OLEH
Ketut Aris Saputra
1911031030
Diajukan Kepada
OLEH
Ketut Aris Saputra
1911031030
ii
USULAN PENELITIAN
Made Adi Nugraha Tristaningrat, M.Pd Gusti Ngurah Arya Yudaparmita, M.Pd.
NIP. 199309102019031009 NIP. 198904202019031016
Dr. IG. Agung Jaya Suryawan, S.Ag, M.Ag Made Adi Nugraha Tristaningrat, M.Pd
NIP. 198011052003121002 NIP. 199309102019031009
iii
USULAN PENELITIAN SKRIPSI
Made Adi Nugraha Tristaningrat, M.Pd Gusti Ngurah Arya Yudaparmita, M.Pd
NIP. 199309102019031009 NIP. 198904202019031016
Anggota Penguji I,
Mengesahkan
Ketua Jurusan Dharma Acarya Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dr. IG. Agung Jaya Suryawan, S.Ag, M.Ag Made Adi Nugraha Tristaningrat, M.Pd
NIP. 198011052003121002 NIP. 199309102019031009
iv
PERNYATAAN
Dengan ini peneliti menyatakan bahwa, karya tulis yang berjudul “Pengaruh
merupakan karya peneliti dan tidak melakukan pengutipan dengan cara yang tidak
sesuai dengan aturan dan etika yang berlaku dalam masyarakan keilmuan. Dengan
adanya pernyataan ini, maka peneliti siap menanggung segala resiko yang terjadi
v
MOTTO
“ORA ET LABORA”
vi
KATA PERSEMBAHAN
Atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang
1. Kedua orang tua dan kakak serta adik yang selalu mendoakan, sehingga
proposal ini.
vii
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Terselesainya proposal ini, tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk segala bantuan dan bimbingan tersebut maka melalui
tulusnya kepada:
1. Dr. I Gede Suwindia, S.Ag., MA, Ketua Sekolah Tinggi Agama Hindu
2. Dr. IG. Agung Jaya Suryawan, S.Ag, M.Ag, ketua jurusan Dharma Acarya
viii
memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh tanggung jawab dalam
proposal ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam
penelitian berlangsung.
proposal.
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu
Proposal ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu peneliti mohon kritik dan saran yang
Peneliti
ix
DAFTAR ISI
x
3.6 Prosedur Penelitian. ..................................................................................63
3.7 Teknik Pengumpulan Data Dan Instrument..............................................64
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................78
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
didalamnya terdapat suatu proses atau aktifitas belajar dan mengajar guna untuk
oleh guru. Jadi, istilah pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar dan
belajar dan mengajar (BM), proses belajar dan mengajar (PBM), atau kegiatan
pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan keyakinan pada
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu
1
2
tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek
yang melibatkan pengembangan pola berfikir dan mengolah logika pada suatu
lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru dengan berbagai metode
agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara optimal dan
siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien (Rusyanti,
2014).
kegiatan sehari-hari. Segala sektor di dalam suatu negeri tidak akan terlepas dari
salah satu faktor yang mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia
nasional. Matematik.
terhambat. Pasalnya, mau sebanyak apa pun sumber daya alam yang dimiliki
dikelola oleh orang-orang yang tepat. Tanpa adanya pendidikan yang berkualitas,
seputar dana bukan hanya biaya pendidikan di lembaga formal maupun informal.
Biaya untuk membayar properti dan fasilitas seperti buku, alat tulis, seragam, dan
transportasi juga termasuk ke dalamnya. Tak hanya itu, bagi kalangan yang
telah menyusun rencana pendidikan gratis dan program wajib belajar 12 Tahun
ternyata tidak bisa diselesaikan semudah itu. Hal ini disebabkan karena
penyebaran alokasi dana program pendidikan yang tidak tersebar secara merata.
Belum lagi, menurut HSBC Global Report 2017, Indonesia merupakan salah satu
sudah sepatutnya memperoleh buku pelajaran atau lembar latihan soal. Tidak
4
adanya perpustakaan atau bahan belajar gratis juga dapat menghambat proses
Guru memerlukan bahan ajar yang dengan materi yang berkualitas dan
sesuai kurikulum terbaru sedang berlaku. Jika tenaga pendidik memakai bahan
ajar yang ketinggalan zaman, tentu kegiatan mengajar menjadi kurang maksimal.
Ini akan berpengaruh pada proses penyerapan ilmu para murid. 3. Rendahnya
kualitas tenaga pendidik. Kualitas tenaga pendidik yang rendah menjadi salah
menempati urutan ke-10 dan urutan terakhir untuk kualitas guru dari 14 negara
berkembang. Selain itu, total guru meningkat secara signifikan, yaitu 382 persen
atau 3 juta lebih pada sekitar tahun 1999 hingga 2000. Jumlah ini tidak sebanding
dengan jumlah peserta didik yang berkisar 17 persen saja. Ditilik dari jumlah guru
sebanyak itu pun, masih ada 52 persen guru yang belum mempunyai sertifikat
dengan segala isinya. Tidak hanya harus lengkap, fasilitas juga harus memadai.
Beberapa contoh fasilitas pendidikan yang perlu disediakan, misalnya, papan tulis,
meja, kursi, perkakas laboratorium, atau alat elektronik. Bayangkan jika fasilitas
Meskipun sekarang murid dapat belajar secara digital, hanya kalangan tertentu
saja yang bisa menikmatinya. Murid yang berasal dari keluarga kurang mampu
seperti inilah yang harus menjadi fokus pemerintah dalam negeri. Namun, seperti
yang kita ketahui bahwa selama ini pergantian kurikulum masih ‘mengadopsi’
selalu berganti-ganti.
Ada beberapa sekolah yang kami teliti memiliki masalah yang sama namun
matematika, siswa tidak mampu memecahkan masalah yang diberikan guru, siswa
siswa, cara mengajar guru yang masih kurang menarik yang padahal sudah
memasuki kurikulum merdeka, fasilitas seperti sarana dan prasarana yang sudah
atau tidak tahu mengoprasikannya yang padahal hal tersebut untuk menunjang
keberhasilan minat belajar siswa, media yang digunakan guru kurang menarik.
Dari masalah diatas diperkuat juga dari hasil observasi yang peneliti lakukan
Banyuning dan wawancara dari guru kelas 5 bernama Nyoman Aristyana Sari,
S.Pd bahwa dikatakan siswa khususnya kelas 5 rata-rata belum menguasai operasi
hitung dan masih sangat kurang dalam memahami konsep matematika dan
pemecahan masalah. Hal ini mungkin dikarenakan siswa jarang diberi soal
6
pemecahan masalah dengan baik, selain itu dalam pengamatan peneliti pada saat
guru mengajar siswa masih banyak yang berbicara dibandingkan mengerjakan apa
yang sudah diberikan tugas dari gurunya, siswa juga pasif dan kurang aktif dalam
pembelajaran ,sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa
dan pembelajaran masih terpusat pada guru. Siswa memiliki kesulitan untuk
diajarkan menggunakan sesuatu yang metode ceramah. Hal ini dibuktikan dengan
beberapa catatan siswa yang kurang memiliki pemecahan masalah dilihat pada
gambar 1.1.
