Anda di halaman 1dari 4

Penjelasan kerangka konseptual:

Dari kerangka konseptual dapat dijelaskan bahwa Kepercayaan pada pemerintah dan
kepercayaan terhdap teknologi berpengaruh terhadap kepercayaan pada website e-
government. Sedangkan Pengalaman sebelumnya pada layanan pemerintah memoderasi
hubungan antara kepercayaan pada pemerintah dan kepercayaan pada situs web e-
government. (blok gambar 1)

Selain itu Kepercayaan pada website e-government berpengaruh terhadap kualitas informasi,
kualitas system dan kualitas layanan. (blok gambar 2)

Kualitas informasi berpengaruh terhadap persepsi kegunaan dan kepuasan pengguna.


Sedangkan Kualitas sistem berpengaruh terhadap kegunaan yang dirasakan dan kepuasan
pengguna. Disisi lain Kualitas layanan berpengaruh terhadap persepsi kegunaan dan
kepuasan pengguna. (blok gambar 3)

Kegunaan yang dirasakan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Dan yang terakhir
Kegunaan yang dirasakan dan kepuasan pengguna berpengaruh terhadap manfaat bersih
yang dirasakan. (blok gambar 4)

Hipotesis

 Hipotesis 1: Kepercayaan pada pemerintah berpengaruh positif terhadap


kepercayaan pada website e-government. (ditolak)
 Hipotesis 2: Pengalaman sebelumnya pada layanan pemerintah yang tidak
bertanggung jawab memoderasi hubungan antara kepercayaan pada
pemerintah dan kepercayaan pada situs web e-government.(diterima)
 Hipotesis 3: Kepercayaan pada teknologi berpengaruh positif terhadap
kepercayaan pada website e-government. (diterima)
 Hipotesis 4: Kepercayaan pada website e-government berpengaruh positif
terhadap kualitas informasi.(ditolak)
 Hipotesis 5: Kepercayaan pada website e-government berpengaruh positif
terhadap kualitas sistem.
 Hipotesis 6: Kepercayaan pada website e-government berpengaruh positif
terhadap kualitas layanan.(diterima)
 Hipotesis 7: Kualitas informasi berpengaruh positif terhadap persepsi
kegunaan.
 Hipotesis 8: Kualitas informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan
pengguna.
 Hipotesis 9: Kualitas sistem secara positif mempengaruhi kegunaan yang
dirasakan.
 Hipotesis 10: Kualitas sistem berpengaruh positif terhadap kepuasan
pengguna.
 Hipotesis 11: Kualitas layanan berpengaruh positif terhadap persepsi
kegunaan. (ditolak)
 Hipotesis 12: Kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepuasan
pengguna. (diotlak)
 Hipotesis 13: Kegunaan yang dirasakan secara positif mempengaruhi
kepuasan pengguna.
 Hipotesis 14: Kegunaan yang dirasakan secara positif mempengaruhi
manfaat bersih yang dirasakan.
 Hipotesis 15: Kepuasan pengguna secara positif mempengaruhi manfaat bersih
yang dirasakan
Faktor-faktor yang mendorong pentingnya kontrol dan audit sistem informasi (Weber, 2006)
adalah :

 Mendeteksi agar komputer tidak dikelola secara kurang terarah.


 Mendeteksi resiko kehilangan data.
 Mendeteksi resiko pengambilan keputusan yang salah akibat informasi hasil proses sistem
komputerisasi salah/lambat/tidak lengkap.
 Menjaga aset perusahaan karena nilai hardware, software dan personil yang lazimnya tinggi.
 Mendeteksi resiko error komputer.
 Mendeteksi resiko penyalahgunaan komputer (fraud).
 Menjaga kerahasiaan
 Meningkatkan pengendalian evolusi penggunaan komputer
Tujuan audit sistem informasi menurut Ron Weber secara garis besar yaitu:

 Pengamanan Aset. Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), sumber daya manusia, file data harus dijaga oleh suatu sistem
pengendalian internal yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan aset perusahaan. Dengan
demikian sistem pengamanan aset merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus
dipenuhi oleh perusahaan.
 Menjaga Integritas Data. Integritas data (data integrity) adalah salah satu konsep dasar sistem
informasi. Data memiliki atribut-atribut tertentu seperti: kelengkapan, kebenaran, dan
keakuratan. Jika integritas data tidak terpelihara, maka suatu perusahaan tidak akan lagi memilki
hasil atau laporan yang benar bahkan perusahaan dapat mengalami kerugian.
 Efektifitas Sistem. Efektifitas sistem informasi perusahaan memiliki peranan penting dalam
proses pengambilan keputusan. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem
informasi tersebut telah sesuai dengan kebutuhan user.
 Efisiensi Sistem. Efisiensi menjadi hal yang sangat penting ketika suatu komputer tidak lagi
memilki kapasitas yang memadai atau harus mengevaluasi apakah efisiensi sistem masih
memadai atau harus menambah sumber daya, karena suatu sistem dapat dikatakan efisien jika
sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang minimal.
Tujuan Audit Sistem Informasi dapat dikelompokkan ke dalam dua aspek utama dari
ketatakelolaan IT, yaitu :

1. Conformance(Kesesuaian) – Pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi difokuskan


untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kesesuaian,
yaitu :  Confidentiality (Kerahasiaan), Integrity (Integritas), Availability (Ketersediaan)
dan Compliance (Kepatuhan).
2. Performance(Kinerja) – Pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi difokuskan untuk
memperoleh kesimpulan atas aspek kinerja,
yaitu : Effectiveness  (Efektifitas), Efficiency  (Efisiensi), Reliability  (Kehandalan).
Adapun tujuan yang lain adalah :

 Untuk memeriksa kecukupan dari pengendalian lingkungan, keamanan fisik, keamanan


logikal serta keamanan operasi sistem informasi yang dirancang untuk melindungi piranti keras,
piranti lunak dan data terhadap akses yang tidak sah, kecelakaan, perubahan yang tidak
dikehendaki.
 Untuk memastikan bahwa sistem informasi yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan
kebutuhan sehingga bisa membantu organisasi untuk mencapai tujuan strategis.
Dalam melaksanakan Audit sistem informasi, seorang auditor harus memastikan tujuan-tujuan
berikut ini terpenuhi.

 Perlengkapan keamanan melindungi perlengkapan komputer, program, komunikasi, dan data


dari akses yang tidak sah, modifikasi, atau penghancuran.
 Pengembangan dan perolehan program dilaksanakan sesuai dengan otorisasi khusus dan
umum dari pihak manajemen.
 Modifikasi program dilaksanakan dengan otorisasi dan persetujuan pihak manajemen.
 Pemrosesan transaksi, file, laporan, dan catatan komputer lainnya telah akurat dan lengkap.
 Data sumber yang tidak akurat. atau yang tidak memiliki otorisasi yang tepat diidentifikasi
dan ditangani sesuai dengan kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.
 File data komputer telah akurat, lengkap, dan dijaga kerahasiaannya.
Audit sistem informasi dapat digolongkan dalam tipe atau jenis-jenis audit sebagai berikut :

1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit) dalah audit yang dilakukan untuk
amengetahui tingkat kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan (apakah
sesuai dengan standar akuntansi keuangan serta tidak menyalahi uji materialitas). Apabila
sistem akuntansi organisasi yang diaudit merupakan sistem akuntansi berbasis komputer, maka
dilakukan audit terhadap sistem informasi akuntansi apakah proses/mekanisme sistem dan
program komputer telah sesuai, pengendalian umum sistem memadai dan data telah substantif.
2. Audit Operasional (Operational Audit) adalah audit terhadap aplikasi komputer terbagi
menjadi tiga jenis, antara lain:
 Post implementation Audit(Audit setelah implementasi)
Auditor memeriksa apakah sistem-sistem aplikasi komputer yang telah diimplementasikan pada
suatu organisasi/perusahaan telah sesuai dengan kebutuhan penggunanya (efektif) dan telah
dijalankan dengan sumber daya optimal (efisien). Auditor mengevaluasi apakah sistem aplikasi
tertentu dapat terus dilanjutkan karena sudah berjalan baik dan sesuai dengan kebutuhan usernya
atau perlu dimodifikasi dan bahkan perlu dihentikan. Pelaksanaan audit ini dilakukan oleh
auditor dengan menerapkan pengalamannya dalam pengembangan sistem aplikasi, sehingga
auditor dapat mengevaluasi apakah sistem yang sudah diimplementasikan perlu dimutakhirkan
atau diperbaiki atau bahkan dihentikan apabila sudah tidak sesuai kebutuhan atau mengandung
kesalahan.
 Concurrent audit(audit secara bersama) adalah auditor menjadi anggota dalam tim
pengembangan sistem (system development team). Mereka membantu tim untuk meningkatkan
kualitas pengembangan sistem yang dibangun oleh para sistem analis, designer dan programmer
dan akan diimplementasikan. Dalam hal ini auditor mewakili pimpinan proyek dan manajemen
sebagai quality assurance.
 Concurrent Audits(audit secara bersama-sama) adalah auditor mengevaluasi kinerja unit
fngsional atau fungsi sistem informasi (pusat/instalasi komputer) apakah telah dikelola dengan
baik, apakah kontrol dalam pengembangan sistem secara keseluruhan sudah dilakukan dengan
baik, apakah sistem komputer telah dikelola dan dioperasikan dengan baik.
Ada Tiga Pendekatan Auditing yaitu :
 Auditing Around Computer (Audit Sekitar Komputer) yaitu dimana penggunaan komputer
pada tahap proses diabaikan.
 Auditing Throught Computer (Auditing Melalui Komputer) yaitu dimana pada tahap proses
penggunaan komputer telah aktif.
 Auditing With Computer (Auditing Dengan Komputer) yaitu dimana input, proses dan
output telah menggunakan komputer.
Dalam mengaudit sistem komputerisasi yang ada, audit ini dilakukan dengan mengevaluasi
pengendalian umum dari sistem-sistem komputerisasi yang sudah diimplementasikan pada
perusahaan tersebut secara keseluruhan. Saat melakuan pengujian-pengujian digunakan bukti
untuk menarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi kepada manajemen tentang hal-hal
yang berhubungan dengan efektifitas, efisiensi, dan ekonomisnya sistem.

Standar yang digunakan dalam mengaudit sistem informasi adalah standar yang diterbitkan oleh
ISACA yaitu ISACA IS Auditing Standard. Selain itu ISACA juga menerbitkan IS Auditing
Guidance dan IS Auditing Procedure.

Anda mungkin juga menyukai