Pada dasarnya pengendalian intern dibentuk oleh manajemen perusahaan untuk menghindari
penyelewengan/penyimpangan (fraud).
Untuk menghindari fraud, manajer perusahaan harus dapat mengelola manajemen sumber daya yang
dimilikinya dengan tata cara yang baik (Good Corporate Governence GCG), melalui penerapan sistem.
Informasi yang berkualitas merupakan dasar bagi manajer di dalam mengambil keputusan, di mana
informasi yang berkualitas tidak akan menyesatkan para pengambil keputusan dan mampu mendeteksi
potensi risiko sejak dini (Early Warning Systems).
Pengertian Pengendalian Intern
Menurut Marshall B. Romney & Paul John Steinbart
Pengendalian internal (internal control) adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang
dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong
dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan
yang telah ditetapkan (Romney & Steinbart, 2006).
Menurut Boockholdt
Pengendalian internal adalah suatu proses, yang dilakukan oleh dewan
direksi, manajemen, dan personel lainnya dari entitas, yang dirancang untuk
memberikan jaminan yang wajar mengenai pencapaian tujuan dalam kategori
berikut: efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan,
kepatuhan dengan undang-undang yang berlaku (Boockholdt, 1999).
Komponen Sistem Pengendalian Intern (Susanto, 2017)
2. Penilaian Risiko
Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dalam me ngidentifikasi dan menganalisis
risiko yang menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya. Risiko dari luar Perusahaan:
• Pesaing
• Kondisi ekonomi
• Kemajuan teknologi
• Bencana alam
3. Pengendalian Aktivitas
Adalah kebijakan dan prosedur yang dimiliki manajemen untuk memberikan jaminan yang
meyakinkan bahwa manajemen telah dijalankan sebagai mana seharusnya. Seorang akuntan
mengenali berbagai jenis pengendalian aktivitas diantaranya yaitu:
• Prosedur otoritas
• Mengamankan aset dan catatannya
• Pemisahan fungsi
• Catatan dokumen yang memadai
Diperlukan oleh semua tingkatan manajemen organisasi untuk mengambil keputusan, laporan
keuangan dan mengetahui kepatuhan terhadap kebijakan yang telah ditentukan.
Komponen Sistem Pengendalian Intern (Susanto, 2017)
5. Monitoring (Pengawasan)
Audit merupakan salah satu jasa atestasi dari profesi akuntan publik yang orangnya disebut
sebagai auditor sedangkan pekerjaannya disebut auditing (Supriyati, 2009).
Terdapat tiga metode yang digunakan dalam melakukan audit pemrosesan input data (Mujilan,
2015), yaitu :
1. Audit arround the computer
Audit sekitar komputer jika dokumen sumber tersedia dalam bahasa. non-mesin, dokumen-
dokumen disimpan dengan cara yang me mungkinkan pengalokasiannya untuk tujuan auditing,
outputnya memuat detail yang memadai, yang memungkinkan auditor menelusuri suatu
transaksi dari dokumen sumber ke output atau sebaliknya.
Terdapat tiga metode yang digunakan dalam melakukan audit pemrosesan input data (Mujilan,
2015), yaitu :
3. Audit with the computer
Audit with the computer dilakukan dengan menggunakan komputer dan software untuk
mengotomatiskan prosedur pelaksanaan audit. Metode ini lebih sulit dan kompleks serta
biayanya paling
Beberapa teknik yang dilakukan dalam pemeriksaan pemrosesan input data (EDP) (Mujilan,
2015), yaitu :
1. Pengujian dengan data simulasi.
2. Pemanfaatan fasilitas pengujian secara terpadu.
3. Simulasi paralel.
4. Pemasangan modul pemeriksaan
5. Pemakaian perangkat lunak khusus untuk pemeriksaan.
6. Metode pemetaan (mapping). Program dapat memasukkan kode-kode
7. Teknik audit berbantuan komputer (TABK) atau computer assited audit techniques (CAATs)
AUDIT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS
KOMPUTER
Terdapat dua risiko yang harus dicegah di dalam sistem informasi (Suduc,
Mihai, & Florin, 2010), yaitu: