Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

GEOGRAFI PARIWISATA
DIMENSI GEOGRAFI DALAM KEPARIWISATAAN
DOSEN PENGAMPU : Prof. Sugiharto M.Si
Sendi Permana S.Pd M.Sc

KELOMPOK 3

NAMA : Alvin Pratama 3213131035


Della Fazera 3203131026
Rayhan Fadilah 3213131024
Andre Silaban 3213131060
Tasya Sitinjak 3213331015
KELAS GEOGRAFI A

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023

1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT atas kelimpahan rahmat dan karunianya, serta
taufik dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Critical Book Report dan tidak lupa pula
saya berterima kasih kepada dosen mata kuliah Geografi Pariwisata yaitu bapak Prof
Sugiharto M.Si dan Sendi Permana S.Pd M.Sc Pembuatan Critical Book Report ini
bertujuan sebagai tugas mata kuliah Media Pembelajaran. Saya mengucapkan banyak terima
kasih dosen pengampu yang telah membimbing saya dalam pembuatan Critical Book Report
ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penugasan ini masih jauh dari kata
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penugasan berikutnya dikemudian hari. Semoga Critical
Book Report ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri tentunya, serta penulis memohon
maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penugasan tersebut.

Medan, 1 September 2023

KELOMPOK 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
Latar Belakang Masalah ......................................................................................................... 4
Rumusan Masalah .................................................................................................................. 4
Manfaat Penulisan .................................................................................................................. 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
2. 1 Pariwisata sebagai Kajian Geografi ................................................................................ 6
2.2 Perkembangan Geografi Pariwisata ................................................................................. 8
2.3 Pengertian Geografi Pariwisata ........................................................................................ 9
2.4 Pendekatan dan konsep geografi dalam menganalisis kepariwisataan .......................... 10
BAB III .................................................................................................................................... 12
PENUTUP................................................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 13

3
BAB I
PENDAHULUAN
1. 2 Latar Belakang Masalah
Geografi sebagai bidang ilmu yang mengkaji kondisi alam, kondisi manusia, serta
interaksi antara keduanya sangat berperan dalam upaya menyumbang usaha kepariwisataan,
dengan memahami serta mengenali karakteristik unsur-unsur geografi. Memahami unsur-unsur
pariwisata suatu daerah geografi pariwisata merupakan bidang ilmu terapan yang berusaha
mengkaji unsur-unsur geografis suatu daerah untuk kepentingan kepariwisataan.
Unsur-unsur geografis suatu daerah memiliki potensi dan karakteristik berbeda-beda.
Bentang alam pegunungan yang beriklim sejuk, pantai landai yang berpasir putih, hutan dengan
beraneka ragam tumbuhan yang langka, danau dengan air yang bersih, merupakan potensi
suatu daerah yang dapat dikembangkan untuk usaha industri pariwisata. Unsur geografi yang
lain seperti lokasi/letak, kondisi morfologi, penduduk berpengaruh terhadap kemungkinan
pengembangan potensi objek wisata.
Geografi kerap disederhanakan sebagai suatu studi tentang permukaan Bumi. Ilmu ini
melibatkan fenomena dan proses lingkungan, lanskap bumi dan alam manusia di skala lokal
hingga global. Tiga konsep inti geografi: ruang, tempat, dan lingkungan. Geografi adalah
disiplin yang berkaitan dengan pemahaman dimensi spasial, proses lingkungan dan sosial.
Dimensi objek material geografi yang menjadi salah satu inti pariwisata adalah mobilitas
manusia, yaitu pergerakan perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain.
Pemahaman mengenai pergerakan wisatawan penting dalam manajemen dampak
lingkungan dan sosial pariwisata, mempertahankan keuntungan komersial industri pariwisata,
dan dalam perencanaan pembangunan. Perkembangan ilmu geografi juga berkontribusi dalam
geografi pariwisata, terkait dengan pengembangan destinasi pariwisata maupun pola perjalanan
dari tempat asal menuju destinasi. Pemahaman mengenai karakteristik wilayah dan dinamika
penduduk serta pola perwujudan interaksi yang menghasilkan budaya dan adat istiadat menjadi
kajian dengan pendekatan kompleks wilayah.

