Pada halaman 3-4 buku panduan implementasi BK, terdapat beberapa etika kerja
bimbingan dan konseling yang harus dipegang oleh seorang konselor, antara lain:
1. Kerahasiaan: Konselor harus menjaga kerahasiaan informasi murid yang diperoleh
selama proses konseling, kecuali jika ada ancaman serius terhadap keamanan murid
atau orang lain.
2. Keterbukaan: Konselor harus jujur dan transparan dalam memberikan informasi
tentang diri sendiri dan proses konseling kepada murid.
3. Keahlian profesional: Konselor harus memiliki keahlian, keterampilan, dan
pengetahuan yang memadai untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling
yang efektif.
4. Keberpihakan: Konselor harus memberikan dukungan dan keberpihakan pada murid
dalam mencapai tujuan konseling.
5. Empati: Konselor harus mampu memahami dan merasakan perasaan murid dengan
mengasumsikan perspektif murid.
6. Kemandirian: Konselor harus memfasilitasi murid untuk mencapai kemandirian dan
membuat keputusan yang tepat bagi dirinya sendiri.
7. Toleransi: Konselor harus menerima perbedaan nilai, budaya, dan agama yang dimiliki
oleh murid.
8. Evaluasi dan supervisi: Konselor harus melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil
konseling, serta melakukan supervisi secara berkala dengan konselor lain untuk
meningkatkan kualitas layanan konseling.
Sebagai konselor, peran ini menuntut saya untuk memiliki keterampilan dan pengetahuan
yang luas dalam bidang bimbingan dan konseling, serta kemampuan untuk bekerja sama
dengan guru lain, dan orang tua dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang
kondusif. Saya juga harus mampu memberikan layanan yang sensitif terhadap perbedaan
individu, budaya, dan nilai yang dimiliki oleh murid, serta memastikan kerahasiaan dan
privasi murid terjaga selama proses konseling. Selain itu, sebagai konselor, saya juga
diharapkan dapat berpartisipasi dalam pengembangan program BK yang efektif dan
inovatif, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi murid dan lingkungan
pendidikan secara keseluruhan.