Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Organisasi Masyarakat adalah entitas hukum yang berperan penting dalam
pembangunan dan penguatan masyarakat di tingkat lokal. Berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, organisasi masyarakat (ORMAS) di Indonesia
diharuskan untuk terdaftar dan tunduk pada aturan yang mengatur kegiatan mereka. Salah
satu kewajiban yang diemban oleh ORMAS adalah memberikan laporan kegiatan secara
berkala kepada instansi terkait, sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi atas kegiatan
yang dilaksanakan. Namun, dalam prakteknya, masih banyak ORMAS yang menghadapi
berbagai tantangan dalam memenuhi kewajiban ini, terutama dalam hal memberikan
laporan kegiatan minimal 6 bulan sekali. Beberapa faktor yang menyebabkan masalah ini
adalah sebagai berikut:
a. Kurangnya Kesadaran: Sebagian ORMAS mungkin tidak sepenuhnya menyadari
pentingnya memberikan laporan kegiatan secara berkala. Mereka mungkin tidak
memahami bahwa hal ini adalah bagian dari tanggung jawab mereka sebagai organisasi
yang beroperasi di masyarakat.
b. Keterbatasan Sumber Daya: Beberapa ORMAS, terutama yang beroperasi di tingkat
lokal atau kecil, mungkin menghadapi keterbatasan sumber daya, baik dari segi
keuangan maupun SDM. Hal ini dapat menyulitkan mereka dalam menyusun dan
menyampaikan laporan secara rutin.
c. Kendala Administratif: Proses menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan bisa
melibatkan proses administratif yang rumit. Jika ORMAS tidak memiliki sistem
administrasi yang baik, hal ini bisa menjadi kendala dalam memenuhi kewajiban
laporan.
d. Ketidakjelasan Aturan dan Sanksi: Beberapa ORMAS mungkin menghadapi
ketidakjelasan mengenai aturan dan sanksi terkait pelaporan kegiatan. Tanpa
pemahaman yang jelas mengenai konsekuensi dari ketidakpatuhan, beberapa ORMAS
mungkin tidak merasa urgensi untuk melaksanakan kewajiban laporan ini.
e. Kurangnya Pengawasan: Pengawasan yang lemah dari pihak berwenang dapat
menyebabkan beberapa ORMAS merasa bahwa mereka bisa mengabaikan kewajiban
laporan tanpa adanya konsekuensi.
f. Kepentingan dan Tujuan Internal: Beberapa ORMAS mungkin memiliki kepentingan dan
tujuan internal tertentu yang menghambat mereka dari memberikan laporan yang jujur
dan transparan.
Dampak dari masalah ini dapat beragam, termasuk berkurangnya akuntabilitas,
transparansi, dan kepercayaan masyarakat terhadap ORMAS. Selain itu, instansi pemerintah
yang bertanggung jawab atas pengawasan ORMAS juga mungkin mengalami kesulitan
dalam mengawasi dan mengevaluasi kinerja ORMAS jika tidak ada laporan yang
disampaikan secara tepat waktu dan lengkap. Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan
upaya dari berbagai pihak, termasuk penguatan kesadaran dan pemahaman bagi ORMAS
mengenai pentingnya laporan kegiatan, penyediaan pendampingan dan dukungan
administratif, serta penegakan aturan dan sanksi yang jelas dari pihak berwenang.
Selain itu, kurangnya kesadaran dari ORMAS untuk membuat legalitas dalam hal
ini Surat Keterangan Terdaftar (SKT), beberapa faktor yang menyebabkan masalah tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Ketentuan Hukum yang Mengatur ORMAS: Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 tentang
Organisasi Kemasyarakatan menyatakan bahwa setiap ORMAS wajib terdaftar dan
memiliki legalitas yang sah. Surat Keterangan Terdaftar merupakan bukti resmi dari
pemerintah yang menyatakan bahwa ORMAS telah terdaftar secara resmi dan sah
beroperasi.
b. Kurangnya Pemahaman tentang Pentingnya Legalitas: Beberapa ORMAS mungkin tidak
sepenuhnya memahami pentingnya memiliki legalitas yang lengkap dan sah. Mereka
mungkin menganggap proses pendaftaran sebagai tugas yang rumit dan menyita waktu
tanpa menyadari manfaat dan perlunya legalitas dalam menjalankan kegiatan dan
mendapatkan pengakuan dari pihak berwenang.
c. Kendala Administratif dan Biaya: Proses pendaftaran dan pengurusan legalitas sering
kali melibatkan proses administratif yang cukup rumit. Selain itu, biaya yang terkait
dengan pendaftaran dan pengurusan legalitas bisa menjadi kendala bagi ORMAS yang
memiliki keterbatasan sumber daya.
d. Kurangnya Peningkatan Kapasitas: Beberapa ORMAS mungkin tidak memiliki kapasitas
internal yang memadai untuk mengurus proses pendaftaran dan pengurusan legalitas
dengan efektif. Kekurangan pengetahuan dan keterampilan dalam hal ini dapat
menyebabkan penundaan atau bahkan menghentikan proses legalitas.
