawan kita lakukan suatu eksperimen :

Jika kita mengambil seutas kawat dan memindahkannya melalui medan magnet, maka kawat itu
akan menghasilkan arus listrik. Partikel bermuatan dalam kawat dipengaruhi oleh medan magnet
yang berubah yang membuat beberapa partikel untuk bergerak dan menciptakan arus.

Tapi sekarang, bayangkan kawat dalam keadaan diam dan bayangkan jika magnet bergerak.
Dalam hal ini, partikel bermuatan dalam kawat (elektron dan proton) tidak akan bergerak lagi,
sehingga medan magnet tidak mempengaruhi mereka. Tapi arus masih mengalir sih. Ini berarti
tidak ada kerangka acuan yang diistimewakan.

Karena ini adalah prinsip inti di balik transformator dan generator listrik, siapa pun yang
menggunakan listrik akan mengalami efek relativitas. Elektromagnet bekerja melalui relativitas
juga. Ketika arus searah (DC) muatan listrik mengalir melalui kawat, elektron hanyut melalui
material. Biasanya kawat akan tampak netral secara listrik tanpa muatan positif atau negatif. Itu
konsekuensi apabila proton (muatan positif) dan elektron (muatan negatif) memiliki jumlah yang
hampir sama. Tetapi, jika kita meletakkan kabel lain di sebelahnya dengan arus DC, kabel akan
menarik atau menolak satu sama lain, tergantung ke arah mana arus itu bergerak.

Dengan asumsi arus bergerak dalam arah yang sama, elektron pada kawat pertama melihat
elektron pada kawat kedua tidak bergerak. (Ini mengasumsikan arus memiliki kekuatan yang
sama). Sementara itu, dari sudut pandang elektron, proton di kedua kabel terlihat seperti bergerak.
Karena kontraksi panjang relativistik, jarak mereka tampak lebih dekat, jadi ada lebih banyak
muatan positif per panjang kawat daripada muatan negatif. Karena muatan sejenis tolak menolak,
kedua kawat juga tolak menolak. Arus dalam arah yang berlawanan menghasilkan gaya tarik-
menarik karena dari sudut pandang kawat pertama, elektron pada kawat lain lebih rapat dan
menciptakan muatan negatif bersih. Sementara itu, proton di kawat pertama menciptakan muatan
positif dan muatan yang berlawanan akan menarik.

Radar Gun (Pistol Radar)

Di luar negeri, orang-orang yang ditilang saat mengemudikan kendaraan dengan cepat dapat
berterima kasih kepada Einstein atas penemuan alat yang bernama Pistol Radar ini. Radar Gun
merupakan sebuah pistol radar yang menembakkan laser untuk mengukur kecepatan suatu benda
dengan memanfaatkan ilmu Efek Doppler dan juga relativitas. (Untung saja di Indonesia tidak
ada begini, kalau ada, semua orang akan ditilang).

Berdasarkan penjelasan yang diberikan Einstein, cahaya bergerak dalam bentuk gelombang.
Contohnya seperti cahaya lampu, sinar ultraviolet, sinar-X atau jenis cahaya lainnya, yang secara
teknis diklasifikasikan sebagai radiasi elektromagnetik.
Jika kita berurusan dengan gelombang, maka pembahasan ini tidak akan jauh-jauh dari yang
namanya Efek Doppler. Efek Doppler merupakan peristiwa naik atau turunnya frekuensi bunyi
yang didengar karena pergerakan sumber bunyi atau pergerakan pendengar bunyi. Semua
gelombang akan menunjukkan efek Doppler. Contohnya pada saat saya berkendara
menggunakan motor pada saat pergi ke sekolah, datanglah mobil ambulan yang ngebut
menerjang semua mobil yang berada di depannya dari arah selatan dengan jarak sekitar 500
meter. Saya akan mendengar nada yang rendah dari sirene ambulan yang semakin lama nadanya
akan semakin tinggi ketika mendekati saya disertai klakson untuk menyingkir (tentu saja tidak
akan di klakson karena saya pengemudi yang baik) dan kemudian nadanya akan semakin rendah
lagi saat mobil ambulan menjauhi saya. Hal itu terjadi dikarenakan frekuensi gelombang suara
yang berubah jika dipancarkan dari objek yang bergerak. Jika kita meninjau kembali dari film
Genius, sebenarnya kejadian sehari-hari seperti ambulan ini sangat mendekati simulasi yang
dilakukan Einstein dan Michele dalam teorinya untuk membuktikan bahwa ada hal yang berbeda
ketika kita bergerak mendekati ataupun menjauhi sebuah gelombang ataupun sebaliknya.

