Anda di halaman 1dari 99

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan dalam


dunia automotif semakin ketat, setiap perusahaan di tuntut untuk bisa
bersaing menjadi yang terbaik. Persaingan yang semakin ketat menjadikan
customer pengguna jasa service mobil semakin cerdas dan selektif dalam
memilih dealer yang mereka percaya untuk melakukan service. Banyak hal
yang menjadi pertimbangan customer dalam menentukan pilihan untuk
melakukan service kendaraan dalam menentukan pilihan bisa dari segi
pelayanan service advisor, penyediaan spare part, dan kualitas dalam
melakukan service kendaraan, bahkan diskon untuk harga jasa dan
penjualan spare part yang diberikan juga menentukan banyak sedikitnya
customer yang datang ke dealer kami.
Seiring..dengan..berkembangnya..ilmu..pengetahuandan..teknologi, tiap
perusahan ingin mempertahankan dan meningkatkan posisinya dalam
persaingan, sehingga selalu berusaha untuk meningkatkan pelayanan. Salah
satu tolok ukur tersebut adalah dengan meningkatkan ketepatan dalam
penyediaan spare part yang ada.

PT Astra International
adalah..perusahaan..yang..bergerak..dalam..bidang
otomotif. di. dalamnya. terbagi beberapa divisi. Yaitu. divisi. sales, divisi
service, dan divisi spare part. Setiap divisi mempunyai tugas dan
tanggung jawabnya..masing-masing..dan untuk divisi spare part sendiri
mempunyai tugas yaitu menjaga dan mengatur persediaan spare part supaya
selalu tersedia. Guna menjaga agar persediaan spare part selalu ada
maka setiap perusahaan harus mampu menganalisa persediaan secara
tepat Apabila spare part yang dibutuhkan kendaraan tidak tersedia
maka akan mengurangi kepuasan pelanggan terhadap penyediaan barang.
Suku Cadang (Spare part) menyediakan berbagai macam suku cadang

1
2

kendaraan Toyota baik itu Toyota Genuine Part (TGP), Toyota Genuine
Motor Oil (TGMO), dan Toyota Genuine Accessories (TGA).
Berikut data perbandingan pembelian Toyota Genuine Part (TGP),
Toyota Genuine Motor Oil (TGMO), dan Toyota Genuine Accessories
(TGA), seperti pada Tabel 1.1

Tabel 1.1 Perbandingan Data Pembelian Spare Part


Bulan Juli 2019-Juni 2020
Perbandingan
Bulan
TGMO (liter) TGP (pcs) TGA (pcs)
Jul-19 1.136 515 150
Ags-19 1.088 670 191
Sep-19 1.124 497 233
Okt-19 1.384 435 139
Nov-19 962 358 278
Des-19 454 640 287
Jan-20 1.164 398 360
Feb-20 1.084 446 193
Mar-20 908 720 439
Apr-20 1.184 627 272
Mei-20 1.406 503 397
Juni-20 1.248 425 275
Total 13.142 6.234 3.214
(Sumber: Auto 2000 Bumi Serpong Damai)

Berdasarkan pada Tabel 1.1 diatas, dapat dijelaskan bahwa Toyota


Genuine Motor Oil (TGMO) adalah jenis spare part yang paling
banyak di pesan dengan jumlah total quantity sebanyak 13.142
liter/botol.

Persediaan barang dalam penelitian ini berguna untuk


mengurangi keluhan customer mengenai ketersediaan Toyota Genuine
Motor Oil (TGMO). Toyota Genuine Motor Oil (TGMO) adalah kumpulan
spare part yang berbentuk cairan pelumasan untuk kendaraan mobil
Toyota. Yang termasuk dalam Toyota Genuine Motor Oil (TGMO) adalah
TGMO jenis 0W/20, 5W/30, GL 4, GL5, Automatic Transmision Fluid
3

(ATF), brake fluid, coolant, oil filter, oil flush. Persediaan Toyota Genuine
Motor Oil (TGMO) erat kaitannya dengan pelayanan service karena tanpa
adanya Toyota Genuine Motor Oil (TGMO) maka jalannya sistem
service tidak akan dapat berjalan, Toyota Genuine Motor Oil (TGMO)
sangatlah penting karena termasuk fast moving part yaitu spare part yang
penjualannya dilakukan setiap hari. Permasalahan yang ada di Auto 2000
Bumi Serpong Damai adalah sering terjadi kekosongan spare part dan
pemesanan Toyota Genuine Motor Oil (TGMO) yang tidak teratur atau
tidak berdasarkan perhitungan sehingga mengakibatkan biaya persediaan
yang tidak efisien.

Berikut perbandingan data pembelian dan penjualan Toyota


Genuine Motor Oil (TGMO) bulan Juli 2019 sampai dengan Juni
2020, seperti pada Tabel 1.2 dan Tabel 1.3 di bawah ini:

Tabel 1.2 Data Pembelian Toyota Genuine Mot or Oil (TGMO)


Bulan Juli 2019-Juni 2020
Jenis Toyota Genuine Motor Oil (TGMO)
Bulan
0W/20 5W/30 10W/40 15W/40 80W/90 ATF Coolant Oil Filter Brake Fluid Flush
Jul-19 48 96 624 80 40 30 10 150 40 25
Ags-19 96 216 416 80 40 30 10 150 20 30
Sep-19 144 96 624 60 0 20 20 200 40 30
Okt-19 72 120 832 120 40 30 20 150 30 20
Nov-19 72 144 416 100 0 20 15 200 20 20
Des-19 72 72 0 80 0 30 30 200 40 40
Jan-20 120 120 624 100 0 20 15 100 20 40
Feb-20 72 120 832 100 0 20 20 150 20 25
Mar-20 72 144 416 120 40 40 20 100 30 20
Apr-20 120 96 624 80 20 20 10 180 30 20
Mei-20 96 120 832 60 20 30 30 180 30 30
Juni-20 168 96 624 120 20 20 10 200 30 40
Total (Liter) 1152 1440 6864 1100 220 310 210 1960 350 340
Frek Beli 19 Kali 32 Kali 33 Kali 22 Kali 7 Kali 33 Kali 12 Kali 20 Kali 15 Kali 26 Kali
(Sumber: Auto 2000 Bumi Serpong Damai)
4

Tabel 1.3 Data Penjualan Toyota Genuine Motor Oil (TGMO)


Bulan Juli 2019-Juni 2020
Jenis Toyota Genuine Motor Oil (TGMO)
Bulan
0W/20 5W/30 10W/40 15W/40 80W/90 ATF Coolant Oil Filter Brake Fluid Flush
Jul-19 78 9 78 22.5 0 6 4 130 72 36
Ags-19 72 25 70 25 7.5 9 8 170 36 13
Sep-19 69 11 72 42.5 12.5 9 13 206 48 33
Okt-19 63 13 78 50 7.5 3 16 183 48 50
Nov-19 60 20 86 40 5 24 20 184 46 51
Des-19 57 17 91 57.5 5 12 7 100 14 38
Jan-20 42 16 82 45 15 12 7 95 12 13
Feb-20 48 8 69 45 5 12 4 135 8 15
Mar-20 81 18 54 55 7.5 9 7 128 14 23
Apr-20 54 12 57 32.5 7.5 12 4 208 8 20
Mei-20 48 10 61 30 5 12 5 190 10 15
Juni-20 78 9 61 50 2.5 9 7 232 14 17
Total (Liter) 750 168 859 495 80 129 102 1961 330 324
(Sumber: Auto 2000 Bumi Serpong Damai)

Berdasarkan Tabel 1.2 dan Tabel 1.3 dapat kita lihat perbandingan
pembelian dan penjualan sebagai salah satu contoh pada bulan Juli 2019
untuk jenis Toyota Genuine Motor Oil (TGMO) 0W/20 pembeliannya
sebanyak 48 liter sedangkan penjualannya sebanyak 78 liter hal ini berarti
terjadi kekurangan spare part.

Hal ini harus benar-benar diperhatikan supaya dapat menangani dan


memenuhi permintaan customer yang melakukan service. Disini
penulis mencoba menerapkan metode Economic Order Quantity ( EOQ) dan
Metode Min-Max pada salah satu jenis Toyota Geniune Motor Oil
(TGMO) yaitu 0W/20 karena Toyota Geniune Motor Oil (TGMO) jenis
ini termasuk dalam klasifikasi A (perlu diperhatikan) stock nya dalam
5

persediaan, supaya diperoleh jumlah dan total biaya yang optimal .


Kemudian dari Klasifikasi A tersebut dapat dilakukan
dengan..Metode.Min..Max..untuk mendapatkan
jumlah..minimum.dan.maksimum Toyota Geniune Motor Oil (TGMO)
0W/20 yang sebaiknya ada di spare part, agar kegiatan operasional bengkel
berjalan lancar. Alasan menggunakan metode tersebut sebab permintaan customer
dan kebutuhan Toyota Geniune Motor Oil (TGMO) 0W/20 yang tidak pasti.

Berdasarkan..masalah.yang..telah..dipaparkan..di.atas,..maka..penulis
tertarik..untuk meneliti sebagai bahan tugas akhir dengan judul :
“Analisis Persediaan Toyota Genuine Motor Oil (TGMO) 0W/20
Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) d a n M i n - M a x Di
Bengkel Auto 2000 Bumi Serpong Damai”

1.2..Perumusan..Masalah

Berdasarkan..latar..belakang..masalah..diatas..maka..perumusan..masalah
adalah sebagai..berikut:
1. Bagaimana pemesanan ekonomis Toyota Genuine Motor Oil (TGMO)
0W/20 dengan metode Economic..Order..Quantity.. (EOQ) dan..Min-Max
Stock untuk persediaan di Bengkel Auto 2000 Bumi Serpong Damai ?
2. Berapa jumlah penghematan biaya Toyota Genuine Motor Oil (TGMO)
0W/20 sebelum dan sesudah penerapan Economic Order Quantity (EOQ)
serta Min-Max Stock di Bengkel Auto 2000 Bumi Serpong Damai ?

1.3 Pembatasan..Masalah

Agar..permasalahan..tidak..melebar..ke..permasalahan..yang..lebih..luas..
maka, maka penelitian ini ..dibatasi sebagai berikut:
1. Penulis hanya menulis persediaan Toyota Genuine Motor Oil (TGMO).
2. Data yang diambil adalah data penjualan dan data pembelian Toyota
Genuine Motor Oil (TGMO) pada bulan Juli 2019 sampai dengan Juni
2020.
3. Pembahasan hanya membahas divisi spare part di Bengkel Auto 2000
Bumi Serpong Damai.
6

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian


ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui jumlah penghematan biaya Toyota Genuine Motor Oil
(TGMO) 0W/20 sebelum dan sesudah penerapan Economic Order
Quantity (EOQ) serta Min-Max di Bengkel Auto 2000 Bumi Serpong
Damai.
2. Mengetahui..pengaruh..analisis..metode Economic Order Quantity (EOQ)
dan Min-Max terhadap jumlah persediaan, frekuensi pemesanan, safety stock,
reorder point, kuantitas minimum, kuantitas maksimum, dan biaya persediaan
untuk Toyota Genuine Motor Oil (TGMO) 0W/20.

1.5 Manfaat..Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ditetapkan dalam penulisan, maka terdapat


manaat penelitan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Untuk dijadikan acuan dan masukan bagi perusahaan guna
mengoptimalkan persediaan Toyota Genuine Motor Oil (TGMO).
2. Bagi Akademik
Dapat digunakan sebagai bahan masukan tambahan dalam mata kuliah
metedologi penelitian, dan dapat pula menjadi bahan pertimbangan bagi
rekan-rekan yang mengambil penelitian dengan masalah yang serupa.
3. Bagi Khalayak Umum
Dapat memberikan tambahan informasi kepada orang banyak tentang
perhitungan persediaan Toyota Genuine Motor Oil (TGMO) yang tepat
dan optimal untuk memenuhi jumlah unit entry yang ada.

1.6 Sistematika Penulisan


7

Untuk mempermudah penelitian perlu diperhatikan dalam


penyusunannya. Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang, perumusan masalah, pembatasan,
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU


Dalam bab ini membahas tentang penelitian terdahulu dan
landasan teori yang berisi uraian secara teoritis mengenai
pengertian persediaan dan tujuan perhitungan dengan
menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Dalam bab ini dijelaskan mengenai deskripsi objek penelitian
yang akan diteliti dan menjelaskan mengenai rancangan dan
metode penelitian, variable penelitian, teknik pengumpulan,
dan pengolahan data serta teknik analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam bab ini membahas gambaran umum objek penelitian,
sejarah singkat perusahaan, perkembangan usaha, pembahasan
dan hasil yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai
persediaan Toyota Genuine Motor Oil (TGMO).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Dalam bab ini mengemukakan tentang kesimpulan yang
didapat dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan serta
saran-saran yang ditujukan untuk perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka merupakan konsep yang digunakan untuk menjelaskan


teori yang akan digunakan dalam penelitian dan membantu pembahasan yang
akan dijabarkan dan menganalisa permasalahan yang ada dalam proses
penelitian.

2.1.1 Pengertian Persediaan

Pada setiap perusahaan, baik perusahaan manufaktur dan perusahaan


dalam bidang jasa, persediaan sangatlah penting supaya proses kegiatan pada
perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Dalam hal ini analisis terhadap
persediaan harus tepat dan optimal untuk meminimalisir pembengkakan biaya-
biaya yang ada dalam perusahaan.

Menurut..Nur..Bahagia..
(2016)..Persediaan..adalah..sumber..daya..yang..menganggur (idle resources)
yang keberadaannya menunggu proses lebih lanjut disini dapat berupa kegiatan
produksi seperti dijumpai pada kegiatan manufaktur, kegiatan pemasaran yang
dijumpai pada sistem distribusi, ataupun kegiatan konsumsi seperti dijumpai
pada sistem rumah tangga, perkantoran, dan sebagainya. Keberadaan
persediaan dalam kegiatan usaha tidak dapat dihindarkan, salah satu penyebab
utamanya adalah barang-barang tersebut tidak dapat diperoleh secara instan,
tetapi diperlukan tenggang waktu untuk memperolehnya.

Tenggang waktu tersebut dimulai saat melakukan pemesanan, waktu


untuk memproduksinya, dan waktu untuk mengantar barang ke distributor
bahkan sampai dengan waktu untuk memproses barang di gudang hingga siap
digunakan oleh pemakainya. Interval waktu antara saat pemesanan dilakukan
sampai dengan barang siap digunakan disebut waktu ancang-ancang (lead time).

8
9

Persediaan dalam suatu unit usaha dikategorikan sebagai modul kerja


yang berbentuk barang. Keberadaannya tidak saja dianggap sebagai beban
(reliability) karena merupakan pemborosan (waste), tetapi sekaligus juga
dianggap sebagai kekayaan (asset) yang dapat segera dicairkan dalam bentuk
uang tunai (cash). Dalam aktivitas ini usaha baik industri maupun bisnis, nilai
persediaan barang yang dikelola pada umumnya cukup besar, tergantung pada
jenis serta skala industri dan bisnisnya.

Nur Bahagia (2016) mengemukakan bahwa sesuai dengan karakteristik


pengelolanya, permasalahan yang dihadapi didalam sistem persediaan pada
umumnya dibedakan menjadi dua jenis permasalahan, yaitu: permasalahan
kebijakan dan permasalahan operasional.
1. Permasalahan Kebijakan Persediaan
Permasalahan kebijakan persediaan adalah permasalahan dalam sistem
persediaan yang berkaitan dengan bagaimana menjamin agar setiap
permintaan dapat dipenuhi dengan ongkos yang minimal. Masalah ini terkait
dengan penentuan besarnya operating stock dan safety stock, yaitu berapa
jumlah barang yang akan dipesan/dibuat, kapan saat pemesanan/pembuatan
dilakukan, dan berapa jumlah persediaan pengamannya. Jenis permasalahan
ini pada hakikatnya dapat dikualifikasikan dan jawabannya akan terkait
dengan metode persediaan terbaik yang digunakan;
2. Permasalahan Operasional
Permasalahan ini lebih bersifat kualitatif dan pada prinsipnya berkaitan
dengan permasalahan kelancaran dan efisiensi mekanisme serta prosedur
pengoperasian sistem persediaan. Permasalahan ini bersifat rutin sebab selalu
dijumpai dalam pengelolaan sistem persediaan sehari-hari;

Menurut Rangkuti (2012), Persediaan adalah sejumlah bahan-bahan,


bagian- bagian yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat
dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi/produk yang
disediakan untuk memenuhi permintaan dari customer setiap waktu. Keberadaan
persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga
kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin dan timbulnya sumber
daya menganggur (idle resources) yang keberadaannya menunggu proses lebih
10

lanjut tetap membuat ongkos yang ditimbulkan efisien. Pada dasarnya persediaan
mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan pabrik yang
harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta
selanjutnya menyampaikannya pada customer.

Jenis-jenis persediaan menurut Rangkuti (2009), jenis persediaan ada


beberapa macam, dimana setiap jenis mempunyai karakteristik khusus tersendiri
dan cara pengolahan yang berbeda. Persediaan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Persediaan bahan baku (raw materials), yaitu persediaan barang-barang
berwujud seperti: baja, kayu, kain dan komponen lainnya yang digunakan
dalam proses produksi. Bahan baku atau bahan mentah dapat diperoleh dalam
proses produksi selanjutnya;
2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased part/components), yaitu
persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang
diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi
suatu produk;
3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan
barang- barang yang diperlukan dalam proses, tetapi tidak merupakan bagian
atau komponen barang jadi;
4. Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-
barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi
atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses
lebih lanjut menjadi barang jadi;
5. Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang
telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau
dikirim kepada pemesan (buyer);

Menurut Assauri (2005), Persediaan adalah sebagai suatu aktiva lancar


yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual
dalam suatu periode usaha normal atau persediaan barang-barang yang masih
dalam pekerjaan proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang
menunggu penggunaanya dalam suatu proses produksi.
11

Menurut Heizer dan Render (2010), Persediaan adalah salah satu dari
asset termahal dari banyak perusahaan, mewakili 50% dari keseluruhan modal
yang diinvestasikan. Di satu sisi perusahaan dapat mengurangi biaya dengan
mengurangi persediaan. Di sisi lain, produksi dapat berhenti dan pelanggan
tidak puas ketika barang tidak tersedia.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat saya


simpulkan, persediaan adalah jumlah stock barang atau spare part yang ada
dalam suatu tempat yang memiliki nilai jual, dimana barang tersebut mempunyai
fungsi yang sangat penting sehingga perlu di pantau dan dihitung supaya tidak
terjadi pembengkakan biaya-biaya dan proses kegiatan dalam perusahaan dapat
berjalan dengan lancar.

2.1.2 Manajemen Persediaan

Persediaan erat kaitannya dengan perhitungan sehingga kegiatan-kegiatan


yang berkaitan dengan persediaan perlu dijadwalkan dan direncanakan sejak
awal, supaya tidak salah langkah dalam menghitung persediaan yang ada.
Menurut Indrajit (2013) Manajemen persediaan (inventory control) adalah
kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
penentuan kebutuhan material sedemikian rupa sehingga disatu pihak kebutuhan
operasi dapat dipenuhi pada waktunya dan dilain pihak investasi persediaan
dapat ditekan secara optimal. Usaha yang diperlukan manajemen persediaan
secara garis besar.

Menurut Horngren, Datar, dan Foster (2006) dalam Riskatania (2009)


mendefinisikan manajemen persediaan sebagai berikut: manajemen persediaan
meliputi perencanaan, koordinasi, dan pengendalian kegiatan yang berkaitan
dengan aliran persediaan masuk, melalui, dan keluar dari sebuah organisasi.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen persediaan
berkaitan dengan keputusan mengenai berapa banyak jumlah barang yang akan
dipesan (how much to order) dan kapan pemesanan akan dilakukan (when to
order).
12

Menurut Bloomberg, LeMay, dan Hanna (2002) dalam Riskatania (2009)


mengatakan, tekanan dari manajemen persediaan adalah adanya pengurangan
dalam persediaan sementara harus tetap menjaga layanan kepada pelanggan dan
tingkat produksi.

Menurut Fogarty, Blackstone, Hoffman (1991) dalam Riskatania (2009)


mengatakan, terdapat dua tujuan dari sistem manajemen persediaan yaitu untuk
memberikan tingkat pelayanan pelanggan dan untuk meminimalkan biaya
penyediaan layanan tersebut.

Menurut Smith dalam Surya, 2008. Divisi yang berbeda dalam


perusahaan manufaktur memiliki tujuan yang berbeda kaitanya dalam manjemen
persediaan:
1. Bagian pemasaran menginginkan pelayanan kepada konsumen secepat
mungkin dan lebih menginginkan suplai semua produk akhir yang melimpah,
dan dalam beberapa kasus tersedia cukup banyak material dankomponen
yang menyusun produk sehingga produk dapat diproduksi secara cepat.
2. Bagian produksi menginginkan operasi yang efisien. Implikasinya adalah
order produksi yang besar yang menyebabkan inventory yang banyak untuk
mengurangi perbaikan mesin. Bagian produksi juga menginginkan kuantitas
yang besar untuk raw material, komponen, dan work in process sehingga
produksi tidak akan terganggu jika terjadi kekurangan material;
3. Bagian pembelian, berkaitan juga dengan efisiensi, juga cenderung kepada
order yang sedikit lebih besar dibandingkan jika mengorder dalam frekuensi
yang besar tapi tetapi dengan skala yang kecil. Bagian pembelian juga ingi
membangun inventory sebagai antisipasi terhadap kenaikan harga atau
shortages;
4. Bagian keuangan cenderung kepada minimalisasi semua bentuk investasi
inventory karena biaya modal dan pengaruh negatif dari inventory yang besar
terhadap return of assets terhitung yang dimiliki perusahaan;
5. Relasi personal dan industri menginginkan dibangunnya inventory untuk
antisipasi selama bagian yang langka dari mesin tertentu dan dengan
demikian dapat menjaga stabilitas ketenagakerjaan dan mencegah
pemberhentian sementara;
13

6. Teknisi lebih cenderung kepada inventory yang kecil sehingga perubahan


secara teknik tidak akan berlangsung lama jika inventory yang banyak dari
design;

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan


manajemen persediaan adalah memenuhi spare part ada bagian service
kendaraan supaya tidak terjadi kekurangan spare part yang dibutuhkan dan juga
dengan tepatnya perhitungan persediaan yang baik menjadikan total biaya
menjadi minimum atau lebih murah.

2.1.3 Fungsi dan Tujuan Persediaan

Persediaan dapat melayani beberapa fungsi yang akan menambahkan


fleksibilitas operasi perusahaan. Fungsi persediaan menurut Rangkuti (2007),
yaitu:
1. Fungsi Decuopling, untuk membantu perusahaan agar bias memenuhi
permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier;
2. Fungsi Economic Lot Sizing, persediaan ini perlu mempertimbangkan
Penghematanpenghematan (potongan pembelian, biaya pengangkutan per
unit lebih murah dan sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian
dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang
timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, risiko, dan
sebagainya);
3. Fungsi antisipasi, untuk mengantisipasi dan mengadakan permintaan
musiman (seasonal inventories), menghadapi ketidakpastian jangka waktu
pengiriman dan untuk menyediakan persediaan pengamanan (safety stock);

Menurut Herjanto (1997) dalam Priyanto (2007) terdapat enam fungsi


penting yang dikandung oleh persediaan dalam memenuhi kebutuhan
perusahaan, antara lain:
1. Menghilangkan risiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang
yang dibutuhkan perusahaan;
2. Menghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus
dikembalikan;
14

3. Menghilangkan risiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi;

4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga


perusahaan tidak akan kesulitan bila bahan tersebut tidak tersedia di pasaran;
5. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongan kuantitas
(Quantity Discount);
6. Memberikan pelayanan kepada langganan dengan tersedianya bahan yang
diperlukan;

Menurut Assuari dalam jurnal Ruauw (2011), tujuan pengendalian


persediaan dapat diartikan sebagai usaha untuk:
1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan yang menyebabkan
proses produksi terhenti;
2. Menjaga agar penentuan persediaan perusahaan tidak terlalu besar sehingga
biaya yang berkaitan dengan persediaan dapat ditekan;
3. Menjaga agar pembelian bahan baku secara kecil-kecilan dapat dihindari;

Menurut Smith dalam Surya, 2008. Divisi yang berbeda dalam


perusahaan manufaktur memiliki tujuan yang berbeda kaitanya dalam manjemen
persediaan:
1. Bagian pemasaran menginginkan pelayanan kepada konsumen secepat
munkin dan lebih menginginkan supply semua produk akhir yang melimpah,
dan dalam beberapa kasus tersedia cukup banyak material dan komponen
yang menyusun produk sehingga produk dapat diproduksi secara cepat;
2. Bagian produksi menginginkan operasi yang efisien. Implikasinya adalah
order produksi yang besar yang menyebabkan inventory yang banyak untuk
mengurangi perbaikan mesin. Bagian produksi juga menginginkan kuantitas
yang besar untuk raw material, komponen, dan work in process sehingga
produksi tidak akan terganggu jika terjadi kekurangan material;
3. Bagian pembelian, berkaitan juga dengan efisiensi, juga cenderung kepada
order yang sedikit lebih besar dibandingkan jika memesan dalam frekuensi
yang besar tetapi dengan skala yang kecil. Bagian pembelian juga ingi
membangun inventory sebagai antisipasi terhadap kenaikan harga atau
shortages;
15

4. Bagian keuangan cenderung kepada minimalisasi semua bentuk investasi


inventory karena biaya modal dan pengaruh negatif dari inventory yang besar
terhadap return of assets terhitung yang dimiliki perusahaan;
5. Relasi personal dan industri menginginkan dibangunnya inventory untuk
antisipasi selama bagian yang langka dari mesin tertentu dan dengan
demikian dapat menjaga stabilitas ketenagakerjaan dan mencegah
pemberhentian sementara;
6. Teknisi lebih cenderung kepada inventory yang kecil sehingga perubahan
secara teknik tidak akan berlangsung lama jika inventory yang banyak dari
design yang lama dihabiskan.

2.1.4 Biaya-biaya Dalam Persediaan

Dalam suatu persediaan dimana barang atau spare part tersebut disimpan
pasti ada biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk merawat barang atau spare
part tersebut. Biaya yang dikeluarkan juga berdasarkan jumlah dari spare
part yang ada, semakin banyak jumlah spare part nya maka biayanya semakin
besar sebaliknya apabila spare partnya sedikit ditakutkan tidak dapat memenuhi
permintaan customer maka dari itu perhitungan pemesanan spare part sangat
berpengaruh dengan jumlah biaya yang akan dikeluarkan.

Menurut Aulia Ishak (2010), biaya dalam sistem persediaan secara umum
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Biaya pembelian (purchasing cost = c) adalah harga pembelian setiap unit
item jika item tersebut berasal dari sumber-sumber eksternal, atau biaya
produksi per unit bila item tersebut berasal dari internal perusahaan atau
diproduksi sendiri oleh perusahaan. Biaya pembelian ini bisa bervariasi untuk
berbagai ukuran pemesanan bila pemasok menawarkan potongan harga untuk
ukuran pemesanan yang lebih besar;
2. Biaya pengadaan (procurement cost). Biaya pengadaan dibedakan atas 2
jenis sesuai asal-usul barang, yaitu biaya pemesanan (ordering cost) bila
barang yang diperlukan diperoleh dari pihak luar (supplier) dan biaya
16

pembuatan (set up cost) bila barang diperoleh dengan memproduksi sendiri.


Terdapat 2 jenis biaya pengadaan yaitu:
a. Biaya pemesanan (ordering cost = k) Biaya pemesanan adalah semua
pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar;
b. Biaya pembuatan (Set up Cost = P) Ongkos pembuatan adalah semua
pengeluaran yang ditimbulkan untuk persiapan memprodiksi barang;

3. Biaya penyimpanan (holding cost = h) merupakan biaya yang timbul akibat


disimpannya suatu item. Biaya penyimpanan terdiri atas biaya-biaya yang
bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya
penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang
dipesan semakin banyak, atau rata-rata persediaan semakin tinggi;
4. Biaya Kekurangan Persediaan (Shortage Cost = p). Bila perusahaan
kehabisan barang pada saat ada permintaan, maka akan terjadi keadaan
kekurangan persediaan. Dari semua biaya-biaya yang berhubungan dengan
tingkat persediaan, biaya kekurangan bahan (stockout cost) adalah yang
paling sulit diperkirakan. Biaya ini timbul bilamana persediaan tidak
mencukupi permintaan produk atau kebutuhan bahan.

2.1.5 Model Persediaan Deterministik

Dalam persediaan terdapat beberaa model yang digunakan untuk


melakukan perhitungan, Menurut Gaspersz (2012:453), Pada persediaan
deterministik, semua parameter dan variabel (permintaan, biaya-biaya persediaan
dan lead time) diketahui dapat ditentukan dengan pasti. Metode-metode yang
bisa digunakan dalam sistem persediaan deterministik adalah:
1. Economic Order Quantity (EOQ) Parameter yang ditetapkan pada system
persediaan ini adalah jumlah pemesanan (Q) dan titik reorder point (r).
Posisi persediaan ditentukan setiap terjadi transaksi (continue review).
Apabila posisi persediaan mencapai titik reorder point maka dilakukan
pemesanan sebanyak Q. Model Economic Order Quantity (EOQ) merupakan
model yang paling sederhana pada sistem persediaan deterministic yang
17

bertujuan untuk menentukan ukuran pemesanan optimal dengan kriteria


minimasi total persediaan;
2. Sistem persediaan tipe batch Pada sistem ini, item-item dibuat dengan
ukuran lot tertentu dengan menggunakan paralatan yang sama (pada kasus
multi item). Produksi harus direncakan dengan baik untuk menentukan
jumlah optimal masing-masing item pada setiap run produksi untuk
meminimasi biaya total. Dengan demikian, penting sekali mengalokasikan
biaya kapasitas produksi yang ada untuk item-item yang dibutuhkan dengan
memperhatikan permintaan, tingkat produksi dan level persediaan. Model
persediaan yang digunakan adalah model Economic Production Quantity
(EPQ) untuk mendapatkan jumlah produksi yang ekonomis dan lamanya run
produksi optimal;
3. Sistem interval pemesanan tetap (T system) Sistem ini disebut juga dengan
sistem persediaan periodik karena pemesanan dilakukan dilakukan pada
interval waktu yang tetap, sedangkan jumlah pemesanan dapat bervariasi
setiap periodenya. Jumlah pesanan tergantung pada permintaan selama
periode interval. Pada sistem ini ditentukan level persediaan maksimum
berdasarkan permintaan selama lead time dan interval pemesanan;
4. Sistem penambahan kembali secara optional (optional replenishment
inventory system) Sistem ini merupakan gabungan dari sistem perpetual dan
sistem periodik. Tingkat persediaan ditinjau dari interval waktu secara
teratur, tetapi pemesanan tidak dilakukan hingga posisi persediaan mencapai
reorder point yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika penempatan order
mahal, maka sistem ini menjadi menguntungkan dengan tidak memesan
setiap kali periode peninjauan. Ada 3 parameter yang diperhatikan dalam
sistem ini yaitu:
a. Panjang periode peninjauan;
b. Tingkat persediaan maksimum;
c. Reorder point;

Sistem ini merupakan system penambahan titik pesan dengan


minimumnya adalah titik pesan dengan maksimumnya adalah tingkat persediaan
tidak terlalu berlebihan. Jumlah pemesanan merupakan varibel dan dihitung
18

dengan mengurangkan persediaan maksimum dengan persediaan ditangan


(persediaan yang ada di perusahaan), dan hasilnya dibawah jumlah minimum.
Cara ini mencegah pemesanan barang dalam jumlah yang sangat kecil. Cara ini
juga berguna pada periode-periode permintaan rendah yang bisa diantisipasi atau
jika diinginkan stock saat ini dihabiskan sebelum ditambah kembali, misalnya
untuk barang-barang yang mudah berjamur atau rusak;
5. Metode kuantitas pesanan tetap (Fixed Order Quantity = FOQ) Metode
FOQ ini menetapkan sejumlah unit quantitas yang dipesan setiap kali apabila
suatu pesanan dilakukan dalam item tertentu. Dengan demikian FOQ
merupakan metode pengendalian persedian dimana ukuran kuantitas pesanan
bersifat tetap tetapil interval antara pesanan tergantung pada permintaan
actual praktek pemesanan menggunakan FOQ membutuhkan asumsi bahwa
permintaan individu adalah konstan;
6. Metode Lot for Lot (L4L) Metode lot for lot menempatkan suatu pesanan
untuk setiap periode dalam kuantitas yang tepat sama dengan kebutuhan.
Dengan demikian teknik L4L menetapkan pesanan yang direncanakan
(planned orders) dalam kuantitas yang sama dengan kebutuhan bersih dalam
setiap periode;
7. Metode Period Of Supply (POS) Metode POS serupa dengan FOQ, dimana
pesanan sering ditetapkan secara intuitif tanpa menggunakan analisis formal.
Suatu aturan informal yang ditetapkan. Metode ini menghasilkan siklus
waktu pemesanan yang tetap, dengan interval teratur, tetapi kuantitas yang
dipesan bervariasi tergantung pada kebutuhan actual;
8. Metode periode order quantity (POQ) Metode POQ serupa dengan metode
(POS), kecuali bahwa siklus pesanan ditentukan secara ilmiah atau formal.
Pendekatan POQ menggunakan formula EOQ tetapi diterapkan untuk
menetapkan banyaknya periode optimum. Bukan untuk menetapkan
kuantitas pesanan optimum;
9. Metode Least Unit Cost (LUC) Metode LUC merupakan teknik lotsizing
dinamik yang menambah ongkos penetapan pesanan dan ongkos
penyimpanan untuk setiap unit lot-size untuk selanjutnya memilih lot-size
dengan ongkos per unit paling rendah. Metode LUC menggunakan
19

pendekatan iteratif yang dihitung untuk setiap periode, sampai ongkos per
unit dari cumulative order quantity pada periode itu menunjukkan suatu
kenaikan atau peningkatan;
10. Metode Least Total Cost (LTC) Metode LTC ini adalah tekinik lot-sizing
dinamik yang menghitung kuantitas pesanan melalui membandingkan
ongkos penetapan pesanan (set up or ordering cost) inventory untuk berbagai
lot-size, kemudian memilih di mana kedua jenis ongkos ini mendekati sama.
Metode LTC menggunakan pendekatan iteractive yang dihitung disetiap
periode, sampai kedua jenis ongkos penetapan pesanan dan penyimpanan
mendekati sama.

2.1.6 Metode Peramalan

Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008) Peramalan adalah proses


untuk memperkirakan berapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi kebutuhan
dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam
rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa.

Menurut Gasperzs (2015) Ada sembilan langkah yang harus diperhatikan


yang digunakan untuk menjamin efektivitas dan efisiensi dari sistem peramalan
sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan dari peramalan;
2. Memilih item yang akan diramalkan;
3. Menentukan horizon waktu peramalan: Apakah jangka panjang (lebih dari 1
tahun), jangka menengah (1-12 bulan), atau jangka pendek (1-30 hari);
4. Memilih model-model peramalan;
5. Memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan;
6. Validasi model peramalan;
7. Membuat peramalan;
8. Implementasikan hasil-hasil peramalan;
9. Memantau keandalan hasil peramalan;

Metode peramalan (forecasting) merupakan suatu teknik untuk


memperkirakan atau memprediksikan suatu nilai pada masa yang akan dating
20

dengan memperhatikan data atau informasi masa lalu atau saat ini baik secara
matematik atau statistik. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau
kondisi yang diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Metode ini
sangat membantu dalam mengambil keputusan yang tepat. Baik tidaknya
suatu peramalan yang disusun, disamping ditentukan oleh metode yang
digunakan, juga ditentukan baik tidaknya informasi yang digunakan. Selama
informasi yang digunakan tidak dapat meyakinkan, maka hasil peramalan juga
akan sulit untuk dipercaya ketepatannya. Berdasarkan teknik yang digunakan,
metode peramalan dapat digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu:

1. Metode peramalan kualitatif


Peramalan kualitatif adalah peramalan yang berdasarkan atas data
kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung
kepada orang yang menyusun;
2. Metode peramalan kuantitatif
Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang berdasarkan atas data
peramalan yang dibuat sangat bergantung pada metode yang dipergunakan;

Dengan metode yang berbeda akan diperoleh hasil peramalan yang


berbeda. Semakin kecil penyimpangan antara hasil ramalan dan kondisi
sebenarnya berarti metode yang dipergunakan semakin baik. Peramalan
kuantitatif dapat digunakan bila terdapat 3 kondisi, yaitu:
1. Ada informasi tentang masa lalu;
2. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk kata;
3. Informasi tersebut dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa
akan terus berlanjut dimasa yang akan dating;

Variasi data musiman adalah perubahan naik dan turunnya nilai dalam
runtun waktu yang berhubungan dengan kejadian tertentu misalnya cuaca atau
liburan. Sebagai contoh, permintaan untuk produk jas hujan akan meningkat
ketika musim penghujan. Musiman bias dilihat secara perjam, harian, mingguan,
bulanan atau musim yang sedang terjadi. Berikut adalah langkah mengolah data
musiman dari 1 bulan:
21

1. Mengumpulkan data historis rata-rata permintaan setiap musim dengan


menjumlahkan permintaan untuk satu bulan setiap tahun dan dibagi dengan
banyaknya data historis;
2. Menghitung rata-rata permintaan semua bulan dengan rumus total ratarata
permintaan satu tahun dibagi dengan banyaknya musim;
3. Menghitung ‘indeks musiman’ untuk setiap bulan dengan cara membagi
jumlah permintaan satu bulan dengan rata-rata permintaan semua bulan;
4. Mengestimasi total permintaan untuk tahun berikutnya;
5. Menghitung peramalan musiman dengan cara membagi estimasi total
permintaan dengan banyaknya musim kemudian dikalikan dengan indeks
musiman;

Secara garis besar metode peramalan dibagi dalam dua pendekatan,


(Amar, Samsul, 2009). yaitu:
1. Metode kualitatif, dilakukan bila hanya ada sedikit atau tidak ada data
masa lalu misalnya untuk produk baru, atau untuk sistem yang terlalu
kompleks sehingga sulit dikuantifikasi dan dicari polanya misalnya untuk
problematika social;
2. Metode kuantitatif, bila data yang tersedia mencukupi dan memungkinkan
untuk diketahui polanya, memperkirakan peramalan dengan mencari pola
data masa lalu berdasarkan deret aktu. Tepat dipakai untuk pola permintaan
dengan data masa lalu yang konsisten. Pola data masa lalu bisa berbentuk
trend, siklus, musiman dan random.

2.1.7 Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Metode EOQ adalah tingkat persediaan yang meminimalkan total biaya


menyimpan persediaan dan biaya pemesanan. Ini adalah salah satu model tertua
penjadwalan produksi klasik. Kerangka kerja yang digunakan untuk menentukan
kuantitas pesanan ini juga dikenal sebagai Wilson EOQ Model atau Wilson
Formula.

Menurut Sukamdiyo (2004:113) persediaan harus ideal karena itu cara


pembelian barang tersebut juga harus benar. Benar disini berarti paling
22

ekonomis, Secara sederhana semua ini dapat diketahui dengan rumus EOQ
(Economic Order Quantity), yaitu jumlah dimana setiap pembelian akan
memperoleh total biaya persediaan yang paling murah.

Menurut Prawirosentono (2005:93) jumlah persediaan tidak dalam


jumlah terlalu banyak dan terlalu sedikit karena keduanya mengandung resiko.
Mengingat jumlah persediaan dipengaruhi jumlah pesanan, berarti persediaan
yang ekonomis terjadi jika jumlah pesanan yang dilakukan secara ekonomis
terjadi jika jumlah pesanan yang dilakukan secara ekonomis (Economically
Order Quantity) atau EOQ.

Menurut Gitosudarmo (2002:245) EOQ (Economical Order Quantity)


adalah jumlah pembelian yang paling ekonomis yaitu dengan melkukan
pembelian secara teratur sebesar EOQ itu maka perusahaan akan menanggung
biaya-biaya pengadaan bahan yang minimal.

Menurut Fahmi (2012), Economic Order Quantity yaitu suatu pendekatan


matematik yang menentukan jumlah barang yang harus dipesan untuk memenuhi
permintaan yang diproyeksikan, dengan biaya persediaan yang diminimalkan.

