Anda di halaman 1dari 4

Nama : Faishal Rafi

NIM : 3601421030
Mata Kuliah : Dasar Ilmu Geografi

Paradigma dan Pendekatan Geografi

Geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu geo berarti “bumi” dan graphein berarti


“tulisan”. Jadi, secara harfiah, geografi berarti tulisan tentang bumi. Oleh karena itu, geografi
sering juga disebut ilmu bumi. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
Geografi sebagai disiplin ilmu terus mengalami perkembangan. Perkembangan geografi begitu
luas tidak hanya dalam hal objek-objek yang dikajinya melainkan juga pada paradigma atau
kerangka berfikirnya. Paradigma merupakan cara pandang keilmuan yang sama termasuk di
dalamnya asumsi, prosedur, dan penemuan yang diakui serta diterima oleh sekelompok ilmuwan
dan akhirnya diakui masyarakat pada umumnya. Sebagai suatu ilmu yang sudah lama
berkembang, geografi juga mengalami pergeseran paradigma dalam studinya. Mulai dari masa
tradisional hingga kontemporer. Berikut macam paradigm geografi dan contohnya :

a. Paradigma Tradisional
1. Paradigma Eksplorasi
 paradigma ini ditandai dengan adanya penemuan-penemuan daerah baru. Ditunjukkan
dengan giatnya upaya pemetaan, penggambaran, dan pengumpulan fakta di wilayah
baru yang belum diketahui. Kegiatan ini menghasilkan tulisan, gambaran, serta peta
yang memberikan manfaat bagi para geograf untuk menyempurnakan yang telah ada.
Contoh paradigma eksplorasi ini adalah pembuatan peta wilayah-wilayah terpencil
yang belum terjangkau oleh infrastrukur pemerintahan.
2. Paradigma Environmentalisme
 Paradigma environmentalisme merupakan kelanjutan dari paradigma eksplorasi.
Dorongan peningkatan produk yang lebih akurat dan detail menuntut peneliti
melakukan pengukuran lebih mendalam terkait dengan elemen fisik. Bentuk-bentuk
analisis secara mendalam seperti analisis morfometrik, sebab akibat, serta
analisis network sangat berkembang. Perkembangan lebih lanjut tampak dengan
adanya analisis hubungan antara manusia dengan lingkungan. Hubungan ini
menunjukkan bahwa manusia tidak lagi menerima alam apa adanya. Sebagai contoh
kegiatan manusia dalam membuka lahan baru untuk pertanian dalam memenuhi
kebutuhan hidup meraka merupakan paradigma environmentalisme.
3. Paradigma Regionalisme
 Paradigma regionalisme timbul atas adanya sintesis hubungan manusia dan
lingkungan, hingga memunculkan konsep-konsep region. Beberapa konsep yang
muncul, yaitu adanya pembagian wilayah berdasarkan tipenya, formal dan fungsional.
Juga pewilayahan berdasarkan hierarki dan kategori. Selain itu, analisis temporal
berkembang pula pada masa ini.Contoh paradigma regionalisme ini adalah penamaan
wilayah pesisir untuk mendiskripsikan bahwa wilayah tersebut merupakan daerah
pantai (dekat dengan laut) serta penamaan wilayah pedalaman untuk mendeskripsikan
bahwa wilyah ini terletak di dearah perhutanan (jauh dari laut).

b. Paradigma Kontemporer
 Pada masa ini, ditandai dengan berkembangnya metode analisis kuantitatif, model
building, dan analisis keruangan. Hingga masa ini disebut periode paradigma analisis
keruangan. Seorang geograf, bernama Coffey, mengungkapkan ciri-ciri paradigma
geografi kontemporer yaitu adanya spesialisasi dalam geografi hingga mengakibatkan
studi geografi seolah terpisah. Contoh paradigma kontemporer ini adalah mulai
bermunculan cabang-cabang ilmu geografi yang memiliki objek kajian yang lebih
spesifik seperti geografi fisik (mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi yang
meliputi tanah, air, udara dengan segala proses dan dinamikanya), geografi
manusia (mempelajari aspek keruangan yang dijadikan sebagai tempat terjadinya
aktivitas manusia) dan geografi teknik (mempelajari cara-cara memvisualisasikan dan
menganalisis datar dan ingformasi geografis dalam bentuk peta, diagram, foto, dan
citra hasil pengideraan jauh).
Pendekatan Geografi

Dalam menghampiri, menganalisis gejala dan permasalahan suatu ilmu (sains), maka
diperlukan suatu metode pendekatan (approach method). Metode pendekatan inilah yang
digunakan untuk membedakan kajian geografi dengan ilmu lainnya, meskipun obyek kajiannya
sama. Metode pendekatan ini terbagi 3 macam bentuk pendekatan antara lain: pendekatan
keruangan, pendekatan ekologi/kelingkungan dan pendekatan kewilayahan.

1. Keruangan
 analisis yang perlu diperhatikan adalah penyebaran, penggunaan ruang dan
perencanaan ruang. Dalam analisis peruangan dikumpulkan data ruang disuatu tempat
atau wilayah yang terdiri dari data titik (point), data bidang (areal) dan data garis (line)
meliputi jalan dan sungai.
2. Kelingkungan
 yaitu menerapkan konsep ekosistem dalam mengkaji suatu permasalahan geografi,
fenomena, gaya dan masalah mempunyai keterkaitan aspek fisik dengan aspek
manusia dalam suatu ruang.
3. Kewilayahan,
 yang dikaji yaitu tentang penyebaran fenomena, gaya dan masalah dalam ruangan,
interaksi antar/variabel manusia dan variabel fisik lingkungannya yang saling terkait
dan mempengaruhi satu sama lainnya. Karena pendekatan kewilayahan merupakan
perpaduan antara pendekatan keruangan dan kelingkungan, maka kajiannya adalah
perpaduan antara keduanya.

Pendekatan keruangan, pendekatan kelingkungan dan pendekatan kewilayahan dalam


kerjanya merupakan satu kesatuan yang utuh. Pendekatan yang terpadu inilah yang disebut
pendekatan geografi. Jadi fenomena, gejala dan masalah ditinjau penyebaran keruangannya,
keterkaitan antara berbagai unit ekosistem dalam ruang. Penerapan pendekatan geografi terhadap
gejala dan permasalahan dapat menghasilkan berbagai alternatif-alternatif pemecahan masalah.
Daftar Pustaka

Hakikat Geografi. (2017, November 2). Diambil dari sobatmateri.com:


https://sobatmateri.com/arti-penting-pendekatan-dalam-paradigma-geografi/

Paradigma Geografi: Pengertian, Macam-Macam dan Contohnya. (2017, Oktober 9). Diambil
dari blogmipa-geografi.blogspot.com:
https://blogmipa-geografi.blogspot.com/2017/10/paradigma-geografi.html

Anda mungkin juga menyukai