Anda di halaman 1dari 10

BAHAYA ROKOK BAGI PERTUMBUHAN REMAJA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:
Lisky A. Th. S. Taopan,S.Pd. M. Hum

OLEH
ERMELINDA MEO
2223142939

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“pengaruh harga bahan pangan terhadap inflasi di Indonesia.” ditulis sebagai
bentuk UAS mata kuliah Bahasa Indonesia pada program studi Akuntansi Sektor
Publik Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Kupang.
Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di muka bumi ini,
demikian pula dengan skripsi ini. Olehnya itu dengan kerendahan hati penulis siap
menerima masukan yang sifatnya membangun dari berbagai pihak dalam rangka
penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga apa yang tertuang dalam makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi mereka yang memerlukan.

Kupang, 20 July 2023

Ermelinda Meo
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................
BAB II: PEMBAHASAN.................................................................................
2.1 Materi .........................................................................................................
2.1.1 sub materi ................................................................................................
2.1.2 Sub materi................................................................................................
2.2 Materi ........................................................................................................
2.3 materi..........................................................................................................
BAB III: PENUTUP.........................................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
3.2 Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Merokok merupakan kegiatan yang masih banyak dilakukan oleh
banyak orang remaja maupun dewasa bahkan anak-anak usia sekolah dasar,
walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain
yang menyatakan bahaya merokok membahayakan kesehatan. Pecandu
bangga menghisap rokok di tempat-tempat umum, kantor, rumah, jalan-jalan,
dan sebagainya. Pada tempat-tempat yang telah diberi tanda “dilarang
merokok” sebagian orang masih ada yang merokok. Selain orang dewasa,
anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang
melakukan kegiatan merokok. Merokok merupakan salah satu masalah yang
sulit dipecahkan. Apalagi sudah menjadi masalah nasional, dan bahkan
internasional (Stalker, 2008). Hal ini menjadi sulit, karena berkaitan dengan
banyak faktor yang saling memicu. Ditinjau dari segi kesehatan merokok
harus dihentikan karena menyebabkan kanker dan penyumbatan pembuluh
darah yang mengakibatkan kematian, oleh karena itu merokok harus
dihentikan sebagai usaha pencegahan sedini mungkin. Namun di sisi lain
rokok memberi pemasukan pada pemerintah yang cukup besar melalui cukai.
Selain cukai industri rokok juga menyerap cukup banyak lapangan kerja
(Tobacco Atlas, 2002). Pada pihak perokok sendiri, mereka merasakan
kenikmatan begitu nyata, sampai dirasa memberikan kesegaran dan kepuasan
tersendiri sehingga setiap harinya harus menyisihkan uang untuk merokok.
Kelompok lain, khususnya remaja pria menganggap bahwa merokok adalah
merupakan ciri kejantanan yang membanggakan, sehingga mereka yang tidak
merokok malah justru dihina (Rasti, 2008:2). Konsumsi rokok saat ini terus
meningkat dari tahun ke tahun, diikuti dengan banyaknya perusahaan-
perusahaan rokok yang terus bermunculan di setiap wilayah di Indonesia,
membuat banyak perusahaan-perusahaan rokok saling berkompetisi untuk
memasarkan rokok produksinya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah rumusan masalah yang di peroleh
yaitu sebagai berikut:
a. Zat apa yang terkandung dalam sebatang rokok?
b. Apa factor-faktor yang menyebabkan seseorang meroko?
c. Apa dampak-dampak merokok?
d. Bagaimana Upaya mengatasai masalah merokok pada remaja?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdaarkan rumusan-rumusan masalah, tujuan dari penulisannya ialah


sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui zat apa yang terkandung dalam sebatang rokok.


b. Untuk mengetahui factor yang menyebabkan seseorang merokok.
c. Untuk mengetahui tentang dampak-dampak merokok.
d. Untuk memahami tentang cara mengatasi masalah merokok pada
remaja.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian rokok dan Zat yang terkandung dalam Rokok

