Oleh :
INFORMATIKA
DEPARTEMEN ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
2023
KATA PENGANTAR
Pemilihan Database Management System (DBMS) adalah tahap awal yang krusial dalam
pengembangan sistem informasi. Keputusan yang tepat dalam memilih DBMS dapat berdampak
signifikan pada kinerja, keamanan, dan fleksibilitas sistem yang akan dibangun. Dalam konteks
ini, kami ingin memperkenalkan pada materi yang akan kita bahas dalam makalah ini, yang
mencakup kriteria-kriteria yang digunakan untuk memilih DBMS.
Materi ini akan membahas beberapa faktor utama yang perlu dipertimbangkan saat
memilih DBMS, seperti skala proyek, kebutuhan fungsional, ketersediaan, keamanan, dan biaya.
Setiap kriteria ini memiliki peran penting dalam menentukan DBMS yang paling sesuai dengan
kebutuhan proyek . Dalam dunia teknologi informasi yang terus berkembang, pemahaman
mendalam tentang kriteria ini akan membantu membuat keputusan yang bijak dalam pemilihan
DBMS.
Kami harap materi ini akan memberikan pngan yang jelas tentang proses pemilihan
DBMS dan membantu dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana
memilih DBMS yang sesuai untuk proyek . Selain itu, pemahaman yang lebih baik tentang
faktor-faktor kunci ini akan membantu dalam merencanakan dan menjalankan proyek IT dengan
lebih efisien dan efektif.
Selamat membaca dan semoga materi ini bermanfaat untuk pengembangan proyek-
proyek teknologi informasi .
Dalam era digital ini, peran data menjadi semakin penting dalam berbagai aspek
kehidupan manusia. Data tidak hanya menjadi alat untuk menyimpan informasi, tetapi juga
menjadi aset berharga yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang cerdas dan
strategis. Oleh karena itu, perancangan basis data merupakan bagian kunci dalam
pengelolaan informasi yang efektif dan efisien.
Perancangan basis data adalah proses penting dalam pengembangan sistem informasi yang
berfokus pada pengelolaan data dengan cara yang terstruktur dan terorganisir. Proses ini
melibatkan analisis kebutuhan sistem, desain konseptual, dan desain logika. Perancangan
basis data yang baik akan memastikan bahwa data yang disimpan dalam sistem dapat
diakses, dikelola, dan dimanipulasi dengan baik, sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
organisasi atau aplikasi yang bersangkutan.
Dalam makalah ilmiah ini, kami akan membahas secara lebih mendalam tentang perancangan
basis data, seperti alat-alat yang dipakai, cara mendesain fisik dan praktik implementasi
dalam basis data. Selain itu, kami juga akan menghadirkan contoh kasus nyata untuk
mengilustrasikan proses perancangan basis data.
Dalam proses perancangan sistem basis data, terdapat beberapa tantangan dan
pertimbangan yang perlu diatasi. Oleh karena itu, makalah ini akan mencoba menjawab
beberapa pertanyaan kunci terkait dengan perancangan sistem basis data, antara lain:
PEMBAHASAN
Dalam makalah ini akan membahas perancangan sistem basis data yaitu bagaimana memilih
jenis DBMS untuk mengelola data, meningkatkan efisiensi operasional, dan memenuhi
kebutuhan pengguna, bagaimana Perancangan untuk basis data fisik, termasuk pemodelan tabel,
indeks, dan kueri dan bagaimana mengintegrasikan konsep perancangan basis data dengan studi
kasus nyata, seperti pengembangan sistem manajemen sawit, untuk mengilustrasikan penerapan
praktis dari teori perancangan basis data.
1. Pemilihan DBMS
a. Definisi
DBMS adalah program aplikasi yang dibuat dan bekerja dalam satu system.
DBMS didesain untuk membantu dalam hal pemeliharaan dan utilitas kumpulan data
dalam jumlah besar. DBMS dapat menjadi alternatif penggunaan secara khusus untuk
aplikasi, misalnya penyimpanan data dalam field dan menulis kode aplikasi yang spesifik
untuk pengaturannya. Kumpulan file (table yang saling berhubungan dalam di sebuah
komputer dan sekumpulan program yang memungkinkan beberapa pemakai dan 7 atau
program lain untuk mengakses dan memanipulasi file-file atau table-tabel tersebut.
b. Tujuan DBMS
Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) memiliki beberapa tujuan utama yang
sangat penting dalam pengelolaan data dalam suatu organisasi, yaitu :
2) Data Manipulation
DBMS harus dapat menangani permintaan-permintaan dari pemakai untuk
mengakses data.
