Anda di halaman 1dari 36

Return of The Mount Hua -

Chapter 670

Pengenalan Karakter

"Tetua Sekte" (Ketua Sekte)

"Hyun Sang" (Tetua Aula Bela Diri )


"Un Gak" (Anggota departement Obat) *Visual saja

Hwang Mun-yak (Kepala Eunha Guild)

“Hwang Jong” (Wakil ketua guild Eunha)


"Un Gum"

"Baek Sang" (Asisten Baek Chun)


“Bop Jeoung” (Tetua Sekte Shaolin)

“Lee Song Baek / Isong Baek” (murid sekte ujung selatan


yang mendapat pencerahan)
Namgung Dohui (peserta keluarga namgung)

Ki Mokseung (Tetua Ujung Selatan)


Sima Seung (Tetua Ujung Selatan)

Jin Geumryong
Siapa yang Menjadi Perhatian? (Bagian 10)

Tatapan Tetua Sekte yang menatap Chung Myung benar-


benar kosong.

Tatapan para Tetua dan murid-murid lain di sampingnya


tidak jauh berbeda.

Tetua Sekte, yang hendak mengatakan sesuatu, menutup


wajahnya dalam diam dengan kedua tangannya

"Chung Myung." –panggil Tetua Sekte

"Ya?" –sahut Chung Myung

Chung Myung, yang sedang berlutut di depan gerbang


dan mengangkat tangannya, menjawab dengan santai.
"...... Aku bertanya untuk berjaga-jaga." –ucap Tetua
Sekte

"Ya." –sahut Chung Myung

"... Kau tahu bahwa Kau adalah seorang Taois, kan?" –


tanya Tetua Sekte

"Ya, tentu saja!" –jawab Chung Myung

'Menurutmu sudah berapa tahun aku tinggal di sekte Tao!’


–batin Chung Myung

"Oh, begitu. Jadi kau tahu... kau sudah tahu, tapi..." –ucap
Tetua Sekte
Tetua Sekte menatap langit-langit dengan tatapan kosong
seolah-olah dia tidak tahan untuk melanjutkan
pembicaraan

Chung Myung yang dimaksud di sini bukanlah Chung


Myung yang menendang wajah Yang Gyeong di depan
banyak orang di Jungwon.

Chung Myung yang begitu bertekad untuk


menghancurkan Yang Gyeong bahkan lebih lagi dia
melarikan diri saat dalam perjalanan ke Gua Pertobatan,
namun tertangkap oleh Baek Chun dan Un Gum sebelum
berhasil bersembunyi.

Jika keduanya menyadari hilangnya Chung Myung


beberapa saat kemudian, Yang Gyeong pasti masih
belum bisa meninggalkan Gunung Hua. Sebaliknya, dia
akan terbaring di Balai Pengobatan sambil berubah
menjadi lauk untuk Baek Ah.... dan masih harus menderita
saat menjalani perawatan dengan jarum So-so.

"Tolong... Tolong hiduplah seperti seorang Taois.


Tolong..." –ucap Tetua Sekte

"Tidak, Tetua Sekte! Dengar, orang itu tidak menghormati


Gunung Hua!" –seru Chung Myung

"Kau yang paling tidak menghormati Gunung Hua!" –seru


Tetua Sekte

"Aku? Eiii, tidak mungkin." –sontak Chung Myung

"Uuuugh!" –erang Tetua Sekte


"Hehe. Sepertinya ada kesalahpahaman, tapi aku hanya
ingin menanganinya dengan baik dengan kata-kata. Aku
tidak bermaksud menggunakan kekerasan..." –ucap
Chung Myung

"Lengan! Angkat lenganmu dengan benar, lenganmu!" –


seru Tetua Sekte

Chung Myung mencibirkan bibirnya dan mengangkat


lengannya lurus lagi di samping telinganya

Hati Tetua Sekte terasa panas.