Namun selain dari kejadian diatas, Efek Doppler tidak hanya berlaku untuk gelombang yang
dipancarkan, tetapi juga yang memantul dari suatu objek yang dimana menjelaskan cara kerja
dari pistol radar. Cara kerja dari pistol radar ini adalah pemindai akan memancarkan gelombang
inframerah yang memantul dari benda/kendaraan dan kemudian mendeteksi frekuensi pantulan
saat gelombang tersebut kembali. Kecepatan pantulan gelombang tersebut nantinya akan
memberikan perhitungan kecepatan pada pistol radar (Prinsip kerja hampir sama seperti sensor
ultrasonik yang menghitung jarak benda). Namun, tanpa ilmuwan berkebangsaan Jerman ini, hal
itu tidak dapat mungkin terjadi dikarenakan untuk menghitung benda yang bergerak dengan
sangat cepat, maka dibutuhkan suatu perbandingan acuan untuk memprediksi kecepatan
kendaraan. Dengan mengetahui hal ini, maka postulat Einstein nomor 2 mengenai kecepatan
cahaya yang merambat sangat mendukung prinsip kerja dari alat ini.

Teori relativitas khusus Einstein dan kecepatan cahaya yang tidak dapat diubah dari pernyataan
James Clerk Maxwell mengenai kecepatan cahaya yang bersifat tetap yang kemudian dibuktikan
oleh Einstein , pistol radar ini dapat membuat prediksi kecepatan kendaraan yang akurat dan
mendeteksi dengan seketika.
GPS (Global Positioning System)

Jika mendengar kata GPS, tentunya pikiran pertama saya adalah manusia berjenis kelamin
perempuan tidak dapat menggunakan alat ini dengan benar. Cobalah membawa pacar untuk
berkeliling dunia dan suruh dia untuk membaca peta melalui GPS yang disediakan oleh Google
Maps, maka saya dapat menjelajahi Samudera Pasifik padahal tujuan saya hanya ingin ke Bogor
(Diam ingin melihat rusa, bergerak ke segitiga bermuda).

GPS (Global Positioning System) merupakan sistem yang digunakan untuk menentukan letak
permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan sinyal satelit. Dengan mengetahui definisi dari
bantuan satelit ini, maka kita dapat langsung berpikir bahwa jarak satelit dengan permukaan
bumi sangat sangat jauh, apalagi keberadaan satelit berada di luar angkasa yang memungkinkan
untuk mempunyai gravitasi yang berbeda dibandingkan objek yang berada di sekitar bumi. Dari
sini kita dapat melihat bahwa teori relativitas Einstein menolong kita untuk menemukan posisi
kita di permukaan bumi.

Cara kerja dari GPS secara sederhana adalah satelit mengirim data berupa sinyal dengan data
digital ke server operator melalui stasiun berupa tower seluler. Sistem ini menggunakan
setidaknya 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke bumi. Agar navigasi GPS
dapat berfungsi dengan akurat, satelit harus memperhitungkan efek relativistik. Untuk
menentukan lokasinya, penerima GPS menggunakan waktu di mana setiap sinyal dari satelit
dipancarkan, sebagaimana ditentukan oleh jam atom on-board dan dikodekan ke dalam sinyal
bersama dengan kecepatan cahaya untuk menghitung jarak antara penerima GPS dan satelit yang
berkomunikasi dengannya. Mengingat jumlah dari 24 satelit yang sudah cukup, geometri
Euclidean dapat menghitung lokasi penerima yang tepat baik dalam ruang dan waktu. Untuk
mencapai akurasi navigasi 15 meter, waktu di seluruh sistem GPS harus diketahui dengan
akurasi 50 nanodetik, yang sesuai dengan waktu yang dibutuhkan cahaya untuk menempuh jarak
15 meter.

Walaupun satelit tidak bergerak mendekati kecepatan cahaya, tetapi mereka masih bergerak
cukup cepat. Kemudian satelit mengirimkan sinyal ke stasiun bumi di bumi. Stasiun-stasiun ini
(dan perangkat GPS) semuanya mengalami percepatan gravitasi yang lebih tinggi daripada satelit
di orbit dikarenakan gravitasi di bumi lebih besar daripada gravitasi di luar angkasa (Berdasarkan
Hukum Newton tentang gravitasi).

Untuk mendapatkan akurasi yang tepat, satelit menggunakan jam yang mencapai keakuratan
sampai detik (1 nanodetik). Karena setiap satelit berada 12.600 mil (20.300 kilometer) di atas

bumi dan bergerak dengan kecepatan sekitar 6.000 mil per jam (10.000 km/jam), ada pelebaran
waktu relativistik yang berlangsung sekitar 4 mikrodetik setiap hari dan dengan ditambah efek
gravitasi maka pemuluran waktu akan menjadi sekitar 7 mikrodetik (7.000 nanodetik).

Teori Einstein mengenai konsekuensi dari postulatnya yaitu dilatasi waktu mempunyai peranan
yang sangat penting dalam pengaplikasian teknolohi GPS. Jika tidak ada efek relativistik yang
diperhitungkan, perangkat GPS yang memberi tahu seseorang bahwa jarak setengah mil (0,8 km)
ke rest area berikutnya akan berjarak 5 mil (8 km) hanya dalam satu hari.

Jam satelit bergerak dengan kecepatan 14.000 km/jam di orbit yang mengelilingi bumi dua kali
sehari, ini artinya jam di satelit jauh lebih cepat daripada jam di permukaan bumi. Teori
relativitas khusus Einstein mengatakan bahwa jam yang bergerak cepat berdetak lebih lambat,
sekitar tujuh mikrodetik. detik per hari. Selain itu, jam yang mengorbit berada 20.000 km di

atas bumi, dan mengalami gravitasi yang empat kali lebih lemah dibandingkan pada permukaan
bumi. Teori relativitas umum Einstein mengatakan bahwa gravitasi melengkungkan ruang dan
waktu sehingga menghasilkan kecenderungan jam yang mengorbit untuk berdetak sedikit lebih
cepat yang berkisaran sekitar 45 mikrodetik per hari. Hasil akhirnya adalah waktu pada jam
satelit GPS bergerak lebih cepat daripada jam di bumi sekitar 38 mikrodetik per hari. Tetapi pada
38 mikrodetik per hari, offset relativistik dalam kecepatan jam satelit begitu besar sehingga jika
dibiarkan tanpa kompensasi, maka akan menyebabkan kesalahan navigasi dari GPS yang
terakumulasi lebih cepat dari 10 km per hari. GPS memperhitungkan relativitas dengan
menyesuaikan kecepatan jam satelit secara elektronik, dan dengan membangun koreksi
matematis ke dalam chip komputer yang memecahkan lokasi pengguna. Tanpa penerapan
relativitas yang tepat, GPS akan gagal dalam fungsi navigasinya dalam waktu sekitar 2 menit dan
pacar kita akan membawa kita ke alam lain.

TV Kuno

Dulu saat saya masih kecil, saya merupakan seseorang pecandu game. Game yang saya mainkan
merupakan PES2014 yang pada saat itu sedang heboh dikarenakan ada piala dunia. Namun,
dikarenakan budget yang terbatas, saya terpaksa menggunakan TV Kuno yang berbentuk tabung
dan kotak dengan berat yang sangat gila. Umur saya yang sekarang pun tidak akan kuat untuk
mengangkat TV itu sendirian, kecuali saya ingin membunuh pinggang saya. TV kotak dan
tabung ini ternyata memanfaatkan ilmu relativitas untuk menghibur saya yang masih kecil.
Relativitas khusus menjadi relevan jika benda bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan
cahaya. Partikel dapat dengan mudah menempuh kecepatan cahaya, contohnya elektron. TV
kuno menggunakan tabung sinar katoda untuk menembakkan berkas elektron ke layar. Layar
secara internal dilapisi dengan senyawa yang disebut fosfor yang bersinar saat energi melewati
sinar, maka fosfor akan bersinar dan menciptakan warna dan gambar. Tetapi untuk
melakukannya, elektron harus bergerak dengan sangat sangat cepat.

Dalam TV tabung bekas saya main ps2 dulu berarti elektron dapat dengan mudah dipercepat
hingga 20% - 30% kecepatan cahaya yang disebabkan oleh relativitas khusus. Kecepatan super
menyebabkan elektron bertambah massanya dan dari perspektif elektron, TV telah menyusut.
Magnet di dalam TV memandu elektron ke berbagai bagian layar untuk menghasilkan gambar,
tetapi desain magnet harus memperhitungkan relativitas khusus. Kalau tidak, semua gambar nya
akan menjadi tidak fokus.

Contoh mudahnya dapat kita temukan pada akselerator partikel, di mana kecepatan cepat
menyebabkan waktu internal partikel melambat dengan tingkat yang luar biasa, melalui proses
yang dikenal sebagai dilatasi waktu. Akibatnya, partikel-partikel ini hidup lebih lama dari
biasanya. Prinsip-prinsip ini tidak berlaku untuk TV LCD atau plasma karena perangkat tersebut
tidak bergantung pada berkas elektron. Hanya beberapa tahun yang lalu sebagian besar televisi
dan monitor memiliki layar tabung sinar katoda. Sebuah tabung sinar katoda bekerja dengan
menembakkan elektron pada permukaan fosfor dengan magnet besar. Setiap elektron membuat
piksel terang ketika menyentuh bagian belakang layar. Elektron ditembakkan untuk membuat
gambar bergerak hingga 30% kecepatan cahaya. Perubahan-perubahan itu menjadi lebih jelas
ketika elektron bergerak lebih cepat, yang menjadi faktor kejernihan televisi kotak.
Sumber :

https://www.livescience.com/58245-theory-of-relativity-in-real-life.html

https://www.zarm.uni-
bremen.de/fileadmin/images/fundamental/publications/2006Laemmerzahl.pdf

https://www.pbs.org/newshour/science/tv-radar-guns-and-other-technology-linked-to-einsteins-
theories-of-relativity

https://physicscentral.com/explore/writers/will.cfm#:~:text=Einstein's%20general%20relativity%
20theory%20says,about%2038%20microseconds%20per%20day.

https://www.nasa.gov/mission_pages/chandra/images/einstein-s-theory-of-relativity-critical-for-
gps-seen-in-distant-stars.html (Sangat terpercaya)

*Sumber gambar Genius diambil dari youtube, karena Disney hotstar memblokir screenshot

Anda mungkin juga menyukai