Anda di halaman 1dari 2

A.

BIOGRAFI SUNAN KALIJAGA

Raden Sahid atau Sunan Kalijaga adalah putra Tumenggung Wilakata.


Kakeknya bernama Aria teja atau Abdurrahman, seorang keturunan arab yang
bersambung silsilahnya dengan Abbas bin Abdul Muthalib, paman Rassullah SAW
Raden Sahid dididik dalam lingkungan keluarga ibunya, Putri Nawangarum yang
berasal dari keluarga bupati Tuban. Pemahamanya tentang sastra Jawa membuatnya
mahir dan kelak menyampaikan dakwah lewat seni budaya.
Diusia remaja, Raden Sahid tumbuh menjadi pendekar silat, dan remaja yang
kontroversi di mata orang Tuban. Sisi lain Raden Sahid, la banyak bergaul dengan
rakyat jelata meski ia seorang putra bangsawan. Rupanya ia menyaksikan korupsi
para penjabat pemerintahan yang memungut upeti kepada rakyat jelata. Raden Sahid
sangat membenci perilaku para penjabat yang sewenang-wenang mengambil paksa
sebagian harta mereka sehingga ia merampok para pejabat tersebut untuk dibagikan
hasil rampokannya kepada rakya yang sangat membutuhkan. Lambat laun perbuatan
Raden Sahid diketahui ayahnya, sehingga ia akhirnya diusir untuk hengkang dari
rumahnya, yang selanjutnya ia menyendiri di hutan Jati Sari. Raden Sahid kembali
melakukan aksinya untuk merampok orang-orang kaya yang jahat dan membagikan
hasilnya kepada orang-orang miskin di sekitarnya. Perbuatan Raden Sahid
menjadikannya tenar di seluruh wilayah Tuban, dan orang-orang menyebutnya
dengan julukan rampok Lokajaya.
Pertemuannya dengan Sunan Bonang disuatu hari telah merubah
kepribadiannya, ketika ia merampas tongkat Sunan Bonang yang terlihat olehnya
berwujud emas. Sunan Bonang sungguh menyanyangkan sikap baiknya yang
memberi rakyat jelata dari hasil pengambilan paksa harta orang lain kemudian Sunan
Bonang menasihatinya “bagai berwudhu dengan air kencing”, tindakanya yang yang
berniat baik tetapi dilakukan dengan perbuatan kotor. Sunan Bonang pun
menunjukkan kemampuanya mengubah buah aren menjadi emas peristiwa ini
membuat Raden Sahid menyesali perbuatanya, yang akhirnya berkeinginan ingin
menjadi murid Sunan Bonag untuk belajar dan berusaha menjadi manusila yang
agung sampai diangkat menjadi salah satu anggota Wali Sanga.
Nama Kalijaga dikisahkan berdasar cerita perjalanannya bersama Syekh Siti
Jenar ke beberapa tempat di Jawa untuk membersihkan tempat-tempat angker yang
menjadi pemujaan dewa. la mengawali dakwahnya di wilayah Cirebon, di desa
Kalijaga untuk mengislamkan penduduk Indramayu dan Pamanukan.
Setelah cukup lama berdakwah Sunan Kalijaga melakukan uzlah atau
mengasingkan diri untuk beribadah selama beberapa bulan di pulau Upih, Malaka,
Malaysia. Kemudian melanjutkan kembali dakwahnya selama beberapa tahun di
Cirebon. Mula-mula ia menyamar sebagai marbot masjid sang Cipta Rasa, di masjid
Inilah la bertemu Sunang Gunung Jati.
Pernikahanya dengan Siti Zainab memiliki putra bernama Watiswara yang
dikenal dengan Sunan Panggung, yang mena kelak sebagai pewaris perjuangan
dakwah beliau.
Dakwah Sunan Kalijaga dalam mengembangkan islam banyak melalui
pertunjukan wayang sebagai dalang yang polpuler ia berkeliling dari satu tempat ke
tempat yang lain sebagai imbalan dari warga yang ingin mengundangnya sebagal
dalang dalam pertunjukan, upahnya cukup dengan membaca dua kalimat Syahadat,
dan tidak Dipungut biaya sama sekali. Sunan Kalijaga juga merancang pakaian, dan
merancang alat-alat pertanian. Makam Sunan Kalijaga terletak di desa Kadi Langu.

Anda mungkin juga menyukai