5) Data Dictionary
DBMS harus menyediakan data dictionary.
6) Performance
DBMS harus menangani unjuk kerja dari semua fungsi seefisien mungkin.
d. Jenis-jenis DBMS
1) Hierarchical database
Hierarchical database model data yang terstruktur seperti pohon dan seperti namanya,
data tersimpan dalam format hierarkis (dari atas ke bawah atau kebalikannya). Analogi
untuk data dalam jenis database management system yang satu ini adalah seperti
hubungan orang tua dengan anak. Data “orang tua” bisa jadi memiliki banyak anak, tetapi
anak tersebut hanya memiliki satu orang tua.
2) Network model
Network database memungkinkan anak untuk memiliki beberapa orang tua. Dengan
model ini, data yang lebih kompleks dapat diakses dari berbagai macam arah. Hal ini
berbeda dengan sebelumnya yang hanya bisa atas ke bawah atau kebalikannya
3) Relational model
Data relational model disimpan dalam struktur tetap dan dapat diutak-atik menggunakan
SQL.
4) Object-oriented model
Dalam object-oriented database, data disimpan dalam bentuk objek. Struktur yang disebut
sebagai “classes” akan memperlihatkan data yang ada di dalamnya. Database dalam
model ini didefinisikan sebagai rangkaian objek yang menyimpan data.
e. Kelebihan DBMS
DBMS mengurangi jumlah total file dengan menghapus data yang terduplikasi di
berbagai file. Data yang terduplikasi selebihnya dapat ditempatkan dalam 1 file.
Spesifikasi data disimpan dalam skema pada tiap program aplikasi. Perubahan
dapat dibuat pada struktur data tanpa mempengaruhi program yang mengakses
data.
Saat file dibentuk sehingga menyediakan kaitan logis, maka organisasi fisik
bukan menjadi kendala. Organisasi logis, pngan pengguna, dan program aplikasi
tidak harus tercermin pada media penyimpanan fisik.
5) Meningkatkan Keamanan
f. Kekurangan DBMS
DBMS juga memiliki kekurangan, diantaranya :
DBMS sering memerlukan penyimpanan dan memori yang lebih besar daripada
program aplikasi lain.
2. Desain Fisik
a. Definisi
b. Tujuan
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan data secara fisik adalah sebagai
berikut:
1) Entity Relationship
Relasi mengacu pada cara data terhubung atau berinteraksi antara tabel dalam basis data
relasional. Relasi adalah inti dari desain basis data relasional dan memungkinkan untuk
menggabungkan dan mengakses data dari berbagai tabel yang saling terkait. Ada
beberapa jenis relasi dalam basis data relasional:
One-to-One (Satu-ke-Satu):
Relasi satu-ke-satu terjadi ketika satu entitas dalam tabel terkait dengan satu dan
hanya satu entitas dalam tabel lain, dan sebaliknya.
Contoh: Hubungan antara tabel "Pegawai" dan tabel "Kartu Akses," di mana
setiap pegawai hanya memiliki satu kartu akses, dan setiap kartu akses hanya
milik satu pegawai.
One-to-Many (Satu-ke-Banyak):
Relasi satu-ke-banyak terjadi ketika satu entitas dalam tabel terkait dengan
banyak entitas dalam tabel lain, tetapi entitas dalam tabel lain hanya terkait
dengan satu entitas dalam tabel pertama.
Contoh: Hubungan antara tabel "Kategori" dan tabel "Produk," di mana satu
kategori dapat memiliki banyak produk, tetapi setiap produk hanya terkait dengan
satu kategori.
Many-to-One (Banyak-ke-Satu):
Ini adalah kebalikan dari relasi satu-ke-banyak. Banyak entitas dalam tabel terkait
dengan satu entitas dalam tabel lain.
Contoh: Hubungan antara tabel "Produk" dan tabel "Pemasok," di mana banyak
produk dapat disuplai oleh satu pemasok.
Many-to-Many (Banyak-ke-Banyak):
Relasi banyak-ke-banyak terjadi ketika banyak entitas dalam satu tabel terkait
dengan banyak entitas dalam tabel lain.