2. 2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sudut pandang geografi dalam konteks pariwisata?

4
2. Bagaimana geografi pariwisata berkembang dari waktu ke waktu?
3. Mengapa geografi sangat penting kehadirannya dalam pariwisata?
4. Apa saja pendekatan dan konsep geografi dalam menganalisis pariwisata?

1. 3 Manfaat Penulisan
Selain sebagai salah satu tugas mata kuliah Geografi Pariwisata, penyusunan makalah
ini juga bertujuan untuk :
1. Mengetahui sudut pandang geografi dalam konteks pariwisata
2. Memahami perkembangan geografi pariwisata dari waktu ke waktu
3. Mengetahui alasan geografi sangat penting kehadirannya dalam pariwisata
4. Mengetahui jenis pendekatan dan konsep geografi dalam menganalisis pariwisata.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pariwisata sebagai Kajian Geografi
Dalam dua dekade terakhir, hal yang relatif konstan pertumbuhannya adalah aktivitas dan
industri pariwisata. Pariwisata telah menjadi satu fenomena yang membawa kemajuan luar biasa pada
akhir abad lalu, dan tak diragukan lagi pada tahun-tahun mendatang akan terus berkembang (Maryani,
2004). Sebagian besar penduduk dunia mengambil bagian dalam kegiatan pariwisata, sehingga
pariwisata telah menjadi industri paling dinamis dan tercepat pertumbuhannya (UNWTO, 2014).
Semakin pentingnya kedudukan pariwisata dalam kehidupan manusia, telah dikaji oleh berbagai ilmu,
khususnya ilmu sosial seperti antropologi, sosiologi, ekonomi, dan geografi.

Adapun alasan pariwisata menjadi bidang kajian geografi adalah sebagai berikut.

1. Geografi mempelajari variasi ruang. Pariwisata pada dasarnya muncul karena adanya keinginan
wisatawan untuk menikmati variasi permukaan bumi (break from routine). Tujuan utamanya adalah
menghilangkan kejenuhan dan kelelahan, memperoleh kesegaran kembali (refreshing), sehingga dapat
berkreasi kembali (re-creation). Orang yang tinggal di daerah pantai ingin menikmati suasana di sekitar
gunung, sedangkan orang gunung ingin menikmati suasana laut, orang di perkotaan ingin menikmati
kembali suasana desa, sebaliknya orang di perdesaan ingin menikmati keramaian kota. Ruang memiliki
potensi yang berbeda, perbedaan ini menyebabkan munculnya perbedaan produksi hingga terjadi
hubungan antardaerah.

2. Objek kajian material geografi adalah geosfer (lapisan-lapisan bumi), terdiri atas atmosfer yang
membentuk iklim. Hidrosfer berupa laut, danau, sungai, dan air tanah; litosfer berupa pegunungan,
bukit, dataran, gunung api dan gua; biosfer berupa flora dan fauna; serta antroposfer berupa kehidupan
manusia dengan segala aspek budayanya. Geosfer akan menghasilkan berbagai objek wisata baik yang
bersifat alami, sosial, maupun budaya masyarakat. Geosfer memiliki kemenarikan tersendiri bagi
pariwisata baik secara tunggal maupun keterpaduan di antara berbagai mintakat, seperti antara tanah
morfologi dan flora menghasilkan agrowisata dan ekowisata. Pegunungan dengan sistem pertanian
sawah menghasilkan pemandangan yang indah, terlebih jika di lengkapi dengan sungai,danau dan
kenampakan alam lainnya. Manusia dengan berbagai teknologi menghasilkan berbagai rumah adat,
kesenian, dunia fantasi, sea world, monumen, museum, dan sebagainya.

3. Geografi mempelajari aspek alam dengan manusia secara terintegrasi. Geografi selalu melihat
keterkaitan antara

➢ aspek fisik dan non fisik seperti iklim dengan jenis tumbuhan, relief dengan tata air, batuan dengan
kesuburan lahan;
➢ aspek fisik dengan kehidupan termasuk manusia, seperti kesuburan lahan dengan pertanian,
ketinggian dengan penggunaan lahan, tumbuhan dengan jenis peternakan, dan sebagainya;
➢ aspek manusia dengan manusia seperti dalam bahasa untuk berkomunikasi, adat istiadat,
perubahan budaya, hubungan wisatawan dengan masyarakat setempat. Pariwisata erat kaitannya
dengan pemanfaatan ruang oleh manusia. Ruang dapat berupa daya tarik objek wisata, sarana
wisata, transportasi, dan pengembangan daerah tujuan wisata. Keterpaduan antara aspek fisik dan
manusia sangat diperlukan untuk meningkatkan nilai jual produk wisata dalam bentuk penataan,
pengelolaam, pemasaran, dan pembuatan paket-paket wisata.
4. Geografi selalu mengkaji hubungan antarfenomena dalam ruang, dan dampak suatu aktivitas terhadap
ruang. Akibat interaksi yang terus- menerus akan menghasilkan perubahan-perubahan, baik terhadap

6
ruang maupun manusia itu sendiri. Pariwisata selalu menimbulkan pengaruh secara positif dan negatif,
seperti perubahan penggunaan lahan yang tidak terkendali akibat banyaknya hotel atau fasilitas wisata
lain, vandalisme, kerusakan habitat, efek peniruan oleh masyarakat lokal sebagai hasil dari interaksi
dengan wisatawan yang berbeda budayanya. Dampak positif yang ditimbulkan oleh pariwisata antara
lain semakin terbukanya wawasan penduduk, penataan lingkungan yang lebih rapi dan serasi.
Pengembangan pariwisata bukan hanya menimbulkan pengaruh bagi suatu tempat yang memiliki
kemenarikan objek wisata, tetapi juga menimbulkan pengaruh bagi tempat lain yang ada di sekitarnya.

5. Geografi selalu berkaitan dengan struktur, bentuk dan pola penggunaan lahan. Pariwisata
membutuhkan struktur ruang untuk kenyamanan, keamanan, dan fungsionalis sesuai kondisi lahan.
Pariwisata pun menjadi bagian dari bentuk penggunaan lahan. Dalam pariwisata selalu dikenal suatu
zonasi penggunaan lahan untuk kawasan wisata-wisata, fasilitas wisata, sehingga kebutuhan dan
kenyamanan wisatawan selama mengunjungi destinasi wisata dapat di penuhi.

Dalam mengkaji pariwisata, geografi menggunakan beberapa prinsip. Prinsip pertama adalah
keruangan. Ruang merupakan tempat atau wadah berlangsungnya suatu aktivitas atau suatu
fenomena/objek berada (prinsip korologi atau keruangan). Dalam ruang akan berhubungan dengan
konsep lokasi (where and why is it there), faktor apa yang memengaruhi lokasi suatu fenomena,
mengapa suatu hal berlokasi di suatu tempat dan tidak di tempat lain, dapat dipindahkan, apabila tidak
faktor apa yang mengikat, sehingga tidak dapat dipindahkan ke tempat lain.

Keberadaan objek wisata pada umumnya berkaitan dengan suatu lokasi, baik ditinjau dari
keadaan alam suatu tempat, budaya masyarakat dengan segala ciptaannya, maupun gabungan antara
keduanya. Permasalahan keberadaan objek dalam pariwisata adalah bagaimana menjangkau lokasi
objek tersebut, dan merangkaikan objek wisata tersebut menjadi satu kesatuan akses dengan objek
lainnya yang berdekatan, sehingga memberikan variasi. Contoh keberadaan Saung Angklung Ujo,
walaupun kesenian tersebut cenderung dapat dipentaskan di mana saja, tetapi keterampilan dan keahlian
membuat dan memainkan angklung terikat pada budaya masyarakat setempat, sehingga tidak dapat
membuka cabang di lokasi lain. Ciri khas dari pagelaran Saung Ujo adalah bengkel (workshop)
pembuatan angklung yang dimiliki secara turun- temurun oleh masyarakat setempat. Pemain
angklungnya adalah anak- anak yang keterampilannya juga dimiliki karena telah terbiasa dilatih sehari-
hari, sehingga angklung merupakan kebudayaan yang terikat pada lokasi masyarakat termasuk orang
tua dan anak-anaknya.

Prinsip kedua adalah penyebaran (spatial distribution). Penyebaran menunjukkan adanya


perbandingan lokasi dari berbagai objek wisata dan fasilitas wisata dalam ruang. Dengan melihat
penyebaran, dapat diidentifikasi permasalahan yang timbul berkenaan dengan jarak, kemudahan
jangkauan (aksesibilitas), kelangkaan fasilitas atau terakumulasinya suatu fasilitas di suatu tempat,
sehingga muncul persaingan yang tidak sehat. Dengan melihat penyebaran suatu objek dan fasilitas
wisata, lamanya perjalanan, serta variasi objek wisata, melalui peta para praktisi pariwisata dapat
membuat paket-paket wisata, jadwal perjalanan wisata (itenarary), jangka waktu berwisata ke suatu
tempat, dan harga wisata yang ditawarkan.

Prinsip penyebaran erat pula kaitannya dengan prinsip ketiga, yaitu relasi (relation). Hubungan
antara daerah asal dengan daerah tujuan, hubungan antarobjek wisata di suatu daerah, hubungan antara
objek wisata dengan fasilitas wisata, hubungan pengembangan wisata dengan masyarakat,. Sebagai
contoh, untuk mengembangkan objek wisata harus tersedia fasilitas seperti listrik, air bersih, jalan,
keamanan, kebersihan, bahkan sekolah pariwisata sebagai penyedia tenaga terdidik. Keseluruhan itu
tidak hanya dibutuhkan secara sepihak, namun seluruh pihak hendaknya saling berhubungan dan saling
bergantung satu sama lain (relationship dan interdependency).

Prinsip keempat adalah deskripsi (description), yaitu kegiatan menjelaskan atau


menggambarkan keadaan objek wisata atau fasilitas wisata, dalam bentuk lisan, tulisan, peta, tabel,
grafik, dan media lainnya. Dengan demikian, setiap orang dapat memahami dan mengerti tentang
keberadaan, perkembangan, perencanaan dan prognosis suatu aktivitas yang di lakukan yang
berhubungan dengan pengembangan pariwisata.

7
2. 2 Perkembangan Geografi Pariwisata
Perkembangan geografi pariwisata tidak dapat dipisahkan dari perkembangan geografi itu
sendiri. Geografi pada masa sebelum masehi erat kaitannya dengan perjalanan-perjalanan dengan
berbagai tujuan, di antaranya mencari pembuktian suatu ilmu, perdagangan, mencari daerah jajahan,
penyebaran agama, dan hubungan diplomatik. Hasil perjalanan tersebut tidak hanya menghasilkan
informasi mengenai daerah yang sudah diketahui, tetapi juga daerah-daerah yang baru ditemukan.
Pengalaman perjalanan ditulis secara rinci mengenai bagaimana keadaan alam, masyarakat, dan
keunikan wilayahnya. Untuk memperjelas dan memudahkan perjalanan berikutnya, maka dibuat sketsa.
Diskripsi seperti itu dikenal dengan aliran ideografi yang dapat mendorong pembaca termotivasi untuk
mengunjungi berbagai daerah di permukaan bumi.

Geografi tertarik secara mendalam pada bidang pariwisata sejak tahun 1930-an (Pearce, D. G.1989).
Pada saat itu, pertumbuhan penduduk mulai meningkat. Meningkatnya penduduk telah menyebabkan
perubahan penggunaan lahan, baik untuk permukiman, jalan, dan bangunan lain, sehingga lahan
pertanian cenderung terus berkurang. Selain itu, adanya kebutuhan yang meningkat akan second home
bagi masyarakat kota, serta perluasan lahan-lahan terbangun di perdesaan dalam bentuk villa, cottage,
dan rumah peristirahatan lain. Tekanan penduduk terhadap lahan pun menjadi sangat tinggi. Dilema
inilah yang mendorong munculnya penelitian para ahli geografi untuk mengkaji pariwisata dari sudut
perubahan penggunaan lahan dan dampaknya terhadap kehidupan sosial ekonomi penduduk, khususnya
di daerah-daerah yang potensial sebagai tujuan wisata, dan perbandingan daya tarik wisata di beberapa
kawasan.

Topik penelitian pariwisata menurut Pearce, D. G (1989) pada waktu itu antara lain:

1. Lokasi dan distribusi macam-macam bentuk kepariwisataan di Reisen Gebirge (Poser, 1939).

2. Dampak pariwisata terhadap penggunaan lahan (Mc Murray, 1930, Brown, 1935, Brown, 1935).

3. Konsentrasi pariwisata terhadap aspek ekonomi penduduk (Carlson, 1930).

4.Studi perbandingan daya tarik objek wisata pegunungan (inland) dan laut (seaside) (Gibert,
1939,1949).

5. Gerakan-gerakan orang kaitannya dengan sumber daya wisata di suatu wilayah (Meige, 1933).

6. Aspek ekonomi dari perkembangan pariwisata (Carlson, 1938).

7. Potensi kota sebagai daerah kawasan wisata (Jones, 1933, Eiselen, 1945).

Sejak saat itu, topik-topik pembahasan pariwisata oleh para ahli geografi semakin beragam seperti
pemanfaatan taman kota sebagai tempat rekreasi, wisata alternatif, ekowisata, segmentasi wisatawan,
perilaku dan motivasi wisatawan serta pengembangan daerah tujuan wisata. Buku geografi pariwisata
pun terbit dengan menggunakan berbagai istilah sebagai berikut.

1. Boniface, Brian G. dan Christoper Cooper, 1987, The Geography of Travel and Tourism, London:
Heineman.

2. Burton, Rosemary, 1991, Travel Geography, London: Pitman.

3. Geofree, 1989, Tourism Economic, Physical and Social Impacts, New York: Longman.

4. Hall C. M, dan S. J. Page, 1999, The Geography of Tourism and Recreation, Environment, Place and
Space, New York: Routledge.

5. Inskeep, 1984, Tourism, Planning, and Integrated Sustainable Development Approach, New York:
Van Norstand Reinhold.

8
6. Ioannides, D dan Debbage, K, eds, 1998, The Economic Geogaphy of the Tourism Industry: Supply
Side Analysis. New York: Routledge.

7. King, Leslie, J. dan Reginald Golledge, 1978, Cities, Space and Behavior, The Element of Urban
Geography, New York: Prentice Hall Inc.

8. Lavery, Patrick (penyunting), 1971, Recreational Geography, Kanada: Douglas Davis.

9. Oppermann, M, 1997, Geography and Tourism Marketing. Albany, New York: Haworth Press, Inc.

10. Robinson, 1986, Geography of Tourism, London: McDonalad and Evans Ltd.

11. Shaw, G. dan Williams, A. M, 1994, Critical Issues in Tourism: A Geographical Perspective. UK
Blackwell.

12. Williams,S, 1998,Tourism Geography. New York: Routledge

Seiring dengan berkembangnya kemajuan dalam bidang teknologi informasi khususnya media masa
dan transportasi, aliran wisatawan makin meluas. Kemenarikan dan keunikan suatu wilayah menjadi
semakin terbuka. Jenis pariwisata berkembang dalam bentuk artikel maupun penelitian seperti MICE,
sport tourism, ecotourism, edutourism, dan dark tourism.

2. 3 Pengertian Geografi Pariwisata


Pariwisata merupakan salah satu objek material geografi karena pariwisata tercakup dalam
dimensinya. Dimensi ini menurut Williams dan Lew (2015) diantaranya:
1. interaksi manusia-lingkungan dan landscape,
2. konservasi, manajemen lokasi dan lingkungan,
3. persepsi ke lingkungan dan sense of place,
4. spatial behavior dan mobilitas manusia.
Dimensi objek material geografi yang menjadi salah satu inti pariwisata adalah
mobilitas manusia. United Nation World Tourism Organization (UNWTO) mengembangkan
pengertian pariwisata sebagai aktivitas travelling di lingkungan yang baru dan berbeda dengan
lingkungan asalnya untuk melakukan kegiatan wisata menikmati waktu senggang.
“Tourism is the activities of persons travelling to and staying in places outside their
usual environment for not more than one consecutive year for leisure, business or other
purpose” (Pariwisata adalah aktivitas seseorang yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di
tempat di luar lingkungan tempat tinggalnya tidak lebih dari setahun berturut-turut untuk
memanfaatkan waktu senggang, berbisnis, atau kepentingan lain).
Aktivitas pada lingkungan yang baru terlebih dahulu membutuhkan pergerakan
wisatawan dari daerah asalnya menuju daerah baru yang dituju sebagai lokasi aktivitas
berwisata. Pergerakan sebagai salah satu inti pariwisata juga disampaikan dalam konsep
pariwisata oleh Matthieson dan Wall dalam Mason (2003) yang menekankan pariwisata
sebagai pergerakan manusia dari daerah asal menuju daerah tujuan.
“Tourism is the temporary movement of people to destinations outside their normal
places of work and residence, the activities undertaken during the stay in those destinations,
and the facilities created to cater for their needs” (Pariwisata adalah perjalanan sementara
orang menuju destinasi di luar tempat kehidupan normalnya bekerja dan tinggal, aktivitas yang

9
dilakukan selama tinggal di destinasi, dan fasilitas yang disediakan untuk melayani kebutuhan
mereka)
Pergerakan wisatawan sebagai hal mendasar dalam geografi pariwisata juga
disampaikan oleh Pearce (1981). Menurut Pearce, pergerakan wisatawan merupakan satu dari
enam komponen utama dalam geografi pariwisata. Keenam komponen tersebut diantaranya:
1. pola keruangan supply,
2. pola keruangan demand,
3. geography of resort,
4. pergerakan wisatawan,
5. dampak pariwisata,
6. model ruang pariwisata.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa geografi pariwisata merupakan
bagian dari ilmu geografi dengan salah satu pembahasannya menitikberatkan pada pergerakan
wisatawan. Pemahaman mengenai pergerakan wisatawan penting dalam manajemen dampak
lingkungan dan sosial pariwisata, mempertahankan keuntungan komersial industri pariwisata,
dan dalam perencanaan pembangunan baru (Boniface & Cooper, 2005). Perkembangan ilmu
geografi juga berkontribusi dalam geografi pariwisata, terkait dengan pengembangan destinasi
pariwisata maupun pola perjalanan dari tempat asal menuju destinasi. Pemahaman mengenai
karakteristik wilayah dan dinamika penduduk serta pola perwujudan interaksi yang
menghasilkan budaya dan adat istiadat menjadi kajian dengan pendekatan kompleks wilayah.
2. 4 Pendekatan dan konsep geografi dalam menganalisis kepariwisataan
Pendekatan dan konsep geografi sangat penting dalam menganalisis kepariwisataan karena
mereka membantu kita memahami bagaimana fenomena pariwisata terjadi, bagaimana
pengaruhnya terhadap lingkungan dan masyarakat, serta bagaimana mengelola pariwisata
dengan berkelanjutan. Berikut ini adalah beberapa pendekatan dan konsep geografi yang
relevan dalam analisis kepariwisataan:

