Anda di halaman 1dari 7

PROJECT UAS

DATA WAREHOUSE
HOST-BASED (MVS) DATA WAREHOUSE

Oleh
Gede Bagus Wahyu Adi Wiguna
2281711003

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2023
Penjelasan Host-Based Data Warehouse

Data warehouse adalah sebuah sistem penyimpanan dan pengelolaan data yang dirancang untuk
mendukung proses analisis dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Host-based data
warehouse mengacu pada pendekatan di mana data warehouse berjalan di atas atau diintegrasikan
dengan sistem host yang ada di dalam organisasi. Dalam host-based data warehouse, sistem host
yang ada, seperti sistem manajemen basis data (database management system - DBMS) atau sistem
operasi, digunakan untuk mengelola dan menyimpan data dalam data warehouse. Data yang
disimpan dalam sistem host tersebut kemudian diolah dan diorganisasi sedemikian rupa sehingga
dapat digunakan untuk analisis dan pelaporan.

Host-based data warehouse dapat memanfaatkan infrastruktur dan sistem yang sudah ada dalam
organisasi, seperti server yang ada, jaringan, dan perangkat lunak yang terkait. Pendekatan ini
dapat mengurangi biaya dan kompleksitas implementasi karena tidak memerlukan infrastruktur
dan sistem yang terpisah. Namun, perlu diperhatikan bahwa host-based data warehouse juga
memiliki beberapa kelemahan potensial. Pertama, kinerja sistem host yang ada dapat terpengaruh
karena harus menangani beban tambahan dari proses data warehouse. Kedua, integrasi dengan
sistem host yang kompleks dan mungkin sudah ada sebelumnya dapat mempersulit pengembangan
dan pemeliharaan data warehouse.

Secara keseluruhan, host-based data warehouse adalah pendekatan di mana sistem data warehouse
berjalan di atas atau diintegrasikan dengan sistem host yang ada di dalam organisasi. Pendekatan
ini dapat memiliki keuntungan dalam hal pengurangan biaya dan penggunaan infrastruktur yang
sudah ada, tetapi juga dapat menghadirkan tantangan dalam hal kinerja dan integrasi sistem yang
kompleks.

Keunggulan Host-Based Data Warehouse


Host-based data warehouse memiliki beberapa keunggulan yang dapat menjadi pertimbangan
dalam implementasi dan penggunaannya. Berikut adalah beberapa keunggulan utama dari host-
based data warehouse:
1. Penggunaan Infrastruktur yang Ada
Host-based data warehouse memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada dalam organisasi,
seperti sistem manajemen basis data (DBMS) yang sudah ada, server, jaringan, dan perangkat
keras lainnya. Ini dapat mengurangi biaya investasi yang diperlukan untuk membangun
infrastruktur baru secara terpisah.
2. Integrasi yang Lebih Mudah
Dengan menggunakan sistem host yang sudah ada, integrasi data dari berbagai sumber
menjadi lebih mudah. Data dari sistem operasional dan aplikasi bisnis yang sudah ada dapat
diintegrasikan ke dalam data warehouse dengan lebih lancar, menghindari tantangan integrasi
yang kompleks.
3. Performa yang Ditingkatkan
Host-based data warehouse dapat mengoptimalkan performa karena berjalan di atas sistem
host yang telah teruji dan dioptimalkan. Sistem host yang sudah ada biasanya memiliki
kapasitas yang lebih besar dan dapat diatur agar mendukung beban kerja yang lebih tinggi.
4. Kemudahan Pengelolaan
Dengan host-based data warehouse, proses pengelolaan dan pemeliharaan menjadi lebih
efisien. Tim IT dapat menggunakan alat dan keterampilan yang sudah dikuasai dalam
pengelolaan sistem host, seperti pemantauan, backup, pemulihan bencana, dan keamanan.
5. Integrasi dengan Sistem Bisnis yang Ada
Host-based data warehouse dapat dengan mudah diintegrasikan dengan sistem bisnis yang
ada, seperti aplikasi front-end, alat analisis data, atau alat pelaporan yang sudah digunakan
dalam perusahaan. Ini memungkinkan penggunaan data warehouse menjadi lebih terintegrasi
dengan alur kerja yang sudah ada.
6. Biaya Implementasi yang Lebih Rendah
Karena host-based data warehouse menggunakan infrastruktur dan sistem yang sudah ada,
biaya implementasi menjadi lebih rendah dibandingkan dengan membangun infrastruktur
baru secara terpisah. Ini termasuk pengurangan biaya perangkat keras, perangkat lunak, dan
biaya pengembangan yang terkait dengan infrastruktur baru.
Kekurangan Host-Based Data Warehouse

1. Ketergantungan pada Infrastruktur yang Ada


Meskipun penggunaan infrastruktur yang sudah ada dapat mengurangi biaya investasi, host-
based data warehouse terbatas pada kemampuan dan skalabilitas infrastruktur yang ada. Jika
infrastruktur tidak memadai, kinerja dan kapasitas data warehouse dapat terbatas.
2. Keterbatasan Performa
Meskipun host-based data warehouse dapat mengoptimalkan performa dengan menggunakan
sistem host yang dioptimalkan, performa dapat terpengaruh jika sistem host digunakan untuk
beban kerja lain yang intensif. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kinerja data
warehouse.
3. Tantangan Integrasi
Integrasi data dari berbagai sumber yang berbeda dapat menjadi tantangan dalam host-based
data warehouse. Sistem host yang ada mungkin tidak sepenuhnya cocok untuk memenuhi
kebutuhan integrasi data yang kompleks, membutuhkan upaya ekstra untuk mengintegrasikan
dan mengolah data dari sumber yang berbeda.
4. Keterbatasan Skalabilitas
Host-based data warehouse mungkin menghadapi batasan dalam hal skalabilitas. Jika
organisasi mengalami pertumbuhan besar atau perlu menangani volume data yang signifikan,
infrastruktur host yang ada mungkin tidak mampu memenuhi kebutuhan skalabilitas yang
lebih tinggi.
5. Keterbatasan Keamanan
Host-based data warehouse dapat menghadapi tantangan dalam hal keamanan. Jika sistem
host yang digunakan tidak memiliki tingkat keamanan yang memadai, risiko kebocoran data
atau akses yang tidak sah dapat meningkat.
6. Ketergantungan terhadap Penyedia Infrastruktur
Jika organisasi menggunakan penyedia layanan infrastruktur cloud untuk host-based data
warehouse, mereka menjadi bergantung pada penyedia tersebut untuk ketersediaan,
keandalan, dan keamanan layanan. Jika penyedia layanan mengalami masalah atau gangguan,
ketersediaan data warehouse dapat terpengaruh.
Perencanaan Host-Based Data Warehouse

1. Menentukan Kebutuhan Bisnis : Langkah pertama adalah memahami kebutuhan bisnis


perusahaan. Identifikasi tujuan utama dari data warehouse dan pemahaman yang jelas tentang
jenis data yang akan disimpan, analisis yang akan dilakukan, dan laporan yang akan
dihasilkan. Ini akan membantu dalam merancang arsitektur yang sesuai.
2. Merancang Arsitektur : Rancang arsitektur host-based data warehouse yang sesuai dengan
kebutuhan bisnis perusahaan. Ini melibatkan pemilihan platform dan infrastruktur yang tepat
untuk menjalankan server pusat. Pertimbangkan faktor-faktor seperti kapasitas penyimpanan,
kecepatan akses, skalabilitas, keamanan, dan keandalan sistem.
3. Pemilihan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak : Pilih perangkat keras dan perangkat lunak
yang sesuai untuk mendukung data warehouse. Pastikan server memiliki kapasitas yang cukup
untuk menampung semua data dan mampu menangani beban kerja yang diharapkan. Pilih
perangkat lunak yang kompatibel dengan platform server yang digunakan dan memiliki fitur-
fitur yang diperlukan untuk analisis dan laporan data.
4. Integrasi Sistem : Identifikasi sumber data yang akan diintegrasikan dengan data warehouse
perusahaan. Pertimbangkan bagaimana data akan diekstrak, dimuat, dan dimuat ulang (ETL)
ke dalam data warehouse. Pastikan integrasi yang mulus antara sistem operasional perusahaan
dan data warehouse untuk memastikan data yang akurat dan terkini.
5. Keamanan Data : Pertimbangkan langkah keamanan yang perlu diimplementasikan untuk
melindungi data di data warehouse. Ini termasuk kebijakan keamanan akses, enkripsi data,
pengelolaan hak akses pengguna, dan pemantauan aktivitas yang mencurigakan.
6. Pengembangan dan Uji Coba : Setelah arsitektur dan perangkat keras serta perangkat lunak
yang dipilih, lakukan pengembangan sistem data warehouse dan uji coba fungsionalitasnya.
Pastikan bahwa sistem perusahaan berjalan dengan baik, mampu menangani beban kerja yang
diharapkan, dan memberikan hasil yang akurat.
7. Implementasi dan Pelatihan : Setelah berhasil menjalani tahap pengembangan dan uji coba,
implementasikan data warehouse ke dalam produksi. Lakukan pelatihan kepada pengguna
yang akan menggunakan data warehouse untuk memastikan mereka memahami cara
menggunakan sistem dengan efektif.
8. Pemantauan dan Pemeliharaan : Tetapkan proses pemantauan dan pemeliharaan rutin untuk
memastikan kinerja optimal data warehouse. Monitor penggunaan sumber daya, tingkat
pertumbuhan data, dan performa sistem secara keseluruhan. Lakukan pembaruan dan
perbaikan sesuai kebutuhan.
9. Evaluasi dan Peningkatan : Lakukan evaluasi berkala terhadap kinerja data warehouse dan
identifikasi area yang perlu ditingkatkan. Terus tingkatkan arsitektur, perangkat keras,
perangkat lunak, dan proses untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang berkembang.

Contoh Kasus Host-Based Data Warehouse

Kasus : Sebuah perusahaan X menggunakan pendekatan host-based untuk data warehouse


perusahaan mereka. Perusahaan tersebut memiliki satu server pusat yang menyimpan dan
mengelola semua data operasional dan analitis. Namun, mereka menghadapi beberapa masalah
dengan pendekatan ini.

Masalah yang dihadapi:


1. Skalabilitas Terbatas
Dengan menggunakan satu server pusat, perusahaan ini terbatas dalam hal skalabilitas. Saat
volume data tumbuh, server tersebut mungkin tidak dapat menangani beban yang lebih besar,
yang dapat mengakibatkan performa yang lambat dan waktu respons yang lama.
2. Pemeliharaan dan Pembaruan yang sulit
Ketika perusahaan ingin melakukan pemeliharaan atau pembaruan pada server pusat, mereka
harus menghentikan akses ke seluruh data warehouse. Hal ini dapat mengganggu operasional
perusahaan dan menyebabkan waktu henti yang tidak diinginkan.
3. Pusat Kerentanan Tunggal
Dengan menggunakan satu server pusat, perusahaan ini juga memiliki satu titik kegagalan
tunggal. Jika server tersebut mengalami masalah atau kegagalan, seluruh data warehouse
dapat menjadi tidak tersedia, mengganggu operasional perusahaan.
Pemecahan Masalah:
1. Distributed Data Warehouse
Perusahaan dapat beralih ke pendekatan data warehouse yang didistribusikan. Dalam
pendekatan ini, data warehouse dibagi menjadi beberapa server atau node yang terpisah.
Setiap node dapat menyimpan dan mengelola subset data tertentu. Dengan cara ini, beban
kerja dapat didistribusikan di antara beberapa server, meningkatkan skalabilitas dan kinerja
keseluruhan sistem.
2. Arsitektur Terdistribusi
Dengan menggunakan arsitektur terdistribusi seperti arsitektur data warehouse berbasis
cluster atau arsitektur data warehouse berbasis grid dapat membantu mengatasi masalah
pemeliharaan dan pembaruan yang sulit. Dalam arsitektur ini, perusahaan dapat melakukan
pemeliharaan atau pembaruan pada satu node tanpa menghentikan akses ke seluruh data
warehouse. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menjaga kontinuitas operasional.
3. Redundansi dan Ketersediaan Tinggi
Dalam pendekatan data warehouse yang didistribusikan, perusahaan dapat menggunakan
replikasi data atau teknologi mirroring untuk menciptakan salinan data di beberapa node.
Dengan cara ini, jika satu node mengalami masalah atau kegagalan, data tetap tersedia di node
lainnya. Ini membantu mengurangi risiko kehilangan data dan memastikan ketersediaan
tinggi.
4. Cloud-Based Data Warehouse
Perusahaan juga dapat mempertimbangkan menggunakan solusi data warehouse berbasis
cloud. Dalam pendekatan ini, perusahaan dapat menggunakan infrastruktur cloud yang
disediakan oleh penyedia layanan cloud seperti AWS, Google Cloud, atau Azure. Ini
memberikan elastisitas dan skalabilitas yang lebih tinggi, karena perusahaan dapat dengan
mudah menyesuaikan sumber daya sesuai kebutuhan mereka.

Anda mungkin juga menyukai