Anda di halaman 1dari 4

،ُ‫صحْ بِ ِه َو َم ْن َوااَل ه‬ َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬،ِ‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َرس ُْو ِل هللا‬ َّ ‫ َوال‬،ِ

َّ ‫ َوال‬،ِ ‫اَ ْل َح ْم ُد هّٰلِل‬


َّ ِ‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ اَل نَب‬
‫ي‬ َ ‫َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل ِإلهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬
‫ َوتَ َز َّو ُدوا فَِإ َّن َخ ْي َر‬:‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ ْالقَاِئ ِل في ُمحْ َك ِم ِكتَابِ ِه‬ ِ ‫ فَِإنِّي ُأ ْو‬،‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬.ُ‫بَ ْع َده‬
‫ ْال ِع ْل َم‬P‫ يَرْ فَ ِع هّٰللا ُ الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا ِم ْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذي َْن اُ ْوتُوا‬:‫ َوقَا َل‬.‫ون يَا ُأولِي اَأْل ْلبَاب‬ ِ ُ‫ َواتَّق‬،‫ال َّزا ِد التَّ ْق َوى‬
ٍ ۗ ‫َد َر ٰج‬
‫ت‬
Ma‘asyiral muslimin rahimakumullah,
Alhamdulillah menjadi kata yang harus terus kita ucapkan sebagai wujud syukur
atas karunia nikmat yang tak terkira, yang telah dianugerahkan Allah swt kepada
kita semua. Nikmat yang telah kita terima ini harus kita syukuri dan manfaatkan
dengan cara yang baik, untuk hal-hal yang baik sehingga kita akan terus
mendapatkan kebaikan dan keberkahan dalam kehidupan kita.

Di antara cara yang baik dalam memanfaatkan nikmat dari Allah ini adalah dengan
menggunakannya untuk hal-hal yang mampu meningkatkan keimanan dan
ketakwaan berupa menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala apa
yang dilarang oleh Allah swt. Allah swt pun telah menegaskan akan mengangkat
derajat orang yang beriman, taat dan patuh kepada-Nya, melaksanakan perintah-
Nya, menjauhi larangan-Nya, berusaha menciptakan suasana damai, aman, dan
tenteram dalam hidup bersama. Hal ini termaktub dalam Al-Qur’an surat al-
Mujadalah ayat 11:

‫ح هّٰللا ُ لَ ُك ۚ ْم َواِ َذا قِ ْي َل ا ْن ُش ُز ْوا‬


ِ‫س فَا ْف َسح ُْوا يَ ْف َس هّٰللا‬ ِ ِ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا قِ ْي َل لَ ُك ْم تَفَ َّسح ُْوا فِى ْال َم ٰجل‬
‫ت َو ُ بِ َما تَ ْع َملُ ْو َن َخبِ ْي ٌر‬ ٍ ۗ ‫فَا ْن ُش ُز ْوا يَرْ فَ ِع هّٰللا ُ الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا ِم ْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذي َْن اُ ْوتُوا ْال ِع ْل َم َد َر ٰج‬
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,
“Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah
kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.
Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”

Ma‘asyiral muslimin rahimakumullah,


Selain keutamaan orang-orang beriman, dalam akhir ayat ini, Allah swt juga
mengingatkan kepada kita untuk senantiasa menjadi pribadi-pribadi yang berilmu
yang juga akan diangkat derajatnya oleh Allah dan memiliki posisi sama dengan
orang beriman. Dari ayat ini dipahami bahwa orang-orang yang mempunyai derajat
yang paling tinggi di sisi Allah ialah orang yang beriman dan berilmu. Terlebih
ilmu agama yang menjadi kunci segala kebaikan, wajib kita pelajari untuk
menyempurnakan agama dan amal ibadah kita.
Dalam sebuah hadits masyhur yang diriwayatkan Ibnu Majah dari sahabat Anas
bin Malik radliyallahu ‘anhu, Rasulullah saw bersabda:

َ ‫طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬


‫ضةٌ َعلَى ُكلِّ ُم ْسلِ ٍم‬
Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.”

Dari hadits ini kita menyadari bahwa hukum mencari ilmu adalah fardhu ‘ain dan
merupakan sebuah perintah dari Allah yang disampaikan oleh Rasulullah.
Sehingga menuntut ilmu menjadi sebuah ibadah bagi kita semua dan ketika
melaksanakannya, kita mendapatkan dua keutamaan langsung yakni mendapatkan
pahala karena sudah beribadah dan mendapatkan manfaat dari ilmu yang kita
pelajari.

Ma‘asyiral muslimin rahimakumullah,


Belajar atau menuntut ilmu khususnya ilmu agama adalah ibadah yang tak kenal
waktu. Mulai kita lahir ke dunia sampai kita meninggal dunia, kita diwajibkan
untuk terus melakukannya. Kita tidak diperbolehkan berpuas diri terhadap
kemampuan dan pemahaman kita terhadap ilmu-ilmu agama. Kita tidak boleh
berpuas hanya dengan modal hapalan saja, kemudian sudah merasa yang paling
baik dalam menjalankan ibadah dan paling tahu ilmu agama yang sangat luas ini.

Kita tentu prihatin fenomena di era digital saat ini, banyak ditemukan di media
sosial dan kehidupan kita sehari-hari, orang yang puas dan merasa paling
memahami ilmu-ilmu agama walau hanya belajar dalam waktu singkat melalui
internet. Mereka belajar agama bukan dari sosok otoritatif atau bukan dari ahlinya.

Padahal dalam menuntut ilmu, dibutuhkan syarat yang tidak sedikit. Dalam
kitab Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum karya Imam al-Zarnûji disebutkan
bahwa ada 6 (enam) hal yang menjadi syarat dalam mencari ilmu. Hal ini
terangkum dalam dua bait syair dari Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib karramallahu
wajhah yakni:

ٍ َ‫ك َع ْن َمجْ ُم ْو ِعهَا بِبَي‬


‫ان‬ َ ‫ َسُأ ْنبِ ْي‬- ‫اَال الَ تَنا َ ُل ْال ِع ْل َم ِإالَّ بِ ِستَّ ٍة‬
ٍ ‫ َوِإرْ َشا ِد ُأ ْستَا ٍذ َوطُ ْو ِل َز َم‬- ‫ص َواصْ ِطبا َ ٍر َوب ُْل َغ ٍة‬
‫ان‬ ٍ ْ‫ُذكا َ ٍء َو ِحر‬
Dalam bait syair ini disebutkan syarat pertama seseorang dalam menuntut ilmu
adalah kecerdasan. Kecerdasan ini mencakup akal, akhlak, emosi, di mana
kecerdasan akhlak lebih diutamakan agar ilmu dapat diserap atau dipahami dengan
baik. Yang kedua adalah bersungguh-sungguh yakni dengan memiliki tekad kuat
tak gampang putus asa dalam menimba ilmu. Yang ketiga adalah bersabar dalam
menjalani proses menuntut ilmu dengan tegar menghadapi cobaan dan gangguan
yang ada.
Kemudian syarat keempat adalah harus siap mengeluarkan modal atau biaya. Kita
perlu menyadari bahwa setiap perjuangan pasti ada pengorbanan termasuk mencari
ilmu. Jangan berharap ilmu yang berkualitas dan bermanfaat, jika kita tidak mau
berkorban dengan mengeluarkan biaya untuk kebutuhan ilmu yang sedang kita
cari.

Syarat yang kelima adalah mengikuti petunjuk guru. Hal ini artinya kita tidak
boleh belajar tanpa guru, khususnya belajar agama. Dalam mempelajari sesuatu
kita harus mencari seseorang yang memang sesuai dengan bidang keahliannya.
Silsilah atau asal usul ilmu dari guru juga penting untuk diperhatikan karena jika
kita belajar pada orang yang tak memiliki silsilah atau sanad, kita akan
mendapatkan ilmu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kesahihannya. Dengan
ilmu yang benar, guru akan memberikan bimbingan serta koreksi jika kita
melakukan suatu kesalahan.

Selanjutnya, syarat seseorang dalam menuntut ilmu adalah harus menempuh waktu
yang lama. Tidak instan, tidak ‘simsalabim’, tidak tiba-tiba alim dengan belajar
hanya dalam waktu singkat. Sesuai kata bijak bahwa menuntut ilmu itu adalah
kewajiban yang harus dilakukan seseorang dari lahir kedunia sampai meninggal
dunia:

ْ ‫ُأ‬
‫طلُب ْال ِع ْل َم ِم َن ْال َم ْه ِد ِإلَى اللَّحْ ِد‬
Artinya: “Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat.”

Ma‘asyiral muslimin rahimakumullah,


Dari hal-hal yang sudah khatib sampaikan ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar atau menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban sekaligus ibadah yang harus
dilakukan seseorang dengan memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Tidak gampang usaha dalam mencari ilmu, namun tidak boleh pula patah semangat
untuk mendapatkannya. Imam Syafi'i berpesan untuk kita semua: ”Jika Kamu tidak
sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya
kebodohan”.

ُ‫ َونَفَ َعنِي َوِإيَّا ُك ْم بِ َمافِ ْي ِه ِم ْن آيَ ِة َو ِذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللا‬،‫آن ْال َع ِظي ِْم‬
ِ ْ‫ك هللا لِي َولَ ُك ْم فِى ْالقُر‬ َ ‫بَا َر‬
‫ َوَأقُ ْو ُل قَ ْولِي هَ َذا فَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم ِإنَّهُ هُ َو‬،‫ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ َوِإنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‬
ِ ‫ال َغفُ ْو ُر الر‬
‫َّحيْم‬

Khutbah II
‫صلِّ ْي َوُأ َسلِّ ُم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ْال ُمصْ طَفَى َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأ ْه ِل ْال َوفَا‪َ .‬أ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل ِإلهَ ِإاَّل‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َو َكفَى‪َ P‬وُأ َ‬
‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ َأ َّما بَ ْع ُد فَيَا َأيُّهَا ْال ُم ْسلِ ُموْ نَ ُأوْ ِ‬
‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى‬ ‫هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي َ‬
‫هَّللا‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫صاَل ِة َوال َّساَل ِم َعلى نَبِيِّ ِه ال َك ِري ِْم فَقَا َل‪ِ :‬إ َّن َ‬ ‫ُ‬ ‫َأ‬
‫َظي ٍْم َم َرك ْم بِال َّ‬ ‫هللاِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم َوا ْعل ُموْ ا َّن هللاَ َم َرك ْم بِ ْم ٍر ع ِ‬
‫َأ‬ ‫ُ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َ‬
‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‬ ‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا َ‬ ‫َو َماَل ِئ َكتَهُ يُ َ‬
‫ٰ‬
‫صلَّيْتَ َعلَى َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم‬ ‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫اَللّهُ َّم َ‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم فِ ْي‬ ‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫َوبَ ِ‬
‫ْال َعالَ ِم ْينَ ِإن ََّ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْيدٌ‬

‫ت اللهم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَاَل َء َو ْالغَاَل َء‬ ‫ٰ‬


‫ت اَأْلحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأْل ْم َوا ِ‬ ‫وال ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫ت ْ‬ ‫اَللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫َو ْال َوبَا َء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َو ْالبَ ْغ َي َوال ُّسيُوْ فَ ْال ُم ْختَلِفَةَ َوال َّشدَاِئ َد َو ْال ِم َحنَ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ‪ .‬اللَّهُ َّم ِإنِّا نَعُو ُذ‬
‫ك َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬ ‫ون َو ْال ُج َذ ِام َو ِمن َسيِِّئ اَأل ْسقَ ِام‪ِ .‬إنَّ َ‬ ‫ص َو ْال ُجنُ ِ‬ ‫ك ِمنَ ْالبَ َر ِ‬ ‫بِ َ‬

‫ان وَِإ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى ويَ ْنهَى ع َِن الفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َوالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬ ‫ْأ‬
‫إن هللاَ يَ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواإْل حْ َس ِ‬
‫ِعبَا َد هللاِ َّ‬
‫ْ‬ ‫َأ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫تَ َذ َّكرُوْ نَ ‪ .‬فَاذكرُوا هللاَ ال َع ِظ ْي َم يَذكرْ ك ْم َولَ ِذك ُر هللاِ كبَر‬
‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬

Anda mungkin juga menyukai