• Pendekatan Spasial: Pendekatan ini fokus pada analisis spasial fenomena pariwisata.
Ini mencakup pemetaan dan pemahaman pola perjalanan wisatawan, distribusi atraksi
pariwisata, dan penggunaan lahan untuk tujuan pariwisata. Analisis ini membantu
dalam perencanaan pengembangan pariwisata dan pengelolaan sumber daya alam.
• Pendekatan Regional: Pendekatan ini mempertimbangkan peran wilayah atau daerah
dalam pengembangan pariwisata. Ini mencakup identifikasi dan analisis kawasan
wisata, termasuk karakteristik geografis, budaya, dan ekonomi yang memengaruhi
pariwisata di suatu wilayah.
• Pendekatan Ekologi: Pendekatan ini fokus pada dampak lingkungan dari pariwisata. Ini
melibatkan analisis terhadap kerusakan lingkungan, konflik dengan konservasi alam,
dan upaya pelestarian alam dalam konteks pariwisata. Konsep seperti ekowisata dan
pembangunan berkelanjutan sangat penting dalam pendekatan ini.
• Pendekatan Budaya: Pariwisata sering kali berkaitan erat dengan aspek budaya suatu
daerah. Pendekatan ini mencakup analisis terhadap warisan budaya, identitas budaya,
dan dampak pariwisata terhadap budaya lokal. Penting untuk mempertahankan dan
menghormati budaya setempat dalam pengembangan pariwisata.

10
• Pendekatan Sosial-Ekonomi: Pendekatan ini memeriksa dampak pariwisata terhadap
masyarakat lokal, termasuk aspek ekonomi, sosial, dan politik. Ini mencakup analisis
tentang lapangan pekerjaan, distribusi pendapatan, dan hubungan antara masyarakat
lokal dan wisatawan.
• Konsep Destinasi Pariwisata: Konsep ini mencakup pemahaman tentang bagaimana
destinasi pariwisata terbentuk dan berkembang. Destinasi pariwisata tidak hanya terdiri
dari atraksi, tetapi juga infrastruktur, aksesibilitas, akomodasi, dan layanan yang
tersedia untuk wisatawan.
• Konsep Mobilitas Wisatawan: Ini adalah konsep penting yang mempertimbangkan
bagaimana wisatawan bergerak dan menghabiskan waktu di berbagai lokasi pariwisata.
Ini mencakup analisis perjalanan, transportasi, dan interaksi wisatawan dengan
destinasi.
• Konsep Dampak Pariwisata: Ini melibatkan pemahaman tentang dampak positif dan
negatif pariwisata, termasuk ekonomi, lingkungan, budaya, dan sosial. Analisis dampak
membantu dalam pengambilan keputusan untuk mengelola pariwisata dengan lebih
baik.
Pendekatan dan konsep geografi ini bekerja bersama-sama untuk memberikan pemahaman
yang lebih baik tentang bagaimana pariwisata memengaruhi dunia dan bagaimana kita dapat
mengelolanya dengan berkelanjutan, sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi
masyarakat lokal dan lingkungan.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun alasan pariwisata menjadi bidang kajian geografi adalah sebagai berikut.

1. Geografi mempelajari variasi ruang. Pariwisata pada dasarnya muncul karena adanya keinginan
wisatawan untuk menikmati variasi permukaan bumi (break from routine). Tujuan utamanya adalah
menghilangkan kejenuhan dan kelelahan, memperoleh kesegaran kembali (refreshing), sehingga dapat
berkreasi kembali (re-creation). Orang yang tinggal di daerah pantai ingin menikmati suasana di sekitar
gunung, sedangkan orang gunung ingin menikmati suasana laut, orang di perkotaan ingin menikmati
kembali suasana desa, sebaliknya orang di perdesaan ingin menikmati keramaian kota. Ruang memiliki
potensi yang berbeda, perbedaan ini menyebabkan munculnya perbedaan produksi hingga terjadi
hubungan antardaerah.

