Anda di halaman 1dari 7

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN

HASTA KARYA BERUPA HANTARAN PERNIKAHAN DAN BUKET DI


DASAWISMA MELATI DUSUN KRAJAN DESA YOSOWILANGUN LOR
KECAMATAN YOSOWILANGUN KABUPATEN LUMAJANG

Aan Handayani, Imroatul Hasanah, Nurul Maidah, Riski Ubaidillah, Shohiffuddin,


Ubaidillah.
Jurusan, Universitas, Kota, Negara
1,2,3

*Corresponding author: author1@email.com

ABSTRAK
Program Pengabdian kepada masyarakat berbasis riset dilakukan oleh mahasiswa
Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember di Desa Yosowilangun Lor yang
dilaksanakan di Dusun Krajan Desa Yosowilangun Lor Kecamatan Yosowilangun
Kabupaten Lumajang dengan jumlah peserta sebanyak 12 orang adalah ibu-ibu Dasa
Wisma Melati. Program tersebut adalah pelatihan pembuatan hasta karya berupa hantaran
pernikahan dan buket sebagai salah satu alternative peluang usaha di mana nantinya dengan
inovasi pembuatan hasta karya ini dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Program
pengabdian berupa pelatihan ini dipilih sebab hasil dari survei yang didapatkan
menunjukkan bahwa banyaknya Ibu rumahtangga yang berusia produktif tidak memiliki
penghasilan sedangkan kebutuhan ekonomi keluarga masih terbilang kurang jika hanya
mengandalkan upah dari suami. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam pengabdian
masyarakat menggunakan Metode Sosialisasi dan Metode Pelatihan. Pada kegiatan awal
dilakukan dengan metode sosialisao dengan materi Manfaat dari Hasta Karya, Peluang
Usaha, dan Berwirausaha dan dilakunjutkan dengan pelatihan pembuatan hasta karya. Hasil
yang didapatkan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis riset ini, terjadi
peningkatan pengetahuan peserta pelatihan dalam hal ini adalah ibu-ibu Dasa Wisma
tentang cara membuat hantaran pernikahan dan buket sebagai alternatif peluang usaha
untuk meningkatkan pendapatan keluarga

Kata Kunci: Hasta Karya, Kreatifitas, Peluang Usaha


ABSTRACT
Clearly and completely displays the entire essence of the writing; consists of one paragraph with one space,
using 11pt font Garamont, a maximum of 250 words, accompanied by 3 (three) to 5 (five) keywords.
Abstract is written without reference, without abbreviations / acronyms, and without footnotes. Abstract consists
of: subject matter, objectives, methods, results and discussion, and conclusions. Abstracts are not written in the
form of mathematics, questions and conjectures. Abstract is not a copy and paste result of a sentence in the text.
Keywords: Please Provide 3-5 Words Of Keywords Separated By Comas

