Anda di halaman 1dari 1

Tindakan pengurangan sampah serta aksi nyata dalam pengurangan sampah plastic di Kota

Pekanbaru masih belum sesuai Putusan Pengadilan Negeri Pekanbaru Nomor


262/Pdt.G/2021/PNPbr. Putusan teresebut sampai saat ini belum diakomodasi secara nyata oleh
Pemerintah Kota dan DPRD Pekanbaru untuk melakukan perbaikan dalam pengendalian sampah.
Tindakan pengendalian sampah di sekitaran Sungai Siak yang membelah Kota Pekanbaru masih jauh
dari kata bersih dan terjaga.

Guna menyikapi hal tersebut, pada Sabtu 7 januari 2023, Walhi Riau bersama dengan Pertukaran
Mahasiswa Merdeka (PMM) UIR dan Wanapalhi Stmik Amik Riau menaja aksi “Gotong Royong
Bersih Sampah Tepi Sungai Siak.” Aksi Ini dikoordinatori oleh Ahlul fadli, Koordinator Media dan
Penegakan Hukum WALHI Riau.

Dalam Aksi tersebut, Ahlul fadli menyampaikan hasil dari aksi bersih sampah tepi Sungai Siak
tersebut, dalam kegiatan yang dilaksanakan tersebut membuahkan 7 kantong sampah besar hanya
dalam waktu 2 jam.

“dari kejauhan Sungai Siak memang nampak bersih-bersih saja, tapi pada kenyataannya Ketika kita
pergi ke bibir Sungai akan banyak ditemukan sampah dengan berbagai macam jenis,: Ujar Ahlul
Fadhli

Sampah Plastik dengan berbagai jenis dan produk masih menjadi actor utama dalam pencemaran
yang terjadi di Sungai Siak, beberapa temuan Sampah seperti (a) Sampah kantong plasitk, (b)
Sedotan, (c) Sachet (d) Sampah rumah tangga (d) Limbah popok bayi, (e) Sampah kayu dan organik.
Temuan sampah-sampah di Sungai Siak akan berdampak pada kualitas lingkungan hidup dan
ancaman micro plastic dari sampah plastic tersebut.

”Sejak dari zaman kerajaan Siak, Sungai Siak menjadi pusat ekonomi, jalur perdagangan, jalur
transportasi, dan menjadi ruang kehidupan utama di 5 wilayah di Provinsi Riau, yakni Kabupaten
Siak, Bengkalis, Pekanbaru, Kampar, dan Rokan Hulu. Hal ini sangat membahayakan bagi kehidupan
masyarakat jika masih banyak sampah yang berada di sepanjang aliran Sungai Siak.” Tambah Alul.

Anda mungkin juga menyukai