Menurut Heizer dan Render (2001:68) EOQ (Economical Order


Quantity) adalah salah satu teknik pengendalian persediaan yang paling tua dan
terkenal secara luas, metodepengendalian persediaan ini menjadi 2 (dua)
pertanyaan penting yaitu:
1. Kapan harus memesan;
2. Berapa banyak harus memesan;

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode EOQ berusaha


mencapai tingkat persediaan yang seminimum mungkin dengan biaya rendah.
Dengan menggunakan metode EOQ, suatu perusahaan akan mampu
meminimalisasi terjadinya out of stock sehingga tidak mengganggu proses
produksi dalam perusahaan dan mampu menghemat biaya persediaan karena
adanya efisiensi persediaan bahan baku di perusahaan yang bersangkutan.
Definisinya adalah jumlah setiap kali pembelian bahan yang disertai biaya
minimal sama dengan jumlah pembelian bahan yang paling ekoomis.
EOQ terdiri dari:
23

1. Biaya Pemesanan (Ordering Cost/Set Up Cost)


Adalah semua biaya dari persiapan pemesanan sampai barang yang di pesan
datang. Sifatnya konstan, tidak tergantung pada jumlah barang yang dipesan.
Biaya-biaya tersebut terdiri dari:
a. Biaya persiapan pemesanan;
b. Biaya mengirim atau menugaskan karyawan untuk melakukan pemesanan;
c. Biaya saat penerimaan bahan yang dipesan;
d. Biaya penyelesaian pembayaran pemesanan;
2. Biaya penyimpanan di Gudang (Inventory Carrying Cost). Biaya ini
terdiri dari:
a. Biaya sewa gudang;
b. Biaya pemeliharaan bahan;
c. Biaya asuransi bahan;
d. Biaya TK di gudang;
e. Biaya kerusakan bahan baku;

Untuk menghitung EOQ terlebih dahulu dihitung biaya pesan dan


biaya simpan per satuan bahan baku dengan rumus sebagai berikut (Heizer dan
Render, 2011: 323), Nilai EOQ dapat diperoleh dengan rumus:

Dimana:
D = Pembelian/kebutuhan rata-rata
S = Biaya pemesanan
H = Biaya penyimpanan

Didalam pengisian persediaan terdapat suatu perbedaan waktu yang


cukup lama antara saat mengadakan pemesanan untuk penggantian kembali
persediaan dengan saat penerimaan barang-barang yang dipesan tersebut diterima
dan dimasukkan ke dalam persediaan.

Menurut Assauri (2000), lead time adalah lamanya waktu antara mulai
dilakukannya pemesanan bahan-bahan sampai dengan kedatangan bahan-bahan
24

yang dipesan tersebut dan diterima di gudang persediaan. Persediaan pengaman


merupakan suatu persediaan yang dicadangankan sebagai pengaman dari
kelangsungan proses produksi perusahaan. Persediaan pengaman diperlukan
karena dalam kenyataannya jumlah bahan baku yang diperlukan untuk
proses produksi tidak selalu tepat seperti yang direncanakan. Persediaan
pengaman adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau
menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan. Kekurangan bahan dapat
disebabkan karena penggunaan bahan baku yang lebih besar dari perkiraan
semula atau keterlambatan dalam penerimaan bahan baku yang dipesan.
Persediaan pengaman dapat mengurangi kerugian akibat kekurangan bahan,
tetapi menambah biaya penyimpanan bahan.

Menurut Rangkuti (2004), persediaan pengaman adalah persediaan


tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan
terjadinya kekurangan bahan. Ada beberapa faktor yang menentukan besarnya
persediaan pengaman, yaitu:
1. Rata-rata tingkat permintaan dan rataan masa tenggang;
2. Keragaman permintaan pada masa tenggang;
3. Keinginan tingkat pelayanan yang diberikan;

Perhitungan persediaan pengamanan adalah sebagai berikut (Rangkuti


dalam Indrayati, 2007).

Dimana:
Z = Standar Deviasi
σ = Kuadrat eror
X = Penggunaan bahan baku senyatanya
Y = Perkiraan penggunaan bahan baku

Reorder point (ROP) atau titik pemesanan kembali adalah suatu titik atau
batas dari jumlah persediaan yang ada pada suatu saat dimana pemesanan harus
diadakan kembali. Reoder point adalah saat atau waktu tertentu perusahaan harus
mengadakan pemesanan bahan dasar kembali, sehingga datangnya pesanan
25

tersebut tepat dengan habisnya bahan dasar yang dibeli, khususnya dengan
metode EOQ (Gitosudarmo, 2002). ROP terjadi apabila jumlah persediaan yang
terdapat didalam stok berkurang terus. Dengan demikian, perusahaan harus

menentukan berapa banyak batas minimal tingkat persediaan yang harus


dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kekurangan persediaan. Perhitungan
ROP adalah:

ROP = Safety Stock + ( Lead Time x Q )

Dimana:
ROP = Reorder point
Lead time = Waktu tunggu
Q = Penggunaan bahan baku rata-rata per hari

Menurut Heizer dan Render (2011) reorder point adalah saat titik
persediaan dimana perlu diambil tindakan untuk mengisi kekurangan persediaan
pada barang tersebut. Rumus perhitungan titik pemesanan kembali (reorder
point) sebagai berikut:

ROP = Safety Stock + ( dxL)

Dimana:
ROP = Titik Pemesanan Kembali
d = Pemakaian Bahan Baku perhari (unit/hari)
L = Waktu tunggu
Safety Stock = Persediaan Pengaman

Menurut Asrori (2010) mengemukakan bahwa penentuan jumlah


persediaan pengaman dapat dilakukan dengan membandingkan pemakaian bahan
baku kemudian dicari berapa standar deviasinya, dengan rumus:

Dimana:
n = Banyaknya periode pemesanan bahan baku.
26

X = Jumlah penggunaan bahan baku sesungguhnya tiap periode (m³/tahun).


~
x = Rata–rata penggunaan bahan baku (m³).

Untuk mengetahui berapa banyak safety stock (persediaan pengaman)


digunakan rumus:
Safety Stock =Sd x Z

Dimana:
Sd = Standar Deviasi
Z = Faktor keamanan dibentuk atas dasar kemampuan perusahaan

Persediaan maksimum diperlukan oleh perusahaan agar kuantitas


persediaan yang ada di gudang tidak berlebihan sehingga tidak terjadi
pemborosan modal kerja (Rumincap, 2010). Adapun untuk mengetahui
besarnya persediaan maksimum dapat digunakan rumus:

Maximum Inventory = Safety Stock + EOQ


Dimana:
Safety Stock = Persediaan pengaman.
EOQ = Kuantitas pembelian optimal

2.1.8 Metode Min Max Stock

Metode min-max stock adalah metode pengendalian bahan baku yang


didasarkan atas asumsi bahwa persediaan bahan baku berada pada dua tingkat,
yaitu tingkat maksimum dan tingkat minimum (Kinanthi dkk., 2016).

Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2005:38) menyatakan bahwa dalam


konsep min-max stock ini, peninjauan dilakukan secara terus menerus, yang
berarti setiap kali harus dipesan, maka harus dipesan. Konsep min-max stock
menekankan bahwa sejumlah persediaan harus ditentukan jumlah minimum dan
maksimumnya, mengingat tingkat permintaan tidak tentu (fluktuatif), sehingga
persediaan harus selalu ada dan jumlah yang dipesan bersifat tetap, disini yang
bersifat tetap adalah titik pemesanan ulang disesuaikan dengan jumlah minimum
maksimum.
27

Untuk menjaga kelangsungan beroperasinya pabrik atau fasilitas lain,


diperlukan beberapa jenis material tertentu dalam jumlah minimum sebaiknya
tersedia di storage, agar jika sewaktu-waktu ada yang rusak, dapat langsung
diganti. Tetapi material yang disimpan dalam persediaan juga tidak boleh terlalu
banyak, harus ada maksimumnya agar biayanya tidak terlalu mahal. ( Indrajit &
Djokopranoto.,2003).

Cara kerja metode Min-Max Stock berdasarkan Fadilillah (2008) yaitu:


Apabila persediaan telah melewati batas-batas minimum dan mendekati batas
Safety Stock, maka Reorder harus dilakukan, Jadi batas minimum adalah batas
Reorder Level, Batas maksimum adalah batas kesediaan perusahaan atau
manajemen menginvestasikan uangnya dalam bentuk persediaan bahan baku. Jadi
dalam hal batas maksimum dan minimum digunakan untuk dapat menentukan
Order Quantity.

Sedangkan Langkah-langkah metode min-max stock adalah sebagai berikut:


1. Menghitung safety stock. Safety stock adalah persediaan tambahan yang
bertujuan sebagai stok pengaman untuk mengantisipasi adanya tambahan
permintaan atau adanya keterlambatan pengiriman material.

2. Menghitung jumlah minimal persediaan. Jumlah minimal persediaan adalah


apabila persediaan sudah mencapai jumlah tersebut maka harus dilakukan
pemesanan sehingga tidak akan terjadi keterlambatan pengiriman
material/barang. Persediaan minimal ini juga dikenal sebagai re-order point.

3. Menghitung jumlah maksimal persediaan yang boleh disimpan.

Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung maximum


minimum stock yaitu sebagai berikut (Indrajit, 2004):

Minimum Stock = (T x LT) + SS

Dimana :
T = Pemakaian Barang rata-rata per periode
LT = Waktu Pesanan
SS = Safety Stock

Maximum Stock = 2 (T x LT) + SS


28

Dimana :
T = Pemakaian Barang rata-rata per periode
LT = Waktu Pesanan
SS = Safety Stock

2.1.9 Kerangka Fikir

Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis, maka perlu
dibuat tahapan-tahapan atau kerangka fikir dari penelitian itu sendiri. Adapun
kerangka fikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1
Kekosongan Persediaan Toyota Genuine Motor
Oil (TGMO) di Bengkel Auto 2000 BSD

Metode Peramalan

Metode EOQ (Economic Order Quantity)

Metode Min-Max Stock

Memenuhi Kebutuhan Unit Entry di Bengkel Auto 2000 BSD

(Sumber: Pengolahan Data Sendiri)


Gambar 2.1 Kerangka Fikir Penelitian

2.2 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian kali ini penulis akan memaparkan beberapa penelitian


terdahulu yang sejalan dengan permasalahan yang akan dihadapi penulis dalam
penelitian yaitu mengenai analisa persediaan Toyota Genuine Motor Oil (TGMO)
dengan metode EOQ (Economic Order Quantity) seperti Tabel 2.1
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
29

Nama Peneliti /
No Metode Hasil Persamaan Perbedaan
Judul Penelitian
1 Perwira Setya EOQ Meminimumkan Penggunaan Perbedaan
Wardani, biaya persediaan Metode pada
Perencanaan dengan EOQ penggunaan
dan menggunakan hasil
Pengendalian metode EOQ. perhitungan.
dengan Metode
EOQ, 2016
2 Rio Rismanto, EOQ Penghematan Penggunaan Tidak
Analisis dan ROP Biaya Persediaan Metode menggunakan
Pengendalia pada EOQ Metode FOP
Persediaan pada CV. Yamaha
CV. Yamaha Cupak Solok
Cupak Solok,
2017
3 Nursia Ulhaq, Metode Antibiotik Penggunaan Tidak
Penerapan ABC, kelompok A Metode ABC menggunakan
Pengendalian EOQ berdasarkan dan EOQ Metode FOP
Persediaan dan ROP analisis ABC
Antibiotik indeks kritis
Kelompok A terdapat 8 jenis
Berdasarkan ABC antibiotik.
Indeks Kritis Ketersediaan
dengan antibiotik
Menggunakan kelompok A
Metode setelah
Economic Order dilakukan
Quantity, dan penerapan
Reorder Point di metode EOQ dan
30

Nama Peneliti /
No Metode Hasil Persamaan Perbedaan
Judul Penelitian
gudang Farmasi ROP di gudang
Rumah Sakit Farmasi jika
Muhammadiyah dilihat
Taman Puring, berdasarkan
2016 jenis dan jumlah
obatnya sudah
mencukupi
untuk memenuhi
kebutuhan
instalasi farmasi
dengan tepat
waktu
4 Marcy Silvia, Metode Persediaan akhir Penggunaan Perusahaan
Analisis Min- yang dihitung Metode Min pada penelitian
Pengendalian Max oleh Metode Max Stock terdahulu yaitu
Bahan Baku Stock Min-Max Stock perusahaan
menggunakan menghasilakan manufaktur
metode Min nilai yang lebih besar yang
Max Stock pada kecil dari sudah memiliki
PT. Semen persediaan akhir modal besar
Tonasa perusahaan dengan sistem
Pangkep,2017 artinya terjadi yang sudah
penghematan terintegrasi.
biaya persediaan
atau total biaya
persediaan yang
dikeluarkan oleh
perusahaan akan
31

Nama Peneliti /
No Metode Hasil Persamaan Perbedaan
Judul Penelitian
lebih sedikit.
5 Kinanthi, Analisis Metode Perbandingan Penggunaan Perusahaan
Pengendalian Min- jumlah stock Metode pada penelitian
Persediaan Max dalam gudang Min-Max terdahulu yaitu
Bahan Baku Stock sebelum Stock. perusahaan
menggunakan dilakukan manufaktur
Metode Min- pengendalian besar yang
Max Stock di PT. menggunakan sudah memiliki
Djitoe Indonesia metode Min- modal besar
Tobacco,2016 Max Stock dan dengan sistem
setelah yang sudah
dilakukan terintegrasi.
penghitungan
adalah terjadi
penghematan
biaya simpan
dari persediaan
selain itu juga
mengurangi
hutang dari
perusahaan.
6 Puguh Ika ABC, Berdasarkan Penggunaan Pebedaan
Setyorini, EOQ analisis ABC Metode ABC tempat
Perencanaan dan ROP investasi, obat dan EOQ penelitian
dan generik yang
Pengendalian termasuk
Obat Generik Kelompok A
Menggunakan sebanyak 20
32

Nama Peneliti /
No Metode Hasil Persamaan Perbedaan
Judul Penelitian
Metode Analisis jenis Obat
ABC, EOQ dan (8,89%) dengan
ROP di Unit investasi obat
Gudang Farmasi generik,
Rumah Sakit PKU kelompok B
Aisyiyah sebanyak 39
Boyolali, 2016 jenis Obat
(17,33%) dengan
nilai investasi
69,62% dari total
investasi dan
kelompok C
sebanyak 166
jenis Obat
(73,78%) dengan
nilai 10,26% dari
total investasi
(Sumber: Pengolahan Data Sendiri)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Untuk memfokuskan kegiatan penelitian yang dilakukan, maka ruang


lingkup penelitian dibatasi berdasarkan tempat dan objek penelitian sebagai
berikut:
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Astra International, Tbk Auto 2000 Bumi
Serpong Damai yang beralamat di Perumahan Bumi Serpong Damai, Blok
405 No.2 & 2A, Sektor VIII, Serpong, Tangerang Selatan.
2. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada persediaan spare parts, khususnya pada jenis
Toyota Genuine Motor Oil (TGMO) 0W/20, mulai bulan Juli 2019 sampai
dengan bulan Juni 2020 di PT. Astra International, Tbk Auto 2000 Bumi
Serpong Damai.

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian yang akan peneliti lakukan menggunakan tipe penelitian


deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif,
sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono tahun 2012 yaitu metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Berdasarkan teori tersebut, penelitian deskriptif kuantitatif merupakan


data yang diperoleh dari sample populasi penelitian yang dianalisis sesuai
dengan metode statistik yang digunakan. Penelitian deskriptif dalam penelitian
ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan-keterangan
mengenai pengendalian persediaan spare parts pada divisi spare parts di PT.
Astra International, Tbk Auto 2000 Bumi Serpong Damai.

33
34

3.3 Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data merupakan bagian penting sebagai


pertimbangan didalam menentukan metode pengumpulan data. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang
diteliti. Menurut Sugiyono tahun 2012, sumber primer adalah sumber
data langsung yang memberikan data kepada pengumpul data. Data primer
yang digunakan dalam penelitian ini hasil kuesioner terhadap customer serta
hasil wawancara mengenai sejarah dan profil PT. Astra International, Tbk
Auto 2000 Bumi Serpong Damai.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari
PT. Astra International, Tbk Auto 2000 Bumi Serpong Damai. Menurut
Sugiyono tahun 2012, sumber sekunder adalah sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang
lain atau lewat dokumen. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
berupa gambar logo perusahaan, struktur organisasi perusahaan, buku-buku,
artikel dan jurnal yang berhubungan dengan judul penelitian, jadwal kerja
maupun gambar.

3.4 Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti


dalam pengumpulan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda
dan sebagainya (Arikunto, 2006). Dokumentasi pada penelitian ini yaitu
gambar logo perusahaan, struktur organisasi perusahaan, buku-buku, artikel
dan jurnal yang berhubungan dengan judul penelitian;
35

2. Observasi Lapangan
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono tahun 2012, Observasi merupakan
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah proses-
proses pengamatan dan ingatan. Observasi yang dilakukan dengan
mengumpulkan data secara langsung dan actual sesuai dengan data yang ada
di PT. Astra International, Tbk Auto 2000 Bumi Serpong Damai;
3. Kuesioner
Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan-
pertanyaan terkait dengan yang kita teliti dan kita mengolahnya menjadi data
yang akurat supaya mudah untuk menghitungnya;
4. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak
kepada yang bersangkutan di PT. Astra International, Tbk Auto 2000 Bumi
Serpong Damai;

3.5 Metode Analisis Data

Adapun tahapan yang dilakukan dalam analisa data ini adalah


sebagai berikut:
1. Analisa Proses Penelitian
Analisa proses penelitian yaitu identifikasi masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, pengumpulan data, klasifikasi data, menguji data, analisis
pengaruh, penarikan kesimpulan dan saran.
2. Analisa Klasifikasi ABC
Metode analisa data dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan data
permintaan, harga dan pembelian Toyota Genuine Motor Oil (TGMO) dan
dilakukan analisa menggunakan metode ABC untuk mengetahui Toyota
Genuine Motor Oil (TGMO) yang diprioritaskan dengan
mengklasifikasikan kedalam tiga kelompok yaitu kelompok A yang
mencakup 10% barang persediaan namun 70% mencakup keuangan,
36

kelompok B yang mencakup 20% persediaan dan 20% keuangan, kelompok


C mencakup 70% persediaan namun 10% keuangan.
3. Analisa Peramalan
Analisa peramalan yaitu dengan meramalkan data penjualan dengan
menggunakan peramalan time series, metode yang digunakan untuk
peramalan adalah:
a. Metode Kuadrat Terkecil
Metode kuadrat terkecil (least square method) adalah suatu metode
peramalan yang digunakan untuk menentukan hubungan linier dari
suatu data agar dapat diprediksi nilai-nilainya yang mana nilai tersebut
tidak terdapat pada data-data yang kita miliki. Perhitungan metode
kuadrat terkecil dibedakan berdasarkan jumlah data yang akan
diramalkan, genap atau ganjil, dan perbedaan tersebut terletak pada
variabel waktu yang digunakan;
b. Metode Regresi Non-linier
Metode regresi merupakan salah satu metode ramalan yang disusun
atas dasar pola data masa lalu. Penggunaan metode ini didasarkan kepada
variabel yang ada dan yang akan mempengaruhi hasil peramalan. Untuk
menghitung metode peramalan ini diperlukan nilai persamaan yang
digunakan untuk menghitung hasil peramalan;
c. Metode Seasonal Variation
Metode Seasonal Variation merupakan metode peramalan yang
memperhitungkan penyesuaian terhadap pengaruh musiman dengan cara
menghitung nilai indeks musiman;
d. Perhitungan MAD, MSE, dan MAPE
MAD (Mean Absolute Deviation) atau rata-rata penyimpangan absolute,
MSE (Mean Square Error) atau rata-rata kuadrat kesalahan, dan MAPE
(Mean Absolute Percentage Error) atau rata-rata persentase kesalahan
error, dengan memilih nilai dari setiap indikator yang paling terkecil;
e. Verifikasi Peramalan Terpilih
Setelah terpilih satu metode peramalan berdasarkan akurasi peramalan,
maka selanjutnya akan dilakukan verifikasi terhadap data-data tersebut
37

agar data yang akan diolah nantinya seragam atau berada dalam batas
kontrol.
4. Analisa EOQ (Economic Order Quantity)
Analisa EOQ (Economic Order Quantity) adalah mencari nilai ekonomis
untuk setiap kali pemesanan dan memperoleh jumlah pemesanan yang
optimal sehingga dapat mengurangi biaya pemesanan dan penyimpanan;
5. Analisa Min-Max Stock.
Dari hasil peramalan akan ditentukan berapa persediaan maksimum dan
minimum denagan menggunakan metode Min-Max Stock untuk menjaga
persediaan bahan baku untuk mendukung kelancaran kegiatan produksi,
Analisa Minimum Stock adalah mencari batas jumlah persediaan yang paling
rendah atau kecil yang harus ada untuk barang atau spare part.
Analisa Maximum Stock adalah mencari jumlah maximum yang
diperbolehkan disimpan dalam persediaan.
6. Analisis Safety Stock dan ROP (Reorder Point)
Safety stock atau persediaan pengaman adalah persediaan yang dilakukan
untuk mengantisipasi unsur ketidakpastiaan permintaan dan penyediaan,
Reorder Point (ROP) atau titik pemesanan kembali adalah suatu titik
minimum atau batas dari jumlah persediaan yang ada pada suatu saat dimana
pemesanan harus kembali dilakukan.

