Anda di halaman 1dari 34
2, TINJAUAN PUSTAKA 2.1, Definis! Bowling Bowling adalah jenis olahraga atau permainan yang dimainkan dengan ‘menggelindingkan bola _khus is. menggunakan s (tu tangan. Bola boling akan digelindingkan ke pin yang berjumlah sepuluh buah yang telah disusun menjadi bentuk segitiga jika dilihat dari atas. Jika semua pin dijatuhkan dalam sekali gelinding (lemparan) maka itu disebut sttke. Jika pin tidak dijatubkan sekaligus maka diberikan satu kesempatan lagi untuk menjatublan pin yang tersisa Bilamana pada /emparan kedua tidak ada lagi pin tersisa disebut spare. Jika setelah dua kali masih ada pin yang tersisa maka disebut open frame (missed) yang kesemuanya itu akan menentukan perhitungan angka yang didapat dalam setiap game. Pin akan kembali disusun seperti semula untuk frame selanjutaya Cara perhitungan angka untuk olahraga ini adalah: + Setiap permainan mempunyai 10 jrame + Setiapsrame mempunyai 2 kok yang melambangkan dua kali kesempatan Jemparan + Khusus padafiameke 10 ada 3 kotak yang artinya bisa mempunyai ‘kesempatan 3 Kali lemparan ‘+ Skor tertinggi dalam setiap permainannya adalah 300 yang disebut perfect game + Setiap frame strike akan mendapatkan tambahan angka dari 2 lemparan selanjutnya, sedangkan untuk spare mendapat tambahan angka dari 1 Jemparan selanjutnya 2.1.1. Sejarah Bowling Bowling sebenamya termasuk olahraga tua, yaitu dikenal sekitar 7000 tabun yang silam dengan pembuktian para abli yang menemukan dalam kuburan- knuburan tua Mesir Kuno Permainan lempar melempar juga ditemmui pada jaman Romawi, Phunicia dan Karthago namun bukti-bukti belumlah tersedia. Akan tetapi yang pasti pada 10 Universitas Kristen Petra tahun 1950 sebelum Masehi Ketika Julius Caesar berkuasa, rakyat di daerah Alpine, Italia gandrung memainkan apa yang disebut “Bocce”. Banyak nama untuk menyebutkan permainan itu kemudian, yaitu Bowls Skittles, Kegling Nine Pin, Dutch Pin dan Quilles. Berdasarkan catatan, orang Jerman pertama yang ‘memainkan bowling dikaitkan dengan upacara Agama. makdsudnya ialah Kegle diibaratkan setan. Orang dipersilahkan menggunakan batu atau semacam bola yang tertuju pada Kegle, andaikata semua rubub berarti kehidupannya bersih. Abad ke 14, permainan Bowling terkenal di Inggris. Meskipun mendapat tantangan, bahkan raja Edward I mengeluarkan undang-undang untuk ‘menghentikan permainan itu, tapi tak mampu menghambat. Tahun 1455 yang semula hanya dilakukan di lapangan beranjak ke gelanggang di bawah atap. Di Irlandia, Skotlandia dan pada tahun 1600 — an mulai dikenal di Amerika yang dibawa oleh orang — orang Belanda, bahkan pada tahun 1895 terbentuk organisasi Bowling Amerika (4merican Bowling Congress) dan kini peminat olahraga itu sekitar 10 juta orang. Kemajuan teknologi membawa perubahan besar dati Amerika Serikat menyebar ke benua Eropa dan pada tahun 1960 — an memasuki benua Asia Seperti Jepang, Philippina, Muangthai, Singapura dan pada tahun 1970 i Jakarta. Bowling, nama asli olahraga yang mulai populer di Indonesia tahun 1970 ini, Tahun 1983 mulai diperkenalkan istilah dalam bahasa Indonesia dengan nama Bowling, yaitu singkatan dari bola gelinding oleh menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Achmad Thahir ketika menjadi ketua panitia kejuaraan Bowling antar klub memperebutkan piala Presiden Soeharto, Ketika pertumbuhan ekonomi di Indonesia semakin mantap, di Hotel Kartika Plaza pada tahun 1970, tepatnya bulan Agustus dibuka sebuah pusat olahraga Bowling dengan 16 jalur lines), mesin buatan Brunswick. Dalam waktu yang amat singkat, jenis permainan ini menarik banyak peminat dari berbagai kalangan pengusaha pegawai, ABRI, mahasiswa, pelajar, bintang film dan ibu-ibu rumah tangga Bermula dari hasrat mengendorkan urat syarat, bersantai dan mengisi waktu Juang, tapi lama-kelamaan terpikir untuk menadu kepandaian antar satu sama Jain. timbulah kompetisi, juga timbul hasrat bergabung dalam suatu kelompok Munculah nama-nama perkumpulan olahraga Bowling seperti: The Metropolitan "1 Universitas Kristen Petra Commercial, Berkat, Th. Cutter, Free Lance, Alexander, Amore Club, The Step, Aki Jenggot, Tjendana dan Biangos. Lahirnya berbagai kiub mengilhami berdirinya suatu Wadah organisasi, yang bisa mengawasi perkembangan Klub dan memikirkan Kemajuan olahraga ini dengan pemikiran ke depan, seandainya permainan bowling menyebar di seluruh Indonesia, seandainya pebowling Indonesia mau ikut bertanding ke Iuar negeri, tentu membutuhkan suatu wadah, Maka atas prakarsa M. A. Suganda dari perkumpulan Bowling Metropolitan bersama M. Q Amirudin, diundang semua klub untuk membicarakan pembentukan wadah. Tepatnya tanggal 6 Oktober 1970, klub yang hadir sepakat mendirikan suatu wadah organisasi yang diberi nama Persatuan Bowling Indonesia disingkat PBI. ( Husni 107 ). 2.1.2. Lapangan dan peralatan olahraga bowling Olahraga Bowling dimainkan dalam ruangan khsus yang dibuat untuk olahraga ini. Tersedia beberapa jalur lemparan dengan panjang lintasan sebesar 18,75 m dan lebar sebesar 100 cm. Untuk bidang lintasan bowling sebaiknya dari lantai kayu yang licin dan halus. Finishing yang digunakan cenderung pemis. Bowling dilengkapi dengan pin botol yang beratnya masing — masing 1,14kg dengan tinggi 37 cm disusun sedemikia rupa sebanyak 10 buah dengan jarak masing - masing 30cm, 12 Universitas Kristen Petra I i a! I a @® we i 7 Ye t | yrepns “ ‘| 1 | sony Ou uasrgnavan a © sumunan can Peranaaan pn Ditemat nt jo boa yong Feet Hind nom Rr @ T L @ @ lier dona an ukaran ams eat lr Bidang yang melebar pedo rsosam 4 lolx: =e Universitas Kristen Petra D pote Bins: strata: Gera pm ars: E)Paan nan ondng pane (Pan dng (taper , B Potengan + ii li i 3 } © Sorgen model nora @ Bidang balck sasaren Lintasan aspal adalah lintasan yang khusus untuk olah raga, yang sangat baik untuk lapisan bola. Jalur dengan panjang 19,50 m dan lebar bidang lintasan bola 1,50 m (paca samping dengan pita-pita) ‘termasuk 1,34 m (pada batas sisi dengan jalurbola yang salah} dari aspal atau bahan sintetis -» (7) - 4) Lintasan papan yang tabal (sebuah jalur dan kayu), dapat dibuat dengan bahan sintetis > G. Keistimewaan dari jalur kayu kemiringannya dari 10 cm, diukur dari papan lintasan bola sampai ke bagian terdepan dari letzk sasaran. Bidang lintasan panjang 23,50 m dan lebar 0,35 rm, merupakan lintasan papan tebal san gunting yang juga lintasan boling dari kayu (atau bahan sintetis lain) + 6). Bidang lintasen dilebarkan setelah jeraknya 9,5 m ke titic tengah kotak sasaran selebar 1,25 m. ( bee ean} 999 +} ae 4 a @ sats ving yang rangkap (Gambar 2.1.) Contoh gambar dimensi lapangan bowling dan atandart dalam. perencanaan lapangan ( Sumber : Neufert 1996, P 187) 14 Universitas Kristen Petra 2.1.3. Arena Bowling Olahraga bowling dimainkan dalam ruangan khusus, oleh karena it 5 m) Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pencahayaan, dipakai beberapa type lampu sebagai berikut 1) Flood Light, lampu yang menghasilkan sudut pencahayaan sebesar 1000 — 1800 2) Sot Light, lampu dengan hasil cahaya yang memencar, sehingga tidak banyak menimbulkan bayangan 3) Special Flood Light, lampu dengan sudut kasus kurang dari 1000 4) Reflector Spotlight, merupakan reflektor yang sederhana dan mudah menyesuaikan dengan sudut pencahayaan dan pengoperasian 5) Sealed Beam Lamp, lampu dengan reflektor bervariasi 33 Universitas Kristen Petra 6) Lens Spotlight, terdiri dari lensa sederhana dengan atau tanpa reflektor 7) Profile Spotlight, lampu yang menghasilkan sudut pencahayaan yang kuat dan dapat disesuaikan silhuette yang dikehendaki 8) Effects Sportlight, untuk menghasilkan proyeksi yang sama dengan obyelnya 9) Bifocal Spotlight, efek spotlight yang dilengkapi dengan dua saklar atau lebih, sehingga dapat digunakan sebagai lampu dengan sudut pencahayaan yang kuat dan lemah serta kombinasinya 2.8 Sistem Penghawaan Sistem Penghawaan ( Thermal System ) Merupakan pengaturan sirkaulasi udara dalam muang, berupa penghawaan alamiah melalui bukaan / ventilasi maupun penghawaan buatan yaitu dengan sistem AC atau penghawaan lainnya yaitu exhauser fan. Tujuan dari direncanakan penghawaan ini adalah terwujudnya kenyamanan user dengan standart kenyamanan rang, yaitu 1) Temperatur Udara : 18° - 26° Celcius 2) Pergerakan Udara : 0,1 —0,15 m/s 3) Kelembaban Relatif : 50% - 55% 4) Kebutuhan Udara Bersih : 0,85 m’ /s / orang Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif seseorang tethadap lingkungannya. 2.8.1 Penghawaan Alami (Natural Thermal ) Penghawaan Alami (natural thermal) adalah sistem penghawaan yang menggunakan udara alam sebagai sumber penghawaan. Sifat dari penghawaan alami adalah permanen, Karena udara yang dihasilkan oleh alam tidak akan habis. Untuk penghawaan alami ini biasanya melalui bukaan-bukaan dan ventilasi udara yang lain. Contohnya seperti jendela, pintu, ventilasi udara serta bukaan-bukaan yang lain yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan penghawaan yang diperoleh dari Universitas Kristen Petra alam. Untuk merancang sistem penghawaan alami diperlukan beberapa syarat aval, yait a) Tersedianya udara luar yang sehat (bebas dari bau, debu dan polutan lain yang menggangu) ») Suhu udara luar tidak terlalu tinggi (maksimal 28° C) ©) Tidak banyak bangunan disekitar yang akan menghalangi aliran udara horizontal (sehingga angin menembus lancar) 2.8.2 Penghawaan Buatan (Artificial Thermal) Penghawaan Buatan (artificial thermal) adalah sistem penghawaan yang menggunakan udara buatan. sifat dari penghawaan buatan ini hanya sementara saja, tidak dapat digunakan untuk selamanya. Artinya tergantung pada adanya sumber listrik atau energi listrik yang ada Beberapa keuntungan pemakaian AC adalah sebagai berikut 1) Subu udara lebih mudah disejukkan dan diatur. 2) Kecepatan dan arah angin mudah diatur 3) Kelembaban mudah diatur 4) Kebersihan udara dapat dijaga 5) Karena ruang AC tertutup, maka diperoleh keuntungan sampinga yaitu Kenyamanan akustik dan ketenangan 6) Serangga terbang dapat dicegah masuk ke dalam ruangan 7) AC keluaran baru dilengkapi dengan pembangkit ion negative (jonizier) yang dapat membunuh bakteri, jamur dan mengikat biang bau serta memiberi efek segar pada udara ruang, Ada banyak tipe mesin AC, namun secara garis besar dapat dibagi sebagai berikut: a, AC Unit (Unit AC) Tipe AC unit ini dibagi menjadi 2 jenis paket, yaitu 1) Tipe Paket Tunggal 35 Universitas Kristen Petra Tipe Paket Tunggal dikenal sebagai tipe jendela (windows type). Pada tipe ini seluruh bagian AC ada dalam satu wadah. AC tipe ini dipasang dengan cara ‘meletakkan mesin langsung menembus dinding. —al Gambar 2.12. Unit indoor AC split yang dipasang di dinding ‘Sumber : Satwiko, (2004, p. 6) 2) Tipe Paket Pisah Tipe paket pisah dikenal sebagai tipe split (split type). Sesuai namanya, AC ini mempunyai dua bagian terpisah yaitu unit dalam ruang (indoor unit) dan unit Iuar (outdoor unit), Berdasarkan pemasangannya tipe terpisah ini masih dibagi lagi menjadi a) Tipe langit-langit/dinding (ceiling/wall type): indoor unit dipasang di dinding bagian atas. b) Tipe lantai (floor type); indoor unit diletakkan dilantai, berbentuk seperti almari ©) Tipe kaset (cassete type); indoor unit dipasang dilangit-langit, menghadap ke bawah. Gambar 2.13. Unit indoor AC split yang dipasang di Lantai Sumber : Satwiko, (2004, p. 7) Universitas Kristen Petra Gambar 2.14. Unit indoor AC split yang dipasang di dekat Langit-langit ‘Sumber : Satwiko, (2004, p. 6) Gambar 2.15. Unit indoor AC type kaset yang dipasang di langit-langit Sumber : Satwiko, (2004, p. 7) b) AC Terpusat (Central AC) AC tipe besar yang dikendalikan secara terpusat untuk melayani satu gedung besar, maupun berpembagian ruang rumit seperti bangunan tinggi pethotelan dan perkantoran. AC central melibatkan sistem jaringan distribusi udara (ducting) untuk mengatur udara sejuk ke dalam ruang dan mengambil Kembali untuk diolah kembali. Lubang tempat udara dari sistem AC yang masuk dalam ruangan disebut difuser (diffuser), sedangkan Iubang tempat udara kembali dari dalam ruangan ke jaringan disebut gril (grill), Pengkondisian udaranya dengan sistem central dengan beberapa tingkat kondisi yang perlu dikontrol, yang diatur dengan monozone system dan multizone system. 1) Monozone System Sistem monozone biasa dipakai pada ruang pamer besar, yang a7 Universitas Kristen Petra ‘memungkinkan dilakukan kontrol/monitor tethadap kondisi ruang dan dilakukan pengaturan udara secara central 2) Multizone System Sistem multizone digunakan untuk aktifitas yang bermacam-macam (perubahan-perubahan ruang) dan memeriukan pengaturan lokal. Sistem ini memakai distribusi aliran udara berkecepatan tinggi (kecepatan udara sampai 20 nvdetik), 2.9 Sistem Akustik Alcustik diartikan sebagai sesuatu yang terkait dengan bunyi atau suara, akcustik berasal dari kata dalam bahasa Inggris -acoustics, yang berarti ilnm suara atau ilu bunyi. (Halme 12) menyebutkan: Acoustics is a sctence and the first consideration to get a comfortable sound environment, bahwa akustik merupakan statu ilmu dan merupakan pertimbangan pertama untuk mendapatkan lingkungan suara yang nyaman 2.9.1 Perilaku Bunyi (Behaviour of Sound) di Ruang Tertutup Berdasarkan sumber yang didapat dart hnp://Acoustics.com bunyt di dalam ruang tertutup (enclosed space) memiliki perilaku (behaviour) tertentu jika menumbuk dinding-dinding dari ruang tertutup tersebut yakni energinya akan dipantulkan (reflected), diserap (absorbed), disebarkan (diffused), atau dibelokkan (diffracted) tergantung pada sifat akustik dindingnya. a.) Refleksi Bunyi (Pemantulan Bunyi) Bunyi akan memantul apabila menabrak beberapa permukaan sebelum sampai ke pendengar sebagaimana pendapat ( Mills 27): Reflected sound strikes a surface or several surfaces before reaching the recetver. Pemantulan dapat diakibatkan oleh bentuk ruang maupun bahan pelapis permukaannya. Universitas Kristen Petra ermukaan cembun Permukaan cekung Gambar 2.16, Pemantulan suara ke langit-langit ‘Sumber: Doelle (1990, p. 26) b,) Absorbsi Bunyi (Penyerapan Bunyi) Saat bunyi menabrak permukaan yang lembut dan berpori maka bunyi akan terserap olehnya (Doelle 26) sehingga permukaan tersebut disebut penyerap bunyi, Bahan-bahan tersebut menyerap bunyi sampai batas tertentu, tapi pengendalian akustik yang baik membutuhkan penyerapan bunyi yang tinggi Adapun yang menunjang penyerapan bunyi adalah lapisan permukaan dinding, Jantai, langit-langit, isi ruang seperti penonton dan bahan tira, tempat duduk dengan lapisan lunak, karpet serta udara dalam ruang ¢) Diffusi Bunyi (Penyebaran Bunyi) Bunyi dapat menyebar menyebar ke atas, ke bawah maupun ke sekeliling muangan, Suara juga dapat berjalan menembus saluran, pipa atau koridor ke semua arah di dalam muang tertutup. Seperti yang tersebut dalam Acoustic.com: Sound can flank over, under, or around a wall. Sound can also travel through common ductwork, plumbing or corridors 1) Difraksi Bunyi (Pembelokan Bunyi) Difraksi bunyi merupakan gejala akustik yang menyebabkan gelombang bunyi dibelokkan atau dihamburkan di sekitar penghalang seperti sudut (corner), kolom, tembok dan balok, 2.9.2 Persyaratan Akustik Perancangan Ruang Gedung Persyaratan tata akustik gedung yang baik dikemukakan oleh ( Doelle 54) yang menyebutkan bahwa untuk menghasilkan kualitas suara yang baik, secara 39 Universitas Kristen Petra garis besar gedung pertunjukan harus memenuhi syarat - kekerasan (loudness) yang cukup, bentuk ruang yang tepat, distribusi energi bunyi yang merata dalam muang, dan mang harus bebas dari cacat-cacat akuustik, 1. Kekerasan (Loudness) yang Cukup Kekerasan yang kurang terutama pada gedung pertunjukan ukuran besar disebabkan oleh energi yang hilang pada perambatan gelombang bunyi karena jarak tempuh bunyi terlalu panjang, dan penyerapan suara oleh penonton dan isi ruang (Kursi yang empuk, karpet, trai), 2. Pemilihan Bentuk Ruang yang Tepat (Doelle 95) menyebutkan bahwa bentuk mang juga mempengaruhi kualitas bunyi, Ada beberapa bentuk rang pertunjukan yang lazim digunakan , yaitu: bentuk empat persegi (rectangular shape), bentuk kipas (fan shape), bentuk tapal kkuda (horse-shoe shape) dan bentuk hexagonal (hexagonal shape). + Bentuk Ruang Empat Persegi (rectangular shape) Merupakan bentuk tradisional yang paling umum digunakan Ruang-ruang Konser dari abad ke- 19 dan awal abad ke-20.Sisi lebar yang lebih kecil dapat ‘merespon bunyi lateral /bunyi samping, diperkuat dengan pantulan yang berulang- ulang antar dining samping menyebabkan bertambahnya kepenuhan nada, suatu segi akustik ruang yang sangat diinginkan pada uang pertunjukan Gambar 2.17. Rectangular shape ‘Sumber: Doelle (1990, p. 95) Kelemahan dari bentuk ini adalah pada bagian sisi panjangnya, Karena menjadikan jarak antara penonton dengan panggung terlalu jauh Solusi untuk Universitas Kristen Petra permasalahan ini adalah dengan mempersempit area panggung dan memperlebar sisi depannya. + Bentuk Kipas (Fan Shape) Membawa penonton dekat dengan sumber bunyi Karena memungkinkan adanya konstruksi balkon Jadi keuntungan wang bentuk kipas, dapat menampung penonton dalam jumlah banyak, disamping itu juga menyediakan sudut pandang yang maksimum bagi penonton Dinging stage betakang * Gambar 2.18. Fan shape Sumber: Doelle (1990, P. 95) Akan tetapi disisi lain, banyak pula kekurangan dari bentuk ini memiliki kekurangan yang membuat reputasi akustilmya Kurang baik, Karena bentuk dinding samping yang melebar ke belakang menyebabkan pemantulan yang terlalu cepat ke dinding belakang yang dilengkungkan sehingga menciptakan gema dan pemusatan bunyi sehingga muang ini cenderung memiliki akustik yang tidak seragam, dengan kondisi area duduk penonton bagian tengah yang kurang baik. + Bentuk Tapal Kuda (Horse-shoe Shape) Ruang Bentuk Tapal Kuda (Horse-shoe shape) merupakan bentuk yang ‘memiliki Kkeistimewaan karakteristik yakni adanya kotak-kotak yang berhubungan (rings of boxes) yang satu di atas yang lain Walaupun tanpa lapisan permukaan penyerap bunyi pada interiomya, Kotak-kotak ini berperan secara efisien pada penyerapan bunyi dan menyediakan waktu dengung yang pendek. a1 Universitas Kristen Petra Gambar 2.19. Tapal knida (Horse-shoe Shape) Sumber: Doelle (1990, P.95) Akan tetapi disisi lain terdapat kekurangan yaitu permukaan dinding bagian belakang yang cekung merupakan bentuk yang tidak dianjurkan Karena akan terjadi penyerapan suara yang terlalu tinggi di bagian belakang. + Bentuk Segi 6 (Hexagonal Shape) Gambar 2.20. Bentuk segi-6 (Hexagonal Shape) ‘Sumber: Doelle (1990, p. 95) Bentuk Lantai Hexagonal (Hexagonal Shape) di bawah ini dapat ‘membawa penonton sangat dekat dengan sumber bunyi, keakraban akustik dan ketegasan, Karena permukaan-permukaan yang digunakan untuk menghasilkan pemantulan-pemantulan dengan waktu tunda singkat dapat dipadukan dengan mudah ke dalam keseluruhan rancangan arsitektur 2.9.3. Penggunaan Bahan Penyerap Bunyi Pemilihan bahan penyerap bunyi yang tepat untuk melapisi elemen pembentuk muang gedung pertunjukan sangat dipersyaratkan untuk menghasilkan kualitas suara yang memuaskan. (Doelle 33) menjelaskan mengenai bahan-bahan penyerap bunyi yang digunakan dalam perancangan akustik yang dipakai sebagai pengendali bunyi dalam ruang-ruang bising dan dapat dipasang pada dinding 42 Universitas Kristen Petra muang atau di gantung sebagai penyerap ruang yakni yang berjenis bahan berpori dan panel penyerap (panel absorber) serta karpet, © Bahan Berpori Bahan berpori merupakan suatu jaringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan. Bahan akustik yang termasuk Kategori ini adalah Papan serat (fiber board), plesteran lembut (soft plasters), mineral wools dan selimut isolasi. Karakteristikt dasar dari semua bahan berpori seperti ini adalah mengubah energi bunyi yang datang menjadi energi panas dalam pori-pori dan diserap, sementara sisanya yang telah berkurang energinya dipantulkan oleh permukaan bahan. acoustical board untuk pelapis dinding dan Geocoustic board dipasang pada langit-langit dalam susunan dengan jarak tertentu dalam potongan-potongan kecil © Penutup Persyaratan lainnya adalah bentuk ruang yang tepat, distribusi energi bunyi yang merata dalam ruang, ruang harus bebas dari cacat-cacat alcustik dan pengolahan elemen pembentuk ruangnya (lantai, dinding dan plafond) dengan bahan penyerap bunyi dan bahan yang berfungsi alcustike seperti acoutical board maupun bahan-bahan lunak yang berpori lainnya 43 Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai