Anda di halaman 1dari 5

Audit Sistem Informasi: Pengertian, Tahapan, dan Tujuannya

Selain laporan keuangan dan manajemen, audit juga ternyata sangat dibutuhkan untuk sistem
informasi perusahaan. Hal ini dilakukan agar perusahaan bisa terus melakukan improvisasi
ataupun melakukan perbaikan diri pada berbagai hal yang ditemukan tidak wajar saat
dilakukannya audit.

Nah, pada kesempatan kali ini, mari kita memahami secara mendalam tentang pengertian,
tahapan dan tujuan dilakukannya audit sistem informasi.

Contents

1 Pengertian Audit Sistem Informasi

2 Pengertian Audit Sistem Informasi Menurut Para Ahli

2.1 1. Menurut Ron Weber (1999,10)

2.2 2. Menurut Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke

3 Tahapan Audit Sistem Informasi

3.1 1. Perencanaan Audit (Planning The Audit)

3.2 2. Pengujian Pengendalian (Test Of Controls)

3.3 3. Pengujian Transaksi (Test Of Transaction)

3.4 4. Pengujian Keseimbangan atau Keseluruhan Hasil

3.5 5. Penyelesaian / Pengakhiran Audit

4 Tujuan Audit Sistem Informasi

4.1 1. Mengamankan Aset

4.2 2. Menjaga Integritas Data

4.3 3. Menjaga Efektivitas Sistem

4.4 4. Menjaga Efisiensi Sistem

5 Jenis-Jenis Audit Sistem Informasi

5.1 1. Audit Sistem Informasi Laporan Keuangan

5.2 2. Audit Operasional “Operational Audit”

5.2.1 Post Implementation Audit

5.2.2 Concurrent Audit

5.2.3 Concurrent Audits

6 Kesimpulan

Pengertian Audit Sistem Informasi

Audit sistem informasi adalah suatu upaya penghimpunan dan juga penilaian berbagai bukti agar
bisa menentukan apakah sistem informasi yang digunakan pada sebuah perusahaan mampu
mengamankan aset, menjaga integritas data, dan mampu mendorong perusahaan dalam mencapai
tujuannya secara efektif serta menggunakan sumber daya yang ada secara lebih efisien.

Terdapat beberapa komponen yang harus diperiksa di dalamnya, yaitu audit secara menyeluruh
pada tingkat efektivitas, efisiensi, availability, confidentiality, reliability, integrity, aspek
keamanan, modifikasi program, audit proses, audit sumber data, dan juga data file ataupun
database perusahaan.
Audit sistem informasi ini gabungan dari beragam jenis ilmu, yaitu ilmu traditional audit, sistem
informasi akuntansi, ilmu komputer, behavioral science, dan juga manajemen sistem informasi.

Standar yang umumnya digunakan dalam audit sistem informasi adalah standar yang sudah
dikeluarkan oleh pihak ISACA, yakni ISACA IS Audit Standard. Lebih dari itu, ISACA pun
mengeluarkan IS Audit Guidance dan juga IS Auditing Procedure

Baca juga: Internet of Things (IoT): Pengertian dan beberapa Industri yang Bisa
Menggunakannya

Pengertian Audit Sistem Informasi Menurut Para Ahli

1. Menurut Ron Weber (1999,10)

Audit sistem informasi adalah suatu upaya menghimpun dan menilai berbagai bukti agar bisa
menentukan apakah suatu sistem komputer mampu mengamankan data perusahaan, menjaga
integritas data, dan juga mendorong perusahaan dalam mencapai tujuannya secara efektif dan
secara efisien menggunakan sumber daya yang ada.

2. Menurut Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke

Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan juga evaluasi atas berbagai bukti yang
ada agar bisa menentukan derajat kesesuaian antar setiap informasi dan juga kriteria yang
sebelumnya sudah ditetapkan. Itu artinya, pelaksanaan evaluasi di dalamnya dilakukan
berdasarkan sejumlah kriteria tertentu agar bisa menentukan derajat performa yang sudah
dicapai.

Tahapan Audit Sistem Informasi

Audit sistem informasi dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu:

1. Perencanaan Audit (Planning The Audit)

Fase pertama dari kegiatan audit sistem informasi adalah perencanaan.

