Anda di halaman 1dari 14

1

Bapak Ibu Hadirin yang kami hormati


‘Aisyiyah tahun ini telah memasuki usia ke-106
Miladiyah (19 Mei 1917 M – 19 Mei 2023 M) atau ke 109
Hijriyah (27 Rajab 1335 H - 27 Rajab 1444 H). Kehadiran
‘Aisyiyah sebagai Gerakan Perempuan Islam dan
komponen strategis persyarikatan Muhammadiyah saat
ini telah memasuki abad kedua periode ke dua. Kelahiran
‘Aisyiyah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari gerakan Muhammadiyah yang basisnya adalah
pergerakan jamaah perempuan. ‘Aisyiyah hadir sebagai
gerakan Perempuan Muhammadiyah yang berkemajuan.
Bapak Ibu Hadirin yang Kami hormati
1
Milad hari ini masih dalam susana Idul Fitri. Atas
nama Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah kami menyampaikan
Taqabbalallahu minna waminkum , mohon maaf lahir dan
batin, semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT.
Semoga Ramadhan tahun ini bisa meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Kita
benar-benar bisa kembali fitri, kembali suci bagaikan bayi
yang baru dilahirkan. Bersih dari dosa dan mempunyai
tauhid yang murni bersih dari kemusyrikan. Pasca
Ramadhan juga diharapkan bagi semua anggota Aisyiyah
bisa meningkatkan akhlak mulia kita, semangat menimba
ilmu pengetahuan, dan meningkatkan solidaritas yang
tinggi kepada sesama muslim.

Bapak Ibu Hadirin yang kami mulyakan.


Usia ‘Aisyiyah yang memasuki 106 tahun ini
bukanlah usia yang pendek. Mari kita syukuri bersama
semua nikmat dari Allah SWT yang diberikan kepada
‘Aisyiyah yang telah menapaki jalan dakwah penuh liku
dalam mengemban misi dakwah dan tajdid untuk
mencerahkan peradaban bangsa. Milad menjadi
momentum penting melakukan refleksi atas usaha-usaha
yang t e l a h dilakukan ‘Aisyiyah selama ini sembari
2
memberbaiki dan menyempurnakan langkah menuju
masa depan yang lebih baik. Milad juga diharapkan
memberikan kesadaran tentang peran strategis ‘Aisyiyah
dalam mendorong terciptanya peradaban utama. Milad
juga diharapkan menambah semangat ta’awun merawat
peersatuan dan menebar kebaikan bagi sesama. Milad
‘Aisyiyah ke 106 mengambil tema: Kepemimpinan
Perempuan Mencerahkan Peradaban Bangsa. Melaui
tema ini ‘Aisyiyah bermaksud meneguhkan dan
mendorong kepemimpinan perempuan untuk membangun
peradaban bangsa secara kolektif.

Bapak Ibu Hadirin yang kami hormati


Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqoroh
ayat 257, yang artinya : “Allah pemimpin orang-orang
yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan
kepada cahaya. Dan orang-orang yang kafir, pemimpin-
pemimpinnya ialah thaghut, yang mengeluarkan mereka
dari cahaya kepada kegelapan. Mereka itu adalah
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Allah SWT memimpinkan dari keadaan kufur
kepada iman, dari keadaan musyrik kepada tauhid, dari
fasik kepada taat. Allah SWT juga menegaskan dalam QS.
3
An Nisa, 59 : “Hai orang-orang yang beriman, taatlah
kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, serta Ulil
Amri diantara kamu. Kemudian jika kalian berbeda
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al-Qur’an) dan kepada Rasul (As-Sunnah) jika
kalian benar-benar orang yang beriman kepada Allah dan
hari akhirat”.
Dari ayat tersebut Allah SWT menetapkan
manhaj dan nilai yang harus dipegang dalam konteks
kepemimpinan yaitu taat kepada Allah dan Rasul-Nya
serta para pemimpin yang telah ditunjuk atau dipilih
dengan benar. Selanjutnya dalam QS An Nisa 58, Allah
mengingatkan akan pentingnya amanah bagi para
pemimpin. Amanah kepemimpinan ini sangat penting,
karena jika amanah kepemimpinan ditunaikan dengan
baik penuh tanggung jawab dan dilaksanakan dengan
kesungguhan maka akan membawa keberhasilan bagi
dakwah pencerahan Aisyiyah dan bagi orang-orang yang
dipimpinnya. Itulah pemimpin yang menggerakkan. Jika
kepemimpinan Aisyiyah dari Pusat hingga Ranting, dari
Majelis. Lembaga maupun Amal Usaha dilaksanakan
tanpa amanah yang menggerakkan maka hanya akan
berjalan ditempat. Karena spirit organisasi Aisyiyah
4
adalah para pemimpin yang amanah dan menggerakkan.
Maka kepemimpinan yang amanah, tanggungjawab ,
sungguh sungguh dan menggerakkan akan mampu
mencerahkan peradaban bangsa.
Selanjutnya dalam Surat Ali Imran: 159 Allah
menunjukkan kriteria lain seorang pemimpin.

Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku


lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau
bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah
mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad,
maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah
mencintai orang yang bertawakal.
Dari Ayat tersebut, maka kriteria lain kepemimpinan
bisa disebutkan yaitu : Besikap lemah lembut (lin ta

5
lahum), rendah hati, sikap ramah (bukan marah) dan
mengendalikan amarah, pemaaf dan memaafkan,
memohonkan ampun orang-orang yang memusuhi kita,
bermusyawarah dalam urusan apapun, setelah
musyawarah bertekad bulat untuk melaksanakan hasil
musyawarah dan setelah semuanya maka bertawakallah
kepada Allah.
Kalau melihat banyak kriteria menjadi seorang
pemimpin, sepertinya terasa berat. Namun jika semua
dijalankan dengan penuh keikhlasan dan semata berharap
ridho Allah dan apalagi kepemimpinan di ‘Aisyiyah
bersifat kolektif kolegial, maka dengan rahmat dan
pertolongan Allah, pengkhidmatan di ‘Aisyiyah ini akan
menjadi ringan untuk dijalankan. Insya Allah.

Bapak Ibu Hadirin yang kami mulyakan


‘Aisyiyah saat ini telah memasuki periode ke dua
abad kedua. Permasalahan dan tantangan yang dihadapi
semakin kompleks. yakni terkait dengan permasalahan
keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan maupun
globalisasi yang memerlukan perhatian dan komitmen
‘Aisyiyah. Berbagai permasalahan tersebut antara lain;
masih tingginya kemiskinan dan kesenjangan sosial,
6
korupsi yang merajalela di tengah penegakan hukum yang
belum optimal, kekerasan dan konflik sosial di
masyarakat, masalah kesehatan, permasalahan dalam
keluarga, media sosial yang tidak mendidik dan yang
sangat memprihatinkan adalah penggerusan nilai spiritual
dan moral. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rapuhnya
sendi-sendi kehidupan keluarga.
Disamping itu permasalahan perempuan dan anak
juga semakin mengkhawatirkan. Diantaranya tingginya
angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, baik
kekerasan fisik dan kekerasan seksual. Tingginya angka
perkawinan anak dan permintaan dispensasi nikah,
sementara angka perceraian juga meningkat. Dan masih
banyak persoalan perempuan dan anak yang belum
terselesaikan huingga saat ini. Selain itu ‘Aisyiyah juga
dihadapkan pada permasalahan global antara lain
perubahan iklim yang berdampak pada perempuan dan
anak.
‘Aisyiyah sudah seharusnya hadir ikut ambil bagian
bersama pemerintah menyelesaikan berbagai macam
permasalahan tersebut. Untuk dapat berperan
menyelesaiakan berbagai permasalahan ini tentulah
dibutuhkan para pemimpin yang kuat, semangat, komitmen,
7
tanggungjawab dan amanah, berintegritas dan mempunyai
solidaritas yang tinggi. Dibutuhkan para pemimpin ‘Aisyiyah
yang faham akan prinsip, ideologi, visi misi dan cita cita
Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Juga dibutuhkan pemimpin
‘Aisyiyah yang memiliki cukup pengetahuan dalam
menyelesaikan setiap permasalah tersebut. Maka ‘Aisyiyah
jauh dari pemimpin yang hanya rajin rapat saja tanpa ada
tindakan yang konkrit. Atau rajin rapat tapi kurang
berinisiatif. Atau sekedar terpilih dalam permusyawaratan
tapi kurang maksimal dalam berkhidmat di ‘Aisyiyah.