Untuk mengimplementasikan relasi banyak-ke-banyak, sering perlu
menggunakan tabel perantara (junction table atau association table) yang
berfungsi sebagai perantara antara dua tabel yang terkait.
Contoh: Hubungan antara tabel "Mahasiswa" dan tabel "Mata Kuliah," di mana
banyak mahasiswa dapat mengambil banyak mata kuliah, dan sebaliknya.
2) Tipe Data
tipe data adalah format penyimpanan data, yang mana data bisa dalam bentuk
variabel untuk tipe data tertentu. Tipe data ini menjadi penting untuk diperhatikan supaya
data bisa di akses sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Berikut adalah beberapa tipe
data yang sering digunakan dalam membuat database:
3) Key-Atribut
Primary Key, Secondary Key (atau Candidate Key), dan Foreign Key adalah
konsep penting dalam desain basis data relasional yang digunakan untuk mengatur dan
menghubungkan data dalam tabel. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-
masing:
Candidate Key:
Definisi: Candidate key adalah subkelompok dari super key yang memenuhi dua
syarat: pertama, setiap nilai dalam candidate key harus unik, dan kedua, tidak ada
subkelompok lain dari candidate key yang memenuhi syarat pertama.
Contoh: Dalam tabel "Karyawan," "ID Karyawan" bisa menjadi candidate key
karena setiap ID adalah unik, dan tidak ada subkelompok dari ID yang juga unik.
Jadi, "ID Karyawan" adalah candidate key. Namun, "Nomor Telepon" tidak bisa
menjadi candidate key karena beberapa karyawan bisa memiliki nomor telepon
yang sama.
Alternate Key:
Alternate key adalah salah satu konsep penting dalam desain basis data yang mengacu
pada sekelompok atribut atau kolom dalam sebuah tabel yang memiliki sifat unik, tetapi
tidak digunakan sebagai primary key (kunci utama) untuk mengidentifikasi setiap baris
dalam tabel. Dengan kata lain, alternate key adalah kandidat potensial untuk menjadi
primary key, tetapi tidak dipilih sebagai primary key karena alasan tertentu, seperti
preferensi atau kebutuhan bisnis.
d. Contoh singkat
penerapan transformasi model data ke dalam bentuk fisik data ke dalam bentuk :
Untuk membuat desain fisik dari contoh, dalam hal ini Entitas Kuliah memiliki 4
Atribut yaitu Kode_kul, Nama_kul, sks, dan semester.
3. Implementasi
Cara mengimplementasikan basis data dapat berbeda-beda tergantung pada jenis DBMS (Sistem
Manajemen Basis Data) yang digunakan. Setiap DBMS memiliki karakteristik, fitur, dan
sintaksis yang unik, yang mempengaruhi bagaimana merancang, membuat, mengelola, dan
mengakses basis data. Berikut beberapa perbedaan umum dalam cara mengimplementasikan
basis data berdasarkan DBMS yang berbeda:
Struktur Data: Basis data relasional (RDBMS) menggunakan tabel untuk menyimpan
data dengan skema yang terdefinisi dengan baik, sementara basis data NoSQL seperti
MongoDB menggunakan dokumen atau koleksi dengan skema yang lebih fleksibel. Ini
memengaruhi cara merancang data dan struktur tabel atau koleksi.
Bahasa Kueri: Setiap DBMS memiliki dialek SQL yang berbeda. Misalnya, SQL Server
menggunakan T-SQL, MySQL menggunakan SQL str, dan PostgreSQL memiliki SQL
dengan fitur lanjutan. Di sisi lain, basis data NoSQL memiliki bahasa kueri atau metode
pencarian yang berbeda, tergantung pada jenisnya (misalnya, berbasis dokumen, grafik,
atau key-value).
Indeks: Cara membuat, mengelola, dan menggunakan indeks dapat berbeda dalam setiap
DBMS. Misalnya, sintaksis untuk membuat indeks mungkin berbeda, atau DBMS
mungkin memiliki jenis indeks yang berbeda.
Replikasi dan Kepantasan (Replication and Consistency): Konsep replikasi dan
mekanisme yang digunakan untuk mempertahankan konsistensi data dalam lingkungan
terdistribusi dapat bervariasi antara DBMS. Setiap DBMS mungkin memiliki cara sendiri
untuk mengelola replikasi.
Manajemen Transaksi: RDBMS secara tradisional mendukung transaksi ACID
(Atomicity, Consistency, Isolation, Durability), sedangkan DBMS NoSQL dapat
menggunakan model konsistensi yang berbeda seperti CAP (Consistency, Availability,
Partition Tolerance).
Skalabilitas: Cara menangani skalabilitas (vertikal atau horizontal) dapat berbeda.
RDBMS biasanya lebih terbatas dalam hal horizontal scaling, sementara basis data
NoSQL sering dirancang untuk mengatasi skala yang lebih besar.
Keamanan dan Otorisasi: Pengaturan keamanan dan otorisasi dapat berbeda dalam setiap
DBMS, termasuk cara memberikan izin akses kepada pengguna dan peran.
Ketahanan terhadap Kesalahan (Fault Tolerance): Sistem manajemen basis data yang
berbeda dapat memiliki tingkat ketahanan terhadap kesalahan yang berbeda, tergantung
pada arsitektur dan fiturnya.
Ketika memilih DBMS , penting untuk mempertimbangkan karakteristik unik dari DBMS
tersebut dan memahami cara mengimplementasikan basis data dengan benar sesuai dengan
kebutuhan . Ini juga bisa berarti memahami trade-off antara berbagai fitur dan skala yang
ditawarkan oleh berbagai DBMS.
Berikut adalah beberapa perintah dasar yang digunakan dalam membuat database menggunakan
perintah SQL. Perintah ini umumnya dapat digunakan dalam berbagai sistem manajemen basis
data (DBMS) seperti MySQL, PostgreSQL, SQL Server, dan lainnya:
Untuk membuat basis data baru, dapat menggunakan perintah SQL CREATE DATABASE:
Setelah basis data dibuat, dapat mengaktifkannya menggunakan perintah SQL USE (perintah ini
dapat berbeda-beda tergantung pada DBMS yang gunakan):
USE nama_database;
Untuk membuat tabel dalam basis data, menggunakan perintah SQL CREATE TABLE. harus
menentukan nama tabel, kolom, tipe data, dan berbagai atribut lainnya:
kolom1 Tipe_Data1,
kolom2 Tipe_Data2,
...
);
Menentukan Kunci Primer (Primary Key Definition):
Dapat menentukan kunci primer (primary key) untuk tabel dengan menambahkannya dalam
perintah pembuatan tabel:
kolom2 Tipe_Data2,
...
);
Untuk membuat indeks pada kolom tertentu, menggunakan perintah SQL CREATE INDEX:
Untuk menghapus sebuah basis data beserta semua tabel dan data di dalamnya, dapat
menggunakan perintah SQL DROP DATABASE (hati-hati, ini akan menghapus semua data):
Jika perlu menambahkan kolom baru ke tabel yang sudah ada, bisa menggunakan perintah SQL
ALTER TABLE:
Untuk mengganti nama tabel yang sudah ada, menggunakan perintah SQL RENAME TO
(perintah ini juga bisa bervariasi tergantung pada DBMS yang gunakan):
4. Contoh Kasus
Analisis Kebutuhan :
Analisis kebutuhan sistem dalam perancangan database adalah langkah penting untuk
memastikan bahwa database yang Anda bangun akan memenuhi kebutuhan bisnis Anda dengan
baik. Berdasarkan informasi yang Anda berikan, di bawah ini adalah analisis kebutuhan sistem
yang mungkin diperlukan untuk database pemasukan dan pengeluaran perkebunan sawit
informasi tentang lahan perkebunan , termasuk lokasi, ukuran, jumlah pohon sawit yang ada
2. Pemasukan
Informasi tentang sumber pemasukan, seperti penjualan hasil panen sawit, Informasi tentang
harga jual , berat bersih, dan tanggal transaksi.
3. Pengeluaran
Rincian pengeluaran, termasuk biaya pemeliharaan, pemupukan, pestisida, upah pekerja, dan
biaya-biaya operasional lainnya.
4.Sawit
Desain Konseptual
Desain konseptual database adalah langkah awal dalam merancang basis data Anda. Ini
melibatkan pemodelan struktur data secara umum tanpa mempertimbangkan rincian teknis
implementasi. Di bawah ini adalah contoh desain konseptual database untuk perkebunan sawit
Anda
Desain Logic
Desain logika database adalah langkah selanjutnya setelah desain konseptual. Ini melibatkan
pemodelan struktur database dengan lebih rinci, termasuk tabel-tabel, hubungan antar tabel,
kunci primer, kunci asing, dan atribut-atribut yang tepat. Dalam desain logika, Anda akan
menerjemahkan desain konseptual menjadi skema database yang konkret. Berikut adalah contoh
desain logika untuk database perkebunan sawit berdasarkan desain konseptual yang telah dibahas
sebelumnya:
Pemilihan DBMS
pemilihan DBMS (Database Management System) untuk proyek perkebunan sawit Anda akan
sangat memengaruhi cara Anda mengelola, menyimpan, dan mengakses data. Pilihan DBMS
harus didasarkan pada kebutuhan, anggaran, dan keahlian Anda atau tim Anda. Dari analisis
kebutuhan dan desain konseptual maka DBMS adalah :
Ini adalah jenis DBMS yang paling umum digunakan. Data disimpan dalam tabel yang memiliki
hubungan satu sama lain.Contoh RDBMS termasuk MySQL, PostgreSQL, Microsoft SQL
Server, dan Oracle Database.
MySQL adalah database server yang gratis dengan lisensi GNU General Public License (GPL)
sehingga dapat pakai untuk keperluan pribadi atau komersil tanpa harus membayar lisensi yang
ada.
Desain Fisik
Desain fisik database merupakan langkah selanjutnya setelah desain konseptual dan desain
logika. Ini melibatkan implementasi nyata dari tabel-tabel, indeks, kunci, konstrain, dan semua
elemen teknis lainnya dalam DBMS yang Anda pilih. Di bawah ini adalah contoh desain fisik
yang lebih rinci berdasarkan desain logika yang telah dibahas sebelumnya untuk database
perkebunan sawit Anda:
Implementasi
List Tabel
BAB III
PENUTUP
5. Kesimpulan
Dalam proses perancangan sistem basis data, pemilihan DBMS, desain fisik, dan
implementasi adalah tahapan kunci yang saling terkait. Pemilihan DBMS merupakan awal yang
penting, di mana kebutuhan proyek harus dianalisis secara mendalam. DBMS harus sesuai
dengan jenis data yang akan disimpan, tingkat kinerja yang dibutuhkan, skalabilitas, dan aspek
keamanan. Contohnya, jika kita memiliki kebutuhan akan fleksibilitas skema dan penyimpanan
data geografis, MongoDB bisa menjadi pilihan yang tepat.
Setelah pemilihan DBMS, tahap desain fisik adalah langkah berikutnya. Di sini, struktur
data secara rinci didefinisikan, termasuk tabel (atau koleksi dalam basis data NoSQL), hubungan
antar tabel, dan indeks. Desain fisik ini menciptakan kerangka kerja yang efisien untuk
penyimpanan dan pencarian data. Sebagai contoh, dalam MongoDB, kita merancang koleksi
dengan dokumen-dokumen yang memiliki atribut kunci seperti "ID Perkebunan," "Nama," dan
"Lokasi."
Setelah desain fisik, tahap implementasi melibatkan pembuatan basis data sesuai dengan
desain tersebut. Ini juga mencakup pengembangan aplikasi yang berinteraksi dengan basis data
untuk memasukkan, mengedit, dan mengakses data. Sebagai contoh, setelah merancang struktur
basis data MongoDB untuk pengelolaan perkebunan sawit, langkah implementasi mencakup
pembuatan koleksi "Perkebunan," memasukkan data perkebunan, dan mengembangkan aplikasi
yang memungkinkan manajemen data pemasukan dan pengeluaran perkebunan secara efisien.
6. Daftar Pustaka
Hasanah, F. N., & Untari, R. S. (2019). Buku Ajar BASIS DATA. UMSIDA Press. ISBN: 978-
602-5914-89-8.
Connolly, T., & Begg, C. (2015). Database Systems: A Practical Approach to Design,
Implementation, and Management, Global Edition (Edisi ke-6). Pearson Education. ISBN:
1292061847, 9781292061849.
Setiyowati, S.Kom., M.Kom., & Sri Siswanti, S.Kom., M.Kom. (2020). Perancangan basis data
& pengenalan sql server management studio. Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.