Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

AUDIT SISTEM INFORMASI


“Ruang Lingkup Audit dan Perkembangan nya”

Disusun oleh :

Dendi Ramadhani 1619103017

Dedi Afdal 1619103019

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS WIDYATAMA

2020
BAB 1

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Audit Sistem Informasi

Berikut ini adalah definisi dari audit sistem informasi menurut ahlinya

Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke Pengertian audit sistem informasi menurut
Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke adalah auditing is the accumolation and evaluation
of evidence about information to determite and report on the degree of correspondence
between the information and establishe criteria. Examining ought to be finished by a skillfull
autonomous individual.

Ron Weber (1999) Pengertian audit sistem informasi menurut Ron Weber adalah
System information auditing is the process of collecting and evaluating evidence to determite
whether a computer system safeguards assets, maintains data integrity, allows organizational
goals to the achived effectively and uses resources efficiently. Artinya Audit sistem informasi
adalah proses mengumpulkan dan mengavaluasi fakta untuk memutuskan apakah sistem
komputer yang merupakan aset perusahaan terlindungi, integritas data terpelihara, sesuai
dengan tujuan organisasi untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber
daya.

1.2 Tranformasi SI

Audit sistem informasi dilakukan untuk dapat menilai:


a. Apakah sistem komputerisasi suatu organisasi/perusahaan dapat mendukung
pengamanan aset.
b. Apakah sistem komputerisasi dapat mendukung pencapaian tujuan
organisasi/perusahaan.
c. Apakah sistem komputerisasi tersebut efektif, efisien dan data integrity terjamin.

1.3 Faktor-faktor yang mendorong pentingnya kontrol dan audit sistem informasi
(Weber, 2006) adalah :

1. Mendeteksi agar komputer tidak dikelola secara kurang terarah.


2. Mendeteksi resiko kehilangan data.
3. Mendeteksi resiko pengambilan keputusan yang salah akibat informasi hasil proses
sistem komputerisasi salah/lambat/tidak lengkap.
4. Menjaga aset perusahaan karena nilai hardware, software dan personil yang lazimnya
tinggi.
5. Mendeteksi resiko error komputer.
6. Mendeteksi resiko penyalahgunaan komputer (fraud).
7. Menjaga kerahasiaan
8. Meningkatkan pengendalian evolusi penggunaan komputer

1.4 Tujuan Audit Sistem Informasi

Tujuan Audit Sistem Informasi dapat dikelompokkan ke dalam dua aspek utama dari
ketatakelolaan IT, yaitu :

1. Conformance (Kesesuaian) – Pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi


difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kesesuaian, yaitu :
Confidentiality (Kerahasiaan), Integrity (Integritas), Availability (Ketersediaan) dan
Compliance (Kepatuhan).
2. Performance (Kinerja) – Pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi difokuskan
untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kinerja, yaitu :Effectiveness (Efektifitas),
Efficiency (Efisiensi), Reliability (Kehandalan).

Ron Weber (1999:11-13) menyatakan bahwa tujuan audit sistem informasi adalah:

1. Pengamanan Aset
Aset informasi pada perusahaan seperti perangkat keras, perangkat lunak dan sumber
daya manusia, file data harus dijaga oleh sistem pengendalian intern yang baik supaya
tidak terjadi penyalahgunaan aset perusahaan.
2. Menjaga Integritas Data
Integritas data adalah salah satu konsep dasar sistem informasi. Data mempunyai
atribut tertentu seperti kelengkapan, kebenaran dan keakuratan. Jika integritas data
tidak dijaga, maka suatu perusahaan tidak akan mempunyai hasil atau laporan yang
benar bahkan perusahaan dapat mengalami kerugian.
3. Efektifitas Sistem
Efektifitas sistem informasi perusahaan mempunyai peran penting dalam proses
diambilnya keputusan. Suatu sistem informasi bisa disebut efisien jika sistem
informasi tersebut dapat memenuhi keperluan pengguna atau user dengan sumber
daya informasi yang minimal.
4. Efisiensi Sistem
Suatu sistem bisa disebut efisien jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan
user dengan daya informasi yang minimal.
5. Ekonomis
Ekonomis menunjukkan kalkulasi untuk rugi ekonomi yang sifatnya kuantifikasi nilai
moneter atau uang. Ekonomis bersifat pertimbangan ekonomi.

1.5 Jenis-Jenis Audit Sistem Informasi

Audit sistem informasi dapat digolongkan dalam tipe atau jenis-jenis audit sebagai
berikut:

1. Audit Laporan Keungan “Financial Statement Audit”

Adalah audit yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kewajaran laporan keuangan
yang disajikan oleh perusahaan “apakah sesuai dengan standar akuntansi keuangan serta tidak
menyelah uji materialitas”. Apabila sistem akuntansi organisasi yang diaudit merupakan
sistem akuntansi berbasis komputer maka dilakukan audit terhadap sistem informasi
akuntansi apakah proses/mekanisme sistem dan program komputer telah sesuai, pengendalian
umum sistem memadai dan data telah substantif.

2. Audit Operasional “Operational Audit”


Audit terhadap aplikasi komputer terbagi menjadi tiga jenis antara lain:

1. Post Implementation Audit “Audit Setelah Implementasi”


Audit memeriksa apakah sistem-sistem aplikasi komputer yang telah
diimplementasikan suatu organisasi/perusahaan telah sesuai dengan kebutuhan
penggunanya “efektif” dan telag dijalankan dengan sumber daya optimal “efisien”.
Auditor mengevaluasi apakah sistem aplikasi tertentu dapat terus dilajutkan karena
sudah berjalan baik dan sesuai dengan kebutuhan usernya atau perlu di modifikasi dan
bahkan perlu dihentikan. Pelaksanaan audit ini dilakukan oleh auditor dengan
menerapkan pengalamannya dalam pengembangan sistem aplikasi sehingga auditor
dapat mengevaluasi apakah sistem yang sudah dimplementasikan perlu dimutakhirkan
atau diperbaiki atau bahkan dihentikan apabila sudah tidak sesuai kebutuhan atau
mengandung kesalahan.

Concurrent Audit “Audit Secara Bersama”

Auditor menjadi anggota dalam tim pengembangan sistem “system development team”,
mereka membantu tim untuk meningkatkan kualitas pengembangan sistem yang dibangun
oleh para sistem analis, designer dan programmmer dan akan diimplementasikan. Dalam hal
ini auditor mewakili pimpinan proyek dan manajemen sebagai quality assurance.

Concurrent Audits “Audit Secara Bersama-sama”

Auditor mengevaluasi kinerja unit fungsional atau fungsi sistem informasi “pusat/instalasi
komputer” apakah telah dikelola dengan baik, apakah kontrol dalam pengembangan sistem
secara keseluruhan sudah dilakukan dengan baik, apakah sistem komputer telah dikelola dan
dioperasikan dengan baik. Dalam mengaudit sistem komputerisasi yang ada, audit ini
dilakukan dengan mengevaluasi pengendalian umum dari sistem-sistem komputerisasi yang
sudah diimplementasikan perusahan tersebut secara keseluruhan. Saat melakukan pengujian-
pengujian digunakan bukti untuk menarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi kepada
manajemen tentang hal-hal yang berhubungan dengan efektifitas, efisiensi dan ekonomisnya
sistem.

Anda mungkin juga menyukai