Anda di halaman 1dari 33

Modul Training For Trainers (TOT)

Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk Dukungan Kesehatan Jiwa dan
Psikososial (DKJPS) dalam Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi
Bencana termasuk Wabah”

Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA, 2022

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022 0
Modul Training For Trainers (TOT)
Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk Dukungan Kesehatan Jiwa dan
Psikososial (DKJPS) dalam Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi
Bencana termasuk Wabah”

PENGANTAR

Terjadinya wabah seperti: pandemi COVID-19 merupakan suatu situasi bencana yangberdampak
signifikan dalam berbagai aspek kehidupan individu, keluarga, komunitas dan negara Indonesia.
Situasi ini menuntut realokasi sumber daya untuk merespons kebutuhan mendesak terutama di
sektor kesehatan. Dalam perkembangannya, situasi pandemi juga sangat mempengaruhi beberapa
kelompok masyarakat yang sebelum pandemi sudah berada dalam situasi rentan, misalnya:
kelompok perempuan dan anak-anak, terutama kelompok ibu mengandung, penyintas kekerasan
berbasis gender (KBG), orang hidup dengan HIV/AIDS (ODHIV), orang lanjut usia (lansia), dan
kelompok penyandang disabilitas.Pandemi semakin meningkatkan kesenjangan yang telah ada
sebelumnya pada kelompok rentan tersebut dalam mengakses layanan kesehatan serta pemenuhan
kebutuhan pendidikan dan kesejahteraan ekonomi. Langkah pembatasan mobilisasi yang menjadi
strategi untuk memutus rantai infeksi wabah juga berpotensi meningkatkan diskriminasi terhadap
kelompok rentan tersebutKetakutan, ketegangan, dan stress terkait wabah dapat memperburuk dan
meningkatkan bahaya serta risiko kelompok rentan tersebut mengalami kekerasan.

Oleh karena itu, layanan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial sangat relevan dalam konteks
bencana termasuk wabah. Penyedia layanan yang ada di komunitas perlu diberdayakan untuk siap
memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial (DKJPS), terutama dukungan psikologis awal
(DPA) sebagai bentuk layanan bagi korban kekerasan berbasis gender (KBG) di situasi bencana
termasuk Wabah. Tersedianya DKJPS dalam bentuk DPA di komunitas sangatlah penting dalam
rangka pencegahan dan penanganan awal.

Untuk melindungi dan memenuhi kebutuhan terkait kesehatan jiwa dan psikososial terutama
DPA bagi kelompok rentan dan memperkuat kapasitas penyedia layanan bagi korban KBG dalam
konteks bencana termasuk Wabah, UNFPA Indonesia mendukung Pemerintah Indonesia melalui
kerja sama erat dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/ BAPPENAS) dalam memberikan
bantuan teknis kepada Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).
KPPPA melalui perannya diharapkan dapat mengarusutamakan gender dalam mekanisme respons
kebencanaan dengan mengaktivasi sub-klaster gender.

Pada pertengahan 2021, UNFPA-Indonesia dan BAPPENAS mendapat dukungan dari Pemerintah
Jepang (Government of Japan) untuk menjawab tantangan penanganan wabah terutama
permasalahan dalam pemberian layanan kesehatan reproduksi, KBG termasuk didalamnya dukungan
kesehatan jiwa dan psikososial (DKJPS) yang efektif dan terintegrasi. Yayasan Pulih, sebagai anggota
sub-klaster perlindungan dari kekerasan berbasis gender dan juga merupakan mitra strategis KPPPA,

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022 1
turut ambil bagian dalam proses tersebut. Yayasan Pulih menyelenggarakan kegiatan pelatihan yang
bertujuan untuk: meningkatkan kapasitas penyedia layanan dan aktor komunitas lainnya untuk
merespons KBG melalui pemberian dukungan kesehatan jiwa dan psikososial (DKJPS) terutama
dalam bentuk dukungan psikologis awal (DPA) bagi penyintas KBG dalam situasi bencana termasuk
wabah/pandemi. Tim Yayasan Pulih menyiapkan produk pengetahuan berupa panduan dan materi
pelatihan tentang pemberian layanan sebagai bentuk respons terhadap KBG melalui pemberian
dukungan psikologis awal (DPA) sebagai bagian dari dukungan kesehatan jiwa dan psikososial (DKJPS)
yang terintegrasi bagi masyarakat terdampak bencana termasuk pandemi khususnya kelompok
rentan korban KBG, yaitu: perempuan dewasa, anak perempuan, ODHIV, lansia, dan penyandang
disabilitas.

Yayasan PULIH mengacu pada dokumen Inter-Agency Standing Committee (IASC) tentang Guidelines
for Integrating Gender Violence Intervention in Humanitarian Action (2015). IASC dalam dokumen
tersebut merumuskan bentuk dukungan minimum sebagai upaya yang perlu disediakan dalam
rangka mengurangi resiko, mempromosikan resiliensi dan membantu pemulihan. Dukungan
minimum tersebut merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan penyintas KBG terhadap tersedianya
dukungan yang dapat diakses untuk mengatasi dampak langsung dari kekerasan yang dialami seperti:
luka fisik, penghayatan emosi negatif, menarik diri secara sosial, dan hilangnya rasa aman. Dukungan
tersebut termasuk didalamnya upaya perlindungan dalam proses hukum.

Harapannya melalui modul pelatihan ini, tenaga kesehatan, pendamping dan relawan dari lembaga
penyedia layanan memiliki pengetahuan baru dan keterampilan yang relevan serta kualitas diri yang
efektif, misalnya: peka dan empati, dalam membantu penyintas KBG dalam konteks bencana
termasuk pandemi. Pengetahuan, keterampilan dan kualitas diri yang dilatih dalam pelatihan ini
fokus pada upaya pemberian DKJPS, terutama Dukungan Psikologis Awal (DPA) dalam layanan bagi
korban KBG yang terintegrasi.

Fokus dari modul pelatihan ini tidak hanya pada dimilikinya pemahaman yang tepat, juga
keterampilan yang relevan serta kualitas diri yang efektif dari relawan, pendamping dan tenaga
kesehatan penyedia layanan bagi korban KBG. Sejak awal pelatihan, peserta akan diberikan
penjelasan bahwa sasaran utama dari pelatihan adalah mempersiapkan diri untuk nantinya mampu
melatih rekan kerja, anggota tim, relawan atau tenaga kesehatan lainnya di komunitas mengenai
pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk DKJPS dalam layanan bagi korban KBG
yang terintegrasi di wilayah kerja masing-masing. Hal ini tentunya diawali dengan dimilikinya
pemahaman dan keterampilan dasar yang tepat mengenai pemberian DPA sebagai bentuk DKJPS
yang terintegrasi dalam suatu layanan bagi korban KBG.

BAB 1 PENJELASAN MODUL

1.1. TUJUAN DAN SASARAN PESERTA PELATIHAN

Tujuan utama modul pelatihan ini adalah mempersiapkan peserta sebagai pelatih yang efektif
tentang topik: Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk Dukungan Kesehatan Jiwa
dan Psikososial (DKJPS) yang terintegrasi dalam layanan bagi korban KBG di situasi bencana termasuk

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022 2
wabah. Dalam menghasilkan pelatih yang mampu dan kompeten nantinya menjalankan suatu
pelatihan Pemberian DPA sebagai bentuk DKJPS dalam layanan bagi korban KBG di situasi bencana
termasuk wabah, output yang diharapkan melalui Pelatihan bagi Pelatih (Training for Trainers – TOT)
ini adalah sebagai berikut:

1. Peserta menguasai pengetahuan dan keterampilan dasar yang menjadi inti dari modul
2. Peserta mengetahui prinsip dasar pembelajaran orang dewasa & teknik fasilitasi
3. Peserta memahami isi modul dan cara menjalankan modul

Upaya mempersiapkan peserta sebagai pelatih dalam suatu pelatihan DPA sebagai bentuk DKJPS
dalam layanan bagi korban KBG diawali dengan membekali para relawan, pendamping dan tenaga
kesehatan pengetahuan dan keterampilan dasar sebagai berikut:
1. Pengetahuan dasar mengenai Kekerasan Berbasis Gender (KBG) terutama di situasi bencana
termasuk wabah,
2. Pengetahuan dan keterampilan dasar pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
dukungan kesehatan jiwa dan psikososial (DKJPS) bagi penyintas KBG, dan
3. Pengetahuan dan keterampilan dasar dalam menjaga kesehatan jiwa diri sendiri sebagai
relawan/pendamping/tenaga kesehatan penyedia layanan.

Pengetahuan dan keterampilan dasar yang dilatihkan dalam modul ini fokus pada upaya
pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk DKJPS yang terbuktif efektif untuk
dilakukan di tingkat komunitas (keluarga, sekolah, kelompok masyarakat) oleh kalangan awam
misalnya: relawan/pendamping/anggota komunitas. Meskipun bukan merupakan profesional
kesehatan jiwa, DPA yang dilakukan oleh kalangan awam tersebut dapat mengurangi dampak
kesehatan jiwa/psikososial yang negatif (mitigasi) pada korban KBG dan keluarganya. Pemberian
DPA bagi korban dan keluarganya juga mendukung resiliensi dan pemulihannya.

Secara umum modul dalam TOT ini terbagi dalam 3 bagian, yaitu:

BAGIAN 1: DPA sebagai bentuk DKJPS dalam konteks layanan bagi korban KBG
● Materi Inti 1: Kekerasan berbasis Gender di situasi bencana termasuk wabah

● Materi Inti 2: DPA sebagai bentuk DKJPS dalam layanan terintegrasi bagi korban KBG

● Materi Inti 3: Self-care Pendamping/Relawan/Tenaga Kesehatan

BAGIAN 2: Memfasilitasi pelatihan


● Materi inti 4: Pembelajaran orang dewasa & Teknik Memfasilitasi

BAGIAN 3: Pendukung

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022 3
● Pengantar: Membangun komitmen belajar & Penjelasan tentang pelatihan sebagai TOT dengan
tujuan dan hasil yang diharapkan
● Penutup: Rencana tindak lanjut.

Materi inti BAGIAN 1 fokus pada pengetahuan dan keterampilan dasar terkait pemberian DPA
sebagai bentuk DKJPS dalam layanan terintegrasi bagi korban KBG. Peserta perlu memahami terlebih
dahulu tentang isu relevan KBG dalam situasi bencana termasuk wabah. Tujuannya adalah peserta
dapat mengembangkan perspektif yang tepat terhadap korban KBG. Selanjutnya peserta difasilitasi
untuk memahami berbagai bentuk praktis pemberian DPA yang merupakan bentuk konkret DKJPS
sebagai suatu layanan yang terintegrasi. Hal yang penting untuk disadari peserta adalah kehadiran
diri mereka sebagai pendamping/relawan/tenaga kesehatan merupakan instrumen utama dalam
pemberian DPA. Oleh karena itu upaya merawat dan memelihara kondisi kesehatan diri termasuk
kesehatan jiwa/mental diri sendiri merupakan hal yang sangat penting. Materi inti pelatihan BAGIAN
1 ini nantinya peserta akan gunakan ketika melatih relawan/pendamping/tenaga kesehatan
lainnya.

Selanjutnya, materi inti BAGIAN 2 fokus pada pengetahuan dan keterampilan dalam memfasilitasi
orang lain untuk belajar dan mengubah tingkah lakunya. Kompetensi sebagai pelatih berbeda dengan
kompetensi sebagai pendamping/relawan/tenaga kesehatan meskipun ada beberapa keterampilan
yang sama diharapkan dimiliki oleh seorang pendamping dan pelatih yang efektif, misalnya:
keterampilan komunikasi yang efektif. Dalam materi inti BAGIAN 2, peserta akan diberikan
pemahaman mengenai pembelajaran orang dewasa dan keterampilan memfasilitasi. Pemahaman
dan keterampilan memfasilitasi sesi pelatihan ini perlu dimiliki sebagai seorang pelatih yang efektif.
Melalui materi inti ini, peserta juga akan diberikan kesempatan untuk mengintegrasikan
pemahamannya tentang pengetahuan dan keterampilan dasar DPA sebagai bentuk DKJPS dalam
konteks KBG situasi bencana termasuk wabah dengan keterampilan memfasilitasi melalui
kesempatan praktik menjalankan sesi pelatihan sesuai modul yang digunakan dalam pelatihan.

Kriteria ideal sebagai peserta TOT ini adalah relawan, pendamping, tenaga kesehatan yang
dalam kesehariannya memberikan layanan bagi korban KBG di situasi bencana termasuk wabah
terutama bagi kelompok rentan yaitu: kelompok anak, kelompok lansia dan kelompok orang dengan
disabilitas. Beberapa hal yang sebaiknya dimiliki peserta pelatihan adalah:
● Memiliki pengetahuan dasar terkait gender dan kekerasan berbasis gender di situasi
umum/bukan bencana yang diperoleh dari pelatihan sebelumnya,
● Memiliki sejumlah pengalaman bekerja memberikan layanan dan pendampingan bagi penyintas
KBG dalam berbagai situasi: umum/bukan bencana dan bencana,
● Memiliki keinginan dan keterbukaan untuk belajar hal yang baru,

● Memiliki keterampilan interpersonal yang memadai terutama keterampilan komunikasi efektif,

● Memiliki kepekaan dan empati terhadap korban KBG dan keluarga.

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022 4
1.2 CARA MEMBACA DAN MENGGUNAKAN MODUL INI

Modul TOT ini diperuntukkan bagi peserta sebagai panduan untuk berpartisipasi secara aktif dalam
TOT dalam rangka mempersiapkan peserta menjadi pelatih/fasilitator. Selanjutnya modul ini TOT ini
juga akan digunakan sebagai panduan dan acuan bagi peserta ketika berperan sebagai
pelatih/fasilitator di komunitasnya memfasilitasi Pelatihan ‘Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai
bentuk Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) bagi korban KBG di situasi Bencana
termasuk wabah’ bagi relawan/pendamping dan tenaga kesehatan sebagai para pemberi layanan di
komunitas.

Modul pelatihan ini dirancang untuk diselenggarakan sebanyak 4 (empat) hari, yang terdiri dari:
(1) PARUH pertama yang terdiri dari dua hari pelatihan tentang 3 materi inti tentang DPA sebagai
bentuk DKJPS dalam layanan bagi korban KBG dalam situasi bencana termasuk wabah
● Materi Inti 1: Kekerasan berbasis Gender dalam situasi bencana termasuk wabah;

● Materi Inti 2: DPA sebagai bentuk DKJPS dalam layanan bagi korban KBG dalam situasi
bencana termasuk wabah; dan
● Materi Inti 3: Self-care Pendamping/Relawan/Tenaga Kesehatan
(2) PARUH kedua yang terdiri dari dua hari pelatihan dengan fokus persiapan memfasilitasi pelatihan
dan praktik memfasilitasi pelatihan
● Materi Inti 4: modul pembelajaran orang dewasa dan teknik memfasilitasi pelatihan

● Praktek menjalankan sesi pelatihan


Rangkaian pelatihan 4 hari ini diawali dengan Sesi Pengantar (Komitmen belajar, penjelasan tentang
TOT) dan diakhiri dengan Sesi Penyusunan Rencana Tindak Lanjut dan Evaluasi Pelatihan.

Modul Pelatihan TOT ini dirancang untuk dijalankan secara luring (offline) Apabila kondisi tidak
memungkinkan untuk dijalankan secara luring, pembagian sesi dan alokasi waktu dapat disesuaikan
tanpa mengubah alur pelatihan. Alur pelatihan yang dimaksud adalah diawali dengan pemantapan
materi terkait KBG dalam rangka kesamaan perspektif pendamping/relawan/tenaga kesehatan
tentang korban, dilanjutkan materi tentang DPA sebagai bentuk DKJPS dalam layanan KBG dalam
situasi bencana termasuk tentang self-care. Selanjutnya peserta difasilitasi untuk memahami tentang
pembelajaran orang dewasa, teknik memfasilitasi dan diberikan kesempatan praktek menjalankan
sesi.

Materi bacaan yang dilampirkan dalam modul terutama mengenai Materi Inti 1 – 3 akan diberikan
kepada peserta TOT dan nantinya dapat berikan kepada peserta pelatihan yang akan dilatihnya

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022 5
sebagai bahan belajar. Sementara, manual/rundown jalannya sesi dan materi presentasi hanya
digunakan oleh peserta TOT sebagai alat bantu penyampaian materi.

Secara umum, materi pelatihan TOT ini terdiri dari:


1. Modul Pelatihan dalam bentuk buku yang berisikan kurikulum pelatihan (penjelasan tentang
modul, struktur pelatihan, agenda & jadwal, rancangan bangun pembelajaran dan manual
jalannya sesi.
2. Buku Bacaan yang isinya adalah penjelasan tentang seluruh Materi Inti TOT ini.
3. Handouts/Slides yang digunakan oleh pelatih dalam sebagai alat bantu dalam memfasilitasi
sesi.

1.3 STRUKTUR AGENDA KEGIATAN

Modul ini terdiri dari materi penunjang dan materi inti yang perlu diberikan secara
berkesinambungan, hal ini dikarenakan materi yang saling terkait antara satu dan lainnya.

1. Materi Pendukung 1 : Pembukaan, Perkenalan, Membangun Komitmen Belajar.


Tujuan sesi ini adalah peserta memahami tujuan utama dari TOT ini yaitu untuk
mempersiapkan peserta sebagai pelatih yang efektif dalam memfasilitasi Pelatihan DPA
sebagai bentuk DKJPS dalam layanan bagi korban KBG dalam . Harapannya setelah
mendapatkan penjelasan mengenai tujuan dan proses yang akan dijalani dalam TOT ini
peserta menyatakan komitmennya untuk berpartisipasi aktif dan membangun suasana belajar
yang positif, kondusif dan suportif. Upaya membangun suasana belajar yang positif diawali
dengan perkenalan antar peserta dalam rangka memahami bahwa tiap peserta memiliki
pengalaman dan latar belakang yang bervariasi dan pentingnya saling belajar dari
pengalaman peserta satu dengan lainnya. Peserta juga diberikan kesempatan untuk
mengemukakan harapan dan juga kekhawatiran masing-masing terhadap TOT. Selanjutnya,
fasilitator membahas mengenai tujuan utama TOT, pengetahuan dan keterampilan yang
dilatih dalam TOT, agenda TOT serta pembuatan kontrak/komitmen belajar yang disepakati
bersama.
Hal yang penting untuk ditekankan peserta dalam sesi ini adalah: peserta datang mengikuti
TOT dengan seperangkat kualitas diri yang positif. Kualitas diri tersebut merupakan
dibutuhkan sebagai seorang pelatih dan fasilitator.
Untuk mendukung interaksi dan keterlibatan peserta, dalam sesi ini juga dipilih pengurus
kelas yang berasal dari peserta pelatihan. Setelah proses awal selesai, peserta akan mengisi
pre-test sebagai bahan evaluasi pelatihan.

2. Materi inti 1: Risiko dan Kerentanan KBG di situasi bencana termasuk wabah
Sebagai materi pertama, peserta diharapkan menyadari bahwa fokus dari konteks
penyediaan dukungan melalui layanan yang diberikan adalah mengenai KBG. Dalam materi
ini, peserta difasilitasi untuk memahami dengan baik dinamika dan kompleksitas KBG dalam
situasi normal dan situasi bencana. Pemahaman ini sangat relevan dalam rangka
menyediakan layanan sesuai kebutuhan penyintas KBG dan keluarga. Akhirnya melalui materi
ini, peserta diharapkan memiliki kepekaan dan perspektif gender yang relevan dalam rangka

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022 6
menyediakan layanan untuk memenuhi kebutuhan terkait kesehatan jiwa/psikososial dan
dalam rangka perlindungan terhadap korban.

3. Materi Inti 2: DPA sebagai bentuk dukungan DKJPS bagi korban KBG dalam situasi bencana
termasuk wabah.
Materi ini adalah bagian terbesar dari modul pelatihan ini. Materi ini fokus pada upaya
mempersiapkan peserta untuk dapat merencanakan dan menjalankan secara konkrit DPA
sebagai bentuk dukungan DKJPS bagi korban KBG dalam situasi bencana termasuk wabah.
Dalam materi inti ini, peserta akan difasilitasi untuk memahami terlebih dahulu konsep DKJPS
terutama DPA sebagai salah bentuk layanan yang dibutuhkan korban KBG. Selanjutnya, dalam
materi ini peserta difasilitasi untuk mengenali dan mengembangkan keterampilan yang
diperlukan dalam menjalankan DPA melalui latihan dan simulasi kegiatan pendampingan
korban KBG.

