Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

SEMINAR DAN LOKAKARYA (SEMILOKA)


KEMANDIRIAN NGO

Oleh :
Ah. Zaenal Fanani (Yayasan DAMAR)
Adiosyafri (Wahana Bumi Hijau)
Masrun Zawawi (LPH-PEM)

PALEMBANG
2005
KATA PENGANTAR

South Sumatera Forest Fire Management Project (SSFFMP) adalah suatu proyek
kerjasama teknis antara Pemerintah Republik Indonesia Cq Departemen Kehutanan Republik
Indonesia dengan masyarakat Uni Eropa berdasarkan nota kesepahaman :
IDN/RELEX/1999/0103 yang dalam implementasi lapangan dilaksanakan dengan
bekerjasama dengan Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan.

Kegiatan Semiloka Kemandirian NGO ini dilaksanakan atas kerjasama South Sumatera
Forest Fire Management Project (SSFFMP) melalui NGO Development Specialist dengan
beberapa NGO yang tergabung dalam Sustainable Natural Resources Management
Consortium of South Sumatera (SNRMC-SS). Dalam kerangka Annual Work Plan (AWP)
pembiayaan kegiatan Semiloka Kemandirian NGO ini berasal dari AWP 3 SSFFMP tahun
2005, Nomor Kegiatan 4.4.2.1. Conduct Seminar and Workshop to Increase Human
Resources Capacity of NGO.dan Nomor 4.4.4.2. Comparative Studi of NGO Consortium
(follow-up), karena kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan “Benchmarking dan
Studi Banding Kemandirian NGO” yang dilaksanakan sebelumnya.

Tujuan kegiatan “Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Kemandirian NGO” ini antara lain:
1. Menggali konsepsi kemandirian lembaga NGO yang lebih mendalam berikut criteria
dan indicator yang terukur dari berbagai pihak.
2. Memperdalam pemahaman yang pernah diperoleh selama studi banding tentang
seperangkat metode untuk memetakan potensi dan focusing isu dalam merumuskan
program yang sesuai dengan kondisi Sumatera Selatan.
3. Mendiskusikan tentang bagaimana membuat kerangka kerja kemandirian lembaga
berikut langkah-langkah dan tahapan yang harus dilalui.

Diharapkan dengan dilaksanakannya Semiloka ini, konsepsi kemandirian lembaga NGO


berikut kriteria dan indikator akan tergali, potensi dan permasalahan pengembangan NGO di
Sumatera Selatan terpetakan dan kerangka kerja dan langkah-langkah untuk menuju kepada
kemandirian akan terumuskan.

Laporan ini telah disiapkan dengan pembiayaan dari South Sumatera Forest Fire
Management Project. Pendapat dan pandangan yang tertulis dalam dokumen ini adalah
pendapat para peserta yang terekam selama kegiatan Semiloka. Rekomendasi yang tertera
dalam dokumen ini merupakan pendapat penulis dan tidak mencerminkan pendapat dan
pandangan secara resmi dari South Sumatera Forest Fire Management Project (SSFFMP).

Penyusun

2
RINGKASAN
Kegiatan Semiloka “Kemandirian NGO” bertujuan antara lain: Menggali konsepsi
kemandirian lembaga NGO yang lebih mendalam berikut criteria dan indicator yang terukur
dari berbagai pihak. Memperdalam pemahaman yang pernah diperoleh selama studi banding
tentang seperangkat metode untuk memetakan potensi dan focusing isu dalam merumuskan
program yang sesuai dengan kondisi Sumatera Selatan. Mendiskusikan tentang pembuatan
kerangka kerja kemandirian lembaga berikut langkah-langkah dan tahapan yang harus dilalui.

Semiloka ini secara garis besar dilakukan dalam 2 (dua) tahap. Tahap pertama berupa
pemaparan hasil pengalaman beberapa pihak dan lembaga perihal kemandirian. Pemaparan
dilakukan dalam 3 (tiga) sesi. Tiap sesi disamping pemaparan seorang pemakalah, juga
ditambahkan penanggap yang menyampaikan tema yang sama yang diserap dari lokasi studi
banding oleh salah satu peserta studi banding. Sesi pertama memaparkan tentang konsepsi
kemandirian lembaga NGO, berikut kriteria dan indikatornya. Pada sesi ini juga ditambahkan
dengan pengalaman pemakalah dalam menginisiasi dan mengelola kemandirian lembaga
dilingkungan mereka. Dilanjutakan dengan diskusi pendek. Setelah itu disampaikan
pengalaman peserta studi banding dan dilanjutkan diskusi kembali untuk menggali tema
konsepsi kemandirian berikut kriteria dan indikatornya. Dengan cara yang sama, sesi kedua
melakukan pemaparan tentang pemetaan potensi dan permasalahan (internal dan eksternal)
dalam membangun kemandirian lembaga. Sedangkan pada sesi ketiga dilakukan pemaparan
tentang kerangka kerja kemandirian lembaga berikut langkah-langkah dalam membangun
kemandirian lembaga (pengalaman YPPSE di Banjar Negara).

Tahap kedua, dilakukan pembahasan lebih detil dalam kelompok kerja. Seluruh peserta
dibagi dalam 3 kelompok kerja. Pembagian kelompok kerja dilakukan menurut focusing
kegiatan dan kompetensi tiap NGO peserta semiloka. Kelompok I adalah Kelompok NGO-
NGO yang bergerak dalam bidang Konservasi SDA dan Lingkungan Hidup. Kelompok II
adalah NGO-NGO yang bergerak dalam bidang Pengembangan Ekonomi Masyarakat, dan
Kelompok III adalah NGO yang bergerak dalam bidang Sosial Kemasyarakatan.

Tiap kelompok diminta untuk mendiskusikan kembali Visi dan Misinya sesuai dengan fokus isu
ditiap kelompok. Kemudian berdasarkan potensi dan permasalahan tiap NGO anggota
kelompok, diharapkan untuk merumuskan langkah-langkah yang akan diambil bisa dalam
bentuk kegiatan-kegiatan dan program-program. Selanjutnya langkah-langkah yang telah
didaftar, diurutkan menurut skala prioritas. Metode yang digunakan dalam pembahasan di
working group adalah dengan metode Metaplan.

Hasil Kelompok Kerja kemudian di presentasikan kembali dalam pleno untuk mendapatkan
masukan-masukan yang berguna dari kelompok lain untuk penyempurnaan hasil.

3
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………………………….. 2


RINGKASAN ……………………………………………………………………………………………………………………………………. 3
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………………………………….. 4
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………………………………………………………….. 5
DAFTAR SINGKATAN …………………………………………………………………………………………………………………… 6

I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………………………………………………. 7
I.1. Latar Belakang …………………………………………………………………………………………………………………… 7
I.2. Tujuan Semiloka ………………………………………………………………………………………………………………. 7

II. PELAKSANAAN ………..……………………………………………………………………………………………………………… 8


II.1. Tempat dan Waktu …………………………………………………………………………………………………………… 8
II.2. Peserta …………………………………. ……………………………………………………………………………………………. 8
II.3. Materi yang digali ……………………………………………………………………………………………………………. 9
II.4. Output Kegiatan ………………………………………………………………………………………………………………… 10
II.5. Sumber Pendanaan ……………………………………………………………………………………………………………. 10
II.6. Methode ……………………………………………………………………………………………………………………………… 10

III. HASIL SEMILOKA


III.1 Alur dan Aturan Semiloka .................................................................................................. 11
III.2. Tahap I. Tahap Pemaparan dan Diskusi ………………………………………………………………………… 14
III.3. Tahap II. Tahap Kerja Kelompok (Working Group) …………………………………………………… 23

IV. EVALUASI (HAL YANG DISUKAI DAN TIDAK DISUKAI PADA SEMILOKA INI) …

IV.1. Hal yang disukai ………………………………………………………………………………………………………………… 33


IV.2. Hal yang tidak disukai ……………………………………………………………………………………………………… 34

V. SARAN-SARAN DAN REKOMENDASI 35

VI.LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………………………………………………………. 36
VI.1 Lampiran Daftar Peserta ………………………………………………………………………………………………… 36
VI.2 Agenda Semiloka ……………………………………………………………………………………………………………….. 37
VI.3 Lampiran Foto-foto Kegiatan …………………………………………………………………………………………… 38

