Kelompok 2
MILA: 20232205059
Fakultas Ilmu Kompiter,
Universitas Teknologi Akba
Makassar
ABSTRAK
Tujuan artikel ini adalah untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang manajemen
database dan perannya dalam bisnis modern. Artikel ini juga bertujuan untuk memperkenalkan
pembaca pada berbagai teknologi dan metode yang digunakan dalam manajemen database, serta
tahapan yang terlibat dalam mengimplementasikan manajemen database, metode yang digunakan
penulis adalah literatur review atau studi kepustakaan adalah suatu metode penelitian yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data dari sumber-sumber literatur seperti buku, jurnal,
artikel, dan dokumen lainnya untuk menjawab pertanyaan penelitian . Database adalah kumpulan data
terkait yang disimpan bersama dengan redundansi yang dikendalikan untuk melayani satu atau
beberapa aplikasi secara optimal. Data disimpan secara independen dari program yang digunakan
untuk mengaksesnya, dan penambahan, modifikasi, dan pengambilan data yang sudah ada umum dan
dikendalikan. Artikel juga mendefinisikan database sebagai kumpulan data yang terkait secara logis
yang disimpan bersama, dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi, dan
sebagai sistem penyimpanan arsip elektronik. Artikel menjelaskan tiga komponen database, yaitu
Manajemen basis data adalah suatu teknik atau metode yang digunakan untuk mengelola
data secara efektif dan efisien. Tujuan dari manajemen basis data adalah untuk menyimpan,
mengelola, dan memanipulasi data dengan cara yang aman dan efisien sehingga data dapat
diakses dan digunakan dengan mudah oleh pengguna yang memerlukannya.
Dalam konteks bisnis modern, basis data sangat penting karena hampir setiap bisnis
menghasilkan dan mengumpulkan data dalam jumlah besar. Dengan menggunakan
manajemen basis data, bisnis dapat mengelola data mereka dengan lebih efektif,
meningkatkan efisiensi operasional, dan mengambil keputusan yang lebih baik berdasarkan
analisis data.
Manajemen basis data melibatkan berbagai teknologi dan metode, termasuk database
management systems (DBMS), database design, data modeling, data mining, dan data
warehousing. Sistem manajemen basis data modern telah berkembang pesat selama beberapa
dekade terakhir, dan sekarang tersedia berbagai jenis DBMS yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan bisnis yang berbeda.
Dalam praktiknya, penerapan manajemen basis data melibatkan beberapa tahap, termasuk
perencanaan, desain, implementasi, dan pemeliharaan sistem basis data. Selama tahap
perencanaan, perlu untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis, memahami data yang harus
disimpan, dan menentukan persyaratan fungsional dan non-fungsional sistem basis data.
Selanjutnya, selama tahap desain, database administrator harus merancang skema database
dan memilih DBMS yang tepat. Tahap implementasi melibatkan pengembangan aplikasi
yang terhubung dengan sistem basis data, serta pengujian dan debugging sistem. Akhirnya,
selama tahap pemeliharaan, administrator database harus memonitor dan memelihara sistem,
memperbarui database, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki
masalah atau kegagalan sistem.
Dalam keseluruhan, manajemen basis data merupakan suatu aspek penting dalam bisnis
modern, dan diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional, serta
membantu pengambilan keputusan yang lebih baik berdasarkan analisis data. Dalam era
digital yang semakin maju, manajemen basis data menjadi semakin kompleks dan berperan
penting dalam kesuksesan bisnis.
PEMBAHASAN
Data base atau basis data merupakan kumpulan data atau informasi yang tersimpan secara
sistematis dan dikelolah berdasarkan ketentuan tertentu yang saling berkaitan sehingga
memudahkan dalam pengelolaanya.
Seiring perkembangan teknologi dan tren industri, pengembangan database mengalami
beberapa perubahan dan evolusi. Berikut beberapa tren dan praktik pengembangan database
yang relevan saat ini:
1. Database Cloud
Banyak organisasi beralih ke solusi database cloud untuk meningkatkan skalabilitas,
ketersediaan, dan manajemen basis data.
Penyedia layanan cloud seperti Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, dan
Google Cloud Platform menyediakan layanan database yang dikelola dengan
berbagai jenis database, termasuk relasional dan NoSQL.
2. NoSQL Databases
Berkembangnya popularitas database NoSQL (Not Only SQL) untuk menangani
jenis data yang berbeda dan skenario penggunaan yang lebih fleksibel.
Contoh NoSQL termasuk MongoDB (dokumen), Cassandra (kolom keluarga), dan
Redis (key-value store).
3. Big Data
Penggunaan basis data untuk menangani besar volume data yang dihasilkan oleh
aplikasi, sensor, dan perangkat IoT (Internet of Things).
Framework seperti Apache Hadoop dan Apache Spark digunakan untuk pemrosesan
dan analisis big data.
4. Microservices dan Containerization
Arsitektur mikrojasa (microservices) mempengaruhi cara basis data dikembangkan
dan dielola, dengan memisahkan fungsionalitas aplikasi menjadi layanan mandiri.
Penggunaan teknologi kontainer seperti Docker dan orkestrasi seperti Kubernetes
memfasilitasi pengembangan dan pengelolaan aplikasi serta basis data secara lebih
efisien.
5. Keamanan
Penekanan pada keamanan data dan privasi pelanggan.
Penggunaan teknologi enkripsi, otentikasi multifaktor, dan pemantauan keamanan
untuk melindungi basis data dari ancaman keamanan.
6. Kecerdasan Buatan (AI) dan Analisis Prediktif
Integrasi kecerdasan buatan dan analisis prediktif dalam basis data untuk
mendapatkan wawasan yang lebih mendalam dari data.
Alat analisis data canggih dan machine learning digunakan untuk mengidentifikasi
pola dan tren.
7. Blockchain
Penggunaan teknologi blockchain untuk menyimpan data transaksi yang aman dan
terdesentralisasi.
Diterapkan terutama dalam kasus pengembangan basis data untuk keperluan
keuangan dan rantai pasokan.
8. Serverless Computing
Adopsi serverless computing dalam pengembangan aplikasi dan basis data untuk
mengelola beban kerja tanpa perlu memikirkan infrastruktur fisik.
Fokus pada logika bisnis dan pengembangan tanpa perlu mengelola server.
9. Graf Database
Peningkatan popularitas database graf untuk menyimpan dan mengeksplorasi
hubungan antar entitas dengan lebih efektif.
10. DevOps dan Automasi
Integrasi pengembangan (development) dan operasional (operations) dengan prinsip-
prinsip DevOps.
Automasi pengujian, implementasi, dan pemeliharaan basis data untuk meningkatkan
kecepatan dan konsistensi.
Gambar 1. DBMS
DBMS adalah perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola basis data. DBMS
bertanggung jawab atas penyimpanan, pengambilan, pembaruan, dan penghapusan data
dalam basis data. DBMS menyediakan antarmuka dan alat untuk mengatur struktur basis
data, memanipulasi data, dan menjaga keamanan dan integritas data.
Sebagai alternatif, DBMS dapat didefinisikan sebagai sistem pencatatan
terkomputerisasi yang menyimpan informasi dan memungkinkan pengguna untuk menambah,
menghapus, memodifikasi, mengambil, dan memperbarui informasi tersebut. DBMS
melakukan fungsi utama berikut:
a) Penciptaan dan Pengelolaan Basis Data: DBMS memungkinkan penciptaan dan
pengelolaan basis data. Ini termasuk pembuatan skema database, tabel, relasi antar
tabel, dan struktur data lainnya. DBMS menyediakan alat dan antarmuka untuk
mendefinisikan dan mengatur struktur basis data.
b) Manipulasi Data: DBMS memungkinkan manipulasi data dalam basis data. Ini
termasuk operasi penyisipan (insertion), pembaruan (update), penghapusan (deletion),
dan pengambilan (retrieval) data. DBMS menyediakan bahasa query seperti SQL
(Structured Query Language) untuk memanipulasi dan mengambil data dari basis
data.
c) Keamanan Data: DBMS memiliki fungsi keamanan yang memungkinkan pengguna
untuk melindungi data dari akses yang tidak sah. Ini termasuk pengaturan hak akses
pengguna, autentikasi, enkripsi data, dan pengendalian akses.
d) Pemulihan Bencana: DBMS menyediakan fungsi pemulihan bencana untuk
memulihkan basis data setelah kejadian yang tidak diinginkan, seperti kegagalan
perangkat keras, kehilangan data, atau kesalahan sistem. Fungsi ini melibatkan
pemulihan data dari salinan cadangan (backup) dan pemulihan transaksi yang belum
selesai.
e) Manajemen Transaksi: DBMS mendukung manajemen transaksi untuk memastikan
integritas data dan konsistensi basis data. Manajemen transaksi melibatkan
pemantauan dan pengelolaan operasi yang terkait dengan transaksi, seperti komitmen
(commit) dan pembatalan (rollback).
f) Optimisasi Kinerja: DBMS memiliki fungsi optimisasi kinerja yang bertujuan untuk
meningkatkan performa dan efisiensi operasi basis data. Ini melibatkan optimisasi
query, indeksasi data, caching, dan teknik tuning lainnya untuk mempercepat
pemrosesan data.
g) Integrasi Data: DBMS memungkinkan integrasi data dari berbagai sumber yang
berbeda. Ini termasuk kemampuan untuk mengimpor dan mengekspor data dari
format yang berbeda, serta menyediakan antarmuka untuk menghubungkan basis data
yang berbeda.
h) Administrasi dan Pemeliharaan: DBMS menyediakan alat dan fungsi administrasi
untuk mengelola dan memantau basis data. Ini termasuk tugas seperti backup dan
pemulihan data, pemantauan performa, pengelolaan ruang penyimpanan, dan
pemeliharaan rutin lainnya.
KESIMPULAN
Dalam artikel ini, dapat disimpulkan bahwa manajemen database sangat penting bagi
bisnis modern yang menghasilkan dan mengumpulkan data dalam jumlah besar. Manajemen
database membantu dalam meningkatkan efisiensi operasional dan pengambilan keputusan
berdasarkan analisis data. Artikel ini menjelaskan teknologi dan metode yang digunakan
dalam manajemen database, seperti DBMS, pemodelan data, data mining, dan data
warehousing. Artikel ini juga memberikan gambaran tentang tahapan yang terlibat dalam
mengimplementasikan manajemen database, mulai dari perencanaan hingga pemeliharaan
sistem data.
DAFTAR PUSTAKA
Alden, C., & Chan, K. (2021). Twitter and Digital Diplomacy: China and
Covid-19. LSE Ideas, June.
Boslaugh, S. (2007). Secondary Data Sources for Public Health: Practical Guide.
Chen, W. A. (2021). COVID-19 and China’s Changing Soft Power in Italy.
Chinese Political Science Review. https://doi.org/10.1007/s41111-021-00184-
3
China Media Project. (2021). Telling China ’ s Story Well.
https://chinamediaproject.org/the_ccp_dictionary/telling-chinas-story-well/
Cull, N. J. (2020). Public diplomacy before Gullion: The evolution of a phrase.
Routledge Handbook of Public Diplomacy, 13–18.
https://doi.org/10.4324/9780429465543-3
Frederick, H. H. (1993). Global Communication & International Relations.
Wadsworth.
https://www.academia.edu/29767596/Global_Communication_and_Internatio
nal_Relati ons?auto=downloadonal_Relations
Gilboa, E. (2001). Diplomacy in the media age: Three models of uses and effects.
International Journal of Phytoremediation, 12(2), 1–28.
https://doi.org/10.1080/09592290108406201
Gilboa, E. (2002). Global communication and foreign policy. Journal of
Communication, 52(4), 731–748. https://doi.org/10.1093/joc/52.4.731
Gilboa, E. (2008). Searching for a theory of public diplomacy. Annals of the
American Academy of Political and Social Science, 616(1), 55–77.
https://doi.org/10.1177/0002716207312142
Kanwal, M. (2022). Rise of Chinese Public Diplomacy during COVID-19 Era.
In Public Diplomacy. https://doi.org/10.47649/vau.2022.v64.i1.01
Leonard, M., Stead, C., & Smewing, C. (2002). Public Diplomacy. The Foreign
Policy Centre. https://fpc.org.uk/publications/public-diplomacy/
Lin, B., Funaiole, M. P., Hart, B., & Price, H. (2021). China is exploiting the
pandemic to advance its interests, with mixed results. Center for Strategic
& International Studies, 1–6. https://www.csis.org/analysis/china-
exploiting-pandemic-advance-its-interests-
mixed-results