Anda di halaman 1dari 31

PERATURAN DIREKTUR UTAMA

RUMAH SAKIT UMUM FASTABIQ SEHAT PKU MUHAMMADIYAH


NOMOR: 001/PER-DIR/RSFS/XI/2017
TENTANG
PANDUAN PENYUSUNAN POLA KETENAGAAN & PERENCANAAN STAF

DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT UMUM FASTABIQ SEHAT


PKU MUHAMMADIYAH

Menimbang : a. Bahwa dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan


diperlukan pengaturan ketenagaan yang baik efektif fan efisien
dengan tetap mengedepankan kepentingan pasien;
b. Bahwa pengaturan ketenagaan tersebut tertuang dalam dokumen
pola ketenagaan;
c. Bahwa agar pengaturan ketenagaan mempunyai kekuatan hukum,
perlu ditetapkan peraturan tentang panduan penyusunan pola
ketenagaaan & perencanaan sataf.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan;
4. Surat Keputusan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah
Nomor 018/KEP/II.0/D/2014 Tentang Pengangkatan Direktur
Rumah Sakit Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah Pati.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : PANDUAN PENYUSUNAN POLA KETENAGAAN & PERENCANAAN


STAF

Pasal 1
Penyusunan pola ketenagaan dan perencanaan staf di Rumah Sakit Umum Fastabiq
Sehat PKU Muhammadiyah harus mempertimbangkan dua faktor, yaitu:
1) Faktor kebutuhan ketenagaan berdasarkan kebutuhan perundang-undangan;
2) Pemenuhan kebutuhan ketenagaan berdasarkan faktor kebutuhan internal.

Pasal 2
Pemenuhan kebutuhan ketenagaan dan peerencanaan staf berdasarkan faktor
kebutuhan internal terdapat 3 (tiga) metode yang dapat dijadikan acuan dalam
menyusun kebutuhan tenaga, yaitu:
1) berdasarkan penghitungan dengan beban kerja menggunakan rumus-rumus;
2) berdasarkan kebutuhan minimal untuk pemenuhan jam layanan;
3) berdasarkan kebutuhan minimal untuk terselenggaranya layanan.
Pasal 3
Kebutuhan staf rumah sakit direncanakan setiap tahun dan disesuaikain dengan
kebutuhan rumah sakit.

Pasal 4
Dokumen Panduan Penyusunan Pola Ketenagaan & Perencanaan Staf yang tercantum
dalam Lampiran Peraturan Direktur Utama ini, dijadikan acuan dalam membuat pola
ketenagaan & perencanaan staf di Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU
Muhammadiyah dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Utama ini.

Pasal 5
Peraturan Direktur Utama ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di: Pati


Pada tanggal : 11 Rabi’ul Awwal 1439 H
30 November 2017 M
Direktur Utama Rumah Sakit Umum
Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah

dr. Aldila S. Al Arfah, MMR


NBM : 1176703

ii
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT UMUM FASTABIQ SEHAT
PKU MUHAMMADIYAH
NOMOR: 001/PER-DIR/RSFS/XI/2017
TENTANG PANDUAN POLA
KETENAGAAN & PERENCANAAN STAF

PANDUAN PENYUSUNAN POLA KETENAGAAN & PERENCANAAN STAF

I. PENDAHULUAN
Pola ketenagaan yang harus disusun di Rumah Sakit Umum Fastabqi Sehat
PKU Muhammadiyah harus menjawab dua komponen pokok dalam perencanaan
sumber daya insani, yaitu meliputi jumlah dan jenis staf yang dibutuhkan. Jumlah
dan jenis staf yang dibutuhkan di sebuah rumah sakit bisa berubah-ubah seiring
berjalannya waktu. Penyebab perubahan tersebut di antaranya adalah perubahan
regulasi, penambahan jenis layanan, peningkatan volume layanan dan lain lain.

II. FAKTOR YG MEMPENGARUHI PERENCANAAN SUMBER DAYA INSANI


Dalam menyusun perencanaan sumber daya insani, maka Rumah Sakit Umum
Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah harus memenuhi kebutuhan 3 hal di bawah ini:
A. Faktor Kebutuhan Peraturan Perundang-Undangan (Regulasi Nasional)
Peraturan perundang-undangan mengatur hal-hal yang harus dipenuhi
misalnya:
1. Syarat tingkat pendidikan staf.
2. Kompetensi staf.
3. Kewenangan staf.
4. Ketrampilan staf.
5. Pengetahuan staf.
6. Pengalaman staf.
B. Faktor Kebutuhan Internal
1. Misi rumah sakit.
2. Rencana stategis rumah sakit terkait pengembangan layanan.
3. Keberagaman jenis pasien yang harus dilayani.
4. Kompleksitas layanan yang diberikan.
5. Intensitas kebutuhan pasien.
6. Layanan diagnostik yang diberikan.
7. Layanan klinis yang diberikan.
8. Volume layanan pasien rawat jalan dan rawat inap.
9. Teknologi medis yang digunakan untuk pasien.
10. Tren peningkatan volume layanan/pekerjaan.

III. KUALIFIKASI YANG HARUS DIIDENTIFIKASI DALAM PERENCANAAN STAF


Pimpinan unit yang merencanakan kebutuhan staf untuk unitnya
(instalasi/bagian) harus mengidentifikasi jenis/kualifikasi staf yang dibutuhkan.
Kualifikasi yang diidentifikasi sedikitnya meliputi:
A. Pendidikan Formal

1
Pendidikan formal didefinisikan sebagai pendidikan yang pernah di enyam di
institusi pendidikan formal (misalnya SMA, DIII, S1 dan lain sebagainya).
Pendidikan formal dibuktikan dengan adanya ijazah.
B. Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan minimum yang dicapai melalui pendidikan
(khususnya pendidikan profesi) dan dibuktikan dengan adanya Surat
Kompetensi atau Surat Tanda Registrasi, atau yang ekuivalen dengannya.
Kompetensi harus diidentifikasi untuk unit yang mempekerjakan tenaga
professional, misalnya dokter, perawat, bidan, perekam medis, dll.
C. Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah pendidikan (termasuk pelatihan, kursus) yang
dimiliki seseorang yang didapatkan bukan sebagai bagian dari pendidikan
formal, dengan kata lain didapatkan di luar pendidikan formal. Pendidikan
informal dibuktikan dengan adanya sertifikat pelatihan.
D. Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja adalah komponen yang wajib diidentifikasi dalam
persyaratan ketenagaan di sebuah unit, walaupun seseorang bisa saja diterima
dengan status fresh graduate, sepanjang itu ditetapkan melalui pedoman di
unit tersebut. Pengalaman kerja dibuktikan dengan adanya surat bukti
pengalaman kerja.

IV. STRATEGI RUMAH SAKIT UMUM FASTABIQ SEHAT DALAM MELAKUKAN


PENGHITUNGAN KEBUTUHAN STAF DAN MENYUSUN PERENCANAAN
KEBUTUHAN SUMBER DAYA INSANI
Penghitungan kebutuhan staf di Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat tidak
menggunakan satu metode saja, atau mempertimbangkan berdasarkan satu sudut
pandang kebutuhan saja. Namun dilakukan dengan cara mengkompilasikan,
menggabungkan seluruh metode yang sesuai, yang dipergunakan untuk mencari
jumlah staf yang dibutuhkan di unit (instalasi/bagian) tersebut, kemudian
dilakukan analisis dan komparasi sehingga hasil akhirnya berupa kesimpulan
jumlah dan jenis staf yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan-kebutuhan yang
diidentifikasi.
Perencanaan SDI yang didasarkan pada penghitungan kebutuhan SDI, menjadi
bahan pertimbangan utama pada saat rumah sakit membuka lowongan, melakukan
dan rekrutmen staf. Pimpinan unit harus mampu menyusun perencanaan staf untuk
memenuhi kebutuhan layanan/pekerjaan di unitnya (instalasi/bagian) tersebut.
Sementara perencanaan SDI dan penghitungan kebutuhan SDI dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan jumlah dan jenis
staf bisa dilakukan oleh unit kerja (instalasi/bagian) secara periodik, keputusan
membuka lowongan dan melakukan rekrutmen staf harus diputuskan melalui rapat
yang dipimpin oleh Direksi, atau sesuai arahan Direktur Utama melalui jawaban
pada Nota Dinas pada pengajuan penambahan tenaga staf.

V. FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENGHITUNGAN


KEBUTUHAN KETENAGAAN DALAM PENYUSUNAN POLA KETENAGAAN
A. Faktor Kebutuhan Ketenagaan Berdasarkan Kebutuhan Perundang-Undangan
Rumah sakit harus membaca, menelaah regulasi yang mengatur tentang
kerumahsakitan apapun bentuknya, baik berupa Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, dan lain sebagainya.
2
Berdasarkan regulasi nasional yang berlaku dan mengatur tentang
kebutuhan tenaga SDI di rumah sakit, maka dirumuskan kebutuhan
minimalnya. Misalmya dalam sebuah regulasi peraturan menteri, disebutkan
bahwa rumah sakit kelas tertentu, harus memiliki seorang dokter spesialis
tertentu dengan jumlah sekian. Maka itu menjadi salah satu dasar dalam
mempertimbangkan kebutuhan tenaga dokter spesialis tersebut, dan harus
dipenuhi terkait dengan kepatuhan rumah sakit terhadap regulasi nasional.
Hasil akhir analisis kebutuhan adalah jumlah dan jenis staf yang
dibutuhkan berdasarkan amanah dari regulasi nasional yang harus dipenuhi.
Sebagai contoh:
Berdasarkan regulasi Peraturan Menteri Kesehatan nomor 999 tahun sekian,
Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah yang mendapatkan
izin operasional sebagai rumah sakit umum kelas B dengan 300 tempat tidur,
membutuhkan tenaga sebagai berikut:
1. Dokter Umum, minimal 10 orang
2. Dokter Gigi, minimal 2 orang
3. Dokter Spesialis, 4 besar minimal 3 orang, non 4 besar kecuali penunjang
minimal 2 orang, penunjang minimal 1 orang
4. Perawat, jumlah 1:1 dengan jumlah TT
5. Apoteker, 13 orang
6. Dst
Maka kebutuhan berdasarkan regulasi nasional dapat disusun sebagai berikut:
Tabel Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Pemenuhan Regulasi Nasional (contoh
ini bukan per unit)
No Jenis/Kualifikasi Jumlah yg Dibutuhkan
(dapat diperjelas dengan misalnya memiliki pelatihan Sesuai Regulasi Nasional
atau pengalaman tertentu, sebagaimana yang
dipersyaratkan di regulasi nasional)
1 Dokter Umum 15
2 Dokter Gigi 2
3 Spesialis Bedah 3
4 Spesialis Penyakit Dalam 3
Dst
5 Perawat 300
6 Apoteker 22
Dst

B. Pemenuhan Kebutuhan Ketenagaan Berdasarkan Faktor Kebutuhan Internal


Faktor-faktor kebutuhan internal cukup banyak dan kesemuanya
berkontribusi terhadap kebutuhan SDI yang harus dipenuhi, ataupun
berkontribusi terhadap hasil akhir penghitungan kebutuhan SDI yang disusun
dalam dokumen pola ketenagaan.
Terdapat 3 (tiga) metode yang dapat dijadikan acuan dalam menyusun
kebutuhan tenaga untuk memenuhi kebutuhan dari faktor internal, yaitu
1. Berdasarkan Penghitungan Dengan Beban Kerja Menggunakan Rumus-
Rumus
a. Rumus Penghitungan Tenaga Keperawatan
1) Rumus Douglas
a) Rumus
Cara menghitung tenaga perawat menurut Douglas adalah
sebagai berikut:
i. Identifikasi Jumlah Pasien
3
Jumlah pasien yang dirawat diidentifikasi berdasarkan
derajat ketergantungan. Identifikasi jumlah pasien
berdasarkan ketergantungan dilkukan mengikuti
panduan berikut:
 Dilakukan 1 x sehari pada waktu yang sama dan
sebaiknya dilakukan oleh perawat yang sama selama
beberapa hari sesuai kebutuhan, dengan menggunakan
format klasifikasi pasien berdasarkan derajat
ketergantungan.
 Setiap pasien dinilai berdasarkan kriteria klasifikasi
pasien (minimal memenuhi 3 kriteria).
 Kelompok pasien sesuai dengan klasifikasi tersebut
dengan memebri tanda tally (1) pada kolom yang
tersedia sehingga dalam waktu satu hari dapat
diketahui beberapa jumlah pasien dengan klasifikasi
minimal, parsial, dan total.
 Bila pasien hanya mempunyai satu kriteria dari
klasifikasi tersebut, maka pasien dikelompokkan pada
klasifikasi diatasnya.
ii. Penetapan tenaga Keperawatan
Terdapat beberapa cara/metode penghitungan jumlah
tenaga perawat. Pada model praktik keperawaan
profesional (MPKP), jumlah tenaga keperawatan disuatu
ruang rawat ditetapkan dari klasifikasi berdasarkan
derajat ketergantungan. Menurut Douglas, klasifikasi
derajat ketergantungan pasien dibagi dalam 3 kategori:
 Perawat minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24
jam, kriteria:
- Kebersihan diri, mandi ganti pakaian dilakukan
sendiri
- Makan dan minum dilakukan sendiri
- Ambulansi dengan pengawasan
- Pengobatan minimal dengan status psikologis
stabil
 Perawatan parsial memerlukan waktu 3-4 jam/24jam,
kriteria:
- Kebersihan diri dibantu, makan dan minum
dibantu
- Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
- Ambulansi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
- Pasien dengan kateter urine, pemasukan dan
pengeluaran intake output cairan
dicatat/dihitung
- Pasien dengan infus, persiapan pengobatan
yang memerlukan prosedur
 Perawatan total memerlukan waktu 5-6 jam/24jam,
kriteria:
- Semua keperluan pasien dibantu

4
- Perubahan posisi, observasi tanda-tanda vital
setiap 2 jam
- Makan melalui siang (NGT/pipa lambung),
terapi intravena
- Dilakukan penghisap lendir
- Gelisah/disorientasi.
Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan
dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi
pasien, dimana masing-masing kategori mempunyai
standar pershiftnya, yaitu sebagai berikut:
Klasifikasi Pasien
Jml
Minimal Parsial Total
Pasie
Sian Mala Sian Mala Sian Mala
n Pagi Pagi Pagi
g m g m g m
1 0,1 0,14 0,07 0,2 0,15 0,10 0,3 0,30 0,20
7 7 6
2 0,3 0,28 0,14 0,3 0,20 0,20 0,7 0,60 0,40
4 0 2
3 0,5 0,42 0.21 0,8 0,45 0,30 1,0 0,90 0,60
1 1 8
sdt
Kebutuhan Tenaga keperawatan
W=P ×K
b) Penjelasan Komponen Rumus
i. W : Jumlah kebutuhan perawat
ii. P : Jumlah pasien pada klasifikasi tertentu dan shif
Tertentu
iii. K : Klasifikasi Pasien
c) Dapat Digunakan Pada
Perhitungan kebutuhan keperawatan menggunakan rumus
Douglas dapat dipergunakan untuk menghitung kebutuhan
keperawatan di Instalasi Rawat Inap
d) Contoh Penggunaan Rumus
Soal:
Ruang rawat dengan 17 orang pasien, dimana 3 orang dengan
ketergantungan minimal, 8 orang dengan ketergantungan
parsial dan 8 orang dengan ketergantungan total. Dengan
klasifikasi jumlah perawat per pasien menurut Dougles adalah
sebagi berkut:
Klasifikasi Pasien Pagi Siang Malam
(K)
Minimal 0,17 0,14 0,07
Parsial 0,27 0,20 0,20
Total 0,36 0,30 0,20
Berapa jumlah perawat yang dibutuhkan?
Jawaban:
- Shif pagi
 Jumlah Kebutuhan Perawat Minimal
W=P ×K
= 3 × 0,17
= 0,51
 Jumlah Kebutuhan Perawat Parsial
W=P ×K

5
= 8 × 0,27
= 2,16
 Jumlah Kebutuhan Perawat Total
W=P ×K
= 8 × 0,36
= 2,88
Jumlah = 0,51 + 2,16 + 2,88
= 5,55
- Shif Siang
 Jumlah Kebutuhan Perawat Minimal
W=P ×K
= 3 × 0,14
= 0,42
 Jumlah Kebutuhan Perawat Parsial
W=P ×K
= 8 × 0,15
= 1,2
 Jumlah Kebutuhan Perawat Total
W=P ×K
= 8 × 0,30
= 2,4
Jumlah = 0,42 + 1,2 + 2,4
= 4.02
- Shif Malam
 Jumlah Kebutuhan Perawat Minimal
W=P ×K
= 3 × 0,07
= 0,21
 Jumlah Kebutuhan Perawat Parsial
W=P ×K
= 8 × 0,10
= 0,8
 Jumlah Kebutuhan Perawat Total
W=P×K
= 8 × 0,20
= 1,6
Jumlah = 0,21 + 0,8 + 1,6
= 2,61
- Jadi, Jumlah kebutuhan perawat di rawat inap adalah
Jumlah kebutuhan perawat = 5,55+4,02+2,61
= 12,18
= 12 (pembulatan)
2) Rumus PPNI
a) Rumus
∑ A × 52minggu × 7hari × ∑ TT × BOR
W= + koreksi 25%
hari kerja efektif × total jam kerja per minggu
b) Penjelasan Komponen Rumus
 W : Jumlah kebutuhan perawat
 ∑A : Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan oleh

6
pasien perhari
 ∑TT : Jumlah tempat tidur
 BOR : Bed occupancy rate (dalam prosentase) adalah
presentase rata-rata jumlah tempat tidur yang
digunakan selama periode tentu (satu tahun)
 7 hari : Jumlah hari selama satu minggu
 Hari kerja efektif yang dihitung sebagi berikut :
jumlah hari dalam satu tahun − jumlah hari libur
=
7hari/minggu

( ( )
= /
= 41 minggu

 Total jam kerja perminggu : 40 jam


 Komponen 25% yaitu tingkat penyesuaian terhadap
produktifitas
c) Dapat Digunakan Pada
Perhitungan kebutuhan keperawatan menggunakan
rumus PPNI dapat dipergunakan untuk menghitung kebutuhan
keperawatan di instalasi rawat inap
d) Contoh Penggunaan Rumus
Soal:
Rumah Sakit dengan jumlah tempat tidur 100, BOR 70%, waktu
perawatan 6 jam/hari. Jam kerja 6 jam/hari
Hitung tenaga perawat menurut rumus PPNI
Jawaban:
∑ A × 52minggu × 7hari × ∑ TT × BOR
W= + koreksi 25%
hari kerja efektif × total jam kerja per minggu

6 × 52 × 7ℎ × 100 × 0,7
= + koreksi 25%
41mg × 40mg
152880
= + koreksi 25%
1640

= 116,5 = 117 Orang

3) Rumus Depkes RI 2005


a) Rumus
Untuk menghitung kebutuhan tenaga keperawatan
berdasarkan Depkes RI 2005 dilakukan melalui beberapa
tahap, anatara lain:
i. Menghitung jumlah tenaga dalam satu ruang.
 Langkah pertama adalah mengidentifikasi jumlah
jam per hari yang diutuhkan untuk merawat pasien

Rata − rata pasien per hari


Jml Jam per hari =
rata − rata jam per pasien

 Langkah Kedua, menghitung tenaga yang diperlukan

7
Jml Jam Per Hari
Jml tenaga diperlukan =
rata − rata jam kerja per shift

ii. Menghitung Faktor Koreksi


Untuk menghitung faktor koreksi dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Loss Day × Jml Tenaga Diperlukan
Faktor Koreksi =
Jml Hari Kerja Efektif
Loss Day adalah jumlah seluruh hari libur, cuti dan lain-
lain (satuan jam)
iii. Menghitug jumlah jam yang dipakai untuk pekerjaan
non keperawatan (menggunakan asumsi 25%)
Jml tenaga Diperlukan + Faktor Kor
Non Kep = × 25
100
iv. Menghitung Jumlah tenaga yang dibutuhkan
Jml. Tenaga yg dibutuhkan = Jml tenaga
Diperlukan+Loss Day+Non Kep
b) Dapat Digunakan Pada
Perhitungan kebutuhan keperawatan menggunakan
rumus Depkes dapat dipergunakan untuk menghitung
kebutuhan keperawatan di instalasi:
i. Instalasi IGD
ii. Instalasi Poliklinik
iii. Instalasi Hemodialisis
iv. Instalasi ICU & Anastesi
v. Instalasi Bedah Central
vi. Instalasi Kebidanan & Perinatal
vii. Instalasi Rawat Inap
c) Contoh Penggunaan Rumus
Menghitung Kebutuhan Perawat Rawat Inap
i. Menghitung jumlah tenaga dalam satu ruang
 mengidentifikasi jumlah jam per hari yang
dibutuhkan untuk merawat pasien
Rumus:
Rata − rata pasien per hari
Jml Jam per hari =
rata − rata jam per pasien
Misal: jumlah pasien di rawat inap adalah 20 pasien,
dengan 10 pasien penyakit dalam, 8 pasien bedah, 1
pasien gawat, 3 pasien anak dan 1 pasien kebidanan.
Waktu yang digunakan perawat untuk merawat satu
pasien adalah 3,5
No Jenis Rata-rata Rata”-rata Jml
Kategori pasien/hari jam/pasien/ Jam/hari
hari
a b c d cxd
1 Paisen 10 3,5 35
Penyakit
Dalam
2 Pasien Bedah 8 4 32

8
3 Pasien Gawat 1 10 10
4 Pasien Anak 3 4,5 13,5
5 Pasien 1 2,5 2,5
Kebidanan
Jumlah 20 93,0

 Menghitung tenaga yang dibutuhkan


Jml Jam Per Hari
Jml tenaga diperlukan =
rata − rata jam kerja per shift
93
=
7
= 13 Perawat

ii. Menghitung Faktor Koreksi


Misal : Diketahui jumlah hari minggu adalah 52 hari,
jumlah cuti adalah 12 dan tanggal merah selama satu
tahuan adalah 14 hari. Diketahui pula jumlah tenaga
diperlukan adalah 13 sedangkan jumlah hari kerja
efektif adalah 256 hari/tahun. Maka berapa faktor
koreksinya?
Jawab:
Loss Day × Jml Tenaga Diperlukan
Faktor Koreksi =
Jml Hari Kerja Efektif
( )×
=
= 3,5 orang

iii. Menghitug jumlah jam yang dipakai untuk pekerjaan


non keperawatan (menggunakan asumsi 25%)

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dicari jumlah


jam yang dipakai untuk pekerjaan non keperawatan.
Jml tenaga Diperlukan + Faktor Kor
Non Kep = × 25
100
13 + 3,5
= × 25
100
= 4,1 orang
iv. Menghitung Jumlah tenaga yang dibutuhkan
Jml. Tenaga yg dibutuhkan = Jml tenaga
Diperlukan+Loss Day+Non Kep
= 13+3,5+4,1
= 20,6 (21 orang)
b. Rumus Penghitungan Tenaga Kesehatan Lain dan Tenaga Non
Kesehatan
Menggunakan Workload Indicator Staff Need (WISN)
Metode perhitungan SDM berdasarkan WISN adalah metode
perhitungan SDM kesehatan berdasarkan beban kerja nyata yang
dilaksanakan oleh setiap unit kerja di fasilitas kesehatan.
Daftar unit kerja kesehatan lainnyasebagaimana tersebut dibawah ini:
NO UNIT KERJA
1 Instalasi Farmasi

9
2 Instalasi Laboratorium
3 Instalasi Radiologi
4 Instalasi Gizi
5 Fisioterapi
6 Instalasi Rekam Medis
7 Bagian SDI
8 Bagian IPSRS & RT
9 Bagian Akutansi
10 Bagian Non Pelayanan Lainnya
Untuk melakukan perhitungan SDM menggunakan metode WISN terdiri
dari beberapa langkah, yaitu:
1) Langkah 1 : Penentuan Waktu Kerja
Menentukan waktu kerja karyawan, 5 (lima) hari kerja, 6 (enam)
hari kerja ataukah shift.
Untuk menenukan waktu kerja enam hari kerja mauapun 5 hari
kerja, dilakukan dengan cara menghitung hari kerja efektif per
tahun, kemudian dikurangi dengan jumlah cuti tahunan,
pendidikan/pelatihan, hari libur nasional, rata-rata ketidakhadiran
dan faktor lain yang dapat mengurangi waktu kerja. Satuan untuk
waktu kerja adalah menit/tahun.
Penentuan Waktu Kerja 6 (enam) hari kerja
Contoh:
Kode FAKTOR KETARANGAN
A Hari kerja (365-hari ahad) 313 hari/tahun
*Jumlah hari ahad 52 hari
B Cuti Tahunan 12 hari/tahun
C Pendidikan/Pelatihan 5 hari/tahun
D Hari Libur Nasional 15 hari/tahun
E Ketidak hadiran rata-rata 2 hari/tahun
F Waktu Kerja 6,5 jam/hari
Hari kerja tersedia (A-(B+C+D+E) 279 hari/tahun
Waktu kerja tersedia 1813 jam/Thn
(Hari kerja tersedia X F) 108.780 mnt/Thn

Penentuan Waktu Kerja 5 (lima) hari kerja


Contoh:
Kode FAKTOR KETARANGAN
A Hari kerja (365-hari sabtu dan ahad) 261 hari/tahun
*Jumlah hari sabtu dan ahad 104 hari
B Cuti Tahunan 12 hari/tahun
C Pendidikan/Pelatihan 5 hari/tahun
D Hari Libur Nasional 15 hari/tahun
E Ketidak hadiran rata-rata 2 hari/tahun
F Waktu Kerja 9 jam/hari
Hari kerja tersedia (A-(B+C+D+E) 227 hari/tahun
Waktu kerja tersedia 2.043 Jam/Thn
(hari kerja tersedia X F) 122.580 Mnt/Thn

Penentuan Waktu Kerja 3 shift dan 2 shift


Untuk menentukan waktu kerja karyawan yang 3 shift atau 2 shift
dapat dihitung dengan langkah sebagai berikut:
a) Menghitung rata-rata jumlah shift pagi, siang dan malam dalam
satu bulan.
Contoh:

10
Dalam satu tahun terdapat total jadwal shif salah satu pelaksana
pendaftaran adalah sebagai berikut, shift pagi 96 kali, shift siang
84 kali, dan shift malam 84 kali.
Berdasarkan soal diatas, maka rata-rata per shift adalah total
jadwal shift dibagi 12 bulan :
Shift pagi : 96/12 : 8 hari/bulan
Shift siang : 84/12 : 7 hari/bulan
Shift malam : 84/12 : 7 hari/bulan
b) Menghitung waktu kerja tersedia
Menghitung waktu kerja tersedia untuk waktu kerja 3 (tiga)
shift dengan cara mengalikan rata-rata shit pagi, siang dan
malam dengan jam efektif setelah itu menjumlahkannya.
Contoh:
Shift pagi : 8 x 6,5 jam = 52 jam/bulan
Shift siang : 7 x 6,5 jam = 45,5 jam/bulan
Shift malam : 7 x 9 jam = 63 jam/bulan
Total = 160,5 jam/bulan
= 1926 jam/tahun →115.560 menit
2) Langkah 2 : Menetapkan Unit Kerja dan Kategori SDM
Tujuan dari langkah ini adalah diperoleh data/ jenis unit kerja dan
SDM yang bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan/ tugas
sesuai dengan kompetensi, standar profesi dan standar layanan.
Contoh:
UNIT KERJA SUB UNIT KERJA KATEGORI SDM
Instalasi Farmasi Apoteker SPV/S1 Profesi
Gudang Staff/S1 Profesi
Asisten Apoteker Pelaksana/SMK-S1

3) Langkah 3 : Menyusun Standart Beban Kerja


Beban kerja di masing-masing posisi diidentifikasi dengan
beberapa kategori sebagai berikut:
a) Kegiatan pokok yang dilakukan masing-masing posisi
b) Rata-Rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap-
tiap kegiatan pokok, waktu ditulis dalam satuan menit.
c) Standar beban kerja per satu tahun pada masing-masing posisi.
Untuk menghitung beban kerja per tahun, digunakan rumus
sebagai berikut:
waktu kerja tersedia (dlm menit)
Standar beban kerja =
rata − rata waktu kegiatan pokok
Contoh:
Misal : waktu kerja tersedia adalah 108.780 menit, dengan waktu
pengerjaan kegiatan pokok sebagai berikut:
No Posisi Kegiatan Pokok Waktu Standar Beban Kerja per 1
Pengerjaan tahun
(108.780/waktu pengerjaan
kegiatan pokok)
1 Apoteker Menginput & 3 menit 36.260 menit/tahun
Memberi Harga
Meracik obat 10 menit 10.878 menit/ tahun
Memverifikasi 3 menit 36.260 menit/ tahun

4) Langkah 4 : Kuantitas Kegiatan Pokok

11
Pada langkah ini, kita menghitung rata-rata jumlah kegiatan per
tahun.
Misal: Pada posisi apoteker, terdapat beberapa kegiatan dengan
jumlah kegiatan sebagai berikut:

No Nama Kegiatan Jumlah kegiatan (selama 8


bulan)
1 Menginput & Memberi Harga 10.000
2 Meracik obat 54.000
3 Memverifikasi 10.000
Langkah selanjutnya adalah mencari jumlah kegiatan per bulan,
selanjutnya menghitung kegiatan per tahun dengan mengalikan
dengan 12.
Kegiatan Rata” kegiatan dlm Rata” kegiatan Rata” kegiatan
periode waktu per bulan per tahun
tertentu
Menginput & 8 bulan=10.000 10.000 1,250 x 12 =
Memberi Harga = 1.250
kegiatan 8 15.000
Meracik obat 8 bulan = 54.000 54.000 6.750 x 12 =
= 6.750
kegiatan 8 81.000
Memverifikasi 8 bulan = 10.000 10.000 1,250 x 12 =
= 1.250
8 15.000

5) Langkah 5 : Menetapkan Standart Kelonggaran Waktu


Standart kelonggaran waktu berisi kegiatan karyawan yang tidak
terkait langsung dengan kegiatan pokok. Misalnya rapat,
menghadiri undangan, membuat laporan dan lain-lain. Menghitung
standart kelonggawan dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

rata − rata waktu per kelonggaran


Standar Kelonggaran =
waktu kerja tersedia
Rata-rata waktu per kelonggaran dengan satuan jam/minggu
Contoh :
Misalkan waktu kerja tersedia adalah 1.813 jam/tahun, dengan
faktor kelonggaran sebagai berikut:
Contoh Penggunaan Rumus
Posisi Faktor Rata-Rata Standar kelonggaran
Kelonggaran Waktu
Apoteker Rapat Internal 1jam/minggu 52
= 0,0287
52 jam/tahun 1.813

6) Langkah 6 : Perhitungan Kebutuhan SDM per Unit Kerja


Rumus :
Kuantitas Kegiatan Pokok
Kebutuhan SDM = + .
Standar beban Kerja
Contoh :
Diketahui:
kuantitas kegiatan pokok sebagi berikut;
Kegiatan Kuantitas kegiatan pokok
selama satu tahun
Menginput & Memberi Harga 15.000
Meracik obat 81.000
Memverifikasi 15.000

12
Standar beban kerja sebagai berikut
Kegiatan Pokok Standar Beban Kerja
per 1 tahun
Menginput & 36.260 menit/tahun
Memberi Harga
Meracik obat 10.878 menit/ tahun
Memverifikasi 36.260 menit/ tahun

Dan standart kelonggaran 0,0287


Berapa Kebutuhan SDM pada unit tersebut?
Jawab:
Kegiatan Kuantitas Standar Beban Kebutuhan SDM
kegiatan pokok kerja
Menginput & 15.000 36.260 0,442
Memberi Harga menit/tahun
Meracik obat 81.000 10.878 menit/ 7,474
tahun
Memverifikasi 15.000 36.260 menit/ 0,442
tahun
Total 8,360 →8 SDM

Jadi kebutuhan total SDM adalah 8 SDM.

2. Berdasarkan Kebutuhan Minimal Untuk Pemenuhan Jam Layanan


Layanan yang satu dengan yang lain membutuhkan jam layanan yang
berbeda-beda. Ada layanan tertentu yang membutuhkan layanan tanpa
terhenti selama 24 jam, 7 hari per pekan, dan ada pula layanan yang hanya
2 shift per hari, 6 hari kerja per pekan. Ini semua harus diperhitungkan
dalam penyusunan kebutuhan tenaga. Jumlah yang diidentifikasi
merupakan jumlah minimum untuk dapat terselenggaranya layanan dalam
durasi jam layanan tersebut.
Sebagai contoh:
Misalkan, layanan untuk klinik rawat jalan tidak diselenggarakan selama
24 jam, namun layanan radiologi dan laboratorium diharuskan untuk
tersedia selama 24 jam.
Maka jumlah kebutuhan tenaga di instalasi radiologi, harus memenuhi
kebutuhan minimal untuk mengcover layanan selama 24 jam.
Hasil akhirnya misalnya sebagai berikut:
Tabel Analisis Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Pemenuhan Jam Layanan
No Jenis Tenaga Jam Layanan Kebutuhan Tenaga
Minimum
1 Radiografer 24 Jam 4 orang
2 Analis Lab 24 Jam 4 orang
3 Perawat Rawat Jalan 2 Shift 6 hari 2 orang
(1 ruangan) kerja
Keterangan:
4 orang di radiologi & laboratorium dibutuhkan untuk memenuhi pola shift
pagi-siang-malam-libur.

13
2 orang perawat dibutuhkan untuk memberikan asuhan keperawatan di
sebuah ruangan rawat jalan pada shift pagi dan siang.

3. Berdasarkan Kebutuhan Minimal Untuk Terselenggaranya Layanan


Sebuah layanan ada yang secara spesifik membutuhkan sejumlah sumber
daya manusia dengan jumlah tertentu, dimana jumlah minimum tersebut
tidak dipengaruhi banyak sedikitnya volume layanan yang diberikan.
Sehingga dibutuhkan identifikasi kebutuhan layanan-layanan tertentu
dimana ada jumlah minimum sumber daya manusia yang dibutuhkan
supaya layanan tersebut bisa berjalan dengan baik.
Sebagai contoh:
Contoh 1:
Instalasi Pemeliharaan Sarana & Prasarana Rumah Sakit yang mengurusi
berbagai macam urusan meliputi pemeliharaan alat-alat medis dan non
medis, sanitasi dan kesehatan lingkungan, logistik dan kerumah-tanggaan,
pemeliharaan sistem informasi manajemen rumah sakit, yang mana
kesemuanya membutuhkan sumber daya spesifik yang tidak bisa
dirangkap. Maka kebutuhan jumlah tenaga minimum untuk IPSRS adalah
sebagai berikut:
Tabel Analisis Kebutuhan Tenaga IPSRS
No Jenis Pekerjaan Kualifikasi Jumlah
1 Pengurusan kerumah tanggaan Ahli Bidang Umum 1 orang
& logistik
2 Pengurusan alat-alat medis Elektromedis 1 orang
3 Pengurusan kesehatan Kesling/Sanitarian 1 orang
lingkungan dan sanitasi RS
4 Pengurusan Sistem Informasi Ahli Teknologi Informasi 1 orang
Manajemen RS (TI)
5 Pengurusan Teknik Bangunan, Ahli bangunan/teknik 1 orang
listrik & fasilitas
Total Kebutuhan Tenaga 5 orang
Maka total kebutuhan tenaga minimum IPSRS adalah 5 orang
Contoh 2:
Instalasi Rekam Medis memiliki tugas yang beragam
Antara lain tentang perekam medisan dan juga mengampu masalah klaim
asuransi.
Maka berdasarkan kebutuhan terselenggaranya layanan, dapat didata
kebutuhan SDM di Instalasi Rekam Medis sebagai berikut
Tabel Analisis Kebutuhan Tenaga Perekam Medis
No Jenis Pekerjaan Kualifikasi Jumlah SDM
1 Pengurusan Berkas RM Perekam Medis 1 orang
2 Pengurusan Klaim Asuransi Perekam Medis 1 orang
Total Kebutuhan Tenaga Perekam Medis 2 orang
Maka total kebutuhan tenaga perekam medis berdasarkan pemenuhan
jenis layanan adalah 2 orang

VI. PENETAPAN KEBUTUHAN KETENAGAAN BERDASARKAN SELURUH FAKTOR


YANG TELAH DIHITUNG/DIPERTIMBANGKAN
Penentuan jumlah dan jenis tenaga tidak mungkin didasarkan pada satu cara
saja, misalnya hanya merujuk kepada kebutuhan pemenuhan regulasi nasional saja,
atau merujuk kepada pemenuhan jam layanan saja. Maka perlu dilakukan analisis

14
pembandingan untuk mencari titik temu, untuk menentukan jenis jumlah staf yang
sesungguhnya dibutuhkan.
Langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut
1. Mendata jenis (kualifikasi) staf yang dibutuhkan untuk unit tersebut
2. Mendata kebutuhan jumlah staf yang dibutuhkan berdasarkan
a. Regulasi Nasional
b. Berdasarkan Penghitungan Beban Kerja (Rumus)
c. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Jam Layanan
d. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Terselenggaranya Layanan
3. Melakukan Komparasi
Dilakukan komparasi untuk mencari titik temu mengenai jumlah staf yang
dibutuhkan berdasarkan komponen a sampai d di atas. Dikarenakan
masing-masing komponen mungkin akan berbeda beda.
4. Menetapkan jumlah dan jenis staf yang dibutuhkan di unit tersebut

Contoh aplikasinya adalah sebagai berikut


Contoh 1
Tabel komparasi kebutuhan staf di Instalasi Pemeliharaan Sarana & Prasarana
Rumah Sakit (IPSRS)
No Jenis SDM A B C D Titik Temu
1 Bidang umum - 1 - 1 1
2 Elektromedis 1 1 - 1 1
3 Kesling/Sanitarian 1 1 - 1 1
4 Programmer/TI 1 1 - 1 1
5 Teknisi Umum 1 2 2 1 2
Total Jumlah Staf di IPSRS 6
Penjelasan Tabel
A adalah kebutuhan regulasi nasional
B adalah hasil penghitungan kebutuhan berdasarkan beban kerja
Menggunakan rumus
C adalah kebutuhan berdasarkan pemenuhan jam layanan
D adalah kebutuhan berdasakan pemenuhan terselenggaranya layanan

Kebutuhan Staff IPSRS:


1. Tenaga Bidang Umum
a. Berdasarkan Regulasi Nasional (A)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor sekian, bahwa
untuk Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah tidak diatur
tentang kebutuhan tenaga bidang umum
b. Berdasarkan Penghitungan Beban Kerja (Rumus) (B)
Berdasarkan penghitungan dengan rumus WISN, didapatkan
berdasarkan beban kerja dengan memperhitungkan jumlah jam kerja
tersedia dan beban kerja, dibutuhkan 1 orang bidang umum yang mengurus
masalah kerumah-tanggaan dan logistik.
c. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Jam Layanan (C)
Dibutuhkan minimal 1 orang untuk memberikan layanan logistik pada
jam kerja
d. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Terselenggaranya Layanan (D)
Dibutuhkan 1 orang untuk supaya terselenggaranya layanan
kerumahtanggaan dan logistik.

15
2. Tenaga Elektromedis
a. Berdasarkan Regulasi Nasional (A)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor sekian, bahwa
untuk Rumah Skait Umum Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah dibutuhkan
1 orang elektromedis.
b. Berdasarkan Penghitungan Beban Kerja (Rumus) (B
Berdasarkan penghitungan dengan rumus WISN, didapatkan
berdasarkan beban kerja dengan memperhitungkan jumlah jam kerja
tersedia dan beban kerja, dibutuhkan 1 orang ahli elektromedis untuk
mengelola alat-alat medis.
c. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Jam Layanan (C)
Tidak dihitung/dipertimbangkan
d. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Terselenggaranya Layanan (D)
Dibutuhkan 1 orang untuk supaya terselenggaranya layanan
elektromedis.
3. Tenaga Kesling/Sanitarian
a. Berdasarkan Regulasi Nasional (A)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor sekian, bahwa
untuk Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah dibutuhkan
1 orang tenaga kesling/santarian.
b. Berdasarkan Penghitungan Beban Kerja (Rumus) (B
Berdasarkan penghitungan dengan rumus WISN, didapatkan
berdasarkan beban kerja dengan memperhitungkan jumlah jam kerja
tersedia dan beban kerja, dibutuhkan 1 orang ahli elektromedis untuk
mengelola alat-alat medis.
c. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Jam Layanan (C)
Tidak dihitung/dipertimbangkan
d. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Terselenggaranya Layanan (D)
Dibutuhkan 1 orang untuk supaya terselenggaranya layanan
elektromedis.
4. Tenaga Programmer/Ahli Teknik Informatika (TI)
Contoh 2
Tabel komparasi kebutuhan staf di Instalasi Rekam Medis dan Pendaftaran
No Jenis SDM A B C D Titik Temu
1 Perekam Medis 3 5 4 2 5
2 Customer Service - 4 4 - 4
3 Pekarya RM/Kurir - 1 2 - 2
Total Jumlah Staf di RM 11
Pembahasan/Penjelasan Tabel
1. Perekam Medis
a. Berdasarkan Regulasi Nasional (A)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor sekian, bahwa
untuk Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah dibutuhkan
minimal sejumlah 3 orang perekam medis.
b. Berdasarkan Penghitungan Beban Kerja (Rumus) (B)
Berdasarkan penghitungan dengan rumus WISN, didapatkan
berdasarkan beban kerja dengan memperhitungkan jumlah jam kerja
tersedia dan beban kerja, dibutuhkan 5 orang perekam medis.
c. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Jam Layanan (C)

16
Dibutuhkan minimal 4 orang perekam medis supaya masing-masing
shift (pagi-siang-malam) dan satu orang libur terpenuhi.
d. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Terselenggaranya Layanan (D)
Dibutuhkan minimal 2 orang perekam medis untuk menangani
perekam medisan dan pengurusan klaim asuransi.

2. Customer Service
a. Berdasarkan Regulasi Nasional (A)
Tidak diatur/tidak ada ketentuan.
b. Berdasarkan Penghitungan Beban Kerja (Rumus) (B)
Berdasarkan penghitungan dengan rumus WISN, didapatkan
berdasarkan beban kerja dengan memperhitungkan jumlah jam kerja
tersedia dan beban kerja, dibutuhkan 4 orang customer service.
c. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Jam Layanan (C)
Dibutuhkan minimal 2 orang pekarya supaya shift layanan yaitu shift
pagi dan siang terpenuhi.
d. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Terselenggaranya Layanan (D)
Tidak dihitung/dipertimbangkan.
3. Pekarya RM/Kurir
a. Berdasarkan Regulasi Nasional (A)
Tidak diatur/tidak ada ketentuan.
b. Berdasarkan Penghitungan Beban Kerja (Rumus) (B)
Berdasarkan penghitungan dengan rumus WISN, didapatkan
berdasarkan beban kerja dengan memperhitungkan jumlah jam kerja
tersedia dan beban kerja, dibutuhkan 4 orang customer service.
c. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Jam Layanan (C)
Dibutuhkan minimal 4 orang customer service supaya masing-masing
shift (pagi-siang-malam) dan satu orang libur.
d. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Terselenggaranya Layanan (D)
Tidak dihitung/dipertimbangkan.

VII. KAIDAH PENYUSUNAN POLA KETENAGAAN UNTUK DOKTER


A. Kaidah Umum
Dokter dapat dipandang sebagai staf yang memberikan layanan di unit
(instalasi) tertentu dan juga dapat dipandang sebagai staf yang bekerja di
beberapa unit sekaligus. Maka perencanaan kebutuhan tenaga dokter tidak
dapat didasarkan pada satu metode/cara saja.
Kaidah umum penyusunan pola ketenagaan untuk dokter yaitu
a. Wajib memperhatikan kebutuhan regulasi nasional.
b. Mempertimbangkan beban kerja dengan metode WISN.
c. Jumlah dan jenis dokter yang tersedia memenuhi jam layanan yang
diselenggarakan.
d. Jumlah dan jenis dokter yang tersedia mengakomodir terselenggaranya
layanan dengan baik dan berkelanjutan.
e. Memperhatikan rencana strategis rumah sakit, misalnya untuk
pengembangan layanan.
Unit dapat mengidentifikasi kebutuhan dokter spesialis, kemudian dapat
mengajukan pengadaan bila diperlukan. Sementara keputusan penambahan
dokter dibahas melalui rapat pimpinan dan dipimpin oleh Direktur Utama.
17
B. Kaidah Khusus
1. Penyusunan Ketenagaan Dokter Umum
Dokter umum dipandang sebagai staf yang bekerja di seluruh unit
layanan RS, penghitungan kebutuhan tenaga dokter umum didasarkan pada
rekapitulasi kebutuhan dokter umum dari seluruh unit layanan medis.
Masing-masing unit pelayanan medis (misalnya IGD, Rawat Inap, dll)
yang membutuhkan layanan dokter umum, harus memasukkan komponen
dokter umum pada pola ketenagaan mereka, dan harus dihitung
kebutuhannya, misalnya menggunakan WISN, ataupun kebutuhan
pemenuhan jam layanan (24 jam, 7 hari per pekan), atau juga berdasarkan
kebutuhan pemenuhan shift dokter.
Setelah unit menyusun pola ketenagaan, maka bagian Sumber Daya
Insani beserta para pimpinan terkait kemudian dapat melakukan
pembahasan secara menyeluruh untuk mengkombinasikan kebutuhan di
masing-masing unit, sehingga menghasilkan hasil akhir berupa total jumlah
dokter umum yang dibutuhkan untuk memberikan layanan medis umum di
area-area perawatan yang dibutuhkan.
2. Penyusunan Ketenagaan Dokter Gigi
Dokter Gigi (di luar dokter gigi spesialis) dipandang sebagai staf yang
memberikan asuhan di rawat jalan. Sehingga yang menyusun kebutuhan
dokter gigi adalah instalasi rawat jalan. Penyusunan mempertimbangkan
regulasi nasional, dan pemenuhan jam layanan.
3. Penyusunan Ketenagaan Dokter Spesialis
Dokter spesialis bekerja di banyak unit, contoh dokter spesialis
penyakit dalam, bekerja secara rutin di Instalasi Rawat Jalan, Instalasi
Rawat Inap, dan ICU, dan lain sebagainya. Maka dalam penentuan jumlah
dan jenis dokter spesialis, tidak dapat didasarkan pada pola ketenagaan di
unit tertentu saja, namun harus mempertimbangkan kebutuhan dari
berbagai unit terkait, dan juga memperhatikan rencana strategis rumah
sakit, misalnya dalam hal pengembangan layanan.
Kewajiban unit, adalah tetap mengidentifikasi kebutuhan dokter
spesialis meliputi jumlah dan jenis dokter dan dituangkan dalam dokumen
pola ketenagaan di unit tersebut. Namun untuk penentuan jenis dan jumlah
yang dibutuhkan dan eksekusi rekrutmen dokter spesialis, dilakukan
melalui mekanisme rapat pimpinan, dapat melibatkan komite terkait
ataupun tidak.

VIII. PENYESUAIAN POLA KETENAGAAN TERKAIT FORECASTING PENGEMBANGAN


VOLUME PEKERJAAN DAN PENGEMBANGAN JENIS LAYANAN
A. Penyesuaian Terkait Prediksi Peningkatan Volume Pekerjaan
Pada saat pola ketenagaan disusun, maka penghitungan beban kerja
(terkait volume pekerjaan), dan jam layanan/jam kerja tentunya adalah apa
yang ada saat itu. Namun dokumen perencanaan SDM yang baik tentunya
harus mempertimbangkan perkembangan volume layanan sehingga,
pertumbuhan jumlah/volume layanan sudah diantisipasi dengan
pertumbuhan/perencanaan SDM yang matang. Sehingga harapannya rumah
sakit tidak memutuskan penambahan SDM secara sporadis dan insidentil,
namun sudah terencana sejak awal.
18
Cara yang dapat dipakai yaitu dengan memperhitungkan rata-rata
pertumbuhan layanan kemudian data itu digunakan untuk menentukan jumlah
SDM yang dibutuhkan kedepannya.
Cara aplikasinya misalnya sebagai berikut
a. Langkah 1, ambil daya jumlah/volume layanan/pekerjaan
Misalnya, data pasien operasi dari bulan Januari-Desember
b. Langkah 2, hitung kenaikan jumlah/volume layanan per bulan
c. Langkah 3, hitung rata-rata penambahan volume layanan selama sekian
periode survei (misalnya 1 tahun). Lebih luas cakupan data, maka lebih
akurat informasi rata-rata kenaikan volume yang dihasilkan.
Contoh
Selisih dgn Bulan
Bulan Jumlah Pasien Operasi
Sebelumnya
Januari 55 -
Februari 60 5
Maret 71 11
April 88 17
Mei 80 -8
Juni 92 12
Juli 87 -5
Agustus 103 16
September 110 7
Oktober 105 -5
November 113 8
Desember 120 7
Rata-Rata 5,4

Maka rata-rata kenaikan volume layanan operasi per bulan adalah


sebanyak 5,4 pasien, dibulatkan menjadi 5 pasien.
d. Langkah 4, berdasarkan rata-rata penambahan volume layanan, hitung
jumlah volume layanan di bulan dimana kita ingin memprediksikan,
misalkan pada bulan yang sama tahun berikutnya.
Peningkatan tidak dihitung berdasarkan prosentasi karena
menyebabkan peningkatan yang melonjak, tidak menggambarkan situasi
yang real pada tahun-tahun berikutnya.
Contoh pelaksanaannya sebagai berikut:
Diketahui volume layanan bulan Desember 2018 adalah sebanyak 120
pasien per bulan. Maka estimasi volume layanan pada bulan Desember
2019 bila dihitung secara linear, dengan menganggap kenaikan jumlah
pasien per bulan konstan pada angka 6 pasien, adalah:
120 + (12 bulan x 6 pasien) = 120+72 = 192 pasien
Maka estimasi jumlah volume pasien pada bulan Desember 2019
adalah 192 pasien.
Jumlah penambahan volume yang teridentifikasi menjadi bahan
koreksi terhadap kebutuhan tenaga staf berdasarkan penghitungan beban
kerja. Sehingga unit yang menyusun perencanaan SDM dapat
memperkirakan, dalam periode sekian waktu ke depan, berapa jumlah
penambahan SDM yang perlu di antisipasi.
e. Penyesuaian Terkait Rencana Pengembangan Jenis Layanan

19
Pengembangan layanan butuh perencanaan SDM supaya pada saat
layanan tersebut dijalankan, SDM yang dibutuhkan sudah siap.
Pengembangan layanan bisa berupa:
a. Penambahan kapasitas rawat inap
b. Penambahan jenis layanan rawat jalan
c. Penambahan layanan bank darah
d. Dsb
Masing-masing pengembangan layanan membutuhkan perencanaan
kebutuhan tenaga spesifik.
Sebagai contoh
Jumlah perawat untuk ruangan rawat inap, sesuai dengan kondisi saat
ini dengan 110 tempat tidur adalah 60 orang. Namun beberapa bulan lagi,
direncanakan akan dibuka ruangan perawatan pasien rawat inap
tambahan sehingga jumlah tempat tidur bertambah menjadi 150 tempat
tidur. Maka penambahan jumlah tempat tidur ini menjadi dasar
pertimbangan untuk penyusunan perencanaan SDM dengan faktor koreksi
pengembangan jenis layanan.

IX. PENYUSUN POLA KETENAGAAN


Penyusun pola ketenagaan adalah instalasi dan bagian, dimana pertanggung-
jawaban penyusunan ada pada pimpinan instalasi dan bagian.
Sementara kebutuhan pengisi pejabat struktural di bahas pada level pimpinan dan
bukan masuk kepada perencanaan SDM di level unit (instalasi/bagian).

X. PENYAJIAN/FORMAT ISI POLA KETENAGAAN


1. Judul Pola Ketenagaan Instalasi XXX
2. Jenis Layanan atau Pekerjaan (secara umum)
3. Daftar Jenis Staf yang Dibutuhkan untuk Menyelenggarakan Layanan/Pekerjaan
4. Pola Ketenagaan Standar, terdiri dari
a. Analisis Kebutuhan Per Masing-Masing Profesi Untuk Kondisi Saat Ini
1) Berdasarkan Regulasi Nasional
2) Berdasarkan Penghitungan Beban Kerja
3) Berdasarkan Pemenuhan Jam Layanan
4) Berdasarkan Pemenuhan Terselenggaranya Layanan
b. Analisis Komparasi Masing-Masing Profesi Untuk Kondisi Saat Ini
c. Kesimpulan Untuk Kondisi Saat Ini
Dituliskan hasil akhir jumlah dan jenis staf yang dibutuhkan untuk
instalasi/bagian tersebut.
5. Pola Ketenagaan Untuk Prediksi Peningkatan Volume & Pengembangan
Pelayanan, terdiri dari
a. Analisis Kebutuhan Per Masing-Masing Profesi Untuk Prediksi Peningkatan
Volume & Pengembangan Pelayanan
1) Berdasarkan Regulasi Nasional
2) Berdasarkan Penghitungan Beban Kerja
3) Berdasarkan Pemenuhan Jam Layanan
4) Berdasarkan Pemenuhan Terselenggaranya Layanan
b. Analisis Komparasi Masing-Masing Profesi Untuk Prediksi Peningkatan
Volume & Pengembangan Pelayanan

20
c. Kesimpulan Untuk Prediksi Peningkatan Volume & Pengembangan
Pelayanan.
Dituliskan hasil akhir jumlah dan jenis staf yang dibutuhkan untuk
instalasi/bagian tersebut.

XI. PEMBAHARUAN POLA KETENAGAAN


Pola ketenagaan wajib di perbaharui minimal setiap 1 tahun sekali, atau
manakala dibutuhkan ketika ada perubahan-perubahan signifikan terhadap pola
layanan maupun kebijakan nasional.

XII. DOKUMENTASI
Dokumentasi hasil perhitungan pola ketenagaan dimasukkan dalam
pedoman pengroganisasian unit yang diperbaharui setiap tahun dan digunakan
untuk bahan dalam pengajuan sumber daya manusia kepada Bagian SDI.

Pati, 11 Rabi’ul Awwal 1439 H


30 November 2017 M
Direktur Utama Rumah Sakit Umum
Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah

dr. Aldila S. Al Arfah, MMR


NBM : 1176703

21
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT UMUM FASTABIQ SEHAT
PKU MUHAMMADIYAH
NOMOR:
TENTANG PANDUAN POLA
KETENAGAAN & PERENCANAAN STAF

PENYAJIAN/FORAT ISI POLA KETENAGAAN

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL INSTALASI LABORATORIUM


A. JENIS LAYANAN ATAU PEKERJAAN
Instalasi laboratorium
B. DAFTAR JENIS STAF YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENYELESAIKAN
LAYANAN/PEKERJAAN
Daftar jenis staf yang dibutuhkan untuk menyelesaikan layanan atau pekerjaan di
Instalasi Laboratorium adalah sebagai berikut:
1. Adanya pelaksana Analis Laboratorium
2. Adanya Kepala Ruang
3. Adanya Dokter Spesialis Patologi Klinis
C. POLA KETENAGAAN UNTUK KONDISI SAAT INI
1. Analisis Kebutuhan Per Masing-masing Profesi
a. Berdasarkan Regulasi Nasional
Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor xx Tahun yyyy,
menyatakan bahwa rumah sakit dengan kelas D, harus memiliki minimal
satu orang Analis Laboratorium dan satu dokter spesialis patologi klinis.
Berdasarkan regulasi tersebut, rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU
Muhammadiyah yang mendapatkan izin operasi sebagai rumah sakit kelas
D membutuhkan tenaga sebagai berikut
1) Analisis laboratorium (minimal 1 orang)
2) Dokter spesialis patologi klinis (minimal 1 orang)
b. Berdasarkan Penghitungan Beban Kerja
Perhitungan beban kerja analis laboratorium menggunakan rumus WISN:
1) Penentuan Waktu Kerja
Shift pagi : 96 X 6,5 Jam = 52 jam/bulan
Shift siang : 7 x 6,5 jam = 45,5 jam/bulan
Total = 97,5 jam/bulan
= 1.170 jam/tahun → 70.200 mnt
2) Menentukan Unit Kerja dan Kategori SDM
Instalasi Laborat Pelaksana Analis Pelaksana/D3 Analis
Kapala Ruang Staff/ D3 Analis
Kepala Instalasi Dokter Patologi Klinik
3) Menyusun Standart Beban Kerja
Posisi Kegiatan Waktu Standar Beban
Pokok Pengerjaan Kerja per tahun
Pelaksana Analis Oper Shift 10 menit 11.556
Membereskan 15 menit 7.704
meja kerja
Kontrol alat 30 menit 3.852

22
dan kalibrasi
Billing pasien 5 menit 23.112
sampling 1 menit 115.560
Mengerjakan 30 menit 3.852
sampling
Mengerjakan 10 menit 11.556
hasil
Memberikan 5 menit 23.112
hasil ke pasien
Mengisi buku 5 menit 23.112
register
Menulis di 10 menit 11.556
buku
pemeriksaan
Total 234.972

4) Kuantitas kegiatan pokok


Posisi Kegiatan Rata” Kegiatan per
Pokok kegiatan per tahun
bulan
Pelaksana Analis Oper Shift 60 720
Membereskan 60 720
meja kerja
Kontrol alat 60 720
dan kalibrasi
Billing pasien 105 1,260
sampling 1.999 23.988
Mengerjakan 3.999 47.988
sampling
Mengerjakan 105 1.260
hasil
Memberikan 105 1.260
hasil ke pasien
Mengisi buku 105 1.260
register
Menulis di 105 1.260
buku
pemeriksaan

5) Menetapkan Standrat kelonggaran Waktu


Posisi Faktor Rata-rata waktu Jml waktu
Kelonggaran (dlm kelonggaran
jam/minggu) dlm jam/tahun
Pelaksana Rapat internal 1 jam/minggu 0,0269
Analis Lab

6) Perhitungan Kebutuhan SDM per Unit Kerja


Rumus kebutuhan SDM adalah dengan membagi kuantitas dengan
standar beban kerja per tahun.
Posisi Kegiatan kuantitas Standar Kebutuhan
Pokok Beban SDM
Kerja
per
tahun
23
Pelaksana Oper Shift 720 11.556 0,062
Analis Membereskan 720 7.704 0,093
meja kerja
Kontrol alat 720 3.852 0,187
dan kalibrasi
Billing pasien 1.260 23.112 0,054
sampling 23.988 115.560 0,207
Mengerjakan 34.099 3.852 8,852
sampling
Mengerjakan 1.260 11.556 0,109
hasil
Memberikan 1.260 23.112 0,055
hasil ke
pasien
Mengisi buku 1.260 23.112 0,055
register
Menulis di 1.260 11.556 0,109
buku
pemeriksaan
Total 9,783
Total tenaga yang dibutuhkan 9,783 dibulatkan 10, ditambah satu
kepala ruang dan satu dokter spesialis patologi klinik sama dengan 12
tenaga.
c. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Jam Layanan
Layanan untuk laboratorium diselenggarakan selama jam terdiri dari analis
laborat, kepala ruang dan dokter spesialis patologi klinik. Jadi kebutuhan
Analis laboratorium agar dapat memenuhi kebutuhan minimal adalah
sebagai berikut:
No Jenis Tenaga Jam Layanan Kebutuhan
Tenaga Minimal
1 Analis Lab 14 jam 2 orang
2 Dokter Spesialis 2 jam 5 hari Kerja 1 orang

d. Bersadarkan Pemenuhan Terselenggaranya Layanan


Instalasi Laboratorium terdiri dari saru sub unit yang bertugas untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium. Maka kebutuhan jumlah tenaga
minimal untuk berjalanya layanan tersebut adalah:
No Jenis Pekerjaan Kualifikasi Jumlah
1 Pemeriksaan laboratorium Analis Laborat 1
2 Dokter Spesialis Spesialis Patologi Klinik 1
Maka total kebutuhan Instalasi Raboratorium adalah 1 orang.

2. Analisis Komparasi Masing-Masing profesi Untuk Kondisi Saat ini


Tabel komparasi kebutuhan staf di Instalasi Laboratorium
No Jenis SDM A B C D Titik Temu
1 Analis Lab 1 10 2 1 10
2 Kepala Ruang 1 1 - - 1
3 Dokter Spesialis - 1 1 - 1
Total Jumlah Staf di Instalasi Laboratorium 12

Penjelasan Tabel
A adalah kebutuhan regulasi nasional

24
B adalah hasil penghitungan kebutuhan berdasarkan beban kerja
Menggunakan rumus
C adalah kebutuhan berdasarkan pemenuhan jam layanan
D adalah kebutuhan berdasakan pemenuhan terselenggaranya layanan

Kebutuhan Staff Instalasi Laboratorium


a. Tenaga Pelaksana Analis Laboratorium
1) Berdasarkan Regulasi Nasional (A)
Berdasarkan peraturan menteri kesehatan nomor xx tahun yyyy,
bahwa untuk Rumah Sakait Umum Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah
membutuhkan minimal satu kepala ruang.
2) Berdasarkan Penghitungan beban Kerja (Rumus) (B)
Berdasarkan perhitungan dengan rumus WISN, berdasarkan beban
kerja dengan memperhitungkan jumlah jam kerja tersedia dan beban
kerja, dibutuhkan 1 orang kepa ruang.
3) Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Jam Layanan (C)
Dibutuhkan minimal 1 orang untuk supaya terselenggaranya
layanan pemeriksaan laboratorium.
4) Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Terselenggaranya Layanan (D)
Dibutuhkan 1orang untuk terselenggaranya layanan pemeriksaan
laboratorium.
b. Tenaga Kepala Ruang
1) Berdasarkan Regulasi Nasional (A)
Berdasarkan peraturan menteri kesehatan nomor xx tahun yyyy,
bahwa untuk Rumah Sakait Umum Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah
tidak diatur tentang kebutuhan tenaga bidang umum.
2) Berdasarkan Penghitungan beban Kerja (Rumus) (B)
Berdasarkan perhitungan dengan rumus WISN, berdasarkan beban
kerja dengan memperhitungkan jumlah jam kerja tersedia dan beban
kerja, dibutuhkan 1 orang dokter spesialis patologi klinik
3) Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Jam Layanan (C)
Berdasarkan kebutuhan pemenuhan jam layanan dibutuhkan satu
dokter spesialis patologi klinik.
4) Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Terselenggaranya Layanan (D)
Berdasarkan kebutuhan pemenuhan terselenggaranya layanan,
tidak dibutuhkan patologi klinik.
c. Tenaga Dokter Spesialis Patologi Klinik
1) Berdasarkan Regulasi Nasional (A)
Berdasarkan peraturan menteri kesehatan nomor xx tahun yyyy,
bahwa untuk Rumah Sakait Umum Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah
membutuhkan minimal satu analis laboratorium.
2) Berdasarkan Penghitungan beban Kerja (Rumus) (B)
Berdasarkan perhitungan dengan rumus WISN, berdasarkan beban
kerja dengan memperhitungkan jumlah jam kerja tersedia dan beban
kerja, dibutuhkan 10 orang analis laborat.
3) Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Jam Layanan (C)
Berdasarkan kebutuhan pemenuhan jam layanan tidak dibutuhkan
kepala ruang.
4) Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Terselenggaranya Layanan (D)
25
Berdasarkan kebutuhan pemenuhan terselenggaranya layanan,
tidak dibutuhkan kepala ruang.

3. Kesimpulan untuk Kondisi Saat Ini


Berdasarkan analisis di atas, dapat diseimpulkan bahwan kebutuhan staff di
Instalasi Laboratrium adalah sebagai berikut:
No Jenis SDM Jumlah Staff
1 Analis Lab 10
2 Kepala Ruang 1
3 Dokter Spesialis 1
Total 12

D. POLA KETENAGAAN UNTUK PREDIKSI PENINGKATAN VOLUME & PENGEMBANGAN


PELAYANAN.
1. Analisis Kebutuhan Per Masing-Masig Profesi untuk Prediksi Peningkatan
Volumen & Pengembangan Pelayanan.
a. Berdasarkan Regulasi Nasional
Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor xx Tahun yyyy,
menyatakan bahwa rumah sakit dengan kelas D, harus memiliki minimal
satu orang Analis Laboratorium dan satu dokter spesialis patologi klinis.
Berdasarkan regulasi tersebut, rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU
Muhammadiyah yang mendapatkan izin operasi sebagai rumah sakit kelas
D membutuhkan tenaga sebagai berikut
a. Analisis laboratorium (minimal satu orang)
b. Kepa Ruang (satu orang)
b. Berdasarkan Penghitungan Beban Kerja
Untuk mengetahui pola ketenagaan untuk prediksi harus
mempertimbangkan pertumbuhan jumlah/volume dan pengembangan
layanan tahun berikutnya di instalasi laboratorium. Pada tahun ini di
Instalasi Laboratorium hanya melayani pemeriksaan laboratorium dan
hanya beroprasi selama 14 jam, direncanakan pada beberapa bulan
kedepan, akan ada sub bagain Bank Darah dan pemeriksaan laboratorium
akan beroprasi selama 24 jam.
Berikut
Perhitungan beban kerja analis laboratorium menggunakan rumus WISN.
Pada tahun mendatang, pelayanan akan dilaksanakan selama 24 jam
dengan 3 shift.
1) Penentuan Waktu Kerja
Shift pagi : 96 x 6,5 Jam = 52 jam/bulan
Shift siang : 7 x 6,5 jam = 45,5 jam/bulan
Shift malam : 7 x 9 jam = 63 jam/bulan
Total = 160,5 jam/bulan
= 1.926 jam/tahun → 115.560 mnt
2) Menentukan Unit Kerja dan Kategori SDM
Instalasi Laborat Pelaksana Analisis Pelaksana/D3 Analis
Kapala Ruang Staff/ D3 Analis
Kepala Instalasi Dokter Patologi Klinik

26
3) Menyusun Standart Beban Kerja
Standart beban kerja dihitung dengan memprediksi waktu pengerjaan
pada tahun berikutnya, sebagai berikut:
a) Kegiatan Rutin
Kegiatan rutin yang dilakukan di Instalasi Laboratorium adalah:
i. Operan Shift
ii. Membersihkan meja kerja
iii. Kontrol alat dan kalibrasi
Prediksi tahun depan, pelayanan di Instalasi laboratorium
adalah 24 jam, dengan Kegiatan operan shift dilakukan setiap
awal shift, yang setiap hari ada tiga kali operan shift, sehingga
pada satu tahun terdapat 36 kali kegiatan operan shift dengan
waktu 10 menit tiap operan shift.
b) Membersihkan meja kerja

Posisi Kegiatan Waktu Standar Beban


Pokok Pengerjaan Kerja per tahun
Pelaksana Analis Oper Shift 10 menit 11.556
Membereskan 15 menit 7.704
meja kerja
Kontrol alat 30 menit 3.852
dan kalibrasi
Billing pasien 5 menit 23.112
sampling 1 menit 115.560
Mengerjakan 30 menit 3.852
sampling
Mengerjakan 10 menit 11.556
hasil
Memberikan 5 menit 23.112
hasil ke pasien
Mengisi buku 5 menit 23.112
register
Menulis di 10 menit 11.556
buku
pemeriksaan
Total 234.972

7) Kuantitas kegiatan pokok


Posisi Kegiatan Rata” Kegiatan per
Pokok kegiatan per tahun
bulan
Pelaksana Analis Oper Shift 60 720
Membereskan 60 720
meja kerja
Kontrol alat 60 720
dan kalibrasi
Billing pasien 105 1,260
sampling 1.999 23.988
Mengerjakan 3.999 47.988
sampling
Mengerjakan 105 1.260
hasil

27
Memberikan 105 1.260
hasil ke pasien
Mengisi buku 105 1.260
register
Menulis di 105 1.260
buku
pemeriksaan

8) Menetapkan Standrat kelonggaran Waktu


Posisi Faktor Rata-rata waktu Jml waktu
Kelonggaran (dlm kelonggaran
jam/minggu) dlm jam/tahun
Pelaksana Rapat internal 1 jam/minggu 0,0269
Analis Lab

9) Perhitungan Kebutuhan SDM per Unit Kerja


Rumus kebutuhan SDM adalah dengan membagi kuantitas dengan
standar beban kerja per tahun.
Posisi Kegiatan kuantitas Standar Kebutuhan
Pokok Beban SDM
Kerja
per
tahun
Pelaksana Oper Shift 720 11.556 0,062
Analis Membereskan 720 7.704 0,093
meja kerja
Kontrol alat 720 3.852 0,187
dan kalibrasi
Billing pasien 1.260 23.112 0,054
sampling 23.988 115.560 0,207
Mengerjakan 34.099 3.852 8,852
sampling
Mengerjakan 1.260 11.556 0,109
hasil
Memberikan 1.260 23.112 0,055
hasil ke
pasien
Mengisi buku 1.260 23.112 0,055
register
Menulis di 1.260 11.556 0,109
buku
pemeriksaan
Total 9,783
Total tenaga yang dibutuhkan 9,783 dibulatkan 10, ditambah satu
kepala ruang dan satu dokter spesialis patologi klinik sama dengan 12
tenaga.

c. Berdasarkan Pemenuhan Jam Layanan


Jam layanan laboratorium di Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU
Muhammadiyah pada tahun ini adalah pukul 7 sampai dengan jam 21.00.
Prediksi pada tahun mendatang, layanan laboratorium di Rumah Sakit
Umum Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah akan diselenggarakan selama
24 jam. Maka jumlah tenaga Laboratorium yang harus dipenuhi minimal

28
dapat mengcover layanan selama 24 jam. Maka kebutuhan tenaga di
instalasi laboratorium agar dapat memenuhi jam layanan adalah 4 orang.
d. Berdasarkan Pemenuhan Terselenggaranya Layanan
Instalasi Laboratorium untuk tahun mendatang akan mengurus dua hal,
yaitu pemeriksaan laborat dan bank darah. Maka kebutuhan jumlah tenaga
minimal untuk berjalanya layanan tersebut adalah:
No Jenis Pekerjaan Kualifikasi Jumlah
1 Pemeriksaan laboratorium Analis Laborat 1
2 Pemenuhan Darah Teknologi Bank Darah 1
Maka total kebutuhan Instalasi Raboratorium adalah 2 orang.

2. Analisis Komparasi Masing-Masing Profesi Untuk Prediksi Peningkatan Volume


& Pengembangan Pelayanan
Jumlah pemeriksaan laboratorium selama satu tahun adalah sebagai berikut:
Bulan Jumlah Pasien Selisih dengan
Laboratorium Bulan Sebelumnya
Januari 1.260 -
Februari 1.306 46
Maret 1.360 54
April 1.456 96
Mei 1.270 -186
Juni 1.508 238
Juli 1.498 -10
Agustus 1.609 111
September 1.777 168
Oktober 1.870 93
November 2.050 180
Desember 1.987 -63
Rata-Rata 1.579,25 60,6
Maka rata-rata kenaikan volume layanan operasi per bulan adalah sebanyak
60,6 pasien, dibulatkan menjadi 61 pasien.

3. Kesimpulan untuk Prediksi Peningkatan Volume & pengembangan Pelayanan.


Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwan kebutuhan staff di
Instalasi Laboratrium adalah sebagai berikut:
No Jenis SDM Jumlah Staff
1 Analis Lab 10
2 Kepala Ruang 1
3 Dokter Spesialis 1
Total 12

Pati, 11 Rabi’ul Awwal 1439 H


30 November 2017 M
Direktur Utama Rumah Sakit Umum
Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah

dr. Aldila S. Al Arfah, MMR


NBM : 1176703

29

Anda mungkin juga menyukai