Untuk auditor eksternal, hal tersebut dilakukan dengan melakukan investigasi pada klien agar
bisa mengetahui apakah pekerjaan auditnya bisa diterima, menempatkan anggota audit,
menghasilkan perjanjian audit yang sudah ditentukan, menghasilkan informasi latar belakang
klien, memahami masalah hukum klien, dan juga menganalisa prosedur yang ada agar bisa
memahami bisnis klien dan mengidentifikasi risiko audit di dalamnya.

2. Pengujian Pengendalian (Test Of Controls)

Dalam tahapan ini, pihak auditor akan melakukan tes kontrol saat mereka mengatakan bahwa
kontrol resiko ternyata berada pada level yang maksimal, sehingga mereka akan mengandalkan
kontrol sebagai acuan untuk pengurangan biaya testing yang ada.

Dalam fase ini juga pihak auditor tidak akan mengetahui apakah identifikasi kontrol sudah
berjalan secara efektif, untuk itu dibutuhkan evaluasi yang lebih detail.

3. Pengujian Transaksi (Test Of Transaction)

Pihak auditor akan memanfaatkan test atas transaksi yang ada untuk mengevaluasi apakah ada
kesalahan ataupun proses yang tidak biasa terjadi pada kegiatan transaksi hingga bisa
mengakibatkan kesalahan pencatatan material di dalam laporan keuangan.

Tes transaksi di dalamnya mencakup menelusuri jurnal dari sumber dokumen yang ada,
memeriksa berkas, dan juga memeriksa keakuratan data.

4. Pengujian Keseimbangan atau Keseluruhan Hasil


Agar bisa mengetahui pendekatan apa yang digunakan dalam fase ini, maka yang harus
diperhatikan adalah mengamati harga dan kesatuan data perusahaan.

Beberapa jenis tes substantif yang akan digunakan adalah menghitung persediaan fisik,
melakukan konfirmasi utang, dan juga melakukan perhitungan ulang pada aktiva tetap
perusahaan.

5. Penyelesaian / Pengakhiran Audit

Dalam fase audit akhir, pihak audit eksternal akan melakukan beberapa tes tambahan atas bukti
yang ada agar nantinya bisa dijadikan sebagai bahan laporan. Ruang lingkup audit sistem
informasi ini umumnya lebih fokus pada seluruh sumber daya informasi yang tersedia, seperti
aplikasi, infrastruktur, personil, dan juga informasi.

Tujuan Audit Sistem Informasi

Ron Weber secara garis besar menjelaskan tujuan audit informasi sebagai berikut ini:

1. Mengamankan Aset

Aset informasi milik perusahaan seperti software, hardware, SDM, dan file data harus selalu
dijaga dalam suatu sistem pengendalian internal yang baik agar bisa menghindari adanya
penyalahgunaan aset perusahaan. sehingga, sistem pengamanan aset menjadi hal yang sangat
penting yang harus disediakan oleh pihak perusahaan.

2. Menjaga Integritas Data

Pada dasarnya, integritas data adalah salah satu konsep dasar yang terdapat dalam sistem
informasi. Data itu sendiri terdiri dari berbagai atribut tertentu, seperti kebenaran, keakuratan dan
juga kelengkapan.

Bila integritas data tidak bisa terpelihara dengan baik, maka suatu perusahaan tidak akan bisa
lagi mempunyai hasil atau laporan yang baik, bahkan sangat mungkin mengalami kerugian.

3. Menjaga Efektivitas Sistem

Efektivitas sistem informasi pada suatu perusahaan memiliki peranan yang penting dalam proses
pengambilan keputusan. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif hanya jika sistem
informasi tersebut telah sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

4. Menjaga Efisiensi Sistem

Efisiensi adalah suatu hal yang sangat penting saat suatu komputer sudah tidak lagi mempunyai
kapasitas yang cukup atau harus melakukan evaluasi lagi apakah efisiensi sistem di dalamnya
masih cukup atau harus menambah sumber daya.

Kenapa? karena suatu sistem bisa dikatakan efisien bila sistem informasi di dalamnya mampu
memenuhi kebutuhan pengguna dengan sumber daya informasi yang rendah.

