Oleh :
Ah. Zaenal Fanani (Yayasan DAMAR)
Adiosyafri (Wahana Bumi Hijau)
Masrun Zawawi (LPH-PEM)
PALEMBANG
2005
KATA PENGANTAR
South Sumatera Forest Fire Management Project (SSFFMP) adalah suatu proyek
kerjasama teknis antara Pemerintah Republik Indonesia Cq Departemen Kehutanan Republik
Indonesia dengan masyarakat Uni Eropa berdasarkan nota kesepahaman :
IDN/RELEX/1999/0103 yang dalam implementasi lapangan dilaksanakan dengan
bekerjasama dengan Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan.
Kegiatan Semiloka Kemandirian NGO ini dilaksanakan atas kerjasama South Sumatera
Forest Fire Management Project (SSFFMP) melalui NGO Development Specialist dengan
beberapa NGO yang tergabung dalam Sustainable Natural Resources Management
Consortium of South Sumatera (SNRMC-SS). Dalam kerangka Annual Work Plan (AWP)
pembiayaan kegiatan Semiloka Kemandirian NGO ini berasal dari AWP 3 SSFFMP tahun
2005, Nomor Kegiatan 4.4.2.1. Conduct Seminar and Workshop to Increase Human
Resources Capacity of NGO.dan Nomor 4.4.4.2. Comparative Studi of NGO Consortium
(follow-up), karena kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan “Benchmarking dan
Studi Banding Kemandirian NGO” yang dilaksanakan sebelumnya.
Tujuan kegiatan “Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Kemandirian NGO” ini antara lain:
1. Menggali konsepsi kemandirian lembaga NGO yang lebih mendalam berikut criteria
dan indicator yang terukur dari berbagai pihak.
2. Memperdalam pemahaman yang pernah diperoleh selama studi banding tentang
seperangkat metode untuk memetakan potensi dan focusing isu dalam merumuskan
program yang sesuai dengan kondisi Sumatera Selatan.
3. Mendiskusikan tentang bagaimana membuat kerangka kerja kemandirian lembaga
berikut langkah-langkah dan tahapan yang harus dilalui.
Laporan ini telah disiapkan dengan pembiayaan dari South Sumatera Forest Fire
Management Project. Pendapat dan pandangan yang tertulis dalam dokumen ini adalah
pendapat para peserta yang terekam selama kegiatan Semiloka. Rekomendasi yang tertera
dalam dokumen ini merupakan pendapat penulis dan tidak mencerminkan pendapat dan
pandangan secara resmi dari South Sumatera Forest Fire Management Project (SSFFMP).
Penyusun
2
RINGKASAN
Kegiatan Semiloka “Kemandirian NGO” bertujuan antara lain: Menggali konsepsi
kemandirian lembaga NGO yang lebih mendalam berikut criteria dan indicator yang terukur
dari berbagai pihak. Memperdalam pemahaman yang pernah diperoleh selama studi banding
tentang seperangkat metode untuk memetakan potensi dan focusing isu dalam merumuskan
program yang sesuai dengan kondisi Sumatera Selatan. Mendiskusikan tentang pembuatan
kerangka kerja kemandirian lembaga berikut langkah-langkah dan tahapan yang harus dilalui.
Semiloka ini secara garis besar dilakukan dalam 2 (dua) tahap. Tahap pertama berupa
pemaparan hasil pengalaman beberapa pihak dan lembaga perihal kemandirian. Pemaparan
dilakukan dalam 3 (tiga) sesi. Tiap sesi disamping pemaparan seorang pemakalah, juga
ditambahkan penanggap yang menyampaikan tema yang sama yang diserap dari lokasi studi
banding oleh salah satu peserta studi banding. Sesi pertama memaparkan tentang konsepsi
kemandirian lembaga NGO, berikut kriteria dan indikatornya. Pada sesi ini juga ditambahkan
dengan pengalaman pemakalah dalam menginisiasi dan mengelola kemandirian lembaga
dilingkungan mereka. Dilanjutakan dengan diskusi pendek. Setelah itu disampaikan
pengalaman peserta studi banding dan dilanjutkan diskusi kembali untuk menggali tema
konsepsi kemandirian berikut kriteria dan indikatornya. Dengan cara yang sama, sesi kedua
melakukan pemaparan tentang pemetaan potensi dan permasalahan (internal dan eksternal)
dalam membangun kemandirian lembaga. Sedangkan pada sesi ketiga dilakukan pemaparan
tentang kerangka kerja kemandirian lembaga berikut langkah-langkah dalam membangun
kemandirian lembaga (pengalaman YPPSE di Banjar Negara).
Tahap kedua, dilakukan pembahasan lebih detil dalam kelompok kerja. Seluruh peserta
dibagi dalam 3 kelompok kerja. Pembagian kelompok kerja dilakukan menurut focusing
kegiatan dan kompetensi tiap NGO peserta semiloka. Kelompok I adalah Kelompok NGO-
NGO yang bergerak dalam bidang Konservasi SDA dan Lingkungan Hidup. Kelompok II
adalah NGO-NGO yang bergerak dalam bidang Pengembangan Ekonomi Masyarakat, dan
Kelompok III adalah NGO yang bergerak dalam bidang Sosial Kemasyarakatan.
Tiap kelompok diminta untuk mendiskusikan kembali Visi dan Misinya sesuai dengan fokus isu
ditiap kelompok. Kemudian berdasarkan potensi dan permasalahan tiap NGO anggota
kelompok, diharapkan untuk merumuskan langkah-langkah yang akan diambil bisa dalam
bentuk kegiatan-kegiatan dan program-program. Selanjutnya langkah-langkah yang telah
didaftar, diurutkan menurut skala prioritas. Metode yang digunakan dalam pembahasan di
working group adalah dengan metode Metaplan.
Hasil Kelompok Kerja kemudian di presentasikan kembali dalam pleno untuk mendapatkan
masukan-masukan yang berguna dari kelompok lain untuk penyempurnaan hasil.
3
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………………………………………………. 7
I.1. Latar Belakang …………………………………………………………………………………………………………………… 7
I.2. Tujuan Semiloka ………………………………………………………………………………………………………………. 7
IV. EVALUASI (HAL YANG DISUKAI DAN TIDAK DISUKAI PADA SEMILOKA INI) …
VI.LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………………………………………………………. 36
VI.1 Lampiran Daftar Peserta ………………………………………………………………………………………………… 36
VI.2 Agenda Semiloka ……………………………………………………………………………………………………………….. 37
VI.3 Lampiran Foto-foto Kegiatan …………………………………………………………………………………………… 38
4
VI.4 Lampiran Handout Bahan Presentasi …………………………………………………………………………… 38
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 1. Daftar Peserta Semiloka Kemandirian NGO 8
Tabel 2. Sylabus Materi Semiloka Kemandirian NGO 9
Tabel 3. Ringkasan Pemetaan Kemandirian Lembaga Lokasi Studi Banding 22
Tabel 4. Daftar Anggota Kelompok Kerja I 24
Tabel 5 . Daftar Anggota Kelompok Kerja II 24
Tabel 6. Daftar Anggota Kelompok Kerja III 25
Tabel 7. Ringkasan Hasil Pembahasan Visi dan Misi Kelompok Kerja I 26
Tabel 8. Ringkasan Hasil Pembahasan Visi dan Misi Kelompok Kerja II 27
Tabel 9. Ringkasan Hasil Pembahasan Visi dan Misi Kelompok Kerja III 28
Tabel 10. Skala Prioritas Kegiatan Kelompok Kerja I 30
Tabel 11. Skala Prioritas Kegiatan Kelompok Kerja II 31
Tabel 12. Skala Prioritas Kegiatan Kelompok Kerja III 32
Tabel 13. Evaluasi hal-hal yang disukai selama jalannya Semiloka 33
Tabel 14. Evaluasi hal-hal yang tidak disukai selama jalannya Semiloka 34
5
DAFTAR SINGKATAN
6
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Partisipasi masyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam merumuskan dan
melaksanakan pembangunan. Partisipasi masyarakat di negara-negara dunia ketiga
merupakan strategi efektif untuk mengatasi masalah urbanisasi dan industrialisasi
(Craig.G dan M. Mayo, 1995). Lembaga-lembaga internasional, Bank Dunia misalnya,
percaya bahwa partisipasi masyarakat di dunia ketiga merupakan sarana efektif
untuk menjangkau masyarakat termiskin melalui upaya pembangkitan semangat hidup
untuk dapat menolong diri sendiri (self help) (Paul.S, 1987). Kemampuan untuk dapat
menolong diri sendiri dan tidak tergantung pada pihak lain inilah yang merupakan
substansi kemandirian.
Ide kemandirian ini menjadi sangat penting, terutama untuk lembaga semacam NGO
yang mengusung tema pemberdayaan masyarakat. Inisiatif awal dalam membuka
wacana kemandirian dan merangsang ide kreatif pegiat NGO sekaligus memancing
keinginan untuk mewujudkan kemandirian serupa telah dimulai dengan kegiatan Studi
Banding yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu (11 – 17 Mei 2005) kepada
NGO’s di Yogyakarta, Semarang dan Bogor yang dianggap telah lebih dahulu memulai
inisiatif membangun kemandirian lembaga.
Wacana dan cara berpikir kreatif ini harus tetap dipertahankan dan lebih baik lagi
jika diperkuat dengan merumuskannya dalam bentuk konsepsi yang jelas perihal
kemandirian dengan criteria dan indicator yang terukur, membuat rencana dan
kerangka kerja kemandirian lembaga serta merumuskan langkah-langkah yang harus
diambil dan tahapan-tahapan yang akan ditempuh dalam mewujudkan kemandirian
lembaga ini. Oleh karena itu dirasa perlu diadakan suatu forum kegiatan untuk
merumuskan hal tersebut diatas. Kegiatan yang dirasa memadai untuk merumuskan
hal tersebut adalah Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Kemandirian NGO.
7
II. PELAKSANAAN
II.1. Tempat dan Waktu
Kegiatan Semiloka ini dilakukan di Asrama Haji Jl. Kol. H. Burlian Km 9
Palembang. Kegiatan dilaksanakan pada Selasa dan Rabu, tgl 26 dan 27 Juli 2005.
II.2. Peserta
Sasaran kegiatan “Seminar dan Lokakarya Kemandirian NGO” adalah NGO’s
yang duduk di POKJA/ MSF Kabupaten-kabupaten prioritas (Ogan Komering Ilir,
Banyuasin dan Musi Banyuasin) , NGO anggota Konsorsium, dan NGO’s lain yang
ada di Sumatera Selatan yang mempunyai komitmen untuk membangun
kemandirian lembaga.
8
II.3. Materi yang digali
Tabel 2. Sylabus Materi Semiloka Kemandirian NGO
NO MATERI SYLABUS PEMAKALAH/
FASILITATOR
(PIC)
1. Konsepsi Kemandirian NGO berikut Definisi dan Konsepsi Kemandirian Lembaga NGO
Kriteria dan Indikator yang terukur. Kemandirian lembaga sebagai suatu “tujuan”, (suatu Ahmad Baehaqie
pendekatan system) Bogor
Kriteria terukur kemandirian suatu lembaga Tugas :
Tingkat kepentingan suatu criteria/indikator 1. Pemakalah pada hari 1
Indikator terukur kemandirian suatu lembaga 2.Fasilitator Kerja Kelompok
Contoh aplikatif metode pengukuran kemandirian suatu pada hari 2
lembaga dg criteria dan indicator yg terumuskan.
2. Pemetaan Kondisi, Permasalahan dan Kondisi dan permasalahan internal lembaga NGO (SDM, Ahamd Samodra, SH
Rekomendasi dalam membangun manajemen organisasi, administrasi dll) (LPH-PEM Sumsel)
Kemandirian Lembaga NGO Kondisi dan permasalahan eksternal lembaga NGO Palembang
(sosial, politik, ekonomi, birokrasi pemerintahan, Tugas :
networking, potensi masyarakat dll) 1. Pemakalah pada hari 1
Focusing isu yang akan digarap yang bisa meningkatkan 2.Fasilitator Kerja Kelompok
tingkat kemandirian lembaga. pada hari 2
Analisa SWOT --- utk mengkur potensi/kendala
Rekomendasi dalam menghadapi permasalahan yang ada
dengan memanfaatkan potensi untuk menuju
kemandirian lembaga NGO.
3 Kerangka kerja kemandirian lembaga Konsepsi kerangka kerja kemandirian lembaga Ir. Sigit
berikut langkah-langkah terukur yang Kerangka kerja jangka panjang, menengah dan jangka YPPSE Banjarnegara
harus ditempuh dalam membangun pendek untuk menginisiasi kemandirian lembaga. Tugas :
kemandirian lembaga Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam 1. Pemakalah pada hari 1
mewujudkan kemandirian lembaga (jk panjang, menengah 2.Fasilitator Kerja Kelompok
dan pendek). pada hari 2
Pengukuran tingkat pencapaian kemandirian pada suatu
waktu
Pengalaman-pengalaman aplikatif lapangan untuk
menginisiasi kemandirian.
