Anda di halaman 1dari 4

HSI Silsilah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam

– Halaqah 20 | Bab 2 Wujubul Islam –


Pembahasan Dalil Ke Dua QS Ali Imran 19
dan Ke Tiga QS Al An’am 153 Bagian 2
June 18, 2022Ummu Syifa

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه ومن وااله‬

Halaqah yang ke dua puluh dari Silsilah Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam yang
ditulis oleh Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.

Beliau mengatakan,
‫ البدع والشبهات‬:‫ السبل‬:‫قال مجاهد‬

Berkata Mujahid (Ibnu Jabr al Makki) beliau adalah murid seniornya Abdullah Ibnu Abbas,
diantara ucapan beliau,

‫عرضت القرآن على ابن عباس ثالثين مرة‬

Aku membacakan mushaf dihadapan Abdullah Ibnu Abbas 3 kali.

‫أقف عند كل آية‬

Setiap ayat aku berhenti dan bertanya kepada beliau tentang ayat ini.

Jadi bukan hanya tasmi’ tapi juga mengambil tafsir dari Abdullah Ibn Abbas. Bukan hanya
sekali tetapi sampai 3 kali. Tentunya ini lain sekali. Beliau sudah faham dua kali. Ternyata
Abdullah Ibnu Abbas mengulang lagi tafsirnya, tentunya lebih berbekas lagi. Ditambah yang
ke tiga, tentunya mujahid memiliki kedudukan di dalam masalah ilmu tafsir apalagi dilihat
guru beliau adalah Abdullah Ibn Abbas yang dido’akan oleh Nabi ‫ﷺ‬
‫ َو َعلِّمْ ُه ال َّتْأ ِوي َل‬5،‫ين‬
ِ ‫اللّ ُه َّم َف ِّق ْه ُه فِي ال ِّد‬

As Subul – ‫ – السبل‬yang dimaksud di sini – ‫ – َواَل َت َّت ِبعُوا ال ُّس ُب َل‬adalah – ‫ – البدع والشبهات‬bid’ah
bid’ah. Dan bid’ah: sesuatu yang berada di luar Islam.
Kalau itu di dalam Islam yang dibawa oleh Nabi ‫ ﷺ‬maka itu tidak dinamakan dengan
bid’ah. Dia (bid’ah) adalah sesuatu yang baru, tidak ada di dalam Islam dan di dalamnya
adalah syubhat (kerancuan-kerancuan).
Dari satu sisi kelihatannya dia adalah benar tetapi setelah dilihat dari sisi yang lain ternyata
dia adalah kebathilan, sebagaimana sebagian terkadang mendatangkan keumuman-
keumuman.
‫ِين آ َم ُنوا ْاذ ُكرُوا هَّللا َ ذ ِْكرً ا َكثِيرً ا‬
َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
[QS Al Ahzab 41]
Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kalian berdzikir dengan dzikir yang banyak.

Berdalil dengan ayat ini tentang dzikir jamaah, ini dengan alasan di dalam Al-Qur’an kita
disuruh untuk berdzikir dengan dzikir yang banyak.
Orang yang masih kurang keilmuawannya sulit untuk membendung syubhat seperti ini.
Dilihat dari satu sisi adalah kita harus banyak dzikir kepada Allah ‫ ﷻ‬tapi setelah dilihat
dari sisi yang lain ternyata ini adalah sebuah bid’ah, sesuatu yang menyelisihi Sunnah, karena
Nabi ‫ ﷺ‬tidak melakukan yang demikian.

Jadi yang menjadi sesuatu yang bid’ah, asalnya amalan tersebut ada tetapi ditambah, dirubah
caranya, dirubah tempatnya, dirubah zamannya, dirubah angkanya, maka ini menjadi bid’ah
idzofiyah. Asalnya disyari’atkan tetapi ada idhofat (tambahan-tambahan) sehingga jadilah dia
sebuah bid’ah. Ini yang kadang samar bagi seseorang. Maka jalan-jalan tadi adalah – 5‫البدع‬
‫ – والشبهات‬.
Yang menjadikan perpecahan itu adalah Al Bid’ah.

Adapun syahwat, maka ada diantara orang-orang yang menempuh jalan yang lurus ini yang
dia terjerumus ke dalam syahwat. Tapi yang menjadikan iftirokul ummah menjadi 73
golongan (72 golongan diantaranya masuk ke dalam neraka dan 1 golongan merekalah yang
masuk ke dalam Surga) yang menjadikan mereka berpecah belah tersebut adalah bidah,
adalah bid’ah-bid’ah i’tiqodiyah. Itulah yang menjadikan aliran-aliran A, aliran B, C
(Mu’tazilah, Murji’ah, Khowarij dan seterusnya).

Dan bid’ah-bid’ah yang ada pada aliran-aliran tersebut yang ada di dalam hadits iftirokul
ummah adalah bid’ah-bid’ah yang tidak sampai mengeluarkan mereka dari agama Islam, tapi
bid’ah tersebut termasuk dosa besar. Dan dosa besar bid’ah ini adalah dosa besar yang berada
di bawah kesyirikan.

