Dafisi Dafgambar
Dafisi Dafgambar
Disusun oleh:
Dosen Pembimbing:
Dr. Rudi Hartanto, drg., M.S
0
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 Anatomi dan Fungsi dari Sistem Neuromuskular 5
2.1.1 Struktur Neurologi 5
2.1.1.1 Neuron 5
2.1.1.2 Reseptor Sensorik 6
2.1.1.3 Batang Otak dan Otak 8
2.1.2 Otot 14
2.1.2.1 Unit Motorik 14
2.1.2.2 Otot 16
2.1.2.3 Fungsi Otot 18
2.1.2.4 Reseptor Sensorik Otot 19
2.1.3 Fungsi Neuromuskular 23
2.1.3.1 Fungsi Reseptor sensorik 23
2.1.3.2 Aksi Refleks 23
2.1.3.3 Resiprocal Innervation 30
2.1.3.4 Regulation of Muscle Activity 31
2.1.3.5 Influence from the Higher Centers 32
2.1.3.6 The Influence of the Higher Center on Muscle Function 33
DAFTAR PUSTAKA 34
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Beberapa jenis reseptor sensorik (eksteroseptor) yang bila dirangsang
menghasilkan input saraf spesifik ke neuron aferen primer 5
Gambar 2.2 Grafis dari input saraf perifer ke sumsum tulang belakang 6
Gambar 2.3 Sebuah penggambaran grafik dari saraf trigeminal 7
Gambar 2.4 Hubungan neuromuskular 13
Gambar 2.5 Keseimbangan otot kepala dan leher yang tepat dan kompleks 15
Gambar 2.6 Spindel otot 21
Gambar 2.7 Myotactic reflex 26
Gambar 2.8 Nociceptive reflex 29
iii
BAB I
PENDAHULUAN
dan leher bervariasi diperlukan untuk menggerakkan mandibula secara secara akurat
dan membuat fungsi efektif. Sistem kontrol neurologic mengatur dan mengkoordinasi
aktivitas seluruh sistem pengunyahan keseluruhan. Sistem ini terutama terdiri dari otot-
otot dan saraf; sehingga disebut sistem neuromuskular. Dasar pengertian anatomi dan
fungsi sistem neuromuskular penting untuk mengerti keterlibatan kontak gigi dan
Makalah ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama membahas detail
fisiologik pengunyahan, penelanan dan bicara. Bagian ketiga membahas konsep penting
dan mekanisme yang diperlukan untuk mengerti nyeri orofasial. Menyentuh konsep ini
pada tiga bagian seharusnya meningkatkan kemampuan klinisi untuk mengerti keluhan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
utama: struktur neurologi dan otot. Anatomi dan fungsi setiap komponen dibahas
terpisah, meskipun pada banyak contoh sulit untuk memisahkan fungsinya. Dengan
2.1.1.1 Neuron
Unit struktural dasar dari sistem saraf adalah neuron. Neuron terbentuk dari
massa protoplasma yang disebut nerve cell body dan protoplasmic pocessed dari nerve
cell body yang disebut dendrit dan akson. Nerve cell body berlokasi pada batang otak
dan ditemukan pada substansi abu-abu sistem saraf pusat (SSP). Cell bodies ditemukan
diluar SSP dikelompokkan dalam ganglia. Akson (dari bahasa Yunani axon, berarti
poros atau sumbu) merupakan inti pusat yang membentuk bagian pengatur penting pada
neuron dan perluasannya pada sitoplasma dari sel saraf. Banyak neuron dikelompokkan
untuk membentuk serabut saraf. Neuron ini mampu menghantarkan impuls elektrik dan
keluar SSP. Tergantung pada lokasi dan fungsinya, neuron disebut dengan istilah
berbeda. Neuron aferen menghantarkan impuls saraf kearah SSP, sementara neuron
seluruhnya dalam SSP. Neuron sensori pertama disebut neuron primer atau first-order
5
motorik atau eferen membawa impuls neuron untuk membuat efek muskular atau
sekresi. 1
Impuls saraf di transmisikan dari satu neuron ke neuron lain hanya pada
synaptic junction, atau synapse, di mana prosesus kedua neuron berdekatan. Semua
sinapses afferen berlokasi dalam substansi abu-abu SSP; normalnya, tidak ada koneksi
perifer anatomis antara serabut-serabut sensoris. Semua koneksi antara SSP dan
transmisi perifer dari impuls sensoris dari satu serabut ke serabut lainnya adalah
abnormal. 1
Reseptor sensorik merupakan struktur neurologik atau organ yang terletak pada
seluruh jaringan tubuh yang menyediakan informasi pada CNS dengan jalan neuron
afferent tergantung keadaan jaringan. Seperti bagian lain tubuh, berbagai tipe reseptor
sensorik khusus menyediakan informasi spesifik untuk neuron afferen dan kembali ke
SSP. 1
Reseptor sensorik ditemukan dalam jaringan perifer misalnya kulit dan mukosa
mulut yang disebut exteroceptor. Reseptor ini memberikan informasi dari jaringan
exterior tubuh menuju SSP mengenai kondisi lingkungan. Ada exteroceptor khusus
untuk panas, dingin, sentuhan ringan dan tekanan. Ada juga reseptor yang spesifik
untuk rasa tidak nyaman dan sakit. Reseptor ini disebut nosiseptor. Nosiseptor berlokasi
tidak hanya pada jaringan perifer, tetapi juga diseluruh tubuh (Gambar 2.1). 1
6
Gambar 2.1 Beberapa jenis reseptor sensorik (eksteroseptor) yang bila dirangsang
menghasilkan input saraf spesifik ke neuron aferen primer. 1
dan struktur oral yang berhubungan. Ini disebut proprioseptor dan ditemukan pertama
informasi SSP mengenai status struktur internal dan prosesus misalnya aliran darah,
pencernaan dan pernapasan. Input konstan diterima dari seluruh reseptor ini
mengijinkan cortex dan batang otak untuk mengkoordinasi aksi otot individual atau
Informasi dari jaringan diluar SSP harus ditransfer kedalam SSP dan ke sentral
yang lebih tinggi pada batang otak dan cortex untuk interpretasi dan evaluasi. Sekali
informasi ini dievaluasi, harus diambil aksi yang tepat. Pusat yang lebih tinggi
kemudian mengirim impuls ke bawah saraf tulang belakang dan keluar ke perifer pada
organ eferen untuk aksi yang diinginkan. Neuron afferent primer (neuron first-order)
menerima stimulus dari reseptor sensoris. Impuls ini dibawa oleh neuron afferent primer
kedalam SSP dengan jalan akar dorsal untuk bersinapsis dalam tanduk dorsal saraf
tulang belakang dengan neuron sekunder (second-order) (Gambar 2.2). Badan sel dari
7
neuron afferent primer berlokasi dalam dorsal root ganglia. Impuls kemudian dibawa
spinothalamic pathway, yang naik ke pusat yang lebih tinggi. Mungkin terdapat
talamus dan korteks. Ada juga interneuron berlokasi dalam tanduk dorsal yang dapat
terlibat dengan impuls selama sinapsis langsung dengan neuron efferent yang diarahkan
keluar d yari SSP dengan cara akar ventral untuk stimulasi organ efferen, misalnya otot.
1
Gambar 2.2 Gambaran grafis input saraf perifer ke dalam saraf tulang belakang.
Perhatikan bahwa first-order neuron (aferen primer) membawa input ke dalam tanduk
dorsal untuk bersinapsis dengan second-order neuron. Second-order neuron kemudian
melintas dan naik ke pusat yang lebih tinggi. Interneuron kecil menghubungkan neuron
aferen primer dengan neuron motor primer (eferen), memungkinkan aktivitas lengkung
refleks. Dorsal root ganglion (DRG) mengandung badan sel neuron aferen primer. 1
pusat yang lebih tinggi untuk interpretasi dan evaluasi. Ada sejumlah pusat dalam otak
dan batang otak yang membantu memberi arti pada impuls ini. Harus diingat bahwa
sejumlah interneuron dapat terlibat dalam transmitting impuls ke pusat yang lebih
8
tinggi. Faktanya, kemampuan untuk mengikuti impuls melalui batang otak ke korteks
bukanlah pekerjaan mudah. Secara berurutan untuk membahas fungsi otot dan nyeri
pada teks ini, fungsi regio tertentu dari batang otak dan otak harus dijelaskan.
Penjelasan berikut merangkum bebrapa komponen fungsional penting dari SSP; tulisan
Gambar 2.3 adalah penjelasan grafis dari daerah fungsional otak dan batang otak
pada bagian ini. Pengertian daerah ini dan fungsinya sangat membantu dalam
menangani nyeri orofasial. Daerah penting dibahas dibawah merupakan spinal track
Mereka dibahas berurutan dimana impuls neural berjalan menuju pusat yang lebih
tinggi. 1
Gambar 2.3 Gambaran grafis saraf trigeminal memasuki batang otak setinggi pons.
Neuron aferen primer (1st N) memasuki batang otak untuk bersinapsis dengan second-
order neuron (2nd N) dalam trigeminal spinal tract nucleus (STN of V). Spinal tract
nucleus dibagi menjadi tiga bagian; subnukleus oralis (sno), subnukleus interpolaris
(sni) dan subnukleus caudalis (snc). Kompleks batang otak trigeminal juga dibentuk
dari motor nucleus V (MN of V) dan nukleus sensoris utama V (SN of V). Badan sel
saraf trigeminal terletak dalam ganglion Gasserian (GG). Sekali second-order neuron
menerima input, akan dibawa ke thalamus (Th) untuk interpretasi. 1
9
Di seluruh tubuh, neuron aferen primer bersinapsis dengan second-order neuron
dalam tanduk distal kolom spinal. Walaupun begitu, input afferent dari struktur wajah
dan mulut, tidak memasuki sumsum tulang belakang melalui saraf tulang belakang.
Sebaliknya, input sensorik dari wajah dan mulut dibawa melalui saraf kranial kelima,
yaitu saraf trigeminal. Badan sel neuron aferen trigeminal terletak dalam ganglion
gasserian besar. Impuls dibawa oleh nervus trigeminal langsung masuk kedalam batang
otak pada regio pons untuk bersinapsis dalam nukleus spinal trigeminal (Gambar 2.3).
Regio batang otak ini secara struktural sama dengan tanduk dorsal saraf tulang
belakang. Faktanya bahkan dapat dihitung sebagai perluasan tanduk dorsal dan kadang
(1) Nukleus trigeminal sensoris utama, yang dasarnya terletak dan menerima peridontal
(2) Spinal tract dari nukleus trigeminus, yang terletak lebih caudal. Spinal tract ini
dibagi menjadi (1) subnukleus oralis, (2) subnukleus interpolaris, dan (3) subnukleus
caudalis, yang berhubungan dengan tanduk dorsal medular. Pulpa gigi aferen berjalan
Komponen lain dari kompleks batang otak trigeminal adalah nukleus motorik
dari saraf kranial kelima. Area kompleks ini terlibat dengan interpretasi impuls yang
menuntut respons motorik. Aktifitas refleks motorik pada wajah dimulai dari area ini,
dengan cara yang mirip dengan aktifitas refleks tulang belakang di seluruh tubuh.1
10
2. Formasi retikular
interneuron menghantarkan impuls ke pusat yang lebih tinggi. Interneuron naik melalui
jalan beberapa traktus melalui daerah batang otak yang disebut formasi retikular. Dalam
formasi retikular konsentrasi sel atau nuklei yang menunjukkan “pusat” untuk berbagai
fungsi. Formasi retikular memainkan peran sangat penting dalam monitoring impuls
yang memasuki batang otak. Formasi tersebut juga mengontrol seluruh aktivitas otak
dengan meningkatkan impuls ke otak atau menghambat impuls. Bagian batang otak ini
3. Thalamus
Thalamus terletak pada pusat otak, dengan dikelilingi cerebrum dari atas dan
sisinya dan otak tengah dibawahnya (gambar 2.3). Ini terdiri dari sejumlah nuklei yang
berungsi bersama untuk mengganggu impuls. Thalamus disusun dari sejumlah nuklei
yang berfungsi menginterrupt impuls. Hampir semua impuls dari bagian bawah otak
seperti dari batang otak diteruskan melalui sinapsis dalam thalamus sebelum diteruskan
komunikasi antara brainsteem (batang otak), serebellum (otak kecil) dan cerebrum.
impuls ke bagian yang tepat dalam pusat yang lebih tinggi untuk interpretasi dan respon.
1
yang sama dengan keyboard, yang mengontrol fungsi dan meneruskan sinyal. Thalamus
11
mengaktifkan korteks untuk aktivitas dan memungkinkan korteks untuk berkomunikasi
4. Hipothalamus
Hipothalamus merupakan struktur kecil pada tengah dasar otak. Meskipun kecil,
fungsinya penting. Hipothalamus merupakan pusat utama otak untuk mengontrol fungsi
badan internal, misalnya temperatur tubuh, rasa lapar dan haus. Stimulasi hipothalamus
banyak bagian internal tubuh, terutama detak jantung dan menyebabkan konstriksi
pembuluh darah. Dapat dilihat jelas bahwa daerah kecil otak tersebut memiliki efek kuat
pada seluruh fungsi. Akan dibahas kemudian, peningkatan level stress emosional dapat
mempengaruhi impuls nosiseptif memasuki otak. Pernyataan ini memiliki arti besar saat
5. Struktur Limbik
Kata ‘limbik’ berarti batas. Sistem limbik meliputi struktur tepi cerbrum dan
diencephalon. Sturktur limbik berfungsi mengontrol emosi kita dan aktivitas kebiasaan.
Diantara struktur limbik tedapat nuklei atau pusat tanggung jawab untuk sikap khusus
seperti marah, kasar dan kepatuhan. Struktur limbik juga mengontrol emosi misalnya
depresi, kecemasan, takut dan paranoia. Sistem ini juga tampak pada pusat nyeri atau
12
kesenangan pada pusatnya dan jauh dari nyeri. Hal ini umumnya tidak dirasakan dengan
sadar tetapi lebih seperti naluri dasar. Insting, bagaimanapun akan membawa kebiasaan
terhadap kesadaran. Sebagai contoh, jika individu mengalami nyeri kronis, sikapnya
akan mengarah pada penghindaran terhadap semua stimulus yang meningkatkan nyeri.
Seringkali penderita akan menghindari hidup dan dapat terjadi perubahan mood
misalnya depresi. Dipercaya bahwa bagian struktur limbik berinteraksi dan membentuk
hubungan dengan korteks, mengkoordinasi fungsi sikap otak sadar dengan fungsi sikap
Impuls dari sistem limbik yang mengarah pada hipotalamus dapat memodifikasi
salah satu atau semua fungsi internal tubuh yang dikontrol oleh hipotalamus. Impuls
dari sistem limbik menyuplai kedalam otak tengah dan medulla dapat mengontrol sikap
misalnya terbangun, tidur, rasa tertarik dan attentiveness. Dengan pengertian dasar
fungsi limbik seseorang dapat dengan cepat mengerti akibat limbik pada seluruh
6. Korteks
Serebral korteks, utamanya disusun dari gray matter, merupakan bagian luar
cerebrum. Korteks adalah bagian dari otak yang paling sering dikaitkan dengan proses
berpikir, walaupun sesungguhnya korteks tidak dapat melakukan proses berpikir tanpa
aksi simultan dari struktur otak yang lebih dalam, dan di sinilah pada dasarnya semua
ingatan kita disimpan. Korteks juga merupakan area yang paling bertanggung jawab
terhadap kemampuan kita melatih keterampilan otot. Hingga saat ini masih belum
diketahui mekanisme fisiologis dasar dimana korteks serebral menyimpan ingatan atau
13
Melalui kebanyakan perluasannya, Korteks serebral memiliki ketebalan sekitar 6
mm, dan memiliki sekitar 50 hingga 80 miliar tubuh sel saraf secara keseluruhan.
Diperkirakan satu miliar serabut saraf mengarah keluar dari korteks, dan jumlah yang
sama mengarah ke dalam. Serabut saraf ini berpindah ke area lain dari korteks, ke dan
dari struktur otak yang lebih dalam, dan dalam beberapa kasus sampai ke sumsum
tulang belakang. 1
Area yang berbeda dari korteks serebral telah diketahui memiliki fungsi- fungsi
yang berbeda. Ada area motorik, yang utamanya terlibat dengan mengkoordinasikan
fungsi motorik. Ada area sensorik yang menerima sinyal somatosensory input untuk
dievaluasi. Ada juga area untuk indera khusus, seperti area visual (penglihatan) dan
auditorial (pendengaran).1
Jika kita membandingkan otak manusia dengan komputer, korteks serebral akan
menggambarkan drive hard disk yang menyimpan semua informasi memori dan fungsi
motor. Sekali lagi penting untuk mengingat thalamus (keyboard) merupakan unit
2.1.2 Otot
Komponen dasar sistem neuromuskular merupakan unit motor yang terdiri dari
sejumlah serabut otot yang diinervasi (dipersarafi) oleh satu motor neuron. Setiap
neuron berhubungan dengan serabut otot pada motor end plate. Ketika neuron
diaktivasi, motor end plate distimulasi untuk melepaskan sejumlah kecil asetilkollin,
yang memicu depolarisasi serabut otot (gambar 2.4). Depolarisasi menyebabkan serabut
14
‘
Gambar 2.4 Hubungan neuromuskular adalah hubungan antara neuron motor dan otot.
Asetilkolin disimpan dalam nerve endplate; dilepaskan dalam celah sinaptik yang
memulai depolarisasi serabut otot, menyebabkan kontraksi otot. 1
Jumlah serabut otot yang diinervasi oleh satu motor neuron bervariasi
tergantung pada fungsi unit motor. Semakin sedikit serabut otot permotor neuron,
semakin tepat pergerakannya. Neuron motor tunggal dapat menginervasi hanya dua atau
tiga serabut otot, seperti pada otot siliary (yang mengontrol lensa mata dengan tepat).
Sebaiknya satu neuron motor dapat menginervasi ratusan serabut otot seperti pada otot
yang besar (misalnya rektus femoris pada kaki). Ada persamaan variasi dalam jumlah
serabut otot per motor neuron antara otot pengunyahan. Otot pterigoid lateral inferior
cenderung memiliki rasio rendah serabut otot-neuron motor dan mampu memyesuaikan
panjang yang dibutuhkan untuk beradaptasi pada perubahan horizontal dalam posisi
mandibula. Sebaliknya, masseter memiliki sejumlah besar serabut motor per neuron
15
motor, yang berhubungan dengan fungsi yang lebih besar dalam menyediakan gaya
2.1.2.2 Otot
Ratusan sampai ribuan unit motor, bersama dengan pembuluh darah dan saraf,
dibungkus bersama oleh jaringan ikat dan fascia untuk membuat otot. Untuk mengerti
efek otot ini pada lainnya dan pada tulang tempat melekatnya, harus diamati hubungan
dasar skeletal dengan kepala dan leher. Tengkorak didukung posisinya oleh tulang
servikal. Faktanya jika tengkorak kering diletakkan pada posisi seharusnya pada tulang
servikal, tengkorak akan overbalanced ke anterior dan jatuh kedepan dengan cepat.
tergantung dibawah bagian anterior tengkorak. Dapat dilihat bahwa tidak ada
keseimbangan komponen skeletal dari kepala dan leher. Otot-otot diperlukan untuk
menangani ketidak seimbangan berat dan massa. Jika kepala akan dijaga pada posisi
tegak sehingga memungkinkan untuk melihat ke depan, otot yang melekat pada aspek
posterior tengkorak ke tulang sevikal dan bagian bahu harus berkontraksi. Beberapa otot
splenius capitis dan longus capitis. Namun demikian, otot-otot ini dapat melakukan
overcontract dan mengarahkan garis penglihatan terlalu jauh ke atas. Untuk mengatasi
ini, terdapat kelompok otot antagonis di daerah anterior kepala, yaitu: otot masseter
dan infrahyoid (mengikat tulang hyoid dengan sternum dan klavikula). Ketika otot- otot
16
ini berkontraksi, maka posisi kepala diturunkan. Dengan demikian ada keseimbangan
kekuatan otot yang mempertahankan kepala pada posisi yang diinginkan (Gambar 2.5).
Otot-otot ini, dengan ditambah otot yang lain, juga mempertahankan posisi side-to-side
Gambar 2.5 Keseimbangan otot kepala dan leher yang tepat dan kompleks harus ada
untuk menjaga posisi dan fungsi kepala yang tepat. A, Sistem otot. B, Setiap otot besar
beraksi seperti tali elastik. Tekanan harus disebarkan merata untuk keseimbangan yang
menjaga posisi kepala yang diinginkan. Jika satu tali elastik putus, keseimbangan
17
2.1.2.3 Fungsi otot
Unit motorik hanya dapat melakukan satu tindakan: kontraksi atau pemendekan.
Seluruh otot, walau bagaimanapun, memiliki tiga fungsi potensial: (1) Ketika sejumlah
besar unit motorik dalam otot distimulasi, kontraksi atau pemendekan keseluruhan otot
akan terjadi. Jenis pemendekan dengan beban yang konstan ini disebut kontraksi
isotonik, yang terjadi pada otot masseter ketika mandibula diangkat, memaksa gigi
untuk melewati bolus makanan. (2) Ketika sejumlah unit motorik berkontraksi
berlawanan dengan arah gaya yang diberikan, fungsi otot yang dihasilkan adalah untuk
menahan atau menstabilkan rahang. Kontraksi tanpa pemendekan ini disebut kontraksi
isometrik, dan terjadi pada otot masseter ketika sebuah benda ditahan di antara gigi
(misalnya, Pipa atau pensil). (3) Otot juga dapat berfungsi melalui relaksasi yang
terkontrol. Ketika stimulasi unit motorik dihentikan, serat-serat unit motorik akan rileks
dan kembali ke panjang normalnya. Dengan mengendalikan penurunan stimulasi unit
motor ini, pemanjangan otot yang tepat dapat terjadi, yang memungkinkan terjadinya
gerakan halus dan disengaja. Jenis relaksasi yang terkontrol ini diamati dalam otot
masseter ketika mulut terbuka untuk menerima bolus makanan baru selama mengunyah.
18
Gambar tersebut mengenai keseimbangan otot kepala dan leher yang tepat dan
kompleks harus ada untuk mempertahankan posisi dan fungsi kepala yang tepat. A,
Sistem otot. B, Setiap otot utama bertindak seperti pita elastis. Ketegangan yang
diberikan harus secara tepat berkontribusi pada keseimbangan yang mempertahankan
posisi kepala yang diinginkan. Jika satu pita elastis putus, keseimbangan seluruh sistem
terganggu dan posisi kepala berubah.
Dengan menggunakan ketiga fungsi ini, otot-otot kepala dan leher dapat
mempertahankan posisi kepala yang diinginkan secara konstan. Ada keseimbangan
antara otot-otot yang berfungsi mengangkat kepala dan otot-otot yang berfungsi
menekannya. Bahkan pada gerakan sekecil apa pun dari kepala, setiap otot berfungsi
selaras dengan otot lainnya untuk melakukan gerakan yang diinginkan. Jika kepala
diputar ke kanan, otot-otot tertentu harus memendek (kontraksi isotonik), yang lain
harus rileks (relaksasi terkontrol), dan otot yang lain lagi harus menstabilkan atau
melakukan fungsi tertentu (kontraksi isometrik). Sistem kontrol yang sangat rumit
diperlukan untuk mengoordinasikan keseimbangan otot yang dikendalikan dengan halus
ini. Ketiga jenis aktifitas otot ini muncul selama fungsi rutin kepala dan leher. Namun,
ada jenis lain dari aktivitas otot yang disebut kontraksi eksentrik, yang dapat terjadi
selama kondisi tertentu. Jenis kontraksi ini seringkali merusak jaringan otot. Kontraksi
eksentrik mengacu pada pemanjangan otot yang dipaksa bersamaan dengan terjadinya
kontraksi. Contoh kontraksi eksentrik terjadi pada kerusakan jaringan terkait cedera
ekstensi-fleksi (cedera whiplash). Pada saat terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor,
otot serviks berkontraksi untuk menopang kepala dan menahan gerakan. Namun, jika
dampaknya besar, perubahan tiba-tiba pada inersia kepala menyebabkannya bergerak
sementara otot-otot berkontraksi mencoba untuk menahannya. Hasilnya adalah
pemanjangan otot secara tiba-tiba saat berkontraksi. Jenis pemanjangan tiba-tiba
sementara otot berkontraksi sering mengakibatkan cedera dan akan menyebabkan nyeri
otot.
19
Seperti unit muskuloskeletal lainnya, sistem pengunyahan menggunakan empat
jenis utama reseptor sensorik (proprioseptor) untuk memantau status strukturnya: (1)
spindel otot, yang merupakan organ reseptor khusus yang ditemukan dalam jaringan
otot; (2) organ tendon Golgi, yang terletak di tendon; (3) sel-sel Pacinian, terletak di
tendon, sendi, periosteum, fascia, dan jaringan subkutan; dan (4) nosiseptor, yang
ditemukan secara umum di seluruh jaringan sistem pengunyahan.
A. Spindle Otot
Otot rangka terdiri dari dua jenis serat otot. Yang pertama adalah serat
ekstrafusal, yang kontraktil dan membentuk sebagian besar otot; yang lain adalah serat
intrafusal, yang hanya kontraktil beberapa saat. Satu bundel otot intrafusal diikat oleh
selubung jaringan ikat disebut spindel otot. Spindle otot terutama memantau ketegangan
di dalam otot rangka. Mereka diseling di seluruh otot dan disejajarkan sejajar dengan
serat ekstrafusal. Di dalam masing-masing spindel, inti dari serat intrafusal diatur dalam
dua mode yang berbeda: seperti rantai (tipe rantai nuklir) dan berkelompok (tipe
kantong nuklir).
20
Dua jenis saraf aferen, yang diklasifikasikan sesuai dengan diameternya,
memasok serat intrafusal. Serat yang lebih besar melakukan impuls dengan kecepatan
yang lebih tinggi dan memiliki ambang yang lebih rendah. Yang berakhir di wilayah
tengah dari serat intrafusal adalah kelompok yang lebih besar (Ia, A-alpha) (dibahas
kemudian dalam bab ini) dan dikatakan sebagai ujung primer (yang disebut ujung
annulospiral). Yang berakhir di kutub poros (jauh dari wilayah tengah) adalah
kelompok yang lebih kecil (II, A-beta) dan merupakan ujung sekunder (disebut ujung
semprotan ower). Serat intrafusal dari spindel otot sejajar sejajar dengan serat
ekstrafusal; oleh karena itu, ketika otot diregangkan, demikian juga serat intrafusal.
Peregangan ini dipantau di wilayah rantai-nuklir dan kantong-nuklir.
21
Ujung Anula spiral dan ower-spray diaktifkan oleh peregangan, dan saraf aferen
membawa impuls saraf ini ke SSP. Saraf aferen yang berasal dari spindel otot otot
pengunyahan memiliki tubuh sel mereka di nukleus trigeminal mesence-phalic. Serat
intrafusal menerima persarafan eferen melalui saraf fusimotor. Serat-serat ini diberikan
klasifikasi serat gamma atau gamma eferen untuk membedakannya dari saraf alfa, yang
mensuplai serat ekstrafusal. Seperti serat eferen lainnya, serat eferen gamma berasal
dari CNS; ketika distimulasi, mereka menyebabkan kontraksi intrafusal. Ketika otot
intrafusal berkontraksi, daerah rantai-nuklir dan kantong-nuklir diregangkan, yang
terlihat seolah-olah seluruh otot diregangkan, dan aktivitas aferen dimulai. Jadi ada dua
cara di mana sereat aferen dari spindel otot dapat distimulasi: peregangan menyeluruh
dari seluruh otot (serat ekstrafusal) dan kontraksi serat intususal melalui eferen gamma.
Spindel otot hanya bisa meregangkan peregangan; mereka tidak dapat membedakan
antara dua kegiatan ini. Oleh karena itu kegiatan dicatat sebagai aktivitas yang sama
oleh CNS.
Otot serat ekstrafusal menerima persarafan melalui saraf motorik eferen alfa.
Sebagian besar memiliki sel tubuh mereka di nukleus motor trigeminal. Stimulasi
neuron ini karena itu menyebabkan kelompok otot serat ekstrafusal (unit motorik) untuk
berkontraksi.
22
sebagai suatu mekanisme untuk membuat peka spindel otot. Jadi sistem fusimotor ini
bertindak sebagai mekanisme bias yang mengubah cincin spindel otot. Perlu dicatat
bahwa mekanisme gamma eferen tidak diselidiki dengan baik dalam sistem
pengunyahan seperti pada sistem sumsum tulang belakang lainnya. Meskipun tampak
aktif di sebagian besar otot pengunyahan, beberapa rupanya tidak memiliki gamma.
Pentingnya sistem eferen gamma lebih ditekankan dalam diskusi tentang refleks otot
Organ tendon Golgi terletak di tendon otot antara serat otot dan perlekatannya
pada tulang. Pada suatu waktu mereka dianggap memiliki ambang sensorik yang lebih
tinggi daripada spindel otot dan karena itu berfungsi hanya untuk melindungi otot dari
tegangan yang berlebihan atau merusak. Sekarang terlihat organ tendon golgi lebih
sensitive dan aktif dalam pengaturan reflex selama fungsi normal, terutama memonitor
tegangan sedangkan otot spindle terutama memantau panjang otot.
Organ tendon Golgi terjadi secara bersamaan dengan serat otot ekstrafusal dan
tidak paralel, seperti dengan spindel otot. Masing-masing organ sensorik ini terdiri dari
serat tendon yang dikelilingi oleh ruang getah bening yang tertutup dalam kapsul brous.
Serat afferent masuk di dekat bagian tengah organ dan menyebar ke seluruh serat.
Tegangan pada tendon merangsang reseptor di organ tendon Golgi. Karena itu,
kontraksi otot juga merangsang organ. Demikian juga, regangan keseluruhan otot
menciptakan ketegangan pada tendon dan sekali lagi merangsang organ.
Sel-sel pacinian adalah organ oval besar yang terdiri dari lamella konsentris dari
jaringan ikat. Organ-organ ini didistribusikan secara luas dan, karena lokasinya yang
sering terdapat pada struktur sendi, dianggap berfungsi terutama untuk persepsi
pergerakan dan tekanan kuat (bukan sentuhan ringan.
Di pusat setiap sel adalah inti yang berisi akhir dari serat saraf. Sel-sel ini
ditemukan di tendon, sendi, periosteum, insersi yang lunak, fasia, dan jaringan
subkutan. Tekanan yang diberikan pada jaringan semacam itu metubah bentuk organ
dan menstimulasi serat saraf.
23
D. Nosiseptor
Secara umum, nosiseptor adalah reseptor sensorik yang dirangsang oleh cedera
dan mentransmisikan informasi cedera (nosisepsi) ke SSP melalui saraf aferen.
Nosiseptor terletak di sebagian besar jaringan dalam sistem pengunyahan. Ada beberapa
tipe umum: beberapa merespon secara eksklusif terhadap rangsangan mekanik dan
termal yang berbahaya; yang lain merespons berbagai rangsangan, mulai dari sensasi
sentuhan hingga cedera berbahaya; yang lain adalah reseptor ambang batas rendah
khususnya untuk sentuhan ringan, tekanan, atau gerakan rambut wajah. Jenis terakhir
kadang-kadang disebut mechanoreceptor. Nociceptors (bersama dengan
proprioceptors) utamanya berfungsi untuk memantau kondisi, posisi, dan pergerakan
jaringan dalam sistem pengunyahan. Ketika ada kondisi yang berpotensi berbahaya atau
benar-benar menyebabkan cedera pada jaringan, nosiseptor menyampaikan informasi
ini ke SSP sebagai sensasi ketidaknyamanan atau nyeri. Sensasi rasa sakit dibahas nanti
dalam bab ini
Keseimbangan dinamis dari otot kepala dan leher yang dijelaskan sebelumnya
dimungkinkan melalui umpan balik yang disediakan oleh berbagai reseptor sensorik.
Ketika otot diregangkan secara pasif, spindel menginformasikan SSP dari aktivitas ini.
Kontraksi otot aktif dipantau oleh organ tendon Golgi dan spindle otot.Gerakan sendi
dan tendon merangsang sel Pacinian.
24
2.1.3.2 Aksi Refleks
Aksi refleks adalah respons yang dihasilkan dari rangsangan yang melewati
impuls sepanjang neuron aferen ke akar saraf posterior atau ekuivalen kranialnya, yang
kemudian ditransmisikan ke neuron eferen yang mengarah ke otot rangka. Meskipun
informasi dikirim ke pusat – pusat yang lebih tinggi, responnya tergantung dari
kemauan dan terjadi secara normal tanpa pengaruh kortikal atau batang otak. Aksi
refleks mungkin monosinaptik atau polisinaptik. Refleks monosinaptik terjadi ketika
serat aferen secara langsung merangsang serat eferen dalam SSP. Refleks polisinaptik
hadir ketika neuron aferen menstimulasi satu atau lebih antar neuron di SSP, yang pada
gilirannya merangsang serat saraf eferen. Dua tindakan umum aksi refleks adalah
penting dalam sistem pengunyahan:
1. Myotatic reflex
Contoh yang dikenal dari myotatic reflex adalah patellar atau loncatan dengkul.
Ketika tendon patela dipukul dengan palu tendon tepat di bawah patela, otot paha depan
(quadriceps) di paha diregangkan. Hal ini merangsang reseptor sensorik regangan (yang
paling penting adalah spindel otot) yang memicu impuls aferen pada saraf sensorik saraf
femoralis, yang mengarah ke daerah lumbar (L4) dari sumsum tulang belakang. Di sana,
neuron sensorik bersinapsis langsung dengan motor neuron, yang melakukan impuls
eferen ke otot quadriceps femoris, memicu kontraksi. Kontraksi ini, dikoordinasikan
dengan relaksasi otot hamstring flexor antagonis, menyebabkan kaki untuk menendang.
25
meregang, aktivitas saraf aferen dihasilkan dari spindel. Impuls aferen ini masuk ke
batang otak ke nukleus motor trigeminal melalui nukleus trigeminal mesencephalic.
Serat aferen yang sama bersinaps dengan neuron motor eferen alfa, yang mengarah
langsung kembali ke eter ekstrafusal dari masseter. Stimulasi alfa eferen oleh Ia aferen
menyebabkan otot berkontraksi. Secara klinis, refleks ini dapat didemonstrasikan
dengan melemaskan otot-otot rahang, membuat gigi sedikit terpisah. Ketukan dagu ke
bawah yang tiba-tiba akan menyebabkan rahang terangkat secara berlebihan. Maseter
kemudian berkontraksi, menghasilkan kontak gigi.
Refleks myotatic terjadi tanpa respons spesifik dari korteks dan sangat penting
dalam menentukan posisi istirahat rahang. Jika ada relaksasi total dari semua otot yang
mendukung rahang, gaya gravitasi akan bertindak untuk menurunkan rahang dan
memisahkan permukaan artikular TMJ. Untuk mencegah dislokasi ini, otot-otot elevator
26
(dan otot-otot lain) dipertahankan dalam keadaan kontraksi ringan yang disebut tonus
otot. Properti dari otot-otot elevator ini menetralkan efek gravitasi pada mandibula dan
mempertahankan permukaan articular sendi dalam kontak konstan. Refleks myotatic
adalah penentu utama tonus otot pada otot elevator.
27
Ketika gravitasi mandibula menarik ke bawah, otot-otot elevator secara pasif
diregangkan, yang juga menciptakan peregangan dari spindel otot. Informasi ini secara
reflex diteruskan dari neuron aferen yang berasal dari spindel ke neuron motor alfa yang
mengarah kembali ke otot-otot pengangkat otot ekstrafusal. Jadi peregangan pasif
menyebabkan kontraksi reaktif yang mengurangi peregangan pada spindle otot. Tonus
otot juga dapat dipengaruhi oleh input aferen dari reseptor sensorik lainnya, seperti yang
berasal dari kulit atau mukosa mulut.
Refleks myotatic dan tonus otot yang dihasilkan juga dapat dipengaruhi oleh
pusat yang lebih tinggi melalui sistem fusimotor. Korteks dan batang otak dapat
membawa aktivitas eferen gamma yang meningkat ke intrafusal spindle. Ketika
aktivitas ini meningkat, kontrak intrafusal, menyebabkan peregangan sebagian dari
kantong nuklir dan area rantai nuklir spindel. Ini mengurangi jumlah peregangan yang
diperlukan pada otot keseluruhan sebelum aktivitas spindel aferen timbul. Oleh karena
itu pusat yang lebih tinggi dapat menggunakan sistem fusimotor untuk mengubah
sensitivitas spindel otot untuk melakukan peregangan. Peningkatan aktivitas eferen
gamma meningkatkan sensitivitas refleks myotatic (stretch), sedangkan penurunan
aktivitas eferent gamma mengurangi sensitivitas refleks. Cara spesifik yang oleh pusat
yang lebih tinggi mempengaruhi kegiatan eferen gamma diringkas kemudian dalam bab
ini. 1
28
pada gigi secara instan membebani struktur periodontal, menghasilkan stimulus
berbahaya. Serat saraf araf aferen primer membawa informasi ini ke nukleus traktus
spinalis trigeminal, di mana mereka bersinkronisasi dengan interneuron. Interneuron ini
melakukan perjalanan ke nukleus motorik trigeminal. Respons motorik yang terjadi
selama refleks ini lebih rumit daripada refleks miotatik dalam hal aktivitas beberapa
kelompok otot harus dikoordinasikan untuk melaksanakan respons motor yang
diinginkan. Tidak hanya otot elevator harus dihambat untuk mencegah penutupan
rahang lebih lanjut pada benda keras tetapi otot-otot pembuka rahang harus diaktifkan
untuk menjauhkan gigi dari kemungkinan kerusakan. Ketika informasi aferen dari
reseptor sensorik mencapai interneuron, dua tindakan berbeda terjadi. Interneuron
eksitasi yang mengarah ke neuron eferen pada nukleus motor trigeminal otot-otot
pembuka rahang distimulasi. Tindakan ini menyebabkan otot-otot ini berkontraksi.
29
pengunyahan. Banyak yang sangat kompleks dan dikendalikan oleh pusat CNS yang
lebih tinggi. Tindakan refleks memainkan peran utama dalam fungsi (mis.,
Pengunyahan, menelan, tersedak, batuk, berbicara).
30
Pada saat yang sama, aferen menstimulasi interneuron penghambat, yang
menyebabkan otot-otot pengangkat rahang menjadi rileks. Hasil keseluruhan adalah
bahwa rahang cepat turun dan gigi tertarik menjauh dari objek yang menyebabkan
rangsangan berbahaya. Proses ini, yang disebut penghambatan antagonis (antagonistic
inhibition), terjadi pada banyak aksi refleks nosiseptif di seluruh tubuh
Kontrol otot antagonis sangat penting dalam aktivitas refleks. Ini sama
pentingnya dengan fungsi tubuh sehari-hari. Seperti dalam sistem otot lainnya, setiap
otot yang mendukung fungsi kontrol kepala dan sebagian yang mengontrol fungsi
memiliki antagonis yang menghambat aktivitasnya. Ini adalah dasar dari keseimbangan
otot yang sebelumnya dijelaskan. Kelompok otot tertentu terutama mengangkat
mandibula; kelompok lain terutama menekannya. Agar mandibula dinaikkan oleh otot
temporal, pterigoid medial, atau masseter, otot suprahyoid harus relaks dan memanjang.
Demikian juga untuk mandibula yang mengalami depresi, para suprahyoid harus
berkontraksi sementara elevatornya rileks dan memanjang. Mekanisme kontrol
neurologis untuk kelompok antagonis ini dikenal sebagai persarafan timbal balik
(reciprocal innervation). Fenomena ini memungkinkan kontrol gerakan mandibula yang
lancar dan tepat untuk dicapai.
31
2.1.3.6 Regulation of Muscle Activity
Untuk membuat gerakan mandibula yang tepat, input dari berbagai reseptor
sensorik harus diterima oleh CNS melalui serat aferen. Batang otak dan korteks harus
berasimilasi dan mengatur input ini dan memperoleh aktivitas motorik yang tepat
melalui serat saraf eferen. Kegiatan motorik ini melibatkan kontraksi beberapa
kelompok otot dan penghambatan yang lain.
32
2.1.3.7 Influence from the Higher Centers
Seperti yang disebutkan sebelumnya, batang otak dan fungsi korteks berfungsi
bersama untuk menilai dan mengevaluasi impuls yang masuk. Meskipun korteks adalah
penentu utama tindakan, batang otak bertugas menjaga homeostasis dan mengendalikan
fungsi tubuh yang secara alam bawah sadar. Di dalam batang otak terdapat kumpulan
neuron yang mengontrol aktivitas otot berirama seperti bernapas, berjalan, dan
mengunyah. Kumpulan ini secara kolektif dikenal sebagai generator pola sentral
(CPG) . Bertanggung jawab atas ketepatan waktu aktivitas antara otot-otot antagonis
sehingga fungsi-fungsi tertentu dapat dilakukan. Selama proses mengunyah, misalnya,
CPG memulai kontraksi otot-otot supra dan infra-hyoid pada waktu yang tepat ketika
otot-otot elevator diperintahkan untuk rileks. Ini memungkinkan mulut untuk membuka
dan menerima makanan. Selanjutnya, CPG memulai kontraksi otot-otot elevator sambil
mengendurkan otot-otot supra dan infrahyoid, menghasilkan penutupan mulut ke
makanan. Proses ini diulang sampai partikel makanan cukup kecil untuk ditelan dengan
mudah. Agar CPG efisien, ia harus menerima input sensorik konstan dari struktur
pengunyahan. Oleh karena itu, lidah, bibir, gigi, dan ligamen periodontal secara konstan
memberi umpan balik informasi yang memungkinkan CPG untuk menentukan stroke
mengunyah yang paling tepat dan efisien. Setelah pola mengunyah yang efisien
meminimalkan kerusakan struktur apa pun ditemukan, itu dipelajari dan diulang. Pola
yang dipelajari ini disebut engram otot.
Karena itu mengunyah dapat dianggap sebagai aktivitas berulang yang sangat
kompleks yang utamanya dikendalikan oleh CPG dengan input dari berbagai reseptor
sensorik. Seperti banyak kegiatan reflex lainnya, mengunyah adalah kegiatan bawah
sadar namun dapat dibawa ke kendali sadar kapan saja. Bernafas dan berjalan adalah
aktivitas reflex CPG lain yang umumnya terjadi pada tingkat bawah sadar tetapi juga
dapat dikendalikan secara sukarela. Proses mengunyah dibahas secara lebih rinci di bab
ini.
33
2.1.3.8 The Influence of the Higher Centers on Muscle Function.
Secara umum, ketika stimulus dikirim ke SSP, interaksi yang sangat kompleks
terjadi untuk menentukan respons yang sesuai. Korteks — dengan pengaruh dari
thalamus, CPG, struktur limbik, pembentukan retikular, dan hipotalamus —
menentukan tindakan yang akan diambil dalam hal arah dan intensitas. Tindakan ini
sering hampir otomatis, seperti dalam mengunyah. Meskipun individu menyadarinya,
tidak ada partisipasi aktif dalam pelaksanaannya. Dengan tidak adanya keadaan
emosional yang signifikan, tindakan biasanya dapat diprediksi dan menyelesaikan tugas
secara efisien. Namun, ketika individu mengalami tingkat gerak yang lebih tinggi,
seperti ketakutan, kecemasan, frustrasi, atau kemarahan, modifikasi utama berikut dari
aktivitas otot dapat terjadi Peningkatan tekanan emosional meningkatkan struktur
limbik dan hipotalamus / hipofisis / adrenal axis (HPA), mengaktifkan sistem eferen
gamma. Dengan peningkatan aktivitas gama efferent menyebabkan kontraksi serat
intrafusal, menghasilkan regangan sebagian daerah sensorik dari spindel otot. Ketika
spindel ini diregangkan sebagian, peregangan otot keseluruhan yang lebih sedikit
diperlukan untuk memperoleh aksi reflex. Ini memengaruhi reflex myotatic dan
akhirnya menghasilkan peningkatan tonus otot. Otot juga menjadi lebih sensitif
terhadap rangsangan eksternal, yang sering menyebabkan peningkatan lebih lanjut
dalam tonisitas otot. Dengan meningkatnya tonisitas otot, ada risiko kelelahan otot yang
lebih besar. Juga, peningkatan tonisitas menyebabkan peningkatan tekanan interarticular
TMJ.
34
BAB III
KESIMPULAN
Fungsi dari sistem mastikasi sangatlah kompleks. Kontraksi dari berbagai otot
kepala dan leher diperlukan untuk menggerakkan mandibula secara tepat dan membuat
mandibula berfungsi secara efektif. Sebuah kontrol dari sistem neurologis juga sangat
ini terdiri dari nervus dan otot, sehingga menghasilkan sebuah sistem neuromuscular.
Sebuah pemahaman baik dari anatomi dan fungsi dari sistem ini sangat diperlukan
untuk memahami pengaru kontak gigi dan kondisi lain dari pergerakan mandibula.
Kemudian, dalam sistem mastikasi dikenal pula nyeri orofasial. Nyeri adalah
rasa tidak nyaman dan pengalaman emosional yang berhubungan dengan kemungkinan
berhubungan dengan wajah serta mulut, termasuk jaringan keras dan lunak disekitarnya.
Penyebab nyeri orofasial yang lain yang sering terjadi adalah musculoskeletal, vaskular,
dan neurophatik. Gangguan orofasial dapat menimbulkan rasa sakit dan simptom-
35
DAFTAR PUSTAKA
36
37