Jenis-Jenis Audit Sistem Informasi

Terdapat dua jenis audit sistem informasi, yaitu audit sistem informasi laporan keuangan dan
audit sistem informasi operasional. Berikut ini adalah penjelasannya

1. Audit Sistem Informasi Laporan Keuangan

Audit sistem informasi laporan keuangan dilakukan agar bisa mengetahui tingkat kewajaran pada
laporan keuangan yang sudah disediakan oleh perusahaan.

Jika sistem akuntansi perusahaan yang diaudit tersebut adalah sistem akuntansi dengan basis
komputer, maka akan dilakukan audit pada sistem informasi akuntansi tersebut, apakah proses
ataupun mekanisme dan juga program di dalamnya sudah sesuai, pengendalian umum pada
sistem yang memadai, dan juga data yang sudah substantif.

2. Audit Operasional “Operational Audit”

Audit atas software komputer ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

 Post Implementation Audit

Jenis audit ini akan memeriksa apakah berbagai aplikasi komputer yang sudah digunakan pada
suatu perusahaan sudah sesuai dengan penggunanya dan sudah digunakan dengan sumber daya
yang maksimal.

Dalam hal ini, pihak auditor akan melakukan evaluasi apakah sistem aplikasi tersebut bisa
dilanjutkan, karena sudah bisa digunakan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan
penggunanya, atau harus dilakukan modifikasi dan dihentikan bila perlu.

Audit ini dilakukan oleh auditor dengan menerapkan pengalamannya dalam hal mengembangkan
sistem aplikasi, sehingga auditor tersebut mampu melakukan evaluasi apakah sistem yang
digunakan sudah diterapkan harus diremajakan atau diperbaiki atau bahkan dihentikan jika
memang sudah tidak lagi sesuai dengan kebutuhan atau terdapat kesalahan di dalamnya.

 Concurrent Audit

Pihak auditor akan menjadi anggota dalam tim pengembangan sistem. Nantinya mereka akan
membantu tim agar bisa meningkatkan kualitas dalam mengembangkan sistem yang dibangun
oleh sistem analis, designer, dan juga programmer agar bisa diterapkan.

Dalam hal ini, pihak auditor akan bertindak sebagai wakil pimpinan proyek dan manajemen
sebagai QA atau quality assurance.

 Concurrent Audits

Pihak auditor akan melakukan evaluasi performa unit fungsional atau fungsi sistem informasi
apakah sudah bisa dikelola dengan baik, apakah kontrol dalam mengambangkan sistem secara
menyeluruh sudah mampu dilakukan dengan baik, apakah sistem komputer yang digunakan
sudah dikelola dan juga digunakan dengan baik.

Dalam melakukan audit sistem yang terkomputerisasi, audit ini dilakukan dengan cara
mengevaluasi pengendalian umum dari berbagai sistem komputerisasi yang telah diterapkan oleh
perusahaan tersebut secara menyeluruh.

Berbagai pengujian digunakan sebagai bukti untuk menarik kesimpulan dan juga memberikan
rekomendasi pada manajemen terkait berbagai hal yang berkaitan dengan efektivitas, efisiensi,
dan juga ekonomisnya suatu sistem.

Baca juga: Dropbox adalah: Pengertian dan Fungsinya untuk Bisnis Anda

Kesimpulan

Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa di era informasi yang sudah penuh dengan
hacker, malware, serta ransomware, berbagai perusahan teknologi seperti Facebook hingga
Tokopedia pun tidak luput dari adanya kebocoran data atau serangan DDoS yang dikarenakan
loophole yang ditemukan oleh para hacker.

Untuk itu, Anda harus menyimpan data secara aman pada hardware yang cukup dan
memberikan perlindungan berlapis, seperti encryption, firewall, proxy, dan perlindungan lainnya.

Dalam melakukan audit, ada baiknya Anda menggunakan software akuntansi Accurate Online
yang sudah terintegrasi dengan berbagai fungsi bisnis lainnya, seperti akuntansi, manufaktur dan
bahkan distribusi.
Dengan menggunakan Accurate Online, Anda bisa mendapatkan lebih dari 200 jenis laporan
keuangan, melakukan pengecekan dengan mudah, dan memberikan laporan kapan saja dan
dimana saja tanpa ada kesalahan human error. Selain itu, Accurate Online juga cocok untuk
digunakan untuk berbagai jenis perusahaan, mulai dari perusahaan kecil hingga perusahaan
besar.

Anda mungkin juga menyukai