4
VI.4 Lampiran Handout Bahan Presentasi …………………………………………………………………………… 38

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman
Tabel 1. Daftar Peserta Semiloka Kemandirian NGO 8
Tabel 2. Sylabus Materi Semiloka Kemandirian NGO 9
Tabel 3. Ringkasan Pemetaan Kemandirian Lembaga Lokasi Studi Banding 22
Tabel 4. Daftar Anggota Kelompok Kerja I 24
Tabel 5 . Daftar Anggota Kelompok Kerja II 24
Tabel 6. Daftar Anggota Kelompok Kerja III 25
Tabel 7. Ringkasan Hasil Pembahasan Visi dan Misi Kelompok Kerja I 26
Tabel 8. Ringkasan Hasil Pembahasan Visi dan Misi Kelompok Kerja II 27
Tabel 9. Ringkasan Hasil Pembahasan Visi dan Misi Kelompok Kerja III 28
Tabel 10. Skala Prioritas Kegiatan Kelompok Kerja I 30
Tabel 11. Skala Prioritas Kegiatan Kelompok Kerja II 31
Tabel 12. Skala Prioritas Kegiatan Kelompok Kerja III 32
Tabel 13. Evaluasi hal-hal yang disukai selama jalannya Semiloka 33
Tabel 14. Evaluasi hal-hal yang tidak disukai selama jalannya Semiloka 34

5
DAFTAR SINGKATAN

SSFFMP South Sumatera Forest Fire Management Project


SDA Sumber Daya Alam
LH Lingkungan Hidup
BA Banyuasin
MUBA Musi Banyuasin
OKI Ogan Komering Ilir
NGO Non Government Organization
LSM Lembaga Swadaya Masyarakat
POKJA Kelompok Kerja
MSF Multi Stakeholder Forum
POKJA Kelompok Kerja
SNRMC-SS Sustainable Natural Resources Management Consortium of South Sumatera
PIC Person In Charge
SWOT Strength, Weekness, Opportunity, Time
LBH Lembaga Bantuan Hukum
SDM Sumber Daya Manusia
YPPSE Yayasan Pembangunan dan Pengembanagn Sosial Ekonomi (sebuah NGO lokal di
Banjarnegara – Jawa Tengah)
AWP Annual Work Plan
Dev Development
SS South Sumatera

6
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Partisipasi masyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam merumuskan dan
melaksanakan pembangunan. Partisipasi masyarakat di negara-negara dunia ketiga
merupakan strategi efektif untuk mengatasi masalah urbanisasi dan industrialisasi
(Craig.G dan M. Mayo, 1995). Lembaga-lembaga internasional, Bank Dunia misalnya,
percaya bahwa partisipasi masyarakat di dunia ketiga merupakan sarana efektif
untuk menjangkau masyarakat termiskin melalui upaya pembangkitan semangat hidup
untuk dapat menolong diri sendiri (self help) (Paul.S, 1987). Kemampuan untuk dapat
menolong diri sendiri dan tidak tergantung pada pihak lain inilah yang merupakan
substansi kemandirian.

Ide kemandirian ini menjadi sangat penting, terutama untuk lembaga semacam NGO
yang mengusung tema pemberdayaan masyarakat. Inisiatif awal dalam membuka
wacana kemandirian dan merangsang ide kreatif pegiat NGO sekaligus memancing
keinginan untuk mewujudkan kemandirian serupa telah dimulai dengan kegiatan Studi
Banding yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu (11 – 17 Mei 2005) kepada
NGO’s di Yogyakarta, Semarang dan Bogor yang dianggap telah lebih dahulu memulai
inisiatif membangun kemandirian lembaga.

Wacana dan cara berpikir kreatif ini harus tetap dipertahankan dan lebih baik lagi
jika diperkuat dengan merumuskannya dalam bentuk konsepsi yang jelas perihal
kemandirian dengan criteria dan indicator yang terukur, membuat rencana dan
kerangka kerja kemandirian lembaga serta merumuskan langkah-langkah yang harus
diambil dan tahapan-tahapan yang akan ditempuh dalam mewujudkan kemandirian
lembaga ini. Oleh karena itu dirasa perlu diadakan suatu forum kegiatan untuk
merumuskan hal tersebut diatas. Kegiatan yang dirasa memadai untuk merumuskan
hal tersebut adalah Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Kemandirian NGO.

I.2. Tujuan Semiloka


Tujuan kegiatan “Seminar dan Lokakarya Kemandirian LSM” antara lain:
1. Menggali konsepsi kemandirian lembaga NGO yang lebih mendalam berikut
criteria dan indicator yang terukur dari berbagai pihak.
1. Memperdalam pemahaman yang pernah diperoleh selama studi banding
tentang seperangkat metode untuk memetakan potensi dan focusing isu dalam
merumuskan program yang sesuai dengan kondisi Sumatera Selatan.
2. Mendiskusikan tentang bagaimana membuat kerangka kerja kemandirian
lembaga berikut langkah-langkah dan tahapan yang harus dilalui.

7
II. PELAKSANAAN
II.1. Tempat dan Waktu
Kegiatan Semiloka ini dilakukan di Asrama Haji Jl. Kol. H. Burlian Km 9
Palembang. Kegiatan dilaksanakan pada Selasa dan Rabu, tgl 26 dan 27 Juli 2005.

II.2. Peserta
Sasaran kegiatan “Seminar dan Lokakarya Kemandirian NGO” adalah NGO’s
yang duduk di POKJA/ MSF Kabupaten-kabupaten prioritas (Ogan Komering Ilir,
Banyuasin dan Musi Banyuasin) , NGO anggota Konsorsium, dan NGO’s lain yang
ada di Sumatera Selatan yang mempunyai komitmen untuk membangun
kemandirian lembaga.

Tabel 1. Daftar Peserta Seminar dan Lokakarya Kemandirian NGO:

No PESERTA KEMANDIRIAN NGO

1 Sekretariat MSF OKI 1


2 Sekretariat MSF MUBA 1
3 Sekretariat MSF Banyuasin 1
4 NGO Counterpart SSFFMP 1
5 Wakil NGO POKJA Kabupaten OKI 2
6 Wakil NGO POKJA Kabupaten MUBA 2
7 Wakil NGO POKJA Kabupaten Banyuasin 2
8 Lembaga Konsorsium NGO (SNRMC-SS) 2
9 Anggota Konsorsium NGO 15
10 NGO lain-lain 5
JUMLAH 32

8
II.3. Materi yang digali
Tabel 2. Sylabus Materi Semiloka Kemandirian NGO
NO MATERI SYLABUS PEMAKALAH/
FASILITATOR
(PIC)
1. Konsepsi Kemandirian NGO berikut  Definisi dan Konsepsi Kemandirian Lembaga NGO
Kriteria dan Indikator yang terukur.  Kemandirian lembaga sebagai suatu “tujuan”, (suatu Ahmad Baehaqie
pendekatan system) Bogor
 Kriteria terukur kemandirian suatu lembaga Tugas :
 Tingkat kepentingan suatu criteria/indikator 1. Pemakalah pada hari 1
 Indikator terukur kemandirian suatu lembaga 2.Fasilitator Kerja Kelompok
 Contoh aplikatif metode pengukuran kemandirian suatu pada hari 2
lembaga dg criteria dan indicator yg terumuskan.
2. Pemetaan Kondisi, Permasalahan dan  Kondisi dan permasalahan internal lembaga NGO (SDM, Ahamd Samodra, SH
Rekomendasi dalam membangun manajemen organisasi, administrasi dll) (LPH-PEM Sumsel)
Kemandirian Lembaga NGO  Kondisi dan permasalahan eksternal lembaga NGO Palembang
(sosial, politik, ekonomi, birokrasi pemerintahan, Tugas :
networking, potensi masyarakat dll) 1. Pemakalah pada hari 1
 Focusing isu yang akan digarap yang bisa meningkatkan 2.Fasilitator Kerja Kelompok
tingkat kemandirian lembaga. pada hari 2
 Analisa SWOT --- utk mengkur potensi/kendala
 Rekomendasi dalam menghadapi permasalahan yang ada
dengan memanfaatkan potensi untuk menuju
kemandirian lembaga NGO.
3 Kerangka kerja kemandirian lembaga  Konsepsi kerangka kerja kemandirian lembaga Ir. Sigit
berikut langkah-langkah terukur yang  Kerangka kerja jangka panjang, menengah dan jangka YPPSE Banjarnegara
harus ditempuh dalam membangun pendek untuk menginisiasi kemandirian lembaga. Tugas :
kemandirian lembaga  Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam 1. Pemakalah pada hari 1
mewujudkan kemandirian lembaga (jk panjang, menengah 2.Fasilitator Kerja Kelompok
dan pendek). pada hari 2
 Pengukuran tingkat pencapaian kemandirian pada suatu
waktu
 Pengalaman-pengalaman aplikatif lapangan untuk
menginisiasi kemandirian.

