Anda di halaman 1dari 75

MODUL PELATIHAN

ASESMEN KOMPETENSI TEKNIS


PERAWAT
HIMPUNAN PERAWAT MANAGER INDONESIA
TIM TRAINER ASESMEN KOMPETENSI
2020

Edisi ke-4 Tahun 2020


Hak Cipta dilindungi Undang- Undang
@2020 Pengurus Pusat Himpunan Perawat Manager Indonesia (HPMI)

MODUL PELATIHAN
ASESMEN KOMPETENSI TEKNIS PERAWAT

Edisi 4

Editor :
Prayetni
Yandih Mardean

Design Cover dan tata letak:


Yandih Mardean

Tim Inti Penyusun Modul :


Prayetni
Yandih Mardean
Eka Widiati
Riris Octryna Silitonga
Wahyu Kusumadi Retnoningtyas
Dita Sulistyowati

Kontributor dan Tim Trainner :


Didin Syaefudin
Asep Setiawan
Mira Rosmiatin
Siti Sultoni
Suji Asih
Uminah
Nining Caswini
Nurhayati
Eti Sumartiyah
Aris Sunandar
Juliardinsyah
Dendi Hamdi
Abdul Jalal
Aris Cahyo Purnomo
Kuswantoro Rusca Putra
Muhammad Irwan Hadi
Dipa Handra
I Made Artana

HIMPUNAN PERAWAT MANAGER INDONESIA


TIM TRAINER ASESMEN KOMPETENSI
2020
i
DAFTAR ISI

i
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………………………………………….. DAFTAR ISI
Ii
………………………………………………………………………………………………………..
Bagian 1 : iv
…………..
Pendahuluan
Bagian II : Struktur Program ……………………………………………………………………………………………
Bagian III : Jadwal Pelatihan
Iii
v
……………
……………………………………………………………………………………………

ix
Bagian IV : Modul ……………………………………………………………………………………………………….. Modul A
1
Konsep Asesmen ……………………………………………………………………………. Bagian 1 : Kebijakan
1
asesmen kompetensi keperawatan di Indonesia Bagian 2 : Konsep asesmen kompetensi ….
12 18
……………………………………… Bagian 3 : Standar Kompetensi Perawat Indonesia …………………………
27
Bagian 4 : Analisis Kompetensi (Penugasan) …………….……………………. Modul B Proses Asesesmen
29
………………………………………………………………………… 1. Tahap Perencanaan Asesmen
32
…………………………………………………… 2. Tahap Pengembangan Perangkat Asesmen
35 43
………………………………. 3. Tahap Pelaksanaan Asesmen ……………………………………………………. 4.
46
Tahap Kaji Ulang Asesmen ……………………………………………………….. 5. Format-format asesmen
48
kompetensi ……………………………………….. Modul C Praktik Asesmen Kompetensi
80 80 87
………………………………………………………… 1. Role Play 2. Real Assesment Modul D Rencana
89
Tindak Lanjut (RTL) …………………………………………………………. Bagian V : Penutup
91
………………………………………………………………………………………………………..

ii
BAGIAN I : PENDAHULUAN

Perawat yang memiliki kompetensi dan kewenangan klinik jelas dapat menjamin memberikan
asuhan keperawatan berkualitas dan aman bagi pasien dan keluarganya. Kompetensi perawat
selalu berkembang sesuai dengan perkembangan IPTEK di bidang kesehatan dan atau
keperawatan serta semakin tingginya tuntutan masyarakat akan pelayanan keperawatan. Perawat
diharapkan mampu mempertahankan dan mengembangkan kompetensinya agar tetap dapat
memberikan asuhan keperawatan berkualitas dan aman bagi penerima pelayanan. Berbagai
upaya dilakukan agar perawat dapat mempertahankan dan mengembangkan kompetensinya yaitu
antara lain : terus belajar meng ikuti pelatihan-pelatihan teknis keperawatan, mengikuti kegiatan-
kegiatan ilmiah serta asesmen kompetensi untuk menjamin kompetensi dan untuk mengetahui
apakah seorang perawat masih memiliki kompetensi yang baik.
Asesmen kompetensi adalah proses pengumpulan bukti-bukti yang benar dengan cara yang tepat
untuk menyatakan seorang perawat kompeten terhadap satu unit atau paket kompetensi. Asesmen
kompetensi harus dilakukan dengan benar oleh assesor yang memiliki kompetensi melakukan
asesesmen kompetensi.
Untuk menjadi asesor diperlukan pelatihan berbasis kompetensi sehingga dihasilkan asesor –
asesor yang kompeten.
Berdasarkan kebutuhan tersebut HPMI (Himpunan Perawat Manajer Indonesia) bersama PT
HSTC (Health Service Trainning Centre) sebelumnya bernama BNTC (Batavia Nurse Trainning
Centre) yang telah melakukan Pelatihan Asesor kompetensi sebanyak 60 (enam puluh) angkatan
dalam 5 (lima) tahun, mengembangkan pelatihan asesmen kompetensi bagi perawat.
Pada awalnya pelatihan asesmen kompetensi oleh BNTC dilaksanakan bekerjasama dengan
BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profresi) yang telah mengembangkan sistem pelatihan
asesmen kompetensi yang terstandar. Selanjutnya pelatihan ini dikembangkan sesuai untuk
profesi keperawatan dan berdasarkan studi beberapa literatur dan telah disusun modul-modul
pelatihan asesmen kompetensi perawat (asesor kompetensi) yang mengadaptasi modul pelatihan
dari BNSP.
Adapun tujuan penyusunan modul pelatihan asesor kompetensi adalah sebagai pedoman bagi
fasilitator (Master Asesor/ Asesor Senior) dan Calon Asesor mengikuti rangkaian pelatihan
asesmen kompetensi perawat.
Sistematika modul berisi tentang : Pendahuluan, jadual, struktur program, modul A tentang
konsep asesmen, modul B tentang proses asemen, modul C tentang praktik asesmen, modul D
tentang rencana tindak lanjut serta penutup.

iii
BAGIAN II : STRUKTUR PROGRAM PELATIHAN ASESMEN KOMPETENSI
PERAWAT ( ASESOR KOMPETENSI )
NO MATERI METODE JUMLAH KET

T P PL

MODUL A : KONSEP ASESMEN


1 Kebijakan Sistem Jenjang Karir 2 1 - 3
Perawat Indonesia

2 Konsep Asesmen Kompetensi 2 1 - 3

3 Standar Kompetensi Perawat Indonesia 2 1 - 3

4 Analisis Kompetensi 1 2 3

MODUL B : PROSES ASESMEN

5 Proses asesmen Kompetensi Perawat 2 - - 2

6 Kompetensi 1 : Perencanaan Asesmen 2 4 - 6

7 Kompetensi 2 : Pengembangan 2 6 - 8
perangkat asesmen

8 Kompetensi 3 : Pelaksanaan Asesmen 2 6 - 8

9 Kompetensi 4 : Kaji ulang Asesmen 2 4 - 6

MODUL C : PRAKTIK ASESMEN

10 Role Play Asesmen Kompetensi - 8 - 8

11 Real Asesmen Asesmen Kompetensi - - 12 12

MODUL D : RENCANA TINDAK LANJUT

12 Rencana Tindak Lanjut (RTL) 1 1 2

TOTAL 18 34 12 64

iv
BAGIAN III : JADWAL PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI PERAWAT

JADWAL PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI TEKNIS VIRTUAL

HARI KE 1 :
SESI WAKTU MATERI Nara Sumber

1 08.00– 09.00 Panitia


• Pembukaan program pelatihan asesor
Tim Fasilitator
kompetensi • Penjelasan program pelatihan

• Pre test
( materi via zoom )

09.00 - 09.30 Rehat kopi

2 09.30 - 12.30 Kebijakan jenjang karir perawat Indonesia Ketua Umum HPMI :
( Materi via Zoom ) Dr. Prayetni, S.Kp,
M.Kes

12.30 - 13.30 Ishoma

3 13.30 - 15.00 Modul A Bagian 2 : Konsep Asesmen Kompetensi Peserta dan Panitia
( materi via zoom )

4 15.00 – 15.45 Modul A Bagian 3 : Standar Kompetensi Peserta dan Panitia


Keperawatan ( materi via zoom )
5 15.45 - 16.15 Rehat Kopi

6 16.15 - 17.00 Modul A Bagian 4 : Penugasan Analisis Peserta dan Panitia


Kompetensi ( Belajar Mandiri )

7 17.00 – 18.30 Tim Fasilitator


• Diskusi Pemahaman Modul A Bagian 2,3,4. •
Pembagian unit kompetensi dan pengarahan untuk
pelatihan hari ke-2
( Melalui Aplikasi Zoom )

8 18.30 – 22.00 TUGAS MANDIRI : Peserta


• Mempelajari dasar hukum asesmen kompetensi lebih
( Menggunakan Log
book )
mendalam, khususnya Permenkes no.40 tahun 2017
Tentang Pengembangan Jenjang Karir Profesional
Perawat Klinis

• Melakukan mapping kompetensi masing-masing


peserta dan perawat lain di instansinya masing
masing.

• Membuat masing-masing 1 (satu) contoh penerapan : a.


prinsip asesmen
b. aturan bukti
c. dimensi kompetensi

• Mempelajari metode-metode yang digunakan dalam


asesmen kompetensi

• Mempelajari unit kompetensi masing-masing peserta

v
HARI KE 2 :
SESI WAKTU MATERI Fasilitator

1 08.00 - 09.00 Tim Fasilitator,


• Refleksi pelatihan dan Review Penugasan hari ke-1
Peserta dan Panitia
• Pengarahan hari ke-2 Pelatihan
( Melalui Aplikasi Zoom )

09.00 - 09.15 Rehat Kopi


2 09.15 - 10.45 Modul B Bagian 1 : Tim Fasilitator
Kompetensi I: Perencanaan Asesmen
Kompetensi ( Materi via zoom )

3 10.45 – 12.30 Latihan 1 Modul B Bagian 1 : Tim Fasilitator,


Masing-masing peserta sesuai unit kompetensi yang Peserta dan Panitia
dibagikan :
• Mempelajari, membuat dan mengeprint Form 01

• Mempelajari, mengisi dan mengeprint Form 02 •


Mempelajari, mengisi dan mengeprint Form 03

12.00 - 13.00 Ishoma

4 13.00 - 14.30 Lanjutan Latihan 1 Modul B Bagian 1 : Tim Fasilitator,


Masing-masing peserta sesuai unit kompetensi yang Peserta dan Panitia
dibagikan :
• Mempelajari, membuat dan mengeprint Form 01

• Mempelajari, mengisi dan mengeprint Form 02 •


Mempelajari, mengisi dan mengeprint Form 03

5 14.30-15.30 Kompetensi 2 : Mengembangkan perangkat Tim Fasilitator


asesmen ( Materi Via Zoom )

15.30 - 15.45 Rehat Kopi

6 15.45 - 17.00 Latihan 2 Modul B Bagian 2 : Mengembangkan perangkat Tim Fasilitator,


asesmen : Peserta dan Panitia
• Mempelajari, membuat dan mengeprint Form 03 A,B,C,D

7 17.00-17.30 Tim Fasilitator,


• Diskusi Modul B : Bagian 1 dan 2
Peserta dan Panitia
• Arahan Penugasan
( Melalui Aplikasi Zoom )

17.30 - 19.00 Ishoma

8 19.00 - 22.00 KEGIATAN MANDIRI : Mengembangkan perangkat Peserta


asesmen ( Belajar Mandiri )

HARI KE 3 :
SESI WAKTU MATERI Fasilitator

vi
1 08.00 – 09.00 Tim Fasilitator
• Refleksi pelatihan dan Review Penugasan hari ke-2

• Pengarahan hari ke-3 Pelatihan


( via zoom )
09.00 – 09.15 Rehat Kopi

3 09.15 - 10.15 Modul B Bagian 3 : Tim fasilitator,


Kompetensi 3 : Pelaksanaan Asesmen
Kompetensi ( materi via zoom )
10.15 – 12.00 Tim Fasilitator,
Latihan 3 Modul B Bagian 3 : Pelaksanaan asesmen : •
Peserta dan Panitia
Mempelajari, membuat dan mengeprint Form 04 A,B,C,D •
Mempelajari dan mengeprint Form 05
• Mempelajari dan mengeprint Form 06

• Mempelajari, membuat dan mengeprint Form

07 • Mempelajari dan mengeprint Form 08

12.00 - 13.00 Ishoma

4 13.00 - 15.30 Modul B Bagian 4 : Tim fasilitator


Kompetensi 4 : Kaji Ulang Asesmen Kompetensi
( materi via zoom )

Latihan 4 Modul B Bagian 4 : Kaji Ulang Asesmen Tim Fasilitator,


Kompetensi Peserta dan Panitia
• Mempelajari dan mengeprint Form 09 A,B

15.30 - 15.45 Rehat kopi

5 15.45 - 16.45
• Modul C Bagian 1 : Role Play ( Belajar Mandiri ) Peserta dan Panitia

• Melengkapi Form 01 - 09

6 16.45 – 17.30 Diskusi dengan Fasilitator pelaksanaan Role Play ( Via Zoom ) Tim Fasilitator

7 18.15 - 22.00 TUGAS MANDIRI : Peserta


Membuat Video Role Play : Konsultasi pra asesmen dan asesmen

HARI KE 4 :
SESI WAKTU MATERI Fasilitator

1 08.00 – 09.00 Refleksi pelatihan hari ke-3 ( Via Zoom ) Tim Fasilitator

09.00 - 09.15 Rehat Kopi

2 09.15 - 12.00 Diskusi masing-masing fasilitator hasil video Role Play pelaksanaan Peserta dan Tim
asesmen kompetensi dan pemeriksaan berkas. ( Via Zoom ) Fasilitator

3 12.00 – 13.00 Ishoma


4 13.00 - 14.00 Modul C Bagian 2 : Real Asesmen – Via Zoom Tim Fasilitator

5 14.00 – 22.00 TUGAS MANDIRI : Peserta dan Panitia


Membuat Video Real Asesmen

vii
HARI KE 5:
SESI WAKTU MATERI Fasilitator

1 08.00 – 08.45 Refleksi pelatihan hari ke- 4 Tim Fasilitator

08.45 – 09.00 Rehat Kopi

2 09.00 – 12.00 Uji Kompetensi Calon Asesor ( Via Zoom ) Tim Penguji dan
Peserta

12.00 – 13.00 Ishoma

3 13.00 - 16.00 Uji Kompetensi Calon Asesor ( Via Zoom ) Tim Penguji dan
Peserta

16.00 - 16.15 Rehat Kopi

4 16.15 – 17.15 Peserta dan Tim


• Post Test
Fasilitator
• RTL ( Mandiri )

5 17.15 – 17.30 PENUTUPAN ( Via Zoom ) Panitia, Peserta


dan Tim Penguji

Jakarta, Agustus 2020

viii
BAGIAN IV : MODUL-MODUL PELATIHAN

Modul A : Konsep Asesmen


Modul B : Proses Asesmen
Modul C : Praktik Asesmen
Modul D : Rencana Tindak Lanjut (RTL)

ix
MODUL A
KONSEP ASESMEN KOMPETENSI

A. PENGANTAR
Langkah awal dalam pelatihan ini teman-teman perlu memahami konsep asesmen kompetensi
dengan benar. Pemahaman terhadap konsep asesmen kompetensi di modul A ini merupakan
pra syarat untuk bisa mengikuti Modul-modul selanjutnya.

