DEMOGRAFI
A. KONDISIGEOGRAFISDANADMINISTRASI
UPT Puskesmas Pulau Kijang Kecamatan Reteh terletak di Kabupaten Indragiri Hilir,
Provinsi Riau, tepatnya di arah selatan ibukota provinsi Riau, Pekanbaru.Puskesmas Pulau
Kijang diBangun pada Tahun 1970, dan tahun 2018 dibangun kembali gedung baru dan
diresmikan pada bulan Januari Tahun 2019 oleh pajabat H. M. Wardan sebagai Bupati
Kabupaten Indragiri Hilir dengan luas bangunan 356 m 2 bangunan Luas Wilayah 71.207 Km
²yang terdiri dari 3 Kelurahan dan 11 Desa.
UPT Puskemas Pulau Kijang berlokasi di jalan Teladan No 01. Kelurahan Pulau Kijang
Kecamatan Reteh yang mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :
3,087.0
3,000.0
2,000.0 1,569.0
1,031.0
1,000.0
-
ng
g
h
am
n
ng
un rab
ku
il
ri
ni
Sa r
ro
an
da
bu
ec
a
la
sa
ja
Pu da
ja
Se ngl
Ru
et
As
ng
Te
Su u k
ah
Un
La
Ki
ar
Ki
b. Ma
Sa
M
u
ek
ai
ai
u
la
g
u
la
ai
la
ng
la
ng
M
Pu
b.
ai
ng
Pu
Pu
ng
Su
nj
Su
Ta
Su
Se
2.JumlahDesa/Kelurahan
Wilayah Kecamatan atau puskesmas Pulau Kijang di bagi menjadi 3 kelurahan dan
11 desa. Jumlah penduduk dari Pendataan BPS tahun 2022 Sebanyak 36,752 Jiwa terdiri dari
18,534 Jiwa Laki – laki dan 18.218 Jiwa perempuan
B. KEPENDUDUKAN
1. JumlahPendudukMenurutJenisKelamindanKelompokUmur
Berdasarkan Gambardibawah ini dapat dilihat bentuk piramida penduduk Kecamatan
Reteh/Puskesmas Pulau Kijang masih bertipeekspansif, di mana penduduk muda
menunjukkan proporsi yang besar dan kecilnyaproporsi penduduk tua, serta pertumbuhan
penduduk yang tinggi (bagian tengahcembung). Sedangkan badan piramida yang besar,
menunjukkan jumlah pendudukusiakerja/usiaproduktifyangbesar.
16 30
50.0
15 125.0 150
14 130.0 252
13 150.0 120
12 500.0 250
11 1,200.0 1,323
10 2,023.0 2,004
9 1,806.0 1,250 KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI
8 2,009.0 850
PEREMPUAN
7 2,210.0 2,062
6 2,044.0 1,890
5 1,256.0 2,487
4 1,055.0 1,091
3 1,142.0 1,851
2 1,348.0 1,141
1 1,486.0 1,467
13-Oct 09-Jul 04-Apr 30-Dec 26-Sep 22-Jun 18-Mar
2. KepadatanPenduduk/km2
Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan suatu wilayah,tetapi di sisi
lain penduduk juga dapat menjadi suatu beban bagi wilayah itu
untukmencapaipertumbuhanekonomiyangdapatdinikmatiolehseluruhlapisanmasyarakat.Perta
mbahanjumlahpendudukyangtidakterkendaliakanmenyebabkanberbagaimasalahyangdapatme
nghambatpembangunan.Lajupertumbuhanpendudukyangtinggidikhawatirkanakandapatmeni
mbulkanmasalah-
masalahterutamayangmenyangkuttentangpenyediaanberbagaikebutuhan,termasukjugadidala
mnyapendidikan,kesehatandanpenyediaanlapanganpekerjaan.
Wilayah Kecamatan Reteh/Puskesmas Pulau Kijang semakin padat penduduk, hal ini
dibuktikan
dengansemakinmeningkatnyaangkakepadatanpenduduk.BerdasarkanhasilSensusPenduduk
Tahun 2021 kepadatan penduduk Kecamatan Reteh sebesar 35,298 jiwa
perkilometerpersegidanangkainimeningkatterushinggamencapai1.454jiwaperkilometer
persegipadaTahun 2022.
g
h
am
n
ng
b
ku
cil
ri
i
r
ro
an
an
da
bu
ra
la
la
sa
ja
ke
ja
Ru
et
As
ng
ng
Te
ah
ad
Un
La
Ki
ar
Ki
u
Sa
Sa
M
u
M
ek
ai
ai
u
la
g
u
ai
la
la
un
ng
la
ng
M
Pu
ai
b.
ng
Pu
Pu
Pu
ng
Su
nj
Se
Su
Su
Ta
b.
Su
Se
Masalahkependudukanlainnyaadalahpersebaranpendudukyangtidakmerata.Persebaran
penduduk yang tidak merata disebabkan oleh berbagai halantara lain letak geografis,
iklim/cuaca, tingkat kesuburan tanah, pusat kegiatanpendudukdanfaktor
socialbudayaatauadatistiadatwilayahsetempat.
Tidakmeratanyapersebaranpendudukakanmenyebabkanberbagaimasalahsepertimeningkatnya
jumlah pengangguran,munculnya permasalahan kebutuhan lahanuntuk pemukiman, akses
fasilitas pendidikan dan kesehatan yang tidak memadaisertamasalah-masalahsociallainnya.
3. RasioJenisKelamin
Komposisipendudukmenurutjeniskelamindidasarkanataspenduduklaki-lakidan
perempuan disebut rasio jenis kelamin (sex ratio).Rasio jenis kelamin penduduk Kecamatan
Reteh Tahun 2022 sebesar 101,7. Ini berarti bahwa dari setiap 100
pendudukperempuanadasekitar101,7penduduklaki-
lakiataudengankatalain,jumlahpenduduklaki-lakidi Kecamatan Reteh
lebihbanyakdarijumlahpendudukperempuan.
Berikut adalah gambaran rasio jenis kelamin berdasarkan kelompok umur di Tahun 2022.
45 - 49 100.9
40 - 44 144.5
35 - 39 236.4
30 - 34 107.2
25 - 29 108.1
20 - 24 50.5
15 - 19 97.7
10 - 14 61.7
5-9 118.1
0-4 101.3
0 50 100 150 200 250
4. Pendidikan
Pada Tahun 2022 jumlah penduduk Kecamatan Reteh berjumlah
36.752. Penduduk memiliki ijazah tertinggi pada tingkat SMA/MA
sebesar 55.246. Sedangkan pada Tahun 2022 penduduk yang memiliki
ijazah tertinggi adalah tamat Sekolah Dasar sebesar 51.219. Ini artinya
penduduk Kecamatan Reteh yang berpendidikan Sekolah dasar semakin
tahun berkurang dan hal sangat baik untuk pembangunan Kecamatan
Reteh. Sedangkan penduduk yang memiliki ijazah tertinggi Diploma
atau lulusan Universitas Tahun 2022 sebesar 838.509 Sedangkan untuk
persentase tingkat pendidikan tertinggi yang dimiliki oleh penduduk
Kecamatan Reteh bias dilihat pada gambar dibawah ini.
Ts
IV
/M
II
III
SD
)
AN
OR
M
M
A
A
SD
M
RU
H
A/
M
M
KT
P/
ZA
LO
LO
LO
SM
JU
DO
SM
IJA
IP
KE
IP
IP
R/
I/D
/D
I/D
KI
TE
ILI
S1
GA
EM
A
AS
EM
OM
EN
AD
(M
M
PL
EN
AK
3
AK
DI
M
/S
TID
S2
H
LA
KO
SE
BAB II
SARANAKESEHATAN
A. SARANA KESEHATAN
Penyediaan sarana kesehatan melalui peningkatan jumlah Puskesmas,Puskesmas Pembantu
( Pustu ),dan Klinik. Dan fasilitas kesehatan swasta telah menjangkau sebagian besar masyarakat
sampai ke daerah-daerah,sehingga diharapkan sebagian besar masyarakat terutama masyarakat
pedesaan mendapatkan pelayanan kesehatan yang mudah dicapai dan bermutu. Berikut ini adalah
gambaran fasilitas kesehatan di Kecamatan Reteh Tahun 2022.
12
10
0
Puskesmas Pustu Polindes
A. Puskesmas
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan
kesehatan , pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan, serta pusat pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
Puskesmas di Kecamatan Reteh Tahun 2022 berjumlah 1 Puskesmas dan 11 Pustu yang terdiri
dari 1 Puskesmas Rawat Inap.
B. AksesDanMutuPelayananKesehatan
1. CakupanKunjunganPasien Puskesmas Pulau Kijang
Kunjungan pasien di rawat jalan di Puskesmas Pulau Kijang Tahun 2022 bejumlah
9584 orang terdiri dari 4212 orang laki-laki dan 5372 orang perempuan,kunjungan rawat inap
berjumlah 99 orang terdiri dari 29 laki-laki dan 70 perempuan sedangkan pasien gangguan
jiwa terdapat 45 orang terdiri dari 32 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Dapat dilihat
dari grafik dibawah
JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN UPT PUSKESMAS
KIJANG TAHUN 2022
Series1
9584
5372
4212
70 99 45
29 32 13
PULAU KIJANG
100%
Reteh
Ketesediaan
Vaksin IDL
100%
Posyandu Merupakan jenis UKBM yang paling bermanfaat bagi masyarakat dewasa ini.Posyandu
minimal meliputi 5 Program Prioritas ( KIA, KB, Gizi, Imunisasi, dan Penanggulangan Diare ). Satu
Posyandu sebaiknya melayani sekitar 100 balita ( 120 KK ),atau sesui dengan kemampuan petugas
keadaan setempat,seperti keadaan geografis,Jarak antara Kelompok Rumah , jumlah KK dalam satu
kelompok rumah dan sebagainya. Jumlah Posyandu diKecamatan Reteh Tahun 2022 Sebanyak 41.
Jumlah posyandu di Kecamatan Reteh sudah cukup memadai , namun dari segi kualitas harus
ditingkatkan.
1. CakupanPosyanduMenurutStrata
Jumlah seluruh Posyandu di Puskesmas Pulau Kijang untuk Tahun 2022 ada
sebanyak41unit,dariseluruhjumlahPosyandutersebutterbagiatas2jenisPosyanduyakniPos
yanduMadya,danPosyanduMandiri.JumlahPosyanduberdasarkan strata di Kecamatan
Reteh Tahun 2022 dapat terlihatpadagambardibawahini:
2. Desa Siaga
Desa dan kelurahan yang penduduknya dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat ( UKBM ). Desa siaga aktif memiliki 14
( empat belas desa siaga aktif per setiap desa).
DESA SIAGA DI KECAMATAN RETEH
100%
90%
80%
70%
60%
50%
DESA SIAGA
40%
30%
20%
10%
0%
ro
lau ni
Pu sari
Pu sam
b. glar
ai cil
g
ng ku
un rab
g
ng an
M h
g
M lar
jan
an
jan
u
Pu ada
e
et
Su Ru
d
ng ab
ng
Su u k
Ta ai Te
ar
n
ah
M
Un
A
Ki
Ki
Sa
Su g L
M
ek
Sa
lau
ai
la
lau
ai
ng
Pu
Su
Se
nj
b.
Se
PosBinaanTerpadu(POSBINDU)adalahkegiatanmonitoringdandeteksidinifa
ktor resiko penyakit tidak menular terintegrasi serta gangguan akibat kecelakaandan
tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dikelola oleh masyarakat
melaluipembinaanterpadu.TujuanutamakegiatanPosbinduPTMadalahuntukmeningk
atkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktorrisiko
PTM.mencakup semua masyarakat usia 15 tahun ke atas baik itu
dengankondisisehat,masyarakatberesikomaupunmasyarakatdengankasusPTM.Posbi
nduPTMbertujuanuntuk:
a. Memberikan penyuluhan dan upaya agar tidak sampai menjadi
masyarakatyangberesikoterkenapenyakit PTMBagimasyarakat
beresiko
b. MengenalifaktorresikoPTMyangadadanupayamengurangijumlah
maupunintensitasfaktorresikotersebutagar
tidakmenjadipenyakitPTM.
c. Mengontroldanmenjagakesehatansecaraoptimalbaikdenganupa
yapreventifsepertipenyuluhandankuratifmelaluisistemrujukanPo
sbinduPTMkePuskesmas.
DenganadanyaPosbinduwargadapatmengetahuidanmenanggulang
ipenyakit agar tidak menjadi parah.Pelaksanaan Posbindu di Kecamatan
Reteh Tahun
2022berjumlah18unit.GambaranpenyebaranposbintuPTMdiKecamatan
Retehdapatdilihatdarigrafikdibawahini.
BAB III
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Tenagakesehatanmemilikiperananpentinguntukmeningkatkankualitaspelayanankesehatanyangma
ksimalkepadamasyarakatagarmasyarakatmampuuntukmeningkatkankesadaran,kemauan,dankema
mpuanhidupsehatsehinggaakanterwujudderajatkesehatanyangsetinggi-
tingginyasebagaiinvestasibagipembangunansumberdayamanusiayangproduktifsecarasosialdaneko
nomisertasebagaisalahsatuunsurkesejahteraanumum.Tenagakesehatan merupakankunci
utama dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan bidang
kesehatan.BerdasarkanUndang-UndangNomor36Tahun2014tentang
TenagaKesehatan,tenagakesehatanadalahsetiaporangyangmengabdikandiridalambidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan
melaluipendidikandibidangkesehatanyanguntukjenistertentumemerlukankewenanganuntukmelak
ukanupayakesehatan.Sumber daya manusia kesehatan
yangdisajikanpadababinilebihdiutamakanpadakelompoktenagakesehatan.DalamPeraturanPreside
nNomor32Tahun1996tentangTenagaKesehatanmemutuskanbahwatenagakesehatanterdiridaritena
gamedis,tenagakeperawatan,tenagakefarmasian,tenagakesehatanmasyarakat,tenagagizi,tenagaket
erapianfisikdantenagaketeknisianmedis.
Datajumlahtenagakesehatandiperlukanuntukmengetahuiketersediaandankekurangantenagakeseh
atan.Danjumlahkeseluruhantenagakesehatanyang ada di Puskesmas Pulau Kijang Tahun 2022.
31
Berdasarkan data jumlah tenaga kesehatan yang bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya dan
estimasi jumlah penduduk, dapat disusun rasio tenaga kesehatan di Puskesmas Pulau Kijang. Jumlah tenaga
kesehatan yang digunakan adalah jumlah tenaga kesehatan yang bekerja sesuai dengan fungsinya.
Rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk digunakan sebagai indicator untuk mengukur
ketersediaan tenaga kesehatan guna mencapai target pembangunan kesehatan tertentu. Untuk target rasio
tenaga kesehatan di Puskesmas Pulau Kijang Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan
Tahun2011–2025.
A. Jumlah dan Rasio Tenaga (Dokter Umum dan Dokte gigi) di Sarana Kesehatan
Rasio dokter umum terhadap jumlah penduduk digunakan sebagai indikator untuk mengukur
ketersediaan tenaga dokter umum untuk mencapai target pembangunan kesehatan pada tahun tertentu. Rasio
Dokter Umum di Puskesmas Pulau Kijang Tahun 2022 berjumlah 4 Orang 2 Orang Laki-laki dan 2 Oang
Peempuan.
1.5
Jumlah Dokter Umum
0.5
0
laki-laki Perempuan
0.8
Jumlah Dokter Gigi
0.6
0.4
0.2
0
Perempuan
Tenaga Perawat di Puskesmas Pulau Kijang Pada Tahun 2022 berjumlah 19 Orang terdiri dari 12 dan 7
perempuan.
12
10
0
Laki-laki Perempuan
Jumlah Tenaga Bidan di Puskesmas Pulau Kijang Pada Tahun 2022 sebanyak 31 Orang termasuk bidan
yang ada di 11 Desa.
Jumlah Tenaga Bidan Tahun 2022
18
16
14
12
10
8 Jumlah Tenaga Bidan Tahun 2022
6
4
2
0
Se San g
lau am
g
g
n
M h
Su ulau ar i
Su ung rab
Ki i
Su i Un il
Ta gai uku
b. M tro
Sa ar
lau an
ek r
a ec
jan
jan
an
ng da
ai bu
M gla
b. gl
P ars
e
Pu i A s
Pu ad
ng k
nj Te
ah
Su R
ng La
M
Ki
a
lau
n
Pu
Se
10
6
Tenaga Gizi
5
Tenaga Kesehatan Lingkungan
4 Tenaga Kesehatan Masyarakat
0
Laki-laki Perempuan Jumlah
2.5
2
Apoteker
1.5 Keparmasian
0.5
0
Laki-laki Perempuan
Dari gambar diatas dapat dilihat tenaga kefarmasian ada 2 oranmg dan tenaga apoteker ada satu orang.
BAB IV
PEMBIAYAANKESEHATAN
Dalam upaya mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya, sebagaimana tujuan pembangun kesehatan,
maka Pemerintah sejak tanggal 1 Januari 2014 telah menerapkan Jaminan Kesehatan Nasional bagi seluruh rakyatnya secara
bertahap. Melalui penerapan Jaminan Kesehatan Nasional ini, diharapkan tidak ada lagi masyarakat Indonesia, khususnya
masyarakat miskin yang tidak berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan di kala sakit karena tidak memiliki biaya.
Pada Tahun 2022, peserta jaminan kesehatan di Provinsi Riau sebanyak 20.582 jiwa, Jumlah JKN PBI sebanyak 18.528
Jiwa sedangkan jumlah JKN Non PBI sebanyak 2.224 jiwa. terdiri dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terdiri dengan rincian
sebagai berikut :
1.
Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN adalah peserta PBI jaminan kesehatan meliputi orang yang
tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang dibayar oleh Pemerintah melalui APBN
sebanyak 9.537 jiwa.
2.
PBI APBD adalah peserta PBI jaminan kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan
orang tidak mampu yang dibayar oleh Pemerintah daerah melalui APBD sebanyak 8.721 jiwa.
3.
Pekerja Penerima Upah (PPU) adalah peserta jaminan kesehatan yang terdiri dari PNS, TNI, POLRI,
pejabat negara, pegawai Pemerintah non PNS, dan pegawai swasta.
4.
Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/Mandiri adalah jaminan kesehatan dengan peserta yang
berasal dari pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri termasuk warga negara asing yang
bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.
5.
Bukan Pekerja (BP) adalah peserta jaminan kesehatan yang terdiri dari investor, pemberi kerja,
penerima pensiun, veteran, dan perintis kemerdekaan.
JUMLAH
PBI
Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan
pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan
kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.
26%
46%
28%
Gambar di atas menjelaskan bahwa, pada Tahun 2022 jumlah total anggaran kesehatan di Puskesmas Pulau
Kijang sebesar 1.246.878.224 sumber anggaran kesehatan di Kabupaten / Kota berasal dari APBD
Kabupaten / Kota sebesar 28%, sumber dari DAK 26%.
Anggaran kesehatan Kabupaten/Kota bersumber dari anggaran APBD Kabupaten/Kota, APBN, APBD Provinsi dan Pemerintah lain
( pinjaman/hibah luar negeri). Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 mengamanatkan besar anggaran kesehatan
Pemerintah Daerah baik di Provinsi serta Kabupaten/Kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah di luar gaji.
Persentase alokasi anggaran kesehatan merupakan gambaran sejauh mana respon Pemerintah Daerah terhadap
pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten/Kota
Besarnya alokasi anggaran kesehatan tersebut sangat penting karena ini merupakan komitmen
Pemerintah daerah Kabupaten/Kota terhadap pembangunan kesehatan di daerahnya. Hal ini mengingat salah
satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya derajat kesehatan adalah seberapa besar tingkat pembiayaan
untuk sektor kesehatan. Semakin besar belanja kesehatan yang dikeluarkan Pemerintah diharapkan semakin
baik pencapaian derajat kesehatan masyarakat. Dan saat ini setiap daerah Kabupaten/Kota mempunyai
kewajiban pencapaian Standar Pelayanan Minimal 100%.
A. KESEHATAN IBU
Jumlah kematian ibu adalah jumlah kematian ibu yang terjadi pada saat ibu
hamil, ibu bersalin atau pada saat ibu nifas (sampai dengan 42 hari pasca persalinan) diluar
kejadian karena kecelakaan.Guna memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan kematian
maternal telah disepakati setiap kasus kematian harus melampirkan format autopsi verbal
kematian maternal dalam audit maternal revisi dalam perjalanannya masih belum berjalan
seperti yang diharapkan.
Penyebab tingginya proporsi kematian ibu pada saat nifas dipengaruhi beberapa faktor;
1. Ibu selama kehamilan tidak mendapatkan penanganan Ante Natal Care sesuai standar
2. Kurangnya kompetensi petugas dalam pertolongan persalinan
3. Pelayanan nifas yang tidak sesuai standar
4. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung persalinan di fasilitas kesehatan
5. Respon time Rumah Sakit yang lambat.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam penurunan kematian ibu adalah melalui
penerapan Audit Maternal Perinatal (AMP) dan Autopsi Verbal kematian ibu. AMP
merupakan suatu kegiatan untuk menelusuri sebab kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama melalui pembahasan kasus. Kegiatan ini
melibatkan dinas kesehatan kabupaten/kota, para pemberi pelayanan dasar (puskesmas dan
jajarannya) dan rumah sakit kabupaten/kota, yang tergabung dalam satu tim. Melalui
pertemuan pembahasan kasus, tim AMP kabupaten/kota dapat mengidentifikasi faktor
medik, non medik dan faktor pelayanan kesehatan yang berpengaruh terhadap kematian ibu
dan perinatal sehingga diharapkan dapat menetapkan prioritas pemecahan masalah dalam
upaya penurunan AKI dan AKB.
Gambaran Perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian
kematian dalam masyarakat dari waktu kewaktu.Kejadian kematian juga dapat digunakan
sebagai indikator dalam penelitian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program
pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan
melakukan pendataan,tingkat kematian dan penyakit. Penyebab utama kematian yang terjadi
pada periode terakhir akan diuraikan dibawah ini.
600
500
400
200
100
0
M o
ah
lau ni
b. lar
Sa i
ng uku
ng
ai rab
ai lar
an
Pu abuh
ng g
lau g
r
M ecil
am
etr
sa
nju an
Pu ada
Pu ijan
ml
g
ija
Su Und
Su Sang
e
n
ar
M
R
As
K
Ta Mah
Ju
Su gai T
K
L
ek
lau
lau
ai
ng
n
Pu
Se
ng
Su
b.
Se
260
98
67
37 29
26 17 25
11 50 90 90 13 14
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
O
NI
R
SA I
ME CIL
U
R
G
PU SAM
UN AB
AR
NG AN
TR
M H
LA
G
PU ANG
DA
UK
LA
AN
AN
E
NG
ME
R
RS
NG LAB
NG
UK
UR
MA
TE
KIJ
UN
AH
KIJ
KA
AI
SA
AI
LA
LA
U
G
AI
U
NG
LA
B.
LA
NG
AI
PU
SE
SU
SU
NJ
PU
SU
TA
SU
B.
SE
Dari gafik di atas dapat dilihat bahwa trend angka kematian ibu di Kecamatan Reteh dari tahun 2022 mengalami
penurunan. Yaitu pada tahun 2022 angka kematian ibu yang dilaporkan berjumlah 0 orang,jumlah kematian ibu yang
dilaporkan sebanyak 0 orang dari 620 kelahiran hidup.
2. Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Hamil (Cakupan Kunjungan K-1 Dan K-4)
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan pemberi
perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta kesempatan
untuk memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dari petugas kesehatan. Dalam
Kunjungan Antenatal care ini dilakukan Pemeriksaan pada ibu hamil secara fisik dan mental
serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, Nifas, persiapan pemberian
ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
Tujuan Utama dari Pemeriksaan Kehamilan ( ANC) adalah memfasilitasi hasil yang
sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan membina hubungan saling percaya dengan
ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan
kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan.
Kunjungan Antenatal Care minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut
:
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langka penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.Pelayan kesehatan dasar yang diberikan dengan cepat dan tepat diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah
kesehatan masyarakat.
Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal,
persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan disemua fasilitas kesehatan mulai dari posyandu
hingga rumah sakit.
Target pelayanan kesehatan dasar terkait pelayanan kesehatan ibu dan anak yang harus dicapai di tahun 2022 sesuai
standar pelayanan minimal ( SPM ) adalah : 1) cakupan kunjungan ibu hamil ( K4 ) sebesar 86%, 2) cakupan
komplikasi kebidanan yang ditangani sebesar 80%, 3) cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan sebesar 90%, 4) cakupan pelayanan nifas sebesar 90%.