۞ ‫ون ٰ َذل َِك لِ َمن َي َشا ُء‬ َ ‫… ۚ ِإنَّ هَّللا َ اَل َي ْغفِ ُر َأن ُي ْش َر‬
َ ‫ك ِب ِه َو َي ْغفِ ُر َما ُد‬
[QS An Nisa 48]

Bid’ah termasuk – ‫ون الشرك‬ َ ِ‫ون ٰ َذل‬


َ ‫ – ُد‬berarti dia masuk dalam firman Allah ‫ك‬ َ ‫ َو َي ْغفِ ُر َما ُد‬- ‫ ﷻ‬-
Allah ‫ ﷻ‬masih mengampuni dosa yang di bawah syirik termasuk bid’ah diantaranya – ‫لِ َمن‬
‫ – َي َشا ُء‬bagi orang yang Allah ‫ ﷻ‬kehendaki.

Oleh sebab itu aliran-aliran yang ada, yang mereka masuk ke dalam 72 golongan, keyakinan
Ahlu Sunnah mereka kelak di bawah kehendak Allah ‫ﷻ‬. Kalau Allah ‫ ﷻ‬menghendaki
Allah ‫ ﷻ‬mengampuni dosa bid’ah yang dia lakukan, mungkin saja Allah ‫ ﷻ‬ampuni
mereka, Allah ‫ ﷻ‬mengampuni sebagian dari mereka. Tapi kalau Allah ‫ﷻ‬
menghendaki maka Allah ‫ ﷻ‬memasukan dia ke dalam neraka dengan sebab bid’ah yang
mereka lakukan.

Jadi bid’ah yang dilakukan oleh 72 golongan tadi adalah bid’ah yang tidak mukaffiroh,
bid’ah yang tidak sampai mengeluarkan mereka dari agama Islam. Tapi masuk ke dalam dosa
َ ِ‫ون ٰ َذل‬
besar yang disebutkan oleh Allah – ‫ك لِ َمن َي َشاء‬ َ ‫– َو َي ْغفِ ُر َما ُد‬
Ada diantara Ahlu Bid’ah yang mungkin dia mukhlis, berbeda dengan Ahlu Bid’ah yang lain
yang keliatan sombong, mutakabbir, suka mencela, tidak menjaga lisannya. Ada sebagian
Ahlu Bid’ah dia menjaga lisannya dan kelihatan di dalam dirinya keinginan untuk mencari
kebenaran, mereka bertingkat-tingkat.

Oleh karena itu disini Mujahid menyebutkan,


‫ البدع والشبهات‬:‫السبل‬

Yang dimaksud dengan jalan-jalan tadi adalah bid’ah-bid’ah dan juga syubhat-syubhat. Itulah
yang menjadikan manusia berpecah belah karena bid’ah, syubhat ini, orang yang berada di
dalamnya menganggap dirinya berada di atas kebaikan sehingga disuruh untuk kembali
kepada jalan yang tengah, jalan yang lurus sulit, menganggap ini yang benar, yang B-C juga
demikian dan seterusnya, akhirnya

ٍ ‫ُك ُّل ح ِْز‬


َ ‫ب ِب َما لَ َدي ِْه ْم َف ِرح‬
۞ …‫ُون‬
[QS Ar Rum 32]

Masing-masing merasa gembira dengan hidupnya.


Berbeda dengan Ahlu Syahwat, ketika dia melakukan syahwatnya /mengikuti hawa nafsunya
setelah melakukannya dia dalam keadaan menyesal dan tahu bahwasanya dia itu salah,
meskipun ada seorang yang mungkin ditokohkan di dalam agama dia mengatakan halal tapi
dia tidak akan percaya. Apa yang ana lakukan itu adalah salah. Tahu bahwasanya dia di atas
kegelapan mengikuti hawa nafsunya dan berkeinginan seandainya kelak dia akan kembali
kepada Allah ‫ﷻ‬, kembali kepada jalan yang lurus.

Ini diakui oleh orang-orang yang minum minuman keras atau wanita-wanita yang menjadi
pelacur dan di dalam hati kecil mereka, mereka ingin untuk kembali seperti orang yang
normal tapi tidak tahu bagaimana cara kembali. Kadang ada diantara mereka yang menulis di
secarik kertas ditempelkan di kamarnya, “Ya Allah ‫ ﷻ‬kapan dia kembali.”
Mengungkapkan tentang penyesalan dia atas jalan yang sedang dia jalani sekarang ini,
mereka adalah ahli syahwat.

Adapun Ahlu Bid’ah, mereka Ahlu Syubhat, maka mereka merasa bahwasanya dia berada di
atas jalan yang benar sehingga inilah yang memecah belah umat – ‫– َف َت َفرَّ َق ِب ُك ْم َعن َس ِبيلِ ِه‬

Sehingga tidak jauh apabila Mujahid di sini menafsirkan as subul di sini dengan Al Bid’ah
wa Syubhat, menunjukan bahwasanya bid’ah-bid’ah inilah yang menyebabkan perpecahan
umat.

Adapun sunnah, maka dialah yang mengumpulkan umat. Inilah yang mengumpulkan kita.
Adapun kalau masing-masing kita masih berada di dalam aliran-aliran tersebut, maka kita
akan terus berpecah belah. Tapi ketika kita mau berkumpul mempelajari aqidah yang benar,
manhaj yang benar, inilah yang akan mengumpulkan kita di atas jalan ini.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, semoga bermanfaat, dan sampai
bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Abdullah Roy
Di Kota Jember

Materi audio ini disampaikan di dalam grup WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah
Roy.

Anda mungkin juga menyukai