B. TUJUAN
Pada Modul A ini teman-teman diharapkan mampu memahami :

1. Kebijakan asesmen kompetensi keperawatan di


Indonesia
2. Konsep asesmen kompetensi
3. Kompetensi Perawat Indonesia
4. Analisis kompetensi

Konsep Asesmen

C. MATERI
Materi-materi di bawah ini silahkan teman-teman baca, pahami dan implementasikan dalam
modul-modul selanjutnya. Bahan bacaan dalam lampiran modul A ataupun sumber lainnya
bisa teman-teman pelajari lebih lanjut untuk memperkaya pemahaman terhadap konsep
asesmen. Adapun materi-materi ini disajikan dalam 4 (empat) bagian :
Bagian 1 : Kebijakan asesmen kompetensi keperawatan di Indonesia
1. Pengantar
Dengan terbitnya PMK no.40 tahun 2017 tentang jenjang karir perawat Indonesia
peraturan-peraturan lainnya asesmen kompetensi menjadi bagian sangat penting dalam
proses kredensial perawat di instansi tempat bekerja. Untuk mendapatkan hasil asesmen
yang terpercaya diperlukan asesor kompetensi yang handal dan berkualitas. 2. Tujuan
a. Menjelaskan dasar hukum penerapan jenjang karir
b. Memahami konsep jenjang karir perawat di Indonesia
c. Menerapkan mapping kompetensi perawat di RS/ fasyankes lainnya
d. Menerapkan alur jenjang karir dalam instansi tempat bekerja

1
3. Isi Materi
a. Dasar hukum penerapan jenjang karir :
1) Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Pasal 23 :
• ayat (1) Tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan;
• ayat (2) Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan bidang
keahlian yang dimiliki
2) Undang Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan.
Pasal 11 :
• ayat (4) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas
berbagai jenis perawat
Pasal 30 :
• ayat (1) Pengembangan Tenaga Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan
mutu dan karier Tenaga Kesehatan.
3) Undang Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
Pasal 28 :
• ayat (3) Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
didasarkan pada kode etik,standar pelayanan, standar profesi, dan standar
prosedur operasional
Pasal 53 :
• ayat (2) Pengembangan Praktik Keperawatan bertujuan untuk
mempertahankan atau meningkatkan keprofesionalan Perawat;
• ayat (4) Dalam hal meningkatkan keprofesionalan Perawat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan dalam memenuhi kebutuhan pelayanan, pemilik
atau pengelola Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus memfasilitasi Perawat
untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan
4) Permenkes no.49 tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan
Pasal 4 :
• ayat (2) Untuk mewujudkan tata kelola klinis yang baik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, semua asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan
yang dilakukan oleh setiap tenaga keperawatan di Rumah Sakit dilakukan
atas Penugasan Klinis dari kepala/direktur Rumah Sakit
5) Permenkes no.40 tahun 2017 Tentang Pengembangan Jenjang Karir Profesional
Perawat Klinis
Pasal 1 : Pengembangan jenjang karir profesional perawat bertujuan untuk : a)
meningkatkan moral kerja dan mengurangi kebuntuan karir (dead end
job/career);

2
b) menurunkan jumlah perawat yang keluar dari pekerjaannya (turn
over);
c) menata sistem promosi berdasarkan persyaratan dan kriteria yang
telah ditetapkan sehingga mobilitas karir berfungsi dengan baik dan
benar;
d) meningkatkan profesionalisme perawat yang mampu memberikan
askep yang aman, efektif dan efisien
e) meningkatkan kepuasan individu perawat terhadap bidang kerja
profesi yang ditekuninya
Pasal 2 :
• Ayat (4) : Pengembangan karir perawat sebagaimana dimaksd pada ayat (2)
dilaksanakan melalui penempatan perawat pada jenjang karir sesuai dengan
kompetensinya.
Pasal 3
• Ayat (2) : Pengembangan Jenjang Karir Profesional perawat dimaksud
dalam ayat (1) umtuk perawat klinis dilakukan melalui:
a) pengembangan profesional berkelanjutan yaitu dengan mengikuti
pendidikan formal, pelatihan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. b)
Pengakuan terhadap kemampuan yang didasarkan kepada pengalaman
kerja
BAB III : PEDOMAN PENGEMBANGAN JENJANG KARIR PROFESIONAL
PERAWAT KLINIS
Kredensialing : Asesmen Kompetensi (Sertifikasi)
• Assesmen Kompetensi Perawat baru yang telah melalui proses internship
dengan preceptor serta telah dilaksanakan evaluasi proses oleh preceptor dan
juga didokumentasikan dalam log book dapat mengajukan permohonan
assement kompetensi
• Pengelolaan asesmen kompetensi menjadi tanggung jawab kepala bidang
keperawatan.
PERHATIAN :

Kutipan Pasal pada Dasar hukum di atas merupakan point-point yang


berkaitan langsung dengan penerapan jenjang karir keperawatan. Untuk
mendapatkan pemahaman yang mendalam teman-teman perlu membaca
Dasar Hukum di atas secara lengkap dan bisa mencari Dasar Hukum yang
lain dalam peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia.

3
b. Konsep jenjang karir perawat Indonesia
1) Pendahuluan :
• Shortage of nurses, tahun 2010 sebanyak 12% dan tahun 2015 naik menjadi 20%
(National Center of Health Workforce Analysis at the HRSA)
• Memberi peluang dan pilihan sebagai Professional nurse. Persiapan pendidikan,
keahlian tehnis dan klinik, keterampilan manajemen dan interpersonal,
kebutuhan dan minat personal dan komitmen terhadap profesi keperawatan akan
berkontribusi terhadap tujuan karir. Perawat2 yg sukses akan melihat
keperawatan sebagai “ A LIFETIME PURSUIT, NOT AS AN
OCCUPATIONAL STEPPING STONE “
• Perawat-perawat akan selalu diperlukan, dan tidak akan kehilangan/ tidak punya
pekerjaan. Pernyataan ini merupakan salah satu mitos ttg karir. Meliputi: a)
Good workers do not get fired
b) Well paying jobs are available without a college degree.
c) Go to work for a good company, and move up the career ladder.
d) Find the hot industry, and you will always be in demand.

2) Pengertian :
a) Jenjang karir professional merupakan system untuk meningkatkan kinerja dan
profesionalisme, sesuai dengan bidang pekerjaan melalui peningkatan
kompetensi.
b) Jenjang karir merupakan jalur mobilitas vertical, ditempuh melalui peningkatan
kompetensi yang diperoleh dari Pendidikan formal berjenjang, Pendidikan
informal yg sesuai/relevan maupun pengalaman praktik klinis yang diakui.
c) Karir sebagai perawat diartikan sebagai suatu bidang kerja yang di pilih dan
ditekuni oleh individu untuk dapat memenuhi kepuasan kerja individu melalui
suatu system dan mekanisme peringkat, dan bertujuan untuk meningkatkan
keberhasilan pekerjaan (kinerja) sehingga pada akhirnya akan memberikan
kontribusi terhadap bidang profesi yang dipilihnya.
3) Pengembangan karir perawat di Indonesia :
a) Diawali dengan hasil penelitian tentang faktor2 yang mempengaruhi kejenuhan
kerja perawat (86,15%) disebabkan karena ketidak jelasan karir.
b) Tahun 2002 disusun rancangan jenjang karir oleh PPNI untuk keperluan
mengembangkan program pelatihan bagi perawat.
c) Tahun 2006, rancangan jenjang karir terus di sosialisasikan dan di kembangkan
oleh Direktorat Keperawatan: beberapa RS sudah mulai
mengimplementasikannya. Diperkuat dengan belajar dari beberapa RS di luar
negeri
d) Disepakati rancangan Permenkes tentang jenjang karir tahun 2010.

4
e) Tahun 2012 - 2017, jenjang karir di integrasikan dalam proyek Japan
International Coorperation Agency (JICA) : Enhancement capacity of nurses
through in service training (based on carrier ladder). Dilakukan Base Line
Survey (BLS) dan End Line Survey (ELS) untuk mengetahui dampak
implementasi jenjang karir.
f) Implementasi semakin luas dengan adanya kebijakan akreditasi RS, sebagai
dasar penilaian kinerja dan pemberian kewenangan klinik dan beberapa RS
sebagai dasar pemberian remunerasi.

PENTING :
• Keberhasilan PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN dilakukan dengan
cara MENINGKATKAN PROFESSIONALISME PERAWAT melalui
PENGEMBANGAN KARIR PERAWAT.
• Pengembangan karir perawat dilaksanakan melalui PENEMPATAN
PERAWAT pada JENJANG YANG SESUAI DENGAN
KOMPETENSINYA.
• Pimpinan RS, Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dan
pemangku kepentingan yg bertanggung jawab dlm pembinaan perawat WAJIB
memberikan kesempatan yang sama kepada PERAWAT dalam pengembangan
jenjang karir perawat.
• Pengembangan jenjang karir untuk perawat klinis dilakukan melalui: a)
Pengembangan professional berkelanjutan: Pendidikan formal, pelatihan,
penelitian dan pengabdian masyarakat, workshop, atau seminar;
b) Pengakuan terhadap kemampuan yang didasarkan kepada pengalaman
kerja dan kinerja praktik keperawatan.
• Pembinaan dan pengawasan terhadap penerapan PERMENKES ini
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi, Kementerian Kesehatan sesuai
dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing dapat melibatkan
organisasi profesi atau asosiasi fasyankes.

4) Tujuan pengembangan jenjang karir perawat :


a) Meningkatkan moral kerja dan mengurangi kebuntuan karir (dead end
job/career)
b) Menurunkan jumlah perawat yang keluar dari pekerjaannya (turn over) c)
Menata sisitem promosi berdasarkan persyaratan dan kriteria yang telah
ditetapkan sehingga mobilitas karir berfungsi dengan baik dan benar d)
Meningkatkan professionalism perawat yang mampu memberikan asuhan
keperawatan yang aman,efektif dan efisien; dan
e) Meningkatkan kepuasan individu perawat terhadap bidang kerja profesi yang
ditekuninya.

5
5) Jenjang karir perawat Indonesia

(Jenjang karir perawat Indonesia, PPNI)


Jenjang karir perawat Indonesia, terdiri dari :
a) Perawat Klinik ( PK )
b) Perawat Manajer ( PM)
c) Perawat Pendidik
d) Perawat Peneliti
Gambar di atas menjelaskan bahwa masing-masing jalur/ bidang jenjang karir
perawat profesional di Rumah Sakit maupun Komunitas memiliki 5 (lima) level (I-
V). Pada jalur perawat klinik, peralihan jalur karir dapat di mulai dari level PK II ke
jalur karir Perawat Manajer (PM) level I. Level PK III dapat beralih ke jalur karir
Perawat Pendidik (PP) level I dan level PK IV dapat beralih ke jalur karir Perawat
Riset (PR ) level I.
Dalam modul ini fokus pada Perawat Klinik (PK) untuk memperbaiki dan
meningkatkan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien langsung.

c. Mapping kompetensi perawat di RS/ fasyankes lainnya


Mapping kompetensi merupakan Langkah awal penerapan jenjang karir di instansi.
Seluruh perawat dilakukan mapping sesuai dengan tingkat Pendidikan dan lama bekerja
di tatanan klinik.
Gambar berikut merupakan jenis dan kualifikasi Perawat Klinik (PK) melalui
Pendidikan formal dan sertifikasi sebagai dasar dilakukannya.

6
(Jenis dan kualifikasi Perawat Klinik (PK): Pendidikan formal )

(Jenis dan kualifikasi Perawat Klinik (PK) : Pendidikan berkelanjutan-


Sertifikasi )

Dari 2(dua) gambar di atas terdapat perbedaan dimana jenis dan kualifikasi PK pada jalur
pendidikan berkelanjutan : sertifikasi memungkinkan perawat dengan Pendidikan D III
mencapai PK IV. Teman-teman dapat memilih dan menetapkan jenis dan kualifikasi
seperti gambar di atas di Instansinya masing-masing sesuai situasi dan kondisi tenaga
keperawatan.

7
Untuk menghargai pengalaman kerja sebagai proses belajar klinik untuk teman-teman
perawat yang melanjutkan pendidikan, HPMI menetapkan lama bekerja di klinik
dihargai sebagai berikut :
SPK ke D3 D3 ke Ners Ners ke Spesialis 30% 50% 100%

Berikut kami berikan contoh soal mapping kompetensi perawat


klinis : SOAL :
Perawat A bekerja dengan pengalaman kerja SPK : 5 tahun, D3 : 4 tahun, Ners : 6
tahun. Berada di PK berapakah perawat A ?
JAWABAN :
SPK : 30 % x 5 = 1,5
D3 : 50 % x 4 = 2
Ners : 100 % x 6 = 6 +
= 9,5 ( Ners ) ➔ PK IV

CATATAN :
• Pendidikan SPK masih di akui sampai tanggal 17 oktober 2020 ( 6(enam) tahun
setelah UU No.38 tentang keperawatan di sah kan.
• Selanjutnya teman-teman bisa berlatih dengan memapping diri sendiri ke dalam
level kompetensi perawat klinik (PK).

d. Alur jenjang karir dalam instansi tempat bekerja

Perlu teman-teman pahami bahwa proses asesmen kompetensi merupakan bagian dari
proses pengakuan atau kredensial dalam bentuk Sertifikasi kompetensi.

Proses pengakuan (kredensial) perawat khususnya bisa bersifat makro dan mikro.
Dalam RS dan Puskesmas proses sertifikasi menjadi tanggung jawab bidang
keperawatan yang dilakukan oleh seorang asesor yang kompeten dan
bersertifikat.

Berikut Bagan proses kredensial di RS dan Pelayanan Primer (Puskesmas/Klinik


Pratama) untuk perawat baru dan lama :
1) Bagan Proses kredensial di RS
(a) Perawat baru

9
(b) Perawat lama

2) Bagan Proses kredensial di Puskesmas


(a) Perawat baru
10
(b) Perawat lama

e. Monitoring dan evaluasi


1) Laporan dan dokumentasi/system informasi, terlaksananya :
a) Pengorganisasian jenjang karir
b) Program orientasi
c) Program internsip
d) Kegiatan mapping perawat lama
e) Kredensial asesmen kompetensi
f) Kredensial pemberian kewenangan
g) Kegiatan rekredensial
h) Kegiatan CPD
i) Laporan kenaikan level/tingkat.
2) Hasil Implementasi Jenjang Karir, mencakup :
a) Peningkatan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan dan pelayanan
keperawatan.
b) Peningkatan kepuasan kerja perawat
c) Peningkatan kepuasan pasien
d) Peningkatan kualitas pelayanan keperawatan dan kesehatan.
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan setiap tahun, hasilnya diolah
sebagai masukan untuk perbaikan dan pengembangan implementasi
jenjang karir.

11
4. Strategi dan Langkah-langkah penugasan
a) Materi ini diberikan tatap muka secara virtual oleh Ketua umum HPMI atau yang
mewakili
b) Rangkuman Penugasan materi ini yang perlu teman-teman lakukan adalah :
1) Mempelajari dasar hukum asesmen kompetensi lebih mendalam, khususnya
Permenkes no.40 tahun 2017 Tentang Pengembangan Jenjang Karir
Profesional Perawat Klinis
2) Melakukan mapping kompetensi masing-masing peserta dan perawat lain
di instansinya masing-masing.

Bagian 2 : Konsep asesmen kompetensi


1. Pengantar
Teman-teman sudah mempelajari kebijakan asesmen kompetensi di Indonesia khususnya,
Bagian 2 ini teman-teman akan mempelajari konsep asesmen yang mendasari pelaksanaan
asesmen yang akan teman-teman lakukan.

2. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini teman-teman diharapkan mampu :
a. Menjelaskan pengertian asesmen
b. Memahami proses asesmen kompetensi
c. Menerapkan Prinsip Assemen
d. Menerapkan Aturan Bukti
e. Mengidentifikasi Dimensi Kompetensi
f. Melaksanakan asesmen kompetensi pada tatanan Klinik

3. Isi Materi
b. Pengertian asesmen
1) Asesmen adalah proses pengumpulan bukti dan membuat keputusan dari
kompetensi yang di ajukan untuk mengkonfirmasi seseorang sesuai dengan standar
yang berlaku di tempat kerjanya (TAA Training Package, Australian Government,
2007)
2) Asesmen merupakan proses yang dilaksanakan oleh seorang asesor untuk
menentukan level kompetensi seseorang. Proses ini mencakup pengumpulan data
dan bukti untuk menetukan apakah seseorang mempunyai level kompetensi yang
dibutuhkan (R. Palan, 2007)
3) Untuk perawat yang sudah bekerja maka penilaiannya menggunakan sistem
workplace assessment (WPA). Komite Nasional Kompetensi Perawat (KNUKP,
2007) mendefinisikan Workplace asesment adalah uji kompetensi yang
dilaksanakan bagi perawat yang sudah bekerja atau yang ingin melakukan uji

12
ulang sesuai bidang keahlian keperawatan yang dimiliki dan tingkat jenjang
karirnya.
4) Kompeten di definisikan seseorang dalam menunjukkan tugasnya dilakukan
dengan benar dan terampil meliputi aspek Knowledge, skill , ability dan sikap (an
individual’s capacity to perform his or her job responsibilities). Sedangkan
kompetensi adalah performance nyata seseorang dalam mengerjakan tugas
khususnya(JCAHO,2007)
5) International Council Of Nurses (ICN) tahun 2008 mendefinisikan Kompeten
adalah aplikasi yang effektif kombinasi dari Knowledge, skill dan demonstrasi
dalam praktek sehari-harinya atau unjuk kerjanya. Kompeten dalam keperawatan :
pengetahuan, pengertian dan justifikasi ; meliputi kemampuan kognitif, teknik atau
psychomotor dan kemampuan interpersonal; meliputi penampilan dan sikap.
Berbagai macam pengertian dari asesmen kompetensi, hal penting yang
dapat teman-teman simpulkan adalah :
• Asesmen kompetensi perawat-perawat praktisi diidentifikasikan sebagai
sesuatu yang sangat penting dalam mempertahankan standar-standar profesional
• Asesmen kompetensi mengidentifikasi area-area pengembangan profesional
dan kebutuhan-kebutuhan pendidikan serta meyakinkan kompetensi perawat
tentang sikap dan praktiknya dalam asuhan pasien
• Asesmen kompetensi dalam keperawatan tidak semata-mata didasarkan pada
memperlihatkan materi teoritis pengetahuan atau keterampilan teknikal
tetapi harus juga meliputi sikap dan praktiknya secara utuh

c. Tujuan asesmen kompetensi :


1) Melindungi Masyarakat
2) Mempertemukan kebutuhan rumah sakit, praktisi (perawat), dan masyarakat
melalui identifikasi pengetahuan, keterampilan dan prilaku tertentu.
3) Memastikan pelanggan bahwa perawat telah bekerja sesuai dengan standar. 4)
Menunjukan komitmen individu terhadap profesi dan lifelong learning. 5)
Memberikan penghargaan dan pengakuan professional kepada perawat yang telah
mencapai kompetensi yang dipersyaratkan dalam bentuk sertifikasi level jenjang
karir.
6) Membuktikan legalitas dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.

