Anda di halaman 1dari 164

COPING STRATEGY PEREMPUAN RAWAN SOSIAL

EKONOMI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN


KELUARGANYA DI DESA GANDU
KECAMATAN DAWUAN
KABUPATEN MAJALENGKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar


Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial (S.Tr.Sos)

Oleh:
Azmi Muhammad Firda
NRP. 19.04.098

PROGRAM STUDI PEKERJAAN SOSIAL PROGRAM SARJANA TERAPAN


POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

COPING STRATEGY PEREMPUAN RAWAN SOSIAL


EKONOMI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
KELUARGANYA DI DESA GANDU
KECAMATAN DAWUAN
KABUPATEN MAJALENGKA

Disusun Oleh :
Azmi Muhammad Firda
19.04.098

Skripsi ini telah Disetujui Pembimbing


Pada 7 September 2023

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Susilawati, M. Si., Ph. D Diana, S. E., M. P.

i
LEMBAR PENGESAHAN

COPING STRATEGY PEREMPUAN RAWAN SOSIAL


EKONOMI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
KELUARGANYA DI DESA GANDU
KECAMATAN DAWUAN
KABUPATEN MAJALENGKA

Disusun Oleh :
Azmi Muhammad Firda
NRP. 19.04.098

Skripsi Ini Diuji dan Dinyatakan Lulus


Pada 7 September 2023

NIP.
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Diana, S. E., M. P.
Susilawati, M. Si., Ph. D. Diketahui

Direktur Politeknik Ketua Program Studi Pekerjaan Sosial


Kesejahteraan Sosial Bandung Program Sarjana Terapan

Dr. Marjuki, M.Sc Dr. Aep Rusmana, M. Si.


NIP. 1960 1010 198603 1 010 NIP. 19681101 199403 1 003

ii
LEMBAR PERSEMBAHAN

“Bismillahirrahmanirrahim. Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orangtua


saya yaitu Ayah dan Ibu, serta kakak dan teman saya yang telah memberikan doa,
kasih sayang dan dukungan yang tiada hentinya. Terimakasih atas segala doa dan
pengorbanan yang tidak ternilai harganya. Terimakasih juga kepada seluruh sahabat
semasa perkuliahan, dan teman-teman seperjuangan Politeknik Kesejahteraan
Sosial Bandung dan orang-orang yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang tak
pernah henti untuk memberikan dukungan serta semangat”

iii
PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Coping Strategy

Perempuan Rawan Sosial Ekonomi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Keluarganya Di

Desa Gandu Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka” Coping Strategy

Perempuan Rawan Sosial Ekonomi Dalam Pemenuhan Kebutuhannya Di Desa

Gandu Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka” adalah karya saya sendiri.

Karya ini belum dipublikasikan dalam bentuk apapun kepada perguruan

tinggi atau lembaga lain manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip

secara langsung maupun tidak langsung dari penulis lain dalam karya yang

dipublikasikan maupun tidak, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka di bagian akhir karya ini.

Bandung, 07 September 2023

Azmi Muhammad Firda

iv
RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama lengkap Azmi Muhammad Firda,

lahir pada tanggal 18 Oktober 2000 di Majalengka,

Jawa Barat dan merupakan anak kedua dari dua

bersaudara dari pasangan Sutisna dan Mili Amilia.

Peneliti menempuh pendidikan pertama di Taman

Kanak-kanak (TK) Al-Barokah pada tahun 2007 dan

tamat pada tahun 2008. Peneliti melanjutkan

pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gandu 01 pada tahun 2008 dan

tamat pada tahun 2013. Peneliti melanjutkan jenjang pendidikan ke Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Dawuan pada tahun 2013 sampai pada tahun

2016, Peneliti melanjutkan jenjang pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri 1 Kasokandel pada tahun 2016 sampai pada tahun 2019. Peneliti

melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi Politeknik Kesejahteraan Sosial

Bandung sebagai mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial.

Peneliti mengikuti organisasi luar kampus Pawayangan periode 2019 sampai 2022.

Demikianlah riwayat hidup peneliti secara singkat, semoga dengan ini pembaca

dapat lebih mengenal peneliti.

v
ABSTRACT
AZMI MUHAMMAD FIRDA, 19.04.098. Coping Strategies for Women
Vulnerable to Socio-Economy in Fulfilling Their Family Needs in Gandu
Village, Dawuan District, Majalengka Regency. Advisors:
Susilawati,M.Sc.,Ph.D and Diana, S.E.,M.P.

Coping Strategy is a strategy for behavior management to solve the simplest and
most realistic problems, serving to free yourself from real and unreal problems.
Needs are desires that arise from a person that must be fulfilled by that person. The
aspects studied include: 1) emotional focused strategies of socio-economically
vulnerable women in meeting the needs of their families. 2) Problem focused
strategy of socio-economically vulnerable women in meeting the needs of their
families. The method used in this study is a qualitative approach with a descriptive
method to three informants, namely Socio-Economic Vulnerable Women in Gandu
Village, Dawuan District. Data collection techniques used include in-depth
interviews, observations and documentation studies. The results showed that the
problem experienced by informants in meeting family needs was due to the lack of
income received every day which made life lacking. Most of the informants in this
study were small traders and laborers who had to bear the necessities of life.
Researchers designed a further program to address the problems experienced by
PRSE informants under the name "Independent Family Group (KKM)" program.
The purpose of the program is to increase the income of Socio-Economic
Vulnerable Women (PRSE) in Gandu Village, Dawuan District, Majalengka
Regency.

Keywords: Coping strategy, Women Vulnerable to Socio-Economy, Fulfillment


of Needs

vi
ABSTRAK
AZMI MUHAMMAD FIRDA, 19.04.098. Coping Strategi Perempuan Rawan
Sosial Ekonomi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Keluarganya Di Desa
Gandu Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka.
DosenPembimbing: Susilawati,M.Si.,Ph.D dan Diana, S.E.,M.P.

Coping Strategy merupakan strategi untuk manajemen tingkah laku kepada


pemecahan masalah yang paling sederhana dan realistis, berfungsi untuk
membebaskan diri dari masalah yang nyata maupun tidak nyata. Kebutuhan
merupakan adalah keinginan yang timbul dari diri seseorang yang harus dipenuhi
oleh orang tersebut. Aspek-aspek yang diteliti meliputi: 1) emotional focused
strategy dari perempuan rawan sosial ekonomi dalam memenuhi kebutuhan
keluarganya. 2) problem focused strategy dari perempuan rawan sosial ekonomi
dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif terhadap tiga orang
informan yaitu Perempuan Rawan Sosial Ekonomi di Desa Gandu Kec. Dawuan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain wawancara mendalam,
observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah
yang dialami oleh informan dalam pemenuhan kebutuhan keluarga yaitu karena
kurangnya penghasilan yang diterima setiap hari yang membuat hidup serba
kekurangan. Kebanyakan informan dalam penelitian ini yaitu pedagang kecil dan
buruh yang harus menanggung kebutuhan hidupnya. Peneliti merancang program
lebih lanjut untuk mengatasi masalah yang dialami informan PRSE dengan nama
program “Kelompok Keluarga Mandiri (KKM)”. Tujuan program yaitu untuk
meningkatkan penghasilan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) di Desa
Gandu kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka.

Kata Kunci: Coping strategi, Perempuan Rawan Sosial Ekonomi,Pemenuhan


Kebutuhan

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis diberikan
kelancaran dalam membuat skripsi dengan judul “Coping Strategy Perempuan
Rawan Sosial Ekonomi Dalam Pemenuhan Kebutuhannya Di Desa Gandu
Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka”. Penelitian ini disusun untuk
memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial
(S.Tr.Sos) dalam program studi Pekerjaan Sosial Program Sarjana Terapan di
Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat selesai berkat bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Dr. Marjuki, M.Sc selaku Direktur Politeknik Kesejahteraan Sosial
Bandung.

2. Dr. Aep Rusmana, M.Si selaku Ketua Program Studi Pekerjaan Sosial
Program Sarjana Terapan Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung.

3. Susilawati, M.Si. Ph. D selaku dosen pembimbing penelitian yang telah


memberikan arahan, masukan, serta bimbingan yang membantu peneliti
dalam menyelesaikan skripsi penelitian dengan baik.
4. Diana, S.E., M.P selaku dosen pembimbing penelitian yang telah
memberikan arahan, masukan, serta bimbingan yang membantu peneliti
dalam menyelesaikan skripsi penelitian dengan baik.
5. Bapak Drs. Sutisna dan Ibu Mili Amilia selaku orang tua peneliti yang
selama ini tak henti-hentinya memberikan doa dan dukungan material
maupun emosional demi kelancaran menempuh gelar sarjana terapan.

6. Serta seluruh teman-teman dan pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan


satu persatu yang selalu memberikan dukungan dan bantuannya. Hingga
terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan kesehatan dan
kesuksesan kepada kalian semua.

viii
Semoga penelitian ini dapat menjadi landasan dalam penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti selanjutnya dan memberikan manfaat dalam ilmu
pengetahuan. Demikian skripsi ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua, aamiin ya rabbal alamin.

Bandung, 07 September 2023

Peneliti

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN i

LEMBAR PENGESAHAN………………………………...………………...ii

LEMBAR PERSEMBAHAN iii

PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT iv

RIWAYAT HIDUP v

ABSTRAK vi

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI x

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2.Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3.Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
1.4.Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5
1.5.Sistematika Laporan ...................................................................................... 5

BAB II KAJIAN KONSEPTUAL 7


2.1.Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 7
2.2.Teori yang relevan dengan penelitian ......................................................... 10
2.3.Relevansi Penelitian dengan Pekerjaan Sosial ............................................ 20

BAB III METODE PENELITIAN 28


3.1.Desain Penelitian......................................................................................... 28
3.2.Penjelasan Istilah......................................................................................... 29

x
3.3.Penjelasan Latar Penelitian ......................................................................... 30
3.4.Sumber Data dan Cara Menentukan Sumber Data ..................................... 30
3.5.Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 31
3.6.Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................................................... 32
3.7.Teknik Analisis Data ................................................................................... 35
3.8.Jadwal dan Langkah-Langkah Penelitian.................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN 40

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian 40


4.2. Hasil Penelitian...........................................................................................45

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 103

5.1. Dasar Pemikiran 103

5.2. Nama Program 105

5.3. Tujuan 106

5.4. Sasaran 106

5.5. Pelaksanaan Program 106

5.6. Metode dan Teknik 108

5.7. Kegiatan yang Dilakukan 109

5.8. Langkah-Langkah Pelaksanaan 109

5.9. Rencana Anggaran Biaya 112

5.10. Analisis Kelayakan 113

5.11. Indikator Keberhasilan 114

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 114

6.1. Simpulan 115

6.2. Saran 116

DAFTAR PUSTAKA 118

xi
LAMPIRAN 120

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Desa Gandu ………………………………………………40


Gambar 4.2 Struktur Organisasi Desa………………………………………42

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Balasan Izin Peelitian Kepada Kesbangpol

Kabupaten Cirebon…………………………………………………………121

Lampiran 2 Pedoman Wawancara…………………………………………..122

Lampiran 3 Pedoman Observasi…………………………………………….126

Lampiran 4 Pedoman Studi Dokumentasi…………………………………...127

Lampiran 5 Transkrip Wawancara…………………………………………..128

Lampiran 6 Dokumentasi……………………………………………………152

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Matriks Jadwal Penelitian………………………………………… 39

Tabel 4.1 Batas Wilayah Desa Gandhu 2023………………………………... 41

Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana Desa Gandhu………………………………. 42

Tabel 4.3 Persentase Penduduk Desa Gandhu 2022…………………………. 43

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan………….. 44

Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan………………. 45

Tabel 4.6 Karakteristik Informan……………………………………………. 47

Tabel 4.7 Rekapitulasi Informan dengan Klien R Kasus 1………………… 50

Tabel 4.8 Rekapitulasi Informan dengan Klien K Kasus 2………………….. 53

Tabel 4.9 Rekapitulasi Informan dengan Klien D Kasus 3………………….. 55

Tabel 4.10 Rekapitulasi Informan dengan Klien R Kasus 1………………….. 58

Tabel 4.11 Rekapitulasi Informan dengan Klien K Kasus 2…………………. 59

Tabel 4.12 Rekapitulasi Informan dengan Klien D Kasus 3…………………... 60

Tabel 4.13 Rekapitulasi Informan dengan Klien R Kasus 1…………………... 62

Tabel 4.14 Rekapitulasi Informan dengan Klien K Kasus 2………………….. 62

Tabel 4.15 Rekapitulasi Informan dengan Klien D Kasus 3….………………. 63

Tabel 5.1 Rundown Kegiatan Pelatihan……………………………………. 109

Tabel 5.2 Rincian Anggaran Biaya………………………………………. 111

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemiskinan merupakan masalah yang kompleks. Kemiskinan tidak hanya

berkaitan dengan masalah rendahnya pendapatan dan konsumsi, tetapi berkaitan

dengan masalah tingkat pendidikan, kesehatan, ketidakberdayaan untuk dapat

berpartisipasi dalam pembangunan serta berbagai masalah yang berkaitan dengan

pembangunan manusia dan pemenuhan kebutuhan. Menurut Badan Pusat Statistik

(BPS) pada tahun 2021, Persentase penduduk miskin di Provinsi Jawa Barat pada

2020 naik sebesar 0,97% menjadi 7,88% jika dibandingkan pada tahun 2019 yaitu

6,91%. Data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Kementerian Sosial RI tahun 2017

tentang Penduduk Miskin menyatakan bahwa jumlah PRSE yang ada di Indonesia

mencapai 8,96% atau sekitar 10,73 juta jiwa, dimana presentasi PRSE yang ada di

perkotaan mencapai 5, 90% dari jumlah keseluruhan penduduk perempuan yang

ada sedangkan jumlah perempuan rawan sosial ekonomi yang ada di desa Gandu

sekitar 15 -20 % dari total penduduk yaitu sekitar 100 keluarga yang termasuk

perempuan rawan sosial ekonomi. Pemerintah bertanggung jawab untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin. Hal tersebut sesuai dengan Undang-

Undang Dasar 1945 pasal 34 ayat 1 dan 2 menyebutkan bahwa: "(1) Fakir miskin

dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara 2) Negara mengembangkan

sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang

lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan."

1
2

Dengan demikian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah mempunyai

tanggung jawab untuk melaksanakan berbagai upaya dalam penanggulangan dan

pengentasan kemiskinan.

Ada berbagai bentuk upaya peningkatan efektifitas penanggulangan dan

pengentasan kemiskinan, dikeluarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011

tentang Penanganan Fakir Miskin. Penanganan fakir miskin dijelaskan dalam Pasal

1 ayat 2 yang bunyi "Penanganan fakir miskin adalah upaya yang terarah, terpadu,

dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau

masyarakat dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan pemberdayaan,

pendampingan, serta fasilitas untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap warga

negara". Sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang

Penanganan Fakir Miskin, maka dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor

63 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir Miskin Melalui

Pendekatan Kewilayahan.

Dalam pasal 12 dijelaskan bahwa: "Penanganan fakir miskin di wilayah

perkotaan dilakukan melalui (a) penyediaan sumber mata pencaharian di bidang

usaha sektor informal, (b) bantuan permodalan dan akses pemasaran hasil usaha,

(e) pengembangan lingkungan permukiman yang sehat, dan/atau (d) peningkatan

rasa aman dari tindak kekerasan dan kejahatan" Program pengentasan kemiskinan

di Kabupaten Bandung sampai saat ini terus berlanjut mulai dari bidang sosial,

kesehatan, pendidikan, ekonomi maupun spiritual. Berbagai upaya dalam

pengentasan kemiskinan, mulai dari peningkatan pendapatan rumah tangga hingga

perluasan kesempatan kerja bagi keluarga miskin Serta jaminan pengembangan


3

usaha mikro, rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), beras keluarga

sejahtera, Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Program Keluarga Harapan (PKH),

program lain seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk keluarga miskin akan

dipermudah dalam proses pembuatannya, dalam bidang pemberdayaan telah

berjalan program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di beberapa wilayah.

Dikemukakan oleh Staf Ahli Bidang Penanggulangan Kemiskinan

Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak bahwa dalam

kondisi perekonomian nasional yang belum kondusif seperti sekarang ini,

peran perempuan menjadi sangat penting dalam mendukung ekonomi keluarga

Salah satu kelompok yang rentan masuk ke dalam kemiskinan ialah perempuan

rawan sosial ekonomi. Ada banyak faktor yang menyebabkan PRSE rentan dalam

kemiskinan seperti rendahnya pendidikan, rendahnya pendapatan dan lain

sebagainya. Hal tersebut membuat PRSE dalam menjalani kesulitan dalam

menjalani kehidupannya.

Peran serta relevansi Pekerja Sosial Profesional terhadap Perempuan Rawan

Sosial Ekonomi ini juga diperlukan dalam upaya mewujudkan kesiapan,

penyadaran, dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya. Pekerja Sosial dapat menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan

nilai-nilai pekerja sosial dalam mengidentifikasi masalah serta potensi yang ada di

lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan Keluarga Perempuan Rawan Sosial

Ekonomi. Penelitian akan difokuskan pada strategi koping yang ada di PRSE

khususnya mengenai koping emosi atau emotion focused coping, dan koping

masalah atau problem focused coping.


4

Lazarus dalam Trianto dan Nofrans (2012) mengatakan bahwa coping

merupakan semua usaha kognitif dan perilaku untuk mengatasi, mengurangi, dan

tahan terhadap tuntutan-tuntutan. Tuntutan-tuntutan tersebut dapat diartikan

sebagai bagaimana para perempuan rawan sosial ekonomi dapat bertahan hidup dan

memenuhi kebutuhan dirinya maupun anaknya. Berdasarkan uraian latar belakang

tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai "Strategi coping

Perempuan Sosial Ekonomi dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarganya" agar dapat

memberikan pertolongan terkait strategi untuk memecahkan masalah dalam

memenuhi kebutuhan keluarganya kemudian, penelitian dilakukan untuk dapat

menghasilkan pengetahuan – pengetahuan dan rekomendasi yang berguna bagi

kemajuan .

Berdasarkan data yang telah dipaparkan di atas maka dari itu saya tertarik

untuk meneliti bagaimana Coping Strategy perempuan rawan sosial ekonomi dalam

memenuhi kebutuhan keluarganya di Desa Gandu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah "Bagaimana Coping Strategy Perempuan Rawan Sosial

Ekonomi dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarganya?. Rumusan masalah dalam

penelitian ini dijabarkan pada sub-permasalahan, sebagai berikut :

1. Bagaimana emotional focused strategy dari perempuan rawan sosial ekonomi

dalam memenuhi kebutuhan keluarganya?

2. Bagaimana problem focused strategy dari perempuan rawan sosial ekonomi

dalam memenuhi kebutuhan keluarganya?


5

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali secara empirik tentang :

1. Mengetahui emotional focused strategy dari perempuan rawan sosial ekonomi

dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.

2. Mengetahui problem focused strategy dari perempuan rawan sosial ekonomi

dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literasi yang lebih

spesifik dan mendalam serta memberikan kontribusi pada kajian tentang Coping

Strategy dan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dalam Memenuhi Kebutuhannya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan sumbangsih

pemikiran dalam penyusunan program-program mengenai coping strategy yang

cukup tepat dalam memecahkan kebutuhan PRSE dalam memenuhi kebutuhan

keluarganya.
6

1.5 Sistematika Laporan

Penulisan skripsi disusun berdasarkan sistematika yang telah ditetapkan,

yang meliputi aspek-aspek :

BAB I PENDAHULUAN, memuat tentang latar belakang masalah, fokus

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan

skripsi.

BAB II KAJIAN KONSEPTUAL, memuat tentang kajian pustaka tentang

penelitian terdahulu dan teori yang relevan dengan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN, memuat tentang desain penelitian, penjelasan

istilah, latar penelitian, sumber data, populasi dan sampel, teknik

pengumpulan data, teknik pemeriksaan keabsahan data, teknik analisa data,

dan jadwal serta langkah-langkah penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, memuat tentang

gambaran lokasi penelitian, hasil penelitian, serta pembahasan penelitian.

BAB V : USULAN PROGRAM, memuat tentang dasar pemikiran, nama program,

tujuan program, sasaran program, pelaksana program, metode dan teknik

kegiatan yang dilakukan, langkah langkah pelaksanaan, rencana anggaran

biaya, analisis kelayakan program, serta indikator keberhasilan.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN, memuat tentang kesimpulan dan saran

hasil penelitian secara umum.

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

KAJIAN KONSEPTUAL

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang digunakan peneliti sebagai acuan yang relevan

terhadap penelitian mengenai Coping Strategy Perempuan Rawan Sosial Ekonomi

dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga sebagai berikut :

2.1.1. Strategi koping Masyarakat Terhadap Bencana Tanah Longsor di Desa


Ciburial Kabupaten Bandung

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Waskito Nugroho pada tahun 2018

dari STKS yang berjudul "Strategi koping Masyarakat Terhadap Bencana Tanah

Longsor di Desa Ciburial Kabupaten Bandung", Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik

pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi dan studi

dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa informan telah melakukan

tindakan strategi koping.

Namun pada beberapa aspek, strategi koping informan dinyatakan kurang.

Oleh karena itu peneliti mengajukan program penguatan kapasitas masyarakat

dalam penanggulangan bencana tanah longsor di Desa Ciburial. Program ini

mencakup tiga kegiatan yaitu penyuluhan bencana, pemasangan alat pendeteksi

dini longsor, dan pembuatan program penanggulangan bencana tingkat Desa

Ciburial. Program tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas masyarakat,

agar dapat meminimalisir jatuhnya korban jiwa pada saat terjadi bencana.

7
8

2.1.2. Strategi Koping Pengungsi Erupsi Gunung Merapi Di Hunian


Sementara (Huntara) Jenggala Dusun Plosokerep Desa Umbulharjo
Kecamatan Cangringan Kabupaten Sleman

Penelitian yang dilakukan oleh Dani Hendrawan Suprianto pada tahun 2012

dari Universitas Negeri Yogyakarta yang berjudul "Strategi Koping Pengungsi

Erupsi Gunung Merapi Di Hunian Sementara (Huntara) Jenggala Dusun Plosokerep

Desa Umbulharjo Kecamatan Cangringan Kabupaten Sleman" metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ada metode deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis

interaktif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa adanya bentuk

adaptasi sosial pada pengungsi di Huntara Jenggala terjadi pada interaksi sosial

dalam prosesnya yang terbentuk melalui solidaritas sosial.

Adaptasi para pengungsi merupakan proses penyesuain diri dengan

lingkungan baik secara sosial dan fisik setelah bencana erupsi merapi. Melalui

proses sosial, maka disadari maupun tidak disadari telah membentuk solidaritas

sosial. Interaksi yang semakin solid membawa mereka pada solidaritas organis

yang terwujud dalam kelompok sosial yang terbentuk.

2.1.3. Hubungan Antara Strategi Koping Anak Korban Bencana Gempa Bumi
Dan Tsunami Dengan Penampilan Peran Sosialnya Di Kota Palu
Sulawesi Tengah

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Amalia pada tahun 2019 dari UNPAS

yang berjudul "Hubungan Antara Strategi Koping Anak Korban Bencana Gempa

Bumi Dan Tsunami Dengan Penampilan Peran Sosialnya Di Kota Palu Sulawesi
9

Tengah" metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif jumlah respondennya sebanyak 63 anak.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan probability

sempling.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

strategi coping anak korban bencana gempa bumi dan tsunami dengan penampilan

peran sosialnya di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Waskito Strategi koping Metode penelitian Lokasi Penelitian


Masyarakat Terhadap Deskriptif dan objek
Nugroho
Bencana Tanah Kualitatif dan penelitian
(2018)
variabel penelitian
Longsor di Desa
yaitu coping
Ciburial Kabupaten
strategi
Bandung

2. Dani Strategi Koping Metode penelitian Lokasi Penelitian

Hendrawan Pengungsi Erupsi Deskriptif Kualitatif dan objek

(2012 Gunung Merapi Di dan variabel penelitian

Hunian Sementara penelitian yaitu

(Huntara) Jenggala coping strategi

Dusun Plosokerep Desa

Umbulharjo

Kecamatan Cangringan

Kabupaten Sleman

3. Dewi Amalia Hubungan Antara Metode penelitian Lokasi Penelitian


10

(2019 Strategi koping Anak Deskriptif Kualitatif dan objek

Korban Bencana dan variabel penelitian

Gempa Bumi Dan penelitian yaitu

Tsunami Dengan coping strategi

Penampilan Peran

Sosialnya Di Kota Palu

Sulawesi Tengah

2.2. Teori yang relevan dengan penelitian

2.2.1. Teori Tentang Coping Strategy

2.2.1.1. Pengertian Coping Strategy

Pengertian strategi koping dikemukakan oleh Lazarus dalam Triantoro dan

Nofrans (2012) yang menyatakan bahwa coping merupakan strategi untuk

manajemen tingkah laku kepada pemecahan masalah yang paling sederhana dan

realistis, berfungsi untuk membebaskan diri dari masalah yang nyata maupun tidak

nyata, dan coping merupakan semua usaha yang kognitif dan perilaku untuk

mengatasi, mengurangi, dan tahan terhadap tuntutan-tuntutan (distress demands).

Matheny, dkk dalam Triantoro dan Nofrans (2012) mendefinisikan arti lain

dari koping, yaitu koping sebagai segala usaha, sehat maupun tidak sehat, positif

maupun negatif, usaha kesadaran atau ketidaksadaran, untuk menghilangkan,

atau melemahkan sensor, atau memberikan ketahanan terhadap dampak stres.

2.2.1.2. Proses Terjadinya Coping

Lazarus dalam Triantoro dan Nofrans (2012) menyatakan bahwa proses

terjadinya koping adalah ketika individu berhadapan dengan lingkungan yang baru

atau perubahan lingkungan (situasi yang penuh dengan tekanan), maka akan
11

melakukan penilaian awal (primary appraisal) untuk menentukan arti dari kejadian

tersebut. Kejadian tersebut dapat diartikan sebagai hal yang positif, netral, atau

negatif.

Penilaian awal terhadap hal-hal yang mempunyai potensi untuk terjadi nya

tekanan, maka penilaian sekunder akan muncul. Penilaian sekunder adalah

pengukuran terhadap kemampuan individu dalam mengatasi tekanan yang ada.

Penilaian sekunder mengandung makna pertanyaan, seperti apakah dapat

menghadapi ancaman dan sanggup menghadapi tantangan terhadap kejadian.

Setelah memberikan penilaian primer dan sekunder, individu akan

memberikan penilaian ulang yang akhirnya mengarah pada pemilihan strategi

coping untuk penyelesaian masalah yang sesuai dengan situasi yang dihadapinya

Keputusan pemilihan strategi coping dan respon yang dipakai individu untuk

menghadapi situasi yang penuh tekanan tergantung dari dua faktor.

Pertama, faktor eksternal yang termasuk didalamnya adalah ingatan

pengalaman dari berbagai situasi dan dukungan sosial serta seluruh tekanan dari

berbagai situasi yang penting dalam kehidupan.

Kedua, faktor internal yang termasuk di dalamnya adalah gaya coping yang

biasa dipakai seseorang dalam kehidupan sehari-hari dan kepribadian dari

seseorang tersebut. Mempertibangkan faktor eksternal dan intenal, individu akan

melakukan pemilihan strategi coping yang sesuai dengan situasi tekanan yang

dihadapinya untuk penyelesaian masalah.


12

Ada dua strategi coping yang dapat digunakan, yaitu strategi coping yang

bertokus pada penyelesaian / respon masalah atau strategi coping yang berfokus

untuk pengaturan / respon emosi.

2.2.1.3. Aspek – Aspek Koping

Folkman dan Lazarus dalam Triantoro dan Nofrans (2012) menyatakan

bahwa coping memiliki dua aspek yaitu aspek emotion focused coping dan problem

focused coping. Emotional focused coping, adalah suatu usaha untuk mengontrol

respon emosional terhadap situasi yang sangat menekan. Fungsi ini cenderung

dilakukan apabila individu tidak mampu mengubah kondisi yang stressfull,

sehingga yang dilakukan individu adalah mengatur emosinya. Beberapa bagian

yang termasuk Ke dalam aspek emotion focused coping adalah sebagai berikut:

1. Seeking social emotional support

Seeking social emotional support mencoba untuk memperoleh dukungan secara

emosional maupun sosial dari orang lain. Coping ini berupa kenyamanan,

perhatian, maupun bantuan dalam bentuk lainnya yang diterimanya individu dari

orang lain ataupun dari kelompok.

2. Distancing

Distancing yaitu mengeluarkan upaya kognitif untuk melepaskan diri dari

masalah atau membuat sebuah harapan positif.

3. Escape avoidance

Escape avoidance yaitu mengkhayal mengenai situasi atau melakukan tindakan

atau menghindar dari situasi yang tidak menyenangkan.


13

4. Self control

Self control yaitu mencoba untuk mengatur perasaan diri sendiri atau tindakan

dalam hubungannya untuk menyelesaikan masalah.

5. Accepting responsibility

Accepting responsibility yaitu menerima untuk menjalankan masalah yang

dihadapinya sementara mencoba untuk memikirkan jalan keluarnya.

6. Positive reappraisal

Positive reappraisal yaitu mencoba untuk membuat arti positif dari situasi dalam

masa perkembangan kepribadian, kadang-kadang dengan sifat religius. Problem

focused coping, adalah usaha untuk mengurangi stress, dengan mempelajari cara-

cara atau keterampilan-keterampilan baru untuk digunakan mengubah situasi,

keadaan, atau pokok permasalahan. Individu akan cenderung menggunakan strategi

ini apabila dirinya yakin dapat mengubah situasi.

Folkman dan Lazarus dalam Triantoro dan Nofrans (2012) menyatakan

bahwa beberapa bagian yang termasuk ke dalam aspek problem focused coping

adalah sebagai berikut:

1. Locus Control

Locus Control yang mengerahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan

(helplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi koping tipe problem-

solving focused coping.

2. Keterampilan Memecahkan Masalah

Keterampilan memecahkan masalah ketrampiłan ini meliputi kemampuan untuk

mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan


14

untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif

tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya

melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.

3. Keterampilan Sosial,

keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku

dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai- nilai sosial yang berlaku di masyarakat.

4. Dukungan Sosial

Dukungan sosial dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan

informasi dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota

keluarga lain, saudara, teman dan lingkungan masyarakat sekitarnya.

5. Materi

Materi dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang-barang atau

layanan yang biasanya dapat dibeli.

2.2.1.4. Cara – Cara Meningkatkan Coping

Folkman dan Lazarus dalam Triantoro dan Nofrans (2012) menyatakan

bahwa cara seseorang atau keluarga melakukan peningkatan strategi coping

tergantung pada sumberdaya yang dimiliki. Adapun sumber daya tersebut antara

lain:

1. Kondisi kesehatan. Sehat didefinisikan sebagai status kenyamanan menyeluruh

dari jasmani, mental dan sosial, dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau

kecacatan. Kesehatan mental diartikan sebagai kemampuan berpikir jernih dan

baik, dan kesehatan sosial memiliki kemampuan untuk berbuat dan

mempertahankan hubungan dengan orang lain. Kesehatan jasmani adalah


15

dimensi sehat yang nyata dan memiliki fungsi mekanistik tubuh. Kondisi

kesehatan sangat diperlukan agar seseorang dapat melakukan koping dengan

baik agar berbagai permasalahan yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik.

2. Kepribadian adalah perilaku yang dapat diamati dan mempunyai ciri-ciri

biologi, sosiologi dan moral yang khas baginya yang dapat membedakannya dari

kepribadian yang lain. Pendapat lain menyatakan bahwa kepribadian adalah ciri,

karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan dengan diri

seseorang. Dapat dikatakan bahwa kepribadian itu bersumber dari bentukan

bentukan yang terima dari lingkungan, misalnya bentukan dari keluarga pada

masa kecil dan juga bawaan sejak lahir misalnya orang tua membiasakan anak

untuk menyelesaikan pekerjaannya sendiri, menyelesaikan setiap permasalahan

bersama sama, tidak mudah tersinggung/marah dan harus selalu bersikap

optimis. Kepribadian dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

a. Introvert, adalah orang yang suka memikirkan tentang diri sendiri, banyak

fantasi, lekas merasakan kritik, menahan ekspresi emosi, lekas tersinggung

dalam diskusi, suka membesarkan kesalahannya, analisis dan kritik terhadap diri

sendiri dan pesimis; dan

b. Ekstrovert, adalah orang yang melihat kenyataan dan keharusan, tidak lekas

merasakan kritikan, ekspresi emosinya spontan, tidak begitu merasakan

kegagalan, tidak banyak mengadakan analisis dan kritik terhadap diri sendiri,

terbuka, suka berbicara dan optimis.

3. Konsep diri. Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian

seseorang yang diketahui dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri
16

dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain

misalnya orang tua yang menginginkan anak-anaknya tetap sekolah walaupun

dalam keadaan darurat, sehingga berupaya keras mencarikan sekolah untuk

anaknya.

4. Dukungan sosial adalah adanya keterlibatan orang lain dalam menyelesaikan

masalah. Individu melakukan tindakan kooperatif dan mencari dukungan dari

orang lain, karena sumberdaya sosial menyediakan dukungan emosional,

bantuan nyata dan bantuan informasi. Orang yang mempunyai cukup sumber

daya sosial cenderung menggunakan strategi problem focused coping dan

menghindari strategi avoidance dalam menyelesaikan berbagai masalah.

5. Aset ekonomi. Keluarga yang memiliki aset ekonomi akan mudah dalam

melakukan coping untuk penyelesaian masalah yang dihadapi. Namun, tidak

berimplikasi terhadap bagaimana keluarga tersebut dapat menggunakannya.

2.2.2. Teori Tentang Perempuan Rawan Sosial Ekonomi

2.2.2.1. Pengertian Perempuan Rawan Sosial Ekonomi

Menurut PERMENSOS No 8 Tahun 2017 tentang Pedoman Pendataan dan

Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan

Sumber Kesejahteraan Sosial, yang dimaksud Perempuan Rawan Sosial Ekonomi

adalah seorang perempuan dewasa menikah, belum menikah atau janda dan tidak

mempunyai penghasilan cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari hari

minimnya penghasilan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dapat disebabkan dalam

dunia pekerjaan dan mengakibatkan mereka memiliki penghasilan yang rendah

bahkan tidak berpenghasilan sama sekali.


17

Kemudian Hau dan Listymasing (2000), menyatakan bahwa, Perempuan

kepala rumah tangga adalah wanita yang dianggap bertanggung jawab terhadap

rumah tangganya, yaitu:

1. wanita tidak kawin yaitu wanita yang tidak terikat dengan perkawinan dan

bertanggung jawab terhadap rumah tangganya;

2. wanita kawin yaitu wanita yang terikat dalam perkawinan tetapi tempat

tinggalnya terpisah dengan suami sehingga wanita tersebut mengepalai rumah

tangganya;

3. wanita cerai hidup atau cerai mati dan belum menikah lagi dan tidak kembali ke

keluarga yang melahirkan atau mertua.

Clark, 1986 dalam Harini dan Liyaningsing 700 mengungkapkan

bahwasanya "Rumah tangga yang dikepalai wanita biasanya miskin karena

pendidikannya rendah; akses terbatas terhadap: pekerjaan, pelayanan sosial, sumber

produksi, modal, kredit dan tanah serta memiliki sedikit jaringan kekerabatan yang

mendukungnya”.

2.2.2.2. Karakteristik Perempuan Rawan Sosial Ekonomi

Peneliti merujuk kepada keputusan PERMENSOS No 8 Tahun 2012 tentang

Pedoman Pendataan dan Pengelola Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial yang tercantum dalam lampiran angka 23

terkait pembagian karakteristik Perempuan Rawan Sosial Ekonomi diantaranya:

1. Perempuan berusia 18 (delapan belas tahun) sampai dengan 59 (lima puluh

Sembilan) tahun,

2. Istri yang ditinggal suami tanpa alasan yang jelas,


18

3. Menjadi pencari nafkah utama keluarga,

4. Berpenghasilan kurang atau tidak mencukupi kebutuhan hidup.

2.2.3. Teori Tentang Kebutuhan

2.2.3.1. Pengertian Kebutuhan

Longman dalam Edi Suharto (1997:156) mendefinisikan kebutuhan adalah:

1. The Condition in which something necessary desirable,

2. Necessary date, what must be done,

3. Something one wants or must have,

4. The state of not having enough food or money

5. if need be if is necessary.

Yang artinya (1) Suatu kondisi dimana ada sebuah kebutuhan keinginan; (2)

waktu yang diperlukan, apa yang harus dipenuhi;(3) sesuatu yang diinginkan atau

yang harus dimiliki; (4) suatu keadaan dimana memiliki makanan dan uang yang

cukup; (5). jika perlu dan akan dibutuhkan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa kebutuhan adalah keinginan yang timbul dari diri seseorang

yang harus dipenuhi oleh orang tersebut.

Pakar pekerjaan sosial, Johnson dalam Edi Suharto (1997:156)

mendefinisikan kebutuhan adalah "hat is which necessary for either in person or a

social system to fiunction wilhin reasonable expectations, given the situation that

exist" yang artinya "sesuatu yang penting untuk setiap orang atau sistem sosial yang

berfungsi sebagai harapan yang layak, dari situasi yang ada.

2.2.3.2. Jenis – Jenis Kebutuhan


19

Newstorm dalam Edi Suharto (1997:157) membagi kebutuhan menjadi

kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder berikut:

1. Kebutuhan primer meliputi kebutuhan fisik pokok, seperti kebutuhan akan

makanan, minuman, seks, tidur, dan suhu yang cukup menyenangkan.

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan utama manusia yang penting bagi

kelangsungan hidupnya.

2. Kebutuhan sekunder meliputi kebutuhan psikologis dan sosial Termasuk dalam

kebutuhan ini adalah keinginan untuk diperhatikan, dihargai, mencintai dan

mencintai, kebutuhan untuk bersosialisasi, serta rekreasi.

Berdasarkan pendapat Keith Davis dan John W. Newstorm di atas dapat

disimpulkan bahwa kebutuhan manusia dibagi menjadi kebutuhan primer yang

bersifat pokok untuk dipenuhi dalam kehidupan sehari-hari dan kebutuhan

sekunder yang menjadi kebutuhan tambahan untuk menunjang kebutuhan pokok.

Kebutuhan dasar manusia lebih spesifik mencakup segala aspek dalam diri manusia

baik aspek fisik, psikologis, sosial, ekonomi, pendidikan, spiritual, dan keadilan.

Hal ini dikemukakan oleh Edi Suharto (1997:159) yang membagi kebutuhan

menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Kebutuhan fisik. Kebutuhan fisik dan universal yang harus dipenuhi setiap

manusia seperti makanan, pakaian, tidur, dan perawatan kesehatan,

2. Kebutuhan psikologis. Kebutuhan yang perlu dipenuhi dalam kaitan dengan

kejiwaan atau psikis manusia,

3. Kebutuhan sosial. Kebutuhan manusia dalam kaitannya sebagai makhluk sosial,


20

4. Kebutuhan spiritual. Kebutuhan rohani manusia dalam kaitannya dengan aspek-

aspek transendental dengan Sang pencipta,

5. Kebutuhan ekonomi. Kebutuhan untuk memiliki pekerjaan memperoleh

penghasilan,

6. Kebutuhan pendidikan. Kebutuhan untuk memperoleh pengetahuan, keahlian,

dan keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya.

2.3. Relevansi Penelitian dengan Pekerjaan Sosial

2.3.1. Pengertian Pekerja Sosial

Max Siporin dalam menyatakan bahwa "Pekerjaan sosial merupakan suatu

metoda institusi untuk membantu orang mencegah dan memecahkan masalah

mereka." Lebih jauh dia mengatakan bahwa pekerjaan sosial merupakan suatu

institusi sosial, merupakan suatu profesi pelayanan kemanusiaan dan merupakan

suatu praktek yang ilmiah dan teknis.

Allen Pincus dan Anne Minahan bahwa Pekerjaan Sosial berkepentingan

dengan permasalahan interaksi antara orang dengan lingkungan sosialnya, sehingga

mereka mampu melaksanakan tugas-tugas kehidupan, mengurangi ketegangan,

mewujudkan aspirasi dan nilai-nilai mereka."

Walter A. Friedlander dan Robert Z. Apte mengemukakan bahwa "Pekerjaan

sosial merupakan suatu pelayanan profesional, yang prakteknya didasarkan pada

pengetahuan dan keterampilan ilmiah tentang relasi manusia, sehingga dapat

membantu individu, kelompok, masyarakat mencapai kepuasan pribadi dan sosial

serta kebebasan."
21

Charles Zastrow mendefinisikan pekerjaan sosial sebagai "Suatu kegiatan

profesional untuk membantu individu-individu, kelompok-kelompok, dan

masyarakat guna meningkatkan dan memperbaiki kemampuan mereka dalam

berfungsi sosial serta menciptakan kondisi masyarakat yang memungkinkan bagi

mereka mencapai tujuan."

Berdasarkan beberapa definisi yang telah diuraikan diatas maka dapat

disimpulkan bahwa pekerjaan sosial merupakan suatu pelayanan sosial yang

bersifat profesional yang ditujukan untuk membantu individu, kelompok maupun

masyarakat agar mereka mampu memperbaiki serta meningkatkan keberfungsian

sosialnya.

2.3.2. Prinsip Pekerjaan Sosial

Menurut Maas (1997) dalam Adi (2005: 78) prinsip-prinsip pekerjaan sosial

adalah:

1. Penerimaan bahwa pekerja sosial harus menerima klien apa adanya, tanpa

menghakimi klien tersebut;

2. Komunikasi, bahwa pekerja sosial harus mampu menangkap pesan atau

keinginan dari klien dan mampu menggali permasalahan klien;

3. Individualisasi, yaitu pemahaman bahwa setiap individu berbeda satu dengan

yang lainnya;

4. Partisipasi, yaitu ikut mengajak klien untuk turut serta berperan aktif dalam

menghadapi masalah yang dihadapinya;

5. Kerahasiaan, pekerja sosial harus mampu menjaga kerahasiaan dari masalah

yang dihadapi klien;


22

6. Kesadaran diri, pekerja sosial harus mampu mengendalikan diri sehingga tidak

terhanyut oleh perasaan klien.

Tujuan Pekerjaan Sosial Allen Pincus dan Anne Minahan dalam Adi

menyatakan bahwa “Pekerjaan Sosial bertujuan untuk mencapai kesejahteraan

orang, baik ia sebagai individu maupun kolektivitas." Pekerjaan sosial berusaha

membantu orang agar mereka memahami kondisi dan kenyataan-kenyataan yang

dihadapi dengan cara meningkatkan kemampuan, mengaitkannya dengan sistem

sumber dan mempengaruhi kebijakan sosial.

Dean H. Hepworth dan Jo Ann Larsen dalam Adi (2011:19) mengemukakan

tujuan pekerjaan sosial adalah:

1. Membantu orang memperluas kompetensinya dan meningkatkan kemampuan

mereka untuk menghadapi serta memecahkan masalahnya;

2. Membantu orang memperoleh sumber-sumber;

3. Membuat organisasi organisasi yang responsive dalam memberikan pelayanan

kepada orang;

4. Memberikan fasilitas antara individu dengan individu lain di dalam lingkungan

mereka;

5. Mempengaruhi interaksi antara organisasi-organisasi dengan institusi- institusi;

6. Mempengaruhi kebijakan sosial maupun kebijakan lingkungan.

2.3.3. Konsep Tahapan dan Proses Pertolongan Pekerjaan Sosial

Max Siporin dalam Iskandar (2013:65) membagi proses pertolongan

pekerjaan sosial ke dalam lima tahap:

1. Engagement, Intake and Contract


23

Tahap ini merupakan tahap permulaan pekerja sosial bertemu dengan klien.

Dalam proses ini terjadi pertukaran informasi mengenai apa yang dibutuhkan klien,

pelayanan apa yang dapat diberikan oleh pekerja sosial dan lembaga sosial dalam

membantu dan memenuhi kebutuhan klien atau memecahkan masalah klien. Pada

akhirnya dapatlah dibuat suatu kontrak antara pekerja sosial dengan klien. Kontrak

adalah kesepakatan antara pekerja sosial dengan klien di dalamnya dirumuskan

hakekat permasalahan klien, tujuan-tujuan pertolongan yang hendak dicapai,

peranan-peranan dan harapan-harapan pekerja sosial dan klien, metode pertolongan

yang akan digunakan serta pengaturan-pengaturan pertolongan lainnya;

2. Assessment

Asesmen merupakan proses pengungkapan dan pemahaman masalah dan

kebutuhan klien. Dalam rangka asesmen ini pekerja sosial dapat

mempergunakan teknik-teknik wawancara, observasi, dan teknik pengumpulan

data lainnya yang dianggap tepat;

3. Rencana Intervensi

Merupakan proses penelaahan dan penyusunan rencana program pelayanan

yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan klien. Beberapa metode yang

digunakan dalam perencanaan intervensi adalah wawancara, diskusi, pembahasan

kasus;

4. Intervensi

Merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan

berencana dalam diri klien dan situasinya. Pelaksanaan intervensi dilaksanakan

sesuai rencana yang sebelumnya dibahas;


24

5. Evaluasi

Merupakan penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam

planning serta melihat kembali kemajuan-kemajuan yang telah dicapai sehubungan

dengan tujuan. Evaluasi terdiri dari dua yaitu evaluasi proses, berkenaan dengan

berlangsungnya kegiatan dan evaluasi hasil, berkenaan dengan evaluasi dari

program yang sudah dilaksanakan;

6. Terminasi dan rujukan

Tahap ini dilakukan apabila tujuan-tujuan yang ada di kontrak telah tercapai

dan mungkin sudah tidak dicapai dalam kemajuan-kemajuan berarti.

Terminasi dan rujukan merupakan kegiatan pengakhiran dari keseluruhan

proses praktikum yang telah dilaksanakan. Tentu berdasarkan hasil evaluasi

terhadap intervensi yang telah dilaksanakan.

2.3.4. Metode Pekerjaan Sosial Group Work

The National of Social Work mengemukakan pengertian Social Group Work

adalah “Suatu pelayanan kepada kelompok, yang tujuan utamanya untuk membantu

anggota kelompok memperbaiki penyesuaian sosial mereka (social adjustment),

dan tujuan keduanya untuk membantu kelompok mencapai tujuan- tujuan yang

disepakati oleh masyarakat”.

Selain itu, Trecker dalam Sundayani (2015) menyatakan bahwa social group

work adalah "Metode dimana pekerja sosial membimbing interaksi individu dalam

kelompok pada suatu program kegiatan sehingga mereka mampu berhubungan

antara satu dengan yang lainnya."


25

Berdasarkan pernyataan para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa

social group work itu adalah metode untuk menghadapi masalah individu- individu

dalam suatu kelompok sehubungan dengan meningkatkan kemampuan mereka

dalam melaksanakan fungsi sosial.

2.3.5. Peran Pekerjaan Sosial dengan Kelompok

Adapun peran pekerja sosial dalam pengembangan masyarakat (community

development) menurut Spergel dan Zastrow dalam Adi (2014:31) adalah:

1. Peran Fasilitator, yakni membantu masyarakat agar dapat mengartikulasikan

kebutuhan mereka dengan memanfaatkan potensi yang ada;

2. Perantara (Broker), yakni menghubungkan individu atau masyarakat yang

membutuhkan layanan masyarakat;

3. Pendidik (Education), Menyampaikan informasi dengan informasi dengan jelas,

serta mudah ditangkap oleh sasaran perubahan;

4. Tenaga Ahli (Expert), memberikan masukan dan dukungan informasi dalam

berbagai area sebagai bahan pertimbangan masyarakat/organisasi dalam proses

pengambilan keputusan.;

5. Perencanaan sosial (Social Planner), yakni mengumpulkan data tentang masalah

sosial, menganalisis data sampai dengan tersusunnya perencanaan program

sebagai solusi atas masalah yang dihadapi klien;

6. Advokat (Advocate), melakukan pembelaan yang mewakili kelompok

masyarakat yang membutuhkan pertolongan ataupun layanan;


26

7. Aktivis (Activist), yakni melakukan perubahan institusional yang lebih

mendasar, dengan tujuannya adalah pengalihan sumber daya ataupun kekuasaan

pada kelompok yang kurang beruntung.

Peran-peran di atas dilaksanakan melalui tugas-tugas pekerja sosial

diantaranya: mengadakan kontak dengan individu atau kelompok yang

membutuhkan pertolongan dalam menghadapi kehidupan, memberikan informasi

tentang adanya sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan, tentang permasalahan

prosedur pelayanan, kondisi yang perlu diubah melalui perubahan kebijakan dan

sebagainya.

2.3.6. Sistem Sumber

Klasifikasi sistem sumber menurut Allen Pincus dan Minahan dalam Anwar

Sitepu yaitu:

1. Sistem sumber alamiah atau informal; meliputi keluarga dan kerabat. Bantuan

yang diperoleh orang dari sistem sumber ini dapat berupa dukungan emosional,

kasih sayang, nasihat, informasi, serta pelayanan-pelayanan yang sifatnya lebih

nyata dari keluarga, kerabat, rekan atau lingkungan tetangga. Sistem sumber ini

juga dapat digunakan untuk merintis jalan bagi penggunaan kedua sistem

sumber lainnya;

2. Sistem sumber formil; yaitu keanggotaan dalam organisasi tertentu yang sifatnya

formal atau bertujuan untuk meningkatkan minat-minat anggotanya. Sistem ini

dapat menyediakan sumber-sumber bagi anggotanya untuk menggunakan sistem

sumber yang lain. Contohnya serikat buruh, perkumpulan orangtua murid, dan

lain sebagainya.
27

3. Sistem sumber kemasyarakatan, yaitu lembaga-lembaga yang didirikan oleh

pemerintah atau swasta yang memberikan pelayanan kepada semua orang.

Contohnya sekolah, rumah sakit, LBH, dan badan-badan sosial lainnya.

3.3.7. Teori Tentang Keluarga

Keluarga sebagai satuan sosial terkecil merupakan unit fundamental dan

bertanggungjawab terhadap pemenuhan kebutuhan seluruh anggotanya. Kebutuhan

anggota keluarga tersebut antara lain :

1. kebutuhan fisik,

2. kebutuhan sosial,

3. kebutuhan mental atau kebutuhan spiritual.

Dimana kebutuhan kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan yang vital bagi

keberlangsungan hidup keluarga. Menurut Turke dalam Holil Soelaiman (1994;5)

keluarga dibagi menjadi 2 yaitu keluarga luas dan keluarga inti. Keluarga luas yaitu

keluarga yang berdasarkan kekerabatan yang sering menjadi pelengkap dari

keluarga inti sedangkan keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari Bapak ibu

dan anak.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini banyak menjelaskan fenomena yang

tidak dapat dijelaskan hanya dengan angka dan bersifat deskriptif seperti proses

kerja, pengertian konsep, model fisik dan lain sebagainya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2015.9) tentang metode penelitian

deskriptif. Pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif

mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku

dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan,

kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan pandangan, serta proses-proses yang

sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena Pendekatan

kualitatif dimaksudkan untuk mengetahui secara mendalam mengenai Coping

Strategy Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dalam Memenuhi Kebutuhan

Keluarga yang dilihat dari segi prosesnya. Selain itu, pendekatan kualitatif juga

digunakan untuk lebih memahami setiap fenomena yang masih belum banyak

diketahui orang.

Penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,

(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen

kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis

data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian lebih menekankan makna

daripada generalisasi (Sugiyono, 2015-10) Sesuai dengan tujuan dari penelitian,

28
29

metode yang digunakan peneliti yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

digunakan untuk mengetahui dan memperoleh coping strategy perempuan rawan

sosial ekonomi di Desa Gandu Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka.

3.2. Penjelasan Istilah

Peneliti membuat penjelasan istilah untuk memperjelas dan mempermudah

mengenai konsep, pengertian serta menghindari penafsiran dalam penelitian ini.

Àcapun penjelasan istilah dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Coping Strategy

Coping Strategy merupakan sebagai segala usaha, sehat maupun tidak

sehat, positif maupun negatif, usaha kesadaran atau ketidaksadaran, untuk

menghilangkan, atau melemahkan sensor, atau memberikan ketahanan terhadap

dampak stress yang bertujuan untuk mengatasi, mengurangi, dan tahan terhadap

tuntutan-tuntutan (distress demands).

2. Perempuan Rawan Sosial Ekonomi

Perempuan Rawan Sosial Ekonomi adalah seorang perempuan dewasa

menikah, belum menikah atau janda yang berusia 18 – 59 tahun dan tidak

mempunyai penghasilan cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari

hari.

3. Desa Gandu

Desa Gandu merupakan salah satu wilayah administratif di Kabupaten

Majalengka yang dijadikan sebagai Kebutuhan Kebutuhan manusia dibagi menjadi

kebutuhan primer yang bersifat pokok untuk dipenuhi dalam kehidupan sehari-hari

dan kebutuhan sekunder yang menjadi kebutuhan tambahan untuk menunjang


30

kebutuhan pokok. Kebutuhan dasar manusia lebih spesifik mencakup segala aspek

dalam diri manusia baik aspek fisik, psikologis, sosial, ekonomi, pendidikan,

spiritual, dan keadilan.

3.3. Penjelasan Latar Penelitian

Latar penelitian ini menggunakan latar terbuka dan latar tertutup. Latar

terbuka menurut Lofland dalam Moleong (2011:137) yaitu: "Hubungan peneliti

dengan subjek kurang akrab, peneliti hanya mengandalkan pengamatan dan kurang

sekali mengadakan wawancara".

Sedangkan latar tertutup menurut Lofland dalam Moleong (201 1:137)

yaitu: "Hubungan peneliti perlu akrab karena latar demikian bercirikan orang-orang

sebagai subjek yang perlu diamati secara teliti dan wawancara secara mendalam”.

Dengan sendirinya strategi berperan sertanya peneliti dalam latar tertutup demikian

sangat diperlukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan latar tertutup

dengan cara mengamati dan melakukan wawancara mendalam dengan Perempuan

Rawan Sosial Ekonomi, Keluarga PRSE serta Pihak Aparat Desa .

3.4. Sumber Data dan Cara Menentukan Sumber Data

3.4.1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 (dua), akan

dijabarkan sebagai berikut :

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer diperoleh melalui wawancara mendalam. Sumber data

primer yang peneliti tentukan dalam penelitian ini ada informan utama dan

informan pendukung. Informan utama dalam penelitian ini adalah Perempuan


31

Rawan Sosial Ekonomi. Informan pendukung yaitu ketua RT dan tetangga yang

ada disana, keluarga PRSE yang bersangkutan. Sehingga total informan dalam

pelaksanaan penelitian ini adalah 5 orang.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini merupakan dokumen-dokumen

yang berkaitan dengan coping strategy, perempuan rawan sosial ekonomi dan teori

tentang kebutuhan serta foto-foto kegiatan dan dokumen-dokumen yang berkaitan

dengan penelitian.

3.4.2. Cara Menentukan Sumber Data (informan)

Cara untuk menentukan informan digunakan teknik purposeful sampling

(bertujuan). Informan dalam penelitian ini adalah yang mengetahui, mengalami

serta memahami coping strategy perempuan rawan sosial ekonomi dalam

memenuhi kebutuhan keluarganya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perempuan yang berusia 21 s.d. 59 tahun;

2. Termasuk kategori perempuan rawan sosial ekonomi;

3. Penduduk Desa Gandu dibuktikan dengan Kartu Keluarga dan KTP.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Wawancara mendalam (Indepth Interview) Wawancara mendalam yaitu teknik

pengumpulan data dengan cara wawancara yang dilakukan secara langsung atau

bertatap muka melalui tanya jawab langsung dengan informan untuk

mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Peneliti


32

melakukan wawancara secara langsung kepada informan PRSE yang ada di desa

Gandu.

2. Observasi (Observation) Observasi yang dimaksudkan yaitu peneliti melakukan

pengamatan yang berkaitan dengan coping strategy perempuan rawan sosial

ekonomi dalam memenuhi kebutuhannya. Teknik observasi didasarkan atas

pengalaman secara langsung dan memungkinkan peneliti melihat dan

mengamati sendiri, serta dokumentasi kegiatan observasi yang ditampilkan

dalam skripsi ini berupa foto yang telah mendapatkan persetujuan dan

kesepakatan dari informan, untuk menyamarkan wajah dan nama informan. Data

dan informasi yang berhasil peneliti kumpulkan menyangkut 2 (dua) komponen

yaitu:

a. Tempat (place); tempat yang diobservasi yaitu tempat tinggal informan dan

lokasi kerja perempuan rawan sosial ekonomi di Desa Gandu.

b. Pelaku (actor); pelaku yang diobservasi yaitu perempuan rawan sosial

ekonomi.

3. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

memperoleh data sekunder yang dapat memperkaya informasi dan menunjang

hasil dari penelitian. Peneliti dapat melihat dokumen dan arsip-arsip yang

dimiliki Pemerintah Desa Gandu berupa, file dan foto kegiatan yang berkaitan

dengan pelaksanaan program PRSE.

3.6. Pemeriksaan Keabsahan Data

Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan pada kriteria tertentu. Moleong

(201 1 :324) berpendapat ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat
33

kepercayaan (Credibility), keteralihan (Transferability), ketergantungan

(Dependability), dan kepastian (Confirmability). Empat kriteria tersebut dijabarkan

sebagai berikut :

1. Kredibilitas (Credibility) Kriteria ini berfungsi melaksanakan inkuiri atau

pencarian sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat

dicapai dan menunjukan derajat kepercayaan hasil penemuan dengan jalan

pembuktian oleh peneliti pada kenyataan yang diteliti. Untuk memperoleh data

yang absah dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa alat penguji,

diantaranya sebagai berikut:

a. Meningkatkan ketekunan Untuk meningkatkan ketekunan, peneliti melakukan

pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Peneliti melakukannya

dengan membaca referensi buku maupun hasil penelitian. Peneliti mengecek

kembali hasil data dan informasi yang telah diperoleh. Dengan meningkatkan

ketekunan ini, peneliti juga melakukan pengecekan kembali apakah data yang

telah ditemukan itu salah atau tidak berkaitan dengan coping strategy perempuan

rawan sosial ekonomi dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.

b. Triangulasi merupakan pemeriksaan keabsahan data dengan pengecekan data

dari berbagai sumber, cara dan waktu, dijabarkan sebagai berikut:

1) Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara mengecek informasi yang telah

diperoleh dari informan yaitu PRSE sebagai informan utama, tokoh masyarakat,

dan stakeholder terkait.

2) Triangulasi teknik, dilakukan dengan cara mengecek kembali informasi yang

diperoleh dari informan yang sama dengan teknik yang berbeda. Informasi dari
34

para informan yang diperoleh dari hasil wawancara, kemudian dihidupkan

kembali dengan teknik observasi dan teknik dokumentasi yang ada.

3) Triangulasi waktu, dilakukan dengan cara melakukan pengecekan informasi dan

data hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dalam situasi waktu yang

berbeda.

2. Keteralihan (transferability) Keteralihan merupakan validitas eksternal pada

penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, Keteralihan ini dapat terpenuhi

dengan memberikan deskripsi secara rinci dan mendalam tentang hasil dan

konteks penelitian.Keteralihan juga bergantung pada kesamaan konsep antara

konteks pengirim dan penerima hasil penelitian. Tujuannya adalah agar orang

lain dapat memahami hasil penelitian, maka peneliti dalam membuat laporannya

harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya

(Sugiono, 209:276). Dalam penelitian ini, maka membuat laporan hasil

penelitian dengan memberikan uraian rinci, sistematis dan dapat dipercaya,

terkait coping strategy perempuan rawan sosial ekonomi di Desa Gandu.

Bilamana pembaca memperoleh gambaran yang jelas dari hasil penelitian

ini,maka laporan tersebut memenuhi standar transferability.

3. Kepercayaan (dependability) Suatu penelitian dapat dikatakan dependability

apabila orang lain mampu mengulangi atau mereplikasi proses penelitian

tersebut. Dalam penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, uji dependability

dilakukan dengan cara melakukan proses audit keseluruhan proses penelitian.

(Sugiyono, 2015.277) Dalam hal ini, peneliti melakukan proses audit atau

pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Pengauditan dalam


35

penelitian ini tentu berkaitan dengan coping strategy perempuan rawan sosial

ekonomi dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Dimaksudkan agar para

pembaca atau yang melihat pelaksanaan penelitian ini dapat mereplikasi atau

mengulangi aktivitas penelitian tentang coping strategy perempuan rawan sosial

ekonomi dalam memenuhi kebutuhan keluarga.

4. Kepastian (confirmability) Dalam penelitian kualitatif, kriteria confirmability

disebut dengan uji objektivitas penelitian. Penelitian dapat dikatakan objektif

apabila hasil penelitian disepakati banyak orang. Uji kepastian mirip dengan

pengujian dependability, sehingga penggunaannya dapat dilakukan secara

bersamaan. Uji confirmability adalah menguji hasil penelitian yang dikaitkan

dengan proses yang dilakukan. Uji kepastian dapat diperoleh dengan cara

mencari persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat tentang hal-

hal yang berhubungan dengan fokus penelitian (Sugiyono, 2015:277). Penelitian

ini tentu telah melalui kesepakatan dan persetujuan berbagai pihak, baik dari

peneliti, dosen pembimbing, coping strategy perempuan rawan sosial ekonomi

dalam memenuhi kebutuhan keluarga di Desa Gandu Kecamatan Dawuan

Kabupaten Majalengka.

3.7. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Hal

ini sesuai dengan konsep Miles & Huberman dalam Sugiyono (201S:246) yang

interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian

sehingga sampai tuntas dan datanya sampai jenuh."


36

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan konsep

tersebut (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2015. 247-252) yaitu dengan cara:

1. Data Reduction (Reduksi data) Mereduksi data berarti merangkum, yaitu

memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari

tema dan polanya, Pelaksanaan reduksi data dalam penelitian awal tahun 2023

dengan merangkum semua hasil catatan lapangan yang kompleks, rumit, dan

belum bermakna mengenai coping strategy perempuan rawan sosial ekonomi

dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Data yang telah direduksi tersebut akan

memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti dalam melakukan

pengumpulan data selanjutnya dan mencari data yang diperlukan lagi.

2. Data Display (Penyajian data) Setelah melalui tahapan reduksi data, langkah

selanjutnya adalah menyajikan data yang dilakukan dalam bentuk teks naratif.

Penyajian data yang berupa kategori-kategori, yaitu tentang coping strategy,

kebutuhan, Perempuan Rawan Sosial Ekonomi, stakeholder terkait hingga

bagaimana peran pekerja sosial dengan kelompok.

3. Conclusion Drawing/ Verification (Penarikan Kesimpulan) Penarikan

kesimpulan dilakukan terhadap data-data yang telah dipadukan melalui berbagai

macam teknik dan dari berbagai sumber yang dicatat dalam catatan lapangan.

Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini merupakan temuan yang baru yang

belum pernah ada sebelumnya. Temuan ini berupa deskripsi tentang program

coping strategy perempuan rawan sosial ekonomi dalam memenuhi kebutuhan

keluarga di Desa Gandu yang sebelumnya telah diteliti namun belum ada yang

membahas coping strategy PRSE itu sendiri. Oleh karena itu, harapannya dapat
37

ditarik kesimpulan yang apabila didukung oleh data lain yang lebih kompleks

akan dapat menjadi teori.

3.8. Jadwal dan Langkah-Langkah Penelitian

Proses pengumpulan dan analisis data di lapangan dilakukan dalam waktu 1

(satu) bulan disesuaikan dengan kondisi dan situasi lapangan. Adapun jadwal dan

langkah-langkah penelitian agar setiap proses penelitian dapat diketahui waktunya:

3.8.1. Tahap Pra Lapangan

Pada tahap pra lapangan, peneliti merencanakan kegiatan penelitian dengan

melakukan studi literatur mengenai Desa Gandu, menyusun proposal, seminar

proposal, menyusun pedoman wawancara, observasi, studi dokumentasi dan

mengurus surat izin penelitian. Studi literatur dan penyusunan desain penelitian,

Kegiatan ini dilakukan pada awal Februari 2023, meliputi proses mengumpulkan

data awal, literatur, teori pendukung dan metode yang akan digunakan. Pengajuan

judul dan penyusunan proposal, dilakukan di bulan Januari 2023 sebagai prasyarat

untuk mengikuti seminar proposal penelitian yang akan dijadikan acuan penelitian.

Seminar proposal dilaksanakan pada awal Februari 2023 untuk mendapatkan

tanggapan dan masukan dari penguji guna menyempurnakan proposal yang telah

disusun.

Penjajakan lapangan dilakukan pada akhir Februari 2023. Kegiatan ini

dimaksudkan untuk survey lokasi penelitian, membangun relasi, dan memperoleh

data awal. Penyusunan instrumen penelitian akan dilakukan bulan Maret 2023.

Terdiri dari pedoman wawancara, observasi, studi dokumentasi serta skenario

lapangan untuk dijadikan sebagai panduan dalam pengumpulan data ketika


38

melakukan penelitian. Pengurusan surat izin penelitian dilakukan setelah instrumen

penelitian selesai dibuat dengan meminta izin pihak-pihak terkait sesuai dengan

pedoman penelitian oleh kampus Poltekesos Bandung.

3.8.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Berdasarkan matriks diatas, rincian pelaksanaan penelitian ini disesuaikan

dengan situasi dan kondisi lapangan tempat dilakukannya penelitian yang

dijabarkan sebagai berikut: Peneliti mengawali dengan melakukan koordinasi

dengan key people di lokasi penelitian, mengumpulkan data, menggali informasi

yang berasal dari informan dan mengolah serta menganalisis data. Pengumpulan

data lapangan, pengolahan dan analisis data dilakukan sejak Januari 2023.

Disesuaikan dengan instrumen penelitian berupa peranan wawancara,

observasi, studi dokumentasi sebagai bahan untuk melakukan analisis data yang

disajikan dalam laporan penelitian dan memperoleh kesimpulan hasil penelitian

Penyusunan laporan, dilakukan untuk menyusun laporan penelitian sesuai dengan

saran dari dosen pembimbing. Dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2023.

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti harus memperhatikan protokol kesehatan

dan mengikuti kebijakan sebagaimana mestinya.

3.8.3. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian

Tahapan yang terakhir adalah penyusunan laporan penelitian. Peneliti

melakukan bimbingan penulisan dengan dosen pembimbing secara intensif dan

ujian sidang terakhir serta pengesahan Skripsi. Ujian/sidang hasil penelitian pada

Bulan Juni 2023 untuk menguji hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.
39

Tabel 3.1 Matriks Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiat Target Waktu


an
Tahun 2023
Januari Februa Maret April Mei Juni Juli
ri
1 Pengajuan Judul,
Bimbingan Proposal
2 Penyusunan proposal

3
Seminar proposal

4 Perbaikan proposal

5 Penyusunan pedoman
penelitian

6 Pengumpulan data ke
lapangan
7 Penyusunan Skripsi dan
bimbingan penulisan
skripsi
8 Ujian Sidang Skripsi

9 Perbaikan penulisan
skripsi
10 Penyerahan skripsi ke
Prodi
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian

4.1.1. Lokasi Penelitian

Gambar 4.1 Peta Desa Gandu

Desa Gandu merupakan wilayah dari Kecamatan Dawuan Kabupaten

Majalengka dengan memiliki luas wilayah 292,581 Ha.secara geografis Desa

Gandu berada di ketinggian 76 mil di atas permukaan laut umumnya merupakan

daerah agraris. Suhu rata-rata harian di daerah Desa Gandu adalah 32 C iklim Desa

Gandu sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia dalam wilayah tropis

mempunyai iklim panas. Di Desa Gandu iklim cuaca sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman dan kelangsungan hidup binatang ternak. Melihat potensi

Sumber Daya Alam (SDA) yang terdapat di Desa Gandu tentulah menjadikan satu

prestasi yang membanggakan untuk kesuburan desa dan mobilitas penduduk

40
41

semakin padat. Jika hal tersebut dijadikan indikator dan dapat dikatakan masyarakat

Desa Gandu sedang mengalami perkembangan. Adapun batas wilayah Desa Gandu

yang berbatasan dengan desa disekitarnya dapat dilihat di tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Batas Wilayah Desa Gandu Tahun 2023


Batas Desa/Kelurahan Kecamatan
Sebelah Utara Desa Balida Kecamatan Dawuan
Sebelah Selatan Desa Gandasari Kecamatan Dawuan
Sebelah Timur Desa Sinarjati Kecamatan Dawuan
Sebelah Barat Desa Genteng Kecamatan Dawuan
Sumber : Profil Desa Gandu

4.1.2. Visi dan Misi

Visi Misi Desa Gandu selaras dengan visi Kab. Majalengka yaitu

Majalengka Raharja “mewujudkan tata kehidupan dan penghidupan masyarakat

majalengka yang religius,adil, harmonis dan sejahtera .

Misi Desa Gandu yaitu :

1. Mewujudkan perilaku kehidupan masyarakat beragama sebagai tradisi budaya.

2. mewujudkan keadilan fungsional, keadilan teritorial dan pemerataan hasil-hasil

.pembangunan berdasarkan pada potensinya masing masing.

3. meneguhkan empat pilar kebangsaan sebagai etika dan norma bermasyarakat

berbangsa dan bernegara dalam kehidupan keluarga.

4. mewujudkan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat majalengka yang bahagia

lahir dan batin.


42

4.1.3. Struktur Organisasi

KEPALA DESA

SEKSI PEMERINTAHAN & SEKSI SEKSI SEKRETARIS DESA


PEMBINAAN PEMBERDAYAAN PEREKONOMIAN &
KEMASYARAKATAN MASYARAKAT PEMBANGUNAN

URUSAN URUSAN URUSAN


UMUM KEUANGAN PROGRAM

BENDAHARA DESA

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Desa

4.1.4. Sarana dan Prasarana

Lokasi kantor Desa Ciledug Kulon berada di Jl. Protokol, Gandu,

Majalengka, Jawa Barat 45453. Desa Gandu memiliki luas tanah seluas 292,581.

Hal yang terdiri dari sarana dan prasarana sebagai berikut :

Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana Desa Gandu

No. Sarana dan Prasarana Ukuran Km atau unit


1. Panjang jalan aspal 4,1 Km
2. Kantor Kuwu 1 unit
3. Komputer 7 unit
4. Ruang Kerja 5 ruang
5. Listrik Ada
6. Air Bersih Ada
7. Printer 5 unit
8. Meja 13 unit
9. Kursi 20 unit
10. Kendaraan Dinas 5 unit
11. Lemari Arsip 7 unit
Sumber : Profil Desa Gandu

4.1.5. Kondisi Demografi

4.1.5.1. Populasi Penduduk

Desa Gandu merupakan desa yang mempunyai jumlah penduduk 5068 jiwa,

yang terdiri dari 2.469 laki-laki dan perempuan 2.599 jiwa dengan jumlah Kepala
43

Keluarga sebanyak 1.523 KK. Sedangkan jumlah Keluarga Miskin (Gakin) 528 KK

sebelum pandemic, tahun 2021 dengan persentase 43,55 % dari jumlah keluarga

yang ada di Desa Gandu meningkat jadi 648 KK diakibatkan pandemic, dengan

tingkat pendidikan masyarakat dikategorikan cukup baik, Adapun jumlah

penduduk Desa Gandu berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat dilihat dari tabel

4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3 Persentase Penduduk Desa Gandu Tahun 2022

N0 Usia Jenis Kelamin Jumlah Persentase


Laki-laki Perempuan %

1 0-4 1.525 1.308 2.833 10,37


2 5-9 1.332 1.325 2.657 9,73
3 10-14 1.423 1.215 2.638 9,66
4 15-19 1.471 1.201 2.672 9,78
5 20-24 1.110 1.015 2.125 7,78
6 25-29 974 991 1.978 7,19
7 30-34 1.025 953 1.675 7,24
8 35-39 766 909 1.675 6,13
9 40-44 733 915 1.648 6,03
10 45-49 906 760 1.666 6,10
11 50-54 750 703 1.453 5,32
12 55-59 825 642 1.467 5,37
13 60-64 553 455 1.008 3,69
14 65-69 391 362 753 2,75
15 70 keatas 294 250 544 1,99
16 104 115 219 0,8
Jumlah 2.607 2.627 5.235 100
Sumber : Profil Dan Tipologi Desa Gandu Tahun 2022

4.1.5.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berkaitan dengan tingkat Pendidikan, komposisi penduduk di Desa Gandu

dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :


44

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk desa Gandu Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tahun 2022

No Tingkat L P Jumlah Persentase %


Pendidikan
1 Tamat SD 350 398 848 16,19

2 Tamat SLTP 904 762 1.666 31,82


3 Tamat SLTA 286 250 536 10,2
4 Diploma 1 (D1) 179 270 449 6,57
5 Diploma 2 (D2) 64 59 123 2,34
6 Diploma 3 (D3) 44 68 112 2,13
7 Sarjana (S1) 65 55 120 2,30
8 Pasca Sarjana (S2) 8 9 17 0,32
Jumlah 2.67 2.63 5.235 100
3 8
Sumber : Profil Dan Tipologi Desa Gandu Tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.4 di atas mengenai komposisi penduduk di Desa Gandu

berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dilihat bahwa masih banyak masyarakat

yang berlatar pendidikan rata-rata hanya sampai pendidikan Sekolah Tingkat

Lanjut Pertama (SLTP). Hal tersebut dapat menghambat akan kemajuan dan

perkembangan Desa Gandu itu sendiri.

4.1.5.3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Secara umum gambaran demografi penduduk di Desa Gandu berdasarkan

jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut :

Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Desa Gandu


Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjan L P Jumlah Persentase%

1 Pegawai Swasta 169 73 242 10,86


2 Pedagang 62 79 141 6,33
3 Pegawai Negeri Sipil 96 102 198 8,90
4 Buruh Swasta 103 164 267 11,98
5 TNI/POLRI 7 1 8 0,35
6 Petani 302 0 302 13,56
7 Buruh Tani 723 200 923 31,44
8 Pengrajin 7 3 10 0,44
45

9 Penjahit 6 5 11 0,50
Jumlah 1.540 687 2.227 100
Sumber : Profil Dan Tipologi Desa Gandu Tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.5 mengenai komposisi penduduk Desa Gandu

berdasarkan jenis pekerjaan dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk adalah

sebagai buruh tani 41,44% hal Ini dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya

pendidikan rendah yang tidak terlepas dari sumber daya manusia dan Desa Gandu

memiliki lahan pertanian yang luas.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Karakteristik Informan

Hasil dari wawancara mendalam terhadap informan PRSE di Desa Gandu

didapatkan lima orang informan dalam penelitian ini sebagai berikut :

4.2.1.1. Informan R

Informan yang pertama yaitu Klien R, beliau bertempat tinggal di Desa

Gandu Blok Kamis, beliau berusia 38 tahun dan agama beliau islam. Pendidikan

beliau SMP dan mempunyai 2 anak. Jumlah tanggungan beliau ada tiga yaitu ibu

beliau dan kedua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah SD dan anak yang

pertama akan mengikuti Paket C. Pekerjaan Klien R sebagai buruh, biasanya beliau

bekerja jika ada panggilan untuk menggarap sawah maupun menyuci baju

tetangganya. Penghasilan beliau tidak menentu. Jika di totalkan kurang lebih

penghasilan beliau sekitar Rp 1.500.000 dalam sebulan, jumlah kebutuhan dalam

sebulan diperkirakan sebesar Rp 2.000.000 untuk memenuhi kebutuhan hidup

dasarnya.
46

4.2.1.2. Informan K

Informan yang kedua yaitu Klien K, beliau berusia 24 tahun dan agama

beliau islam. Klien K tinggal di Desa Gandu tepatnya di Blok Rebo Desa Gandu,

beliau dari suku Sunda. Pendidikan beliau SMP, beliau pernah melanjutkan ke

jenjang SMA namun tidak tamat dikarenakan perekonomian beliau. Klien K

mempunyai tanggungan anaknya yang berjumlah satu. Beliau tinggal di rumah

orangtuanya, Klien K bekerja sebagai penjual masakan keliling. Penghasilan

perbulannya sekitar 2,5 juta, kebutuhan per bulannya diperkirakan sebesar 3 juta.

4.2.1.3. Informan D

Informan yang terakhir yaitu Klien D, beliau berusia 38 tahun dan beragama

islam. Beliau dari suku sunda yang beralamat tinggal di Desa Gandu Blok senen.

Klien D tinggal bersama kedua anaknya yang pertama sudah SMP dan yang paling

kecil masih berusia 4 tahun. Jumlah tanggungan beliau ada dua, pekerjaan beliau

berjualan di depan rumahnya ( jualan Seblak). Penghasilan beliau perhari sekitar

50-100 rb tergantung dari ramainya pembeli. Jika dikalkulasikan pendapatan Klien

D sekitar 2jt, pengeluaran per harinya sekitar 50-70 rb untuk modal dan keperluan

sehari-hari.

4.2.1.4. Informan Ketua Rt

Informan Ketua Rt berusia 42 tahun, jabatan beliau dalam pemerintahan

Desa Gandu yaitu sebagai sekretaris Desa.


47

4.2.1.5. Informan Tetangga Klien

Informan selanjutnya yaitu orang yang terdekat dengan klien. Hal ini

bertujuan agar peneliti mampu memverifikasi terkait data yang telah peneliti

dapatkan dari klien.

Tabel 4.6 Karakteristik Informan

Informan D Informan R Informan K Informan Informan


Ketua Rt Tetangga
Nama : Diah 1. Nama : romlah Nama : Kasih Usia : 43-56Usia : 30-49
Usia : 38 tahun 2. Usia : 38 thn Usia : 24 tahun tahun tahun
Agama : Islam 3. Agama : Islam Agama : Islam Pekerjaan : Tempat tinggal
Suku : Sunda 4. Suku : Sunda Suku : Sunda Ketua Rt Desa Desa
Alamat : Desa 5. Alamat : Desa Alamat : Desa Gandu
Gandu Blok Senen Gandu Blok Kamis Gandu Blok Rebo
Pendidikan 6. Pendidikan Pendidikan
Terakhir : SMA Terakhir : SMP Terakhir : tidak
Jumlah 7. Jumlah tamat SMA
Tanggungan Tanggungan terakhir : Jumlah
terakhir : 2 (anak) tiga tangguan Tanggungan
Pekerjaan : Jualan (3) terakhir : satu
Jumlah Pendapatan 8. Pekerjaan : (anak)
Perbulan : -+ sehari Buruh Pekerjaan : Penjual
100 rb 9. Jumlah Masakan Keliling
Jumlah Pendapatan Perbulan : Jumlah Pendapatan
Pengeluaran Per -+ Rp 1.500.000 Perbulan : sehari
Bulan : sehari 80 rb 10. Jumlah 150 rb
Pengeluaran Per Bulan Jumlah
: -+ Rp 2.000.000 Pengeluaran Per
Bulan : sekitar 4,5
jt

Sumber : Penelitian PRSE Desa Gandu 2023

4.2.2. Kesulitan-Kesulitan yang Dihadapi

4.2.2.1. Kesulitan Memenuhi Kebutuhan Makan Sehari-hari

4.2.2.1.1. Kasus 1 ( PRSE yang Suaminya Menikah Lagi) Klein R


48

Dari hasil wawancara mendalam yang peneliti berikan kepada Klien R ada

beberapa kesulitan yang beliau hadapi dalam pemenuhan kebutuhannya. Beliau

merasa kesulitan dalam mencari pundi-pundi penghasilan, berikut jawaban dari

beliau setelah peneliti bertanya mengenai kesulitan beliau dalam memenuhi

kebutuhan untuk makan sehari-hari. Sebagai berikut : “Ya kadang namanya buruh

A, jadi kadang ada kerjaan kadang gak tergantung musiman, klo musim tandur tuh

biasanya ibu ikut klo buat makanmah dari pemilik sawah, tapi sedihnya kalo gak

ada kerjaan ibu makan seadanya kadang makan pake garam, ya kadang ada tetangga

ngasih makan A”.

Tidak banyak upaya yang Klien R lakukan ketika terjadi kesulitan dalam

pemenuhan kebutuhannya mengingat keterbatasannya dalam segi ekonomi. Beliau

hanya sabar dalam menjalani kehidupan. Adapun Klien R dalam memenuhi

kebutuhan untuk pakaian keluarga hanya mampu membeli pakaian setahun sekali,

kadang tetangga beliau memberikan pakaian yang masih layak untuk Klien R

kenakan. Klien R pun merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan untuk tempat

tinggalnya.

Peneliti juga mengkonfirmasi mengenai keadaan yang menimpa Klien R

pada Ketua Rt Gandu. Sebagai berikut : “ memang betul A, klien R adalah warga

kita. Beliau bekerja sebagai buruh tani kadang menjadi buruh nyetrika baju di

rumah tetangganya. Perekonomian klien R sangat mengkhawatirkan A, semenjak

suaminya menikah lagi klie R harus menjadi kepala rumah tangga bagi

keluarganya”.
49

Tak banyak juga yang Klien R bisa lakukan, beliau hanya mampu menadah

air yang jatuh ke lantai agar lantainya tidak banjir. Klien R hanya bisa berharap

dengan keadaan yang menimpa keluarga. Adapun sebuah pernyataan dari Klien R

terkait upaya dalam pemenuhan kebutuhan tempat tinggal nya. Sebagai berikut :

“Ya gini A kondisinya tidak banyak yang bisa ibu lakuin buat kebutuhan rumah ya

paling ibu berharap aja A bantuan dari pemerintah buat benerin rumah ibu, ya dulu

suka liat bedah rumah ya ibu ngarep gitu A rasanya pengen rumah ibu yang di bedah

rumah ”

Peneliti juga mengkonfirmasi mengenai kondisi rumah klien R kepada

tetangga dekat rumah klien R. Tanggapan beliau sebagai berikut : “ iya A kondisi

rumah klien R memang sudah tidak layak lagi untuk dihuni. Ya kalau hujan suka

bocor atapnya kadang kalau hujannya besar banget suka mengungsi ke rumah ibu

kadang ke rumah tetangga yang lain A. kasihan ibu liatnya A”.


50

Tabel 4.6 Rekapitulasi Informan Terkait Kesulitan yang Dihadapi dalam


Pemenuhan kebutuhan Sehari-hari Kasus 1 Klien R Sumber : Penelitian PRSE Desa
Gandu 2023

Klein R Informan Ketua Rt

a. Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari ibu bekerja serabutan a, memang betul A, klien R
jadi hasil dari kerja ibu belikan lauk buat sekeluarga adalah warga kita. Beliau
b. Ya kadang namanya buruh a, jadi kadang ada kerjaan kadang ngk bekerja sebagai buruh tani
tergantung musiman, klo musim tandur tuh biasanya ibu ikut klo kadang menjadi buruh
buat makanmah dari pemilik sawah, tapi sedihnya kalo gak ada nyetrika baju di rumah
kerjaan ibu makan seadanya kadang makan pake garam, ya kadang tetangganya. Perekonomian
ada tetangga ngasih makan a
klien R sangat
c. Ya ibu bersyukur aja a ya namanya juga hidup kan ya kadang ada
mengkhawatirkan A,
kadang ngk
d. Klo beli pakaian paling seringnya kalo lebaran a. ya namanya semenjak suaminya menikah
anak ya a kan nangis yang lain beli baju baru kan ya. Klo ibumah lagi klie R harus menjadi
lah ya pakaian yang ada aja a yang penting anak dulu. Kadang ada kepala rumah tangga bagi
orang gitu ngasih ibu pakaian ya bekas juga ngk apa a yang penting keluarganya
ada buat salin
e. Ya itu a kadang buat makan juga susah a, ya ibu yang penting
makan dulu deh a kalo ada lebih ya nyisihkan buat nabung.
f. Ya kadang gitu a klo pakaian sih paling g jarang beli tapi ibu juga
beli klo anak udah nagis-nangis pengen baju , yang kemarin sih yang Informan Tetangga Klien R
bikin ibu merasa miskil. Anak ibu yang paling kecil dia kan sekolah
kelas 4 SD ya dia nangis pengen seragam. Seragam lamanya kan
udah using kuning dan udah banyak jahitannya. Alhamdulillahnya
ada tetangga gitu a ngasih baju bekas anaknya dulu. Ya ibu
bersyukura a
g. Ibu tinggal bersama anak ada 2 trus ibu. Jadi ibu tinggal berempat
di rumah.
h. Rumah sih milik ibunya ibu a. masih ikut sama ibu
i. Ya gini a kondisi rumah ibumah yak lo kebutuhan rumahmah y
banyak sih a. tapi yang ngk semuanya dicapai ya paling klo gendeng
bocor ya paling nyuruh sodara ibu buat benerin ya gitu paling dikit
yang bisa ibu lakuin a ya buat makan aja susah a
j. Kesulitan ya kadang kalo misalnya musim ujan a itu gendeng pada
bocor ya gitu ibu cuman bisa tadahn aja air yang bocor a biar ga
basah kemana-mana
k. Ya gini a kondisinya ga bany6ak yang bisa ibu lakuin buat
kebutuhan rumah ya paling ibu berharap aja a bantuan dari
pemerintah buat benerin rumah ibu, ya dulu suka liat bedah rumah
ya ibu ngarep gitu a rasanya pengen rumah ibu yang di bedah rumah
hehe
51

4.2.2.1.2. Kasus 2 ( PRSE yang Ditinggal Mati Suaminya Karena Kecelakaan)

Klien K

Dalam pemenuhan kebutuhan keluarga Klien K berjualan lauk nasi keliling

dari rumah kerumah menggunakan sepeda motornya. Beliau mengambi

dagangannya di tetangga dekat rumahnya, dari jualan tersebut Klien K

mendapatkan upah sebesar 50 rb sampai dengan 100 rb tergantung dari banyaknya

pembeli. Adapun kesulitan yang Klien K hadpi dalam pemenuhan kebutuhan

makan sehari-hari. Sebagai berikut : “untuk saat ini kesulitan yang teteh alami

belum ada A, paling kalo lagi sepia A ya kayak kemarin aja pas pandemik A

biasanya teteh suka bawa dagangan banyak tuh habis pas pandemik ya paling

separuhnya juga kadang ga abis”.

Upaya yang bisa Klien K lakukan ketika mendapi kesulitan dalam

pemenuhan kebutuhannya yaitu beliau mensyukuri semua yang iya dapati dengan

terus berjualan, berikut ungkapan beliau saat peneliti bertanya tentang upaya apa

yang Klien K lakukan saat mendapati kesulitan. Sebagai beriku : “yang namnya

juga orang jualan ya A kadang laku kadang tidak A ya teteh tetep jualan aja A kalo

g jualan ya mau dapat uang dari mana lagi A”

dalam memenuhi kebutuhan pangan dan sandang Klien K bergantung pada

hasil jualannya, anak beliau masih balita jadi dirasa belum terlalu kerepotan untuk

sandangnya. beliau juga tinggal bersama kedua orangtuanya serta adiknya, jadi

untuk keperluan rumah dan makanpun masih bergantung pada kedua orang tuanya.

Hasil jualan yang Klien K dapatkan sebagian untuk cicilan motornya dan sisanya

dikasihkan kepada orang tuanya.


52

Jika ada uang lebih beliau menabungnya. Orang tua Klien K sangat

menyayanginya, tak henti-hentinya beliau menyemangati Klien K saat ditinggal

oleh suaminya. Untuk kebutuhan yang lain seperti kebutuhan rumah tangga, listrik,

pangan bergantung pada kedua orangtuanya, Klien K hanya mampu membantu

seadanya memingat beliau juga masih mempunyai cicilan motor.

Peneliti juga mengkonfirmasi tentang keadaan yang menimpa klien K

kepada Ketua Rt. Sebagai berikut : “memang benar A, Klien K warga kita.

Kehidupan beliau memang sangat menyedihkan A, sehabis menikah dan

mengandung anak suaminya meninggal akibat kecelakaan di tempat kerjanya.

Klien K jualan lauk nasi A setiap harinya. Dulumah pake sepeda A, tapi sekarang

udah capek kayaknya terus kredit motor buat usahanya”.

Peneliti juga bertanya lagi pada orng terdekat klien K, yaitu tetangganya

yang selalu bantu klien K berjualan. Sebagai berikut : “ Iya A, ibu suruh klien K

buat jualin dagangan ibu keliling Desa. Lumyan A buat dia, buat anaknya sama

cicilan motor”.

Tabel 4.7 Rekapitulasi Informan Terkait Kesulitan yang Dihadapi dalam

Pemenuhan kebutuhan Sehari-hari Kasus 2 Klien K


53

Informan Ketua Rt Klien K

memang benar A, Klien K warga kita.


Kehidupan beliau memang sangat a. Ya jualan a tetehmah ya buat makanmah cukup
menyedihkan A, sehabis menikah dan b. untuk saat ini kesulitan yang teteh alami belum ada a, paling kalo
mengandung anak suaminya meninggal lagi sepia ja kayak kemarin aja pas pandemic a biasanya teteh suka
akibat kecelakaan di tempat kerjanya. Klien bawa dagangan banyak tuh habis pas pandemic tuh ya paling
K jualan lauk nasi A setiap harinya. separuhnya juga kadang abis kadang ngk a
Dulumah pake sepeda A, tapi sekarang udah c.yang namnya juga orang jualan ya a kadang laku kadang ngk a ya
capek kayaknya terus kredit motor buat teteh tetep jualan aja a kalo g jualan ya mau dapat uang dari mana
usahanya lagi a
d. untuk anak teteh masih kecil a sekarang ya tinggal sama orang tua
kalo kebutuhan pakaian alhamdulillah aman a
e. Kalo kesulitanmah alhamdulilah belum ada sih a rejekinya anak
a
f. ya teteh jualan lauk nasi a, teteh ngambil dari orang trus teteh
jualan keliling pake motor a
g. Teteh tinggal sama orang tua sama ibu bapa sama adek dua
h. rumah milik bapak teteh a
i. ya kalo kebutuhan rumah ya alhamdulillah a ya bisa bantu bantu si
mamah lah
Informan Tetangga j. Ya kalo kesulitan nya sih teteh the pengen punya rumah sendiri a
ya tapi kan uangnya belum ada a ya sekarangmah kesulitan belum
ada sih a karena masih ikut orang tua a ya jadi patunganlah sama
Iya A, ibu suruh klien K buat jualin
bapa klo ada hal
dagangan ibu keliling Desa. Lumyan A
k. kalo kebutuhan tempat tinggal sih a ya seginimah layak a paling
buat dia, buat anaknya sama cicilan motor
kalo ada genteng rusak missal pompa air rusak trus ya beli prabotan
bisa bantu bantu dikita dari hasil jualan sayur

Sumber : Penelitian PRSE Desa Gandu 2023

4.2.2.1.3. Kasus 3

Dalam pemenuhan kebutuhan, khususnya untuk makan sehari-hari Klien D

biasanya mengandalkan dari jualan seblak di rumahnya. Kesulitan yang Klien D

rasakan yaitu dagangannya kadang habis kadang masih ada bayak. Pendapatan

setiap harinya tidak menentu sekitar Rp 70.000 – Rp 100.000. Adapun upaya yang

Klien D lakukan saat menghadapi kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan

keluarganya yaitu Klien D tabah dan terus berjualan walaupun sepi dagangannya.

Berikut tanggapan dari Klien D saat peneliti bertanya kepada beliau terkait upaya

yang dilakukan saat menghadapi kesulitannya. Sebagai berikut :“ya ibu tabah aja a
54

jalani apa adanya. Anak ibu yang paling besar sekarang SMP dan yang paling kecil

umur 4 tahun A. ya ibu jualan lah a sedikit dikiit di depan rumah ibu”.

Dalam pemenuhan kebutuhan sandang, biasanya Klien D mengikuti kredit

baju mingguan, setiap minggunya Klien D harus membayar Rp 15.000 selama dua

bulan. Dengan adanya tukang baju kredit Klien D merasa sangat terbantu, apalagi

untuk bayarannya setiap minggu. Adapun kesulitan yang Klien D rasakan dalam

pemenuhan kebutuhannya yaitu dari penjualan seblaknya dirasa kurang cukup

untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Berikut tanggapan beliau saat peneliti

bertanya mengenai kesulitan dalam pemeuhan kebutuhan sandang. Sebagai berikut

: “ya gini A yang namanya jualan kan ya kadang laku kadang enggak. Kadang buat

makan sehari juga ibu kelabakan”.

Peneliti juga mengkonfirmasi kepada tetangga beliau terkait kondisi yang

klien D sedang alami. Berikut tanggapannya : “ Klien D jualan seblak A. ya gitu

kalau jualan kadang rame kadang sepi. Ibu juga suka nyuruh Klien D A, klo ibu

butuh bantuan buat masak atau nyetrika gitu A”.

Klien D tinggal bersama kedua anaknya, suami beliau meninggal karena

covid-19. Adapun kesulitan yang beliau hadapi dalam pemenuhan kebutuhan

rumahnya yaitu ketika rumahnya sudah ada kerusakan. Beliau tidak sanggup untuk

merenovasi rumahnya, uangnya hanya cukup untuk pemenuhan kebutuhan sehari-

hari. Namun beliaupun menabung itupun kalau ada uang lebih, biasanya beliau

menabung Rp 10.000.

Untuk mengkonfirmasi kebenarannya peneliti bertanya pada Ketua Rt.

Sebagai berikut tanggapan beliau : “Klien D memang benar A warga kita, suaminya
55

meninggal saat wabah Covid-19. Anaknya masih kecil-kecil A, ya sekarang jualan

seblak A buat kebutuhan sehari-harinya”.

Tabel 4.8 Rekapitulasi Informan Terkait Kesulitan yang Dihadapi

dalamPemenuhan kebutuhan Sehari-hari Kasus 3 Klien D

Sumber : Penelitian PRSE Desa Gandu 2023

4.2.2.2. Kesulitan Merawat Keluarga Saat Sakit


Klien D Informan Ketua Rt
a. Kalo buat kebutuhan makan ya ibu Klien D memang benar A warga kita, suaminya
mengandalkan jualan a, ya gini jualan seblak a meninggal saat wabah Covid-19. Anaknya masih kecil-
di depan rumah kecil A, ya sekarang jualan seblak A buat kebutuhan
b. untuk kesulitannya ya ibu kadang laku sehari-harinya
kadang ngk a jualan ibu namanya juga dagang
a sekarang paling bersih ya sekitar 70-100 rb
a
c. ya ibu tabah aja a jalani apa adanya. Anak
ibu yang paling besar sekarang SMP dan yang
paling kecil umur 4 tahun a. ya ibu jualan lah
a sedikit dikiit di depan rumah ibu
d. ya kalo pakaian sih ibu ya jarang beli a
paling buat anak aja sih kalo misalnya udah g
layak buat di pakai yang kadang beli kadang
ibu juga ikutan kredit baju a. bayarnya setiap Informan Tetangga
minggu sekali a
Klien D jualan seblak A. ya gitu kalau jualan kadang rame
e. ya gini a yang namanya jualan kan ya
kadang sepi. Ibu juga suka nyuruh Klien D A, klo ibu butuh
kadang laku kadang enggak. Kadang buat
bantuan buat masak atau nyetrika gitu A
makan sehari juga ibu kelabakan
f. Ya itu a ibu ikut kreditan baju di penjual baju
keliling yang suka lewat ke rumah ibu
g. Rumah ibu sendiri a
h. sebenernya ini rumah milik suami ibu a,
suami ibu meninggal akibat covid a ya
sekarang y ibu tinggal sama anak-anak ya
disini a
i. kalo kebutuhan rumahmah ya paling g
banyak a paling listrik aja
j. paling kesulitan ya kalo mialnya terjadi hal
a pada rumah ibu ya uang dari mana gitu buat
benerinnya
k. Bagaimana ibu upaya ibu dalam
memenuhi kebutuhan tempat tinggal?ya ibu
jualan a paling kalo ada sisa uang ya nabung
dikit biasanya ibu nyisihkan uang dari hasil
jualan 10 rb sehari a buat jaga-jaga
56

4.2.2.2.1. Kasus 1 ( PRSE yang Suaminya Menikah Lagi) Klien R

Dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan peneliti bertanya kepada Klien R

terkait bagaimana Klien R memenuhi kebutun kesehatannya, dan jawaban dari

beliau sebagai berikut : “Ya untuk berobat paling ibu memanfaatkan program dari

pemerintah A paling berobat ke puskesmas aja A”

Klien R merupakan peserta aktif program Kartu Indonesia Sehat yang

dilaksanakan pemerintah. Program ini sangat membantu Klien R dalam pemenuhan

kesehatan keluarganya khususnya jika anaknya sakit. Adapun kesulitannya dalam

pemenuhan kesehatan keluarga, Klien R terbatas di kemampuannya dalam

mengurus keluarganya diketahui bahwa belialah yang menjadi tulang punggung

keluarganya.

Anaknya masih belum bisa membantu perekonomian keluarga sedangkan

ibunya Klien R sudah tua. Kekhawatiran Klien R jika ibunya sakit beliau kerepotan

jika mengurus ibunya yang sakit disisi lain beliau juga harus bekerja untuk mencari

uang demi kelangsungan hidup keluarganya. Berikut tanggapan dari Klien R

mengenai kesulitan dalam pemenuhan kesehatan keluarganya : “Ya paling sulitnya

klo misalnya ibunya ibu sakit ya namanya orang tua ya a ya repot A ngurusnya,

ibukan harus kerja trus yang ngurus ibunya ibu siapa A kalo bukan ibu kan ibu juga

punya anak anak ibu A pada masih ibu urusin A”

Klien R juga salah satu keluarga yang mendapatkan bantuan dari

pemerintah yaitu berupa Kartu Indonesia Pintar di buktikan dengan pernyataan

beliau sebagai berikut : “iya A alhamdulillah syukurnya ibu dapat KIS gitu a, jadi

bisa meringankan ibu A”.


57

Akses kesehatan yang biasa Klien R akses yaitu Puskesmas, walaupun

jaraknya lumayan jauh dari kediaman Klien R tapi sangat membantu beliau.

Terakhir kali beliau berobat ke Puskesmas saat anaknya sakit demam sekitar satu

bulan lalu.

Peneliti bertanya pada tetangga beliau untuk mengkonfir masi terkait

keadaan beliau untuk pemenuhan kesehatan keluarganya. Sebagai berikut : “ iya A

klien R suka repot kalo sakit apalagi klien R punya orang tua yang udah sepuh,

kalau klien R mengurus ibunya untuk pendapatan sehari-hari kewalahan. Kadang

saya juga suka bantu A kalau kien A mau berobat ke Puskesmas. Suka dianter sama

anak saya pake motor”.

Peneliti juga bertanya pada Ketua Rt tentang kebutuhan Kesehatan Klien R.

sebagai berikut : “memang betul A klien R mendapatkan bantuan KIS dari

pemerintah. Kadang dari desa juga ikut membantu A kalau missal klien R

meminjam mobil untuk beliau pergi berobat”.


58

Tabel 4.10 Rekapitulasi Informan Terkait Kesulitan Merawat Keluarga Saat Sakit

Kasus 1 Klien R

Klien R Informan Ketua Rt


a. Ya untuk berobat paling ibu memanfaatkan memang betul A klien R mendapatkan
program dari pemerintah a paling berobat ke bantuan KIS dari pemerintah. Kadang dari
puskesmas aja a desa juga ikut membantu A kalau missal klien
b. Ya paling sulitnya klo misalnya ibunya ibu sakit R meminjam mobil untuk beliau pergi
ya namanya orang tua ya a ya repot a ngurusnya, berobat
ibukan harus kerja trus yang ngurus ibunya ibu
siapa a kalo bukan ibu kan ibu juga punya anak Informan Tetangga
anak ibu a pada masih ibu urusin a iya A klien R suka repot kalo sakit apalagi
c.iya klien R punya orang tua yang udah sepuh,
d. Ya paling tetangga ga, dari desa kadang suka kalau klien R mengurus ibunya untuk
mengadakan berobat ato cek kesehatan di desa a
pendapatan sehari-hari kewalahan. Kadang
ya paling sodara a itu juga sama a kita orang susah saya juga suka bantu A kalau kien A mau
a jadi ibu mengharapkan bantuan aja dari berobat ke Puskesmas. Suka dianter sama
pemerintah anak saya pake motor
e. Pelayanan kesehatan ya paling puskesmas a,
walaupun lumayan jauh a. puskesma sekitar tiga
kiloan a dari rumah ibu
f. Ya terakhir dua bulan yang lalu a anak ibu demam
biasa ibu bawa ke puskesmas a ya alhamdulillah
tiga hari sembuah a

Sumber : Penelitian PRSE Desa Gandu 2023

4.2.2.2.2. Kasus 2 ( PRSE yang Ditinggal Mati Suaminya Karena Kecelakaan)

Klien K

Klien K merupakan peserta Program Kartu Indonesia Sehat, dalam

pemenuhan kebutuhan kesehatan dirinya maupun untuk anaknya sudah ditanggung

oleh pemerintah. Ketika peneliti bertanya kepada Klien K mengenai kesulitan

dalam pemenuhan kesehatan beliau menjawan belum ada. Akses kesehatan yang

biasanya beliau akses yaitu Puskesmas yang berada di Desa Balida. Adapun

keluarga beliau khusnya kedua orang tuanya yang selalu membantu beliau dalam

memenuhi kebutuhan kesehatan keluarga, seperti mengantarkan beliau ke

Puskesmas jika beliau sakit dan merawatnya. Klien K juga rutin membawa anaknya

untuk imunisasi yang diadakan di Balai Desa Gandu. Peneliti juga mengkonfirmasi
59

pada Ketua Rt terkait klien K dalam pemenuhan Kesehatan keluarganya. Sebagai

berikut : “memang betul untuk saat ini klien K suka ke desa buat imunisasi anaknya

A. Kalau sakit yang parah belum sih A, syukurnya klien A punya KIS buat

mempermudah berobatnya”.

Berikut konfirmasi dari tetangga beliau : “Klien K anaknya masih kecil A

paling kalau akses kesehatan masih bisa Klien K penuhi”.

Tabel 4.11 Rekapitulasi Informan Terkait Kesulitan Merawat Keluarga Saat Sakit

Kasus 2 Klien K

Informan Ketua Rt Klien K


memang betul untuk saat ini klien K suka ke a. Untuk pemenuhan kesehatan
desa buat imunisasi anaknya A. Kalau sakit yang alhamdulillah a untuk anak teteh da masih
parah belum sih A, syukurnya klien A punya KIS kecil ya paling imunisasi aja sih a tiap
buat mempermudah berobatnya minggu ya kalo sakit ya paling ke
puskesmas kalo g ke klinik a
Informan Tetangga b. Alhamdulillah tidak a, syukurnya ada
Klien K anaknya masih kecil A paling kalau bantuan dari pemerintah sih kalo buat
akses kesehatan masih bisa Klien K penuhi kesehatanmah
c. iya a dapet KIS
d. yang paling membantu sih a bapa sama
ibu teteh ya mereka tuh merawat teteh
sama nak teteh a
e. Biasanya di puskesmas a sama di bale
desa untuk imunisasi
f. untuk kesehatan anak sih klo sekarang
ya imunisasi aja a rutin tiap minggu ke bale
desa ya paling kalo deman yak e
puskesmas

Sumber : Penelitian PRSE Desa Gandu 2023

4.2.2.2.3. Kasus 3

Dalam pemenuhan kebutuhan keluarganya Klien D biasa mengakses fasilitas

dari Puskesmas yang berada di Desa Balida. Ketika peneliti bertanya kepada beliau

mengenai kesulitan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan beliau menanggapinya

dengan ekspresi wajah yang murug, berikut tanggapan beliau : “iya ada A ibu takut
60

gitu a terjadi sesuatu pada ibu apalagi ibu kan punya riwayat jantung A. jadi jantung

ibu kan lemah A ya kalo ibu sakit ya ga ada pemasukan A”

Klien D juga adalah peserta dari Program Kartu Indonesia Sehat, jadi untuk

semua pembiayaan ketika Klien D ataupun anak beliau sakit ditanggung oleh

Pemerintah. Terakhir Klien D memeriksakan dirinya ke Fasiitas kesehatan yaitu

sekitar dua bulan yang lalu.

Berikut konfirmasi dari pihak Ketua Rt terkait kondisi dari Klien D : “Klien

D punya penyakit jantung A, jantungnya lemah. Kadang suka minta bantuan pihak

Desa buat rujuk ke klinik yang di Kadipaten. Paling kalo anaknya sakit dibawa ke

Puskesmas aja A”.

Berikut tanggapan dari tengga kien D : “ iya A paling ibu suka bantu aja A,

kalo missal Klien D sakit anaknya suka ibu asuh da kasian ga ada lagi sodaranya

yang deket A”. Tabel 4.12 Rekapitulasi Informan Terkait Kesulitan Merawat

Keluarga Saat Sakit Kasus 3 Klien D

Klien D Informan Ketua Rt


a. kalo kesehatan ya ibu kalo sakit ke Klien D punya penyakit jantung A, jantungnya
puskesmas, ya paling memanfaatkan lemah. Kadang suka minta bantuan pihak Desa
bantuan dari pemerintah aja a buat rujuk ke klinik yang di Kadipaten. Paling
b. iya ada a ibu takut gitu a terjadi kalo anaknya sakit dibawa ke Puskesmas aja A
sesuatu pada ibu apalagi ibu kan Informan Tetangga
punya riwayat jantung a. jadi jantung iya A paling ibu suka bantu aja A, kalo missal
ibu kan lemah a ya kalo ibu sakit ya Klien D sakit anaknya suka ibu asuh da kasian
ga ada pemasukan a ga ada lagi sodaranya yang deket A
c. iya a ibu dapaet program bantuan
kesehatan KIS
d. paling tetangga ibu a sama ibu-ibu
PKH gitu a suka bantu ibu
e. di Puskesmas a
f. Terskir si ibu kontrol ya dua
bulan yang lalu a
Sumber : Penelitian PRSE Desa Gandu 2023
61

4.2.2.3. Kesulitan Dalam Menyekolahkan Anak

4.2.2.3.1. Kasus 1 Klien R

Terkait pemenuhan kebutuhan pendidikan anak Klien R menyekolahkan

anaknya di Sekolah Dasar Negeri di Desa Gandu. Klien R mendapatan bantuan

pendidikan dari pemerintah berupa Kartu Indonesia Pintar (KIP). Adapun kesulitan

yang beliau rasakan saat pemenuhan kebutuhan pendidikan anaknya, dibuktikan

dengan pernyataan dari Klien R sebagai berikut : “Paling kalo kesulitannya di uang

bekel a, kadang anak ibu tuh pengen bekel sama kaya temennya ya ibu ketetran lah

a kalo buat bekel jajanya”.

Adapun dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh Klien R

tentunya ada yang membantu Klien R. Peneliti menanyakan kepada beliau bahwa

siapa saja yang membantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan. Sebagai

berikut : “Kalo yang ngebantu ibu banyak sih ya pemerintah kadang guru-guru di

sekolah anak ibu kadang suka ngasih uang jajan ke anak ibu”.

Untuk mengkonfirmasi dari tanggapan klien R, peneliti bertanya pada

informan Ketua Rt. Sebagai beriku : “Memang betul A anak dari Klien R

bersekolah di SD Gandu 1. Anak beliau suka berangkat bareng sama anak saya

kalau sekolah, Klien R juga mendapat bantuan KIP dari pemerintah. Alhamduilah

terbantu A buat bei perlengkapan sekolah anaknya”.

Peneliti juga bertanya pada informan tetangga mengenai kesulitan Klien R

dalam pemenuhan Pendidikan anaknya. Sebagai berikut : “iya A, dapet KIP.

Kadang ibu suka kasih uang bekel buat anak Klien R, buat jajan aja A kasian kadang

gak di kasih bekel ya nangis A.”


62

Tabel 4.13 Rekapitulasi Informan Terkait Kesulitan Menyekolahkan Anak

Kasus 1 Klien R

Klien R Informan Ketua Rt


a. Ya kalo sekolah sekarang gratis a, semuanya Memang betul A anak dari Klien R bersekolah
ditanggung sama pemerintah klo SD di SD Gandu 1. Anak beliau suka berangkat
b. Paling kalo kesulitannya di uang bekel a, kadang bareng sama anak saya kalau sekolah, Klien R
anak ibu tuh pengen bekel sama kaya temennya ya juga mendapat bantuan KIP dari pemerintah.
ibu ketetran lah akalo buat bekel jajanya Alhamduilah terbantu A buat bei
c. Iya a dapet KIP perlengkapan sekolah anaknya
d. Kalo yang ngebantu ibu banyak sih ya Informan Tetangga
pemerintah kadang guru-guru di sekolah anak ibu iya A, dapet KIP. Kadang ibu suka kasih uang
kadang suka ngasih uang jajan ke anak ibu bekel buat anak Klien R, buat jajan aja A
kasian kadang gak di kasih bekel ya nangis A.
Sumber : Penelitian PRSE Desa Gandu 2023

4.2.2.3.2. Kasus 2 Klien K

Klien K memiliki anak yang masih balita, untuk kebutuhan pendidikan

untuk sekarang ini masih belum membutuhkannya. Peneliti juga memastikan

kepada Ketua Rt terkait penddikan anak klien K. sebagai berikut : “Iya A anaknya

masih kecil jadi untuk pendidikan belum ada sekarang”.

Peneliti juga bertanya pada informan tetangga. Berikut tanggapannya :

“Untuk Klien K tidak memiliki anak usia sekolah A, paling juga anaknya masih

umur 3 tahun”.

Tabel 4.14 Rekapitulasi Informan Terkait Kesulitan Menyekolahkan

Anak Kasus 2 Klien K

Informan Ketua Rt Klien K

Iya A anaknya masih kecil jadi untuk


pendidikan belum ada sekarang a. untuk itu anak ibu masih balita a belum
Informan Tetangga sekolah hehe
Untuk Klien K tidak memiliki anak usia b.belum ada A
sekolah A, paling juga anaknya masih umur 3 c.ngk A
tahun
Sumber : Penelitian PRSE Desa Gandu 2023
63

4.2.2.3.3. Kasus 3 Klien D

Dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan Klien D mendapatkan bantuan

pendidikan dari pemerintah. Jadi selama anak beliau masuk usia wajib belajar

selama 12 tahun di tanggung oleh pemerintah. Adapun kesulitan yang beliau

rasakan yaitu jika ada study tour yang diadakan oleh sekolah anaknya. Beliau tidak

sanggup untuk membayar biaya study tour tersebut, akibatnya anaknya tidak ikut

rombongan temannya yang lain. Namun untuk masalah perlengkapan sekolah

seperti seragam dan kebutuhan buku-buku pihak sekolah menggratiskan anaknya

Klien D. Klien D merasa bersyukur dengan keterbatasannya namun anaknya masih

tetap bisa bersekolah.

Peneliti bertanya pada Informan Ketua Rt untuk mengkonfirmasi terkait

kesulitan Klien D. sebagai berikut : “betul A, anak dari Klien D bersekolah di

SMPN 2 Dawuan, dekat a dari rumah yang arah Desa Balida. Memang kan sudah

ada bantuan KIP A, nah kalo buat study tour tuh dari pihak sekolah menanggungkan

ke siswanya mau ikut atau tidak A”.

Berikut tanggapan dari informan tetangga. Sebagai berikut : “ Iya A

memang kalo buat study tour ada kan dari KIP tapi buat makan klien D aja susah

jadi klien D bantuan kaya buat sekolah kadang juga dipakai buat kebutuhan sehari-

hari A”.
64

Tabel 4.15 Rekapitulasi Informan Terkait Kesulitan Menyekolahkan Anak

Kasus 3 Klien D

Klien D Informan Ketua Rt


a. sekarangkan pendidikan smp gratis betul A, anak dari Klien D bersekolah di SMPN 2
a ya ibu menyekolahkan anak ibu di Dawuan, dekat a dari rumah yang arah Desa
negeri aja a biar di bantu sama Balida. Memang kan sudah ada bantuan KIP A,
pemerintah nah kalo buat study tour tuh dari pihak sekolah
b. jika ada study tour a kemarin juga menanggungkan ke siswanya mau ikut atau
kan ya sekolahnya mengadakan study tidak A
tour ya mau gimana a anak ibu gak ikut Informan Tetangga
karena ibu gak punya uang a. yak lo “ Iya A memang kalo buat study tour ada kan dari
kesulitannya ibu terbatas di biaya yang KIP tapi buat makan klien D aja susah jadi klien
mendukung buat sekolah aja a D bantuan kaya buat sekolah kadang juga
c. iya a dapet dipakai buat kebutuhan sehari-hari A
d. ya kalo kebutuhan pendidikan
seperti buku paket sama LKS ya suka di
kasih a sama guru-guru a kadang ya
pas awal masuk juga kan ya beli
seragam alhamdulillah di bantu sama
guru-guru disana a

Sumber : Penelitian PRSE Desa Gandu 2023

4.2.3. Emotional Focused Strategy

4.2.3.1. Seeking Emotional Support (Mencari Dukungan)

4.2.3.1.1. Kasus 1 Klien R

Klien R termasuk orang yang bersyukur dalam situasi apapun, beliau selau

pasrah dengan apa yang diberikan tuhan kepadanya. Lingungan empat tinggal

beliau sangat peduli dengan kondisi beliau. Kadang disaat eliau tidak ada pekerjan

untuk menggarap sawah biasanya para tetengga atau lingkungan tempat beliau

memberikan pekerjaan,jadi beliau tiap harinya ada saja pekerjaannya.

Adapun bentuk dukungan emosional dan sosial yang diberikan oleh orang

di sekitar beliau ketika menghadapi kesulitan-kesulitan yang peneliti tanyakan,

berikut respon dari klien R : “Kalo itu A ya paling kalo lagi nganggur A ga ada

kerjaan suka ada tetangga begitu A ngasih kerjaan kaya nyetrika nyuci baju A, ya
65

lumayan lah A buat makan kadang suka di kasih oleh oleh kalo tetangga abis keluar

kota”

Peneliti juga menanyakan bentuk dukungan emosional apa yang biasanya

ibu dapatkan dari ingkungan tempat Klien R dapatkan, beliau menjawabnya : “ya

paling perhatian dari tetangga A dan juga ya ibu-ibu musholah A kalau ibu sakit

kadang suka jengukin dan suka ngasih uang A”

Pekerjan Klien R sangat bergantung dari orang lain jika tidak ada yang

menyuruhnya untuk bekerja entah itu untuk menggaap sawa maupun untuk nyuci

dan setrika baju mungkin keluarga Klien R tidak akan makan untuk beberpa hari.

Brikut tanggapan beliau saat peneliti menanyakan berapa berartinya dukungan

sosial yang diberikan oleh lingkungan Klien R, berikut pernyataan dari beliau :

“kalo di bilang seberapa berartinya ya sangat berrti banget a apalagi kan ibu sangat

bergantung asama panggilan kerja ya namanya juga serabutan A kalo gak ada yang

manggil nanti keluarga ga makan A”

Peneliti menanyakan kembali tentang dukungan emosional yang diberikan

kepada Klien R, berikut jawaban dari Informan tetangga : “untuk dukungan

emosional ibu tidak banyak sih A, paling kalo Klien R lagi sedih tidak ada kerjaan

ibu suka panggi buat ke rumah. Bantu-bantu ibu A buat bersihin rumah nyuci, kalo

ibu pergi ke keluar kota ibu suka ngasiholeh-oleh A buat Klien R”.

Peneliti juga menanyakan hal tersebut juga pada Informan Ketua Rt, sebagai

berikut : “kalo bentuk dukungan dari saya A gak banyak sih A. Ya kalo missal Klien

R kalau sedih tuh kadng saya suka mampi A buat ngobrol gitu A, kalau saya bisa

bantu saya bantu A”.


66

Tabel 4.16 Rekapitulasi Informan Terkait Seeking Emotional Support


Kasus 1 Klien R
Informan R Informan Ketua RT
a. Kalo itu a ya paling kalo lagi nganggur
a ga ada kerjaan suka ada tetangga begitu kalo bentuk dukungan dari saya A gak banyak
a ngasih kerjaan kaya nyetrika nyuci baju sih A. Ya kalo missal Klien R kalau sedih tuh
a, ya lumayan lah a buat makan kadang kadng saya suka mampi A buat ngobrol gitu A,
suka di kasih oleh oleh kalo tetangga abis kalau saya bisa bantu saya bantu A
keluar kota Informan tetangga
b. Tetangga ibu a
c.?kalo bantuannya ya tadi a, ngasih untuk dukungan emosional ibu tidak banyak
kerjaan begitu a kadang disemangatin a sih A, paling kalo Klien R lagi sedih tidak ada
ya itu buat ibu tegar saja a jalani hidup kerjaan ibu suka panggi buat ke rumah. Bantu-
d. ya paling perhatian dari tetangga a dan bantu ibu A buat bersihin rumah nyuci, kalo
juga ya ibu-ibu musholah a kalau ibu ibu pergi ke keluar kota ibu suka ngasih oleh-
sakit kadang suka jengukin dan suka oleh A buat Klien R
ngasih uang a
e.kalo di bilang seberapa berartinya ya
sangat berrti banget a apalagi kan ibu
sangat bergantung asama panggilan
kerja ya namanya juga serabutan a kalo
gak ada yang manggil nanti keluarga ga
makan a
Sumber : Penelitian PRSE Desa Gandu 2023

4.2.3.1.2. Kasus 2 Klien K

perhatian dari kedua orang tuanya Klien K berkan membuat Klien K bangkit

dari keterpurukannya. Puncak dari emosi Klien K yaitu saat suaminya meninggal,

berikut tanggapan dari Klien K: “pas suami teteh meninggal A, suami teteh bekerja

merantau di luar pulau jadi buruh bangunan A ya truskan ada kecelakaan yang

menimpa suami teteh. Suami teteh meninggal saat kecelakaan itu ]A. Yang sering

nyemangatin teteh ya keluarga teteh A. Yang namanya baru nikah kan a ya terus

kan lagi mengandung juga bagaimana ga kacau A. Ya syukurnya teteh punya ibu

sama bapa yang baik A “

Dukungan emosianal yang diberikan orang-orang di sekitar beliau

khusunya ibu dan bapaknya Klien K sangat berarti bagi beliau. Berikut tanggapan

beliau saat peneliti bertanaya mengenai seberapa berartinya dukungan


67

emosionalyang diberikan oleh orang tuanya.

Peneliti juga menanyakan terkait bentuk dukungan yang diberikan kepada

orang tua Klien K. Sebagai berikut : “Iya A ibu sedih A liat kondisi anak ibu sendiri.

Suaminya meninggal Klien K lagi mengandung, gimana ya A namanya juga orang

tua A. ibu sih cuman bisa nyemangati aja A kasian kan kalo harus mengurung di

kamer. Klien K juga kan punya anak A.

Peneliti juga menanyakan hal yang sama kepada informan dari Ketua Rt,

berikut tanggapannya : “sedih sih A kalau melihat kondisi Klien R dulu, saya sama

pihak Desa dulu berkunjung ke kediaman Klien K untuk melihat kondisinya. Tak

banyak sih A yang dapat saya berikan buat Klien K, hanya bisa menyemati saja A.”

Tabel 4.17 Rekapitulasi Informan Terkait Seeking Emotional Support


Kasus 1 Klien K
Informan ketua Rt Informan K
sedih sih A kalau melihat kondisi Klien R dulu, a.ya paling disemangatin a sama orang tua dan sodara
saya sama pihak Desa dulu berkunjung ke teteh a ya kadang kan kalau orang tua ya ngasih uang
kediaman Klien K untuk melihat kondisinya. Tak jajan buat teteh walaupun teteh dagang a
banyak sih A yang dapat saya berikan buat Klien b. kalo yang sering dukungan emosional ya ibu teteh sih
K, hanya bisa menyemati saja A a
c. pas suami teteh meninggal a, suami teteh bekerja
merantau di luar pulau jadi buruh bangunan a ya truskan
ada kecelakaan yang menimpa suami teteh. Suami teteh
meninggal saat kecelakaan itu a. Yang sering
nyemangatin teteh ya keluarga teteh a. Yang namanya
baru nikah kan a ya terus kan lagi ngandung juga
bagaimana ga kacau a. Ya syukurnya teteh punya ibu
sama bapa yang baik a
d. ibu sama bapak ngasih semangat kadang sodara teteh
juga ngasih uang begitu a buat anak teteh
e. sangat berarti a ga tahu mau bagaimana teteh a kalau
ngk ada orang tua teteh. Kan anak masih kecil a teteh kan
dulu gak jualan. Ya teteh jualan pas di tinggal sama suami
teteh saja a
Sumber : Penelitian PRSE Desa Gandu 2023
68

4.2.3.1.3. Kasus 3

Bentuk dukungan emosional dan sosial yang Klien D dapatkan dari orang

sekitarnya yaitu dari tetangganya, tetangganya kadang selalu memberikan makanan

ataupun uang kepada Klien D. Jika juannya sepi Klien D juga suka membantu

tetangganya dan diberi upah. Adapun bentuk bantuan yang diberikan oleh

lingkungan sekitar Klien D seperti makanan dan seringnya dari ibu-ibu PKH.

Ketika peneliti bertanya terkait seberapa berartinya dukungan emosional yang

diberikan oleh lingkungannya, berikut tanggapan Klien D : “sangat berati banget A

buat ibu yang keadaannya kaya gini, mau apa-apa susah suami udah gaada, apalagi

ngebesarin dua anak sendirian A”.

Berikut tanggapan dari Informan Tetangga saat peneliti bertanya mengenai

bentuk dukungan yang diberikan. Sebagai berikut :”ya kalau dukungan emosional

kadang ibu the suka main A ke rumah Klien D, nyemangatin Klien D. kadang ibu

juga suka merasa kasihan A anaknya masih kecil terus dia tinggal sendiri A,

keluarganya juga jauh ya kalo ada apa-apa pasti ibu bantu semampu ibu A buat

Klien D”.

Peneliti juga mengkonfirmasi pada Informan Ketua Rt terkait dukungan

yang diberikan kepada Klien D. sebagai berikut : “Ya kalo dukungan biasanya

tetangga Klien D A suka nyemangatin. Ya kalo dari pihak Desa paling berkunjung

aja, suka ada yang main ke rumah Klien d dari ibu-ibu PKH A buat kasih semangat

A”.
69

Tabel 4.18 Rekapitulasi Informan Terkait Seeking Emotional Support


Kasus 1 Klien D

Klien D Informan Ketua Rt


A Kalo itu mah paling tetangga yg suka bantu a, Ya kalo dukungan biasanya tetangga Klien D A
alhandulillah tetangga disini baik-baik, ibu suka dikasi suka nyemangatin. Ya kalo dari pihak Desa
makanan kalo mereka punya kanan lebih atau apa paling berkunjung aja, suka ada yang main ke
suka dikasi ke ibu, kalopin ibu lagi gaada kerjaan ibu rumah Klien d dari ibu-ibu PKH A buat kasih
suka disuruh bantu-bantu basak atau bersih-bersih semangat A
dirumah nya a.
Informan Tetangga
b. Tetangga
c. Kalo bantuan sosial ya kaya tadi a, suka ngasih ya kalau dukungan emosional kadang ibu the
makanan, kerjaan sama ibu, kalo dukungan emosional suka main A ke rumah Klien D, nyemangatin
seringnya dari orang-orang PKH. Klien D. kadang ibu juga suka merasa kasihan A
d. paling perhatian dari PKH, tetangga disini juga anaknya masih kecil terus dia tinggal sendiri A,
alhamdulillah pada pertahian sama ibu. keluarganya juga jauh ya kalo ada apa-apa pasti
e. sangat berati banget a buat ibu yang keadaannya ibu bantu semampu ibu A buat Klien D
kayagini, mau apa-apa susah suami udah gaada,
apalagi ngebesarin dua anak sendirian a.

Sumber : Penelitian PRSE Desa Gandu 2023

4.2.3.2. Distancing (Menjaga Jarak)

4.2.3.2.1 Kasus 1 Klien R

peneliti bertanya pada Klien R mengenai upaya apa yang Ibu lakukan ketika

ibu menghadapi masalah dalam memenuhi kebutuhan, dijawab sebagai berikut :

“paling kalo upaya sih ya ibu minjem uang A ke tetangga begitu kadang kalau si

kecil minta baju kadang suka ada yang jual baju kreditan ya lumyan lah kan bisa di

cicil perharinya 2 rb ya kalo ibu gak pegang uang banget ya kadang makan seadanya

A kadang ibu puasa A yang penting anak dan keluarga makan biarin ibu gak makan

juga “

Adapun dalam pemenuhan kebutuhan untuk keluaranya Klien R merupakan

orng yang tidak enakan da kadang beliau malu saat meminta bantuan kepada orang

lain, penliti pun bertanya terkait pemenuhan kebutuhannya apakah Klien R menarik

diri, berikut jawaban beliau : “Kadang iya A, ibu teh malu (minder) kalo ke warung
70

begitu A mau ngutang buat sembako pas sudah sampe warung ibu balik lagi karena

malu buat ngutangnya. Ya bagaimana lagi A kadang minjem uang ke sodara tapi

ya Aa tahu kan ya sodara ibu juga sama kondisinya ya paling ke tetangga nawarin

kerjaan buat nyuci nyetrika”

Tetangga Klien R sangat baik, kadang membantu saat perkonomian Beliau

tidak cukup untuk kebutuhan keluarganya. Klien R juga sangat malu selau dibantu

oleh tetangganya, namun beliau tidak mampu untuk membalas kebaikan

tetangganya. Klien R juga kadang pergi ke kebun milik tetangganya sekedar untuk

mencari daun pisang, kemudian beliau menjualnya. Jika dirasa tidak ada lauk untuk

keluarganya beliaupun mencari keong sawah untuk dijadikan lauk makannya

ataupun beliau masak dan di jual keliling desa.

Kemudian peneliti bertanya mengenai dampak bagi keluarga Klien R jika

beliau tidak peduli dengan permasalahannya, berikut respon beliau : “ya kan ibu

sebagai tulang punggung A ibunya ibu kan sudah tua cuman bisa aktivitas di rumah,

anak dua masih kecil-kecil. Yang pertama dia putus sekolah, dia sekolah sampai

SMP A. Da cari kerja susah rencananya mau ikut paket C yang diadakan oleh desa

A terus yang kecil kan masih SD kelas 4 ya paling dampaknya kalo ibu sakit saja

A ya ga ada banget pemasukan A buat makan sehari-hari juga ibu bergantung dari

panggilan orang A”

Klien R sangat diandalkan dalam keluarganya, beliaupun menjadi tulang

punggung. Orang tua beliau sudah tua, di kondisinya hanya mampu melakukan

aktivitas ringan saja dan bergantung pada Klien R.


71

Peneliti mengkonfirmasi terkait informasi yang didapatkan kepada tetangga

beliau, sebagai berikut : “Kalau Klien R tuh suka malu-malu A kalo ada masalah

tuh, kadang kalau dia tidak punya uang diem saja A, jadi ibu the suka nanya A kalau

dia ada masalah teh”.

Peneliti juga bertanya hal yang sama kepada Ketua RT, sebagai berikut :

“Ya gitu A Klien R tuh kalau suka minder sama dirinya A, kadang klien R tuh suka

minta izin A ke saya buat ngambilin daun pisang atau singkong. Buat nyukupin

kebutuhan keluarganya".

4.2.3.2.2. Kasus 2 ( PRSE yang Ditinggal Mati Suaminya Karena Kecelakaan)

Klien K

Dalam penelitian ini peneliti mencoba bertanya kepada Klien K mengenai

upaya yang dilakukan menghadapi masalah dalam memenuhi kebutuhan, berikut

tanggapan beliau : “ ya waktu pas awal-awal jualan ya A teteh itu malu A jualan

keliling pakai sepeda . mau bagaimana kan a namanya juga cari buat makan ya teteh

buang rasa malu itu A. Kalo memenuhi kebutuhan buat keluarga ya teteh

mengandalkan dari jualan saja A”

Klien K pernah menaik diri ketika baru ditinggal oleh suaminya, beliau

selalu mnyendiri di kamernya. Beliau frustasi dengan keadaan yang dihadapinya,

ditambah lagi anak yang beliau sedang kandung sebentar lagi akan keluar dari

kandungannya. Kedua orang tua beliaupun panic dan akhirnya membujuk Klien K

aga keluar dari kamernya. Beliau juga sempat berfikir untuk mengakhiri hidupnya,

namun dorongan dan motivasi dari orangtuanya beliau mampu untuk bangkit.
72

Peneliti juga menanyakan pertanyaan kepada Klien K terkait langkah apa

yang akan Klien K lakukan dalam upaya memenuhi kebutuhan keluarga, berikut

jawaban dari beliau: “nah ini A dulu kan ya teteh ngurung terus ya di kamer terus

teteh berpikir masa terus bergantung ke ibu sama bapa. Akhirnya teteh

memberanikan diri A. Kebetulan kan tetangga teteh itu dia buka warung lauk nasi

terus dia nawarin buat teteh yang jualan keliling. Awalnya teteh malu A terus da

gimna kan ya. Akibat kebutuhan terus anak perlu uang juga ya akhirnya teteh mau

A”.

Peneliti juga bertanya kepada Klien K jika Ibu tidak peduli dengan

permasalahan yang ibu hadapi, bagaimana dampaknya bagi keluarga ibu ? berikut

tanggapan dari beliau : “anak teteh mungkin terlantar A, diurus sama ibu ya

ekonomi keluarga juga kan serba kurang A akibatnya kalo teteh diem saja mungkin

ya kasihan saja sama orang tua bebannya bertambah udahmah teteh sekarang

tambah anak teteh yang masih balita”

Peneliti juga bertanya kepada Ketua Rt terkait pertanyaan yang peneliti

tanyakan ke klien K, berikut tanggapan dari beliau : “iya A klien K suka murung

dulumah sekarang klien K sudah sadar A sama tanggung jawabnya sebagai ibu jadi

harus tetap A berjualan buat penghidupan anaknya A”.

Penliti juga bertanya kepada Informan tetangga Klien K, sebagai berikut : “

kalo menghidar dari masalah dulu sih A, klien K tuh suka mengurung diri di

kamernya, suka nangis A”.


73

4.2.3.2.3. Kasus 3

Peneliti bertanya kepada Klien D terkait upaya apa yang dilakukan ketika

ibu menghadapi masalah dalam memenuhi kebutuhan, berikut jawaban dari klien

D : “paling minjem uang A ke tetangga kalo ibu lagi bener-bener kosong bgt ga

pegang uang, kalo untuk makan mah seadanya, alhamdulillah anak-anak ibu juga

pada ngerti kondisi ibu”.

Sebenarnya Klien D merasa malu untuk meminjam uang ataupun untuk

berhutang di warung sembako, keadaan yang menuntut beliau untuk melaukannya.

Demi menghidupi keluarganya beliau pun rela mencari uang dalam kondisi sakit.

Ada beberapa orang yang suka membantu beliau ketika terdapat masalah. Berikut

tanggapan dari Klien D : “tetangga ibu A, itu yang rumah gede depan rumah ibu,

orangnya baik banget ke ibu teh, kadang ibu juga suka malu sendiri ya belum

membalas kebaikan tetangga ibu, ibu cuma bisa bantu pake tenaga kalo iya

tetatangga ibu butuh bantuan”.

Adapun langkah Klien D dalam upaya memnuhi kebutuhan keluarganya

berikut tanggapan dari beliau : “kalo udah bener-bener gaada pemasukan banget

mah ibu paling Cuma bisa ngutang A, kadang cari-cari kangkung di sawah atau

tutut gitu buat dijual lagi, ibu sebagai tulang punggung keluarga kalo ibu ga peduli

gimana nanti anak ibu A, kasian anak ibu masih pada sekolah”.

Peneliti mengkonfirmasi kepada tetangga, sebagai berikut : “ iya A kien D

tuh suma malu-malu A kalo ada apa-apa buat minta tolong, padahal ibumah ya

kalau klien D bilang minta tolong atau minjam uang ibu kasih A”.
74

Peneliti juga bertanya kepada informan ketua Rt, sebagai berikut : “ ya A

kalo meminta bantuan tuh suka malu-malu A, misal mau ngurus buat pendaftaran

anaknya dulu buat sekolah diem aja A. ya gitu A klien D mah”.

4.2.3.3. Escape Avoidance (Menghindar Dari Permasalahan)

4.2.3.3.1. Kasus 1 ( PRSE yang Suaminya Menikah Lagi) Klien R

Peneliti menanyakan kepada Klien R tentang apa yang Ibu lakukan ketika

menghadapi masalah dalam pemenuhan kebutuhan hidup, berikut tanggapan beliau

: “ya kalo misal ga ada uang tadi A ibu cari apa saja yang ada d kebun orang begitu

ya buat makan saja A, ya kalo pendidikan kan gratis A da ada bantuan KIP terus

kan kalau sakit juga kan ada bantuan KIS a”

Klien R merupakan sosok yang sabar dan menerima apa yang telah

digariskan oleh tuhannya. Pada kesempatan ini peneliti mencoba bertanya kepada

beliau mengenai masalah dalam pemenuhan kebutuhan dasar, apakah ibu

menghindar atau melibatkan diri kedalam perbuatan yang negative, berikut

tanggapan dari beliau : “ya kalo hal negatif mah alhamdulillah sih A belum pernah,

pernah liat sih A ya di berita orang susah ya cari kerja susah ya akhirnya mencuri

A. Kalo ibumah ngk sih A. Ya kalo ada masalah ya ibumah jalani ya kalo bisa

makan ya makan ya kalo g ada yang bisa di makan ya seadanya ga ada lauk ya cari

daun singkong A ka kebon ya jalani weh A ibumah da ngeluh juga percumah A da

ibu orang yang ga punya A”

Berikut tanggapan dari Informan tetangga tentang bagaimana Klien dalam

pemenuhan kebutuhan sehari-hari : “kalau Klien R ya orangnya baik A. Hidupnya


75

seadanya gitu A. ya kalau menghindar dari permasalahannmah ibu kira klien R

tidak pernah sih A, beliau rajin A mau kerja apa aja mau”.

Peneliti juga mengkonfirmasi kepada Informan Ketua RT, sebagai berikut :

“ Klien R rajian A tidak pernah mengeluh A, kalau ada masalah juga ya tetap kerja

A”.

4.2.3.3.2. Kasus 2 ( PRSE yang Ditinggal Mati Suaminya Karena Kecelakaan)

Klien K

Peneliti bertanya kepada Klien K mengenai upaya apa yang ibu lakukan

ketika menghadapi masalah dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Berikut tanggapan

beliau : “ya paling hadapi saja sih A da bagaimana juga kalo masalahmah pati ada

saja, kaya kemarin saja sih pas waktu mau lahiran kan ya buat persalinan kan uang

dari mana kan A. Ya syukurnya ada sodara-sodara teteh begitu a ngasih uang begitu

patungan ya walaupun ga banyak tapi cukup buat bayar persalinan kemarin”.

Peneliti juga bertanya bagaimana dampaknya jika Klien K menghindar dari

permasalahan yang dihadapi, berikut jawaban dari Klien K : “ teteh gak bisa

bayangin A pokonya teteh depresi waktu itu ya syukurnya ada orang tua teteh”

Peneliti mengkonfirmasikan hal tersebut kepada Informan tetangga, sebagai

berikut tanggapan dari beliau : “ sedih sih A lihat Klien K, kasihan. Pada saat itu ya

klien K seneng menyendiri di kamer, salut sama orang tuanya aja A selalu

nyemangatin klien R.

Tanggapan dari Informan Ketua Rt, sebagai berikut : “ mungkin manusia ya

A, yang namanya masalah hidup kan. Klien K juga merasakan kehilangan suaminya
76

sampai berlarut-larut, tapi orang tuanya selau mensuport klien K buat beraktivitas

lagi".

4.2.3.3.3. Kasus 3

Peneliti bertanya kepada Klien D terkait apa yang akan Klien D lakukan

ketika menghadapi masalah dalam pemenuhan kebutuhan hidup, berikut jawaban

dari beliau : “Ya kalo misal gaada uang ya itu tadi A, ibu cari sesuatu yang bisa

dimasak, yg bisa dijual lagi, alhamdulillah kalo untuk pendidikan gratis, ada KIP,

dan bantuan PKH ya mengandalkan bantuan aja si A”.