Pemecahan masalah dari siswa kelas 5 di atas masih belum benar terlihat
jelas terdapat banyak kesalahan proses sehingga hasil juga pasti akan salah, hal
yang sebenarnya sangat sederhana namun belum bisa dipecahkan oleh siswa ini
7
yang lebih efektif dan menyenangkan sehingga diharapkan hasil yang maksimal.
mendukung satu sama lain anatara kemampuan guru dan siswa untuk menunjang
yang perlu dilihat secara maksimal karna banyak sekali para oknum guru yang
tidak bertanggung jawab atas pekerjaan yang ditekuninya, banyak guru yang
melanggar kode etik guru, bahkan banyak guru yang tidak menguasai teknologi
dan inovasi para guru sangat diperlukan untuk mampu membangkitkan ujung
pembelajaran yang modern, efektif, efesien dan ditambah dengan media yang
menyenangkan agar bisa mengikat semangat belajar siswa sehingga siswa mampu
Salah satu model pembelajaran student centered learning yang memiliki potensi
share (SSCS) adalah suatu langkah memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran ini sederhana
dan praktis untuk diterapkan dalam pembelajaran. Model pembelajaran ini terdiri
dari empat tahapan, yaitu: 1. Tahap search yaitu tahap mengumpulkan ide, 2.
berupa biji batu, hal ini juga didukung dan diperkuat oleh teori (Li'anah & Sri,
yaitu untuk melatih mengatur strategi, bersikap sportif, bersikap jujur, dan untuk
melepaskan penat dari pembelajaran yang begitu padat. Selain itu permainan
9
konkrit yang nantinya akan lebih mudah diingat oleh siswa dibandingkan dengan
menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Apakah ada perbedaan yang
model SSCS?
Sesuai dengan rumusan masalah yang sudah ditetapkan maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui: Apakah ada perbedaan yang signifikan
Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu sebagai suatu karya ilmiah, yang
dimana hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan bisa memberi pengaruh yang
baik serta diharapkan bisa memberi konstribusi yang baik dalam pemanfaatan
ilmu pengetahuan.
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan intropeksi kepada guru untuk menguasai
lain serta pengalaman yang diperoleh dari hasil penelitian dapat dijadikan
4. Bagi Kepala Sekolah, Kepala sekolah dapat menjadikan penelitian ini sebagai
acuan untuk membimbing guru di sekolah dalam upaya peningkatan SDM serta
pembelajaran.
BAB II
HIPOTESIS PENELITIAN
bacaan, baik dalam bentuk buku, jurnal, naskah, catatan, rekaman sejarah,
yang pernah dibaca, dianalisis, dan sudah dipublikasikan yang secara khusus.
ilmiah, berupa teori-teori, metode, atau pendekatan yang pernah berkembang dan
dalam penelitian. Penelitian oleh Erlistiani, M., Syachruroji, A., & Andriana, E.
bahwa setelah dilakukan perhitungan data dan didapatkan hasil penelitian yang
peserta didik. Terlihat pada saat proses pembelajaran, siswa yang diberi perlakuan
model pembelajaran SSCS lebih aktif dalam proses diskusi dengan bertukar
9
13
hipotesis pihak kanan dengan cara t-hitung ≥ t-tabel yaitu 4,599 > 2,010 dapat
dikatakan bahwa kemampuan berpikir kritis peserta didik yang diterapkan model
SSCS terlihat lebih baik dibandingkan dengan kemampuan berpikir kritis peserta
diatas memliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan saat ini yaitu pada
variable bebas yakni menggunakan model SSCS (Search Solve Create Share),
perbedaan penelitian diatas dengan penelitian saat ini adalah pada variable
kontribusi penilitian di atas berkontribusi sebagai refrensi dan alur pikir pada
ceramah. Hal tersebut terlihat dari perbedaan hasil post test siswa pada
persamaan dengan penelitian yang dilakukan saat ini yaitu pada variable bebas
penelitian diatas dengan penelitian saat ini adalah pada variable terikatnya,
berkontribusi sebagai refrensi dan alur pikir pada variabel Model Pembelajaran
SSCS (Search Solve Create Share) yang memiliki pengaruh positif terhadap
penelitian yang dilakukan sehingga dapat dijadikan rujukan untuk penelitian saat
ini.
diperoleh nilai t sebesar 8,613 dengan signifikan 0,000 < 0,05 sehingga ha
didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. berdasarkan data nilai rata-rata
lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kemampuan creative pemecahan masalah
peserta didik pada kelas control hasil, persamaan penelitian diatas memliki
persamaan dengan penelitian yang dilakukan saat ini yaitu pada variable bebas
yakni menggunakan model SSCS (Search Solve Create Share) dan sama-sama
24 Bandar Lampung pada peserta didik kelas VIII. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai
kelas control, sedangkan penelitian saat ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri
pikir pada variabel Model Pembelajaran SSCS (Search Solve Create Share) yang
(2022). Hasil dari analisis dan pembahasan pada penelitian tentang pengaruh
model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) berbantuan modul
model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) berbantuan modul
Penerapan model pembelajaran SSCS berbantuan modul desain didaktis lebih baik
memiliki kemampuan penalaran matematis yang lebih baik dengan peserta didik
yang memiliki self-efficacy sedang, dan peserta didik yang memiliki self-efficacy
sedang memiliki kemampuan penalaran matematis yang lebih baik dengan peserta
didik yang memiliki self-efficacy rendah. 3. Tidak terdapat interaksi antara model
16
saat ini yaitu pada variable bebas yakni menggunakan model SSCS (Search Solve
Create Share), berbedaan dari penelitian tersebut juga memiliki perbedaan yang
dilakukan dengan penelitian yang saat ini yakni peneliti terdahulu menggunakan
penilitian di atas berkontribusi sebagai refrensi dan alur pikir pada variabel Model
Pembelajaran SSCS (Search Solve Create Share) yang memiliki pengaruh positif
menggunakan uji t diperoleh nilai signifikansi pada Sig. (2-tiled) yaitu sebesar
0,003 dengan demikian nilai ½ signifikansi < 0,05 maka hipotesi (Ha) diterima
dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan model
pembelajaran SSCS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi
penelitian yang dilakukan saat ini yaitu pada variable bebas yakni menggunakan
model SSCS (Search Solve Create Share), perbedaan dari penelitian tersebut juga
17
memiliki perbedaan yang dilakukan dengan penelitian yang saat ini yakni peneliti
kontribusi Penilitian di atas berkontribusi sebagai refrensi dan alur pikir pada
variabel Model Pembelajaran SSCS (Search Solve Create Share) yang memiliki
Dari hasil kajian pustaka diatas, maka diyakini bahwa pengaruh model
2.2 Konsep
share)
pembelajaran.
18
bahwa model SSCS dapat mencapai beberapa hal yaitu: 1) mengajukan soal
atau membuat jawaban dari siswa; 4) melibatkan intelektual siswa yang berbentuk
SSCS adalah model pembelajaran yang dapat melatih siswa berfikir secara
sistematis, logis, teratur dan teliti. Hal tersebut dikarenakan model pembelajaran
pendekatan saintifik. Tujuan utama dari model pembelajaran SSCS adalah untuk
kali diperkenalkan pada tahun 1987 oleh Edward L. Pizzini, yang meliputi empat
fase, yaitu fase Search yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang
mengenai pokok bahasan Pola Bilangan. Fase kedua, fase Solve yang bertujuan
merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang sangat tepat untuk
a. Fase Search Pada fase ini peseta didik dibagi menjadi kelompok kecil berisikan
membuat pertanyaan mengenai topik yang diselidiki sesuai dengan LKS yang
telah diberikan. Pada fase ini juga setiap anggota kelompok dapat mencari
kepada setiap kelompok yang didalamnya terdapat suatu permasalah terkait materi
persamaan linier satu variabel yang ditampilkan dalam bentuk naskah cerita, guru
membimbing siswa untuk menggali masalah dan informasi apa saja yang terdapat
b. Fase Solve Fase ini mengharuskan siswa mencari penyelesaian dari masing
masing tahapan masalah pada LKPD yang akan didiskusikan dalam kelompok,
pada LKPD sehingga dapat dihari perihal bahwa keaktifan dikelas hanya
permasalahan yang ada pada naskah cerita awal, selanjutnya setiap kelompok
mencari pemecahan masalahnya dengan melihat dari buku, bertanya kepada guru
c. Fase Create Pada fase create siswa berdiskuis dan saling mempresentasikan
terbaik dari jawabanjawaban yang telah disampaikan oleh setiap anggota dalam
permasalahan yang dibahas. Terlihat pada kegiaan ini setiap peserta didik dapat
menggunakan kata-kata mereka sendiri sehingga dapat diterima dengan baik oleh
materi persamaan linier satu variabel: Pada fase create ini guru meminta siswa
d. Fase Share Fase terakhir dari model SSCS adalah fase shere. Perwakilan dari
penyaji. Fase ini memberikan kesempatan kepada peserta dididk untuk dapat
serta peseta didik dapat berinteraksi dengan teman sekelasnya. Dalam fase ini
kelompok lain untuk ditanggapi oleh kelompok lain dalam hal ini siswa
siswa menjadi pemikir yang mandiri dan kompeten. Mereka akan menjadi peneliti
yang mencari penemuan dan perspektif baru, penemu yang mengembangkan ide
dan produk baru untuk mengatasi hambatan yang ada, perancang yang
menciptakan desain dan model baru, pembuat keputusan yang berlatih membuat
dan interaksi.
inkuiri, dan pembuatan neraka. Hal ini sesuai dengan desain material yang
SSCS.
Model pembelajaran SSCS ini adalah model yang sederhana dan praktis
untuk diterapkan dalam pembelajaran karena dapat melibatkan siswa secara aktif.
Menurut laporan Laboratory Network Program (1994), standar NCTM yang dapat
kerangka kerja yang koheren untuk ide-ide matematika, berguna untuk perumusan
create, share)
langkah metode pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create and Share) adalah
sebagai berikut:
a. searching, fase ini mendorong siswa untuk berperan aktif dalam mengajukan
b. Solve, pada fase ini tujuannya adalah mendorong siswa untuk berperan aktif
c. Create, tujuan dari fase ini adalah mendorong siswa untuk berperan aktif dalam
d. Sharing, tujuan fase ini adalah mendorong siswa untuk berperan aktif dalam
telah diperolehnya.
24
mencapai permasalahan.
menganalisis.
yang ingin diteliti. Selain itu, dalam fase solusi, siswa merancang rencana yang
langkah ini adalah langkah kreatif. Tahap terakhir dari model pembelajaran SSCS
adalah sharing. Bagikan atau sampaikan hasil dan evaluasi penelitian yang
dilakukan pada fase sharing ini. Sedangkan menurut Rosawat dan Dwiningsih
(2016). Yang pertama adalah fase Find yang bertujuan untuk mengidentifikasi
masalah, yang kedua adalah fase Solution yang bertujuan untuk mengembangkan
rencana penyelesaian masalah, yang ketiga adalah fase Create yang bertujuan
dihasilkan dan yang keempat adalah fase stok. Fase yang tujuannya adalah untuk
ide dan produk baru untuk mengatasi hambatan yang ada, desainer
atau masalah yang ada. Dari kutipan diatas peneliti membuat kegiatan
1) Bagi Pendidik
permasalahan
bermakna
28
untuk memahami konsep secara mendalam dan berpikir pada tingkat yang tinggi.
Selain itu, model ini juga bisa membawa siswa kedalam kelompok yang banyak
sehingga siswa dapat belajar secara bermakna. Selain itu, pembelajaran ini lebih
terfokus pada siswa agar mereka belajar lebih aktif, sehingga guru hanya berperan
sebagai pelatih. Model pembelajaran ini sangat cocok untuk pengembangan aktif
diwariskan dari generasi sebelumnya turun temurun dari nenek moyang terdahulu
dan memiliki aturan untuk memainkannya baik untuk kesenangan para pemain.
29
sebaya, melatih keterampilan sosial dengan orang dan masyarakat yang lebih
dewasa). Aspek motorik (latihan daya tahan, mobilitas, fungsi motorik sensorik,
penggunaan yang bijaksana dari unsur-unsur alam sekitarnya), Aspek nilai moral
(nilai moral yang hidup yang diwariskan dari generasi ke generasi masa lalu untuk
tradisional yang dimainkan dua orang menggunakan irisan kongklak dan 98 biji
lonjong memanjang dengan 7 Lubang anak di sisi kanan dan kiri serta 2 lubang
yang lebih besar atau dikenal sebagai induk utama. Lubang induk berada di setiap
ujung baris anak lubang. Saat ini, papan congklak tidak hanya terbuat dari kayu
congklak adalah pemain harus menempatkan 7 biji di setiap lubang anak, sebelum
permainan dimulai, para pemain yang terdiri dari dua orang berbagi 14 anak
Lubang dan 2 lubang utama seperti 2 buah rumah. Kemudian pemain membuat
kontrak untuk menunjuk pemain yang merawat biji untuk pertama kalinya.salah
satu pemain mengambil bijinya yang ada di lubang di sebelah kanan dan
mengarah ke biji itu tetap sampai benih terakhir jatuh ke dalam lubang induk.
Permainan berhenti jika tidak ada benih yang didorong ke sarang anak-anak,
pemain yang mengumpulkan benih paling banyak yang ada di induk utamanya
(Mulyani, 2013).
strategi pelatihan, sportif jujur dan menghilangkan penat. Selain itu, permainan
permainan Congklak menggunakan benda Beton dalam bentuk butiran atau biji-
Tabel 2.3 Model Pembelajaran SSCS (search, solve, create, share) berbantuan
pada permainan tradisional congklak
Aktivitas
No Fase
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Aktivitas
No Fase
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
yang digunakan oleh sekolah saat ini karena sesuai dengan Kepmendikbudristek
No. 56 Tahun 2022 mengenai Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang
pada siswa dan menempatkan guru sebagai motivator dan fasilitator, dimana
dalam hal ini siswa diberikan peluang untuk bekerja secara otonom
Learning akan menciptakan satu tantangan dan kolaborasi, siswa akan dipaksa
secara berkelompok.
ini juga memiliki kekurangan. Menurut Sari (2017) kekurangan dari Model
(1) Setiap mata pelajaran memiliki kesulitan tersendiri, yang tidak dapat
masalah. Selain mengajukan pertanyaan siswa juga harus mencari langkah yang
siswa dalam penyelesaian proyek tersebut. Setelah melakukan batas waktu maka
pemecahan masalah. Siswa melakukan realisasi sesuai dengan jadwal proyek yang
telah ditetapkan.
pada peserta didik. Pembahasan yang dilakukan dijadikan laporan sebagai bahan
kemudian melakukan refleksi serta menyimpulkan secara garis besar apa yang
dialaminya atau dengan kata lain pemecahan masalah adalah suatu respon yang
diakukan untuk mengatasi halangan atau kendala yang ditemukan sehingga timbul
motivasi yang sadar dilakukan untuk menemukan jawaban dari masalah yang ada
disekitarnya. Hal ini juga didukung dan diperkuat oleh peneliti yang menyatakan
bahwa: Polya (dalam Upu, 2003: 31) mengartikan pemecahan masalah sebagai
suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu tujuan yang tidak begitu mudah segera
masalah adalah suatu proses atau upaya individu untuk merespons atau mengatasi
halangan atau kendala ketika suatu jawaban atau metode jawaban belum tampak
setiap individu memerlukan waktu yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh
motivasi dan strategi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah yang sedang
1. Pengalaman awal.
masalah.
3. Keinginan dan motivasi. Dorongan yang kuat dari dalam diri (internal),
(tingkat kesulitan soal), konteks (latar belakang cerita atau tema), bahasa soal,
maupun pola masalah satu dengan masalah yang lain dapat mengganggu
terjadi);
38
3) keterampilan berpikir untuk bekerja pada suatu situasi yang tidak biasa
diketahui, apa yang ditanyakan, atau apakah syarat-syarat cukup, tidak cukup,
masalah yang digunakan adalah langkah pemecahan masalah yang dijelaskan oleh
Polya. Adapun aspek-aspek yang harus dicantumkan siswa pada setiap langkah-
siswa pada langkah ini meliputi pelaksanaan cara yang telah dibuat dan
(2006:341) adalah:
sifat kreatif;
3) Dapat menimbulkan jawaban yang asli, baru, khas, dan beraneka ragam,
diperolehnya;
analisis dan sintesis, dan dituntut untuk membuat evaluasi terhadap hasil
pemecahannya;
6) Merupakan kegiatan yang penting bagi siswa yang melibatkan bukan saja
satu bidang studi tetapi (bila diperlukan) banyak bidang studi, malahan
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Menurut
Erman Suherman (2001: 29), matematika adalah ratu atau sumber ilmu
pengetahuan dari ilmu lain: aritmatika. Banyak dari ilmu yang penemuan dan
tinggi kinerja siswa. Keberhasilan belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa
kontribusi yang besar untuk memecahkan masalah di segala bidang, dari yang
sederhana sampai yang kompleks, dari yang abstrak sampai yang konkrit.
hierarkis, dan penalarannya dapat dikatakan bersifat deduktif. Hal ini tentu
Dengan demikian tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal dan tepat sesuai
belajar secara aktif, dan merupakan proses di mana siswa merupakan proses yang
dengan cara yang fleksibel, akurat, efisien dan tepat untuk mempelajari konsep
sebagai alat, cara berpikir, pengetahuan dan persepsi. Matematika bukan hanya
bahasa simbolik, tetapi juga bahasa universal yang memungkinkan orang berpikir,
pada perubahan tingkah laku yang dapat diamati secara konkret. Suatu perubahan
antara stimulus atau respon, stimulus ini ialah rasangan, contoh dari stimulus ini
adalah pikiran dan perasaan, lalu respon adalah perubahan tingkah laku akibat
lapar pada sebuah tempat yang transparan yang mengurung kucing tersebut dan
makanan di luar tempat pengurungan itu. Dan kucing tersebut diamati mlekakuan
stimulus dengan respon bisa menjadi kuat ketika dilatih atau di ulang
stimulus dan respon akan mudah di terbentuk apabila ada kesiapan dari
individu itu.
43
timbulkan.
ditentukan oleh keadaan yang ada dalam diri individu seperti emosi dan
psikomotor.
pernah dialami.
situasi
suatu individu melakukan trial and error lebih dulu untuk menunjukkan
Menurut Gegne istilah belajar yaitu sebuah proses suatu organisasi atau
perubahan suatu perilaku sebagai akibat dari pengalaman yang pernah dialaminya.
Belajar ini merupaan proses yang memerlukan waktu untuk dapat melihat
Dalam hal ini Gegne juga menyatakan adanya beberapa kategori belajar yaitu:
sangat berpengaruh pada prilakunya hal ini dikarenakan seluruh prilaku akan
Cognitive strategy.
Intellectual skiil.
sebuah masalah.
Lahir pada 14 September 1849 dan terkenal dengan julukan pavlov beliau
merupakan fisiologi sekaligus dokter yang asal dari Rusia, pavlov ini terkenal
Beliau meninggal pada 27 Februari 1936. Sebuah percobaan ini dilakukan dengan
melihatkan makanan pada anjing tersebut, Lalu anjing mengeluarkan air liur yang
merupakan stimulus alami dengan keinginan akan makanan tersebut, setelah itu
45
dan evaluasi. Bandura ini merupakan ahli teori belajar behavioristik yang paling
mudah, dan dan seorang psikolog lulusan University of British of Colombia lalu
pengamatan. Menurut teori pembelajaran sosial ini perilaku individu bisa timbul
dikarenakan proses modeling bisa disebut juga dengan tindakan peniruan. Proses
1) Karakteristik model
beliau adalah seorang psikolog Amerika Serikat terkenal dari aliran behaviorisme.
Inti pemikiran dari beliau adalah setiap manusia bergerak karena mendapat
Teori belajar ini menurut skinner adalah hubungan antara respond dan
stimulus yang terjadi melalu sebuah interaksi dengan sekitar lingkunganya, yang
Munculnya sebuah perilaku ini semakin kuat bila ada faktor penguat yang
dinamakan (reinforcement), dan perilaku ini akan hilang apabila bila dikenai
Indonesia, dikarnakan dengan menerapkan teori ini siswa atau orang yang belajar
harus dengan aturan yang jelas dan diterapkan lebih duku secara ketat. Dari teori
ini kebiasaan dan disiplin menjadi esensial dalam belajar. Pengutan positif adalah
Peristiwa atau hasil yang di sukai yang disajikan secara perilaku. Dalam situasi
memberikan suaru pujian atau hadiah contoh: seorang murid memberikan sebuah
pertanyaan yang bagus lalu guru memberi hadiah atau pujian sehingga anak
sebuah peristiwa atau hasil diinginkan tidak sesuai dengan apa yang di perilaku,
menyerahkan tugasnya tepat waktu dan guru berhenti menegur murid tersebut
Dari beberapa tokoh diatas mengenai teori behavioristik pada penelitian ini
menggunakan teori Edwan Lee Thorndike yaitu penelitian yang dilakukan yaitu
sebagai proses interaksi antara stimulus atau respon, stimulus ini ialah rasangan,
contoh dari stimulus ini adalah pikiran dan perasaan, lalu respon adalah perubahan
tingkah laku akibat pembelajaran yang bisa diamati dengan kasat mata (konkrit).
berkaitan dengan ini permainan tradisional yang dipakai adalah congklak yang
menggunakan bahan yang sangat sederhana dan dicoba langsung oleh siswa maka
dari itu akan menambah pengalaman belajar siswa yang pastinya akan melekat
individu yang didapat dari proses belajarnya. Makna belajar menurut teori
48
dan merupakan proses penyelesaian konsep serta ide-ide baru dengan kerangka
pengetahuan kepada siswa namun guru juga berperan aktif dalam membangun diri
guru harus memberikan ruang agar siswa menemukan ide-ide dan sadar
pengalaman belajar yang bermakna. Siswa juga perlu memiliki kemampuan untuk
bahwa belajar lebih berhasil jika prosesnya diarahkan pada konsep-konsep dan
49
konsep dan struktur yang tercakup dalam tema yang dibicarakan, maka siswa akan
memahami materi yang akan dikuasainya tersebut. Siswa juga akan mencari
hubungan antar konsep dan struktur tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa materi
yang mempunyai suatu pola atau struktur tertentu akan lebih mudah dipahami dan
diingat oleh anak. Dalam pembelajaran, siswa haruslah terlibat secara aktif
mentalnya agar dapat mengenal konsep dan struktur dalam materi yang
yang terjadi hampir selalu bersamaan. Ketiga proses belajar tersebut, yaitu: (1)
kehidupan masyarakat secara lebih besar dan kelas adalah laboratorium untuk
mendorong siswa untuk terlibat dalam proyek atau tugas yang berbantuan pada
historis dan budaya pengalaman siswa. Selain itu, perkembangan intelektual juga
memecahkan masalah.
menemukan teori atau pengetahuan yang dibangun dari realita. Peran guru dalam
penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Jean Piaget dimana
bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran anak dengan kegiatan asimilasi
dan akomodasi sesuai skemata yang dimilikinya yang hal ini model pembelajaran
SSCS (search, solve, create, share) siswa akan lebih aktif dan menstimulus
pikiran siswa untuk terus menemukan hal-hal yang baru dan memecahkan
antara teori, fakta, observasi, serta kajian pustaka, yang nantinya dijadikan
landasan dalam melakukan menulis karya tulis ilmiah. Karena menjadi dasar,
penelitian.
bagan yang saling terhubung. Dengan bagan itu dapat dikatakan bahwa kerangka
berpikir adalah suatu alur logika yang berjalan di dalam suatu penelitian.
Namun, kerangka berpikir ilmiah juga bisa dibuat dalam bentuk poin-poin yang
sesuai dengan variabel. Adapun variabel terbagi menjadi dua yaitu variabel terikat
maupun melakukan suatu kegiatan yang sedang dipelajari baik dalam bentuk yang
sebenarnya maupun yang sedang ditiru melalui penggunaan berbagai media yang
relavan dengan pokok bahawan untuk memudahkan siswa agar kreatif dalam
memahami materi. Model pembelajaran SSCS (search, solve, create, share) yaitu
cara mengajar guru yang menciptakan lingkungan positif dan aktivitas belajar
ide serta potensi siswa yang tersembunyi. Dengan hal tersebut, diharapkan dengan
penggunaan model pembelajaran SSCS (search, solve, create, share) ini siswa
dan guru bisa saling terlibat dalam suatu kegiatan proses pembelajaran dikelas,
52
memiliki pemikiran yang luas serta rasa keingintahuan yang besar sehingga
Pemecahan masalah
matematika siswa
Peserta didik dan kurang
permasalahan Media kurang menarik
Siswa terlihat pasif dan
kurang aktif
Siswa tidak fokus pada
pelajaran dan ribut
Solusi
Memiliki pengaruh
besar terhadap
pemecahan
masalah
matematika
Gambar. 2.2 Kerangka Berpikir
2.5 Hipotesis
METODE PENELITIAN
eksperimen dimana peneliti tidak mampu mengontrol variabel yang diteliti. Pada
semu juga bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat atau mencari tahu
Posttest Control Group Design Dalam rancangan ini peneliti memberikan prettest
atau test awal kepada objek penelitian sebelum penelitian dimulai untuk
memperoleh nilai awal siswa. Posttest juga diberikan di akhir penelitian yang
akan dianalisis untuk menarik kesimpulan penelitian. Berikut adalah skema dari
desain ini.
Buleleng, Kab. Buleleng, Bali. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah semester
41
55
genap (II) pada tahun ajaran 2023/2024. Alasan memilih tempat penelitian di SD
3.3.1 Populasi
peristiwa, gejala, ataupun nilai tes sebagai sumber data yang mempunyai
penelitian populasi.
dalam suatu penelitian. Populasi yang diambil dalam penelitian ini ialah seluruh
VB 9 10 19 siswa
VC 5 11 16 siswa
33 29 62 siswa
(Sumber: Dokumen SD Negeri 2 Banyuning)
hasil belajar berupa nilai PAS matematika pada siswa kelas V SD Negeri 2
di SD Negeri 2 Banyuning.
Sumber Ftabel
JK db RJK Fhitung Keputusan
Variasi (5%)
Non
Antar 6496.09 2 3248.05 2.43 2.73
signifikan
Dalam 78865.12 59 1336.70 - - -
Total 85361.21 61 4584.74 - - -
57
Tolak ukur pengujian yaitu H0 diterima dan H1 ditolak jika Fhitung <
Ftabel sebaliknya H0 ditolak dan H1 diterima jika Fhitung > Ftabel pada taraf
signifikansi 5%.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
random sampling. Menurut Agung (2014) random sampling adalah “suatu sampel
yang terdiri atas sejumlah elemen yang dipilih secara acak, dimana setiap elemen,
anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel”.
undian.
kelas, dan dipilih dua kelas sebagai sampel survei. Diantara dua kelas yang
58
eksperimen dan kelas kontrol. Tidak ada kemungkinan bahwa kelas yang sama
akan dipilih kembali karena lotere tidak kembali ke undian. Berdasarkan uraian
3.4.1 Variabel
Variabel penelitian ialah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
adalah segala sesuatu unit pengamatan yang berbeda dari karakteristik yang
sedang diamati (Indra jaya,2013). Sementra itu meneurut Efendi dalam Djunaidi
59
Ghony & Fauzan Almanshur menerangkan bahwa variabel merupakan faktor yang
Variabel merupakan segala bentuk apa saja yang mempunyai unit pengamatan
ditetapkan oleh peneliti yang kemudian dipelajari dan ditarik kesimpulan. Dalam
sebab perubahan dari adanya suatu variabel dependen (terikat). Variabel bebas
ini adalah model pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create and Share)
variabel bebas. Variabel ini biasa dinotasikan dengan Y. Yang menjadi variable
siswa
terdapat dalam penelitian ini, akan diuraikan penjelasan terhadap beberapa istilah
sebagai berikut:
60
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
masih berpusat pada guru (teacher center) dan pembelajaran ini menuntut guru
menjadi model yang baik bagi siswanya. Tujuan pembelajaran ini dapat
dialaminya atau dengan kata lain pemecahan masalah adalah suatu respon yang
diakukan untuk mengatasi halangan atau kendala yang ditemukan sehingga timbul
61
motivasi yang sadar dilakukan untuk menemukan jawaban dari masalah yang ada
disekitarnya.
Permainan congklak merupakan alat bermain yang sudah ada sejak zaman
dahulu dan diwariskan secara turun menurun. Congklak atau Dako merupakan
dengan 7 Lubang anak di sisi kanan dan kiri serta 2 lubang yang lebih besar atau
dikenal sebagai induk utama. Lubang induk berada di setiap ujung baris anak
lubang. Saat ini, papan congklak tidak hanya terbuat dari kayu tetapi juga tersedia
5. Matematika
digunakan sebagai alat, pola pikir, ilmu dan pengetahuan. Disamping sebagai
Desain tersebut memilih subjek secara tidak acak dan dipilih 2 kelompok (kontrol
62
dan eksperimen), dan hanya kelompok eksperimen yang diberi perlakuan. Setelah
observasi mendalam, kedua kelompok diberikan pre-test dan post-test, dan suatu
Keterangan:
R1 = Kelas Eksperimen
R2 = Kelas Kontrol
Penelitian dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang sudah
dipilih dengan teknik random sampling dengan metode undian. Pada kelas
63
konvensional.
berikut:
1) Persiapan Eksperimen
b) Menentukan gugus/sekolah.
c) Observasi.
2) Pelaksanaan Eksperimen
Create, Share) pada kelas eksperimen sebanyak 6 kali pertemuan, sedangkan pada
SPSS.
3) Akhir Penelitian.
kali yang diberikan di akhir pertemuan. Selanjutnya dilakukan analisis data untuk
program SPSS.
penelitian sebab data yang akan terkumpul akan menjadi bahan analisis dalam
1. Observasi
mendokumentasikan setiap keadaan yang berkaitan dengan tujuan studi yang telah
65
2. Wawancara
kelas tersebut
3. Kuesioner (Angket)
pertanyaan yang disusun untuk dijawab dan diberikan secara lugas atau melalui
web. Kuesioner yang digunakan dalam hal ini adalah kuisinoner tertutup yakni
4. Dokumentasi
untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan
angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung
berjumlah 50 butir soal. Masing-masing soal benar skor 1, salah skor 0, sehingga
1) Kisi-Kisi Instrumen
instrumen pengumpulan data yang dalam hal ini menggunakan soal bentuk
uji coba. Instrumen pemecahan masalah matematika untuk judges dengan nomor
Indiktor
Pemecahan
Kompetensi Indikator Masalah Bentuk
No Nomor Soal
Dasar KD Berdasarkan Soal
Taksonomi
bloom
Indiktor
Pemecahan
Kompetensi Indikator Masalah Bentuk
No Nomor Soal
Dasar KD Berdasarkan Soal
Taksonomi
bloom
menggunakan datar (C2)
satuan volume
(seperti kubus Mengoprasi PG 10,12,16,20,
satuan) serta hitungkan
23,33,36,39,
hubungan volume bangun
pangkat tiga ruang (C3) 42,46
dengan akar PG 3,17,25,29,
Menghubungkan
pangkat tiga
bilangan
30,31,34,38,
berpangkat tiga
yang benar (C3) 43,47
Memecahkan PG 6,9,18,21,24,
Menjelaskan operasi hitung 27,37,45,48,
hubungan bilangan
pangkat tiga berpangkat tiga 50
dan akar dan akar
pangkat tiga pangkat tiga(C4)
Membandingkan PG 5,8,11,13,15,
bilangan
pangkat tiga 19,26,32,41,
dengan akar 49
pangkat tiga
(C5)
JUMLAH 50
2) Uji validitas
yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
tes yang dimaksud untuk mengetahui kesanggupan butir tes, untuk membedakan
peserta tes yang tergolong mampu dengan peserta tes yang tergolong “tidak
Kelompok Atas (KA) dan Kelompok Bawah (KB). Menurut Cadiasa (2011)
penentuan KA dan KB dilakukan dengan mengurut skor siswa dari skor tertinggi
sampai dengan skor terendah, selanjutnya diambil 27% skor tertinggi disebut
sebagai KA dan 27% skor terendah disebut sebagai KB. Rumus yang digunakan
Dp = - (Koyan, 2011)
Keterangan:
Terdapat empat kriteria tingkat daya beda yang digunakan dalam penelitian
yang menunjukkan proporsi testee yang dapat menjawab seluruh perangkat tes.
Tingkat kesukaran butir tes adalah bilangan yang menunjukkan proporsi peserta
ujian (testee) yang dapat menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat
Pp = (Koyan, 2011)
Keterangan:
Besar nilai tingkat kesukaran berkisar dari 0,00 sampai 1,00 sesuai proporsi.
Kriteria taraf kesukaran butir tes dapat dikelompokkan menjadi tiga dan dapat
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang akan digunakan adalah analisis
mengetahui tinggi rendahnya kualitas dari dua variabel, yaitu penggunaan Model
Keterangan:
M = Mean
= Banyak skor
N = Jumlah sampel
71
Keterangan:
Me : Median
K : panjang kelas
n : jumlah sampel
Keterangan:
Mo : Modus
K : panjang kelas
disajikan ke dalam kurva polygon. Tujuan penyajian data ini adalah untuk
kontrol. Hubungan antara mean (M), median (Md), dan modus (Mo) dapat
sebagai berikut:
1. Jika nilai modus lebih kecil dari median dan median lebih kecil dari mean
(Mo<Md<M), maka kurva juling positif yang berarti sebagian besar skor siswa
cenderung rendah.
2. Jika nilai modus lebih besar dari median dan median lebih besar dari mean
(Mo>Md>M), maka kurva juling negative yang berarti sebagian besar skor siswa
cenderung tinggi).
Keterangan:
s : standar deviasi
: Jumlah skor
n : banyak sampel
rata-rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi). Kriteria rata-rata ideal adalah
73
standar ideal yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk mempermudah dalam
menghitung rata-rata ideal dan standar deviasi ideal dapat dibuat skala penilaian
sebagai berikut.
Keterangan:
minimal ideal)
SDi = standar deviasi ideal dihitung dengan rumus: 1/6 (skor maksimal ideal-skor
minimal ideal).
7. Uji Prasyarat
Pada tahap ini, untuk mendapatkan simpulan terhadap data yang telah
diperoleh, maka selanjutnya perlu dilakukan pengujian pada data yang telah
8. Uji Normalitas
Keterangan :
x2 = Chi-Kuadrat
f0 = Frekuensi observasi
fh = Frekuensi harapan
signifikasi 5%. Kriteria pengujian adalah jika x2 hitung < x2 tabel, berarti
9. Uji Homogenitas
H0 : Varians homogen
Kriteria pengujian, jika F hitung ≥ F a (n1-1, n2- 1) maka varians tidak homogen
(H1 diterima dan H0 ditolak) dan jika F hitung < F a (n1-1, n2- 1) maka varians
homogen (H0 diterima dan H1 ditolak). Pengujian ini dilakukan pada taraf
75
dengan Model Pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create, Share) dengan kelas
H0 : µ1 = µ2
H0 : µ1 ≠ µ2 Keterangan :
(Search, Solve, Create, Share) dengan kelas siswa yang pembelajarannya secara
(Search, Solve, Create, Share) dengan kelas siswa yang pembelajarannya secara
Jika data yang diperoleh sudah memenuhi persyaratan uji normalitas dan
statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan uji-
t. Uji hipotesis menggunakan uji-t dengan rumus polled varians. Rumus Uji-t
dengan rumus polled varians digunakan bila jumlah anggota sampel sama n1 = n2
dan varians homogen. Rumus Uji-t dengan rumus polled varians sebagai berikut:
Keterangan:
= Varian sampel 1
= Varian sampel 2
Dengan kriteria jika harga thitung lebih kecil dari pada ttabel, maka Ho
diterima dan Ha ditolak, jika harga thitung lebih besar dari pada ttabel, maka Ha
Statistic non parametrik yang dapat digunakan adalah uji tanda (sign test) dengan
Keterangan:
Hipotesis yang akan diuji adalah untuk membuktikan Ho ditolak atau diterima,
Ha diterima.
78
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, S., Fitraini, D., Rahmi, D., & Fitri, I. (2018). Pengaruh model
pembelajaran search, solve, create, and share (sscs) terhadap pemahaman
konsep matematis ditinjau dari pengetahuan awal siswa. Jurnal Pendidikan
Matematika, 2(2), 42-53.
Alfiani, D., Muchyidin, A., & Izzati, N. (2019). Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create, Share) Terhadap Miskonsepsi
Siswa Pada Soal Matematika Bentuk Cerita. Limacon: Journal of
Mathematics Education, 1(2), 49-58.
Dhanandjaya, James. 1984. Folklore Indonesia (hlm. 171). Jakarta. PT. Pustaka
Grafiti Press
Fitri, I., Agustin, S., Rahmi, D., & Fitraini, D. (2018). Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS) terhadap Pemahaman
Konsep Matematis ditinjau dari Pengetahuan Awal Siswa Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Kampar Kiri Tengah. Jurnal Cendekia: Jurnal
Pendidikan Matematika, 2(2), 42-53.
79
Meika, I., Ramadina, I., Sujana, A., & Mauladaniyati, R. (2021). Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran SSCS. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 5(1),
383-390.
Mursyidah, R., Muharrami, L. K., Rosidi, I., & Hadi, W. P. (2019). Pengaruh
Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap
Keterampilan Generik Sains Peserta Didik. Natural Science Education
Research, 2(1), 85-96.
Rafianti, I., Iskandar, K., & Haniyah, L. (2020). Pembelajaran Search, Solve,
Create and Share (SSCS) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan
Disposisi Matematis Siswa. Journal of Medives: Journal of Mathematics
Education IKIP Veteran Semarang, 4(1), 97-110.
80
Rismayanti, T. A., & Pujiastuti, H. (2020). Pengaruh model search solve create
share (SSCS) terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis. JKPM
(Jurnal Kajian Pendidikan Matematika), 5(2), 183-190.
Rismayanti, T. A., & Pujiastuti, H. (2020). Pengaruh model search solve create
share (SSCS) terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis. JKPM
(Jurnal Kajian Pendidikan Matematika), 5(2), 183-190.
Sari, R. T., & Angreni, S. (2018). Penerapan model pembelajaran project based
learning (PjBL) upaya peningkatan kreativitas mahasiswa. Jurnal Varidika,
30(1), 79-83.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
7 Apakah siswa aktif dalam Ada beberapa siswa yang aktif dalam
mengikuti pembelajaran pembelajaran, misalnya ada yang aktif
MATEMATIKA? bertanya. Namun kebanyakan siswa tidak
mau bertanya apabila mengalami kesulitan
belajar seperti tidak mengerti rumus.
Terkadang juga ada beberapa siswa yang
ramai dan bicara sendiri
saat saya sedang menjelaskan materi.
8 Apakah dalam pembelajaran Ya pernah, saya pernah menggunakan
MATEMATIKA, pernah metode diskusi kelompok.Tapi dalam
menerapkan metode diskusi pelaksanaannya memakan waktu yang lama.
dalam kelompok? Siswa justru ramai sendiri dan kurang bisa
bekerjasama dalam kelompok. Sehingga
90
PETUNJUK!
1. Tulislah terlenih dahulu identitas pada lembar jawaban yang telah disedikan!
2. Bacalah dengan teliti soal yang akan kamu kerjakan !
3. Kerjakan dahulu soal-soal yang kamu anggap paling mudah!
4. Laporkan pada guru atau pengawas apabila ada soal atau tulisan yang
kurang jelas!
5. Periksa kembali pekerjaanmu sebelum diserakan kepada bapak/ibu guru!
Selamat bekerja
1. 1432 + 183 = ….
A. 7.761
B. 7.671
C. 7.681
D. 7.861
Jawaban: C
A. 24 C. 32
B. 36 D. 40
Jawaban: B
93
Jawaban: A
4. Panjang sisi kubus jika diketahui volume kubus 4.913 cm³ adalah .....
A. 16 cm C. 17 cm
B. 18 cm D. 19 cm
Jawaban: C
A. 3.200 cm³
B. 4.000 cm³
C. 3.600 cm³
D. 4.500 cm³
Jawaban: C
Jawaban: C
Jawaban: A
94
A. 3
B. 9
C. 18
D. 27
Jawaban: D
12. Sebuah pot tanaman bunga berbentuk balok, memiliki panjang 40 cm, lebar
20 cm, dan tingginya 10 cm. Pot akan diisi setengahnya, maka volume tanah
dalam pot adalah .....
A. 8000 cm³ C. 800 cm³
B. 4000 cm³ D. 400 cm³
Jawaban: B
Jawaban: C
Jawaban: d. almari.
Jawaban: c. 8
17. Jumlah sisi pada bangun ruang berbentuk balok adalah . . . . buah.
a. 4
b. 6
c. 8
d. 10
Jawaban: b. 6.
Jawaban: b. persegi.
19. Sebuah benda memiliki 6 sisi. Setelah diukur sisi tersebut ternyata keenam
sisinya memiliki panjang dan lebar yang sama. Selain itu besar sudut pada sisi
sisinya juga sama yakni 90 derajat.
Dari informasi tersebut di atas, dapat diketahui bahwa benda tersebut
berbentuk bangun ….
a. balok
b. kubus
c. prisma
d. tabung
Jawaban: b. kubus.
96
Jawaban: b. 3
21. Sebuah papan kayu memiliki panjang 2 meter, lebar 30 cm dan tinggi 15 cm.
Dari pernyataan di atas kayu tersebut berbentuk bangun ….
a. kubus
b. balok
c. prisma
d. persegi panjang
Jawaban: b. balok.
22. Sebuah kubus memiliki panjang rusuk 9 cm. Maka volume dari bangun kubus
tersebut yaitu …. cm3.
a. 81
b. 486
c. 729
d. 739
Jawaban: c. 729.
Jawaban: b. V = s x s x s.
Pada jaring jaring kubus di atas, sisi yang diarsir akan berhadapan dengan sisi
dengan angka ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
97
Jawaban: d. 4
Pada jaring jaring kubus di atas, sisi yang diarsir akan berhadapan dengan sisi
dengan angka ….
a. 1
b. 4
c. 5
d. 6
Jawaban: c. 5
26. Diketahui sebuah kubus dengan luas alas 49 cm2 maka volume kubus tersebut
adalah …. cm3.
a. 294
b. 304
c. 343
d. 363
Jawaban: c. 343
27. Sebuah kubus dengan panjang rusuk 22 cm, maka volume dari kubus tersebut
adalah …. cm3.
a. 9.648
b. 10.648
c. 10.848
d. 10.968
Jawaban: b. 10.648.
28. Sebuah kubus memiliki volume 4.096 cm3. Maka panjang rusuk kubus
tersebut adalah ….
a. 14 cm
b. 16 cm
c. 24 cm
d. 26 cm
Jawaban: a. 16 cm
c. 32
d. 42
Jawaban: c. 32
31. Rumus mencari volume untuk bangun ruang berbentuk balok adalah ….
a. V = s x s x s
b. V = 6 x s x s
c. V = p x l x t
d. V = 2 x ((p x l) + (p x t) + (l x t))
Jawaban: c. V = p x l x t.
32. Sebuah balok mempunyai volume 360 cm3. Apabila panjang dan lebar balok
secara berturut turut adalah 18 cm dan 4 cm. Maka tinggi balok tersebut
adalah …. cm.
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
Jawaban: c. 5
99
33. Diketahui sebuah balok dengan panjang 32 cm, lebar 15 cm dan tinggi 8 cm.
Maka volume dari bangun balok tersebut adalah …. cm3.
a. 3.480
b. 3.840
c. 4.280
d. 4.420
Jawaban: b. 3.840
34. Sebuah wadah berbentuk kubus dengan panjang rusuk 12 cm. Dan di dalam
kubus tersebut akan dimasukkan kubus kecil dengan panjang rusuk 3 cm.
Maka banyaknya kubus kecil yang bisa ditampung paling banyak adalah ….
buah.
a. 16
b. 27
c. 32
d. 64
Jawaban: d. 64
35. Sebuah kubus mempunyai volume 2.744 cm3, maka panjang rusuk dari kubus
tersebut adalah … cm.
a. 14
b. 16
c. 24
d. 26
Jawaban: a. 14 cm.
36. Sebuah balok dengan volume 2.100 cm3. Apabila tinggi balok tersebut 30 cm.
Maka luas alas balok tersebut adalah …. cm2.
a. 70
b. 700
c. 63.000
d. 630.000
Jawaban: a. 70
37. Luas permukaan kubus adalah 1.350 cm2. Maka panjang rusuk kubus
tersebut adalah …. cm
a. 9
b. 12
c. 15
d. 18
Jawaban: c. 15
100
38. Pak Sriyanto membuat kerangka sebuah balok dengan menggunakan kawat. Ia
membuat kerangka balok tersebut dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 30 cm
dan tinggi 20 cm. Maka panjang kawat yang dibutuhkan oleh Pak Sriyanto
adalah …. meter.
a. 3
b. 4
c. 30
d. 40
Jawaban: b. 4
C. 1.872
D. 1.728
Jawaban D
44. Hasil dari 3√125 + 3√27 adalah....
A. 8
B. 12
C. 10
D. 11
Jawaban D
45. Hasil dari Hasil dari 3√125 + 2³ adalah ....
A. 8
B. 13
C. 12
D. 11
Jawaban B
46. Hasil dari 3√343 - 3√216 adalah....
A. 1
B. 12
C. 2
D. 11
Jawaban A
47. Hasil dari 3√4.096 : 2³ x 4³ adalah ....
A. 128
B. 64
C. 24
D. 140
Jawaban A
48. Hasil dari adalah .....
A. 12
B. 6
C. 2
D. 14
Jawaban B
102
A. 12
B. 11
C. 20
D. 14
Jawaban A
50. Hasil dari (3√125 - 3√27) + 3√216 : 3√8 adalah ....
A. 5
B. 4
C. 8
D. 14
Jawaban A
103
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga serta cinta
tanah air
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
Muatan: Matematika
Kompetensi Dasar Indikator
3.5. Menjelaskan, dan menentukan volume 3.5.1. Memahami bangun ruang
bangun ruang dengan menggunakan Kubus
satuan volume (seperti kubus satuan)
serta hubungan pangkat tiga dengan
104
C. TUJUAN
1. Melalui penjelasan guru, siswa mampu memahami volume bangun ruang
dengan menggunakan satuan volume (seperti kubus satuan)
2. Melalui berbagai latihan siswa mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan volume bangun ruang dengan menggunakan satuan volume (seperti
kubus satuan)
D. MATERI
1. Bangun Ruang Kubus
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, 10 menit
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran
Pendahuluan
siswa.
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh
salah seorang siswa. Siswa yang diminta
membaca do’a adalah siswa siswa yang hari
ini datang paling awal. (Religius dan
Integritas)
105
D. Menanya
1. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang materi yang
telah disampaikan oleh guru. (Critical
Thinking and Problem Solving)
2. Siswa menanyakan penjelasan guru yang
belum di pahami
3. Guru menjelasakan pertanyaan siswa
E. Menalar
1. Siswa mencoba berdiskusi dengan
temannya tentang bangun ruang kubus.
(Gotong Royong, Mandiri)
F. Mencoba
1. Guru memberikan soal latihan bangun
ruang kubus kepada siswa.(Creativity and
107
Innovation)
G. Mengkomunikasikan
1. Siswa mempresentasikan secara lisan
kepada teman-temanya tentang bangun
ruang kubus. (Comunicatian)
2. Siswa menyampaikan manfaat belajar
bangun ruang kubus yang dilakauan
secara lisan di depan teman dan guru.
siswa. (Religius)
G. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan
sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan
praktek/unjuk kerja sesuai dengan rubrik penilaian sebagai berikut;
Butir soal;
109
Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :………….
Mengetahui
Kepala SD Negeri 2 Banyuning Guru Kelas V
F. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga serta cinta
tanah air
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
Muatan: Matematika
Kompetensi Dasar Indikator
3.5. Menjelaskan, dan menentukan volume 3.5.1. Memahami bangun ruang
bangun ruang dengan menggunakan
111
H. TUJUAN
1. Melalui penjelasan guru, siswa mampu memahami volume bangun ruang
dengan menggunakan satuan volume (seperti kubus satuan)
2. Melalui berbagai latihan siswa mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan volume bangun ruang dengan menggunakan satuan volume (seperti
kubus satuan)
I. MATERI
1. Bangun Ruang Kubus dengan satuan kubik
K. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, 10 menit
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran
Pendahuluan
siswa.
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh
112
B. Solve
a. Siswa mencoba berdiskusi dengan
temannya tentang bangun ruang
kubus. (Gotong Royong, Mandiri)
114
C. Create
a. Siswa membuat jawaban.(Creativity
and Innovation)
D. Share
a. Siswa mempresentasikan secara
individu kedepan apa yang sudah
dijawabnya. (Comunicatian)
b. Siswa menyampaikan manfaat belajar
bangun ruang kubus yang dilakauan
secara lisan di depan teman dan guru.
L. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan
sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan
praktek/unjuk kerja sesuai dengan rubrik penilaian sebagai berikut;
1) Penilaian afektif
No Nama Peserta Didik Aspek Skor
Kerja sama Tanggung Keaktifan
jawab
116
Rubik penilaian
No Aspek Indikator Skor
1 Kerja sama Tidak ada indikator yang nampak 1
Indikator yang nampak 1-2 2
Indikator yang nampak 3-4 3
Semua indikator nampak pada 4
siswa
2 Tanggung jawab Tidak ada indikator yang nampak 1
Indikator yang nampak 1-2 2
Indikator yang nampak 3-4 3
Semua indikator nampak pada 4
siswa
3 keaktifan Tidak ada indikator yang nampak 1
Indikator yang nampak 1-2 2
Indikator yang nampak 3-4 3
Semua indikator nampak 4
Indikator
1. Kerja Sama
a) Aktif dalam kegiatan kelompok
b) Menghargai pendapat orang lain
c) Tidak mencela orang yang berbicara
d) Menyelesaikan tugas bersama
e) Mau bekerja sama dengan siapapun
2. Keaktifan
a) Mengikuti instruksi guru dengan baik
b) Berani mengungkapkan idea tau gagasannya
c) Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan
d) Siswa berani untuk bertanya
117
Teknik skor
2) Penilaian kognitif
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 = jumlah perolehan/skor skor maksimal x 100
Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :…………
118
Mengetahui
Kepala SD Negeri 2 Banyuning Guru Kelas V