13
d. Alur Proses asesmen kompetensi
Proses asesmen kompetensi berdasarkan bagan di atas terdiri
dari : 1. Permohononan asesemen dan asesmen mandiri
2. Merencanakan asesmen
3. Mengembangkan perangkat asesmen
4. Melaksanakan asesmen
5. Memutuskan hasil : K atau BK ( proses banding jika diperlukan )
6. Memberikan feed back
7. Kaji ulang asesmen
8. Sertifikasi kompetensi
Proses asesmen lebih detailnya akan di bahas di modul B.

e. Aturan Bukti
1) Valid
Semua bukti yang terkumpul memenuhi keabsahan
2) Otentik (Authentic)
Bukti yang dikumpulkan adalah milik asesi
3) Terkini (Current)
Bukti yang terkumpul terkini
4) Cukup (Sufficient)
Semua bukti dinyatakan cukup memenuhi kriteria yang terdapat pada acuan
pembanding (benchmark)

14
Ilustrasi kasus penerapan aturan bukti :

Pada saat konsultasi pra asesmen asesi melampirkan berkas ijazah ners,
asesor menilai sesuai aturan bukti, hasil penilaiannya sebagai berikut : Ijazah
tersebut Valid dikarenakan sah di keluarkan oleh institusi milik kemenkes
akreditasi A;
Authentic ( Otentik ) bukti tersebut memang milik asesi, asli dan ada
photo serta identitas asesi ; Current (terkini), ijazah tersebut terkini dan
tidak expired date nya ; Cukup (Sufficient) sebagai bukti ijazah cukup
memadai untuk dilakukannya asesmen
f. Prinsip Assemen
Prinsip asesmen terdiri dari :
1) Valid
Seluruh aktifitas asesmen mengacu kepada acuan pembanding (benchmark) yang
sah
2) Reliabel
Instruksi yang diberikan kepada asesi memastikan penerapan yang konsisten pada
aktifitas asesmen dan jika digunakan oleh asesor yang berbeda, dalam situasi yang
berbeda dan asesi yang berbeda, hasilnya tetap konsisten
3) Fleksibel
Seluruh aktivitas asesmen memenuhi kebutuhan asesi dan
organisasi/instansi 4) Fair/ Adil
Aktifitas-aktifitas asesmen memenuhi kebutuhan dan karakteristik asesi serta bebas
dari bias dan memberikan kesempatan bagi asesi yang memiliki kebutuhan khusus
Ilustrasi kasus penerapan prinsip asesmen :

Pada saat dilaksanakannya penilaian dengan menggunakan metode


observasi tentang pemasanga infus asesor menemukan asesi membawa
plastik kuning sebagai pengganti bengkok sebagai tempat sampah
sementara ( prinsip fleksibel), asesor melakukan penilaian dengan
melampirkan SPO pemasangan infus sebagai acuan dalam menilai ( prinsip
valid ); saat diskusi dengan asesor lain menggunakan perangkat yang sama
tentang pemasangan infus asesor menyepakati modifikasi diperbolehkan
sepanjang tidak melanggar prinsip ( prinsip realiabel ); semua asesi
diberikan penjelasan, perlakuan dan hak yang sama tanpa dibeda-bedakan
dalam proses asesmen ( prinsip adil )

15
g. Dimensi Kompetensi
Dimensi kompetensi menurut Moeheriono (2009), terdiri dari :
1) Keterampilan menjalankan tugas (Task-skills), yaitu keterampilan untuk
melaksanakan tugas-tugas rutin sesuai dengan standar di tempat kerja. 2) Keterampilan
mengelola tugas (Task management skills), yaitu keterampilan untuk mengelola
serangkaian tugas yang berbeda yang muncul di dalam pekerjaan. 3) Keterampilan
mengambil tindakan (Contingency management skills), yaitu keterampilan mengambil
tindakan yang cepat dan tepat bila timbul suatu masalah di dalam pekerjaan.
4) Keterampilan bekerja sama (Job/ role environment management skills), yaitu
keterampilan mengelola dan menyesuaikan serta memelihara kenyamanan
lingkungan kerja/lingkungan sekitar pasien sesuai dengan patient safety
Ilustrasi kasus penerapan Dimensi kompetensi :

Pada saat dilaksanakannya proses pengumpulan bukti asesor menilai


kompetensi pengkajian dan dilaksanakan dengan baik oleh asesi karena
memang merupakan bagian dari tugas sehari-hari asesi sesuai dengan Surat
Penugasan Klinisnya ( Task Skill ); penilaiaan berlanjut terhadap 1 pasien
yang sama akan di lakukan perawatan luka, pemasangan infus dan
pemberain obat
obatan asesi mampu mengatur Tindakan sesuai dengan prioritas saat itu
yaitu pemasangan infus dahulu, pemberian obat dilanjutkan dengan
perawatan luka ( Task Management Skill); saat dilakukan pemberian
obat=obatan antibiotic dilakukan skin test kulit pasien kemerahan dan gatal
sekitar area penyuntikan asesi langsung melaporkan ke PJ perawat yang
pegang pasien ( Contigency Management Skill ); saat itu kondisi pasien
yang gelisah asesi menyesuaikan denganSPO resiko jatuh dengan
memasang tanda kuning dan side rail di pasang dan menjelaskan kepada
keluarga (job/role environment management skill )

Korelasi dari aturan bukti, prinsip dan dimensi kompetensi terhadap asesmen yang
dilakukan adalah sebagai berikut :

16

h. Asesmen kompetensi pada tatanan Klinik


Penerapan asesmen kompetensi di tatanan klinik dilakukan dengan berbagai macam
metode untuk mendapatkan hasil yang valid dan akuntabel. Ada beberapa metode
yang sering digunakan dalam asesmen, diantaranya :
1) Observasi – penilaian kompetensi karyawan melalui unjuk kerja sehari-hari
terhadap unit atau cluster komptensi yang dimaksudkan untuk mengobservasi
perilaku mereka yang kemudian dicatat dan dimasukkan ke dalam kategori yang
sesuai dengan model kompetensi sesuai kriteria standar.
2) Uji tulis– alat pengukuran yang bertujuan menampilkan knowledge yang
diberikan dalam pertanyaan tertulis, peserta akan membaca soal dan mengisi nya
di lembar jawaban sesuai dengan tingkat kesukaran yang di buat oleh panitia
assesmen ( assesor kompetensi )
3) Wawancara/ uji lisan – sesi tanya jawab ini berbeda dengan wawancara
konvensional, sebab materinya lebih terstruktur dan berdasarkan perilaku yang
telah ditetapkan di setiap kemampuan. Tujuannya untuk memperoleh gambaran
lebih detail tentang tindakan dan sikap pegawai
4) Portofolio– pengumpulan berkas terkait tuntutan kriteria unjuk kerja dari
unit/cluster kompetensi yang di assess sesuai dengan aturan bukti dan prinsip
assesmen

4. Strategi dan Langkah-langkah penugasan


Metode dalam mempelajari modul ini adalah dengan pembelajaran mandiri, teman-teman
diharapkan memahami materi diatas dan mencari sumber-sumber lain untuk memperkaya

17
pemahaman yang mendalam tentang asesmen kompetensi. Adapun penugasannya adalah
sebagai berikut :
a. Membuat 1 (satu) contoh penerapan prinsip asesmen
b. Membuat 1 (satu) contoh penerapan aturan bukti
c. Membuat 1 (satu) contoh penerapan dimensi kompetensi
d. Mempelajari metode-metode yang digunakan dalam asesmen
kompetensi Contoh yang teman-teman buat akan di Bahas bersama
fasilitator.

Bagian 3 : Standar Kompetensi Perawat Indonesia


1. Pengantar
Pemahaman selanjutnya perlu teman-teman kuasai adalah tentang standar kompetensi
perawat Indonesia. Anatomi standar kompetensi menjadi penting untuk dipahami sebelum
memasuki kompetensi seorang asesor.

2. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari materi ini teman-teman mampu :
a) Memahami pengertian Standar Kompetensi
b) Memahami proses penetapan standar kompetensi
c) Memahami kerangka standar kompetensi
d) Memahami kompetensi single dan PAKET

3. Isi Materi
a) Pengertian Standar Kompetensi
1) Kompetensi adalah kemampuan individual/orang perorangan untuk mengerjakan
suatu tugas/pekerjaan yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap,
sesuai unjuk kerja yang dipersyaratkan.
2) Standar kompetensi merupakan pernyataan mengenai pelaksanaan tugas/pekerjaan di
tempat kerja yang digambarkan dalam bentuk hasil (output) :
(a) Apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh pegawai
(b) Tingkat kesempurnaan pelaksanaan kerja yang diharapkan dari pegawai (c)
Bagaimana menilai bahwa kemampuan pegawai telah berada pada tingkat yang
diharapkan.
3) Standar kompetensi perawat merefleksikan atas kompetensi yang diharapkan dimiliki
oleh individu yang akan bekerja dibidang pelayanan keperawatan. Dalam
menghadapi era globalisasi, standar tersebut harus ekuivalen dengan standar-standar
yang berlaku pada sektor industri kesehatan di negara lain serta dapat berlaku secara
internasional (PP PPNI, 2010)
4) Standar kompetensi perawat merefleksikan kompetensi yang harus dimiliki oleh
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan Profesional

18
b) Proses penetapan standar kompetensi
1) Pengembangan standar kompetensi keperawatan mengacu pada Regional Model of
Competency Standards (RMCS) dan merujuk pada Kepmenakertrans No. KEP
277/MEN/2003 dan No. KEP-69/MEN/V/2004 tentang Tata Cara Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
2) Proses penyusunan standar kompetensi diawali dengan pengumpulan informasi, data
primer dan sekunder dari lapangan, mengenai kegiatan proses dan pekerjaan di
layanan perawatan kesehatan :
(a) di rumah sakit besar dan kecil
(b) rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah dan swasta
(c) pengumpulan standar kompetensi keperawatan dari manca negara.
(d) Disusun unit-unit standar kompetensi,
(e) Didiskusikan,
(f) Divalidasi berbagai unsur terkait (pemangku kepentingan atau stakeholders)
(g) Di sosialisasikan
(h) Dikaji serta didiskusikan secara nasional, yang pada akhirnya
(i) Disepakati suatu Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Bidang Keperawatan.
(j) Pada akhirnya setelah melalui proses pembahasan antara pihak Puspronakes
Depkes, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan unsur lain yang
terkait, dokumen RSKKNI tersebut disampaikan kepada Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk dibakukan. Pada tanggal 01 Juni sampai
dengan 02 Juni 2006 bertempat di Ruang Leimena Departemen Kesehatan
Republik Indonesia diselenggarakan konvensi nasional Rancangan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Sektor Jasa Kesehatan Bidang
Keperawatan. Selanjutnya dokumen RSKKNI disampaikan ke Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi untuk ditetapkan sebagai Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI).
(k) Diterbitkannya Kepmenkertrans No.148 tahun 2007 PENETAPAN SKKNI
SEKTOR JASA KESEHATAN SUB SEKTOR JASA PELAYANAN
KESEHATAN BIDANG KEPERAWATAN

c) Kerangka standar kompetensi


KODE UNIT :

JUDUL UNIT :
DISKRIPSI UNIT :

ELEMEN KOMPETENSI Kriteria Unjuk Kerja

1. 1.1
2. 1.2
3. 2.1.

19
BATASAN VARIABEL
KONTEKS, UU/PERATURAN, SOP, ALAT DAN BAHAN

PANDUAN PENILAIAN
PEDOMAN PENGUJIAN, KOMPETENSI YANG DIBUTUHKAN,
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN, LEVEL KOMPETENSI
KOMPETENSI KUNCI

Adapun yang perlu teman-teman pahami adalah :


1) Kode unit
Terdiri dari beberapa huruf dan angka yang disepakati oleh para pemangku
kepentingan dengan merujuk kepada Kep Menakertrans RI No. KEP-227/MEN/2003
dan KepMENAKER : KEP-69/MEN/V/2004

Kodefikasi Sektor/Profesi Singkatan huruf Singkatan Keterangan


Arti
Tiga huruf pertama Kesehatan/ Bidang Keahlian
KES Kesehatan

Dua huruf Sub Bidang PG Perawa


kedua Keahlian Genera

VK Perawa
Vokasi
Dua digit
Sub kelompok 01 Umum
angka ketiga
02 Inti

03 Kekhus
Dua digit
angka keempat
Versi 01 Versi pertama
20

2) Judul Unit :
a) Merupakan fungsi tugas/pekerjaan suatu unit kompetensi yang mendukung
sebagian atau keseluruhan standar Kompetensi. Judul unit biasanya
menggunakan kalimat aktif yang diawali dengan kata kerja aktif yang
terobservasi
b) Dinyatakan dalam kalimat aktif, dimulai dengan kata kerja yang dapat terukur
dan terobservasi.
c) Kata kerja yang disarankan : memperbaiki, mengoperasikan, melakukan,
menggunakan, melayani, merawat, merencanakan, membuat, dsbnya. d)
Kata kerja yang harus dihindari : Memahami, mengetahui, menerangkan,
menjelaskan, menguraikan, dsbnya.
e) Memiliki cakupan yang tidak terlalu luas namun tidak terlalu sempit.
f) Tidak berkaitan dengan nama merek alat tertentu
3) Deskripsi Unit :
Penjelasan singkat tentang unit kompetensi berkaitan dengan pekerjaan yang akan
dilakukan
4) Elemen Kompetensi : Merupakan elemen-elemen yang dibutuhkan untuk
tercapainya unit kompetensi (untuk setiap unit biasanya terdiri dari 3 hingga 5
elemen kompetensi)
5) Kriteria Unjuk Kerja (KUK) : Pernyataan-pernyataan tentang hasil, atau output
yang diharapkan untuk sertiap elemen kompetensi yang dinyatakan dalam kalimat
pasif dan terukur
6) Batasan Variabel : Menjelaskan konteks unit kompetensi dengan kondisi pekerjaan
unit yang akan dilakukan, prosedur atau kebijakan yang harus dipatuhi pada saat
melakukan pekerjaan tersebut serta informasi tentang fasilitas dan peralatan yang
dilakukan

21
7) Panduan penilaian :
a) Menjelaskan prosedur penilaian yang harus dilakukan
b) Persyaratan awal yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit tersebut c)
Informasi tentang pengetahuan dan keterampilan terkait yang diperlukan dan
mendukung tercapainya kompetensi dimaksud
d) Aspek-aspek kritis yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi yang
dimaksud
8) Kompetensi kunci :
a) Kemampuan kunci atau generik yang dibutuhkan untuk Menyelesaikan suatu
tugas atau pekerjaan
b) Tujuh kompetensi kunci :
(1) Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi
(2) Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi
(3) Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas
(4) Bekerja dengan orang lain dan kelompok
(5) Menggunakan ide-ide dan teknik matematika
(6) Memecahkan masalah
(7) Menggunakan teknologi
c) Tingkat atau level kompetensi kunci terbagi menjadi 3(tiga) :
(1) Tingkat 1 harus mampu :
(a) Melaksanakan proses yang telah ditentukan
(b) Menilai mutu berdasar pada kriteria yang telah ditentukan
(2) Tingkat 2 harus mampu :
(a) Mengolah proses
(b) Menentukan kriteria untuk mengevaluasi proses
(3) Tingkat 3 harus mampu :
(a) Menentukan prinsip-prinsip dan proses
(b) Mengevaluasi dan mengubah bentuk proses
(c) Menentukan kriteria untuk mengevaluasi proses

d) Kompetensi SINGLE dan PAKET


1) Single Kompetensi, contohnya :

KODE UNIT : KES.PG02.037.01


JUDUL UNIT : Memfasilitasi Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit.
DESKRIPSI UNIT : Kompetensi ini menggambarkan kemampuan perawat dalam
meningkatkan keseimbangan cairan dan elektrolit serta mencegah
komplikasi pada klien/pasien yang mengalami gangguan cairan
dan elektrolit.

22
ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.1 Data dan status keseimbangan cairan dan elektrolit
01 Mengidentifikasi
diidentifikasi: berat badan, tanda-tanda vital, Skin turgor,
klien/ pasien yang
stabilitas localmuscular, review hasil lab, akibat/efek obat
mempunyai risiko
obat tertentu, proses penyakit tertentu terkait dengan FVD
gangguan
atau FVE.
kesimbangan
1.2 Data dan informasi yang diidentifikasi dianalisa.
cairan dan
1.3 Kemungkinan alergik diidentifikasi.
elektrolit
2.1 Klien/pasien dan keluarga diberikan informasi tentang
beberapa cara pemberian cairan dan elektrolit.
02 Menyiapkan
2.2 Pasien alergik atau tidak ditentukan.
klien/ pasien
2.3 Posisi pasien diatur secara dependen/bebas.
sebelum
melakukan tindakan
pemenuhan 3.1 Order dokter diteliti.
kebutuhan cairan 3.2 Macam dan jenis cairan dan elektrolit
disiapkan. 3.3 Tempat cairan yang sesuai
dan elektrolit 03
disiapkan.
Menyiapkan
3.4 Peralatan dan cairan/elektrolit ditentukan :
bahan dan peralatan
3.4.1 Per oral
sesuai dengan jenis
dan jumlah dan 3.4.2 Intravena
teknik pemberian 3.4.3 CVP
3.4.4 Implantable venous access device
3.4.5 NGT
3.5 Kebersihan dan sterilitas dijaga.
3.6 Kulit pasien dibersihkan
4.1 Jenis dan teknik pemberian diidentifikasi.
4.2 Tindakan dan prosedur keperawatan ditentukan, antara
lain pengaturan dan pengendalian cairan, perubahan diet.
04 Melaksanakan
4.3 Infeksi lokal dicegah.
berbagai tindakan
4.4 Teknik dan prosedur pemberian cairan dan elektrolit
dan teknik
dilaksanakan berdasarkan SOP.
keperawatan
4.5 Tetesan dan aliran cairan diatur.
pemberian cairan
4.6 Kondisi dan keluhan serta respon pasien diobservasi/
dan elektrolit,
dipantau.
nutrisi dan darah
5.1 Data implementasi digunakan, antara lain:
5.1.1 Turgor kulit
5.1.2 Cairan masuk dan keluar
5.1.3 Tanda-tanda vital
05 Mengevaluasi
efektifitas
tindakan
keperawatan
23
06 5.1.4 Berat badan
Mendokumentasik 5.2 Hasil yang dicapai diidentifikasi.
an kegiatan 5.3 Respon dan keluhan klien/pasien dan tanda-tanda klinis
intervensi klien/pasien diteliti/dipantau.
keperawatan 5.4 Pemberian cairan/elektrolit diobservasi.
5.5 Hasil pemeriksaan penunjang dicek/ dibandingkan dan
dilaporkan.
5.6 Keadaan emergensi (kritis) dalam pemberian cairan,
dilaporkan kepada dokter.
6.1 Hasil pengkajian dicatat.
6.2 Aktifitas tindakan keperawatan dicatat dan dilaporkan
pada saat diserah terimakan.
6.3 Respon dan perkembangan klien/pasien
ditentukan. 6.4 Jumlah cairan dan alat yang dipakai
dicatat. 6.5 Dokumen ditandatangani.

BATASAN VARIABEL
Unit kompetensi ini dilaksanakan untuk meningkatkan keseimbangan cairan dan
elektrolit, mencegah komplikasi akibat ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan
mempertahankan hidup sehat. Kompetensi ini dilaksanakan pada klien/pasien di rumah
sakit.
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk melaksanakan unit kompetensi ini
adalah : 1. Standar Praktik Perawat
2. Standar kinerja profesional perawat
3. Kode Etik Perawat Indonesia
4. SOP
PANDUAN PENILAIAN
1. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya :
1.1 KES.PG02.036.01 - Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan sirkulasi/peredaran.
1.2 KES.PG02.046.01 - Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan rasa nyaman. 2. Kondisi
pengujian
2.1 Kompetensi diuji dalam lingkungan yang aman.
2.2 Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku.
2.3 Apabila diperlukan, pengetahuan dan keterampilan dapat diuji di lingkungan
rumah sakit.
2.4 Pengujian dapat dilakukan secara simulasi dengan situasi dan kondisi seperti
keadaan yang sebenarnya.
2.5 Kompetensi diuji dalam kondisi tugas perorangan.
3. Pengetahuan yang diperlukan
3.1 Keseimbangan cairan dan elektrolit.
3.2 Keseimbangan asam-basa.

24
3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit serta
keseimbangan asam-basa.
3.4 Gangguan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam
basa.
3.5 Penerapan proses keperawatan pada klien dengan gagguan keseimbangan
cairan asam-basa.
4. Keterampilan yang dibutuhkan :
4.1 Menerapkan proses keperawatan pada klien/pasien dengan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit serta gannguan kesimbangan asam - basa. 4.2
Memasang infus.
4.3 Memasang CVP.

5. Aspek Kritis
5.1 Homestasis dari cairan tubuh, elektrolit dan PH merupakan hal penting untuk
mempertahankan kesehatan dan fungsi seluler.
5.2 Intervensi keperawatan yang mencakup mengajarkan kesehatan (upaya
preventif), mengatur cairan per oral, mengganti elektrolit, monitoring
intravenous therapy.

KOMPETENSI KUNCI
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT

1 Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi 1

2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 2

3 Merencanakan dan mengatur kegiatan 2

4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2

5 Menggunakan konsep dan teknik matematika 2

6 Memecahkan persoalan/masalah 2

7 Menggunakan teknologi 2

2) Paket Kompetensi
Merupakan sekumpulan unit kompetensi yang telah ditetapkan. Berikut contoh Paket
kompetensi :
KOMPETENSI PAKET PERAWAT KLINIK 1 (GENERALIS)

Kode Paket Kompetensi : Kep.PK.1


Judul Kompetensi : Paket Kompetensi Perawat Klinik 1 (Generalis) Deskripsi
Kompetensi : Kompetensi PK.1 merupakan paket kompetensi dengan lingkup 12
kompetensi kunci pada area keperawatan
generalis. Paket kompetensi ini harus dikuasai oleh perawat

25
generalis dan diperlukan dalam melaksanakan tugas asuhan
keperawatan pada area keperawatan dasar. (penyakit dalam,
bedah, anak dan maternitas)
No Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja

1. Menganalisis, 1.1 Alat dan formulir pengkajian diidentifikasi


menginterpretasi data dan
1.2 Pengumpulan data secara
dokumentasi secara
komprehensif dilaksanakan
akurat : Melaksanakan
pengkajian keperawatan 1.3 Data yang terkumpul dianalsia
dan kesehatan yang
sistematis. 1.4 Dokumentasi hasil pengkajian dilakukan

2. Melakukan komunikasi 2.1 Pra interaksi dilakukan


interpersonal dalam
2.2 Interaksi dilakukan
melaksanakan tindakan
keperawatan 2.3 Terminasi dilakukan

3. Menerapkan prinsip 3.1. Prinsip etika-etiket di identifikasi


etika dalam
keperawatan 3.2. Penerapan moral etik dilakukan

4. Menerapkan prinsip- 4.1 Sumber penyebab dan cara


prinsip pencegahan penularan infeksi diidentifikasi
infeksi rumah sakit
4.2 Tindakan pencegahan infeksi dilakukan

5 Menciptakan dan 5.1 Identifikasi risiko: jatuh, alergi,


memelihara lingkungan keterbatasan fisik, cidera tekan dilaksanakan
keperawatan yang aman
melalui jaminan 5.2 Tindakan pencegahan dan
kualitas dan pemeliharaan keselamatan pasien
manajemen risiko dilakukan (standar keselamatan
pasien)

6 Menggunakan tindakan 6.1 Identifikasi kondisi pasien yang


pencegahan (langkah / berisiko cidera dilakukan
tindakan) untuk
mencegah cedera pasien 5.2 Tindakan pencegahan dan
pemeliharaan keselamatan pasien
dilakukan (standar keselamatan pasien)
7 Mengukur tanda vital 7.1 Pasien dan alat disiapkan

7.2 Pengukuran tanda-tanda vital dilakukan

7.3 Tindakan dievaluasi

8 Memfasilitasi 8.1 Pasien dan alat disiapkan


pemenuhan kebutuhan
oksigen 8.2 Tindakan pemenuhan oksigen dilakukan

8.3 Tindakan dievaluasi

26
9 Memfasilitasi 9.1 Pasien yang mempunyai risiko
pemenuhan Cairan dan gangguan keseimbangan cairan dan
Elekrtolit elektrolit
didentifikasi

9.2 Berbagai tindakan dan teknik


keperawatan pemberian cairan dan
elektrolit dilakukan

9.3 Tindakan keperawatan dievaluasi

10 Melakukan perawatan luka 10.1 Pasien dan alat/bahan diidentifikasi

10.2 Perawatan luka dilakukan

10.3Tindakan keperawatan dievaluasi

11 Memberikan obat 11.1 Pemberian obat sesuai terapi


secara aman dan tepat medis diidentifikasi dan disiapkan

11.2 Pemberian obat dilaksanakan

11.3 Pemberian obat dievaluasi

12 Mengelola pemberian 12.1 Kebutuhan pasien akan produk


darah dan produk darah darah diidentifikasi
secara aman
12.2 Pemberian produk darah dilakukan

12.3Tindakan pemberian produk


darah dievaluasi

4. Strategi dan Langkah-langkah penugasan


Untuk memperoleh pemahaman yang kuat teman-teman akan berlatih di Bagian 4:
Modul A di bawah ini.

Bagian 4 : Analisis kompetensi ( penugasan )


a. Pengantar
Teman – teman telah mempelajari materi tentang : 1. Kebijakan jenjang karir perawat
dengan mempelajari Permenkes nomor 40 Tahun 2017 tentang Jenjang Karir Perawat
Professional; 2. Asesmen Kompetensi dan 3. Kompetensi diharapkan materi – materi ini
sebagai pemahaman dasar untuk melaksanakan asesmen kompetensi di tempat praktik.
Dalam rangka memperoleh kemampuan melaksanakan asesmen kompetensi, modul A ini
akan focus pada Kemampuan memahami konsep KOMPETENSI untuk dipergunakan
melanjutkan modul B tentang Proses asesmen.

b. Tujuan
1) Secara umum, setelah mempelajari konsep kompetensi, setiap calon asesor dapat
memahami seluruh struktur unit kompetensi dengan melakukan analisis terhadap
kompetensi tersebut.
2) Secara khusus, tujuannya adalah: setelah melakukan Analisa satu unit kompetensi , calon
asesor dapat mempergunakan struktur unit kompetensi dalam proses asesmen
kompetensi mencakup:

27
a) Menjelaskan makna JUDUL dan DESKRIPSI UNIT KOMPETENSI dalam
perencanaan asesmen kompetensi
b) Menerapkan elemen setiap unit kompetensi sebagai….dalam pengembangan
instrument asesmen
c) Menerapkan kriteria unjuk kerja dari setiap elemen kompetensi sebagai……..dalam
pengembangan instrument
d) Mempergunakan batasan variabel dalam pengembangan instrument asesmen e)
Mempergunakan panduan penilaian dalam pengembangan instrument asesmen.

c. Strategi dan Langkah – Langkah Penugasan Analisis Kompetensi. 1) Setiap 2 (dua)


orang calon asesor menetapkan 1 (satu) unit kompetensi yang akan ditelaah. Daftar 12
Kompetensi Kunci (terlampir).
2) Terhadap unit kompetensi yang telah dipilih. PELAJARI SRUKTUR KOMPETENSI
dengan membaca dan memahami nya.
3) Lakukan Analisa unit kompetensi dengan menganalisa semua struktur kompetenasi
sesuai judul unit yang dipilih mengisi format berikut :

Format : Analisis Struktur Unit Kompetensi

1. Kode Unit : Ditentukan oleh tim pengembang Kompetensi 2. Judul Unit Kompetensi :
Jelaskan maksud/makna judul ini.
3. Deskripsi Unit Kompetensi : Jelaskan maksud dari deskripsi unit kompetensi ini.
No. Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Analisis hubungan setiap
Elemen Kompetensi
dengan KUK

1.

2.

3.
4. Batasan variable : Jelaskan maksudnya………
5. Panduan Penilaian : Jelaskan maksudnya ……….
6. Kompetensi kunci : Jelaskan maksudnya ………..

4) Identifikasi pertanyaan – pertanyaan terhadap konsep kompetensi, untuk di bahas pada


jadual Tutorial ( lihat jadual ).

28
MODUL B
PROSES ASESMEN KOMPETENSI

A. Pengantar
Teman-teman sudah mempelajari konsep asesmen pada modul A. Modul B ini berisi
tentang proses asesmen kompetensi secara utuh yang merupakan penjabaran dari 4(empat)
kompetensi seorang asesor yaitu :
No Kompetensi Asesor Kode Unit

1 Merencanakan asesmen ASKP 01

2 Mengembangkan perangkat asesmen ASKP 02

3 Melaksanakan asesmen ASKP 03

4 Mengkaji ulang asesmen ASKP 04

B. Tujuan
Setelah menyelesaikan Modul B ini teman-teman diharapkan mampu :
1. Melakukan perencanaan asesmen
2. Melakukan pengembangan perangkat asesmen
3. Melakukan pelaksanaan asesmen
4. Melakukan kaji ulang asesmen

C. Proses Asesmen Kompetensi


Proses asesmen kompetensi: mencakup tahapan perencanaan, pengembangan instrumen
asesmen, pelaksanaan dan kaji ulang asesmen. Adapun secara rinci dapat dijelaskan dalam
alur pelaksanaan asesmen kompetensi yang terdiri dari 8(delapan) Langkah, yaitu: 1.
Permohonan asesmen dan asesmen mandiri
2. Merencanakan asesmen
3. Mengembangkan perangkat asesmen
4. Melaksanakan asesmen kompetensi yang terdiri dari dua, yaitu konsultasi pra asesmen
dan pengumpulan bukti
5. Memutuskan hasil proses asemen yaitu Kompeten atau belum kompeten
6. Memberikan umpan balik (feed back) untuk asesi
7. Mengkaji ulang asesmen yang teridiri dari dua arah yaitu dari asesor dan asesi
8. Memberikan sertifikat kompetensi

29

( HPMI, 2019 )

Penjelasan Gambar Alur Proses Asesmen Kompetensi di atas yaitu : Proses asemen
kompetensi perawat di rumah sakit dikoordinir oleh Bidang Keperawatan, setelah Bidang
keperawatan melakukan mapping atau adanya pengajuan dari perawat yang akan naik
level kompetensi, maka Bidang Keperawatan akan menyusun kepanitiaan proses asesmen
kompetensi dan melibatkan asesor untuk melakukan asesmen kompetensi. Panitia dan
asesor akan melakukan perencanaan asesmen kompetensi dan menyiapkan sarana,
prasarana, perangkat asesmen, formulir-formulir yang dibutuhkan saat asesemen
kompetensi.
Perawat yang telah dilakukan mapping atau perawat yang mengajukan asesmen
kompetensi akan dihubungi panitia asesmen untuk diberikan formulir peremohonan
asesmen kompetensi dan diminta untuk mengisi formulir asesmen mandiri. Asesor akan
melakukan perencanaan asesmen sesuai dengan kriteria asesi dan unit kompetensi yang
akan di ases, setelah merencanakan asesmen, maka asesor mengembangkan perangkat
asesmen sesuai dengan metoda yang telah dipilih saat perencanaan asesmen.
Tahap selanjutnya adalah melaksanakan asesmen kompetensi yang terdiri dari konsultasi
pra asesmen dan pengumpulan bukti-bukti. Saat melakukan konsultasi pra asesmen, maka
asesor mengecek dan memvalidasi berkas persyaratan, serta memverifikasi kesiapan asesi.
Setelah disepakati waktu dan tempat asesmen kompetensi, maka asesor melakukan
pengumpulan bukti-bukti sesuai dengan perangkat asesmen yang telah disiapkan.
Berdasarkan bukti-bukti yang terkumpul tersebut asesor memutuskan; apakah asesi
direkomendasikan kompeten atau belum kompeten. Memberikan umpan balik (feed back)
kepada asesi terhadap jalannya pengumpulan bukti-bukti baik bentuk reward maupun

30
memberitahukan secara bijak tentang kekurangan asesi, dalam proses tersebut juga asesor
hendaknya memberikan waktu bagi asesi untuk mencurahkan pendapat tentang
pelaksanaan asesmen yang telah dilakukan. Pada tahap ini juga asesi yang tidak menerima
keputusan belum kompeten dapat melakukan proses banding, yaitu asesi meminta
kesempatan untuk dilakukan asesmen ulang oleh asesor yang berbeda. Proses asesmen
banding difasilitasi oleh asesor dengan mengirimkan formulir yang telah diisi oleh asesi
kepada panitia penyelenggara, untuk selanjutnya proses asesmen akan dijadwalkan oleh
panitia di hari yang sama (jika memungkinkan) dan ditunjuk asesor yang berbeda.
Mengkaji ulang proses asesmen dari kedua belah pihak; yaitu asesi dan asesor terhadap
proses asesmen.yang telah dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan asesmen
selanjutnya agar lebih baik. Asesor akan melaporkan pelaksanaan asesmen kompetensi
kepada panitia atau Bidang Keperawatan. Tahap terakhir diterbitkannya sertifikat
kompetensi bagi yang kompeten oleh Bidang Keperawatan.

D. Tahapan-tahapan dan formulir yang digunakan dalam asesmen kompetensi Tahapan


alur proses asesmen dan jenis formulir yang digunakan akan dijelaskan secara rinci
dibawah ini:
No Jenis Form Judul Form Tahapan
Proses
Asesmen

1 Form – 01 Permohonan Asesmen Perencanaan


Asesmen
2 Form – 02 Asesmen Mandiri

3 Form – 03 Perencanaan Asesmen

4 Form - 03A Pengembangan instrumen asesmen Pengembang


kompetensi untuk metode observasi an Perangkat
Asesmen
5 Form - 03 B Pengembangan instrumen asesmen
kompetensi untuk metode penilian lisan

6 Form – 03 C Pengembangan instrumen asesmen


kompetensi untuk metode penilaian tulis

7 Form – 03 D Pengembangan instrumen asesmen


kompetensi untuk metode portofolio

8 Form – 04 A Cek list Observasi Pelaksanaan


Asesmen
9 Form – 04 B Daftar Pertanyaan Lisan
Kompetensi
10 Form – 04 C Daftar Pertanyaan tulisan

11 Form – 04 D Daftar Portfolio

12 Form – 05 Daftar Cek Konsultasi Pra Asesmen

13 Form – 06 Daftar Cek Pelaksanaan Asesmen

14 Form – 07 Pengumpulan Bukti dan


Pengambilan Keputusan

15 Form – 08 Banding
16 Form – 09 Umpan Balik dan Kaji Ulang Asesmen Kaji Ulang

31
E. Tahapan-tahapan dan formulir yang digunakan dalam asesmen kompetensi
1. Tahap perencanaan asesmen
a. Pengertian
Perencanaan adalah kompetensi yang dibutuhkan untuk merencanakan dan
mengorganisasikan proses dalam system asesmen berbasis kompetensi. Tahap
perencanaan dalam asesmen kompetensi merupakan kompetensi pertama dari
sesorang aseseor. Dalam Tahapan perencanaan ini asesor menyiapkan Form-01
(Form Permohonan Asesmen Kompetensi,), Form-02 (Asesmen Mandiri ) dan Form
03 ( Form Rencana Asesmen )

b. Tujuan: memberikan gambaran yang jelas tentang tanggung jawab asesor atau pun
personil terkait lainnya dalam melaksanakan langkah – langkah yang harus
dilakukan dalam pelaksanaan asesmen terhadap asesi

c. Langkah - langkah dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut 1)


Memastikan bukti apa yang dibutuhkan sesuai kompetensi yang di ases (Form-
01 Permohonan Asesmen Kompetensi)
Permohonan asesmen kompetensi adalah suatu proses dalam asesmen
kompetensi dimana asesi mengajukan dirinya untuk dilakukan asesmen
kompetesi. Dalam mengajukan permohonan ini asesi mengisi Form-01
Permohonan Asesmen Kompetensi yang disiapkan oleh panitia asesmen. Form-
01 Permohonan Asesmen Komepetensi berisi bukti-bukti yang dimiliki oleh
asesi.
Prosses asesmen merupakan proses pengumpulan bukti yang cukup untuk
membuat keputusan mengenai hasil kompetensi. Bukti merupakan fakta yang
dipersyaratkan dalam membangun kompetensi seseorang, Bukti yang
dikumpulkan asesi sebagai syarat kompetensi dapat berupa bukti langsung dan
bukti tidak langsung. Bukti langsung adalah adanya interaksi langsung antara
asesor dan asesi, yang ditampilkan asesi kepada asesor dalam bentuk
pengumpulan bukti dimana asesor mengobservasi atau melihat langsung kegiatan
yang dilakukan asesi, melakukan komunikasi dan adanaya interaksi langsung
antara asesor dan asesi. Bukti tidak langsung adalah bukti-bukti yang dimiliki
asesi dalam memenuhi kompetensinya tetapi tidak ada hubungan langsung,
komunikasi lansung dan interaksi langsung dengan asesor. Bukti tidak langsung
ini dapat beruapa ijasah yang dimiliki sesuai dengan profesi atau pekerjaannya,
sertikat sertifikat pelatihan yang sesuai dengan profesi dan pekerjaannya, catatan
pekerjaan asesi, catatan laporan pekerjaan asesi dari atasannya. Bukti tidak
langsung ini tercatat didalam Form-01 Permohonan Asesmen Kompetensi.
Asesor dalam mengumpulkan bukti bukti asesi harus dapat memperhatikan
pedoman bukti dan melakukan pemeriksaan terhadap bukti bukti yang dimiliki

32
oleh asesi pada setiap standar kompetensi: apakah bukti tersebut Valid, Terkini
(current), Cukup (sufficient) dan Autentik (Authentic)
Asesor harus memastikan bahwa asesinya tahu bukti-bukti apa yan harus
dikumpulkan atau bukti-bukti apa yang harus ditampilkan oleh asesi kepada
asesor saat pelaksanaan asesmen kompetensi.

2) Menyusun asesmen mandiri (Form-02 Asesmen Mandiri) Asesmen mandiri


adalah asesmen atau penilaian secara mandiri yang dilakukan asesi terhadap
dirinya terhadap unit kompetensi yang akan dilakukan asesmen. Tugas asesor
adalah menyusun asesmen mandiri yang dipakai oleh asesi dalam menilai
dirinya terhadap suatu unit kompetensi yang akan dilakukan asesmen
kompetensi.
Asesmen mandiri yang dibuat oleh asesor dan diisi oleh asesi pada saat asesi
mengajukan permohonan untuk dilakukan asesmen kompetensi. Asesi dalam
mengisi asesmen mandiri harus mempunyai keyakinan percaya diri dirinya
kompeten terhadap asesmen kompetensi yang akan diujikan. Asesor tidak
melakukan asesemen pada asesi yang merasa dirinya belum kompeten.
Dalam pelaksanaan asesmen mandiri ini asesi akan diberikan materi/bahan dan
asesosr menjelaskan tentang asesemen mandiri tersebut selanjutnya meminta
kepada asesi untuk melaksanakan asesmen mandiri dan memutuskan apakah
asesi kompeten terhadap standar kompetensi yang telah ditetapkan. Asesor juga
melakukan validasi terhadap asesemen mandiri asesi dengan menanyakan 1-2
pertanyaan yang kritikal.

3) Mempertimbangkan dan memilih jenis metoda asesmen (Form-03 Rencana


Asesmen)
Rencana Asesmen adalah untuk merencanakan dan mengorganisasikan proses
asesmen berbasis kompetensi. Dalam membuat perencanaan asesemen dalam
suatu unit kompetensi asesor memilih dan mempertimbangkan metode asesmen
apa yang akan dipakai untuk mengumpulkan bukti selama proses asesmen
kompetensi. Dalam menentukan dan mempertimbangakan metode yang akan
digunakan asesor sudah memiliki kemampuan dalam menganalisis suatu unit
kompetens.
Seperti yang sudah dijelaskan di modul A tentang Konsep Asesement jenis
metode asesemen yang dapat dipertimbangkan dan dipilih oleh asesor dalam
membuat perencanaan dapat menggunakan metode observasi, metode uji lisan,
metode uji tulis photofolio dan yang lain sesuai di penjelasan modul A tersebut.
Dalam memutuskan metode yang akan digunakan dalam suatu unit kompetensi
didalamnya harus terdapat domaian knowledge atau pengetahuan, domaian skills
atau ketrampilan dan dan domain attitude atau sikap.

33
4) Memilih jenis bukti/ metoda asesmen (Form-03 Rencana Asesmen) Dalam
memilih jenis bukti, asesor dalam perencanaan menetapkan jenis bukti dan
metode yang asesmen yang akan di pakai. enis bukti seperti yang sudah
dijelaskan diawal ada bukti langsung dan tidak langsung dan ini disesuaikan
dengan metode yang ditetapkan atau dipilih. Bukti langsung adalah asesor
langsung ada interaksi atau komunikasi dengan asesi, metode asesemennya
seperti metode observasi, uji lisan, uji tulis. Bukti tidak langsung adalah asesor
dengan asesi tidak ada interakasi atau komunikasi saat asesi melakukan
kompetensi yang dilakukan asesmen seperti laporan kegiatan yang dikerjakan
asesi dalam bentuk logbook atau laporan dari atasannya.
Dalam suatu unit kompetensi menggunakan lebih dari dua metode yang dipakai
dalam memilih jenis metode, asesor dalam memilih metode yang akan digunakan
harus mempertimbangkan standar kompetensi dan pekerjaan yang dilakukan,
karena bisa saja beberapa standar memberi kemungkinan menggunakan lebih dari
satu metode. Pilihlah jenis metode yang lebih mudah dilakukan serta periksa
setiap metode terhada prinsip-prinsip asesmen selanjutnya teman teman
memutuskan metode yang akan digunakan dan mensosialisasikannya kepada
asesi.

5) Menentukan sumber-sumber yang dibutuhkan (Form-03 Rencana Asesmen)


Dalam memutuskan sumber-sumber yang diperlukan teman-teman
mengidentifikasi materi atau SOP apa yang digunakan dalam melakukan asemen
terhadap suatu unit kompetensi, peralatan yang digunakan serta fasilitas yang
diperlukan dalam proses asesmen. Asesor juga mengidentifikasi orang-orang
yang terlibat dalam proses asesmen dan mengusahakan sedapat mungkin agar
asesmen merupakan bagian dari prosedur kerja sehari-hari.

6) Menetapkan “penyesuaian yang diperlukan” (Form-03 Rencana Asesmen)


Penyesuaian diperbolehkan terhadap perencnaan asesmen, dan perlu ditetapakan
didalam perencanaan asesemen. Penyesuian diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan tertentu terhadap asesi selama asesmen kompetensi.
Dalam menetapkan penyesuain harus memperhatikan syarat-syarat sebagai
berikut: a) harus sesuai dengan prinsip asesmen
b) mempertahankan keutuhan standar kompetensi
c) tidak membuat asesmen terlalu mudah atau terlalu sulit
d) tercatat dalam rencana asesmen
Contoh penyesuaian misalkan dalam memberi makan per NGT dipasang pengalas
di dada pasien, pengalas dapat di ganti dengan tissue tetapi ini harus ada dan
tercatat diperencanaan di kolom alat/bahan.

34
7) Memutuskan kapan & dimana asesmen dilakukan (Form-03 Rencana
Asesmen)
Dalam perencanaan asesemen teman-teman menetapkan kapan asesmen akan
dilakukan. Asesmen dapat teman-teman lakukan:
a) sebagai bagian dari program pelatihan atau asesmen ini beruhubungan
dengan program pelatihan yang dijalani oleh asesi,
b) asesmen juga dapat dilakukan setelah asesi percaya dirinya kompeten, c)
pada saat yang tepat untuk seluruh pihak misalnya untuk kenaiakn level
kompetensi dan
d) terdapatnya jadwal kerja yang memberikan kesempatan asesmen.
Asesor dapat menetapkan tempat pelaksanakan asesmen sebagai
berikut: a)sesuai standar yang berlaku
b)biasanya lebih disukai pada tempat kerja sendiri
c)pada lokasi yang aman di ruang pelayanan keperawatan dengan keleluasaan
gerak yang cukup
d)pada tempat yang tepat untuk melaksanakan tugas
e)pada tempat yang memiliki peralatan yang cukup seperti kuk yang ada f)
pada tempat-tempat tertentu yang mengharuskan asesi melakukan tindakan
melebihi dari standar yang dipersyaratkan
8) Mendiskusikan & mengonfirmasikan kegiatan asesmen dengan asesi
(Form-03 Rencana Asesmen)
Teman-teman mendiskusikan kepada asesi bahwa kegiatan asesmen sebagai
proses belajar dan setelah diskusi teman teman juga mengkonfirmasi ulang
kepada asesi. Asesor juga mendiskusikan kepada asesi bahwa kegiatan asesmen
sebagai pekerjaan dan melakukan konfirmasi ulang kepada asesi.

2. Tahap Pengembangan Perangkat Asesmen


Kompetensi mengembangkan perangkat asesmen merupakan kompetensi kedua seorang
asesor setelah kompetensi merencanakan asesmen. Perangkat asesmen digunakan oleh
asesor untuk mengumpulkan bukti-bukti kompetensi seorang asesi. Bukti-bukti yang
dikumpulkan haruslah bukti yang berkualitas dan berdasarkan perencanaan asesmen.
a. Pengertian perangkat asesmen
Perangkat asesmen adalah instrumen dan standar prosedur yang digunakan untuk
menginterpretasikan bukti-bukti kompetensi asesi, sehingga asesi dapat dinyatakan
kompeten atau belum kompeten.
Perangkat asesmen adalah pertanyaan-pertanyaan atau berbagai aktifitas asesmen
terdokumentasi yang dikembangkan untuk mendukung metode asesmen terpilih
dalam rangka pengumpulan bukti kompetensi.

35
b. Ruang Lingkup
Unit kompetensi ini menetapkan kemampuan asesor dalam mengembangkan
komponen perangkat asesmen. Unit kompetensi terdiri dari tiga elemen, yaitu:
menentukan kebutuhan perangkat asesmen, merancang dan mengembangkan
perangkat asesmen dan meninjau dan uji coba perangkat asesmen.

c. Tujuan
Diharapkan setelah mempelajari unit kompetensi pengembangan perangkat asesmen
teman-teman mampu menentukan kebutuhan perangkat asesmen, merancang dan
mengembangkan perangkat asesmen dan meninjau serta menguji coba perangkat
asesmen.

d. Menentukan kebutuhan perangkat asesmen


Dalam menentukan kebutuhan perangkat asesmen teman-teman perlu memperhatikan
fokus asesmen, metode asesmen dan perangkat asesmen.
1) Menentukan Fokus asesmen kompetensi
Teman-teman harus mampu mengidentifikasi kategori asesi, tujuan asesmen,
konteks asesmen dan jenis standar kompetensi terlebih dahulu.
Kategori asesi meliputi:
1. Individu
2. Kelompok
Tujuan asesmen dapat :
1. Sertifikasi
2. Recognition of prior learning (Pengakuan atas keterampilan atau pengetahuan
yang diperoleh dari pelatihan sebelumnya yang dapat digunakan untuk
memberikan kridit suatu modul)
3. Recognition of current competency (Pengakuan terhadap kompetensi terkini)
Konteks asesmen meliputi:
1. Tempat kerja
2. Laboratorium
Standar kompetensi meliputi:
1. Single competency
2. Cluster competency
Langkah-langkah mempertimbangkan fokus asesmen :
1. Mengidentifikasi karakteristik asesi
2. Memeriksa tujuan asesmen
3. Memeriksa konteks asesmen
4. Memeriksa standar kompetensi yang digunakan

36
2) Metode asesmen dipilih berdasarkan jenis bukti yang akan dikumpulkan
Teman-teman harus mampu mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dan
berkualitas sebelum membuat keputusan. Kombinasi beberapa metode harus
digunakan untuk mencapai keputusan asesmen yang akurat. Kemampuan
menentukan metode akan sangat membantu teman-teman mengumpulkan bukti
bukti kompetensi yang ditampilkan oleh asesi. Berikut akan diuraikan mengenai
beberapa metode yang dapat digunakan oleh teman-teman dalam mengumpulkan
bukti.
a) Metode untuk menilai domain skill (keterampilan)
(1) Observasi, yaitu asesor melakukan observasi langsung saat asesi
mendemonstrasikan keterampilan teknis dan praktik serta kemempuannya
untuk menerapkan keterampilan penunjang
(2) Pengalaman praktek, terdiri atas kegiatan yang meliputi penerapan
keterampilan dan sikap secara lansgung
(3) Simulasi merupakan kelanjutan dari pengalaman praktik yang
mengharuskan asesi untuk mengorganisir dan menyelesaikan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang sesungguhnya dengan kondisi dan situasi
yang sedekat mungkin menyerupai lingkungan tempat kerja yang
sebenarnya.
(4) Bermain peran, yaitu situasi dimana asesi diberi suatu skenario yang
menggambarkan situasi, masalah atau insiden yang umumnya muncul di
lingkungan tempat kerja.
(5) Proyek merupakan kegiatan asesmen yang umumnya dilakukan oleh asesi
dalam jangka waktu tertentu dengan sedikit supervisi dan pengarahan dari
trainer.
b) Metode untuk menilai domain knowledge (pengetahuan)
Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan sehingga teman-teman dapat
menentukan jenis pertanyaan yang tepat, yaitu: kemampuan bahasa,
kemampuan baca tulis dan kemampuan berhitung (numerasi) asesi.
(1) Pertanyaan Tertulis merupakan pertanyaan yang membutuhkan jawaban
singkat dan digunakan untuk menilai pengetahuan dan pemahaman yang
berkaitan dengan kompetensi. Standar jawaban singkat dibuat oleh asesor
untuk menjamin konsistensi penilaian.
(2) Pertanyaan Lisan merupakan pertanyaan yang diajukan secara lisan untuk
menggali kemampuan asesi terkait pengetahuan / konsep terkait kompetensi
yang diujikan. Standar jawaban singkat dibuat oleh asesor untuk menjamin
konsistensi penilaian.
(3) Pertanyaan tertutup adalah bentuk pertanyaan yang terstruktur yang
ditujukan untuk memperoleh umpan balik yang terbatas.
(4) Pertanyaan terbuka dirancang untuk menggali informasi dan opini yang
lebih kompleks.

37
(5) Pertanyaan menggali merupakan bentuk pertanyaan yang dirancang untuk
memotivasi asesi agar berfikir lebih dalam. Bentuk pertanyaan ini berguna
pada saat asesi belum memberikan informasi yang cukup sebagai jawaban
pertanyaan.
(6) Pertanyaan analisa merupakan bentuk pertanyaan yang dirancang untuk
meninjau tingkat analisa asesi dalam menyelesaikan suatu masalah.
c) Metode untuk menilai domain attitude (sikap)
Penilaian terhadap sikap dapat mengintegrasikan metode uji lisan, uji tulis,
observasi maupun portofolio. Metode Portofolio Portofolio merupakan metode
asesmen dengan menilai dokumen-dokumen hasil kerja asesi yang terkait
dengan standar kompetensi. Kumpulan dokumen tersebut merupakan
pengalaman asesi yang dapat dijadikan sebagai bukti telah dikuasainya standar
kompetensi. Keempat metode tersebut adalah metode yang paling sering
digunakan untuk asesmen kompetensi saat ini. Teman-teman harus mampu
menentukan nominasi metode sedemikian rupa agar asesi dapat menunjukkan
kompetensinya atau mendukung asesi dalam memperoleh pengakuan
kompetensi terkininya.

e. Langkah-langkah pemilihan metode asesmen:


1) Telaah tiap butir kriteria unjuk kerja (KUK).
2) Tetapkan domain (K=knowledge, S= skill, atau A=attitude) pada setiap kriteria
unjuk kerja.
3) Bila KUK berada pada domain K (knowledge) buatlah butir-butir soal untuk
mengases pengetahuan asesi. Metode yang dapat digunakan adalah uji tulis atau uji
lisan.
4) Bila KUK berada pada domain S (skill) buatlah daftar keterampilan yang harus
dikuasai asesi sesuai KUK tersebut. Metode yang dapat digunakan adalah
observasi.
5) Penilaian sikap kerja (attitude) dapat diintegrasikan dalam uji lisan/ uji tulis /
observasi.
6) Apabila kinerja asesi diwajibkan untuk didokumentasikan dalam suatu form, maka
asesor dapat menilai kemampuan asesi yang telah lampau menggunakan metode
portofolio.
7) Asesor dapat menggunakan panduan taksonomi bloom dalam menentukan kata
kerja kunci yang tepat dalam menjelaskan pencapaian indikator unjuk kerja (IUK)
38
Diagram 2.1 Pemilihan metode asesmen

f. Memilih instrumen dari setiap metode


Setelah domain masing-masing KUK ditentukan, teman-teman menentukan perangkat
yang sesuai dengan metode tersebut. Untuk metode observasi perangkat yang
digunakan adalah daftar ceklis observasi, metode uji lisan menggunakan perangkat
daftar pertanyaan lisan, untuk metode uji tulis menggunakan perangkat daftar
pertanyaan tulis, dan metode portofolio menggunakan perangkat daftar portofolio.

Tabel 2.1 Domain, metode, dan perangkat


Domain Metode Perangkat

Keterampilan & Sikap Observasi Daftar ceklis observasi

Pengetahuan & Sikap Uji Lisan Daftar Pertanyaan Lisan & Standar
jawaban

Uji Tulis Daftar Pertanyaan Tertulis &


standar jawaban

Pengetahuan, Portofolio Daftar portofolio


keterampilan & sikap

g. Merancang dan mengembangkan perangkat asesmen


1) Instrumen- instrumen spesifik / sesuai dengan bukti yang akan dikumpulkan
dikembangkan berdasarkan rancangan asesmen
Teman-teman harus mampu mengembangkan perangkat sesuai dengan bukti yang
akan dikumpulkan. Beberapa hal yang disyaratkan dalam mengembangkan
perangkat asesmen adalah:
a) Memenuhi standar-standar kompetensi
b) Mencerminkan prinsip-prinsip asesmen
c) Menggabungkan prinsip-prinsip akses dan keadilan
d) Memenuhi aturan bukti

39
e) Memberikan pilihan , bila perlu
f) Terurut untuk mencerminkan pengembangan kompetensi dalam jalur
pembelajaran dan asesmen
g) Mudah digunakan oleh pengguna
h) Merefleksikan lingkungan asesmen
i) Dapat dipraktikkan
2) Pengembangan instrumen asesmen
Dalam mengembangkan perangkat asesmen teman-teman perlu
mempertimbangkan hal-hal berikut:
a) Menggunakan format yang sesuai
b) Memperhatikan bahasa dan kemampuan baca tulis dan numerasi asesi
c) Memperlihatkan keragaman asesi
d) Menggunakan representasi visual dan suara
e) Menggunakan media
Penggunaan form atau dokumen yang sesuai perlu memperhatikan tata letak dan
bahasa yang jelas. Keragaman asesi yang perlu diperhatikan adalah jenis kelamin,
usia, kesehatan asesi, tingkat percaya diri, rasa gugup atau kegelisahan asesi atau
pengalaman menghadapi asesmen sebelumnya. Selain itu asesor juga perlu
memperhatikan kemampuan bahasa, kemampuan baca tulis dan numerasi asesi.
Sehingga asesor dapat menempatkan diri dengan baik saat menghadapi asesi.
Asesor mampu menggunakan bahasa yang efektif, memberikan informasi yang
tepat dan jelas baik secara lisan maupun tertulis, meminta konfirmasi dari asesi
agar semua proses dapat dimengerti dan mampu mendengar serta memahami
jawaban asesi. Instrumen asesmen juga hendaknya Bila diperlukan instrumen
asesmen juga menggunakan media, audio dan visual agar mampu menilai
kompetensi asesi secara utuh.
Langkah-langkah mengembangkan perangkat dengan metode uji tulis dan
uji lisan:
a) Pahami maksud dari kriteria unjuk kerja (KUK) dalam standar kompetensi. b)
Identifikasi kriteria unjuk kerja yang masuk domain pengetahuan (knowledge). c)
Tentukan indikator unjuk kerja (IUK) dari kriteria unjuk kerja (KUK) tersebut. d)
Identifikasi konsep-konsep yang harus dikuasai oleh asesi terkait dengan
indikator unjuk kerja tersebut.
e) Tentukan kata kerja kunci (gunakan taksonomi bloom) untuk menggali aspek
pengetahuan asesi terkait dengan ketercapaian indikator unjuk kerja. f)
Identifikasi ketercapaian dimensi-dimensi kompetensi dalam setiap pertanyaan
yang dibuat.
g) Tentukan metode dan perangkat yang akan dipilih.
i. Metode uji tulis menggunakan perangkat daftar pertanyaan tulis.
ii. Metode uji lisan menggunakan perangkat daftar pertanyaan lisan.

40
h) Buat pertanyaan terbuka menggunakan kata kerja kunci yang sudah ditentukan
sebelumnya.
i) Buat standar jawaban yang mengacu kepada acuan pembanding.

Langkah-langkah mengembangkan perangkat dengan metode uji observasi.


a) Pahami maksud dari kriteria unjuk kerja dalam standar kompetensi. b)
Identifikasi kriteria unjuk kerja yang masuk domain keterampilan (skill). c)
Tentukan indikator unjuk kerja dari kriteria unjuk kerja tersebut. d) Identifikasi
aktifitas kerja yang diharapkan dapat dilakukan oleh asesi terkait
dengan indikator unjuk kerja tersebut serta memenuhi standar prosedur kerja
yang dipersyaratkan organisasi.
e) Identifikasi ketercapaian dimensi-dimensi kompetensi dalam setiap aktifitas
kerja yang dibuat.
f) Tuliskan daftar aktifitas kerja tersebut dengan menggunakan kata kerja aktif
(kata kerja berawalan ‘me’) sebagai poin yang akan diamati.
g) Metode observasi menggunakan perangkat daftar ceklis observasi.

Langkah-langkah mengembangkan perangkat dengan metode portofolio


a) Pahami maksud dari kriteria unjuk kerja dalam standar kompetensi. b)
Identifikasi aktifitas kerja yang memerlukan kegiatan pendokumentasian. c)
Identifikasi bukti dokumen yang memenuhi kriteria unjuk kerja. d) Tuliskan
daftar dokumen tersebut dalam perangkat asesmen portofolio

3) Menetapkan prosedur-prosedur spesifik dan jelas yang memandu asesor


dan /atau asesi dalam administrasi dan penggunaan intrumen-instrumen.
Institusi hendaknya memiliki petunjuk teknis pengisian dan penggunaan setiap
formulir asesmen. Petunjuk teknis tersebut dapat memandu asesor maupun asesi
dalam memahami seluruh dokumen termasuk instrumen-instrumen yang
digunakan selama kegiatan asesmen. Sehingga semua pihak yang telibat
mengetahui tugas dan tanggungjawabnya terkait administrasi, penggunaan dan
pengisian instrumen asesmen.
4) Kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang relevan dipertimbangkan dan
dikemukakan, meliputi prosedur penyampaian dan melacak dokumentasi,
tinjauan dan evaluasi.
Pedoman asesmen kompetensi perlu disusun agar semua pihak yang terkait dapat
memahami seluruh prosedur dari mulai persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan
tindak lanjut asesmen.
5) Meninjau dan uji coba perangkat asesmen
Perangkat asesmen diperiksa berdasarkan kriteria evaluasi dan diubah bila perlu.

41
Perangkat asesmen merupakan alat yang akan digunakan untuk menilai bukti-bukti
kompetensi asesi. Oleh karena itu sebelum perangkat digunakan perlu dievaluasi
terlebih dahulu kesesuaiannya. Beberapa hal yang perlu diidentifikasi adalah:
Terpenuhinya prinsip-prinsip asesmen:
- Valid: apakah aktifitas asesmen memenuhi seluruh bagian dari acuan
pembanding?
- Reliabel: apakah aktifitas secara konsisten mengukur apa yang seharusnya
diukur?, apakah instruksi-instruksi yang disediakan untuk asesi memastikan
penerapan yang konsisten dari aktifitas-aktifitas?, dapatkah aktifitas-aktifitas
digunakan oleh asesor yang berbeda pada situasi yang berbeda dengan asesi
yang berbeda dapat mencapai hasil yang konsisten?
- Fleksibel: apakah aktifitas memenuhi kebutuhan asesi dan organisasi? - Adil:
apakah aktifitas asesmen memenuhi kebutuhan dan karakteristik asesi?, apakah
aktifitas asesmen bebas dari bias dan apakah dapat diadaptasikan untuk mencegah
hambatan-hambatan pada asesi dengan kebutuhan khusus? Terpenuhinya aturan
bukti:
- Valid: apakah bukti diarahkan pada seluruh bagian dari acuan pembanding?
- Terkini: apakah bukti terkini?
- Memadai: apakah cukup bukti untuk memenuhi seluruh bagian acuan
pembanding?
- Asli: apakah bukti yang dikumpulkan merupakan pekerjaan kandidat sendiri?
6) Perangkat asesmen diuji coba untuk memvalidasi isi dan tingkat kecocokan
penggunaan
Uji coba perangkat asesmen perlu dilakukan untuk memvalidasi isi dan tingkat
kecocokan penggunaannya. Uji coba perangkat asesmen dengan konsultasi dengan
tim pakar, curah pendapat dengan tim asesor atau perangkat diujicobakan langsung
pada sekelompok individu. Kemudian diidentifikasi hal-hal yang masih belum
diperbaiki. Perangkat asesmen dapat diubah bila memang masih ada kekurangan /
kelemahan.

7) Umpan balik dari orang yang relevan dan terlibat dalam uji coba konsep
perangkat asesmen dikumpulkan dan didokumentasikan
Hasil tinjauan atau uji coba perangkat asesmen perlu diarsipkan dan
didokumentasikan dengan baik. Pendokumentasian dan pengarsipan dilakukan
sesuai dengan kebijakan dan prosedur asesmen dan sesuai dengan aturan
organisasi. Hal-hal yang perlu dikumpulkan dan didokumentasikan diantaranya
adalah: kemudahan penggunaan, kemudahan untuk dipraktekkan, kejelasan
bahasa dan numerasi.

42
8) Bila perlu, perubahan-perubahan terakhir terhadap perangkat asesmen
dilakukan berdasarkan analisis umpan balik.

9) Perangkat asesmen yang telah di revisi, di simpan dan diarsipkan dengan


benar sesuai kebijakan dan prosedur system asesmen serta persyaratan
organisasi/ hukum/ etika
Dokumen diarsipkan dan dikelola sebagai upaya tertib administrasi dan
memudahkan penelusuran dokumen. Penyimpanan dokumen harus sesuai dengan
kebijakan dan prosedur sistem asesmen dan sesuai dengan aturan organisasi.
PENUGASAN:
Bila teman-teman akan mengumpulkan bukti-bukti kompetensi asesi terkait langkah
langkah detil dari suatu intervensi keperawatan, metode dan perangkat apa yang akan
dipilih ? Jelaskan alasannya

3. Tahap pelaksanaan asesmen


Pelaksanaan asesmen kompetensi adalah kompetensi ketiga yang harus dikuasai oleh
asesor. Pelaksanaan asesmen adalah proses mengumpulkan bukti-bukti asesi dan diakhiri
dengan keputusan asesor untuk merekomendasikan asesi kompeten atau belum kompeten.
Tahapan ini terdiri dari dua rangkaian, yaitu: konsultasi pra asesmen dan pengumpulan
bukti-bukti.
a. Konsultasi pra asemen:
Konsultasi pra asesemen dilakukan setelah asesi mengisi formulir permohonan
asesmen kompetensi (form 1) dan formulir asesmen mandiri (form 2). Formulir
formulir tersebut didapatkan dari panitia asesmen kompetensi dan diisi lengkap oleh
asesi. Formulir 1 terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian1: data pribadi asesi, bagian 2:
daftar unit kompetensi, dan bagian 3: kompetensi dan bukti portfolio. Panitia akan
mengajarkan kepada asesi cara mengisi formulir dan asesi setelah mengisi lengkap
diminta menulis nama dan menandatangani di kolom bagian akhir. Formulir kedua
yang diberikan panitia adalah form2: formulir asemen mandiri. Formulir diisi oleh
asesi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dikolom penilaian, jawaban terdiri
dari K kepanjangan dari kompeten dan BK kepanjangan belum kompeten, sedangkan
kolom verifikasi asesor akan diisi oleh asesor dalam bentuk paraf setelah asesi
berhasil menjawab pertanyaan saat konsultasi pra asesmen. Formulir 1 dan 2 setelah
diisi dibawa oleh asesi dan diserahkan kepada asesor saat konsultasi pra asesmen.
Pertemuan konsultasi pra asesmen bertujuan untuk mengenal antara asesi dan asesor,
memverifikasi persyaratan dan menjelaskan tentang proses asesmen secara individu.

43
Langkah-langkah konsultasi pra asesmen sesuai dengan form 5, terdiri dari: 1)
Membuka pertemuan: Asesor Memberikan salam dan memperkenalkan diri,
menempatkan asesi dalam situasi kondusif, serta menjelaskan dan mendiskusikan
tujuan konsultasi pra asesmen
2) Menjelaskan proses asesmen kompentesi: Asesor menjelaskan konteks, tujuan,
proses dan hasil asesmen, menjelaskan standar kompetensi yang dinilai serta bukti
yang perlu dikumpulkan, menjelaskan prosedur asesmen, persiapan yang harus
dilakukan asesi dan menjawab pertanyaan asesi, menilai kebutuhan asesi &
menentukan penyesuaian yang diperbolehkan dalam prosedur asesmen, proses
banding.
3) Mengkonfirmasi tujuan asesmen: Asesor memberikan penjelasan Kembali kepada
asesi tentang tujuan asesmen bagi individu (asesi), institusi (RS), dam Masyarakat
(pasien)
4) Menilai kesesuaian bukti: Menilai kesesuaian bukti yang dibawa oleh asesi apakah
sesuai aturan bukti: Valid, Terkini (current), Cukup (sufficient) dan Autentik
(Authentic). Menilai asesmen mandiri dan mengkorfirmasi kesiapan asesi dengan
menanyakan ulang aspek kritikal yang akan di ases, dan merekomendasikan keikut
sertaan asesmen lanjut
5) Membangun metode dan perangkat asesmen: Asesor menjelaskan metode asesmen,
perangkat asesmen, menyiapkan sumber daya yang terlibat dalam asesmen:
peralatan, bahan, personil, serta asesor mengidentifikasi dan menetapkan
penyesuaian yang diperlukan (jika ada)
6) Menjelaskan tata tertib, aturan tempat kerja, dan keselamatan kerja 7) Menutup
pertemuan: konsultasi pra asesmen ditutup dengan disepakatinya waktu dan tempat
untuk pelaksanaan asesmen (pengumpulan bukti-bukti).

b. Pengumpulan bukti-bukti
Pengumpulan bukti-bukti adalalah proses untuk melaksanakan asesmen kompetensi,
menggunakan perangkat asesmen yang telah dibuat, membuat keputusan asesmen
kompetensi hingga memberikan feed back atau umpan balik kepada asesi. Adapun
Langkah-langkah pengumpulan bukti sesuai form 6, terdiri dari:
1) Membuka pertemuan: Memberikan salam dan memperkenalkan diri, menempatkan
asesi dalam situasi kondusif, serta menjelaskan dan mendiskusikan tujuan dari
pengumpulan bukti-bukti
2) Mengkonfirmasi rencana asesmen yaitu mengkonfirmasi ulang: metode asesmen
yang digunakan, peragkat asesmen, dan sumber daya asesmen yang diperlukan: fisik
dan material, personil yang terkait dengan asesmen, peyesuaian yang diperlukan,
pemenuhan prinsip asesmen dan aturan bukti, serta kebijakan dan prosedur sistem
asesmen sesuai dengan persyaratan/peraturan/etika profesi, rumh sakit/fasyankes,
menjelaskan proses asesmen ulang dan pegajuan banding

44
3) Mengumpulkan bukti berkualitas yaitu mengorganisasikan sumber daya asesmen
(fasilitas, alat, bahan) yang diperlukan, menginfomasikan personil terkait asesmen,
menggunakan metode asesmen yang dipilih, menerapkan prinsip asesmen,
menerapkan aturan pengumpulan bukti, melakukan pengumpulan bukti pada
aktivitas kerja yang telah di laksanakan, mengevaluasi bukti yang mencakup 4
dimensi kompetensi, memasukkan penyesuaian yang diperbolehkan kedalam
prosedur asesmen, apabila sesuai, dan mencatat rincian bukti yang dikumpulkan.
Formulir yang digunakan saat pengmpulan bukti-bukti adalah form 4 A, 4 B, 4 C
dan 4 D.
4) Mengambil keputusan asesmen: asesor membuat keputusan setelah merekapitulasi
hasil pengumpulan bukti-bukti, keputisan asesmen terdiari dari dua, yaitu kompeten
atau belum keompeten. Keputusan asesor dapat berdampak kepada asesi terutama
yang diputuskan belum kompeten, asesor harus menghadapi asesi tersebut dan
konflik yang ada dengan bijaksana dan tidak arogan. Asesor memberikan penjelasan
tentang proses banding yang bisa dipilih asesi jika tidak puas dengan keputusan
asesor. Asesi dipersilahkan untuk mengisi form banding dan mengirimkan ke panitia
asesmen. Formulir yang digunakan saat melakukan rekapitulasi bukti adalah form 7
dan form banding adalah form 8. Proses banding ditentukan dan dijadwalkan oleh
panitia.

c. Memberikan umpan balik (feed back) kepada asesi terkait proses asesmen
kompetensi. Asesor sebaiknya memberikan kesempatan kepada asesi lebih dahulu untuk
menceritakan perasaannya tentang proses asesmen dan tanggapan asesi terhadap
keputusan asesmen, selanjutnya asesor dapat memberikan pujian (reward) atas
keberhasilan asesi melewati proses asesmen dan memberikan masukan untuk
meningkatkan motivasi asesi dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kompetensi saat ini.
Kesalahan Asesor yang dapat terjadi saat pelaksanaan asemen
kompetensi dan dapat mempengaruhi keputusan akhir pengumpulan
bukti-bukti, adalah:
1) Hallo Effect (teman dekat/kenal sebelumnya): Kesalahan ini dikarenakan
faktor asesi dan asesor mempunyai hubungan pertemanan sebelumnya,
hak tersebut dapat membuat keputusan asesor tidak obyektif
2) Horn Effect (tahunya yang negatif saja): Asesor telah mengetahui
kejelekan asesi dan mengingat hal tersebut saat pelaksanaan asesmen
yang dapat mengakibatkan tidak obyektifnya penilaian akhir asesmen
kompetensi
3) Mirroring Effect (mengira sudah tahu): Asesor merasa bahwa asesi sudah
tahu dan paham seperti asesor, sehingga asesor tidak memberikan
penjelasan yang lengkap kepada asesi

45
4) Fail to Record (tidak mencatat pelaksanaan): Asesor tidak mencatat
seluruh kegiatan pengumpulan bukti-bukti sehingga pengambilan
keputusan akhir tidak obyektif, karena asesor hanya mengandalkan
ingatannya saja
5) Fail to Observe (tdk mengamati pelaksanaan): Asesor tidak mengamati
pelaksanaan, misalnya saat observasi asesor mendapatkan distrasksi atau
membiarkan asesi melakukan tindakan ke pasien tanpa didampingi selalu
oleh asesor
6) Recording In The Middle (pendokumentasian di tengah jalannya asesmen):
Hal tersebut disadari oleh asesor setelah proses pengumpulan bukti
berjalan, dan hal tersebut dapat mempengaruhi keputusan akhir.

4. Tahap kaji ulang,


Kompetensi melakukan kaji ulang asesmen merupakan kompetensi keempat seorang
asesor. Setelah seluruh prosedur asesmen telah selesai dilaksanakan, seorang asesor
melakukan proses kaji ulang.
a. Pengertian kaji ulang
Kaji ulang asesmen merupakan proses telaah yang dilakukan oleh asesor terhadap
prosedur asesmen secara keseluruhan. Kegiatan kaji ulang dapat dilakukan secara
sendiri atau berkelompok dan melibatkan pihak-pihak terkait.
b. Ruang Lingkup
Unit kompetensi ini mencakup persyaratan yang dibutuhkan untuk mengkaji ulang
asesmen dalam konteks yang spesifik. Unit kompetensi terdiri dari tiga elemen, yaitu:
mengkaji ulang prosedur asesmen, memeriksa konsistensi terhadap keputusan asesmen
dan membuat laporan hasil kaji ulang.
c. Tujuan
Diharapkan setelah mempelajari unit kompetensi ini, teman-teman dapat mengkaji
ulang prosedur asesmen, memeriksa konsistensi terhadap keputusan asesmen dan
membuat laporan hasil kaji ulang.
d. Mengkaji ulang prosedur asesmen
Proses kaji ulang asesmen perlu ditetapkan dan secara konsisten dilaksanakan oleh
asesor. Kaji ulang dilakukan untuk mengidentifikasi upaya-upaya perbaikan dan
menjaga integritas proses asesmen selanjutnya. Diawali dengan pemberian umpan balik
dari asesi setelah asesor memberikan rekomendasi hasil asesmen. Proses ini
memungkinkan asesi untuk memberikan umpan balik yang obyektif tanpa tekanan
karena tidak akan mempengaruhi keputusan asesmen.
Kegiatan kaji ulang akan melibatkan semua pihak yang terkait dengan proses asesmen:
tim asesor, bidang keperawatan, para ahli tehnis terkait bila diperluka, bagian diklat
dan perwakilan manajemen. Para pihak perlu mengetahui hasil kaji ulang terkait
dengan upaya-upaya yang harus ditindaklanjuti dari kesenjangan yang terjadi.

46
1) Memeriksa konsistensi keputusan asesmen
Pada kaji ulang asesor melakukan evaluasi apakah proses asesmen dari perencanaan,
perangkat dan pelaksanaan asesmen telah memenuhi prinsip-prinsip asesmen.
Ketercapaian seluruh dimensi kompetensi dinilai, apakah dimensi task skill, task
management skill, contingency management skill serta environment management skill
dapat dicapai. Asesor membuat rekomendasi perbaikan terkait temuan atau
kesenjangan yang terjadi. Seluruh aktivitas dalam kaji ulang didokumentasikan dalam
form.09
2) Melaporkan temuan hasil kaji ulang
Panitia asesmen berdasarkan hasil kaji ulang yang dilakukan bersama dengan pihak
pihak terkait membuat laporan pelaksanaan kaji ulang. Laporan hasil kaji ulang
meliputi:
a) Kaji ulang dari tim asesor
b) Rekomendasi perbaikan
c) Umpan balik dari asesi
d) Hasil asesmen kompetensi dan gap kompetensi
Laporan diberikan ke Kepala Bidang Keperawatan yang selanjutnya diteruskan ke
pimpinan rumah sakit.
Beberapa contoh kesenjangan yang ditemukan pada saat proses kaji ulang
adalah:
a) Persiapan asesmen yang kurang baik
b) Hasil asemen : ada asesi belum kompeten
c) Perlunya perbaikan perangkat asesmen
d) Kurangnya ketersediaan fasilitas dan alat
e) SOP belum diperbaharui
f) Bukti portofolio yang kurang baik atau tidak ada, contohnya : catatan
keperawatan, lembar edukasi
Contoh rekomendasi hasil kaji ulang:
a) Perbaikan perangkat asesmen
b) Pertimbangkan ruangan lain yang menjadi tempat uji observasi
c) Revisi SOP
d) Pelatihan-pelatihan untuk menutup gap kompetensi
PENUGASAN :
Pada saat melakukan kaji ulang, salah satu dimensi kompetensi belum dapat
dicapai, rekomendasi apa yang akan Anda usulkan sebagai seorang asesor ?

47
F. Format – format Asesmen Kompetensi: Format 01 s/d 09 terdiri dari: Teman teman
dalam asesemen kompetensi ini terdapat 9 (sembilan) form yang akan digunakan, dan form-
form tersebut terbagi berdasarkan tahapan proses asesmen :
1. Format tahap perencanaan:
Dalam tahapan ini terdapat 3 form yang digunakan yaitu
a. Form-01 adalah Form Permohonan Asesmen Kompetensi.
Form ini merupakan form permohonan asesi untuk dilakukan asesmen komepetensi.
Form ini disiapkan oleh panitia dan asesor dan form ini diisi oleh asesi.
Form ini
berisi

informasi
Bagian 1: data asesi yaitu nama lengkap asesi, tempat tanggal lahir, pendidikan dan
tahun lulus, kualifikasi perawat, tempat bekerja, alamat dan nomor telepon asesi.
Asesi diminta mengisi data ini dengan lengkap dan benar

Bagian 1 : Rincian data asesi berisikan data dan level kompetensi asesi

48
Bagian 2: Daftar Unit Kompetensi yang akan dilakukan asesmen kompetensi, dibagian
ini asesi mengisi kolom yang sudah disiapkan yaitu kolom nomor, kode unit kompetensi
dan judul unit kompetensi.
Bagian 3 : Kompetensi dan Bukti Portofolio
Pada bagian ini, asesi diminta untuk menuliskan Bukti-bukti pendukung yang relevan
dengan unit kompetensi yang diusulkan.

Di bagian 3 ini ada kolom isian yang disi oleh asesi


Kolom Unit kompetensi dikolom ini asesi mengisi unit kompetnsi yang akan dilakukan
asesmen
Kolom selanjutnya Bukti adalah asesi menuliskan bukti yang relevan terkait aesmen
yang akan diujikan, contoh bukti adalah ijasah pendidikan asesi apakah D3
keperawatan, ners atau ners spesialis dan juga tahun kelulusannya. Contoh bukti lainnya
adalah sertikat sertifikat yang dimiliki assesi sesuai dengan unit kompetensi yang akan
dilakukan asesmen.
Kolom Kesesuain Bukti asesor melakukan verifikasi dan validasi bukti yang dimiliki
asesi dan meminta asesi menunjukan dalam melakukan penilaian bukti tersebut dengan

49
menggunakan aturan bukti. Pada kolom ini asesor menuliskan V jika valid, T jika
terkini, M jika memadai dan O jika otentik untuk setiap bukti yang ditulis dan
ditunjukan asesi kepada asesor.
Kolom Keterangan Asesor dapat tuliskan jika dari hasil kesesuain bukti ada yang perlu
dilengkapi saat pertemuan selanjutnya atau pada saat sebelum pelaksanaan asesmen.
Pengisian kolom kesesuain bukti dan kolom keterangan diisi oleh teman-teman
asesor pada saat konsultasi pra asesmen yang merupakan bagian dari pelaksanaan
asesmen.

Kolom Rekomendasi
Asesor dapat memberikan rekomendasi kepada asesi untuk mengikuti penilaian lanjut
kemudian diikuti tanda tangan asesi dan asesor pada kolom tanda tagan dan nama serta
diberi tanggal dan ini dilakukan saat konsultasi pra asesmen.
b. Form -02: Form Asesmen Mandiri
Form Asesemen Mandiri adalah form yang dipakai oleh asesi untuk menilai diri asesi
terhadap unit kompetensi yang akan dilakukan penilaian. Form ini di buat oleh asesor,
form ini diberikan oleh panitia asesemen kompetensi kepada asesi bersamaan dengan
Form-01 Form Permohonan Asesmen Kompetensi, setelah mengisi Form-01 Form
Permohonan Asesmen Kompetensi asesi selanjutnya Form -02: Form Asesmen
Mandiri ini.

50
Form ini berisi nama asesi, nama asesor, tanggal/waktu dan tempat pelaksanaan
asesmen dan juga petunjuk bagi asesi bagaimana asesi menilai diri asesi terhadap
unit kompetensi yang akan diujikan. Setelah membaca petunjuk pengisina, asesi
mengisi form ini, asesi setelah membaca satu-satu Daftar pertanyaan maka asesi
akan memberi tanda ceklist (✓) dikolom K yang artinya asesi percaya diri dirinya
Kompoten

Teman teman Asesor untuk membuat Form-02: Form Asesmen Mandiri ini
Asesor menggunakan unit kompetensi atau SKKNI yang sudah didapat dari
fasilitator pada hari pertama pelatihan.

Untuk Nomor Kompetensi dan Judul Unit Kompetensi teman teman bisa
menyalin dari unit kompetensi yang sudah dibagi.
Kami akan contohkan dengan menggunakan unit kompetensi atau SKKNI Unit
Kompetensi Nomor: KES.VK02.008.01 Judul: Mengukur Tanda-Tanda
Vital Berikut adalah cara pengisiannya
Untuk kolom Kolom Komponen Asesemen Mandiri adalah berisi Elemen
kompetensi 1 adalah elemen yang pertama yang ada di unit kompetensi. Elemen
1 yang ada di SKKNI dan kita copikan ke kolom ini.
Contoh Elemen kompetensi 1: Mengidentifikasi kegiatan pengukuran tanda
tanda vital klien/pasien.
Selanjutnya isi kolom Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dari Elemen 1 yang ada di
SKKNI dan kita copikan ke kolom ini.
Contoh Elemen kompetensi 1: KUK 1.1 Klien/pasien yang yang akan dilakukan
pengukuran tanda-tanda vital diidentifikasi sesuai rencana asuhan keperawatan.
Selanjutnya masuk kolom Daftar pertanyaan (Asesmen Mandiri/Self
Assessment) untuk mengisi kolom ini teman teman kita ubah kalimat pasif dari

51
KUK 1.1 Klien/pasien yang yang akan dilakukan pengukuran tanda-tanda
vital diidentifikasi sesuai rencana asuhan keperawatan menjadi kalimat aktif
Mengidentifikasi Klien/pasien yang yang akan dilakukan pengukuran tanda
tanda vital sesuai rencana asuhan keperawatan. Setelah di ubah menjadi
kalimat aktif maka kita jadikan suatu kalimat pertanyaan dengan menambahkan
kata Apakah anda mampu didepan kalimat aktif tersebut dan diakhiri dengan
memberi tanda tanya (?) sehingga akan seperti ini kalimat bertanyanya Apakah
anda mampu Mengidentifikasi Klien/pasien yang yang akan dilakukan
pengukuran tanda-tanda vital sesuai rencana asuhan keperawatan?.
Contoh untuk KUK 1.2 Koordinasi dengan perawat senior dilakukan untuk
validasi kegiatan pengukuran tanda-tanda vital
Dirubah menjadi kalimat aktif melakukan koordinasi dengan perawat senior
untuk validasi kegiatan pengukuran tanda-tanda vital setelah di ubah menjadi
kalimat aktif maka kita jadikan suatu kalimat pertanyaan dengan menambahkan
kata Apakah anda mampu didepan kalimat aktif tersebut dan diakhiri dengan
memberi tanda tanya (?) sehingga akan seperti ini kalimat bertanyanya Apakah
anda mampu melakukan Koordinasi dengan perawat senior untuk validasi
kegiatan pengukuran tanda-tanda vital ?.
Berikut contoh dalam form 02 :
52
Dan pembuatan form 2 ini oleh asesor dikerjakan untuk seluruh elemen dan KUK
yang ada di SKKNI.
Pada saat asesi bertemu dengan asesor di Konsultasi Pra Asesmen dan sudah
mengisi Form -02: Form Asesmen Mandiri asesor melakukan verifikasi dengan
bertanya 1 - 2 pertanyaan yang kritikal dari unit kompetensi yang diujikan dan
memberikan tanda paraf di kolom Verifikasi Asesor pada KUK yang ditanyakan.
Pada saat teman –teman asesor bertanya untuk verifikasi bukan mengulang
pertanyaan dari daftar pertanyaan contoh KUK 1.1 maka saat bertanya adalah
pasien pasien dengan kondisi apa dilakukan pengukuran tanda vital?
Pada akhir Form -02: Form Asesmen Mandiri terdapat kolom rekomendasi
asesor dapat memberikan rekomendasi kepada asesi dengan menuliskan di kolom
Rekomendasi Dapat mengikuti penilaian lanjut kemudian diikuti tanda tangan
asesi dan asesor pada kolom tanda tangan dan nama serta diberi tanggal dan ini
dilakukan saat konsultasi pra asesmen.

c. Form-03 Rencana Asesmen


Form-03 Rencana Asesmen dibuat untuk merencanakan dan mengorganisasikan
proses asesmen berbasis kompetensi.
53
Form-03 Rencana Asesmen dibuat oleh asesor kami akan membimbing membuat
Form ini
Form-03 Rencana Asesmen form ini diawali berisi nama asesi, nama asesor,
tanggal/waktu dan tempat pelaksanaan asesmen. Bagian dari Form-03 Rencana
Asesmen:
1. Pendekatan asesemen
Pada kolom ini terdapat Karakteristik Peserta, asesor menetapkan level
kompetensinya asesi berada pada level mana saat dilakukan asesmen. Kolom
Tujuan Asesmen: asesor menetapkan tujuan assessment dalam
rangka untuk apa: disini asesor memberi tanda ceklist (✓)
pada kolom RCC
(Recognation Current
Competencies)
Kolom Acuan pembanding/ benchmark: asesor menetapkan Acuan
pembanding/ benchmark bukti apa saja yang dipakai sebagai sebagai acuan
pembanding dalam unit komptensi yang akan dilakukan asesmen kompetensi.
Contoh untk mengukur tanda tanda vital maka acuan pembanding
adalah SPO
mengukur tanda tanda vital, SPO
komunikasi efektif, SPO kebersihan tangan, SPO Pendokumentasian

2. Rencana Asesmen
Pada kolom ini teman teman mengisi dengan kode dan judul unit kompetensi

yang akan dilakukan asesmen kompetensi, yang akan dijadikan contoh adalah

Kode Unit: KES.VK02.008.01 Judul Unit:


Mengukut Tanda-tanda vital.

54
Sekarang kami akan mencontohkan pada teman-teman dalam membuat
Perencanaan seperti contoh dibawah ini.
Kolom elemen: berisi elemen kompetensi pada unit kompetensi contoh,
Elemen 1: Mengidentifikasi kegiatan pengukuran tanda-tanda vital
klien/pasien
Kolom Kriteria Unjuk Kerja: berisi KUK dari elemen 1 KUK 1.1
Klien/pasien yang yang akan dilakukan pengukuran tanda-tanda vital
diidentifikasi sesuai rencana asuhan keperawatan.
Selanjutnya pada kolom: Indikator Unjuk Kerja (adalah bukti yang
ditampilkan oleh asesi kepada asesor) untuk mengisi kolom ini kita bisa
copikan dari Form -02 Asemen Mandiri dari kolom daftar pertanyaan
setelah kata Apakah anda mampu.
Pada Indikator Unjuk Kerja ini teman teman asesor menetapkan domain apa
yang akan digunkan apakah knowledge atau pengetahuan (P), domaian
skills atau ketrampilan (K) dan dan domain attitude atau sikap (S)
sehingga akan memudahkan dalam dalam menentukan metode asesmen yang
akan digunakan setelah ditetapkan diakhir kalimat diberi tanda (P) dan atau
(K) dana tau (S), contoh: Indikator Unjuk Kerja: Mengidentifikasi
Klien/pasien yang yang akan dilakukan pengukuran tanda-tanda vital sesuai
rencana asuhan keperawatan (P).
Dalam satu Indikator Unjuk Kerja bisa saja menggunakan 2 domain
contoh pengetahuan (P), domaian skills atau ketrampilan (K) Atau
domaian skills atau ketrampilan (K) dan dan domain attitude atau sikap
(S) contoh seperti dalam kolom perencanaan asesemen dibawah.

Kolom Metoda Asesmen Selanjutnya asesor menentukan metode asesemen


apa yang sesuai dengan domain yang ditentukan pada Indikator Unjuk
Kerja, contoh: Mengidentifikasi Klien/pasien yang yang akan dilakukan
pengukuran tanda-tanda vital sesuai rencana asuhan keperawatan (P)
Pengetahuan maka metode yang bisa di gunakan adalah Metode Asesmen
uji lisan atau uji tulis teman- teman pilih salah satu saja. Contoh Metode
Asesmen: uji tulis. Selanjutnya kolom Perangkat Asesmen, kolom ini
berisi perangkat asesmen apa yang digunakan sesuai deng metode
asesemen yang dipilh, Contoh Metode Asesmen: uji tulis, maka Perangkat
Asesmen yang digunakan adalah Daftar pertanyaan uji tulis. Yang
menjdai perhatian
adalah adanya
keterkaitan atau adanya hubungan antara Domain pada Indikator Unjuk
Kerja, Metode Asesmen dan Perangkat Asesmen.
Selaanjutnya kolom Alat dan Bahan, alat dan bahan adalah alat dan bahan
apa saja yang di gunkan sesuai dengan unit kompetensinya. Dalam
memasukan

55
Alat dan Bahan yang digunakan bukan berdasarkan elemen atupun KUK
tetapi satu unit kompetensi nya. Contoh Alat dan Bahan: Tensi meter,
Termometer, Stestoskop, Jam detik, Alkohol swab, Hand sanitaiser, Form
dokumentasi.

