Anda di halaman 1dari 2

SDN 02 KULU

KECAMATAN KARANGANYAR

Awal Mula Dakwah Sunan Kalijaga


Sunan Kalijaga adalah salah satu Walisongo yang memiliki nama asli Raden Said. Dahulu
Raden Said merupakan seorang perampok yang selalu mengambil hasil bumi di gudang
penyimpanan beberapa kerajaan dan juga merampok beberapa orang kaya. Namun, hasil
curiannya itu selalu ia bagikan kepada orang-orang miskin.

Suatu hari, saat Raden Said berada di dalam hutan, ia melihat seorang kakek tua bertongkat
emas. “Wah, tongkat emas sepertinya kalau aku jual akan mendapatkan uang yang banyak.
Nanti akan banyak juga orang-orang yang mendapatkan uang dari hasil jual tongkat itu”. Ia
tertarik dengan tongkat emas yang dipegang oleh kakek tua. Akhirnya ia pun merampoknya.
Kakek tua didorongnya hingga jatuh. Kemudian Raden Said merebut tongkat emas itu “hey,
kamu mau mencuri tongkatku?” ucap kakek tua. Kakek tua itu kermbali merebut
tongkatemasnya. Akhirnya perampokan yang dilakukannya gagal. Justru Raden Said
mendapatkan nasihat dari kakek tua yang ternyata bernama Sunan Bonang. Sunan Bonang tidak
membenarkan apa yang dilakukan oleh Raden Said selama ini. Karena Allah SWT. tidak akan
menerima amal yang buruk. Mencuri ataupun merampok tidak dibenarkan, meskipun hasil
pencurian itu dibagi-bagikan kepada orang miskin. Setelah mendapatkan banyak nasihat dari
Sunan Bonang, hati Raden Said pun bergetar, ia menyadari bahwa apa yang dilakukannya
selama ini tidak benar.

Keesokan harinya Raden Said menemui Sunan Bonang di sungai. “Kek, aku ingin menjadi
muridmu!” ucap Raden Said kepada Sunan Bonang. Baiklah jika itu maumu, tapi ada syaratnya.
Apa syaratnya Kek? Ucap Raden Said. “Kamu harus bersemedi dan menjaga tongkat ini, kamu
tidak boleh beranjak dari sini sebelum aku kembali” Jawab Sunan Bonang setelah menancapkan
tongkat emasnya di sungai. Raden Said pun menyanggupinya. 3 tahun lamanya Raden Said
bersemedi dan menjaga tongkat itu. Tibalah waktunya Sunan Bonang pun datang. “Raden,
bangunlah! Semedimu sudah selesai”. Saat itupun Sunan Bonang memberikan nama nama baru
untuk Raden Said yaitu Kalijaga. Lalu Kalijaga diberi pakaian baru oleh Sunan Bonang dan
diajarkan banyak pelajaran agama oleh Sunan Bonang.

Sekian lama telah berlalu, sudah banyak ajaran agama yang didapatkan oleh Kalijaga. Dia pun
melanjutkan dakwahnya lalu dikenal sebagai Sunan Kalijaga. Berdakwahnya Sunan Kalijaga
sangat berbeda. Dia mengenalkan agama Islam melalui budaya-budaya lokal yang sudah ada
seperti wayang, gamelan, dan juga dengan cara menciptakan beberapa lagu. Salah satu lagu
dalam dakwahnya adalah “Lir ilir”
Lir ilir, lir ilir
Tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon – cah angon
Penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno
Kanggo mbasuh dodo tiro

Makna dari lagu lir ilir kurang lebih seperti ini :

Bangunlah – bangunlah

Tanaman sudah bersemi

Telah menghijau seperti pengantin baru

Anak gembala – anak gembala

Panjatlah blimbing itu

Walaupun licin, tetap panjatlah

Untuk membasuh pakaianmu

Itulah cerita mengenai awal mula Sunan Kalijaga mendakwahkan Agama Islam di Jawa .
Semoga dengan mengetahui kisah dakwah Sunan Kalijogo kita semakin mencintai budaya
setempat.

Terimakasih Wassalamualaikum wr wb.

Anda mungkin juga menyukai