e. Tidak Adanya Insentif atau Pengawasan yang Konsisten: Kurangnya insentif atau
pengawasan yang konsisten dari pihak berwenang dapat membuat beberapa ORMAS
merasa bahwa legalitas tidaklah begitu penting atau tidak memberikan manfaat yang
signifikan.
f. Pengaruh Lingkungan Sosial: Beberapa ORMAS mungkin juga dipengaruhi oleh
lingkungan sosial di sekitarnya. Jika lingkungan mendukung keberadaan ORMAS tanpa
legalitas, hal ini dapat mengurangi dorongan mereka untuk mengurus legalitas.
Dampak dari kurangnya kesadaran dan legalitas ini dapat mencakup
ketidakjelasan status hukum ORMAS, kurangnya pengakuan dari pihak berwenang, dan
keterbatasan dalam melakukan kegiatan secara terbuka dan terstruktur. Hal ini juga dapat
menyebabkan ketidakpastian dalam kerja sama dengan pihak lain, baik itu pemerintah
maupun pihak swasta, serta berkurangnya tingkat kepercayaan dari masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Berikut rumusan masalah untuk permasalahan yang berkaitan dengan kurang kedisiplinan
ORMAS dalam hal pelaporan kegiatan minimal 6 bulan sekali dan kurangnya kesadaran akan
pentingnya legalitas berupa Surat Keterangan Terdaftar (SKT) :
a. Bagaimana tingkat kesadaran dan pemahaman organisasi masyarakat (ORMAS) di kota
Cilegon terkait kewajiban untuk memberikan laporan kegiatan minimal 6 bulan sekali?
b. Apa saja kendala dan hambatan yang dihadapi ORMAS dalam menyusun dan
menyampaikan laporan kegiatan secara berkala?
c. Bagaimana tingkat transparansi dan akuntabilitas yang ditunjukkan oleh ORMAS di kota
Cilegon dalam melaksanakan kewajiban laporan kegiatan?
d. Bagaimana dampak dari kurangnya kesadaran ORMAS untuk menjalankan kewajiban
dalam memberikan laporan kegiatan terhadap kepercayaan masyarakat dan efektivitas
pengawasan dari pihak berwenang?
e. Bagaimana peran instansi pemerintah dan pemangku kepentingan lain dalam
mendukung ORMAS dalam memenuhi kewajiban laporan kegiatan?
f. Apa strategi yang dapat diusulkan untuk meningkatkan kesadaran, transparansi, dan
akuntabilitas ORMAS dalam menyampaikan laporan kegiatan secara rutin?
g. Sejauh mana tingkat kesadaran ORMAS di kota Cilegon terkait pentingnya memiliki
legalitas yang sah dan terdaftar sesuai ketentuan Undang-Undang No. 17 Tahun 2013
tentang Organisasi Kemasyarakatan?
h. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya kesadaran di kalangan ORMAS
terkait proses pendaftaran dan pengurusan legalitas?
i. Bagaimana dampak dari kurangnya kesadaran ORMAS dalam mengurus legalitas
terhadap status hukum, kepercayaan masyarakat, dan kemampuan ORMAS dalam
menjalankan kegiatan secara terstruktur dan berkelanjutan?
j. Apakah ada perbedaan tingkat kesadaran antara ORMAS yang telah memiliki legalitas
dengan yang belum memiliki legalitas, dan jika ada, apa faktor yang mempengaruhi
perbedaan tersebut?
k. Bagaimana peran dan dukungan pihak berwenang dalam meningkatkan kesadaran
ORMAS terkait pentingnya legalitas, dan apakah ada upaya yang telah dilakukan untuk
memfasilitasi proses pendaftaran dan pengurusan legalitas dengan lebih mudah?
l. Apa strategi yang dapat diusulkan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman
ORMAS tentang pentingnya memiliki legalitas yang sah, serta bagaimana cara
memfasilitasi proses pendaftaran dan pengurusan legalitas dengan lebih efisien?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
a. Meningkatkan Kesadaran ORMAS tentang Kewajiban Pelaporan:
b. Menganalisis Dampak Kurangnya Pelaporan Kegiatan
c. Menyoroti Kendala dan Tantangan.
d. Meningkatkan kesadaran ORMAS akan pentingnya legalitas ORMAS itu sendiri.
e. Mengidentifikasi Faktor Penghambat.
f. Menggali Dampak Kurangnya Legalitas
Manfaat dari penulisan makalah antara lain:
a. Mendorong ORMAS untuk Mematuhi Kewajiban Pelaporan.
b. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas.
c. Menghasilkan Dukungan dan Kepercayaan Masyarakat.
d. Memberikan Informasi bagi Pihak Berwenang
e. Membantu Memperbaiki Reputasi ORMAS.
f. Memperkuat Akuntabilitas:
g. Mendukung Transparansi dan Kepercayaan Masyarakat
h. Mengoptimalkan Kinerja ORMAS.
i. Meningkatkan Peran dan Kontribusi ORMAS dalam Pembangunan.
j. Memberikan Informasi Penting bagi Pihak Berwenang.
Dengan demikian, makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif
dalam meningkatkan kesadaran dan pentingnya pelaporan kegiatan legalitas bagi ORMAS di
kota Cilegon, serta menghasilkan manfaat bagi perkembangan dan peran ORMAS dalam
masyarakat.
BAB III
PEMBAHASAN

Peran dan Tantangan Organisasi Masyarakat (ORMAS) dalam


Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat

Organisasi Masyarakat (ORMAS) merupakan pilar penting dalam pembangunan


masyarakat dan negara. Dalam bab ini, akan dibahas secara komprehensif mengenai peran
ORMAS dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat serta tantangan yang dihadapi dalam
menjalankan fungsinya. ORMAS memiliki peran yang strategis dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. Dalam bab ini, akan dijelaskan beberapa peran utama ORMAS
sebagai berikut:

1. Advokasi dan Pemenuhan Hak: ORMAS berperan sebagai advokat bagi kepentingan
masyarakat, memperjuangkan hak-hak masyarakat, dan menyuarakan aspirasi yang belum
terakomodasi.
2. Pemberdayaan Masyarakat: ORMAS berfokus pada pemberdayaan masyarakat,
memberikan pendidikan, pelatihan, dan dukungan untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
3. Kesejahteraan Sosial: ORMAS seringkali menjadi agen perubahan sosial, mengatasi masalah
sosial, dan memberikan bantuan kepada kelompok masyarakat yang rentan.
4. Pengelolaan Sumber Daya: Beberapa ORMAS berperan dalam mengelola sumber daya alam
dan lingkungan, menjaga keberlanjutan lingkungan hidup, dan mengadvokasi hak-hak
masyarakat adat.
5. Pembangunan Lokal: ORMAS berkontribusi dalam pembangunan lokal, mendorong
partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pembangunan wilayah.
Selain peran strategis, ORMAS juga dihadapkan pada berbagai tantangan dan
kendala dalam menjalankan fungsinya. Beberapa tantangan yang akan dibahas dalam bab ini
antara lain:

1. Keterbatasan Sumber Daya: Banyak ORMAS menghadapi keterbatasan dana, tenaga kerja,
dan infrastruktur, sehingga mempengaruhi kemampuan mereka dalam mewujudkan
program dan proyek yang berarti.
2. Legalitas dan Peraturan: Beberapa ORMAS mungkin menghadapi kendala terkait perizinan
dan regulasi yang rumit, sehingga mempengaruhi operasional dan akses mereka dalam
memberikan kontribusi pada masyarakat.
3. Partisipasi Masyarakat: Tantangan dalam meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam
kegiatan ORMAS, karena beberapa masyarakat mungkin kurang tertarik atau tidak memiliki
kesadaran penuh tentang peran ORMAS.
4. Krisis Kepercayaan: Krisis kepercayaan terhadap ORMAS dapat terjadi akibat perilaku tidak
etis atau tindakan yang merugikan masyarakat, sehingga mempengaruhi dukungan dan
legitimasi ORMAS.
5. Konflik dan Diversitas: Beberapa ORMAS mungkin beroperasi di lingkungan yang beragam
dan berpotensi menghadapi konflik dengan kelompok masyarakat lainnya, memerlukan
pendekatan yang inklusif dan menjaga harmoni.
6. Tantangan Teknologi: Perubahan teknologi dan tren digital juga dapat menjadi tantangan
bagi ORMAS dalam menyampaikan informasi dan memobilisasi dukungan dari masyarakat.
Untuk menghadapi tantangan dan kendala yang dihadapi ORMAS, dibutuhkan
strategi dan inovasi yang tepat. Beberapa strategi yang dapat dipertimbangkan dalam bab ini
adalah:

1. Penguatan Kapasitas: Meningkatkan kapasitas manajemen dan sumber daya manusia


ORMAS agar lebih efisien dan efektif dalam mengelola program dan proyek.
2. Kemitraan dan Kolaborasi: Mengembangkan kemitraan dengan pihak lain, seperti
pemerintah, sektor swasta, LSM, dan komunitas lokal, untuk mencapai tujuan bersama dan
memaksimalkan sumber daya.
3. Kampanye Komunikasi: Menggunakan kampanye komunikasi yang kreatif dan efektif
untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan ORMAS.
4. Advokasi dan Pemangku Kepentingan: Melakukan advokasi aktif untuk menciptakan
kebijakan yang mendukung kiprah ORMAS dan mengajak pemangku kepentingan untuk
berpartisipasi aktif dalam upaya kesejahteraan masyarakat.
5. Inovasi Teknologi: Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan aksesibilitas dan partisipasi masyarakat dalam program ORMAS.
6. Evaluasi dan Monitoring: Melakukan evaluasi dan monitoring yang sistematis untuk
menilai dampak dan efektivitas kegiatan ORMAS, sehingga dapat melakukan perbaikan dan
peningkatan kinerja.
Dengan menerapkan strategi dan inovasi yang tepat, ORMAS dapat memperkuat peran dan
kontribusinya dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan menjadi mitra penting dalam
pembangunan dan penguatan demokrasi di negara kita. Berikut adalah pembahasan untuk menjawab
rumusan masalah yang telah disebutkan pada BAB I:
1. Tingkat Kesadaran dan Pemahaman ORMAS Terkait Kewajiban Pelaporan Kegiatan
Penting untuk menilai tingkat kesadaran dan pemahaman organisasi masyarakat (ORMAS) di
kota Cilegon terkait kewajiban untuk memberikan laporan kegiatan minimal 6 bulan sekali. Untuk itu,
dapat dilakukan studi lapangan dan survei terhadap berbagai ORMAS di kota Cilegon. Hasil survei ini
akan memberikan gambaran mengenai sejauh mana kesadaran dan pemahaman mereka tentang
kewajiban pelaporan. Beberapa ORMAS mungkin telah mengikuti prosedur pelaporan dengan baik,
sementara yang lain mungkin kurang memahami pentingnya kewajiban ini.
2. Kendala dan Hambatan dalam Menyusun dan Menyampaikan Laporan Kegiatan
Untuk mengidentifikasi kendala dan hambatan yang dihadapi ORMAS dalam menyusun dan
menyampaikan laporan kegiatan secara berkala, dapat dilakukan wawancara mendalam dengan
perwakilan ORMAS. Beberapa kendala yang mungkin dihadapi termasuk kurangnya pemahaman
tentang proses pelaporan, kesulitan dalam mengumpulkan data kegiatan secara rutin, keterbatasan
sumber daya manusia dan keuangan, serta masalah teknis dalam menyusun laporan yang memenuhi
standar yang ditetapkan.
3. Tingkat Transparansi dan Akuntabilitas ORMAS dalam Melaksanakan Kewajiban Laporan Kegiatan
Evaluasi tentang tingkat transparansi dan akuntabilitas ORMAS dalam melaksanakan
kewajiban laporan kegiatan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan kegiatan yang telah
disampaikan, apakah laporan tersebut memenuhi kriteria transparansi dan akuntabilitas. Selain itu,
dapat pula melibatkan pihak berwenang, masyarakat, dan anggota ORMAS dalam mendapatkan
pandangan mereka tentang tingkat transparansi dan akuntabilitas ORMAS dalam melaporkan kegiatan
mereka.
4. Dampak Kurangnya Kewajiban ORMAS dalam Memberikan Laporan Kegiatan
Kurangnya kesadaran ORMAS dalam memenuhi kewajiban memberikan laporan kegiatan
dapat berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap organisasi tersebut. Masyarakat mungkin
merasa tidak memiliki informasi yang cukup untuk menilai kinerja dan kontribusi ORMAS dalam
komunitas. Selain itu, kurangnya laporan kegiatan juga dapat mengurangi efektivitas pengawasan dari
pihak berwenang dalam memastikan kegiatan ORMAS sesuai dengan tujuan dan peraturan yang
berlaku.
5. Peran Instansi Pemerintah dan Pemangku Kepentingan dalam Mendukung ORMAS dalam Memenuhi
Kewajiban Laporan Kegiatan
Untuk meningkatkan kesadaran dan akuntabilitas ORMAS terkait pelaporan kegiatan, peran
instansi pemerintah dan pemangku kepentingan lain sangat penting. Instansi pemerintah dapat
memberikan dukungan berupa edukasi, pelatihan, dan panduan terkait prosedur pelaporan. Pemangku
kepentingan lain, seperti organisasi masyarakat sipil dan media, juga dapat berperan dalam
mendukung ORMAS untuk memenuhi kewajiban laporan kegiatan dengan mengawasi dan memberikan
informasi kepada masyarakat.
6. Strategi untuk Meningkatkan Kesadaran, Transparansi, dan Akuntabilitas ORMAS dalam
Menyampaikan Laporan Kegiatan Secara Rutin
Strategi yang dapat diusulkan untuk meningkatkan kesadaran, transparansi, dan akuntabilitas
ORMAS dalam menyampaikan laporan kegiatan secara rutin antara lain:
1. Program Edukasi dan Pelatihan: Menyelenggarakan program edukasi dan pelatihan tentang
pentingnya pelaporan kegiatan dan cara menyusun laporan yang baik kepada anggota ORMAS.
2. Pendampingan dan Bimbingan: Memberikan pendampingan dan bimbingan kepada ORMAS dalam
menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan.
3. Sistem Pelaporan yang Mudah: Membuat sistem pelaporan yang sederhana dan mudah diakses
oleh ORMAS, sehingga mereka lebih termotivasi untuk melaksanakan kewajiban ini.
4. Penghargaan dan Pengakuan: Memberikan penghargaan dan pengakuan kepada ORMAS yang
konsisten dalam menyampaikan laporan kegiatan dengan baik.
5. Kampanye Publik: Melakukan kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya transparansi dan akuntabilitas ORMAS.

