Anda di halaman 1dari 2

CUPAK DAN GURANTANG

Cupak dan Gerantang dua orang yang sangat berbeda. Cupak seorang kakak berperawakan
tambun dan tinggi besar, licik, rakus, pendengki, suka berbohong dan mencuri menjadi
sifatnya. Wajahnya pun jelek dan seram, tutur katanya kasar dan tidak sopan. Gerantang
seorang adik berperawakan tegap namun luwes, tutur katanya halus dan sopan, berwajah
tampan nan gagah, baik, jujur dan pemaaf menjadi sifatnya.

Kedengkian dan iri hati yang menyelimuti hati Cupak membuatnya dendam dan berusaha
membunuh adiknya, Gerantang. Namun sang adik terus saja memaafkan apa pun yang telah
dibuat si Cupak untuk menyingkirkannya. Mereka berdua hidup di sebuah negara yang
bernama Daha Negara yang dipimpin oleh Datu Daha sebagai rajanya.

Datu Daha mempunyai seorang putri yang sangat cantik Dewi Sekar Nitra namanya. Suatu
ketika sang putri raja diculik oleh seorang raksasa yang sangat jahat, Dewi Sekar Nitra
dikurung dalam sebuah sumur tua yang sangat dalam. Raja memberikan sayembara, bagi
siapa yang menyelamatkan sang putri, maka ia akan dinikahkan dengan sang putri dan akan
menjadi pewaris tunggal kerajaan. Terdengar oleh Cupak sayembara itu, ia mengajak adiknya
Gerantang untuk mengikuti sayembara tersebut.

Dengan bantuan kedua patih dari kerajaan Daha Negara, mereka berdua diantar ke belantara
tempat sang raksasa tinggal. Cupak sesumbar bahwa ia akan mengalahkan raksasa seorang
diri, si adik pun memperingatkannya agar tak sombong. Mendengar suara sang raksasa
mendengkur si Cupak gemetar dan kencing di celana, namun karena sudah terlanjur
sesumbar, ia memberanikan diri melawan raksasa sendirian. Ia tersungkur dan kalah, melihat
kakaknya tersungkur, Gerantang dengan sigap membantu kakaknya dan melawan sang
raksasa. Raksasa tersungkur, pingsan dan kalah. Cupak melihat kesempatan emas itu
langsung membunuh raksasa dengan sebuah keris yang diberikan Datu Daha sebelum mereka
berangkat menuju hutan. Raksasa mati dengan keris Cupak menancap di dada besar nan
bidangnya.

Sumur itu dalam sekali adikku, kau tak mau kan membiarkan kakakmu ini yang masuk ke
dalamnya? Begitu tutur Cupak kepada Gerantang. Gerantang pun paham, ia langsung
menuruni sumur tempat Dewi Sekar Nitra disembunyikan oleh sang raksasa. Dengan bantuan
seutas tali, ia menuruni sumur itu seorang diri, ia terkagum melihat kecantikan sang putri raja
yang sedang memeluk erat lututnya itu. Setelah memperkenalkan diri, ia berteriak ke arah
Cupak yang telah menunggu di permukaan sumur, Cupak dengan sigap dan penuh semangat
menarik putri raja melalui seutas tali itu. Gerantang tinggal sendiri di dalam sumur, kalau saja
aku menarik Gerantang ke atas, maka ia akan dinikahkan dengan putri, karena ia yang telah
berani memasuki sumur, mengalahkan raksasa dan tentu saja ia lebih tampan daripada aku,
siasat si Cupak. Cupak pun meninggalkan Gerantang di dalam sumur dan menutup
permukaan sumur dengan batu yang sangat besar.

Cupak menuju istana bersama putri, sang raja Daha Negara memenuhi sayembaranya, Cupak
senang bukan kepalang karena akan dinikahkan dengan putri raja. Sang putri memberikan
kesaksian bahwa Gerantang lah yang menyelamatkannya. Cupak marah dan menantang patih
kerajaan beradu Perisean (kesenian khas pulau seribu masjid), untuk membuktikan kebenaran
ucapannya bahwa ia sendirilah yang menyelamatkan putri raja.
CUPAK DAN GURANTANG

Patih kalah, Cupak semakin sesumbar. Begawe beleq (pesta besar-besaran) pun digelar di
halaman istana, menandakan akan berlangsungnya sebuah pesta pernikahan. Gerantang
berhasil keluar dari sumur tua itu dengan usaha, kesabaran dan pertolongan Tuhan. Ia
bergegas menuju istana. Melihat kehadiran adiknya yang masih hidup itu, Cupak marah dan
menantang Gerantang untuk berduel Perisean, membuktikan siapa yang telah menyelamatkan
putri raja. Gerantang sebenarnya mengalah, namun Cupak memaksa dan menganggap sikap
mengalah Gerantang ialah sebuah penghinaan, maka Gerantang menerima tantangan itu.

Cupak kalah hanya dengan beberapa kali pantokan penjalin (pukulan rotan), ia tersungkur.
Melihat kejadian itu, sang putri membenarkan bahwa Gerantang lah yang
menyelamatkannya. Cupak seketika dikepung oleh prajurit Daha, ia hendak dibunuh. Saat
Cupak hendak dibunuh, Gerantang meminta raja untuk mengampuni kesalahan kakaknya itu.
Atas permintaan Gerantang itu Cupak pun terampuni, namun sebagai hukuman ia dibuang
jauh dari istana, sementara itu Gerantang dinikahkan dengan putri raja dan menjadi pewaris
tunggal kerajaan Daha Negara. Mereka hidup berbahagia sampai akhir hayat.

Anda mungkin juga menyukai