Adapun definisi administrasi sebagaimana dikemukakan oleh sejumlah ahli, antara lain
sebagai berikut.
Ilmu administrasi publik adalah ilmu yang mempelajari kegiatan kerja sama dalam institusi
atau organisasi yang bersifat publik. Sebagai cabang ilmu administrasi, administrasi publik
menggunakan semua teori, konsep, dan analisis yang berlaku dalam ilmu administrasi.
Menurut Gordon, administrasi publik adalah studi tentang seluruh proses, organisasi dan
individu yang bertindak sesuai dengan peran dan jabatan resmi dalam pelaksanaan peraturan
perundangan yang dikeluarkan oleh lembaga legislatif, eksekutif dan peradilan.
Perkembangan administrasi sebagai disiplin ilmu mengalami beberapa proses pergantian cara
pandang, di mana pemahamannya dilihat dari paradigma. Perkembangan paradigma tersebut
menggambarkan adanya perubahan dan perbedaan dalam tujuan, teori dan metodologi serta
nilai-nilai yang mendasari. Henry (1988) mengemukakan lima paradigma administrasi
publik, yaitu:
Periode ini ditandai dengan peluncuran buku yang ditulis oleh Frank J. Goodnow dan
Leonardo D. White. Goodnow menyatakan ada dua fungsi dari pemerintahan. Pertama,
fungsi politik yang menyangkut pembuatan kebijakan atau pengekspresian kemauan negara.
Kedua, fungsi administrasi yang menyangkut pelaksanaan dari kebijakan yang telah dibuat.
Dua fungsi pemerintahan ini dicontohkan dengan baik oleh sistem pemisahan kekuasaan di
Amerika Serikat ketika itu. Walaupun demikian, pada dasarnya Goodnow berpendapat bahwa
administrasi publik semestinya berpusat pada birokrasi pemerintahan.
Periode kedua diawali dengan terbitnya karangan W.F. Wilioughby yang berjudul Principles
of Public Administration. Pada masa itu, diasumsikan adanya beberapa prinsip administrasi
yang bersifat universal, berarti tidak dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Prinsip
administrasi berlaku pada setiap lingkungannya tanpa memandang bentuk budaya, fungsi,
lingkungan, misi dan institusi. Sehingga, prinsip administrasi itu dapat diterapkan di mana
saja baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang.
Pada periode akhir tahun 1930an, muncul kritik yang tajam terhadap administrasi publik,
seperti dilontarkan oleh Simon. Akibatnya, administrasi publik kembali ke disiplin induknya
yaitu ilmu politik. Pengaruh dari gerakan mundur ini adalah adanya pembaruan definisi
mengenai lokus yang ditujukan kepada birokrasi pemerintah, tetapi melepaskan hal yang
berkaitan dengan fokus. Periode ini dianggap sebagai upaya untuk meninjau kembali segala
jalinan konseptual antara administrasi publik dan politik. Namun, konsekuensi upaya tersebut
hanya menciptakan koridor studi yang akhirnya mengarah pada keterampilan belaka.
Administrasi Negara Sebagai Ilmu Administrasi Perkembangannya diawali ketidaksenangan
bahwa ilmu administrasi dianggap sebagai ilmu kelas dua setelah ilmu politik. Usaha
pengembangannya bertujuan untuk mempercepat proses mencari alternative paradigma ilmu
administrasi. Menurut Keban, Yeremias T. (2008)1 muncul paradigma baru yang tetap
menganggap administrasi publik sebagai ilmu politik dimana lokusnya adalah birokrasi
pemerintahan.
Paradigma keempat ini terjadi hampir bersamaan waktunya dengan berlakunya paradigma
ketiga. Istilah ilmu administrasi di sini diartikan sebagai segala studi di dalam teori organisasi
dan manajemen. Namun, sebagaimana pada paradigma 2, ilmu administrasi lebih banyak
mengetengahkan fokusnya daripada lokusnya, dan administrasi dan prinsipnya tetap sama
dimana pun berada.
Pada proses ini administrasi Negara telah merambah ke teori organisasi, ilmu kebijakan dan
ekonomi politik.2
Daftar Pustaka
Keban Yermias T. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Teori, Konsep dan Isu, Edisi
2, Penerbit Gavamedia, Yogyakarta, 2008
1
Keban, Yeremias T., 2008. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik Konsep, Teori, dan Isu. Gava
Media. Yogyakarta.
2
Pasolong, H., Teori Administrasi Publik, Yogyakarta, Alfabet, 2012.
Kasim, Azhar. Perkembangan Ilmu Administrasi Publik, Manajemen Pembangunan, No. 3/I,
April 1993