9
II.4. Output Kegiatan

Output kegiatan “Seminar dan Lokakarya Kemandirian LSM” ini antara lain:
1. Diperolehnya konsepsi kemandirian yang jelas dengan criteria dan indicator
yang terukur.
2. Dipahaminya tools (seperangkat metode) pemetaan potensi dan permasalahan
dalam rangka focusing isu untuk merumuskan program yang mendukung
kemandirian lembaga dan sesuai dengan kondisi Sumatera Selatan.
3. Dipahaminya cara membuat kerangka rencana kemandirian lembaga
4. Dipahaminya langkah-langkah dan tahapan yang diperlukan dalam membangun
kemandirian lembaga

II.5. Sumber Pendanaan

Biaya pelaksanaan kegiatan Semiloka Kemandirian NGO berasal dari AWP 3


SSFFMP tahun 2005, Nomor Kegiatan 4.4.2.1. Conduct Seminar and
Workshop to Increase Human Resources Capacity of NGO.dan Nomor
4.4.4.2. Comparative Studi of NGO Consortium (follow-up).

II.6. Methode

Metode yang digunakan adalah :


- Pemaparan/presentasi kelas
- Diskusi kelas dan sharing.
- Diskusi dalam kelompok kerja
- Dokumentasi materi dan kegiatan

10
III. HASIL SEMILOKA

Tema Semiloka “ Kita Wujudkan Kemandirian NGO’s di Sumatera Selatan”.


Semiloka ini bertujuan:
1. Menggali konspsi, indikator & kriteria kemandirian NGO ala Sumatera Selatan.
2. Pemetaan Potensi dan Permasalahan dalam membangun kemandirian NGO.
3. Menyusun kerangka kerja dalam membanun kemandirian NGO.

Secara umum Semiloka Kemandirian NGO ini mengikuti alur sebagai berikut :

ALUR SEMILOKA

PRESENTASI-PRESENTASI
(Nara Sumber + Pembahas dari Pengalaman
Peserta Studi Banding)
Hari 1

DISKUSI INTERAKTIF

DISKUSI KELOMPOK

PRESENTASI HASIL
KERJA KELOMPOK (PLENO) Hari 2

EVALUASI

Sebelum memasuki tahapan presentasi-presentasi, dilakukan terlebih dahulu


perkenalan semua pihak, dimulai dari Bp. Faisal Djalal yang merupakan Fasilitator
Acara Semiloka kali ini, kemudian menyusul Bp. Rusdi Z. Ramon sebagai NGO
Development Specialist SSFFMP, kemudian diikuti oleh seluruh peserta Semiloka

11
dengan secara berurutan dimulai dari sebelah kanan (berlawanan arah dengan jarum
jam). Setelah perkenalan-perkenalan selesai, dilakukan break awal.

Setelah break, acara dimulai kembali. Acara diawali dengan penyepakatan aturan
main dalam Semiloka. Yang dipandu oleh Adiosyafri.
Berdasarkan kesepakatan dan masukan seluruh peserta, diperoleh aturan dalam
Semiloka sebagai berikut:

ATURAN DALAM SEMILOKA :

1. Disiplin waktu
2. Mengikuti semua proses kegiatan
3. Berpakaian sopan
4. HP hanya boleh di setting getar.
5. Merokok ditempat tertentu saja.
6. Menjaga kebersihan ruangan Semiloka.

FASILITAS YANG DISEDIAKAN DALAM SEMILOKA :

1. Penginapan bagi peserta luar kota


2. Konsumsi selama Semiloka (2 hari)
3. Penggantian biaya transport peserta
4. Perlengkapan ATK dan Materi (Handout)

12
PENGANTAR STRATEGI KONSEP PENGEMBANGAN LSM

KONDISI SEKARANG
HARAPAN
 Visi-Misi (Mau kemana)
MASA DEPAN
 Kondisi (Bagaimana) Existing
 Pengalaman (Apa) Situation
 Kegiatan (Apa saja)
 Permasalahan (Apa) Meningkatnya :
MANDIRI
Pemberdayaan
Pendampingan
Masyarakat
Kemampuan Daya Upaya
Expectation
Lembaga Menghidupi
MASALAH YG DIHADAPI: Dirinya Sendiri
 Sumber Daya Manusia
 Organisasi, Lembaga
 Jaringan Kerja
 Finansial Self Mudah Sulit
Assessment Diucapkan Dilakukan

SUMBER DANA
 Donor luar  Professional
KOMITMENT
 Sedekah org lain Identifikasi Prinsip2  Proaktif
LEMBAGA
 Survival
 Moralist
PS PS

JC JC

Menciptakan Sumber
DS
Dana Sendiri (DS) Operasional

PROGRAM Kerjasama & Mitra


Menciptakan Sayap  SSFFMP
KERJA
Ekonomi (SE)  Other Project
 Antar LSM
SE SE  Kemandirian NGO  Lembaga lain
 Pendampingan Masyarakat  Klp Masyarakat
 Pihak Swasta
UL UL

13
III.1. Tahap I. Tahap Pemaparan dan Diskusi

Untuk kegiatan tahap Pemaparan dan Diskuisi serta keseluruhan acara secara umum
difasilitatori oleh seorang Fasilitator Utama, yaitu Bp. Faisal Djalal. Sedangkan pada
tahap diskusi kelompok (yang akan dibagi dalam 3 kelompok) nanti akan ditentukan
seorang fasilitator kelompok ditiap kelompok.

Pada Tahap I ini pemaparan dilakukan dalam 3 sesi.


Sesi I :
PEMAPARAN DAN DISKUSI :
Pemaparan tentang isu Umum ”Kemandirian NGO” oleh Bp. Baehaqie.

Point-point yang disampaikan :


1. Mempertanyakan , ” benarkah kita ber NGO ?” (apakah mempunyai arah
dan tujuan yang jelas atau ditentukan donor, apakah SDMnya mumpuni
atau karena memang tidak ada pilihan lain, apakah mempunyai aset, apakah
mempunyai jaringan, apakah benar-benar mempunyai konstituen ?..

2. Bagaimana NGO seharusnya bekerja ?


 Mempunyai kejelasan arah dan tujuan
 Mempunyai SDM yang mumpuni
 Memiliki asset untuk menggerakkan
 Mempunyai jaringan yang mendukung
 Mendapatkan legitimasi dari konstituennya.

3. Dengan point-point seperti diatas, adakah yang berhasil ?...diberikan


contoh NGO International (Sierra Club) dan NGO-NGO National
(Muhammadiyah, dan Bina Swadaya).

4. SIERRA CLUB
Anggota Sierra Club lebih dari 750.000. Terinspirasi oleh alam yang
mendorong kerja bersama untuk melindungi komunitas dan planet. Klub ini
tertua & terbesar di Amerika, organisasi akar rumput paling berpengaruh.
Misi :
 Menggali, menikmati dan melindungi hidupan liar dibumi.
 Melaksanakan dan mempromosikan pemanfaatan yang
bertanggungjawab terhadap ekosistem bumi dan sumberdayanya.
 Mendidik dan menyatukan umat manusia untuk melindungi dan
mengembalikan kualitas alam dan lingkungan manusia.
 Menggunakan seluruh cara legal untuk mencapai seluruh tujuannya.

14
5. MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah didirikan 18 Nopember 1912 oleh Muhammad Darwis (KHA.
Dahlan). Beliau adalah seorang khotib dan sebagai pedagang. Melihat
keadaan umat islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku, dan penuh
mistik, beliau mengajak kembali kepada Al-Qur’an dan Hadist.

Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya,


akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya.
Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga
dalam waktu singkat menyebar keluar kampung Kauman, keluar daerah
bahkan keluar Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka
didirikan Persyarikatan Muhammadiyah.

Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau


juga memberikan pelajarannya kepada kaum ibu dalam forum yang disebut
”Sidratul Muntaha”. Tahun 1913 – 1918 telah didirikan Sekolah Dasar 5
buah. Tahun 1919 mendirikan Hooge School Muhammadiyah, tahun 1923,
dipecah menjadi dua, laki-laki sendiri dan perempuan sendiri, dan akhirnya
tahun 1930 namanya diubah menjadi Muallimin dan Muallimat.

Sampai saat ini, persyarikatan ini telah melakukan kegiatannya dalam


beberapa amal usaha sebagai berikut:
1. Pendidikan : sekolah dari SD sampai Perguruan Tinggi (Universitas).
2. Kesehatan : bertebaran banyak rumah sakit dan Poliklinik.
3. Sosial : berbagai kegiatan sosial di masyarakat
4. Ekonomi : Bank Perkreditan Rakyat (BPR 13 buah), BMT 125 buah,
Badan Usaha Milik Muhammadiyah 4 buah dan Koperasi Muhammadiyah
794 buah.