9
II.4. Output Kegiatan
Output kegiatan “Seminar dan Lokakarya Kemandirian LSM” ini antara lain:
1. Diperolehnya konsepsi kemandirian yang jelas dengan criteria dan indicator
yang terukur.
2. Dipahaminya tools (seperangkat metode) pemetaan potensi dan permasalahan
dalam rangka focusing isu untuk merumuskan program yang mendukung
kemandirian lembaga dan sesuai dengan kondisi Sumatera Selatan.
3. Dipahaminya cara membuat kerangka rencana kemandirian lembaga
4. Dipahaminya langkah-langkah dan tahapan yang diperlukan dalam membangun
kemandirian lembaga
II.6. Methode
10
III. HASIL SEMILOKA
Secara umum Semiloka Kemandirian NGO ini mengikuti alur sebagai berikut :
ALUR SEMILOKA
PRESENTASI-PRESENTASI
(Nara Sumber + Pembahas dari Pengalaman
Peserta Studi Banding)
Hari 1
DISKUSI INTERAKTIF
DISKUSI KELOMPOK
PRESENTASI HASIL
KERJA KELOMPOK (PLENO) Hari 2
EVALUASI
11
dengan secara berurutan dimulai dari sebelah kanan (berlawanan arah dengan jarum
jam). Setelah perkenalan-perkenalan selesai, dilakukan break awal.
Setelah break, acara dimulai kembali. Acara diawali dengan penyepakatan aturan
main dalam Semiloka. Yang dipandu oleh Adiosyafri.
Berdasarkan kesepakatan dan masukan seluruh peserta, diperoleh aturan dalam
Semiloka sebagai berikut:
1. Disiplin waktu
2. Mengikuti semua proses kegiatan
3. Berpakaian sopan
4. HP hanya boleh di setting getar.
5. Merokok ditempat tertentu saja.
6. Menjaga kebersihan ruangan Semiloka.
12
PENGANTAR STRATEGI KONSEP PENGEMBANGAN LSM
KONDISI SEKARANG
HARAPAN
Visi-Misi (Mau kemana)
MASA DEPAN
Kondisi (Bagaimana) Existing
Pengalaman (Apa) Situation
Kegiatan (Apa saja)
Permasalahan (Apa) Meningkatnya :
MANDIRI
Pemberdayaan
Pendampingan
Masyarakat
Kemampuan Daya Upaya
Expectation
Lembaga Menghidupi
MASALAH YG DIHADAPI: Dirinya Sendiri
Sumber Daya Manusia
Organisasi, Lembaga
Jaringan Kerja
Finansial Self Mudah Sulit
Assessment Diucapkan Dilakukan
SUMBER DANA
Donor luar Professional
KOMITMENT
Sedekah org lain Identifikasi Prinsip2 Proaktif
LEMBAGA
Survival
Moralist
PS PS
JC JC
Menciptakan Sumber
DS
Dana Sendiri (DS) Operasional
13
III.1. Tahap I. Tahap Pemaparan dan Diskusi
Untuk kegiatan tahap Pemaparan dan Diskuisi serta keseluruhan acara secara umum
difasilitatori oleh seorang Fasilitator Utama, yaitu Bp. Faisal Djalal. Sedangkan pada
tahap diskusi kelompok (yang akan dibagi dalam 3 kelompok) nanti akan ditentukan
seorang fasilitator kelompok ditiap kelompok.
4. SIERRA CLUB
Anggota Sierra Club lebih dari 750.000. Terinspirasi oleh alam yang
mendorong kerja bersama untuk melindungi komunitas dan planet. Klub ini
tertua & terbesar di Amerika, organisasi akar rumput paling berpengaruh.
Misi :
Menggali, menikmati dan melindungi hidupan liar dibumi.
Melaksanakan dan mempromosikan pemanfaatan yang
bertanggungjawab terhadap ekosistem bumi dan sumberdayanya.
Mendidik dan menyatukan umat manusia untuk melindungi dan
mengembalikan kualitas alam dan lingkungan manusia.
Menggunakan seluruh cara legal untuk mencapai seluruh tujuannya.
14
5. MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah didirikan 18 Nopember 1912 oleh Muhammad Darwis (KHA.
Dahlan). Beliau adalah seorang khotib dan sebagai pedagang. Melihat
keadaan umat islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku, dan penuh
mistik, beliau mengajak kembali kepada Al-Qur’an dan Hadist.
6. BINA SWADAYA
Rintisan Bina Swadaya telah dimulai sejak 1958 dengan terbentuknya
Ikatan Petani Pancasila = IPP. Pada tahun 1987 dibentuk Yayasan Sosial
Tani Membangun (YSTM) untuk mengelola proyek-proyek IPP, termasuk
majalah publikasi Trubus. Organisasi ini didukung lebih dari 700 staf.
Visi :
Meningkatkan kemandirian masyarakat, terutama kalangan kelas bawah
yang didasarkan pada prinsip-prinsip keterbukaan, keadilan dan
solidaritas social sebagai respek terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
15
Misi :
Membantu masyarakat dalam membangun SDM, institusi, dan ekonomi
masyarakat.
Memperjuangkan kebijakan-kebijakan pembangunan yang kondusif
untuk pengembangan ekonomi masyarakat.
Menjembatani kesenjangan sosial ekonomi dan meningkatkan
keseimbangan structural dalam masyarakat.
Program :
Pendidikan dan pelatihan
Promosi WID (Woman In Development)
Microfinance Development
Social Forestry Development
Sustainable Agricultural Development.
Integrated Irigation Development
Health and Environmental Development.
Agribusiness Development
Magazine and Book Publications, Printing House
Alternative Tourism, Policy Dialogue, Poverty Alleviation
16
Pendekatan II: Kemandirian tidak terlepas dari kebutuhannya terhadap
orang lain (networking dll), mampu bernetworking, dan berkegiatan
bersama orang lain.
4. Materi
Sejarah Lembaga, Konsepsi Kemandirian Lembaga, Visi-Misi, Karakter
Lembaga, Management Organisasi, Struktur Finansial, Teknik dan
Strategi Fund Rising, Mekanisme Saving Lembaga dan Pengalaman-
pengalaman lain.
5. Metode
Presentasi dan Diskusi Kelas, Orientasi Lapangan, Wawancara kuisioner,
Dokumentasi (materi, foto, video).
6. Point-point Pembelajaran
Penguatan kelembagaan/organisasi
17
Peningkatan kapasitas SDM
Produktivitas proposal yang tinggi
Proses pembelajaran terus menerus
Pengembangan sayap ekonomi/ usaha
Cari yang khas & Fokus dalam tujuan
Personil inti yang siap berkorban untuk lembaga.
Mengikuti perkembangan local dan global
Networking yang luas dan kuat.
Sesi II:
PEMAPARAN DAN DISKUSI:
Pemaparan tentang ”Kerangka Kerja Kemandirian NGO & Langkah-langkah
dalam membangun Kemandirian – sebuah pengalaman YPPSE” oleh Bp.
Bambang dari YPPSE – Banjarnegara.
18
- Pola pendekatan dilakukan dengan pendekatan kelompok (community
approach), maksudnya hanya mereka yang telah menjadi anggota
kelompok yang dapat memperoleh pelayanan Fund Rising.
- Kriteria kelompok sebaiknya dirumuskan untuk memperjelas kira-kira
kelompok seperti apa yang dapat memanfaatkan dana Fund Rising.
11. Inisiasi ini sebenarnya diawalnya tidak mudah. Ditemui banyak kendala
diawal kegiatan, terutama sistem koordinasi dengan instansi terkait.
19
12. Disampaikan pula beberapa keuntungan ketika inisiasi kemandirian ini
sudah berhasil, antara lain bisa memberikan kompensasi dan penggajian
yang memadai kepada para pegiat YPPSE, bisa memberikan asuransi
kecelakaan, asuransi jiwa, jamsostek, dan tunjangan hari tua.
Sesi III:
PEMAPARAN & DISKUSI:
Pemaparan tentang ” Pemetaan Potensi dan Permasalahan NGO Sumsel”
oleh Bp. Ahmad Samodra, SH.
20
Non profit
Sebagian memiliki kesamaan paradigma, bahkan ideologi.
Selalu berada diantara masyarakat (fungsi pendampingan)
Responsif terhadap issu & perubahan public yang muncul
Negara (pemerintah) semakin memberikan ruang terhadap
keberadaannya.
Sebagian besar masyarakat, Negara, dan donor masih menaruh
kepercayaan.
Lebih terampil dalam menjalankan kegiatan (umumnya sering melakukan
pelatihan).
Pada issu tertentu mudah beraliansi.
21
Tabel 3. Ringkasan Pemetaan Kemandirian Lembaga Lokasi Studi Banding
LEMBAGA Bentuk Potensi Keterangan
Satu Bn. YPPSE RMI yang dimiliki
nama Swadaya
1. Prasyarat untuk Legalitas lembaga (notaries),
eksistensi lembaga AD/ART, NPWP, Rekening Lembaga
sudah lengkap
INTERNAL
2. Karakter dan Visi & Misi memiliki muatan
integritas lembaga kemandirian, independensi sikap thd
donor, managemen & keuangan
transparan
3.Managemen Struktur organisasi mendukung
organisasi pencapaian Visi/misi, kualitas SDM
memadai, Jobdis dan SOP jelas,
pengembangan sayap ekonomi sudah
terstruktur dan menjadi satu
kesatuan, control dan evaluasi
perkembangan kinerja berjalan.
4. Finansial Struktur dan SOP keuangan sangat
jelas, kontribusi sayap ekonomi
sudah menjadi bagian dari sumber
tetap operasional organisasi,
system kompensasi/penggajian dan
insentif staff sudah ada regulasi yg
baik, system pelaporan keuangan
dapat diakses semua pihak
5. Networking & Memiliki hubungan baik dan tetap
Publikasi dg jaringan local, nasinal &
internasional,punya media publikasi
(leaflet, bulletin, web-site)
6. Sarana & Memiliki kantor permanent milik
Prasarana sendiri, perlengkapan kantor
memadai, memiliki alat operasional
baik, memiliki sarana penunjang
pendukung kegiatan (wisma, pusat
pelatihan, perpustakaan,
infrastruktur pengembangan sayap
ekonomi,.
EKSTERNAL
USC - SATUNAMA BINA SWADAYA YPPSE RMI
1. Yogyakarta 1. Jaringan ke 1. Adanya 1. Bogor memiliki banyak
merupakan kota pemerintah pusat keberhasilan potensi tempat wisata
pelajar. sangat baik. demplot kelompok2 alam.
2. Memiliki banyak 2. Adanya proyek2 dampingan lembaga 2. Bogor kota transisi bagi
akademisi yg gross root yang sebelumnya dalam kota besar Jakarta.
kompeten dilakukan mengelola dana 3. Bogor kawasan
3. Imeg keberhasilan pemerintah bergulir. Penyangga bagi kota
22
dari pelajar-pelajar
mengalami 2. Adanya prospek dibawahnya sehingga
keluaran Yogya kegagalan dan pasar kebutuhan harus dijamin
4. Personil lembagasebelumnya hewan ternak (sapi). konservasinya untuk
memiliki jaringan yg
diinisiasi juga oleh 3. Masyarakat keselamatan orang
luas (sbg media BS ke pemerintah dampingan dapat banyak.
market). pusat. diajak kerjasama dg 4. Adanya peluang pasar
3. Banyaknya baik (jujur dan dpt tentang produk2
kelompok-kelompok melakkan usaha dg pertanian organic.
“Fokus lembaga : masyarakat yang baik)
Training dan terorganisir 4. Banjarnegara
fasilitasi”. memerlukan wilayah produktif “Fokus Lembaga :
penguatan utk pengembangan Pengembangan
permodalan. ternak. Pendidikan Lingkungan
Hidup/Ekowisata”.
“Fokus Lembaga: “Fokus lembaga:
Mikro-kredit”. Penguatan Ekonomi
bermitra
Masyarakat”
Pada tahap Kelompok Kerja ini, ada tiga (3) pertanyaan kunci yang harus dijawab
terlebih dahulu, yaitu meliputi:
Untuk menjawab tiga (3) pertanyaan kunci diatas, maka seluruh peserta dibagi dalam
Kelompok Kerja. Seluruh peserta dibagi dalam 3 kelompok kerja. Pembagian kelompok
kerja ini disesuaikan dengan focus kegiatan NGO peserta Semiloka. Secara garis
besar, focus kegiatan NGO peserta Semiloka dapat diklasifikasikan kedalam 3 tema
besar sebagai berikut:
1. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
2. Pengembangan Ekonomi Masyarakat
3. Sosial Kemasyarakatan (Keadilan Gender, Demokrasi, dll)
Berdasarkan tiga tema diatas, seluruh peserta dibagi kedalam kelompok sesuai
dengan focus kegiatan lembaga NGO yang bersangkutan. Kepada NGO peserta
23
Semiloka diberi kesempatan untuk memilih masuk ke dalam kelompok yang diinginkan,
tetapi sebisa mungkin bisa terdistribusi secara merata kedalam 3 kelompok yang ada.
Berdasarkan 3 kelompok yang ada, maka anggota dari masing-masing kelompok adalah
sebagai berikut:
1. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (Fasilitator Adiosyafri).
24
3. Sosial Kemasyarakatan (Keadilan Gender, Demokrasi, dll) --- (Fasilitator Ahmad
Samodra, SH).
Di tiap Kelompok diharapkan dibahas dan digali kembali tentang Visi dan Misi sesuai
kelompok yang bersangkutan. Untuk kelompok 1. menggali tentang Visi dan Misi yang
berkenaan dengan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Kelompok 2.
Menggali tentang Penge,bangan Ekonomi Masyarakat, sedangkan Kelompok 3
Menggali tentang Sosial Kemasyarakatan. Dengan digalinya kembali tentang Visi an
Misi diharapkan orientasi NGO-Ngo yang dalam satu kelompok menjadi focus dan
arahnya jelas.
Disamping menggali kembali tentang Visi dan Misi , diharapkan ditiap kelompok juga
merumuskan langkah-langkah yang akan diambil dalam rangka mewujudkan
kemandirian tersebut. Langkah-langkah yang telah di list tersebut harap bisa
diurutkan sesuai skala prioritas atau tingkat kepentingannya. Tiap langkah yang
dirumuskan hendaknya dilengkapi pula criteria atau indicator yang terukur untuk
memudahkan dalam pengukuran pencapaian kemandirian tersebut.
25
II. Tugas Kedua (II) :
Rencana Strategi Program.
- Tentukan bersama masing-masing apa yang menjadi prioritas lembaga anda/
kelompok kerja sesuai kriteria/indikator yang disepakati untuk waktu dekat.
(melihat rencana 5 tahun kedepan ---- menentukan rencana tahun 2006).
- Diskusikan dan tentukan prioritas langkah-langkah kegiatan yang ingin
dilaksanakan.
26
HASIL PEMBAHASAN KELOMPOK 2. PENGEMBANGAN EKONOMI
MASYARAKAT (PEMBERDAYAAN MASYARAKAT)
27
HASIL PEMBAHASAN KELOMPOK 3. SOSIAL KEMASYARAKATAN
Tabel 9. Ringkasan Hasil Pembahasan Visi & Misi Kelompok Kerja III
VISI/MISI FOKUS TUJUAN LANGKAH-LANGKAH
(STRATEGI)
28
INDIKATOR – INDIKATOR YANG TERDAFTAR PENTING MELIPUTI :
INDIKATOR
Mau membayar
utk investasi Memenuhi
Kebutuhan
Kel.Swadaya
Punya optimisme (KS)
utk bisa survive
Prinsip
Ekonomi
Kerakyatan
Networking
Hulu-hilir
Mau belajar
29
SKALA PRIORITAS TIAP KELOMPOK KERJA
2 Penggalangan Dana
2.a. Membangun sayap ekonomi 2.a.1. Adanya badan usaha
2.a.1. Usaya yang menguntungkan
2.b. Kerjasama dg pihak donor 2.b. Adanya proposal yang diterima
- Membangun relasi donor.
- Seminar lokakarya
- Pengajuan proposal & loby
2.c. Penggalangan dana public 2.c.1. Adanya kelompok penyumbang
- Pengemasan issu 2.c.2. adanya jumlah dana
- Kampanye/publikasi
- Membuka rekening publik
3 Penguatan Jaringan
3.a. inisiasi pertemuan-pertemuan & 3.a. Adanya pertemuan yang regular (2
diskusi bulan sekali).
3.b. Mengembangkan meia publikasi 3.b. Adanya media pubikasi
30
KELOMPOK 2. PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT (PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT)
2 Networking
2.a. Kemitraan Strategis dg BP dan Balai 2.a. MOU
Sembawa
2.b. Magang di NGO Mandiri 2.b. Telah ada hubungan dg YPPSE, Bina
Swadaya, USC-Satunama
31
KELOMPOK 3. SOSIAL KEMASYARAKATAN (Gender, Demokrasi dll)
2 Membangun Kemitraan
2.a. Workshop 10 jaringan -
2.b. Studi Banding -
3 Pengembangan Sayap Ekonomi Produktif
Lembaga
3.a. Membuka bengkel utk pemuda -
pengangguran.
3.b. Home industri utk ibu rumah tangga -
(makanan)
3.c. Pembukaan lahan pertanian/tanaman -
holtikultur
3.d. Jasa pengacara. -
32
IV. EVALUASI (HAL YANG DISUKA DAN TIDAK DISUKA PADA SEMILOKA)
33
Tabel 14. Evaluasi Hal-hal yang tidak disukai selama jalannya Semiloka.
No HAL YANG TIDAK DISUKA
1 Wktu kita kurang disiplin saat seminar
2 Materi harus diperdalam, waktu yang diperpanjang
3 Ketertiban peserta kurang, kesejahteraan peserta kurang diperhatikan
4 Banyak peerta yang tidak aktif diskusi
5 Ruangan workshop kurang representatif
6 Waktu kurang untuk analisa lebih tajam
7 Sedikit bicara banyak kerja, satu untuk semua – untuk bersatu
8 Ruangan bising, sulit untuk konsentrasi
9 Acaranya kurang hidup
10 Ruangannya tidak pas untuk diskusi
11 Penyelenggara tidak konsisten tentang masalah transportasi
12 Suasana belajar tidak kondusif dan tempat tidak strategis
13 Fasilitas kurang OK, narasumber tidak fokus, lokasi semiloka bising
14 Suasana ruangnya kurang mendukung
15 Suasana tak kondusif
16 Asisten fasilitator lebih OK lagi yach
17 Ruang panasss…!
18 Contoh-contoh fakta kurang mendukung
19 Penggalian materi belum mendalam sehingga keobjectifan tidak
tertampakkan
20 Materi arahnya kurang jelas
21 U/ konsumsi siapa dan apa bahan-bahan dan data-data yang diperoleh
22 TOR kegiatan supaya sudah disampaikan kepada peserta sebelum
kegiatan dilaksanakan
34
V. SARAN-SARAN DAN REKOMENDASI
1. Konsep yang telah terumuskan yang sesuai dengan Sumatera Selatan hendaknya bisa
ditindak lanjuti menjadi program internal dimasing-masing lembaga NGO peserta
Semiloka.
4. Diharapkan bisa diperjelas dan dipertajam lagi bentuk bentuk fasilitasi teknis yang
bisa diberikan SSFFMP kepada kalangan NGO.
5. Kegiatan-kegiatan SSFFMP mulai sekarang bisa didorong kearah fasilitasi yang lebih
intensif kepada kalangan NGO, masyarakat, dan instansi teknis pemerintah dalam
rangka keberlanjutan proyek dimasa depan.
6. Fasilitasi yang lebih intensif kepada NGO bisa dimulai dengan memfokuskan diri
pada beberapa NGO tertentu yang dirasa mempunyai kapasitas memadai.
35
VI. LAMPIRAN-LAMPIRAN
VI.1. Lampiran 1. Daftar Peserta
36
VI.2. Lampiran 2. Agenda Semiloka
37
VI.3. Lampiran 3. Foto-Foto Kegiatan
NO NO
1 2
KETERANGAN : KETERANGAN :
Pengantar dan pembukaan oleh Karl H. Skema Kemandirian NGO oleh Bp. Rusdi
Steinmann (Co. Director SSFFMP) Z. Ramon (NGO Dev.Specialist SSFFMP)
3 4
KETERANGAN KETERANGAN :
Fasilitasi Semiloka oleh Bp. Faisal Djalal Presentasi Konsepsi kemandirian NGO
oleh Bp. Baehaqie
5 6
KETERANGAN KETERANGAN :
Sharing pengalaman inisiasi kemandirian oleh Working Group Kelompok 2.
Bp. Bambang dari YPPSE Banjarnegara Pengembangan Ekonomi Masyarakat
38
7 8
KETERANGAN : KETERANGAN :
Working Group Kelompok 1. Konservasi SDA Salah satu hasil pembahasan dalam
dan Lingkungan Hidup Working Group
9 10
KETERANGAN KETERANGAN :
Presentasi hasil Working Group Strategi dan Konsep Pengembangan
NGO
11 12
KETERANGAN :
KETERANGAN Dokumentasi bersama di akhir acara
Diskusi PANEL Penyusunan RTL Semiloka.
39