1. Pengertian

Rokok adalah hasil olahan tembakau yang dibungkus. Tembakau


dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Ristica dan jenis lainnya
yang di dalamnya mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan
tambahan. 19 Sedangkan, asap rokok merupakan asap yang dihasilkan dari
pembakaran rokok. Asap rokok terdiri dari asap utama dan asap sampingan. Asap
utama yaitu asap yang dihirup ke dalam paru-paru perokok, sedangkan asap
sampingan adalah asap rokok yang berasal dari ujung rokok yang terbakar. Asap
utama mengandung 25% zat berbahaya dan asap sampingan mengandung 75% zat
berbahaya. Sehingga perokok pasif menghirup 3 kali lipat zat berbahaya
dibandingkan perokok aktif.

2. Kandungan pada asap rokok

Asap rokok membawa bahaya dari sejumlah kandungan tembakau dan


juga dari hasil pembakarannya. Sekitar 60% asap rokok terdiri dari gas dan uap,
diantaranya : karbon monoksida, hidro sianida, nitric acid, nitrogen dioksida
fluorocarbon, asetone dan amonia. Penelitian mengungkapkan bahwa sedikitnya
ada 9 dari gas yang terkandung dalam asap rokok sangat berbahaya bagi paru-paru

a. Tar
Tar merupakan kumpulan bahan kimia yang terkandung dalam daun
tembakau maupun ditambahkan pada proses pertanian dan proses pembuatan
rokok. Tar terbentuk saat proses pemanasan tembakau berlangsung. Tar yang ada
dalam rokok adalah hidrokarbon aromatik polisiklik yang tergolong dalam zat
karsinogen. Zat karsinogen merupakan zat yang dapat menumbuhkan kanker.
Sehingga resiko timbulnya kanker ketika mengkonsumsi rokok disebabkan oleh
kandungan tar yang ada didalam rokok

b. . Nikotin
Nikotin merupakan alkolid toksis yang terkandung dalam
tembakau. Zat ini lah yang membuat rasa kecanduan pada perokok. Hal
tersebut dikarenakan nikotin dapat menstimulasi kerja jantung sehingga
kerja jantung menjadi lebih cepat. Sehingga peredaran darah juga mengalir
lebih cepat. Nikotin dalam dosis rendah di dalam tubuh akan berdampak
pada gangguan saluran pernafasan. Nikotin dalam dosis yang banyak akan
mengakibatkan tersumbatnya peredaran darah, yang mana dapat
mengalami gangguan penyakit.
Nikotin masuk ke dalam tubuh melalui aliran darah dan langsung
menuju ke otak dalam waktu 7-15 detik. Di otak nikotin meningkatkan
“reward center” dan melepaskan zat kimia yang menyebabkan perasaan
menyenangkan dan bahagia. Adrenalin kemudian dilepaskan, sehingga
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Penggunaan nikotin
terus menurus dapat merusak jantung, arteri dan paru-paru, meningkatkan
resiko serangan jantung, stroke, dan penyakit paru-paru.
c. Karbon Monoksida
Karbon monoksida merupakan gas yang beracun dan tidak
berwarna yang ada dalam asap rokok. Kandungan di dalam asap rokok
yaitu sekitar 2-6%. Karbon monoksida dapat mengikat hemoglobin (Hb)
sekitar 200 kali lebih kuat saat berada di paru-paru dibandingkan dengan
daya ikat oksigen (O2) dengan Hb. 10% Hb akan terisi oleh karbon
monnoksida dalam kurun waktu 4-7 jamdalam bentuk COHb (Carboly
Haemoglobin), sehingga akan berakibat sel darah merah akan kekurangan
oksigen, yang akhirnya sel tubuh akan kekurangan oksigen. Kekuranga
oksigen pada tubuh dalam waktu yang panjang akan mengakibatkan
penyempitan dan pengerasan pembuluh darah, sehingga sangat beresiko
terhadap serangan jantung.

2.2. factor-faktor seseorang merokok?

 Ingin mencoba citarasa ( menthol, cappuccino, teh hitam,


dll ) yang dijanjikan oleh iklan rokok serta harga yang murah dan
mudah didapat.
 Ingin tampil macho, gaul, dianggap dewasa.
 Setia kawan.
 Persepsi bahwa rokok dapat menghilangkan rasa stress.
 Ingin mencoba citarasa ( menthol, cappuccino, teh hitam, dll )
yang dijanjikan oleh iklan rokok serta harga yang murah dan
mudah didapat.
 Ingin tampil macho, gaul, dianggap dewasa
 Setia kawan
 Persepsi bahwa rokok dapat menghilangkan rasa stress
 Bersosialisasi, saat berada di komunitas yang sedang merokok
 Mengusir rasa sepi, jenuh, galau

2.3. Apa dampak-dampak merokok?

Dampak Buruk Bagi Perokok Aktif dan Pasif

Selain penyakit kanker, terdapat beberapa dampak


Penyakit paru-paru
buruk lainnya yang mungkin terjadi kepada para perokok aktif maupun
pasif, di antaranya adalah:

1. Penyakit paru-paru kronis

2. Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut

3. Menyebabkan stroke dan serangan jantung

4. Tulang mudah patah


5. Gangguan pada mata, salah satunya seperti katarak

6. Menyebabkan kanker leher rahim dan keguguran pada wanita

7. Menyebabkan kerontokan rambut.

Merokok dalam berbagai jenis dan bentuk merupakan kegiatan yang akan
mengganggu kesehatan. Mulai bangun kesadaran untuk
menciptakan rumah bebas asap rokok dan menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat agar keluarga yang sehat dan bebas dari asap rokok
dapat segera terwujud.

2.4. Bagaimana Upaya mengatasi masalah merokok pada remaja ?

Mayoritas perokok dewasa mulai merokok sejak usia muda. Hal ini
menjadi dasar perlunya upaya menghentikan kebiasaan merokok
atau smoking cessation strategy yang ditujukan pada perokok remaja atau
adolesens.
Sebuah studi mengenai perokok adolesens (didefinisikan oleh WHO
sebagai anak usia 10-19 tahun) di Amerika menemukan bahwa vareniklin
sebagai terapi pengganti nikotin dapat ditoleransi dengan baik, namun
tidak meningkatkan tingkat abstinence atau berhenti merokok di akhir
terapi. Temuan tersebut mendukung literatur-literatur sebelumnya
mengenai intervensi berhenti merokok pada adolesens yang secara
umum menghasilkan tingkat abstinence rendah.
Apapun alasan adolesens memulai kebiasaan merokok, adiksi terhadap
nikotin muncul dengan cepat. Rata-rata dibutuhkan 2-3 tahun untuk
menjadi perokok rutin dengan adiksi terhadap nikotin. Semakin besar
adiksinya, semakin sulit adolesens berhenti merokok.

Berdasarkan penelitian Milton et al., prevalensi kesuksesan berhenti


merokok pada remaja lebih kecil dibandingkan pada orang dewasa.
Beberapa faktor penyebabnya antara lain:
 Adolesens cenderung meremehkan sifat adiktif nikotin, dan berpikir
mereka dapat berhenti merokok kapan saja

 Upaya berhenti merokok pada adolesens umumnya dilakukan


tanpa perencanaan
 Adolesens cenderung tidak meminta bantuan atau pendampingan
pihak lain dalam upaya berhenti merokok

 Adanya ketergantungan pada rokok untuk mengendalikan suasana


hati

 Kurangnya motivasi untuk berhenti

 Pengaruh dari lingkungan sekitar

 Konsumsi marijuana dan alkohol yang meningkat di kalangan anak


muda. Kedua zat tersebut dapat mengurangi peluang kesuksesan
berhenti merokok.

Beberapa intervensi upaya berhenti merokok pada adolesens yang masih


dalam tahap percobaan antara lain:

 program berhenti merokok di sekolah-sekolah

 intervensi berhenti merokok menggunakan pesan teks

 peer mentoring
 intervensi self-help berbasis digital
Saat ini belum ada cukup data mengenai efektivitas intervensi tersebut,
sehingga diperlukan kombinasi dengan konseling untuk memberikan hasil
maksimal.

BAB III

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai