Anda di halaman 1dari 9

ISSN 0125 - 1790 (print), ISSN 2540-945X (online)

Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 2 (2022): 126 -134


DOI: 10.22146/mgi.74942
©2022 Fakultas Geografi UGM dan Ikatan Geograf Indonesia (IGI)

Tantangan filsafat geografi dalam perkembangan geografi terkini: Kajian on-


tologi, epistemologi, aksiologi, dan etika

Andri Estining Sejati1, Agus Sugiarto2, Putri Tipa Anasi2, Sugeng Utaya3 dan Syamsul Bachri 3
1*)
Program Studi Pendidikan Geografi, Universitas Sembilanbelas November Kolaka , Indonesia 2Program Studi Pen-
didikan Geografi, Universitas Tanjungpura, Indonesia 3Jurusan Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang ,
Indonesia
*Koresponden Email: anes_unes36@yahoo.com

Direvisi: 2022-06-20 Diterima: 2022-08-28


©2022 Fakultas Geografi UGM dan Ikatan Geograf Indonesia (IGI)

Abstrak. Perkembangan geografi terkini tidak lepas dari keilmuan lainnya seperti statistik, metode kuantitatif, komputer, dan perkembangan
teknologi berbasis online. Konsep geografi terpadu menjadi landasan yang harus fleksibel dalam menghadapi perkembangan teknologi
terkini. Tantangan zaman perlu direspon dalam kajian filsafat geografi terkini supaya muncul pembeda ilmu geografi dibandingkan ilmu
lainnya yang sesuai dengan perkembangan era digital, sehingga ilmu geografi tetap dibutuhkan dalam segala hal termasuk pembelajaran.
Artikel ini bertujuan memberikan gambaran ilmu geografi dalam merespon perkembangan teknologi melalui kajian ontologi, epistemologi,
aksiologi, dan etika. Cara mengkaji dengan berbagai literatur. Aspek ontologi geografi perlu mendefinisikan keruangan dalam aspek ruang
maya. Aspek epistemologi, riset berbasis online dan menggunakan peralatan teknologi terkini perlu dikembangkan. Aspek aksiologi,
kemanfaatan kajian pendekatan geografi bernuansa online perlu ditingkatkan. Aspek etika, penting mempertimbangkan moral dalam
pengambilan keputusan dan menghindari pelanggaran dalam mengkaji geografi.

Kata kunci: filsafat, geografi terkini, tantangan

Abstract. The recent geography cannot be separated from other sciences such as statistics, quantitative methods, computers, and the
development of online-based technologies. The integrated geography concept became the basis for flexibility in dealing with the latest
technological developments. The time challenges need to be responded to in the current study of the philosophy of geography so that
geography differences will emerge compared to other sciences following the digital era's development, so that geography is still needed in all
things, including learning. The article aimed to provide an overview of geography in responding to technological developments throughout
the study of ontology, epistemology, axiology, and ethics. The study analyzed with literature. Ontology aspect, geography needs to define
space in terms of cyberspace. Epistemological aspects, online-based research, and using the latest technological equipment need to be
developed. Aspects of axiology, the usefulness of the study of the online nuanced geographical approach needs to be improved. Ethical
aspects, it is essential to consider morals in decision making and avoid violations in studying geography.
Keywords: philosophy; recent geography; challenges

PENDAHULUAN
Geografi memiliki keterkaitan dengan ilmu-ilmu lain dapat mempudarkan ontologi geografi, dimana
dalam upaya mengkaji fenomena geosfer. Kedudukan ilmu perkembangan berikutnya menjadi geografi terpadu.
lain dalam geografi sebagai ilmu bantu (Aksa et al., 2019). Geografi terpadu mengkaji geografi ortodoks menggunakan
Ilmu bantu geografi melingkup seluruh geosfer seperti analisis keruangan, kelingkungan, dan kewilayahan, seperti
atmosfer dengan meteorologi dan klimatologi, litosfer ekonomi dengan spasial menjadi spatial economy (Haggett,
seperti geomorfologi, geologi, mineralogi, petrografi, 1978). Hasil kajian geografi terpadu syarat akan pendekatan
pedologi, dan ilmu tanah. Hidrosfer seperti hidrologi dan geografi yang dapat dalam bentuk teori maupun aplikasi
oceanografi, biosfer dengan ilmu lingkungan dan zoologi, (Hagget, 1972).
serta antroposfer seperti geografi ekonomi, geografi Geografi terpadu menunjukkan ilmu bantu tidak menjadi
penduduk, dan demografi. hal utama dalam geografi yang dapat memunculkan
Kajian geografi di atas bersifat ortodoks dalam hal ini pemikiran kajian geografi terlalu luas. Tema pembahasan
terbagi menjadi filsafat, sistematik, regional, dan teknik. fenomena geosfer dengan interaksi dan atau
Pembagian geografi ortodoks menjadi filsafat, sistematik, interdependensi membantu kajian geografi lebih terfokus
regional, dan teknik memiliki ilmu bantu seperti (Hastuti, 2009). Geografi secara ontologi mengkaji
geomorfologi, kartografi, dan sebagainya. Kajian parsial ini fenomena geosfer dengan hal utama melalui pendekatan
Andri Estining Sejati, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol 36, No 2 (2022): 126 - 134

kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan, Berbagai tantangan perkembangan teknologi perlu
ilmu bantu sebagai tambahan untuk melengkapi. adanya respon dari ilmu geografi. Perkembangan teknologi
Ilmu pengetahuan senantiasa berkembang berjalan meliputi ranah cabang ontologi geografi, dimana ruang
menyesuaiakan kemajuan teknologi dan metodologi ilmiah. cyber perlu dikaji untuk masuk dalam kategori keruangan
Geografi tidak melepaskan diri dari perkembangan disiplin (Ramadhan, 2021). Ranah epistemologi muncul tantangan
keilmuan lainnya. Geografi mempergunakan statistik, yang perlu dikuatkan dalam metodologi penelitian geografi
metode kuantitatif, dan komputer (Arribas-Bel & Reades, berbasis internet (Wolf et al., 2021). Ranah aksiologi,
2018). Kombinasi ilmu bantu geografi ini dipelopori Amerika kemanfaatan ilmu geografi yang bernuansa teknologi
Serikat dan Eropa dengan berkembangnya citra satelit mulai geospasial seperti google map dan google Earth berkembang
tahun 1960 (Cracknell, 2019). Citra satelit dan komputer dengan cepat dan perlu partisipasi aktif dalam mewarnai
berkembang menjadi sistem informasi geografi dengan kemanfaatan tersebut (Bartelletti et al., 2017; Wekke et al.,
sentuhan statistik dan kuantitatif (Goodchild, 2018). 2019). Respon perkembangan ilmu pengetahuan dan
Hal ini menjadi perkembangan epistemologi geografi teknologi juga perlu dikontrol dengan kajian cabang etika
yang tidak hanya melalui cara kualitatif, tetapi juga sebagai pelengkap (Wilujeng, 2013).
kuantitatif (Gregory, 1983). Perkembangan epistemologi Tantangan perubahan zaman juga menjadi hal yang
lainnya pada geografi dengan masuknya mixed-method perlu dikaji secara filosofis supaya geografi dapat mengambil
dengan variasi berurutan maupun bersamaan dalam cara peran krusial yang dapat diajarkan sebagai ilmu dasar (Aksa
kualitatif dan kuantitatif (Masrizal, 2021). Perkembangan et al., 2019; Astawa, 2016). Artikel ini bertujuan
lain dalam teknologi komputer dan internet yang semakin memberikan gambaran ilmu geografi dalam merespon
pesat menjadi tantangan eksistensi geografi di era perkembangan teknologi melalui kajian ontologi,
globalisasi yang sedang berjalan (Arribas-Bel & Reades, epistemologi, aksiologi, dan etika. Cara mengkaji dengan
2018). berbagai literatur untuk memunculkan alasan yang kuat
Metode kualitatif, kuantitatif, dan mixed-method dengan keberadaan geografi sebagai suatu ilmu yang mampu
komputer dan internet sebagai penambah peralatan di menyesuaikan tantangan perkembangan zaman.
dalam teknik penelitian dan analisis data fenomena geosfer
perlu dikembangkan. Pengambilan data bantuan komputer METODE PENELITIAN
dan internet dapat dilakukan melalui beberapa domain Metode yang digunakan dalam studi ini adalah kajian
seperti google form, zoho form, dan formulir online lainnya literatur (literature review). Kajian membahas tentang
yang terkoneksi dengan platform digital seperti Edmodo tantangan filsafat geografi dalam perkembangan geografi
(Halil, 2020; Wolf et al., 2021). terkini serta perkembangan zaman yang dikaji dengan
Perkembangan geografi terkini lebih mengarah pada empat cabang filsafat, yaitu ontologi, epistemologi,
upaya pemecahan masalah yang dihadapi manusia. Hal ini aksiologi, dan etika. Studi mengumpulkan data berupa
merupakan aspek aksiologi yang stategis untuk kepentingan laporan, buku, dan artikel jurnal yang relevan dengan kajian
masyarakat seperti Indonesia. Aspek kemanfaatan dalam atau content analysis (Mor et al., 2015). Pengumpulan data
dalam permasalahan khususnya yang bernuansa teknologi dengan mencari dan memilih literatur yang relevan atau
seperti geospasial sudah dipakai masyarakat, seperti adanya sesuai dengan kajian tantangan filsafat geografi dalam
google maps yang juga terkoneksi dengan berbagai gawai perkembangan geografi terkini serta perkembangan
dan aplikasi lain untuk mempermudah manusia (Wolf et al., teknologi. Pemilihan relevan dalam hal ini disesuaikan
2021). dengan kata yang muncul dalam judul maupun kata kunci
Manfaat geografi terkini sebagian bersifat wilayah atau dari sumber data dan sesuai dengan topik kajian. Data yang
regional geography dengan pendekatan kewilayahan dalam terkumpul sesuai kajian tersebut sebanyak 3 laporan terkait
konteks keruangan. Proyek kewilayahan seperti daerah aksiologi dalam hal pekerjaan masa depan, laporan
transmigrasi, kota wisata, kota pendidikan, kota hijau, dan pengguna internet dunia, dan laporan perkembangan
perancangan kota lainnya perlu sentuhan keruangan manusia (human development), 4 buku, dan 23 artikel
geografi (Abadi et al., 2019; Hastuti, 2009). Perkembangan jurnal. Total sebanyak 30 dokumen yang relevan dan
terbaru dengan konsep kota cyber juga menjadi tantangan dijadikan data dalam artikel ini.
dalam mewarnai kebijakan tersebut (Angeline et al., 2016). Pengolahan data dalam studi, dilakukan setelah
Pengembangan geografi terkini banyak diwarnai oleh pengumpulan data dengan cara mengorganisasi data sesuai
Wrigley dan Hagget. Perkembangan Hagget (1972) melalui cabang filsafat. Organisasi data dengan cara
konsep dan teori yang memuat dasar-dasar geografi seperti mengelompokkan data sesuai dengan cabang geografi yang
kajian geografi terpadu. Wrigley memperkuat aksiologi akan dikaji. Hasil organisasi data didapatkan cabang ontologi
geografi dengan regional studies yang juga diinterseksikan terdapat 1 buku dan 9 artikel, epistemologi 9 artikel,
dengan ekonomi, dan manajemen (Bodman et al., 2013; aksiologi 5 artikel dan 3 laporan, serta etika dengan 3 buku.
McManis, 1990). Berikut tabel 1 menunjukkan kata kunci yang menjadi dasar
Perkembangan ilmu pengetahuan baik geografi maupun penentuan pengumpulan dan organisasi data.
lainnya perlu dikontrol dengan etika. Etika masuk dalam Analisis data dengan cara melakukan pembahasan data
filsafat moral dari suatu disiplin ilmu bertujuan untuk dengan pertimbangan cara berpikir filsafat. Berpikir filsafat
mempertanggung jawabkan yang dipikirkan. Etika dalam hal ini dalam mengkaji data yang terorganisasi sesuai
membatasi hal dengan pertimbangan moral dalam cabang filsafat geografi dikaitkan dengan tantangan filsafat
pengambilan keputusan dari keilmuan, termasuk dalam ilmu geografi terkini sesuai perkembangan teknologi secara ra-
geografi (Wilujeng, 2013). sional, logis, radikal, spekulatif, dan komprehensif. Rasional
http://jurnal.ugm.ac.id/mgi 127
TANTANGAN FILSAFAT GEOGRAFI DALAM PERKEMBANGAN Andri Estining Sejati, dkk
merupakan kemampuan mempertimbangkan aspek dan gap antara geografi dengan perkembangan teknologi men-
menganalisis relevansi data yang berhubungan dengan hal jadi kesimpulan dalam studi ini.
yang dikaji (Suaedi, 2013). Radikal berarti berpikir mendasar
sampai ke akar objek yang dikaji (Lubis, 2015). Spekulatif, HASIL DAN PEMBAHASAN
memberikan kemungkinan atau visi atau gambaran yang Tantangan Ontologi Geografi
dapat ditempuh terkait dengan topik (Widodo, 2015). Kom- Ontologi geografi di Indonesia yang menjadi
prehensif dengan membahas secara menyeluruh (Suyitno, kesepakatan ilmuan geografi terjadi pada seminar dan
2009). Hasil pemikiran dari kajian yang belum optimal atau lokakarya Ikatan Geograf Indonesia (IGI) di Semarang tahun

Tabel 1. Daftar kata kunci dan referensi yang dipilih menjadi data
Kata Kunci Cabang Fil- Jenis Detail Data
safat Data
Geography Ontologi Buku Hagget, P. (1972). Geography: A Modern Synthesis.
Aksiologi Jurnal Ikhsan, et al. (2018). Geography literacy of observation introduction landscape
representation place for student experience.
Spatial Ontologi Jurnal Haggett, P. (1978). The Spatial Economy.
Industri 4.0 Ontologi Jurnal Harahap, N. J. (2019). Mahasiswa dan Revolusi Industri 4.0.
Aksiologi Laporan WEF. (2016). The Future of Jobs Employment, Skills and Workforce Strategy for
the Fourth Industrial Revolution.
Aksiologi Laporan UNDP. (2020). The Next Frontier: Human Development and the Anthropocene.
Society 5.0 Ontologi Jurnal Fukuyama, M. (2018). Society 5.0: Aiming for a New Human-centered Society.
Cyberspace Ontologi Jurnal Jati, W. R. (2016). Cyberspace, Internet, dan Ruang Publik Baru: Aktivisme Online
Politik Kelas Menengah Indonesia.
Papadimitriou, F. (2006). A geography of “Notopia”: Hackers et al., hacktivism,
urban cybergroups/ cyber-cultures and digital social movements.
R, I. (2003). Jurisdiksi Dunia Maya (Cyberspace) dalam Sistem Hukum Nasional
Abad XXI.
Ramadhan, I. (2021). The Implication of Cyberspace Towards State Geopolitics.
Epistemologi Jurnal Dumont, R. A. (1996). Teaching and learning in cyberspace.
Place Ontologi Jurnal Entrikin, J. N., Light, A., & Smith, J. M. (2000). Philosophy and Geography III: Philos-
ophies of Place.
Global Ontologi Jurnal Ferretti, F. (2020). History and philosophy of geography II: Rediscovering individu-
als, fostering interdisciplinarity and renegotiating the ‘margins
Aksiologi Laporan ITU. (2022) Global Connectivity Report 2022.
Quantitative, Epistemologi Jurnal Fotheringham, A. S., Brundson, C., & Chalrton, M. (2007). Quantitative Geography:
metode Perspectives on Spatial Data Analysis.
Taher, A. (2017). Babak Baru Metode Penelitian Geografi Manusia.
Epistemology Epistemologi Jurnal Sapkota, K., & Paudyal, N. P. (2021). Implications of Key Philosophical Assumptions
and Paradigms in Geography Teaching and Research.
Remote sens- Epistemologi Jurnal Cracknell, A. P. (2019). The development of remote sensing in the last 40 years.
ing, GIS Goodchild, M. F. (2018). Reimagining the history of GIS.
Digital, Epistemologi Jurnal Djidu, et al. (2021). Online learning in the post-Covid-19 pandemic era: Is our
learning higher education ready for it?
tools, online Sejati, et al. (2021). The Effectiveness of Guided Inquiry Learning Model with Ed-
learning modo Assisted to Facilitate Critical Thinking Skills.
Sumarmi, Aliman, M., & Mutia, T. (2021). The Effect Of Digital Eco-Learning In Stu-
dent Worksheet Flipbook To Environmental Project Literacy And Pedagogic
Competency.
Aksiologi Aksiologi Jurnal Aksa, F. I., Utaya, S., & Bachri, S. (2019). Geografi dalam Perspektif Filsafat Ilmu.
Ekonomi, Aksiologi Jurnal Khafid, S. (2020). Peran Geografi dalam Pembentukan Karakter dan Keterampilan
Politik Manusia Indonesia Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Hamid, T. (2016). Peran Geografi Politik dalam Upaya Mempertahankan Kedau-
latan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Informasi Aksiologi Jurnal Hilda, A. M., & Elly, M. J. (2019). Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia untuk
Pengembangan Sistem Informasi Geospasial
Filsafat Etika Buku Lubis, N. A. F. (2015). Pengantar Filsafat Umum.
Suaedi. (2013). Pengantar Filsafat Ilmu
Widodo, S. A. (2015). Pendidikan dalam Perspektif Aliran-Aliran Filsafat
http://jurnal.ugm.ac.id/mgi 128
Andri Estining Sejati, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol 36, No 2 (2022): 126 - 134

1988. Pengertian geografi diartikan sebagai ilmu yang Kajian R (2003) cyberspace mengubah kegiatan manusia
mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer di real World menjadi lebih mudah melalui virtual World.
dengan sudut pandang kelingkunganan atau kewilayahan Cyberspace berbasis internet dengan bebas untuk kegiatan
dalam konteks keruangan. Pengertian ini ada kemiripan ekonomi maupun sosial politik tanpa harus bertatap muka
dengan geografi terpadu Hagget (1972) tetapi ada mentransfer data, fakta, ide, dan informasi (Jati, 2016).
modifikasi yang mengutamakan konteks keruangan sebagai Kajian pada unsur kejahatan virtual atau cybercrime di
hal yang wajib ada dalam kajian fenomena geosfer. Gambar artikel R (2003) menjadi masukan penyesuaian pada ilmu
1 dan gambar 2 menunjukkan perbedaan cara pengkajian hukum dengan terbitnya Undang-Undang Republik
fenomena geosfer Hugget dengan pemikiran IGI di Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Indonesia. Transaksi Elektronik yang dilakukan perubahan melalui
Konteks keruangan menjadi hal yang wajib ada sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016.
pengertian IGI. Konteks spasial atau terikat ruang (place Geografi juga perlu mengambil peran dalam penyesuaian
bound) pada era saat ini tidak terbatas dari konsep lokasi spasial yang terkait dengan cyberspace.
absolut dan relatif dengan geospasial dan sistem informasi Kajian filsafat tentang keruangan dilakukan Entrikin et
geografi (SIG) saja. Berpikir orientasi spasial menjadi hal al., (2000) dimana muncul argumen keruangan fisik telah
penting dalam kelimuan geografi (Malpas, 2008). muncul perkembangan dalam bentuk geografi virtual.
Data dalam cabang filsafat ontologi dalam artikel ini Cyberspace sudah dijadikan pertimbangan masuk sebagai
terdapat 1 buku dan 9 artikel. Tabel 2 menunjukkan bagian keruangan. Keruangan fisik yang wilderness juga
relevansi data dengan tantangan filsafat geografi dalam masih jadi bahan pertimbangan khusunya dalam
perkembangan teknologi pada bagian ontologi. mengajarkan pelestarian alam.
Perkembangan teknologi memunculkan keruangan baru Kajian cyberspace Ramadhan (2021) melalui VosViewer
yang disebut ruang maya (cyberspace). Perkembangan menemukan dari 2500 dokumen tentang geografi politik
teknologi sebelum cyberspace dikenal dengan revolusi dari tahun 2012 sampai 2021 belum ada yang
industri 3.0 dimana teknologi berbasis mesin, dimana mendiskusikan dengan cyberspace. Keterkaitan geografi
komputer diciptakan dengan bahasa-bahasa pemrograman politik dengan cyberspace dikaji Ramadhan (2021) melalui
tanpa adanya bantuan internet yang dominan (Harahap, tiga artikel yang disimpulkan bahwa eksistensi cyberspace
2019). Di dalam geografi desktop based atau komputer dapat berdampak pada rivalitas antar negara dan batas
berbasis desktop telah berkembang dengan adanya ilmu negara. Penekanan teknologi dapat menekan kebijakan
bantu sistim informasi geografi, penginderaan jauh, dan negara lain, sehingga perlu tata kelola potensi konflik cyber
perkembangan metodologi kuantitatif (Cracknell, 2019; supaya tidak berimplikasi pada geopolitik negara secara
Goodchild, 2018; Wolf et al., 2021). fisik.
Perkembangan teknologi yang sekarang sedang Perkembangan ilmu geografi berdasarkan kajian Ferretti
dikembangkan adalah artificial intelligent atau memasukkan (2020) perlu adanya pendekatan yang kompleks, mengikuti
kecerdasan buatan atau era society 5.0 yang dimotori oleh pemahaman yang kaya, komplek, dan relevan dengan
Jepang. Era ini diproyeksikan internet dan robot yang geografi. Kompleksifitas pendekatan disebut sebagai
dilengkapi kecerdasan buatan, termasuk yang sedang pendekatan interdisiplin termasuk mengkaji artikel
dikembagkan adalah IoT, big data, dan blockchain cybergeo. Cyber-geography mulai dikembangkan oleh
(Fukuyama, 2018). Era teknologi yang sekarang sedang Papadimitriou (2006) dimana mengkaji aktivitas hacker
berjalan adalah cyberspace yang merupakan bagian dari era beserta cultur pengguna internet dari berbagai negara.
revolusi industri 4.0. Keberadaan keruangan baru menjadi Geografi akan kaya jika tidak menutup diri pada ilmu yang
tantangan yang perlu direspon oleh keilmuan geografi sudah ada, dalam arti mengikuti perkembangan yang
karena keruangan menjadi bagian yang khas dalam kajian modern seperti konsep teritorial modern suatu negara,
ontologi. khususnya merespon kehadiran cyberspace sebagi analisis
keruangan baru.

Gambar 2. Proses mengkaji fenomena geosfer pada geograf


Indonesia melalui definisi geografi IGI dengan senantiasa
Gambar 1. Proses mengkaji fenomena geosfer pada geo- memasukkan Analisa keruangan sebagai konteks kajian.
grafi terpadu Hagget dengan tiga pendekatan secara sepa- Analisa ekologi dan atau wilayah selalu dikontrol dengan
rated, yaitu keruangan, ekologi, dan wilayah yang Analisa keruangan yang menghasilkan kajian ekologi ber-
menghasilkan kajian teori maupun aplikasi. (Sumber: Ab- basis keruangan maupun wilayah berbasis keruangan.
straksi konsep Haggett, 1978). (Sumber: Abstraksi konsep Semlok IGI 1988).

http://jurnal.ugm.ac.id/mgi 129
TANTANGAN FILSAFAT GEOGRAFI DALAM PERKEMBANGAN Andri Estining Sejati, dkk

Tabel 2. Relevansi data dengan tantangan ontologi geografi

Kata Kunci Jenis Data Detail Data Relevansi


Geography Buku Hagget, P. (1972). Geography: A Modern Synthe- Dasar pemaparan ontologi geografi.
sis.
Spatial Jurnal Haggett, P. (1978). The Spatial Economy. Dasar pemaparan ontologi geografi.

Industri 4.0 Jurnal Harahap, N. J. (2019). Mahasiswa dan Revolusi Penjelasan teknologi sebelum cyber-
Industri 4.0. space.
Society 5.0 Jurnal Fukuyama, M. (2018). Society 5.0: Aiming for a Penjelasan teknologi yang dirintis
New Human-centered Society. setelah cyberspace.

Cyberspace Jurnal Jati, W. R. (2016). Cyberspace, Internet, dan Ru- Cyberspace sebagai topik utama pem-
ang Publik Baru: Aktivisme Online Politik Ke- bahasan ontologi dalam hal keruangan
las Menengah Indonesia. baru yang perlu dikembangkan dalam
Papadimitriou, F. (2006). A geography of keilmuan geografi.
“Notopia”: Hackers et al., hacktivism, urban
cybergroups/ cyber-cultures and digital social
movements.
R, I. (2003). Jurisdiksi Dunia Maya (Cyberspace)
dalam Sistem Hukum Nasional Abad XXI.
Ramadhan, I. (2021). The Implication of Cyber-
space Towards State Geopolitics.
Place Jurnal Entrikin, J. N., Light, A., & Smith, J. M. (2000). Phi- Beberapa upaya pengkaitan cyberspace
losophy and Geography III: Philosophies of dalam geografi
Place.
Global Jurnal Ferretti, F. (2020). History and philosophy of ge- Beberapa upaya pengkaitan cyberspace
ography II: Rediscovering individuals, foster- dalam geografi
ing interdisciplinarity and renegotiating the
‘margins.

Tantangan Epistemologi Geografi basis cloud yang dapat lifetime terkoneksi melalui jaringan
Data dalam cabang filsafat epistemologi dalam artikel ini internet (Cracknell, 2019).
terdapat 9 artikel. Tabel 3 menunjukkan relevansi data Arah perkembangan teknologi geografi sudah
dengan tantangan filsafat geografi dalam perkembangan menunjukkan hal yang bagus. Perkembangan SIG mengarah
teknologi pada bagian epistemologi. kepada sistem komputer dan internet, dimana analisis 3D
Tantangan epistemologi geografi pada penerapan menjadi awal kemajuan, berlanjut ke web based, dan cloud
metodologi baru yang senantiasa berkembang, baik based (Goodchild, 2018). Perkembangan penginderaan jauh
kuantitatif maupun mixed-method. Penelitian geografi selama 40 tahun terakhir pada ilmu photogrammetry, drone
manusia berkembang tidak hanya menggunakan metode menjadi alat yang digunakan pada are kecil, satelit tetap
kualitatif, tetapi dengan metode kuantitatif yang berbantuan menjadi wahana pada area besar, pengolahan ahasil dengan
statistik baik deskriptif maupun inferensial (Taher, 2017). internet dikembangkan untuk keperluan update harian
Metode kuantitatif juga banyak berkembang pada geografi (Cracknell, 2019). Google Map berkembang menjadi fungsi
pendidikan (Sapkota & Paudyal, 2021). pemetaan dan positional masuk pada digital ekonomi
Kuantitatif dalam geografi berbantuan statistik tersaji berbasis geoweb, secara perlahan masuk ke pengakuan
dalam regresi spasial dan model geostatistik. Model ini digital teritory (Dalton, 2015; Luque-Ayala & Neves Maia,
dibagi dalam bentuk autoregresif, Kriging, dan semi 2019; McQuire, 2019). Google Earth memiliki kekuatan
parametrik smoothing. Statistik inferensial untuk data dalam memberikan image yang dapat dianalisis melalui
spasial juga telah dirumuskan dalam bentuk informal tools seperti point, polyline, dan polygon (Xu, 2021). Google
inference dan formal inference (Fotheringham dkk., 2007). Earth juga dapat ditambahkan video untuk mempermudah
Kuantitatif dengan SIG diaplikasikan dalam pemetaan yang memahami geoscience suatu wilayah (Wang et al., 2022).
memakai analisis spasial seperti overlay, networking, Pengumpulan dengan teknologi pada data pembelajaran
buffering, dan 3D (Kasnar et al., 2019; Sejati et al., 2020; juga telah berkembang pesat dengan adanya Pandemi Covid
Sejati & Saputra, 2021). -19 (Djidu et al., 2021; Kamil et al., 2020; Sejati et al., 2021).
Metode dengan peralatan berbasis online dan analisis Pengumpulan tugas dan penilaian hasil pembelajaran
data dengan aplikasi teknologi menjadi hal yang perlu bahkan sejak 1996 telah diterapkan melalui File Transfer
dipertimbangkan untuk diinternalisasi dalam geografi. Protocol (FTP) dan berbentuk HTML (Dumont, 1996).
Perkembangan penelitian dengan bantuan SIG saat ini sudah Pembelajaran online dapat mempermudah pengumpulan
mengarah kepada berbasis Web (Goodchild, 2018). data proyek melalui file digital (Sumarmi et al., 2021).
Perkembangan SIG dan penginderaan jauh terkini dengan

http://jurnal.ugm.ac.id/mgi 130
Andri Estining Sejati, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol 36, No 2 (2022): 126 - 134

Tantangan Aksiologi Geografi Pengembangan pemanfaatan big data dan informasi


Data dalam cabang filsafat aksiologi dalam artikel ini geospasial pada pemerintahan juga telah dikembangkan
terdapat 5 artikel dan 3 laporan dari Lembaga Internasional. (Hilda & Elly, 2019). Badan Informasi Geospasial (BIG)
Tabel 4 menunjukkan relevansi data dengan tantangan menjadikan Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat dalam
filsafat geografi dalam perkembangan teknologi pada bagian mengembangkan big data geospasial kabupaten. Lebih luas
aksiologi. BIG telah melakukan rilis data Peta Indonesia maupun
Aksiologi geografi didasari dari proses pengkajian shapefile peta setiap satuan desa. Pemahaman informasi
fenomena geosfer melalui pendekatan geografi seperti pada batas negara memberi manfaat masyarakat untuk menjaga
gambar 2. Fenomena geosfer yang telah terkaji pendekatan keutuhan negara (Hamid, 2016).
akan memunculkan kemanfaatan yang maksimal baik dari Pembelajaran geografi memperkenalkan literasi geografi
segi ekologi maupun wilayah dalam konteks keruangan. bagi siswa. Literasi penting untuk kehidupan siswa dalam
Rekomendasi dari hasil kajian dengan pendekatan geografi segala aspek. Aspek yang dimaksud terkait fenomena,
berbasis keruangan menjadi komprehensif dan bernilai keruangan, hubungan, aktivitas, lingkungan, dan
kebermanfaatan (Aksa et al., 2019). kewilayahan dengan skill pemetaan (Ikhsan et al., 2018).
Perkembangan teknologi dengan adanya internet,
menjadikan kemanfaatan geografi berbasis komputer dan Tantangan Etika dalam Filsafat Geografi
online diperlukan. Pengembangan geografi berbasis internet Data dalam cabang filsafat etika dalam artikel ini
muncul geografi e-commerce dengan produk smart terdapat 3 buku yang bertema filsafat, dimana terdapat
ekonomi dan smart transportasi. Praktik perkembangan relevansi data pada bagian etika sebagai kontrol dari suatu
internet dan globalisasi penting untuk menghadapi keilmuan. Detail data pada tabel 1 kolom nomor 15. Etika
masyarakat ekonomi regional seperti MEA (Khafid, 2020). atau masuk dalam kajian filsafat moral dalam keilmuan
Pengembangan pemakaian peta berbasis cloud pada aplikasi mengikuti sistem nilai moral yang berlaku di masyarakat.
transportasi merupakan salah satu bentuk pemangaatan Pertimbangan moral tidak hanya tentang baik dan buruk,
geografi terkini. Kendaraan yang menggunakan aplikasi tetapi juga analisis konseptual antara menusia dengan
shared map banyak diterapkan di berbagai negara (UNDP, pikiran, dorongan, motivasi, cita-cita, tujuan hidup, dan
2020). Cloud technology menjadi bidang dan kemampuan perbuatan (Suaedi, 2013; Widodo, 2015).
yang dibutuhkan di dunia pekerjaan yang mulai berubah ke Etika keilmuan geografi berisi batasan supaya kajian
teknologi terkini sebesar 34% model bisnis baru ke arah keilmuan terkontrol agar geografi pantas untuk diterapkan.
cloud based dikarenakan penggunaan aktivitas yang Kontrol keilmuan dalam hal ini adalah mempertimbangkan
berhubungan dengan internet global sudah mencapai 955 etika dalam pengambilan keputusan terkait dengan
(ITU, 2022; WEF, 2016). rekomendasi keilmuan atau berperan sebagai pengontrol

Tabel 3. Relevansi data dengan tantangan epistemologi geografi

Kata Kunci Jenis Detail Data Relevansi


Data
Quantitative, Jurnal Fotheringham, A. S., Brundson, C., & Chalrton, M. Perkembangan epistemology dalam hal
metode (2007). Quantitative Geography: Perspectives geografi kuantitatif
on Spatial Data Analysis.
Taher, A. (2017). Babak Baru Metode Penelitian
Geografi Manusia.
Epistemology Jurnal Sapkota, K., & Paudyal, N. P. (2021). Implications Metode kualitatif yang juga merupakan
of Key Philosophical Assumptions and Para- bagian dari epistemology deografi
digms in Geography Teaching and Research.
Remote sensing, Jurnal Cracknell, A. P. (2019). The development of re- Penginderaan jauh dan SIG yang
GIS mote sensing in the last 40 years. mengarah kepada teknologi web dan
Goodchild, M. F. (2018). Reimagining the history cloud yang merupakan bagian dari
of GIS. teknologi terkini
Digital, learning Jurnal Djidu, et al. (2021). Online learning in the post- Pemanfaatan teknologi dalam penelitian
tools, online Covid-19 pandemic era: Is our higher educa- geografi dan pengajarannya
learning tion ready for it?
Sejati, et al. (2021). The Effectiveness of Guided
Inquiry Learning Model with Edmodo Assisted
to Facilitate Critical Thinking Skills.
Sumarmi, Aliman, M., & Mutia, T. (2021). The
Effect Of Digital Eco-Learning In Student
Worksheet Flipbook To Environmental Project
Literacy And Pedagogic Competency.
Cyberspace Jurnal Dumont, R. A. (1996). Teaching and learning in Pemanfaatan teknologi dalam penelitian
cyberspace. geografi dan pengajarannya

http://jurnal.ugm.ac.id/mgi 131
TANTANGAN FILSAFAT GEOGRAFI DALAM PERKEMBANGAN Andri Estining Sejati, dkk

Tabel 4. Relevansi data dengan tantangan aksiologi geografi


Kata Kunci Jenis Data Detail Data Relevansi
Aksiologi Jurnal Aksa, F. I., Utaya, S., & Bachri, S. (2019). Geografi Pengantar aksiologi geografi
dalam Perspektif Filsafat Ilmu.
Industrial Revolu- Laporan WEF. (2016). The Future of Jobs Employment, Penjelasan kemanfaatan pekerjaan
tion, Global Skills and Workforce Strategy for the Fourth yang dibutuhkan era revolusi industri
Industrial Revolution. 4.0 dan global.
UNDP. (2020). The Next Frontier: Human Devel-
opment and the Anthropocene.
ITU. (2022) Global Connectivity Report 2022.
Ekonomi, Politik Jurnal Khafid, S. (2020). Peran Geografi dalam Pemben- Kemanfaatan internet dan geografi
tukan Karakter dan Keterampilan Manusia dalam segi ekonomi dan politik
Indonesia Pada Era Masyarakat Ekonomi
ASEAN.
Hamid, T. (2016). Peran Geografi Politik dalam
Upaya Mempertahankan Kedaulatan Nega-
ra Kesatuan Republik Indonesia.
Informasi Jurnal Hilda, A. M., & Elly, M. J. (2019). Peningkatan Beberapa upaya pengkaitan teknologi
Kualitas Sumber Daya Manusia untuk geografi di sektor pemerintahan
Pengembangan Sistem Informasi Geospasial
Geografi Jurnal Ikhsan, et al. (2018). Geography literacy of ob- Beberapa upaya pengkaitan teknologi
servation introduction landscape represen- geografi di sektor pendidikan
tation place for student experience.

pengambilan keputusan. Contoh kegiatan yang melanggar cyberspace sebagai perkembangan selain keruangan riil.
etika ketika menutupi laporan cuaca, supaya penerbangan Aspek epistemologi, riset kuantitatif, mixed-method, dan
tetap berjalan; menutupi luasan area kebakaran hutan dan peralatan riset berbasis komputer, online, dan
lahan untuk menghindari sanksi dari dinas terkait. Etika menggunakan peralatan dengan aplikasi perlu
memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari aksiologi keilmuan dikembangkan dan diinternalisasi. Aspek aksiologi,
(Widodo, 2015). kemanfaatan dalam kajian pendekatan geografi bernuansa
Etika membatasi geograf dalam supaya tidak terlalu komputer dan online perlu ditingkatkan. Aspek etika, moral
bebas dalam pengambilan keputusan. Pertimbangan moral menjadi hal utama dalam pengembangan keilmuan
yang dapat dipertanggung jawabkan menjadi landasan geografi, sehingga pelanggaran seperti fabrikasi, falsifikasi,
dalam pengambilan keputusan atau pemberian plagiasi, dan auto plagiasi wajib dihindari. Konteks dalam
rekomendasi keilmuan (Lubis, 2015). Praktik pelanggaran pendidikan geografi, pengajaran dengan aksiologi keilmuan
seperti fabrikasi, falsifikasi, plagiasi, dan auto plagiasi dalam yang kuat perlu dijadikan mata pelajaran dasar mulai tingkat
proses epistemologi wajib dihindari. Sekolah Dasar untuk meningkatkan kemampuan spasial
anak, kepedulian lingkungan, edukasi dan mitigasi bencana,
Tantangan Filsafat Geografi dalam Perkembangan serta kemampuan kontemporer dalam geografi. Paper ini
Teknologi 4.0 dapat dikembangkan secara komparasi masa lalu, masa
Tantangan filsafat geografi dalam merespon sekarang, dan akan datang dari filsafat geografi.
perkembangan teknologi 4.0 dengan fokus utama internet
sebagai penciri era. Pada ontologi, internet berpadu dengan UCAPAN TERIMA KASIH
cyberspace perlu dikembangkan versi geografi. Spasial Terima kasih kepada Universitas Sembilanbelas Novem-
merupakan bagian penting dalam ontologi yang mengkaji ber Kolaka, Universitas Tanjungpura, dan Universitas Negeri
fenomena geografi sebagai ontologi dari geografi. Pada Malang yang mensupport selesainya artikel ini. Terima kasih
epistemologi, pengambilan data penelitian geografi berbasis kepada Program Studi S3 Pendidikan Geografi melalui pem-
internet juga menjadi hal yang perlu dikembangkan. bimbingan penulisan artikel Filsafat Geografi oleh Prof. Dr.
Perkembangan metodologi penelitian memungkinkan Sugeng Utaya, M.Si dan Syamsul Bachri, S.Si., M.Sc., Ph.D.
munculnya penelititian baru dengan menonjolkan piranti Penelitian ini merupakan bagian dari perkuliahan dari pro-
internet. Pada aksiologi, kemanfaatan dengan meningkatkan gram Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui
peran geografi berbasis internet dan cloud baik dalam Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) dan Ke-
bentuk aplikasi, big data, maupun bentuk pemikiran lainnya. menterian Keuangan melalui Lembaga Pengelola Dana Pen-
Etika merupakan kontrol atau bahan pertimbangan dalam didikan (LPDP) dengan Nomor Surat 1071/J5/
pengambilan keputusan keilmuan. KM.01.00/2021.

KESIMPULAN KONTRIBUSI PENULIS


Perkembangan geografi terkini dan teknologi Penulis Pertama mendesain pemikiran pokok; Penulis
memunculkan tantangan dalam filsafat geografi. Aspek Kedua mengumpulkan dan mengkaji literatur terkait; Penu-
ontologi geografi perlu mendefinisikan dan memasukkan lis Ketiga mengumpulkan literatur dan mendesain gambar;

http://jurnal.ugm.ac.id/mgi 132
Andri Estining Sejati, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol 36, No 2 (2022): 126 - 134

Penulis Keempat mempertajam kajian filsafat geografi; Haggett, P. (1978). The Spatial Economy. The Spatial Economy.
Penulis Kelima mempertajam pemikiran pokok. American Behavioral Scientist, 22(1), 151–167. doi:
10.1177/000276427802200109.
Halil, N. I. (2020). The Effectiveness of Using Edmodo as an Online
DAFTAR PUSTAKA
Learning Platform in Covid-19. Jurnal Penelitian Dan
Abadi, S. Y., Yusuf, Y., Rauf, M. A., Hasima, R., & Rizky, A. (2019).
Pengkajian Ilmu Pendidikan: E-Saintika, 4(3), 284–298. doi:
Kajian Pemetaan Komoditas Unggulan Pertanian Berbasis
10.36312/E-SAINTIKA.V4I3.316.
Karakteristik Kewilayahan di Kota Baubau. Kainawa: Jurnal
Hamid, T. (2016). Peran Geografi Politik dalam Upaya
Pembangunan & Budaya, 1(2), 145–161. doi: 10.46891/
Mempertahankan Kedaulatan Negara Kesatuan Republik
KAINAWA.1.2019.145-161.
Indonesia. Jurnal Pendidikan Geosfer, I(2), 26–34.
Aksa, F. I., Utaya, S., & Bachri, S. (2019). Geografi dalam Perspektif
Harahap, N. J. (2019). Mahasiswa dan Revolusi Industri 4.0.
Filsafat Ilmu. Majalah Geografi Indonesia, 33(1), 43–47. doi:
ECOBISMA (Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Manajemen), 6(1),
10.22146/MGI.35682.
70–78. doi: 10.36987/ECOBI.V6I1.38.
Angeline, M., Evelina, L., Vini, ;, & Siregar, M. (2016). Towards
Hastuti, H. (2009). Perspektif Spatial dalam Kajian Geografi
Cyber City: DKI Jakarta and Surabaya Provincial Government
Manusia. Geo Media: Majalah Ilmiah Dan Informasi
Digital Public Services. Humaniora, 7(4), 441–451. doi:
Kegeografian, 7(2), 31–40. doi: 10.21831/GM.V7I2.19087.
10.21512/HUMANIORA.V7I4.3597.
Hilda, A. M., & Elly, M. J. (2019). Peningkatan Kualitas Sumber
Arribas-Bel, D., & Reades, J. (2018). Geography and Computers:
Daya Manusia untuk Pengembangan Sistem Informasi
Past, Present, and Future. Geography Compass, 12(10),
Geospasial. Jurnal SOLMA, 8(2), 258–266. doi: 10.29405/
e12403. doi: 10.1111/GEC3.12403.
solma.v8i1.3126.
Astawa, I. B. M. (2016). Memahami Dinamika Landasan Filosofi
Ikhsan, F. A., Kurnianto, F. A., Nurdin, E. A., & Apriyanto, B. (2018).
dalam Perkembangan Geografi. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 2
Geography Literacy of Observation Introduction Landscape
(1), 10–20. doi: 10.23887/JIIS.V2I1.8545.
Representation Place for Student Experience. Geosfera
Bartelletti, C., Giannecchini, R., D’Amato Avanzi, G., Galanti, Y., &
Indonesia, 3(2), 131–145. doi: 10.19184/GEOSI.V3I2.8384.
Mazzali, A. (2017). The Influence of Geological-morphological
ITU. (2022). Global Connectivity Report 2022. Geneva:
and Land Use Settings on Shallow Landslides in The
International Telecomunication Union. Diakses tanggal 24
Pogliaschina T. Basin (Northern Apennines, Italy). Journal of
Agustus 2022 dari https://www.itu.int/hub/publication/d-
Maps, 13(2), 142–152. doi:
ind-global-01-2022/.
10.1080/17445647.2017.1279082.
Jati, W. R. (2016). Cyberspace, Internet, dan Ruang Publik Baru:
Bodman, A. R., Christopherson, S. M., Clark, G. L., & Gertler, M. S.
Aktivisme Online Politik Kelas Menengah Indonesia. Jurnal
(2013). Editorial: Wrigley’s Project. Journal of Economic
Pemikiran Sosiologi, 3(1), 25–35.
Geography, 13(2), 203–210. doi: 10.1093/JEG/LBT001.
Kamil, P. A., Putri, E., Ridha, S., Utaya, S., Sumarmi, & Utomo, D. H.
Cracknell, A. P. (2019). The Development of Remote Sensing in The
(2020). Promoting Environmental Literacy Through A Green
Last 40 Years. International Journal of Remote Sensing, 39
Project: A Case Study at Adiwiyata School in Banda Aceh City.
(23), 8387–8427. doi: 10.1080/01431161.2018.1550919.
IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 485
Dalton, C. M. (2015). For Fun and Profit: The Limits and Possibilities
(1). doi: 10.1088/1755-1315/485/1/012035.
of Google-Maps-based Geoweb Applications. Environment
Kasnar, S., Hasan, M., Arfin, L., & Sejati, A. E. (2019). Kesesuaian
and Planning A, 47(5), 1029–1046. doi:
Pemetaan Daerah Potensi Rawan Banjir Metode Overlay
10.1177/0308518X15592302.
dengan Kondisi Sebenarnya di Kota Kendari. Tunas Geografi, 8
Djidu, H., Mashuri, S., Nasruddin, N., Sejati, A. E., Rasmuin, R., Ugi,
(2), 85–92. doi: 10.24114/tgeo.v8i2.15088.
L. E., & Arua, A. La. (2021). Online Learning in The Post-Covid
Khafid, S. (2020). Peran Geografi dalam Pembentukan Karakter
-19 Pandemic Era: Is Our Higher Education Ready for It?
dan Keterampilan Manusia Indonesia Pada Era Masyarakat
Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmu Pendidikan: E-Saintika,
Ekonomi ASEAN. Media Komunikasi FPIPS, 19(1), 42–51. doi:
5(2), 139–151. doi: 10.36312/esaintika.v5i2.479.
10.23887/mkfis.v19i1.23251.
Dumont, R. A. (1996). Teaching and Learning in Cyberspace. IEEE
Lubis, N. A. F. (2015). Pengantar Filsafat Umum. In Perdana
Transactions on Professional Communication, 39(4), 192–
Publishing (Vol. 52, Issue 1). Medan: Perdana Publishing.
204. doi: 10.1109/47.544575.
Luque-Ayala, A., & Neves Maia, F. (2019). Digital Territories:
Entrikin, J. N., Light, A., & Smith, J. M. (2000). Philosophy and
Google Maps as A Political Technique in The Re-making of
Geography III: Philosophies of Place. Geographical Review,
Urban Informality. Environment and Planning D: Society and
90(3), 461–463. doi: 10.2307/3250868.
Space, 37(3), 449–467. doi: 10.1177/0263775818766069.
Ferretti, F. (2020). History and Philosophy of Geography II:
Malpas, J. (2008). Heidegger, Geography, and Politics. Journal of
Rediscovering Individuals, Fostering Interdisciplinarity and
the Philosophy of History, 2(2), 185–213. doi:
Renegotiating The ‘Margins.’ Progress in Human Geography,
10.1163/187226308X315031.
45(4), 1–12. doi: 10.1177/0309132520973750.
Masrizal. (2021). Mixed Method Research. Jurnal Kesehatan
Fotheringham, A. S., Brundson, C., & Chalrton, M. (2007).
Masyarakat Andalas, 6(1), 53–56.
Quantitative Geography: Perspectives on Spatial Data
McManis, D. R. (1990). The Editorial Legacy of Gladys M. Wrigley.
Analysis. In The Sage Handbook of Qualitative Geography.
Geographical Review, 80(2), 169–181. doi: 10.2307/215480.
SAGE Publications Ltd. http://www.sage-ereference.com/
McQuire, S. (2019). One Map to Rule Them All? Google Maps as
view/hdbk_qualgeography/n18.xml
Digital Technical Object: Communication and The Public, 4(2),
Fukuyama, M. (2018). Society 5.0: Aiming for a New Human-
150–165. doi: 10.1177/2057047319850192.
centered Society. Japan SPOTLIGHT, August, 8–13.
Mor, R., Singh, S., Bhardwaj, A., & Singh, L. (2015). Technological
Goodchild, M. F. (2018). Reimagining the History of GIS. Annals of
Implications of Supply Chain Practices in Agri-Food Sector: A
GIS, 24(1), 1–8. doi: 10.1080/19475683.2018.1424737.
Review. International Journal of Supply and Operations
Gregory, S. (1983). Quantitative Geography: The British Experience
Management, 2(2), 720–747. doi: 10.22034/2015.2.03.
and The Role of The Institute. Transactions - Institute of
Papadimitriou, F. (2006). A Geography of “Notopia”: Hackers et
British Geographers, 8(1), 80–89. doi:10.2307/622278.
al., Hacktivism, Urban Cybergroups/ Cyber-cultures and Digital
Hagget, P. (1972). Geography: A Modern Synthesis. London:
Social Movements. City, 10(3), 317–326. doi:
Harper and Row.
10.1080/13604810600982289.

http://jurnal.ugm.ac.id/mgi 133
TANTANGAN FILSAFAT GEOGRAFI DALAM PERKEMBANGAN Andri Estining Sejati, dkk
R, I. (2003). Jurisdiksi Dunia Maya (Cyberspace) dalam Sistem
Hukum Nasional Abad XXI. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, 10
(24), 119–127. doi: 10.20885/IUSTUM.VOL10.ISS24.ART10.
Ramadhan, I. (2021). The Implication of Cyberspace Towards State
Geopolitics. Politicon : Jurnal Ilmu Politik, 3(2), 161–184. doi:
10.15575/POLITICON.V3I2.12660.
Sapkota, K., & Paudyal, N. P. (2021). Implications of Key
Philosophical Assumptions and Paradigms in Geography
Teaching and Research. The Third Pole: Journal of Geography
Education, 20, 83–100. doi: 10.3126/ttp.v21i01.41620.
Sejati, A. E., Hasan, M., Nursalam, L. O., Harianto, E., & Deris, D.
(2020). Kesesuaian Pemetaan Penggunaan Lahan Pemukiman
dengan Kondisi Sebenarnya di Kecamatan Katobu dan
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna. Tunas Geografi, 9(1), 55–
68. doi: 10.24114/tgeo.v9i1.17732.
Sejati, A. E., & Saputra, I. G. P. E. (2021). Analysis of Mapping
Forest, Settlement, and Rice Field Areas in Konawe Selatan
District, Indonesia. Geosfera Indonesia, 6(3), 334–352. doi:
10.19184/GEOSI.V6I3.27484.
Sejati, A. E., Syarifuddin, S., Nasruddin, N., Miftachurohmah, N.,
Nursalam, L. O., & Hariyanto, E. (2021). The Effectiveness of
Guided Inquiry Learning Model with Edmodo Assisted to
Facilitate Critical Thinking Skills. Prisma Sains: Jurnal Pengkajian
Ilmu Dan Pembelajaran Matematika Dan IPA IKIP Mataram, 9
(2), 204–219. doi: 10.33394/j-ps.v9i2.4260.
Suaedi. (2013). Pengantar Filsafat Ilmu (Issue 3). Bogor: PT
Penerbit IPB Press.
Sumarmi, Aliman, M., & Mutia, T. (2021). The Effect Of Digital Eco-
Learning In Student Worksheet Flipbook To Environmental
Project Literacy And Pedagogic Competency. Journal of
Technology and Science Education, 11(2), 357–370. doi:
10.3926/jotse.1175.
Suyitno, Y. (2009). Landasan Filosofis Pendidikan. Bandung:
Fakultas Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Taher, A. (2017). Babak Baru Metode Penelitian Geografi Manusia.
Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi), 11(1), 1–22.
UNDP. (2020). The Next Frontier: Human Development and the
Anthropocene. In Human Development Report 2020. New
York: United Nations Develo
Wang, N., Stern, R. J., Urquhart, M. L., & Seals, K. M. (2022).
Google Earth Geoscience Video Library (GEGVL): Organizing
Geoscience Videos in a Google Earth Environment to Support
Fieldwork Teaching Methodology in Earth Science.
Geosciences, 12(6), 250. doi: 10.3390/geosciences12060250.
WEF. (2016). The Future of Jobs Employment, Skills and Workforce
Strategy for the Fourth Industrial Revolution, Geneva: World
Economic Forum. Diakses tanggal 28 Mei 2022 dari https://
www3.weforum.org/docs/WEF_Future_of_Jobs.pdf.
Wekke, I. S., Sabara, Z., Samad, M. A., Yani, A., Umam, R., & Palu,
M. U. (2019). Earthquake, Tsunami, and Society Cooperation:
Early Findings in Palu Post of Indonesia Disaster. International
Conference on Challenges and Opportunities of Sustainable
Environmental Development (ICCOSED), January.
Widodo, S. A. (2015). Pendidikan dalam Perspektif Aliran-Aliran
Filsafat. Yogyakarta: Idea Press.
Wilujeng, S. R. (2013). Filsafat, Etika, dan Ilmu: Upaya Memahami
Hakikat Ilmu dalam Konteks Keindonesiaan. Humanika: Jurnal
Ilmiah Kajian Humaniora, 17(1), 79–90. doi: 10.14710/
humanika.17.1.
Wolf, L. J., Fox, S., Harris, R., Johnston, R., Jones, K., Manley, D.,
Tranos, E., & Wang, W. W. (2021). Quantitative Geography III:
Future Challenges and Challenging Futures. Progress in Human
Geography, 45(3), 596–608. doi: 10.1177/0309132520924722.
Xu, R. (2021). Mapping Rural Settlements from Landsat and
Sentinel Time Series by Integrating Pixel- and Object-Based
Methods. Land 2021, 10(3), 244. doi: 10.3390/LAND10030244

http://jurnal.ugm.ac.id/mgi 134

Anda mungkin juga menyukai