tentang
PEDOMAN PELAKSANAAN
PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA
OPERASIONAL DAN FORUM DESA
DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF
KERJASAMA ANTARA
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DENGAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI RI
DAFTAR ISI
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN
PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA OPERASIONAL
DAN FORUM DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF
DI DAERAH
DISURATKAN KEPADA
GAMAWAN FAUZI
Tembusan :
1. Yth. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat;
2. Yth. Menteri Kesehatan;
3. Yth. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS;
4. Yth. Ketua Umum Tim Penggerak PKK;
5. Yth. Ketua DPRD Provinsi se Indonesia;
6. Yth. Ketua DPRD Kabupaten dan Kota se Indonesia;
7. Yth. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi
se Indonesia;
8. Yth. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi se Indonesia;
9. Yth. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten dan
Kota se Indonesia;
10. Yth. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota se Indonesia.
PEMBENTUKAN
KELOMPOK KERJA OPERASIONAL DAN
FORUM DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF
TINGKAT DAERAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing, salah satu arah yang
ditetapkan adalah mengedepankan pembangunan sumber daya manusia, yang
ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Unsur-unsur
penting bagi peningkatan IPM adalah derajat kesehatan, tingkat pendidikan,
dan pertumbuhan ekonomi. Derajat kesehatan dan tingkat pendidikan pada
hakikatnya adalah investasi bagi terciptanya sumber daya manusia berkualitas,
yang selanjutnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menurunkan
tingkat kemiskinan. Dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, pembangunan kesehatan harus diarahkan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Oleh sebab
itu, pembangunan kesehatan dalam kurun waktu lima tahun ke depan (Tahun
2010-2014) harus lebih diarahkan kepada beberapa hal prioritas.
Masa kejayaan PKMD itu hendak diulang dan dibangkitkan kembali melalui
gerakan pengembangan dan pembinaan Desa Siaga yang sudah dimulai pada
tahun 2006. Yaitu dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
564/Menkes /SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa
Siaga. Sampai dengan tahun 2009 tercatat 42.295 desa dan kelurahan (56,1%)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pembentukan Kelompok Kerja Operasional (POKJANAL) dan Forum Desa
dan Kelurahan Siaga Aktif tingkat daerah bertujuan untuk meningkatkan
koordinasi pembinaan, fasilitasi, advokasi, pemantauan dan evaluasi yang
yang berkaitan dengan fungsi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif serta membantu
percepatan pencapaian target pelaksanaan dan sustainibilitas Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif.
2. Tujuan Khusus
Pokjanal/Forum Desa dan Kelurahan Siaga Akitf mempunyai fungsi:
a. Meningkatkan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pengembangan
desa dan kelurahan siaga aktif.
b. Meningkatkan pelaksanaan kebijakan pemerintah dalam pembinaan desa
dan kelurahan siaga aktif.
c. Meningkatkan koordinasi pelaksanaan program yang berkaitan dengan
pengembangan desa dan kelurahan siaga.
d. Meningkatkan kualitas pelayanan desa dan kelurahan siaga aktif kepada
masyarakat.
e. Meningkatkan pengembangan kemitraan dalam pembinaan desa dan
kelurahan siaga aktif.
D. PENGERTIAN
1. Desa dan kelurahan Siaga Aktif adalah desa atau yang disebut dengan
nama lain yang penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan
kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos
Kesehatan Desa, atau sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut
seperti pusat kesehatan masyarakat, atau sarana kesehatan lainnya,
serta penduduknya mengembangkan Usaha Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat dan melaksanakan surveilans berbasis masyarakat (meliputi
pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku),
kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan
lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).
2. Kader Pemberdayaan Masyarakat adalah anggota masyarakat Desa dan
Kelurahan yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan untuk
menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat
dan pembangunan partisipatif.
3. Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam
pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan
dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Partisipasi Masyarakat adalah peran aktif masyarakat dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, pembiayaan, pemanfaatan, pemeliharaan dan
pengembangan hasil pembangunan.
1. Prinsip Pembentukan
Dalam pembentukan Pokjanal/Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
memperhatikan prinsip:
a. Strukur organisasi sederhana, ramping dan fokus dalam fungsi
b. Keanggotaannya fungsional berdasarkan kompetensi masing-masing unsur,
sehingga fungsi dan peran dalam pengorganisasian Pokjanal/Forum Desa
atau Kelurahan siaga aktif sesuai dengan kompentensinya.
c. Mengutamakan prinsip koordinasi dan fasilitasi.
d. Musyawarah mufakat;
e. Kesetaraan
f. Memanfaatkan sumberdaya yang ada di masyarakat.
a. Provinsi
• Struktur
Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif tingkat provinsi mempunyai
susunan sebagai berikut:
a) Pembina : Gubernur
b) Pengarah : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
c) Ketua : Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa
Provinsi
d) Wakil Ketua/Sekretaris : Pejabat Eselon III Dinas Kesehatan Provinsi
e) Kepala Bidang yang meliputi Bidang Kelembagaan, Pemberdayaan
Masyarakat, Pelayanan Kesehatan Dasar dan Peningkatan PHBS :
Pejabat Eselon III Dinas/lnstansi terkait.
f ) Anggota : Pejabat Eselon III dan IV Dinas/lnstansi terkait.
d. Desa/Kelurahan
• Forum Desa/Kelurahan Siaga Aktif tingkat Desa/Kelurahan
mempunyai susunan sebagai berikut:
a) Ketua : Kepala Desa/Lurah
b) Wakil Ketua/Sekretaris : Sekretaris Desa/Kelurahan
c) Anggota : Perangkat Pemerintah Desa/Kelurahan, Unsur Lembaga
Kemasyarakatan seperti Tim Penggerak PKK, Organisasi
Agama dan Gerakan Pramuka, KPM Desa/Kelurahan, Kader
Kesehatan/Kelurahan dan tokoh masyarakat
• Tugas dan Fungsi Pengurus
Adapun tugas dan fungsi pengurus Forum Desa / Kelurahan Siaga Aktif
sebagai berikut:
a) Ketua berperan selaku pelaksana harian yang mengkoordinasikan
kegiatan Forum Desa / Kelurahan Siaga Aktif.
Tugas dari Pokjanal maupun Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif sesuai dengan
jenjang pemerintahan yaitu Provinsi, Kabupaten dan Kota, Kecamatan, Desa dan
Kelurahan, dapat dijelaskan sebagai berikut
A. PROVINSI
Adapun tugas Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Provinsi adalah:
• Menyiapkan data dan informasi dalam skala provinsi tentang keadaan maupun
perkembangan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan program
desa dan kelurahan siaga aktif;
• Menyampaikan berbagai data, informasi dan masalah terkait pengembangan desa
dan kelurahan siaga aktif kepada instansi/lembaga terkait untuk penyelesaian
tindak lanjut;
• Menganalisa masalah dan kebutuhan intervensi program berdasarkan pilihan
alternatif pemecahan masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan lokal;
• Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya sumber-sumber
pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan Desa dan Kelurahan siaga
aktif;
• Melakukan bimbingan, pembinaan, fasilitasi, advokasi, pemantauan, dan evaluasi
pengelolaan program/kegiatan desa dan kelurahan siaga aktif secara rutin dan
terjadwal;
• Memfasilitasi pengerakan dan pengembangan partisipasi, gotong royong, dan
swadaya masyarakat dalam mengembangkan desa dan kelurahan siaga aktif;
• Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan
• Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada Gubernur dan Ketua Pokjanal
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif tingkat Pusat.
C. KECAMATAN
Adapun tugas Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif tingkat Kecamatan adalah :
• Menyiapkan data dan informasi dalam skala kecamatan tentang keadaan maupun
perkembangan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kualitas program,
kelembangan dan SDM/personil pengelola program;
• Menyampaikan berbagai data, informasi dan masalah kepada unsur terkait tingkat
kecamatan untuk penyelesaian tindak lanjut;
• Menganalisa masalah dan kebutuhan intervensi program berdasarkan pilihan
alternatif pemecahan masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan lokal;
D. DESA/KELURAHAN
Adapun tugas dari Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif tingkat Desa/
Kelurahan adalah:
• Mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan desa
atau kelurahan siaga aktif di desa/kelurahan;
• Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya sumber-sumber
pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan desa atau kelurahan siaga
aktif;
• Melakukan analisis masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan desa/kelurahan;
• Melakukan bimbingan pembinaan, rapat secara berkala minimal 4 kali setahun,
fasilitasi, pemantauan, dan evalusi terhadap pengelolaan kegiatan dan kinerja
kader-kader pemberdayaan desa/kelurahan secara berkesinambungan;
• Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan
swadaya masyarakat dalam mengembangkan desa atau kelurahan siaga aktif;
• Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan desa/ kelurahan
• Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada kepala Desa/ Lurah dan Ketua
Forum Desa atau Kelurahan Siaga Aktif tingkat Kecamatan.
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Pokjanal dan Forum Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif dilakukan secara berjenjang dari tingkat desa/kelurahan,
Kecamatan, Kabupaten, Provinsi sampai ke Pusat. Pemantauan pelaksanaan tugas
Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif :
• Tingkat provinsi minimal 2 kali setahun,
• Tingkat Kabupaten/Kota minimal 3 kali setahun.
Forum Desa dan kelurahan Siaga Aktif tingkat Kecamatan minimal 4 setahun, dan
Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif tingkat Desa dan Kelurahan minimal 4 kali
setahun. Pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan oleh Pokjanal/forum Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif dan atau lembaga independen yang berkepentingan dalam
pembinaan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
BAB V
PENDANAAN
Pendanaan pelaksanaan tugas Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Provinsi/
Kabupaten/Kota/Kecamatan/ dan Forum Desa/Kelurahan dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), serta sumber-sumber pendanaan
lain yang tidak mengikat dan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.