3.6 Flowchart Penelitian

Gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan atau hubungan anatara


proses beserta pernyataannya disebut Flowchart. Gambaran ini dinyatakan dengan
simbol-simbol yang setiap simbolnya menggambarkan proses tertentu. Berikut ini
merupakan Flowchart Penelitian Seperti Gambar 3.1

Mulai

Studi Pustaka Studi Lapangan

Perumusan Masalah
38

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Menentukan Peramalan Kebutuhan Persediaan

Peramalan Peramalan Regresi Peramalan Seasonal


Kuadrat Kecil Non Linear Variation

Perhitungan Economic Order Quantity (EOQ)

Hasil Economic Order Quantity (EOQ)

Penghitungan menggunakan Min-Max Stock

Hasil penghitungan Min-Max Stock

X
39

Kesimpulan

Saran

Selesai

(Sumber: Pengolahan Data Sendiri)


Gambar 3.1. Flowchart Metodologi Penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Auto 2000 adalah jaringan jasa penjualan, perawatan, perbaikan dan


penyediaan suku cadang Toyota yang berdiri sejak tahun 1975 dengan nama Astra
Motor Sales, dan baru pada tahun 1989 berubah nama menjadi Auto 2000 dengan
manajemen yang sudah ditangani sepenuhnya oleh PT. Astra International Tbk.

Auto 2000 saat ini memiliki 96 outlet (terdiri dari 14 outlet V hanya
melayani jual beli kendaraan, 67 outlet VSP melayani jual beli & service
kendaraan, & 15 outlet VSPBP melayani jual beli, service, perbaikan &
pengecatan bodi kendaraan) yang tersebar di hampir seluruh Indonesia (kecuali
Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, Jambi, Riau, Bengkulu, Jawa Tengah dan D.I.Y).
Di samping itu, Auto 2000 pun bekerjasama dengan 840 partshop yang tersebar di
berbagai penjuru Indonesia, untuk menjamin keaslian suku cadang produk
Toyota.

Kedepannya jumlah jaringan Auto 2000 pun akan terus bertambah seiring
dengan pertumbuhan bisnis, serta untuk memenuhi kebutuhan seluruh pelanggan
Toyota, serta memberi kemudahan bagi calon pembeli Toyota. Sesuai dengan
slogannya Urusan Toyota Jadi Mudah, Auto 2000 senantiasa berupaya
memberikan pelayanan yang terbaik bagi seluruh pelanggannya dalam membeli &
memiliki kendaraan Toyota melalui:
1. Kemudahan dalam mencari informasi tentang Toyota di Auto 2000
melalui website, aplikasi mobile, & call center yang dapat diakses kapanpun
& dimanapun;
2. Kenyamanan bagi pelanggan dengan fasilitas outlet Auto 2000 yang modern,
warm, & pressure free;
3. Kemudahan & kenyamanan transaksi dengan layanan one stop shopping
service Auto 2000 yang bekerjasama dengan berbagai value chain;

40
41

4. Kemudahan dalam mendapatkan kendaraan sesuai kesepakatan, tepat waktu,


dan melampaui harapan pelanggan.
5. Kemudahan mendapatkan jasa layanan after sales service terbaik selama
kepemilikan kendaraan, dengan berbagai project penunjang yang inovatif
seperti:
a. Toyota Home Service (THS) – kemudahan service secara fleksibel untuk
menghargai kualitas waktu pelanggan;
b. Express Maintenance – kehandalan serta kecepatan perawatan kendaraan
& service berkala kurang dari 1 jam;
c. Express Body & Paint – kehandalan perbaikan body kendaraan 3 panel
dalam waktu 8 jam yang merupakan satu-satunya layanan yang sudah
tersertifikasi oleh Toyota di wilayah Asia Tenggara;
d. Booking Service – kemudahan pemesanan untuk memastikan pengerjaan
perawatan kendaraan yang berkualitas;
e. Maintenance Reminder System – layanan/jasa pengingat bagi pelanggan
dalam melakukan pengecekan, perawatan, serta service berkala untuk
memastikan kualitas kendaraan Toyota tetap prima;
f. Serta berbagai produk inovatif lainnya yang akan senantiasa Auto 2000
hadirkan bagi pelanggan untuk merasakan life is easy.

Visi Dan Misi Perusahaan

Visi dan misi perusahaan merupakan suatu keinginan dan deklarasi dari
organisasi perusahaan tersebut untuk masa yang akan datang.
Adapun visi dan misi yang ingin dicapai PT.Astra International Tbk, Auto 2000
yaitu:
1. Visi Perusahaan
Menjadi dealer Toyota terbaik & terhandal di Indonesia, melalui proses bisnis
berkelas dunia
2. Misi Perusahaan
a. Melayani pelanggan melalui pengalaman kepemilikan yang paling
memuaskan;
42

b. Menjadi share contributor terbaik bagi toyota di seluruh kota &


kabupaten;
c. Menciptakan pertumbuhan yang berkesinambungan bagi seluruh
stakeholders;
d. Senantiasa berkomitmen untuk menjalankan bisnis sesuai kaidah good
corporate governance & corporate social responsibility.

4.1.3 Struktur Organisasi Bengkel Auto 2000 Bumi Serpong Damai

Jenis teknologi yang digunakan, sasaran yang akan dicapai, seluruhnya


berpengaruh terhadap struktur organisasi perusaan untuk mengantisipasi faktor
tersebut maka perusahaan harus mampu merancang struktur organisasi yang
sesuai dengan tujuan, sehinggga di harapkan dengan tindakan yang sesuai tujuan.
Hal tersebut sudah di terapkan seperti tertera pada Gambar 4.1.

KEPALA BENGKEL

SUPERVISOR
INSTRUKTUR
TECHNICAL LEADER

FOREMAN SERVICE ADVISOR ADMINISTRASI

MEKANIK KORD.THS SPAREPART

THS BILLING

KASIR

GD.BAHAN

PDS

(Sumber : Company Profile Auto 2000 BSD)


Gambar 1.2. Struktur Organisasi Bengkel Auto 2000 BSD

4.1.4 Deskripsi Jabatan di Auto 2000 BSD

Berikut ini akan penulis uraikan tugas dan tanggung jawab, serta
wewenang bagian-bagian penting dalam struktur organisasi PT. Astra
43

International Tbk, Toyota Sales Operation (TSO) cabang Auto 2000 Bumi
Serpong Damai (BSD):

1. Kepala Cabang (Branch Head)


Tugas dan tanggung jawab:
a. Melakukan kegiatan pengelolaan cabang dibidang penjualan, administrasi,
service serta mengoptimalkan sumber daya yang ada dalam usaha
pencapaian target;
b. Meningkatkan produktivitas performance cabang serta kepuasan
pelanggan;
c. Membuat perencanaan strategis, policy, arah dan target cabang sesuai
dengan guide line dari pusat.
Wewenang:
a. Memberikan diskon dan komisi sesuai dengan regulasi yang ada;
b. Melakukan pembatalan SPK (Surat Pemesanan Kendaraan);
c. Menetapkan kebijakan tata tertib cabang yang sesuai dengan kondisi
cabang;
d. Menegur, mengarahkan, memberikan reward and punishment kepada
karyawan bawahannya;
e. Mengusulkan promosi, transfer, demosi, training atau PHK karyawan
bawahannya.
2. Kepala Bengkel (Workshop Head)
Tugas dan tanggung jawab:
a. Mengelola seluruh kegiatan bengkel dalam rangka meningkatkan mutu
dan kecepatan pelayanan melalui SOP yang berlaku serta
menginformasikan kompetensi jajaran karyawan bengkel dalam usaha
pencapaian target untuk meningkatkan produktivitas dan pencapaian
performance bengkel serta kepuasan pelanggan;
b. Membuat perencanaan dan memastikan pencapaian revenue workshop,
unit entry and car return sesuai standar yang ditetapkan;
44

c. Menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan bengkel (dan performance


jajaran karyawan bengkel);
d. Mengontrol stock gudang bengkel (parts) sesuai dengan target service
rate;
e. Pembinaan dan pengembangan personel bengkel;
f. Mengevaluasi pelaksanaan sistem dan prosedur bengkel;
g. Memantau pengelolaan limbah padat, cair, & gas di bengkel.
Wewenang:
a. Memutuskan pemberian/penolakan diskon untuk customer/perjanjian kerja
sama sesuai Standard Operating Procedure (SOP);
b. Menentukan penggunaan kendaraan operasional service cabang (home
service);
c. Menegur, mengarahkan dan memberikan reward and punishment kepada
karyawan bawahannya;
d. Mengusulkan promosi, transfer, demosi, training atau melakukan PHK
karyawan bawahannya.
3. Instruktur Servis (Service Instructor)
Tugas dan tanggung jawab:
a. Mengembangkan technical skill dari mekanik, foreman dan service
advisor melalui pelaksanaan training di bengkel sesuai dengan
perencanaan dan kebutuhan yang ada untuk meningkatkan mutu pelayanan
bengkel;
b. Menganalisa dan mengendalikan kebutuhan equipment, tools, dan SST;
c. Membantu personel bengkel dalam menangani masalah di bengkel;
d. Menganalisa pekerjaan job return;
e. Membantu kepala bengkel dalam hal EHS;
f. Menghitung insentif man power bengkel.
Wewenang:
a. Membuat jadwal dan mengadakan training di bengkel;
b. Merencanakan dan mengirim mekanik, foreman dan SA untuk training ke
kantor pusat/TAM berdasarkan koordinasi dengan kantor pusat;
c. Mengusulkan penambahan, perbaikan peralatan bengkel;
45

4. Service Advisor
Tugas dan tanggung jawab:
a. Bertanggung jawab melayani kebutuhan pelanggan yang datang dan keluar
bengkel dengan mendengarkan, menganalisa, dan menjelaskan tentang
kerusakan kendaraan, membuat perintah kerja bengkel dan estimasi waktu
serta biaya untuk mencapai kepuasan pelanggan, serta menjaga kerapian
data-data kendaraan pelanggan;
b. Melayani pelanggan, yaitu menganalisa kerusakan dan memeriksa
kendaraan, serta menjelaskan hasil pemeriksaan pada pelanggan;
c. Memasukkan data keluhan pelanggan mengenai kondisi kendaraan
pelanggan ke komputer;
d. Membuat perintah kerja bengkel;
e. Membuat penawaran dari pekerjaan perbaikan kendaraan atau estimasi
biaya dan waktu perbaikan pada pelanggan;
f. Menginformasikan pekerjaan tambahan (bila ada) kepada pelanggan
beserta perkiraan biaya dan waktu tambahan yang diperlukan;
g. Memeriksa kendaraan yang telah diperbaiki, apakah sesuai dengan
perintah kerja bengkel;
h. Melakukan test drive dan memeriksa keberadaan parts bekas di dalam
kendaraan;
i. Menyerahkan kembali kendaraan pada pelanggan dalam keadaan bersih
berikut parts bekas sesuai dengan Form Pemeriksaan Kendaraan ( FPK);
j. Melakukan follow up ke pelanggan setelah 2-3 hari kendaraan diperbaiki
di bengkel;
k. Mengingatkan pelanggan untuk melakukan perawatan berkala berikutnya
pada saat selesai perawatan/perbaikan;
l. Mengisi data account number untuk setiap perawatan yang telah selesai
dikerjakan yang dipakai sebagai dasar perhitungan biaya perawatan.
Wewenang:
a. Melakukan estimasi biaya perbaikan dan waktu perbaikan;
b. Menentukan harga dan memberikan potongan harga pada customer untuk
perbaikan kendaraan sesuai standard yang ditetapkan;
46

c. Memutuskan kendaraan boleh keluar atau tidak setelah diperbaiki.


5. Koordinator THS (THS Coordinator)
Tugas dan tanggung jawab:
a. Menerima telepon atau panggilan dari pelanggan untuk melakukan
service kendaraan;
b. Melakukan pencatatan data pelanggan dan keluhan yang ada pada
SAP;
c. Mendistribusikan pekerjaan kepada mekanik THS melalui radio
panggil/alat komunikasi;
d. Membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi mekanik THS,
dengan menjelaskan cara trouble shooting ;
e. Mendukung mekanik THS dalam penyedian suku cadang dan
penyediaan tools;
f. Membuat laporan berkala mengenai job return, problem yang
dihadapi, untuk diserahkan pada atasan;
g. Memeriksa hasil kerja mekanik sesuai dengan perintah kerja bengkel
dengan follow up ke pelanggan;
h. Memeriksa ulang notifikasi untuk memastikan pekerjaan;
i. Memperbaharui notifikasi untuk memonitor pekerjaan;
j. Mengecek ulang service order;
k. Melakukan pencatatan penagihan dan pembayaran pada SAP;
l. Mencetak faktur yang akan dikirim oleh mekanik;
m. Melakukan pengumpulan kepada pelanggan lewat telepon dan
follow up;
n. Mengatur mekanik THS;
o. Monitoring performance THS yang dikelola (unit entry, revenue,
jumlah mekanik THS);
p. Menerima pembayaran dari mekanik THS sesuai dengan laporan;
q. Menyerahkan hasil pembayaran ke kasir.

Wewenang:
a. Mendistribusikan pekerjaan pada mekanik THS;
b. Mengusulkan training bagi mekanik THS.
47

6. Partman
Tugas dan tanggung jawab:
a. Melakukan order parts ke sub depo atau TAM, baik untuk keperluan
gudang parts maupun parts pesanan indirect;
b. Melakukan follow up atas order yang telah dibuat sehingga dapat
memberikan informasi yang akurat terhadap parts pesanan next internal
customer;
c. Mencatat order atau permintaan yang tidak dapat dipenuhi, dan melakukan
follow up kepada next internal customer atas kondisi order tersebut;
d. Menerima dan memeriksa parts yang datang sesuai dengan kondisi fisik
dan dokumen-dokumen yang dibutuhkan;
e. Menginformasikan kepada next internal customer apabila parts yang
dipesan telah tersedia;
f. Menyimpan parts untuk stock sesuai dengan lokasi yang telah ditetapkan,
membuat lokasi baru untuk parts baru dan menyimpan parts pesanan
indirect di intransit area;
g. Memelihara dan menjaga kondisi fisik stock parts dan menjaga kebersihan
lokasi dan ruang yang ada di gudang;
h. Mengatur lay out gudang agar menjadi efektif dan efisien;
i. Melakukan evaluasi terhadap lokasi dan penempatan parts di gudang,
evaluasi parameter-parameter dan update terhadap data-data inventory
yang berhubungan dengan standard pengelolaan toyota parts;
j. Mengelola stock sesuai standar-standar dan target inventory yang telah
ditetapkan;
k. Memberikan informasi-informasi yang diperlukan oleh next internal
customer dalam bidang parts, seperti informasi harga, stock, kondisi
order dan kedatangan parts pesanan;
l. Membuat, melakukan register, filing dan menyimpan dokumen-dokumen
order, penerimaan, pengeluaran, claim, transfer, berita acara dan laporan-
laporan yang berhubungan dengan bidang kerjanya;
m. Memberikan saran, usulan dan berkonsultasi dengan kepala bengkel dalam
mencari solusi terhadap masalah parts;
48

n. Melakukan sampling stock opname secara rutin;


o. Membuat retur dan claim bagi parts yang rusak atau kurang dalam
penerimaan dari TAM atau sub depo;
p. Melakukan transfer parts antar cabang apabila dibutuhkan.
Wewenang:
a. Melakukan order ke TAM atau sub depo sesuai permintaan;
b. Melakukan pemesanan untuk item-item stock baru, berdasarkan analisa
demand;
c. Mengusulkan pembelian parts lokal, jika tidak tersedia di gudang/depo;
7. Gudang Bahan
Tugas dan tanggung jawab:
a. Menjaga ketersediaan bahan, material dan oli yang dibutuhkan mekanik.
b. Memberikan bahan, material dan lain-lain kepada mekanik sesuai dengan
permintaan yang tertulis di perintah kerja bengkel;
c. Membuat permintaan pembelian bahan dan lain-lain yang dibutuhkan
bengkel;
d. Menerima kiriman bahan dan lain-lain dari supplier dan menyimpannya di
gudang bahan;
e. Memproses Order Pembelian Bahan (OPB), Surat Penerimaan Gudang
(SPG) dan Bukti Pencatatan Hutang (BPH);
f. Membuat memo expenses untuk bahan yang dipakai bengkel;
g. Memelihara dan menjaga kebersihan tempat dan area kerja (5R).
8. Administrasi Servis (Service Administration)
Tugas dan tanggung jawab:
a. Mencetak kontrak kerja untuk Perjanjian Kerja Sama (PKS) sesuai dengan
kesepakatan yang telah disetujui workshop head;
b. Memeriksa batas waktu pembayaran dan dokumen-dokumen
pendukungnya;
c. Melakukan administrasi account receivables;
d. Melakukan kegiatan administrasi masalah perpajakan;
e. Membantu melengkapi data yang dibutuhkan untuk pengiriman unit.
9. Administration Billing Unit
49

Tugas dan tanggung jawab:


a. Menerima PKB yang telah selesai diproses oleh bengkel;
b. Melakukan pekerjaan billing dan invoice dari PKB yang telah dinyatakan
selesai oleh service advisor;
c. Membuat pendaftaran kuitansi manual THS;
d. Mendistribusikan kuitansi THS yang selesai (asli/sistem) kepada
pelanggan sebagai pengganti kuitansi manual THS;
e. Melakukan memantau terhadap PKB yang belum selesai (WIP);
f. Membuat dan mengembangkan filing system dan pendaftaran copy
kuitansi, OPL, dan lain-lain;
g. Membuat laporan mingguan dan bulanan WIP, faktur pajak, memo
pembebanan dan lain-lain;
h. Memelihara dan menjaga kebersihan tempat dan area kerja (5R).
10. Mekanik THS
Tugas dan tanggung jawab:
a. Menjaga dan merawat kebersihan kendaraan THS beserta
perlengkapannya (part, equipment, PKB manual, hand tool set);
b. Memahami dan melaksanakan tugas pengerjaan kendaraan dirumah
pelanggan sesuai perintah dari koordinator THS;
c. Menemui pelanggan dengan ramah, sopan, dan kekeluargaan;
d. Mendengarkan keluhan pelanggan dengan melakukan pertanyaan 5W1H;
e. Melakukan diagnosa pada kendaraan pelanggan;
f. Menyarankan pelanggan untuk melaksanakan perbaikan kendaraan sesuai
keluhan, dan mendapat persetujuan pelanggan bila mungkin melaksanakan
perawatan berkala;
g. Melakukan pekerjaan yang telah disetujui pelanggan;
h. Menjaga kualitas pekerjaan dan pelayanan;
i. Melaksanakan BST;
j. Menjaga kebersihan dan keamanan kendaraan pelanggan;
k. Mencatat semua pengeluaran spare part dan bahan yang telah digunakan
dan dikeluarkan dari gudang THS beserta nomor parts dan nomor bahan;
50

l. Memberikan angket THS kepada pelanggan untuk penilaian kualitas kerja


yang telah dilakukan ;
m. Melaksanakan final check pada kendaraan yang telah selesai dikerjakan;
n. Membuat kuitansi manual sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan;
o. Menjelaskan secara rinci tentang pekerjaan dan kaitannya dengan keluhan,
serta komponen yang diganti;
p. Menerima pembayaran dari pelanggan, dan mengambil angket THS;
q. Menyampaikan rasa terima kasih dan memastikan kepada pelanggan
bahwa kendaraannya telah selesai dikerjakan;
r. Memberikan kartu nama dan meminta ijin untuk pamit;
s. Memberikan laporan singkat kepada koordinator THS;
t. Menyerahkan uang beserta copy kuitansi manual ke kasir;
u. Menyerahkan PKB manual, kuitansi manual, kepada koordinator THS;
v. Memproses pengambilan spareparts dan bahan yang telah digunakan
untuk dikembalikan ke mobil THS;
w. Memeriksa ulang kelengkapan kendaraan THS.
11. Kepala Regu (Foreman)
Tugas dan tanggung jawab:
a. Mengembangkan menganalisa PKB dari service advisor untuk
mendistribusikan job kepada mekanik;
b. Mengawasi kerja mekanik sesuai PKB dan flate rate yang ditetapkan;
c. Membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi mekanik, dengan
menjelaskan cara trouble shooting;
d. Mendukung mekanik dalam penyedian suku cadang dan penyediaan tools;
e. Membuat laporan berkala mengenai job return, problem yang dihadapi
untuk diserahkan pada atasan;
f. Memeriksa hasil kerja mekanik sesuai dengan PKB;
g. Menjelaskan pada pelanggan tentang kondisi kendaraan yang sedang
diperbaiki;
h. Melakukan test drive terhadap kendaran yang telah selesai diperbaiki.
Wewenang:
a. Membuat, menyalurkan pekerjaan pada mekanik;
51

b. Menolak/menerima usulan penggantian parts setelah dikonfirmasikan ke


service advisor;
c. Mengusulkan training bagi mekanik;
d. Memberhentikan untuk sementara unit yang sedang ditangani mekanik,
jika terjadi kerusakan lain yang tidak ada dalam PKB, dimana
memerlukan parts yang tidak tersedia di gudang.
12. Mekanik
Tugas dan tanggung jawab:
a. Mengerjakan perbaikan/perawatan kendaraan sesuai perintah yang ada
pada PKB, sesuai dengan standar pengerjaan dan standar K3 yang berlaku;
b. Mencatat pekerjaan yang dilakukan di kolom PKB dan mencatat waktu
kerja (waktu mulai dan waktu penyelesaian pekerjaan) pada kertas kerja
atau check sheet yang berlaku untuk menentukan flate rate;
c. Menginformasikan kerusakan yang ditemukan diluar PKB pada foreman /
karu untuk ditindak lanjuti;
d. Memeriksa ulang hasil kerjanya dan menyerahkan PKB yang telah diisi
kepada kepala regu/foreman untuk diperiksa;
e. Memelihara (menjaga kebersihan dan kelengkapan) peralatan kerja,
menjaga kerapian dan kebersihan tempat kerjanya.

4.1.5 Kegiatan Usaha Auto 2000 Bumi Serpong Damai

Auto 2000 adalah jaringan jasa penjualan, perawatan, perbaikan dan


penyediaan suku cadang Toyota yang berdiri sejak tahun 1975 dengan
nama Astra Motor Sales, dan baru pada tahun 1989 berubah nama menjadi Auto
2000 dengan manajemen yang sudah ditangani sepenuhnya oleh PT. Astra
International Tbk.

Saat ini Auto 2000 adalah retailer Toyota terbesar di Indonesia, yang
menguasai sekitar 42% dari total penjualan Toyota. Dalam aktivitas bisnisnya,
Auto2000 berhubungan dengan PT. Toyota Astra Motor sebagai Agen Tunggal
Pemegang Merek (ATPM) Toyota, yang menjadikan Auto 2000 adalah salah satu
founder dealer resmi Toyota.
52

Auto 2000 saat ini memiliki 110 outlet (terdiri dari 13 outlet hanya
melayani jual beli kendaraan, 81 outlet melayani jual beli & service kendaraan, &
16 outlet melayani jual beli, service, perbaikan dan pengecatan body kendaraan).
Pada masa yang akan datang jumlah jaringan Auto 2000 pun akan terus
bertambah seiring dengan pertumbuhan bisnis, serta untuk memenuhi kebutuhan
seluruh pelanggan Toyota, serta memberi kemudahan bagi calon pembeli Toyota.
1. Produk/Barang
1. Mobil
Nama-nama mobil yang di jual di PT. Astra International Tbk. Toyota
Sales Operation cabang BSD (Auto 2000) diantaranya adalah: New
Avanza, Yaris, Kijang Innova, Rush, Hilux, Corolla Altis, Crown, Camry,
New Vios, New Dyna, Fortuner, Raize,Voxy, Nav 1.
2. Suku Cadang dan Bahan
Spare Parts (Suku Cadang): komponen-komponen kelistrikan, mesin,
chasis dan body untuk semua tipe dan jenis kendaraan Toyota. Bahan
(material): oli mesin, oli transmisi dan gardan, minyak rem, super engine,
long life coolant (cairan radiator pendingin), dan lain-lain.
2. Jasa atau Bidang Perawatan Berkala
a. Perawatan Berkala Cepat (Express Maintenance)
Layanan express maintenance, yaitu layanan service cepat hanya 1 jam,
khusus untuk perawatan berkala. Layanan ini merupakan salah satu
terobosan untuk memberikan service berkualitas dengan waktu yang lebih
singkat. Dengan fasilitas stall khusus dan peralatan yang lebih lengkap dan
dikerjakan oleh 2 orang teknisi, maka anda akan menemukan pengalaman
baru service kendaraan berkualitas dengan waktu yang lebih singkat, dan
harga tetap.
b. Perawatan Berkala ( Reguler Check)
Layanan external reguler check, yaitu layanan service berkala
sama seperti express maintenance namun pada ERC ini lebih ditekankan
pada keluhan-keluhan customer pada perawatan service berkala dan
perawatan untuk 5000 km seperti periksa roda, tune up, dan lain-lain,
53

disamping itu estimasi dari ERC ini berkisar antara 1 sampai dengan 2,5
jam.
c. Perbaikan Umum (General Repair)
Layanan general repair, yaitu layanan perbaikan kendaraan secara umum,
layanan ini diberikan karena parts kendaraan mengalamai kerusakan atau
jika pelanggan ingin memeriksa kendaraan diluar service berkala
contohnya pemeriksaan kendaraan (periksa temperatur, alarm, bensin/oli
boros, suara mesin kasar, dan lain-lain) sedangkan untuk parts kendaraan
yang rusak maka customer harus melakukan perbaikan atau penggantian
parts contohnya ganti (timing belt, tali kipas, baterai, lampu, dan lain-lain).
untuk perkiraan waktu pengerjaan dari general repair ini tergantung dari
lamanya kerusakan atau pengecekan kendaraan untuk perkiraan waktu
minimal + 1 jam sedangakan perkiraan waktu maksimal + 6 jam.
d. Toyota Warranty Claim (TWC).
Dengan melakukan perawatan berkala secara rutin di bengkel resmi
Toyota, maka anda akan mendapatkan jaminan kendaraan langsung dari
Toyota selama 3 tahun atau 100.000 km (Toyota Warranty Claim). Untuk
mendapatkan jaminan tersebut bisa dengan melakukan perawatan
kendaraan di bengkel Auto 2000 dan melakukan claim atas kerusakan
komponen kendaraan yang tercakup dalam Toyota Warranty Claim di
bengkel Auto 2000.
e. Toyota Home Service (THS).
Toyota Home Service adalah salah satu fasilitas pelayanan yang dapat
melakukan service kunjungan ditempat anda (dikantor/dirumah) dengan
tujuan memberikan kemudahan bagi pemilik kendaraan Toyota yang tidak
sempat datang ke bengkel. selain itu fasilitas pelayanan lainnya yang bisa
didapatkan oleh pelanggan adalah pusat layanan Dyna. Pusat layanan
Dyna merupakan fasilitas pelayanan khusus untuk unit Dyna yang dapat
melakukan service kunjungan ditempat pelanggan (dirumah/ditempat
kerja), dengan tujuan memberikan kemudahan bagi pemilik kendaraan
Dyna yang tidak sempat ke bengkel.
f. Booking Service.
54

Booking service adalah solusi dari problem harus antri saat akan service
kendaraan, dengan melakukan booking service minimal 2 hari
sebelumnya, maka pelanggan mendapatkan keuntungan:
1) Waktu service anda yang tentukan, anda bisa menyesuaikan dengan
jadwal kegiatan anda;
2) Tidak perlu antri, dengan membuat janji dan datang sesuai jam yang
telah disepakati, Toyota anda akan langsung dikerjakan tanpa
mengikuti antrian untuk dilayani;
3) Suku cadang dan teknisi telah siap, dengan konfirmasi kedatangan 1
hari sebelumnya, dapatkan kemudahan berupa terhindar dari suku
cadang tidak tersedia;
4) Dapatkan potongan harga jasa dan suku cadang, dimana besarnya
Potongan sesuai dengan syarat dan ketentuan berlaku.
g. Emergency Road Assistance (ERA)
Hanya di Auto 2000, untuk setiap pembelian Toyota, anda mendapat kartu
keanggotaan Astraworld. Dengan kartu Astraworld anda mendapat
layanan bantuan darurat di jalan/Emergency Roadside Assistance(ERA)
yang siap 24 jam sehari, 7 hari seminggu, sepanjang tahun. Layanan ERA
diberikan secara gratis selama 5 tahun dari tanggal pembelian untuk
kendaraan (mobil) merek astra yang memiliki vehicle card. Bantuan
darurat ini mencakup: panduan teknis, pengaktifan aki lemah, penggantian
ban kempes, membuka kendaraan terkunci, serta bantuan jasa derek
(towing) dan mobil gendong (car carrier) Astraworld, jasa derek (towing)
dan mobil gendong (car carrier) adalah layanan pengangkutan kendaraan
pelanggan dari lokasi keadaan darurat ke bengkel Astra International
terdekat.
h. Kontrak Service
Kontrak Service adalah perawatan kendaraan selama periode atau jarak
tertentu yang ditawarkan oleh bengkel Auto 2000. Paket perawatan ini
dibayarkan secara penuh oleh pelanggan pada saat pertama kali mengikuti
program ini dan selanjutnya pelanggan dapat melakukan perbaikan sesuai
55

dengan ketentuan yang berlaku pada buku kontrak service yang telah
disepakati bersama.
Keuntungan Kontrak Service dari Auto 2000:
1) Memberikan kemudahan perawatan dan perbaikan terencana.
2) Biaya tetap untuk perawatan berkala dengan jangka waktu 1 tahun
(30.000 km), 2 tahun (60.000 km) dan 3 tahun (90.000 km);
3) Kemudahan proses Administrasi;
4) Jaminan keaslian;
5) Suku cadang (Toyota Genuine Parts).

i. Layanan Auto 2000 One Stop Service


Anda tidak perlu lagi pergi ke bengkel lain untuk mendapatkan
layanan perbaikan khusus untuk Toyota anda, karena Auto 2000 telah
menyiapkan One Stop Service untuk totalitas layanan perbaikan Toyota
anda dengan mengunjungi Auto 2000, maka anda akan bisa mendapatkan
layanan perbaikan yang lengkap.
Adapun layanan tersebut meliputi:
1) Layanan spooring and balancing;
2) Layanan penjualan ban dan accesories kendaraan;
3) Layanan perawatan interior dan eksterior kendaraan (salon);
4) Layanan perbaikan sistem pendingin;
5) Layanan perawatan prima untuk mesin dan komponen kendaraan anda.

4.1.6 Divisi Service

Divisi service merupakan salah satu departemen yang ada di Auto 2000
Bumi Serpong Damai yang menghasilkan jasa berupa pelayanan service.
Pelayanan service terdiri dari greeting atau penerimaan, pekerjaan perawatan,
analisa keluhan, final inspection,dan persediaan spare part. Dalam penerimaan
terdapat service advisor yang bertugas untuk menginput data dari customer
dimana kita dapat mengetahui keluhan dari customer dan pekerjaan yang
akan dilakukan sesuai dengan Surat Perintah Kerja. Pekerjaan perawatan terdiri
56

dari perawatan berkala dan general repair, yang termasuk perawatan berkala
adalah sebagai berikut:
1. Service Berkala 1000 km
Service berkala 1000 km adalah perawatan service berkala penggantian oli
dan oli filter dengan biaya jasa yang masih gratis.
2. Service Berkala 5000 km
Service berkala 5000 km adalah perawatan service berkala penggantian
oli, gasket oli, dan oli filter dengan biaya jasa yang masih gratis.
3. Service Berkala 10.000 km
Service Berkala 10.000 km adalah perawatan service berkala penggantian oli,
gasket oli, oli filter, dan tune up dengan menggunakan cairan SEC.
4. Service Berkala 20.000 km dan kelipatannya
Service Berkala 20.000 km dan kelipatannya adalah perawatan service
berkala penggantian oli, gasket oli, oli filter, busi, fuel filter, tune up dengan
menggunakan cairan SEC, dan bersihkan rem dengan cairan brake cleaner.
5. Service Berkala 40.000 km dan keliapatannya
Service Berkala 40.000 km adalah perawatan service berkala penggantian oli,
gasket oli, oli filter, busi, air filter, fuel filter, coolant, minyak rem,tune up
dengan menggunakan cairan carburator cleaner, bersihkan rem dengan
cairan brake cleaner.
General repair adalah proses pekerjaan di luar perawatan berkala
contohnya ganti kopling, ganti engine mounting, ganti rack steer, ganti
spion, ganti alternator, ganti water pump, turun mesin (overhoul engine) dan
lain-lain.

Persediaan spare part erat kaitannya dengan pelayanan service karena


tanpa adanya sparepart maka jalannya sistem service tidak akan dapat berjalan,
sparepart menyediakan barang-barang yang dibutuhkan dalam melakukan
service sehingga pembelian spare part harus tepat supaya tidak terjadi
kekosongan apabila hendak melakukan penggantian spare part pada mobil.

Didalam divisi service terdiri dari beberapa bagian mulai dari kepala
bengkel, foreman, service advisor, partman dan teknisi atau mekanik. Pada
penelitian ini penulis hanya membahas tentang bagian partman saja, terutama
57

yang berkaitan dengan persediaan spare part. Karena sering terjadi


ketidaktersedianya spare part apabila mobil akan melakukan penggantian
sehingga mengurangi tingkat kepuasan pelanggan. Persediaan spare part
merupakan fungsi yang sangat penting, karena untuk memberikan
pelayanan terhadap customer apabila kendaraan yang sedang di service
akan melakukan penggantian spare part. Apabila spare part yang
dibutuhkan kendaraan tidak tersedia maka akan mengurangi kepuasan
pelanggan terhadap penyediaan spare part. Partman menyediakan berbagai
macam suku cadang kendaraan Toyota baik itu fast moving, medium moving
dan slow moving maupun aksesories resmi kendaraan Toyota.
Persediaan spare part dalam penelitian ini berguna untuk mengurangi
keluhan customer mengenai ketersediaan spare part.

Persediaan Toyota Genuine Motor Oil (TGMO) oleh Auto 2000 Bumi
Serpong Damai atas dasar permintaan pelanggan, harus benar-benar terpenuhi
supaya dapat memenuhi kebutuhan mobil yang akan melakukan service
berkala. Disini penulis mencoba menerapkan metode Economic Order
Quantity (EOQ) dan Min Max dalam pemesanan Toyota Genuine Motor Oil
(TGMO), supaya diperoleh jumlah dan total biaya yang optimal.

4.2 Pembahasan Penelitian

Pengumpulan Data yang dilakukan penulis adalah mengumpulkan data-


data yang diperlukan untuk perhitungan persediaan spare part. Dalam
menentukan persediaan TGMO (Toyota Genuine Motor Oil) yang akan dihitung
hal pertama yang dilakukan adalah melakukan perhitungan dengan menggunakan
klasifikasi ABC sehingga didapat TGMO (Toyota Genuine Motor Oil) mana yang
masuk klasifikasi penting/perlu diperhatikan. Kemudian menentukan jumlah
persediaan yang optimal dengan biaya persediaan yang minimum untuk
persediaan TGMO (Toyota Genuine Motor Oil) maka dari itu perlu dilakukan
perhitungan peramalan jumlah kebutuhan TGMO (Toyota Genuine Motor Oil)
dengan meramalkan jumlah penjualan TGMO (Toyota Genuine Motor Oil).
58

Metode peramalan yang dilakukan adalah model peramalan kuadrat


terkecil (Last Square Methode), Regresi Non linear, dan Seasonal Variation,
setelah mendapatkan dari ketiga metode tersebut, kemudian dilakukan analisis
kesalahan peramalan tersebut dengan menggunakan MAD (Mean Absolute
Deviation), MSE (Mean Square Eror), dan MAPE (Mean Absolute Precentage
eror) untuk menentukan model mana yang akan terpilih berdasarkan kesalahan
peramalan yang paling terkecil, setelah itu dilakukan verifikasi peramalan terpilih
agar peramalan tersebut dapat dipercaya menggunakan peta moving range.
Setelah mendapatkan hasil peramalan yang tepat kemudian ditentukan jumlah
jumlah TGMO (Toyota Genuine Motor Oil) yang dibutuhkan untuk kendaraan.
Kemudian melakukan penilaian persediaan dengan menggunakan metode
EOQ (Economic Order Quantity) dan Min Max untuk menentukan jumlah
pemesanan optimal dengan biaya persediaan yang paling rendah. Setelah itu
dilakukan perhitungan ROP (Reorder Point) untuk menentukan titik
pemesanan kembali atau menentukan kapan pemesanan harus kembali
dilakukan setelah melakukan pemesanan.

4.2.1 Data Penjualan TGMO (Toyota Genuine Motor Oil)

Data penjualan TGMO (Toyota Genuine Motor Oil) adalah jumlah TGMO
(Toyota Genuine Motor Oil) yang di jual kepada customer, pengelolaan data
dilakukan dengan cara mencatat jumlah TGMO (Toyota Genuine Motor Oil)
di Auto 2000 Bumi Serpong Damai, data asli diambil dari system TDMS (Toyota
Dealer Management System) yang ada pada Toyota. Berikut data bulan
Bulan Juli 2019 sampai dengan Bulan Juni 2020, seperti pada Tabel 4.1
59

Tabel 4.1 Data Penjualan TGMO Bulan Juli 2019 sampai dengan Juni 2020

Jenis Toyota Genuine Motor Oil (TGMO)


Bulan
0W/20 5W/30 10W/40 15W/40 80W/90 ATF Coolant Oil Filter Brake Fluid Flush
Jul-19 78 9 78 22.5 0 6 4 130 72 36
Ags-19 72 25 70 25 7.5 9 8 170 36 13
Sep-19 69 11 72 42.5 12.5 9 13 206 48 33
Okt-19 63 13 78 50 7.5 3 16 183 48 50
Nov-19 60 20 86 40 5 24 20 184 46 51
Des-19 57 17 91 57.5 5 12 7 100 14 38
Jan-20 42 16 82 45 15 12 7 95 12 13
Feb-20 48 8 69 45 5 12 4 135 8 15
Mar-20 81 18 54 55 7.5 9 7 128 14 23
Apr-20 54 12 57 32.5 7.5 12 4 208 8 20
Mei-20 48 10 61 30 5 12 5 190 10 15
Juni-20 78 9 61 50 2.5 9 7 232 14 17
Total (Liter) 750 168 859 495 80 129 102 1961 330 324

(Sumber: Auto 2000 Bumi Serpong Damai)

Klasifikasi ABC

Analisis ABC membagi persediaan dalam tiga kelas berdasarkan atas


nilai (volume) persediaan. Kriteria masing-masing kelas dalam analisis ABC
adalah kelas A yang memiliki nilai volume tahunan rupiah yang tinggi yaitu
persediaan yang mempunyai nilai tahunan 0-70% dari total persediaan (70%
dari total persediaan). Persediaan yang termasuk kelas ini memerlukan
perhatian yang tinggi dalam pengadaannya karena berdampak pada biaya yang
tinggi dan pemeriksaan dilakukan secara intensif.
Kedua, kelas B merupakan persediaan dengan nilai volume tahunan
rupiah yan menengah yaitu persediaan yang mempunyai nilai tahunan 71%-
90% dari total persediaan (20% dari total persediaan).
Ketiga, kelas C merupakan ersediaan yang nilai volume tahunan
rupiahnya rendah, yang hanya sekitar 10% dari total nilai persediaan. Dalam
kelas ini diperlukan teknik pengendalian yang sederhana, pemeriksaan
60

dilakukan sekali- kali. Dengan mengetahui kelas-kelas tersebut, dapat diketahui


item persediaan tertentu yang harus mendapat perhatian lebih intensif atau
serius dibandingkan item lain. Menggolongkan persediaan kedalam kelompok
A, B, dan C sehingga masing-masing item diperoleh nilai rupiah seperti pada
Tabel 4.2
Berikut penjabaran cara perhitungannya:
1 Perhitungan nilai penjualan
Nilai penjualan dihitung berdasarkan hasil perkalian antara penjualan/tahun
dengan harga.
2 Setelah mendapatkan hasil maka diurutkan berdasarkan jenis (Toyota
Genuine Motor Oil) TGMO yang mempunyai nilai penjualan terbesar sampai
yang terkecil.
3 Nilai Komulatif (Rp)
Rp224,901,662.00 + Rp62,395,098.00 = Rp287,296,761.00
(10W/40) (Oil Filter)
4 Nilai Komulatif (%)
Rp224,901,662.00
x 100 % = 45.35 %
Rp 495,968,969.00

Tabel 4.2 Data Perhitungan Klasifikasi ABC


61

Jenis Penjualan Nilai Penjualan Nilai Nilai


No Harga (RP) Klasifikasi
TGMO /Tahun (Rp) Komulatif(Rp) Komulatif
1 10W/40 859 Rp261,818.00 Rp224,901,662.00 Rp224,901,662.00 45.35 A
2 Oil Filter 1961 Rp31,818.00 Rp62,395,098.00 Rp287,296,761.00 57.93 A
3 0W/20 750 Rp72,727.00 Rp54,545,250.00 Rp341,842,011.00 68.92 A
4 5W/30 168 Rp261,818.00 Rp43,985,424.00 Rp385,827,434.00 77.79 B
5 Flush 324 Rp116,363.00 Rp37,701,612.00 Rp423,529,046.00 85.39 B
6 15W/40 494 Rp68,182.00 Rp33,681,908.00 Rp457,210,954.00 92.19 C
7 ATF 129 Rp109,545.00 Rp14,131,305.00 Rp471,342,259.00 95.03 C
8 Coolant 102 Rp104,545.00 Rp10,663,590.00 Rp482,005,849.00 97.18 C
9 Brake Fluid 330 Rp27,272.00 Rp8,999,760.00 Rp491,005,609.00 99.00 C
10 80W/90 80 Rp62,042.00 Rp4,963,360.00 Rp495,968,969.00 100.00 C
TOTAL Rp495,968,969.00
(Sumber: Pengolahan Data Sendiri)

Berdasarkan pada Tabel 4.2 diatas, dapat dijelaskan bahwa yang termasuk
dalam klasifikasi A adalah jenis TGMO (Toyota Genuine Motor Oil) 10W/40, Oil
Filter, dan TGMO (Toyota Genuine Motor Oil) 0W/20 karena nilai komulatifnya
kurang dari 70%. Yang termasuk dalam klasifikasi B adalah TGMO (Toyota
Genuine Motor Oil) 5W/30 dan Engine Flush karena nilai komulatifnya berada
antara 71%-90%. Dan kemudian yang termasuk dalam klasifikasi C adalah
TGMO (Toyota Genuine Motor Oil) 15W/40, ATF, Coolant, Brake Fluid, dan
TGMO (Toyota Genuine Motor Oil) 80w/90 karena nilai komulatifnya diatas
90%. Dari hasil analisa klasifikasi diatas saya akan melanjutkan perhitungan EOQ
(Economic Order Quantity) yang termasuk dalam klasifikasi A yaitu (Suzuki
Genuine Oil) SGO 0w/20 karena berdasarkan perhitungan klasifikasi ABC jenis
TGMO (Toyota Genuine Motor Oil) 0W/20 termasuk kedalam persediaan yang
perlu diperhatikan stoknya dan oli jenis ini yang paling sering digunakan untuk
kendaraan-kendaraan model baru.

4.2.3 Data Penjualan TGMO (Toyota Genuine Motor Oil) 0W/20

Untuk mengetahui jumlah kebutuhan TGMO (Toyota Genuine Motor


Oil) 0W/20 maka dibutuhkan data penjualan sebelumnya. Data penjualan yang
dipakai adalah data penjualan pada Bulan Juli 2019 sampai dengan Juni 2020.
62

Berikut adalah Tabel 4.3 penjualan TGMO (Toyota Genuine Motor Oil)
0W/20 pada Bulan Juli 2019 sampai dengan Juni 2020.

Tabel 4.3 Data Penjualan TGMO (Toyota Genuine Motor Oil)


0W/20 Bulan Juli 2019-Juni 2020.
Catatan
Jenis
Satuan Bulan Persediaan Penjualan Kelebihan atau
TGMO
Kekurangan
Jul-19 48 78 -30
Ags-19 96 72 24
Sep-19 144 69 75
Okt-19 72 63 9
Nov-19 72 60 12
Des-19 72 57 16
0W/20 Liter
Jan-20 120 42 78
Feb-20 72 48 24
Mar-20 72 81 -9
Apr-20 120 54 66
Mei-20 96 48 48
Juni-20 168 78 90
TOTAL 1152 750
Rata-rata 96 62,5

(Sumber: Auto 2000 Bumi Serpong Damai )

Dari data penjualan dapat dilihat, jumlah permintaan TGMO (Toyota


Genuine Motor Oil) 0W/20 selalu berubah-ubah dan mendekati gambaran pola
seasonal, seperti Gambar 4.2
63

(Sumber: Auto 2000 Bumi Serpong Damai)


Gambar 4.2 Grafik Penjualan TGMO (Toyota Genuine Motor Oil) 0W/20
Dari Gambar 4.2 grafik penjualan TGMO (Toyota Genuine Motor Oil)
0W/20 akan melonjak cukup tajam di bulan-bulan tertentu. Biasanya
permintaan akan melonjak dikarenakan waktu untuk melakukan service sudah
pada bulannya atau sebelum libur panjang karena sebelum melakukan perjalanan
pasti mobil harus dikondisikan maksimal.

4.2.13 Peramalan Penjualan

Setelah mengumpulkan data penjualan TGMO (Toyota Genuine Motor


Oil) 0W/20 maka langkah selanjutnya adalah dengan menghitung atau
meramalkan data penjualan tersebut. Peramalan dilakukan dengan menggunakan
beberapa metode, hal ini dilakukan untuk membandingkan hasil dan mencari
nilai peramalan yang terbaik sesuai dengan data penjualan dan tingkat ke-error-
an yang terkecil dari hasil peramalan yang digunakan. Metode peramalan yang
dipilih untuk meramalkan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
metode Kuadrat Terkecil (least square), Regresi Non-linear, dan Seasonal
Variation. Metode tersebut dipilih berdasarkan pola distribusi data yang
dipakai untuk peramalan serta metode tersebut juga dapat meramalkan
jangka panjang maupun jangka pendek, karena metode regresi merupakan
metode yang baik digunakan untuk jangka panjang maupun jangka pendek dan
didasarkan kepada persamaan dengan teknik least squars yang dianalisis secara
statistik, dan metode ini biasanya digunakan untuk peramalan permintaan atau
penjualan, dan metode Seasonal Variation dipilih karena metode peramalan ini
memperhitungkan penyesuaian terhadap pengaruh musiman.

4.2.4.1 Metode Kuadrat Terkecil

Metode kuadrat terkecil (least square method) adalah suatu metode


peramalan yang digunakan untuk menentukan hubungan linier dari suatu data
agar dapat diprediksi nilai-nilainya yang mana nilai tersebut tidak terdapat pada
data- data yang kita miliki. Perhitungan metode kuadrat terkecil dibedakan
berdasarkan jumlah data yang akan diramalkan, genap atau ganjil, dan perbedaan
64

tersebut terletak pada variabel waktu yang digunakan. Berikut adalah penjabaran
perhitungan peramalan dengan Metode Kuadrat Terkecil (least square method)

1 Perhitungan Variabel Waktu


Variabel waktu dihitung berdasarkan jumlah data yang dipakai, data genap
atau ganjil, serta pemberian variabel waktu dimulai dari data tengah.
Untuk data yang diperoleh adalah data genap, karena menggunakan data
genap maka varibel waktu yang diberikan dimulai dari -1 dan +1 dan data
yang dipakai hanya angka ganjil. Contoh cara untuk tahun 2016 yaitu
Desember 2016 diberikan variable waktu -1 dan untuk tahun 2017 yaitu
Januari 2017 diberikan variable waktu 1 dan februari 2017 diberikan
variable waktu 3 untuk keatas itu negatif dan untuk kebawa itu positif,
seperti pada Tabel 4.4 diatas.
2 Perhitungan XY
Perhitungan XY adalah dengan mengalikan variable waktu (x) dengan
penjualan (y) sehingga didapatkan hasil XY. Contoh untuk perhitungan
tahun 2019 yaitu bulan Juli 2019.
XY = Variabel Waktu x Penjualan Juli 2019
XY = - 11x78
XY = - 858
Perhitungan yang sama juga dilakukan pada bulan-bulan berikutnya.
3 Perhitungan X2
Perhitungan X2 dilakukan dengan mempangkatkan variabel waktu tersebut.
Contoh Bulan Juli 2019
X2 = -112 = 121
4 Perhitungan Forecast ( Peramalan )
Perhitungan Peramalan
Y =a+bx

Dimana :
Y = Variabel yang dicari
a = Nilai Konstanta
b = Parameter
65

x = Variabel Waktu
Sebelum menghitung peramalan terlebih dahulu menjumlahkan (Y),

(XY), dan (X2) setelah itu menghitung nilai a dan b dengan rumus:

Dimana :
∑Y = Total nilai penjualan
n = Banyaknya periode
∑XY = Total nilai penjualan yang dikalikan dengan variabel waktu
∑X2 = Total dari nilai variabel waktu yang dipangkatkan ( 2 )
Maka :
750
a= =62,5
12
−282
b= =−0,493
572

Setelah mengetahui nilai a dan b, maka langkah selanjutnya adalah


memasukan nilai tersebut kedalam rumus peramalan, contoh peramalan Bulan Juli
2019.
Y = a + bx
= 62,5 + ((-0,493).(-11))
= 62,5 + 2,86
= 67,923

Untuk bulan-bulan berikutnya pun mengikuti rumus tersebut diatas, Berikut


Tabel 4.4 perhitungan dari Metode kuadrat terkecil (least square method).
66

Tabel 4.4 Peramalan Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method)

2
No Periode Penjualan (Y) Variabel Waktu (X) XY X Forecast

1 Jul-19 78 -11 -858 121 67.92308


2 Ags-19 72 -9 -648 81 66.93706
3 Sep-19 69 -7 -483 49 65.95105
4 Okt-19 63 -5 -315 25 64.96503
5 Nov-19 60 -3 -180 9 63.97902
6 Des-19 57 -1 -57 1 62.99301
7 Jan-20 42 1 42 1 62.00699
8 Feb-20 48 3 144 9 61.02098
9 Mar-20 81 5 405 25 60.03497
10 Apr-20 54 7 378 49 59.04895
11 Mei-20 48 9 432 81 58.06294
12 Juni-20 78 11 858 121 57.07692
TOTAL 750 0 -282 572 750
(Sumber: Auto 2000 Bumi Serpong Damai)

Berikut adalah grafik aktual penjualan dan peramalan menggunakan


metode kuadrat terkecil, dapat dilihat pada Gambar 4.3

Aktual
Peramalan

(Sumber: Pengolahan Data Sendiri)


Gambar 4.3 Data Aktual Dan Ramalan Kuadrat Terkecil TGMO 0w/20
67

Grafik yang dihasilkan menunjukan perbedaan antara nilai aktual


penjualan dan hasil peramalan yang didapatkan. Dimana hasil peramalan
menunjukan pola konstan dengan adanya trend menurun setiap bulannya.
4.2.4.2 Metode Regresi Non-Linear

Metode regresi merupakan salah satu metode ramalan yang disusun


atas dasar pola data masa lalu. Penggunaan metode ini didasarkan kepada
variabel yang ada dan yang akan mempengaruhi hasil peramalan. Untuk
menghitung metode peramalan ini diperlukan nilai persamaan yang digunakan
untuk menghitung hasil peramalan. Berikut adalah penjabaran cara
perhitungan dari Tabel 4.5 adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan Variabel Waktu
Variable waktu diberikan Dari angka 0 pada periode Juli 2019 karena
bulan tersebut merupakan periode pertama.
2. Perhitungan X2
2
Perhitungan X adalah perhitungan dengan cara memangkatkan variabel
waktu. Contoh pada Bulan Juli 2019.
X2= 12 = 1
3. Perhitungan X3
3
Perhitungan X adalah perhitungan dengan memangkatkan 3 pada
variabel waktu. Contoh pada Bulan Juli 2019.
X3= 13 = 1
4. Perhitungan X4
Perhitungan X4 adalah perhitungan dengan memangkatkan 4 pada
variable waktu. Contoh pada Bulan September 2019.
X4= 14 = 1
5. Perhitungan Y2
2
Perhitungan Y adalah perhitungan dengan memangkatkan penjualan
TGMO 0W/20 Contoh pada Bulan Juli 2019.
Y2 = 782 = 6084.
6. Perhitungan XY
68

Perhitungan XY adalah dengan mengalikan variable waktu dengan penjualan.


Contoh pada Bulan Juli 2019.
XY = 1 x 78 = 78

7. Perhitungan X2Y
Perhitungan X2Y adalah dengan mengalikan variable waktu yang telah
dipangkatkan dengan penjualan. Contoh padal Bulan Juli 2019.
X2Y = 1 x 78 = 78
8. Forecast ( Peramalan)
Perhitungan forecast adalah perhitungan dengan menggunakan rumus:
Y = a + bx + cX2
Dimana:
Y = Dependent Variabel (variable yang dicari)
X = Independent Variabel (variable yang mempengaruhi)
a, b, dan c adalah parameter koefisien regresi untuk mencari a, b, c adalah
dengan menggunakan rumus persamaan sebagai berikut:
Persamaan pertama: ∑y = n.a + b ∑x + c ∑x² (i)
Persamaan kedua: ∑xy = a ∑x + b ∑x² + c ∑x³ (ii)
4
Persamaan ketiga: ∑x²y = a ∑x² + b ∑x³ + c ∑x (iii)
Dari perhitungan diatas diketahui:
n = 12
∑y = 750
∑x = 78
∑x2= 650
∑x3= 6084
∑x4= 60710
∑y2= 48780
∑xy= 4734
∑x2y= 39678
Maka:
Persamaan (1) adalah :
69

∑y = n.a + b ∑x +c ∑x2………. (i)


∑xy = a ∑x + ∑x2 + c ∑x3……... (ii)
750 = 12a + 78b + 650c x (6,5)
4734 = 78a + 650b + 6084c x (1)

4875=78 a+507 b+ 4225 c


734=78 a+650 b+ 6084 c ¿
141=(−143 b )−1859 c … … …(1)

Persamaan (2) adalah


∑ y=n . a+b ∑ x +¿ c ∑ x2 … … … … … …(ii)¿
∑ x 2 y=a ∑ x 2 +b ∑ x 3 +c ∑ x 4 … …(iii)
750=12a+ 78 b+650 c ×(162,5)
39678=650 a+6084 b+ 60710 c ×(3)

121875=1950 a+12675 b+105625 c


119034=1950 a+18252 b+182130 c ¿
2841= (−15577 b )−76505 c … … … …(2)

Dari persamaan (1) dan (2), maka diperoleh nilai c dengan perhitungan sebagai
berikut:
141=(−143 b )−1859 c ×(39)
2841= (−5577 b )−76505 c ×(1)
5499= (−5577 b )−72501 c
2481= (−5577 b )−76505 c ¿
4004 c=3018

3018
c= =0,75
4004

Maka nilai c yang diperoleh adalah 0,75 Selanjutnya menghitung nilai b


dengan menggunakan rumus diatas dengan memasukan nilai c, perhitungan nilai b
dapat dilihat sebagai berikut:

141=(−143 b )−1859 c

141=(−143 b )−1020,96 ×0,75


70

(−143 ) b=141+ 1020,96

1161,96
b=
(−143)

b=(−8,12)

Dari perhitungan diatas maka diperoleh nilai b = (-8,12) Selanjutnya


menghitung nilai a dengan menggunakan rumus diatas dengan memasukan nilai b
dan c, perhitungan nilai a dapat dilihat sebagai berikut:

750=12a+ 78 b+650 c

750=12a+ ( 78× (−7,65 ) ) +(650 ×0,5)

12 a=750+ 239,99

989,99
a=
12

a=82,49

Setelah dihitung diperoleh nilai a = 82,49, maka diperoleh nilai a, b, dan c.


Selanjutnya adalah memasukan nilai a, b, dan c kedalam rumus peramalan

2
Y =a+bx +cx
2
Y =82,49+(−8,12) x+ 0,75 x

Maka sebagai contoh perhitungan Forcast untuk bulan Juli 2019 adalah sebagai
berikut:

Y =82,49+((−8,12)× 1)+(0,75 ×1¿¿ 2)¿

Y =75,1273=75

Perhitungan yang sama juga dilakukan pada bulan-bulan berikutnya. Berikut


perhitungan Metode Regresi Non-Linier, dapat dilihat pada Tabel 4.5
71

TGMO Variabel 2 3 2 2
No Periode X X X Y XY XY Forecast
0w/20 Waktu (X)
1 Jul 2019 78 1 1 1 1 6084 78 78 75.1273
2 Ags 2019 72 2 4 8 16 5184 144 288 69.2628
3 Sep 2019 69 3 9 27 81 4761 207 621 64.9057
4 Okt 2019 63 4 16 64 256 3969 252 1008 62.0560
5 Nov 2019 60 5 25 125 625 3600 300 1500 60.7137
6 Des 2019 57 6 36 216 1296 3249 342 2052 60.8788
7 Jan 2020 42 7 49 343 2401 1764 294 2058 62.5513
8 Feb 2020 48 8 64 512 4096 2304 384 3072 65.7312
9 Mar 2020 81 9 81 729 6561 6561 729 6561 70.4186
10 Apr 2020 54 10 100 1000 10000 2916 540 5400 76.6133
11 Mei 2020 48 11 121 1331 14641 2304 528 5808 84.3154
12 Jun 2020 78 12 144 1728 20736 6084 936 11232 93.5249
Total 750 78 650 6084 60710 48780 4734 39678 750

Tabel 4.5 Peramalan Metode Regresi Non-Linier

(Sumber: Pengolahan Data Sendiri)

Dari hasil permalan dengan menggunkan regresi non-linear, selanjutnya


dapat dibuat grafik untuk menyesuaikan pola historis dari data penjulan TGMO
0w/20 dengan hasil peramalan yang telah dilakukan. Berikut Gambar 4.4 adalah
data penjualan aktual dengan hasil peramalan dengan menggunakan metode
72

regresi non-linier.

Pola historis Peramalan Metode Regresi Non-Linier


100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2020 2020 2020 2020 2020 2020

TGMO 0w/20 Forecast

(Sumber: Bagian Dari Hasil Penelitian, 2020)


Gambar 4.4 Data Aktual dan Peramalan Regresi Non-Linier
4.2.4.3 Metode Seasonal Variation

Metode Seasonal Variation merupakan metode peramalan yang


memperhitungkan penyesuaian terhadap pengaruh musiman dengan cara
menghitung nilai indeks musiman. Faktor musiman yang berkaitan dengan
fluktuasi periodik serta bersifat relatif konstan. Berikut adalah data aktual
permintaan dari bulan Juli 2018 - Juni 2020, seperti pada Tabel 4.6

Tabel 4.6 Data Aktual Permintaan TGMO 0W/20 Selama Periode Bulan Juli 2018 - Juni
2020
Permintaan Permintaan
No Aktual (A) Jul Aktual (A) Jul
18- Jun 19 19 – Jun 20
1 45 78
2 66 72
3 68 69
4 72 63
5 66 60
6 54 57
7 48 42
8 42 48
9 48 81
10 60 54
11 66 48
12 81 78
73

(Sumber: Auto 2000 Bumi Serpong Damai)

1. Perhitungan Indeks Musiman


Perhitungan indeks musiman adalah denegan mencari rata-rata dari
permintaan kemudian permintaan dibagi dengan permintaan rata-rata,
Penjabaran untuk perhitungan adalah:
a. Menghitung rata-rata permintaan
Total
Rata−rata permintaan=
Jumlah Bulan
733
Rata−rata permintaan= =61,5
12
b. Menghitung indeks musim dengan membagi jumlah permintaan dengan
rata-rata permintaan. Contoh indeks musiman pada bulan Juli 2019.
Permintaan Aktual Juli 61,5
Index Musim= Index Musim= =1,0082
Rata−rata Permintaan 61

Perhitungan yang sama juga dilakukan pada bulan-bulan berikutnya.