4. Materi Inti 3: Self-care bagi relawan/pendamping/tenaga kesehatan


Di dalam materi ini peserta diharapkan dapat memiliki pemahaman tentang pentingnya
pemahaman diri dan kepekaan terhadap diri: kekuatan dan keterbatasanyang dimiliki untuk
dapat memberikan layanan DPA/DKJPS yang optimal bagi individu atau komunitas yang
didampingi. Selanjutnya, peserta difasilitasi untuk mengenali kerentanan diri dan dampak dari
kegiatan pemberian DPA/DKJPS untuk korban terhadap diri sendiri sebagai seorang
relawan/pendamping/tenaga kesehatan. Atas dasar itulah, upaya seorang
relawan/pendamping/tenaga kesehatan untuk self-care sangat krusial. Dalam materi ini,
peserta akan difasilitasi untuk mengembangkan tips praktis self-care dan berlatih teknik –
teknik sederhana sebagai bentuk self-care.

5. Materi Inti 4: Pembelajaran Orang Dewasa dan Teknik Fasilitasi


Di dalam materi ini peserta akan difasilitasi untuk memahami prinsip pembelajaran orang
dewasa dalam kaitannya dengan menjadi pelatih/trainer suatu pelatihan. Selanjutnya peserta
akan difasilitasi untuk memahami teknik fasilitasi dalam berbagai metode pelatihan (diskusi,
studi kasus, bermain peran, dll). Setelah peserta memahami prinsip pembelajaran orang
dewasa, teknik fasilitasi dalam metode pelatihan, peserta akan diminta untuk mempersiapkan
diri untuk menyelenggarakan pelatihan DPA sebagai bentuk DKJPS dalam layanan bagi korban
KBG. Bentuk persiapan yang dilakukan adalah mereviu modul pelatihan DPA sebagai bentuk
DKJPS dalam layanan KBG yang sebelumnya telah mereka alami sebagai peserta. Setelah
melakukan persiapan, setiap peserta TOT diberikan kesempatan untuk melakukan praktik
menjalankan suatu sesi sebagai bagian dari rangkaian Pelatihan DPA sebagai bentuk DKJPS
dalam layanan bagi korban KBG. Peserta TOT akan diberikan kesempatan untuk saling
memberikan umpan balik dalam rangka memantapkan peran yang akan dijalankan nantinya
sebagai fasilitator/pelatih.

6. Materi Pendukung 2: Rencana Tindak Lanjut


Sesi Rencana Tindak Lanjut pelatihan merupakan sesi terakhir dari pelatihan TOT ini. Dalam sesi
ini peserta diminta untuk menyusun rencana pribadi dalam rangka mempersiapkan dan
memantapkan diri sebagai pelatih yang efektif dalam menjalankan pelatihan DPA sebagai bentuk
DKJPS dalam layanan bagi korban KBG di situasi bencana termasuk wabah. Peserta TOT juga akan

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022 7
diminta untuk mengidentifikasi hal – hal yang perlu dipersiapkan untuk dapat menyelenggarakan
suatu pelatihan bagi relawan/pendamping/tenaga kesehatan tentang DPA sebagai bentuk DKJPS
dalam layanan bagi korban KBG di situasi bencana termasuk wabah.

AGENDA KEGIATAN

Waktu Kegiatan
Hari 1 09.00 - 10.15 Pembukaan, perkenalan, Membangun Komitmen Belajar
10.00 - 10.15 Pre – Test
10.15 – 10.30 Rehat Kopi
10.30 – 12.30 Materi inti 1 : Risiko dan Kerentanan KBG Dalam situasi bencana
12.30 - 13.30 ISHOMA
13.30 – 15.30 Materi inti 2 A. DPA sebagai bentuk DKJPS dalam Layanan
Kespro dan KBG
15.30 – 16.00 Rehat Kopi
16.00 – 16.45 Lanjutan Modul 2A
16.45 – 17.00 Review dan penutup

Hari 2 09.00-09.30 Ulasan hari 1


09.30-10.30 Materi inti 2: B. DPA dalam Pendampingan terhadap kelompok
rentan
10.30-10.45 Rehat Kopi
10.45 – 12.30 Lanjutan Materi 2B
12.30 – 13.30 Ishoma
13.00 – 14.30 Lanjutan Materi 2B
14.30 – 15.30 Materi Inti 3: Self-care relawan/pendamping/tenaga kesehatan
15.30 – 16.00 Break
16.00 – 16.45 Lanjutan Materi inti 3
16.45 – 17.00 Review dan penutup

Hari 3 09.00 – 09.30 Ulasan Hari 2


09.00 – 10.00 Materi Inti 4: Pembelajaran Orang Dewasa & Teknik
Memfasilitasi
10.00 – 12.00 Lanjutan Materi Inti 4
12.00 – 12.30 Persiapan Materi dalam Kelompok
12.30 – 13.30 Ishoma
13.00 – 14.30 Latihan Memfasilitasi Materi Inti 1 dalam kelompok
14.30 – 15.30 Latihan Memfasilitasi Materi Inti 2 dalam kelompok
15.30 – 16.00 Break
16.00 – 16.45 Latihan Memfasilitasi Materi Inti 3 dalam kelompok
16.45 – 17.00 Review dan Penutup
Hari 4 09.00 - 10.00 Ulasan hari ke 3
10.00 - 11.00 Praktik Memfasilitasi Pelatihan & Umpan Balik
[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)
Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022 8
11.00 - 12.00 Wrap – up: refleksi pengalaman memfasilitasi
12.00 - 13.00 ISHOMA
13.00 - 15.00 Penyusunan RTL dan presentasi RTL
15.00 - 15.45 Penutupan, Evaluasi pelatihan & Post-test

1.4 METODE PEMBELAJARAN

Modul TOT ini dirancang untuk dilaksanakan secara luring (off-line). TOT ini menerapkan prinsip
pembelajaran orang dewasa melalui beberapa metode pelatihan:
1. Ceramah atau paparan materi
2. Diskusi kelompok
3. Studi kasus
4. Role-play atau simulasi praktik keterampilan

Proporsi antara teori dan praktik dalam modul ini adalah 40 % (teori)dan 60 % (aplikasi terutama
praktik)

1.5 EVALUASI PELATIHAN


Dalam proses pelatihan, evaluasi pelatihan merupakan komponen penting untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta terhadap materi inti yang disampaikan. Selain itu evaluasi juga dilakukan
terhadap penguasaan keterampilan yang relevan dalam menjalankan DPA sebagai bentuk DKJPS
dalam layanan bagi korban KBG.

Aspek utama dalam evaluasi TOT ini adalah kesiapan dan kesanggupan peserta untuk nantinya paska
TOT menjalankan peran sebagai fasilitator/pelatih bagi relawan/pendamping/tenaga kesehatan
mengenai Dukungan Psikologis Awal sebagai bentuk DKJPS dalam layanan bagi korban KBG.

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022 9
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA PELATIHAN (RBPMP)

Nomor : Materi Inti 1


Judul Mata : : Kekerasan Berbasis Gender dalam Situasi Bencana termasuk wabah
Pelatihan
Deskripsi Mata : : Dalam Materi Inti 1 ini peserta akan mendapatkan penjelasan tentang dampak psikososial yang terjadi di situasi bencana terutama pada kelompok
Pelatihan rentan korban KBG terutama perempuan dan anak. Peserta juga difasilitasi untuk dapat memahami kaitan antara situasi bencana dengan Kekerasan
Berbasis Gender (KBG). Peserta akan dijelaskan mengenai berbagai bentuk KBG dan akar masalah KBG terutama dalam situasi bencana termasuk
wabah. Selanjutnya peserta akan dijelaskan tentang prinsip umum dalam penanganan KBG dalam situasi bencana..
Hasil Belajar : Setelah mengikuti pelatihan ini peserta memiliki pemahaman tentang dampak psikososial di situasi bencana, dan bagaimana kondisi tersebut
berdampak secara berbeda kepada laki-laki dan perempuan, serta dapat memanfaatkan perspektif gender dalam memahami kekerasan berbasis gender
di situasi bencana termasuk wabah.
Waktu : 2 JPL (2 jam )

Materi Pokok dan Submateri


Indikator Hasil Belajar Metode Media dan Alat Bantu Daftar Pustaka
Pokok
Setelah mengikuti sesi pelatihan Materi pokok dan submateri pokok
● Curah ● IASC. 2015. Guidelines for Integrating
ini, peserta diharapkan dapat: pada mata pelatihan ini adalah
pendapat ● laptop/komputer Gender-Based Violence Interventions in
1. Menjelaskan dampak sebagai berikut:
psikososial yang terjadi di A. Bencana dan KBG Humanitarian Action. Geneva: IASC.
● Diskusi ● LCD proyektor
situasi bencana termasuk 1. Jenis-jenis bencana dan ● Kementrian Pemberdayaan Perempuan
kelompok
wabah. dampak psikososial akibat ● materi
dan kelas dan Perlindungan Anak (KPPPA) dan
2. Menjelaskan hubungan bencana tayang/power United Nations Population Fund
antara dampak psikososial 2. Kelompok rentan dalam ● Ceramah point slides (UNFPA). 2020. Pedoman Perlindungan
dan terjadinya kekerasan situasi bencana interaktif
● alat tulis Hak Perempuan dan Anak dari
berbasis gender di situasi 3. Gender sebagai faktor
Kekerasan Berbasis Gender dalam
bencana, termasuk wabah. yang mempengaruhi
Bencana, edisi kedua. Jakarta: KPPPA &
3. Menyebutkan dan kerentanan.
UNFPA.
menjelaskan berbagai jenis
dan bentuk kekerasan B. Pengertian, penyebab, jenis,
berbasis gender. dan bentuk KBG
4. Memanfaatkan perspektif 1. Pengertian KBG
gender dalam menjelaskan 2. Penyebab KBG (akar