2. Objek kajian material geografi adalah geosfer (lapisan-lapisan bumi), terdiri atas atmosfer yang
membentuk iklim. Hidrosfer berupa laut, danau, sungai, dan air tanah; litosfer berupa pegunungan,
bukit, dataran, gunung api dan gua; biosfer berupa flora dan fauna; serta antroposfer berupa kehidupan
manusia dengan segala aspek budayanya. Geosfer akan menghasilkan berbagai objek wisata baik yang
bersifat alami, sosial, maupun budaya masyarakat. Geosfer memiliki kemenarikan tersendiri bagi
pariwisata baik secara tunggal maupun keterpaduan di antara berbagai mintakat, seperti antara tanah
morfologi dan flora menghasilkan agrowisata dan ekowisata. Pegunungan dengan sistem pertanian
sawah menghasilkan pemandangan yang indah, terlebih jika di lengkapi dengan sungai,danau dan
kenampakan alam lainnya. Manusia dengan berbagai teknologi menghasilkan berbagai rumah adat,
kesenian, dunia fantasi, sea world, monumen, museum, dan sebagainya.

3. Geografi mempelajari aspek alam dengan manusia secara terintegrasi. Geografi selalu melihat
keterkaitan antara

➢ aspek fisik dan non fisik seperti iklim dengan jenis tumbuhan, relief dengan tata air, batuan dengan
kesuburan lahan;
➢ aspek fisik dengan kehidupan termasuk manusia, seperti kesuburan lahan dengan pertanian,
ketinggian dengan penggunaan lahan, tumbuhan dengan jenis peternakan, dan sebagainya;
aspek manusia dengan manusia seperti dalam bahasa untuk berkomunikasi, adat istiadat, perubahan
budaya, hubungan wisatawan dengan masyarakat setempat. Pariwisata erat kaitannya dengan
pemanfaatan ruang oleh manusia. Ruang dapat berupa daya tarik objek wisata, sarana wisata,
transportasi, dan pengembangan daerah tujuan wisata. Keterpaduan antara aspek fisik dan manusia
sangat diperlukan untuk meningkatkan nilai jual produk wisata dalam bentuk penataan, pengelolaam,
pemasaran, dan pembuatan paket-paket wisata.

3.2 Saran
Dengan terdefenisinya geografi pariwisata maka kita dapat mengetahui seberapa penting
pariwisata dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu diharapkan kepada pembaca agar dengan
terbacanya makalah kami ini dapat menambah wawasan kita secara luas dan dapat menerapkan
pentingnya pariwisata dalam aktivitas dan kreativitas manusia

12
DAFTAR PUSTAKA
Junaedi, I. (2018). Pendidikan Berbasis Pariwisata: Pengalaman Belajar di Lokasi
Wisata.Pustaka Pelajar.
Rahardjo, M. (2017). Pendidikan dalam Perjalanan: Pendidikan Pariwisata Berbasis
Budaya.PT Balai Pustaka.
Ratnawulan, D. (2020). Pariwisata Edukatif: Strategi Pendidikan dan Pembelajaran di
IndustriPariwisata. Deepublish.
Hidayat, N. (2019). Pendidikan Karakter Melalui Pariwisata Edukatif. Prenada Media.
Sumaryanto, B. (2016). Pendidikan di Era Global: Pariwisata Pendidikan sebagai
PendekatanPembelajaran Aktif. Deepublish.
Fitriyah, S. (2019). Eduwisata: Pendidikan Melalui Pariwisata. PT Balai Pustaka

13

Anda mungkin juga menyukai