I. Pendahuluan
Pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia saat ini
telah semakin pesat ditandai dengan semakin banyaknya industri
keuangan syariah yaitu perbankan syariah, keuangan syariah non
bank seperti asuransi syariah, multifinance, pegadaian syariah,
penjaminan syariah, fintek syariah dan lainnya, lembaga keuangan
sosial Islam berupa lembaga zakat, lembaga wakaf, koperasi syariah,
demikian juga pengembangan industri halal. Arah pengembangnya
saat ini adalah upaya integrasi antara kelembangaan keuangan
syariah tersebut dalam kerangka akselerasi dan terbangunnya
ekosusrem ekonomi syariah yang kondusif. Di sisi keilmuan saat ini
sudah lebih dari 750 program studi bidang ekonomi syariah, keuangan
syariah maupun bisnis syariah telah berdiri di berbagai perguruan
tinggi di Indonesia. Demikian pula dukungan asosiasi terkait seperti
Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI),
Asosiasi Dosen Ekonomi Syariah (ADESY), DSN MUI dan lainnya. Hal
ini menujukkan semakinn kuatnya arus baru ekonomi Indonesia
dengan ekonomi syariah yang merupakan bagian yng tidak
terpisahkan dari Ekonomi Nasional. Di sisi regulasi pertama kali
mendapat momentum adalah ketika bank syariah pertama bernama
Bank Muamalat Indonesia berdiri pada tahun 1991 di era Presiden
Soeharto. Selanjutnya, berbagai regulasi yang mendukung ekosisem
ekonomi dan keuangan syariah diterbitkan oleh pemerintah bersama
DPR dari waktu ke waktu, seperti UU Perbankan No.10/1998 yang
memberi peluang bagi bank-bank untuk menyelenggarakan bisnis
perbankan syariah, UU Wakaf No.41/2004, UU Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN) No.19/2008, UU Perbankan Syariah
No.21/2008, UU Pengelolaan Zakat No.23/2011, UU Wakaf N0 41
Tahun 2004 dan UU Jaminan Produk Halal No.33/2014. Di era
Presiden Jokowi, Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas menerbitkan Masterplan Arsitektur Keuangan
Syariah 2015 dan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019.
Pembentukan Komite Nasional Keuangan Syariah tahun 2016 yang
kemudian disempurnakan dengan pembentukan Komite Nasional
Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) berdasarkan Peraturan
Presiden No.28 tahun 2020 yang diketuai langsung oleh Presiden dan
Wakil Presiden sebagai Wakil Ketuanya yang merangkap sebagai Ketua
Harian. Komite ini memiliki tugas untuk mempercepat, memperluas
dan memajukan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah
dalam rangka mendukung ketahanan ekonomi nasional.
Dalam rangka mencapai visi Indonesia sebagai Pusat Halal Dunia pada
tahun 2024, pemerintah menilai perlunya penguatan kelembagaan
yang antara lain berupa pembentukan Komite Daerah Ekonomi dan
Keuangan Syariah (KDEKS) guna menyelaraskan kebijakan ekonomi
dan keuangan syariah antar-otoritas di daerah sehingga mempercepat
perkembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia serta
memperkuat inklusivitas perekonomian daerah dan mempercepat
kemandirian ekonomi masyarakat. Dalam pelaksanaannya, KDEKS
harus melakukan koordinasi, sinkronisasi dan integrasi program
dengan berbagai pemangku kepentingan dari ekonomi dan keuangan
syariah dan memastikan bahwa kebijakan dan program
pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di daerah berjalan
dengan baik. Dalam rangka mendukung kebijakan dan program
nasional di sektor ekonomi dan keuangan syariah diatas serta
menyelaraskannya dengan kondisi dan prioritas pembangunan
daerah, KDEKS Provinsi Banten, yang dibentuk berdasarkan
Keputusan Gubernur Nomor 26 tahun 2023, menyusun program kerja
dalam rangka pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang
dibagi dalam 5 (lima) klaster, yaitu: Industri Produk Halal, Keuangan
Syariah, Keuangan Sosial Syariah, Bisnis dan Wirausaha Syariah, dan
Infrastruktur Ekosistem Ekonomi Syariah.
IV. Tema Kegiatan Tema Raker KDEKS 2023: “ Sinegritas dan Integrasi
Program KDEKS dalam Menudukung Akselerasi Pengembangan
Ekosistem Ekonomi dan Keuangan Syariah di Provinsi Banten
yang Berkelanjutan”
V. Tujuan
1. Menyusun Program Kerja KDEKS Tahun 2023-2025
2. Melakukan koordinasi, konsolidasi, intgerasi rencana program
KDEKS
3. Sosialisasi Rencana Program KDEKS Provinsi Banten
VI. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 23-24 September 2023
di Pendopo Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, Jl. Syekh
Nawawi Al-Bantani Kota Serang Banten.
VIII. Panitia
Pembina : Pj. Gubernur Banten
Pengarah : Setda Provinsi Banten
: Ketua Umum KDEKS Banten
: Direktur Eksekutif KDEKS Banten
Ketua Panitia : Ahmad Saefullah
Sekretaris : Dr. Efi
Bendahara : Rina
Acara :
Persidangan : Konsumsi
:
Dokumentasi :
IX. Susunan Acara
Acara Petugas/PIC Durasi Waktu
1. Registrasi Panitia 30 08.00 - 08.30
Menit
2. Pembukaan MC 5 Menit 08.30 - 08.35
3. Indonesia Raya Petugas 5 Menit 08.35 - 08.40
4. Pembukaan Ayat Qur’an Petugas 5 Menit 08.40 - 08.45
5. Sambutan Ketua KDEKS Dr. Hj Siti 15 08.45 - 09.00
Banten Makrifat Menit
6. Arahan Pemprov PJ. Pj Gubernur 15 09.00 - 09.15
Gubernur Sekaligus Menit
Membuka Acara
7. Foto Bersama Panitia 5 Menit 09.15 - 09.20
8. Pemaparan Narasumber
Pengantar Moderator Prof. Dr. Euis 5 Menit 09.20 - 09.25
Amalia
Pemaparan KNEKS Dr Taufik 15 09.25 - 09.40
Hidayat Menit
Pemaparan BI 15 09.40 - 09.55
Menit
Pemaparan OJK 15 09.55 - 10.10
Menit
Kopsyah Benteng Mikro Dr. 15 10.10 - 10.25
Indonesia Kamaruddin Menit
Batubara.
QnA Moderator 75 10.25 - 11.40
Menit
9. Wrapping dan penutup Direks 15 11.40 - 11.55
KDEKS Menit
X. Biaya
Biaya yang
dibutuhkan
sebagaimana
terlampir.
Sumber pembiayan dari anggaran Pemprov Banten.
XI. Penutup
Demikian TOR kegiatan ini disusun sebagai acuan pelaksanaan
kegiatan Rapat Kerja KDEKS Provinsi Banten.