'Orang yang mereka sebut sebagai bintang terbesar di


dunia...' –batin Tetua Sekte
Orang-orang yang berbondong-bondong ke Gunung Hua
saat ini tidak mencari Tetua Sekte atau Tang Gun-ak, tapi
Chung Myung

Setelah menyapa Tetua Sekte secara singkat, mereka


tidak meninggalkan gunung, melainkan mencari Chung
Myung. Mereka ingin melihat dengan mata kepala sendiri
seperti apa Naga Gunung Hua yang digosipkan itu.

Tapi dengan sikap pria itu yang seperti

"Seseorang harus tumbuh dewasa saat dia bertambah


tua..." –ucap Tetua Sekte

"Ah. Ada yang ingin aku katakan tentang itu." –ucap


Chung Myung
"Hah?" –sontak Tetua Sekte

"Hehe. Aku tidak berpikir itu akan mudah. Bukankah lebih


baik bagi semua orang untuk menyerah dan menemukan
ketenangan pikiran?" –ucap Chung Myung

"...... Chung Myung." –panggil Tetua Sekte

"Ya?" –sahut Chung Myung

"Angkat lenganmu lebih tinggi." –ucap Tetua Sekte

"......."

"Lengan, lengan! Lebih tinggi!" –seru Tetua Sekte


Chung Myung mengangkat tangannya lebih tinggi . Pada
saat itu, suara yang tidak senang terdengar dari satu sisi.

"Tidak, dia bisa melakukan kesalahan! Apa kesalahannya


sehingga kau harus menghukumnya? Chung Myung,
turunkan lenganmu! Itu pasti sakit." –ucap Tetua
Keuangan

Meskipun Chung Myung cukup terampil sehingga


lengannya tidak akan terluka hanya karena hukuman
singkat, Tetua Keuangan terlihat sangat tidak puas

"Karena kau terus melindunginya seperti itu, dia semakin


parah!" –seru Tetua Sekte

"Bagaimana kau bisa berkata seperti itu!" –seru Tetua


Keuangan
Saat Tetua Keuangan membelalakkan matanya, Tetua
Sekte tersentak sedikit

Tetua Keuangan berbicara dengan api di matanya

"Sejak kapan Chung Myung menjadi lebih buruk?! Dia


tetap konsisten sejak pertama kali aku melihatnya! Dia
tidak berubah sama sekali!" –seru Tetua Keuangan

"......."

'Eh... Ya... Itu benar... Dia memang sudah seperti ini sejak
awal.’ –batin Tetua Sekte

"Dan menurutku, dia bahkan sedikit membaik. Setidaknya


kali ini dia hanya memukulnya sekali!" –seru Tetua
Keuangan
".... apakah itu sesuatu yang bisa dibanggakan?" –tanya
Tetua Sekte

Itu adalah kesedihan Tetua Sekte yang mendalam,


sebagai Pemimpin Sekte Gunung Hua, dia tidak bisa
mengumpat dengan keras.

"Dan lebih menjadi masalah lagi untuk mendengar dan


mentolerir kata-kata seperti itu! Beraninya mereka
mengatakan hal-hal seperti itu di Gunung Hua? Seperti
yang dikatakan Chung Myung, ini bukan hanya tentang
tidak menghormati orang-orang di wilayah luar sebagai
orang barbar. Itu mengejek dan mengabaikan Gunung
Hua sendiri karena membuat aliansi dengan mereka!" –
seru Tetua Keuangan

"Benar!" –seru Chung Myung


Ketika Chung Myung setuju dengan semangat, Tetua
Sekte tiba-tiba memelototinya dengan mata yang tajam.

".....Jadi......anu..... ya." –ucap Chung Myung

Chung Myung dengan merajuk menunduk lagi. Lima


Pedang yang sedari tadi memperhatikan menghela nafas
pelan.

'Ya ampun, dia mengalahkan Chung Myung hanya


dengan sebuah tatapan tajam.’ –batin Baek Chun

‘Haha, itu hadiah untukmu!' –batin Jo-Gol

'Wow.. Apa itu mungkin?’ –batin Yoon Jong


Meskipun menaklukkan seseorang hanya dengan tatapan
mata mungkin bukan masalah besar bagi seorang Tetua
Sekte, jika orang itu adalah Chung Myung, itu akan
menjadi peristiwa bersejarah.

"Diamlah sebentar." –ucap Hyun Sang

Saat itu, Hyun Sang yang sedari tadi diam, menghela


nafas dan mencegah Tetua Keuangan Tetua Keuangan
sangat marah.

"Tidak, apa aku mengatakan sesuatu yang salah?" –tanya


Tetua Keuangan

"Diamlah! Diamlah!" –seru Hyun Sang

Tetua Keuangan cemberut.


Hati Tetua Sekte, yang melihat Tetua dan murid kelas tiga
yang cemberut berpasangan, hampir terbakar habis dan
berserakan seperti abu.

Un Am, yang terus melihat kedua Tetua yang sedang


berdebat, tersenyum dan membuka mulutnya

"Tetua Sekte." –panggil Un Am

"Hm?" –sahut Tetua Sekte

"Jarang sekali aku berpihak pada Tetua Keuangan, tapi


kali ini, kurasa dia tidak sepenuhnya salah. Aku juga tidak
berpikir Chung Myung melakukan sesuatu yang salah." –
ucap Un Am
"... Meskipun dia pergi sejauh ini untuk melarikan diri dari
Gunung Hua untuk menghajarnya lagi?" –tanya Tetua
Sekte

"Yah, itu lebih merupakan masalah kepribadian... ahem." –


ucap Un Am

'Pokoknya, mari kita kesampingkan itu untuk saat ini’ –


batin Un Am

"Seharusnya itu ditangani dengan tegas." –ucap Un Am

Un Am sekali lagi berkata dengan nada yang sangat


serius

"Ini bukan hanya tentang penolakan terhadap orang-orang


dari luar Bahkan jika mereka tidak menyukai wilayah Luar,
mereka tidak akan bisa mengatakan hal-hal seperti itu di
sini jika mereka menghormati Gunung Hua." –ucap Un Am

"Itulah yang aku katakan! Jika itu adalah Shaolin, orang-


orang ini bahkan tidak akan berani membuka mulut
mereka ..." –ucap Chung Myung

"Diamlah!" –seru Baek Chun

"Kau yang diam!" –seru Chung Myung

"Baca situasi sebelum kau bicara! Kau bajingan!" –seru


Baek Chun

Dipukuli oleh kritik dari semua sisi, Chung Myung


menempel di pintu.
"... Kau tidak perlu memarahiku sejauh itu." –ucap Chung
Myung

"Jangan berpura-pura terluka!" –seru Baek Chun

"Ck, itu tidak berhasil!" –ucap Chung Myung

Percakapan pun terjadi, entah Chung Myung mengeluh


atau tidak.

"Pertama-tama, ini pasti merupakan kesempatan untuk


menyampaikan dengan jelas posisi Gunung Hua kepada
Klan Es Laut Utara dan Klan Namman Yasugung, yang
datang jauh-jauh ke Gunung Hua Jika Chung Myung
melangkah sedikit lebih lambat di sana, mereka mungkin
akan berpikir bahwa Gunung Hua tidak ada bedanya
dengan sekte-sekte di Jungwon yang telah menolak
mereka di masa lalu." –ucap Un Am
"Hmm, aku juga berpikir begitu." –ucap Tetua Sejte

Masih ada tembok besar antara Jungwon dan wilayah


Luar. Gunung Hua berhasil menembus tembok itu dan
menjalin persahabatan, namun hubungan bisa berubah
kapan saja.

Sebuah hubungan harus terus dipupuk.

Jika Gunung Hua berpuas diri dengan kesan baik yang


telah mereka berikan dan memperlakukan mereka dengan
buruk, tidak ada yang tahu kapan atau bagaimana
perasaan Klan Es Laut Utara dan Klan Namman
Yasugung akan berubah.