Tabel 11 :
200
150
100
50
0
TRO
NI
SEB GLAR
SAN RI
DA
ME ECIL
G U
ME
GA AR
NG
PUL SAM
JU AB
SA
SUN RUK
GA N
MA
GA BUH
G
SUN NDA
SUN ANGL
K
KA R
TAN AI TER
KIJA
PUL NG
AN
AU
IA
AU
SUN NG LA
KIJA
AH
IU
AU
.S
IM
PUL
LAU
. PU
SEB
Dari gambar tabel 13 diatas dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan ibu hamil untuk K1 sebesar 98,7 % sedangkan
untuk ibu hamil K4 sebesar 97,3 % ditahun 2022
a. Kunjungan Neonatal ( KN Lengkap )
Pelayanan Kunjungan Neonatal lengkap,minimal 3 kali yaitu 1 kali pada usia 6 – 48 jam, 1 kali pada 3 – 7
hari,dan 1 kali pada 8 – 28 hari sesuai standar disatu wilayah kerja. Cakupan kunjungan neonatal KN
lengkap di Kecamatan Retehpada tahun 2022 sebesar 98%.berikut gambar tabel Tabel 16 :
Tabel 14 :
200
150
100
50
0
TRO
LAH
I
AN
R
SEB GLA
SAN RI
ME ECIL
G U
ME
GA AR
AD
PUL ASAM
NG
JGUM
SUN NG LA B
SA
SUN RUK
GA N
GA BUH
JU RA
SUN UNDA
SUN ANGL
K
M
KAR
PUL NG
KIJA
AN
TAN AI TE
AU
AU
KIJA
AH
I
AU
.S
I
IM
LAU
PUL
. PU
SEB
Gambar tabel 16 menunjukkan bahwa KN lengkap DiKecamatan Reteh tahun 2022 dengan persentase sebesar 79%
angka ini menjadi acuan untuk tahun selanjutnya.
500
400
300
200
100
lah
TRO
R
AN
SAN RI
ME ECIL
SEB GLA
Jum
GA AR
PU SAM
G
SUN NG LA B
GA N
ME
AD
RSA
SUN U RUK
GA BUH
AN
JU RA
G
PU NG
SUN NDA
SUN ANGL
K
AN
M
TAN AI TE
KIJ
KA
IA
LAU
A
AH
IU
KIJ
LA
LAU
.S
IM
LAU
PU
. PU
SEB
Gambar tabel 14 terlihat fluktuasi cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kecamatan Reteh
mengalami Penurunan dan belum mencapai sebesar 92%. Upaya terus dilakukan oleh dinas kesehatan dan seluruh
puskesmas aga setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan.
Tabel 13 :
Persalinan Ibu Nifas Tahun 2022
600
500
400
300
200
100
lah
O
NI
AR
SA RI
ME ECIL
NG UKU
TR
AI AR
PU SAM
G
B
NG DAN
MA H
DA
NG
Jum
PU NG
A
GL
AN
RA
U
ME
L
RS
UK
NG
MA
NG AB
N
UR
HA
TA AI TE
IJA
KIJ
UN
A
KA
SU NG L
SA
AI
LA
UK
LA
U
LA
B.
NG
LA
NJU
AI
PU
SE
SU
SU
PU
SU
B.
SE
100%
90%
80%
70%
60%
50% 212 27 31 13 78 11
40% 82 45 21 5
30% 7 6 11 19
20%
10%
0%
g
o
an
i
etr
an
Kij
lau g
an
M
ad
cil
ri
lar
lau
sa
Ke
Kij
M
lar
ng
n
ar
Pu
b
da
lau
ng
ek
g
ra
Sa
h
an
Un
Sa
Pu
ku
M
Te
Pu
bu
ah
am
Ru
b.
ai
La
ai
b.
M
Se
ng
ng
As
Se
lau
ng
ai
Su
Su
ai
nju
ng
Pu
ng
Su
Ta
Su
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan ibu nifas mendapat vitamin A pada Tahun 2022 berjumlah 568 orang atau 95,1%.
Pemberian Imunisasi Td pada ibu hamil dan wanita usia subur diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri pada bayi baru
lahir. Cakupan (jumlah dan persentase) ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td (Tetanus difteri) dengan interval tertentu (yang
dimulai saat dan atau sebelum kehamilan) dengan memperhatikan hasil skrining dan status T. Dalam pemberian imunisasi harus
memperhatikan bahwa Setiap ibu hamil yang akan diimunisasi Td harus dilakukan skrining terlebih dahulu dengan melihat interval
minimal, kemudian hasil skrining akan menentukan pemberian dosis imunisasi Td berikutnya pada ibu hamil.
CAKUPAN IMUNISASI Td2+ PADA IBU HAMIL
160
140
120
100
80 CAKUPAN IMUNISASI Td2+ PADA
IBU HAMIL
60
40
20
0
Pu Mad o
Pu Kija i
Su Sa r
Se San ri
M g
ai ku
Su i Un ar
Ta i M rab
Su ga dan
ng ang
Su lau R uh
lau an
lau ng
ek il
am
b. gla
r
jan
sa
M Kec
et
a l
ng u
ng ng
Pu Lab
a e
ar
As
nju ah
Ki
ng i T
lau
n
Pu
b.
Se
Cakupan imunisasi Td2+ pada ibu hamil di Puskesmas Pulau Kijang Tahun 2022 memperlihatkan capaian imunisasi 70,4% .
Sementara untuk capaian imunisasi Td pada wanita usia subur yang tidak hamil diPuskesmas Pulau Kijang dapat dilihat pada gambar
berikut.
SU SA AR
SE SAN RI
AI K U
AR IL
M NG
SU AI U LAR
AM
NJ AH B
NG A AN
SU U H
G
PU LA G
AU TR
EK C
TA I M ERA
LA BU
LA N
A
SA
G N
B. GL
M U KE
NG RU
SU NG ND
A
AD
AS
NG NG
UN A
KIJ
A IT
U
LA
PU
.P
SE
Dari cakupan imunisasi Td pada wanita usia subur tidak hamil tahun 2022 masih rendah hanya mencapai 2,8%. Sedangkan untuk
cakupan iminisasi pada wanita usia subur (hamil dan tidak hamil) mencapai 1,7% dapat dilihat dari grafik di bawah.
CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WUS HAMIL
DAN TIDAK HAMIL
50
45
40
35
30
25 CAKUPAN IMUNISASI Td PADA
WUS HAMIL DAN TIDAK HAMIL
20
15
10
5
0
UL ME NI
PU KIJ O
NG NG R
SE SAN ARI
AR IL
AI K U
M NG
SU AI U LAR
NJ A B
AM
NG AI AN
SU U UH
G
PU LA G
SU SA LA
AU TR
EK C
TA AI M ERA
G N
LA AN
A
M U KE
NG RU
A
SU NG ND
AD
B
S
UN HA
B. G
AS
KIJ
T
U
LA
LA
PU
.P
SE
250
200
150
IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN
100 TABLET Fe3
50
0
PU KIJ NI
NG NG R
UL MA RO
SE SAN ARI
AR IL
SU JUN I TER U
M NG
SU AI U LAR
AI LAB B
PU I A N
SU LAU AM
AH H
G
M U KE G
SU SA LA
EK C
NG G A
TA GA UK
M U
A A
AN
LA AN
AU DA
ET
NG ND
A
S
B. G
S
R
KIJ
U
LA
N
PU
N
P
B.
SE
Terlihat dari gambar diatas secara keseluruhan ibu hamil dapat 90 tablet tambah darah di Puskesmas
Pulau Kijang Tahun 2022 adalah 113,9%.
8.Peserta Aktif KB
Keluarga Berencana berperan dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, karena dengan
keluarga berencana pengaturan jarak kelahiran memberikan waktu pemulihan pada ibu dan fokus dalam
mengasuh bayi baru lahir dengan optimal.Pencapaian pelayanan keluarga berencana ( KB ) dapat dilihat dari
cakupan peserta KB yang sedang atau pernah menggunakan kontrasepsi ( peserta KB aktif ). ( PUS ) yang
menjadi peserta KB aktif di Kecamatan Reteh pada Tahun 2022 sebanyak 6248 atau 80% yang terdata.
Target SPM untuk Tahun 2022 100% sudah tercapai 80%
Gambaran peserta KB aktif di Kecamatan Reteh Tahun 2022 dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :
Tabel 15 :
SU SANG R
AN
+%
TR
SA ARI
KA L
TA GAI T KU
R
MEG
LA M
SU NG AB
ME KECI
NG AN
SEB NGL
MA H
NG LA
LAH
JUMANG
AN
LAU G
PU ASA
SU U RU
RS
AI BU
NJU ER
PU A N
SU I UND
KIJ
NG LA
H
KIJ
AI
LAU
A
LAU
N
PU
SEB
Peserta KB Pasca Persalinan merupakan PUS yang memakai kontrasepsi pada pasca persalinan (0-42 hari setelah melahirkan. Dan
capain untuk Peserta KB Paska Persalinan (KBPP) Tahun 2022 di Puskesmas Pulau Kijang berjumlah 1.932 orang. Dan perlu adanya
edukasi sehingga dapat langsung menggunakan alat kontrasepsi selama masa nifas. Kondisi ini berarti perlu pendidikan kesehatan
dari sejak seorang ibu mulai hamil, sehingga setelah bersalin sudah bisa memutuskan alat kontrasepsi atau metode KB yang akan
digunakan.Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Berikut adalah proporsi Peserta KB Pasca Persalinan di Puskesmas Pulau Kijang, terlihat dari gambar diatas ini paling banyak
menggunakan suntik, yaitu 51,6% diikuti dengan menggunakan Pil sebanyak 31,1%, sisanya menggunakan Kondom 17,3% dan
IMPLANAKDR, MOW dan MOP.
Kesehatan Anak
Periode tiga tahun pada masa balita merupakan periode emas pertumbuhan fisik, intelektual, mental dan emosional anak. Gizi yang
baik, kebersihan, imunisasi, vitamin A dan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta kasih sayang dan stimulasi yang memadai pada
usia Balita akan meningkatkan kelangsungan hidup dan mengoptimalkan kualitas hidup anak. Kematian balita,bayi, neonatal dan
anak balita merupakan merupakan ukuran keberhasilan Pelayanan Kesehatan pada anak. Kematian neonatal, bayi dan balita
merupakan indikator dalam menilai kesejahteraan masyarakat.
a. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam kurun waktu 6-48 jam
setelah bayi lahir.
b. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke-3
sampai dengan hari ke 7 setelah bayi lahir.
c. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN-3) dilakukan pada kurun waktu hari ke-8 sampai
dengan hari ke-28 setelah lahir.
Kunjungan neonatal 1 (KN1) dan KN lengkap merupakan indikator penting dalam pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir
600
500
400
300
KN LENGKAP
200 KN1
100
0
o
lau ni
r
Sa i
g
ng uku
ai rab
lar
ng an
ng g
Pu buh
lau g
r
gla
am
M cil
etr
an
sa
nju han
Pu ijan
Pu ada
Ke
Su nd
Su Sang
e
n
ar
Kij
As
M
R
La
Su ai T
a
M
U
ek
lau
M
lau
ai
ai
b.
ng
Pu
Se
ng
Su
Ta
b.
Se
Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa cakupan kunjungan neonatal pada Tahun 2022, dilihat dari Kunjungan pertama
(KN1) dan kunjungan lengkap (KN lengkap) Puskesmas Pulau Kijang sama banyak.
NG N R
SE SAN ARI
AR IL
KU
AD G
SU AI U LAR
NJ A AB
NG AI AN
PU M A N
PU I AS H
SU NG ANG
M UK G
LA AM
SU . SA GLA
U R
EK EC
AN
A BU
LA AN
RU
TA AI M TER
SU NG ND
S
G
KIJ
NG LA
U H
U
M
U
LA
B
PU
B.
SE
Terlaksananya Inisiasi Menyusu Dini pada ibu melahirkan tidak terlepas dari kebijakan agar ibu hamil melahirkan pada
petugas kesehatan di fasilitas kesehatan dan tidak dibolehkan ke dukun atau bidan kampung.
Pada grafik diatas cakupan bayi baru lahir yang mendapat IMD yakni 89%,hal ini terlihat masih ada persalinan yang dilakukan
oleh tenaga non kesehatan/dukun, Walaupun sudah ada kebijkan dari Kemenkes bahwa tidak ada lagi persainan selain oleh
tenaga kesehatan dan harus di fasilitas kesehatan, namun kondisi di lapangan masih menunjukkan data adanya persalinan
selain di faskes dan tidak dengan tenaga kesehatan. Masih adanya dukun yang belum terlatih dan belum ada kemitraan
dengan petugas kesehatan atau tidak didampingi oleh petugas kesehatan pada saat melakukan persalinan kemungkinan
tidak akan melakukan IMD. Demikian juga apabila persalinan dilakukan di rumah pasien, pengaruh keluarga (orang tua,
nenek, suami) lebih dominan untuk menghambat terlaksananya IMD.
Pelaksanaan IMD pada saat persalinan tidak terlepas dari motivasi dan kesadaran
pasien, dorongan dari keluarga dan kesabaran petugas. Kesadaran pasien akan pentingnya
IMD dapat ditingkatkan melalui konseling oleh petugas pada saat ANC kepada ibu serta
keluarga terutama suami dan orangtua (nenek) yang berpengaruh kuat dalam pengambilan
keputusan.
Pemahaman petugas perlu ditingkatkan tentang definisi operasional IMD sehingga dapat melaksanakan IMD sesuai protap
dan mampu meyakinkan ibu hamil dan keluarganya. Keberadaan petugas yang sudah dilatih Konseling Menyusui juga sangat
penting untuk membantu ibu dalam melakukan IMD serta melanjutkan pemberian ASI eksklusif sampai bayi usia 6 bulan.
SU SA AR
AR IL
KU
SE SAN RI
M NG
SU I U AR
NJ AH B
NG AI AN
PU I A S H
SU NG L NG
U G
LA AM
EK C
TA I M ERA
A U
LA N
A
SA
B. GL
LA ET
M KE
RU
A L
SU NG ND
NG AB
JA
A
PU KIJA
AD
NG NG
A T
KI
U
U
LA
U
PU
B.
SE
Capaian pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (pemantauan dari usia 0-6 bulan) Kecamatan Reteh
mencapai target, yaitu 89,0%.
250
200
50
0
lau etro
i
Se ang i
Su Sa r
M ng
Ta i M rab
ai ku
g g
Su nga dan
Su i Un r
Su au R h
lau ng
an
am
r
ek l
b . la
a la
M Keci
un an
sa
l u
ja
ng u
Pu Kija
ng ng
Pu Lab
ad
a e
As
ar
nj ah
M
Ki
ng i T
S
lau
Pu
Pu
b.
Se
Universal Child Immunization (UCI) adalah suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar
secara lengkap pada semua bayi. Keberhasilan UCI tercapai apabila semua bayi di desa
tersebut mendapatkan imunisasi dasar lengkap sekitar 90 % atau lebih. Dari grafik dibawah ini
dapat dilihat bahwa Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization di Kecamatan
Reteh Tahun 2022 terlihat fluktuatif. Cakupan UCI Tahun 2022 sebesar 100% , dimana semua
kelurahan/desa di Kecamatan Reteh sudah UCI.
Sedangkan Cakupan Universal Child Immunization (UCI) di Kecamatan Reteh Tahun
2022, terlihat pada grafik dibawah ini.
Se n i
Su Sa r
M ng
ai ku
Ta i M rab
g g
Su ga dan
Su i Un ar
Su lau R h
lau ng
n
am
ek il
r
b. gla
lau tr
un an
sa
u
M Kec
da
a l
ja
ng u
Pu Kija
ng ng
Pu Lab
a e
ar
As
nj ah
a
Ki
ng i T
Sa
lau
n
Pu
b.
Se
7. Anak Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap
Imunisasi dasar lengkap (IDL) merupakan indikator dalam program imunisasi, dimana setiap bayi usia 0-11 bulan sudah mendapatkan
imunisasi hepatitis 1 kali, BCG 1 kali, DPT-HB-Bib 3 kali, Polio 4 kali, IPV 1 kali dan Campak/Measles Rubella (MR) satu kali.
CAKUPAN IMUNISASI
DPT3+HB3,CAMPAK,POLIO 4 DAN IDL
250
200
150
100
50
0
TRO
NI
SEB GLAR
SAN I
ME ECIL
DA
SUN RUKU
R
R
NG
AM
GA ERAB
ME
RSA
PU BUH
SUN NGLA
PU ANG
MA
SUN DA
JUN NG
K
KIJA
I AS
KA
LAU
I UN
SUN GAI T
LAU
A
TAN AHA
KIJ
. SA
GL
GA
LAU
LAU
GA
IM
PU
PU
SE.
Untuk persentase anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap (IDL) diKecamatan Reteh Tahun 2022, dapat dilihat pada grafik diatas
ini.
Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang diberikan dalam rangka menurunkan angka kesakitan yang disebabkan oleh bakteri gram
(+) Tuberculosis (TBC). Anak yang diberikan imunisasi BCG ini diharapkan memiliki kekebalan terhadap TBC. Cakupan Imunisasi BCG
pada bayi Tahun 2022 dapat dilihat pada grafik berikut ini:
CAKUPAN IMUNISASI BCG PADA BAYI
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
g
i
jan
an
ro
lau g
ad
et
Ki
jan
cil
ri
M
lar
M
sa
lau
Ke
lar
Ki
n
ng
ar
b
Pu
da
lau
ng
ng
ra
ek
Sa
uh
Un
Sa
ku
Te
Pu
Pu
ha
am
ab
Ru
b.
a
ai
ai
b.
gL
Se
ng
As
ng
Se
lau
ai
un
Su
Su
ai
ng
Pu
ng
nj
Su
Ta
Su
9. Memberian Vitamin A Pada Bayi Dan Anak Balita
Pemberian Vitamin A pada bayi adalah bayi usia 6 sampai 11 bulan yang mendapat
kapsul vitamin A berwarna biru dengan kandungan vitamin A 100.000 Satuan Internasional
(SI) dan anak umur 12 sampai 59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A berwarna merah
dengan kandungan vitamin A sebesar 200.000 SI.
Tujuan pemberian kapsul vitamin A adalah untuk menurunkan prevalensi dan
mencegah Kekurangan Vitamin A (KVA) pada balita. Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti
efektif untuk mengatasi masalah KVA pada masyarakat apabila cakupannya tinggi. Bukti-
bukti lain menunjukkan peranan vitamin A dalam menurunkan angka kematian yatu sekitar
30%-54%, maka selain untuk mencegah kebutaan, pentingnya vitamin A saat ini lebih
dikaitkan dengan kelangsungan hidup anak, kesehatan dan pertumbuhan anak.
Pencatatan/entry data dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus yang direkap
setiap bulan Februari dan Agustus. Laporan tahunan untuk cakupan bayi usia 6-11 bulan
yang mendapat kapsul vitamin A diperoleh melalui penjumlahan data bulan Februari dan
Agustus sedangkan data cakupan balita umur 12-59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A
menggunakan data bulan Agustus. Cakupan pemberian kapsul vitamin A balita 6-59 bulan
dihitung dengan menjumlahkan cakupan bayi 6-11 bulan dengan cakupan anak-balita 12-59 bulan,
kemudian diambil rata-ratanya. Dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Gambaran cakupan pemberian vitamin A pada bayu 6-11 bulan bisa di lihat pada gambar dibawah ini.
RO
I
AN
JA
NG
ET
L
CI
RI
KI
AD
AR
M
KE
SA
R
U
AN
M
LA
KI
GL
AM
LA
AR
U
KU
NG
U
AB
D
LA
PU
UH
EK
LA
UN
AS
SA
RU
G
PU
SA
ER
M
AN
PU
AB
AI
U
AI
T
B.
AH
LA
NG
L
AI
B.
NG
SE
G
SE
NG
PU
M
SU
UN
SU
SU
AI
NJ
NG
TA
SU
Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi 6-11 bulan diKecamatan Reteh pada Tahun 2022 mencapai 86,6%.
(minimal 4 kali dalam setahun) dan perkembangannya (minimal 2 kali dalam setahun) dan
mendapatkan kapsul vitamin A (2 kali dalam setahun : Bulan Februari dan Agustus).
CAKUPAN PEMBEIAN VITAMIN A PADA BALITA
(12-59 BULAN)
600
500
400
300
200
100
0
I
RO
R
RI
CIL
KU
G
PU SAM
R
B
NG AN
AN
UH
G
LA G
LA
LA
AN
RA
AN
AN
SA
ET
KE
RU
D
AD
NG LAB
NG
NG
TE
AR
KIJ
UN
AH
M
A
KIJ
U
M
SA
AI
SA
AI
EK
G
U
M
LA
U
AI
UN
NG
LA
M
LA
PU
B.
NG
AI
PU
SE
SU
PU
SU
NJ
SU
TA
B.
SU
SE
Cakupan pelayanan kesehatan balita di Kecamatan Reteh Tahun 2022 mencapai 76,6%.
Penimbangan balita merupakan gambaran kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita di
Posyandu. Indikatornya berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan
imunisasi, pemberian kapsul vitamin A yang pada akhirnya dapat berdampak terhadap prevalensi gizi
kurang pada balita. Asumsinya semakin tinggi cakupan D/S, semakin tinggi cakupan vitamin A, semakin
tinggi cakupan imunisasi maka semakin rendah prevalensi gizi kurang.
Balita di Kecamatan Reteh ditimbang pada Tahun 2022 sebesar 84,7% dapat dilihat pada grafik dibawah
ini.
R
L
RI
KU
AM
NG
AR
B
N
UH
NG
G
AN
CI
LA
RA
AN
DA
SA
ET
KE
GL
RU
AB
JA
JA
AD
NG
AS
TE
AR
UN
AH
M
N
KI
KI
L
U
M
SA
AI
SA
AI
EK
LA
M
U
LA
U
AI
NG
UN
NG
LA
LA
M
PU
B.
PU
NG
AI
PU
PU
SU
SE
NJ
SU
NG
SU
TA
B.
SU
SE
Status gizi balita dapat diketahui melalui hasil pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) balita
yang disajikan dalam tiga indikator status gizi berdasarkan standar antropometri anak, yaitu berat badan
menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).
Berdasarkan PMK no 2 tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak
pengklasifikasian status gizi menurut indikator adalah sebagai berikut :
25
20
15
0
NG G L NI
NJ MA O
PU A U R
SU AU K CIL
SU U KI RI
M U
SA RAB
SE AI T N
PU AR R
LA AM
SU I UN G
M UH
G
A NG
L LA
B. EK A
N
R
K
AN
A
LA SA
SU N A
ET
RU
L KE
SE M NGL
NG D
AI AB
NG IJA
NG JA
D
PU NG
PU I A S
E
AH
U
SA
B.
U
TA
Berdasarkan hasil pendataan di posyandu melalui kegiatan surveilans gizi yang diinput dalam aplikasi ePPGBM Tahun 2022,
diketahui persentase status gizi balita di Kecamatan Reteh. Pada penimbangan Tahun 2022 terdapat 84,7% balita yang
ditimbang dan dientry ke dalam aplikasi ePPGBM.
Berdasarkan analisa data status gizi balita pada Tahun 2022 terdapat 13 balita (0,7%) balita pendek,76 balita
(4,3%) balita gizi kurang,b a l i t a b e r a t b a d a n Kurang 75 balita (4,3%) dan balita gizi buruk 1 balita
(0,1%).
2. Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI,7 SMP/MTs, dan 10 SMA/MA
Cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan) Kelas 1 SD/MI anak sekolah di Kecamatan Reteh pada
tahun 2022 Jumlah Peserta Didik berjumlah 699 siswa namun yang mendapatkan pelayanan kesehatan
hanya 3 Keluahan yaitu Pulau Kijang,Madani Metro berjumlah 355 siswa.Untuk siswa 7 SMP/MTS dan siswa
10 SMA/MA pada Tahun 2022 tidak terlaksa.
350
300
250
100
50
0
PULAU KIJANG MADANI METRO
1400
1200
1000
400
200
0
Pulau Kijang
Pelayanan kesehatan usia lanjut adalah Pelayanan kesehatan untuk usia 60 tahun ke
atas yang mendapat skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali dalam setahun pada satu
wilayah kerja dan kurun waktu tertentu. Komponen skrining kesehatan yang dilakukan pada
usia lanjut terdiri dari:
a. Deteksi hipertensi dengan mengukur tekanan darah
b. Deteksi diabetes melitus dengan pemeriksaan kadar gula darah
c. Deteksi kadar kolesterol dalam darah
d. Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut
Untuk melihat gambaran cakupan usia lanjut (60 tahun+) yang mendapat pelayanan kesehatan di Kecamatan
Reteh dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
SU . SA LAR
PU MA O
AR L
SE N I
N I U
SU I UN AR
SU AU M
A AN
NG
NG G L B
M UH
G
LA NG
N
SA SAR
EK CI
SU JUN TERA
TR
TA A K
AN
LA DA
L A
M KE
A L
NG RU
NG D
AI AB
JA
B G
PU I AS
NG NG
E
AH
M
KI
U
U
U
LA
PU
B.
SE
Untuk cakupan usia lanjut (60 tahun+) yang mendapat pelayanan kesehatan pada Tahun 2022
di Kecamatan Reteh mencapai 45,8%.
BAB VI
PENGENDALIAN PENYAKIT
Pengendalian penyakit yang akan dibahas pada bab ini yaitu pengendalian penyakit menular
dan tidak menular. Penyakit menular meliputi penyakit menular
langsung, penyakit yang dapat dikendalikan dengan imunisasi dan penyakit yang ditularkan
melalui binatang.
Penyakit tidak menular meliputi upaya pencegahan dan deteksi dini penyakit tidak
menular tertentu termasuk penyakit degeneratif. Pengendalian penyakit sebagai upaya
penurunan insidens, prevalens, morbiditas atau mortalitas dari suatu penyakit mempunyai
peranan penting untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat. Indikator yang digunakan
dalam menilai derajat kesehatan suatu masyarakat adalah angka kesakitan dan kematian
penyakit.