7. Tingkat Kesadaran ORMAS di Kota Cilegon terkait Pentingnya Memiliki Legalitas yang Sah
Untuk menilai tingkat kesadaran ORMAS di kota Cilegon terkait pentingnya memiliki legalitas
yang sah dan terdaftar sesuai UU No. 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan, dapat
dilakukan studi lapangan dan survei kepada berbagai ORMAS di wilayah tersebut. Hasil dari survei ini
akan memberikan gambaran mengenai sejauh mana kesadaran ORMAS tentang pentingnya memiliki
legalitas yang sah untuk menjalankan kegiatan mereka.
8. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kurangnya Kesadaran ORMAS terkait Proses Pendaftaran dan
Pengurusan Legalitas
Beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya kesadaran di kalangan ORMAS terkait proses
pendaftaran dan pengurusan legalitas meliputi:
1. Kurangnya Informasi: ORMAS mungkin tidak memiliki akses atau pemahaman yang cukup
mengenai prosedur dan persyaratan pendaftaran serta manfaat dari memiliki legalitas yang sah.
2. Kesulitan Birokrasi: Proses pendaftaran dan pengurusan legalitas sering kali melibatkan birokrasi
yang rumit dan memakan waktu, sehingga ORMAS dapat merasa terhalang oleh kendala
administratif.
3. Kurangnya Sumber Daya: Beberapa ORMAS mungkin tidak memiliki sumber daya manusia,
keuangan, atau pengalaman yang cukup untuk mengurus pendaftaran dan pengurusan legalitas.