1. PENDAHULUAN
Dasa wisma merupakan kelompok ibu-ibu dari 10 Kepala Keluarga (KK) dari rumah
tetangga untuk memfasilitasi pelaksanaan program. Penggalangan dana, penyelidikan,
perintah dinas adalah contoh tugas pimpinan dasa wisma yang hasilnya diteruskan kepada
pimpinan PKK. Tujuan kelompok dawis ini adalah untuk membantu pelaksanaan beberapa
tugas dan program penting di PKK Kelurahan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan keluarga. Dasa Wisma sebagai kelompok terkecil dari kelompok-kelompok PKK
mempunyai peran strategis untuk mewujudkan keluarga sejahtera. Karenanya, dasa wisma
diharapkan menjadi ujung tombak pelaksanaan 10 program pokok PKK dan program
pemerintah karena sebagai mitra, dengan begitu keberadaan dasawisma PKK ini akan
mempermudah koordinasi dan jaringan. Sehingga program-program PKK maupun yang
melibatkan PKK bisa berjalan secara tepat sasaran.
Peran PKK di sini diharapkan mampu menggugah masyarakat agar termotivasi untuk
selalu dinamis dan ingin mengubah keadaan kepada yang lebih maju lagi. Seperti misalnya
upaya peningkatan kesejahteraan keluarga. Bukan hanya sebagai tempat arisan dan pengajian
saja, PPK juga bisa menjadi wadah bagi pemberdayaan masyarakat. Dasa Wisma Melati yang
berada di RT 19 RW 05 Desa Yosowilangun Lor merupakan dasa wisma aktif dengan agenda
rutin setiap minggunya adalah arisan dan pengajian. Anggota aktif yang ikut dalam dasa
wisma melati ini sebanyak 30 dimana dari sejumlah tersebut merupakan ibu rumah tangga.
Adapun salah satu tujuan kegiatan dasa wisma adalah untuk membantu peningkatan
kesejahteraan keluarga. Tujuan tersebut dapat tercapai jika anggota dasa wisma memiliki
kegiatan yang diarahkan pada kegiatan yang produktif. Hal ini karena dari data anggota
terdapat 65% merupakan anggota ibu rumah tangga yang merupakan kelompok tidak
produktif.
Berdasarkan permasalah inti yang akan diberikan solusi dalam pengabdian ini adalah
bagaimana memberikan kegiatan dalam bentuk pelatihan kepada dasa wisma melati sehingga
dapat meningkatkan produktifitas anggotanya. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan
dengan meningkatkan keterampilan dengan mengubah merubah barang yang biasa menjadi
barang yang memiliki nilai lebih.
Hantaran pernikahan atau sering disebut seserahan merupakan sesuatu yang umum
dan harus ada dalam rangkaian pernikahan di Indonesia. Hantaran pernikahan atau seserahan
yang dulu tidak wajib hukumnya kini sudah menjadi budaya dalam masyarakat Indonesia.
Seserahan merupakan simbolisasi dari pihak mempelai pria sebagai wujud tanggung jawab
kepada pihak keluarga terutama orang tua calon pengantin wanita. Untuk adat istiadat di Jawa
misalnya Jawa Tengah dan Jawa Timur, biasanya seserahan diberikan pada saat malam
sebelum dilaksakannya pernikahan pada acara midodareni untuk adat Jawa dan ngenyeuk
seureuh untuk adat Sunda, tetapi ada juga yang dilaksanakan pada saat pernikahan. Untuk isi
hantaran, walaupun diberikan oleh pihak keluarga pria, namun dewasa ini calon mempelai
wanita biasanya diajak untuk memilih barang yang akan dibuat seserahan. Hal ini agar barang
seserahan benar-benar bisa dipakai oleh pengantin wanita, sehingga tidak menumpuk saja
karena tidak sesuai selera atau malah tidak pas dengan ukuran mempelai wanita.
Setiap tahun terjadi peningkatan pasangan yang akan menikah, bisnis menghias
hantaran pernikahanpun telah menjamur dengan tarif yang beragam tergantung tingkat
kesulitannya. Namun keterampilan untuk menghias seserahan dapat dikatakan tidak banyak
orang yang mampu mengerjakannya, olah karena itu dengan pelatihan ini diharapkan dapat
memberikan keterampilan kepada para ibu rumah tangga agar dapat membuat sendiri
hantaran pernikahan ataupun dapat dimanfaatkan untuk peluang bisnis rumahan.
Selain hantaran pernikahan, juga dilaksanakan pelatihan pembuatan buket, di mana
pembuatan buket ini dapat menjadikan barang yang biasa menjadi lebih memiliki nilai lebih.
Pembuatan buket juga dapat menjadi ajang kreasi, mengembangkan bakat dan keterampilan
sehingga bisa menjadi nilai jual yang tinggi dan mampu menciptakan inovasi baru dalam
berwirausaha. Penelitian yang sama juga menyatakan bahwa pelatihan pembuatan buket
dapat meningkatkan kreatifitas maka dapat memberikan peluang untuk mendapatkan
penghasilan tambahan dari produk-produk yang dihasilkan.
Pembuatan buket ini dapat melatih kreatifitas dan memunculkan inovasi. Buket
merupakan karangan bunga yang biasanya diberikan sebagai hadiah wisuda, ulang tahun,
atau perayaan lainnya kepada teman atau orang terkasih. Tak hanya bunga, kini banyak buket
yang hadir di pasaran. Kreativitas dalam pembuatan buket memiliki kaitan erat dengan nilai
kewirausahaan, mempertimbangkan realita bahwa semua hal dan hasil dimulai dari satu ide
yang membutuhkan suatu kreativitas maka masuk akal jika bisnis atau kewirausahaan juga
harus memberikan penghargaan untuk suatu kreativitas. Dengan adanya buket ssebagai salah
satu bentuk kreativitas akan mengasilkan suatu produk yang saat ini digemari oleh
masyarakat sebagai bingkisan atau cindramata yang nantinya akan membuka peluang usaha
bagi peserta pelatihan. Dengan pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga melalui Pelatihan
Pembuatan Hasta Karya berupa Hantaran Pernikahan dan Buket sebagai alternatif peluang
usaha diharapkan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.

2. METODE
Pelaksanaan pelatihan pembuatan hasta karya berupa hantaran pernikahan dan buket
melalui proses kegiatan yang secara umum dari metode pelakanaan pengabdian sebagai
berikut :
1. Mengidentifikasi masalah yang dilakukan melalui obeservasi serta wawancara kepada
ketua PKK, ketua dasa wisma melati dan anggota dasa wisma melati tentang jenis
pelatihan yang akan dilakukan.
2. Setelah menentukan masalah kemudian tahap selanjutnya yaitu melakukan sosialisasi
ketika acara rutinan dasa wisma melati.
3. Melaksanakan pelatihan yang bertempat di rumah ketua dasa wisma melati.
4. Target luaran dari pelatihan seluruh peserta dapat mengimplementasikan hasil
pelatihan sehingga anggota dasa wisma melati memiliki kreatifitas pembuatan
hantaran pernikahan dan buket.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Langkah-langkah dalam pelaksanaan pelatihan pembuatan hasta karya berupa hantaran
pernikahan dan buket untuk ibu rumah tangga di dasa wisma melati:

1. Menetapkan tujuan

2. Identifikasi target audience

3. Persiapan materi, dengan mengumpulkan materi yang relevan untuk pelatihan, seperti
panduan langkah demi langkah, video tutorial, dan contoh-contoh desain hasta karya.

4. Sosialisasi dan pengorganisasian dengan mengatur jadwal pelatihan yang sesuai


dengan jadwal peserta.

Gambar 0.1 – Sosialisasi pelatihan pembuatan hasta karya

5. Menyiapkan alat, bahan-bahan, peralatan, dan perangkat yang diperlukan.


6. Demonstrasi, dengan menyampaikan langkah-langkah pembuatan hasta karya dengan

contoh nyata.

7. Praktikum, memberi kesempatan iu-ibu untuk mencoba membuat hasta karya mereka
sendiri dengan memberi panduan dan bimbingan saat mereka bekerja.

Gambar 0.2 – Mendemonstrasikan langkah-langkah pembuatan hasta karya

Gambar 0.3 – Pratikum pembuatan hasta karya buket


8. Memberikan umpan balik konstruktif kepada peserta tentang hasil karya mereka, serta
membantu mereka memperbaiki dan meningkatkan keterampilan mereka.

9. Mengevaluasi, setelah pelatihan peneliti mengadakan sesi evaluasi untuk mengukur


pemahaman dan kemampuan peserta dalam membuat hasta karya.

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan selama kegiatan berlangsung, kegiatan pelatihan


pembuatan hasta karya berupa hantaran pernikahan dan buket memberikan hasil sebagai
berikut:

 Meningkatnya pengetahuan dan kreatifitas peserta mengenai pembuatan hantaran


pernikahan.
 Meningkatnya pengetahuan dan kreatifitas peserta mengenai pembuatan buket.
 Peserta dapat memahami tentang peluang usaha dengan mencoba memasarkan hasil
dari kreatifitas pembuatan hantaran pernikahan dan buket.

4. SIMPULAN DAN SARAN


Pemberdayaan ibu rumah tangga melalui pelatihan pembuatan hasta karya seperti
hantaran pernikahan dan buket dasa wisma melati adalah langkah yang berpotensi
memberikan manfaat besar, baik bagi individu maupun komunitas secara keseluruhan.
Namun, untuk mencapai kesuksesan dalam pemberdayaan ini, penting untuk memberikan
dukungan yang berkelanjutan, mempromosikan produk mereka secara efektif, dan
membangun kemitraan yang bermanfaat. Dengan demikian, pemberdayaan ibu rumah tangga
melalui pelatihan pembuatan hasta karya dapat menjadi investasi yang berharga bagi
komunitas dan individu yang terlibat.

5. UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih ditujukan kepada Ibu sebagai penasihat Dasa Wisma Melati, Ibu
Ketua, dan seluruh ibu ibu anggota dasa wisma melati yang telah memberikan kesempatan
kepada peneliti untuk melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat berbasis riset di
Dasa Wisma Melati. Tak lupa ucapan terima kasih kami tujukan kepada Ibu Dosen
Pembimbing Lapangan kami, Ibu Anik Nur Maidah, M.Pd., yang telah membimbing kami
sehingga kami bisa melaksanakan program kerja kami hingga selesai.
6. DAFTAR RUJUKAN
Aditya and Syahwani, A. (2020) ‘Pelatihan Online Membuat Brosur Melalui Imooji untuk
Mendukung Promosi UMKM Selama Pandemi Covid-19’, Jurnal Pusat Inovasi
Masyarakat, 2(6), hal. 957–965

Andini, R. and Astuti, Y.P. (2021) ‘MATH unesa’, Jurnal Ilmiah Matematika, 9(2), hal. 437–
446.

Arif, M. and Desyanti, D. (2021) ‘Pelatihan Kewirausahaan Bina Bisnis Pembuatan Pot
Bunga Kekinian Untuk Masyarakat Perumahan Baruna’, ABDINE: Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 1(1), hal. 8–13.

Gani, A.A. (2019) ‘Sosial Media Sebagai Strategi Marketing Pada UsahaMikro Kecil di
Desan Sanrobone Kabupaten Takalar’, Jurnal Pengabdian Bina Ukhuwah, 1(2), hal.
415–417.

Lukma, H.N., Nurjanah, N. and Riyanti, K.P.K. (2022) ‘Edukasi Optimalisasi Waktu Luang
Bagi Ibu Rumah tangga Melalui Kegiatan Merajut’, Archive: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 2(1), hal. 34–40.

Mukhafidoh, M. and Prayogi, A. (2022) ‘Pelatihan Pembuatan Buket Snack di Masa Pandemi
COVID-19’, Journal of Community Empowerment and Innovation, 1(1), hal. 32.

Pratama, R.S. et al. (2022) ‘Pelatihan promosi dan pemasaran melalui media sosial untuk
meningkatkan penjualan umkm di kota surabaya’, Karya Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 2(2), hal. 118–124.

Ridwan, M.I. et al. (2020) ‘Pelatihan Pembuatan Buket Bunga dan Snack Sebagai Kado
Wisuda’, Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 2, hal. 51–
58.

Anda mungkin juga menyukai