Berikut perhitungan Metode Seasonal Variation, dapat dilihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Peramalan Metode Seasonal Variation

Permintaan Permintaan Rata-rata


Rata-rata Indeks
No Aktual (A) Aktual (A) Jul Permintaan
Permintaan Musim
Jul 18- Jun 19 19 – Jun 20 Perbulan

1 45 78 61,5 61 1,0082
2 66 72 69,0 61 1,1311
3 68 69 68,5 61 1,1230
4 72 63 67,5 61 1,1066
5 66 60 63,0 61 1,0328
6 54 57 55,5 61 0,9098
7 48 42 45,0 61 0,7377
8 42 48 45,0 61 0,7377
9 48 81 64,5 61 1,0574
10 60 54 57,0 61 0,9344
11 66 48 57,0 61 0,9344
12 81 78 79,5 61 1,3033
Total 716 750 733,0 - 12
Rata-
- - 61,1 - -
rata
74

(Sumber: Bagian Dari Hasil Penelitian)

c. Menghitung nilai a dan b Untuk perhitungan a dan b terlebih dahulu


dibuat, Berikut adalah penjelasan perhitungannya.
1) Memberikan Indeks Waktu
Indeks waktu diberikan dari angka 1, sebagai contoh pada Juli
diberikan indeks waktu 1, karena merupakan periode pertama.
2) Perhitungan nilai tA
Menghitung nilai tA adalah dengan cara mengalikan indeks waktu
dengan permintaan actual, contoh pada bulan Juli 2018.
tA=1× 45=45
3) Perhitungan nilai t2 Menghitung nilai t2 adalah dengan memangkatkan
indeks waktu, contoh pada bulan Juli 2019
2 2
t =1 =1
Tabel 4.8 Perhitungan Nilai a dan b

Indeks Permintaan
No Periode tA t2
Waktu (t) Aktual (A)
1 Jul 18 1 45 45 1
2 Ags 18 2 66 132 4
3 Sep 18 3 68 204 9
4 Okt 18 4 72 288 16
5 Nov 18 5 66 330 25
6 Des 18 6 54 324 36
7 Jan 19 7 48 336 49
8 Feb 19 8 42 336 64
9 Mar 19 9 48 432 81
10 Apr 19 10 60 600 100
11 Mei 19 11 66 726 121
12 Jun 19 12 81 972 144
13 Jul 19 13 78 1014 169
14 Ags 19 14 72 1008 196
15 Sep 19 15 69 1035 225
16 Okt 19 16 63 1008 256
17 Nov 19 17 60 1020 289
18 Des 19 18 57 1026 324
19 Jan 20 19 42 798 361
20 Feb 20 20 48 960 400
21 Mar 20 21 81 1701 441
22 Apr 20 22 54 1188 484
75

23 Mei 20 23 48 1104 529


24 Jun 20 24 78 1872 576
Total 300 1466 18459 4900

Rata-rata 12,5 61,1 - -


(Sumber: Bagian Dari Hasil Penelitian)

Setelah mengetahui hasil pada Tabel 4.8 maka langkah selanjutnya adalah
menghitung nilai a dan b dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

b=∑ tA −n(t)¿ ¿ ¿ a=( A ) −B (t)

Dimana:
b = Slope dari persamaan garis lurus
a = Intersep dari persamaan garis lurus
n = Banyaknya periode
t = Indeks waktu
t = nilai rata-rata dari t
A = Variabel permintaan (data aktual permintaan)
A = Nilai rata-rata permintaan per periode waktu, rata-rata dari A

Maka:
b=∑ tA −n(t)¿ ¿ ¿
18459−24 (12,5)( 61)
b=
4900−(24)¿ ¿
159
b= =0,14
1150

Jadi nilai b adalah -0,246 setelah mendapatkan nilai b maka perhitungan


selanjutnya adalah mencari nilai a
2. Perhitungan Peramalan
Setelah mengetahui nilai indeks musim, nilai a, dan b, maka selanjutya adalah
menghitung hasil permalan. Untuk menghitung peramalan seasonal variation,
perhitungan dilakukan dengan membuat Tabel 4.9 untuk memasukkan nilai
indeks musim yang telah didapat, dan nilai a, b, digunakan untuk menghitung
persamaan garis lurus. Hasil dari persamaan garis lurus kemudian dikalikan
76

dengan nilai indeks musim untuk menghasilkan nilai peramlan. Untuk


menghitung persamaan garis lurus, digunakan rumus sebagai berikut:

Ft =a+bt

Dimana:
Nilai ramalan permintaan periode ke-t sebelum dikalikan
Ft =
indeks musim
a = Intersep (Diperoleh dari perhitungan nilai a yaitu 65,58)
b = Slope (Diperoleh dari perhitungan nilai b yaitu -0,128)
t = Indeks waktu (t = 1, 2, 3, ..., n)
n adalah banyaknya waktu Maka Ft =a+bt yang digunakan adalah:
Ft =59,25+ 0,14 t

Berikut adalah penjabaran perhitungannya:


a. Perhitungan Indeks Musim
Indeks musim diberikan berdasarkan periode bulan yang telah dihitung
pada Tabel 4.8 sebelumnya, sebagai contoh cara menentukan indeks
musim pada bulan Juli 2019 adalah 1
b. Perhitungan Tanpa Indeks
Musim Perhitungan menggunakan rumus
Contoh cara menghitung pada bulan Juli 2018
Ft =59,25+ 0,14
F 1=59,25+ 0,14 ×1
F 1=59,39
c. Perhitugan Forecast (Peramalan)
Ft =( 59,25+ 0,14 ) x Indeks Musim
F 1= ( 59,25+ 0,14 ×1 ) x 1
F 1=59,39
77

Berikut Tabel 4.9 perhitungan dengan menggunakan rumus peramalan diatas

Tabel 4.9 Peramalan Seasonal Variation


Nilai
Nilai Trend
Indeks Ramalan
N Permintaan Indeks Berdasarkan
Periode Waktu Setelah
o Aktual (A) Musim Model Ft =
(t) Dikoreksi,
59,25
F
1 Jul 18 1 45 1,008 59,39 60
2 Ags 18 2 66 1,131 59,53 67
3 Sep 18 3 68 1,123 59,67 67
4 Okt 18 4 72 1,107 59,81 66
5 Nov 18 5 66 1,033 59,95 61
6 Des 18 6 54 0,910 60,09 54
7 Jan 19 7 48 0,738 60,23 44
8 Feb 19 8 42 0,738 60,37 44
9 Mar 19 9 48 1,057 60,51 64
10 Apr 19 10 60 0,934 60,65 57
11 Mei 19 11 66 0,934 60,79 57
12 Jun 19 12 81 1,303 60,93 79
13 Jul 19 13 78 1,008 61,07 61
14 Ags 19 14 72 1,131 61,21 59
15 Sep 19 15 69 1,123 61,35 69
16 Okt 19 16 63 1,107 61,49 68
17 Nov 19 17 60 1,033 61,63 64
18 Des 19 18 57 0,910 61,77 56
19 Jan 20 19 42 0,738 61,91 46
20 Feb 20 20 48 0,738 62,05 46
21 Mar 20 21 81 1,057 62,19 66
22 Apr 20 22 54 0,934 62,33 58
23 Mei 20 23 48 0,934 62,47 58
24 Jun 20 24 78 1,303 62,61 81
25 Jul 20 25 - 1,008 62,75 63
26 Ags 20 26 - 1,131 62,89 71
27 Sep 20 27 - 1,123 63,03 71
28 Okt 20 28 - 1,107 63,17 70
29 Nov 20 29 - 1,033 63,31 65
30 Des 20 30 - 0,910 63,45 58
31 Jan 21 31 - 0,738 63,59 47
32 Feb 21 32 - 0,738 63,73 47
33 Mar 21 33 - 1,057 63,87 67
34 Apr 21 34 - 0,934 64,01 60
35 Mei 21 35 - 0,934 64,15 60
78

36 Jun 21 36 - 1,303 64,29 83

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
l1
8 18 18 19 r 19 i 19 l 19 19 19 20 r 20 i 20 l 20 20 20 21 r 21 i 21
Ju Sep Nov Jan Ma Me Ju Sep Nov Jan Ma Me Ju Sep Nov Jan Ma Me

Permintaan Aktual Nilai Ramalan

(Sumber: Bagian Dari Hasil Penelitian)


Gambar 4.5 Data Aktual dan Peramalan Metode Seasonal Variation TGMO 0W/20

4.2.5 Kesalahan Peramalan

Model-model peramalan yang telah dihitung, kemudian dilakukan validasi


menggunakan sejumlah indikator untuk mengetahui akurasi dari model-model
peramalan yang dipakai. Umumnya terdapat tiga indikator yang biasa digunakan,
yaiutu MAD (Mean Absolute Deviation) atau rata-rata penyimpangan absolute,
MSE (Mean Square Error) atau rata-rata kuadrat kesalahan, dan MAPE (Mean
Absolute Percentage Error) atau rata-rata persentase kesalahan error. Berikut
adalah perhitungan akurasi peramalan dari model-model peramalan yang dipakai:
1. Metode Kuadrat Terkecil
Berikut ini adalah penjabaran perhitungannya
a. Menghitung Error (A - F)
Hasil didapat dari nilai aktual–nilai peramalan. Contoh untuk perhitungan
(A-F) Juli 2019 yaitu:
¿ 78−67,92=10,07
b. Menghitung Error² (A - F)² Hasil didapat dengan mempangkatkan nilai
Error. Sebagai contoh untuk perhitungan Error² Juli 2019 yaitu:
79

2 2
¿ ( A−F ) =10,07 =101,54
Perhitungan yang sama juga dilakukan untuk bulan berikutnya.
c. Menghitung Absolute Error |A - F| Hasil Absolut Error merupakan nilai
absolute (nilai positif) dari nilai Error.
d. Menghitung ( |A - F|/A)x100 Perhitungan didapat dengan membagi nilai
Absolut Error (|A-F|) dibagi dengan nilai Aktual (A). Berikut adalah
contoh untuk perhitungan (|A - F|/A)x100 Juli 2019: ( |A - F| Juli 2019 / A
Juli 2019) x 100
10,07
¿ =12,92 %
78
e. MAD didapatkan dari:
∑ |A−F|= 147,15 =12,26
n 12
f. MSE didapatkan dari:
∑ ( A−F)2
n=1
3627,08
=329,73
11
g. MAPE didapatkan dari:
| A−F|
∑ A
×100 220,95
¿ =18,41
12
12
Tabel 4.9 Kesalahan Peramalan Metode Kuadrat Terkecil
80

(Sumber: Bagian hasil dari penelitian)


2. Metode Regresi Non-linier Berikut ini adalah penjabaran perhitungannya
a. Menghitung Error (A - F)
Hasil didapat dari nilai aktual – nilai peramalan. Contoh untuk perhitungan
(A-F) Juli 2019 yaitu:
¿ 78−75,12=2,87
Perhitungan yang sama juga dilakukan untuk bulan berikutnya.
b. Menghitung Error² (A - F)²
Hasil didapat dengan mempangkatkan nilai Error. Sebagai contoh untuk
perhitungan Error² Juli 2019 yaitu:
2
¿ ( A−F ) ¿ ¿
Perhitungan yang sama juga dilakukan untuk bulan berikutnya.
c. Menghitung Absolut Error |A - F|
Hasil Absolut Error merupakan nilai absolute (nilai positif) dari nilai
Error.
d. Menghitung ( |A - F|/A)x100
Perhitungan didapat dengan membagi nilai Absolut Error (|A-F|) dibagi
dengan nilai Aktual (A). Berikut adalah contoh untuk perhitungan (|A -
F|/A)x100 Juli 2019:
( |A - F| Juli 2019 / A Juli 2019) x 100
2,87
=3,68
78
81

Perhitungan yang sama juga dilakukan untuk bulan berikutnya.


e. MAD didapatkan dari:
∑ |A−F| 138,55 =11,54
n 12
f. MSE didapatkan dari:
2968,86
∑ ¿¿ ¿ 11
=269,89

g. MAPE didapatkan dari:

100 ∑| A−F|/ A 259,28


=21,6
n 12

Tabel 4.10 Kesalahan Peramalan Metode Regresi Non-linier

Aktual Forecast Error (A- Error (A- Absolute |A - F|/A


No Periode
(A) (F) F) F)2 error x 100
1 Jul 19 78 75,1273 2,8727 8,2525 2,8727 3,6830
2 Ags 19 72 69,2628 2,7372 7,4923 2,7372 3,8017
3 Sep 19 69 64,9057 4,0943 16,7633 4,0943 5,9338
4 Okt 19 63 62,0560 0,9440 0,8911 0,9440 1,4984
5 Nov 19 60 60,7137 -0,7137 0,5094 0,7137 1,1895
6 Des 19 57 60,8788 -3,8788 15,0453 3,8788 6,8050
7 Jan 20 42 62,5513 -20,5513 422,3574 20,5513 48,9318
8 Feb 20 48 65,7312 -17,7312 314,3971 17,7312 36,9401
9 Mar 20 81 70,4186 10,5814 111,9669 10,5814 13,0635
10 Apr 20 54 76,6133 -22,6133 511,3598 22,6133 41,8764
11 Mei 20 48 84,3154 -36,3154 1318,8066 36,3154 75,6570
12 Jun 20 78 93,5249 -15,5249 241,0221 15,5249 19,9037
Total 2968,8640 138,5583 259,2838
MAD 11,5465
MSE 269,8967
MAFE 21,6070
(Sumber: Bagian hasil dari penelitian)

3. Metode Seasonal Variation


Berikut ini adalah penjabaran perhitungannya
a. Menghitung Error (A - F)
Hasil didapat dari nilai aktual–nilai peramalan. Contoh untuk perhitungan
(A-F) Juli 2019 yaitu:
82

¿ 78−61=17
Perhitungan yang sama juga dilakukan untuk bulan berikutnya.
b. Menghitung Error² (A - F)²
Hasil didapat dengan mempangkatkan nilai Error. Sebagai contoh untuk
perhitungan Error² Juli 2019 yaitu:
¿ ( A−F )2¿ ¿
Perhitungan yang sama juga dilakukan untuk bulan berikutnya.
c. Menghitung Absolut Error |A - F|
Hasil Absolut Error merupakan nilai absolute (nilai positif) dari nilai
Error.
Perhitungan yang sama juga dilakukan untuk bulan berikutnya.
d. Menghitung ( |A - F|/A)x100
Perhitungan didapat dengan membagi nilai Absolut Error (|A-F|) dibagi
dengan nilai Aktual (A). Berikut adalah contoh untuk perhitungan (|A -
F|/A)x100 Juli 2019:
( |A - F| Juli 2019 / A Juli 2019) x 100
17
=22
78
Perhitungan yang sama juga dilakukan untuk bulan berikutnya.
e. MAD didapatkan dari:
∑ |A−F| 78 =6,5
n 12
f. MSE didapatkan dari:
870
∑ ¿¿ ¿ 11 =79
g. MAPE didapatkan dari:
100 ∑| A−F|/ A 121
=10
n 12

Tabel 4.11 Kesalahan Peramalan Metode Seasonal Variation

Aktual Forecast Error Error Absolute |A - F|/A x


No Periode
(A) (F) (A-F) (A-F)2 error 100
1 Jul 19 78 61 17 289 17 22
2 Ags 19 72 59 13 169 13 18
3 Sep 19 69 69 0 0 0 0
83

4 Okt 19 63 68 -5 25 5 8
5 Nov 19 60 64 -4 16 4 7
6 Des 19 57 56 1 1 1 2
7 Jan 20 42 46 -4 16 4 10
8 Feb 20 48 46 2 4 2 4
9 Mar 20 81 66 15 225 15 19
10 Apr 20 54 58 -4 16 4 7
11 Mei 20 48 58 -10 100 10 21
12 Jun 20 78 81 -3 9 3 4
Total 750 732 18 870 78 121
MAD 6,5
MSE 79,09090909
MAF
10,04198977
E
(Sumber: Bagian Dari Hasil Penelitian)

Dari hasil perhitungan akurasi peramalan dari setiap model-model


peramalan yang dipakai, maka untuk memilih peramalan terpilih adalah dengan
membandingkan nilai MAD (Mean Absolute Deviation) atau rata-rata
penyimpangan absolute, MSE (Mean Square Error) atau rata-rata kuadrat
kesalahan, dan MAPE (Mean Absolute Percentage Error) atau rata-rata
persentase kesalahan error, dengan memilih nilai dari setiap indikator yang paling
terkecil. Berikut adalah hasil perbandingan akurasi peramalan yang ditabulasikan
ke dalam Tabel 4.12
Tabel 4.12 Perbandingan Kesalahan Peramalan

No Metode MAD MSE MAFE


1 Kuadrat Terkecil 12,26 329,73 18,41
2 Regresi Non-linier 11,55 269,90 21,60
3 Seasonal Variation 6,5 79 10
(Sumber: Bagian Dari Hasil Penelitian)

Dari hasil perbandingan tersebut maka model peramalan yanag akan


dipakai adalah peramalan dengan menggunakan metode seasonal variation
dengan nilai MAD (Mean Absolute Deviation) = 6,5, MSE (Mean Square Error)
= 79, dan MAPE (Mean Absolute Percentage Error) = 10

4.2.6 Verifikasi Peramalan Terpilih


84

Setelah terpilih satu metode peramalan berdasarkan akurasi peramalan,


maka selanjutnya akan dilakukan verivikasi terhadap data-data tersebut agar data
yang akan diolah nantinya seragam atau berada dalam batas kontrol. Verifikasi
dilakukan dengan membuat peta Moving Range, dengan langkah sebagai berikut:
MR=|( F t−1− A t−1 ) −( Ft − At )|

Dimana:
MR = Nilai moving range yang dicari
F t−1 = Peramalan sebelum periode ke-i
At −1 = Nilai aktual sebelum periode ke-i
Ft = Peramalan periode ke-i
At = Nilai aktual periode ke-i

MR=
∑ MR
n−1

Dimana:
MR = Rata-rata nilai moving range
∑ MR = Total nilai moving range

n = Banyaknya periode
BKA=2,66 × MR BKB=−2,66 × MR

Dimana:
BKA = Batas Kendali Atas
BKB = Batas Kendali Bawah

Berikut adalah penjabaran perhitungan dari Tabel 4.13


1. Perhitungan MR contoh perhitungan bulan Juli 2016
MR=|( F t−1− A t−1 ) −( Ft − At )|= MR=|( 61−78 ) −( 59−72 )|=4

2. Perhitungan Rata-rata MR
∑ MR = 84
=7,6
n−1 12−1
3. Perhitungan BKA dan BKB
BKA=2,66 × MR=2,66 × 7,6=20
BKB=−2,66 × MR=−2,66 ×7,6=−20
85

Tabel 4.13 Perhitungan Moving Range

Aktual Forecast Error


No Periode MR |MR|
(A) (F) (A-F)
1 Jul 19 78 61 17
2 Ags 19 72 59 13 -4 4
3 Sep 19 69 69 0 -13 13
4 Okt 19 63 68 -5 -5 5
5 Nov 19 60 64 -4 1 1
6 Des 19 57 56 1 5 5
7 Jan 20 42 46 -4 -5 5
8 Feb 20 48 46 2 6 6
9 Mar 20 81 66 15 13 13
10 Apr 20 54 58 -4 -19 19
11 Mei 20 48 58 -10 -6 6
12 Jun 20 78 81 -3 7 7
Total 84
Rata2 7,6
BKA 20
BKB -20
(Sumber: Bagian Dari Hasil Penelitian)

Langkah selanjutnya adalah membuat peta moving range untuk melihat


distribusi titik peramalan, seperti Gambar 4.6 berikut ini:

PETA MOVING RANGE


(Sumber:
25
20 Bagian
Dari 15 Hasil
10 Penelitian)
5
Gambar
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
4.6 -5 Peta
-10
-15 Moving
-20
Range
-25
Peramalan
Error (A-F) BKA BKB
Terpilih
86

Dari Gambar 4.6 dapat dilihat titik distribusi peramalan semuanya dalam
batas kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB). Hal ini meneunjukkan
bahwa peramalan penjualan dengan menggunakan seasonal variation untuk
Toyota Genuine Motor Oil (TGMO) 0w/20 yang dihasilkan cukup baik.

4.2.7 Menentukan Jumlah Penjualan TGMO 0W/20

Untuk menentukan jumlah penjualan Toyota Genuine Motor Oil (TGMO)


0w/20, jumlah penjualan ditentukan berdasarkan pada peramalan penjualan
Toyota Genuine Motor Oil (TGMO) 0w/20 12 periode kedepan (1 tahun) pada
peramalan terpilih, yaitu metode peramalan seasonal variation, Untuk hasil
peramalan bulan Juli 2019 dihitung dengan cara sebagai berikut:
Ft = a + b (t) Juli 2019 ) x (Indeks Musim) Juli

= ( 59,25+ (0,14 x 25 ) x 1,008 = 63

Tabel 4.14 Peramalan Toyota Genuine Motor Oil (TGMO) 0w/20 12 Periode Kedepan

Peramalan
No Bulan Periode Indeks Musim
( TGMO 0W/20 S
1 Jul 20 25 1.008 63
u m
2 Ags 20 26 1.131 71
b e
3 Sep 20 27 1.123 71
r:
4 Okt 19 28 1.106 70
5 Nov 20 29 1.032 65
6 Des 20 30 0.909 58
7 Jan 21 31 0.737 47
8 Feb 21 32 0.737 47
9 Mar 21 33 1.057 67
10 Apr 21 34 0.934 60
11 Mei 21 35 0.934 60
12 Jun 21 36 1.303 83
Total 762
Rata-rata 63,5
Bagian Dari Hasil Penelitian)

Berdasarkan hasil peramalan, penjualan Toyota Genuine Motor Oil


(TGMO) 0w/20 akan terjual sebanyak 762 botol.
87

Tabel 4.15 Hasil Peramalan Seasonal Variation Toyota Genuine Motor Oil (TGMO) 0w/20 12
Periode Kedepan
Hasil Peramalan
No Bulan untuk TGMO
0W/20
1 Jul 20 63
2 Ags 20 71
3 Sep 20 71
4 Okt 19 70
5 Nov 20 65
6 Des 20 58
7 Jan 21 47
8 Feb 21 47
9 Mar 21 67
10 Apr 21 60
11 Mei 21 60
12 Jun 21 83
Total 762
Rata-rata 63,5
(Sumber: Bagian Dari Hasil Penelitian)

4.2.8 Biaya Setiap Kali Pesan

Dalam analisa biaya persediaan Toyota Genuine Motor Oil (TGMO)


0w/20 terdapat dua komponen biaya, yaitu biaya penyimpanan dan biaya
pemesanan Biaya pemesanan adalah semua biaya dari persiapan pemesanan
sampai barang yang di pesan datang. Sifatnya konstan, tidak tergantung pada
jumlah barang yang dipesan. Penjabaran perhitungan untuk biaya setiap kali pesan
pada yaitu sebagai berikut:
1. Internet Untuk pemakaian internet dihitung berdasarkan 1 hari pemakaian dari
30 hari masa pemakaian, maka biaya untuk setiap kali pesannya adalah:
1
× 450.000=Rp .15 .000
30
Kemudian pemesanan dilakukan sebanyak 19 kali dalam 1 tahun, maka biaya
yang dikeluarkan untuk 1 tahun adalah:
19 ×15.000=Rp .285 .000
Jadi untuk biaya pesan yang dikeluarkan selama satu tahun adalah Rp.285.000
dan biaya yang dikeluarkan untuk setiap kali pesan adalah Rp.15.000
88

2. Telepon Untuk pemakaian telepon dihitung berdasarkan 1 hari pemakaian


dalam 1 bulan, maka biaya untuk setiap kali pesannya adalah:
1
×300.000=Rp.10 .000
30
Kemudian pemesanan dilakukan sebanyak 19 kali dalam 1 tahun, maka biaya
yang dikeluarkan untuk 1 tahun adalah:
19 ×10.000=Rp .190 .000
Jadi untuk biaya pesan yang dikeluarkan selama satu tahun adalah Rp.190.000
dan biaya yang dikeluarkan untuk setiap kali pesan adalah Rp.10.000
3. Kertas Ply Untuk pemakaian kertas ply dihitung berdasarkan jumlah
pemakaian untuk 1 kali pemesanan yaitu 2 sheets dari 500 sheets (1 rim),
maka biaya untuk setiap kali pesannya adalah:
2
×240.000=Rp.960
500
Pemesanan dilakukan sebanyak 19 kali dalam 1 tahun, maka biaya yang
dikeluarkan untuk 1 tahun adalah:
19 ×960=Rp.18 .240
Jadi untuk biaya pesan yang dikeluarkan selama satu tahun adalah Rp. 18.240
dan biaya yang dikeluarkan untuk setiap kali pesan adalah Rp.960.

Dari biaya-biaya yang timbul akibat dilakukan pemesanan Toyota


Genuine Motor Oil (TGMO) 0w/20 maka biaya setiap kali pemesanan adalah
Rp.15.000 + Rp.10.000 + Rp.960 = Rp 25.960,- Jadi biaya yang harus dikeluarkan
Auto 2000 Bumi Serpong Damai untuk setiap kali pesan adalah Rp.25.960.

Tabel 4.15 Biaya Pemesanan Toyota Genuine Motor Oil (TGMO) 0w/20

Total Biaya
Biaya
Biaya-biaya Per Selama
No Jumlah Satuan Keseluruhan
pemesanan Pesanan 1 Tahun
(Rp)
(Rp) (Rp)
1 Biaya Telpon Prabayar Menit 450,000 15,000 285,000
Biaya
2 >120 GB Mb 300,000 10,000 190,000
Internet
3 Kertas ply 1 Rim 240,000 960 18,240
Total 25,960 493,240
(Sumber: Auto 2000 Bumi Serpong Damai)
89

4.2.9 Biaya Penyimpanan

Biaya penyimpanan adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk


menyimpan suatu produk dan pemeliharaan produk supaya kondisinya tetap baik
sampai produk tersebut terjual kepada customer. Penjabaran perhitungan untuk
biaya simpan per unit yaitu sebagai berikut:
1 Listrik
Untuk pemakaian listrik dihitung berdasarkan jumlah pemakaian listrik yang
dipakai di gudang penyimpanan dalam 1 bulan, pemakaian listrik di gudang
penyimpanan terdiri dari pemakaian 1 hexos dengan daya 700 watt dan 1
lampu dengan daya 50 watt, maka biaya yang dikeluarkan untuk 1 tahun yaitu:
70+25
× 10.000.000=17.924
53000
Jadi biaya pemakaian listirk digudang penyimpanan selama satu tahun adalah
Rp.17.924 x 12 = 215.008
2 Sewa Tempat
Untuk biaya sewa tempat dihitung berdasarkan luas area gudang penyimpanan
yang dipakai dalam 1 bulan, luas area gudang penyimpanan yang dipakai
adalah 24 m 2 , maka biaya yang dikeluarkan untuk 1 tahun yaitu:
24
×100.000 .000=1.173.9020
2046
Jadi biaya sewa tempat untuk gudang penyimpanan selama satu tahun adalah
Rp. 1.173.020 x12 = Rp. 14.076.240
3 Gaji Partman
Untuk pengendalian spare part perusahaan memperkerjakan 1 orang
karyawan untuk bagian gudang penyimpanan (stock control). Besar gaji yang
diberikan adalah Rp.3.300.000 dan dibagi jumlah item spare part yang ada
3.300.000
=33.000
100
maka biaya yang dikeluarkan untuk 1 tahun adalah:
= Rp.33.000 x 1 orang
= Rp.33.000 x 12 bulan
= Rp.396.000
Jadi biaya yang dikeluarkan selama satu tahun adalah Rp.396.000.
90

4 Pembersih Lantai
Untuk pemakaian pembersih lantai dihitung berdasarkan jumlah pemakaian
dalam 1 bulan yaitu 30 sachets, maka biaya yang dikeluarkan untuk 1 tahun
adalah: 30 sachets x Rp.2.000 = Rp.60.000 x 12 bulan = Rp.720.000 Jadi
biaya pemakaian pembersih lantai dalam satu tahun adalah Rp.720.000.

Diketahui sebelumya jumlah permintaan Toyota Genuine Motor Oil


(TGMO) 0w/20 untuk dalam 1 tahun adalah 759 botol, maka biaya simpan per
unitnya yaitu:
15.407.328
=21.549
715
Jadi biaya simpan per unit yang dikeluarkan Auto 2000 Bumi Serpong Damai
adalah Rp. 21.549 per botolnya.

Tabel 4.16 Biaya Simpan Per unit

Total Biaya
Biaya
Biaya-biaya Per
No Jumlah Satuan Keseluruha Selama 1
pemesanan Pesanan
n (Rp) Tahun (Rp)
(Rp)
Listrik Total 53,000 Kwh
Pemakaian
1 70 Kwh 10,000,000 17,924 215,088
Listrik
Lampu 25 Kwh
Sewa
2,046 m2
Tempat
2 100,000,000 1,173,020 14,076,240
Pemakaian
24 m2
Luas
Gaji Partman 1 Orang
3 Jenis Spare 3,300,000 33,000 396,000
100 Item
Part
Pembersih Sachet
4 30 2,000 60,000 720,000
Lantai s
Total 25,960 493,240
(Sumber: Auto 2000 Bumi Serpong Damai)
91

4.2.10 Persediaan Optimal

Setelah mengetahui jumlah kebutuhan Toyota Genuine Motor Oil


(TGMO) 0w/20 dengan menggunakan peramalan, biaya setiap kali pesan untuk
pemesanan Toyota Genuine Motor Oil (TGMO) 0w/20, dan biaya simpan per unit
untuk Toyota Genuine Motor Oil (TGMO) 0w/20, maka langkah selanjutnya
adalah menentukan jumlah quantity pemesanan yang optimal dengan biaya
persediaan yang paling minimum, yaitu dengan membandingkan penilaian
persediaan sebelum menggunakan EOQ (Economic Order Quantity), dengan
metode EOQ (Economic Order Quantity), rumus yang digunakan adalah:

TC=h . ( Q2 )+ A .( QD )+c . D
Dimana:
TC = Total biaya persediaan
D = Jumlah Permintaan
Q = Kuantitas pemesanan
h = Ongkos simpan unit/satuan waktu
A = Ongkos pesan/setiap kali pesan
C = Harga barang
Maka:
1. Biaya persediaan sebelum EOQ (Economic Order Quantity) Diketahui
pemakaian rata-rata perbulan adalah 64 botol, Maka:

( Q2 )+ A .( QD )+c . D
TC =h .

TC =Rp.21 .549 ×( )+ Rp .25.960 × (


64 )
64 762
+ Rp.72 .727 ×762
2
TC =Rp.430 .960+ Rp .494 .538+ Rp.55 .417 .974TC=Rp.56 .410 .760
Jadi total biaya yang dikeluarkan sebelum Economic Order Quantity (EOQ)
adalah Rp.56.410.760, dengan total pemesanan sebanyak 64 botol dengan 12
kali pemesanan dalam setahun.
2. Biaya persediaan dengan EOQ (Economic Order Quantity)
Sebelum menentukan total persediaan, diperlukan jumlah Quantity pemesanan
optimal dengan menggunakan rumus EOQ (Economic Order Quantity), yaitu
sebagai berikut:
92

EOQ ( Q )=
√ 2. A . D
h

A = Ongkos Pesan/setiap kali pesan


D = Jumlah permintaan
h = Ongkos Simpan/unit/satuan waktu
Maka:

EOQ ( Q )=
√ 2. A . D
h √
EOQ ( Q )=
2× 25960× 762
21549
EOQ ( Q )= √11836

EOQ ( Q )=42,84EOQ ( Q )=43


Dengan frekuensi pemesanan sebanyak
D
f=
Q

f = Frekuensi Pemesanan
D = Jumlah permintaan
Q = Kuantitas Pemesanan EOQ (Economic Order Quantity)
Maka:
D 762
f= f= =17,72=18 Kali Pemesanan
Q 43
jadi jumlah quantity pemesanan dengan menggunakan EOQ (Economic Order
Quantity) adalah 41 botol, maka biaya persediaannya adalah:

( Q2 )+ A .( QD )+c . D
TC =h .

TC =Rp.21 .549 ×( )+ Rp .25.960 × (


43 )
43 762
+ Rp.72 .727 ×762
2
TC =Rp.463 .9303+ Rp .460.035+ Rp .55 .417 .974TC =Rp.56 .343 .492

Untuk melihat perbandingan dari ketiga metode tersebut, hasil yang


diperoleh dari perhitungan biaya persediaan sebelum EOQ (Economic Order
Quantity) dan sesudah menggunakan EOQ (Economic Order Quantity) dapat
dilihat pada Tabel 4.17
Tabel 4.17 Perbandingan Hasil Persediaan

Perbandingan Hasil Persediaan


93

Sebelum EOQ Setelah EOQ


Quantity Pemesanan 64 43
Frekuensi 12 18
Pemesanan
Biaya Persediaan Rp.56.410.760 Rp.56.343.492
(Sumber: Bagian Dari Hasil Penelitian)

Dari Tabel 4.17 dapat dilihat sebelum menggunakan EOQ (Economic Order
Quantity) biaya persediaan yang akan dikeluarkan perusahaan adalah
Rp.56.410.760, dengan jumlah pemesanan sebanyak 64 botol setiap kali pesan
dan dilakukan sebanyak 12 kali pemesanan. Dengan menggunkan EOQ
(Economic Order Quantity) biaya persediaan yang akan dikeluarkan perusahaan
adalah Rp.56.343.492, dengan jumlah pemesanan sebanyak 43 botol setiap kali
pesan dan dilakukan sebanyak 18 kali pemesanan. Jadi metode persediaan yang
optimal adalah dengan menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity)
karena menghasilkan biaya persediaan yang paling minimum, dan jika
dibandingkan biaya persediaan sebelum menggunkan EOQ (Economic Order
Quantity), perusahaan akan menghemat biaya Rp.73.136 untuk biaya persediaan
Toyota Genuine Motor Oil (TGMO)

4.2.11 Persediaan Pengamanan (Safety Stock)

Safety stock atau persediaan pengaman adalah persediaan yang dilakukan


untuk mengantisipasi unsur ketidakpastiaan permintaan dan penyediaan. Untuk
menentukan safety stock terlebih dahulu harus mengetahui:
1. Zα (Service Level) yang digunakan adalah 95% atau 1,64
2. Standar Deviasi Untuk menghitung standar deviasi terlebih dahulu dibuat
Tabel 4.18
Tabel 4.18 Standar Deviasi
Penjualan
No Bulan Periode X X1-X X1-X^2
TGMO 0W/20
1 Jul 20 25 63 63 0 0
2 Ags 20 26 71 63 8 64
3 Sep 20 27 71 63 8 64
4 Okt 20 28 70 63 7 49
94

5 Nov 20 29 65 63 2 4
6 Des 20 30 58 63 -5 25
7 Jan 21 31 47 63 -16 256
8 Feb 21 32 47 63 -16 256
9 Mar 21 33 67 63 4 16
10 Apr 21 34 60 63 -3 9
11 Mei 21 35 60 63 -3 9
12 Jun 21 36 83 63 20 400
Total 762 756 1152
Rata-rata 63,5 63 96
(Sumber: Bagian Dari Hasil Penelitian)

Xi merupakan data peramalan penjualan Toyota Genuine Motor Oil


(TGMO) 0w/20 dan X merupakan rata-rata penjualan Toyota Genuine Motor Oil
(TGMO) 0w/20. Maka standar deviasinya adalah:

√∑
n
s= ¿¿ ¿ ¿
i=i

Xi = Data Penjualan
X = Rata-Rata Penjualan/Tahun
n = Banyaknya Periode

s=
√ 1152
12−1
s= √ 105
s=10,24
Jadi untuk standar deviasi Toyota Genuine Motor Oil (TGMO) 0w/20
adalah 10,24 dibulatkan menjadi 10 botol.
3. Waktu Lead Time
Lead Time atau waktu menunggu datangnya spare part yang dipesan adalah 3
hari setelah mengetahui nilai service level, standar deviasi dan lead time yang
diperlukan maka untuk persediaan safety stock dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
safety stock=Zα . SD .l

Zα = Service level
SD = Standar deviasi
l = Lead Time
95

Maka:
3
safety stock=Zα . SD .l safety stock=1,64 × 10×
30
safety stock=1,64=1 kali pesan=43 botol
Jadi safety stock atau persediaan pengamanan untuk menghindari unsure
ketidakpastian permintaan maka safety stocknya adalah 43 botol Toyota Genuine
Motor Oil (TGMO) 0w/20.

4.2.13 Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)

Reorder Point (ROP) atau titik pmesanan kembali adalah suatu titik
minimum atau batas jumlah dari persediaan yang ada pada suatu saat dimana
pemesanan harus kembali dilakukan. Untuk menghitung Reorder Point ( ROP)
digunakan rumus sebagai berikut:

ROP = Safety Stock + ( d xL)

Dimana;
ROP = Titik Pemesanan Kembali
D = Pemakaian Bahan Baku perhari (unit/hari)
L = Waktu tunggu
Safety Stock = Persediaan Pengaman

Jadi untuk pemesanan kembali Oli TGMO 0W/20 adalah:

ROP= safety stock+ ( d × L ) ROP=43+ ( 63 × 3 )


ROP=43+(189)ROP=232.

Jadi titik pemesanan kembali setelah melakukan pemesanan spare part adalah 232
botol.

4.2.13 Persediaan Maksimum


96

Persediaan Maksimal (Maximum inventory) adalah jumlah atau batas


maksimal persediaan bahan baku yang diperbolehkan disimpan berada di
persediaan (Marcy Silvia, 2013)

Maksimum Inventory = SS + EOQ


Maksimum Inventory = 43 + 43
Maksimum Inventory = 86 Liter

5 Analisa Hasil Persediaan

Dari 762 botol Toyota Genuine Motor Oil (TGMO) 0w/20 untuk
penjualan setelah dilakukan perhitungan dengan metode EOQ (Economic Order
Quantity), hasilnya biaya persediaan yang paling minimum didapatkan dari
penggunaan metode EOQ (Economic Order Quantity), hal ini dapat dilihat dari
Tabel 4.17, dimana sebelum menggunakan EOQ (Economic Order Quantity)
biaya persediaan yang akan dikeluarkan perusahaan adalah Rp.56.410.760, dan
dengan menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) biaya persediaan
yang akan dikeluarkan perusahaan adalah Rp.56.343.492, artinya perusahaan akan
menghemat biaya Rp.73.136 untuk biaya persediaan Toyota Genuine Motor Oil
(TGMO) 0w/20

4.2.11 Menentukan Persediaan Minimum-Maximum

Pada Metode Min-Max Stock ini menentukan jumlah persediaan


maksimum dan minimum agar tidak kurang dan tidak berlebih. Pada tahap
menghitung persediaan dengan menggunakan Min-Max Stock, yang perlu
dilakukan sebagai berikut dengan Rumus:

Minimum Stock = (T x LT) + SS

T = Pemakaian Barang rata-rata per periode


LT = Waktu Pesanan
SS = Safety Stock

Maximum Stock = 2 (T x LT) + SS


97

T = Pemakaian Barang rata-rata per periode


LT = Waktu Pesanan
SS = Safety Stock
Menghitung Minimal Stock Oli TGMO 0W/20
Minimal Stock = ( T x Lead Time ) + Safety Stock
= ( 63,5 x 3 ) + 43
= (190,5) + 43
=233,5 Liter.
Menghitung Maximal Stock Oli TGMO 0W/20
Maximal Stock = 2 ( T x Lead Time ) + Safety Stock
= 2 (63,5 x 3 ) + 43
= 381 + 43
= 424 Liter.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan nilai EOQ (Economic


Order Quantity) dan Min Max Stock pada TGMO (Toyota Genuine Motor Oil)
0W/20 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemesanan ekonomis TGMO (Toyota Genuine Motor Oil) 0W/20 dengan
metode Economic Order Quantity (EOQ) dan Min Max Stock untuk
persediaan di Auto 2000 Bumi Serpong Damai adalah sebanyak 43 botol
dan frekuensi pemesanan sebanyak 18 kali pemesanan untuk kebutuhan
762 botol pertahunnya. dengan titik pemesanan kembalinya adalah 8
botol dan safety stock nya adalah 1 kali pesan per 43 botol.
2. Jumlah penghematan TGMO (Toyota Genuine Motor Oil) 0W/20 biaya
sebelum dan sesudah penerapan Economic Order Quantity (EOQ) di
Auto 2000 Bumi Serpong Damai adalah Rp.56.410.760 dan sesudah
menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) biaya
persediaan yang akan dikeluarkan perusahaan adalah Rp.56.343.492,
artinya perusahaan akan menghemat biaya Rp.73.136 untuk biaya persediaan
TGMO (Toyota Genuine Motor Oil) 0W/20.

5.2 Saran

Saran merupakan sesuatu yang ditujukan kepada PT. Astra International,


Tbk Auto 2000 Bumi Serpong Damai sebagai masukan dengan tujuan untuk
memperbaiki dan menyempurnakan proses pengendalian persediaan TGMO
(Toyota Genuine Motor Oil)0W/20. Berdasarkan hasil dari kesimpulan diatas
didapatkan saran sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan pemesanan yang ekonomis maka diperlukan
perhitungan dengan menggunakan metode perhitungan EOQ (Economic
Order Quantity), safety stock, dan Reorder Point (ROP) supaya dapat

97
98

meminimalkan biaya yang dikeluarkan perusahaan dan mengurangi


penumpukan stock di gudang.

Anda mungkin juga menyukai