9. Dampak Kurangnya Kesadaran ORMAS dalam Mengurus Legalitas


Kurangnya kesadaran ORMAS dalam mengurus legalitas dapat berdampak pada beberapa
aspek, termasuk:
1. Status Hukum: ORMAS yang tidak memiliki legalitas yang sah dapat berisiko beroperasi secara ilegal
dan tidak diakui secara hukum.
2. Kepercayaan Masyarakat: Kurangnya legalitas dapat menimbulkan ketidakpercayaan dari
masyarakat terhadap legitimasi dan integritas ORMAS.
3. Kemampuan Kegiatan Terstruktur dan Berkelanjutan: Tanpa legalitas yang sah, ORMAS mungkin
kesulitan untuk melakukan kegiatan secara terstruktur dan berkelanjutan karena terbatasnya akses
ke sumber daya dan dukungan.
10. Perbedaan Tingkat Kesadaran antara ORMAS yang Sudah dan Belum Memiliki Legalitas
Mungkin ada perbedaan tingkat kesadaran antara ORMAS yang telah memiliki legalitas dan
yang belum memiliki legalitas. ORMAS yang sudah memiliki legalitas mungkin memiliki pemahaman
lebih baik tentang pentingnya proses pendaftaran dan manfaatnya. Faktor yang mempengaruhi
perbedaan ini mungkin termasuk tingkat edukasi anggota ORMAS, akses ke informasi, dan dukungan
dari pihak eksternal, seperti lembaga pemerintah atau LSM yang memberikan pendampingan dalam
proses pendaftaran.
11. Peran dan Dukungan Pihak Berwenang dalam Meningkatkan Kesadaran ORMAS tentang
Pentingnya Legalitas
Pihak berwenang, seperti instansi pemerintah setempat dan lembaga terkait, memiliki peran
penting dalam meningkatkan kesadaran ORMAS tentang pentingnya legalitas. Mereka dapat
memberikan informasi, panduan, dan bimbingan mengenai proses pendaftaran dan pengurusan
legalitas. Selain itu, pihak berwenang juga dapat melakukan kampanye edukasi dan meningkatkan
aksesibilitas proses pendaftaran untuk memudahkan ORMAS dalam memenuhi kewajiban hukum
mereka.
12. Strategi untuk Meningkatkan Kesadaran dan Pemahaman ORMAS tentang Pentingnya Legalitas
Beberapa strategi yang dapat diusulkan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman
ORMAS tentang pentingnya memiliki legalitas yang sah antara lain:
1. Sosialisasi dan Edukasi: Melakukan sosialisasi dan edukasi secara intensif kepada ORMAS
mengenai pentingnya legalitas, manfaatnya, serta prosedur pendaftaran dan pengurusan
legalitas.
2. Pendampingan: Memberikan pendampingan dan bimbingan bagi ORMAS dalam proses
pendaftaran dan pengurusan legalitas untuk mengatasi kendala administratif.
3. Simplifikasi Proses: Upaya untuk memfasilitasi proses pendaftaran dan pengurusan legalitas
dengan menyederhanakan prosedur dan meminimalkan birokrasi yang rumit.
4. Penghargaan: Memberikan penghargaan dan pengakuan kepada ORMAS yang telah berhasil
mengurus legalitas sebagai bentuk dorongan positif.
5. Kolaborasi dengan LSM: Bekerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau
organisasi lain yang dapat memberikan bantuan dan dukungan teknis bagi ORMAS dalam
mengurus legalitas.
Dengan menerapkan strategi ini, diharapkan ORMAS di kota Cilegon dapat lebih sadar dan
aktif dalam melaksanakan kewajiban laporan kegiatan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat dan meningkatkan efektivitas pengawasan dari pihak berwenang.
BAB III
PROGRAM DAN RENCANA KERJA

3.1 Program dan Rencana Kerja


Berikut adalah program dan rencana kerja nyata yang dapat diwujudkan untuk
menyelesaikan masalah tentang kurang disiplinnya ORMAS dalam pelaporan dan kurang
kesadarannya tentang legalitas ORMAS:

Program 1: Kampanye Peningkatan Kesadaran


Tujuan: Meningkatkan kesadaran ORMAS tentang pentingnya pelaporan kegiatan secara
berkala dan memiliki legalitas yang sah.
Rencana Kerja:
- Mengadakan seminar, lokakarya, dan diskusi terbuka tentang pentingnya pelaporan
kegiatan dan manfaat legalitas bagi ORMAS.
- Membuat materi edukasi dan menyebarkannya melalui media sosial, situs web, dan
publikasi cetak untuk mencapai lebih banyak ORMAS.
- Melibatkan perwakilan ORMAS dalam kampanye ini untuk membangun dukungan dari
dalam.
Program 2: Fasilitasi Proses Pendaftaran dan Pelaporan
Tujuan: Memudahkan ORMAS dalam proses pendaftaran dan pelaporan kegiatan.
Rencana Kerja:
- Membuat panduan praktis tentang proses pendaftaran dan pelaporan kegiatan yang
jelas dan mudah dipahami.
- Menyediakan bantuan teknis dan dukungan administratif kepada ORMAS yang
membutuhkan dalam proses pendaftaran dan pelaporan.
- Mengadakan bimbingan dan lokakarya khusus untuk membantu ORMAS dalam
menyusun laporan kegiatan yang lengkap dan akurat.
Program 3: Pengawasan dan Insentif
Tujuan: Meningkatkan kepatuhan ORMAS dalam pelaporan dan menggalang motivasi untuk
mengurus legalitas.
Rencana Kerja:
- Memperkuat peran dan kapasitas Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol)
dalam mengawasi pelaksanaan kewajiban pelaporan ORMAS.
- Menerapkan insentif positif, seperti penghargaan dan pengakuan, bagi ORMAS yang
aktif dan tepat waktu dalam melaporkan kegiatan mereka.
- Mengenakan sanksi atau konsekuensi bagi ORMAS yang tidak mematuhi kewajiban
pelaporan dan tidak memiliki legalitas.
Program 4: Pengembangan Jaringan dan Kemitraan
Tujuan: Meningkatkan partisipasi ORMAS dalam jaringan dan kemitraan untuk
mendapatkan dukungan dan akses ke sumber daya yang diperlukan.
Rencana Kerja:
- Membantu ORMAS untuk berkolaborasi dengan pihak-pihak lain, seperti instansi
pemerintah, lembaga donor, dan organisasi lain, untuk memperoleh dukungan dan
bantuan yang dapat membantu mereka dalam memenuhi kewajiban pelaporan dan
pengurusan legalitas.
- Mengadakan forum pertemuan dan sesi perkenalan untuk memfasilitasi pertukaran
informasi dan ide antara ORMAS dan pihak lain yang relevan.
Program 5: Penggunaan Teknologi dan Platform Online
Tujuan: Mempermudah proses pelaporan dan komunikasi antara ORMAS dan pihak
berwenang.
Rencana Kerja:
- Mendorong ORMAS untuk menggunakan teknologi digital, seperti aplikasi mobile atau
platform online, untuk menyampaikan laporan kegiatan secara lebih efisien.
- Mengembangkan platform khusus yang dapat diakses oleh ORMAS untuk memfasilitasi
proses pendaftaran dan pelaporan kegiatan.

Dengan menerapkan program dan rencana kerja ini, diharapkan kesadaran dan
kedisiplinan ORMAS dalam pelaporan dan pengurusan legalitas dapat meningkat secara
signifikan. Peningkatan ini akan membawa manfaat dalam meningkatkan transparansi,
akuntabilitas, dan reputasi ORMAS serta memberikan dampak positif bagi masyarakat dan
pihak berwenang di kota Cilegon.
2.2 Kolaborasi dan Kemitraan
Kolaborasi dan kemitraan yang kuat antara berbagai pihak dapat menjadi kunci
untuk menyelesaikan masalah kurang disiplinnya ORMAS dalam pelaporan dan kurang
kesadarannya tentang legalitas ORMAS. Berikut adalah beberapa bentuk kolaborasi dan
kemitraan yang bisa dilakukan:
1. Pemerintah: Pemerintah daerah dan lembaga terkait, dalam hal ini Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik (Kesbangpol), dapat berkolaborasi dengan ORMAS dalam
memberikan pendampingan dan bantuan teknis untuk memudahkan proses
pendaftaran dan pelaporan kegiatan. Pemerintah juga dapat memberikan insentif
positif bagi ORMAS yang mematuhi kewajiban pelaporan, seperti penghargaan atau
dukungan keuangan.
2. Lembaga Donor dan LSM: Lembaga donor dan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
dapat menjalin kemitraan dengan ORMAS untuk memberikan pelatihan dan
bimbingan terkait manajemen organisasi, administrasi, dan pelaporan kegiatan.
Mereka juga dapat memberikan dukungan teknis dan keuangan untuk membantu
ORMAS dalam memenuhi kewajiban legalitas.
3. Institusi Pendidikan: Institusi pendidikan, seperti perguruan tinggi atau lembaga
pelatihan, dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman ORMAS
tentang pentingnya legalitas dan pelaporan. Mereka dapat menyelenggarakan
seminar, lokakarya, atau program edukasi lainnya untuk memberikan pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan.
4. Media dan Jurnalis: Media massa dan jurnalis dapat berkontribusi dalam
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelaporan dan legalitas
ORMAS dengan menyajikan liputan dan pemberitaan yang informatif tentang
masalah ini.
5. Jaringan ORMAS dan Forum Komunitas: ORMAS dapat membentuk jaringan dan
forum komunitas untuk saling berbagi informasi, pengalaman, dan praktek terbaik
terkait pelaporan dan pengurusan legalitas. Kolaborasi seperti ini dapat memperkuat
kesadaran dan disiplin antara sesama ORMAS.
6. Pengusaha dan Pihak Swasta: Pengusaha dan pihak swasta dapat berperan sebagai
mitra dalam memberikan dukungan keuangan atau sumber daya lainnya kepada
ORMAS yang memiliki legalitas yang sah dan melakukan pelaporan kegiatan dengan
transparan.
7. Pakar Hukum dan Advokat: Kolaborasi dengan pakar hukum dan advokat dapat
membantu ORMAS dalam memahami aspek hukum terkait pendaftaran dan
legalitas. Mereka dapat memberikan konsultasi dan panduan hukum yang relevan.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan dari makalah tentang masalah kurang disiplinnya ORMAS dalam


pelaporan dan kurang kesadarannya tentang legalitas ORMAS adalah sebagai berikut:
1. Pentingnya Pelaporan Kegiatan: Masalah kurang disiplinnya ORMAS dalam pelaporan
kegiatan mengindikasikan pentingnya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman
ORMAS tentang kewajiban pelaporan. Pelaporan kegiatan secara rutin menjadi hal yang
krusial dalam menjalankan organisasi yang transparan, akuntabel, dan dipercaya oleh
masyarakat.
2. Konsekuensi Kurangnya Pelaporan: Kurangnya disiplin dalam melaporkan kegiatan
dapat berdampak negatif pada reputasi ORMAS dan menurunkan tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap organisasi tersebut. Hal ini dapat menghambat potensi dukungan
dan kerja sama dengan pihak lain, termasuk pemerintah dan lembaga donor.
3. Manfaat Legalitas: Kurang kesadaran tentang legalitas ORMAS dapat menjadi kendala
dalam menjalankan kegiatan yang terstruktur dan berkelanjutan. Memiliki legalitas yang
sah memberikan dasar hukum yang kuat bagi ORMAS untuk beroperasi secara resmi dan
mendapatkan pengakuan dari pihak berwenang.
4. Peran Kolaborasi dan Kemitraan: Kolaborasi dan kemitraan dengan berbagai pihak,
seperti pemerintah, lembaga donor, media, institusi pendidikan, dan lainnya, dapat
membantu meningkatkan kesadaran, memberikan dukungan teknis, dan memfasilitasi
proses pendaftaran dan pelaporan ORMAS. Ini menjadi kunci dalam menyelesaikan
masalah dan memberikan dampak positif bagi ORMAS dan masyarakat.
5. Strategi Peningkatan Kesadaran dan Disiplin: Dalam mengatasi masalah kurangnya
disiplin dan kesadaran, diperlukan strategi yang komprehensif, seperti kampanye
edukasi, bantuan teknis, pengawasan yang efektif, dan penerapan insentif positif.
6. Pentingnya Dukungan Pihak Berwenang: Peran pihak berwenang, termasuk Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL), sangat penting dalam memberikan
pengawasan yang konsisten dan memberikan insentif atau sanksi yang sesuai untuk
mendorong ORMAS dalam mematuhi kewajiban pelaporan dan legalitas.
Dengan meningkatkan kesadaran dan disiplin ORMAS dalam pelaporan serta
memahami pentingnya legalitas, diharapkan akan tercipta lingkungan yang lebih
transparan, akuntabel, dan dapat dipercaya oleh masyarakat. Dengan melibatkan berbagai
pihak dan melaksanakan program-program nyata, langkah-langkah tersebut dapat
membantu ORMAS dalam menjalankan peran dan kontribusinya secara lebih efektif dalam
pembangunan dan penguatan masyarakat di kota Cilegon.

1. Pendahuluan: Mulailah dengan memberikan gambaran singkat tentang


tujuan makalah, yaitu untuk menjelaskan mengapa Anda cocok untuk menjadi
kepala Kesbangpol kota Cilegon dan bagaimana kontribusi Anda akan
menguntungkan masyarakat.
2. Profil Diri: Ceritakan tentang latar belakang pribadi Anda, termasuk
pengalaman, pendidikan, dan pekerjaan terkait. Jelaskan bagaimana
pengalaman tersebut dapat mendukung peran sebagai kepala Kesbangpol.
3. Visi dan Misi: Jelaskan visi Anda untuk Kesbangpol kota Cilegon dan
bagaimana Anda akan mencapainya. Tentukan misi Anda dalam menjaga
persatuan, mempromosikan keberagaman, dan menghadapi tantangan politik
yang ada.
4. Isu-isu Politik dan Sosial: Identifikasi isu-isu politik dan sosial yang paling
relevan dan signifikan di kota Cilegon. Berikan analisis singkat tentang setiap
isu dan bagaimana Anda berencana untuk menanganinya.
5. Program dan Rencana Kerja: Gambarkan program-program dan rencana
kerja konkret yang akan Anda implementasikan sebagai kepala Kesbangpol.
Pastikan program-program ini sesuai dengan visi dan misi Anda.
6. Kolaborasi dan Kemitraan: Jelaskan bagaimana Anda akan bekerja sama
dengan pemangku kepentingan lain, termasuk instansi pemerintah, LSM, dan
masyarakat sipil, untuk mencapai tujuan bersama.
7. Kesimpulan: Ringkas kembali poin-poin utama dalam makalah Anda dan
tekankan sekali lagi mengapa Anda adalah kandidat yang tepat untuk posisi
ini.
8. Bibliografi: Jika Anda merujuk atau menggunakan sumber-sumber tertentu
dalam makalah, cantumkan dalam daftar bibliografi.

Anda mungkin juga menyukai