6. BINA SWADAYA
Rintisan Bina Swadaya telah dimulai sejak 1958 dengan terbentuknya
Ikatan Petani Pancasila = IPP. Pada tahun 1987 dibentuk Yayasan Sosial
Tani Membangun (YSTM) untuk mengelola proyek-proyek IPP, termasuk
majalah publikasi Trubus. Organisasi ini didukung lebih dari 700 staf.

Visi :
 Meningkatkan kemandirian masyarakat, terutama kalangan kelas bawah
yang didasarkan pada prinsip-prinsip keterbukaan, keadilan dan
solidaritas social sebagai respek terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

15
Misi :
 Membantu masyarakat dalam membangun SDM, institusi, dan ekonomi
masyarakat.
 Memperjuangkan kebijakan-kebijakan pembangunan yang kondusif
untuk pengembangan ekonomi masyarakat.
 Menjembatani kesenjangan sosial ekonomi dan meningkatkan
keseimbangan structural dalam masyarakat.

Program :
 Pendidikan dan pelatihan
 Promosi WID (Woman In Development)
 Microfinance Development
 Social Forestry Development
 Sustainable Agricultural Development.
 Integrated Irigation Development
 Health and Environmental Development.
 Agribusiness Development
 Magazine and Book Publications, Printing House
 Alternative Tourism, Policy Dialogue, Poverty Alleviation

Dalam Presentasinya, P. Baehaqie, menambahkan tentang aktivitas pemuda


di Kampung beliau.
 Nama Kampung : Tegal Gundi
 Sekelompok anak muda nongkrong, kemudian diinisiasi gagasan dengan
membuat Koran kampung.
 Bergerak terus membangun kepercayaan warga.
 Mencari dukungan hanya dari warga sekitar
 Setelah berjalan hampir tiga tahun, mereka memiliki Koran, radio,
perpustakaan, café, outbond, pendidikan anak-anak, dokumentasi,
event organizer, jual kaos dll.
 Menjadi Pemuda Pelopor Provinsi Jawa Barat.

Masih dalam Sesi I, dilanjutkan pemaparan pembahas dari peserta


Benchmarking dan Studi Banding Kemandirian NGO. Oleh Ah. Zaenal
Fanani. Dalam Presentasinya, disampaikan beberapa hasil kegiatan studi
banding, meliputi point-point sebagai berikut:
1. Konsepsi Kemandirian
Pandangan I : Kemandirian, merupakan kondisi dimana suatu lembaga bisa
dan mampu melaksanakan segala sesuatu secara sendiri, tidak
tergantung orang lain.

16
Pendekatan II: Kemandirian tidak terlepas dari kebutuhannya terhadap
orang lain (networking dll), mampu bernetworking, dan berkegiatan
bersama orang lain.

Pendekatan III: Gabungan diantara keduanya.

2. Kriteria dan Indikator yang digunakan


 Kriteria yang digunakan (prasyarat, karakter dan integritas lembaga,
managemen organisasi, financial, networking dan publikasi, sarana dan
prasarana) --- sebagaimana hasil studi banding.

 Indikator yang digunakan :


1. Prasyarat (legalitas lembaga, AD/ART, NPWP, Rek. Lembaga)
2. Karakter dan integritas lembaga (Visi misi, Independensi sikap,
transparansi).
3. Management Organisasi (Perencanaan, struktur organisasi, jobdis,
sayap ekonomi, kualitas SDM, Penggerakan dan Kontrol/Evaluasi).
4. Finansial (struktur financial, kontribusi sayap ekonomi, kemampuan
lembaga membiayai overhead, proyek, kompensasi, system insentif)
5. Networking dan Publikasi (jaringan, media publikasi)
6. Sarana dan Prasarana (kantor, peralatan, alat operasional, alat
komunikasi, sarana lainnya).

3. Site-site lapangan lokasi Studi Banding


USC Satunama (Yogyakarta), Bina Swadaya (Salatiga), YPPSE
(Banjarnegara) dan Rimbawan Muda Indonesia /RMI (Bogor).

4. Materi
Sejarah Lembaga, Konsepsi Kemandirian Lembaga, Visi-Misi, Karakter
Lembaga, Management Organisasi, Struktur Finansial, Teknik dan
Strategi Fund Rising, Mekanisme Saving Lembaga dan Pengalaman-
pengalaman lain.

5. Metode
Presentasi dan Diskusi Kelas, Orientasi Lapangan, Wawancara kuisioner,
Dokumentasi (materi, foto, video).

6. Point-point Pembelajaran
 Penguatan kelembagaan/organisasi

17
 Peningkatan kapasitas SDM
 Produktivitas proposal yang tinggi
 Proses pembelajaran terus menerus
 Pengembangan sayap ekonomi/ usaha
 Cari yang khas & Fokus dalam tujuan
 Personil inti yang siap berkorban untuk lembaga.
 Mengikuti perkembangan local dan global
 Networking yang luas dan kuat.

Sesi II:
PEMAPARAN DAN DISKUSI:
Pemaparan tentang ”Kerangka Kerja Kemandirian NGO & Langkah-langkah
dalam membangun Kemandirian – sebuah pengalaman YPPSE” oleh Bp.
Bambang dari YPPSE – Banjarnegara.

Point-point yang disampaikan :


1. Tema materi yang disampaikan ”Mengelola Fund Rising”.

2. Pengertian fund rising, adalah sejumlah upaya lembaga ) organisasi untuk


memobilisasi dana internal lembaga dengan kegiatan-kegiatan yang
produktif sehingga mampu memperbaiki struktur keuangan lembaga.

3. Mengapa perlu fund rising ?


- Masih banyak organisasi yang kondisi keuangannya tergantung pihak lain.
- Proyek berakhir kegiatan berakhir pula --- lembaga bubar.

4. Fund rising diperlukan untuk memperbaiki struktur keuangan lembaga,


minimal mampu membiayai operasional lembaga, sehingga tidak tergantung
lagi pada donor --- lembaga lebih medeka.

5. Bagaimana mengelola fund rising , perlu diketahui prinsip-prinsip


pengelolaan fund rising:
- Memilih jenis kegiatan perlu mempertimbangkan, Visi/misi, kebutuhan
masyarakat, ketersediaan dana, ketersediaan pengelola, kondisi
lingkungan, kelayakan dari sisi ekonomi, contoh fund rising ang
melibatkan masyarakat : pengembangan ternak (sapi, kambing, ayam dll),
kredit modal usaha (warung, menjahit, bengkel dll), Kredit pemugaran
rumah, BPR dll.

18
- Pola pendekatan dilakukan dengan pendekatan kelompok (community
approach), maksudnya hanya mereka yang telah menjadi anggota
kelompok yang dapat memperoleh pelayanan Fund Rising.
- Kriteria kelompok sebaiknya dirumuskan untuk memperjelas kira-kira
kelompok seperti apa yang dapat memanfaatkan dana Fund Rising.

6. Perlunya jalinan kerjasama dengan Bank.

7. Mengapa fund rising gagal ?


A. Dari sisi Lembaga
- Belum memahami konsep dasar fund rising.
- Belum memahami teknis mengelola fund rising (manajemen)
- Pailihan bentuk/bidang usaha tidak tepat.
- Fund rising masih dipahami sebatas bantuan sosial
- Lembaga masih ragu antara fungsi sosial dan pengembangan.
- LSM kurang profesional

B. Dari sisi Masyarakat


- Kurangnya kemampuan dan keterampilan pengurus dalam megelola fund
rising.
- Tidak adanya panduanpengelolaan fund rising
- Kegagalan usaha yang dikembangkan
- Kurangnya bimbingan dalam mengelola fund rising
- Adanya penyelewengan dana oleh pengurus/anggota.

8. Perlu adanya monitoring untuk menilai tingkat keberhasilan fund rising


pada tiap level. Monitoring harus dirumuskan secara partisipatif
(melibatkan semua pihak).

9. Pengalaman YPPSE dalam menginisiasi kemandirian lembaga dengan usaha


peternakan sapi

10. Kenapa usaha peternakan sapi menjadi pilihan ?


a. Mempunyai potensi pasar yang bagus di Banjarnegara
b. Masyarakat cukup akomodatif dan transparan untuk diajak kerjasama
c. Masyarakat sudah terbiasa dengan system gaduhan
d. Ada potensi bibit sapi kualitas unggul di sekitar Banjarnegara.

11. Inisiasi ini sebenarnya diawalnya tidak mudah. Ditemui banyak kendala
diawal kegiatan, terutama sistem koordinasi dengan instansi terkait.

19
12. Disampaikan pula beberapa keuntungan ketika inisiasi kemandirian ini
sudah berhasil, antara lain bisa memberikan kompensasi dan penggajian
yang memadai kepada para pegiat YPPSE, bisa memberikan asuransi
kecelakaan, asuransi jiwa, jamsostek, dan tunjangan hari tua.

Masih dalam Sesi II, dilanjutkan pemaparan pembahas dari peserta


Benchmarking dan Studi Banding Kemandirian NGO. Oleh Masrun, SH. Dalam
Presentasinya, disampaikan beberapa hasil kegiatan studi banding, meliputi
point-point sebagai berikut:
1. Peternakan sapi dengan system swakelola dan gaduhan yang dilaksanakan
YPPSE meliputi :
- jaminan bibit dalam keadaan sehat
- pelayanan kesehatan
- pasar alternatif
2. Koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Rumah Potong Hewan.
3. Mengembangkan system peternakan terpadu, yaitu : peternakan sapi,
pupuk kompos, dan komposnya untuk pertanian.
4. Sistem bagi hasil yang sesuai kesepakatan bersama.

Sesi III:
PEMAPARAN & DISKUSI:
Pemaparan tentang ” Pemetaan Potensi dan Permasalahan NGO Sumsel”
oleh Bp. Ahmad Samodra, SH.

Point-point yang disampaikan :


1. NGO sebagai organisasi, berfungsi sebagai alat (wadah), merupakan suatu
proses, dan bisa juga sebagai sistem.
2. Mengapa NGO lahir ?
 Keinginan bersama untuk menciptakan suatu perubahan bagi kondisi
masyarakat, lingkungan sekitar, dsb.
 Keinginan bersama sebagai wujud keberpihakan kepada masyarakat
 Respon terhadap suatu issu tertentu yang dianggap merugikan
masyarakat
 Pemerintah dianggap tidak mampu untuk merespon keinginan rakyat.
 Adanya kepentingan politik tertentu yang berkaitan dengan kekuasaan.

3. Potensi-potensi yang ada pada NGO


 Kumpulan individu yang memiliki pola pkir populis

20
 Non profit
 Sebagian memiliki kesamaan paradigma, bahkan ideologi.
 Selalu berada diantara masyarakat (fungsi pendampingan)
 Responsif terhadap issu & perubahan public yang muncul
 Negara (pemerintah) semakin memberikan ruang terhadap
keberadaannya.
 Sebagian besar masyarakat, Negara, dan donor masih menaruh
kepercayaan.
 Lebih terampil dalam menjalankan kegiatan (umumnya sering melakukan
pelatihan).
 Pada issu tertentu mudah beraliansi.

4. Kelemahan yang sering dihadapi NGO


 Tidak memiliki spesifikasi issu (bidang kerja)
 Sudah mulai berfikir profit.
 Cenderung sebagai kutu loncat (terutama bagi NGO advokasi
masyarakat).
 Friksi (konflik) internal dan eksternal umumnya tajam.
 Ketrampilan manajemen, mekanisme kerja dsb yang minim.
 Sumber dana serta pengelolaannya yang sangat terbatas.
 Belum adanya regulasi yang jelas tentang NGO.
 Sulit untuk menyatkan pandangan, karena masing-masing memiliki
prinsip yang berbeda.
 Melenceng dari kepentingan dasar.
 Sangat tergantung pada kondisi politik Negara.
 Tidak pandai merancang dan mendokumentasikan kegiatan.
 Tidak disiplin

5. Tipologi NGO dalam menyelesaikan masalah


 Emosional dan cenderung subyektif.
 Acuh, cuek
 Tidak menyadari kelemahan
 Sebagian menyadari kondisi permasalahan
 Sebagian mencoba keluar dari permasalahan.

Masih dalam Sesi III, dilanjutkan pemaparan pembahas dari peserta


Benchmarking dan Studi Banding Kemandirian NGO. Oleh Adiosyafri, S.Si
Dalam Presentasinya, disampaikan beberapa hasil kegiatan studi banding,
meliputi point-point sebagai berikut:

21
Tabel 3. Ringkasan Pemetaan Kemandirian Lembaga Lokasi Studi Banding
LEMBAGA Bentuk Potensi Keterangan
Satu Bn. YPPSE RMI yang dimiliki
nama Swadaya
1. Prasyarat untuk Legalitas lembaga (notaries),
eksistensi lembaga AD/ART, NPWP, Rekening Lembaga
sudah lengkap

INTERNAL
2. Karakter dan Visi & Misi memiliki muatan
integritas lembaga kemandirian, independensi sikap thd
donor, managemen & keuangan
transparan
3.Managemen Struktur organisasi mendukung
organisasi pencapaian Visi/misi, kualitas SDM
memadai, Jobdis dan SOP jelas,
pengembangan sayap ekonomi sudah
terstruktur dan menjadi satu
kesatuan, control dan evaluasi
perkembangan kinerja berjalan.
4. Finansial Struktur dan SOP keuangan sangat
jelas, kontribusi sayap ekonomi
sudah menjadi bagian dari sumber
tetap operasional organisasi,
system kompensasi/penggajian dan
insentif staff sudah ada regulasi yg
baik, system pelaporan keuangan
dapat diakses semua pihak
5. Networking & Memiliki hubungan baik dan tetap
Publikasi dg jaringan local, nasinal &
internasional,punya media publikasi
(leaflet, bulletin, web-site)
6. Sarana & Memiliki kantor permanent milik
Prasarana sendiri, perlengkapan kantor
memadai, memiliki alat operasional
baik, memiliki sarana penunjang
pendukung kegiatan (wisma, pusat
pelatihan, perpustakaan,
infrastruktur pengembangan sayap
ekonomi,.

EKSTERNAL
USC - SATUNAMA BINA SWADAYA YPPSE RMI
1. Yogyakarta 1. Jaringan ke 1. Adanya 1. Bogor memiliki banyak
merupakan kota pemerintah pusat keberhasilan potensi tempat wisata
pelajar. sangat baik. demplot kelompok2 alam.
2. Memiliki banyak 2. Adanya proyek2 dampingan lembaga 2. Bogor kota transisi bagi
akademisi yg gross root yang sebelumnya dalam kota besar Jakarta.
kompeten dilakukan mengelola dana 3. Bogor kawasan
3. Imeg keberhasilan pemerintah bergulir. Penyangga bagi kota

22
dari pelajar-pelajar
mengalami 2. Adanya prospek dibawahnya sehingga
keluaran Yogya kegagalan dan pasar kebutuhan harus dijamin
4. Personil lembagasebelumnya hewan ternak (sapi). konservasinya untuk
memiliki jaringan yg
diinisiasi juga oleh 3. Masyarakat keselamatan orang
luas (sbg media BS ke pemerintah dampingan dapat banyak.
market). pusat. diajak kerjasama dg 4. Adanya peluang pasar
3. Banyaknya baik (jujur dan dpt tentang produk2
kelompok-kelompok melakkan usaha dg pertanian organic.
“Fokus lembaga : masyarakat yang baik)
Training dan terorganisir 4. Banjarnegara
fasilitasi”. memerlukan wilayah produktif “Fokus Lembaga :
penguatan utk pengembangan Pengembangan
permodalan. ternak. Pendidikan Lingkungan
Hidup/Ekowisata”.
“Fokus Lembaga: “Fokus lembaga:
Mikro-kredit”. Penguatan Ekonomi
bermitra
Masyarakat”

III.2. Tahap Kerja Kelompok (Working Group)

Pada tahap Kelompok Kerja ini, ada tiga (3) pertanyaan kunci yang harus dijawab
terlebih dahulu, yaitu meliputi:

1. Apa Visi dan Misi yang disepakati untuk diperjuangkan ?..


2. Mana langkah-langkah dan pencapaian indikator-indikator yang diprioritaskan ?..
3. Persiapan-persiapan apa untuk resources yang ingin kita lakukan dalam waktu
dekat ?..

Untuk menjawab tiga (3) pertanyaan kunci diatas, maka seluruh peserta dibagi dalam
Kelompok Kerja. Seluruh peserta dibagi dalam 3 kelompok kerja. Pembagian kelompok
kerja ini disesuaikan dengan focus kegiatan NGO peserta Semiloka. Secara garis
besar, focus kegiatan NGO peserta Semiloka dapat diklasifikasikan kedalam 3 tema
besar sebagai berikut:
1. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
2. Pengembangan Ekonomi Masyarakat
3. Sosial Kemasyarakatan (Keadilan Gender, Demokrasi, dll)

Berdasarkan tiga tema diatas, seluruh peserta dibagi kedalam kelompok sesuai
dengan focus kegiatan lembaga NGO yang bersangkutan. Kepada NGO peserta

23
Semiloka diberi kesempatan untuk memilih masuk ke dalam kelompok yang diinginkan,
tetapi sebisa mungkin bisa terdistribusi secara merata kedalam 3 kelompok yang ada.

Berdasarkan 3 kelompok yang ada, maka anggota dari masing-masing kelompok adalah
sebagai berikut:
1. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (Fasilitator Adiosyafri).

Tabel 4. Daftar anggota Kelompok Kerja I


No NAMA LEMBAGA
1 Lino Wahana Bumi Hijhau
2 - KIM - Banyuasin
3 Fadli Takari KPB - SOS
4 Radian Fahmi DAMAR
5 Muhaimin IMPALM
6 Gunawan MSF – Musi Banyuasin
7 Iwan Jahu
8 Ali KPB-SOS
9 Adiosyafri SNRMC-SS
10 Untung WALHI
11 Wasi Gema Sriwijaya

2. Pengembangan Ekonomi Masyarakat (Fasilitator Ah. Zaenal Fanani, S.Hut)

Tabel 5. Daftar Anggota Kelompok Kerja II


No NAMA LEMBAGA
1 Bambang YPPSE, Banjarnegara
2 Ah. Zaenal Fanani DAMAR Palembang
3 Nurnajati Kemasda
4 M. Subardin LBH Palembang
5 Masrun Zawawi LPH-PEM
6 Radian Fahmi DAMAR Palembang
7 Yabani YM3
8 Amir Hamzah Foslima - OKI
9 Gunawan MSF MUBA
10 Pudijaka Majalah Agribisnis
11 Irwan Efendi Puskokatara Musi Banyuasin

24
3. Sosial Kemasyarakatan (Keadilan Gender, Demokrasi, dll) --- (Fasilitator Ahmad
Samodra, SH).

Tabel 6. Daftar Anggota Kelompok Kerja III


No NAMA LEMBAGA
1 Roseka Sari Solidaritas Perempuan
2 Dian Maulina Perserikatan OWA
3 Naziri Burhian YKMP
4 Restu Anda YPBHI
5 Indra Satria, S.Sos Puskokatara Banyuasin
6 Irhadi PBR
7 Rasyid Lembaga Mutiara Madani
8 Hamka Forum Pemuda Pantai Timur (FPPT)
9 Agustina, S.Pd Patriot Bela Bangsa (PBB)
10 Ahmad Samodra, SH LPH - PEM
11 Candra Desferli LPH - PEM

Di tiap Kelompok diharapkan dibahas dan digali kembali tentang Visi dan Misi sesuai
kelompok yang bersangkutan. Untuk kelompok 1. menggali tentang Visi dan Misi yang
berkenaan dengan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Kelompok 2.
Menggali tentang Penge,bangan Ekonomi Masyarakat, sedangkan Kelompok 3
Menggali tentang Sosial Kemasyarakatan. Dengan digalinya kembali tentang Visi an
Misi diharapkan orientasi NGO-Ngo yang dalam satu kelompok menjadi focus dan
arahnya jelas.

Disamping menggali kembali tentang Visi dan Misi , diharapkan ditiap kelompok juga
merumuskan langkah-langkah yang akan diambil dalam rangka mewujudkan
kemandirian tersebut. Langkah-langkah yang telah di list tersebut harap bisa
diurutkan sesuai skala prioritas atau tingkat kepentingannya. Tiap langkah yang
dirumuskan hendaknya dilengkapi pula criteria atau indicator yang terukur untuk
memudahkan dalam pengukuran pencapaian kemandirian tersebut.

Jadi secara singkat, tugas-tugas kelompok kerja dibagi atas :


I. Tugas Pertama (I) :
Mendiskusikan dan bertukar pikiran dengan teman-teman dalam kelompok kerja
tentang visi dan misi dari masing-masing lembaga anda. Tuliskan dalam kertas
flipchart/pinboard apa-apa yang menjadi keputusan hasil bersama.

25
II. Tugas Kedua (II) :
Rencana Strategi Program.
- Tentukan bersama masing-masing apa yang menjadi prioritas lembaga anda/
kelompok kerja sesuai kriteria/indikator yang disepakati untuk waktu dekat.
(melihat rencana 5 tahun kedepan ---- menentukan rencana tahun 2006).
- Diskusikan dan tentukan prioritas langkah-langkah kegiatan yang ingin
dilaksanakan.

HASIL PEMBAHASAN KELOMPOK 1. PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM


DAN LINGKUNGAN HIDUP

Tabel 7. Ringkasan Hasil Pembahasan Visi & Misi Kelompok Kerja I


VISI/MISI FOKUS TUJUAN LANGKAH-LANGKAH (STRATEGI)

Unsur-unsur Visi dan 1. Mengelola SDA yang 1. Penguatan Kapasitas (Capacity


Misi : partisipatif Building)., baik kapasiats manajerial,
2.Mengelola SDA kapasitas SDM, maupun kapasitas
1. Pengelolaan SDA berbasiskan masyarakat kelembagaan, melalui kegiatan-
yang partisipatif. 3.Mengelola SDA dan LH kegiatan pelatihan.
2.Pengelolaan SDA yang lestari dan 2. Penggalian Dana (Fund Rising), yaitu
berbasis berkelanjutan dengan membangun sayap ekonomi,
masyarakat. 4.Sharing informasi kerjasama dengan pihak donor dan
3.Pengelolaan SDA penggalangan dana publik.
dan LH yang lestari 3. Penguatan Jaringan, melalui inisiasi
dan berkelanjutan pertemuan-pertamuan (diskusi rutin),
4.Sharing informasi sharing informasi, mengembangkan
media publikasi, menghadiri
pertemuan-pertemuan (lokal,
nasional, internasional).
4. Kaderisasi, melalui rekruitment staff
dan voluunteer.
5. Penguatan Data Base

26
HASIL PEMBAHASAN KELOMPOK 2. PENGEMBANGAN EKONOMI
MASYARAKAT (PEMBERDAYAAN MASYARAKAT)

Tabel 8. Ringkasan Hasil Pembahasan Visi & Misi Kelompok Kerja II


VISI/MISI FOKUS TUJUAN LANGKAH-LANGKAH
(STRATEGI)
VISI: 1. Terbangunnya 1. Melakukan berbagai pelatihan
Terwujudnya masyarakat yang kesadaran kritis dlm rangka meningkatkan
sejahtera, adil, makmur dan masyarakat yg kapasitas sumberdaya
mandiri yang dibangun demokratis scr adil lembaga. (TOT Gender,
berdasarkan prinsip-prinsip baik dari segi ekonomi, Pelatihan manajemen
kebersamaan, berkelanjutan social, budaya maupun kelompok, pelatihan
dalam mengelola potensi yang politik. manajemen keuangan, TOT
ada secara demokratis dan 2.Meningkatkan ERT dll).
berkeadilan gender. kesejahteraan social
ekonomi masyarakat 2.Membanun jaringan kerja
secara adil, mandiri dan antar LSM, Donor dan
berkelanjutan Pemerintah
MISI: 3.Terwujudnya system
1. Membangun kesadaran kritis informasi yg mudah 3.Mendorong peningkatan
masyarakat yg demokratis dan diakses masyarakat. kapasitas masyarakat dlm
adil baik dari segi ekonomi, 4.Meningkatnya mempengaruhi kebijakan yang
social, budaya maupun politik pengetahuan dan menguntungkan kepentingan
2.Meningkatkan pemberdayaan ketrampilan masyarakat akses etrhadap sumberdaya.
masyarakat dlm segala bidang yang berwawasan dan
yang susuai karakteristik local. berkeadilan gender. 4.Inisiasi sayap ekonomi
3.Memberdayakan masyarakat
dalam memperoleh informasi 5.Pendampingan KSM
dan pengetahuan
4.Meningkatkan pengeahuan dan
ketrampilan msyarakat yg
berwawasan dan berkeadilan
gender.

27
HASIL PEMBAHASAN KELOMPOK 3. SOSIAL KEMASYARAKATAN

Tabel 9. Ringkasan Hasil Pembahasan Visi & Misi Kelompok Kerja III
VISI/MISI FOKUS TUJUAN LANGKAH-LANGKAH
(STRATEGI)

VISI: Eksternal : 1. Pendidikan/pelatihan gender.


Terwujudnyan - Tersedianya lapangan kerja utk 2.Sosialisasi dan kampanye ttg
masyarakat yang masyarakat desa. kekerasan dalam rumah tangga
sejahtera, berdaulat - Terbangunnya 3.Pembinaan KBU
dan berkeadilan lembaga/organisasi perempuan 4.Penyuluhan dan penerangan
gender. dan anak yang mandiri hukum.
- Tersedianya fasilitas umum utk 5.Pendampingan
MISI: masyarakat 6.Pengorganisasian masyarakat
1. Penyadaran - CBO’s sebagai media saling
2. Memperjuangkan belajar masyarakat
3.Penguatan - Terciptanya perempuan yang
4.Pemberdayaan kuat membela hak-haknya.
5.Pendidikan
Internal : 1. Membuat renstra action plan
Kepentingan dan - Terbangunnya lembaga yang NGO
hak-hak hukum mandiri, independen dan aktif 2. Membangun kemitraan
masyarakat yang dalam mendorong terciptanya 3. Pendidikan keterampilan
lemah dan tertindas masyarakat yang sejahtera dan 4. Kaderisasi
(eks. perempuan, berkeadilan 5. Training keuangan
anak-anak). - Terbangunnya profesionalitas 6. Fund rising
kerja lembaga 7. Seminar, lokakarya
8. Menjadi trainer dll

28
INDIKATOR – INDIKATOR YANG TERDAFTAR PENTING MELIPUTI :

INDIKATOR

Kepemimpinan Persiapan utk


yang berteladan Kaderisasi

Visi dan Misi Orientasi focus Punya konsep yg


yang jelas dan arahnya jelas bagus dan jelas

Punya Karakter Konsistensi Ahli


yang kuat dlm dibidangnya
penanganan

Sumberdaya Walaupun NGO,


SDM yang kuat Kreativitas yg
Manajemen hrs
tinggi
professional

Mau membayar
utk investasi Memenuhi
Kebutuhan
Kel.Swadaya
Punya optimisme (KS)
utk bisa survive

Prinsip
Ekonomi
Kerakyatan

Networking
Hulu-hilir

Kegiatan beradaptasi Building


sesuai situasi,kondisi Capacity
dan kebutuhan

Mau belajar

29
SKALA PRIORITAS TIAP KELOMPOK KERJA

KELOMPOK 1. PENGELOLAAN SDA DAN LINGKUNGAN HIDUP

Tabel 10. Skala Prioritas Kegiatan Kelompok Kerja I


No PRIORITAS YANG DAPAT DIPERSIAPKAN
(SUMBER DAYA)
1 Penguatan Kapasitas :
1.a.Pelatihan Kepemimpinan & 1.a.1 Struktur jelas
manajemen organisasi 1.a.2. Program kerja jelas
1.a.3. SOP & JOD
1.b. Pelatihan negosiasi 1.b. Agenda lembaga jalan sesuai jadwal
1.c. MAgang (on the job training) 1.c. Transfer pengetahuan
1.d. Teknik penyusunan program 1.d. Proposal yang layak

2 Penggalangan Dana
2.a. Membangun sayap ekonomi 2.a.1. Adanya badan usaha
2.a.1. Usaya yang menguntungkan
2.b. Kerjasama dg pihak donor 2.b. Adanya proposal yang diterima
- Membangun relasi donor.
- Seminar lokakarya
- Pengajuan proposal & loby
2.c. Penggalangan dana public 2.c.1. Adanya kelompok penyumbang
- Pengemasan issu 2.c.2. adanya jumlah dana
- Kampanye/publikasi
- Membuka rekening publik

3 Penguatan Jaringan
3.a. inisiasi pertemuan-pertemuan & 3.a. Adanya pertemuan yang regular (2
diskusi bulan sekali).
3.b. Mengembangkan meia publikasi 3.b. Adanya media pubikasi

4 Pengembangan & Pembangunan Pusat 4. Adanya pusat data base


Data Base

30
KELOMPOK 2. PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT (PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT)

Tabel 11. Skala Prioritas Kegiatan Kelompok Kerja II

No PRIORITAS YANG DAPAT DIPERSIAPKAN


(SUMBER DAYA)
1 Capacity Building :
1.a. Pelatihan pembuatan/ketrampilam 1.a. Satu personil yg expert dan telah
sablon memiliki jaringan.
1.b. Pelatihan KMO 1.b. Instruktur yg berpengalaman dan
kompeten tersedia
1.c. Pelatihan Moderasi metode “ ZOPP” 1.c. ----- idem -----
1.d. Pelatihan Gender 1.d. ---- idem -----

2 Networking
2.a. Kemitraan Strategis dg BP dan Balai 2.a. MOU
Sembawa
2.b. Magang di NGO Mandiri 2.b. Telah ada hubungan dg YPPSE, Bina
Swadaya, USC-Satunama

3 Pembuatan Sayap Ekonomi


3.a. Kredit mikro bagi petani kecil 3.a. Lembaga telah membina KSM yg
aktif (tabungan keluarga, tabungan
ibu-ibu dll)
3.b. “Bagi Hasil” usaha peternakan 3.b. ----- idem ----
3.c. Membangun kebun kolektif bersama 3.c. Ada lahan kolektif yg dapat
masyarakat diusahakan oleh kelompok
dampingan namun terkendala dana.
3.d. Biro perjalanan 3.d. Tersedia “Captive Market” di
kalangan NGO sendiri.
4 Kerjasama dg program pemerintah dan 4.1. Lembaga mempunyai jaringan dan
perbankkan (ex. Gerhan, Replanting lobby dg pengambil kebijakan
KAret, SSFFMp dll) 4.2.Lembaga memiliki pengalaman dlm
berhubungan dan membangun
kepercayaan dg lembaga pembiayaan.

31
KELOMPOK 3. SOSIAL KEMASYARAKATAN (Gender, Demokrasi dll)

Tabel 12. Skala Prioritas Kegiatan Kelompok Kerja III


No PRIORITAS YANG DAPAT DIPERSIAPKAN
(SUMBER DAYA)
1 Capacity Building
1.a . Training Keuangan, administrasi dan -
Fasilitator (gender dll)
1.b. Kaderisasi -
1.c.TOT Pengorganisasian, microfinance, -
kesehatan, pendidikan
1.d. TOT Review Planning u/ CBO scr -
partisipatif

2 Membangun Kemitraan
2.a. Workshop 10 jaringan -
2.b. Studi Banding -
3 Pengembangan Sayap Ekonomi Produktif
Lembaga
3.a. Membuka bengkel utk pemuda -
pengangguran.
3.b. Home industri utk ibu rumah tangga -
(makanan)
3.c. Pembukaan lahan pertanian/tanaman -
holtikultur
3.d. Jasa pengacara. -

32
IV. EVALUASI (HAL YANG DISUKA DAN TIDAK DISUKA PADA SEMILOKA)

Tabel 13. Evaluasi Hal-hal yang disukai selama jalannya Semiloka.


No HAL YANG DISUKA
1 Antusiasme yang tinggi dari peserta
2 Tambah pemahaman
3 Semiloka ini bagus, namun perlu tindak lanjut supaya NGO benar-benar
bisa mandiri
4 Mendapat konsep yang ideal untuk kemandirian NGO
5 Making Easy
6 Materi baik
7 Tambah ilmu dan pengalaman
8 Rencana CD spesifik ke kemandirian
9 Instrukturnya menguasai materi dan dengan contoh-contoh lokal
10 Supaya melestarikan lingkungan dan SDA di masyarakat
11 Saya suka Semiloka ini karena untuk menambah wawasan
12 Sudah ada titik terang mengenai komitmen tentang kemandirian
13 Membuka wawasan baru dalam ber NGO
14 Keterbukaan, antusias
15 Bagus karena ada fasilitatornya
16 Kegiatan ini menambah ilmu dan wawasan yang perlu dilakukan lagi
17 Bisa ditindak lanjuti, menambah pengetahuan
18 Dapat menambah pengetahuan perbaikan-perbaikan yang akan datang
19 Dapat ilimu, teman dan pengalaman
20 Memperluas wawasan pemikiran bagi anggota LSM pada tiap kabupaten
21 Adanya tukar pengalaman dari lembaga-lembaga yang telah berhasil dalam
kemandirian
22 Membahas inisiatif kemandirian yang merupakan kebutuhan bersama
23 Dapat ilmu pengetahuan, menambah jaringan, wawasan dan pengalaman
baru
24 Sudah OKE

33
Tabel 14. Evaluasi Hal-hal yang tidak disukai selama jalannya Semiloka.
No HAL YANG TIDAK DISUKA
1 Wktu kita kurang disiplin saat seminar
2 Materi harus diperdalam, waktu yang diperpanjang
3 Ketertiban peserta kurang, kesejahteraan peserta kurang diperhatikan
4 Banyak peerta yang tidak aktif diskusi
5 Ruangan workshop kurang representatif
6 Waktu kurang untuk analisa lebih tajam
7 Sedikit bicara banyak kerja, satu untuk semua – untuk bersatu
8 Ruangan bising, sulit untuk konsentrasi
9 Acaranya kurang hidup
10 Ruangannya tidak pas untuk diskusi
11 Penyelenggara tidak konsisten tentang masalah transportasi
12 Suasana belajar tidak kondusif dan tempat tidak strategis
13 Fasilitas kurang OK, narasumber tidak fokus, lokasi semiloka bising
14 Suasana ruangnya kurang mendukung
15 Suasana tak kondusif
16 Asisten fasilitator lebih OK lagi yach
17 Ruang panasss…!
18 Contoh-contoh fakta kurang mendukung
19 Penggalian materi belum mendalam sehingga keobjectifan tidak
tertampakkan
20 Materi arahnya kurang jelas
21 U/ konsumsi siapa dan apa bahan-bahan dan data-data yang diperoleh
22 TOR kegiatan supaya sudah disampaikan kepada peserta sebelum
kegiatan dilaksanakan

34
V. SARAN-SARAN DAN REKOMENDASI

1. Konsep yang telah terumuskan yang sesuai dengan Sumatera Selatan hendaknya bisa
ditindak lanjuti menjadi program internal dimasing-masing lembaga NGO peserta
Semiloka.

2. Meningkatkan penguatan kelembagaan dan Sumberdaya Manusia melalui kegiatan-


kegiatan pelatihan/training, secara berkesinambungan dalam jangka panjang.

3. Pelatihan-pelatihan (training) yang dilaksanakan dan di fasilitasi SSFFMP, hendaknya


lebih banyak lagi melibatkan NGO-NGO, tidak hanya anggota SNRMC-SS atau
anggota-anggota Pokja, melainkan juga NGO diluarnya. Hail ini mengingat bahwa
manfaat proyek yang paling besar dirasakan kalangan NGO adalah dalam bentuk
training/pelatihan untuk membantu meningkatkan kapasitas SDM dan Organisasi
kelembagaan NGO.

4. Diharapkan bisa diperjelas dan dipertajam lagi bentuk bentuk fasilitasi teknis yang
bisa diberikan SSFFMP kepada kalangan NGO.

5. Kegiatan-kegiatan SSFFMP mulai sekarang bisa didorong kearah fasilitasi yang lebih
intensif kepada kalangan NGO, masyarakat, dan instansi teknis pemerintah dalam
rangka keberlanjutan proyek dimasa depan.

6. Fasilitasi yang lebih intensif kepada NGO bisa dimulai dengan memfokuskan diri
pada beberapa NGO tertentu yang dirasa mempunyai kapasitas memadai.

35
VI. LAMPIRAN-LAMPIRAN
VI.1. Lampiran 1. Daftar Peserta

No NAMA LEMBAGA ALAMAT


1 Ir. Wasi . D Gema Sriwijaya Mariana,Banyuasin
2 Wahino SP Dishutbun BA Banyuasin
3 Indra Satria,S.Sos Puskokatara BA Mariana, BA
4 Fadly Takari KPB-SOS Palembang
5 Apriliana Wahana Bumi Hijau Palembang
6 Yabani YM3 Tanjung Batu - OI
7 Nurnajati ZA Kemasda Seribandung OI
8 A. Samodra LPH-PEM Palembang
9 A. Muhaimin IMPALM Palembang
10 Radian Fahmi DAMAR Kayuagung - OKI
11 Pudiyaka Mjlh Agribisnis Palembang
12 Gunawan Sekretariat MSF Sekayu MUBA
13 Irwan Efendi Puskokatara MUBA Sekayu MUBA
14 Masrun Zawawi LPH-PEM Palembang
15 Bambang YPPSE BAnjarnegara, Jawa Tengah
16 Supary. Ms - Banyuasin I
17 Amir Hamzah FOSLIMA OKI
18 Lino WBH Palembang
19 Rasyid LMM Palembang
20 Agustina S.Pd PBB Sekayu MUBA
21 Dian Maulina OWA Palembang
22 Hamka M.Yudha FPPT Pampangan
23 Irhadi PBR Palembang Palembang
24 Naziri Burhian YKMP Ogan Ilir
25 Restu Anda YPBHI- NSN Jln HM. Saleh Palembang
26 Candra D, SH LPH-PEM Palembang
27 M. Subardin LBH Palembang Jl.Sumpah Pemuda Plg
28 Iwan.W Jahu - SS Palembang
29 Untung Saputra WALHI Sumsel Palembang
30 Roseka Sari SolidaritasPerempuan Palembang
31 Adiosyafri WBH Palembang
32 Feri Formapati Jl. Irigasi Palembang
33 Deli Puspita IMPALM Palembang
34 Ah. Zaenal F DAMAR Palembang
35 Anita SNRMC-SS Palembang

36
VI.2. Lampiran 2. Agenda Semiloka

No TANGGAL JAM (WIB) KEGIATAN


1 26 Juli 2005 08.00 – 08.30 Registrasi Peserta
08.30 – 08.45 Sambutan ketua Panitia
08.45 – 09.00 Sambutan dan Pembukaan dari SSFFMP
09.00 – 10.00 Pemateri sesi I (Konsepsi kemandirian NGO
berikut criteria dan indicator) + Diskusi
Penanggap Konsepsi Kemandirian (pengalaman
lokasi studi banding) + Diskusi
10.00 – 10.30 Coffee Break
11.30 – 12.15 Pemateri Sesi II (Pemetaan Potensi &
permasalahan kemandirian) + Diskusi
12.00 – 12.30 Penanggap Pemetaan Potensi & Permasalahan
(pengalaman lokasi studi banding) + Diskusi
12.30 – 13.30 Makan Siang + Sholat
14.00 – 15.00 Pemateri sesi III (Kerangka kerja
kemandirian lembaga berikut langkah-langkah
dalam membangun kemandirian) + Diskusi
15.00 – 15.30 Break
15.30 – 16.30 Penanggap Kerangka Kerja Kemandirian &
langkah –langkah membangun kemandirian
(pengalaman lokasi studi banding) + Diskusi

3 27 Juli 2005 08.00 – 08.30 Penjelasan teknis sesi kelompok kerja


a. Workshop sesi I (Tools untuk pemetaan
isu,focusing tema dlm rangka perumusan
program yg sesuai potensi Sumsel dan bisa
mendukung kemandirian lembaga
b. Worksop sesi II (Penyusunan kerangka
kerja kemandirian lembaga dan langkah-
langkah dlm membangun kemandirian).
c. Workshop sesi III (Kriteria dan indicator
kemandirian lembaga).
08.30 – 10.00 Workshop (Kerja Kelompok)
10.00 – 10.30 Coffee Break
10.30 – 12.30 Lanjutan Workshop (Kerja Kelompok)
12.30 – 13.30 Makan siang & sholat
13.30 – 15.00 Panel Presentasi Hasil Workshop (Kerja
Kelompok) + Diskusi & Klarifikasi
15.00 – 15.30 Coffee Break
15.30 – 16.00 Lanjutan Diskusi, Klarifikasi
16.00 Penutupan

37
VI.3. Lampiran 3. Foto-Foto Kegiatan

NO NO

1 2

KETERANGAN : KETERANGAN :
Pengantar dan pembukaan oleh Karl H. Skema Kemandirian NGO oleh Bp. Rusdi
Steinmann (Co. Director SSFFMP) Z. Ramon (NGO Dev.Specialist SSFFMP)

3 4

KETERANGAN KETERANGAN :
Fasilitasi Semiloka oleh Bp. Faisal Djalal Presentasi Konsepsi kemandirian NGO
oleh Bp. Baehaqie

5 6

KETERANGAN KETERANGAN :
Sharing pengalaman inisiasi kemandirian oleh Working Group Kelompok 2.
Bp. Bambang dari YPPSE Banjarnegara Pengembangan Ekonomi Masyarakat

38
7 8

KETERANGAN : KETERANGAN :
Working Group Kelompok 1. Konservasi SDA Salah satu hasil pembahasan dalam
dan Lingkungan Hidup Working Group

9 10

KETERANGAN KETERANGAN :
Presentasi hasil Working Group Strategi dan Konsep Pengembangan
NGO

11 12

KETERANGAN :
KETERANGAN Dokumentasi bersama di akhir acara
Diskusi PANEL Penyusunan RTL Semiloka.

39

Anda mungkin juga menyukai