tingkat ukuran 100.000 kilometer per detik, bukannya 80.000 kilometer per
detik.
Kelihatannya hal ini mustahil. Kelihatannya seperti olok-olok. Pembaca
menduga seakan ada bau-bau tipu. Menduga jangan-jangan ada perincian
yang disembunyikan. Padahal, sama sekali tidak! Hasil ini tidak ada
hubungannya dengan tenaga yang digunakan untuk mendorong mereka.
Tak ada keliru pengamatan. Walhasil, tak ada apa pun yang kurang, alat
rusak atau kabel melintir. Mulus, polos, tak mengecoh. Menurut Einstein,
hasil kesimpulan yang tersebut di atas tadi semata-mata sebagai akibat dari
sifat dasar alamiah ruang dan waktu yang sudah bisa diperhitungkan lewat
rumus ihwal komposisi kecepatannya.
Tampaknya merupakan kedahsyatan teoritis, dan memang bertahun-tahun orang menjauhi
"teori relativitas" bagaikan menjauhi hipotesa "menara gading," seolah-olah teori itu tak
punya arti penting samasekali. Tak seorang pun --tentu saja tidak-- membuat kekeliruan
hingga tahun 1945 tatkala bom atom menyapu Hiroshima dan Nagasaki. Salah satu
kesimpulan "teori relativitas" Einstein adalah benda dan energi berada dalam arti yang
berimbangan dan hubungan antara keduanya dirumuskan sebagai E = mc2. E
menunjukkan energi dan m menunjukkan massa benda, sedangkan c merupakan
kecepatan cahaya. Nah, karena c adalah sama dengan 180.000 kilometer per detik
(artinya merupakan jumlah angka amat besar) dengan sendirinya c2 (yang artinya c x c)
karuan saja tak tepermanai besar jumlahnya. Dengan demikian berarti, meskipun
pengubahan sebagian kecil dari benda mampu mengeluarkan jumlah energi luar biasa
besarnya.
Orang karuan saja tak bakal bisa membikin sebuah bom atom atau pusat tenaga nuklir
semata-mata berpegang pada rumus E = mc2. Haruslah dikaji pula dalam-dalam, banyak
orang memainkan peranan penting dalam proses pembangkitan energi atom. Namun,
bagaimanapun juga, sumbangan pikiran Einstein tidaklah meragukan lagi. Tak ada yang
cekcok dalam soal ini. Lebih jauh dari itu, tak lain dari Einstein orangnya yang menulis
surat kepada Presiden Roosevelt di tahun 1939, menunjukkan terbukanya kemungkinan
membikin senjata atom dan sekaligus menekankan arti penting bagi Amerika Serikat
selekas-lekasnya membikin senjata itu sebelum didahului Jerman. Gagasan itulah
kemudian mewujudkan "Proyek Manhattan" yang akhirnya bisa menciptakan bom atom
pertama.
"Teori relativitas khusus" mengundang beda pendapat yang hangat, tetapi dalam satu segi
semua sepakat, teori itu merupakan pemikiran yang paling meragukan yang pernah
dirumuskan manusia. Tetapi, tiap orang ternyata terkecoh karena "teori relativitas umum"
Einstein merupakan titik tolak pikiran lain bahwa pengaruh gaya berat bukanlah lantaran
kekuatan fisik dalam makna yang biasa, melainkan akibat dari bentuk lengkung angkasa
luar sendiri, suatu pendapat yang amat mencengangkan!
Bagaimana bisa orang mengukur bentuk lengkung ruang angkasa?
Dalam hal menilai arti penting Einstein, suatu perbandingan dengan Isaac Newton
merupakan hal menyolok. Teori Newton pada dasarnya mudah dipahami, dan
kegeniusannya sudah tampak pada awal mula perkembangan. Sedangkan "teori
relativitas" Einstein teramat sulit dipahami biarpun lewat penjelasan yang cermat dan
hati-hati. Lebih-Lebih rumit lagi jika mengikhtisarkan aslinya! Tatkala beberapa gagasan
Newton mengalami benturan dengan gagasan ilmiah pada jamannya, teorinya tak pernah
tampak luntur atau goyah dengan pendiriannya. Sebaliknya, "teori relativitas" penuh
dengan hal yang saling bertentangan. Ini merupakan bagian dari kegeniusan Einstein
bahwa pada saat permulaan, ketika gagasannya masih merupakan hipotesa yang belum
diuji yang dikemukakannya selaku orang muda belasan tahun yang samasekali tidak
dikenal, dia tak pernah membiarkan kontradiksi yang nyata-nyata ada ini dan
mencampakkan teorinya. Sebaliknya malahan dia dengan sangat cermat dan hati-hati
merenungkan terus hingga ia mampu menunjukkan bahwa kontradiksi ini hanya pada
lahirnya saja sedangkan sebenarnya tiap masalah selalu tersedia untuk memecahkan
kontradiksi itu dengan cara yang halus namun cerdik dan tegas.
Kini, kita anggap teori Einstein itu pada dasarnya lebih "correct" ketimbang teori
Newton. Jika begitu halnya kenapa Einstein ditempatkan Lebih bawah dalam daftar
tingkat urutan buku ini?
Alasannya tersedia. Pertama, teori-teori Newtonlah yang merupakan peletak dasar dan
batu pertama ilmu pengetahuan modern dan teknologi. Tanpa karya Newton, kita tidak
akan menyaksikan teknologi modern sekarang ini. Bukannya Einstein.
Ada lagi faktor yang menyebabkan mengapa kedudukan Einstein dalam urutan seperti
yang pembaca saksikan. Dalam banyak hal, perkembangan suatu ide melibatkan
sumbangan pikiran banyak orang. Ini jelas sekali misalnya dalam ihwal sejarah
sosialisme, atau dalam pengembangan teori listrik dan magnit. Meskipun Einstein tidak
100% merumuskan "teori relativitas" dengan otaknya sendiri, yang sudah pasti sebagian
terbesar memang sahamnya. Adalah adil mengatakan bahwa ditilik dari perbandingan arti
penting ide-ide lain, teori-teori relativitas terutama berasal dari kreasi seorang, si genius
dan si jempolan, Einstein.
Einstein senantiasa tertarik pada ihwal kemanusiaan dunia di sekitarnya dan sering
mengemukakan pandangan-pandangan politiknya. Dia merupakan pelawan teguh
terhadap sistem politik tirani, seorang pendukung gigih gerakan Pacifis, dan seorang
penyokong teguh Zionisme. Dalam hal berpakaian dan kebiasaan-kebiasaan sosial dia
tampak seorang yang individualistis. Suka humor, sederhana dan ada bakat gesek biola.
Tulisan pada nisan makam Newton yang berbunyi: "Bersukarialah para arwah karena
hiasan yang ditinggalkannya bagi kemanusiaan!" sebetulnya lebih kena untuk Einstein.