OLEH :
TAUFIK HIDAYAT
NIM. 500633414
PADA MATA KULIAH TEORI ADMINISTRASI
MODUL I
3.
Administrasi sebagai seni dan ilmu. Administrasi sebagai seni adalah suatu
proses yang diketahui hanya permulaan dari suatu kegiatan sedang kapan berakhirnya
kegiatan itu sendiri tidak diketahui. Administrasi sebagai suatu proses kerjasama bukan
merupakan hal yang baru karena ia telah timbul bersama-sama dengan timbulnya
peradaban manusia. Tegasnya, administrasi sebagai seni merupakan suatu social
phenomenon.
Sampai dengan tahun 1886, manusia hanya mengenal administrasi sebagai seni.
Kemudian pada tahun 1886, itu timbullah suatu ilmu baru, yang sekarang ini dikenal
dengan Ilmu Administrasi yang objek studinya tidak termasuk objek studi ilmu-ilmu lain.
Ilmu administrasi telah pula memilki metode analisisnya sendiri, sistematika sendiri,
prinsip-prinsip, dalil-dalil serta rumus-rumusnya sendiri.
Sekarang ini administrasi dikenal sebagai suatu artistic science karena didalam
penerapannya seninya masih tetap memegang peranan yang menentukan. Sebaliknya
seni administrasi dikenal sebagai suatu scientific art karena seni itu sudah didasarkan atas
sekelompok prinsip-prinsip yang telah teruji kebenarannya.
C. Pembagian Bidang/Cabang Administrasi
Umumnya bidang/cabang administrasi dibedakan menjadi administrasi public
(public administration dan administrasi niaga (business administration).
The Liang Gie (1979,12-13), membagi administrasi berdasarkan sifat usaha kerja
sama guna mencapai tujuan tertentu, demikian juga dapat dibedakan dalam tiga
bidang/pokok vertikal, yaitu:
1) Admintrasi kenegaraan (public administration) : usaha kerja sama mengenai
kenegaraan pada umumnya dalam pemberian pelayanan kepada segenap warga
Negara di Negara itu.
2) Administrasi perusahaan (business administration) : usaha kerjasama dalam hal
mengenai perusahaan yang bersifat pertukaran/pertimbangan untung rugi.
3) Administrasi kemasyarakatan (social administration) : usaha kerjasama dalam
hal kemasyarakatan pada umumnya untuk memajukan sekelompok orang
tertentu.
The Liang Gie (1979, 13-16), secara horizontal berarti melihat administrasi
dilihat dari aspek teknisnya/unsure-unsurnya. Kajian ilmu administrasi ini adalah aspek
teknis/unsur-unsur administrasi yang mencakup:
1) Organisasi : struktur/wadah dimana usaha kerja sama diselenggarakan.
Penelaahan terhadap struktur dimana administrasi berlangsung menimbulkan
sekelompok pengetahuan : a. Teori Organisasi (Theory of Organization);
b.Analisis Organisasi dan Metode (O & M analysis); c.Perilaku Administratif
(administrative behavior); d.Hubungan manusia (human relation)
MODUL I
oleh Fredich W. Tailor dalam karyanya Principles of Scientific Management. Kadangkadang prinsip ini disebut Taylorisme, ajaran Taylor atau sering juga disebut sebagai
aliran manajemen ilmiah, ajaran Taylor menekankan pada peleburan atau penyatuan
sumber daya dan tenaga kerja untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya dengan cara yang lebih efisien.
Teori administrasi klasik juga meminjam tulisan-tulisan intelektual asing, yaitu
Sosiolog Jerman Max Weber (1864-1920) yang tulisannya menekankan pada deskripsi
yang agak preskripsi. Dimana Webber menguraikan tiga tipe ideal kewenangan, yaitu
tradisional, kharismatik dan rasional.
2. Teori Administrasi Modern
Simon member kesan bahwa faktor-faktor social dan psikologi social
mempengaruhi sikap-sikap pekerja, termasuk analisis deskriptif organisasinya. Pemilihan
satu cara terbaik untuk mengimplementasikan program akan dipertimbangkan faktorfaktor kemanusiaan sebagai formalitas dari organisasi dan pembagian kerja.
Mushlow dan Chris Argyris adalah ahli teori aktualisasi diri menyatakan bahwa
dalam jika orang (laki-laki) terdapat suatu hierarki kebutuhan yang mana ia mencoba
untuk memuaskannya sebgai pekerja, Di dasar piramida adalah kebutuhan fisik dasar,
sebagai kebutuhan makanan, pakaian dan tempat berteduh. Selanjutnya, derajat
kebutuhan yang lebih tinggi, ia mencari mencari persahabatan dan kehormatan dari rekan
sekerja. Selanjutnya derajat kebutuhan yang lebih atas ia memuaskan egonya melalui
prestasi kerjanya dan pengakuan sari sesame rekan sekerjanya. Akhirnya, pada tingkat
paling atas, orang mengaktualisasikan sirinya dengan menyatukan kesuksesan dan
tanggung jawab diposisinya dengan cita-cita pribadinya.
MODUL II
1. Pendahuluan
Teori Organisasi Neoklasik yang dalam perspektifnya melihat suatu organisasi
sebagai suatu rangkaian keputusan, yaitu seri dari pilihan-pilihan yang menghasilkan
putusan yang bersifat rasional yang terkait dan terikat oleh tujuan organisasi.
Harmon dan Mayer menyebutkan perspektif Neoklasik sebagai Decision Set
Theories atau teori-teori keputusan. Memandang instrumental rasionality atau rasionalitas
instrumental sebagai esensi bagian organisasi manusia yang disebut sebagai administrasi.
Menurut pandangan dari perspektif Neo Klasik ini ada empat karakteristik utama
perspektif keputusan yang perlu diperhatikan.
1. Pembuatan keputusan adalah focal point sari administrasi. Kegiatan-kegiatan
yang mengarah pada pembuatan keputusan-keputusan misalnya data analisis
menetukan prioritas dan mengkomunikasikan keputusan-keputusan tersebut.
2. Inti dari mode of operation di dalam administrasi adalah instrumental rationality.
Ditekankan pada menemukan cara-cara yang cocok pada tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan.
3. Ukuran utama dari kapasitas organisasi dan administrasi serta kegiatannya adla
efisiensi.
4. Ada suatu penekanan dari perspektif ini tentang peranan organisasi dan bukannya
peranan organisasi dan bukannya peranan individu dalam kaitannya dengan
proses pembuatan keputusan (Harmon dan Mayer, 1989:123-125)
MODUL II
Birokrasi juga sering disbut sebagai kekuasaan (kratos) pada meja (biro, bureau).
Birokrasi berarti pertunjukkan kekuasaan (kewenangan)yang berlangsung melalui
prosedur yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Caiden (1987), birokrasi peerintah sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari
(unavoidable).
Tulisan tentang birokrasi Weber ini baru munsul di tahun 1921 ketika tetbit buku
Witchchraft und Gesselchaft. Menurut Martin Albrow, Webber tidak pernah
menggunakan istilah birokrasi dalam tulisannya itu. Istilah itu digunakan oleh Vincent
de Gournay ketika menguraikan system pemerintahan Prusia di tahun 1745 (Miftah
Thoha, 1991). Menurut Gourney dalam Setiyono (2004:10) birokrasi berasal dari kata
bureau, yang berarti meja tulis dimana para pejabat saat itu bekerja dibelakangnya.
Webber membedakan 3 macam otoritas sebagai berikut :
a. Otoritas Tradisional, bertumpu pada kepercayaan dan rasa hormat pada tradisi
dan orang-orang yang mengemban pelaksanan tradisi.
b. Otoritas Kharismatik, bertumpu pada keyakinan terhadap pengabdian,
kepahlawanan, jasa dan kemampuan luar biasa dari seseorang.
c. Otoritas Legal Rasional, berdasarkan pada keyakinan akan adat hukum yang
diciptakan secara rasional dan juga pada kewenangan seseorang yang
melaksanakan tata hukum itu sesuai prosedur yang ditetapkan.
2. Tipe Ideal Birokrasi Weber
Secara ringkas karateristik utama birokrasi ideal dari Weber ini adalah sebagai
berikut:
a. Aturan-aturan dan procedural formal
b. Spesialisasi Pekerjaan
c. Kejelasan hierarki
d. Pengembangan karir berdasarkam merit system
e. Impersonality
f. Adanya objektifitas dalam melaksanakan tugas yang berkaitan dengan suatu
jabatan dalam organisasi
g. Kegiatan administrative.
Blau dan Meyer mengemukakan cirri-ciri pokok struktur birokrasi yang ideal dari
Weber adalah sebagaimana berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Menurut Mintzberg dalam Purwanto (2001:23) beberapa hal lain yang berkaitan
dengan tipe ideal adalah :
a. Adanya standardisasi proses kerja
b. Ukuran-ukuran desain utamanya adalah formalisasi perilaku, spesialisasi kerja
vertikal dan horizontal
c. Birokrasi ideal cocok dalam situasi lingkungan yang tenang dan stabil, struktur
dan kebutuhan masyarakat masih sederhana.
B. Konsep Manajemen Dalam Administrasi Publik
1. Scientific Management dari Taylor
Pada tahun 1911 ia meluncurkan sebuah buku yang berjudul Principles of
Scientific Management. Karya Taylor ini merupakan awal munculnya teori dalam bidang
organisasi dan manajemen. Taylor mengharapkan bahwa pekerja dan organisasi akan
sama-sama memproleh keuntungan. (Purwanto, 2001:25). F.W Taylor dalam
memperbaiki manajemen organisasi adalah sebagai berikut :
a. Menggantikan cara yang asal-asalan dengan ilmu pengetahuan yang tersusun
b. Mengusahakan kerukunan dalam gerakan kelompok dan bukannya
ketidakrukunan
c. Mencapai kerjasama manusia dan bukannya individualism yang kacau
d. Bekerja untuk output yang maksimumbdan bukannya output yang terbatas
e. Mengembangkan semua pekerja sampai taraf yang stinggi-tingginya untuk
kesejahteraan maksimum mereka sendiri dan perusahaan mereka.
2. Prinsip-prinsip Umum Administrasi dari Henry Fayol
Fayol mengembangkan teori berusaha menuliskannya sebagai manajer, ia
berusaha menjelaskan prinsip-prinsip umum yang dapat diterapkan pada semua level
administrasi dan berusaha menjelakan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh seorang
manajer (Purwanto, 2001:26)
Fayol menemukan bahwa aktivitas sebuah perusahaan industry bias dibagi ke
dalam 6 bagian sebagi berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Teknis (produksi)
Dagang (beli, jual, pertukaran)
Keuangan (pencarian, penggunaan yang terbaik, modal)
Keamanan ( perlindungan bagi milik dan orang-orang)
Akuntansi (termasuk statistic)
Manajerial (perencanaan, organisasi , pimpinan, kerja sama dan pengawasan)
Fayol juga merupakan pendiri dari Center For Administrative Studies di Paris
menjelaskan 14 Prinsip manajemen sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
MODUL II
MODUL III
HUBUNGAN KEMANUSIAAN
A. Gerakan Awal Teori Hubungan Kemanusiaan
1. Tokoh-tokoh Gerakan Awal Teori Hubungan Kemanusiaan
Adapun tokoh-tokoh yang dimaksud adalah :
a. Robert Owen (1771-1858), Owen menganggap peran manajer sebagai seorang
pembaru.
Owen menekankan bahwa sebenarnya yang terbaik dalam
menanamkan modal adalah para pekerja atau seperti yang disebutnya mesin
Vital
b. Hugo Munsterberg (1863-1916), Beliau memberikan sumbangan besar dalam
penerapan sarana psikologi untuk membantu tercapainya tujuan produktivitas
yang sama seperti yang dicari oleh teori manajemen lainnya. Dalam karya
utamanya Psychology and Industrial Efficiency (Psikologi dan Effisiensi
Industri).
c. Mary Parker Follet (1863-1933), Follet berpendapat bahwa agar manajemen dan
pekerja benar-benar dapat menjadi bagian dari suatu kelompok, pandangan
tradisional haruslah ditinggalkan.
d. Oliver Sheldon (1894-1951), Manajemen itu secara umum terikatuntuk
memperlakukan para pekerjanya dengan adil serta jujur dan setiap manajer harus
menggabungkan nilai efisien dari manajemen ilmiah dengan etika pelayanan
kepada masyarakat.
B. Penelitian Hawthorne
Eksperimen Hawthorne (serangkaian penelitian yang terkenal mengenai tingkah
laku manusia dalam situasi kerj) telah dilakukan pada perusahaan Western Electricdari
tahun 1924-1933, penelitian ini dikenal dengan sebutan Eksperimen Hawthorne.
Penelitian itu bermula sebagai suatu usaha untuk menyelidiki hubungan antara tingkat
penerangan di dalam tempat kerja dan produktivitas para pekerja.
10
MODUL III
11