Klien D tidak pernah menghindar dari permasalahan yang dihadapi beliau,

tetangga beliau sering membantu disaat Klien D ada masalah yang menimpanya.

Adapun dmpak apabila Klien D menghindar dari permasalahan yang dihadapinya,

berikut tanggapan beliau : “ibu kasian a sama anak-anak yang masih sekolah masih

sangat butuh kasih sayang orangtua, apalagi mereka udah gapunya bapak kaya

temen-nya yang lain”.

Berikut konfirmasi dari Informan Tetangga : “Iya A klien D selalu tabah A

walaupun kondisi beliau sedang sakit. Mungkin beliau tuh merasa harus

bertanggung jawab merawat anaknya A da kalau bukan sama Klien D sama siapa

lagi kan keluarganya pada jauh A”.

Peneliti juga bertanya hal yang sama kepada Informan dari Ketua Rt,

sebagai berikut : “Klien D itu kuat A, dalam artian walaupun fisiknya lemah tapi

klien D tetap bekerja A. Ya Klien D terus berjualan A, ya kalau saya liat jualannya

juga hampir tidak pernah libur”.


77

4.2.3.4. Self Control (Mengontrol Diri )

4.2.3.4.1. Kasus 1 ( PRSE yang Suaminya Menikah Lagi) Klien R

Peneliti bertanya kepada Klien R mengenai bagai mana yang Ibu lakukan

untuk mengatur perasaan dan tindakan Ibu untuk menyelesaikan masalah dalam

pemenuhan kebutuhan dan dijawab sebagai berikut: “ya kalo disebut mah A

perasaan ibu teh sedih A ingin begitu kaya orang lain pergi kemana punya apa g

bingung besok gimna ya begitulah A. Tapi ibu yang terima saja a nasib ibu ya ibu

tegar dan jalani saja hari-hari ibu A”

Ada beberapa hal yang membuat Klien R dalam mengendalikan dirinya

yaitu beliau sangat bersyukur dengan apa yang beliau dapatkan walaupun nasib

yang menimpanya kurang baik. Klien R tetap tegar dan positif dengan seau

beribadah dan rajin ikut pengajian.

Ada kalanya beliaupun marah dengan anaknya yang selalu meminta

dibelikan sesuatu. Berikut tanggapan beliau saat peneliti bertanya mengenai

tindakan yang tidak dapat Klien R control sebagai berikut : “kadang ibu itu suka

marah sama keadaan ibu yang serba kekurangan A. Pemicu dari perasaan ibu saat

anak itu banyak maunya A ingin kaya orang ya gini kan orang tuanya gak punya

anak nagis-nangis ya ibu teh sedih marah saja A sama keadaan ibu sekarang. Ya

anak ibu si kecil suka nangis-nangis A banyak keinginannya A sedangkan uang

yang ibu hasilkan dari bekerja hanya cukup buat makan sehari-hari keluarga A”

Adapun tetangganya yang selalu membantu beliau saat tindakannya tidak

terkontrol. Klien R mendapatkan perhatian, kadang tetangganya membawakan apa

yang dibutuhkan oleh Klien R. Dan dari tetangganya beliau mampu mengontrol diri
78

saat semuanya tidak bisa beliau hadapi, dengan mendapatkan pekerjaan dari

tetangganya beliau menjadi semangat lagi dalam memenuhi kebutuhan

keluarganya, dan bisa melupakan semua permasalahan yang terjadi.

Berikut konfirmasi dari Informan tetangga : “ anaknya Klien R tuh suka

rewel A, namanya juga anak kecil kan ya A. kemarinmah pengen beli baju lagi,

nangis. Untungnya kan ya ada baju masih bagus punya anak saya dulu jarang di

pakai. Saya kasih aja A ke anak klien R kasian nangis-nangis”.

Peneliti juga mengkonfirmasi juga kepada informan ketua Rt, sebagai

berikut : “ Alhamdulillah A klien R tuh oangnya sabar A, walaupun banyak cobaan

ya A dia teh tetap bersyukur A”.

4.2.3.4.2. Kasus 2 ( PRSE yang Ditinggal Mati Suaminya Karena Kecelakaan)

Klien K

Peneliti bertanya kepada Klien K terkait apa yang dilakukan untuk mengatur

perasaan dan tindakan Ibu untuk menyelesaikan masalah dalam pemenuhan

kebutuhan, berikut tanggapan dari beliau : “kalo sekarangmah harus tetap semangat

A cari uang karena inget anak saja masih kecil”

Adapun cara Klien K dalam menagtur perasaannya agar masalahnya dapat

terselesaikan yaitu dengan berfikir positif, beliau selalu ingat dengan anaknya. Hal

itupun yang selalu menyemangatinya dalam menghadapi masalah pemenuhan

kebutuhannya.

Peneliti juga bertanya kepada beliau terkait pada saat apa perasaan dan

tindakan Ibu mulai tidak terkontrol, berikut tanggapan dari beliau : “ya kalo anak

rewel A terus teteh keinget sama suami teteh, kadang teteh mengurung diri di kamer
79

seharian A, teteh masih trauma begitu A sama suami teteh yang meninggal terus ya

anak teteh rewel kan ya belum lagi kan cicilan motor juga yang belum lunas A”.

Peneliti bertanya kepada Informan Ketua Rt untuk konfirmasi, berikut

tanggapan dari beliau : “ iya A saya juga merasakan ya A yang klien K rasakan

mungin wajar ya kalo sedih gitu A. Tapi ya say juga suka kerumah klien buan

nanyain kabarnya A, alhamdlilahnya untuk sekarang-sekarang mah udah bisa lupa

A”.

Peneliti pun bertanya juga kepada informan Tetangga, berikut jawaban dari

beliau : “sekarangmah alhamdulillah A saya lihat udah bisa move on, udah bisa

jualan trus sama anaknya juga kadang kalo setiap pagi suka berjmur A di halaman

rumah saya. saya sambal ngobrol aja A kondisi Klien A”.

4.2.3.4.3. Kasus 3

Peneliti bertanya kepada Klien D Apa yang Ibu lakukan untuk mengatur

perasaan dan tindakan Ibu untuk menyelesaikan masalah dalam pemenuhan

kebutuhan, berikut jawaban dari beliau : “ perasaan ibu teh sedih ya A pengen kaya

orang lain masih pada punya suami, punya apa g bingung besok gimna ya begitulah

A. Tapi ibu yang terima saja A nasib ibu ya ibu tegar dan jalani aja”.

Adapun dalam mengatur tindakan yang Klien D lakukan yaitu dengan selau

bersyukur dengan apa yang dikarunikan kepadanya. Adapun ketika perasaan beliau

mulai tidak terkontrol yaitu ketika Klien D kesepian berikut tanggapan dari beliau

: “Ya ibu kadang suka marah sama diri ibu sendiri yang sekarang hidupnya serba

kekurangan. Hal tersebut bisa terjadi ketika ibu lagi tidak ada pemasukan sama

sekali dan anak minta jajan terus”


80

Berikut tanggapan dari Informan tetangga : “ Kasihan A ibu lihatnya. Paling

ibubias bantu klien D dikit-dikit A. kalau lihat anaknya nangis ibu suka bawa

anaknya yang kecil kerumah ibu kasihan biar gak kewalahan aja A.

Berikut tanggapan dari Informan Ketua Rt : “kalau dilihat sekarang A Klien

D udah sedikit-sedikit bisa menerima keadaanya, walaupun saya suka lihat kalau

beliau tuh suka melamun kalau nunggu jualannya”.

4.2.3.5. Accepting Responsibility

4.2.3.5.1. Kasus 1 ( PRSE yang Suaminya Menikah Lagi) Klien R

Klien R sangat menerima keadaan dan kesulitan yang menimpanya,

semenjak ditinggal suaminya hidup beliau semakin susah. Kini beliau hanya pasrah

dengan keadaan beliau yang serba kekurangan. Tak banyak yang bisa beliau

lakukan untuk keluarganya, hanya mengandalkan suruhan untuk bekerja dari

tetangganya. Kondisi anaknya pun begitu, anak yang paling besar harus berhenti

sekolah karena kondisi yang membuatnya putus sekolah. Berikut respon Klien R

saat ditnya oleh peneliti terkait penyesuaian diri sehingga Klien R dapat menerima

kondisinya, berikut tanggapan dari Klien R : “ibu suka ngumpul A sama tetangga

atau ada kegiatan A ya alhamdulillah ibu menerima apa yang ibu hadapi ya ibu

kadang dapat motivasi dari tetangga ibu A itu sih yang bikin ibu kuat A”

Klien R pun mengalami dimana beliau tidak bisa menerima keadaan yang

pahit saat ditinggalkan oleh suamiya. Suaminya menikah lagi dengan orang lain

dan kedua anaknya ditelantarkan oleh suaminya. Beliau pun sempat berfikiran

untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri namun beliau teringat akan

perkataan dari Kyai yang selau Klien R datangi pengajiannya bahwa bunuh diri
81

dosanya besar dan nanti bagaimana nasib anaknya kedepan. Adapun yang selau

mendukung dan memotivasi beliau yaitu melihat anaknya dan kebaikan dari

tetangga sehingga beliau terus berfikir positif dalam memenuhi kebutuhan

keluarganya.

Berikut konfirmasi dari Informan tatangga : “ ibumah cuman bisa

ntemangatin aja A, da yang merubahmah kan klien Rnya sendiri. Klien R juga rajin

A suka ke musholah”.

Berikut tanggapan dari infoman Ketua Rt : “orangnya Rajin ibadah A, ya

mungkin pernah lihat A pas baru ditinggal suaminya. Saya juga kasihan A ga tega

lihatnya”.

4.2.3.5.2. Kasus 2 ( PRSE yang Ditinggal Mati Suaminya Karena Kecelakaan)

Klien K

Klien K untuk saat ini sudah menerima segala kondisi yang terjadi saat ini

banyaknya Suport dari keluarga juga membuat Klien K bangkit dari

keterpurukannya. Adapun Klien K juga pernah merasa tidak terima dengan keadaan

yang dia hadapi saat ini, berikut respon dari beliau : “ Iya A pernah, saat suami teteh

meninggal saja rasanya Tuhan gak adil apalagi kan teteh lagi mengandung anak

teteh A”

Berikut konfirmasi dari Klien Ketua Rt : “ sedih A lihat dulu Klien K. saya

juga kan suka ngobrol gitu A sama almarhum suaminya sebelum meninggal, suka

ngeronda gitu A. Saya juga da gak bisa apa-apa, paling keluarganya A suka

nemenin kalau klien K kemana-mana”.


82

Berikut juga tanggapan dari informan dari tetangga Klien K : “saya juga gak

bisa bantu banyak A. Selama klien K sedih ada orang tuanya A selalu nyemangatin

A".

4.2.3.5.3. Kasus 3

Klien D untuk saat ini sudah menerima kondisi yang menimpanya, satu-

satunya yang membuat beliau bangkit yaitu beliau selau ingat kepada anaknya.

Tanpa beliau mungkin anaknya yang masih kecil akan terlantar mengingat cuman

beliaulah orang tua satu-satunya. Klien D pun pernah merasa tidak terima dengan

kondisi yang menimpanya, berikut tanggapan beliau : “Iya A, saat bapaknya anak-

anak meninggal karna covid, disisi lain bapapknya anak- juga orang yg serba pas-

pasan, dan sekarang ibu harus bisa menghidupi kedua anak ibu”.

Adapun para tetanga dan ibu-ibu PKH suka membantu dan menyemangati

Klien D sehingga beliau mampu menghadapi kondisnya yang serba kekurangan.

Berikut tanggapan dari Informan tetangga ; “Iya A kondisinya sekarang ya gitu A,

Aabias liat sendirilah. Syukurnya ada dari PKH yang selalu mantau beliau”.

Berikut konfirmasi dari informan Ketua Rt : “ alhamdulillah A sekarang

udah dibantu sama PKH. Agak mendingan jika dibandingkan dulu A”.

4.2.3.6. Positif Reappraisal

4.2.3.6.1. Kasus 1 ( PRSE yang Suaminya Menikah Lagi) Klien R

Peneliti bertanya kepada Klien R mengenai positif dalam hidup, kemudian

Klien R menanggapinya dengan menganggukan kepalanya. Kemudian peneliti juga

bertanya bagaimana Klien R bisa berfikir positif dan mengambil hikmah dari

kehidupannya, kemudian beliau menjawabnya dengan suara yang pelan dan


83

matanya sedikit berkaca-kaca. Sebagai berikut tanggapan beliau : ““ya kalo

hikmahnya ya kalo banyak bersyukur walopun lagi kekurangan a insya allah

tuhanpun bakal ngaih yang terbaik A da sudah ada di takdir Tuhan pasti sudah

punya rencana A”.

Kemudian beliaupun sedikit berbicara mengenai dirinya bisa berfikir

positif. Sebagai berikut : “Ya kalo ibu sedang kerja dirumah orang itu A suka ada

saja orang yang mengemis tapi badannya sehat keliatan bugar A dan mampu kerja

begitu A. Disitu ibu malu A sama diri ibu kalo ibu dalam posisi itu ibu malu banget

A ya mending gini saja a kerja yang penting halal cukup buat makan anak keluarga”

Klien R sangat bersyukur sekali di dekat rumahnya terdapat tetangga yang

baik yang selalu menyemangatinya, kadang suka memberi makanan dan juga nilai-

nilai yang berharga yang didapatkan dari tetangganya.

Berikut konfirmasi dari Informan Tetangganya : “ Klien R sangat religious

A. sering ikiut pengajian rutin A setiap malam sabtu. Beliau juga dapat pencerahan

dari setiap pengajian yang Klien R ikuti, syukurnya di lingkungan ibu tinggal tuh

pada positif sih A”.

Berikut tanggapan dari Informan Ketua Rt : “kalau itu saya juga merasa iri

A sama klien R. bisa khusuk A dalam ibadahnya. Sering ikut pengajian dekat sama

orang baik”.

4.2.3.6.2. Kasus 2 ( PRSE yang Ditinggal Mati Suaminya Karena Kecelakaan)

Klien K

Peneliti bertanya kepada Klien K terkait berfikir positif atas yang terjadi

dalam kehidupan Ibu, tanggapan beliau hanya menganggukkan kepalanya.


84

Kemudian saat ditanya terkait hikmah apa yang dapat ibu ambil dari kesulitan yang

Klien K hadapi, berikut tanggapan beliau : “jadi teteh sekarang lebih mandiri dan

belajar jadi orang tua A bagi anak teteh ya A kalo teteh sedih murung terus

mengurung diri di kamer kan kasian A ke ibu sama bapa teteh terus anak teteh juga

kan masih kecil A kasian ya mau g mau ya teteh harus bangkit harus berpikir

positif”.

Berikut konfirmasi dari Informan tetangga : “ untuk sekarang sih syukur sih

A klien K dapat beraktivitas normal, mungkin beliau juga merasa punya tanggung

jawab buat menghidupi anaknya”.

Berikut tanggapan dari Informan ketua Rt : “alhamdulillah A kelihatannya

sekarang klien K bisa normal lagi bisa menerima keadaan yang dialaminya”.

4.2.3.6.3. Kasus 3

Peneliti bertanya kepada Klien D terkait berfikir positif atas yang terjadi

dalam kehidupan Ibu, dana pa hikmah yang dapat ibu ambil, beliau menjawabnya :

“Hikmahnya ya banyak-banyak bersyukur aja, walaupun lagi kekurangan

insyaAllah tuhan akan ngasih yang terbaik untuk hambanya yang sedang berjuang

untuk keluarga, tuhan pasti sudah punya rencana yang terbaik untuk hambanya”.

Klien D juga sering mengikuti pengajian yang setiap diselenggarakan oleh

masjid, hal tersebut yang membuat beliau selalu berfikir positif dan semangat dalam

menjalani kehidupan walaupun dalam keadaan sulit.

Peneliti juga mengkonfirmasi pada informan tetangganya, sebagai berikut :

“sekarang bersyukur sih A, klien d bisa menerima kondisi yang menimpanya”.


85

Peneliti juga bertanya kepada informan ketua Rt, sebagai berikut : “Iya A

alhamdulillah sekarang mungkin klien D dapat menerima dan bisa mengambil

hikmah atas kejadian-kejadian yang menimpanya”.

4.2.4. Problem Focused Strategy

4.2.4.1. Locus Control

4.2.4.1.1. Kasus 1 ( PRSE yang Suaminya Menikah Lagi) Klien R

Setiap menjalani kesuhan dalam hidupnya Klien R selalu ingat dengan

kedua anaknya, hal tersebut menjadi motivasi bagi Klien R untuk semangat dalam

mencari nafkah bagi keluarganya. Beliau juga selalu positif dalam menjalani

hidupnya, jika terjadi masalah beliau sedang bekerja, hal yang beliau lakukan yaitu

melupakan sejenak masalah yang dihadpinya agar pekerjaan yang ia kalani bisa

focus dan cepat selesai. Adapun yang selalu membantu beliau untuk mengontrol

diri dari permasalahannya yaitu tetangga beliau. Dapat dibuktikan dari tanggapan

beliau sebagai berikut :

“Ya paling tetangga terdekat a kalo misal ibu sedih atau ada kejadian

apa kadang tetngga ibu suka main ke rumah ya itu ngobrol atau mengerjakan

sesuatu a.

Klien R juga seorang manusia tak luput dari kesalahan, khususnya dalam

mengontrol diri. Beliau pernah tidak terkendali dan marah saat anaknya yang

bungsu rewel dan minta dibelikan mainan.

4.2.4.1.2. Kasus 2 ( PRSE yang Ditinggal Mati Suaminya Karena Kecelakaan)

Klien K
86

Dalam kali ini peneliti bertanya kepada Klien K mengenai kekuatan dalam

dalam diri Klien K saat memenuhi kebutuhan hidupnya, beliau pun sama menjawab

ingat pada anaknya yang masih kecil. Anak sering menjadi motivasi bagi beliau

untuk terus hidup dan berjuang dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Adapun

Klien K selalu dibimbing oleh kedua orang tuanya dalam mengontrol diri, orang

tua Klien K khawatir dengan kondisi beliau, dan takut Klien K akan mengurung

diri di kamarnya.

Hal yang paling berat dan membuat Klien K hilang control dirinya yaitu

saat suaminya meninggal dan jika beliau ingat dengan kenangan dengan suaminya

bialau langsung murung dan lebih bersikap menyendiri dan tidak mau untuk

diganggu.

4.2.4.1.3. Kasus 3

Mengenai kekuatan dalam diri yang klien rasakan dalam memenuhi

kebutuhan keluarganya, Klien D menjadikan anaknya sebagai motivasi untuk terus

bertahan mencari uang demi menghidupi kedua anaknya. Adapun Klien D selalu

beryukur dengan apa yang beliau dapatkan, dengan begitu beliau dapat mengontrol

dirinya sendiri. Klien D termasuk orang yang menyimpan sendiri permasalahan

yang ia alami, saat ditanya oleh peneliti pun beliau dari gestur dan mimic wajahnya

sedikit menutup permasalahan yang di alaminya.

Namun peneliti mencoba untuk lebih dalam pendekatan dengan Klien D dan

sedikit-sedikit beliau mau menceritakannya. Peneliti mencoba bertanya kepada

Klien D mengenai control diri yang buruk, kemudian beliau merespon dan

menjawab pernah mengalaminya. Dan puncaknya Klien D pernah menyalahkan


87

dirinya yang tidak bisa apa-apa dan selalu bergantung pada mendiang suaminya

dulu.

4.2.4.2. Keterampilan Memecahkan Masalah

4.2.4.2.1. Kasus 1 ( PRSE yang Suaminya Menikah Lagi) Klien R

Peneliti mencoba bertanya kepada Klien R, hal apa yang biasanya Klien R lakukan

untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Kemudian beliau menjawab : “ya ibu tadi

A kerja jadi buruh tani kadang tandur ngagasrok sawah, kadang nyuci nyetrika A

ya bagaimana saja A buat nutupin makan keluarga”.

Bila dalam beberapa hari Klien R tak kunjung ada panggilan dari

tetangganya untuk bekerja, biasanya beliau mencari daun singkong untuk lauk nasi

ataupun mencari keong sawah untuk beliau olah dan dijual. Para tetangga biasanya

suka membantu Klien R dengan membeli dagangannya, dan jika masih sisa beliau

membawa pulang dagangannya untuk teman nasi sekeluarga. Peneliti juga bertanya

kepada ibu Klien R mengenai seberapa berartinya tetangga beliau saat tidak ada

lagi pemasukan, beliau menjawabnya : “Ya bisa dibilang sangat penting kalo g ada

mereka ibu bagaimana ini buat makan keluarga sedangkan tanggungan ibu kan ada

tiga A”.

4.2.4.2.2. Kasus 2 ( PRSE yang Ditinggal Mati Suaminya Karena Kecelakaan)

Klien K

Klien K setiap harinya berjualan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya,

beliau berjualan keliling menjajakan masakan untuk lauk nasi, adapun bila terjadi

hambatan dalam berjualan seperti saat covid-19 Klien K menyetok sedikit

jualannya. Peneliti juga bertanya kepada Klien K terkait siapa yang biasanya
88

membantu beliau dalam memenuhi kebutuhan keluarganya jika terjadi hambatan,

kemudian beliau menjawab yang selalu membantu biasanya orangtuanya. Dan

penelitipun bertanya tentang seberapa berartinya kehadiran orang disekeliling Klien

K. Berikut respon dari Klien K :

”sangat penting apalagi kedua orang tua teteh”

4.2.4.2.3. Kasus 3

Klien D bias any berjualan seblak dan juga jajanan di depan rumahnya, bila

terjadi kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan keluarganya seperti dagangannya

tidak ada yang beli biasanya Klien D mengutang sembako terlebih dahulu di

warung dekat rumahnya. Saat peneliti bertanya tentang siapa yang membantu

beliau dalam memenuhi kebutuhan keluarganya berikut respon beliau : “Ibu

mengandalkan bansos, sama jualan, kalo bener-bener kosong ya itu, ibu ngutang

dulu”.

4.2.4.3. Keterampilan Sosial :

4.2.4.3.1. Kasus 1 ( PRSE yang Suaminya Menikah Lagi) Klien R

Peneliti bertanya kepada Klien R, apakah beliau menjalin hubungan atau

bekerja sama dengan orang lain dalam pemenuhan kebutuhan keluarganya, beliau

menjawab : “iya A, biasanya tetangga sekitar A kadang ya nyuruh ibu buat Jualin

makanan kadang nyuci nyawah begitu A”

Biasanya Klien R menjalin kerjasama dengan orang disekitarnya tergantung

musim, jika musim tandur maka aka nada orang yang akan membutuhkan beliau

untuk mengurus sawah. Terkadang setiap minggunya beliau suka ada panggilan

untuk menyuci, nyetrika ataupun mengurus rumah tetangganya. Peneliti juga


89

bertanya mengenai bagaimana proses Klien R menjalin hubungan kerja sama

dengan orang disekitarnya. Berikut tanggapan dari beliau : “ya kalo nyucimah A ya

ibu menawarkan A ke tetangga A biasa buat nyetrika atau nyuci baju A y kalau

sawahmah kadang bagaimana panggilan saja A”.

Peneliti juga mengkonfirmasi kepada Informan tetangga, sebagai berikut :

“ ya kalau klien R tidak ada kerjaan ya suka kerumah ibu A nawarin kerjaan buat

nyuci pakaian”.

Dari informan Ketua Rt, sebagai berikut : “ kalau gak ada kerjaan klien R

suka menawarkan diri A buat nyuci baju, setrika”.

4.2.4.3.2. Kasus 2 ( PRSE yang Ditinggal Mati Suaminya Karena Kecelakaan)

Klien K

Klien K biasa menjalin kerja sama dengan tetangganya yang membuka

warung nasi, beliau menjajakan dagangan tetangganya menggunakan sepeda motor.

Awal Klien K menjalin kerjasama dengan pemilik warung nasi setahun yang lalu.

Peneliti juga bertanya bagaimana proses dalam menjalin kerjasamanya, berikut

tanggapan dari beliau. Berikut tanggapan Klien K : “ya tetangga teteh menarkan A

buat dagangannya teteh jualin keliling ya teteh gimna lagi kan ya akhirnya ya mau

juga”

Berikut konfirmai dari informan tetangga : “ ya A klien k suka mengambil

dagangan saya, klien k jajakan ke rumah-rumah”.

Berikut dari Informan ketua Rt : “ suka julan masakan A, ngambil dari

tetangganya".
90

4.2.4.3.3. Kasus 3

Klien D menjalin hubungan kerja sama dengan orang disekitarnya, biasanya

beliau suka diminta untuk membantu bantu-bantu jika ada hajatan di tetangganya.

Untuk awal prosesnya berikut tanggapan dari beliau : “suka dipanggil tiba-tiba aja

kalo ibu lagi gaada kerjaan bgt ibu ambil”.

Berikut konfirmasi dari informan tetangga : “ iya A ibu suka manggil klien

D buat bantu ibu. Ya kadang kalau ada hajatan juga suka manggil klien D buat

bantu-bantu”.

Konfirmasi dari informan Ketua Rt, sebagai berikut : “ Ya A klien d suka

ikut bantu-bantu tetangganya kalau hajatan atau bikin kueh”.

4.2.4.4. Dukungan Sosial :

4.2.4.4.1. Kasus 1 ( PRSE yang Suaminya Menikah Lagi) Klien R

Dukungan sosial yang selalu Klien R dapatkan yaitu perhatian dan juga

kadang sejumlah bantuan dari tetangganya berupa sembako maupun uang, serta

kerjaan untuk mengolah sawah. Berikut untuk prosesnya peneliti bertanya langsung

kepada Klien R. sebagai berikut : “ya tetangga ibu baik baik A kadang

menyemangati ibu dengan memberikan kerjaan secara tidak langsung buat kuat A

dalam menjalani hidup”.

Konfirmasi dari informan tetangga, sebagai berikut : “ ya kalau bantuan

sosial ya paling sayamah bisa ngasih kerjaan aja A, paling ngobrol sama klien R.

Konfirmasi dari informan Ketua Rt, sebagai berikut : “ Ya kalau ada

sosialisasi kadang saya suka ke rumah klien R A, paling suka mngobrol aja dikit-

dikit nanya bagaimana kondisinya”.


91

4.2.4.4.2. Kasus 2 ( PRSE yang Ditinggal Mati Suaminya Karena Kecelakaan)

Klien K

Peneliti bertanya kepada Klien K terkait dukungan sosial yang Klien K

dapatkan, berikut jawaban dari beliau. Sebagai berikut : “ya dukungan sosial

emoisional A dari keluarga teteh saat ditinggal sama suami A”.

Adapun untuk cara mendapatkan dukungan sosial keluarga Klien K selalu

menyemangati beliau terus menerus dan sampai Klien K bisa bangkit dari masa

lalunya.

Berikut tanggapan dari tetangga klien K : “ waktu suaminya meninggal

keluarga klien K dating semua A buat ngasih dukungan sama memberi motivasi A

buat klien K”.

Konfirmasi dari Informan Ketua Rt, sebagai berikut : “ ya gitu A

keluargtanya kompak support Klien K A. syukurnya keluarganya memberi

bantuan”.

4.2.4.4.3. Kasus 3

Peneliti bertanya pada Klien D tentang dukungan Sosial seperti apa yang

pernah beliau dapatkan. Berikut tanggapan dari Klien D : “ ya kalo ibumah paling

dapat perhatian A dari tetangga kadang suka suka kasih sembako uang ataupun

kerjaan A”.

Peneliti juga bertanya bagaimana ibu mendapatkan dukungan sosial

tersebut, jawaban beliau sebagai berikut : “ya tetangga ibu baik-baik A kadang

menyemangati ibu dengan memberikan kerjaan secara tidak langsung buat kuat A

dalam menjalani hidup”.


92

Berikut konfirmasi dari Informan tetangga : “ kalau ibu sih gak banyak

bantu ya paling kalau ibu lagi repot suka panggil klien D.

4.2.4.5. Materi :

4.2.4.5.1. Kasus 1 ( PRSE yang Suaminya Menikah Lagi) Klien R

Peneliti bertanya kepada Klien R apakah Ibu pernah mendapatkan

dukungan berupa materi. Jawaban beliua hanya menganggukkan kepalnya.

Kemudian peneliti juga bertanya bagaimana cara Ibu mendapatkan dukungan.

Berikut jawaban dari Klien R : “Ibu mendapatkan uang dengan bekerja menjadi

buruh cuci dan juga buruh tani A ya kadang suka juga di kasih uang oleh tetangga

buat jajan anak ibu”.

Biasanya dukungan berupa materi diberikan oleh tetangga beliau saat

kondisi beliau sedang sangat sulit dan sudah tidak ada lagi pemasukan keangan

untuk membeli makanan keluarganya.

Berikut konfirmasi dari Informan tetangga : “ ya kalau bantu sih enggak A

kan itu hasil kerja dari klien R. Ya ibu cuman bisa bantu gini aja ngasih kerjaan A

buat klien R”.

Berikut tanggapan dari Informan Ketua Rt : “ kalau saya sih A ngk bisa

bantu banyak, paling kalau ada rezeki lebih suka ngasih uang ke anak klien R buat

jajan”.

4.2.4.5.2. Kasus 2 ( PRSE yang Ditinggal Mati Suaminya Karena Kecelakaan)

Klien K

Peneliti bertanya kepada Klien K apakah Ibu pernah mendapatkan

dukungan berupa materi. Lalu beliau menjawab iya, kemudian peneliti juga
93

bertanya kepada beliau bagaimana cara Ibu mendapatkan dukungan tersebut.

Berikut tanggapan dari beliau : “Ya yang namanya orang tua A ya sama teteh ya

ngasih ngasih saja A”

Biasanya dukungan materi diberikan kepada beliau saat terpuruk dan

sampai sekarangpun keluarga beliau masih memberikan uang untuk membantu

beliau membeli kebutuhan beliau dan anaknya.

Berikut tanggapan dan konfirmasi dari informan tetangga : “ Alhamdulillah

A orangtuanya baik masih bantu anaknya, ngasih buat keperluan anak klien K”.

Informan Ketua Rt, sebagai berikut : “ iya A dari orang tuanya masih

perhatian suka ngasih uang kalau klien D lagi main. Kadang kalau anaknya rewel

kadang gentian sama ibunya klien k”.

4.2.4.5.3. Kasus 3

Cara Klien K mendapatkan dukunganberupa uang dengan bekerja

membantu tetangga masak atau bersih-bersih rumah, kadang suka juga dikasi uang

buat jajan anak. Biasanya yang membantu Klien D dalam memberikan dukungan

materi yaitu para tetangganya, keluarga dari Klien D jauh keberadaanya dan juga

nasibnya sama dengan Klien D. Peneliti juga bertanya kapan dukungan materi

tersebut diberikan kepada beliau, berikut tanggapan beliau : “Ya kalo ibu lagi gaada

kerjaan”.

Berikut konfirmasi dari Informan tetangga : “ saya tuh suka kasihan A lihat

Klien D, ya kalau punya uang lebih saya suka ngasih makanan atau uang A buat

bantu kebutuhan anaknya”.


94

Ketua Rt : “ kalau saya sih gak terlalu bantu banyak sih A kalau ada rezeki

lebih paling buat anak klien D”.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Analisa Hasil Penelitian

Hasil wawancara mendalam dan studi dokumentasi yang peneliti lakukan

pada informan, maka dapat diketahui bahwa Coping Strategy Perempuan Rawan

Sosial Ekonomi Dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarganya Di Desa Gandu

Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka dapat tergambar dari beberapa aspek.

Peneliti menggunakan pendapat dari Folkman dan Lazarus dalam Triantoro dan

Nofrans (2012) meyatakan bahwa coping memiliki dua aspek yaitu aspek emotion

focused coping dan problem focused coping. Emotional focused coping, adalah

suatu usaha untuk mengontrol respon emosional terhadap situasi yang sangat

menekan.

Fungsi ini cenderung dilakukan apabila individu tidak mampu mengubah

kondisi yang stressfull, sehingga yang dilakukan individu adalah mengatur

emosinya. Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui emotional

focused strategy dari perempuan rawan sosial ekonomi dalam memenuhi kebutuhan

keluarganya serta untuk mengetahui problem focused strategy dari perempuan

rawan sosial ekonomi dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Berikut

merupakan pembahasan hasil penelitian Coping Strategy Perempuan Rawan Sosial

Ekonomi Dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarganya Di Desa Gandu Kecamatan

Dawuan Kabupaten Majalengka.


95

4.3.1.1. Karakteristik Informan

Informan yang pertama yaitu Klien R, beliau bertempat tinggal di Desa

Gandu Blok Kamis, beliau berusia 38 tahun dan agama beliau islam. Pendidikan

beliau SMP dan mempunyai 2 anak. Jumlah tanggungan beliau ada tiga yaitu ibu

beliau dan kedua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah SD dan anak yang

pertama akan mengikuti Paket C.

Pekerjaan Klien R sebagai buruh, biasanya beliau bekerja jika ada panggilan

untuk menggarap sawah maupun menyuci baju tetangganya. Penghasilan beliau

tidak menentu. Jika di totalkan kurang lebih penghasilan beliau sekitar Rp

1.500.000 dalam sebulan, jumlah kebutuhan dalam sebulan diperkirakan sebesar

Rp 2.000.000 untuk memenuhi kebutuhan hidup dasarnya.

Informan yang kedua yaitu Klien K, beliau berusia 24 tahun dan agama

beliau islam. Klien K tinggal di Desa Gandu tepatnya di Blok rebo Desa Gandu,

beliau dari suku Sunda. Pendidikan beliau SMP, beliau pernah melanjutkan ke

jenjang SMA namun tidak tamat dikarenakan perekonomian beliau. Klien K

mempunyai tanggungan anaknya yang berjumlah satu. Beliau tinggal di rumah

orangtuanya, Klien K bekerja sebagai penjual masakan keliling. Penghasilan

perbulannya sekitar 2,5 juta, kebutuhan perbulannya diperkirakan sebear 3 juta.

Informan yang terakhir yaitu Klien D, beliau berusia 38 tahun dan beragama

islam. Beliau dari suku sunda yang beralamat tinggal di Desa Gandu Blok senen.

Klien D tinggal bersama kedua anaknya yang bpertama sudah Smp dan yang paling

kecil masih berusia 4 tahun. Jumlah tanggungan bilau ada dua, pekerjaan beliau

berjualan di depan rumahnya ( jualan Seblak). Penghasilan beliau perhari sekitar


96

50-100 rb tergantung dari ramainya pembeli. Jika di kalkulasikan pendapatan Klien

D sekitar 2jt, pengeluaran perharinya sekitar 50-70 rb untuk modal dan keperluan

sehari-hari.

4.3.1.2. Kesuliatan-Kesulitan yang Dihadapi

Klien R memenuhi kebutuhan sandang pangan papan sehari-hari dengan

bekerja serabutan, kesulitannya yang beliau hadapi yaitu pekerjaan yang musiman.

Untuk membeli baju setahun sekali kalo lebaran untuk anak-anak Klien R dari

kredit baju keliling. Untuk memenuhi kesehatan memanfaatkan bantuan dari

pemerintah, berobat ke puskesmas dengan menggunakan KIS, dan Kebutuhan

pendidikan untuk anak semuanya gratis ditanggung pemerintahkarena

mendapatkan Program KIP. Untuk kesulitan yang beliau hadapi yaitu buat bekal

sekolah anaknya.

Klien K memenuhi kebutuhan sandang pangan papan dengan berjualan

masakan keliling. Untuk pemenuhan kesehatan untuk anakmendapatkan bantuan

Program KIS dari pemerintah. Anak beliau masih balita jadi belum memikirkan

untuk kebutuhan sekolah.

Klien D dalam memenuhi kebutuhan sandang pangan papan mengandalkan

hasil jualan seblak, kesulitannya yaitu jualan kadang laku kadang sepi, jika jualan

beliau lagi sepi paling pinjam uang ke tetangga. Untuk memenuhi kesehatan

memanfaatkan bantuan dari pemerintah, berobat ke puskesmas dengan

menggunakan KIS dan kebutuhan pendidikan untuk anakmendapatkan bantuan

Program KIP.
97

4.3.1.3. Emotional Focused Strategy

Klien R mendapatkan suport dari tetangganya, biasanya bentuk dukungan

yang diberikan yaitu pekerjaan dan juga berupa makanan, uang dan keperluan ibub

Romlah. Kadang beliaupun diminta untuk menyuci dan menyetrika baju di rumah

tetangganya. Adapun jika mendesak beliau meminjam uang ke tetangganya, kadang

juga beliau berhutang ke warung terdekat. Namun bekiau juga merasa malu jika

hutangnya yang sebelumnya belum lunas jadi beliau enggan untuk berhutang lagi

dan memilih untuk menerima keadaan. Kadang kondisi Klien R tidak bisa

mengontrol dirinya, ketika anaknya rewel dan menangis ingin dibelikan sesuatu.

Namun berkat tekadnya beliau mampu mengendalikan dirinya dengan

selalu bersyukur dan menerima apa yang sudah ditakdirkan oleh tuhan. Jika tidak

ada pekerjaan beliau mencari daun singkong untuk dijadikan lauk nasi, ataupun

beliau suka mencari keong sawah kemudian diolah dan beliau jual hasil

masakannya. Klien R sangat menerima dengan kondisinya yang serba kekurangan,

beliau hanya bersyukur dengan apa yang telah dia upayakan demi keluarganya.

Hikmahnya bagi Klien R yaitu beliau mampu senantiasa berusaha dalam mencari

pundi-pundi uang demi keluarganya dengan penuh keikhlasan dan semngat.

Bentuk dukungan emosional yang Klien K dapatkan dari keluarganya

berupa kasih sayang dan perhatian. Beliau pernah di titik emosionalnya buruk, yaitu

ketika suami beliau meninggal saat bekerja di proyek. Beliau mengurung diri di

kamarnya dan anak beliau diterlantarkan oleh beliau.

Namun untungnya beliau masih memiliki orangtua yang menyayanginya

serta merawat anak beliau. Perasaan sedih kadang dating pada Klien K ketika beliau
98

teringat dengan kejadian suaminya, keluarganya selalu mensuportnya dan selalu

memperhatikan kondii beliau sehingga beliau bisa pulih dan mampu berjualan lagi.

Untuk saat ini Klien K sudah perlahan-lahan bisa menerima keadaan yang

menimpanya ekarang. Beliau lebih bersikap positif dalam menjalani kehidupannya,

ditambah beliau juga mempunyai anak yang masih kecil menjadikan pecutan bagi

beliau untuk tetap semangat dalam mencari uang untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya.

Hal serupa juga terjadi pada Klien D, dalam keterpurukannya ditinggal oleh

suaminya akibat covid-19 beliau selalu disemangati oleh keluarganya. Namun

beliau juga seorang manusia kadang merasa frustasi dengan keadaan yang

menimpanya. Beliau juga kadang menyendiri dikamar ketika ada masalah, namun

beliau mampu bangkit melihat kedua anaknya yang masih perlu kasih sayang dan

perhatian dari Klien D. Klien D juga kadang meminjam uang ke tetangganya untuk

membeli sembako dan keperluan untuk anaknya. Klien D juga pernah berfikir ingin

rasanya seperti orang lain dengan kemapanan dan kebutuhan hidupnya tercukupi,

namun beliau sadar dengan keadaanya yang sekarang. Beliau harus menerimanya

dengan rasa syukur dan semangat menjalani hidup demi kelangsungan kedua

anaknya. Klien D juga sering bersoialisai dengan para tetangganya, kadang sharing

mengenai kehidupan yang membuat Klien D lebih bersyukur dengan kondisinya

sekarang.

4.3.1.4. Problem Focused Strategy

Cara yang biasa Klien R lakukan dalam tetap mengontrol diri yaitu dengan

bersyukur dan menerima semua yang terjadi. Adapun keterampilan Klien R dalam
99

pemenuhan kebutuhan keluarganya yaitu mampu menggarap sawah dan beliau juga

sudah terbiasa dengan bekerja di rumah tetangganya sebagai buruh cuci setrika. Tak

lupa Klien R juga sering menjalin kerja sama dengan tetangganya, beliau suka

membantu tetangganya seperti mengasuh anaknya tetangga, membersihkan

rumahnya. Hal tersebut mengundang rasa senang terhadap Klien R dari tetangga.

Sehingga para tetangga kadang memberi beliau uang, makanan dan juga oleh-oleh.

Klien K pun sama dalam menjalani hidupnya beliau ingat dengan anaknya

yang masih balita. Sehingga beliau harus terus semangat dalam mencari uang demi

kelangsungan anaknya nanti. Keterampilan dalam memecahkan masalah dari Klien

K yaitu beliau mampu memperkirakan banyak atau sedikitnya barang dagangan

yang akan beliau jual. Beliau juga ramah terhadap semua orang yang dia jumpai.

Kadang jika julannya lagi sepi beliau mencari penghasilan lain dari menjual keong

sawah. Keong sawah tersebut diolah oleh orangtuanya kemudian beliau jajakan ke

tetangga sekitaran rumahnya. Beliau juga kadang suka mampir dan mengobrol

dengan pemilik warung nasi, dari situ beliau belajar bahwa dalam menjalani hidup

perlunya kehadiran orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Beliau juga

terus-menerus mendapat dukungan dari kedua orang tuanya agar tetap emngat

dalam berjualan dan mengurus anaknya yang masih kecil. Orang tuanya juga sering

memberikan Klien K uang untuk keprluan beliau dan anaknya.

Klien D dalam mengontrol diri dari permasalah yang dia hadapi dengan

menjalani semua yang sudah tuhan ytakdirkan, tak lupa beliau juga bersyukur

dengan keadannya sekarang. Keterampilan dalam memecahkab masalah dalam

pemenuhan kebutuhan keluarga beliau suka membantu tetangga yang jualan kueh
100

basah, disana beliau belajar untuk membuat kueh-kueh. Kadang suka ada

tetangganya yang main ke rumah beliau, namun beliau orang yang tidak mau

mengutarakan permasalahannya kepada orang lain. Tetangganya juga sering

memberi beliau sembako dan kebutuhan lainya.

4.3.2. Analisa masalah

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menganalisis adanya masalah terkait

Copyng Strategy dalam pemenuhan kebutuhan PRSE di Desa Gandu. Berikut

adalah rincian analisis yang ditemukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

4.3.2.1. Kurangnya Pendapatan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, masalah yang dialami

oleh informan dalam pemenuhan kebutuhan keluarga yaitu karena kurangnya

penghasilan yang diterima setiap hari yang membuat hidup serba kekurangan.

Kebanyak informan dalam penelitian ini yaitu pedagang kecil dan buruh yang harus

menanggung kebutuhan hidupnya.

4.3.2.2. Tidak Adanya Modal

Tidak adanya modal untuk membuka usaha sehingga PRSE tidak mampu

mengembangkan kapasitasnya untuk keluar dari kesulitan-kesulitan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Uang yang mereka hasilkan hanya cukup untuk

memenuhi kebutuhan makan saja itupun jika ada pekerjaan.

4.3.2.3. Tidak Memiliki Kemampuan untuk Membuka Usaha

Minimnya kemampuan membuat PRSE yang ada di desa Gandu menjadi

seorang buruh. Dengan pendidikan yang kurang mengakibatkan sulitnya mencari


101

pekerjaan. Mereka terpaksa harus menerima nasibnya dan berharap bantuan dari

pemerintah.

4.3.3. Analisa Kebutuhan

Mengacu pada bebrapa permasalahan yang ditemukan, maka peneliti

mengidentifikasi dan menganalisis adanya kebutuhan-kebutuhan yang mucul

terkait dengan permasalahan yang dialami oleh informan. Adapun kebutuhan

tersebut akan di jelaskan dengan rinci sebagai berikut :

4.3.3.1. Memberikan Bantuan Modal Usaha

Tingkat pendidikan yang rendah mengakibatkan kebanyakan PRSE sulit

untuk mencari Pekerjaan yang layak, salah satu jalan untuk keluar dari permaslahan

kebutuhan keluarga yaitu dengan membuka usaha. Dari hasil membuk usaha

diharapkan PRSE mampu menyisihkan uangnya untuk kebutuhan dimasa nanti.

4.3.3.2. Pelatihan Membuka Usaha

Modal yang cukup tntunya tidak akan membuat penghasilan dari PRSE

akan bertambah dan keluar dari kesulitannya. Tentunya harus diberdampingan

dengan kemampuan untuk melihat peluang usaha. Dengan inovasi yang baru,

mampu mengundang pembeli untuk membeli dagangannya. Maka dari itu perlunya

pelatihan dalam menambah skill PRSE untuk berinovasi dalam membuka

usahanya.

4.3.4. Analisa Sumber

Sistem sumber merupakan hal yang dapat mendukung dalam pemecahan

permasalahan yang dialami oleh PRSE Desa Gandu. Terdapat tiga klasifikasi
102

sistem sumber menurut Allen Pincus dan Anne Minahan dalam Dwi Heru Sukoco

(2011) adalah sebagai berikut:

4.3.4.1 Sistem Sumber Informal

Sistem sumber informal yang dapat dimanfaatkan dalam hal ini adalah

keluarga PRSE yang memberikan dukungan emosional terhadap keberlangsungan

kehidupan.

4.3.4.2 Sistem Sumber Formal

Sistem sumber formal yang dapat dimanfaatkan oleh PRSE di Desa Gandu

yang dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh PRSE Desa Gandu

4.3.4.3 Sistem Sumber Kemasyarakatan

Sistem sumber kemasyarakatan yang dapat dimanfaatkan oleh PRSE Desa

Gandu adalah para pengusaha lokal yang ada di Desa Gandu.


BAB V

USULAN PROGRAM

5.1. Dasar Pemikiran

Konsep pemberdayaan atau pemerkuasaan (empowerment) berasal dari kata

power (kekuasaan atau keberdayaan), ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan

kemampuan untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas

dari keinginan dan minat mereka (Edi Suharto, 2005).

Selanjutnya, pemberdayaan menurut (Suhendra, 2006) adalah suatu

kegiatan yang berkesinambungan dinamis secara sinergis mendorong keterlibatan

semua potensi yang ada secara evolutif dengan keterlibatan semua potensi.

Pemberdayaan menurut Jim Ife (dari buku Suhendra, 2006) adalah me- ningkatkan

kekuasaan atas mereka yang kurang beruntung (empowerment aims to increase the

power of disadvantage).

Lebih lanjut menurut (Moh. Ali Aziz dkk, 2005) pemberdayaan adalah

sebuah konsep yang fokusnya adalah kekuasaan. Pemberdayaan secara substansial

merupakan proses memutus (breakdown) dari hubungan antara subjek dan objek.

Pemberdayaan perempuan rawan sosial ekonomi me-rupakan pemberian

kemampuan kepada PRSE agar dapat lebih berdaya melalui keterlibatan potensi

yang ada diluar dirinya, dengan peningkatan pemahaman dan implemantasi

bimbingan inovasi.

Pembangunan kesejahteraan sosial adalah usaha yang terencana dan

melembaga yang meliputi berbagai bentuk intervensi sosial dan pelayanan sosial

untuk memenuhi kebutuhan manusia, mencegah dan mengatasi masalah sosial,

103
104

serta memperkuat institusi-institusi sosial (Su- harto, 2006 : 4). Keluarga sejahtera

adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu

memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi yang layak, bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang antar

ang- gota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. (BKKBN,

1994:5).

Banyak peneliti kontemporer mengungkapkan, dalam sebuah keluarga

miskin, perempuan senantiasa sebagai katup penyelamat bagi pere- konomian

keluarga. Perempuan dianggap sebagai katup penyelamat bagi perekonomian

keluarga dikarenakan oleh berbagai peran perempuan miskin yang diambil dalam

keluarga (Marwanti & Astuti, 2011), meliputi: pertama, sebagai pengelola

keuangan keluarga; kedua, sebagai penanggung jawab seluruh pekerjaan domestik;

ketiga, sebagai pencari nafkah keluarga; dan keempat, sebagai salah satu simpul

jaringan sosial yang penting dalam hal transfer sosial, khususnya pada masa-masa

kritis dan krisis (Basuki & Prasetyo, 2007).

Terdapat tiga alasan penting kenapa perempuan wajib diber- dayakan dalam

konteks pengentasan kemiskinan, yaitu:

1. perempuan mempunyai kepenting- an yang sama dalam pembangunan, dan juga

merupakan pengguna hasil pembangunan yang mempunyai hak sama dengan

laki-laki;

2. perempuan memiliki kepentingan yang khusus sifatnya bagi perempuan itu

sendiri dan anak- anak, yang kurang optimal jika digagas oleh laki-laki karena
105

membutuhkan kepekaan yang sifatnya khusus, terkait dengan keseharian, so- sio

kultural yang ada; dan

3. pemberdayakan melibatkan perempuan dalam pembangunan, secara tidak

langsung akan memberdayakan dan menularkan semangat yang positif kepada

generasi penerus, yang pada umumnya dalam keseharian sangat lekat dengan

sosok ibu (Ratnawati, 2011).

Faktor dari dalam yang mempengaruhi perempuan miskin dalam

pemanfaatan sumber daya lokal yaitu pendidikan rendah (77 % SD dan tidak tamat

SD), tidak punya keterampilan selain bertani dan mereka belum terjangkau oleh

program pengentasan kemiskinan dari pemerintah ataupun pemerintah daerah.

Di lain pihak, pada saat ini masih banyak kebijakan, program, dan kegiatan

pembangunan yang belum peka gender, yaitu belum mempertimbangkan perbedaan

pengalaman, aspirasi dan kepentingan antara laki-laki dan perempuan serta belum

menetapkan kesetaraan dan keadilan gender sebagai sasaran akhir dari

pembangunan (Kwik Kian Gie, 2001).

5.2. Nama Program

Hasil dari penelitian terkait Coping Strategi Perempuan Rawan Sosial

Ekonomi dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarganya di Desa Gandu Kecamtan

Dawuan Kabupaten Majalengka membuktikan bahwa perluanya dibentuk sebuah

program pemberdayaan khususnya bagi PRSE di Desa Gandu dalam peningkatan

Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pemenuhan kebutuhan keluarganya. Program

yang diusulkan oleh peneliti adalah program dengan nama Kelompok Keluarga

Mandiri (KKM) dengan slogan Perempuan Tangguh. Perempuan tangguh identik


106

dengan kemampuan untuk bertahan menghadapi rintangan dengan tekad yang kuat

dalam menghadapi segala permasalahan baik di rumah ataupun didalam kehidupan

bermasyarakat.

5.3. Tujuan

Pogram Kelompok Keluarga mandiri (KKM) ini memiliki tujuan umum dan

khusus sebagai berikut :

Tujuan umum program Kelompok Keluarga Tangguh (KKM) adalah untuk

meningkatkan penghasilan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) di Desa

Gandu kecamatan Dawuan Kabupaten Cirebon.

Tujuan khusus dari program Kelompok Keluarga mandiri (KKM) adalah

sebagai berikut :

1. Meningkatkan pendapatan PRSE di Desa Gandu.

2. Menigkatkan skill dalam mengolah bahan yang ada.

3. PRSE dapat mengetahui manajemen dalam mengelola usahanya.

5.4. Sasaran

Sasaran program Kelompok Keluarga mandiri (KKM) adalah Perempuan

Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) Desa Gandu.

5.5. Peaksanaan Program

Sistem pelaksanaan program adalah seluruh pihak yang terlibat secara aktif

dalam pelaksanaan program agar program dapat berjalan dengan baik, sistem

partisipan dan sistem perorganisasian program merupakan bagian dari sistem

pelaksana program. Sistem partisipan mengacu pada konsep sistem dasar pekerja

sosial, dimana sistem partisipan dalam penelitian ini terdiri dari peneliti dan
107

Pemerintah Desa Gandu yang memberikan bantuan pelatihan mengenai

peningkatan pendapat keluarga PRSE di desa Gandu. Sistem partisipan dalam

penelitian ini terdiri dari:

1. Sistem Klien Program Sistem klien adalah suatu sistem yang menunjukan

individu atau kelompok yang menerima bantuan. Program Kelompok Keluarga

Mandiri (KKM) ini menggunakan sistem klien yaitu PRS di Desa Gandu yang

mengalami permasalahan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam

menigkatkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

2. Sistem Pelaksana Perubahan Sistem pelaksana perubahan adalah sekumpulan

professional yang secara khusus bekerja untuk menciptakan perubahan secara

terencana untuk menangani permasalahan peningkatan pendapatan PRSE.

Dalam hal ini adalah peneliti, Pemerintah Desa Gandu, dan UMKM yang Desa

Gandu.

3. Sitem Kegiatan Sistem kegiatan menggambarkan dengan siapa saja PRSE dalam

menigkatkan pemenuhan kebutuhan keluarganya. Sistem kegiatan dalam

program ini adalah Pemerintah Desa Gandu dan UMKM Desa Gandu.

4. Sistem Sasaran Sistem sasaran adalah orang-orang yang dijadikan sasaran

perubahan yang terjadi diharapkan dapat meningkatkan penghasilan untuk

pemenuhan kebutuhan. Sistem sasaran dalam hal ini adalah Perempuan Rawan

Sosial Ekonomi Desa Gandu.


108

5.6. Metode dan Teknik

Program ini dilaksanakan untu PRSE di desa Gandu dengan berpedoman

pada metode dan teknik dalam praktik pekerjaan sosial. Adapun metode yang

digunakan yaitu kelompok atau social group work.

5.6.1. Metode

Metode yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah adalah

dengan menggunakan metode social group work. Metode social group work

merupakan metode untuk memperbaiki dan meningkatkan fungsi sosial individu

melalui pengalaman-pengalaman kelompok yang disusun secara sadar dan

bertujuan. Menurut Garvin (2011:11) terdapat beberapa tipe kelompok dalam

metode social group work salah satunya yaitu kelompok pendidikan (Educational

Group) dan kelompok sosialisasi (Socialization Group), tipe kelompok ini

dianggap dapat membantu memperoleh pengetahuan dan mempelajari

keterampilan – keterampilan yang lebih kompleks dan dapat mengembangkan atau

mengubah sikap-sikap dan perilaku-perilaku anggota kelompok agar dapat lebih

diterima secara sosial.

5.6.2. Teknik

Praktik pekerjaan sosial memiliki beberapa tipe kelompok, tipe kelompok

yang digunakan pada program ini adalah tipe educational group dan sosialization

groups, educational group PRSE Desa Gandu yang memiliki permasalahan dalam

pemenuhan kebutuhan keluarga.


109

Menurut Zastrow (2006), teknik dalam metode Social Group Work yang

digunakan pada Program Kelompok Keluarga Mandiri (KKM) melalui Educational

Group yaitu:

a. Mengubah Kognisi

Teknik ini digunakan untuk merubah cara berpikir seseorang melalui

kelompok. Permasalahan yang dihadapi kelompok seringkali berhubungan

dengan apa yang mereka pikirkan tentang suatu situasi yang dihadapinya. Pada

Kelompok Keluarga Mandiri (KKM) melalui Educational Group, teknik ini

diberikan dalam bentuk penyampaian materi mengenai pentingnya

meningkatkan keterampilan dalam berwirausaha. Penyampaian materi oleh

narasumber yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada PRSE di

Desa Gandu sehingga mereka dapat mengetahui pentingnya meningkatkan

keterampilan dalam berwirausaha.

b. Memecahkan Masalah

Istilah pemecahan masalah ini berarti suatu proses kognitif dan rasional

untuk mengidentifikasi,memilih, menilai,dan mengimplementasikan suatu

solusi atas berbagai alternatif yang ada. Proses pemecahan masalah ini dapat

digunakan untuk menentukan suatu rangkaian kegiatan yang bermanfaat bagi

kelompok, memecahkan masalah yang dihadapi oleh beberapa anggota

kelompok, atau untuk memecahkan masalah yang dialami oleh salah satu

anggota kelompok saja. Teknik memecahkan masalah ini dilakukan melalui

diskusi kelompok yang melibatkan seluruh anggota kelompok mengenai suatu

permasalahan.
110

c. Merestrukturisasi Peranan Anggota

Melalui penyampaian materi serta diskusi kelompok yang dilakukan dalam

kegiatan tersebut maka akan memperjelas peranan dari masing-masing PRSE

untuk meningkatkan pendapatan anggota kelompok.

Metode dan teknik yang dipilih karena dianggap sesuai karena berkaitan

dengan proses mengembangkan keterampilan dalam mengelola usaha.

5.7. Kegiatan yang Dilakukan

Pelaksanaan program Kelompok Keluarga Mandiri (KKM) terdiri dari tiga

bentuk kegiatan, yaitu:

1. Pembentukan kelompok PRSE di Desa Gandu untuk membangun suasana,

membangun kepercayaan antar anggota dengan menggunakan teknik small talk.

2. Penyuluhan tentang jenis usaha dan mengelola usaha yang baik yaitu sesi

educational group dengan menyampaikan materi kepada peserta pelatihan.

3. Melakukan praktik membuat kueh kreasi dari masing-masing kelompok PRSE

yang telah dibentuk.

5.8. Langkah-Langkah Pelaksanaan

Program “Kelompok Keluarga Tangguh (KKM)” yang akan dilaksanakan

dibagi menjadi beberapa tahapan untuk memudahkan program agar dapat berjalan

sesuai dengan yang direncanakan. Tahapan dari pelaksanaan program Kelompok

Keluarga Mandiri sebagai berikut:


111

5.8.1. Tahap Persiapan

Tabel 5.1 Roundown Kegiatan Pelatihan

NO Tanggal Waktu Kegiatan Koordinator/


Moderator
1. 08.00-09.00 WIB Regitrasi peserta pelatihan Sekretaris Desa
Gandu
2. Pembukaan Sekretaris Desa
09.00-10.00 WIB 1. Sambutan Gandu
KuwuesaGanu
3. 10.00-10.30 WIB Coffee Break
4. 10.30-12.00 WIB Materi 1: Kewirausahaan Laznas UMKM
Oleh : UMKM Desa Gandu Desa Gandu
5. 12.00-13.00 WIB Ishoma
6. 13.00-14.15 WIB Materi 2: Praktik Membuat UMKM Desa
Kreasi Kueh Gandu
Oleh : UMKM Desa Gandu
7. 14.15-15.15 WIB Materi 3: Sharing UMKM Desa
Oleh : UMKM Desa Gandu Gandu
8. 15.15-15.45 WIB Ishoma
9. 15.45-16.30 WIB Sesi Tanya Jawab (2 sesi) Sekretaris Desa
Gandu
10. 16.30-17.00 WIB Evaluasi dan Penutupan Pemerintah
Desa Gandu
dan UMKM
Desa Gandu
Sumber : Penelitian Desa Gandu 2023

5.8.3. Tahap Pengakhiran

Tahap pengakhiran dilakukan dengan mengambil pelajaran serta

mengevaluasi segala bentuk kegiatan yang telah dilakukan. Semua anggota

program Kelompok Keluarga Mandiri untuk melakukan refleksi dan juga diminta

untuk memberikan ulasan terkait semua pelaksanaan program yang dirasakan

setelah mengikutinya. Tahap akhir juga dipergunakan sebagai media untuk

melakukan evaluasi dan meringkas seluruh daftar sumber pendukung dalam


112

menyelasikan masalah-masalah yang muncul. Adapun rangkaian kegiatan pada

tahap pengakhiran sebagai berikut:

1. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan dalam

melaksanakan kegiatan program Kelompok Keluarga Mandiri ini agar kegiatan

selanjutnya dapat berjalan dengan lebih baik. Evaluasi yang dilakukan pada

program ini yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil, evaluasi proses dilaksanakan

setiap akhir sesi untuk menilai tahapan proses pada kegiatan, sedangkan evaluasi

hasil digunakan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan yang dilaksanakan dari

indikator keberhasilan program.

2. Pelaporan

Pelaporan dilakukan untuk memberikan penjabaran terkait dengan seluruh

tahapan kegiatan yan telah dilakukan kepada peanggungjawab program dan pihak

yang terlibat. Pelaporan ini dibentuk laporan pertanggungjawaban (LPJ) yang

berisikan seluruh bentuk administrasi, anggaran program, pencapaian tujuan dan

bukti dokumentasi kegiatan. Laporan pertanggungjawaban yang telah dibuat

selanjutnya diberikan kepada penanggungjawab.

5.9. Rencana Anggaran Biaya

Program Kelompok Keluarga mandiri dilaksanakan untuk PRSE di Desa

Gandu memiliki rencana anggaran biaya dalam menunjang keberhasilan tersebut.


113

Tabel 5.2 Rincian Anggaran Biaya

N Jenis Komponen Jumla Satuan Harga/Satu Harga


o h an (Rp) Total (Rp)
1. Narasumber UMKM Desa Gandu 2 Orang Rp. Rp.500.000
250.000

2. Bahan habis 1. Kertas A4 1 Rim Rp. 40.000 Rp. 40.000


pakai 2. Tinta Printer Kotak Rp. 25.000 Rp. 50.000
2
3. Bahan-bahan Rp. Rp.
Kueh 4 Paket 250.000 1.000.000
4. Snack 30 Kotak Rp. 10.000 Rp. 300.000
5. Makan Siang 30 Kotak Rp. 20.000 Rp. 600.000
2. Peralatan 1. Spanduk 3 Lemba Rp. Rp. 300.000
penunjang r 100.000
Program 2. ATK 25 Paket Rp. 25.000 Rp. 625.000
3. Kaos Penyuluh 10 Buah Rp. 50.000 Rp. 500.000
3. Perjalanan Transportasi 2 Paket Rp. Rp.200.000
100.000
4. Akomodasi 1. Perbanyakan 5 Exsem Rp. 20.000 Rp. 100.000
dan dan plar
konsumsi penjilidan
proposal
2. Perbanyakan 5 Exsem Rp. 30.000 Rp. 150.000
dan penjilitan plar
laporan akhir
3. Perbanyakan 10 Paket Rp. Rp.1.200.00
materi 120.000 0
penyuluhan

4.

5. Konsumsi 80 Paket Rp. 50.000 Rp.4.000.00


selama 0
penyuluhan tim
penyuluh 8 kali

6. Snack 30 Paket Rp. 10.000 Rp. 300.000


peserta
7. Makan Siang 30 Paket Rp. 20.000 Rp. 600.000
Peserta

Total Rp.
10.465.000
Sumber : Penelitian Desa Gandu 2023
114

5.10. Analisis Kelayakan

Pelaksanaan program memerlukan analisis kelayakan untuk mengetahui

apakah program yang direncanakan layak untuk dilaksanakan atau tidak. Penulis

menguji analisis kelayakan dengan menggunakan SWOT untuk mengetahui

kekuatan, peluang, kelemahan dan ancaman selama proses pelaksanaan program

Kelompok Keluarga Mandiri (KKM).

Kekuatan merupakan unsur-unsur yang teridentifikasi yang dapat

diunggulkan dari program intervensi yang telah direncanakan. Kelemahan

merupakan kekurangan maupun keterbatasan dalam hal sumber daya yang ada pada

program intervensi. Peluang merupakan berbagai hal dan situasi yang

menguntungkan bagi pelaksanaan program intervensi. Ancaman terdiri dari fakto-

faktor lingkungan yang tidak menguntungkan dan menjadi hambatan dalam

pelaksanaan program intervensi. Adapun analisis kelayakan sebagai berikut:

1. Kekuatan (Strenght)

Pemerintahan Desa Gandu memiliki sarana dan prasarana yang memadai

untuk melakukan program Kelompok Keluarga Mandiri (KKM) dan narasumber

dari UMKM Desa Gandu .

2. Kekurangan (Weakness)

Masih ada beberapa PRSE yang tidak ikut dalam Program pemberdayaan

PRSE yang diadakan di Desa Gandu dikarenakan harus bekerja demi

pemenuhan kebutuhan sehingga program pemberdayaan KKM masih kurang

maksimal.
115

3. Peluang (Opportunities)

Banyak pelaku usaha UMKM di Desa Gandu sehingga mampu membagi

pengalamannya terkait pemngembangan usaha untuk PRSE Desa Gandu.

4. Ancaman (Thereats)

PRSE masih ragu dengan Program KKM mengingat mereka harus mencari

uang untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Berdasarkan pada analisis kelayakan program (SWOT) maka dapat

diketahui bahwa terdapat kekuatan dan peluang yang dapat digunakan untuk

mempermudah pelaksanaan program Kelompok Keluarga Mandiri (KKM).

Kelemahan dan ancaman pada analisis SWOT dapat dijadikan sebagai acuan dalam

memperbaiki program agar sesuai dengan tujuan program yang direncanakan.

5.11. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari program Kelompok Keluarga Mandiri (KKM),

sebagai berikut:

1. Mampu mengetahui manajemen dalam mengelola usaha.

2. PRSE desa Gandu dapat meningkatkan pendapatan ekonominya.

3. PRSE Desa Gandu mampu membuka usahanya sendiri .


BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan

Penelitian ini berjudul “Coping Strategy Perempuan Rawan Sosial Ekonomi

dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarganya di Desa Gandu Kecamatan Dawuan

Kabupaten Majalengka”. Berdasarkan dari temuan penelitian, bahwa PRSE di Desa

Gandu mengalami beberapa permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan keluarga

yaitu karena kurangnya penghasilan yang diterima setiap hari yang membuat hidup

serba kekurangan. Kebanyakan PRSE dalam penelitian ini yaitu pedagang kecil dan

buruh yang harus menanggung kebutuhan hidupnya.

Kesulitan yang dihadapi oleh sebagian besar PRSE di Desa Gandu yaitu

dalam pemenuhan kebutuhan sandang dan pangan, untuk pemenuhan kebutuhan

kesehatan dan pendidikan pemerintah sudah menanggungnya dengan program

Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Pada aspek Emotional focused strategy kebanyakan dari informan

penelitian ini dapat menerima keadaan yang telah terjadi pada dirinya. Disisi lain

informan selalu mendapatkan bentuk dukungan dari kerabat dan tetangga di sekitar

tempat tinggalnya.

Pada aspek Problem Focused Strategy informan dalam penelitian mampu

memecahkan permasalahan yang terjadi pada dirinya dengan mencari alternatif

untuk penghasilan tambahan dalam pemenuhan kebutuhan keluarganya. Adapun

informan dalam penelitian ini minim dengan keterampilan dalam berwirausaha dan

116
117

ditambah dengan tidak adanya modal sehingga kehidupan yang berlangsung hanya

cukup untuk makan sehari-hari.

Dalam penelitian ini peneliti mengusulkan pemberdayaan dan pelatihan

pada PRSE di Desa Gandu untuk meningkatkan pendapatan dengan program

Kelompok Keluarga mandiri. Peneliti menggandeng beberapa pelaku usaha

UMKM yang ada di Desa Gandu untuk berbagi pengalamannya dan berbagi inovasi

dalam berwirausaha. Program ini diharapkan mampu meningkatkan penghasilan

PRSE di Desa Gandu demi keberlangsungan hidup PRSE.

6.2. Saran

6.2.1 Saran Guna Laksana

1. Bagi Pemerintah Desa Gandut terkait permodalan dan pelatihan yang diberikan

PRSE dapat diberikan dengan maksimal dan perlu adanya sosialisasi agar

program bantuan ini dapat merata dan dirasakan oleh seluruh PRSE yang lain.

2. Bagi Pemerintah Desa Gandu perlu menjalin komunikasi yang berkelanjutan

agar dapat bekerja sama dengan UMKM, agar program bantuan yang diberikan

dapat berjalan dengan semestinya serta memberikan manfaat kepada PRSE

dalam pemenuhan kebutuhannya.

6.2.2. Sasaran Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini menggambarkan Coping Strategi PRSE dalam Memenuhi

Kebutuhannya. Penulis merumuskan sasaran bagi penelitan selanjutnya yaitu

sebagai berikut:
118

1. Melakukan penelitian lebih mendalam mengenai aspek bantuan permodalan,

bantuan pelatihan dan bantuan pemasaran mengenai bantuan yang diberikan

oleh Pemerintahan Desa Gandu pada PRSE Desa Gandu.

2. Melakukan penelitian lanjutan terkait Coping Strategy Perempuan Rawan

Sosial Ekonomi dalam Pemenuhan Kebutuhannya dengan menggunakan

pendekatan kualitatif untuk mengetahui bantuan permodalan, bantuan pelatihan

yang telah diberikan.


DAFTAR PUSTAKA

Folkman,S. & Lazarus, R.S. 1980. An Analysis of Coping in A Middle Aged


Community Sample. Journal of Health and Social Behavior, vol.21, hal. 219
- 239.

Folkman, S. 1984. Personal Control and Stress and Coping Processes: a Theoritical
Analysis. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 46, No. 40,
839- 858

Kwik Kian Gie. 2001. Program Pembangunan Nasion- al (PROPENAS) 2000-2004


yang Berwawasan Gender. Makalah pada Rakernas Pembangunan Pember-
dayaan Perempuan. Jakarta: BAPENAS

Moh. Ali Aziz dkk. (2005). Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi
Metodologi. Yogyakarta: Pustaka Pesantren

Sri Marwanti dan Dwi Astuti. 2012. Model Pemberdayaan Perempuan Miskin
Melalui Pengembangan Kewirausahaan Keluarga Menuju Ekonomi Kreatif
Di Kapuapaten Karang Anyar, SEPA, Vol 9 No 1, September 134-144

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Member- dayakan Rakyat: Kajian


StrategiPembangunan Kesejahteraan Sosial,Bandung: PT Refika Aditama

Suhendra, K, 2006, Peranan Birokrasi Dalam Pember- dayaan Masyarakat.


Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2004. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta;


Bandung

Sumber Lain

Badan Pusat Statistik. 2021. Provinsi Jawa Barat 2021; Bandung

UU No. 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin dan Permensos No. 8
Tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan dan Pengelolaan Data Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial

UU Nomor 63 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir Miskin


Melalui Pendekatan Kewilayahan

119
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Balasan Izin Peelitian Kepada Kesbangpol Kabupaten
Majalengka

121
Lampiran 2 Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA

COPING STRATEGY PEREMPUAN RAWAN SOSIAL EKONOMI DALAM


MEMENUHI KEBUTUHAN KELUARGANYA DI DESA GANDU
KECAMATAN DAWUAN KABUPATEN MAJALENGKA

A. Karakteristik Informan
1. Nama :
2. Tempat :
3. Usia :
4. Agama :
5. Suku :
6. Alamat :
7. Pendidikan Terakhir :
8. Jumlah Tanggungan terakhir :
9. Pekerjaan :
10. Jumlah Pendapatan Perbulan :
11. Jumlah Pengeluaran Perbulan :

B. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh PRSE


1. Kesulitan apa yang ibu hadapi dalam pemenuhan pangan keluarga
sehari-hari ?
2. Apakah ada kendala dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan anak
ibu, jika ada boleh dijelaskan ?
3. Kesulitan apa yang ibu rasakan dalam pemenuhan perekonomian
keluarga ?
4. Apakah ibu merasakan ada kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan
sandang ?
5. Bagaimana dengan pemenuhan kesehatan keluarga ibu apakah ada
kesulitan yang dihadapi ?
6. Dengan penghasilan yang ibu dapatkan, apakah dapat memenuhi
kebutuhan pangan, pendidikan anak, kesehatan keluarga ?

C. Emotional Focused Strategy


1. Seeking Emotional Support :
a. Bentuk dukungan emosional dan sosial apa yang diberikan oleh
orang lain ketika ibu menghadapi masalah ( perhatian, bantuan
dalam bentuk fisik maupun non fisik )?
b. Siapa yang biasanya memberikan dukungan emosional dan sosial
kepada ibu?
c. Pada saat apa bentuk dukungan emosional dan sosial diberikan
kepada ibu?
d. Bagaimana Ibu memperoleh dukungan emosional dan sosial dari orang

122
lain ?
e. Seberapa berartinya dukungan emosional dan sosial yang diberikan
bagi ibu ?
2. Distancing :
a. Upaya apa yang Ibu lakukan ketika ibu menghadapi masalah dalam
memenuhi kebutuhan (sandang, pangan, papan, kesehatan,
pendidikan) ?
b. Ketika terjadi masalah dalam memenuhi kebutuhan (sandang, pangan,
papan, kesehatan, pendidikan), apakah Ibu menarik diri dari
lingkungan permasalahan tersebut? Jika iya mengapa?
c. Siapakah yang paling membantu ketika ibu ada masalahan dalam
keluarga ?
d. Apabila terdapat masalah dalam pemenuhan kebutuhan, langkah apa
yang akan ibu lakukan dalam upaya memenuhi kebutuhan keluarga
(sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan) ?
e. jika Ibu tidak peduli dengan permasalahan yang ibu hadapi,
bagaimana dampaknya bagi keluarga ibu ?
3. Escape Avoidance :
a. Apa yang Ibu lakukan ketika menghadapi masalah dalam pemenuhan
kebutuhan hidup (sandang, pangan, papan, pendidikan, dan
kesehatan)?
b. jika terjadi masalah dalam pemenuhan kebutuhan dasar, apakah ibu
menghindar atau melibatkan diri kedalam perbuatan yang negatif (
tidur terlalu lama, mimum obat terlarang, atau tidak mau
bersosialisasi dengan orang lain ) dari permasalahan tersebut?
Mengapa?
c. Siapa yang paling membantu Ibu ketika terjadi sebuah permasalahan
dalam keluarga Ibu?
d. Bagaimana dampaknya jika ibu menghindar dari permasalahan
yang dihadapi ?
4. Self Control :
a. Apa yang Ibu lakukan untuk mengatur perasaan dan tindakan Ibu
untuk menyelesaikan masalah dalam pemenuhan kebutuhan
(sandang, pangan, papan) ?
b. Bagaimana cara mengatur perasaan dan tindakan Ibu agar masalah
yang Ibu hadapi dapat terselesaikan?
c. Pada saat apa perasaan dan tindakan Ibu mulai tidak terkontrol?
Adakah hal hal yang menjadi pemicunya?
d. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
e. Siapa yang membantu ibu untuk memenuhi kebutuhan keluarga
disaat perasaan dan tindakan ibu sedang tidak terkontrol ?
5. Accepting Responsibility :
a. Apakah Ibu menerima segala sesuatu yang terjadi saat ini sebagaimana
mestinya? Apakah Ibu sudah melakukan penyesuaian diri dengan
lingkungan yang sedang dialami?
b. Bagaimana cara Ibu melakukan penyesuaian diri sehingga Ibu bisa

123
menerima segala sesuatu yang terjadi saat ini?
c. Pernahkah Ibu merasa bahwa apa yang terjadi dalam kehidupan Ibu
saat ini tidak bisa Ibu terima?
d. Siapakah yang membantu Ibu dalam proses penyesuaian diri dan
penerimaan diri dan keadaan?
6. Positive Reappraisal :
a. Pernahkah Ibu menyalahkan orang lain atas yang terjadi dalam
kehidupan Ibu?
b. Apa hikmah yang Ibu petik dari setiap kejadian yang ada dalam hidup
Ibu?
c. Bagaimana cara Ibu agar selalu berpikir positif dan mengambil
hikmah atas segala sesuatu yang terjadi pada Ibu?
d. Siapakah yang membantu Ibu dalam mengingatkan untuk selalu
berpikir positif dan mengambil hikmah atas segala yang terjadi?
D. Problem Focused Strategy
1. Locus Control :
a. Apa yang menjadi kekuatan dalam diri Ibu sehingga Ibu dapat
tetap memenuhi kebutuhan Ibu dan keluarga Ibu?
b. Bagaimana cara Ibu untuk tetap dapat mengontrol diri dengan baik
sehingga Ibu dapat memenuhi kebutuhan keluaraga Ibu?
c. Siapa yang membantu Ibu dalam mengontrol diri Ibu ketika
terjadi suatu permasalahan?
d. Pernahkah Ibu mengalamikontrol diri yang buruk?
e. Apakah Ibu pernah meyalahkan keadaan atas apa yang terjadi dalam
kehidupan Ibu?
2. Keterampilan Memecahkan Masalah ( mencari informasi,
menganalisis situasi, perencanaan dengan baik ) :
a. Apa yang biasanya Ibu lakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
Ibu?
b. Bagaimana cara Ibu melakukan hal tersebut bila terjadi hambatan
didalamnya?
c. Siapa yang membantu Ibu dalam memenuhi kebutuhan keluarga
ataupun saipa yang membantu Ibu jika terjadi permasalahan dalam
keluarga Ibu?
d. Seberapa penting kehadiran orang lain dalam memenuhi kebutuhan
keluarga Ibu?
3. Keterampilan Sosial :
a. Apakah ibu menjalin hubungan dengan orang lain atau bekerja sama
untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga ?
b. Siapa yang ibu ajak bekerja sama ?
c. Kapan itu terjadi ?
d. Bagaimana prosesnya ?
e. Seberapa penting keterampilan sosial tersebut bagi Ibu?
4. Dukungan Sosial :
a. Dukungan Sosial seperti apa yang pernah Ibu dapatkan?

124
b. Bagaimana cara Ibu dalam memperoleh dukungan sosial
tersebut?
c. Siapa saja yang memberikan dukungan sosial kepada Ibu?
d. Pada saat apa Ibu mendapatkan dukungan sosial tersebut?
5. Materi :
a. Apakah Ibu pernah mendapatkan dukungan berupa materi?
b. Bagaimana cara Ibu mendapatkan dukungan tersebut?
c. Siapa saja yang pernah memberikan dukungan materi kepada ibu (
uang, barang, layanan) ?
d. Kapan dukungan materi tersebut diberikan kepada ibu?

125
Lampiran 3 Pedoman Obsevasi

PEDOMAN OBSERVASI

COPING STRATEGY PEREMPUAN RAWAN SOSIAL EKONOMI

DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN KELUARGANYA DI DESA GANDU

KECAMATAN DAWUAN KABUPATEN MAJALENGKA

Berikut adalah unsur-unsur yang menjadi observasi pada penelitian ini :

1. Kegiatan rutin pengajian setiap hari jumat

2. Kegiatan pembagian bantuan dari pemerintah

3. Kegiatan pemberdayaan PRSE dari pemerintahan Desa Gandu

4. Kondisi lingkungan keluarga PRSE yang menjadi informan dalam studi

kasus

126
Lampiran 4 Pedoman Studi Dokumentasi

PEDOMAN STUDI DOKUMENTASI

COPING STRATEGY PEREMPUAN RAWAN SOSIAL EKONOMI


DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN KELUARGANYA DI DESA GANDU
KECAMATAN DAWUAN KABUPATEN MAJALENGKA

Berikut merupakan file maupun bahan yang dijadikan sebagai studi

dokumentasi dalam penelitian ini ?

1. Profil Desa Gandu

a. Visi dan Misi Desa Gandu

b. Struktur Pemerintahan Desa Gandu

c. Program Desa Gandu

2. File atau dokumen-dokumen mengenai PRSE

3. Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan coping strategi PRSE

127
Lampiran 5 Transkip Wawancara
TRANSKIP WAWANCARA
No. Informan D Informan R Informan K
1. Karakteristik 12. Nama : Diah 1. Nama : romlah 1. Nama : Kasih
13. Usia : 38 tahun 2. Usia : 38 thn 2. Usia : 24 tahun
14. Agama : Islam 3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
15. Suku : Sunda 4. Suku : Sunda 4. Suku : Sunda
16. Alamat : Desa Gandu Blok 5. Alamat : Desa Gandu Blok Kamis 5. Alamat : Desa Gandu
Senen 6. Pendidikan Terakhir : SMP Blok Rebo
17. Pendidikan Terakhir : SMA7. Jumlah Tanggungan terakhir : tiga 6. Pendidikan Terakhir :
18. Jumlah Tanggungan tangguan (3) tidak tamat SMA
terakhir : 2 (anak) 8. Pekerjaan : Buruh 7. Jumlah Tanggungan
19. Pekerjaan : Jualan 9. Jumlah Pendapatan Perbulan : -+ Rp terakhir : satu (anak)
20. Jumlah Pendapatan 1.500.000 8. Pekerjaan : Penjual
Perbulan : -+ sehari 100 rb 10. Jumlah Pengeluaran Perbulan : -+ Masakan Keliling
21. Jumlah Pengeluaran Rp 2.000.000 9. Jumlah Pendapatan
Perbulan : sehari 80 rb Perbulan : sehari 150 rb
10. Jumlah Pengeluaran
Perbulan : sekitar 4,5 jt

Kesulitan yang . a. Bagaimana ibu a. Bagaimana ibu memenuhi a. Bagaimana ibu


dihadapi memenuhi kebutuhan makan kebutuhan makan sehar-hari? memenuhi kebutuhan makan
sehar-hari? Kalo buat kebutuhan Untuk pemenuhan kebutuhan sehar-hari? Ya jualan a
makan ya ibu mengandalkan sehari-hari ibu bekerja serabutan a, tetehmah ya buat makanmah
jualan a, ya gini jualan seblak a jadi hasil dari kerja ibu belikan lauk cukup
di depan rumah buat sekeluarga b. Apa kesulitan ibu dalam
b. Apa kesulitan ibu dalam b. Apa kesulitan ibu dalam memenuhi kebutuhan makan
memenuhi kebutuhan makan memenuhi kebutuhan makan sehari-hari?untuk saat ini
sehari-hari? untuk kesulitannya sehari-hari? Ya kadang namanya kesulitan yang teteh alami

128
ya ibu kadang laku kadang ngk buruh a, jadi kadang ada kerjaan belum ada a, paling kalo lagi
a jualan ibu namanya juga kadang ngk tergantung musiman, sepia ja kayak kemarin aja pas
dagang a sekarang paling bersih klo musim tandur tuh biasanya ibu pandemic a biasanya teteh suka
ya sekitar 70-100 rb a ikut klo buat makanmah dari bawa dagangan banyak tuh
c. Bagaimana upaya ibu pemelilik sawah, tapi sedihnya kalo habis pas pandemic tuh ya
dalam menghadapi kesulitan gak ada kerjaan ibu makan paling separuhnya juga kadang
tesebut?ya ibu tabah aja a jalani seadanya kadang makan pake abis kadang ngk a
apa adanya. Anak ibu yang garam, ya kadang ada tetangga c. Bagaimana upaya ibu
paling besar sekarang SMP dan ngasih makan a dalam menghadapi kesulitan
yang paling kecil umur 4 tahun c. Bagaimana upaya ibu tesebut?yang namnya juga
a. ya ibu jualan lah a sedikit dalam menghadapi kesulitan orang jualan ya a kadang laku
dikiit di depan rumah ibu tesebut? Ya ibu bersyukur aja a ya kadang ngk a ya teteh tetep
d. Bagaiman ibu namanya juga hidup kan ya kadang jualan aja a kalo g jualan ya
memenuhi kebutuhan sandang ada kadang ngk mau dapat uang dari mana lagi a
seperti pakaian untuk ibu dan d. Bagaiman ibu memenuhi d. Bagaiman ibu
anak ibu?ya kalo pakaian sih ibu kebutuhan sandang seperti pakaian memenuhi kebutuhan sandang
ya jarang beli a paling buat anak untuk ibu dan anak ibu? Klo beli seperti pakaian untuk ibu dan
aja sih kalo misalnya udah g pakaian paling seringnya kalo anak ibu?untuk anak teteh masih
layak buat di pakai yang kadang lebaran a. ya namanya anak ya a kecil a sekarang ya tinggal sama
beli kadang ibu juga ikutan kan nangis yang lain beli baju baru orang tua kalo kebutuhan
kredit baju a. bayarnya setiap kan ya. Klo ibumah lah ya pakaian pakaian alhamdulillah aman a
minggu sekali a yang ada aja a yang penting anak e. Apa kesulitan ibu dalam
e. Apa kesulitan ibu dalam dulu. Kadang ada orng gitu ngasih memenuhi kebutuhan sandang
memenuhi kebutuhan sandang ibu pakaian ya bekas juga ngk apa a seperti pakaian untuk ibu dan
seperti pakaian untuk ibu dan yang penting ada buat salin anak ibu? Kalo kesulitanmah
anak ibu?ya gini a yang e. Apa kesulitan ibu dalam alhamdulilah belum ada sih a
namanya jualan kan ya kadang memenuhi kebutuhan sandang rejekinya anak a
laku kadang enggak. Kadang seperti pakaian untuk ibu dan anak f. Bagaimana upaya ibu
buat makan sehari juga ibu ibu? Ya itu a kadang buat makan dalam memenuhi kebutuhan
kelabakan juga susah a, ya ibu yang penting sandang seperti pakaian untuk
ibu dan anak ibu?ya teteh jualan

129
f. Bagaimana upaya ibu makan dulu deh a kalo ada lebih ya lauk nasi a, teteh ngambil dari
dalam memenuhi kebutuhan nyisihkan buat nabung. orang trus teteh jualan keliling
sandang seperti pakaian untuk f. Bagaimana upaya ibu pake motor a
ibu dan anak ibu? Ya itu a ibu dalam memenuhi kebutuhan g. Ibu tinggal di rumah
ikut kreditan baju di penjual sandang seperti pakaian untuk ibu dengan siapa? Teteh tinggal
baju keliling yang suka lewat ke dan anak ibu? Ya kadang gitu a klo sama orang tua sama ibu bapa
rumah ibu pakaian sih paling g jarang beli tapi sama adek dua
g. Ibu tinggal di rumah ibu juga beli klo anak udah nagis- h. Apakah tempat tinggal
dengan siapa? Rumah ibu nangis pengen baju , yang kemarin ini milik ibu atau
sendiri a sih yang bikin ibu merasa miskil. bagaimana?rumah milik bapak
h. Apakah tempat tinggal Anak ibu yang paling kecil dia kan teteh a
ini milik ibu atau sekolah kelas 4 SD ya dia nangis i. Bagaimana ibu
bagaimana?sebenernya ini pengen seragam. Seragam lamanya memenuhi kebutuhan untuk
rumah milik suami ibu a, suami kan udah using kuning dan udah tempat tinggal ibu?ya kalo
ibu meninggal akibat covid a ya banyak jahitannya. kebutuhan rumah ya
sekarang y ibu tinggal sama Alhamdulillahnya ada tetangga gitu alhamdulillah a ya bisa bantu
anak-anak ya disini a a ngasih baju bekas anaknya dulu. bantu si mamah lah
i. Bagaimana ibu Ya ibu bersyukura a j. Apa kesulitan ibu dalam
memenuhi kebutuhan untuk g. Ibu tinggal di rumah memenuhi kebutuhan tempat
tempat tinggal ibu?kalo dengan siapa? Ibu tinggal bersama tinggal ibu? Ya kalo kesulitan
kebutuhan rumahmah ya paling anak ada 2 trus ibu. Jadi ibu tinggal nya sih teteh the pengen punya
g banyak a paling listrik aja berempat di rumah. rumah sendiri a ya tapi kan
j. Apa kesulitan ibu dalam h. Apakah tempat tinggal ini uangnya belum ada a ya
memenuhi kebutuhan tempat milik ibu atau bagaimana? Rumah sekarangmah kesulitan belum
tinggal ibu? paling kesulitan ya sih milik ibunya ibu a. masih ikut ada sih a karena masih ikut
kalo mialnya terjadi hal a pada sama ibu orang tua a ya jadi patunganlah
rumah ibu ya uang dari mana i. Bagaimana ibu memenuhi sama bapa klo ada hal
gitu buat benerinnya kebutuhan untuk tempat tinggal k. Bagaimana ibu upaya
k. Bagaimana ibu upaya ibu? Ya gini a kondisi rumah ibu dalam memenuhi kebutuhan
ibu dalam memenuhi kebutuhan ibumah yak lo kebutuhan tempat tinggal?kalo kebutuhan
tempat tinggal?ya ibu jualan a rumahmah y banyak sih a. tapi tempat tinggal sih a ya

130
paling kalo ada sisa uang ya yang ngk semuanya dicapai ya seginimah layak a paling kalo
nabung dikit biasanya ibu paling klo gendeng bocor ya paling ada genteng rusak missal pompa
nyisihkan uang dari hasil jualan nyuruh sodara ibu buat benerin ya air rusak trus ya beli prabotan
10 rb sehari a buat jaga-jaga gitu paling dikit yang bisa ibu bisa bantu bantu dikita dari hasil
lakuin a ya buat makan aja susah a jualan sayur
j. Apa kesulitan ibu dalam
memenuhi kebutuhan tempat
tinggal ibu? Kesulitan ya kadang
kalo misalnya musim ujan a itu
gendeng pada bocor ya gitu ibu
cuman bisa tadahn aja air yang
bocor a biar ga basah kemana-mana
k. Bagaimana ibu upaya ibu
dalam memenuhi kebutuhan tempat
tinggal? Ya gini a kondisinya ga
bany6ak yang bisa ibu lakuin buat
kebutuhan rumah ya paling ibu
berharap aja a bantuan dari
pemerintah buat benerin rumah ibu,
ya dulu suka liat bedah rumah ya
ibu ngarep gitu a rasanya pengen
rumah ibu yang di bedah rumah
hehe

2. Kesehatan a. Bagaimana ibu a. Bagaimana ibu memenuhi a. Bagaimana ibu


memenuhi kebutuhan Kesehatan kebutuhan Kesehatan untuk ibu dan memenuhi kebutuhan Kesehatan
untuk ibu dan ana-anak ibu?kalo ana-anak ibu? Ya untuk berobat untuk ibu dan ana-anak ibu?
kesehatan ya ibu kalo sakit ke paling ibu memanfaatkan program Untuk pemenuhan kesehatan
puskesmas, ya paling dari pemerintah a paling berobat ke alhamdulillah a untuk anak teteh
memanfaatkan bantuan dari puskesmas aja a da masih kecil ya paling
pemerintah aja a imunisasi aja sih a tiap minggu

131
b. Apa kesulitan ibu dalam b. Apa kesulitan ibu dalam ya kalo sakit ya paling ke
memenuhi kebutuhan Kesehatan memenuhi kebutuhan Kesehatan puskesmas kalo g ke klinik a
untuk ibu dan anak-anak ibu?iya untuk ibu dan anak-anak ibu? Ya b. Apa kesulitan ibu dalam
ada a ibu takut gitu a terjadi paling sulitnya klo misalnya ibunya memenuhi kebutuhan Kesehatan
sesuatu pada ibu apalagi ibu kan ibu sakit ya namanya orang tua ya a untuk ibu dan anak-anak ibu?
punya riwayat jantung a. jadi ya repot a ngurusnya, ibukan harus Alhamdulillah tidak a,
jantung ibu kan lemah a ya kalo kerja trus yang ngurus ibunya ibu syukurnya ada bantuan dari
ibu sakit ya ga ada pemasukan a siapa a kalo bukan ibu kan ibu juga pemerintah sih kalo buat
c. Apakah ibu punya anak anak ibu a pada masih kesehatanmah
mendapatkan bantuan ibu urusin a c. Apakah ibu
Kesehatan, seperti BPJS dan c. Apakah ibu mendapatkan mendapatkan bantuan
KIS?iya a ibu dapaet program bantuan Kesehatan, seperti BPJS Kesehatan, seperti BPJS dan
bantuan kesehatan KIS dan KIS? KIS?iya a dapet KIS
d. Siapa yang membantu d. Siapa yang membantu ibu d. Siapa yang membantu
ibu dalam memenuhi kebutuhan dalam memenuhi kebutuhan ibu dalam memenuhi kebutuhan
Kesehatan untuk ibu dan anak- Kesehatan untuk ibu dan anak-anak Kesehatan untuk ibu dan anak-
anak ibu?paling tetangga ibu a ibu? Ya paling tetangga ga, dari anak ibu?yang paling membantu
sama ibu-ibu PKH gitu a suka desa kadang suka mengadakan sih a bapa sama ibu teteh ya
bantu ibu berobat ato cek kesehatan di desa a mereka tuh merawat teteh sama
e. Dimana ibu ya paling sodara a itu juga sama a nak teteh a
memperoleh pelayanan kita orang susah a jadi ibu e. Dimana ibu
Kesehatan untuk ibu dan anak- mengharapkan bantuan aja dari memperoleh pelayanan
anak ibu?di Puskesmas a pemerintah Kesehatan untuk ibu dan anak-
f. Kapan ibu memeriksa e. Dimana ibu memperoleh anak ibu? Biasanya di
Kesehatan ibu dan anak-anak pelayanan Kesehatan untuk ibu dan puskesmas a sama di bale desa
ibu, apakah rutin atau anak-anak ibu? Pelayanan untuk imunisasi
bagaimana? Terskir si ibu kesehatan ya paling puskesmas a, f. Kapan ibu memeriksa
kontrol ya dua bulan yang lalu a walaupun lumayan jauh a. Kesehatan ibu dan anak-anak
puskesma sekitar tiga kiloan a dar4i ibu, apakah rutin atau
rumah ibu bagaimana?untuk kesehatan
anak sih klo sekarang ya

132
f. Kapan ibu memeriksa imunisasi aja a rutin tiap
Kesehatan ibu dan anak-anak ibu, minggu ke bale desa ya paling
apakah rutin atau bagaimana? Ya kalo deman yak e puskesmas
terakhir dua bulan yang lalu a anak
ibu demam biasa ibu bawa ke
puskesmas a ya alhamdulillah tiga
hari sembuah a

3. Kebutuhan a. Bagaimana ibu a. Bagaimana ibu memenuhi a. Bagaimana ibu


Pendidikan memenuhi kebutuhan kebutuhan Pendidikan untuk ana- memenuhi kebutuhan
Pendidikan untuk anak-anak anak ibu? Ya kalo sekolah sekarang Pendidikan untuk ana-anak
ibu?sekarangkan pendidikan gratis a, semuanya ditanggung ibu?untuk itu anak ibu masih
smp gratis a ya ibu sama pemerintah klo SD balita a belum sekolah hehe
menyekolahkan anak ibu di b. Apa kesulitan ibu dalam b. Apa kesulitan ibu dalam
negeri aja a biar di bantu sama memenuhi kebutuhan Pendidikan memenuhi kebutuhan
pemerintah untuk anak-anak ibu? Paling kalo Pendidikan untuk anak-anak
b. Apa kesulitan ibu dalam kesulitannya di uang bekel a, ibu?
memenuhi kebutuhan kadang anak ibu tuh pengen bekel c. Apakah anak ibu
Pendidikan untuk anak-anak sama kaya temennya ya ibu mendapatkan bantuan
ibu?jika ada study tour a ketetran lah akalo buat bekel pendidikan, seperti KIP?
kemarin juga kan ya sekolahnya jajanya d. Siapa yang membantu
mengadakan study tour ya mau c. Apakah anak ibu ibu dalam memenuhi kebutuhan
gimana a anak ibu gak ikut mendapatkan bantuan pendidikan, pendidikan untuk anak-anak
karena ibu gak punya uang a. seperti KIP? Iya a dapet KIP ibu?
yak lo kesulitannya ibu terbatas d. Siapa yang membantu ibu
di biaya yang mendukung buat dalam memenuhi kebutuhan
sekolah aja a pendidikan untuk anak-anak ibu?
c. Apakah anak ibu Kalo yang ngebantu ibu banyak sih
mendapatkan bantuan ya pemerintah kadang guru-guru di
pendidikan, seperti KIP?iya a sekolah anak ibu kadang suka
dapet ngasih uang jajan ke anak ibu

133
d. Siapa yang membantu
ibu dalam memenuhi kebutuhan
pendidikan untuk anak-anak
ibu?ya kalo kebutuhan
pendidikan seperti buku paket
sama LKS ya suka di kasih a
sama guru-guru a kadang ya pas
awal masuk juga kan ya beli
seragam alhamdulillah di bantu
sama guru-guru disana a

Rekapitulasi Emotional Focused Strategy


No. Emotional Informan D Informan R Informan K
Focused
Strategy
1. Seeking a. Bentuk dukungan a. Bentuk dukungan a. Bentuk dukungan
Emotional emosional dan sosial apa yang emosional dan sosial apa yang emosional dan sosial apa yang
Support diberikan oleh orang lain ketika diberikan oleh orang lain ketika ibu diberikan oleh orang lain ketika
ibu menghadapi kesulitan- menghadapi kesulitan-kesulitan ibu menghadapi kesulitan-
kesulitan emosional dalam emosional dalam pemenuhan kesulitan emosional dalam
pemenuhan kebutuhan keluarga kebutuhan keluarga (perhatian, pemenuhan kebutuhan keluarga
(perhatian, bantuan dalam bantuan dalam bentuk fisik maupun (perhatian, bantuan dalam
bentuk fisik maupun non fisik)? non fisik)? Kalo itu a ya paling bentuk fisik maupun non
Kalo itu mah paling tetangga yg kalo lagi nganggur a ga ada kerjaan fisik)?ya paling disemangatin a
suka bantu a, alhandulillah suka ada tetangga begitu a ngasih sama orang tua dan sodara teteh
tetangga disini baik-baik, ibu kerjaan kaya nyetrika nyuci baju a, a ya kadang kan kalau orang tua
suka dikasi makanan kalo ya lumayan lah a buat makan ya ngasih uang jajan buat teteh
mereka punya kanan lebih atau walaupun teteh dagang a

134
apa suka dikasi ke ibu, kalopin kadang suka di kasih oleh oleh kalo b. Siapa yang biasanya
ibu lagi gaada kerjaan ibu suka tetangga abis keluar kota memberikan dukungan
disuruh bantu-bantu basak atau b. Siapa yang biasanya emosional dan sosial kepada
bersih-bersih dirumah nya a. memberikan dukungan emosional ibu?kalo yang sering dukungan
b. Siapa yang biasanya dan sosial kepada ibu? Tetangga emosional ya ibu teteh sih a
memberikan dukungan ibu a c. Pada saat apa bentuk
emosional dan sosial kepada c. Pada saat apa bentuk dukungan emosional dan sosial
ibu? Tetangga dukungan emosional dan sosial diberikan kepada ibu?pas suami
c. Pada saat apa bentuk diberikan kepada ibu?kalo teteh meninggal a, suami teteh
dukungan emosional dan bantuannya ya tadi a, ngasih bekerja merantau di luar pulau
sosial diberikan kepada ibu? kerjaan begitu a kadang jadi buruh bangunan a ya
Kalo bantuan sosial ya kaya disemangatin a ya itu buat ibu tegar truskan ada kecelakaan yang
tadi a, suka ngasih makanan, saja a jalani hidup menimpa suami teteh. Suami
kerjaan sama ibu, kalo d. Bagaimana Ibu teteh meninggal saat kecelakaan
dukungan emosional seringnya memperoleh dukungan emosional itu a. Yang sering nyemangatin
dari orang-orang PKH. dan sosial dari orang lain ? ya teteh ya keluarga teteh a. Yang
d. Bagaimana Ibu paling perhatian dari tetangga a dan namanya baru nikah kan a ya
memperoleh dukungan juga ya ibu-ibu musholah a kalau terus kan lagi ngandung juga
emosional dan sosial dari orang ibu sakit kadang suka jengukin dan bagaimana ga kacau a. Ya
lain ? paling perhatian dari suka ngasih uang a syukurnya teteh punya ibu sama
PKH, tetangga disini juga e. Seberapa berartinya bapa yang baik a
alhamdulillah pada pertahian dukungan emosional dan sosial d. Bagaimana Ibu
sama ibu. yang diberikan bagi ibu ?kalo di memperoleh dukungan
e. Seberapa berartinya bilang seberapa berartinya ya emosional dan sosial dari orang
dukungan emosional dan sosial sangat berrti banget a apalagi kan lain ?ibu sama bapak ngasih
yang diberikan bagi ibu ? ibu sangat bergantung asama semangat kadang sodara teteh
sangat berati banget a buat ibu panggilan kerja ya namanya juga juga ngasih uang begitu a buat
yang keadaannya kayagini, mau serabutan a kalo gak ada yang anak teteh
apa-apa susah suami udah manggil nanti keluarga ga makan a e. Seberapa berartinya
gaada, apalagi ngebesarin dua dukungan emosional dan sosial
anak sendirian a. yang diberikan bagi ibu ?sangat

135
berarti a ga tahu mau bagaimana
teteh a kalau ngk ada orang tua
teteh. Kan anak masih kecil a
teteh kan dulu gak jualan. Ya
teteh jualan pas di tinggal sama
suami teteh saja a
2. Distancing a. Upaya apa yang Ibu a. Upaya apa yang Ibu a. Upaya apa yang Ibu
lakukan ketika ibu menghadapi lakukan ketika ibu menghadapi lakukan ketika ibu menghadapi
masalah dalam memenuhi masalah dalam memenuhi masalah dalam memenuhi
kebutuhan (sandang, pangan, kebutuhan (sandang, pangan, kebutuhan (sandang, pangan,
papan, kesehatan, pendidikan) ? papan, kesehatan, pendidikan) papan, kesehatan, pendidikan)
paling minjem uang a ke ?paling kalo ipaya sih ya ibu ?ya waktu pas awal-awal jualan
tetangga kalo ibu lagi bener- minjem uang a ke tetangga begitu ya a teteh itu malu a jualan
bener kosong bgt ga pegang kadang kalau si kecil minta baju keliling pakai sepeda . mau
uang, kalo untuk makan mah kadang suka ada yang jual baju bagaimana kan a namanya juga
seadanya, alhamdulillah anak- kreditan ya lumyan lah kan bisa di cari buat makan ya teteh buang
anak ibu juga pada ngerti cicil perharinya 2 rb ya kalo ibu rasa malu itu a. Kalo memenuhi
kondisi ibu. gak pegang uang banget ya kadang kebutuhan buat keluarga ya
b. Ketika terjadi masalah makan seadanya a kadang ibu teteh mengandalkan dari jualan
dalam memenuhi kebutuhan puasa a yang penting anak dan saja a
(sandang, pangan, papan, keluarga makan biarin ibu gak b. Ketika terjadi masalah
kesehatan, pendidikan), apakah makan juga dalam memenuhi kebutuhan
Ibu menarik diri dari b. Ketika terjadi masalah (sandang, pangan, papan,
lingkungan permasalahan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan, pendidikan), apakah
tersebut? Jika iya mengapa? (sandang, pangan, papan, Ibu menarik diri dari lingkungan
Demi kesehatan anak-anak ibu, kesehatan, pendidikan), apakah permasalahan tersebut? Jika iya
kalo masalah makan, ibu lagi Ibu menarik diri dari lingkungan mengapa?iya a, dulu teteh
gaada banget sembako udah permasalahan tersebut? Jika iya menyendiri di kamer gak mau
abis, ibu ngutang dulu ke mengapa? Kadang iya a, ibu teh keluar karena baru ditinggal
warung, nanti begitu udah ada malu (minder) kalo ke warung sama suami a. Yang cari uang
begitu a mau ngutang buat kan suami ya a. Teteh berpikir

136
uangnya ibu bayar nyicil sembako pas sudah sampe warung ini anak masih kecil a gimna ya
semampu ibu a ibu balik lagi karena malu buat buat membesarkannya teteh g
c. Siapakah yang paling ngutangnya. Ya bagaimana lagi a kerja dulu kiga belum jualan a
membantu ketika ibu ada kadang minjem uang ke sodara tapi c. Siapakah yang paling
masalahan dalam keluarga ? ya aa tahu kan ya sodara ibu juga membantu ketika ibu ada
tetangga ibu a, itu yang rumah sama kondisinya ya paling ke masalahan dalam keluarga
gede depan rumah ibu, tetangga nawarin kerjaan buat ?paling membantu sih ibu teteh
orangnya baik banget ke ibu nyuci nyetrika a selalu suport teteh ngurus anak
teh, kadang ibu juga suka malu c. Siapakah yang paling teteh kadang ngasih makan teteh
sendiri ya belum beli balas membantu ketika ibu ada ya pokonya keluarga teteh
kebaikan tetangga ibu, ibu masalahan dalam keluarga sangat membantu teteh saat
Cuma bisa bantu pake tenaga ?tetangga ibub sih a, orangnya baik masalah
kalo iya tetatangga ibu butuh a. Kadang ibu juga malu a sama d. Apabila terdapat
bantuan. diri ibu sendiri ya ga bisa bales masalah dalam pemenuhan
d. Apabila terdapat kebaikannya kebutuhan, langkah apa yang
masalah dalam pemenuhan d. Apabila terdapat masalah akan ibu lakukan dalam upaya
kebutuhan, langkah apa yang dalam pemenuhan kebutuhan, memenuhi kebutuhan keluarga
akan ibu lakukan dalam upaya langkah apa yang akan ibu lakukan (sandang, pangan, papan,
memenuhi kebutuhan keluarga dalam upaya memenuhi kebutuhan kesehatan, pendidikan) ?nah ini
(sandang, pangan, papan, keluarga (sandang, pangan, papan, a dulu kan ya teteh ngurung
kesehatan, pendidikan) ? kalo kesehatan, pendidikan) ?jika kalo terus ya di kamer terus teteh
udah bener-bener gaada ga ada banget pemasukan buat berpikir masa terus bergantung
pemasukan banget mah ibu makan ya paling ngutang dulu a ya ke ibu sama bapa. Akhirnya
paling Cuma bisa ngutang a, kadang cari apa begitu a yang bisa teteh memberanikan diri a.
kadang cari-cari kangkung di di jual seperti jual daun pisang a Kebetulan kan tetangga teteh itu
sawah atau tutut gitu buat dijual cari tutut begitu a dia buka warung lauk nasi terus
lagi. jika Ibu tidak peduli dengan dia nawarin buat teteh yang
jika Ibu tidak peduli dengan permasalahan yang ibu hadapi, jualan keliling. Awalnya teteh
permasalahan yang ibu hadapi, bagaimana dampaknya bagi malu a terus da gimna kan ya.
bagaimana dampaknya bagi keluarga ibu ?ya kan ibu sebagaqi Akibat kebutuhan terus anak
keluarga ibu ? ibu sebagai tulang punggung a ibunya ibu kan

137
tulang punggung keluarga kalo sudah tua cuman bisa aktivitas di perlu uang juga ya akhirnya
ibu ga peduli gimana nanti anak rumah, anak dua masih kecil-kecil. teteh mau a
ibu a, kasian anak ibu masih Yang pertama dia putus sekolah, jika Ibu tidak peduli dengan
pad asekolah. dia sekolah sampai smp a. Da cari permasalahan yang ibu hadapi,
kerja susah rencananya mau ikut bagaimana dampaknya bagi
paket c yang diadakan oleh desa a keluarga ibu ?anak teteh
terus yang kecil kan masih sd kelas mungkin terlantar a, diurus sama
4 ya paling dampaknya kalo ibu ibu ya ekonomi keluarga juga
sakit saja a ya ga ada banget kan serba kurang a akibatnya
pemasuka a buat makan sehari-hari kalo teteh diem saja mungkin ya
juga ibu bergantung dari panggilan kasihan saja sama orang tua
orang a bebannya bertambah udahmah
teteh sekarang tambah anak
teteh yang masih balita
3. Self control a. Apa yang Ibu lakukan a. Apa yang Ibu lakukan a. Apa yang Ibu lakukan
untuk mengatur perasaan dan untuk mengatur perasaan dan untuk mengatur perasaan dan
tindakan Ibu untuk tindakan Ibu untuk menyelesaikan tindakan Ibu untuk
menyelesaikan masalah dalam masalah dalam pemenuhan menyelesaikan masalah dalam
pemenuhan kebutuhan kebutuhan (sandang, pangan, pemenuhan kebutuhan (sandang,
(sandang, pangan, papan) ? papan) ?ya kalo disebut mah a pangan, papan) ?kalo
perasaan ibu teh sedih ya a perasaan ibu teh sedih a ingin sekarangmah harus tetap
pengen kaya orang lain masih begitu kaya orang lain pergi semangat a cari uang karena
pada punya suami, punya apa g kemana punya apa g bingung besok inget anak saja masih kecil
bingung besok gimna ya gimna ya begitulah a. Tapi ibu b. Bagaimana cara
begitulah a. Tapi ibu yang yang terima saja a nasib ibu ya ibu mengatur perasaan dan tindakan
terima saja a nasib ibu ya ibu tegar dan jalani saja hari-hari ibu a Ibu agar masalah yang Ibu
tegar dan jalani aja b. Bagaimana cara mengatur hadapi dapat
b. Bagaimana cara perasaan dan tindakan Ibu agar terselesaikan?berfikir positif sih
mengatur perasaan dan masalah yang Ibu hadapi dapat a belajar mandiri sekarang kan
tindakan Ibu agar masalah yang terselesaikan? Ya paling ibu punya tanggunan anak teteh
Ibu hadapi dapat terselesaikan? bersyukur saja a ka gusti Allah a.

138
Ibu mah selalu bersyukur ka Coba lihat a ada orang yang lebih masih kecil ya teteh harus tetap
gusti Allah, masih diberi gak punya dari ibu tapi mereka ya semangat saja a
kesehatan buat besarin anak- bersyukur saja a. c. Pada saat apa perasaan
anak ibu, banyak banyak c. Pada saat apa perasaan dan dan tindakan Ibu mulai tidak
bersyukur aja a walaupun hidup tindakan Ibu mulai tidak terkontrol? Adakah hal hal yang
ibu gini-ini aja. terkontrol? Adakah hal hal yang menjadi pemicunya?ya kalo
c. Pada saat apa perasaan menjadi pemicunya?kadang ibu itu anak rewel a terus teteh keinget
dan tindakan Ibu mulai tidak suka marah sama keadaan ibu yang sama suami teteh, kadang teteh
terkontrol? Adakah hal hal yang serba kekurangan a. Pemicu dari mengurung diri di kamer
menjadi pemicunya? Ya ibu perasaan ibu saat anak itu banyak seharian a
kadang suka marah sama diri maunya a ingin kaya orang padah d. Mengapa hal tersebut
ibu sendiri yang sekarang ya gini kan orang tuanya gak punya bisa terjadi?teteh masih trauma
hidupnya serba kekurangan. anak nagis-nangis ya ibu teh sedih begitu a sama suami teteh yang
d. Mengapa hal tersebut marah saja a sama keadaan ibu meninggal terus ya anak teteh
bisa terjadi? Hal tersebut bisa sekarang rewel kan ya belum lagi kan
terjadi ketika ibu lagi tidak ada d. Mengapa hal tersebut bisa cicilan motor juga yang belum
pemasukan sama sekali dan terjadi? Ya anak ibu si kecil suka lunas
anak harus bayar iuran nangis-nangis a banyak e. Siapa yang membantu
sekolahnya. keinginannya a sedangkan uang ibu untuk memenuhi kebutuhan
e. Siapa yang membantu yang ibu hasilkan dari bekerja keluarga disaat perasaan dan
ibu untuk memenuhi kebutuhan hanya cukup buat makan sehari- tindakan ibu sedang tidak
keluarga disaat perasaan dan hari keluarga a terkontrol ?ibu sama bapak teteh
tindakan ibu sedang tidak e. Siapa yang membantu ibu a
terkontrol ? dari tetangga, untuk memenuhi kebutuhan
kadang ya suka aja orang yang keluarga disaat perasaan dan
butuh bantuan tenaga ibu, enah tindakan ibu sedang tidak
itu buat bersih-bersih rumah terkontrol ? dari tetangga, kadang
atau masak. suka ada saja a orang yang butuh
bantuan ibu buat tandur lah nyuci
lah ya kegiatan itu setidaknya buat
ibu semangat lagi a untuk cari uang

139
4. Escape a. Apa yang Ibu lakukan a. Apa yang Ibu lakukan a. Apa yang Ibu lakukan
Avoidance ketika menghadapi masalah ketika menghadapi masalah dalam ketika menghadapi masalah
dalam pemenuhan kebutuhan pemenuhan kebutuhan hidup dalam pemenuhan kebutuhan
hidup (sandang, pangan, papan, (sandang, pangan, papan, hidup (sandang, pangan, papan,
pendidikan, dan kesehatan)? Ya pendidikan, dan kesehatan)?ya kalo pendidikan, dan kesehatan)?ya
kalo misal gaada uang ya itu misal ga ada uang tadi a ibu cari paling hadapi saja sih ada
tadi a, ibu cari sesuatu yang apa saja yang ada d kebun orang bagaimana juga kalau
bisa dimasak, yg bisa dijual begitu ya buat makan saja a, ya masalahmu pati ada saja, kaya
lagi, alhamdulillah kalo untuk kalo pendidikan kan gratis a da ada kemarin saja sih pas waktu mau
pendidikan gratis, ada KIP, dan bantuan KIP terus kan kalau sakit lahiran kan ya buat persalinan
bantuan PKH ya mengandalkan juga kan ada bantuan KIS a kan uang dari mana kan a. Ya
bantuan aja si a. b. jika terjadi masalah dalam syukurnya ada sodara-sodara
b. jika terjadi masalah pemenuhan kebutuhan dasar, teteh begitu a ngasih uang begitu
dalam pemenuhan kebutuhan apakah ibu menghindar atau patungan ya walaupun ga
dasar, apakah ibu menghindar melibatkan diri kedalam perbuatan banyak tapi cukup buat bayar
atau melibatkan diri kedalam yang negatif ( tidur terlalu lama, persalinan kemarin
perbuatan yang negatif ( tidur mimum obat terlarang, atau tidak b. jika terjadi masalah
terlalu lama, mimum obat mau bersosialisasi dengan orang dalam pemenuhan kebutuhan
terlarang, atau tidak mau lain ) dari permasalahan tersebut? dasar, apakah ibu menghindar
bersosialisasi dengan orang lain Mengapa?ya kalo hal negatif mah atau melibatkan diri kedalam
) dari permasalahan tersebut? alhamdulillah sih a belum pernah, perbuatan yang negatif ( tidur
Mengapa? Ya kalo hal negatif pernah liat sih a ya di berita orang terlalu lama, mimum obat
mah alhamdulillah si belum susah ya cari kerja susah ya terlarang, atau tidak mau
pernah, ibu Cuma bisa minta akhirnya mencuri a. Kalo ibumah bersosialisasi dengan orang lain
doa sama Allah agar hidup ibu ngk sih a. Ya kalo ada masalah ya ) dari permasalahan tersebut?
lebih sejahtera, segala masalah ibumah jalani ya kalo bisa makan Mengapa?ya dulu iya a teteh ya
yg ibu hadapi cepet selesai, ya ya makan ya kalo g ada yang bisa mengurung diri di kamer tidak
jalani aja sebisa ibu. di makan ya seadanya ga ada lauk mau besosialisasi akibat di
c. Siapa yang paling ya cari daun singkong a ka kebon tinggal sama suami teteh a
membantu Ibu ketika terjadi ya jalani weh a ibumah da ngeluh c. Siapa yang paling
sebuah permasalahan dalam membantu Ibu ketika terjadi

140
keluarga Ibu? Yang paling juga percumah a da ibu orang yang sebuah permasalahan dalam
membantu ibu ya tetangga a. ga punya a keluarga Ibu? Ibu sama bapa
d. Bagaimana dampaknya c. Siapa yang paling teteh a
jika ibu menghindar dari membantu Ibu ketika terjadi sebuah d. Bagaimana dampaknya
permasalahan yang dihadapi ? permasalahan dalam keluarga Ibu? jika ibu menghindar dari
ibu kasian a sama anak-anak Yang paling membantu ibu ya permasalahan yang dihadapi ?
yang masih sekolah masih tetangga ibu a teteh gak bisa bayangin a
sangat butuh kasih sayang d. Bagaimana dampaknya pokonya teteh depresi waktu itu
orangtua, apalagi mereka udah jika ibu menghindar dari ya syukurnya ada orang tua teteh
gapunya bapak kaya temen-nya permasalahan yang dihadapi ?
yang lain. Ya ibu kasian ya a sama ibunya
ibu, beliau kan sudah sepuh a jadi
kalau ibu misalnya menghindar
atau ibu peergi dari rumah siapa
yang akan merawat beliau apalagi
kan ibu punya anak a masih butuh
ibu ya walaupun serba kekurangan
ya ibu bersyukur saja a
5. Accepting a. Apakah Ibu menerima a. Apakah Ibu menerima a. Apakah Ibu menerima
Responsibility segala sesuatu yang terjadi saat segala sesuatu yang terjadi saat ini segala sesuatu yang terjadi saat
ini sebagaimana mestinya? sebagaimana mestinya? Iya a ini sebagaimana mestinya?
Apakah Ibu sudah melakukan menerima Sekarang iya sudah menerima a
penyesuaian diri dengan b. Apakah Ibu sudah b. Apakah Ibu sudah
lingkungan yang sedang melakukan penyesuaian diri melakukan penyesuaian diri
dialami? Iya a, sudah dengan lingkungan yang sedang dengan lingkungan yang sedang
menerima, masa harus sedih dialami? Iya a, da bagaimana a dialami?iya a ya alhamdulillah
terus a, kalo ibu sedih terus masa harus sedih terus a da sekarang teteh sedikit-sedikit
kasian anak-anak ibu a. memang nasib ibu begini a ya ibu sudah terbiasa a sama kondisi
b. Bagaimana cara Ibu jalani saja teteh
melakukan penyesuaian diri c. Bagaimana cara Ibu c. Bagaimana cara Ibu
sehingga Ibu bisa menerima melakukan penyesuaian diri melakukan penyesuaian diri

141
segala sesuatu yang terjadi saat sehingga Ibu bisa menerima segala sehingga Ibu bisa menerima
ini? ibu suka ngumpul a sama sesuatu yang terjadi saat ini?ibu segala sesuatu yang terjadi saat
tetangga atau ada kegiatan a ya suka ngumpul a sama tetangga atau ini? Suport saja a dari keluarga
alhamdulillah ibu menerima ada kegiatan a ya alhamdulillah ibu terus inget anak saja a kan masih
apa yang ibu hadapi ya ibu menerima apa yang ibu hadapi ya kecil juga
kadang dapat motivasi dari ibu kadang dapat motivasi dari d. Pernahkah Ibu merasa
tetangga ibu, dari orang-orang tetangga ibu a itu sih yang bikin bahwa apa yang terjadi dalam
PKH a itu sih yang bikin ibu ibu kuat a kehidupan Ibu saat ini tidak bisa
kuat a. d. Pernahkah Ibu merasa Ibu terima? Iya a pernah, saat
c. Pernahkah Ibu merasa bahwa apa yang terjadi dalam suami teteh meninggal saja
bahwa apa yang terjadi dalam kehidupan Ibu saat ini tidak bisa rasanya Tuhan gak adil apalagi
kehidupan Ibu saat ini tidak Ibu terima? Iya a, saat ayahnya kan teteh lagi mengandung anak
bisa Ibu terima? Iya a, saat anak-anak pisah sama ibu, ya teteh a
bapaknya anak-anak meninggal ayahnya anak-anak nikah lagi a e. Siapakah yang
karna covid, disisi lain sama orang dan ibu di telantarin a membantu Ibu dalam proses
bapapknya anak- juga orang yg ibu juga pernah berpikir untuk penyesuaian diri dan penerimaan
serba pas-pasan, dan sekarang bunuh diri a, tapi da gimna kan diri dan keadaan?orang tua sama
ibu harus bisa menghidupi kata agama juga gak boleh kan a keluarga teteh a
kedua anak ibu. dosanya gede
d. Siapakah yang e. Siapakah yang membantu
membantu Ibu dalam proses Ibu dalam proses penyesuaian diri
penyesuaian diri dan dan penerimaan diri dan keadaan?
penerimaan diri dan keadaan? Ya tetangga sama ibu ibu a kalo
Tetangga sama ibu-ibu PKH lagi istirahat nandur itu suka
kalo lg pda kumpul. ngobrol masalah kehidupa a ya jadi
ibu dapat menerima kondisi ibu toh
ada orang lain juga yang lebih kaya
ibu susahnya
6. Positive a. Pernahkah Ibu berfikir a. Pernahkah Ibu berfikir a. Pernahkah Ibu berfikir
Reappraisal positif atas yang terjadi dalam positif atas yang terjadi dalam positif atas yang terjadi dalam
kehidupan Ibu? Iya a kehidupan Ibu? Iya a

142
kehidupan Ibu? Iya a. Ibu selalu b. Apa hikmah yang Ibu petik b. Apa hikmah yang Ibu
berpikir positf. dari setiap kejadian yang ada petik dari setiap kejadian yang
b. Apa hikmah yang Ibu dalam hidup Ibu?ya kalo ada dalam hidup Ibu?jadi teteh
petik dari setiap kejadian yang hikmahnya ya kalo banyak sekarang lebih mandiri dan
ada dalam hidup Ibu? bersyukur walopun lagi belajar jadi orang tua a bagi
Hikmahnya ya banyak-banyak kekurangan a insya allah tuhanpun anak teteh
bersyukur aja, walaupun lagi bakal ngaih yang terbaik a da sudah c. Bagaimana cara Ibu
kekurangan insyaAllah tuhan ada di takdir Tuhan pasti sudah agar selalu berpikir positif dan
akan ngasih yang terbaik untuk punya rencana a mengambil hikmah atas segala
hambanya yang sedang c. Bagaimana cara Ibu agar sesuatu yang terjadi pada Ibu
berjuang untuk keluarga, tuhan selalu berpikir positif dan dalam mnghadapi masalah
pasti sudah punya rencana yang mengambil hikmah atas segala pemenuhan kebutuhan
terbaik untuk hambanya. sesuatu yang terjadi pada Ibu keluarga?ya a kalo teteh sedih
c. Bagaimana cara Ibu dalam mnghadapi masalah murung terus mengurung diri di
agar selalu berpikir positif dan pemenuhan kebutuhan keluarga? kamer kan kasian a ke ibu sama
mengambil hikmah atas segala Ya kalo ibu sedang kerja dirumah bapa teteh terus anak teteh juga
sesuatu yang terjadi pada Ibu orang itu a suka ada saja orang kan masih kecil a kasian ya mau
dalam mnghadapi masalah yang mengemis tapi badannya g mau ya teteh harus bangkit
pemenuhan kebutuhan sehat keliatan bugar a dan mampu harus berpikir positif
keluarga? Ya kalo ibu sedang kerja begitu a. Disitu ibu malu a d. Siapakah yang
kerja dirumah atau dijalan itu a sama diri ibu kalo ibu dalam posisi membantu Ibu dalam
suka ada saja orang yang itu ibu malu banget a ya mending mengingatkan untuk selalu
mengemis tapi badannya sehat gini saja a kerja yang penting halal berpikir positif dan mengambil
keliatan bugar a dan mampu cukup buat makan anak keluarga. hikmah atas segala yang
kerja begitu a. Disitu ibu malu a d. Siapakah yang membantu terjadi?kedua orang tua teteh a
sama diri ibu kalo ibu dalam Ibu dalam mengingatkan untuk yamh berkat mereka teteh
posisi itu ibu malu banget a ya selalu berpikir positif dan belajar jadi orang tua bagi anak
mending gini saja a kerja yang mengambil hikmah atas segala teteh sendiri a
penting halal cukup buat makan yang terjadi?ibu sering ikut
anak keluarga. pengajian a setiap malam sabtu
kalo disinimah disebutnya jimat.

143
d. Siapakah yang Kadang pak kyai itu suka beri
membantu Ibu dalam nasihat sama prinsip hidup a ya itu
mengingatkan untuk selalu a yang buat ibu semangat dan
berpikir positif dan mengambil berpikir poitif a menerima kondisi
hikmah atas segala yang toh kita juga hidup sementara a
terjadi? ibu sering ikut
pengajian a setiap malam jumat
sama minggu pagi. kalo
disinimah disebutnya jimat atau
jumat kliwonnan, kalo minggu
pagi, ngaji pagi sama ibu-ibu
ada ceramahnya. Kadang pak
kyai itu suka beri nasihat sama
prinsip hidup a ya itu a yang
buat ibu semangat dan berpikir
positif a menerima kondisi toh
kita juga hidup sementara a.
Rekapitulasi Problem Focused Strategy

No. Problem Informan D Informam R Informan K


Focused
Strategy
1. Locus control a. Apa yang menjadi a. Apa yang menjadi a. Apa yang menjadi
kekuatan dalam diri Ibu kekuatan dalam diri Ibu sehingga kekuatan dalam diri Ibu
sehingga Ibu dapat tetap Ibu dapat tetap memenuhi sehingga Ibu dapat tetap
memenuhi kebutuhan Ibu dan kebutuhan Ibu dan keluarga Ibu? memenuhi kebutuhan Ibu dan
keluarga Ibu? Ya ibu inget Ya ibu inget anak saja a kalo bukan keluarga Ibu?ya teteh inget
anak aja si a, kalo bukan sama sama ibu nanti anak ibu sama siapa anak teteh saja a harus
ibu nanti anak ibu sama siapa a menghidupi anak teteh begitu a

144
b. Bagaimana cara Ibu b. Bagaimana cara Ibu untuk belajar mandiri sesekali ngk
untuk tetap dapat mengontrol tetap dapat mengontrol diri dengan ngerepotin orang tua teteh a
diri dengan baik sehingga Ibu baik sehingga Ibu dapat memenuhi b. Bagaimana cara Ibu
dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan keluaraga Ibu? Ya ibu untuk tetap dapat mengontrol
keluaraga Ibu? Banyak coba lupain saja a maalah hidup toh diri dengan baik sehingga Ibu
bersyukur dan minta doa sama masalah harus di hadapi kan terima dapat memenuhi kebutuhan
gusti Allah saja nasib a keluaraga Ibu?berkat nasihat
c. Siapa yang membantu c. Siapa yang membantu Ibu dan dorongan motivasi dari
Ibu dalam mengontrol diri Ibu dalam mengontrol diri Ibu ketika kedua orang tua teteh a ya
ketika terjadi suatu terjadi suatu permasalahan? Ya alhamdulillah sekarang teteh
permasalahan? Kalo ibu tipe paling tetangga terdekat a kalo semangat a buat mencari uang
orang yg gasuka curhat sana misal ibu sedih atau ada kejadian c. Siapa yang membantu
sini, kalo ada masalah dalam apa kadang tetngga ibu suka main Ibu dalam mengontrol diri Ibu
keluarga diceritain semua ke ke rumah ya itunngobrol atau ketika terjadi suatu
tetanga engga, paling ya ibu mengerjakan sesuatu a permasalahan?kedeua orang tua
Cuma bisa minta pertolongan d. Pernahkah Ibu mengalami teteh a
sama gusti Allah. kontrol diri yang buruk? Pernah a, d. Pernahkah Ibu
d. Pernahkah Ibu saat anak nangis saja a banyak mengalami kontrol diri yang
mengalami kontrol diri yang maunya ya ibu kesel marah a buruk?iya pernah ya itu saat
buruk? Ga pernah si a e. Apakah Ibu pernah baru-baru suami teteh
e. Apakah Ibu pernah meyalahkan keadaan atas apa yang meninggal teteh gampang sedih
meyalahkan keadaan atas apa terjadi dalam kehidupan Ibu? Iya murung
yang terjadi dalam kehidupan pernah a ibutuh kadang e. Apakah Ibu pernah
Ibu? Pernah, ibu suka nyalahin membandingkan kehidupan ibu meyalahkan keadaan atas apa
diri ibu sendiri, karna ibu udah sama orang lain kadang merasa yang terjadi dalam kehidupan
ngerasa capek dan gakuat Tuhan itu gak adil Ibu? Iya a pernah a
ngehadapin situasi saat ini
2. Keterampilan a. Apa yang biasanya Ibu a. Apa yang biasanya Ibu a. Apa yang biasanya Ibu
memecahkan lakukan untuk memenuhi lakukan untuk memenuhi lakukan untuk memenuhi
masalah kebutuhan keluarga Ibu? Ibu kebutuhan keluarga Ibu?ya ibu tadi kebutuhan keluarga
a kerja jadi buruh tani kadang Ibu?sekarang teteh jualan

145
jualan seblak, sama tutut sama tandur ngagasrok sawah, kadang keliling a sayur sama lauk nasi
jajanan anak- gitu. nyuci nyetrika a ya bagaimana saja dari tetangga teteh
b. Bagaimana cara Ibu a buat nutupin makan keluarga b. Bagaimana cara Ibu
melakukan hal tersebut bila b. Bagaimana cara Ibu melakukan hal tersebut bila
terjadi hambatan didalam nya? melakukan hal tersebut bila terjadi terjadi hambatan didalam
misal kalo ga ada kerjaan a hambatan didalam nya?misal kalo nya?ya seperti kemarin saja pas
kan g ada pemasukan terus ga ada kerjaan a kan g ada corona ya paling jualannya
buat makan itu susah y kadang pemasukan terus buat makan itu sedikit yang banyak a dan juga
ibu ngutang duku ke warung susah y kadang ibu ngutang duku teteh juga ya harus banyak
untuk beli sembako. ke warung kadang ibu cari daun dirumah juga kan ngurus anak
c. Siapa yang membantu singkong a ke kebon ya atau cari juga a
Ibu dalam memenuhi tutut a buat lauk atau buat dijual a c. Siapa yang membantu
kebutuhan keluarga ataupun c. Siapa yang membantu Ibu Ibu dalam memenuhi kebutuhan
saipa yang membantu Ibu jika dalam memenuhi kebutuhan keluarga ataupun saipa yang
terjadi permasalahan dalam keluarga ataupun saipa yang membantu Ibu jika terjadi
keluarga Ibu? Ibu membantu Ibu jika terjadi permasalahan dalam keluarga
mengandalkan bansos, sama permasalahan dalam keluarga Ibu? Ibu?orang tua teteh a
jualan, kalo bener-bener Ya tetangga ibu a d. Seberapa penting
kosong ya itu, ibu ngutang d. Seberapa penting kehadiran kehadiran orang lain dalam
dulu. orang lain dalam memenuhi memenuhi kebutuhan keluarga
d. Seberapa penting kebutuhan keluarga Ibu? Ya bisa Ibu?sangat penting apalagi
kehadiran orang lain dalam dibilang sangat penting kalo g ada kedua orang tua teteh
memenuhi kebutuhan mereka ibu bagaimana ini buat
keluarga Ibu? Sangat penting makan keluarga sedangkan
banget buat ibu a tanggungan ibu kan ada tiga a
3. Keterampilan a. Apakah ibu menjalin a. Apakah ibu menjalin a. Apakah ibu menjalin
sosial hubungan dengan orang lain hubungan dengan orang lain atau hubungan dengan orang lain
atau bekerja sama untuk dapat bekerja sama untuk dapat atau bekerja sama untuk dapat
memenuhi kebutuhan keluarga memenuhi kebutuhan keluarga ? memenuhi kebutuhan keluarga
? iya a iya a ?iya a sama tetangga teteh yang
buka warung lauk nasi

146
b. Siapa yang ibu ajak b. Siapa yang ibu ajak bekerja b. Siapa yang ibu ajak
bekerja sama ? tetangga sama ? ya kadang tetangga sekitar a bekerja sama ?tetangga teteh
sekitar a, kadang nyuruh ibu kadang ya nyuruh ibu buat jualin c. Kapan itu terjadi ?
buat bantu-bantu dirumah atau makanan kadang nyuci nyawah sekitar 1 tahun lebih a
masak kalo ada acara begitu a d. Bagaimana prosesnya
c. Kapan itu terjadi ? c. Kapan itu terjadi ? ya kalo ?ya tetangga teteh menarkan a
setelah ibu ditinggal suami nyucimah kadang seminggu dua buat dagangannya teteh jualin
d. Bagaimana prosesnya kali a kalo buruh sawah mah y keliling ya teteh gimna lagi kan
? suka dipanggil tiba2 aja kalo tergantung musim padi saja a ya akhirnya ya mau juga a
ibu lagi gaada kerjaan bgt ibu d. Bagaimana prosesnya ? ya e. Seberapa penting
ambil. kalo nyucimah a ya ibu keterampilan sosial tersebut
e. Seberapa penting menawarkan a ke tetangga a biasa bagi Ibu?untuk sekarang sangat
keterampilan sosial tersebut buat nyetrika atao nyuci baju a y penting buat menhidupi
bagi Ibu? Sangat penting kalau sawahmah kadang bagaimana keluarga teteh sekarang ya buat
untuk membantu panggilan saja a tabung lah a
perekonomian keluarga ibu e. Seberapa penting
keterampilan sosial tersebut bagi
Ibu? Sangat penti a ya kalo g begitu
ibu ga bisa makan a
4. Dukungan Dukungan Sosial seperti apa a. Dukungan Sosial seperti a. Dukungan Sosial seperti
sosial yang pernah Ibu dapatkan? ya apa yang pernah Ibu dapatkan?ya apa yang pernah Ibu
kalo ibumah paling dapat kalo ibumah paling dapat perhatian dapatkan?ya dukungan sosial
perhatian a dari tetangga a dari tetangga kadang suka suka emoisional a dari keluarga teteh
kadang suka suka kasih kasih sembako uang ataupun saat ditinggal sama suami a
sembako uang ataupun kerjaan kerjaan a b. Bagaimana cara Ibu
a b. Bagaimana cara Ibu dalam dalam memperoleh dukungan
a. Bagaimana cara Ibu memperoleh dukungan sosial sosial tersebut?orang tua
dalam memperoleh dukungan tersebut?ya tetangga ibu baik baik a teteh dan keluarga yang terus
sosial tersebut? ya tetangga kadang menyemangati ibu dengan menerus menyemangati teteh a
ibu baik baik a kadang memberikan kerjaan secara tidak dan akhirnya teteh bisa bangkit
menyemangati ibu dengan

147
memberikan kerjaan secara langsung buat kuat a dalam c. Siapa saja yang
tidak langsung buat kuat a menjalani hidup memberikan dukungan sosial
dalam menjalani hidup c. Siapa saja yang kepada Ibu?keluarga dekat ibu
b. Siapa saja yang memberikan dukungan sosial sama bapa a
memberikan dukungan sosial kepada Ibu? Tetangga sih a yang d. Pada saat apa Ibu
kepada Ibu? Tetangga si a yng sangat seringmah. mendapatkan dukungan sosial
sangat sering mh d. Pada saat apa Ibu tersebut?saat teteh terpuruk
c. Pada saat apa Ibu mendapatkan dukungan sosial ditinggalk suami a
mendapatkan dukungan sosial tersebut?ya kalo lagi nganggur a
tersebut? ya kalo lagi kalo lagi sakit ya begitu kalo hidup
nganggur a kalo lagi sakit ya bertetangga harus saling bebuat
begitu kalo hidup bertetangga baik
harus saling bebuat baik.
5. Materi a. Apakah Ibu pernah a. Apakah Ibu pernah a. Apakah Ibu pernah
mendapatkan dukungan mendapatkan dukungan berupa mendapatkan dukungan berupa
berupa materi? Iya a materi? Iya a materi?iya a pernah
b. Bagaimana cara Ibu b. Bagaimana cara Ibu b. Bagaimana cara Ibu
mendapatkan dukungan mendapatkan dukungan tersebut? mendapatkan dukungan
tersebut? Ibu mendapat uang Ibu mendapatkan uang dengan tersebut? Ya yang namanya
dengan bekerja membantu bekerja menjadi buruh cuci dan orang tua a ya sama teteh ya
tetangga masak atau bersih- juga buruh tani a ya kadang suka ngasih ngasih saja a
bersih rumah, kadang suka juga di kasih uang oleh tetangga c. Siapa saja yang pernah
juga dikasi uang dari tetangga buat jajan anak ibu memberikan dukungan materi
buat jajan anak, dikasi c. Siapa saja yang pernah kepada ibu ( uang, barang,
makanan. memberikan dukungan materi layanan) ?ibu bapa dan juga
c. Siapa saja yang pernah kepada ibu ( uang, barang, layanan) keluarga teteh a
memberikan dukungan materi ?yang paling banyak sih a tetangga d. Kapan dukungan materi
kepada ibu ( uang, barang, kadang sodara ibu a ya kadang dari tersebut diberikan kepada
layanan) ? tetangga, da ibu desa juga kadang suka memberi ibu?saat teteh terpuruk dan
gapunya sodara deket, sodara bantuan entah itu kerjaan a sampe sekarang pun teteh
ibu jauh-jauh, sodara suami kadang masih di kasih uang

148
juga sama hidupnya pas-pasan, d. Kapan dukungan materi sama keluarga teteh buat anak
sama bantuan dari desa PKH tersebut diberikan kepada ibu?ya teteh
itu sama bansos kalo ibu lagi kesusahan a ya kalau g
d. Kapan dukungan ada kerjaan begitu a
materi tersebut diberikan
kepada ibu? Ya kalo ibu lagi
gaada kerjaan.

149

Anda mungkin juga menyukai