Selanjutnya pada akhir Form-03 Rencana Asesmen terdapat kolom rekomendasi


asesor dapat memberikan rekomendasi kepada asesi dengan menuliskan di kolom
Rekomendasi Dapat mengikuti penilaian lanjut kemudian diikuti tanda tangan
asesi dan asesor pada kolom tanda tangan dan nama serta diberi tanggal dan ini
dilakukan saat konsultasi pra asesmen.
Selanjutnya teman teman mengisi dikolom Catatan Rencana pelaksanaan
Tempat ,Tanggal dan Waktu pelaksanaan asesemen kompetensi

56
2. Format Tahap Pengembangan Instrumen
Form Pengembangan perangkat, form ini dibuat dalam
mengembangkan komponen
perangkat asesmen. Pengembangan perangkat ini dibuat berdasarkan

Form-03 Rencana Asesemen , form ini terdiri dari:


a. FORM-03A adalah form pengembangan instrumen asesmen kompetensi untuk
Metode Observasi, berikut FORM-03A dan cara pengisinnya

Untuk membuat form 3 A ini asesor menggunakan Form-0 3 Rencana Asesmen, Semua
metode asesmen Observasi yang ada Form-03 Rencana Asesmen dipindahkan ke
Form-03A, seperti contoh pada Form-03 Rencana Asesmen pada Elemen I, KUK I.2
terdapat metode asesmen observasi maka kita pindahkan ke Form-03A, untuk mengisi
kolom Elemen 1 copikan dari Form-03 Rencana Asesmen, selanjutkan copi juga KUK
dan Indikator Unjuk Kerja dan masukan pada kolomnya masing-masing.
Kemudian asesor membuat isi kolom Poin yang diamati. Point yang diamati adalah
hal-hal yang diamati oleh asesor dari indikator unjuk kerja yang ditampilkan asesi
dan dalam hal ini teman teman dapat menggunakan acuan pembandiing seperti SPO
yang digunakan dalam membuat point yang diamati.
57
Contoh terlihat pada kolom dibawa ini yang sudah diisi :

CATATAN :
Form-03A ini dibuat dengan merujuk pada Form-03 Rencana Asesmen, semua metode
observasi yang ada di Form-03 Rencana Asesmen dipindahkan ke Form-03A
Bagian kolom indikator unjuk kerja di copy paste dari Form 3 perencanaan bagian indikator
unjuk kerja
Poin yang diamati adalah hal yang akan di observasi oleh asesor kepada asesi bentuk kalimat
adalah kalimat aktif

b. FORM-03B adalah pengembangan instrumen asesmen kompetensi untuk Metode Uji


Lisan, berikut FORM-03B dan cara pengisinnya

58
Untuk membuat FORM-03B ini asesor menggunakan Form-03 Rencana Asesmen
Semua metode asesmen Uji lisan yang ada di Form-03 Rencana Asesmen dipindahkan
ke FORM-03 B. Seperti contoh pada Form-03 Rencana Asesmen pada Elemen I,
KUK I.2 ada metode asesmen Uji lisan maka kita pindahkan ke FORM-03B. Untuk
kolom Elemen I copikan dari Form-03 Rencana Asesmen selanjutkan copikan juga
KUK dan Indikator Unjuk Kerja dan masukan pada kolomnya masing-masing.
Selanjutnya untuk kolom Pertanyaan teman –teman asesor kembangkan dari
Indikator Unjuk Kerja menjadi suatu pertanyaan, kemudian kolom Indikator
Ketercapaian isinya adalah jawaban dari pertanyaan yang dibuat, Jawaban yang
asesor buat dengan memperhatikan acuan pembanding atau referensi yang berlaku di
rumah sakit teman teman, berikut contohnya

CATATAN :
Form-03B ini dibuat dengan merujuk pada Form-03 Rencana Asesmen, semua metode uji
lisan yang ada di Form-03 Rencana Asesmen dipindahkan ke Form-03B
Untuk kolom pertanyaan dikembangkan berdasarkan indicator unjuk kerja
Indikator ketercapaian adalah jawaban yang standar berdasarkan SOP , referensi, kebijakan

c. FORM-03C: adalah pengembangan instrumen asesmen kompetensi untuk metode uji


tertulis, berikut FORM-03C dan cara pengisinnya

59

Untuk membuat FORM-03C ini teman-teman menggunakan Form-03 Rencana


Asesmen, semua metode asesmen Uji tulis yang ada di Form-03 Rencana Asesmen
dipindahkan ke FORM-03C. Seperti contoh pada Form-03 Rencana Asesmen pada
Elemen I, KUK I.1 ada metode asesmen Uji tulis maka kita pindahkan ke FORM 03C.
Untuk kolom Elemen I copikan dari Form-03 Rencana Asesmen selanjutkan copikan
juga KUK dan Indikator Unjuk Kerja dan masukan pada kolomnya masing masing.
Selanjutnya untuk kolom Pertanyaan teman –teman asesor kembangkan dari Indikator
Unjuk Kerja menjadi suatu pertanyaan. kemudian kolom Standar Jawaban isinya
adalah jawaban dari pertanyaan yang dibuat, Jawaban yang asesor buat dengan
memperhatikan acuan pembanding atau referensi yang berlaku di rumah sakit teman
teman, berikut contohnya

CATATAN :
Form-03C ini dibuat dengan merujuk pada Form-03 Rencana Asesmen, semua metode uji tulis
yang ada di Form-03 Rencana Asesmen dipindahkan ke Form-03C
Untuk kolom pertanyaan dikembangkan berdasarkan indikator unjuk kerja,
Standar Jawaban adalah jawaban yang standar berdasarkan SOP , referensi, kebijakan

60
d. FORM-03D: adalah pengembangan instrumen asesmen kompetensi untuk Metode
Portofolio, berikut FORM-03D dan cara pengisinnya

Untuk membuat FORM-03D ini teman-teman menggunakan Form-03 Rencana


Asesmen, semua metode asesmen Portofolio yang ada di Form-03 Rencana Asesmen
dipindahkan ke FORM-03D. Seperti contoh pada Form-03 Rencana Asesmen pada
Elemen I, KUK I.2 ada metode asesmen Portofolio maka kita pindahkan ke FORM 03D,
untuk kolom Kriteria Unjuk Kerja ( KUK ) copikan dari Form-03 Rencana Asesmen,
selanjutnya untuk mengisi kolom DOKUMEN asesor mengisi dengan dokumen apa
yang dipakai sebagai Portofolio, berikut contohnya

CATATAN :
Form-03D ini dibuat dengan merujuk pada Form-03 Rencana Asesmen, semua metode
Portofolio yang ada di Form-03 Rencana Asesmen dipindahkan ke Form-03D
Untuk kolom Dokumen disesuaikan dengan bukti dokumen portofolio yang direncanakan
sesuai dengan elemen: lembar edukasi, lembar pengkajian, lembar tindakan keperawatan dll
3. Format Tahap Pelaksanaan Asesmen
Format tahapan pelaksanaan asesmen adalah untuk melaksanakan asesmen
kompetensi keperawatan sesuai prosedur yang spesifik, form ini terdiri dari: a.
FORM-04A: Ceklist Observasi
Form ini dipakai saat pelaksanaan asesmen komptensi, form ini dipakai asesor untuk
mengumpulkan bukti bukti langsung dari asesi dengan metode observasi.

61

Berikut cara membuat form ini asesor dapat menyalin dari FORM-03A: Ceklist
Observasi
FORM-04A: dalam form ini diawali dengan nama asesi, nama asesor, tanggal/waktu
dan tempat pelaksanaan asesmen data ini diisi asesor saat pelaksanaan asesmen.
Kolom No KUK, No IUK hanya mengisi nomornya saja, untuk Elemen Kompetensi
tetap di tuliskan isi Elemennya. Kolom Poin yang diamati asesor juga isi dengan
mengcopi dari FORM-03A Metode Observasi.
Kolom Pencapaian Ya/Tidak adalah berdasarkan observasi asesor terhadap asesi
melakukan Poin yang diamati dalam pengumpulan bukti. Ya jika asesi melakukan
Poin yang diamati, Tidak jika asesi tidak melakukan Poin yang diamati. Berikut
contoh:

62
Selanjutnya dibagian bawah FORM-04A:Ceklist Observasi disertakan juga Tanda
tangan dan nama Asesi dan asesor setelah selesai pelaksanaannya.

b. FORM--04 B Daftar Pertanyaan Lisan


Form ini dipakai saat pelaksanaan asesmen komptensi, form ini dipakai asesor untuk
mengumpulkan bukti bukti langsung dari asesi dengan metode Uji Lisan. Untuk membuat
form ini asesor dapat menyalin dari FORM-03 B Metode Uji Lisan

63
FORM-04B: dalam form ini diawali dengan nama asesi, nama asesor, tanggal/waktu
dan tempat pelaksanaan asesmen data ini diisi asesor saat pelaksanaan asesmen.
Kolom No KUK, No IUK hanya mengisi nomornya saja, untuk Elemen Kompetensi
tetap di tuliskan isi Elemennya.
Kolom Pertanyaan dan Indikator Ketercapaian asesor isi dengan mengcopi dari
FORM-03B Metode Uji Lisan
Kolom Jawaban Asesi ini nanti disi saat asesor melakukan uji lisan pada asesi dan
jawaban asesi ditulis langsung dikolom ini oleh asesor, tiap pertanyaan lisan langsung
dijawab asesi dan asesor langsung menuliskannya.
Kolom Pencapaian Ya/Tidak adalah berdasarkan hasil jawaban asesi dengan
Indikator Ketercapaian asesor memberikan tanda cek list di Ya jika jawaban asesi
sesuai Indikator Ketercapaian demikian sebaliknya bila jawaban asesi tidak cocok
dengan Indikator Ketercapaian teman teman memberikan tanda cek list di Tidak.
Berikut contoh:

Sela

njutnya dibagian bawah FORM-04B disertakan juga Tanda tangan dan nama Asesi
dan asesor setelah selesai pelaksanaannya.

c. FORM- 04C Daftar Pertanyaan Tulis


Form ini dipakai saat pelaksanaan asesmen komptensi, form ini dipakai asesor untuk
mengumpulkan bukti bukti langsung dari asesi dengan metode uji tulis. Berikut cara
membuat form ini asesor dapat menyalin dari FORM-03 C Metode Uji Tulis
64

FORM-04C: dalam form ini diawali dengan nama asesi, nama asesor, tanggal/waktu
dan tempat pelaksanaan asesmen data ini diisi asesor saat pelaksanaan asesmen.
Kolom No KUK, No IUK hanya mengisi nomornya saja, untuk Elemen Kompetensi
tetap di tuliskan isi Elemennya.
Kolom Pertanyaan dan Standar Jawaban asesor isi dengan mengcopi dari FORM
03C Metode Uji Tulis
Kolom Pencapaian Ya/Tidak adalah berdasarkan hasil jawaban asesi pada lembar
jawaban asesi dengan Stándar Jawaban asesor memberikan tanda cek list di Ya jika
jawaban asesi sesuai Indikator Ketercapaian demikian sebaliknya bila jawaban asesi
tidak cocok dengan Indikator Ketercapaian asesor memberikan tanda cek list di
Tidak. Pada FORM-04C ini juga dibuat lembar jawaban untuk asesi yang berisi
pertanyaan yang dicopikan dari kolom pertanyaan dan dibawahnya ada jawaban
asesi.
Berikut contoh:

Selanjutnya dibagian bawah FORM- 04C Daftar Pertanyaan Tulis disertakan juga
Tanda tangan dan nama Asesi dan asesor setelah selesai pelaksanaannya.Disertai
Tanda tangan dan nama Asesi dan asesor

65
d. FORM-04D: Daftar PORTOFOLIO
Form ini dipakai saat pelaksanaan asesmen komptensi, form ini dipakai asesor untuk
mengumpulkan bukti bukti tidak langsung langsung dari asesi dengan Metode
Portofolio
Berikut cara membuat form ini asesor dapat menyalin dari FORM-03D Metode
Portofolio

FORM-04D: dalam form ini diawali dengan nama asesi, nama asesor, tanggal/waktu
dan tempat pelaksanaan asesmen data ini diisi asesor saat pelaksanaan asesmen.
Kolom KUK, di isi KUKnya dengan lengkap. Kolom DOKUMEN diisi dengan
mengcopi dari FORM-04D Daftar PORTOFOLIO
Kolom Pencapaian Ya/Tidak adalah berdasarkan hasil jawaban dokumen asesi pada
lembar jawaban asesi dengan Stándar Jawaban asesor memberikan tanda cek list di
Ya jika jawaban asesi sesuai Indikator Ketercapaian demikian sebaliknya bila
jawaban asesi tidak cocok dengan Indikator Ketercapaian asesor memberikan tanda
cek list di Tidak. Berikut contoh:
66
Selanjutnya dibagian bawah FORM-04D Daftar Portofolio disertakan juga tanda
tangan dan nama asesi dan asesor setelah selesai pelaksanaannya disertai tanda
tangan dan nama asesi dan asesor

e. Form 5: Konsultasi Pra Asesemen


Form ini digunakan saat konsultasi pra asesmen, form ini bertujuan sebagai panduan
asesor untuk melakukan langkah-langkah pra asesmen kepada asesi secara berurutan
dan diakhiri dengan pernyataan persetujuan asesi dilakukan asesmen kompetensi.
67
Asesor mengisi kolom bagian atas yang terdiri nama asesi, asseor judul unit
kompetensi dan waktu pelaksanaan pra asesmen.
Nama Asesi: Tanggal:

Nama Asesor: Waktu:

Judul Kompetensi: Tempat:

Asesor setiap selesai melaksanakan satu kegiatan sesuai dengan kolom langkah dan
kegiatan, maka asesor akan memberikan tanda centang ya di kolom pencapaian,
namun jika tidak dilakukan maka asesor memberikan centang tidak di kolom
pencapaian. Saat melakukan kegiatan asesor juga memegang form-form sesuai di
kolom catatan, hal tersebut harus diperhatikan oleh asesor agar saat kegiatan asesor
tidak salah menelaah form.
Setelah selesai semua tujuh langkah, maka asesi dan asesor memberikan tanda tangan
di tempat yang sudah disediakan hal tersebut sebagai persetujuan pelaksanaan
asesmen kompetensi: waktu dan tempat yang telah disepakati bersama.

Langkah Kegiatan Pencapaian Catatan

Ya Tida
k

1. Pembukaan Memberikan salam dan FORM


memperkenalkan diri 01

Menempatkan assesi dalam kondisi


yang kondusif

Menjelaskan dan mendiskusikan


FORM
tujuan konsultasi pra asesmen
02
2. Penjelasan Menjelaskan proses dan hasil
asesmen asesmen, termasuk SKKNI/Unit
Kompetensi dan proses banding

3. Mengkonfirmasikan tujuan
Mengkonfirmasi asesmen kepada assesi dan hak-
kan tujuan hak asesi.
asesmen

4. Menilai Menilai kesesuaian bukti yang


kesesuaian dibawa oleh asesi apakah sesuai
bukti-bukti dengan aturan bukti (valid, asli,
pendukung terkini, memadai)
(persyaratan
Menilai hasil asesmen mandiri dengan
sertiifikasi)
menanyakan aspek kritikal untuk
mengetahui ketercapaian elemen
kompetensi yang akan di ases.

68
Merekomendasikan keikutsertaan
asesmen lanjut (gunakan form kolom
rekomendasi)

5. Membangun 1. Menjelaskan metode asesmen FORM


metode dan 2. Menjelaskan perangkat Asesmen 3. 03
perangkat Menyiapkan sumber daya yang terlibat
asesmen dalam asesmen. (peralatan, bahan, dll;
personil yang terkait dengan asesmen)

Mengidentifikasi dan menetapkan


penyesuaian yang diperlukan (jika ada)
6. Menjelaskan hal-hal yang terkait dengan tata tertib asesmen,
aturan-aturan perusahaan/tempat kerja serta keselamatan
kerja di TUK. (penyesuaian yang wajar, re-asesmen,
kerahasiaan)

7. Menyepakati jadwal, menutup konsultasi pra asesmen dan


memberikan salam

Catatan: Dengan ditandatangani form 05 ini asesor dan asesi menyetujui pelaksanaan
asesmen akan diadakan pada :
Hari: …………… Tanggal: …………………………. Jam: ……… sd selesai
Bertempat di: ……………

.........................., ..................................20…….

Asesi Asesor

f. Form 06
Form 06 adalah daftar pelaksanaan asesmen, form ini digunakan pengumpulan bukti
bukti, form ini bertujuan sebagai panduan asesor untuk melakukan langkah-langkah
pengumpulan bukti-bukti kepada asesi secara berurutan.

69
Asesor mengisi kolom bagian atas yang terdiri nama asesi, asseor judul unit
kompetensi dan waktu pelaksanaan pra asesmen.
Nama Asesi: Tanggal:

Nama Asesor: Waktu:

Judul Kompetensi: Tempat:

Asesor setiap selesai melaksanakan satu kegiatan sesuai dengan kolom langkah dan
kegiatan, maka asesor akan memberikan tanda centang ya di kolom pencapaian,
namun jika tidak dilakukan maka asesor memberikan centang tidak di kolom
pencapaian. Saat melakukan kegiatan asesor juga memegang form-form sesuai di
kolom catatan, hal tersebut harus diperhatikan oleh asesor agar saat kegiatan asesor
tidak salah menelaah form.
Setelah selesai semua 6 langkah, maka asesi dan asesor memberikan tanda tangan di
tempat yang sudah disediakan

70

Anda mungkin juga menyukai