1. Tuberkulosis
Sampai saat ini (Pandemi COVID19), TBC masih merupakan penyebab kematian
tertinggi setelah HIV/AIDS, dan merupakan salah satu dari 20 penyebab utama kematian di
seluruh dunia. Indonesia berada pada peringkat ke-3 dengan penderita TBC tertinggi di dunia
setelah India dan China. Secara global, diperkirakan 9,9 juta orang menderita TBC pada tahun
2020. (WHO, Global Tuberculosis Report, 2022).
Kasus TB pada anak terjadi kemungkinan besar dikarenakan adanya sumber
penularan penyakit TB sensitive obat ataupun resistensi obat yaitu penderita TB dewasa.
Kasus TB anak di Puskesmas Pulau Kijang pada Tahun 2022 berjumlah 1 orang di desa pulau
kecil sedangkan jumlah semua kasus Tuberculosis Tahun 2022 di Puskesmas Pulau Kijang ada
102 orang dapat dilihat dibawah.
70
60
50
40
30
JUMLAH TB ANAK 0-14 TAHUN
20 JUMLAH SEMUA KASUS TB
10
0
I
R
RO
R
NG
N
NG
AN
CI
LA
LA
DA
KE
ET
JA
JA
AD
NG
NG
UN
M
KI
KI
U
M
SA
SA
LA
U
AU
AI
LA
PU
B.
NG
UL
PU
SE
SU
P
B.
SE
Angka kesembuhan ada 30 orang dan pengobatan lengkap ada 22 orang, keberhasilan
pengobatan tuberkulosis ada 52 orang serta jumlah kematian selama pengobatan ada 2 orang di
Puskesmas Pulau Kijang Tahun 2022 dapat dilihat dibawah.
40
35
30
JUMLAH SEMUA KASUS TU-
25 BERKULOSIS YANG DITEMUKAN
DAN DIOBATI
20 ANGKA KESEMBUHAN (CURE
RATE) TUBERKULOSIS PARU
15 TERKONFIRMASI BAKTERIOLOGIS
ANGKA PENGOBATAN LENGKAP
10 SEMUA KASUS TB
ANGKA KEBERHASILAN PENGOB-
5 ATAN (SUCCESS RATE/SR) SEMUA
KASUS TUBERKULOSIS
0 JUMLAH KEMATIAN SELAMA
PENGOBATAN TUBERKULOSIS
I
RO
R
L
NG
R
NG
AN
CI
LA
LA
ET
KE
JA
JA
AD
NG
NG
M
KI
KI
U
M
SA
SA
LA
U
AU
LA
PU
B.
UL
PU
SE
P
B.
SE
Pada Tahun 2022 jumlah Penderita HIV menurut jenis kelamin dan kelompok umur di
Puskesmas Pulau Kijang tidak ada kasus.
3.Pneumonia
Penemuan kasus Pneumonia balita pada Tahun 2022 di Puskesmas Pulau Kijang tadak
ada kasus.
4.Diare
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis yang berpotensi
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan masih menjadi penyumbang angka
kematian di Indonesia terutama pada balita.Tahun 2022, cakupan pelayanan penderita diare
pada semua umur sebesar 48 orang.
Su Sa r
Se ang i
M g
Ta ai u
Su ung rab
Su i Un r
ai n
g
M h
lau ng
lau an
la m
ek l
r
b. l a
a la
M Keci
jan
an
ng uk
ng d a
sa
ai bu
et
Pu Asa
Pu Kija
ng ng
Pu ad
nj Te
ar
Su u R
ah
ng La
Ki
S
lau
Pu
b.
Se
100
80
60
40
20
0
ro
ri
lar
g
ku
b
lar
g
uh
g
an
am
cil
jan
ra
da
an
jan
sa
et
Ru
ng
Ke
ng
ab
ad
Te
As
ar
ah
M
Un
Ki
Ki
Sa
Sa
gL
M
ek
lau
lau
M
ai
lau
ai
lau
ai
M
un
b.
ng
ng
Pu
Pu
ai
ng
Pu
Se
Pu
Su
nj
ng
Su
Su
Ta
b.
Su
Se
5.Kusta/Leprae
Penyakit kusta disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Leprae, atau
disebut juga lepra atau penyakit Hansen yang menyebabkan borok kulit, kerusakan saraf,
dan kelemahan pada otot bahkan dapat menyebabkan cacat parah dan cacat signifikan.
Penyakit kusta bersifat kronis, menyerang kulit, saraf tepi dan organ tubuh lain kecuali
saraf pusat. Penatalaksanaan kusta yang buruk dapat mengakibatkan kecacatan, pada
mata, tangan dan kaki.
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU
Pulau Kijang
30%
JUMLAH
50%
Pulau Kecil
10%
Seb.Sanglar
10%
Pada Tahun 2022 dilaporkan terdapat 5 kasus baru kusta yang di antaranya merupakan kusta tipe
Multi Basiler (MB).
6. Covid-19
Berdasarkan golongan umur dari jumlah kasus covid-19 pada Tahun 2022 tidak di temukan di
Kecamatan Reteh.
Polio merupakan penyakit yang sangat menular dan disebabkan oleh virus. Penyakit ini menyerang
sistem syaraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan total hanya dalam hitungan jam. Virus ini
terutama ditularkan dari orang ke orang melalui fekal-oral. Gejala awal yang terjadi adalah demam,
kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan pada leher, dan nyeri pada tungkai. 1 dari 200 infeksi
menyebabkan kelumpuhan permanen (biasanya di bagian tungkai). Diantara mereka yang lumpuh,
5% hingga 10% akan berakhir pada kematian karena kelumpuhan terjadi pada otot- otot pernapasan
mereka.
Kementerian Kesehatan menetapkan target non polio AFP rate sebesar minimal 2/100.000 populasi
penduduk usia <15 tahun. Pada Tahun 2022, Provinsi Riau non polio AFP rate sebesar 4,0/100.000
populasi penduduk <15 tahun. Hal itu mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2020
sebesar 1,0/100.000 populasi penduduk <15 tahun.
Pada Tahun 2022 di Kecamatan Reteh tidak ada kasus non polio AFP.
8. Hepatitis (HbsAg)
KLB Difteri terjadi jika suatu wilayah kab/kota dinyatakan KLB Difteri jika
ditemukan satu suspek Difteri dengan konfirmasi laboratorium kultur positif
atau jika ditemukan suspek Difteri yang mempunyai hubungan epidemiologi
dengan kasus kultur positif. Kebijakan dalam penanggulangan Difteri antara
lain:
1. Setiap Kejadian Luar Biasa (KLB) harus dilakukan
penyelidikan dan penanggulangan sesegera mungkin
untuk menghentikan penularan dan mencegah
komplikasi dan kematian
2. Dilakukan tatalaksana kasus di rumah sakit dengan
menerapkan prinsip kewaspadaan seperti menjaga
kebersihan tangan, penempatan kasus di ruang
tersendiri /isolasi, dan mengurangi kontak erat kasus
dengan orang lain
3. Setiap suspek Difteri dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan
kultur
4. Setiap kontak erat diberi kemoprofilaksis
5. Kontak erat diberikan imunisasi pada saat penyelidikan epidemiologi
6. Pengambilan spesimen pada kontak erat dapat dilakukan
jika diperlukan sesuai dengan kajian epidemiologi
7. Setiap suspek Difteri dilakukan Outbreak Response
Immunization (ORI) atau respon pemberian imunisasi
pada KLB sesegera mungkin. Sebaiknya luas wilayah ORI
dilakukan untuk satu (1) kabupaten/kota tetapi jika tidak
memungkinkan karena sesuatu hal maka ORI minimal
dilakukan satu (1) kecamatan dengan sasaran sesuai
kajian epidemiologi dan interval ORI 0-1-6 bulan
8. ORI dilanjutkan sampai selesai walaupun status KLB
Difteri di suatu wilayah Kabupaten/ Kota dinyatakan
telah berakhir.
25%
4%
70%
2. Acute Flaccid Paralysis (AFP)
1. Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
parasit Plasmodium yang hidup dan berkembangbiak dalam sel
darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria
(Anopheles) betina. Di Kecamatan Reteh Tahun 2022 tidak
ditemukan kasus malaria.
2. Filariasis
2.5
0.5
Pulau Kijang
1. Hipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi di mana kekuatan
aliran dari darah terhadap dinding arteri cukup tinggi. Faktor risiko
penyebab hipertensi yang patut diwaspadai adalah obesitas, terlalu
banyak minum alkohol, merokok, riwayat keluarga. Salah satu aspek
yang paling berbahaya dari hipertensi adalah sering tidak disadari
munculnya gejala hipertensi oleh penderitanya, hal ini akibat
mengabaikan gaya hidup sehat. Satu-satunya cara upaya pencegahan
yaitu melakukan pemeriksaan tekanan darah yang teratur terutama
yang mempunyai resiko tinggi.
2. Diabetes Militus
Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta
ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas
nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah tidak dikontrol
dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi.
Jumlah penderita Diabetes Militus yang mendapatkan pelayanan
standar Tahun 2022 berjumlah 530 orang.
JUMLAH PENDERITA DIABETES MELITUS (DM)
600
500
400
300
200
100
0
Pulau Kijang
1. Tumor/ kanker
Tumor/ kanker adalah penyakit berbahaya, stadium awal penyakit ini seringkali tidak bergejala.
Seperti yang diketahui jumlah penderita kanker diseluruh Indonesia mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Berdasarkan data Tahun 2022 di Puskesmas Pulau Kijang tidak ditemukan kasus deteksi
dini kanker rahim dengan metode IVA dan kanker payudarah dengan pemeriksaan klinis (SADANIS).
ri
lar
g
ku
g
n
lar
uh
g
an
am
cil
jan
an
da
ra
jan
sa
et
ng
Ru
Ke
ng
ab
ad
Te
As
ar
ah
Un
M
Ki
Ki
Sa
Sa
gL
M
ek
lau
lau
M
ai
lau
ai
lau
ai
M
un
b.
ng
ng
Pu
Pu
ai
ng
Pu
Se
Pu
Su
nj
ng
Su
Su
Ta
Su
b.
Se
Jumlah orang dengan gangguan jiwa berat di Kecamatan Reteh sebesar 43 orang.
BAB VII
KESEHATAN LINGKUNGAN
A. Air Minum
Sarana air minum yang dilakukan pengawasan adalah pengawasan pada
penyelenggaraan air minum melalui inspeksi kesehatan Lingkungan dan
pemeriksaan (pengujian) kualitas air berdasarkan parameter fisik, kimia,
mikrobiologi.
Pemeriksaan dan pengamatan secara langsung terhadap fisik sarana dan kualitas
air minum mengacu pada Permenkes No 736 Tahun 2010 tentang Tata Laksana
Pengawasan Kualitas Air Minum dengan melakukan kegiatan Inspeksi Kesehatan
Lingkungan (IKL). IKL adalah pemeriksaan dan evaluasi terhadap kondisi lingkungan,
perlengkapan dan penyelenggaraan sistem penyediaan air minum dan sanitasi.
Untuk pelaksanaan inspeksi kesehatan lingkungan (IKL) pada sarana air minum yang
diawasi/diperiksa sesuai standar di Kecamatan Reteh Tahun 2022 berjumlah 7 di antaranya 6 di
Kelurahan Pulau Kijang dan 1 di desa Sungai Undan. IKL pada sarana air minum harus lebih
ditingkatkan mengingat pentingnya air minum yang berkualitas. Karena IKL sarana air minum
merupakan tahapan sebelummelakukan pemeriksaan kualitas air minum. Gambaran Inspeksi
Kesehatan Lingkungan (IKL) pada sarana air minum yang diawasi/diperiksa sesuai standar di
Kecamatan Reteh Tahun 2022 dapat dilihat dibawah.
JUMLAH SARANA AIR MINUM
PULAU KIJANG
SUNGAI UNDAN
Sedangkan yang dikatakan Pemeriksaan (pengujian) kualitas air pada sarana air minum merupakan
Pemeriksaan (pengujian) dengan menggunakan alat/ pemeriksaan (pengujian) di laboratorium
berdasarkan parameter fisik, kimia, mikrobiologi. Tujuan dari periksaan sarana air minum ini untuk
mengetahui sarana air minum memenuhi syarat kesehatan.
Untuk gambaran capaian sarana air minum yang memenuhi syarat belum bisa mengggambar
keadaan yang sebenarnya, hal ini disebabkan persentase sample sarana yang diambil bervariasi.
B. Jamban Sehat
Untuk Kecamatan Reteh Tahun 2022 keluarga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
(jamban sehat) sebesar 39,96%.
Jenis jamban sehat antara lain Jamban Sehat Permanen (JSP), Jamban Sehat Semi Permaenen (JSSP),
dan jamban sharing /komunal (jamban umum) dianjurkan untuk daerah/wilayah yang padat
penduduk dan daerah yang sempit atau sulit akses untuk membuat sarana jamban dan septink tank.
Disamping target diatas, dalam Program STBM hal yang paling menjadi target utama adalah
terciptanya desa/kelurahan maupun Kecamatan Stop Buang Air Besar Sembarangan ( SBS) . Seiring
dengan proses berjalannya program dan beberapa pengembangan kegiatan yang dilakukan di
tingkat Kecamatan Reteh terutama di tingkat Puskesmas yang menjalankan Program STBM. Maka
dari grafik di bawah ini terlihat gambaran desa/kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
untuk Tahun 2022.
DESA/KELURAHAN STOP BABS (SBS)
4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
o
lar
am
cil
ri
ng
b
lar
g
uh
g
an
ku
n
etr
sa
ra
an
an
Ke
da
ng
ija
ng
ad
ab
As
Ru
Te
ar
M
ah
kij
Un
Sa
K
lau
Sa
M
L
ek
ai
M
ai
lau
au
ng
lau
ng
M
b.
ai
ng
Pu
ai
l
nju
Pu
ng
Pu
Se
Pu
Su
Su
ng
Su
Ta
b.
Su
Se
Jumlah desa yang melaksanakan Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) berjumlah 12946 KK di
Kecamatan Reteh.
20
15
10
0
ro
lar
ri
cil
am
g
b
lar
g
an
ku
n
an
sa
ra
an
an
bu
et
Ke
da
ng
ng
ad
As
Ru
Te
ar
Kij
ah
kij
a
Un
Sa
lau
Sa
M
L
ek
ai
M
lau
ai
au
ng
lau
ng
ai
b.
ng
Pu
ai
l
nju
Pu
ng
Pu
Se
Pu
Su
Su
ng
Su
Ta
b.
Su
Se
Tempat–tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan Tahun 2022 sekitar 53 di Kecamatan
Reteh.
200
KECAMATAN RETEH
150
100
50
0
JASA BOGA TTP TERTENTU DEPOT AIR KELOMPOK GERAI
MINUM PANGAN JAJANAN
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa, jumlah TPP yang sudah memenuhi syarat kesehatan
padaTahun 2022, seperti jasa boga ada 5, TTP tertentu 7,depot minum 15 dan kerlompok gerai
pangan jajanan 219.
Pada pemilahan limbah medis dan non medis telah diberikan label pada
tempat sampah disetiap ruangan yang ada di puskesmas agar
mempermudah masyarakat, pasien, serta staff puskesmas dalam
membuang sampah sesuai dengan jenis limbah yang dihasilkan.
Pada pewadahan limbah medis dan non medis dengan menggunakan
tempat sampah yang kedap air, tertutup, serta diberikan plastik sesuai
dengan jenis limbah seperti warna kuning untuk limbah medis, warna hitam
untuk limbah domestik, warna cokelat untuk limbah farmasi serta untuk
limbah medis yang tajam seperti jarum suntik, ampul, dan lainnya dari
pelayanan kesehatan di masukkan kedalam sapety box.
Pada pengangkutan limbah medis dan medis di Puskesmas Pulau Kijang
dilakukan pada saat selesai jam pelayanan kesehatan setiap hari. Untuk
limbah domestik langsung di buang ke tempat pembuangan sampah yang
telah disediakan dan dibakar sedangkan untuk limbah medis di simpan di
Tempat Penyimpanan Sementara limbah sebelum dilakukan pemusnahan
oleh pihak ke tiga/ pihak berizin untuk melakukan pemusnahan
Pemusnahan limbah B3 pada Puskesmas Pulau
Kijang belum dapat dilakukan karena tidak ada kerjasama
dengan pihak ketiga untuk melakukan pemusnahan. Pada
tahun 2022 ini limbah yang dihasilkan di simpan di Tempat
Penyimpanan Sementara Limbah B3 yang disiapkan oleh
Puskesmas guna mengurangi resiko atau dampak dari
limbah medis yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan
kesehatan.
Sedangkan dalam pengelolaan limbah cair yang
dihasilkan dari kegiatan pelayanan kesehatan dari IGD,
Ruang Rawat Inap, Ruang Poli, Laboratorium, dan Ruang
Pelayanan lainnya di Puskesmas Pulau Kijang
menggunakan sistem IPAL (Instalasi Pengeolahan Air
Limbah) dan septick tank.