Bapak Ibu Hadirin yang kami mulyakan


Muktamar ‘Aisyiyah ke 48 di Surakarta menghasilkan
salah satunya Risalah Perempuan Berkemajuan (RPB)
sebagai salah satu pandangan, pemikiran dan visi ‘Aisyiyah.
Risalah Perempuan Berkemajuan hendaknya menjadi salah
satu rujukan dalam menjalankan roda gerak organisasi
sehingga dapat semakin maju dan berkembang.
Maka marilah Ibu-ibu Pimpinan ‘Aisyiyah dari pusat
sampai ranting, dari majelis. lembaga dan amal usaha kita
tingkatkan diri kita menjadi pemimpin berkemajuan yang
menggerakan secara optimal untuk memajukan ‘Aisyiyah
dan Muhammadiyah kita tercinta. Ingatlah selalu 10
8
komitmen kita sebagai perempuan berkemajuan dalam
mendorong penyelesaian permasalahan yang ada. Kalau
perlu 10 komitmen perempuan berkemajuan ini dipigura dan
dipasang di kantor Aisyiyah masing-masing. Sepuluh
komitmen tersebut yaitu : Penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi ; Pelestarian lingkungan; Penguatan keluarga
Sakinah; Pemberdayaan masyarakat, Filantropi
Berkemajuan; Aktor Perdamaian, Partisipasi Publik,
Kemandirian Ekonomi, Peran Kebangsaan, Kemanusiaan
Universal.

Bapak Ibu Hadirin yang kami mulyakan


Ketika ‘Aisyiyah merayakan milad ini, Bangsa Indonesia
tengah disibukkan dengan persiapan Pemilu 2024. ‘Aisyiyah
ikut mendukung terciptanya Pemilihan Umum Yang
Berkeadaban Menuju Demokrasi Substantif. Dalam
kehidupan politik kebangsaan ‘Aisyiyah mengembangkan
sikap kebangsaan yang berpijak pada kejujuran, keadilan ,
kebenaran, tanggungjawab, kedamaian dan berakhlak mulia
untuk membawa Indonesia berkemajuan.
Keterlibatan perempuan dalam pesta demokrasi bukan hanya
dalam hal keterlibatan mereka dalam partai politik atau pun
menjadi calon legislatif dan eksekutif. Keterlibatan perempuan
9
juga penting dalam penyelenggara dan kepengawasan pemilu.
Dari representasi perempuan di parlemen dan representasi
perempuan pada lembaga-lembaga penyelengara Pemilu
serta representasi keterlibatan perempuan dalam
pengawasan partisipatif yakni pada masyarakat, masih
terbilang sangat minim.
Rendahnya angka keterwakilan perempuan di parlemen
sedikit banyak berpengaruh terhadap isu kebijakan terkait
kesetaraan gender dan belum mampu merespon masalah utama
yang dihadapi oleh perempuan. Saat ini partisipasi perempuan
Indonesia masih di bawah 30%. Pentingnya peningkatan
partisipasi perempuan supaya pengambilan keputusan politik
lebih akomodatif dan substansial. Selain itu, menguatkan
demokrasi yang senantiasa memberikan gagasan terkait
perundang-undangan pro perempuan dan anak di ruang publik.
Tingkat partisipasi perempuan baik secara kuantitas maupun
kualitas di parlemen merupakan indikator penting untuk
mewujudkan masyarakat yang demokratis di Indonesia. Pada
2019 data Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi
(Perludem) menunjukkan angka keterwakilan perempuan hasil
pemilu legislatif nasional 2019 masih sekitar 20.5% (118 dari
575 kursi DPR). Jumlah tersebut masih jauh dari harapan,
bahkan belum mencapai kuota 30% seperti yang dimandatkan
10
oleh Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2004 tentang Pemilu.
Penelitian Tim Gender dan Politik di Pusat Riset Politik, Badan
Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) selama 2015-2019,
menegaskan pentingnya organisasi perempuan non-pemerintah
(ornop perempuan). Hal ini untuk mendorong para perempuan
dalam politik elektoral, dan menghasilkan pemimpin perempuan
yang responsif gender.
Keterwakilan perempuan di parlemen juga sangat penting
dalam pengambilan keputusan publik karena akan berimplikasi
pada kualitas legislasi yang dihasilkan lembaga Negara dan
publik. Selain itu juga akan membawa perempuan pada cara
pandang yang berbeda dalam melihat dan menyelesaikan
berbagai permasalahan publik karena perempuan akan lebih
berpikir holistic dan beresponsif gender. Signifikansi
keberadaan perempuan di parlemen juga akan berdampak pada
perumusan kebijakan dan peraturan perundang-undangan
Untuk itu meningkatkan pendidikan politik pada
perempuan harus terus menerus dilakukan, bukan hanya
organisasi perempuan, komunitas dan akademisi namun
semua pihak yang memiliki kepentingan dengan
menghadirkan politik yang santun, jujur, dan ramah bagi
perempuan demi untuk mewujudkan demokrasi yang
substantif. Sesungguhnya, bukan hanya persoalan
11
keterwakilan perempuan dalam politik dan juga bukan hanya
soal kekuasaan semata, yang paling penting adalah
keterlibatan secara politik terhadap perempuan sebagai
bentuk kontribusi nyata perempuan untuk membangun
bangsa yang demokratis dan berkeadaban.
Pemilu 2024 merupakan pemilihan serentak yaitu pemilihan
presiden dan wakil presiden, pemilihan legislatif tingkat pusat,
propinsi dan daerah serta pemilihan kepala daerah. Diharapkan
Pemilu nanti akan mengedepankan keadaban, etika atau akhlak
bagi penyelenggara, masyarakat pemilih, elit partai politik, elit
pemerintahan, maupun pihak-pihak lain yang selama ini menjadi
aktor dalam pemilu.
‘Aisyiyah berharap Pemilu 2024 menjadi ajang rekonsiliasi
nasional dan mencegah terjadinya pembelahan politik yang
potensial merusak integrasi bangsa. Pemimpin yang terpilih
semoga sesuai dengan kompentensi dan mempunyai
keberpihakan pada masyarakat.

Bapak Ibu Hadirin yang kami mulyakan


Kini ‘Aisyiyah dalam usianya ke-106perlu terus menerus
mengembangkan semangat berkemajuan untuk membangun
kehidupan umat yang berkemajuan menuju peradaban
bangsa.
12
Melalui milad ini Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
seluruh penggerak ‘Aisyiyah di berbagai aspek kehidupan di
seluruh Indonesia dan Luar Negeri dari Sabang sampai
Merauke hingga ke pelosok-pelosok negeri yang berjuang
tiada henti dan tak kenal lelah dalam kesederhanaan,
keterbatasan dan tetap bahagia dan istiqamah untuk
memajukan umat dan bangsa. Para penggerak ‘Aisyiyah
inilah merupakan para pemimpin sejati yang membangun
peradaban b a n g s a d e n g a n p e n u h k e i k h l a s a n
s e m a t a mencari ridha dan karunia Allah SWT. Semoga
semua diberi kesehatan dan kekuatan dalam menjalankan
misi dakwah dan tajdid ‘Aisyiyah ini.
Terakhir marilah kita senantiasa berdo’a agar Allah SWT
melimpahkan berkah, rahmat, dan karunia-Nya dan kekuatan
bagi kita untuk menggerakkan Aisyiyah 5 tahun ke depan ini
dan juga sampai waktu yang tidak terbatas.
Nashrun min Allah wa fathun qarib.
Wassalamu’alakum Warahmatullahi wabarakatuhu.
Yogyakarta, 19 Mei 2023
Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah
Dr. apt. Salmah Orbayinah, M.Kes

13

Anda mungkin juga menyukai