"Meskipun mungkin sedikit agresif, tindakan Chung Myung


akan mengirimkan sinyal yang jelas kepada para pejuang
Klan Es dan Klan Yasugung. Setidaknya, sinyal bahwa
Gunung Hua benar-benar seseorang yang bisa berdiri di
sisi mereka, tidak seperti orang Jungwon lainnya." –ucap
Un Am

"... Tidak akan ada sinyal yang lebih jelas dari itu." –ucap
Tetua Sekte

Tapi setidaknya sudah jelas bahwa tindakan Chung


Myung kali ini telah membawa persatuan ke Aliansi
Kawan Surgawi

"Tetua Sekte." –panggil Un Am

"Lanjutkan.” –ucap Tetua Sekte

Un Am mengangguk mendengar kata-kata Tetua Sekte.


"Pemimpin Klan Es dan Klan Namman Yasugung
sepertinya percaya pada Gunung Hua tanpa syarat, tapi
kehendak pemimpinnya belum tentu sesuai dengan
kehendak sekte." –ucap Un Am

"Itu benar." –ucap Tetua Sekte

Tetua Sekte menganggukkan kepalanya

Ini mungkin hal yang tidak menyenangkan untuk didengar


dari sudut pandang Pemimpin Sekte Gunung Hua, tapi
tidak ada tanda-tanda ketidaksenangan di wajah Tetua
Sekte

"Mungkin prajurit Klan Es dan Klan Yasugung masih


memiliki rasa tidak aman yang tersisa tentang Gunung
Hua Mengingat waktu yang mereka habiskan untuk
menolak satu sama lain, tidak akan mudah untuk
menghilangkan ketidakpercayaan itu." –ucap Un Am

"Jadi maksudmu, kita harus menunjukkan kepada mereka


dan bukannya hanya memberi tahu mereka?" –tanya
Tetua Sekte

"Ya, saya pikir itu tepat." –ucap Un Am

Tetua Sekte melemparkan tatapan halus pada Chung


Myung

Tentu saja, Tetua Sekte memiliki pemikiran yang sama


dan membela Chung Myung Tapi .......

‘Apa dia benar-benar memikirkan hal itu sebelum


bertindak?’ –batin Tetua Sekte
Mereka sudah tahu bahwa Chung Myung bukanlah pria
bodoh yang menggerakkan tubuhnya sebelum kepalanya.
Chung Myung yang mereka tahu, menggerakkan
tubuhnya lebih dulu daripada kepalanya, tapi dia pintar...
um... ini tidak berarti banyak.

"Dan satu hal lagi. Yang paling penting adalah itu


berfungsi sebagai peringatan bagi sekte lain." –ucap Un
Am

Un Am berbicara dengan suara tegas

"Dunia hanya tahu bahwa aliansi baru yaitu Aliansi Kawan


Surgawi telah muncul lagi, tapi mereka tidak tahu banyak
tentang tempat seperti apa itu." –ucap Un Am

"Itu benar." –ucap Tetua Sekte


"Jika Klan Es dan Klan Yasugung menyerah pada mereka
bersama dengan Gunung Hua dalam insiden ini, pasti
akan ada yang meremehkan Aliansi Kawan Surgawi." –
ucap Un Am

"......."

"Kita sudah tahu itu, bukan? Niat baik tidak selalu kembali
sebagai niat baik. Untuk mendapatkan kembali kebaikan
yang telah diberikan, seseorang membutuhkan kekuatan
dan tekad yang sesuai." –ucap Un Am

"... Kau benar." –ucap Tetua Sekte

Mereka telah mengalaminya berkali-kali. Betapa tidak


berartinya niat baik dari orang yang tidak berdaya.
Murid-murid Gunung Hua, yang kenangan masa lalunya
telah muncul, telah mengeraskan wajah mereka

"Kita perlu menunjukkan kepada mereka dengan jelas


Aliansi Kawan Surgawi itu bukanlah tempat yang bisa
dianggap enteng dan tidak akan mentolerir kekasaran." –
ucap Un Am

"Itulah yang aku katakana tadi! Jika kita diam saja, kita
akan menjadi orang yang tidak berguna!" –seru Chung
Myung

Mereka yang tadinya mendengarkan dengan serius


seketika mengerutkan kening dan menatap Chung Myung

Dihadapkan dengan tatapan bulat mereka, Chung Myung


berbicara dengan gugup
"... Apa kalian semua sudah merencanakan untuk
melawanku hari ini?" –tanya Chung Myung

"... Kau benar-benar tidak merasa kau telah melakukan


kesalahan dalam semua ini, kan?" –ucap Tetua Sekte

Tetua Sekte menghela nafas.

Tidak ada yang salah dengan kata-kata Tetua Keuangan


Pria ini tidak berubah sedikitpun dari awal sampai akhir.

Kemudian Chung Myung berkata

"Begitulah cara dunia bekerja." –ucap Chung Myung

"Hah?" –sontak Tetua Keuangan


"Saat kau mulai diremehkan, masalah akan terus
bermunculan. Orang secara alami mengambil keuntungan
dari mereka yang terlihat lemah di depan mereka. Mereka
berpikir, 'Kau akan tahan dengan semua ini, bukan?" –
ucap Tetua Seke

"......."

"Itulah mengapa seseorang harus meluruskannya dari


awal. Kemudian, yang setengah-setengah tidak akan bisa
melangkah terlalu jauh. Itu sebabnya, pertama-tama,
peganglah kerah baju mereka segera!" –seru Chung
Myung

"... Itu sudah cukup.” –ucap Tetua Sekte

Tetua Sekte menghela nafas dan berpikir lagi


Kata-katanya benar.

Masalahnya adalah dia membuat kata-kata yang tepat


menjadi menyebalkan dan tindakan yang tepat menjadi
tak tertahankan

Sekali lagi, Tetua Sekte menatap murid-muridnya yang


lain dengan rasa pahit. Dia memejamkan matanya
sebentar dan kemudian membukanya lagi. Matanya
tampak jernih seolah-olah dia telah mengatur pikirannya.

"Wajar jika seseorang atau sebuah sekte berperilaku


berbeda tergantung pada posisinya. Namun, posisi
Gunung Hua telah berubah terlalu banyak dan terlalu
sering dalam waktu singkat, jadi kita pasti bingung juga."
Ucap Un Am
"......."

"Namun, lebih dari sebelumnya, seseorang harus


mengumpulkan tekad Saat kau tidak yakin apa yang harus
dilakukan, ingatlah satu hal." –ucap Un Am

Pandangan semua orang terfokus pada Tetua Sekte

"Kau tidak perlu mencoba melakukan sesuatu untuk


berubah." –ucap Tetua Sekte

Itu adalah saran yang tidak terduga

Tetua Sekte tersenyum sambil menatap murid-muridnya


yang menunggu kata-kata selanjutnya
"Kau sudah melakukannya dengan cukup baik. Tindakan
yang tepat yang perlu Kau lakukan telah tertanam dalam
ajaran yang telah Kau terima. Percayalah pada dirimu
sendiri dan jangan goyah, karena jalan hatimu adalah
jalan yang harus diambil Gunung Hua." –ucap Tetua
Sekte

"Ya, Tetua Sekte.” –sahut semua orang

Tetua Sekte menganggukkan kepalanya

Akan ada lebih banyak kejadian seperti ini di masa depan.


Saat pengaruh Gunung Hua tumbuh dan ada lebih banyak
tugas yang harus dilakukan, mereka akan dipaksa untuk
membuat lebih banyak pilihan.

Mereka mungkin tidak selalu dapat membuat pilihan


terbaik, tetapi jika mereka tahu ke mana mereka harus
pergi dan bergerak maju, bukankah pada akhirnya mereka
akan sampai di tempat tujuan, meskipun jalannya berliku
dan berbelok-belok?

"Perubahan pasti membawa kegelisahan." –ucap Tetua


Sekte

Suara Tetua Sekte menenangkan hati para murid.

"Mari kita melangkah maju dengan mantap Percayalah


pada apa yang telah kita lakukan sejauh ini." –ucap Tetua
Sekte

"Ya, Tetua Sekte!" –sahut para maid

Tetua Sekte tersenyum pelan mendengar jawaban itu.


"Akhirnya, upacara pendirian dimulai besok. Mari kita
pastikan kita sudah siap sepenuhnya." –ucap Tetua Sekte

Hari ketika Aliansi Kawan Surgawi akhirnya akan didirikan


semakin dekat.

Anda mungkin juga menyukai