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022 10
masalah, faktor pendukung)
3. Jenis dan bentuk KBG
kekerasan berbasis gender
di situasi bencana termasuk
wabah.
5. Menyebutkan dan
menjelaskan berbagai C. Dampak Psikososial KBG
cara/strategi terkait 1. Dampak fisik
penanganan kekerasan 2. Dampak psikologis
berbasis gender di situasi 3. Dampak Sosial
bencana termasuk wabah. 4.
6. Mengidentifikasi
pemahaman inti dari materi D. Penanganan KBG di situasi
7. Memahami bagaimana bencana yang berbasis
langkah – langkah kebutuhan penyintas
menjalankan sesi ini 1. Prinsip umum penanganan
KBG
2. Beberapa layanan yang
berbasis kebutuhan korban

Nomor : Materi Inti 2 Bagian A


Judul Mata : Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender
Pelatihan (KBG) di situasi Bencana termasuk wabah
Deskripsi : Materi inti ini menjelaskan mengenai definisi, pentingnya, dan strategi pemberian DPA sebagai salah satu bentuk DKJPS bagi korban KBGterutama di
Mata Pelatihan situasi bencana termasuk wabah. Materi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta mengenai pemberian DPA.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu memahami konsep dasar DPA dan langkah pemberian DPA sebagai bentuk DKJPSbagi korban KBG.
Peserta memahami bahwa DPA merupakan suatu langkah awal yang bersifat konkrit, praktis dan terintegrasi dengan DKJPS. Selain itu peserta juga
memahami bahwa dalam DPA terdapat serangkaian keterampilan teknis yang relevan bagi penyedia layanan dalam mendampingi korban, keluarga dan
komunitas.
Waktu : 4 JPL (3 jam)

Materi Pokok dan Submateri


Indikator Hasil Belajar Metode Media dan Alat Bantu Daftar Pustaka
Pokok

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022 11
Setelah mengikuti sesi Materi pokok dan submateri pokok 1. Inter-Agency Standing
pelatihan ini, peserta pada mata pelatihan ini adalah Committee. (2007).
diharapkan dapat: sebagai berikut: IASC Guidelines on
1. Menjelaskan A. Pengertian DKJPS dan Mental Health and
pengertian DKJPS dan pentingnya DKJPS bagi korban Psychosocial Support in
pentingnya DKJPS KBG terutama dalam situasi Emergency Settings.
dalam layanan KBG bencana termasuk wabah 2. Inter-Agency Standing
terutama dalam situasi 1. Piramida intervensi Committee. (2020).
bencana termasuk dalam DKJPS Basic Psychosocial
wabah, 2. Identifikasi lembaga Skills: A Guide for
2. Menjelaskan definisi rujukan dan kapan COVID-19 Responders.
dan ruang lingkup merujuk Metode yang akan digunakan Media dan alat bantu yang 3. Pusat Krisis Fakultas
DPA sebagai salah B. DPA sebagai salah satu bentuk pada pelatihan ini adalah akan digunakan dalam Psikologi Universitas
satu bentuk DKJPS DKJPS bagi korban KBG sebagai berikut: pelatihan ini adalah sebagai Indonesia. (2013).
pada korban KBG terutama dalam situasi 1. Ceramah interaktif berikut: Dukungan Psikososial:
3. Menjelaskan prinsip- bencana termasuk wabah 2. Curah pendapat ● Modul Membangun Desa
prinsip DPA 1. Defisini DPA 3. Diskusi kelompok Tangguh Dari Kita,
4. Menjelaskan 2. Ruang lingkup DPA dan presentasi hasil ● Materi dan bahan tayang Oleh Kita, Untuk Kita.
persiapan yang perlu diskusi kelompok 4. Kementerian Sosial RI.
dilakukan tenaga ● Kepada siapa 4. Tugas Individu ● Video (2020). Panduan untuk
layanan dalam diberikan 5. Menyaksikan video Pekerja dan Relawan
memberikan DPA simulasi ● Panduan dalam penugasan Kemanusiaan di Masa
5. Memahami dan ● Siapa yang dapat
6. Simulasi dan simulasi Kenormalan Baru dalam
menjalankan tahapan- memberikan memberikan DPA Konteks Pandemik

tahapan dan cara (langsung maupun COVID-19.
memberikan DPA ● Kapan diberikan remote) ●
6. Mejelaskan mengenai
prinsip-prinsip dan ● Pemberian DPA
hal-hal yang perlu
melalui jarak jauh
diperhatikan dalam
(penerimaan pengaduan
pemberian DPA jarak
melalui telepon)
jauh
3. Prinsip-prinsip dan hal
7. Mengidentifikasi
yang perlu diperhatikan
kasus psikologis yang
dalam memberikan DPA
perlu dirujuk dan
4. Penggunaan DPA sesuai
langkah-langkah
dengan budaya dan
melakukan rujukan
kearifan lokal

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022 12
5. Persiapan dalam
memberikan DPA:
● Menyiapkan direktori
rujukan
8. Mengidentifikasi ● Memahami bias yang
pemahaman inti dari dimiliki dan
materi pengaruhnya dalam
9. Memahami bagaimana memberikan DPA
langkah – langkah 6. Tahapan dan cara
menjalankan sesi ini memberikan DPA pada
korban KBG
● Look

● Listen/Support

● Link/Refer

Nomor : Materi Inti 2 Bagian B


Judul Mata : Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam layanan bagi Korban Kekerasan
Pelatihan Berbasis Gender (KBG) di situasi Bencana termasuk wabah: DPA untuk kelompok target spesifik
Deskripsi : Materi inti ini fokus pada penerapan DPA sebagai bentuk DKJPS untuk kelompok target tertentu sebagai korban KBG. Peserta akan difasilitasi untuk
Mata mengenali kebutuhan psikososial spesifik masing-masing kelompok target berdasarkan usia/tahapan perkembangan: (1) kelompok anak, (2) kelompok
Pelatihan remaja, (3) kelompok perempuan dewasa, (4) kelompok lansia. Selain itu, peserta juga akan difasilitasi untuk mengenali kebutuhan psikososial khusus
pada korban KBG dengan disabilitas sebagai kelompok rentan. Berdasarkan pemahaman tentang aspek perkembangan dan kebutuhan khusus korban
dalam kelompok target spesifik tertentu, peserta difasilitasi untuk merencanakan bentuk DPA yang sesuai kebutuhannya termasuk melalui daring
(online).
Materi ini bertujuan untuk melatih peserta merencanakan dan menjalankan DPA yang efektif dan bermanfaat (no harm) bagi korban dengan variasi
karakteristik perkembangan dan kebutuhan khususnya.
Selain itu, materi ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi peserta untuk mengintegrasikan pemahaman dan keterampilan dalam
pemberian DPA sebagai bentuk DKJPS dalam rangka upaya perlindungan terhadap korban, mencegah dan mengurangi dampak kesehatan jiwa dan
psikososial yang negatif bagi korban dan keluarganya.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu menyusun suatu rencana alur layanan DPA terintegrasi dengan memperhatikan karakteristik
perkembangan dan kebutuhan khusus dari korban. Lebih lanjut, peserta diharapkan juga dapat melatih relawan/pendamping/tenaga kesehatan untuk
dapat menyusun suatu rencana alur layanan DPA bagi korban KBG dan keluarga yang bersifat tailor-made dan mempertimbangkan karakteristik
perkembangan dan kebutuhan khusus korban KBG.

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022 13
Waktu : 4 JPL (3 jam)

Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Submateri Pokok Metode Media dan Alat Bantu Daftar Pustaka
Materi pokok dan sub-materi pokok Metode yang akan Media dan alat bantu 1. Inter-Agency Standing
Setelah mengikuti sesi pelatihan pada pelatihan ini adalah sebagai digunakan pada yang akan digunakan Committee. (2007). IASC
ini, peserta diharapkan dapat: berikut: pelatihan ini adalah dalam pelatihan ini Guidelines on Mental Health
1. Mengenali karakteristik 1. Karakteristik perkembangan & sebagai berikut: adalah sebagai berikut: and Psychosocial Support in
perkembangan, kebutuhan khusus/korban KBG: 1. Studi kasus Emergency Settings.
● Case vignette
psikososial sebagai individual 2. Inter-Agency Standing
● Anak korban/ penyintas
kekhasan pengalaman 2. Diskusi Committee. (2020). Basic
kelompok KBG Psychosocial Skills: A Guide
individual ● Remaja
penyintas/korban 3. Presentasi ● Lembar Isian for COVID-19 Responders.
2. Mengidentifikasi ● Dewasa kelompok 3. Pusat Krisis Fakultas
Individual
kebutuhan khusus 4. Simulasi Psikologi Universitas
penyintas/korban. ● Lansia Penanganan ● Panduan tugas Indonesia. (2013). Dukungan
3. Mengidentifikasi bentuk kelompok Psikososial: Membangun Desa
● Disabilitas
layanan DPA yang Tangguh Dari Kita, Oleh Kita,
dibutuhkan 2. Layanan DPA yang terintegrasi ● Lembar Instruksi Untuk Kita.
penyintas/korban (Look - Listen - Link) sesuai tahapan simulasi 4. Kementerian Sosial RI.
4. Merencanakan alur perkembangan dan kebutuhan (2020). Panduan untuk
khusus. ● Alur rujukan
layanan DPA yang Pekerja dan Relawan
terintegrasi bagi layanan Kemanusiaan di Masa
● Luring - Daring
penyintas/korban Kenormalan Baru dalam
5. Memahami bagaimana ● Persiapan - Memulai - Konteks Pandemik COVID-
langkah – langkah Pemberian layanan - 19.
menjalankan sesi ini Mengakhiri, termasuk: upaya
Evaluasi/monitoring.

Nomor : Materi Inti 3


Judul Mata : Self-care bagi relawan/pendamping/tenaga kesehatan
Pelatihan
Deskripsi Mata : Materi inti ini menjelaskan tentang situasi khas dan tantangan yang dihadapi oleh relawan/pendamping/tenaga kesehatan dalam menyediakan layanan

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022 14
Pelatihan DKJPS terutama yang terkait dengan dampak psikologis yang dialami: stress, burn-out dan kelelahan kepedulian. Selain itu peserta juga akan
diperkenalkan dengan berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak psikologis yang dialami, antara lain: burnout, kelelahan
kepedulian, dan trauma sekunder.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta memiliki kepekaan yang lebih baik terhadap keadaan diri sendiri dan sumber daya yang dimiliki untuk dapat
memberikan DPA yang efektif sebagai bentuk DKJPS bagi korban KBG di situasi bencana termasuk wabah. Peserta juga dapat memahami secara
umum kerentanan relawan/pendamping/tenaga kesehatan sebagai pekerja kemanusiaan dan mempraktikkan cara-cara untuk menjaga kondisi
psikologis diri pribadi.
Waktu : 2 JPL (1jam 30 menit)

Materi Pokok dan Submateri


Indikator Hasil Belajar Metode Media dan Alat Bantu Daftar Pustaka
Pokok
Setelah mengikuti pelatihan ini, Materi pokok dan submateri
● Diskusi ● LCD/proyektor ● Caritas, Yayasan Pulih & Taloe. nd.
peserta diharapkan dapat: pokok pada mata pelatihan ini
1. Menjelaskan beberapa situasi adalah sebagai berikut: reflektif Anak-Anak Mengatasi Situasi Sulit:
● laptop/komputer
khas, beserta tantangan yang Panduan Dasar Pendampingan
● Ceramah
dihadapi oleh ● materi Psikososial bagi Anak. Jakarta: tidak
A.Situasi khas pekerja interaktif
relawan/pendamping/ tenaga diterbitkan.
kemanusiaan dan tayang/power
kesehatan sebagai pekerja kerentanannya ● Demonstrasi point slides ● IASC Reference Group for Mental
kemanusiaan, sehingga mereka 1. Situasi bencana dan dan praktik
● alat tulis Health and Psychosocial Support in
rentan mengalami stres, dampaknya terhadap Emergency Settings. 2010. Mental
burnout, kelelahan kepedulian, pemberi layanan bagi Health and Psychosocial Support in
dan trauma sekunder. korban KBG dan keluarga Humanitarian emergencies: What
2. Menyebutkan 2. Konsekuensi dan dampak: Should Health Actors Know? Geneva:
tanda-tanda/gejala burnout, stres, burnout, kelelahan IASC.
kelelahan kepedulian, dan kepedulian (compassion
trauma sekunder. fatigue), dan trauma ● Inter-Agency Standing Committee.
3. Mempraktikkan beberapa cara sekunder 2020. Basic Psychosocial Skills: A
yang bertujuan untuk merawat B. Cara-cara yang dapat Guide for COVID-19 Responders.
dan mendukung kesehatan dilakukan untuk merawat dan Geneva: IASC.
mental diri sendiri sebagai mendukung kesehatan mental
relawan/pendamping/tenaga ● Viemilawati, IG.A.A.J. 2013.
diri sendiri
kesehatan sebagai pekerja relawan/pendamping/tenaga Dukungan Psikososial: Membangun
kemanusiaan. kesehatan sebagai pekerja Desa Tangguh, Dari Kita, Oleh Kita,
4. Mengidentifikasi pemahaman kemanusiaan dan Untuk Kita. Dalam Pusat Krisis
inti dari materi 1. Sebagai individu Fakultas Psikologi UI, JDC, dan

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022 15
5. Memahami bagaimana langkah 2. Peran organisasi USAID. Perawatan Diri dan
– langkah menjalankan sesi ini Pemberian Dukungan bagi
Pendamping. Depok: Pusat Krisis
Fakultas Psikologi UI.

Nomor : Materi Inti 04


Judul Mata : Pembelajaran Orang Dewasa & Teknik Memfasilitasi Pelatihan
Pelatihan
Deskripsi Mata : Materi inti ini fokus pada upaya mempersiapkan peserta sebagai pelatih (trainer) dalam Pelatihan pemberian dukungan psikologis awal (DPA)
Pelatihan sebagai bentuk dukungan kesehatan jiwa dan psikososial (DKJPS) dalam layanan bagi korban kekerasan berbasis gender (KBG) dalam situasi
bencana termasuk wabah. Dalam materi ini, peserta akan difasilitasi untuk memahami prinsip pembelajaran orang dewasa dan hal penting dalam
mempersiapkan pelatihan. Selanjutnya, peserta akan diberikan kesempatan untuk berlatih menjalankan sesi pelatihan.
Materi ini bertujuan untuk mempersiapkan peserta nantinya dapatmemfasilitasi pelatihan secara efektif. Peserta akan difasilitasi untuk dapat
menggunakan modul pelatihan ini.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu dan siap memfasilitasi pelatihan pemberian dukungan psikologis awal (DPA) sebagai bentuk
dukungan kesehatan jiwa dan psikososial (DKJPS) dalam layanan bagi korban kekerasan berbasis gender (KBG) dalam situasi bencana termasuk
wabah
Waktu : 3 JPL

Materi Pokok dan


Indikator Hasil Belajar Metode Media dan Alat Bantu Daftar Pustaka
Submateri Pokok
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta Materi pokok dan sub- Metode yang akan Media dan alat bantu 1. Modul pelatihan dukungan kesehatan
diharapkan dapat: materi pokok pada digunakan pada yang akan digunakan mental dan psikososial dalam layanan
1. Memahami prinsip pembelajaran pelatihan ini adalah pelatihan ini adalah dalam pelatihan ini bagi korban kekerasan berbasis
orang dewasa sebagai berikut: sebagai berikut: adalah sebagai berikut: gender (KBG) dalam situasi bencana
2. Menyadari pentingnya 3 bentuk 1. 1. Ceramah termasuk pandemi (UNFPA -
● Modul pelatihan
penguasaan seorang pelatih 2. Pembelajaran orang 2. Diskusi Yayasan Pulih)
(fasilitator) sebagai bagian dari dewasa: kelompok ● Instruksi bagi 2. Inter-Agency Standing Committee.
persiapan pelatihan: Penguasaan 3. Prinsip & Teknik 3. Peragaan (2007). IASC Guidelines on Mental
pelatih
Materi, Penguasaan Diri dan Fasilitasi 4. Latihan Health and Psychosocial Support in
Penguasaan Audiens 4. 3 bentuk penguasaan 5. Presentasi ● Bahan presentasi Emergency Settings.
3. Memahami Isi modul pelatihan bagi pelatih individual pelatihan 3. Inter-Agency Standing Committee.
4. Mengetahui bagaimana (fasilitator): 6. Tanya-jawab (2020). Basic Psychosocial Skills: A
menjalankan isi modul ● Lembar evaluasi Guide for COVID-19 Responders.
● Penguasaan diri
(memfasilitasi peserta dalam sesi dan penilaian bagi 4. Pusat Krisis Fakultas Psikologi

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022 16
peserta dalam Universitas Indonesia. (2013).
● Penguasaan materi
memfasilitasi Dukungan Psikososial: Membangun
pelatihan yang ada dalam modul) ● Penguasaan audiens Desa Tangguh Dari Kita, Oleh Kita,
Untuk Kita.

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022 17
Materi Pendukung
Nomor : Materi Pendukung 1
Judul Mata Pelatihan : : Membangun Komitmen Belajar
Deskripsi Mata Pelatihan : : Mata ajar ini terdiri dari perkenalan peserta dan pelatih, pencairan suasana, membangun komitmen bersama dengan menyusun kontrak
belajar serta membagi tugas pengurus kelas.
Hasil Belajar : Setelah mengikuti kegiatan mata pelatihan ini, peserta mampu mengenal sesama peserta, bersedia untuk bekerjasama dalam proses
belajar dan menyatakan komitmen belajar dan berpartisipasi secara aktif dalam pelatihan
Waktu : 1 Jam 15 Menit (2 JPL)

Daftar
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Submateri Pokok Metode Media dan Alat Bantu
Pustaka
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
- Perkenalan fasilitator, Papan tulis,
- Melakukan perkenalan
perkenalan peserta meta-plan/Kertas ,
- Memetakan harapan peserta Permainan
- Pemetaan harapan dan alat tulis,
- Mencari solusi bersama atas kekhawatiran peserta Curah
kekhawatiran agenda kegiatan,
dalam proses belajar pendapat
- Penjelasan agenda belajar kumputer dan proyektor
- Memahami agenda belajar Diskusi kelas
- Komitmen dan pengurus kelas pre-test
- Menetapkan komitmen kelas dan memilih
- Pre-test
pengurus kelas

Nomor : Materi Pendukung 2


Judul Mata Pelatihan : : Rencana Tindak Lanjut
Deskripsi Mata Pelatihan : : Mata ajar ini membahas tentang penyusunan rencana tindak lanjut pasca pelatihan
Hasil Belajar : Setelah mengikuti kegiatan mata pelatihan ini, peserta mampu menyusun dokumen rencana tindak lanjut yang feasible untuk dijalankan
Waktu : 2 Jam (2 JPL)

Daftar
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Submateri Pokok Metode Media dan Alat Bantu
Pustaka
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat: - Perencanaan kegiatan Diskusi Papan tulis,
- Menyusun rencana kegiatan lanjutan pasca - Perencanaan monitoring kelompok meta-plan/kertas, alat tulis, formulir
pelatihan - Perencanaan evaluasi RTL
- Menyusun rencana monitoring

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022 18
- Menyusun rencana evaluasi

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022 19
MATERI INTI 1: Risiko dan Kerentanan Kekerasan Berbasis Gender (KBG) dalam Situasi Bencana
Tujuan Setelah mengikuti sesi pelatihan ini, peserta diharapkan dapat:
Pembelajaran
● Menjelaskan dampak psikososial yang terjadi di situasi bencana termasuk wabah.

● Menjelaskan hubungan antara dampak psikososial dan terjadinya KBG di situasi


bencana, termasuk wabah.

● Menyebutkan dan menjelaskan berbagai jenis dan bentuk KBG.

● Memahami perspektif gender dalam menjelaskan KBG.

● Menyebutkan dan menjelaskan berbagai cara/strategi terkait penanganan KBG di


situasi bencana.

● Mengidentifikasi pemahaman inti dari materi

● Memahami bagaimana langkah – langkah menjalankan sesi ini

Durasi 1 jam 30 menit


Metode Curah pendapat
Diskusi kelompok
Ceramah interaktif
Alat dan Bahan Flipchart
laptop/komputer
LCD proyektor
materi tayang/power point slides
alat tulis
Gambaran 1. Diskusi kelompok dan presentasi
Aktivitas
● Fasilitator membagi peserta ke dalam beberapa kelompok, dengan jumlah anggota
5-6 orang per kelompok.

● Semua kelompok mendiskusikan pertanyaan yang ditampilkan dan menuliskan


jawaban kelompok di lembar flipchart. Waktu untuk berdiskusi adalah 15 menit.

● Setelah diskusi, fasilitator mempersilakan setiap kelompok untuk


mempresentasikan hasil diskusinya. Fasilitator merangkum hasil presentasi tiap
kelompok.
2. Ceramah interaktif mengenai bencana dan KBG

● Setelah semua kelompok melakukan presentasi, fasilitator menyampaikan ceramah


interaktif mengenai bencana, dampak psikososial bencana, dan kondisi kerentanan.
3. Diskusi kelompok (relasi kuasa)
● Fasilitator membagi kelas ke dalam beberapa kelompok beranggotakan 5-6 orang.

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022
20
●Fasilitator meminta setiap kelompok berdiskusi selama 10 menit sesuai panduan
yang terdapat pada materi paparan.
● Selanjutnya, fasilitator menanyakan jawaban dari setiap kelompok dan
membahasnya secara singkat selama 5 menit.
● Fasilitator kemudian menyampaikan dan menekankan pesan penting terkait topik
diskusi barusan.
4. Ceramah interaktif mengenai KBG, penyebab (pohon penyebab), jenis, bentuk, dampak
dan penanganan KBG.
Pesan Kunci • Bencana menimbulkan dampak psikososial yang dapat mempertegas ketimpangan
yang sudah ada di masyarakat. Akibatnya, kelompok tertentu menjadi lebih rentan dan
terdampak secara lebih serius.
• Kelompok rentan memiliki peluang lebih besar untuk terpapar pada ancaman sosial
sehingga mengakibatkan potensi korban mengalami KBG menjadi lebih besar.
• KBG terjadi karena adanya penyalahgunaan relasi kuasa. Dalam hal ini, korban berada
pada posisi tawar yang lemah. Pendamping perlu memiliki perspektif korban dan
memahami relasi kuasa yang ada antara korban dengan pelaku.
• Dampak KBG dapat sangat luas dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan korban.
Diperlukan kerjasama berbagai pihak/sektor untuk mendukung pemulihan.
Catatan bagi ● Karena durasi waktu cukup ketat, pada bagian presentasi kelompok, fasilitator dapat
fasilitator
meminta 1 kelompok saja yang melakukan presentasi. Kelompok lainnya dipersilakan
memberikan tambahan atas presentasi kelompok utama.
● Fasilitator dapat membawakan sesi seinteraktif mungkin karena sifat sesi ini adalah
mengingatkan kembali peserta pada poin-poin inti dari KBG di situasi bencana.

Materi Inti 2
DPA sebagai bentuk Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam layanan bagi Korban Kekerasan
Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah
Tujuan
Pembelajaran ● Peserta dapat menjelaskan mengenai Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) bagi korban KBG.

● Peserta dapat menyebutkan definisi, prinsip, dan langkah-langkah dalam DPA.

● Peserta dapat melakukan DPA kepada korban KBG.

● Peserta memiliki keterampilan komunikasi efektif sebagai bentuk layanan DPA


Durasi 4 JPL (3 jam)
Metode
● Ceramah interaktif

● Curah pendapat

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022
21
● Diskusi kelompok dan presentasi hasil diskusi kelompok

● Tugas Individu

● Menyaksikan video simulasi

● Simulasi memberikan DPA (langsung maupun remote)

Alat dan Bahan


● Modul

● Materi dan bahan tayang

● Video

● Panduan dalam penugasan dan simulasi

● Lembar pre-test dan post-test mengenai DKJPS dan DPA


Gambaran
Aktivitas 1. Fasilitator memulai dengan menggali pemahaman peserta mengenai dampak psikososial
KBG melalui diskusi terkait mitos/fakta

2. Fasilitator menjelaskan mengenai DKJPS dan pentingnya bagi korban KBG dan keluarga
dalam situasi bencana.

3. Fasilitator menjelaskan piramida intervensi dalam DKJPS, dan pentingnya upaya


mengidentifikasi lembaga rujukan dan menentukan kapan merujuk

4. Fasilitator menjelaskan tentang DPA sebagai salah bentuk DKJPS bagi korban KBG dan
keluarga dalam situasi bencana termasuk wabah.

5. Fasilitator menjelaskan definisi, ruang lingkup, prinsip-prinsip, dan persiapan dalam


memberikan DPA.

6. Fasilitator menayangkan video mengenai DPA bagi korban KBG dan meminta peserta
menganalisis praktik baik dan kurang tepat dari video pembelajaran.

7. Fasilitator juga menggali pengalaman peserta dalam memberikan DPA sebagai bentuk
DKJPS bagi korban KBG.

8. Fasilitator menjelaskan tiga prinsip aksi DPA, yaitu: Look, Listen/Support, Link/Refer
secara interaktif disertai contoh-contoh

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022
22
9. Fasilitator menayangkan video mengenai DPA bagi korban KBG dan meminta peserta
menganalisis perubahan dan hal-hal positif dari video yang ditayangkan

10. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok yang terdiri dari dua orang dan secara
bergantian mempraktikkan DPA.

11. Fasilitator memberikan feedback terkait praktik DPA yang sudah dilakukan oleh peserta

Pesan Kunci
● DKJPS menjelaskan mengenai berbagai dukungan, baik yang diberikan ke individu
maupun komunitas/kelompok/lingkungan social tertentu, untuk melindungi dan
meningkatkan kesejahteraan psikologis, mencegah berkembangnya masalah menjadi
gangguan psikologis yang lebih serius serta meningkatkan keberfungsian dan dukungan
sosial individu.

● DPA merupakan bagian dari layanan DKJPS terintegrasi yang bertujuan untuk
memberikan tanggapan pertama, praktis, berdampak positif meskipun dilakukan dalam
durasi yang singkat.

● DPA juga meliputi seperangkat keterampilan praktis, mis: komunikasi efektif yang
dibutuhkan oleh pendamping/relawan/tenaga kesehatan dalam pemberian layanan
DKJPS yang lebih lanjut.

● Keterampilan DPA relawan/pendamping/tenaga kesehatan sangat penting dan relevan


dalam manajemen kasus KBG dalam rangka memberikan rasa aman dan nyaman bagi
korban, memberikan dukungan emosional, mencegah korban kembali menjadi korban,
dan mengarahkan pada layanan lanjutan yang dibutuhkan.
Catatan bagi
Fasilitator ● Selama proses penyampaian materi, penting bagi fasilitator menggali pengalaman
peserta, terutama yang terkait dengan 3 prinsip DPA, termasuk hal-hal yang telah
dilakukan peserta (bila sudah pernah) ketika berhadapan dengan korban KBG

● Fasilitator perlu menekankan mengenai kekhasan KBG dalam pemberian DPA, terutama
terkait dengan isu keamanan.

● Fasilitator lalu mengaitkan pengalaman peserta dengan materi DPA yang dipaparkan.

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022
23
Materi Inti 2

DPA sebagai bentuk Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam layanan bagi Korban Kekerasan
Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah

Materi pelatihan ini fokus pada penerapan DPA sebagai bagian dalam DKJPS untuk kelompok target penerima
layanan tertentu sebagai korban KBG. Peserta akan difasilitasi untuk mengenali kebutuhan spesifik dalam masing-
masing kelompok target berdasarkan usia/tahapan perkembangan: (1) kelompok anak, (2) kelompok remaja, (3)
kelompok perempuan dewasa, (4) kelompok lansia. Selain itu, peserta juga akan difasilitasi untuk mengenali
kebutuhan khusus pada (5) penyintas/korban KBG dengan disabilitas. Peserta diajak untuk merencanakan bentuk
layanan DPA yang dapat disediakan bagi penyintas/korban dengan berbagai karakteristik spesifiknya yang datang
secara langsung maupun tidak langsung mengakses pendamping/lembaga penyedia layanan termasuk melalui
daring (online).

Materi ini bertujuan untuk melatih peserta merencanakan dan menjalankan DPA yang efektif dan bermanfaat (no
harm) bagi korban KBG dengan karakteristik perkembangan dan kebutuhan khususnya.

Materi ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi peserta untuk mengintegrasikan pemahaman dan
keterampilan dalam memberikan DPA sebagai bentuk DKJPS dalam rangka upaya perlindungan terhadap korban,
mencegah dan mengurangi dampak kesehatan jiwa dan psikososial yang negatif bagi korban dan keluarganya.
Tujuan Setelah mengikuti sesi pelatihan ini, peserta diharapkan dapat:
Pembelajaran 1. Mengenali karakteristik perkembangan, dampak psikososial sebagai kekhasan
pengalaman individual korban
2. Mengidentifikasi kebutuhan khusus korban.
3. Mengidentifikasi bentuk layanan DPA yang dibutuhkan korban
4. Merencanakan alur layanan DPA yang terintegrasi bagi korban
Durasi 2 jam 30 menit
Metode ● Paparan materi

● Diskusi kelompok

● Membahas kasus

● Simulasi praktek

Alat dan Bahan


● Bahan presentasi/slide materi

● 5 contoh kasus

● Kertas besar (karton atau flipchart)

● Kertas kecil/metaplan

● Lakban kertas

● Alat tulis (spidol)


Gambaran Aktivitas Diskusi Kasus per Kelompok (1 jam 30 menit)

● Peserta dibagi kedalam kelompok dimana terdiri dari 4-5 orang peserta. Setiap
kelompok akan diberi tugas untuk membahas 1 kasus KBG yang berbeda-beda. Kasus

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022
24
yang akan dibahas akan sebagai berikut:
1. Kasus kekerasan seksual dengan korban anak usia <12 tahun
2. Kasus kekerasan seksual dengan korban remaja usia 15-18 tahun
3. Kasus kekerasan seksual dengan korban perempuan usia dewasa 21-45 tahun
4. Kasus kekerasan seksual dengan korban lansia (usia >60 tahun)
5. Kasus kekerasan dengan korban individu dengan disabilitas
Bila jumlah kelompok lebih dari 5, maka fasilitator dapat memberikan 1 kasus yang
sama kepada 2 kelompok.

● Fasilitator selanjutnya memberi pertanyaan yang perlu didiskusikan di dalam kelompok


yaitu:
- Apa dampak psikososial korban?
- Apa kebutuhan psikososial korban?
- Apa layanan DPA yang dapat disediakan bagi korban keluarga?
- Bagaimana langkah pemberian DPA (memulai dst)?
- Hal praktis apa yang perlu diperhatikan ketika menyediakan layanan DPA bagi
korban dan keluarganya?
● Setelah 20 menit, tiap peserta mempresentasikan hasil diskusi mereka di dalam kelas.
Fasilitator memberikan ruang untuk mendiskusikan tiap kasus selama 10 menit.
● Setiap 1 kasus selesai dibahas, fasilitator akan menyimpulkan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam memberikan DPA yang sesuai dengan langkah-langkah yang sudah
dibahas.
● Fasilitator memberikan presentasi singkat mengenai kekhasan penanganan tiap
kelompok korban untuk melengkapi hasil presentasi peserta.

Praktik Simulasi DPA (1 jam)

● Setelah proses diskusi kasus selesai. Setiap kelompok berdiskusi selama 15 menit untuk
mempersiapkan diri serta membagi peran untuk melakukan simulasi DPA untuk tiap
kasus.
● Tiap kelompok secara bergantian melakukan simulasi pendampingan DPA selama 10
menit.
● Setelah semua kelompok melakukan simulasi, fasilitator menggali insight mengenai:

● Hal baik yang sudah dilakukan dalam simulasi

● Hal yang masih menantang dalam melakukan praktik DPA dan bagaimana cara
mengatasinya.
● Setelah semua kelompok selesai. Fasilitator menutup sesi dengan menggarisbawahi
informasi yang kunci dalam memberikan DPA.
● Fasilitator juga memberikan apresiasi kepada semua peserta. Sebagai bentuk apresiasi
tambahan, semua peserta dalam kelas bisa memilih 1 kelompok yang melakukan DPA
paling baik menurut mereka.
Pesan Kunci ● DPA adalah teknik merespon awal bagi korban yang bersifat praktis, berdampak

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022
25
positif, tidak memaksakan dan fokus pada kondisi serta pemenuhan kebutuhan
korban.
● Keterampilan DPA perlu dilatih dan dikembangkan sehingga menjadi suatu
keterampilan yang relatif mudah untuk ditampilkan.
● Penting bagi pemberi layanan untuk menyesuaikan pendekatan dalam pemberian
DPA sesuai dengan perkembangan usia, kondisi, budaya, serta kebutuhan
psikososial korban.
Catatan Fasilitator
● Waktu simulasi 10 menit untuk menampilkan suatu proses tahapan DPA tertentu dan
tidak perlu seluruh rangkaian tahapan DPA yang lengkap.

MI3: Self-Care bagi Pendamping/Relawan/Tenaga Kesehatan


Tujuan Setelah mengikuti sesi pelatihan ini, peserta diharapkan dapat:
Pembelajaran
● Menjelaskan beberapa situasi khas, beserta tantangan yang dihadapi oleh
relawan/pendamping/tenaga kesehatan sebagai pekerja kemanusiaan, sehingga
mereka rentan mengalami stres, burnout, dan kelelahan kepedulian.

● Menyebutkan tanda-tanda burnout dan kelelahan kepedulian.

● Mempraktikkan beberapa cara yang bertujuan untuk merawat dan mendukung


kesehatan mental diri relawan/pendamping/tenaga kesehatan sebagai pekerja
kemanusiaan.
Durasi 1 jam 30 menit
Metode Diskusi reflektif
Ceramah interaktif
Demonstrasi dan praktik
Alat dan Bahan laptop/komputer
LCD proyektor
materi tayang/power point slides
alat tulis
Gambaran Aktivitas
● Fasilitator membuka kelas dengan meminta peserta menyebutkan berbagai situasi
sulit atau risiko yang dihadapi sebagai pendamping/relawan/tenaga kesehatan,
terutama di situasi bencana termasuk wabah.

● Fasilitator melakukan ceramah interaktif sesuai materi pada materi tayang, dimulai
dari penjelasan tentang berbagai peran individu sebagai pekerja kemanusiaan,
sampai dengan berbagai konsekuensi yang mungkin menyertai, yaitu stres, burnout,
kelelahan kepedulian, serta trauma sekunder.

● Fasilitator memperkenalkan beberapa cara praktis yang dapat dilakukan untuk


menenangkan diri. Fasilitator menjelaskan cara melakukan deep breathing 4-7-8 dan
kemudian memperlihatkan video panduannya. Fasilitator melakukan hal yang sama
untuk butterfly hug.

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022
26
● Setelah peserta mendapat kesempatan untuk mencobakannya, fasilitator
mempersilakan peserta untuk berbagi. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan
oleh fasilitator:
- Apa yang dirasakan ketika melakukan deep breathing dan butterfly hug?
- Perbedaan apa yang dirasakan sebelum dan setelah melakukan deep
breathing/butterfly hug, dalam hal pikiran, perasaan, atau sensasi tubuh?
- Adakah kesulitan dalam melakukan kedua hal tersebut?
Pesan Kunci • Pendamping/relawan/tenaga kesehatan berhadapan dengan beberapa risiko sebagai
pekerja kemanusiaan. Di samping itu, pendamping/relawan/tenaga kesehatan adalah
individu dengan peran-peran lainnya beserta pengalaman dan kebutuhannya masing-
masing.
• Kondisi dan keadaan tersebut sangat mungkin menimbulkan sejumlah konsekuensi,
seperti stres, burnout, kelelahan kepedulian, maupun trauma sekuender.
• Pendamping/relawan/tenaga kesehatan perlu secara rutin memperhatikan keadaan
dirinya dan melakukan perawatan diri agar tetap dapat berfungsi secara optimal.
Catatan bagi ● Sambil membawakan materi, fasilitator dapat menyelipkan pertanyaan reflektif untuk
fasilitator
didiskusikan secara singkat. Gali pengalaman peserta, misalnya terkait stress &
strategi menghadapinya, mengelola burnout, dll.
● Video panduan untuk langkah-langkah deep breathing 4-7-8:
https://www.youtube.com/watch?v=h6IIFpwfx8U
● Video panduan untuk langkah-langkah butterfly hug:
https://www.youtube.com/watch?v=_wYoVGye_qI

MATERI INTI 4

Pembelajaran Orang Dewasa dan Teknik Memfasilitasi

Materi pelatihan ini fokus pada pemahaman peserta mengenai pelatihan sebagai bentuk pembelajaran orang
dewasa dan keterampilan memfasilitasi pelatihan. Dalam materi ini peserta akan difasilitasi untuk menyadari
prinsip yang perlu dipahami seorang pelatih/trainer tentang peserta pelatihan sebagai orang dewasa dengan
pengalaman dan latar belakang masing-masing yang berbeda-beda dan juga sifat dan karakteristik peserta yang
bervariasi. Peserta akan difasilitasi untuk mengenali beberapa teknik fasilitasi yang bertujuan untuk membuat
peserta aktif terlibat dalam pelatihan. Peserta juga akan diajak untuk mengenali berbagai metode pelatihan
dalam rangka memfasilitasi sesi sesuai tujuan sesi dalam modul.

Materi ini bertujuan untuk mempersiapkan peserta untuk dapat memfasilitasi pelatihan DPA sebagai bentuk
DKJPS bagi Korban KBG dalam situasi bencana termasuk wabah sesuai Materi Inti 1-3 yang sebelumnya telah
diikuti oleh peserta sebagai calon trainer/pelatih. Persiapan yang dimaksud berupa: (1) persiapan diri yang
bertujuan menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta, (2) persiapan materi yang bertujuan untuk
memantapkan pemahaman tentang materi dan keterampilan yang dirumuskan dalam kurikulum materi inti 1-3
termasuk alur memfasilitasi dan penyiapan alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai dengan modul yang ada.

Materi ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan umpan balik dan

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022
27
melakukan evaluasi diri sebagai seorang pelatih/trainer pelatihan DPA sebagai bentuk DKJPS bagi korban KBG.

Tujuan Setelah mengikuti sesi pelatihan ini, peserta diharapkan dapat:


Pembelajaran 1. Memahami prinsip dasar pembelajaran orang dewasa.
2. Mengenali berbagai macam metode & teknik fasilitasi.
3. Mengidentifikasi persiapan penting yang perlu dilakukan sebagai pelatih/trainer.
4. Mengidentifikasi pemahaman inti dari materi pelatihan sesuai modul.
5. Memahami alur dan langkah – langkah menjalankan pelatihan sesuai modul.
Durasi 1 jam 30 menit
Metode ● Paparan materi

● Diskusi kelas

● Praktek simulasi

Alat dan
● Bahan presentasi/slide materi
Bahan
● Kertas besar (karton atau flipchart)

● Kertas kecil/metaplan

● Alat tulis (spidol)


Gambaran Pembelajaran Orang Dewasa (30’)
Aktivitas
● Peserta diminta untuk berbagi pengalaman tentang pengalamannya masing-masing
mengikuti suatu pelatihan yang berkesan dan berdampak mendalam bagi dirinya.
● Fasilitator mengajukan 2 pertanyaan inti, yaitu:
- Bagaimana suasana dan metode pelatihan yang dialami dalam pelatihan yang
dianggap berkesan & berdampak bagi peserta?
- Bagaimanakah kualitas pelatih/trainer dalam pelatihan yang berkesan &
berdampak tersebut?
● Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk menuliskan jawabannya masing –
masing di metaplan, kemudian mengumpulkan dan menyimpulkan seluruh jawaban
peserta terutama poin 1 pertanyan inti.
● Fasilitator menjelaskan tentang prinsip pembelajaran orang dewasa, yaitu: (1) mengenai
peserta pelatihan dengan pengalaman yang kaya sebagai sumber belajar dalam pelatihan,
peserta pelatihan bervariasi dalam hal latar belakang dan karakternya; (2) mengenai trainer
yang bertugas memfasilitasi peserta bukan mengajarkan peserta dengan cara
memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman peserta; (3) mengenai metode pelatihan
dengan prinsip pembelajaran orang dewasa yang menekankan partisipasi aktif peserta.
● Fasilitator memfasilitasi peserta untuk mendiskusikan poin 2 pertanyaan inti yaitu tentang
kualitas diri pelatih yang efektif dalam pembelajaran orang dewasa.
● Fasilitator menjelaskan tentang kualitas pelatih/trainer yang efektif: (1) mampu menguasai
diri, (2) mampu menguasai materi, (3) mampu menguasai audiens dalam bentuk komunikasi

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022
28
interpersonal yang efektif.
Teknik Memfasilitasi (15’)

● Fasilitator menjelaskan tentang prinsip memfasilitasi dalam pelatihan, dan hal yang
sebaiknya dilakukan/tidak dilakukan (DOs and DONTs) dalam memfasilitasi.
● Fasilitator menjelaskan berbagai metode dalam pelatihan dengan menggunakan contoh
dari pengalaman peserta mengikuti pelatihan dari Sesi Pengantar dan Sesi Materi Inti 1 dan
Materi Inti 2. Fasilitator juga menjelaskan tentang pentingnya variasi metode dalam
pelatihan dikaitkan dengan berbagai modalitas belajar peserta.
● Fasilitator mengemukakan apa yang dilakukan oleh pelatih/trainer ketika memfasilitasi
dalam berbagai macam metode dalam Pelatihan DPA sebagai bentuk DKJPS.
● Fasilitator menjelaskan pentingnya 3 bentuk persiapan dalam rangka penguasaan seorang
pelatih/trainer: (1) Penguasaan Audiens, (2) Penguasaan Diri, dan (3) Penguasaan Materi
Persiapan terkait Penguasaan Audiens (15’)

● Fasilitator meminta peserta untuk mendiskusikan tentang: Tipe Peserta pelatihan yang: (1)
Sulit, dan (2) Mudah.
● Fasilitator memfasilitasi peserta untuk mengumpulkan strategi atau cara konkret dalam
rangka mengaktifkan peserta dan mengatur lalu-lintas partisipasi/keaktifan peserta
(menghadapi peserta yang dominan)
● Fasilitator memberikan tugas kepada peserta untuk menyiapkan sebuah pengalaman yang
dianggap menarik untuk dibagikan ke peserta selama 1 menit. Selanjutnya peserta
diberikan kesempatan untuk menyiapkan kisah tentang pengalamannya
● Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk berbagi pengalamannya ke
peserta lain.
● Fasilitator memberikan umpan balik tentang komunikasi peserta.
Persiapan terkait Penguasaan Diri (15’)

● Fasilitator mengajak peserta untuk menemukan satu sosok/figur yang dinilai peserta
sebagai seorang pelatih/trainer yang efektif.
● Fasilitator mengumpulkan jawaban peserta terhadap pertanyaan: Apa yang dimiliki oleh
pelatih/trainer tersebut sehingga dinilai mampu menampilkan diri sebagai pelatih/trainer
yang efektif.
● Fasilitator memfasilitasi peserta untuk menemukan 2-3 kualitas diri pelatih/trainer efektif
yang merupakan bentuk dari penguasaan diri peserta, misalnya: ketenangan, antusiasme
dan kepercayaan diri.
● Fasilitator memfasilitasi peserta dengan mengajak peserta melakukan latihan ‘Aktivasi
Resources’: Peserta diminta untuk membayangkan dirinya berada dalam suatu pengalaman
konkret dimana dirinya menampilkan kualitas pelatih/trainer yang mampu menguasai diri:
tenang, percaya diri dan antusias.
Persiapan terkait Penguasaan Materi (30’)

● Fasilitator selanjutnya memberi kesempatan kepada peserta untuk membaca modul


Pelatihan DPA sebagai bentuk DKJPS dengan pertanyaan panduan sebagai berikut:

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022
29
- Apa tujuan dari masing-masing sesi?
- Apa pemahaman inti yang diharapkan dimiliki peserta dari sesi?
- Apa saja metode yang digunakan dalam sesi tersebut?
- Apa pertanyaan yang dimiliki peserta untuk memperjelas pemahaman peserta tentang
materi sesi tersebut?
- Sejauh mana peserta merasa mampu dan siap untuk memfasilitasi sesi tersebut?
- Hal apa saja yang perlu dilakukan peserta untuk membuat dirinya semakin mantap
dalam membawakan sesi tersebut?
- Sesi atau materi mana yang peserta pilih untuk dijalankan dalam latihan sesi
memfasilitasi?
● Fasilitator memfasilitasi peserta mereviu modul dengan membahas panduan pertanyaan
dalam poin sebelumnya.

Praktik Memfasilitasi Sesi dalam Kelompok (180’)

● Peserta dibagi kedalam 3-4 kelompok, dimana dalam tiap kelompok, peserta mendapatkan
giliran selama 15 menit untuk membawakan satu bagian tertentu dalam sesi sesuai modul
pelatihan DPA sebagai bentuk DKJPS.
● Masing-masing peserta diminta untuk menjalankan sesi selama 10 menit, kemudian 5 menit
untuk sesi tanya jawab dengan peserta lain mengenai materi sesi dalam modul yang
dibawakannya.
● Fasilitator memfasilitasi peserta untuk dapat merefleksi performance nya dalam pelatihan
tersebut. Sejauh mana peserta puas dengan performance nya.
● Peserta mendapatkan umpan balik dari peserta lain dan fasilitator. Umpan balik yang
disampaikan adalah mengenai:
- Hal baik yang sudah dilakukan dalam memfasilitasi
- Hal yang masih dapat ditingkatkan dalam memfasilitasi
● Peserta diminta untuk mempersiapkan diri sekali lagi dan berlatih dalam kelompok kecil
sebagai suatu tim pelatih
Praktik memfasilitasi sesi dalam pleno/kelas besar (180’)

● Peserta kembali diminta untuk menjalankan suatu sesi pelatihan dengan mengambil bagian
tertentu dalam modul dalam kelas pleno. Peserta memfasilitasi sesuai modul dan
menyelenggarakan suatu sesi umpan balik.
● Peserta mendapatkan umpan balik dari fasilitator dan peserta lain

Pesan Kunci
● Pelatihan DPA sebagai bentuk DKJPS sesuai modul yang ada merupakan suatu bentuk
pembelajaran orang dewasa dan peran peserta adalah sebagai trainer/pelatih yang
memfasilitasi peserta.
● Pentingnya persiapan dalam rangka Penguasaan Diri, Materi dan Audiens.

Catatan
● Materi ini sangat menekankan pada keterampilan memfasilitasi sehingga terdapat
Fasilitator
kesempatan peserta untuk praktik menjalankan sesi.

● Fasilitator perlu memastikan setiap peserta mendapatkan kesempatan untuk berlatih dan

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022
30
mendapatkan umpan balik.

Materi Pendukung 1

Building Learning Commitment


Tujuan
● Peserta dapat saling mengenal dan membangun suasana yang hangat di dalam kelas.
Pembelajaran
● Peserta dapat merasakan adanya suasana belajar yang terbuka, saling bekerja sama,
dan memiliki tujuan yang jelas.
Durasi 1 jam 15 menit
Metode
● Permainan dan diskusi

● Paparan

Alat dan Bahan


● Bahan presentasi/slide materi

● Kertas besar (karton atau flipchart)

● Kertas kecil/metaplan

● Lakban kertas

● Alat tulis (spidol)


Gambaran Perkenalan (30 menit)
Aktivitas Proses perkenalan bisa disesuaikan tergantung jumlah peserta, fasilitator bisa
mempersilahkan peserta untuk mengenalkan diri dengan menyebutkan informasi yang
relevan.

● Nama

● Peran/pekerjaan
Menyusun komitmen bersama

● Sebelum sesi dimulai, fasilitator menyiapkan dua lembar kertas besar yang masing-
masing bertuliskan “Harapan” dan “Kekhawatiran”.

● Fasilitator membagikan dua kertas yang berbeda warna kepada tiap peserta.
Kemudian fasilitator memberikan instruksi bagi peserta untuk menuliskan

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022
31
harapannya terhadap proses pelatihan di salah satu kertas warna itu dan
menuliskan kekhawatiran terhadap proses pelatihan di kertas warna lainnya.

● Peserta yang sudah selesai menulis, dipersilakan maju untuk menempelkan kertas
warna mereka pada 2 kertas besar yang sudah disiapkan di depan kelas.

● Fasilitator selanjutnya menyusun harapan dan kekhawatiran peserta dan


menyimpulkannya.
Tujuan & Agenda, Kontrak Belajar

● Dari kesimpulan harapan yang sudah disusun, fasilitator selanjutnya menjelaskan


tentang tujuan pelatihan disertai agenda yang akan dijalani peserta.

● Fasilitator selanjutnya mendiskusikan kekhawatiran dan harapan peserta serta


mengaitkannya pada pentingnya kerjasama antara peserta, fasilitator, dan panitia
untuk memastikan kelancaran proses pelatihan.

● Dalam kertas besar atau flip chart, fasilitator menuliskan beberapa hal penting yang
harus disepakati kelas. Kesepakatan itu disebut sebagai kontrak belajar.

● Selain menuliskan kesepakatan sikap dan perilaku di kelas, fasilitator juga


menuliskan pembagian tugas, yaitu: penjaga waktu, pemberi semangat (ice
breaker/energizer), ulasan harian.
Sesi ini ditutup dengan kesimpulan dari kegiatan di atas disertai pemberian pre-test. (15
menit)
Pesan Kunci Partisipasi aktif peserta adalah kunci keberhasilan pelatihan. Setiap peserta memiliki latar
belakang dan pengalaman yang kaya sebagai bahan belajar dalam pelatihan.
Catatan bagi
● Fasilitator perlu memastikan bahwa peserta memahami tujuan pelatihan dan
Fasilitator
memperhatikan motivasi peserta.

● Upayakan kontrak belajar (kesepakatan) juga berasal dari usulan peserta.

● Fasilitator perlu memberikan penjelasan mengenai etika kerahasiaan yang mungkin


diperlukan ketika mendengarkan cerita pribadi yang sensitif dan mengingatkan bahwa
setiap peserta harus menghargai perbedaan pendapat satu sama lain.

[DRAFT] Modul Training For Trainers (TOT)


Pemberian Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai bentuk
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Layanan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Situasi Bencana termasuk Wabah”
Yayasan Pulih – KPPPA – UNFPA 2022
32

Anda mungkin juga menyukai